-
Perancangan Aplikasi Tes Buta Warna Menggunakan Metode Ishihara pada SMKN 2 CilegonOleh: Susy Katarina Sianturi, Adi Rifkiyadi
Analisis Pengaruh Sistem Informasi Akademik dan Kemampuan (Kompetensi) Teknisterhadap Efektifitas Kerja KaryawanOleh: Darpi
Penerapan Aplikasi Interaktif Mufrodat pada Platform Android untuk Meningkatkan KualitasPembelajaran di Pondok Pesantren Al-KhairiyahOleh: Shodik Nuryadhin
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi dengan Metode Simple Additive (SAW)di PT Krakatau Daya ListrikOleh: Rulin Swatika
Manajemen Pegadaian SyariahOleh: Fajri Ali
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM)J S A Volume 7 Nomor 2 Halaman 82-181 Cilegon, Juli 2017
STIKOMAKJURNAL ILMIAH MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK INFORMATIKA
ISSN : 2338 - 3585
-
i
STIKOM AKJurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik Informatika
DEWAN REDAKSI
PEMBINAKetua STIKOM Al-Khairiyah
PENANGGUNGJAWABIr. Zainal Alwan
DEWAN PENYUNTINGKETUA : Rafiudin, M.SiSEKRETARIS : Maria Ulfah, SE
Putri Pertiwi
PENYUNTING AHLI : Ir. Sudarmono, M.KomIr. Hanan Nasrullah, MM
MITRA BESTARI : Drs. Fajri Ali, MMRulin Swastika, M.KomDarpi, M,KomDeviyantoro, MMWahyu Okta, MTSlamet Gunadi, MM
TATA USAHA : Efi Rohman, S.KomFeni Fadillah, S.Kom
DISTRIBUSI : Rizmi Samsul Rizal, S.Kom
Alamat Redaksi :GEDUNG STIKOM AL-KHAIRIYAH
Jl. H. Enggus Arja No.1 CilegonTelp/Fax 0254-378388
-
ii
STIKOM AKJurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik Informatika
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat danhidayah-Nya, Shalawat serta salam selalu tercurahkan kapada junjungan nabi besarMuhammad Saw.
Dalam rangka melaksanakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,yaitu penelitian, sebagai civitas akademika dituntut memberikan sumbangsih karya-karya intelektual dengan menyelenggarakan penelitian kepada masyarakat.
STIKOM AK, Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan TeknikInformatika diterbitkan oleh LP3M STIKOM Al-Khairiyah sebagai media untukmenyalurkan pemahaman tentang aspek MI dan TI berupa hasil penelitian lapanganatau laboratorium maupun studi pustaka. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahunyaitu pada bulan januari dan juli.
Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam media laindari dosen, peneliti, mahasiswa maupun praktisi dengan ketentuan penulisan sepertitercantum pada halaman belakang. Naskah yang masuk akan dievaluasi dandisunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.
Pada volume 7 No.2 Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan TeknikInformatika ini sebagian besar masih diisi oleh para akademisi di lingkunganSekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah dan Sekolah Tinggi lain di sekitarkota Cilegon. Semoga kehadiran jurnal ilmiah ini dapat berguna bagi siapapun danbagi para peneliti lanjutan.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penerbitan jurnal selanjutnya.Atas kerjasama semua pihak kami ucapkan terima kasih.
Cilegon, Juli 2017
Dewan Redaksi
-
iii
STIKOM AKJurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Teknik Informatika
DAFTAR ISI
Dewan Redaksi ............................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Perancangan Aplikasi Tes Buta Warna Menggunakan Metode
Ishihara pada SMKN 2 Cilegon
Oleh: Susy Katarina Sianturi, Adi Rifkiyadi ............................................... 82-97
Analisis Pengaruh Sistem Informasi Akademik dan Kemampuan
(Kompetensi) Teknis terhadap Efektifitas Kerja Karyawan
Oleh: Darpi.................................................................................................... 98-121
Penerapan Aplikasi Interaktif Mufrodat pada Platform Android untuk
meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Khairiyah
Oleh: Shodik Nuryadhin ............................................................................... 122-144
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi dengan
Metode Simple Additive Weighting (SAW) di PT Krakatau Daya Listrik
Oleh: Rulin Swastika .................................................................................... 145-172
Manajemen Pegadaian Syariah
Oleh: Fajri Ali .............................................................................................. 173-181
-
82
Perancangan Aplikasi Tes Buta Warna Menggunakan Metode Ishihara pada SMKN 2 Cilegon
Susy Katarina Sianturi, Adi Rifkiyadi
Program Studi Teknik InformatikaSekolah Tinggi Teknologi Ilmu Komputer Insan Unggul
Jalan SA Tirtayasa No 146 Cilegon Banten 42414Email : [email protected]
Email : [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memudahkan manusia dalamberbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia kedokteran. Kemajuan teknologi dibidang kedokteran turut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi. Sepertimunculnya peralatan medis yang semakin canggih dalam upaya menyembuhkan penyakitmaupun untuk melakukan deteksi dini pada kondisi-kondisi tertentu. Mata adalah organpenglihatan yang mendeteksi cahaya dan berfungsi mengetahui apakah lingkungan sekitarnyaadalah terang atau gelap. Buta warna adalah salah satu jenis penyakit keturunan yang akanterekspresi kepada pada para pria, tetapi tidak pada wanita karena wanita secara genitissebagai carrier atau pembawa sifat. Gangguan buta warna dapat diketahui dengan melakukantes buta warna, salah satu cara dengan menggunakan buku tes buta warna menggunakan citraishihara. Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi tes buta warna yangmengimplementasikan metode Ishihara. Salah satu solusi tepat agar calon siswa/siswi di SMKNegeri 2 Cilegon bisa dengan mudah melakukan tes buta warna dengan menggunakan aplikasites buta warna yang terkomputerisasi. Perancangan aplikasi tes buta warna ini menyediakan20 plate angka yang diambil dari metode Ishihara tes. Pengujian dilakukan denganmengerjakan tes buta warna berupa plate angka, hasil akhir tersebut akan keluar berupalaporan yang akan menunjukkan apakah siswa/siswi tersebut mengalami buta warna atautidak.
Kata Kunci: buta warna, aplikasi tes buta warna, metode Ishihara
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memudahkan manusia dalam
berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia kedokteran. Kemajuan teknologi di bidang
kedokteran turut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi. Seperti munculnya peralatan
medis yang semakin canggih dalam upaya menyembuhkan penyakit maupun untuk melakukan
deteksi dini pada kondisi-kondisi tertentu.
Tes buta warna merupakan salah satu jenis tes kesehatan yang mutlak diperlukan dalam
bidang-bidang tertentu seperti bidang industri, pemerintahan, pendidikan maupun bidang kesehatan.
Tes buta warna yang ada saat ini masih bersifat manual, yaitu dengan memperlihatkan sebuah buku
-
83
berisikan citra tertentu yang diberi nama citra Ishihara sesuai dengan nama penemunya Shinobu
Ishihara kepada mereka yang akan mengikuti tes buta warna. Proses ini membutuhkan waktu yang
cukup lama sehingga dianggap kurang efektif dan efisien.
Pada penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi tes buta warna menggunakan gambar-
gambar Ishihara yang diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam melakukan tes buta warna
dan menghasilkan suatu informasi yang maksimal dan efektif. Output dari aplikasi ini adalah hasil
tes setiap user dalam bentuk report yang akan di simpan dalam database komputer dan hasil tes itu
sendiri bisa di print sebagai pedoman atau arsip hasil tes buta warna.
Beberapa penelitian untuk mengembangkan aplikasi tes buta warna menggunakan metode
Ishihara telah dilakukan. Widianingsih (2010) mengembangkan aplikasi tes buta warna berbasis
desktop dengan metode Ishihara untuk mengidentifikasi buta warna total, buta warna parsial dan
mata normal. Agusta (2012) mengembangkan instrumen pengujian buta warna otomatis
menggunakan dua metode berbeda. Metode Ishihara digunakan untuk menentukan tipe mata normal
dan buta warna protan, dan metode Farnsworth digunakan untuk menentukan tipe buta warna tritan.
2. Landasan Teori
2.1 Defenisi Aplikasi
Jogiyanto (1999:12) mendefenisikan aplikasi sebagai penggunaan dalam suatu komputer,
instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer
dapat memproses input menjadi output. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aplikasi
adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau
ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk
mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna.
2.2 Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata
untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna yang terlihat tidak sesuai dengan
warna yang dilihat mata normal (Zenny, 2012:20). Pada buta warna parsial sel kerucut bersifat
sensitif dalam menangkap warna dan sel batang sensitif terhadap cahaya, sedangkan buta warna
total tidak memiliki sel kerucut sehingga tidak dapat menangkap warna.
Buta warna adalah salah satu jenis penyakit keturunan yang akan terekspresi kepada laki-
laki, tetapi tidak pada perempuan karena perempuan secara genetis sebagai carrier atau pembawa
sifat (Widianingsih, 2010. 36-37). Istilah buta warna adalah pengertian yang salah, karena seorang
penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna melainkan hanya beberapa warna, penyakit
buta warna lebih tepat bila disebut sebagai gejala gangguan penglihatan warna tertentu saja atau
disebut dengan colour vision deficiency (Karim, 2013).
-
84
Retina pada mata manusia normal mengandung dua jenis sel yang sensitif terhadap
cahaya, yaitu sel batang yang aktif pada cahaya gelap dan sel kerucut yang aktif pada cahaya terang.
Mata manusia memiliki tiga jenis sel kerucut yang masing-masing mengandung pigmen berbeda.
Sel kerucut aktif ketika menyerap cahaya, namun spektrum penyerapan cahayanya memiliki nilai
yang berbeda. Sel kerucut pertama cukup sensitif terhadap gelombang pendek (short wavelengths),
sel kerucut kedua sensitif terhadap gelombang medium (medium wavelengths), yang ketiga bersifat
sensitif pada gelombang panjang (long wavelengths). Sensitifitas penglihatan warna normal
tergantung dari spektrum cahaya yang lebih banyak diserap dari ketiga sistem (merah hijau biru),
perbedaan warna yang terlihat tergantung dari tipe sel kerucut yang distimulasi dan luasnya.
