Download - 28428593 Burst Abdomen
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
1/20
I. REKAM MEDISA. Anamnesis Umum
1. Identifikasi Nama : Nn. Sumini
Rekam medik/registrasi : 024473/59481
Umur : 46 tahun
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jalan Danau TTawoti Gang Sakti No. 04
Kedaton Bandar Lampung
MRS : 09 Februari 2010 Pukul 05.00 WIB
2. Riwayat PerkawinanBelum menikah
3. Riwayat ReproduksiMenars : 18 tahun, Banyaknya : sedang
Siklus : 30 hari, Warna : merah
Lamanya : 10 hari , Bau : amis
Hari pertama hari terakhir (HPHT) : 20 Januari 2010
4. Riwayat kehamilan/melahirkanBelum pernah hamil
5. Riwayat Penyakit DahuluDisangkal
6. Riwayat Gizi/Status Sosial EkonomiSedang
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
2/20
2
B. Anamnesis Khusus1. Keluhan Utama
Bekas luka operasi terbuka disertai keluarnya usus (operasi tanggal 29 - 01 - 2010)
2. Riwayat Perjalanan PenyakitLebih kurang 3 minggu yang lalu, os berobat ke poliklinik RSAM dengan keluhan
benjolan di perut bagian bawah selama 5 tahun dan dikatakan menderita tumor
rahim (mioma uterus). Kemudian os disarankan untuk operasi. Dua minggu yang
lalu, os MRS untuk dijadwalkan operasi pengangkatan rahim. Sepuluh hari yang
lalu, os menjalani operasi pengangkatan rahim, kemudian os dirawat di bangsal
ginekologi selama 3 hari dan kemudian diperbolehkan pulang dan disarankan untukcontrol ke poliklinik satu minggu kemudian. Saat pulang, os mengeluhkan batuk
yang menyebabkan nyeri pada luka operasi.
Empat hari yang lalu, os berobat ke poliklinik untuk kontrol luka operasi
dengan keluhan luka operasi basah dan terbuka dan batuk. Os kemudian diberi obat
makan antibiotik, vitamin dan obat pereda batuk. Dua hari yang lalu, os
mengeluhkan batuk hebat dan luka operasi terbuka makin besar terutama saat
batuk. 1 hari yang lalu, os mengeluh batuk hebat dan luka operasi terbuka lebar
disertai keluar jaringan usus dari bekas luka operasi yang terbuka, os lalu berobat
ke UGD RSU Abdul Moeloek dan disarankan untuk dirawat inap. Os mengaku
selama di rumah, os berpantang makan ikan, daging dan telur dikarenakan saran
dari orang tua (untuk menghindari rasa gatal dan perih pada luka bekas operasi)
C. Pemeriksaan Fisik1. Status Present
a. Keadaan umum : sakit beratKesadaran :composmentis
Tipe badan : piknikus
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 152 cm
Gizi : sedang
Tekanan darah : 170/120 mmHg
Nadi : 98 x/m
Pernafasan : 28 x/m
Suhu : 38,50C
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
3/20
3
b. Keadaan Khusus
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : Tekanan vena jugularis tidak meningkat, massa tidak adaThoraks : Jantung : murmur tidak ada, gallop tidak ada
Paru-paru : vesikuler normal, ronki dan wheezing tidak ada
Abdomen : Cembung, tegang, hepar dan lien sulit dinilai
Eksterimitas : Edema pretibial dan varises tidak ada, reflex fisiologis ada,
reflex patologis tidak ada
2. Pemeriksaan GinekologiPada pemeriksaan ginekologi saat masuk rumah sakit tanggal 09 Februari 2010
Pukul 05.00 WIB didapatkan:
a. Pemeriksaan LuarAbdomen cembung, tegang, asimetris, tampak luka operasi terbuka ukuran 10 x
10 cm dengan jaringan usus keluar melalui luka operasi, nyeri tekan ada, tanda
cairan bebas tidak ada.
