Transcript
Page 1: 12_190Lapkasus_Apikoektomi Gigi 12 Dengan Anestesi Lokal

I N F L A M M AT I O N A N D A L L E R G Y S O L U T I O N

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

PT Kalbe Farma Tbk. Gedung KALBE JL. Let. Jend. Suprapto, Kav.4, Jakarta, 10510PO Box 3105 JAK, Jakarta - IndonesiaTelp : 021 42873888-89 Fax : 021 42873680www.kalbemed.com

1

1

1

2

Referensi:1. Pavlaki AN, Magiakou MP, Chourousos GP. Glucocorticoid Therapy and Adrenal Suppression [Internet]. 2011 [cited 2012 Jan 13]. Available from: http://www.endotext.org/adrenal/adrenal14/adrenalframe14.htm2. Al-Habet SM, Rogers HJ. Methylprednisolone pharmacokinetics after intravenous and oral administration. Br J Clin Pharmacol [Internet]. 1989 [cited 2012 Jan 13];27(3):285-90. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1379824/

PEnDaHuluan

Apikoektomi atau reseksi akar adalah tindak-an pemotongan ujung akar gigi yang infeksi serta mengkuret seluruh jaringan periapikal yang mengalami nekrotik dan peradangan dengan maksud agar dapat mempertahan-kan gigi dengan perawatan saluran akar, da-pat dilakukan dalam 2 (dua) kali kunjungan atau 1 (satu) kali kunjungan saja. Prosedur ini diperlukan saat peradangan dan infeksi terjadi pada area ujung akar gigi setelah pe-rawatan saluran akar atau perawatan kembali saluran akar gigi (Archer, 1965). Apikoekto-mi merupakan prosedur bedah yang paling umum dilakukan bertujuan untuk menjamin penempatan suatu bahan penutup/ tumpa-tan yang tepat di antara periodonsium de-ngan foramen saluran akar.

Apikoektomi pertama kali dilakukan oleh Farrar dan Brophy sebelum tahun 1880; hasilnya kurang baik hingga tahun 1890 saat ditemukannya cara operasi yang le-bih baik oleh Rhein yang menganjurkan metode perawatan radikal untuk chronic alveolar abcess. Sejak itu perbaikan teknik operasi terus berkembang dan telah dapat dilakukan oleh dokter gigi biasa. Apikoek-tomi dilakukan terbatas dan bukan prose-dur rutin karena harus mempertimbangkan hal-hal seperti:1. Banyaknya tulang yang harus dibuang.2. Tidak selalu mudah dikerjakan pada

gigi posterior.3. Pembengkakan dan nyeri pasca opera-

si yang kadang-kadang muncul bersa-maan saat operasi.

Apikoektomi terutama dilakukan untuk membuang iritasi di daerah periapikal se-perti granuloma yang besar, kista radikular, perforasi karena kesalahan saat pengisian saluran akar, alasan estetik tertentu (bi-asanya pada gigi anterior), keadaan salur-an akar yang sangat melengkung sehingga pengisiannya tidak dapat dilakukan secara ortograde sehingga memerlukan tindakan pengisian secara retrograde.

Persentase keberhasilan apikoektomi relatif tinggi. Sommer melaporkan 95% keberhasil-an pada lebih dari 100 kasus. Blum menda-pati perbaikan tulang normal pada 95-98% dari 200 kasus yang telah dioperasi. Phillips dan Maxmen melaporkan 99% kesuksesan pada lebih dari 600 kasus yang telah di-operasi. Grossmen, Shepard dan Pearson mendapatkan keberhasilan perbaikan tulang komplit mendekati 95% pada gigi yang te-lah direseksi. Keberhasilan perbaikan tulang pada reseksi akar ditentukan dengan peme-riksaan histologis yang juga telah dilaporkan oleh Aisenberg, Blayney, Blum, Coolidge, Herbert, Hill, Moen, dan lainnya. Vitalitas gigi dapat dievaluasi menggunakan electric pulp test dan test dingin.

