Download - 1784-5805-1-PB
-
DISTRIBUSI KEJADIAN TINEA VERSIKOLOR PADA ANAK
SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 53 SUNGAI RAYA
KABUPATEN KUBU RAYA BERDASARKAN
KARAKTERISTIK DAN FAKTOR RESIKO
Naskah Publikasi
Diajukan Oleh:
AGUNG SATRIA RADISU
NIM I11107046
Kepada:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
-
DISTRIBUSI KEJADIAN TINEA VERSIKOLOR PADA ANAK
SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 53 SUNGAI RAYA KABUPATEN
KUBU RAYA BERDASARKAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR
RESIKO
Agung Satria Radisu1, dr. Buchari A.Rahman, Sp.KK2, Agus Fitriangga, SKM, MKM3
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak,
Kalimantan Barat; 2Departemen Penyakit Kulit dan Kelamin, Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Tanjungpura, Pontianak, Klaimantan Barat; 3Departemen Riset, Fakultas Kedokteran, Universitas
Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat
Intisari
Latar Belakang: Berdasarkan datum Dinas Kesehatan Tingkat
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010, Kubu Raya merupakan kabupaten
dengan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terendah. Menurut
Datum Dinas Kesehatan Tahun 2010, Kecamatan Sungai Raya merupakan
peringkat kelima terendah dalam hal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Berdasarkan datum Dinas Kesehatan Kubu Raya Tahun 2011,
Puskesmas Sungai Durian Sungai Durian menyandang penderita jamur
tertinggi dari seluruh puskemas di Kubu Raya. Di wilayah kerja puskesmas
tersebut terdapat SDN 53 dan 57 Sungai Raya. Setelah dilakukan survei
pendahuluan ditemukan kasus tinea versikolor yang lebih dominan pada SDN
53 Sungai Raya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi
kejadian tinea versikolor pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 53 Sungai
Raya Kabupaten Kubu Raya. Metodologi: Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menghitung distribusi
frekuensi yang menggambarkan karakteristik, kebersihan diri, dan status gizi
penderita tinea versikolor di SDN 53 Sungai Raya tahun 2012. Data diolah
dan disajikan dalam bentuk tabel yang dinarasikan. Penelitian dilakukan di
Kecamatan Sungai Raya Desa Teluk Kapuas dengan menggunakan alat ukur
checklist. Populasi adalah seluruh anak sekolah dasar di SDN 53 Sungai Raya
dengan besar sampel penelitian 93 orang (total sampling). Hasil: Penelitian
menunjukkan mayoritas siswa yang terkena adalah berusia 10 tahun (36,55%),
jenis kelamin laki-laki (51,6%), kebersihan diri baik (81,72%), dan status gizi
malnutrisi (undernutrition) (52,2%). Kesimpulan: Penyakit tinea versikolor
pada anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 53 Sungai Raya Kabupaten Kubu
Raya mayoritas terjadi pada usia 10 tahun, jenis kelamin laki-laki, kebersihan
diri baik, dan status gizi malnutrisi (undernutrition).
Kata Kunci : Tinea Versikolor, SDN 53 Sungai Raya
-
DISTRIBUTION OF TINEA VERSICOLOR CASE IN SEKOLAH DASAR
NEGERI (SDN) 53 SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA
ACCORDING TO CHARACTERISTICS AND RISK FACTORS
Agung Satria Radisu1, dr. Buchari A.Rahman, Sp.KK2, Agus Fitriangga, SKM,MKM3
1Medical School, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West Kalimantan; 2Dermatology
and Veneral Disease Department, Educational General Hospital Tanjungpura University, Pontianak, West
Kalimantan; 3Research Department, Faculty Of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West
Kalimantan
Abstract
Background: According to Health Department of West Kalimantan in 2010, Kubu
Raya was the lowest in Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). According to
Health Department of Kubu Raya in 2010, Kecamatan Sungai Raya was the 5th
lowest in PHBS. Based on Datum from that department, Puskesmas Sungai
Durian was the highest in contributing to tinea patient. In the working area of
that puskesmas, there are SDN 53 and 57 Sungai Raya. The researcher made
survey pre-research in both school. It showed Sekolah Dasar Negeri (SDN) 53
was much higher than SDN 57 in numbers of tinea versocolor patients.