b. InspekuloTidak dilakukan
c. Colok VaginaTidak dilakukan
d. Colok DuburTidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjangy Laboratorium :
Darah Lengkap
Hemoglobin : 9,5 gr/dl
Hematokrit :31 %
LED : 35 mm/jam
Leukosit : 31.900/ul
Trombosit : 195.000/ul
Masa perdarahan : 3 menit
Masa pembekuan : 11 menit
Hitung jenis :
Basophil : 0%, Eosinophil: 0%
Batang : 0%, Segmen : 76%
Limposit : 19%, Monosit : 6%
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
4/20
4
Kimia Darah
Total protein : 6,1 g/dl
Albumin : 2,7 g/dl
Globulin : 3,4 g/dlGula darah sewaktu : 170 mg/dl
Natrium : 135 mmo/L
Kalium : 4,5 mmo/L
Calsium : 8,6 mmo/LClorida : 107 mmo/L
E. Diagnosis KerjaPost histerektomi totalis a.i mioma uteri (11 hari yang lalu) dengan burst abdomen
F. PrognosisDubia
G. Penatalaksanaany Perbaikan keadaan umumy Observasi tanda vital ibuy Injeksi Viccilin 3 x 1 gr IV (skin test)y Perawatan luka operasi (kompres NaCl + Gentamysin 80 mg)y Rencana Re-hectingy Persiapan tindakan (alat, izin, obat, darah)
H. Follow Up10/02/10
07.00Keluhan Utama :
Luka operasi terbuka disertai keluarnya usus + batuk
Status Present
KU : sakit berat Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 88 x/m
RR : 24 x/m Suhu : 37,80CPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen cembung, tegang, asimetris, tampak lukaoperasi terbuka ukuran 10 x 10 cm dengan jaringan
usus keluar melalui luka operasi, nyeri tekan ada,
tanda cairan bebas tidak ada.
Diagnosis KerjaPost histerektomi totalis a.i mioma uteri (12 hari
yang lalu dengan burst abdomen)
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Injeksi Viccilin 3 x 1 gry Perawatan luka operasi
(kompres NaCl +
Gentamysin 80 mg)
y Nipedipin 3x10 mgy OBH sirup 3x1y Codein HCl tab 3x1y Laksadin sirup 3x1y Rencana Re-hectingy Persiapan tindakan (alat,
izin, obat, darah)
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
5/20
5
Laporan Operasi Re-Hecting
Nama pasien : Nn. Sumini Jenis anestesi : anestesi umumOperator : dr. Is Yulianto, SpOG Jenis tindakan : Re-Hecting
Asisten : dr. Chandra Mahyuddin Indikasi operasi : Burst abdomen
Instrument : Zr. Sundari Tanggal operasi : 9 Februari 2010
Anestesi : dr. Indra, SpAn
Pukul 12.00 Operasi dimulai
yPenderita dalam posisi terlentang dalam narkose umum.yDilakukan tindakan aseptic antiseptic pada lapangan operasi dan sekitarnyayDaerah operasi dipersempit dengan doek sterilyDilakukan irigasi dan pembersihan usus dengan NaCl 0,9% hangat, lalu dilakukan
pembebasan dari jaringan sekitar.
yJaringan usus dimasukkan kembali ke dalam rongga abdomenyDilakukan pembersihan jaringan nekrotikyDilakukan penjahitan peritoneum, otot dan fascia dengan dexon1.0 secara terputus
satu-satu
yDilakukan penjahitan subkutis dengan plain 2.0 secara terputus satu-satuyDilakukan penjahitan kutis dengan zide 0 terputus satu-satuPukul 13.00 Operasiselesai
10/02/10
14.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang + batuk
Status PresentKU : sakit berat Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan LuarAbdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus tidak adaDiagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen (1 jam)
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Cek Hb postoperasi,
transfusi jika Hb
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
6/20
6
11/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulangStatus Present
KU : sakit berat Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/mRR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-1
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Hb post operasi 9,0g%y IVFD RL + Orasic gtt
xxv/my Kateter menetapy Mobilisasi bertahapy Diet bertahapy Medikamentosa:
Inj Viccilin 3 x 1 gr
Inf Metronidazol 2x500mg
Inj Gentamisin 3x80mg
Inj Nonflamin 3x1 amp
y R/ terapi oral Pkl 14.00Off infuse dan kateter
12/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang + batuk
Status PresentKU : sakit sedang Sens : CMTD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-2
Penatalaksanaany Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mg
As mefenamat 3x500mg
OBH sirup 3x1
Codein HCl tab 3x1
Laxadin sirup 3x1Vitamin B komplek 3x1
13/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang + batukStatus Present
KU : sakit sedang Sens : CMTD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bisingusus ada
Diagnosis KerjaPost rehecting ai burst abdomen hari ke-3
