Download - 111557117 Bahan Ajar Kalkulus1
KALKULUS 1
UNTUK MAHASISWA
CALON GURU MATEMATIKA
2009
OLEH:
DADANG JUANDI, DKK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sistem Bilangan Real
Dalam Uraian sitem bilangan real di bawah ini, dibicarakan tentang sifat lapangan
bilangan real, sifat kerapatan pada bilangan real, dan sifat urutan. Sifat lapangan memberikan
rumus-rumus aljabar elementer yang sering digunakan dalam perhitungan matematika. Sifat
urutan bilangan real menghasilkan bilangan positif, nol, dan bilangan negatif. Selain itu, sifat
urutan memberikan relasi antara dua bilangan real, yaitu kurang dari, sama dengan, atau
lebih dari yang melahirkan konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak yang sama penting
dalam kalkulus. Sedangkan sifat kerapatan bilangan rasional pada bilangan real menyatakan
bahwa diantara dua bilangan real sebarang yang berlainan terdapat suatu bilangan rasional.
1.1.1 Sifat-Sifat Lapangan Bilangan Real
Sistem bilangan real dan sifat-sifatnya merupakan dasar dalam kalkulus. Sebelum
membicarakan sistem bilangan real tersebut, terlebih dahulu akan dimulai dengan
membicarakan sistem bilangan yang paling sederhana yaitu bilangan asli. Bilangan asli
adalah bilangan-bilangan
1, 2, 3, 4, 5, .
Jika negatif dari bilangan asli digabungkan dengan bilangan nol diperoleh bilangan
bulat. Bilangan bulat adalah bilangan-bilangan
…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,
Bilangan-bilangan bulat tersebut dapat ditulis dalam bentuk desimal dengan dikanan
koma desimal hanya terdiri nol, sebagai contoh
5 5,0000
13 13,0000
2 2,0000
Tanda “bar” menyatakan angka 0 diulang.
Bilangan-bilangan bulat belum memadai, bila dihadapkan kepada bilangan-bilangan
hasil pengukuran yang memerlukan ketelitian. Demikian pula bilangan-bilangan bulat
tersebut tidak memadai bila dihadapkan kepada bilangan yang merupakan hasil bagi dari
bilangan-bilangan bulat, misalnya bilangan 1 2, 1 3, 13 5, 18 2, dan 15 3.
Bilangan-bilangan 18 2 dan 15 3dikelompokkan kedalam bilangan-bilangan yang
merupakan hasil bagi dari bilangan –bilangan bulat yang secara normal dengan bilangan-
bilangan 9 dan 5 . Tetapi 7 0 dan 9 0 tidak dikelompokkan kedalam bilangan- bilangan
yang merupakan hasil bagi dari bilangan-bilangan bulat, karena tidak dapat diartikan arti
lambang-lambang tersebut. Bilangan-bilangan yang merupakan hasil bagi dari dua bilangan
bulat kecuali pembagian oleh nol disebut bilangan rasional.
Secara umum, bilangan rasional adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk p
q
dengan p dan q bilangan bulat, 0q . Bentuk desimal bilangan-bilangan rasional selalu
berulang, sebagai contoh
1 20,250 ; 0,6
4 3
23 281,53 ; 2,54
15 11
Selanjutnya, bilangan-bilangan real yang tak dapat dinyatakan sebagai p
qdengan p, q
bilangan bulat dan 0q disebut bilangan tak rasional. Bentuk desimal dari bilangan-
bilangan tak rasional adalah tak berulang. Sebaliknya suatu desimal tak berulang menyatakan
suatu bilangna tak rasioanal, misalnya 2 1,414213562
CONTOH 1: Tunjukkan bahwa 2 adalah bilangan tak rasional.
Bukti:
Andaikan 2 adalah bilangan rasional, maka 2 dapat ditulis sebagai 2a
b
denagn a, b bilangan bulat, 0b , dan pembagi sekutu terbesar dari a dan b adalah 1. Dari
sini diperoleh 2 22b a . Karena 2a kelipatan dua, maka a juga merupakan kelipatan 2.