Aim: This research was aimed to know the distribution of tinea versicolor case in
SDN 53 Sungai Raya
Method: Method of this research was descriptive by cross sectional approach.
This research was measuring frequency distributions which described
characteristics, self hygiene, and nutritional status of students of SDN 53 Sungai
Raya who have lesion of tinea versicolor in year of 2012. Data was kept,
measured, and performed in form of narrated tables. This research was carried
out in Kecamatan Sungai Raya, Teluk Kapuas Village by using checklist as
instrument. Population is all students who study in SDN 53 Sungai Raya with total
samples of 93 students.
Results: Result of this research shows that majority of students who have tinea
versicolor lesion is 10 years old (36,55%), male (51,6%), good self hygiene
(81,72%), and malnutrition (52,2%).
Conclusion: Tinea versicolor in Sekolah Dasar Negeri (SDN) 53 Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya student majority occurs in age of 10 years old, male, good
self hygiene, and undernutrition.
Keywords : Tinea Versicolor, SDN 53 Sungai Raya
-
Pendahuluan
Tinea versikolor adalah penyakit jamur superfisial yang kronik yang
dapat menyerang seluruh tubuh1 dengan manifestasi klnis berupa skuama
halus, rasa gatal, dan makula yang bervariasi di kulit.2 Infeksi ini lebih sering
terjadi di area dengan temperatur dan kelembapan relatif yang lebih tinggi
seperti Kalimantan Barat.3 Insidensinya sulit diakses karena banyak penderita
yang tidak berobat ke paramedis.4 Perbandingan prevalensi antara daerah
panas dan dingin adalah 50 : 1.5-6
Secara Epidemiologi, penyakit ini ditemukan pada semua ras.4-10
Frekuensi berdasarkan jenis kelamin berbeda antara penelitian satu dengan
lainnya. Ada yang mengatakan sama antara laki-laki dan perempuan dan ada
pula yang mengatakan dominan pada pria maupun sebaliknya.5-10
Faktor resiko tinea versikolor meliputi suhu lingkungan tinggi, kulit
berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter,5 defisiensi imun, pengobatan
dengan glukokortikoid, pengangkatan glandula adrenal, penyakit Cushing,
kehamilan, malnutrisi,11
supresi sistem imun, kontrasepsi oral, dan luka
bakar.12
Pada anak-anak, pemakaian minyak seperti minyak kelapa
merupakan predisposisi terjadinya penyakit ini.5
Salah satu faktor resiko penyakit ini adalah suhu yang panas dan
kelembaban yang tinggi. Hal ini merupakan faktor penyubur habitat jamur
genus Malassezia penyebab tinea versikolor di Kalimantan Barat.13
Kejadian tinea versikolor berhubungan dengan ketersediaan air bersih.