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mg
As mefenamat 3x500mg
OBH sirup 3x1
Codein HCl tab 3x1
Laxadin sirup 3x1
Vitamin B komplek 3x1
14/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang + batuk
Status Present
KU : sakit sedang Sens : CMTD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mg
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
7/20
7
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan LuarAbdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bisingusus ada
Diagnosis KerjaPost rehecting ai burst abdomen hari ke-4
As mefenamat 3x500mg
OBH sirup 3x1Codein HCl tab 3x1
Laxadin sirup 3x1
Vitamin B komplek 3x1
15/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulangStatus Present
KU : sakit sedang Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bisingusus ada
Diagnosis KerjaPost rehecting ai burst abdomen hari ke-5
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Ganti verband, perawatan
luka operasi
y Medikamentosa:Ciprofloksasin 2x500mg
As mefenamat 3x500mgOBH sirup 3x1
Laxadin sirup 3x1
Vitamin B komplek 3x1
16/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang
Status PresentKU : sakit sedang Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak lukaoperasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-6
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Perawatan luka operasiy Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mgAs mefenamat 3x500mg
OBH sirup 3x1
Laxadin sirup 3x1Vitamin B komplek 3x1
17/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang
Status Present
KU : sakit sedang Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan LuarAbdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-7
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Perawatan luka operasiy Medikamentosa:Ciprofloksasin 2x500mg
As mefenamat 3x500mg
OBH sirup 3x1
Laxadin sirup 3x1
Vitamin B komplek 3x1
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
8/20
8
8/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulangStatus Present
KU : sakit sedang Sens : CM
TD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/mRR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-8
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy Mobilisasiy Diet biasay Perawatan luka operasiy Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mg
As mefenamat 3x500mg
Vitamin B komplek 3x1
19/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang
Status Present
KU : sakit sedang Sens : CMTD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/mRR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,
nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-9
Penatalaksanaan
yObservasi tanda vital ibu
y Mobilisasiy Diet biasay Perawatan luka operasiy Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mgAs mefenamat 3x500mg
Vitamin B komplek 3x1
20/02/10
07.00
Keluhan Utama :
Habis operasi ulang
Status Present
KU : sakit sedang Sens : CMTD : 140/90mmHg Nadi : 82 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 36,60C
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, simetris, tampak luka
operasi tertutup hipafix, fundus uterus tak teraba,nyeri tekan ada, tanda cairan bebas tidak ada, bising
usus ada
Diagnosis Kerja
Post rehecting ai burst abdomen hari ke-10
Penatalaksanaan
y Observasi tanda vital ibuy
Mobilisasiy Diet biasay Perawatan luka operasiy Medikamentosa:
Ciprofloksasin 2x500mg
As mefenamat 3x500mg
Vitamin B komplek 3x1
y Boleh pulangy Saran: Kontrol ke
poliklinik 1 minggu
kemudian untuk
perawatan luka operasi
dan angkat jahitan
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
9/20
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
10/20
10
luka. Ketika serat kolagen terisi dengan pembuluh darah baru, jaringan
granulasi akan menjadi terang dan merah. Bantalan kapiler tebal yang mengisi
matriks akan memberikan suplai nutrien dan oksigen yang dibutuhkan untukpenyembuhan luka. Fase ini terjadi setelah hari ketiga.
b.Kolagen ini kemudian akan berada diantara luka dan akan memberikan tekanannormal. Lamanya fase ini bervariasi berdasarkan tipe jaringan yang terlibat dan
tekanan atau tegangan yang diberikan luka selama periode ini.
c. Kontraksi luka juga terjadi selama fase ini. Kontraksi luka adalah proses yang
mendorong tepi luka bersama untuk penutupan luka. Hal ini akan mengurangi
area yang terbuka dan jika berhasil akan menghasilkan luka yang kecil.