Kelainan yang dialami oleh mereka yang memiliki kelemahan penglihatan warna adalah kelainan
pada satu sel kerucut seperti tingkat penyerapan gelombang cahaya yang berbeda dari mata manusia
normal. (Widianingsih, 2010. 42).
2.3 Metode Ishihara
Gangguan buta warna dapat dideteksi menggunakan tabel warna khusus yang disebut
dengan Ishihara Test Plates. Tes buta warna dengan menggunakan citra Ishihara dikembangkan oleh
Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat itu
tes ini masih digunakan di seluruh dunia sampai sekarang. Dain (2004) menyatakan, pada beberapa
penelitian disebutkan bahwa tes Ishihara masih merupakan tes yang paling banyak digunakan dan
bentuk baku dalam identifikasi secara cepat defisiensi warna merah-hijau.
Yanuarita (2012:12) tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang di dalamnya
terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga
membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga mereka yang buta warna
tidak akan melihat perbedaan warna seperti layaknya yang dilihat orang normal (Gambar 2.1).
Metode Ishihara merupakan metode yang digunakan oleh para medis untuk menentukan dengan
cepat adanya kelainan buta warna pada seseorang (Widianingsih, 2010. 37).
Gambar 2.1. Plate Ishihara
Citra Ishihara memiliki banyak plate. Setiap plate memiliki objek berupa angka maupun
alur tertentu, warna objek (object color), dan warna latar (background color) yang berbeda. Plate
pada citra Ishihara memiliki interpretasi yang berbeda-beda antara mata normal dan penderita
gangguan penglihatan warna. Citra Ishihara yang digunakan lebih dominan menggunakan warna
-
85
merah dan hijau, sehingga hanya dapat digunakan untuk mengetahui gangguan penglihatan warna
parsial terhadap warna merah-hijau. Gangguan penglihatan pada warna biru dan kuning akan sulit
diketahui dengan menggunakan tes Ishihara karena citra Ishihara yang digunakan hanya sedikit
menggunakan warna biru dan kuning.
2.4 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar dalam penulisan blue print
software (Pressman, 2011:841). UML merupakan metode pemodelan secara visual untuk
perancangan sistem berorientasi objek. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan,
menentukan, membangun, dan membuat dokumen artefak dari sebuah sistem software yang intensif.
2.4.1 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan bagaimana user berinteraksi dengan sistem dengan
cara mendefenisikan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tujuan tertentu
(Pressman, 2010:847). Dalam use case diagram, use case ditampilkan dalam bentuk oval. Para aktor
terhubung dengan setiap use case menggunakan garis (Gambar 2.2).
Gambar 2.2 Use Case Diagram.
2.4.2 Activity Diagram
Menurut Pressman (2010:853) activity diagram menggambarkan perilaku dinamis dari
suatu sistem atau bagian dari sistem melalui aliran kontrol antara tindakan bahwa sistem melakukan
kegiatan tersebut. Hal ini mirip dengan flowchart kecuali bahwa suatu diagram aktivitas dapat
menunjukan aliran secara bersamaan (Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Activity Diagram
-
86
2.4.3 Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menunjukan komunikasi yang dinamis antara objek
selama mengeksekusi perintah (Pressman, 2010:848). Sequence diagram menampilkan metode
panggilan menggunakan panah horizontal dari pelaku ke target pelaku, diberi label dengan nama
metode dan termasuk parameter, jenis dan jenis timbal balik. Untuk kasus looping, conditional,
dan struktur kontrol lainnya dalam sequence diagram, dapat menggunakan frame interaksi seperti
persegi panjang yang mengelilingi bagian dari diagram (Gambar 2.4).
Gambar 2.4 Sequence Diagram.
3 Class Diagram
Sebuah class diagram menggambarkan hubungan antar kelas daripada hubungan antar
objek (Debbabi, Hassaine et al., 2010:39). Jadi diagram ini dapat memberikan sebuah gambaran
mengenai sistem maupun relasi-relasi yang terdapat pada sistem tersebut (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Class Diagram
-
87
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi ini adalah metode waterfall
karena metode ini menggunakan pendekatan yang sistematis dan terurut. Metode waterfall memiliki
beberapa tahapan yaitu: requirement (analisis kebutuhan), system design (desain sistem),
implementation (implementasi), dan maintenance (pemeliharaan) (Pressman, 2010). Model waterfall
pertama kali dikenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Model waterfall merupakan model klasik
yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi
tahap berikutnya (Trisno, 2010).
3.1 Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap proses tes buta warna yang ada saat ini yang
masih dilakukan secara manual. Maka diperlukan sebuah aplikasi tes buta warna berbasis komputer
untuk mengatasi hal tersebut. Studi terhadap literatur yang ada serta wawancara terhadap pakar
(dokter) dilakukan pada tahap awal analisis.
Kemudian dilakukan analisis kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras sistem yang
akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi. Aplikasi ini dikembangkan pada Sistem Operasi
Windows 7, menggunakan bahasa pemrograman Visual Studio 2008, Microsoft SQL Server 2008
untuk desain basis data, serta Active Report untuk pembuatan laporannya. Perangkat keras yang
digunakan adalah Personal Computer dengan spesifikasi Procesor Intel Atom N570 1.66GHz,
memory 2 GB RAM, Video Card Intel GMA 256 MB, dan Harddisk 40 GB.
3.2 Desain Sistem
Tahap desain aplikasi meliputi beberapa tahap seperti desain struktur navigasi, desain
UML mulai dari use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram serta desain interface
aplikasi.
3.2.1 Struktur Navigasi
Struktur navigasi merupakan rancangan hubungan rantai kerja dari beberapa area yang
berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh menu dalam aplikasi. Struktur navigasi
yang digunakan pada aplikasi ini adalah struktur navigasi hirarki yang akan memandu user ke setiap
fitur yang ada berdasarkan menu yang dipilih. Menu utama merupakan pusat navigasi yang
menghubungkan semua fitur pada aplikasi (Gambar 3.1).
-
88
Gambar 3.1 Struktur Navigasi
3.2.2 Use case diagram
Use case diagram menggambarkan hubungan antara aktor dan kegiatan yang dapat
dilakukannya terhadap aplikasi. Use case diagram untuk aplikasi tes buta warna dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Use case diagram aplikasi
Admin dan peserta sebagai aktor dari aplikasi memiliki beberapa kegiatan terhadap
aplikasi yaitu admin dapat melakukan login, menambah plates, melakukan tes, melihat hasil tes,
-
89
mencetak laporan peserta tes, dan mengganti nama instansi serta lama waktu tes. Peserta sebagai
aktor dapat melakukan tes buta warna, dan melihat hasil tes buta warna.
3.2.3 Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem yang sedang
dirancang. Pada perancangan aplikasi tes buta warna ini terdapat empat activity diagram yang
menggambarkan aktivitas utama dari aplikasi. Keempat acitvity diagram tersebut adalah activity
login, acitvity tambah plates, activity mulai tes, dan activity pengaturan.
3.2.4 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan pada sistem sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Sequence diagram untuk aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Sequence diagram aplikasi
Berikut adalah beberapa penjelasan untuk skenario yang terdapat pada sequence diagram
aplikasi seperti login, tambah plates dan tes. Pada saat admin melakukan skenario login pertama
sekali sistem akan memeriksa kesesuaian data pada basis data. Apabila data input sesuai maka
sistem akan menampilkan menu utama. Skenario input data plates dilakukan melalui Form tambah
plates pada sub menu Tambah plates di menu File. Plates yang sudah ditambah akan disimpan di
database. Admin maupun peserta dapat memulai tes dengan memilih menu Mulai Tes pada menu
utama. Pengisian data peserta diperlukan sebelum memulai tes. Tes buta warna dimulai setelah
-
90
database mengirim plates pada Form soal untuk diisi/ dijawab oleh peserta. Jawaban peserta tes
akan menjadi laporan hasil tes buta warna kemudian disimpan di database.
3.2.5 Class Diagram
Class diagram digunakan untuk mendeskripsikan setiap kelas di dalam sistem beserta
atributnya. Database sistem didesain menggunakan class diagram ini. Gambar 3.4 berikut
menyajikan class diagram dari aplikasi.
Gambar 3.4 Class diagram aplikasi
Pada class diagram terdapat empat tabel utama yang saling berhubungan, yaitu tabel
peserta, tabel plates, tabel hasil tes dan tabel hasil tes detail. Tabel peserta akan terhubung ke tabel
hasil tes bila peserta telah mengisi/input data peserta. Tabel plates akan mengirimkan gambar plates
ke tabel hasil tes detail, kemudian memeriksa apakah jawaban sudah benar. Hasil tes detail akan
disimpan dan diakumulasi menjadi hasil akhir dari tes buta warna.
3.3 Implementasi
Pada tahap ini akan dilakukan pengimplementasian rancangan yang telah dibuat pada
tahap desain, mulai dari use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram menggunakan
bahasa pemrograman Visual Basic. Net.
3.4 Basis pengetahuan diagnosa buta warna
Basis pengetahuan berisi seputar pengetahuan tes buta warna Ishihara yang diperoleh dari
pakar (Tabel 3.1). Rules yang dibangkitkan untuk basis pengetahuan tes Ishihara adalah:
1. Jika jawaban benar > 10 angka maka mata normal (IF BETUL >10 THEN NN)
2. Jika 5 < jawaban benar 5 AND BETUL
-
91
Tabel 3.1 Basis pengetahuan plate Ishihara
ID Plate Ishihara ID Plate Ishihara
1 Plate no 1 13 Plate no 13
2 Plate no 2 14 Plate no 14
3 Plate no 3 15 Plate no 15
4 Plate no 4 16 Plate no 16
5 Plate no 5 17 Plate no 17
6 Plate no 6 18 Plate no 18
7 Plate no 7 19 Plate no 19
8 Plate no 8 20 Plate no 20
9 Plate no 9 BT Buta Warna Total
10 Plate no 10 BP Buta Warna Parsial/Sebagian
11 Plate no 11 NN Mata Normal
12 Plate no 12
4. Hasil
4.1 Form login
Form login digunakan sebagai hak akses bagi user (Gambar 4.1). Diperlukan username
dan password untuk dapat mengakses aplikasi ini. Tombol Masuk berfungsi sebagai hak akses
untuk menjalankan aplikasi. Tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi.