Ada beberapa metode yang berpengaruh atau digemari dalam pelaksanaan apikoek-tomi, masing-masing metode tersebut ha-nya mempunyai perbedaan kecil saja mi-salnya ada yang mengarah pada pengisian saluran akar lebih dulu sebelum operasi, sementara yang lainnya mengarah pada pengisian saluran akar selama operasi se-telah apeks akar tersingkap dan direseksi, ada juga yang mengarah pada pembuat-an satu jenis flap saja dan ada juga yang memuat beberapa jenis flap lainnya, ada pula yang mengarah tulang alveolar de-ngan bone chisels sementara operator lain-nya dengan menggunakan bur; ada yang melapisi ujung akar dengan silvernitrate, ada juga yang menempatkan sulfanilamide atau antibiotik di atas luka, ada juga op-erator lain yang menutup luka hanya de-ngan benang bedah saja dan sebagainya. (Nurliza, 2004)

Apapun metode yang dilakukan hendaknya dipersiapkan baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilan (misalnya mengeta-hui bentuk anatomi akar, panjang akar dan lokasi lesi yang semuanya dapat diketahui dengan bantuan rontgen foto), seleksi ka-sus dengan tepat sehingga operasi yang di-lakukan dapat berjalan lancar dan berhasil sesuai dengan yang diinginkan.

tinjauan PuStakaBedah endodontik dapat dilakukan pada keadaan-keadaan seperti: tidak dapat dilaku-kan pembuangan jaringan patologik dengan endodontik konvensional, jika tidak mung-kin dibersihkan dan mengisi seluruh saluran akar dari mahkota seperti pada saluran akar yang bengkok, juga untuk menanggulangi kegagalan atau kecelakaan perawatan kon-vensional dan lain-lain. Salah satu prosedur bedah endodontik adalah apikoektomi atau reseksi akar gigi.

Apikoektomi adalah pemotongan bagian ujung akar bertujuan menyingkirkan atau mengangkat jaringan yang diperkirakan dapat menjadi patologis. Grossman (1995) menga-takan bahwa reseksi akar adalah penyingkiran satu atau lebih akar dari gigi molar satu atas, Weine (1882) memberikan pengertian reseksi akar sebagai penyingkiran satu akar atau le-bih dari gigi berakar banyak, Filipowicz (1984) menyatakan bahwa reseksi akar adalah tin-dakan pemisahan satu atau dua akar dari gigi (molar) namun mahkota tetap dipertahankan utuh. Apikoektomi adalah prosedur pembe-dahan minor yang dimaksudkan untuk meng-angkat jaringan infeksi pada apek/ ujung akar gigi yang mati atau post perawatan saluran akar yang gagal. (http://www.austinoms/Api-koectomy.htm.2004).

Beberapa pengertian di atas menjelaskan bahwa apikoektomi adalah tindakan pemo-tongan ujung akar agar dapat memperta-hankan gigi dengan perawatan saluran akar sehingga gigi tidak perlu dicabut.

Gambar 1. Lokasi Infeksi Apikal

apikoektomi Gigi 12 dengan anestesi lokalEka Widiyanta

PPDGS-I Prodi Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia

121

laPoran kasus

CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012

CDK-190 OK.indd 121 03/02/2012 13:52:22

Page 2: 12_190Lapkasus_Apikoektomi Gigi 12 Dengan Anestesi Lokal

inDlkaSi Dan kontra inDlkaSi Dalam perawatan endodontik tidak semua gigi dapat dirawat dengan cara reseksi akar, ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang harus dipenuhi untuk keberhasilan operasi. Bila lesi periapikal sudah terlalu besar maka gigi tersebut tidak lagi diindikasikan untuk reseksi, melainkan untuk pencabutan/ekstraksi.

Pertimbangan /syarat yang harus dipenuhi untuk apikoektomi: (Gutmann et al, 1992)1. Lesi periapikal yang meliputi apeks gigi,

tidak lebih dari 1/3 panjang akar seluruh-nya, karena jika lebih gigi dikhawatirkan menjadi mobil dan akan menganggu gigi tetangganya.

2. Saluran akar tidak berlekuk-lekuk sehing-ga dapat dibersihkan sampai ke apeks.

3. Tidak ada resorpsi tulang alveolus yang mengelilingi akar gigi tersebut ; kedudukan gigi masih kuat di dalam tulang alveolar.

4. Oral hygiene pasien baik, agar reseksi akar tidak sia-sia karena akhirnya harus diekstraksi akibat karies.

indikasi apikoektomi :1. Fraktur akar.2. Kegagalan terapi endodontik konvensional.3. Resorpsi yang melibatkan daerah furkasi

pada gigi yang berakar ganda.4. Perforasi akar atau daerah furkasi yang

diikuti dengan gejala-gejala akut.5. Destruksi intensif jaringan periapikal,

tulang atau periodontal membran yang melibatkan satu-tiga apeks akar.

6. Apeks akar dikelilingi kista (gigi dengan ke-lainan periapikal seperti kista, granuloma).

7. Patahnya instrumen di saluran apikal atau saluran akar tersumbat oleh pulp stone, molten metal dan lain-lain.

8. Mahkota jacket yang baik dengan ke-lainan apikal.

kontra indikasi apikoektomi :1. Lesi periapikal besar yang melebihi 1/3

panjang akar.2. Gigi bersangkutan menyebabkan oklusi

traumatik yang tidak dapat diperbaiki.3. Pandangan struktur anatomi yang

kurang jelas.4. Keadaan umum pasien jelek, misalnya:

pasien DM, nefritis, TBC, anemia dan lain-lain, atau alasan kesehatan lain.