Kontraksi luka akan sangat menguntungkan pada penutupan luka pada area-
area seperti glutea dan trokanter, tetapi akan membahayakan pada area seperti
tangan atau sekitar leher dan wajah dimana hal ini akan menyebabkan kelainan
bentuk dan jaringan parut berlebihan.
d. Luka operasi yang ditutup secara perprimum memiliki respon kontraksi yang
minimal. Graft kulit digunakan untuk menurunkan kontraksi pada lokasi yang
tidak diinginkan.3,4,6,7
Gambar 1. Penyembuhan luka perprimum dan persekundum. Dikutip dari11
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
11/20
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
12/20
12
luka operasi. Jika tetap dibiarkan akan terjadi penyakit yang makin memburuk
yang berakhir pada kematian. Tingkat infeksi yang terjadi pada luka operasi
berbeda-beda tergantung kepada jenis luka operasinya.
9,11
B. HematomaHematoma menyebabkan gangguan proses penyembuhan luka karena
menyediakan tempat perkembangbiakan kuman yang baik. Risiko terjadinya
hematoma akan meningkat pada luka dengan diseksi subkutis yang luas dan
perlengketan jaringan yang terjadi jelek. Hematoma pada luka biasanya disertai
dengan adanya rasa nyeri, tekanan dan pembengkakan disekitar luka.9
C. SeromaSeroma adalah pengumpulan limfe yang disebabkan oleh robeknya pembuluh
limfe saat operasi. Pembuluh limfe akan membengkak disertai dengan rasa nyeri.
Seroma pada luka dapat diatasi dengan melakukan aspirasi dengan jarum, setelah
diyakini tidak ada tanda peradangan.9
D. Dehisensi luka operasiDehisensi luka operasi adalah terpisahnya semua lapisan jahitan dinding perut
yang meliputi kulit, jaringan subkutis, fascia sampai peritoneum. Bila isi perut
keluar dari luka operasi disebut dengan wound eviseration atau burst abdomen.
Bila tidak mengenai semua peritoneum disebut dengan incomplete wound
disruption.9,10,11
Berdasarkan waktu terjadinya dehisensi luka operasi dapat terjadi dini (7-12 hari paska operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan
usia, adanya infeksi, status gizi dan faktor lainnya.9
Dehisensi luka seringkali
terjadi tanpa gejala khas, biasanya penderita sering merasa ada jaringan dari dalam
rongga abdomen yang bergerak keluar disertai keluarnya cairan serous berwarna
merah muda dari luka operasi (85% kasus).8,10,12
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
13/20
13
Gambar 3. Penyembuhan luka paska operasi abdomen. Dikutip dari4
Faktor risiko terjadinya wound dehiscence, dibedakan atas faktor preoperasi
(berhubungan erat dengan kondisi dan karakteristik penderita), operasi
(berhubungan dengan jenis insisi dan tehnik penjahitan) dan pascaoperasi
(berhubungan dengan komplikasi pascaoperasi).6,12
Faktor risiko preoperasi meliputi jenis kelamin (laki-laki lebih rentan
dibandingkan wanita), usia lanjut (>50 tahun), operasi emergensi, obesitas,
diabetes mellitus, gagal ginjal, anemia, malnutrisi dan pemakaian preparat
kortikosteroid. Faktor risiko operasi antara lain jenis insisi (mediana lebih rentan
daripada transversal), cara penjahitan (lapis demi lapis lebih rentan daripada satu
lapis), tehnik penjahitan (terputus cenderung lebih aman daripada kontinyu) dan
pemilihan benang. Sedangkan faktor-faktor pascaoperasi yang dapatmeningkatkan terjadinya burst abdomen seperti peningkatan tekanan
intraabdomen (batuk, muntah, ileus dan retensio urin), infeksi pada luka,
perawatan pascaoperasi yang tidak optimal, nutrisi pascaoperasi, terapi radiasi dan
penggunaan obat antikanker.5,9,11,13
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
14/20
14
Faktor penyebab dehisensi luka operasi berdasarkan mekanisme kerjanya
dibedakan atas tiga yaitu:
1. Faktor mekanik. Adanya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringansemakin meregang dan mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Faktor
mekanik tersebut antara lain batuk-batuk yang berlebihan, ileus obstruktif dan
hematom serta teknik operasi yang kurang.9,11,14,15
2. Faktor metabolik. Hipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia, gangguankeseimbangan elektrolit serta defisiensi vitamin dapat mempengaruhi proses
penyembuhan luka.11,15
3. Faktor infeksi. Semua faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi lukaoperasi akan meningkatkan terjadinya dehisensi luka operasi. Secara klinis
biasanya terjadi pada hari ke-6 atau 9 paska operasi dengan gejala suhu badan
yang meningkat disertai tanda peradangan disekitar luka.11,15,16
Pada penderita ini, burst abdomen atau luka operasi abdomen terbuka ditegakkan
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
15/20
15
berdasarkan temuan terbukanya atau terpisahnya kembali semua lapisan jahitan yang
ditandai dengan keluarnya jaringan granulasi dan jaringan usus melalui luka operasi
terbuka tersebut. Dehisensi luka operasi pada penderita ini digolongkan pada dehisensiluka operasi lambat, yaitu terjadinya pada hari ketujuh. Pada penderita ini terdapat
beberapa faktor risiko terjadinya dehisensi luka operasi antara lain faktor intraoperasi
(jenis insisi mediana, tehnik penjahitan dinding abdomen secara lapis demi lapis dan
pemililhan benang chromic cat gut), dan faktor pascaoperasi (peningkatan tekanan
intraabdominal, infeksi pada luka, nutrisi yang inadekuat dan perawatan pascaoperasi
yang kurang optimal).
Gambar 5. Burst abdomen pascaoperasi abdomen. Dikutip dari13
Pada dehisensi luka operasi ini faktor risiko intraoperatif cukup berperan. Tehnik
insisi mediana diketahui lebih rentan untuk terbuka daripada transversal dikarenakan
arah insisinya yang nonanatomik, sehingga arah kontraksi otot-otot dinding perut
berlawanan dengan arah insisi sehingga akan mereganggkan jahitan operasi. Selain itu,
pemilihan tehnik penutupan dinding abdomen secara lapis demi lapis juga dapat
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
16/20
16
berperan dalam terjadinya komplikasi ini. Tehnik ini di satu sisi memiliki keuntungan
yaitu mengurangi kemungkinan perlengketan jaringan, namun di sisi lain mengurangi
efektifitas dan kekuatannya. Pemakaian benang chromic catgut juga dapat menjadisuatu perhatian khusus, dikarenakan kecepatan penyerapannya oleh tubuh sering kali
tidak dapat diperkirakan.4,6,9,11
Adapun faktor pascaoperasi yang berperan pada penderita ini adalah adanya
peningkatan tekanan intraabdominal. Penderita mengeluh batuk hebat yang dimulai
sejak dua hari pasca operasi, berlanjut hingga penderita pulang dan mencapai
puncaknya dua hari sebelum penderita dirawat inap kembali, ditandai dengan
keluarnya jaringan usus dari luka bekas operasi. Tekanan intraabdominal yang tinggi
akan menekan otot-otot dinding abdomen sehingga akan teregang. Regangan otot
dinding abdomen iniah yang akan menyebabkan berkurangnya kekuatan jahitan bahkan
pada kasus yang berat akan menyebabkan putusnya benang pada jahitan luka operasi
dan keluarnya jaringan dalam rongga abdomen.
Faktor pascaoperasi lainnya yang diduga berperan adalah nutrisi. Dari anamnesis
didapatkan penderita membatasi konsumsi protein (telur, daging, ikan). Hal ini
menyebabkan asupan nutrisi terutama protein penderita menjadi inadekuat, hal ini
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kadar albumin yang rendah.
Keadaan hipoalbuminemia ini akan mengurangi sintesa komponen
sulfasimukopolisarida dan kolagen yang merupakan bahan dasar penyembuhan luka.
