1
ANALISIS PERBANDINGAN ALTERNATIF KREDIT BANK DENGAN
LEASING SEBAGAI SUMBER PEMBELANJAAN
(Studi Kasus pada Koperasi Warga Universitas Siliwangi di Kota Tasikmalaya)
OLEH:
SUSAN ANDIYANI
NPM 083403170
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2012
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan KOPWARUS,
mengatahui pembelian dengan kredit bank dan pembelian dengan leasing, mengetahui
analisis perbandingan alternatif kredit bank dan leasing sebagai sumber pembelanjaan
pada KOPWARUS. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Alat analisis yang digunakan
adalah dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode uji beda rata-rata
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sumber pembelanjaan antara kredit bank
dengan leasing. Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan menunjukkan bahwa
kondisi keuangan KOPWARUS yaitu likuid, solvabel dan masih rendah menghasilkan
SHU. Pembelian secara kredit bank dan leasing dengan jangka waktu yang sama selama
4 tahun, angsuran dan tingkat bunga lebih rendah kredit bank daripada leasing. Analisis
perbandingan alternatif kredit bank dan leasing sebagai sumber pembelanjaan pada
KOPWARUS dilihat dari nilai sekarang, maka nilai sekarang dari arus kas leasing lebih
kecil daripada kredit bank. Jadi yang paling menguntungkan KOPWARUS sebagai
sumber pembelanjaan antara kredit bank dengan leasing adalah alternatif leasing.
2
ABSTRACT
The objective of this research is to determine condition finances KOPWARUS,
determine buy of bank credit and buy of leasing, determine comparative analysis of
alternative bank credit and leasing as financing source at KOPWARUS. Research
method used is descriptive analysis with case study approach. Analysis tools in the test
method used was average difference to determine whether there is a difference
financing source between bank credit with leasing. Based on the use of research result
show that condition finances KOPWARUS is liquid, solvency, and low result profit. Buy
of bank credit and leasing with period of time 4year, pay in installments and rate level
more low bank credit than leasing. comparative analysis of alternative bank credit and
leasing as financing source at KOPWARUS see from present value, then present value
from cash flow leasing more low than bank credit. So the most profit KOPWARUS as
financing source between bank credit with leasing is leasing alternative.
PENDAHULUAN
Semakin tingginya tingkat persaingan bisnis menyebabkan perusahaan berlomba-
lomba untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya kepada konsumen.
Perusahaan yang mampu memasarkan produknya sehingga menarik minat konsumen
untuk membeli barang dagangannya, akan menghasilkan permintaan produk yang
tinggi. Dengan semakin besarnya jumlah pelanggan dan permintaan akan produk,
perusahaan yang bersangkutan akan memerlukan tambahan mesin untuk meningkatkan
kemampuan produktivitasnya, yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan
yaitu untuk memaksimalkan nilai kekayaan perusahaan.
Beberapa alternatif sumber dana yang dapat dipergunakan untuk investasi aktiva
tetap antara lain modal sendiri, hutang, dan leasing. Perusahaan seringkali tidak
mempunyai atau tidak menyediakan dana dalam perusahaan untuk membeli aktiva
tetap. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari luar yaitu kredit bank
atau leasing.
Sebelum perusahaan memutuskan untuk mengambil pinjaman dari luar
perusahaan maka perusahaan tersebut harus mempertimbangkan persyaratan yang ada.
Tentunya persyaratan yang dipilih adalah persyaratan yang menguntungkan perusahaan.
3
Koperasi sebagai salah satu bentuk perusahaan juga bertujuan memaksimumkan
nilai perusahaaan, dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi
menurut penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, Koperasi adalah bangun
perusahaan yang sesuai dengan perekonomian kita yang disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Kopwarus (Koperasi Warga Universitas Siliwangi)
sebagai salah satu jenis koperasi banyak melibatkan banyak masyarakat, khususnya
produsen yang sebagian besar warga dan mahasiswa Universitas Siliwangi, untuk
berperan secara nyata dalam tata perekonomian di Indonesia dan merasakan hasil
pembangunan guna meningkatkan taraf hidup anggotanya. Kopwarus sebagai salah satu
jenis perusahaan juga mengalami hambatan dalam permodalan, untuk mengatasi
masalah tersebut pemerintah berusaha meningkatkan kemampuan modal, kemampuan
berusaha dan perluasan kegiatan usaha koperasi melalui pendayagunaan lembaga
perbankan dan lembaga lainnya.