Gambar 4.1 Form login4.2 Form main menu
Form main menu adalah tampilan menu utama aplikasi (Gambar 4.2). User dapat memulai
tes buta warna, menambahkan data plates, melihat data peserta tes, dan mengelola pengaturan pada
aplikasi melalui form ini.
-
92
Gambar 4.2 Form main menu aplikasi
4.3 Form tambah plates
Form tambah plates berfungsi untuk menyimpan gambar plates yang akan digunakan pada
tahap pengujian buta warna (Gambar 4.3). Simpan untuk menyimpan gambar plates, sementara
Hapus untuk menghapus data plates yang telah tersimpan pada database dan Keluar untuk keluar
dari Form Tambah Plates serta kembali ke Main Menu.
Gambar 4.3 Form Tambah Plates pada aplikasi
4.4 Form pengaturan
Pada form pengaturan admin dapat mengatur lamanya waktu yang diperlukan seorang
peserta dalam melakukan tes buta warna (Gambar 4.4).
-
93
Gambar 4.4 Form pengaturan aplikasi
Jika diperlukan pada form ini dapat dilakukan juga update terhadap nama dan kota asal instansi
terkait yang akan menggunakan aplikasi. Update berfungsi untuk menyimpan hasil pengaturandan
meng-update perubahan tersebut pada laporan.
4.5 Form input data peserta
Form input data peserta digunakan untuk mengisi data peserta sebelum memulai tes buta
warna (Gambar 4.5).
Gambar 4.5 Form input data peserta aplikasi
Tombol Mulai berfungsi untuk menyimpan data peserta dan melanjutkan ke form soal tes
buta warna. Batal berfungsi untuk membatalkan perintah dan menutup form input data peserta.
4.6 Form data peserta tes
Pada form ini, admin dapat melihat data peserta yang telah melakukan tes dan hasil tes
buta warna (Gambar 4.6). Tombol Hapus digunakan untuk menghapus data peserta. Tombol Lihat
-
94
hasil tes untuk melihat hasil tes peserta. Tombol Print untuk mencetak laporan data peserta
seluruhnya dan hasil laporan tersebut. Tombol Keluar untuk kembali ke menu utama.
Gambar 4.6 Form data peserta tes
4.7 Form soal tes buta warna
Pada form ini peserta yang telah melakukan pengisian data pada form input data peserta
akan melakukan tes buta warna dengan menjawab setiap pertanyaan (Gambar 4.7). Pada form ini
terdapat timer untuk mengatur lamanya tes akan berlangsung. Tombol Jawab berfungsi untuk
menyimpan sementara jawaban setiap peserta sampai tes selesai.
Gambar 4.7 Form soal tes buta warna aplikasi
4.8 Hasil tes buta warnaHasil pengujian buta warna yang sudah dilakukan peserta dapat dilihat pada laporan hasil
tes buta warna (Gambar 4.8). Pada laporan ini akan tertera identitas peserta, persentase tingkat
-
95
keberhasilan peserta dalam menjawab pertanyaan, jumlah jawaban yang benar dan salah serta hasilakhir tes buta warna sesuai dengan kategori rules yang sudah dibangkitkan.
Gambar 4.8 Hasil tes buta warna
4.9 Laporan data pesertaLaporan data peserta berisikan data lengkap seluruh peserta yang terdiri dari field Kode
Peserta, Nama Peserta, Jenis Kelamin, Golongan Darah, Alamat, dan Nomor Telepon (Gambar 4.9).
Gambar 4.9 Laporan data peserta tes
-
96
5. Kesimpulan
Aplikasi ini mampu mempermudah pengguna dalam melakukan tes buta warna, dan
memperoleh hasil tes. Hasil tes lebih cepat dan akurat karena telah diproses secara komputerisasi.
Dengan adanya aplikasi ini pekerjaan pengujian buta warna menjadi lebih efektif dan efisien
dibandingkan proses pengujian secara manual.
6. DAFTAR PUSTAKA
Agusta, S., Mulia, dkk. 2012. Instrumen Pengujian Buta Warna Otomatis. Jurnal Ilmiah Elite
Elektro, Vol. 3, No. 1. Universitas Indonesia, Jakarta.
Debbabi, M., Hassaine, F., Jarraya, Y., Soeanu, A., Alawneh, L. (2010). Verification and Validation
in System Engineering (Assessing UML/SysML Design Models). New York: Springer-
Verlag Berlin Heidelberg 2010.
Ilyas, S. 2004. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ishihara, S. 1972. Test For Colour-Blindness. Tokyo. Kanehara Shuppan Co.Ltd
Jogiyanto, H. M. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Karim, J., Saleem, M.A. 2013. Prevalence of Congenital Red-Green Color Vision Defects among
Various Ethnic Groups of Students in Erbil City. Jordan Journal of Biological
Sciences, Vol. 6, No. 3. ISSN: 1995-238. University of Salahaddin, Iraq.
Prabawati, Puspita. 2015. Sistem Pakar Diagnosa Buta Warna Berbasis Android. Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer, Universitas Negeri Semarang.
Prasetyono, D.S. 2013. Knowing Your Self. Yogyakarta. Saufa.
Pressman, R. 2010. Software Engineering A Practitioner Approach Seventh Edition. Mc Graw Hill.
Rianto, Gilang Alfian. 2015. Rancang Bangun Aplikasi Penjualan Peralatan Dokter Gigi Pada PT.
Golden Hexindo Indonesia. Thesis. STIKOM Surabaya.
Susanto, Bob. 2016. 10 Pengertian Aplikasi Menurut Para Ahli Lengkap. [Online] Tersedia :
http://www.seputarpengetahuan.com/2016/06/10-pengertian aplikasi-menurut-para-
ahli-lengkap.html [30 Januari 2017]
-
97
Trisno. 2010. Waterfall Sebagai Model Rekayasa Perangkat Lunak. Tersedia di
http://trisnowlaharwetan.wordpress.com/2010/02/07/waterfall-sebagaimodel-
rekayasa-perangkat-lunak/ [diakses pada 3/06/17].
Widianingsih, R. Kridalaksana, A. H. dkk. 2010. Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara
Berbasis Komputer. Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Mulawarman.
Samarinda.
Widianto, E. D. 2011. Pemodelan Sistem dengan UML. TA Universitas Diponegoro.
Yanuarita, Andri. 2011. Tes Buta Warna. Yogyakarta: Rona Publishing.
Zenny. 2012. Tes Buta Warna. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.
-
98
Analisis Pengaruh Sistem Informasi Akademik dan
Kemampuan (Kompetensi) Teknis terhadap Efektifitas Karja Karyawan
Darpi
Program Studi Teknik InformatikaSekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H.Enggus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443email : [email protected]
Abstrak
Bahwa saat ini Sistem Informasi Akademik yang digunakan Biro Administrasi AkademikStikom Al-Khairiyah belum dapat memenuhi semua yang diharapkan dapat memberikan pelayananyang tepat dan cepat kepada para pengguna output dari Sistem Informasi Akademik. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Akademikterhadap Efektifitas Kerja Karyawan, Kemampuan (Kompetensi) Teknis terhadap efektifitas kerjakaryawan dan secara bersama-sama Sistem Infirmasi Akademik dan Kemampuan (Kompetensi)Teknis terhadap Efektifitas Kerja Karyawan. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut : Terdapat hubungan dan positif dan signifikan antara Sistem Informasi Akademik denganEfektifitas Kerja Karyawan, : Terdapat hubungan dan positif dan signifikan antara Kemampuan(Kompetensi) Teknis dengan Efektifitas kerja karyawan dan : Terdapat hubungan dan positif dansignifikan secara bersama-sama antara Sistem Infirmasi Akademik dan Kemampuan (Kompetensi)Teknis terhadap Efektifitas Kerja Karyawan. Untuk pengujian hipotesis dari penelitian ini penulismenggunakan Korelasi Pearson Moment (Korelai Product Moment) dan analisis regreri liniersederhana dengan dua variabel untuk menguji hipotesis penelitian pertamadan kedua. Sedangkanuntuk pengujian hipotesis penelitian yang ketiga digunakan korelasi ganda dan analisis regresi linierberganda. Pada penelitian ini data-data hasil penelitian tersebut juga diuji multikolenietitas danautokorelasi-nya. Dari hasil analsisi data yang dilakukan Analisis Product Moment dan analisisregresi linier sederhana/berganda, didapatkan hasil sebagi berikut : Antara Sistem InformasiAkademik (X1) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y) diperoleh korelasi sebesar 0.176, jadi dapatdisimpulkan “Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Sistem Informasi Akademik(X1) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y)”, Antara variable Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2)dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y) diperoleh korelasi sebesar 0.478, jadi dapat disimpulkan“Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variable Kemampuan (Kompetensi) Teknis(X2) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y), tetapi hubungan tersebut lemah”, Antara variable SistemInformasi Akademik (X1) dan Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) secara bersama sama denganEfektifitas Kerja Karyawan (Y) diperoleh korelasi sebesar 0.479, jadi dapat disimpulkan “Terdapathubungan yang positif dan signifikan antara variabel Sistem Informasi Akademik (X1) danKemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) secara bersama-sama dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y),tetapi hubungan tersebut lemah”,
Kata Kunci: Sistem Informasi Akademik Kemampuan (Kompetensi), dan Efektifitas
-
99
1. Pendahuluan
Pada Biro Administrasi Akademik Stikom Al-Khairiyah terdapat sebuah Sistem Informasi
Akademik yang merupakan alat bantu bekerja bagi seluruh karyawan pada biro ini, namun
penggunaan Sistem Informasi Akademik ini memerlukan suatu keahlian tersendiri dari setiap
karyawan yang menggunakannya harus paling tidak mengenal dan pernah menggunakan komputer.
Bagi karyawan di biro ini diharuskan untuk dapat menggunakan Sistem Informasi Akademik dengan
baik dan benar. Penggunaan Sistem Informasi Akademik sangat dipengaruhi oleh kemampuan
(kompetensi) teknis dari user yang akan menggunakannya agar didapatkan hasil yang maksimal.
Permasalahan yang timbul saat ini adalah Sistem Informasi Akademik yang digunakan belum
dapat memenuhi semua yang diharapkan oleh Biro Administrasi Akademik Stikom Al-Khairiyah
untuk dapat memberikan pelayanan yang tepat dan cepat kepada para pengguna output dari Sistem
Informasi Akademik.
Pada penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian tentang adakah pengaruh antara Sistem
Informasi Akademik dan Kemampuan (Kompetensi) Teknis dari para pengguna sistem tersebut
terhadap Efektifitas Kerja Karyawan pada Biro Administrasi Akademik Stikom Al-Khairiyah.
2. Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan kepada
prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan kepada prosedur mendefinisikan sistem sebagai
berikut :
“Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prsedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-
urutan operasi di dalam sistem. Prosedur didefinisikan oleh Ricard F. Neuschel sebagai berikut :
“Prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal atau tulis menulis, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin
penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi”.
-
100
Lebih lanjut Jeffry Fitzgerald, Arda F. Fitzgerald and Warren D. Stalling, Jr, mendefinisikan
sebagai berikut :
“Prosedur adalah urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan
apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan
dan bagaimana (how) mengerjakan”.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan
sistem adalah sebagai berikut : “Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang saling
berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu.”
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini
sangat penting di dalam suatu organisasi, Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan
menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir.
a. Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu
diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.
Gambar 1. Siklus Informasi
Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima
informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan
suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut ditangkap
Proses(Model)
Output(Information)
Penerima
KeputusanTidakan
Input(Data)
Data(Ditangkap)
Hasil Tidakan
DasarData
-
101
sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
Siklus ini disebut dengan siklus informasi (Information Cycle) atau disebut juga dengan siklus
pengolahan data (data Processing Cycle).
b. Kualitas Informasi
Kualitas informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :
1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias (menyesatkan). Dimana
informasi harus akurat karena sumber informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan
banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu (Timelines)
Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi tidak
mempunyai nilai lagi.
3. Relevan (Relevance)
Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan,
bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan
pengendalian di dalam organisasi (Henry C. Lucas dalam (Jogianto, 2000:p88). Ahli lain
menyebutkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang mengarah pada penggunaan
teknologi komputer dalam organisasi yang menyajikan informasi kepada pemakai. (O’Brien,
2003:p89).
Namun Sistem Informasi juga dapat didefinisikan sebagai sebuah rangkaian prosedur formal
di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para
pemakai.(Hall, 2001:77)
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan
(input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan
informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis
permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan
bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi.
-
102
Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti.
Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak
atau aktivitasaktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik
(feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya (Jogiyanto, 2001:p56).
Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis
komputer (computer-based information system). Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah bahwa
dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih
akurat, berkualitas, dan tepat waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien.
Ada perbedaan yang cukup tajam antara komputer dan program komputer di satu sisi dengan sistem
informasi di sisi lainnya. Komputer dan perangkat lunak komputer yang tersedia merupakan fondasi
teknis, alat, dan material dari sistem informasi modern. Komputer dapat dipakai sebagai alat untuk
menyimpan dan memproses informasi. Program komputer atau perangkat lunak komputer merupakan
seperangkat instruksi operasi yang mengarahkan dan mengendalikan pemrosesan informasi
(Kristianto, 2003:p78).
2.4. Kemampuan (Kompetensi) Teknis
Perkembangan yang terjadi pada dunia usaha atau dunia kerja, dunia profesi, sistem dan tata
cara bekerja berubah sangat cepat. Seiring dengan kemajuan dibidang teknologi dan globalisasi
pekerjaan (global work). Perubahan tersebut telah memberi dampak yang signifikan terhadap lahirnya
konsep kemampuan teknis atau sering juga disebut dengan kompetensi teknis ini.
Banyak sekali terdapat definisi tentang kemampuan atau kompetensi teknis ini, tetapi definisi
yang sering dipergunakan adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari seseorang untuk
mencapai kinerja superior. Kemampuan atau kompetensi ini juga merupakan pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap (attitude) yang berhubungan dengan pekerjaan, serta
kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat tidak rutinitas.
Kelahiran konsep kemampuan atau kompetensi telah mengubah paradigma dunia kerja dalam
aktifitas penerimaan karyawan (recruitment) – seleksi dalam penempatan tenaga kerja atau seorang
karyawan. Kemampuan atau kompetensi yang dipahami dalam rumusan pengertian ini adalah
kompetensi yang diartikan sebagai “an underlying characteristic of an individual which contributes to
superior performance in a job, an particular job”. Kemampuan atau kompetensi sebagai karakter
mendasar dari seseorang yang menyebabkan sanggup menunjukkan kinerja menonjol dalam suatu
pekerjaan (Spencer dan Spencer, dalam bukunya Competence at Works; Models for Superior
Performance, 1993).
-
103
Menurut Spencer dan Spencer, kompetensi memiliki cakupan komponen mendasar yang
harus dimiliki oleh seseorang yang meliputi :
1. Ketrampilan
Yaitu ketrampilan teknis untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
2. Pengetahuan
Yaitu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
3. Peran Sosial
Yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya dalam interaksinya dengan orang lain dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan (outter self).
4. Citra Diri
Yaitu pandangan seseorang terhadap identitas dan pekerjaan sendiri (inner self).
5. Sifat
Yaitu sifat-sifat yang menentukan cara seseorang bertindak atau bertingkah laku seperti
percaya diri.
6. Motif
Yaitu kebutuhan-kebutuhan dasar seseorang yang mengarah cara berfikir dan bersikap.
Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan Kompetensi adalah “Seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu”.
Elemen-elemen kompetensi tersebut terdiri atas :
1. Landasan kepribadian
2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan
3. Kemampuan berkarya
4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai.
5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.
Kompetensi diartikan juga sebagai pengetahuan, keterampilan dan karakteristik (attributes)
yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan.” Kompetensi ini merupakan basis
dari berbagai aspek pengolahan sumber daya manusia, seperti kebijakan organisasional antara lain
-
104
penempatan, promosi, mutasi, demosi, rekrutmen, kompensasi (gaji/upah) dan pengembangan
pelatihan / manajemen karir / rencana suksesi.
Kompensasi dapat diklasisfikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Kompetensi Inti
Yaitu pemahaman terhadap visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, seperti kerja sama tim,
orientasi kepuasan pelanggan.
2. Kompetensi Manajerial
Yaitu kemampuan untuk mengelola sumber daya dan mengatur pelaksanaan tugas, seperti
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, kepemimpinan, dll.
3. Kompetensi Teknis
Yaitu pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat sangat spesifik dan berhubungan erat dengan
jenis pekerjaan seperti perencanaan tambang, analisa finansial, aplikasi komputer, dll.
4. Kompetensi Pribadi
Yaitu kompetensi bawaan seseorang yang dibutuhkan di lingkungan kerja, yang berpotensi
mempengaruhi sikap dan kinerjanya, seperti inisiatif, berfikir analis.
2.5. Efektifitas Kerja Karyawan
Setiap karyawan dalam sebuah institusi, baik yang bersifat profit oriented maupun social
oriented, telah terikat secara administratif untuk mengerjakan hal-hal yang menjadi tugas pokoknya.
Dengan demikian, tugas tersebut harus dilaksanakan sehingga terhindar dari sanksi administratif.
Persoalannya kemudian berkembang tidak hanya semata-mata apakah tugas tersebut dikerjakan atau
tidak, melainkan apakah sasaran-sasaran yang harus dipenuhi seorang karyawan terpenuhi atau tidak.
Jika sasaran tersebut terpenuhi, maka karyawan tersebut memiliki efektifitas kerja yang baik.
Efektifitas kerja berasal dari dua kata, yaitu efektifitas dan kerja. Kerja identik dengan
pelaksanaan tugas yang menurut Pareek (1985:89) adalah “suatu kegiatan tertentu yang terikat kepada
waktu, dan merupakan inti yang terkecil dalam sebuah kegiatan besar. Pada sisi lain, efektifitas
memiliki arti yang beragam tergantung dari titik pandang mana yang akan digunakan.
Menurut Griffin (1997;6) efektivitas adalah “making the right decision an succesfully
implementing them”, maksudnya adalah membuat keputusan-keputusan yang tepat dan
mengimplementasikannya dengan baik. Berdasarkan definisi tersebut, maka tahap awal sebuah
-
105
pekerjaan yang efektif adalah membuat keputusan yang tepat. Jika keputusan ini dapat dilaksanakan
dengan baik, maka aktivitas kerja tersebut dapat dikatakan efektif.
Menurut Robbins (1994:53) efektivitas adalah “sejauh mana seseorang dapat mewujudkan
tujuan-tujuannya”. Jika tujuannya tersebut dapat dicapai dengan baik, maka pelaksanaan tugas
individu tersebut akan dikatakan efektif. Sebaliknya bagi mereka yang gagal melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dapat dikatakan kurang efektif. Dengan demikian
efektifitas ini berada dalam sebuah garis kontinum dimana titik ekstrim yang paling tinggi adalah
efektif lain dan yang paling rendah adalah tidak efektif.
Menurut Handoko (1995:7) efektifitas dapat dibatasi sebagai “kemampuan untuk memiliki
tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Berbeda dengan
definisi yang sebelumnya, definisi ini memandang efektifitas sebagai sebuah kemampuan untuk
memilih tujuan dan alat selaras dengan tujuan yang akan dicapai. Jika alat yang dipilih sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan, maka gilirannya akan terjadi akselerasi pencapaian tujuan tersebut yang pada
gilirannya akan terkait dengan efektivitas kerja seseorang.