Secara kualitas maupun kuantitas, air yang dipakai masyarakat Kubu Raya
belum dapat dipastikan memenuhi standar kesehatan misalnya seperti air
ledeng yang berasal dari Sungai Kapuas. Air tersebut sering terinterupsi oleh
air laut pada musim kemarau sehingga air menjadi asin dan warna air
berubah. Pelayanan air bersih Kubu Raya hanya mencapai 35,23% namun
hanya di daerah perkotaan.13-15
Jika dilihat menurut aplikasi PHBS rumah di
Kalimantan Barat, Kubu Raya menempati posisi terendah (10,23%).13
Di
Kubu Raya sendiri, daerah Sungai Raya khususnya di bawah naungan
puskesmas Sungai Durian memiliki tingkat PHBS 13,18%, jika dilihat
-
merupakan lokasi peringkat ke 5 terendah dari 18 puskesmas. Sementara,
pada tahun 2011, daerah Sungai Raya khususnya di wilayah kerja puskesmas
sungai Durian memiliki tingkat penyandang penyakit jamur tertinggi (411
orang).14
Anak umur sekolah dasar (6-12 tahun) beresiko untuk terkena infeksi
tinea versikolor mengingat karakteristik anak sekolah dasar adalah senang
bergerak dan senang bermain.16
Hal tersebut membuat mereka banyak
berkeringat sehingga mudah terkena infeksi jamur ini. Infeksi tersebut
didukung oleh kurangnya kebersihan diri.9, 12
Di Kecamatan Sungai Raya, terdapat 486 sekolah dasar. Peneliti
memilih Desa Teluk Kapuas di bawah wilayah kerja Puskesmas Sungai
Durian. Di Desa Teluk Kapuas terdapat 2 sekolah dasar yaitu SDN 53 dan
SDN 57.17
Berdasarkan survei pendahuluan yang meliputi keluhan utama,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan mikroskopik pada 30 siswa dari tiap
sekolah didapatkan SDN 53 memiliki jumlah penyandang tinea versikolor
terbanyak (28 orang positif menderita tinea versikolor) sementara SDN 57
hanya memiliki sedikit penyandang penyakit ini (4 orang positif menderita
tinea versikolor).
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
deskriptif dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui angka kejadian
tinea versikolor pada anak SDN 53 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.
Populasi target adalah seluruh siswa yang menempuh pendidikan di
sekolah dasar. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4-6
SDN 53 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.
Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
ekslusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah siswa yang aktif menempuh
pendidikan di SDN 53 Sungai Raya, siswa kelas 4-6, dan berumur 10-14 tahun.
-
Kriteria eksklusi adalah siswa tidak bersedia untuk ikut serta atau tidak bersedia
mengisi kuesioner dan siswa tidak hadir atau tiba-tiba mengundurkan diri dari
penelitian saat proses pengambilam data belum selesai. Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan non random sampling secara quota
sampling.
Hasil dan pembahasan
4.1.2.1 Umur
Tabel 4.3 Kelompok penderita menurut umur
Umur Frekuensi %
10 34 36,55
11 24 25,8
12 20 21,5
13 12 12,9
14 3 3,22
Total 93 100
Jika dilihat pada tabel di atas, maka diketahui bahwa persentase
terbanyak pada responden berumur 10 tahun (36,55%).
Gambar 4.1 Kelompok penderita menurut umur
4.1.2.2 Jenis Kelamin
Variabel jenis kelamin dibuat dalam 2 kategori yaitu laki-laki dan
perempuan. Hasil Pengumpulan data dari 93 responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
0
20
40
10tahun
11tahun
12tahun
13tahun
14tahun
Perbandingan usia 10-14 tahun
jumlahresponden
-
Tabel 4.4 Kelompok Penderita menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi %
Laki-laki 48 51,6
Perempuan 45 48,4
Total 93 100
Jika dilihat pada tabel di atas, maka diketahui bahwa persentase
terbanyak pada responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48 orang
(51,6%). Hasil perbandingan antara kedua jenis kelamin secara ringkas
dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.2 Kelompok penderita menurut Jenis Kelamin
4.1.2.3 Kebersihan Diri
Tabel 4.5 Kelompok penderita menurut kebersihan diri
Kebersihan diri Frekuensi %
Baik 76 81,72
Kurang 17 18,27
Total 93 100
Jika dilihat pada tabel di atas, maka diketahui bahwa persentase
terbanyak pada responden dengan kebersihan diri baik yaitu 73 (81,72%).