Dalam penelitian ini akan dianalisa perbandingan bila koperasi memutuskan
membeli sendiri barang modal tersebut sebagai sumber pembelanjaan, dimana koperasi
harus menggunakan dana untuk membelinya dengan meminjam di bank dan akan
memiliki beban tambahan angsuran hutang tersebut ataukah koperasi memutuskan
untuk melakukan sewa guna usaha atau leasing dimana ia akan memiliki beban
tambahan pembayaran biaya sewa setiap bulan kepada pemilik barang modal tersebut.
Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Perbandingan Alternatif Kredit Bank
Dengan Leasing Sebagai Sumber Pembelanjaan (Studi Kasus Pada Koperasi Warga
Universitas Siliwangi di Kota Tasikmalaya)”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi keuangan
KOPWARUS, untuk mengetahui pembelian dengan kredit bank dan pembelian dengan
leasing, untuk mengetahui analisis perbandingan alternatif kredit bank dan leasing
sebagai sumber pembelanjaan pada KOPWARUS.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitan ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analitis adalah riset yang
berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan
4
menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau masa
sekarang. Studi kasus yaitu penelitian yang membahas dan menganalisis masalah
berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi di perusahaan yang diteliti (Gima Sugiama,
2008 : 37).
Beberapa pengertian variabel yang dioperasionalkan yaitu sebagai berikut:
a. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah suatu variabel bebas yang keberadaannya tidak
dipengaruhi dan tidak tergantung pada variabel lain atau variabel yang berdiri
sendiri. Variabel Independen dalam penelitian ini terdiri dari:
Variabel X1 yaitu alternatif kredit bank sebagai sumber pembelanjaan adalah
peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan
(Standar Akuntansi Keuangan, 2007: 31.4). Dengan indikator sebagai berikut:
Jangka waktu pinjaman
Tingkat Pembayaran/ angsuran
Penyusutan menggunakan metode garis lurus
Bunga Bank
Aliran kas keluar sesudah pajak
Present value dari aliran kas keluar (Sundjaja & Barlian, 2003)
Variabel X2 yaitu alternatif leasing sebagai sumber pembelanjaan adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-
guna-usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala (Triandaru & budisantoso, 2008:190).
Dengan indikator sebagai berikut:
Jangka waktu pinjaman
Tingkat pembayaran/ angsuran pembayaran lease
Aliran kas keluar sesudah pajak
Present value dari aliran kas keluar (Sundjaja & Barlian,2003)
5
Untuk itu penulis mengumpulkan data berupa data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini dilaksanakan. Dan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari litelatur dari buku-buku yang ada hubungannya
dengan masalah yang akan dibahas.
Untuk memperoleh data primer dan data sekunder maka dilakukan dengan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai bacaan
(literatur) yang mencakup buku-buku tes, diktat, makalah, jurnal dan artikel, serta
tesis, dan disertasi.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam
menguji hipotesis yang akan diajukan dengan cara:
- Observasi adalah pengamatan langsung dengan cara merekam kejadian,
mengukur, menghitung, dan mencatat kegiatan terhadap kegiatan objek yang
diteliti.
- Wawancara adalah suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data
melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dan responden.
- Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mencatat, melihat, dan
mengamati laporan-laporan serta mengamati formulir yang terdapat dalam
perusahaan.
Tekhnik analisis data menggunakan uji t. Uji beda t-test digunakan untuk
menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang
berbeda (independen). Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan mean antara
dua populasi, dengan membandingkan dua mean sampel-nya. Uji beda t-test digunakan
dengan standar error dari perbedaan rata-rata kedua sampel atau secara rumus dapat
ditulis sebagai berikut:
t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√( )
( )
(
)
(Sugiyono, 2008:197)
Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel-variabel
secara individual (partial). Apabila t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel
6
berarti t hitung signifikan artinya hipotesis diterima. Sebaliknya apabila t hitung
diperoleh lebih kecil dari t tabel berarti t hitung tidak signifikan berarti hipotesis ditolak.