Jika disimak lebih jauh timbulnya perbedaan definisi diatas adalah akibat perbedaan
pandangan yang digunakan untuk memandang efektivitas kerja ini. Robbins (1994:83) membedakan
pandangan ini kedalam empat pendekatan, yaitu pendekatan pencapaian tujuan, pendekatan sistem,
pendekatan konstituensi strategis, pendekatan nilai-nilai. Agar lebih memahami tentang hakikat dari
masing-masing pendekatan, berikut ini akan penulis uraikan secara lebih rinci dari pendekatan-
pendekatan tersebut.
1. Pendekatan pencapaian tujuan
Pendekatan ini adalah sebuah pendekatan yang menilai efektivitas dari rasio pencapaian dengan
tujuan yang ditetapkan. Jika pencapaian ini mendekati apa yang ditetapkan, maka kerja tersebut
dikatakan efektif.
2. Pendekatan sistem
Pendekatan ini memandang sebuah pekerjaan sebagai sebuah sistem yang saling terkait. Jika salah
satu sub sistemnya gagal dilaksanakan, maka kondisi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
sesuatu yang efektif.
3. Pendekatan konstituensi strategis
Pendekatan ini menggunakan pendekatan yang mengakui kontinuitas pekerjaan. Pekerjaan
tersebut dikatakan afektif jika dapat ditindak lanjuti dengan baik.
4. Pendekatan nilai-nilai bersaing
-
106
Pendekatan ini adalah pendekatan yang mengakui bahwa tidak ada kriteria yang paling baik.
Dengan demikian tujuan yang akan dicapai serta bagaimana proses pencapaian tujuan tersebut
sangat tergantung pada situasi atau kondisi yang dihadapi.
Jika dikaitkan dengan apa yang diteliti dalam tesis ini, maka tidak ada satupun pendekatan
diatas yang dapat diimplementasikan secara keseluruhan. Dengan kata lain, efektivitas kerja karyawan
akan dinilai dalam tesis ini merupakan integrasi dari keseluruhan pendekatan diatas.
Efektivitas kerja berbeda secara substansial dengan prestasi kerja. Menurut Hersey dan
Blanchard (1988:130) bahwa “efektivitas kerja terkait dengan keserasian hubungan seseorang dengan
lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pekerjaan, sedangkan prestasi kerja adalah hasil kerja
yang telah dicapai seorang karyawan. Bukan tidak mustahil kerja ini dapat mengorbankan
lingkungannya. Dengan demikian, meskipun hasil kerjanya cukup baik, namun lingkungannya banyak
yang dikorbankan, maka pekerjaan tersebut tidak dapat disebut efektif.
Berdasarkan teori-teori pendukung yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa
efektivitas kerja adalah derajad ketercapaian tujuan yang direncanakan dengan memelihara
keseimbangan hubungannya dengan lingkungan yang tinggi rendahnya dapat ditandai dari aktifitas
karyawan dalam melaksanakan tugasnya, realisasi pencapaian target pekerjaan, keseimbangan
kemajuannya dengan lingkungan, keseimbangan prestasinya dengan lingkungan sosialnya, dan
keberhasilan skala prioritas.
3. Populasi dan Sampel
3.1 Populasi
Dari penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Biro Administrasi Akademik STIKOM Al –
Khairiyah yang berjumlah 40 karyawan.
3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah seluruh anggota populasi karyawan pada Biro Administrasi
Akademik STIKOM Al – Khairiyah sebanyak 40 orang dengan penarikan sampel penelitian sejumlah
seluruh karyawan yang ada di biro tersebut.
-
107
4. Analisa dan Hasil Penelitian
4.1. Analisa Data
Pada analisa data dilakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini penulis menggunakan
analisis regresi linier sederhana untuk hipotesis pertama dan kedua, tetapi sebelum diuji dengan
analisis regresi terlebih dahulu dilakukan pengujian korelasi antar masing-masing variabel dengan
menggunakan Korelasi Pearson Moment (Korelasi Product Moment) dengan rumus sebagai berikut :
rxy =( Xi Yi )
Xi2 Yi
2
Dari hasil perhitungan didapatkan koefisien korelasi yang hasilnya dibandingkan dengan nilai
rtabel (jika rhitung > rtabel, maka H0 ditolak). Kemudian dilakukan analisa regresi linier sederhana dengan
dua buah variable (satu variable independent dan satu variavel independent).
Y* = a + bX
Dimana :
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
x = Variabel independent
y* = Nilai yang diprediksikan
Selain itu dilakukan uji keberartian koefisien regresi dengan menggunakan uji t (t student) sebagai
pegujiannya. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis nyata tidaknya model regresi linier
dengan menggunakan uji F.
Pada hipotesis ketiga sebelum menggunakan analisis regresi linier berganda terlebih dahulu data
kedua variable dikorelasikan dengan menggunakan rumus :
Ryx1x2=r2yx1 + r
2yx2 - 2ryx1 ryx2 x1x21 - r2x1x2
-
108
Dimana :
Ryx1x2 = Korelasi antara variable x1 dengan x2 secara bersama-sama dengan variable y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara x1 dengan y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara x2 dengan y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara x1 dengan x2
Selanjutnya dilakukan analis dengan analisa regresi berganda dengan tiga buah variable
sebagai berikut:
Y* = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
a : Konstanta
b1,b2 : Koefisien Regresi
X1 : Variabel Independen
X2 : Variabel independent
Y* : Nilai yang diprediksikan
E : Kesalahan pengganggu = Pengaruh variable-variabel independent yang lain yang tidakterspesifikasi dalam model regresi tersebut.
Selain itu juga dilakukan pengujian dengan multikolonieritas yang secara matematis
pengukuran multikolonieritas dapat dirumuskan sebagai persamaan inflasi sebagai berikut :
VIF |b1| =1
( 1 - Ri2 )
Dimana : i = 1,2,3,…,n.
R2 = Koefisiena determinasi (kuadrat dari koefisien korelasi)
Prosedur pendeteksian masalah Autokorelasi dapat digunakan pengujian Durbin Watson.
Statistik uji yang dipergunakan adalah :
-
109
(et - et-1 )2
t = 2
n
n
et2
D =
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Data Sistem Informasi Akademik (X1)
Data mentah mengenai hasil penelitian Sistem Informasi Akademik (X1) yang berupa
rekapitulasi kuesioner dari pera responden ditunjukkan pada tabel 1. dibawah ini.
Tabel 1. Rekapitulasi data hasil kuesioner Sistem Informasi Akademik (X1)
dari responden.
No. SKOR UNTUK PERTANYAAN NOMOR Skor
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 1 4 5 5 2 45
2 2 4 4 5 4 5 4 2 3 4 5 5 2 5 5 59
3 2 3 2 4 4 2 2 3 1 4 4 1 5 3 1 41
4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 3 5 3 2 4 3 54
5 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 50
6 2 3 4 4 4 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 48
7 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 56
8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 57
9 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 53
10 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 60
11 1 2 3 1 1 4 1 2 3 1 5 4 1 2 1 32
-
110
12 2 2 3 4 5 4 3 3 4 4 4 3 3 2 1 47
13 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 5 57
14 1 2 2 2 3 3 2 4 2 4 4 2 1 3 3 38
15 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 5 57
16 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 2 3 3 4 2 45
17 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 45
18 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 3 50
19 3 4 3 2 4 1 2 2 2 4 3 1 5 3 1 40
20 2 4 2 4 4 5 4 3 4 4 2 2 1 4 5 50
21 3 3 3 3 4 5 3 4 4 5 5 5 1 4 4 56
22 3 4 3 4 4 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 59
23 3 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 56
24 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 59
25 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 2 4 5 50
26 3 4 4 3 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 54
27 3 3 2 3 3 3 1 4 4 1 1 1 1 5 5 40
28 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 60
29 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58
30 5 3 4 4 3 3 1 2 2 3 4 1 5 4 2 46
31 3 2 3 3 1 3 1 2 2 3 4 1 1 4 2 35
32 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 1 57
33 3 3 3 3 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 45
34 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 3 1 3 2 37
35 4 1 1 3 2 3 1 3 3 5 3 2 1 2 1 35
36 5 4 5 3 4 3 5 4 3 3 5 5 5 5 5 64
37 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
38 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
-
111
39 4 5 5 2 5 2 5 3 3 3 5 2 5 5 5 59
40 5 5 4 2 2 5 5 5 4 2 5 1 5 5 5 60
TOTAL 129 140 133 135 152 141 119 135 130 140 147 122 117 153 129 2,022
4.2.2. Data Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2)
Data mentah mengenai hasil penelitian Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) yang berupa
rekapitulasi kuesioner dari pera responden ditunjukkan pada tabel 2. dibawah ini.
Tabel 2.Rekapitulasi data hasil kuesioner Kemampuan (Kompetensi)
Teknis (X2) dari responden.
