i
DAFTAR I S I
DAFTAR ISI i - iv
BAB I PENDAHULUAN 1 - 3
A. LATAR BELAKANG 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN 3
1. Maksud 3
2. Tujuan 3
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 4 - 11
A. KONDISI UMUM ADMINISTRASI 4
B. KONDISI GEOGRAFIS 5
C. KONDISI DEMOGRAFIS 7
1. Jumlah Penduduk 7
2. Struktur Usia Penduduk Menurut Kelompok Umur 10
3. Angka Pertumbuhan
Penduduk 11
BAB III TINJAUAN DOKUMEN PERENCANAAN
TERKAIT 12 - 36 A. TINJAUAN ATAS RPJP
KABUPATEN KARIMUN 2006-2025 12
B. TINJAUAN ATAS RPJMN 2020-2024 14
1. Visi Misi Pembangunan 14
2. RPJMN 2020-2024 14
ii
3. Arahan Presiden 15 4. Visi Indonesia 2045 17
5. Keterkaitan RPJM Nasional dengan
RPJP Kabupaten Karimun 23
6. Pengaturan KPBPB dalam RPJM
Nasional 2020 - 2024 23
7. Pengaturan Daerah Perbatasan
dalam RPJM Nasional 2020-2024 27 8. Pembangunan yang Berkeadilan
dalam RPJM Nasional 2020-2024 28
9. Pengaturan Kemaritiman
dalam RPJMN 29
C. TINJAUAN TERHADAP RTRW
KABUPATEN KARIMUN 2011-2031 31 1. Rencana Struktur Ruang 31
2. Rencana Pola Ruang 35
BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS
DAN KONDISI DAERAH 38 – 43
A. ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
B. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAN KONDISI DAERAH 39
BAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 49 - 62
A. VISI 49
B. MISI 51
C. PROGRAM PRIORITAS 57
BAB VI P E N U T U P 63
iii
DAFTAR TABEL
Tabel II .1. Pembagian Wilayah Administrasi
Pemerintahan, Kecamatan serta
Jumlah Desa dan Kelurahan
di Kabupaten Karimun 5
Tabel II .2 Luas Daratan dan Rata-rata
Kepadatan Penduduk menurut
Kecamatan Tahun 2019 8
Tabel II .3 Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala Keluarga dan Rata-rata Anggota Keluarga menurut
Wilayah Kecamatan Tahun 2019 9
Tabel II .4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok
Umur Tahun 2019 11
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I .1. Peta Administrasi Kabupaten Karimun 6
Gambar III .1 Visi dan Misi Presiden 17
Gambar III .2 Kerangka Pikir 7 Agenda Pembangunan 22
Gambar III.3 Sebaran KPBPB 24
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyampaian Visi, Misi dan Program Calon Kepala Daerah
adalah merupakan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubenur, Bupati
dan Walikota Menjadi Undang Undang. Berdasarkan ayat (1) Pasal
45 menyatakan bahwa : “Pendaftaran Calon Gubernur, Calon
Bupati dan Calon Walikota disertai dengan penyampaian dokumen persyaratan”. Salah satu dokumen persyaratan yang dimaksud,
berdasarkan ayat (2) huruf n Pasal 45, meliputi diantaranya adalah
“naskah visi dan misi Calon Gubernur, Calon Bupati dan Calon
Walikota”.
Dalam kaitannya dengan penyusunan Visi dan Misi tersebut,
untuk menjaga kesinambungan pembangunan daerah, maka penyusunan Visi, Misi Calon Kepala Daerah diharapkan mengacu
pada dokumen perencanaan yang sudah ada sebelumnya sebagai
payung perencanaan, yakni Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD). Visi dan Misi calon kepala daerah bukanlah visi dan
misi yang berdiri sendiri dan tidak terkait dengan perencanaan
yang telah ada sebelumnya.
Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini nantinya digunakan sebagai substansi dan rujukan utama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah,
sedangkan RPJM Daerah sendiri harus diselaraskan dengan RPJM
2
Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 02 Tahun 2015.
Oleh karena itu, rumusan visi-misi ini disusun dengan
memperhatikan : i) RPJM Nasional, ii) RPJP Daerah, dan iii) Analisis
Isu Strategis dan Kondisi Daerah.