Namakan 2a k untuk suatu bilangan bulat k, sehingga diperoleh
22 2
2 2
2 2 4
2
b k k
b k
Dengan cara yang sama dapat disimpulkan bahwa b kelipatan 2. Hal ini berarti bahwa
a dan b mempunyai pembagi sekutu terbesar berkelipatan 2 yang kontradiksi. Dengan
pengambilan a dan b di atas. Jadi, pengandaian 2 bilangan rasional adalah salah, dan
haruslah 2 adalah bilangan tak rasional.
Sekumpulan bilangan (bilangan rasional dan bilangan tak rasional) bersama-sama
dengan bilangan negatifnya dinamakan bilangan real. Bilangan real dapat digambarkan oleh
himpunan semua titik yang terletak pada suatu garis. Pertama dipilih sebuah titik O. titik ini
ditandai dengan 1 (satu). Situasi tersebut dapat dilihat pada garis bilangan berikut ini.
24 3 1 0 1 2 3 4
-s r
s satuan r satuan
Gambar 1.1.1
Cara ini digunakan untuk memberi skala pada garis bilangan dan juga untuk
mempertimbangkan letak setiap bilangan real. Sebagai contoh, setiap bilangan real positif r
terletak r satuan di sebelah kanan O, dan setiap bilangan real negatif -s dengan 0s terletak
s satuan di kiri O.
Misalkan x dan y dua bilangan real yang berlainan, kemudian dibentuk bilangan real
2z x y yang merupakan bilangan pertengahan di antara x dan y. situasi ini
diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
/ 2z x yx y
Gambar 1.1.2
Dengan cara yang sama, diperoleh suatu bilangan s diantara x dan z, dan bilangan lain
t di antara z dan y. Proses ini dapat diulangi sampai tak berhingga kali, sehingga diantara dua
bilangan real sebarang (tdak perduli betapapun dekatnya) terdapat tak berhingga banyaknay
bilangan real lain. Akibatnya bahwa di antara dua bilangan rasional terdapat suatu bilangan
rasioanl, dan diantara setiap dua bilangan tak rasional terdapat suatu bilangan tak rasioanl.
Dengan kata lain, bahwa bilangan rasional dan tak rasional keduanya rapat sepanjang garis
bilangan real. Hal ini berarti bahwa setiap bilangan mempunyai tetangga bilangan rasional
dan bilangan tak rasioanl yang cukup dekat dengannya. Kedua jenis bilangan tersebut saling
berkaitan satu sama lain dan bergerombol bersama-sama. Sebagai ilustrasi bahwa bilangan
tak rasioanl 2 dapat dihampiri oleh suatu bilangan rasioanl sedekat mungkin dengan 2 ,
misalnya 1; 1,4; 1,41; 1,41121; 1,414213; … adalah bilangan rasional yang berada dekat
dengan 2 .
Perlu diperhatikan bahwa terdapat lambang-lambang baku untuk mengenali impunan-
himpunan bilangan, misalnya:
bilangan realx xR
bilangan asli 1,2,3,4,x xN
bilangan bulat , 2, 1,0,1,2,3,4,x xZ
bilangan rasionalx xQ
Operasi penjumlahan dan perkalian pada R memenuhi sifat lapangan atau sifat
medan bilangan real. Adapaun sifat lapangan bilangan real adalah sebagi berikut:
Untuk setiap , ,x y z R, berlaku
1. Sifat komutatif
x y y x
x y y x
2. Sifat asosiatif
x y z x y z
x yz xy z
3. Sifat distributif kali terhadap tambah
x y z xy xz
4. Unsur kesatuan
Terdapat unsur 0 (unsur kesatuan tambah atau unsur nol) dan 1 (unsur kesatuan kali
atau unsur satuan) yang memenuhi
0 0
1 1
x x x
x x x
5. Unsur balikan (invers)
i. Untuk setiap x R, terdapat x R sehingga 0x x (-x lawan dari x)
ii. Untuk setiap x R, 0x terdapat 1x R sehingga 1 1x x ( 1x kebalikan
dari x)
Berdasarkan sifat lapangan pada bilangan real dapat didefinisikan operasi biner
lainnya, yaitu operasi pengurangan (-) dan pembagian ( ).
Definisi 1.1.1 (Pengurangan dan Pembagian Bilangan Real):
Misalkan ,x y R.
