PEMBUATAN PREPARAT APUS DARAH MANUSIA
LAPORAN PRAKTIKUM
DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahPraktikumMikroteknik
TahunPelajaran 2012/2013
Dosenpengampu : Dr. SaifulRidloM.Pd
Disusunoleh :
FeranicaKartini(4401410011)
PendidikanBiologi 2010
Rombel 1
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PEMBUATAN PREPARAT APUS DARAH MANUSIA
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuat preparat darah manusia dengan metode apus dan menggunakan zat
warna Giemsa.
2. Untuk mengamati dan menganalisis hasil preparat apus darah manusia.
3. Untuk mengetahui morfologi, karakteristik, dan jenis sel-sel darah penyusun darah
manusia.
B. Landasan Teori
Darahmerupakansuatujenisjaringaikat yang terdiriatasbeberapajenissel yang
tersuspensidalamsuatumatrikscairan yang disebutplasma.Secara keseluruhan darah dapat
dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas
unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsional
darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas (Campbell, 2004).
Fungsi darah yaitu sebagai sistem transportasi yang mengalirkan oksigen ke seluruh
jaringan tubuh dan mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel serta mengeluarkan zat-
zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit. Darah juga
berperan sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibodi. Selain itu, darah juga menyebarkan panas ke
seluruh tubuh. Kemampuan darah dalam mengalirkan oksigen ke seluruh bagian tubuh
tidak lepas dari adanya hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein dalam darah,
terutama sel darah merah yang mempunyai kemampuan mengikat oksigen (Isnaeni,
2006).
Jumlah darah pada tubuh orang dewasa yaitu 4-5 liter dengan komposisi 55% plasma
darah dan 45% kospuskula. Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat
terlarut/tersuspensi di dalamnya. Di dalam plasma darah terdapat sejumlah protein yang
berperan sangat penting dalam menghasilkan tekanan osmotik plasma, seperti albumin.
Selain itu, di dalam plasma darah terdapat bahan pembeku darah, immunoglobulin,
hormon, dan berbagai jenis garam(Campbell, 2004).
Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit). Terdapat 99% eritrosit dari keseluruhan sel darah. Di dalam
eritrosit terdapat hemoglobin yang berperan penting untuk mengikat oksigen. Sedangkan
leukosit hanya terdapat sekitar 0,2% tetapi mempunyai peranan besar dalam sistem
imunitas tubuh. Trombosit tersusun sekitar 0,6-1% dan bertanggung jawab dalam proses
pembekuan darah.
Untuk mengamati struktur dan bentuk sel-sel darah dapat melalui preparat apus
darah, yaitu dengan mengapuskan atau membuat lapisan tipis/film darah di atas gelas
benda yang bersih dan bebas lemak, selanjutnya dilakukan fiksasi, diwarnai, ditutup
dengan gelas penutup, dan diamati di bawah mikroskop.
C. Cara Kerja
Ada 2 tahapan dalam pembuatan preparat apus darah manusia, yaitu tahapan
pembuatan film darah tipis dan tahapan pewarnaan dengan metode Romanowski. Pada
tahapan pembuatan film darah tipis, yang pertama kali dilakukan yaitu menyiapkan ujung
jari manis atau tengah pada tangan kiri dan mengipaskannya ke arah kaki lalu
mengurutnya ke bagian ujung jari dengan menggunakan tangan kanan agar darah
mengalir ke ujung jari. Selanjutnya melakukan sterilisasi ujung jari dan jarum lancet
denga alkohol 70% yang diteteskan ke tisu. Lalu menusuk ujung jari dengan jarum dan
mengeluarkan darah dari ujung jari. Kemudian mengusap tetesan darah pertama dengan
tisu beralkohol 70% dan meneteskan tetesan darah berikutnya pada salah satu sisi gelas
benda A yang bebas lemak dengan posisi tetesan 1 cm dari tepi kanan gelas benda A.
Selanjutnya mengambil gelas benda B yang sisi pendeknya rata dan menegakkannya di
sebelah kiri tetesan darah dengan kemiringan gelas benda B sebesar 450. Lalu secara
cepat menarik ke arah tetesan darah (ke kanan), sehingga terjadi kapilaritas dan tetesan
darah merata di ujung sisi pendek gelas benda B. Selanjutnya menarik gelas benda B ke
arah kiri/ujung kiri gelas benda A dengan kuat dan kecepatan konstan, sehingga terbentuk
film darah yang tipis dan rata. Kemudian mengeringanginkan film darah pada rak
pewarnaan datar yang bersih.
Tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan. Setelah film darah kering, kemudian
memfiksasinya dengan metil alkohol
dengancaraditeteskanlangsungpadagelasbendaselama 5 menit lalu mengeringanginkannya
lagi. Setelah kering, kemudian diwarnai dengan zat warna
Giemsadengancaraditeteskanjuga di gelasbendaselama 20 menit lalu
mengeringanginkannya lagi sampai kering selanjutnya mencuci dengan air matang (yang
telahdirebus) dan mengeringanginkannya kembali. Setelah itu memberi label pada
preparat sesuai dengan identitas preparat pada ujung kanan gelas benda A dengan posisi
memanjang. Selanjutnya melakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran kuat, mengambil gambarnya, dan menganalisis hasilnya.
D. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada preparat apus darah manusia
diperoleh hasil preparat yang cukup bagus hasilnya untuk diamati. Gambar preparat yang
diamati dapat dilihat di bawah ini:
Preparat apus darah manusia
Pewarna Giemsa
MetilAlkohol
Air matang
Dibuat pada tanggal 11 April 2013
Gambar dengan perbesaran 10x10
a
Gambar 1.Sel-SelDarahManusia
Keterangangambar:
a = neutrofil
b = eusinofil
c = limfosit
b
c
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x10
diperoleh hasil yang cukup bagus dan cukup representatif untuk diamati. Sel-sel darah
terlihat cukup jelas. Sel-sel darah yang terlihat yaitu sebagai berikut:
1. Eritrosit
Eritrosit pada preparat terlihat berbentuk bikonkaf berwarna merah tanpa inti
dengan bagian cekung di tengah (berwarna lebih transparan) dan jumlahnya sangat
banyak.
2. Leukosit
Leukosit yang tampak dalam preparat yaitu:
a. Eosinofil
Eosinofil merupakan leukosit granular yang dalam pengamatan terlihat
mempunyai 2 lobus dan berwarna biru.
b. Neutrofil
Neutrofil merupakan leukosit granular yang dalam pengamatan terlihat
mempunyai 3-5lobus dan berwarna biru.
c. Limfosit
Limfosit merupakan leukosit agranular yang dalam pengamatan terlihat
mempunyai inti yang hampir memenuhi sel dan berwarna biru.
Pewarna yang digunakan dalam pembuatan preparat apus darah manusia adalah zat
warna Giemsa. Giemsa merupakan zat warna yang terdiri atas eosin dan metilen azur yang
memberi warna merah muda pada sitoplasma serta metilen blue yang memberi warna biru
pada leukosit. Oleh karena itu dapat diperoleh kekontrasan warna, sehingga inti dari leukosit
dapat teramati dengan jelas.
Leukosit yang terlihat dalam pengamatan cukup banyak. Hal ini disebabkan darah
yang dibuat sebagai preparat apus darah manusia berasal dari darah probandus yang sedang
dalam masa penyembuhan. Sebagaimana fungsi leukosit yang berperan dalam pertahanan
tubuh, maka tubuh probandus yang dalam masa penyembuhan menghasilkan cukup banyak
leukosit.
Secara keseluruhan, sel darah merah masih tampak menumpuk. Hal ini disebabkan
karena pada waktu proses pengapusan (pembuatan lapisan tipis) darah kurang tipis hasilnya,
sehingga sel darah merah masih tampak menumpuk-menumpuk. Ketebalan film atau kurang
tipisnya lapisan darah disebabkan karena kesalahan pada saat melakukan pengapusan yaitu
pada saat mendorong kecepatannya tidak konstan atau karena terlalu banyak darahyang
diteteskan ke objek gelas.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Preparat apus darah digunakan untuk melihat struktur sel penyusun darah yaitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit.
2. Sel-sel darah yang tampak yaitu eritrosit yang berwarna merah dan leukosit yang
berwarna biru.
3. Eritrosit berbentuk bikonkaf dengan bagian tengah sel berwarna lebih transparan,
eosinofil mempunyai 2 lobus, neutrofil mempunyai 3-5 lobusdan limfosit yang
mempunyai inti yang hampir memenuhi sel.
4. Zat warna giemsa mewarnai sitoplasma dengan warna merah dan leukosit dengan warna
biru, sehingga diperoleh kekontrasan warna dan memudahkan dalam pengamatan.
G. Saran
1. Untukmendapatkanapusandarah yang tipis sebaiknyameneteskandarahdalamjumlah yang
tidakterlalubanyak.
2. Untuk mendapatkan hasil apusan yang bagus sebaiknya mengapus dengan menggunakan
gelas benda yang sisi pendeknya rata dan mengapus dengan kecepatan konstan, sehingga
diperoleh hasil apusan yang tipis dan merata.
3. Dalam proses pengeringanginan setelah pewarnaan Giemsa, sebaiknya dipastikan
preparat benar-benar sudah kering agar zat warna Giemsa tidak luntur oleh pencucian
dengan akuadest dan preparat terwarnai dengan baik.
4. Untuk mengamati leukosit, sebaiknya dalam membuat preparat apus menggunakan darah
yang diambil dari probandus yang sedang sakit karena orang yang sakit produksi
limfositnya meningkat.
H. Daftar Pustaka
Ahira, Anne. 2011. Darah.http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/darah.htm diunduh pada tanggal 21 April 2013 pukul 19.02 WIB.
Campbell Reece. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
IsnaeniWiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
RudyatmiEly.2013.Bahan Ajar Mikroteknik.Semarang: Jurusan BiologiFMIPA Unnes.