No. SKOR UNTUK PERTANYAAN NOMOR Skor
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 3 5 3 2 3 4 4 5 5 5 3 3 5 3 5 3 2 3 3 1 70
2 3 1 4 1 5 1 2 3 1 5 2 2 3 2 4 3 3 1 4 1 51
3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 5 5 5 5 5 1 5 3 87
4 3 2 3 2 4 3 1 4 2 3 1 3 3 4 4 1 5 3 4 3 58
5 5 4 5 3 4 3 4 3 5 5 5 3 3 4 4 1 3 3 5 1 73
6 4 4 3 3 3 3 2 4 4 5 3 2 5 4 4 1 1 2 5 1 63
7 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 5 5 3 5 3 84
8 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 2 4 3 5 3 83
9 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 1 4 2 5 1 73
10 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 1 1 5 1 74
11 3 4 3 2 1 1 4 3 2 1 5 4 3 2 1 1 1 3 2 1 47
12 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 60
13 4 5 3 3 3 3 5 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 85
-
112
14 5 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 2 5 1 78
15 4 5 3 3 3 3 5 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 85
16 4 4 3 2 3 4 2 5 5 5 3 5 3 4 4 1 3 3 5 3 71
17 4 5 3 4 4 5 3 5 4 5 3 3 3 4 3 1 2 1 5 2 69
18 5 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 3 5 2 83
19 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 3 5 4 5 1 1 1 4 1 74
20 5 4 3 4 5 5 3 3 4 5 3 2 5 5 4 1 2 2 5 1 71
21 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 2 5 5 5 1 84
22 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 5 4 1 2 5 1 5 3 65
23 4 5 3 3 4 3 5 4 4 4 3 3 5 4 3 1 4 1 5 3 71
24 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 3 1 4 1 5 2 71
25 5 5 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 1 5 1 82
26 4 5 3 3 4 3 5 4 4 4 3 3 5 4 3 1 4 1 5 3 71
27 3 3 3 3 3 3 1 2 5 1 1 2 5 3 5 1 4 2 5 1 56
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 5 1 70
29 4 5 3 3 3 3 3 4 4 5 3 4 3 4 5 2 3 3 5 3 72
30 3 5 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 5 5 5 70
31 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 61
32 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99
33 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 44
34 4 5 5 5 5 4 2 2 2 2 2 5 5 2 2 2 2 2 2 2 62
35 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 2 2 2 2 5 2 81
36 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 3 87
37 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 3 3 90
38 3 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 87
39 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 1 1 3 2 3 53
40 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 5 5 3 5 3 3 3 3 3 78
-
113
TOTAL1621691431331541511501571611651381441691551449813210217393 2,893
4.2.3. Data Efektifitas Kerja Karyawan (Y)
Data mentah mengenai hasil penelitian Efektifitas Kerja Karyawan (Y) yang berupa
rekapitulasi kuesioner dari pera responden ditunjukkan pada tabel dibawah ini..
Tabel 3. Rekapitulasi data hasil kuesioner Efektifitas Kerja Karyawan (Y)
dari responden.
No. SKOR UNTUK PERTANYAAN NOMOR Skor
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 5 2 4 5 4 4 4 3 4 3 2 2 4 1 4 5 4 4 2 5 71
2 3 1 3 5 2 3 2 3 1 2 4 4 5 3 3 1 1 1 3 1 51
3 5 5 5 5 4 5 5 4 1 5 1 2 4 1 5 4 3 3 3 2 72
4 5 3 3 5 2 3 4 3 3 2 2 3 4 2 5 3 2 3 2 3 62
5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 3 1 5 5 2 5 5 3 3 5 3 81
6 4 3 3 5 3 4 3 3 1 3 3 4 5 2 5 4 3 4 3 3 68
7 5 3 5 5 4 4 5 3 2 3 3 5 5 3 4 3 2 3 3 5 75
8 4 1 5 5 4 4 5 4 2 4 2 4 4 3 5 3 3 3 3 3 71
9 5 4 5 5 5 5 4 4 1 3 4 4 5 2 5 4 3 2 1 2 73
10 2 1 5 3 5 5 5 3 1 3 3 5 3 1 3 3 3 3 3 5 65
11 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 62
12 5 5 4 2 2 2 3 3 4 5 5 4 4 3 3 3 4 4 2 2 69
13 5 3 5 5 3 4 4 3 2 3 4 4 5 1 5 4 5 3 4 5 77
14 4 2 4 5 4 4 4 5 2 3 4 5 5 1 5 5 2 3 1 5 73
15 5 3 5 5 3 4 4 3 2 3 4 4 5 1 5 4 5 3 4 5 77
16 4 3 3 5 3 4 3 3 2 2 3 3 4 1 3 2 2 3 3 3 59
17 4 3 4 5 4 4 4 5 3 3 4 5 4 1 5 3 2 3 3 4 73
18 5 3 4 5 3 4 4 3 2 3 3 4 4 2 5 5 3 5 2 5 74
-
114
19 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 2 1 5 79
20 5 3 5 5 5 5 4 3 1 3 4 5 5 2 5 3 2 3 1 3 72
21 5 3 5 5 4 5 5 5 3 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 90
22 5 3 4 5 4 4 5 3 1 2 1 2 4 1 5 4 2 4 2 5 66
23 5 3 4 5 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 5 3 3 2 2 3 69
24 5 3 4 5 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 5 4 3 2 2 3 70
25 3 4 5 3 4 4 4 4 1 2 1 4 4 1 5 4 3 2 1 2 61
26 5 3 4 5 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 5 3 3 2 2 3 69
27 3 1 4 5 4 4 3 4 2 1 1 1 3 1 5 4 1 1 2 2 52
28 4 3 4 5 4 4 4 4 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 70
29 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 5 5 5 3 5 5 3 2 3 3 80
30 2 5 5 5 3 5 3 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 1 78
31 3 3 3 3 4 3 5 5 1 3 5 2 3 3 3 3 3 3 3 4 65
32 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
33 3 2 4 4 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 3 70
34 5 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 80
35 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 2 3 1 58
36 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 72
37 2 5 3 1 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 61
38 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 80
39 2 4 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 55
40 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 77
TOTAL166 131 163 171 144 157 155 146 99 129 133 147 159 92 169 149 127 121 113 134 2,805
4.2.4. Instrumen Sistem Informasi Akademik (X1)
Pengujian validitas setiap butir digunakan analisis sitem, yaitu dengan cara mengkorelasikan
skor setiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari setiap skor butir.
-
115
Dalam analisis item ini Masrum (1979) menyatakan “Teknik Korelasi untuk menentukan
validitas item ini sampai dengan saat ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan”.
Selanjutnya dalam memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi, Masrum menyatakan “Item
yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi,
menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum
untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”. Dengan demikian apabila korelasi antar butir
dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Tabel 4. Hasil analisis item instrumen Sistem Informasi Akademik (X1)
Nomor Butir Instrumen Koefisien Korelasi Keterangan
1 0,537 Valid
2 0,735 Valid
3 0,706 Valid
4 0,463 Valid
5 0,612 Valid
6 0,370 Valid
7 0,862 Valid
8 0,561 Valid
9 0,565 Valid
10 0,330 Valid
11 0,409 Valid
12 0,496 Valid
13 0,390 Valid
14 0,621 Valid
15 0,653 Valid
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa korelasi antara skor butir 1 dengan skor total adalah =
0,537, antara skor butir 2 dengan skor total adalah = 0,735 dan seterusnya.
-
116
Dari hasil uji coba tersebut, ternyata koefisien korelasi semua butir dengan skor total di atas
0,3, sehingga semua butir instrumen Sistem Informasi Akademik (X1) dinyatakan valid. Butir yang
mempunyai validitas tertinggi adalah butir 7 dengan koefisien korelasi sebesar 0,862 dan butir yang
mempunyai validitas terendah adalah butir 10 dengan koefisien korelasi sebesar 0,330.
4.2.5. Instrumen Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2)
Berdasarkan data yang terkumpul dari 40 responden yang ditunjukkan pada tabel diatas maka
terdapat 20 koefisien korelasi (jumlah butir pertanyaan ada 20 butir). Hasil analisis item untuk
instrumen Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) dutunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil analisis item instrumen Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2)
Nomor Butir Instrumen Koefisien Korelasi Keterangan
1 0,582 Valid
2 0,557 Valid
3 0,466 Valid
4 0,529 Valid
5 0,594 Valid
6 0,414 Valid
7 0,643 Valid
8 0,482 Valid
9 0,642 Valid
10 0,592 Valid
11 0,526 Valid
12 0,572 Valid
13 0,569 Valid
-
117
14 0,738 Valid
15 0,436 Valid
16 0,563 Valid
17 0,527 Valid
18 0,361 Valid
19 0,540 Valid
20 0,409 Valid
Dari tabel tersebut. dapat dilihat bahwa korelasi antara skor butir 1 dengan skor total adalah =
0,582, antara skor butir 2 dengan skor total adalah = 0,557 dan seterusnya.
Dari hasil uji coba tersebut, ternyata koefisien korelasi semua butir dengan skor total di atas
0,3, sehingga semua butir instrumen Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) dinyatakan valid. Butir
yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 14 dengan koefisien korelasi sebesar 0,738 dan butir
yang mempunyai validitas terendah adalah butir 18 dengan koefisien korelasi sebesar 0,361.
4.2.6. Instrumen Efektifitas Kerja Karyawan (Y)
Berdasarkan data yang terkumpul dari 40 responden yang ditunjukkan pada tabel rekapitulasi
data hasil kuesioner ffektifitas kerja karyawan (Y), maka terdapat 20 koefisien korelasi (jumlah butir
pertanyaan ada 20 butir). Hasil analisis item untuk instrumen Efektifitas Kerja Karyawan (Y)
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Hasil analisis item instrumen Efektifitas Kerja Karyawan (Y)
Nomor Butir Instrumen Koefisien Korelasi Keterangan
1 0.406 Valid
2 0.332 Valid
3 0.569 Valid
4 0.391 Valid
5 0.333 Valid
-
118
6 0.528 Valid
7 0.450 Valid
8 0.332 Valid
9 0.352 Valid
10 0.432 Valid
11 0.387 Valid
12 0.551 Valid
13 0.482 Valid
14 0.376 Valid
15 0.319 Valid
16 0.520 Valid
17 0.567 Valid
18 0.460 Valid
19 0.343 Valid
20 0.446 Valid
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa korelasi antara skor butir 1 dengan skor total adalah =
0,406, antara skor butir 2 dengan skor total adalah = 0,332 dan seterusnya.
Dari hasil uji coba tersebut, ternyata koefisien korelasi semua butir dengan skor total di atas
0,3, sehingga semua butir instrumen Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) dinyatakan valid. Butir
yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 3 dengan koefisien korelasi sebesar 0,569 dan butir
yang mempunyai validitas terendah adalah butir 15 dengan koefisien korelasi sebesar 0,319.
4. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan Analisis Korelasi Product Moment dan analisis regresi
linier sederhana/berganda, didapatkan hasil sebabai berikut :
-
119
1. Antara Sistem Informasi Akademik (X1) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y) diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,176. Nilai koefisien korelasi ini dibandingkan nilai table rtabel, maka
didapatkan hasil rhitung = 0,176 < rtabel = 0,312, jadi dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara Sistem Informasi Akademik (X1) dengan Efektifitas Kerja
Karyawan (Y).
Hasil pengujian nyata tidaknya model regresi linier denga menggunakan software SPSS 15.0 for
windows didapatkan nilai Fhitung = 1,216. Dengan mengambil taraf signifikan () sebesar 5%,
maka dari table distribusi F didapatkan Ftabel untuk F0,05, 1, 38 = 4,10. Dikarenakan 0,216 < 0.410,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubugnan secara linier antara Sistem Informasi
Akademik (X1) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y). Sedangkan untuk pengujian keberartian
koefisien regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Koefisien pertama (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar 7,515. Dengan mengambil taraf
signifikasi sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan 7,515 > 2,0210,
maka dapat disimpulkan konstanta berpengaruh.
b. Koefisien kedua (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar 0,463. Dengan mengambil taraf
signifikan sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan 1,103 < 2,0210,
maka dapat disimpulkan konstanta tidak berpengaruh.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 15.0 for windows didapatkan
nilai nilai a = 61,259 dan b = 0,175. Dengan demikian persamaan regresinya adalah : Y* = 61,259
+ 0,175X1
2. Antara Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y) diperoleh
koefisien korelasi sebesar 0,478. Nilai koefisien korelasi ini dibandingkan nilai table rtabel, maka
didapatkan hasil rhitung = 0,478 > rtabel = 0,312, jadi dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) dengan Efektifitas Kerja
Karyawan (Y).
Hasil pengujian nyata tidaknya model regresi linier denga menggunakan software SPSS 15.0 for
windows didapatkan nilai Fhitung = 11,255. Dengan mengambil taraf signifikan () sebesar 5%,
maka dari table distribusi F didapatkan Ftabel untuk F0,05, 1, 38 = 4,10. Dikarenakan 11,255 > 0.410,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubugnan secara linier antara Kemampuan (Kompetensi)
Teknis (X2) dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y). Sedangkan untuk pengujian keberartian
koefisien regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-
120
a. Koefisien pertama (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar 6,551. Dengan mengambil taraf
signifikasi sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan 6,551 > 2,0210,
maka dapat disimpulkan konstanta berpengaruh.
b. Koefisien kedua (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar 3,355. Dengan mengambil taraf
signifikan sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan 3,355 > 2,0210,
maka dapat disimpulkan konstanta berpengaruh.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 15.0 for windows didapatkan
nilai nilai a = 46,598 dan b = 0,325. Dengan demikian persamaan regresinya adalah : Y* = 46,598
+ 0,325X1
3. Antara Sistem Informasi Akademik (X1) dan Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) secara
bersama-sama dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,479.
Nilai koefisien korelasi ini dibandingkan nilai table rtabel, maka didapatkan hasil rhitung = 0,479 >
rtabel = 0,312, jadi dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Sistem
Informasi Akademik (X1) dan Kemampuan (Kompetensi) Teknis (X2) secara bersama-sama
dengan Efektifitas Kerja Karyawan (Y), tetapi hubungan tersebut lemah.
Hasil perhitungan analisa terhadap keberartian koefisien regresi dan kebernyataan regresi adalah
sebagai berikut :
a. Koefisien pertama (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar sebesar 5,051. Dengan
mengambil taraf signifikasi sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan
sebesar 5,051 > 2,0210, maka dapat disimpulkan konstanta berpengaruh.
b. Koefisien kedua (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar 0.228. Dengan mengambil taraf
signifikan sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan 0.228 < 2,0210,
maka dapat disimpulkan konstanta tidak berpengaruh.
c. Koefisien ketiga (konstanta), diperoleh nilai thitung sebesar 3,088. Dengan mengambil taraf
signifikan sebesar 5%, maka nilai ttabel atau t0,0025,38 = 2,0210. Dikarenakan 3,088 > 2,0210,
maka dapat disimpulkan konstanta berpengaruh.
Hasil pengujian nyata tidaknya model regresi linier denga menggunakan software SPSS 15.0 for
windows didapatkan nilai F0 sebesar 5,513. Dengan mengambil taraf signifikasi () sebesar 5%,
maka dari table distribusi F didaptkan nilai FTabel untuk F0,05, 1, 38 = 4,10. Dikarenakan 5,513 >
4.10, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara linier antara Sistem Informasi
Akademik Kemampuan (Kompetensi) Teknis dengan Efektifitas Kerja Karyawan.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 15.0 for windows didapatkan
nilai a = 45,374, b1 = 0,034 dan b2 = 0,318. Dengan demikian persamaan regresinya adalah : Y* =
45,374 + 0,034X2 + 0,318X2 .
-
121
Dalam permasalahan regresi linier berganda selain dilakukan uji tersebut di atas juga perlu
dilakukan pengujian yang berkaitan dengan multikolonieritas dan autokorelas. Hal ini disebabkan
karena kedua hal tersebut dapat mempengaruhi bias tidaknya kesimpulan suatu analisa regresi
berganda.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 15.0 for windows. Didapatkan
nilai Faktor Varian Inflasi (VIF) sebesar 1,101 sehingga dapat disimpulkan efek multikolonieritas
bukan merupakan permasalahan yang berarti atau tidak terjadi multikolonieritas. Juga dari hasil
pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 15.0 for windows didapatkan nilai Durbin
Watson sebesar 2,090. Jadi karena nilai tersebut masih dalam batas toleransi yang diberikan
(antara –4 s.d. +4), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam error dan
umumnya model regresi yang diperoleh adalah sesuai.
5. Daftar Pustaka
Burch, John and Grundnitski, Gary, Information System Theory and Practice, New York, John
Wiley and Sons. 1986.
Fitzgerald, Jeffry., Fitzgerald, Arda F and Warend, Staling, Jr, Fundamental of System Analysis,
Edisi Kedua, New York.
Haryono Subiyakto, Statistik 2, Gunadarma, Jakarta,1994.
Leslie A, Christense., Robert D. Smoth, Information System Quality and Value : A Comparison
Study of User Versus IS Perceptions, Journal of Information Technology Managemen 2
(Number 3, 1991).
Richard F. Neuschel, Management by System, Edisi Kedua, McGraw-Hill, New York, 1960.
Riduwan, Dasar – Dasar Statistik, alfabeta, Jakarta, 2003.
Richard Lungan, Aplikasi Statistik dan Hitung Peluang, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
Soentoro, A. Idris, Cara Mudah Belajar Statistik II, CV. Taramedia, Jakarta, 2002
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
Sudjana, Metoda Statistik, Tarsito, Bandung, 2005.
Walpole,R.E, Pengantar Statistik, PT. Gramedia, Jakarta,1992
-
122
Penerapan Aplikasi Interaktif Mufrodat pada Platform Android untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Khairiyah
Shodik Nuryadhin
Program Studi Teknik InformatikaSekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443Email : [email protected]
Abstrak
Pondok Pesantren Al-Khairiyah didirikan oleh Syam'un bin Alwiyah (Brigjen TNI) pada tahun 1916di Kampung Citangkil, Desa Warnasari, Kecamatan Pulomerak, Kabupaten Serang, Jawa Barat.Awal keberadaannya, termotivasi dari keinginan masyarakat sekitar untuk bisa mengaji dan inginmengetahui tentang keislaman. Karena masyarakat sekitarnya didominasi oleh petani, nelayan danpedagang, maka sistem pengajiannya pun lebih bersifat tradisionil, dengan metode wetonan dansorogan. Penggunaan teknologi informasi saat ini telah merambah dunia pendidikan. Berbagailembaga pendidikan telah menggunakan teknologi informasi dalam menyampaikan materipembelajaran. Akan tetapi, kurangnya aplikasi atau program pembelajaran yang mudah digunakanmenjadi salah satu penghambat dalam kegiatan pembelajaran menggunakan teknologi informasi.Misalnya saja kurangnya aplikasi pembelajaran suatu materi yang dapat membantu siswa dalamkegiatan belajar. Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini, penggunaanmedia pembelajaran berkembang dengan adanya penambahan sistem audio didalamnya (audio-visual). Penerapan teknologi ini dapat membuat proses belajar menjadi semakin menarik dan lebihefektif. Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan media buku dan papan tulis dianggapkurang efektif bagi siswa dalam memahami materi Mufrodat . Oleh karena itu diperlukan mediabelajar tambahan yaitu berupa media digital yang dapat membuat proses belajar menjadi semakinmenarik dan lebih efektif sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Mufrodat. Media tersebut adalah Aplikasi Mufrodat pada Platform Android yang akan dirancang denganmenggunakan metode Prototyping dan Use Case Diagram. Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan oleh penulis, proses belajar menggunakan media tambahan berupa Aplikasi PembelajaranMufrodat pada Platform Android dapat membantu dan memudahkan siswa dalam proses belajaryang efektif.
Kata Kunci : Pembelajaran, Buku, Mufrodat, Media, Efektif
-
123
1. Pendahuluan
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information
technology (IT) adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari teknologi dan perekayasaan
(engineering) komputer serta teknik-teknik dan manajemen yang digunakan dalam menangani dan
memproses informasi, interaksi antara aplikasi komputer dengan manusia, serta asosiasinya
dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
Di Indonesia pada masa lampau, komunikasi jarak jauh dilakukan dengan surat menyurat.
Meskipun belum ada sistem pos, namun sistem pengiriman surat telah berlangsung sejak lama.
Saat ini, kita telah memasuki era globalisasi dengan perkembangan teknologi informasi yang
sangat pesat. Dalam interaksi manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan
informasi. Di Indonesia pun informasi-informasi dari berbagai belahan dunia sudah dapat diakses
dengan cepat dan mudah melalui jaringan internet. Fasilitas internet telah mengubah paradigma
masyarakat menjadi semakin modern dan praktis. Dengan adanya teknologi maka kebutuhan akan
informasi pun dapat diakses oleh setiap orang dalam hitungan detik melalui berbagai macam
media informasi maupun komunikasi. Peranan IT dalam kehidupan manusia pun semakin penting.
Dengan adanya kemajuan teknologi juga semakin mempermudah pekerjaan manusia. Selain itu,
perkembangan IT juga sangat cepat di berbagai aspek kehidupan sehingga harus selalu mengikuti
perkembangannya.
