1
1
Tentang
Difusi Inovasi
2
UNSUR-UNSUR DIFUSI
Untuk mengubah kebiasaan buruk penduduk suatu daerah, dan mengantikannya dengan kebiasaan baru
yang lebih baik, pertama kali perlu terlebih dulu menghilangkan prasangka penduduk itu, mengurangi
ketdak tahuan mereka, dan meyakinkan mereka bahwa dengan perubahan yang dianjurkan itu
keuntungan mereka akan meningkat; tetapi ini bukan pekerjaan yang sekali jadi.
Benyamin Franklin (1871)
Tidak ada yang lebih sulit merencanakannya, lebih meragukan keberhasilannya, dan lebih
berbabaya dampaknya daripada penciptaan suatu tatanan baru... Cara musuh menyerang
pembaru selalu dengan semangat pejuang, sementara pembelanya begitu malas, sehingga
pembaru dan kelompoknya selalu dalam keadaan rawan.
Niccolo Machiavelli
THE PRINCE (15 13)
Takarir Ibu Rungga : ibu rumah tangga Rangtepi : marginal man Jejaring : network Agen Pembaru : petugas pembangunan, change agent Swalaju : melaju sendiri Anggitan : pandangan Homofili : kesepadanan karakteristik pelaku komunikasi, kebalikan heterofia
3
Salah satu alasan mengapa begitu besar minat terhadap kajian difusi inovasi (penye-
baran inovasi) adalah karena ternyata tidak mudah mengusahakan agar ide baru itu diterima,
walaupun sudah jelas kemanfaatannya. Di banyak bidang kehidupan, ada jarak yang cukup
panjang antara masa pengenalan ide baru dengan pemakaiannya. Banyak inovasi memerlukan
waktu yang cukup lama--sering bertahun-tahun--antara saat pertama kali inovasi itu ada
dengan saat penerimaannya secara merata di masyarakat. Karena itu masalah umum yang
sering dihadapi banyak orang dan organisasi (yang melakukan pembaruan masyarakat) adalah
bagaimana mempercepat laju penyebaran inovasi.
Kasus berikut ini menggambarkan beberapa kesulitan umum program difusi.
MASAK AIR MINUM DI PEDESAAN
Lembaga Kesehatan Masyarakat di Peru berusaha memperkenalkan beberapa inovasi
kepada penduduk desa untuk meningkatkan kesehatan dan harapan hidup mereka. Lembaga
pembaruan itu terkenal di seluruh Amerika Latin karena keberhasilannya; mereka berhasil
mendorong penduduk membuat jamban, membakar sampah, mengusir lalat, dan melaporkan
adanya kasus-kasus penyakit menular, dan memasak air minum. Pembaruan ini berhasil
mengubah pikiran dan perilaku penduduk pedesaan Peru yang tidak mengerti apa hubungan
sanitasi dengan sakit. Memasak air minum merupakan tindak kesehatan yang penting bagi
penduduk desa dan penduduk miskin perkotaan Peru. Bila mereka tidak memasak air
minumnya, para pasien yang menderita penyakit menular di Puskesmas sering berobat ulang
dalam jangka waktu sebulan karena penyakit yang sama.
Kampanye masak air minum dilancarkan selama dua tahun di Los Molinos, sebuah desa
berpenduduk 200 keluarga di perpantaian Peru, hanya mempengaruhi sebelas ibu rungga.
Menurut lembaga kesehatan masyarakat itu, Nelida, si petugas kesehatan di desa itu punya
tugas sederhana: mengajak para ibu rungga agar terbiasa memasak air minum. Walaupun
dibantu seorang dokter yang berceramah umum tentang memasak air minum, dan sebelum
kampanye telah ada lima belas ibu rungga yang telah biasa masak air minum, program difusi
Nelida dinilai gagal.
Mengapa Nelida gagal?
Untuk memahaminya kita perlu tahu lebih cermat mengenai kebudayaan, lingkungan
dan orang-orang desa Los Molinos.
Keadaan desa
4
Sebagian besar penduduk desa Los Molinos adalah petani yang bekerja sebagai buruh
lepas di perkebunan setempat. Mereka mengambil air dengan menggunakan kaleng, ember,
labu atau tong. Pengambil air biasanya anak-anak; orang dewasa dianggap tidak pantas
melakukan tugas ini. Ada tiga tempat pengambilan air di Los Molinos: sebuah parit di dekat
desa, sebuah mata air yang tempatnya berjarak satu kilometer lebih dari pemukiman, dan
sebuah sumur yang airnya tidak disukai penduduk. Jika diperiksa, sebenarnya ketiga sumber itu
telah tercemar. Di antara ketiga sumber itu yang sering dipakai adalah parit. Letaknya dekat
pemukiman, mengalir (tidak menggenang), dan penduduk menyukai rasa airya.
Membangun sistem sanitasi yang baik di desa itu tidak mungkin. Tetapi penyakit tipes
dan jenis penyakit lain yang menular lewat air sebetulnya bisa dicegah dengan memasak air
sebelum diminum. Selama dua tahun tinggal di Los Molinos Nelida mengunjungi setiap rumah
penduduk di desa itu, tetapi yang paling sering didatangi adalah 21 keluarga. Dia mengunjungi
setiap keluarga pilihannya itu antara lima belas sampai dua puluh kali; sebelas keluarga di
antaranya sekarang terbiasa memasak air minum mereka.
