Download - 100472544 Jenis Penyakit Akibat Kerja
2. SISTEM PEMBAYARAN ASURANSI
JAMSOSTEK
Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3
Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang
mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi program-
program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.
Cakupan jaminan kecelakaan kerja (JKK) meliputi: biaya pengangkutan, biaya
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja
yang tidak mampu bekerja, dan cacat. Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibat
kecelakaan kerja, mereka atau keluarganya berhak atas jaminan kematian (JK) berupa biaya
pemakaman dan santunan berupa uang. Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau
mengalami cacat total/seumur hidup, mereka berhak untuk memperolah jaminan hari tua
(JHT) yang dibayar sekaligus atau secara berkala. Sedangkan jaminan pemeliharaan
kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja termasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat
inap, pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta pelayanan gawat
darurat.
Pada dasarnya program Jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karena
penyelenggaraan didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded system), yang dalam
hal ini menjadi beban pemberi kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori merupakan
mekanisme asuransi. Penyelengaraan sistem asuransi sosial biasanya didasarkan pada fully
funded system, tetapi bukan harga mati. Dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkan untuk
berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau paling tidak pemerintah
terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami defisit. Di sisi
lain, apabila penyelenggara program Jamsostek dikondisikan harus dan memperoleh
keuntungan, pemerintah akan memperoleh deviden karena bentuk badan hukum Persero.
Kontribusi atau premi yang dibayar dalam rangka memperoleh jaminan sosial tenaga
kerja adalah bergantung pada jenis jaminan tersebut. Iuran JKK adalah berkisar antara 0,24
persen - 1,742 persen dari upah per bulan dan atau per tahun, bergantung pada kelompok
jenis usaha (terdapat 5 kelompok usaha), dan dibayar (ditanggung) sepenuhnya oleh
pengusaha (selaku pemberi kerja). Demikian pula dengan JK, iuran sepenuhnya merupakan
tanggungan pengusaha yaitu sebesar 0,30 persen dari upah per bulan. Sementara itu, iuran
JPK juga merupakan tanggungan pengusaha yaitu sebesar 6 persen dari upah per bulan bagi
tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3 persen dari upah per bulan bagi tenaga kerja yang
belum berkeluarga, serta mempunyai batasan maksimum premi sebesar satu juta rupiah.
Sedangkan iuran JHT ditanggung secara bersama yaitu sebesar 3,70 persen dari upah per
bulan ditanggung oleh pengusaha, dan 2 persen dari upah per bulan ditanggung oleh pekerja.
Dalam UU No. 3 Tahun 1992, dinyatakan bahwa penyelenggara perlindungan tenaga
kerja swasta adalah PT Jamsostek. Setiap perusahaan swasta yang memperkerjakan sekurang-
kurangnya 10 orang atau dapat membayarkan upah sekurang-kurangnya Rp 1 juta rupiah per
bulan diwajibkan untuk mengikuti sistem jaminan sosial tenaga kerja ini. Namun demikian,
belum semua perusahaan dan tenaga kerja yang diwajibkan telah menjadi peserta Jamsostek.
Data menunjukan, bahwa sektor informal masih mendominasi komposisi ketenagakerjaan di
Indonesia, mencapai sekitar 70,5 juta, atau 75 persen dari jumlah pekerja – mereka belum
tercover dalam Jamsostek.
Sampai dengan tahun 2002, secara akumulasi JKK telah mencapai 1,07 juta klaim,
JHT mencapai 2,85 juta klaim, JK mencapai 140 ribu klaim, dan JPK mencapai 54 ribu
klaim. Secara keseluruhan, nilai klaim yang telah diterima oleh peserta Jamsostek adalah
sekitar Rp 6,2 trilyun. Namun demikian, posisi PT Jamsostek mengalami surplus sebesar Rp
530 milyar pada Juni 2002.
3. JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-01/MEN/1981
mencantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan Keputusan Presiden RINo 22/1993 tentang
Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja memuat jenispenyakit yang sama, ditambah ;
‘penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.” Jenis penyakit akibat
kerja tersebut adalah
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringanparut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yangsilikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis)
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang
dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan
debu organik
6. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang beracun
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun
14. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik
atau aromatik yang beracun
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya
yang beracun
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia ataukeracunan seperti
karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida atauderivatnya yang beracun,
amoniak, seng, braso dan nikel
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang
persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,minyak mineral,
antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu adri zattersebut
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam
suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat
7. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh
personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. Semua tempat yang
dipergunakan untuk menyimpan ,memproses, dan pembuangan limbah bahan kimia dapat
dikategorikan sebagai tempat kerja yang berbahaya.
APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha oleh karyawan.
Kewajiban menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh pemerintah melalui
departement tenaga kerja Republik Indonesia .