Hasil perbandingan antara kedua kategori kebersihan diri secara ringkas
dapat dilihat pada diagram berikut:
40
45
50
perempuan laki-laki
Perbandingan Jumlah Antara Laki-laki dan Perempuan
jumlah
-
Gambar 4.3 Kelompok penderita menurut kebersihan diri
4.1.2.4 Status gizi
Tabel 4.5 Kelompok penderita menurut status gizi
Status gizi Frekuensi %
Sangat gemuk 1 1,11
Gemuk 1 1,11
Normal 43 44,44
Kurus 33 36,66
Sangat kurus 15 16,66
Total 93 100
Jika dilihat pada tabel di atas, maka diketahui bahwa persentase
terbanyak pada respenden dengan status gizi di bawah normal (kurus dan
sangat kurus) yaitu 48 orang (52,2%). Perbandingan jumlah anak
berdasarkan status gizi dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.4 Kelompok penderita menurut status gizi
0
100
baik kurang
Perbandingan Antara Kebersihan Diri Baik dan Kurang
jumlahresponden
01020304050
sangatgemuk
gemuk normal kurus sangatkurus
Perbandingan Status Gizi
jumlah reponden
-
4.2.1 Sampel Penderita Tinea Versikolor
Pada metodologi penelitian ini, seluruh responden yang diteliti
merupakan penyandang tinea versikolor sebanyak 93 orang. Jumlah ini
merupakan jumlah melebihi jumlah yang telah diperoleh melalui rumus
perhitungan (sampel minimal 79 orang) dengan pertimbangan agar
pengambilan sampel tiap kelas menjadi seimbang yaitu 31 orang tiap
kelas/angkatan. Sebab semakin tinggi jumlah sampel (semakin
mendekati jumlah populasi yang ada) maka penelitian akan semakin
baik.23
Semua jumlah sampel yang dipilih merupakan penderita tinea
versikolor yang telah diperiksa sampai pada tahap pemeriksaan
laboratorium dengan menemukan gambaran positif jamur genus
Mallassezia penyebab tinea versikolor7,20
pada sampel lesi di kulit
siswa.
4.2.3 Distribusi Umur Pada Siswa Yang Menderita Tinea Versikolor
Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh para ahli di bidang medis memang memiliki kemiripan dan
perbedaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jena, DK et
al,9 yang menyebutkan bahwa frekuensi terbanyak didapatkan pada
kelompok umur > 8-12 tahun (31,7%).9 Namun bertentangan dengan
penelitian Chigozie,10
Gustavo,7 dan Ali, ZM.
6 Chigozie
10 menyebutkan
bahwa kelompok terbanyak adalah rentang umur 14-17 tahun (74%).
Gustavo et al,7
menyebutkan bahwa kelompok terbanyak adalah rentang
21-30 tahun (42,6%).
Sementara Ali, ZM6 menyebutkan bahwa
kelompok terbanyak adalah rentang 21-24 tahun (31,4%). Perbedaan ini
merupakan kelemahan dari penelitian ini sebab penelitian ini terbatas
pada umur anak sekolah dasar. Namun, jika dicermati rentang umur
sekolah dasar tidak menunjukkan jumlah yang sedikit pada penelitian
sebelumnya. Penelitian Chigozie10
menunjukkan rentang umur 10-13
tahun (26%) sementara Penelitian Gustavo7
menunjukkan rentang 11-20
(24,7%).
-
4.2.4 Distribusi Jenis Kelamin Pada Siswa Yang Menderita Tinea
Versikolor
Pada penelitian ini, jenis kelamin laki-laki (51,6%) menyandang
tinea versikolor lebih banyak dari pada perempuan (48,4%) meskipun
perbedaan jumlah dan persentasenya relatif kecil. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gatha S. Rao et al,5
Ali, ZM et al,6
dan
Jena, DK et al.9
Namun, tidak semua penelitian memiliki hasil yang
sama. Penelitian yang dilakukan oleh Gustavo Guisiano et al,7
menunjukkan jumlah yang sama antara keduanya. Sementara, penelitian
Chigozie et al,10
justru menunjukkan jumlah perempuan yang lebih
banyak dibandingkan laki-laki. Jumlah anak laki-laki yang lebih
dominan bisa disebabkan oleh aktivitas fisik mereka yang lebih aktif
dibandingkan anak perempuan.24
4.2.5 Kebersihan Diri Anak SDN 53 Sungai Raya
Pada penelitian ini, status kebersihan diri anak sekolah ini
didominasi oleh kategori pengetahuan kebersihan diri yang baik
(81,72%). Sementara sisanya termasuk dalam kategori kebersihan diri
yang kurang (18,27%). Hal ini bertentangan dengan paradigma umum
yang menganggap bahwa kasus tinea versikolor terjadi pada orang-orang
yang memiliki kebersihan diri yang kurang. Ternyata tidak demikian
pada kasus yang terjadi pada anak sekolah di SDN 53 Sungai Raya. Hal
ini, bisa saja terjadi oleh banyak hal lain seperti kelembapan, suhu panas
lingkungan, dan kulit berminyak.4,19
Penyakit ini memang harus ditinjau
dari banyak sudut pandang faktor resiko.5
Kebersihan diri dalam penelitian ini memang berbeda jika dikaitkan
dengan penelitian sebelumnya seperti penelitian Sari Nurwani18
dan Siti
Alfiah.15
Kedua penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang
bermakna antara kebersihan diri dengan kejadian tinea versikolor.