(a). Pengurangan dari bilangan real x dengan y ditulis x- y didefinisikan dengan
x y x y
(b). Pembagian dari bilangan real x oleh y 0y ditulis :x y didefinisikan
dengan 1:
xx y x y
y
Perlu diingat bahwa operasi pengurangan saling invers dengan operasi penjumlahan,
dan operasi pembagian saling invers dengan operasi perkalian. Selain itu, dari sifat lapangan
pada R dapat diturunkan rumus-rumus aljabar elementer yang disajikan pada teorema
berikut.
Teorema 1.1.2 (Sifat-sifat Aljabar Elementer Bilangan Real):
Misalkan a, b, c adalah bilangan real
(a). Jika a b , maka a c b c dan ac bc
(b). Jika a c b c , maka a b
(c). Jika ac bc dan 0c , maka a b
(d). a a
(e). 1
1 , 0a a a
(f). a b c ab ac
(g). 0 0 0a a
(h). a b a b ab , khususnya 1 a a
(i). a b ab
(j). Jika 0ab , maka 0a atau 0b
(k). Jika a c
b d, maka , 0, 0ad bc b d
(l). , 0, 0a c ad bc
b db d bd
1.1.2 Sifat Urutan pada Bilangan Real
Sifat urutan pada bilangan real menurunkan suatu konsep yang membandingkan di
antara bilangan real, sehingga diperoleh suatu bilangan real lebih dari atau kurang dari
bilangan real lainnya. Pada bilangan real R, jika b terletak di sebelah kanan dari a pada garis
bilangan, dikatakan b “lebih dari” a dan ditulis b > a. Sedangkan sebaliknya dikatakan a
“kurang dari” b dan ditulis a < b.
Bilangan real bukan nol dibedakan menjadi bilangan real positif dan bilangan real
negatif. Dari fakta tersebut dapat diperkenalkan relasi urutan “<” yang disajikan pada
definisi-definisi berikut.
Definisi 1.1.3:
Diberikan ,a b R .
(1) a b berarti b a positif atau 0b a
(2) a b berarti a batau a b
(3) b a berarti a b atau b a positif
Berikut ini diperkenalkan aksioma urutan yang sering disebut dengan sifat trikotomi.
Adapun aksioma urutan tersebut disajikan seperti dibawah ini.
Aksioma 1.1.4 (Aksioma urutan):
(1) Jika a R , maka salah satu dari pernyataanpernyataan berikut berlaku: 0a
, a positif, atau -a negatif.
(2) Jumlah dua bilangan real positif adalah bilangan positif
(3) Perkalian dua bilanagn real positif adalah bilangan positif
Selanjutnya, akan dibicarakan sifat-sifat urutan yang disajikan pada teorema berikut.
Teorema 1.1.5 (Sifat-sifat Urutan):
Diberikan , , ,x y z c R .
(1) Jika x y dan y z , maka x z (Sifat Transitif)
(2) Jika x y , maka x c y c (Sifat Penambahan)
(3) Jika x y dan 0c , maka cx cy (Sifat Perkalian)
(4) Jika x y dan 0c , maka cx cy (Sifat Perkalian)
Teorema ini akan dibuktikan hanya bagian (1) dan (2), sedangkan bagian yang
lainnya dikerjakan para pembaca sebagai latihan.
Bukti:
(1) x y berarti 0y x (definisi),
y z berarti 0z y (definisi).
Dari sini diperoleh
0y x z y (jumlah dua bilangan positif)
0
0
0 komutatif
definisi
y x z y
x z
z x
x z
(2) Karena x y , maka berarti 0y x (definisi),
Dari sini diperoleh
0
0
0
definisi
y x c c
y c x c
y c x c
x c y c
Latihan 1.1
Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 9, buktikan kebenaran dari setiap pernyataan yang
diberikan.
1. 3 adalah bilangan tak rasional.
2. Jumlah dua bilangan rasional adalah rasional
3. 0 a b jika dan hanya jika 2 2a b
4. 0 a b jika dan hanya jika 1 1
a b
5. Jika a b , maka 2
a ba b
6. Hasilkali sebuah bilangan rasional yang tak nol dengan sebuah bilangan tak rasional adalah
takrasioanal
7. Jika bilangan asli m bukan merupakan bentuk kuadrat sempurna, maka m tak rasional
8. 6 3 adalah bilangan tak rasional.