5. Kontraindikasi lanjutan jika setelah pem-buangan ujung akar dan pengkuretan, tulang alveolar sudah inadekuat untuk

mendukung gigi.6. Periodontitis dengan mobilitas cukup be-

sar (mobilitas kelas III) yang sudah tidak dapat dirawat lagi untuk kestabilan gigi.

7. Terjadi penyatuan akar pada gigi molar.8. Prognosis dianggap jelek (misalnya,

umur pasien lebih dari 50 tahun).

Apabila apikoektomi dan pengisian or-thograde ataupun retrograde dilakukan sem-purna sesuai indikasi maka menurut peme-riksaan klinis dan radiografis antara 79 - 97% berhasil baik. Faktor terpenting untuk hasil yang baik pada apikoektomi/ reseksi ujung akar adalah penutupan saluran akar apikal yang sempurna. Worle dan Wirsching memperoleh hasil baik lebih dari 90% pada 247 akar gigi posterior yang direseksinya.

Hasil apikoektomi tidak tergantung pada penghilangan jaringan granulasi tanpa sisa atau pembuangan ujung akar sampai basis lesi apikal, tetapi terletak pada penyingkiran sum-ber infeksi di saluran akar (Alfred et al 1988).

PEnatalakSanaan Ada 3 (tiga) prosedur dalam apikoektomi :1. Akar gigi diisi dan langsung direseksi

ujung akar gigi dalam satu kali kunjung-an. Pada prosedur ini, preparasi, steril-isasi dan pengisian saluran akar dilaku-kan dalam satu kali kunjungan.

2. Akar gigi diisi,dan beberapa hari kemudi-an / satu minggu ujung akar gigi direseksi

3. Akar gigi yang direseksi telah menjalani perawatan saluran akar beberapa bulan / tahun yang lalu, pada foto rontgen tampak granuloma periapikal, kista kecil atau kerusakan tulang periapikal yang difus dengan ataupun tanpa drainase sinus (Archer, 1965).

Gambar 2. Dua Tipe InsisiKiri : Insisi trapesium. Insisi ini dibuat pada kasus keru-sakan ekstensif tulang labial.Kanan: lnsisi semilunar. lnsisi ini digunakan dalam banyak kasus. (Endodontic Practice 5 th ed, 1960 : 350)

Gambar 3. Reseksi Akar1. Visualisasi apex akar dan insisi.2. Gum Flap diangkat dan dibuat jendela pada tu-

lang, sehingga apex akar tersingkap.3. Apex akar di potong dan osseous bed di kuret.4. Setelah jaringan gingiva di atas tulang dikemba-

likan ke tempat semula, maka Gum Flap dijahit. (Endodontice Practice 5 th ed, 1960 : 352).

Prinsip perawatan apikoektomi adalah membersihkan saluran akar dari debris dan mengisinya sampai ke ujung apeks dengan bahan pengisi saluran akar (Har-tono, 1992).

Syarat bahan pengisi saluran akar : Kedap terhadap bakteri,tidak toksik, tidak larut, adhesi ke dinding saluran akar, penggunaan mudah dan radiopak.

Gambar 4. Pengangkatan Jaringan Nekrotik

laPoran kaSuSYO, mahasiswa 19 tahun datang ke po-liklinik Bedah Mulut RS. Dr. Sardjito kiri-

122

laPoran kasus

CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012

CDK-190 OK.indd 122 03/02/2012 13:52:28

Page 3: 12_190Lapkasus_Apikoektomi Gigi 12 Dengan Anestesi Lokal

man Poli Gigi dan Mulut pada 15 Desem-ber 2008 dengan keluhan utama ingin mempertahankan gigi 12 yang saluran akarnya sudah dirawat (telah dilakukan pengisian saluran akar). Riwayat penyakit sistemik dan riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal.

Pemeriksaan status generalis dan internis dalam batas normal. Status lokalis :Ekstra Oral – tak ada kelainan. Intra Oral : Inspeksi : Gigi 12 post perawat-an saluran akar 1 minggu yang lalu, tam-pak gingiva pada ujung akar gigi tersebut meradang. Palpasi : tidak ada rasa sakit, tidak ada perdarahan. Perkusi : ada rasa sakit .