Orang macam apakah yang mengikuti ajakan Nelida? Akan kami kemukakan tiga ibu
rumah tangga--seorang memasak air minum karena adat, seorang karena pengaruh petugas
kesehatan, dan seorang lagi dari kebanyakan ibu yang menolak inovasi. Dengan ilustrasi ketiga
ibu ini akan diperoleh gambaran lebih banyak mengenai proses difusi.
Nyonya A: memasak air karena adat
Nyonya A berusia sekitar empat puluh tahun dan menderita sakit karena infeksi sinus
(rongga hidung). Oleh penduduk ia dikenal sebagai orang sesakitan. Setiap pagi Nyonya A
memasak air seceret untuk keperluan sehari. Dia tak paham teori kuman seperti diterangkan
Nelida. Motivasinya memasak air minum adalah mengikuti adat kebiasaan setempat yang rumit
tentang perbedaan "panas" dan "dingin". Pokok kepercayaan penduduk desa adalah bahwa
semua makanan, minuman, obat dan benda punya sifat panas atau dingin di luar suhu
sebenamya. Perbedaan panas-dingin bertindak sebagai perangkat larangan dan anjuran dalam
perilaku tertentu seperti misalnya kalau sedang hamil, sedang meneteki anak, dan jika sedang
dalam keadaan sakit atau sehat.
Dalam adat kebiasaan masyarakat Los Molinos, masak air berkait dengan sakit; biasanya
hanya orang sakit yang menggunakan air masak, atau air hangat. Jika seseorang jatuh sakit,
mustahil baginya makan babi ("sangat dingin") atau minum arak ("sangat panas"). Sangat panas
dan sangat dingin harus dihindari orang sakit; karena itu air mentah, yang dianggap sangat
dingin, harus dimasak untuk menghilangkan suhu ekstrimnya.
5
Penduduk desa itu terbiasa tidak menyukai air masak sejak kanak-kanak. Air masak
yang paling bisa ditenggang oleh adat setempat adalah bila dicampur dengan zat lain seperti
teh, gula, jeruk atau sirup. Ny. A suka mencampur sirup dalam air minumnya. Sistem
kepercayaan di desa itu tidak mengenal pencemaran air oleh bakteri. Menurut tradisi, mereka
memasak air minum untuk mengurangi kadar "dingin" air mentah, bukan untuk membunuh
bakteri. Nyonya A minum air masak karena ia patuh pada adat kebiasaan setempat, sebab ia
sedang sakit.
Nyonya B yang terpengaruh kampanye
Keluarga B datang di Los Molinos segenerasi lalu, tetapi mereka masih kuat beracu pada
kampung asalnya di Pegunungan Andes. Nyonya B takut tertular penyakit dataran rendah"
yang menurut anggapannya telah berjangkit di desa itu. Kekhawatiran ini merupakan salah satu
penyebab mengapa Nelida, si agen pembaru, berhasil meyakinkan Nyonya B agar memasak air
minumnya. Bagi Nyonya B, Nelida dianggap pejabat yang bersahabat (ibu-ibu desa itu malah
menyebut Nelida "penilik kotoran" Nyonya B), yang selalu memberi penerangan dan perlin-
dungan. Nyonya B tidak saja memasak air minumnya, melainkan juga telah membangun jamban
keluarga dan membawa anaknya ke Puskesmas untuk diperiksa kesehatannya.
Oleh masyarakat setempat Nyonya B dipandang sebagai orang luar karena tata-rambut
dan logat Spanyolnya yang kental. Masyarakat menerimanya tak lebih sebagai rangtepi
(marginal) di desa itu. Karena masyarakat Los Molinos bukan kelompok acuan yang penting
baginya, Nyonya, B mencari perlindungan pribadi dengan cara mengikuti nasehat-nasehat
Nelida yang bersahabat dengannya. Namun tindakan Nyonya B memasak air minum itu tidak
mengubah statusnya di masyarakat sebagai rangtepi. Dia berterima kasih kepada Nelida yang
telah mengajari bagaimana mencegah bahaya air tercemar dan penyakit "dataran rendah"
amatannya.
Nyonya C: penolak anjuran
Ibu rungga ini mewakili kebanyakan keluarga, Los Molinos yang tak terpengaruh
anjuran agen pembaru (Nelida) yang mengkampanyekan kesehatan selama dua tahun. Nyonya
C tidak paham teori kuman, walaupun telah berulangkali Nelida menjelaskannya. "Bagaimana",
sanggahnya, "jasad-jasad renik itu bertahan hidup di air dan membunuh orang? Apakah ia ikan?
Bila kuman itu sangat kecil sehingga tak tampak atau tak teraba, bagaimana ia dapat mencelakai
manusia sehat? Ancaman nyata yang perlu dicemaskan di dunia ini adalah kemiskinan dan kela-
paran; kita tidak perlu cemas terhadap binatang kecil yang tak tampak, tak teraba dan tak
terdengar. Nyonya yang setia pada adat kebiasaan itu menolak anjuran memasak air minum.
6
Sebagai pemeluk teguh tradisi kepercavaan "panas-dingin", ia beranggapan bahwa hanya orang
sakit vang patut minum air masak.
Mengapa Difusi Masak Air Minum Gagal?
Kampanye giat dua tahun yang dilakukan petugas kesehatan di masyarakat pedesaan
Peru yang berpenduduk dua ratus keluarga itu bertujuan mengajak para ibu rungga agar
memasak air minum, secara umum gagal. Nelida hanya dapat mengajak 5% penduduk desa
(sebelas keluarga) untuk mengadopsi