Berbeda dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa angka
-
kebersihan diri yang baik (81,72%) ditemukan pada semua penderita
tinea versikolor.
4.2.6 Status Gizi Anak SDN 53 Sungai Raya
Pada penelitian ini, status undernutrition (status gizi kurus dan
sangat kurus dijumlahkan menjadi 52,32%) dominan dalam kasus ini.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan Nigeria pada para tahanan di nigeria dimana terhitung 4 dari 6
penderita malnutrisi menderita tinea versikolor.22
Secara teori status nutrisi berpengaruh terhadap munculnya
kejadian penyakit. Status nutrisi yang baik akan menghasilkan daya
tahan tubuh yang baik sehingga tubuh dapat bertahan melawan penyakit.
Sebaliknya status nutrisi yang buruk menyebabkan penurunan status
imunitas sehingga pertahanan melawan penyakit akan menurun.
Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit termasuk penyakit kulit
jamur seperti tinea versikolor. Organisme ini memang merupakan flora
saprofit yang dapat berubah menjadi patogen sesuai dengan status
imunitas manusia. Saat status imun menurun seperti pada kondisi
malnutrisi (undernutrition), organisme ini akan berkembang baik atau
memperbanyak diri karena perlawanan dari tubuh berkurang.4,21
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada anak SDN 53 Sungai Raya, maka dapat
disimpulkan bahwa penderita tinea versikolor di SDN 53 Sungai Raya paling banyak
terjadi pada umur 10 tahun, lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki, kebersihan
diri anak sekolah SDN 53 Sungai Raya dalam kategori baik, serta status nutrisi paling
banyak pada kondisi malnutrisi (undernutrition).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diajukan saran-saran
sebagai berikut:
-
1. Penelitian dapat ini dilanjutkan oleh mahasiswa kedokteran lainnya dan
dilakukan di sekolah dasar lainnya dan kalau bisa dikembangkan dalam
bentuk analitik terutama menggali penyebab utama kejadian tinea versikolor
pada anak sekolah tersebut.
2. Pihak Sekolah Dasar Negeri 53 Sungai Raya dapat mengusulkan ke pihak
puskesmas untuk memberikan pelatihan kepada pihak guru dan staf sekolah
tentang cara melakukan deteksi dini penyakit tinea versikolor yang meliputi
metode anamnesis dan pemeriksaan fisik pada anak.
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada dokter-dokter pembimbing dan penguji serta pihak akademik
fakultas kedokteran Universitas Tanjungpura.
Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi., Hamzah Mochtar (Editor). Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Ed ke-5. Jakarta: FKUI; 2007.
2. Siregar, R.S. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC; 2004.
3. Badan Meteorologi dan Geofisika. Suhu dan kelembapan kalimantan barat
(internet). (Diakses tanggal 5 januari 2012). Tersedia pada:
http://www.bmgk.go.id/bmgk_pusat/Depan.bmgk.