Defisiensi tersebut akan mempengaruhi proses fibroblasi dan kolagenisasi yang
merupakan proses awal penyembuhan luka. Hal ini akan memperlambat proses
penyembuhan luka.8,9,10,13
Berdasarkan National Nosocomial Infection Surveilance System, Culver
membedakan luka jahitan menjadi bersih, bersih terkontaminasi, terkontaminasi dan
kotor. Infeksi luka jahitan yang terjadi dini ditandai dengan peningkatan temperatur
dan terjadinya selulitis dalam waktu 48 jam setelah penjahitan. Dehisensi luka operasi
akan segera terjadi jika infeksi tidak diatasi. Infeksi dini seringkali disebkan oleh A
streptococcus B haemolyticus yang rentan terhadap Penicillin. Sedangkan pada infeksi
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
17/20
17
lanjut seringkali tidak disertai peningkatan temperatur dan pembentukan pus, dan
terutama disebabkan oleh Streptococcuc aureus. Biasanya dehisensi luka operasi
didahului oleh infeksi yang secara klinis terjadi pada hari keempat hingga sembilan pascaoperasi. Penderita datang dengan klinis febris, hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan jumlah leukosit yang sangat tinggi dan pemeriksaan jaringan di sekitar luka
operasi didapatkan reaksi radang berupa kemerahan, hangat, pembengkakan, nyeri,
fluktuasi dan pus. Oleh karenanya faktor infeksi juga diduga berperan pada dehisiensi
luka operasi penderita ini.
Pencegahan dehisensi pada luka operasi dapat dilakukan dengan cara mengenali
dengan baik dan sedini mungkin faktor-faktor risiko yang dimiliki penderita,
penggunaan tehnik operasi/penjahitan yang tepat, cara penjahitan dan perawatan luka
setelah penjahitan yang baik. Penanganan pada penderita dehisensi luka operasi adalah
dengan mengobati penyebab dari dehisensi yang terjadi. Prinsip dasarnya adalah
dengan melakukan perawatan luka dengan baik.9,11,15
Pengetahuan akan faktor
penyebab dehisensi luka (mekanik, metabolik dan infeksi) sangat berperan dalam
pencegahannya. Koreksi terhadap faktor penyebab tersebut akan sangat bermakna
dalam keberhasilan pencegahan dehisensi luka operasi. Pada kasus risiko tinggi,
pemberian antibiotik dapat diberikan sebelum tindakan dan diet tinggi kalori dan
protein dapat memberikan arti klinis yang sangat bermakna.
B. Apakah penatalaksanaan pasein ini sudah adekuat dan kapankah penjahitan kembali
dapat dilakukan?
Pada dehisensi luka operasi, tehnik jahitan ulangan tidak seluruhnya dilakukan. Dalam
perencanaan jahitan ulangan perlu dilakukan pemeriksaan yang baik seperti
laboratorium lengkap dan throraks foto. Penatalaksanaan penderita dengan luka operasi
terbuka tergantung atas keadaan umum penderita, dibedakan atas penganganan operatif
dan nonoperatif. Penatalaksanaan nonoperatif diberikan kepada penderita yang sangat
tidak stabil dan tidak mengalami eviserasi. Hal ini dilakukan dengan penderita
berbaring di tempat tidur dan menutup luka operasi dengan kassa steril atau pakaian
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
18/20
18
khusus steril. Penggunaan jahitan penguat abdominal dapat dipertimbangkan untuk
mengurangi perburukan luka operasi terbuka, namun jika keadaan umum penderita
membaik, dapat dilakukan operasi ulang secara elektif. Hernia abdominal merupakansalah satu komplikasi tersering dari luka operasi terbuka.
Penanganan operatif dilakukan pada sebagian besar penderita luka operasi terbuka.
Tindakan awal yang dilakukan adalah eksplorasi melalui dehisensi luka jahitan secara
hati-hati dan memperlebar sayatan jahitan lalu mengidentifikasi sumber terjadinya
dehisensi jahitan. Tindakan eksplorasi dilakukan dalam 48 72 jam sejak diagnosis
dehisensi luka joperasi di tegakkan. Tehnik yang sering digunakan adalah dengan
melepas jahitan lama dan menjahit kembali luka operasi dengan cara satu lapisan
sekaligus. Pemberian antibiotik sebelum operasi dilakukan, membebaskan omentun
dan usus di sekitar luka. Penjahitan ulang luka operasi dilakukan secara dalam, yaitu
dengan menjahit seluruh lapisan abdomen menjadi satu lapis. Pastikan mengambil
jaringan cukup dalam dan hindari tekanan berlebihan pada luka. Tutup kulit secara erat
dan dapat dipertimbangkan penggunaan drain luka intraabdominal. Jika terdapat tanda-
tanda sepsis akibat luka, buka kembali jahitan luka operasi dan lakukan perawatan luka
operasi secara terbuka dan pastikan kelembaban jaringan terjaga.