Rencana yang dirumuskan dalam Visi dan Misi mencerminkan
urgensi permasalahan pokok yang hendak diselesaikan dalam
tugas pokok urusan pemerintahan. Permasalahan pokok tersebut terutama dalam kaitan dengan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan publik dan daya saing daerah. Permasalahan pokok
tersebut memiliki saling keterkaitan secara utuh dan
berkesinambungan dari periode pembangunan sebelumnya dan ke
periode pembangunan berikutnya. Selain itu, rencana yang
dirumuskan juga mempertimbangkan isu-isu yang berkembang pada lingkungan strategis.
Selain mengacu pada dokumen formal RPJPD dan RPJMN
sebagai panduan, kondisi umum daerah sebagai hasil dan dampak
dari pelaksanaan pembangunan selama ini juga menjadi referensi
utama dalam menentukan visi dan misi calon kepala daerah.
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Karimun tahun 2016-2021 melalui
periode pertama kepemimpinan Bupati Dr. H. Aunur Rafiq, S. Sos, M. Si dan Wakil Bupati H. Anwar Hasyim, M. Si menunjukan hasil
yang sangat optimal. Pencapaian target-target pembangunan yang
diimplementasikan melalui 4 (empat) azam pembangunan
menunjukan keberhasilan yang menggembirakan, ini menunjukan
bahwa arah pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini
berada pada jalur yang benar. Visi mewujudkan Karimun sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi berbasis maritim yang terdepan berlandaskan iman dan taqwa telah pula dapat dilihat dan dirasakan
dari kemajuan pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu,
pencapaian selama ini tetap menjadi bagian dalam menentukan
3
visi dan misi ke depan, yakni melanjutkan pelaksanaan pembangunan yang telah dicapai serta mengoptimalkan yang
belum menunjukan hasil yang baik.
Berbekal pengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan
dan pembangunan daerah sebagai Bupati dan Wakil Bupati
Karimun selama 5 (lima) tahun, serta pemahaman yang
menyeluruh terhadap dinamika perkembangan, keberhasilan
pembangunan daerah serta tantangan yang dialami selama ini kiranya menjadi bekal yang cukup bagi kami untuk menawarkan visi
dan misi 4 (empat) tahun kedepan guna melanjutkan keberhasilan
yang sudah tercapai dan menuntaskan permasalahan yang belum
dapat diselesaikan untuk mewujudkan masyarakat Karimun yang
lebih baik dan berkeadilan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Maksud dari perumusan Visi dan Misi ini adalah tersedianya
sebuah dokumen yang menggambarkan kondisi masa depan
Kabupaten Karimun pada tahun 2024 yang hendak diwujudkan oleh
pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Karimun Dr. H. AUNUR
RAFIQ, S. Sos, M. Si dan H. ANWAR HASYIM, M. Si serta upaya-upaya
yang akan ditempuh dalam mewujudkannya.
2. Tujuan
Tujuan dari perumusan Visi dan Misi ini adalah
tersosialisasikannya tujuan dan sasaran pembangunan yang hendak
dicapai oleh pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Karimun
Dr. H. AUNUR RAFIQ, S. Sos, M. Si dan H. ANWAR HASYIM, M. Si pada tahun 2024 dan arah kebijakan serta program prioritas yang akan
dijalankan untuk mencapainya.
4
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
A. Kondisi Umum Administrasi
Wilayah Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan perairan, dengan luas total wilayah mencapai 7.986 Km2, dengan luasan perairan memiliki persentase jauh lebih besar (80,91%) dibanding luas daratan (19,09%). Berdasarkan perbandingan luas antar kecamatan, Kecamatan Moro memiliki luas paling besar dengan persentase daratan 76,56% dan lautan 25,83%.
Sebagai wilayah yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil, saat ini Kabupaten Karimun memiliki 254 buah pulau yang seluruhnya sudah memiliki nama, namun baru sebanyak 57 pulau diantaranya yang sudah berpenghuni. Tiga gugusan pulau terbesar di wilayah ini menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Moro. Pulau terluar di Kabupaten Karimun adalah Pulau Karimun Anak dan Pulau Iyu Kecil.
Secara administrasi, Kabupaten Karimun dibagi dalam 12 Kecamatan, 29 Kelurahan dan 42 Desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Tanjung Balai Kecamatan Karimun. Pembagian wilayah administrasi hingga unit desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel berikut.