4. Burkhart,Craig., et al. Tinea versicolor (Internet). (Diakses tanggal 7
Desember 2011). Tersedia pada:
http://emedicine.medscape.com/article/1091575-overview.
5. Rao, G.S., et al. Clinico-epidermiological studies on tinea versicolor.
Indian Journal of Dermatology, Venerology, and Leprology 2002; 68
: 208-9
6. Mahmoudabadi, Ali Zarei., et al. Pityriasis versicolor in Ahvaz, Iran.
Jundishapur Journal of Microbiology 2009; 2(Pt 3): 92
-
7. Giusiano, Gustavo, et al. Prevalence of malassezia species in pityriasis
versicolor lesions in Northeast Argentina. Journal of Revista
Iberoamericana de Micologa 2010; 27 (Pt 2): 72.
8. Shannon, D.W. Tinea versicolor (internet). (Diakses tanggal 13 November
2011). Tersedia pada: http://healthlibrary.epnet.com.
9. Jena, Depak Kumar, et al. Pityriasis versicolor in the pediatric age group.
Indian Journal of Dermatology, Venereology, and Leprology 2005; 71:
259-61
10. Uneke, CJ et al. Tinea capitis and pityriasis versicolor infections among
school children in the South-Eastern Nigeria: The Public Health
Implications. The Internet Journal of Dermatology 2006; 4: 2.
11. Wolff, K., Johnson, R.A., Suurmond, D., Fitzpatrick. The color atlas and
synopsis of clinical dermatology. Ed.ke-15. New York City: The McGraw-
Hill Companies; 2007.
12. Brannon, H. Tinea versicolor (Internet). (Diakses tanggal 2 Juli 2011)
Tersedia pada: www.about.com/Dermatology.
13. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Profil dinas kesehatan
provinsi kalimantan barat. Pontianak: Departemen Kesehatan; 2010.
14. Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya. Profil dinas kesehatan kabupaten
kubu raya. Kubu Raya: Departemen Kesehatan; 2010.
15. Alfiah, Siti. Hubungan praktik kebersihan diri dan ketersediaan air bersih
dengan kejadian pitiriasis versikolor pada murid SD sawah besar 3
semarang (skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro; 2004.
16. Anonim. Karakteristik anak sekolah dasar (SD) (Internet). (Dikunjungi
tanggal 2 Januari 2012). Tersedia pada:
http://www.sekolahdasar.net/2011/05/karakteristik-dan-kebutuhan-anak-
usia.html.
17. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah Provinsi Kalimatan Barat.
2008. Kota: Kabupaten Kubu Raya, Jenjang SD (Internet).Dapat diakses
pada http://www.ban-sm.or.id/provinsi/kalimatan-barat/akreditasi
-
18. Nurwani, Sari. Hubungan higiene pribadi dan kepadatan hunian dengan
kejadian pityriasis versicolor di wilayah kerja puskesmas balai riam
kabupaten sukamara propinsi kalimantan tengah tahun 2010 (skripsi).
Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan; 2010.
19 Ghosh, Sudip Kumar et al. Pityriasis versicolor a clinicomycological and
epidemiological study from a tertiary care hospital. Indian J Dermatol
2008; 53 (Pt 4): 182
20. Bonifaz, Alexandro et al. Tinea versicolor, tinea nigra, white piedra, and
black piedra. Clinics in Dermatology 2010; 28 : 1405
21 Widyawati. Uji banding efektivitas laos (alpinia galanga) 2% dengan
ketokonazol 2% terhadap pertumbuhan malassezia furfur pada pitiriasis
versikolor secara in vitro (skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro;
2006.
22 Olubodun, J.O.B., Jayesimi.A.E.A., Olasode.O.A. Malnutrition in
prisoners admitted to medical ward in a developing community. BMJ
1991; 303: 693-4 2008.
23 Dahlan, S.M. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
24 Eliot, Lise. The Truth about Boys and Girls (Internet). (Diakses tanggal 1
Oktober 2012). Tersedia pada
http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=the-truth-about-boys-
and-girls