Selain itu pengujian ini bisa dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing
variabel. Apabila p-value < 5% maka hipotesis diterima dan apabila p-value > 5% maka
hipotesis ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Keuangan KOPWARUS
Pimpinan perusahaan harus dapat menganalisis keadaan kondisi keuangan pihak
yang akan meminjam tersebut. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah neraca
dan laporan laba rugi tahun 2010-2011.
Tabel 4.1
Rasio Likuiditas KOPWARUS Tahun 2010-2011
Jenis Penilaian Tahun Standar*)
(%) 2010 (%) 2011 (%)
Current Ratio 139 138 200
Quick Ratio 136 134 100
Cash Ratio 31 22 40
Sumber : Neraca dan Laporan Laba Rugi KOPWARUS tahun 2010-2011,diolah.
Keterangan : *) nilai standar Departemen Koperasi
Apabila dilihat dari tabel 4.1 dibandingkan dengan nilai standar walaupun rasio
lancar dan rasio kas masih berada di bawah rata-rata KOPWARUS masih dikatakan
likuid, artinya pada periode tersebut KOPWARUS mampu memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan tidak memperhatikan persediaan. Hal ini karena hanya rasio cepat
yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh Departemen Koperasi.
Tabel 4.2
Rasio Solvabilitas KOPWARUS Tahun 2010-2011
Jenis Penilaian Tahun Standar*)
(%) 2010 (%) 2011 (%)
Debt to Asset Ratio 66,3 67,1 110
Debt to Equity Ratio 199,3 206,3 110
Long Term Debt to Equity Ratio 12,5 13,2 15
Sumber : Neraca dan Laporan Laba Rugi KOPWARUS tahun 2010-2011,diolah.
Keterangan : *) nilai standar Departemen Koperasi
7
Untuk debt to asset ratio dan debt to equity ratio dikatakan baik apabila di bawah
nilai standar, dan untuk long term debt to equity ratio dikatakan baik apabila di atas nilai
standar. Apabila dilihat dari tabel 4.2 dibandingkan dengan nilai standar walaupun debt
to equity ratio dan long term debt to equity ratio di atas nilai standar tetapi
KOPWARUS dikatakan solvabel, artinya KOPWARUS mempunyai jaminan harta yang
cukup untuk membayar setiap hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Hal ini karena hanya debt to asset ratio yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Departemen Koperasi.
Tabel 4.3
Rasio Rentabilitas KOPWARUS Tahun 2010-2011
Jenis Penilaian Tahun Standar*)
(%) 2010 (%) 2011 (%)
Profit Margin 7 10 15
Return on Investment /ROI 4 4 10
Return on Equity/ROE 1,2 1,2 21
Sumber : Neraca dan Laporan Laba Rugi KOPWARUS tahun 2010-2011,diolah.
Keterangan : *) nilai standar Departemen Koperasi
Dilihat dari tabel 4.3 dibandingkan dengan nilai standar, maka secara umum
dikatakan kemampuan KOPWARUS untuk menghasilkan SHU masih rendah.
2. Pembelian dengan Kredit Bank dan Pembelian dengan Leasing
Dalam mengambil keputusan sumber pembelanjaan antara dua alternatif yang
akan dipilih KOPWARUS, perlu pertimbangan biaya yang menjadi persyaratan masing-
masing sumber pembelanjaan. Penambahan aktiva tetap tersebut berupa mobil pick-up
seharga Rp. 100.000.000,00. Untuk menarik pinjaman dari luar tersebut KOPWARUS
dapat memperoleh dari rata-rata persyaratan yang diajukan beberapa bank dan rata-rata
persyaratan yang diajukan beberapa leasing. Dalam hal ini perbandingan jangka waktu
pinjaman harus disamakan, dikarenakan maximal pinjaman leasing selama jangka
waktu 4 tahun, maka jangka pinjaman bank disamakan yaitu 4 tahun. Pada cara
pinjaman ke bank, jaminan/agunan yang harus diberikan KOPWARUS senilai 125%.