9. Hasil kali sebuah bilangan rasional (selain nol) dengan sebuah bilangan tak rasional adalah
tak rasional. Petunjuk: coba buktikkan melalui kontradiksi.
Untuk soal nomor 10 sampai dengan 14, selidiki apakah setiap pernyataan yang diberikan benar?
Jika benar, buktikan kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi jika pernyataan tersebut salah,
berikan contoh penyangkal yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut salah.
10. a b , maka 4 4a b
11. a b , maka a b
12. a b , maka 2a ab
13. a b , maka 3 2a a b
14. Jumlah dua bilangan tak rasional adalah tak rasional
Untuk soal nomor 15 sampai nomor 18, ubahlah masing-masing desimal berulang menjadi suatu
hasil bagi dua bilangan bulat.
15. 2,56565656
16. 0,217171717
17. 0,399999
18. 3,92929292
19. Cari bilangan tak rasional antara 3,14159 dan 3,141592
20. Apakah bilangan 22
7 positif, negatif atau nol?
21. Apakah bilangan 0,1234567891011121314 rasoanl atau tak rasional? Jelaskan yang
mendasri jawaban Anda
22. Cari dua bilangan tak rasional yang jumlahnya rasional
23. Suatu bilangan b disebut batas atas dari suatu himpunan bilangan S, bila x b untuk setiap
x S . Sebagai contoh 5; 6,5; dan 13 adalah batas atas dari himpunan 1,2,3,4,5 . Angka
5 merupakan batas atas terkecil dari S. berdasarkan pengertian di atas, tentukan batas atas
terkecil dari setiap himpunan berikut:
a. 10, 8, 6, 4, 2S
b. 2, 2,1, 2,11, 2,111,S
c. 2,4,2,44,2,444,2,4444S
d. 1 1 2,1 1 3,1 1 4,1 1 5,1 1 6S
[ ]
( )
( ]
[ )
e. 1
: 1 , bilangan bulat positifn
S x x nn
f. 2: 2, adalah bilangan rasionalS x x x
24. Aksioma kelengkapan pada bilangan real: setiap himpunan bilangan real yang memiliki
batas atas, mempunyai sebuah batas atas terkecil berupa bilangan real.
a. Tunjukkan bahwa pernyataan di atas adalah salah bila kata real diganti dengan
rasionnal
b. Apakah pernyataan tersebut benar atau salah, bila kata real
1.2 Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah hubungan matematika yang mengandung tanda salah satu dari
, , , dan suatu variabel. Semua himpunan bilangan real yang memenuhi
pertidaksamaan dinamakan himpunan penyelesaian. Penyelesaian pertidaksamaan dapat
diperoleh dengan menggunakan sifat-sifat urutan yang telah dibicarakan pada pasal sebelumnya.
Hmpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan dapat dituliskan dalam bentuk notasi himpunan
atau dala notasi interval. Pertidaksamaan-pertidaksamaan yang akan dibahas adala
pertidaksamaan linear, pertidaksamaan kuadrat, dan pertidaksamaan rasional.
Sebelum membicarakan pertidaksamaan , terlebih dahulu akan dibahas mengenai
pengertian interval yang sangat erat kaitannya dengan penulisan himpunan penyelesaian suatu
pertidaksamaan.
Suatu interval adalah himpunana bagian tak kosong dari R yang memenuhi ketaksamaan
yang didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 1.2.1 (Interval Terbatas):
,a b x a x b R
,a b x a x b R
,a b x a x b R
,a b x a x b R
a
a
b
b
Definisi 1.2.2 (Interval Tak Terbatas):
,a x x a R
,a x x a R
,b x x b R
,b x x b R
, x x R
Perlu diingat bahwa lambang berarti “membesar tanpa batas” dan lambang
berarti ”mengecil tanpa batas”
CONTOH 1: Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
a. 2 5x
b. 3
92
x
Penyelesaian:
a. Perhatikan bahwa
2 5 2 2 5 2
3
x x
x
Himpunan penyelesaiannya adalah 3 ,3x x R
b. Perhatikan bahwa
3 2 3 29 9
2 3 2 3
6
x x
x
Himpunan penyelesaiannya adalah 6 , 6x x R
CONTOH 2: Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2 2 4x x
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa
2
2
2 4
6 0
2 3 0 1
x x
x x
x x
Nilai batas pertidaksamaan ini adalah 2x dan 3x , yang membuat ruas kiri (1)
bernilai nol. Nilai batas pertidaksamaan tersebut membagi garis atas tiga interval. Diagram
berikut cara untuk menentukan tanda pertidaksamaan pada selang , 2 , 2,3 , dan 3,+
.
Karena penentuan tanda pertidaksamaan pada diagram berlaku untuk sebarang nilai x
pada setiap interval bagiannya, maka menentukan tandanya cukup dengan mengambil salah satu
anggota dari interval bagiannya, yaitu
Ambil 4x , kemudian subtitusikan ke ruas kiri (1) dan diperoleh 4 2 4 3 6 0 .
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pertidaksamaan pada interval 3, positif (mengapa?).
gambarkan tanda positif pada interval tersebut.
Kerjakan hal serupa untuk selang 2,3 dan , 2 dengan memeriksa tanda ruas kiri
(1) untuk salah satu anggotanya.
Selanjutnya cara menetukan penyelesaian pertidaksamaan 2 2 4x x dilakukan
dengan memperhatikan ambar garis bilangannya, carilah interval bagian yang bertanda sama
dengan pertidaksamaan (1) yaitu positif atau nol. Dari sini diperoleh hasil , 2 3,
yang merupakan penyelesaian pertidaksamaan tersebut.
Proses penyelesaian pertidaksamaan pada ilustrasi si atas ditulis secara singkat sebagai
berikut:
2
2
2 4
6 0
2 3 0
x x
x x
x x
Himpunan penyelesaian adalah , 2 3,
CONTOH 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 23 1 2 0x x x
Penyelesaian:
Nilai batas pertidaksamaan adalah 0, 1 dan 2x x x . Gambarkan semua nilai pada
garis bilangan dan tentukan tandanya, diperoleh
Himpunan penyelesaiannya adalah , 1 1,0 2, .
Catatan: Himpunan penyelesaian ini seringkali ditulis ,0 2, 1 .
Aturan Umum Menentukan Tanda Pertidaksamaan
Untuk pertidaksamaan yang terdiri dari berhingga faktor linear di ruas kiri dengan ruas
kanannya nol, tandanya dapat ditentukan dengan cara berikut:
Tetapkan tanda dari suatu interval bagiannya .
Bila melintasi nilai batas yang berasal dari faktor linear berpangkat bilangan ganjil, maka
tanda interval bagian berikutnya berubah.
Bila melintasi nilai batas yang berasal dari faktor linear berpangkat bilangan genap, maka
tanda interval bagian berikutnya tetap.
CONTOH 4
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2
1xx
.
Penyelesaian:
Pada kasus ini, 0x (mengapa ?). disini tidak boleh mengalikan kedua ruas pertidaksamaan
dengan faktor x (mengapa ?).
Perhatikan bahwa 2
1xx
2
21 0
20
2 10
xx
x x
x
x x
x
Himpunan penyelesaian adalah , 2 0,1
Catatan: Lambang “ ” menyatakan tak terefinisi.
CONTOH 5
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan 1
2 3
x x
x x .
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa 1
2 3
x x
x x
2 2
2
10
2 3
1 3 20
2 3
4 3 20
2 3
2 2 30
2 3
x x
x x
x x x x
x x
x x x x
x x
x x
x x
Karena 22 2 3x x definit positif (bernilai positif untuk setiap x), maka pertidaksamaan
terakhir setara (ekuivalen) dengan
10
2 3x x
Dengan penyelesaian pertidaksamaan ini diperoleh tanda-tanda pada garis bilangan real
Dengan demikian, himpunan penyelesaiannya adalah interval 3,2
Latihan 1.2:
Untuk soal nomor 1 sampai dengan 6, carilah semua nilai x yang memenuhi sistem
pertidaksamaan yang diberikan.
1. 3 7 1x dan 2 1 3x
2. 3 7 1x dan 2 1 4x
3. 3 7 1x dan 2 1 4x
4. 3 7 1x dan 2 1 5x
5. 3 7 1x dan 2 1 8x
6. 3 7 1x dan 2 1 8x
Untuk soal nomor 7 sampai dengan 14, tentukan himpunan penyelesaian dari setiap
pertidaksamaan yang diberikan.
7. 4 2 0x x
8. 22 6x x
9. 2
2 1
3
x x
x x
10. 2 21 2 7 1x x x x
11. 2
2 21 7 1 10 0x x
12. 2 3 991 0x x x x
13. 2
31 2
x
x
14. 2 4
2xx x
1.3 Nilai Mutlak
(1)
Y
X1
1
12
2
y x
1cotf x x
cotf x x
(2) Grafik fungsi secf x x dan inversnya
secf x x
secf x x
1secf x x
1secf x x
Y
X1
1
1
1
2
2
2
y x
CONTOH 4: Hitunglah nilai fungsi invers berikut:
a. 1 1cos 3
2
b. 1 3sin
2
c. 1tan 3
d. 1sec 2
Penyelesaian:
a. Misalkan 1 1cos 3
2x , maka
1cos 3
2x . Diperoleh
6x .
Jadi 1 1cos 3
2 6.
b. Misalkan 1 3sin
2x , maka
3sin
2x . Akibatnya sin 1x atau
2x .
Jadi 1 3sin sin
2 2.
c. Misalkan 1tan 3 x , maka tan 3x . Dalam hal ini diperoleh 3
x . Jadi
1tan 33
.
d. Untuk menyelesaikan soal ini, akan lebih mudah dengan menggunakan hubungan
1 1 1sec cosx
x (mengapa?). jadi, diperoleh 1 1 1
sec 2 cos2 3
.
CONTOH 5: Tunjukkan bahwa 2
1
2
1cos 2 tan
1
xx
x
Penyelesaian:
Misalkan 1tan x , maka . dengan demikian diperoleh
1cos 2 tan x cos2
2
2
2
2
2
2
2cos 1
21
sec
21
1 tan
21
1
1
1
x
x
x
CONTOH 6 : Diketahui 1 2 3cos
5
xf x
(a). Diketahui fD dan fR
(b). Tentukan invers dari fungsi f
(c). Gambar grafik fungsi f dan 1f
Penyelesaian:
(a). Daerah asal fungsi f adalah fD x f xR R .
Agar f x R , syaratnya adalah 2 3
1 15
x, sehingga diperoleh
2 31 1
5
5 2 3 5
2 2 8
1 4
x
x
x
x
Jadi, daerah asal fungsi f adalah 1,4fD .
Daerah nilai fungsi f adalah f fR f x x D .
Jika 1 4x maka 2 3
1 15
x (mengapa?). Akibatnya, diperoleh
1 1 1
1
2 3cos 1 cos cos 1
5
2 30 cos
5
0
x
x
f x
Jadi daeah nilai fungsi f adalah 0,fR .
(b). Untuk mencari invers fungsi f , nyatakan x dan y seperti berikut.
Tulis 1 2 3cos
5
xy , maka diperoleh
2 3
5
xcos y
2 3x 5cos y
x 5 3
cos2 2
y
1f x 5 3
cos2 2
y
Jadi, invers fungsi f adalah
1 5 1cos 1 , 0
2 2f x x x dengan 1 1,4f fR D
(c). Grafik fungsi 1f diperoleh dengan mencerminkan fungsi f terhadap garis y x .
Grafik f dan 1f disajikan dalam gambar berikut ini.
4
3 2
3 2 4
y x
X
Y
1 0
1
Latihan 1.5:
1. Hitunglah nilai fungsi invers trigonometri tanpa menggunakan kalkulator
a. 1 3sin
2
b. 1tan 3
c. 2
arc cos2
d. 3
arc tan3
2. Tentukan rumus untuk fungsi invers 1f , kemudian batasilah daerah asal f agar
1f
ada.
a. 3cos2f x x
b. 1
tan2
f x x
c. 2sin3f x x
d. 1
sinf xx
3. Buktikan bahwa
a. 1 11 53tan tan
4 4 99
b. 1 11 14 tan tan
4 5 239
4. Tentukan daerah asal fungsi f , daerah nilai fungsi f , dan fungsi invers 1f . Kemudian
gambar grafik fungsi f dan 1f dalam satu sistem koordinat.
a. 12sin 1f x x
b. 1 2 3cos
5
xf x
c. 12tan 3f x x