Prinsip pemilihan benang untuk penjahitan ulang luka operasi terbuka adalah
benang monofilament nonabsorbable yang besar. Penjahitan dengan tehnik terputus
sekurangnya 3 cm dari tepi luka dan jarak maksimal antar jahitan 3 cm, baik pada
jahitan dalam ataupun pada kulit. Jahitan penguat dengan karet atau tabung plastik
lunak (5-6cm) dapat dipertimbangkan guna mengurangi erosi pada kulit. Jangan
mengikat terlalu erat. Jahitan penguat luar diangkat setidaknya setelah 3 minggu.
Pada penjahitan kembali dehisensi luka operas pada kasus ini telah sesuai dengan
prosedur di atas.
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
19/20
19
IV. KESIMPULAN DAN SARANDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kasus ini merupakan kasu morbiditas dehisensi luka operasi. Komplikasi ini terjadiakibat multifaktorial antara lain: faktor infeksi, mekanik (batuk), metabolic
(hipoprotein). Selain itu, faktor risiko yang turut berperan adalah jenis insisi (mediana)
tehnik penjahitan (lapis demi lapis) dan pemilihan benang ( chromic).
2. Diagnosis kasus ini ditegakkan bersasarkan keluarnya janringan granulasi dan jaringanusus dari luka bekas operasi.
3. Penatalaksaan kasus ini suda adekuat, karena waktu dan tehnik penjahitan dilakukandengan tepat.
Perlu kiranya dilakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan secara lebih mendalam dan
paripurna guna menemukan penyebab pasti komplikasi pada penderita ini dan memberikan
pengobatan yang optimal. Hal ini ditujukan untuk mencegah dan mengulangi terjadinya
kembali kasus yang sama di masa depan.
V. DAFTARPUSTAKA1. Anonymous, The suture in wound closure manual. Ethicon Inc. 1994; 4-122. Barnard B, Prevention of surgical site infection. Infection Control Today Magazine, Virgo
Publishing. 2003; 1-6. http://www.infectioncontroltoday.com3. Baxter H, Management of surgical wound. Nur Time 99(13)2003;1-94. Braz FSV, Loss AB, Japiassi AM. Wound healing and sacrring sutures. The Federal
University of Rio de Janeiro. 2007; 1-5. http://www.medstudents.com.br/cirur/cirur.htm5. Cockbill S, Wound healing process. School of Pharmacy University College Cardiff. 2002;
255-260
6. Collier M, Recognition and management of wound infection. Lincolnshire Hospital. UK.http://www.worldwidewounds.com/2004/january/Collier/Management-of-Wound-infections.html
7. Enoch S, Leaper DJ, Basic science of wound healing. Sur Ox 23(2)2005; 37-42
8. Fishman TD, Phases of wound healing. Wound Care Information Network. 1995; 1-2.http://www.medicaledu.com/Advertise%20Here.htm
9. Gallup DG, Incision for gynecologic surgery. In: Rock JA, Thompson JD, eds. Te Lindesoperative gynaecology. 8th ed. New York: Lippincott-Raven , 1997; 290-291
10. Helman G, Hayes K, Health care protocol: prevention of surgical site infection. Institute forClinical System Improvement. 2006; 1-49
11. Hiyama DT, Zinner MJ, Surgical complication. In: Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Husser
-
8/2/2019 28428593 Burst Abdomen
20/20
20
WC, eds. Principles of surgery. 6th ed. New York: McGraw-Hill. 1994; 441-45212. Lund LR, Romer J, Bugge TH, et.al, Functional overlap between two classes of matrix-
degrading proteases in wound healing. Embo J 18(17)1999; 4645-465613. Mercandetti M, Wound healing, healing and repair. 2005
http://as.emedicine.com/js.ng/Params.richmedia=yes&transactionID=81607799&.
14. Molene B, Good practice in infection prevention and control. Roy Coll N 2005; 1-2015. Naumann RW, Hauth JC, Owen J, Hodgkins PM, Subcutaneous tissue approximation in relation
to wound disruption after seccarian delivery in obese women. Obstet Gyneco 1995; 85: 412-41616. Revaney L, Rowell KS, Improving surgical wound classification-why it matters. AORN J
80(2004); 208-223