Setelah diperhitungkan dari 10 Bank, maka didapat rata-rata angsuran dan
tingkat bunga pertahunnya sebagai berikut:
8
Tabel 4.5
Persyaratan Pembayaran Kredit Bank
Uraian Nilai
Nilai Kontrak Rp. 100.000.000,00
Jangka Waktu Pinjaman 4 tahun
Jaminan/Agunan 125%
Tingkat Bunga 10,44%
Angsuran per tahun Rp. 35.079.642,00
Sumber : Wawancara dengan Bank, 2012, diolah.
Sedangkan rata-rata dari perusahaan leasing, dengan jaminan 100% maka
didapat angsuran dan tingkat bunga pertahunnya sebagai berikut:
Tabel 4.7
Persyaratan Pembayaran Leasing
Uraian Nilai
Nilai Kontrak Rp. 100.000.000,00
Jangka Waktu Pinjaman 4 tahun
Jaminan/Agunan 100%
Tingkat Bunga 12,77%
Angsuran per tahun Rp. 37.729.249,00
Sumber : Wawancara dengan Perusahaan Leasing, 2012, diolah.
Berdasarkan perbandingan tabel di atas, persyaratan pembayaran kredit bank
dengan leasing dilihat dari segi jaminannya, kredit bank lebih memberatkan sebesar
125% daripada leasing yang hanya sebesar 100%. Tetapi dari segi angsuran dan tingkat
bunga, kredit bank lebih meringankan sebesar Rp. 35.079.642,00 dan tingkat bunga
sebesar 10,44% daripada pembayaran leasing sebesar Rp. 37.729.249,00 dan tingkat
bunga sebesar 12,77%.
B. PEMBAHASAN
1. Alternatif Kredit Bank Sebagai Sumber Pembelanjaan pada KOPWARUS
Pada tabel 4.8 menjelaskan perhitungan yang diinginkan untuk membagi
pembayaran pinjaman atas bunga dan pokok.
9
Tabel 4.8
Menetapkan Komponen-komponen Pokok dan Tingkat Bunga Pembayaran Pinjaman Kredit Bank
Akhir
Tahun
ke-
Pembayaran
Pinjaman
(1)
(Rp)
Pokok Pinjaman
Awal Tahun
(2)
(RP)
Pembayaran Pokok
Pinjaman
akhir tahun
((2)-(4))
(5)
(Rp)
Bunga
((10,44%x(2))
(3)
(Rp)
Pokok
((1)-(3))
(4)
(Rp)
1 35.079.642 100.000.000 10.440.000 24.639.642 75.360.358
2 35.079.642 75.360.358 7.867.621 27.212.021 48.148.337
3 35.079.642 48.148.337 5.026.686 30.052.956 18.095.381
4 35.079.642 18.095.381 1.889.158 33.190.484 -
Dengan diketahui biaya pemeliharaan, asuransi, dan biaya lain mobil pick up
sebesar 4% per tahun dari pokok pinjamannya, yaitu sebesar Rp. 4.000.000,00 per
tahunnya. Berikut tabel 4.9 menjelaskan perhitungan yang diinginkan untuk
menentukan aliran kas keluar perusahaan dengan meminjam secara kredit bank untuk
membeli mobil pick up.
Tabel 4.9
Aliran Kas Keluar Sesudah Pajak dengan Alternatif Pembelian Secara Kredit Bank
Akhir
tahun
ke-
Pembayaran
Pinjaman
(1)
(Rp)
Biaya
Pemeliharaan
(2)
(Rp)
Penyusutan
(3)
(Rp)
Bunga
(4)
(Rp)
Total
Pengurangan
((2)+(3)+(4))
(5)
(Rp)
Pajak
(12,5%x(5))
(6)
(Rp)
Aliran kas
keluar sesudah
pajak
((1)+(2)-(6))
(7)
(Rp)
1 35.079.642 4.000.000 25.000.000 10.440.000 39.440.000 4.930.000 34.149.642
2 35.079.642 4.000.000 25.000.000 7.867.621 36.867.621 4.608.453 34.471.189
3 35.079.642 4.000.000 25.000.000 5.026.686 34.026.686 4.253.336 34.826.306
4 35.079.642 4.000.000 25.000.000 1.889.158 30.889.158 3.861.145 35.218.497
Untuk menghitung arus kas keluar setelah pajak untuk alternatif kredit, perlu
diketahui terlebih dahulu besarnya penghematan pajak. Dalam hal ini penyusutan
dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus dengan mengasumsikan umur alat 4
tahun. Karena penghematan semakin kecil arus kas keluar cara kredit cenderung
meningkat, dari Rp. 34.149.642,00 pada tahun ke-1 menjadi Rp. 35.218.497,00.
10
2. Alternatif Leasing Sebagai Sumber Pembelanjaan pada KOPWARUS
Pada alternatif ini KOPWARUS termasuk jenis leasing finance lease, dimana
pada akhir kontrak lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aktiva tetap tersebut.
Perhitungan present value pada leasing ini tanpa memperhatikan biaya administrasi
pada awal periode kontrak. Dan juga leasing tidak ada masa tenggang pembayaran
angsuran, jadi sudah harus mulai membayar pada saat penandatanganan kontrak dibuat.
Arus kas keluar pada alternatif leasing terlihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Aliran Kas Keluar Sesudah Pajak Dengan Leasing
Akhir
tahun ke-
Pembayaran Leasing
(1)
(Rp)
Pajak
(12,5%x(1))
(2)
(Rp)
Aliran kas keluar sesudah
pajak
((1)-(2))
(3)
(Rp)
1 37.729.249 4.716.156 33.013.093
2 37.729.249 4.716.156 33.013.093
3 37.729.249 4.716.156 33.013.093
4 37.729.249 4.716.156 33.013.093
Pembayaran lease dianggap sebagai pengeluaran sehingga dapat mengurangi
pajak pendapatan. Sehingga KOPWARUS sebagai lessee menerima penghematan pajak
yang tetap setiap tahunnya. Arus kas keluar adalah selisih antara pembayaran lease
dengan penghematan pajak, karena pembayaran lease tetap maka arus kas
KOPWARUS akan tetap setiap tahunnya.
3. Analisis Perbandingan Alternatif Kredit Bank dan Leasing Sebagai Sumber
Pembelanjaan pada KOPWARUS
Agar dapat membandingkan leasing dengan kredit, maka nilai arus dana keluar
didiskon dengan tingkat diskon yang sama untuk kedua alternatif. Karena leasing
analog dengan pinjaman, maka tingkat diskon yang tepat untuk mendiskon arus kas
keluar adalah biaya kredit setelah pajak. Dalam hal ini karena tingkat pajak sebesar
12,5%, maka biaya pinjaman setelah pajak adalah 10,44% (1-12,5%) = 9,135%
dibulatkan menjadi 9%.
Setelah diketahui arus kas pada alternatif kredit bank dengan leasing maka akan
diketahui nilai present valuenya dilihat dari tabel present value 9% dikalikan dengan
arus kas masing-masing alternatif. Dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
11
Tabel 4.11
Membandingkan Aliran Kas Keluar Alternatif Kredit Bank Dan Leasing
Kredit Bank Leasing
Akhir
tahun
Aliran kas
setelah pajak
(1)
(Rp)
Tabel Present
Value (9%)
(2)
Present Value
(1)x(2)
(3)
(Rp)
Aliran kas
setelah pajak
(4)
(Rp)
Tabel Present
Value
(9%)
(5)
Present Value
(4)x(5)
(6)
(Rp)
1 34.149.642 0,917 31.315.221 33.013.093 0,917 30.273.006
2 34.471.189 0,842 29.024.741 33.013.093 0,842 27.797.024
3 34.826.306 0,772 26.885.908 33.013.093 0,772 25.486.108
4 35.218.497 0,708 24.934.696 33.013.093 0,708 23.373.270
Jumlah 112.160.566 Jumlah 106.929.408
Pada tabel 4.11 bila dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas kedua
alternatif, kredit bank dan leasing, maka terlihat nilai sekarang dari arus kas leasing
sebesar Rp. 106.929.408,00 lebih kecil daripada kredit bank sebesar Rp.
112.160.566,00. Selisihnya sebesar Rp. 5.231.158,00 artinya leasing lebih
menguntungkan terlihat dari hasil perhitungan nilai sekarang (present value) arus kas
keluar antara kredit bank dan leasing (Triandaru&Budisantoso 2008:196).
Masih terdapat kelebihan yang dapat digunakan KOPWARUS untuk
memutuskan alternatif leasing sebagai sumber pembelanjaan selain dilihat dari segi
perhitungan present value yang akan dipilih, yaitu:
1. Sistem pembayaran leasing dapat diatur sesuai dengan kemampuan KOPWARUS.
2. Jaminan leasing lebih rendah dibandingkan kredit.
3. Waktu untuk memperoleh barang leasing lebih cepat dibandingkan proses untuk
memperoleh kredit.
4. KOPWARUS tidak wajib memiliki barang modal tersebut, sehingga apabila barang
modal tersebut kurang bermanfaat dapat dikembalikan ke lessor apabila kontrak
telah selesai.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara present value
kredit bank dengan leasing maka dilakukan suatu analisis dengan langkah-langkah
sebgai berikut:
1. Formulasikan Ho dan Ha
Ho : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan antara sumber pembelanjaan alternatif
kredit bank dengan leasing.
12
Ha : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan antara sumber pembelanjaan alternatif kredit bank
dengan leasing.
2. Pemilihan Tes Statistik
Dengan menggunakan SPSS 0,16 maka diperoleh rata-rata tiap sampel dan
simpangan baku tiap sampel sebagai berikut:
Untuk rata-rata present value kredit bank sebesar 28040141,50 dengan jumlah 4 tahun,
simpangan baku sebesar 2749037,931 dan std error mean 1374518,965. Sementara itu
untuk rata-rata present value leasing sebesar 26732352 dengan jumlah 4 tahun,
simpangan baku sebesar 2972446,423 dan std error mean 1486223,211. Dan korelasi
yang didapat adalah adalah sebesar 0,036 dengan signifikasi 0,855, hal ini menunjukkan
terjadi hubungan yang cukup kuat antara present value kredit bank dan leasing.
3. Menentukkan nilai t
Dari hasil perhitungan SPSS 0,16 diketahui nilai t hitung adalah sebesar 0,646
dan signifikasi 0,855 sementara itu selanjutnya mencari t tabel pada tabel distribusi
dengan tingkat signifikasi 0,05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan df =
n1 + n2 -2 atau 4+4-2=6, dan hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,447
(tercantum dalam lampiran)
4. Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Setelah t hitung dan t tabel diketahui selanjutnya kedua nilai tersebut
dibandingkan dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
- Jika -t tabel t hitung t tabel, maka Ho diterima
- Jika -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel, maka Ho ditolak
Berdasarkan signifikasi :
- Jika signifikasi 0,05, maka Ho ditolak
- Jika signifikasi 0,05, maka Ho ditolak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
-2,447 0,646 2,447
13
Dari perhitungan di atas didapat t hitung t tabel (0,646 2,447) dan
signifikasi 0,05 (0,855 0,05), maka berdasarkan perbandingan tersebut Ho diterima
jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara sumber pembelanjaan
alternatif kredit bank dengan leasing.
Hal ini dikarenakan tiap-tiap bank ataupun leasing mempunyai kriteria yang
berbeda-beda. Tidak jarang persyaratan pembayaran yang diajukan bank lebih mahal
atau tinggi daripada yang diajukan oleh leasing dan begitu pula sebaliknya leasing
mengajukkan persyaratan yang lebih tinggi daripada yang diajukan oleh kredit bank.
Dengan jangka waktu yang sama, maka kredit bank dengan leasing sama dilihat dari
perhitungan present valuenya.
PENUTUP
A. Simpulan
1. Setelah menganalisis kondisi keuangan KOPWARUS, dari segi rasio likuiditas
KOPWARUS masih dikatakan likuid artinya pada periode tersebut KOPWARUS
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tidak memperhatikan
persediaan. Dari segi solvabilitas KOPWARUS masih dikatakan solvabel artinya
KOPWARUS mempunyai jaminan harta yang cukup untuk membayar setiap
hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dari segi rasio
rentabilitas dibandingkan dengan nilai standar, maka secara umum dikatakan
kemampuan KOPWARUS untuk menghasilkan SHU masih rendah.
2. Pembelian dengan kredit bank dan pembelian dengan leasing mempunyai kriteria
jaminan, angsuran, dan tingkat bunga yang berbeda. Dari nilai kontrak dan jangka
waktu yang sama dari 10 bank dan 10 perusahaan leasing, persyaratan pembayaran
kredit bank dengan leasing dilihat dari segi jaminannya, kredit bank lebih
memberatkan daripada leasing. Tetapi dari segi angsuran dan tingkat bunga, kredit
bank lebih meringankan daripada pembayaran leasing..
3. Analisis perbandingan kredit bank dengan leasing dalam memperoleh aktiva tetap
berupa mobil pick up untuk kegiatan operasional KOPWARUS, leasing lebih
menguntungkan terlihat dari hasil perhitungan nilai sekarang (present value) arus kas
keluar antara kredit bank dan leasing. Masih terdapat kelebihan yang dapat
digunakan KOPWARUS untuk memutuskan alternatif leasing sebagai sumber
14
pembelanjaan selain dilihat dari segi perhitungan present value yang akan dipilih,
yaitu sistem pembayaran leasing dapat diatur sesuai dengan kemampuan
KOPWARUS, jaminan leasing lebih rendah dibandingkan kredit, waktu untuk
memperoleh barang leasing lebih cepat dibandingkan proses untuk memperoleh
kredit, dan KOPWARUS tidak wajib memiliki barang modal tersebut, sehingga
apabila barang modal tersebut kurang bermanfaat dapat dikembalikan ke lessor
apabila kontrak telah selesai. Tetapi perlu diperhatikan juga dari beberapa aspek
lainnya. Perhitungan present value pada leasing ini tidak memperhatikan biaya
administrasi pada awal periode kontrak. Dan leasing juga tidak ada masa tenggang
pembayaran angsuran, jadi sudah harus mulai membayar pada saat penandatanganan
kontrak dibuat.
B. Saran
1. Bagi perusahaan yang diteliti,
Untuk menambah aktiva tetap guna kegiatan operasional, perusahaan mempunyai dua
alternatif yaitu alternatif kredit bank dengan leasing. Untuk lebih menguntungkan,
sebaiknya perusahaan memilih alternatif leasing karena dilihat dari present valuenya
biaya leasing lebih rendah daripada biaya kredit bank. Selain itu leasing juga
mempunyai kelebihan, yaitu sistem pembayaran leasing dapat diatur sesuai dengan
kemampuan KOPWARUS, jaminan leasing lebih rendah dibandingkan kredit, waktu
untuk memperoleh barang leasing lebih cepat dibandingkan proses untuk memperoleh
kredit, dan KOPWARUS tidak wajib memiliki barang modal tersebut, sehingga apabila
barang modal tersebut kurang bermanfaat dapat dikembalikan ke lessor apabila kontrak
telah selesai. Tetapi angsuran dan tingkat bunga leasing lebih mahal dan tinggi
daripada kredit bank. Berikutnya, apabila penambahan kendaraan operasional sudah
dilakukan, perusahaan harus meningkatkan efektivitas dari kegiatan operasionalnya
tersebut. Hal terakhir ini dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan operasional
perusahaan dan dalam rangka bersaing dengan perusahaan-perusahaan pesaing lainnya
baik dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang.Bagi peneliti lain,
2. Bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dengan topik yang sama
sebaiknya penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya sehingga dapat
15
mengetahui kendala-kendala atau kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin
terjadi yang berhubungan dengan alternatif sumber pembelanjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2007). Keterampilan Menulis Dan Berbicara Akademik Di Perguruan
Tinggi: Suatu Pengantar Keterampilan Berbahasa. Tasikmalaya: HZZA Pres.
Anggraeni, Agustine. (2010). Minimalisasi Pajak Penghasilan Dengan Komparasi
Manajemen Pembelian Aktiva Tetap Dengan Tunai, Kredit Dan Leasing Dengan
Hak Opsi Pada PT. Harapan Express. Jurnal Akuntansi, (Online). Halaman
Tersedia: http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_14542.htm. (15 Juni 2012).
Anggraini, Dian. (1997). Analisa Perbandingan Alternatif Leasing Atau Meminjam
Untuk Menentukan Sumber Pembelanjaan Mesin Pada Perusahaan Rol Karet
PT Ustegra Malang. Jurnal Akuntansi, (Online).Halaman Tersedia:
http://digilib.petra.ac.id/. (15 Juni 2012).
Apriyanto.(1998). Analisis Perbandingan Leasing Dan Kredit Untuk Sebagai Alternatif
Sumber Pembiayaan Luar Koperasi. Jurnal Akuntansi, (Online). Halaman
Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/.(15 Juni 2012).
Firdaus, M.Rahmat (1985). Teori & Analisa Kredit. Bandung: PT. Purna Sarana Lingga
Utama.
Fuad, Muhammad. (2007). Analisis Keputusan Lease-Or-Buy Dalam Pembiayaan
Barang Modal. Jurnal Akuntansi, (Online). Halaman Tersedia:
http://pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/41077591100.pdf. (18 Juni 2012).
Hendrojogi. (2004). Koperasi: Asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia.(2007). Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Jakarta:
Salemba Empat.
Irawati, Susan (2006). Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.
Iskandar, Syamsu (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Semesta
Asa Bersama.
Kasmir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kopwarus. (2011). Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Tahun Buku 2011.
Tasikmalaya: Kopwarus.
Kopwarus. (2010). Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Tahun Buku 2010.
Tasikmalaya: Kopwarus.
16
Kopwarus. (2011). Profil Koperasi Warga Universitas Siliwangi (KOPWARUS).
Tasikmalaya: Kopwarus.
Sugiama, Gima A (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen (EdisiPertama).
Bandung: Guardaya Intimarta.
Sugiyono.(2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sundjaja, R.S. dan Barlian, Inge. (2003). Manajemen Keuangan Dua (Edisi Keempat).
Bandung: Literata Lintas Media.
Triandaru, S. dan Budisantoso, Totok. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
(Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Empat.
Weston, J.F. dan Brigham, E.F. (1994). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 2
(Edisi Kesembilan). Jakarta: Erlangga.
Weston, J.F. dan Copeland, T.E. (1997). Manajemen Keuangan Jilid 2 (Edisi
Kesembilan). Jakarta: Binarupa Aksara.
http://afand.cybermq.com/post/detail/2656/leasing-sewa-guna-usaha--pengertian
http://ahapc.blogspot.com/
http://ekhardhi.blogspot.com/2010/12/pembelanjaan-perusahaan.html
http://indrasoft.wordpress.com/2010/04/09/tugas-manajemen-keuangan/
http://kuliah-santai.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-fungsi-pembelanjaan.html
http://pendioioi.blogspot.com/2012/01/permodalan-koperasi.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_l5151_040037_chapter2.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Amanita%20Novi%20Yushita,%20S.
E./SEWA%20GUNA%20USAHA.pdf
http://www.kopindo.co.id/index.php?option=com_content&view=category&id=208&la
yout=blog&Itemid=402
http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=89095
http://www.smecda.com/files/dep_pembiayaan/informasi/07_10_sewa_guna_usaha.pdf
http://zozozzzoo.blogspot.com/2010/11/pemasaran.html
www.rhassan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8699/Minggu+3.rtf
17
www.staff.uny.ac.id/sites/default/..../SEWA%20GUNA%20USAHA.pdf
www.staff.uny.ac.id/system/..../Lap-hasil-%20penel%20kop16-1-07.doc