Adapun bentuk APD standar untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala
(Helm), pelindung mata, pelindung wajah, pelindung tangan, dan pelindung kaki, Pelindung
Telinga, Tali Keselamatan, Jas Laboratorium (Bagi pekerja di Industri yang banyak bekerja
di Laboratorium).
1.Pelindung kepala
Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala yang dikenal ada 4
jenis,yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap .klasifikasi masing –masing
jenis adalah sebagai berikut:
a. Kelas A
Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan
melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.
b. Kelas B
Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan
melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt.
c. Kelas C
Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak melindungi dari
kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif.
d. .Bump cap
Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungi kepala dari
tabrakan dengan benda yang menonjol .bump cap tidak menggunakan system
suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh ,dan tidak melindungi dari kejutan
listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakan untuk menggantikan hard hat tipe
apapun.
2.Pelindung mata
Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda dengan kaca
mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas kanan dan
kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan jenis sinar UV (Ultra
Violet) sampai persentase tertentu. Sinar ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang
terbuka pada lapisan atmosfer bumi, UV dapat mengakibatkan pembakaran kepada kulit dan
bahkan Kanker kulit.
3. Pelindung wajah
Pelindung wajah yang dikenal adalah ;
a. Goggles.
Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles
terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area mata,maka goggles melindungi lebih
baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan,uap logam,uap,serbuk,debu,dan kabut.
b. face shield.
face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada
operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yang melayang.Banyak Face
shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun Facae Shield
melindungi wajah, tetapi Face Shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga
pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan pemakaian Face Shield.
c.Welding Helmets
Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las). Topeng las
memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakai lensa absorpsi khusus
yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yang dihasilkan selama operasi
pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat
menggunakan Helm Las.
d.Masker wajah
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dan dari debu
yang merugikan.
4. Pelindung Tangan
Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkan cacat adalah
tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Tangan manusia
sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yang dapat mencengkram, memegang, bergerak
dan memanipulasi benda seperti tangan manusia. Karenanya tangan harus dilindungi dan
disayangi.
Kontak dengan bahan kimia Kaustik atau beracun, bahan-bahan biologis, sumber
listrik, atau benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan
iritasi atau membakar tangan. Bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke
badan.
APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya.
Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya
untuk melindungi dari bahan kimia.
Jenis-Jenis Safety Glove;
a. Sarung Tangan Metak Mesh
Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong.
b. Sarung tangan Kulit
Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan
kasar.
c. Sarung tangan Vinyl dan neoprene
Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun
d. Sarung tangan Padded Cloth
Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi.
e. Sarung tangan Heat resistant
Mencegah terkena panas dan api
f. Sarung tangan karet
Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator
(bukan penghantar listrik)
g. Sarung tangan Latex disposable
Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali
pakai
h. Sarung tangan lead lined
Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
5. Pelindung Kaki
Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur umtuk kaki manusia.
Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan, dan cukup Flexible untuk
memungkinkan berlari, bergerak, taupun pergi. Tanpa kaki dan jari-jari kaki, kemampuan
bekerja akan sangat berkurang.
Hal-Hal yang dapat menyebabkan kecelakan pada kaki salah satunya adalah akibat
bahan kimia. Cairan seperti asam, basa, dan logan cair dapat menetes ke kaki dan sepatu.
Bahan berbahaya tersebut dapat menyebabkan luka bakar akibat bahan kimia dan panas.
Banyak jenis jenis sepatu keselamatan dan diantaranya adalah
a. Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.
b. Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan
basa.
c. Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
d. Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.
6. Pelindung Telinga
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk pekerja yang bekerja
di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-
bunyi keras dari mesin.
APD yang digunakan untuk kondisi seperti ini adalah dengan menggunakan Ear
Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredan suara yang akan masuk ke telinga
sehingga suara bising tidak mengganggu dan merusak system kerja telinga, karena manusia
mempuinyai batas pendengaran, apabila kekerasan suara yang terlalu keras maka akan
memyebabkan Kerusakan pada gendang telinga.
7. Tali Keselamatan
Tali Keselamatan Disebut Safety Belt, safety Belt diperlukan untuk perlindungan diri
pekerja yang melakukan pekerjaannya yaitu diketinggian dan agar mengurangi resiko jatuh
langsung dari ketinggian.
8. Jas Laboratorium
Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di Laboratorium kimia.
Karena jas ini akan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan suatu zat kimia yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia
Kriteria yang baik untuk jas Laboratorium ini sendiri yaitu
1. Nyaman dipakai
2. Bahan kain yang cukup tebal
3. Berwarna Terang/putih
4. Berkancing (Non Resleting)
5. Panjang jas sampai Lutut dan dengan Lengan sampai pergelangan tangan
6. Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar