30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
Sektor kesehatan termasuk prioritas utama dalam proses pembangunan di Kabupaten
Bintan. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Pembangunan Kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta berperan penting terhadap
penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan pembangunan kesehatan adalah suatu
investasi bagi pembangunan masyarakat di Kabupaten Bintan.
Mendukung terwujudnya “Indonesia Sehat 2010 “, maka penerapan pembangunan
berwawasan kesehatan melalui pendekatan Kabupaten / Kota Sehat akan memberi dampak luas
bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat baik diperkotaan maupun dipedesaan/kelurahan.
Untuk itu perlu adanya persamaan persepsi terhadap Pengertian “Kabupaten Sehat“, yaitu
kesatuan wilayah administrasi pemerintah yang terdiri dari desa/kelurahan yang masyarakatnya
secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat yang didukung oleh
lingkungan, prasarana wilayah, askes, pelayanan sosial, ekonomi dan kesehatan yang memadai,
sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat yang hidup di lingkungan yang
aman, nyaman dan sehat. Guna mewujudkan “Kabupaten Sehat “ tersebut di Kabupaten Bintan ,
maka perlu adanya Visi, Misi dan Strategi pembangunan kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
BAB IIIPEMBANGUNAN KESEHATAN
KABUPATEN BINTAN
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
3.1. Visi
Visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bintan sebagaimana telah ditetapkan dan
dituangkan dalam rencana strategis Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
Tahun 2006 – 2010 adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Bermutu yang Merata dan Terjangkau Menuju Kabupaten Bintan Sehat”. Harapan berdasarkan Visi tersebut dapat
dijelaskan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai pada jangka waktu lima tahun kedepan atau
pada akhir tahun 2010 adalah terwujudnya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keluarga
berencana bermutu yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Bintan, serta terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya menuju Kabupaten Bintan Sehat .
3.2. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan dan Keluarga
Berencana Kabupaten Bintan, menetapkan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan memantapkan Manajemen dan Kinerja serta Mutu Pelayananan
Kesehatan dan Keluarga Berencana di semua tingkat administrasi/Strata dan unit-unit
pelayanan.
2. Meningkatkan dan mengembangkan Promosi Kesehatan dan Membudayakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.
3. Meningkatkan Kinerja dan memperkuat upaya-upaya Pengendalian Penyakit dan
mewujudkan lingkungaan sehat, serta penanggulangan masalah gizi masyarakat.
4. Meningkatkan Kualitas Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
5. Memantapkan Kemitraan Lintas Sekstor dan Pemberdayaan masyarakat.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
3.3. Arah Kebijakan
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan menuju Visi terwujudnya
Pelayanan Kesehatan bermutu yang merata dan terjangkau menuju Kabupaten Bintan Sehat
2010, kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada :
1. Pengembangan dan Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Agar pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasil guna dan berdaya
guna, diperlukan sumber daya manusia/tenaga kesehatan yang bermutu, cukup jumlah dan
jenisnya, serta tersebar secara adil dan merata sesuai kebutuhan dan tuntutan dan tantangan
dimasa mendatang.
2. Pelaksanaan Upaya Kesehatan
Sesuai dengan paradigma, Dinas Kesehatan dan KB Kabupaten Bintan agar
pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasilguna dan berdaya guna, diperlukan
sumber daya manusia/tenaga kesehatan yang bermutu, cukup jumlah dan jenisnya, serta tersebar
secara adil dan merata sesuai kebutuhan dan tuntutan dan tantangan dimasa mendatang.
3. Penanggulangan Kemitraan Lintas Sektor
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
kerjasama lintas sektor yang mantap. Demikian pula optimalisasi pembangunan berwawasan
kesehatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
4. Pemberdayaan Masyarakat Swasta.
Dalam era reformasi yang sedang berjalan pada dewasa ini, masyarakat termasuk
swasta diharapkan berperan aktif dan berkontribusi secara nyata dalam pembangunan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara
mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan pelayanan kesehatan
melalui pelaksanaan subsidi silang dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM).
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
5. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas.
Pelaksanaan Program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan akan efektif
dan efisien bila upaya pengawasan internal secara terus menerus ditingkatkan intensitas dan
kualitasnya melelui pemantapan system dan prosedur pengawasan melekat dari pimpinan kepada
bawahan dan jajarannya secara berjenjang. Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara
komprehensif dan berbasis kinerja.
3.4. Strategi
1. Meningkatkan Alokasi Pembiayaan Pembangunan Kesehatan dan Keluarga Berencana
melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN serta PHLN.
2. Meningkatkan Jumlah, Jenis, Mutu dan Profesionalisme Sumber Daya Tenaga Kesehatan.
3. Meningkatkan dan Memantapkan Peranan dan Fungsi Pelayanan serta Manajemen
Kesehatan.
4. Memantapkan dan Merealisasikan Komitmen Bersama untuk Pembangunan Kesehatan
umumnya, dan secara khusus Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan dan Keluarga
Berencana Bermutu yang Merata dan Terjangkau.
3.5. Program-program Pembangunan Kesehatan
Untuk mengimpelementasikan arah kebijakan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan tersebut, dijabarkan dalam 11 program pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan
(RPJMD) Tahun 2006 – 2010 sebagai berikut:
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Program promosi Kesehatan dan Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat
agar mampu menumbuhkan kembangkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan
upaya kesehatan bersumber masyarakat dengan melaksanakan kegiatan pokok :
a. Peningkatan upaya promosi kesehatan dan pengembangan media promosi
kesehatan;
b. Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan
generasi muda.
2. Program Peningkatan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat melalui
peningkatan dan pembinaan serta penggalangan kemitraan untuk menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan dengan kegiatan pokok :
a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan;
b. Peningkatan dan pemantapan penyelenggaran akselerasi desa sehat;
c. Peningkatan upaya pengawasan penyehatan makanan dan minuman;
d. Peningkatan upaya penyehatan lingkungan daerah wisata;
e. Peningkatan pembinaan dan pengembangan klinik sanitasi;
f. Peningkatan pengawasan dan pengendalian dampak pencemaran.
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan, dan mutu pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, dan Bidan di Desa/Polindes.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini antara lain meliputi:
a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin dan daerah terpencil di Puskesmas dan
jaringannya;
b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya
promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan pengobatan dasar.
4. Program Upaya Kesehatan Perorangan dan Rujukan.
Program bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan perorangan dan rujukan.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan penduduk miskin yang dirawat inap di Puskesmas;
b. Peningkatan mutu pelayanan rawat inap di Puskesmas Perawatan;
c. Peningkatan dan Pengembangan pelayanan kesehatan rujukan, kedokteran
keluarga, peran serta sektor swasta dan UKP.
5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
Tujuan program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan
ditanggulangi adalah malaria, DBD, TB.Paru, Diare, Polio, HIV/AIDS, Pneumonia, penyakit –
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan penyakit tidak menular dan
degeneratif yang prioritas ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi darah,
diabetes mellitus, dan penyakit – penyakit lainnya.
Kegiatan pokok program ini meliputi :
a. Peningkatan imunisasi;
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Malaria;
c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD;
d. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Filariasis;
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC;
f. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit IMS;
g. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare;
h. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA/Pneumonia;
i. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta;
j. Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah/KLB;
k. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Degeneratif.
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :
a. Peningkatan kemampuan tenaga penglola dan pelaksana program gizi di
Puskesmas dan jaringannya;
b. Penanggulangan masalah kurang energi protein (KEP), Anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium (GAKY), kurang Vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro
lainnya;
c. Penanggulangan masalah gizi lebih;
d. Peningkatan Surveilens gizi.
e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
7. Program Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman
Tujuan program ini untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan pemakaian
sediaan farmasi dan alat-alat kesehatan, serta produk makanan dan minuman yang beredar di
masyarakat, sarana kefarmasian, serta pelayanan kesehatan swasta lainnya.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :
a. Peningkatan pengetahuan dan wawasan bagi produsen/pengedar
makanan/minuman;
b. Meningkatkan pengawasan peredaran dan pemakaian sediaan farmasi, obat-
obatan, obat tradisional, alat kesehatan, serta makanan dan minuman.
8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.Program ini ditujukan untuk menjamin ketersediaan obat, mutu pemerataan dan
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan
rumah tangga dan kosmetika.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :
a. Merencanakan dan melakukan pengadaan kebutuhan obat dan perbekalan
kesehatan untuk puskesmas dan jaringannya;
b. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan.
9. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga.
Tujuan program ini adalah untuk mendukung upaya menurunkan angka kematian ibu
melahirkan, angka kematian bayi dan balita.
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah :
a. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (bayi);
b. Peningkatan pelayanan kesehatan balita dan anak pra sekolah;
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
c. Peningkatan pelayanan kesehatan remaja;
d. Peningkatan pelayanan kesehatan usia subur;
e. Peningkatan pelayanan kesehatan usia lanjut (Usila).
10. Program Peningkatan dan Pembinaan Sumber Daya Kesehatan.
Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung peningkatan jumlah, mutu, dan
penyebaran tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan;
b. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan
tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan;
c. Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karir tenaga kesehatan dan
PNS;
d. Peningkatan, pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan;
e. Peningkatan manajemen pembangunan sarana dan prasarana kesehatan.
11. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.
Program ini ditujukan untuk mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan guna mendukung penyelenggaraan system kesehatan daerah dan system kesehatan
nasional.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :
a. Penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan;
b. Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan;
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
c. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan ( SIK);
d. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan pra-
upaya, terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan;
e. Peningkatan dan pemantapan penataan organisasi dan kelembagaan Dinas
Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan.
3.6. Sasaran Pembangunan Kesehatan ( RPJMD 2006 – 2010 ).
1. Sasaran Program
Sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan sampai akhir tahun 2010 adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui peningkatan
jangkauan/akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan prioritas pada kelompok
sasarannya yaitu masyarakat/keluarga miskin, kelompok rentan ( bayi, balita, ibu hamil, usila) dan
masyarakat di daerah terpencil, dengan sasaran program sebagai berikut :
a. Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta
Peraturan Daerah yang menunjang pembangunan kesehatan;
b. Terbentuk dan terselenggarakannya system informasi
manajemen keuangan daerah;
c. Tersedianya sarana dan prasarana upaya pelayanan
kesehatan yang memadai sesuai kebutuhan dan tuntutan pelayanan di kecamatan
sampai daerah terpencil. Rasio sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bintan
adalah :
Rasio Puskesmas dengan penduduk (1 : 15.000)
Rasio Puskesmas Pembantu dengan penduduk (1 : 1.500)
Rasio Pondok Bersalin Desa dengan penduduk (1 : 1.000)
Rasio Posyandu dengan anak Balita (1 : 100)
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
d. Tersedianya sumber daya tenaga kesehatan yang bermutu, jumlah mencukupi,
komposisi sesuai kebutuhan tenaga kesehatan Kabupaten Bintan adalah :
Rasio Dokter dengan penduduk (1 : 3.000)
Rasio Perawat dengan penduduk (1 : 1.000)
Rasio Bidan dengan penduduk (1 : 1.200)
Puskesmas yang memiliki tenaga dokter (100 %)
e. Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi
secara adil dan merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya-guna.
f. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan
pengembangan serta membudayakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
g. Terselenggaranya system surveilan epidemiologi penyakit menular dan tidak menular
serta sistem kewaspadaan dini, penanggulangan kejadian luar biasa ( KLB) dan
wabah.
h. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat,
serta terjangkau oleh masyarakat.
i. Ketersediaan obat esensial-generik disarana pelayanan kesehatan 90%.
i. Cakupan pengawasan : 100 % (pada seluruh satuan
kerja di lingkungan Kantor Dinas Kesehatan dan KB, di Puskesmas, Pustu dan
Polindes).
j. Terwujudnya keluarga kecil berkualitas pada tahun
2015.
2. Sasaran Pembangunan Kesehatan ( RPJMD 2006 – 2010)
Dengan sasaran-sasaran program yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
pada tahun 2010, dan kontribusi pelaku pembangunan kesehatan lainnya , diharapkan sasaran
keluaran pembangunan kesehatan berikut ini dapat tercapai :
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
a. Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS menjadi 65 %;
b. Meningkatnya persentase Posyandu Purnama 80 % dan mandiri menjadi 40 %;
c. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah sesuai syarat kesehatan
menjadi 80 %, persentase keluarga menggunakan air bersih : 80 %, menggunakan
jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 80 %;
d. Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menjadi 80 %;
e. Sarana Air Bersih yang diawasai menjadi 80 %;
f. Jumlah institusi yang dibina menjadi 100 %;
g. Cakupan rawat jalan menjadi 15 %;
h. Cakupan persalinan yang ditolong tenga kesehatan menjadi 90 %;
i. Cakupan pelayanan antenatal ( K4) 90 %, cakupan kunjungan neonatus ( KN2)
menjadi 90 %, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 85 %;
j. Pelayanan Kesehatan GAKIN secara Cuma-Cuma di Puskesmas dan Rumah Sakit
sebesar 100 %;
k. Cakupan rawat inap 1,5 %;
l. Puskesmas yang melaksanakan pelayanan gawat darurat : 100 %, Puskesmas
Perawatan yang melaksanakan pelayanan Obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif 100 , dan jumlah puskesmas yang terakreditasi 100 %;
m. Desa yang mencapai Universal Child Immunization ( UCI) : 100 %;
n. Angka Case Detection Rate penyakit TB : 80 %, dan angka keberhasilan
pengeobatan TB diatas 85 %;
o. Penemuan kasus Acute Flaccid Paralysis ( AFP) : >/100.000 anak usia < 15 tahun;
p. Penderita DBD yang ditangnani : 100 %;
q. Penderita Malaria yang diobatai : 100 %.
r. Case Fatalyti Rate ( CFR) Diare pada saat KLB < 1,2 %;
s. Orang dengan HIV AIDS ( ODHA) mendapat pengobatan ART:100 %;
t. Persentase Bumil yang mendapat tablet Fe : 95 %;
u. Persentase bayi yang mendapat ASI ekklusif : 80 %;
v. Balita yang mendapat Vitamin A : 100 %;
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
w. Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ditangani : 100 %;
x. Bumil KEK yang ditangani : 100 %;
y. Sekolah yang melaksanakan UKS : 100 %;
z. Cakupan peserta/akseptor KB minimal 70% PUS.
Dengan demikian diharapkan sasaran-sasaran dampak pembangunan kesehatan jangka
menengah di Kabupaten Bintan sampai dengan akhir tahun 2010 dapat dicapai , yaitu :
a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66, 2 tahun menjadi 70,6 tahun;
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi kurang dari 26 per 1.000 kelahiran
hidup;
c. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi kurang dari 226 per
100.000 kelahiran hidup;
d. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi < 5,0 %; dan
e. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk menjadi ≤ 2%.
3.7. Permasahalan dan Isu Strategis
1. Pemerataan dan keterjangkauan upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang
bermutu belum optimal. Terutama akses pelayanan kesehatan dan keluarga berencana bagi
keluarga miskin dan daerah terpencil masih perlu mendapatkan perhatian dan penanganan
secara sungguh-sungguh. Termasuk dukungan pendaya-gunaan SDM tenaga kesehatan di
tingkat provider.2. Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana belum
optimal. Salah satu sebabnya Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sebagai pendukung utama
manajemen pembangunan kesehatan belum terlaksana dengan baik, berdampak pada
kurangnya dukungan informasi dan ketersediaan data yang memadai. Akibatnya sistem
perencanaan program dan kegiatan tidak optimal, yang akhirnya berpengaruh terhadap peng-
alokasian pembiayaan. Pembiayaan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana masih relatif
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
kecil untuk menjalankan seluruh program dan kegiatan termasuk pembangunan sarana dan
prasarana serta fasilitas kesehatan yang berkualitas.
3. Penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita dan ibu hamil belum
terlaksana dengan baik, hal tersebut berkaitan dengan masih lemahnya pelaksanaan Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD). Akibatnya
adalah ketidak mampuan dalam merumuskan tindakan-tindakan yang bersifat antisipatif untuk
penanggulangan masalah gizi kurang dan buruk.
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum membudaya di kehidupan masyarakat. Upaya
promosi kesehatan dan kampanye PHBS belum terlaksana dengan optimal, akibat dari
keterbatasan anggaran operasional serta sarana dan prasarana. Penerapan PHBS pada lima
tatanan yaitu : Tatanan Rumah tangga, Tempat-tempat umum, Sarana Kesehatan, Institusi
Pendidikan serta Tempat Kerja secara terus menerus dan berkesinambungan mestilah tetap
dilaksanakan agar membudaya dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
5. Penyakit-penyakit menular berbasis lingkungan dan berpotensi wabah masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, antara lain Penyakit Malaria, DBD, Diare, TB.Paru, HIV/AIDS
dan sebagainya, sementara disisi lain penyakit-penyakit tidak menular (degeneratif) cenderung meningkat. Selain itu pelaksanaan Surveilans Epidemiologi belum optimal,
Cakupan Imunisasi perlu dipertahankan, serta penanggulangan masalah kesehatan keluarga
termasuk kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, usila dan kelompok remaja/usia
sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus.
3.8. Indikator Kesehatan
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator-indikator.
Indikator bidang kesehatan yang digunakan meliputi :
1. Indikator Derajat Kesehatan ( sebagai hasil akhir ) terdiri dari :
a. Indikator Mortalitas.
b. Indikator Morbiditas.
c. Indikator Status Gizi.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007
30
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan
2. Indikator Hasil Antara, yang terdiri dari :
a. Indikator Kesehatan Lingkungan.
b. Indikator Perilaku Hidup.
c. Indikator Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan.
3. Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri dari :
a. Indikator Pelayanan Kesehatan.
b. Indikator Sumber Daya Kesehatan.
c. Indikator Manajemen Kesehatan.
d. Indikator kontribusi Sektor Terkait.
Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2007