Pemeriksaan penunjang rontgen periapikal: terlihat gambaran radiolusen melingkar pada ujung akar gigi 12 yang memberi ke-san gambaran suatu granuloma periapikal (foto 1).

foto 1. Gambaran radiolusen pada ujung akar gigi 12

Hasil laboratorium klinik darah :Hb 14 g/dL, bleeding time: 2 menit, clotting time : 8 menit, gula darah sewaktu : 101 mg/dL

Diagnosis: Post perawatan saluran akar de-ngan granuloma periapikal pada ujung akar gigi 12.

Dilakukan apikoektomi ujung akar gigi12 dengan anestesi lokal (Gb.5-8).

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8 Gambar 5- 8. Prosedur operasi.

Pasca operasi hari ke tujuh baik (Gb.9)

Gambar 9. Pasca-operasi DiSkuSi Tujuan apikoektomi adalah untuk mem-pertahankan gigi yang sudah mengalami kerusakan jaringan periapikal dengan jalan memotong ujung akar gigi yang terinfeksi. Jaringan periapikal yang terinfeksi pada ka-sus ini ukurannya masih sangat kecil sehing-ga tidak menimbulkan perubahan bentuk, baik intra oral maupun ekstra oral.

Operasi apikoektomi pada kasus ini dilaku-kan dengan pemotongan ujung akar gigi 12 dan kuretasi jaringan pertiapikal yang terinfeksi untuk memastikan semua jaring-an infeksi sudah terangkat dengan harapan infeksi tidak tumbuh lagi.

Hari ke 7 pasca operasi luka menutup de-ngan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi sekunder.

SiMPulan Reseksi akar merupakan tindakan endo-dontik bedah yang umumnya dilakukan pada gigi anterior tetapi bisa juga dilaku-kan pada gigi belakang (posterior) ber-tujuan untuk mempertahankan gigi agar tidak dicabut.

Pada dasarnya cara kerja reseksi gigi depan dan gigi belakang adalah sama. Pada gigi depan biasanya dilakukan untuk kepenting-an estetis, sedang pada gigi belakang ada-lah untuk pengunyahan dan oklusi.

Indikasi perawatan adalah jika terjadi kelain-an bentuk akar dan kesalahan endodontik, adanya penyakit periapikal dan lain-lain. Ke-berhasilan perawatan dipengaruhi oleh be-berapa faktor, seperti jaringan periodontal yang baik, kooperasi pasien, peralatan yang steril, kemampuan operator dan keadaan

123

laPoran kasus

CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012

CDK-190 OK.indd 123 03/02/2012 13:52:36

Page 4: 12_190Lapkasus_Apikoektomi Gigi 12 Dengan Anestesi Lokal

Daftar PuStaka

Alfred LF, James HS, Marwan AR. et al. Clinical and Surgical Endodontics in Practice, JB. Lippincott Co., Philadelphia, 1988: 85 - 101.1. Archer WH. Oral and Maxillofacial Surgery, 5th ed, vol. I, 1965. pp. 185–9.2. Filipowicz F, Umstott P, England M. J Endodon 1984: 264-8.3. Grossman. Ilmu Endodontik dalam Praktek, alih bahasa Rafiah Abyono, 11th. ed. Jakarta : EGC, 1995; 32 - 9.4. Gutmann JL, Dumsha T, Lovdahl TE et al. Problem Solving in Endodontic 2nd ed. Mosby Year Book, Toronto, 1992: 168 - 73.5. Hartono R. Estetik dan Prostetik Mutakhir Kedokteran Gigi. Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta. 1992. hal. 47 -53,6. http://www.austinoms/Apikoectom7. y htm, 2004, Dental surgery dentist, Italy Parma Reggio Emilia Piacenza Modena Bologna, p. 1-2.http://www.endodovgan.com/images/RERREF_clippedtoothlabeled.jpg.2004,arizon8. a USA.Grossman LI. Endodontic Practice, 5th ed. Philadelphia:Lea & Febiger, 1960 : 340-69.9. Nurliza C. Reseksi akar vital pada gigi Molar rahang atas, e_USU Repository, 2004.10.

lain yang mendukung.

Reseksi akar pada satu kali kunjungan menghemat waktu, biaya dan tenaga; re-seksi dengan dua kali kunjungan biasanya

dilakukan pada pasien anak-anak, pada ka-sus reseksi dua gigi atau lebih.

Reseksi akar bukan prosedur rutin; bebe-rapa hal yang harus dipertimbangkan, di

antaranya: keadaan umum pasien, banyak-nya tulang yang harus dibuang, pembeng-kakan dan rasa sakit setelah operasi dan lain sebagainya. Persentase keberhasilan reseksi akar saat ini sudah relatif tinggi.

124

laPoran kasus

CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012

CDK-190 OK.indd 124 03/02/2012 13:52:42


Top Related