Penggunaan teknologi informasi saat ini pun telah merambah dunia pendidikan. Berbagai lembaga
pendidikan telah menggunakan teknologi informasi dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Akan tetapi, kurangnya aplikasi atau program pembelajaran yang mudah digunakan menjadi salah
satu penghambat dalam kegiatan pembelajaran menggunakan teknologi informasi. Misalnya saja
kurangnya aplikasi pembelajaran suatu materi yang dapat membantu siswa dalam kegiatan belajar.
Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini, penggunaan media
pembelajaran tidak hanya dapat mempelajari materi berupa tampilan visual saja, namun
berkembang dengan adanya penambahan sistem audio didalamnya yang umum disebut dengan
audio-visual. Apabila teknologi ini diterapkan pada metode belajar tentu ini akan membuat proses
belajar menjadi semakin menarik dan lebih efektif.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis menyusun Aplikasi Pembelajaran Mufrodat dan Nahwu
pada Platform Android . Aplikasi Mufrodat dan Nahwu dirancang pada Platform Android dengan
menggunakan metode perancangan Prototyping. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah
Java. Perangkat lunak yang digunakan dalam penyusunan aplikasi Mufrodat dan Nahwu memiliki
spesifikasi sistem operasi Windows 7, tools perancangan menggunakan Eclipse, tools design
menggunakan Adobe Photoshop CS3, dan tools emulator menggunakan AVD 2.3.
-
124
2. Permasalahan
Pondok Pesantren Al-Khairiyah khususnya memiliki beberapa kendala baik yang bersifat sosial
maupun manajerial yang dihadapi, sehingga kualitas pembelajaran yang diharapkan kurang
optimal. Beberapa kendala tersebut antara lain :
1. Terdapat kesulitan serta kurangnya antusiasme siswa dalam kegiatan belajar bahasa Arab
khususnya materi Mufrodat karena media pembelajaran saat ini masih menggunakan buku
dan papan tulis.
2. Belum terdapat aplikasi/program yang menyajikan materi pembelajaran khususnya materi
Mufrodat dalam bentuk audio-visual yang mudah digunakan serta dapat membantu proses
belajar dan mengajar bahasa Arab.
3. Kurang maksimalnya penggunaan Teknologi Informasi saat ini..
4. Masih terbatasnya fasilitas penunjang kegiatan belajar-mengajar.
3. Batasan Masalah
Guna memaksimalkan hasil penelitian, maka diberikan batasan terhadap ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti diantaranya:
1. Materi yang bahas hanya seputar mufrodat.
2. Aplikasi ini hanya dapat dijakankan pada Smartphone Android versi 2.3 Keatas.
3. Tools yang digunakan dalam penyusunan aplikasi ini adalah Eclipse dengan pemrograman
Java
4. Bahasa Pemodelan yang digunakan adalah UML (Unified Modelling Language).
4. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas maka dapat diambil suatu rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana cara meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar Mufrodat dapat memudahkan
siswa dalam mempelajari materi tersebut dan dapat memahami materi Mufrodat dengan
mudah menggunakan Aplikasi Pembelajaran Mufrodat pada Platform Android.
2. Bagaimana implementasi penyusunan model program pembelajaran Mufrodat yang efektif.
-
125
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan aplikasi Mufrodat & Nahwu adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan antusiasme dan pemahaman siswa dalam mempelajari bahasa Arab khususnya
materi tentang Mufrodat.
2. Menyediakan aplikasi media pembelajaran Mufrodat pada Platform Android yang dapat
digunakan sebagai media belajar tambahan bagi siswa dengan mudah menggunakan Aplikasi
Pembelajaran Mufrodat pada Platform Android.
6. Teori
6.1 Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab
Kemajuan teknologi informasi yang terkait dengan media pembelajaran salah satunya berupa
aplikasi komputer. Tetapi saat ini penggunaan aplikasi tidak lagi hanya dapat dijalankan
dalam PC maupun laptop. Hanya dengan menggunakan telepon seluler, maka aplikasi
komputer sudah dapat dijalankan. Hal ini dapat memberikan kesempatan kepada guru dan
siswa untuk berinteraksi dengan biaya yang sangat murah.
Aplikasi pembelajaran bahasa Arab yang ada saat ini meliputi: Kamus Bahasa Arab; Bahasa
Arab bagi Pemula; Percakapan Bahasa Arab; Bahasa Arab Dasar; Kosa Kata Bahasa Arab;
dsb. Belum ada aplikasi yang menampilkan pembelajaran materi Mufrodat secara lengkap.
Hal ini pun menjadi pertimbangan penulis untuk menyusun aplikasi pembelajaran bahasa
Arab khususnya materi Mufrodat.
6.2 Bahasa Arab
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau
alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep
atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang,
berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
6.3 Al-Mufrodat (Kosa Kata Bahasa Arab)
Kosakata (Mufrodat) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh
seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata
seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang
tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau
tingkat pendidikannya.
-
126
6.4 Makna dan Fungsi Al-Mufradât
Kosakata sebagai khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai
makna. Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif (لى dan makna ( أص
konotatif افى) .( إض
Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (al-mufradât) dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
a. Al-Mufradât al-Mu’jamiyah ة) ردات المعجمی yaitu kosakata yang mempunyai makna ( المف
dalam kamus seperti kata م ر، قل ت ، قم . . بی
b. Al-Mufradât al-Wadzîfiyah ة) ردات الوظیفی yaitu kosakata yang mengemban suatu ( المف
fungsi tertentu, misalnya hurûf al-jar, asmâ al-Isyârah, asmâ al-Maushûl, dlamâir, dan
lain-lain yang sejenis dengannya
Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradât al Mu’jamiyah
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
a. Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata ظ ر , الح رأى , نظ
, .(melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan) شاھد
b. Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun
mengandung makna konotattif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaanya,
seperti kata ي ات , توف ,yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan “mati م
meninggal, tewas, wafat atau mampus”.
c. Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata ف yang bisa berarti لص
“kelas” ,”musim” atau “pasal” dan “bab”.
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-mufradât) tersebut perlu
diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar bahasa
khususnya bahasa Arab.
7. ANDROID
Android adalah sistem operasi untuk mobile device yang awalnya dikembangkan oleh
Android Inc. Google Inc membeli Android Inc. yang merupakan pendatang baru yang
membuat peranti lunak untuk ponsel. Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007,
Android bersama open handset alliance menyatakan mendukung pengembangan open source
pada perangkat mobile. Di lain pihak, google merilis kode-kode android di bawah lisensi
apache. Android dibuat berdasarkan kernel Linux yang dimodifikasi. Aplikasi Android ditulis
dengan bahasa Java, menggunakan Java Core Libraries. Aplikasi Android dijalankan di atas
VM bernama Dalvik Virtual Machine.
-
127
7.1 Keunggulan Android
a. Lengkap (Complete Platform)
Android merupakan sistem operasi yang aman dan banyak menyediakan tools dalam
membangun software dan memungkinkan untuk peluang mengembangkan aplikasi.
b. Terbuka (Open Source Platform)
Platform android disediakan melalui lisesnsi open source. Pengembang dapat dengan
bebas mengembangkan aplikasi.
c. Free (Free Platform)
Tidak ada lisensi atau biaya royalti untuk pengembangan pada aplikasi android.
Android dapat didistribusikan dan diperdagangkan dalam bentuk apapun.
7.2 Versi Android
Beberapa fitur utama dari Android antara lain WiFi hotspot, Multi-touch, Multitasking,
GPS, support java, mendukung banyak jaringan (GSM/EDGE, IDEN, CDMA, EV-DO,
UMTS, Bluetooth, Wi-Fi, LTE, and WiMAX) dan juga kemampuan dasar handphone
pada umumnya.
a. Android versi 1.1
Dirilis pada tahun 2009 dengan menu sederhana.
b. Android versi 1.5 (Cupcake)
Android Versi 1.5 merupakan penyempurnaan Versi 1.1 . Pada Versi ini terdapat
penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan
menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar
ke Picasa langsung dari telepon.
c. Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang
lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet
VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto
yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan; CDMA /
EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak;
teknologi text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel; pengadaan
resolusi VWGA.
d. Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
Versi Android awal yang mulai dipakai oleh banyak smartphone, fitur utama Eclair
yaitu perubahan total struktur dan tampilan user interface dan merupakan versi
Android yang pertama kali mendukung format HTML5.
e. Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)
-
128
Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan pada tahun 2010. Android 2.2 dirilis dengan
20 fitur baru, antara lain peningkatan kecepatan, fitur Wi-Fi hotspot tethering dan
dukungan terhadap Adobe Flash.
f. Android versi 2.3 (Gingerbread)
Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain
peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste,
dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization,
headphone virtualization, dan bass boost)
g. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)
Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung
ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena
sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga
akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama yang dibuat
dengan menjalankan Honeycomb adalah Motorola Xoom.
h. Android versi 4.0 ( Ice Cream )
Android versi 4.0 akan dirilis akhir tahun 2011.
8. Arsitektur Android
Secara garis besar arsitektur pada android terdapat lima bagian seperti gambar dibawah ini.
Gambar 8.1 Arsitektur Android
-
129
9. Tools Pendukung Android
Tools yang dibutuhkan dalam penyusunan aplikasi Mufrodat adalah JDK (Java), Android
SDK, AVD (Android Virtual device) dan Eclipse (optional). Berikut adalah pembahasan dari
masing-masing perangkat-perangkat tersebut.
a. JDK (Java Development Kit)
Java Development Kit (JDK) adalah program development environment untuk menulis
Java applets dan aplikasi. JDK terdiri dari runtime environment yang ada di atas layer
sistem operasi serta tool dan program yang memerlukan compile, debug, dan run applets
dan aplikasi yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Java.
b. SDK (Software Development Kit)
SDK adalah tools API (Aplication Programming Interface) yang digunakan untuk mulai
mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman
Java.
c. AVD (Android Virtual Devices)
Android Virtual Devices (AVD) adalah konfigurasi dari emulator sehingga dapat
dijalankan pada perangkat Android sesuai model yang dipilih, misal Android 1.5 atau 2.2.
Untuk dapat menjalankan emulat