5
Tabel II .1. Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan, Kecamatan
serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Karimun
WILAYAH ADMINISTRASI
IBUKOTA KECAMATAN
J U M L A H JUMLAH PULAU KELURAHAN DESA RW RT
1 2 3 4 5 6 7
Moro Moro 2 10 51 136 85
Durai Durai - 4 14 39 47
Kundur Tanjung Batu Kota 3 3 51 145 -
Kundur Utara Tanjung Berlian 1 4 43 93 - Kundur Barat Sawang 1 4 44 111 11 Ungar Sei Buluh 1 3 23 47 26 Belat Sebele - 6 28 65 25 Karimun Tanjung Balai 6 3 40 142 24 Buru Buru 2 2 29 64 7 Meral Meral 6 - 30 119 4 Tebing Tebing 5 1 25 73 20 Meral Barat Darussalam 2 2 19 55 5
JUMLAH 29 42 397 1.089 254
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Karimun Dalam Angka 2020
B. Kondisi Geografis
Secara astronomis, Kabupaten Karimun terletak di antara 0º 35’ Lintang Utara sampai dengan 1º 10’ Lintang Utara dan 103º 30’ Bujur Timur sampai dengan 104º 00’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan perairan, yang secara keseluruhan kurang lebih seluas 7.986 Km2.
Wilayah Kabupaten Karimun berbatasan langsung dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia, serta berada di antara Kota Batam, Kabupaten Lingga dan Provinsi Riau (Kabupaten Meranti, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan). Hal ini menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk kegiatan perekonomian. Berdasarkan aspek geostrategisnya, maka Kabupaten Karimun menjadi salah satu dari
6
4 (empat) kabupaten yang sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (tiga lainnya adalah Sabang, Bintan dan Batam). Batas-batas Kabupaten Karimun yaitu :
1) Utara : Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia 2) Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir)
dan Kabupaten Lingga 3) Barat : Kecamatan Tebing Tinggi (Kabupaten Meranti),
dan Kecamatan Kuala Kampar (Kabupaten Pelalawan)
4) Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)
Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Karimun
7
C. Kondisi Demografis
Penduduk merupakan pelaku sekaligus sasaran pembangunan, sehingga data penduduk merupakan data pokok yang perlu diketahui karakteristiknya (meliputi kuantitas, distribusi, komposisi, dan kualitas), untuk mengetahui potensi maupun kebutuhan kebutuhan yang diperlukan dalam rangka memperoleh subyek yang berkualitas.
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Karimun pada tahun 2019 menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karimun berjumlah 250.511 jiwa terdiri dari 128.344 laki-laki dan 122.167 perempuan. Secara umum kepadatan penduduk Kabupaten Karimun sebesar 164 jiwa/km2. Penduduk Kabupaten Karimun berasal dari berbagai suku bangsa (heterogen) dan lebih didominasi oleh suku Melayu.
Persebaran penduduk di Kabupaten Karimun secara geografis dapat dikatakan belum merata sehingga mengakibatkan penumpukan konsentrasi penduduk pada beberapa wilayah tertentu. Ketidakmerataan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah potensi wilayah yang dimiliki.
8
Tabel II .2 Luas Daratan dan Rata-rata Kepadatan Penduduk
menurut Kecamatan Tahun 2019
KECAMATAN LUAS DARATAN RATA-RATA KEPADATAN PENDUDUK
1 2 3
Moro 447,92 41,41 Durai 62,98 96,76 Kundur 83,74 366,65 Kundur Utara 245,65 52,06 Kundur Barat 189,92 97,42 Ungar 55,53 107,46 Belat 109,34 60,83 Karimun 59,76 851,34 Buru 73,40 137,82 Meral 57,85 812,34 Tebing 76,35 366,72 Meral Barat 61,55 247,85 J U M L A H 1.524,00 164,38
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Karimun Dalam Angka 2020
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Karimun pada tahun 2019 menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karimun adalah 76.531 KK tersebar di 12 (dua belas) Kecamatan di Kabupaten Karimun. Kecamatan dengan jumlah KK terbanyak adalah Kecamatan Karimun sebanyak 15.727 KK diikuti oleh Kecamatan Meral yaitu sebanyak 13.798 KK, dan Kecamatan Durai memiliki KK paling sedikit yaitu sebanyak 1.921 KK. Untuk mengetahui lebih jelas jumlah KK di Kabupaten Karimun pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
9
Tabel II .3 Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala Keluarga dan Rata-rata
Anggota Keluarga menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2019
KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK RATA-RATA
ANGGOTA KELUARGA 1 2 3 4
Moro 18.566 5.758 3 Durai 6 .094 1.921 3 Kundur 30.703 9.511 3 Kundur Utara 12.788 3.923 3 Kundur Barat 18.502 5.707 3 Ungar 5.967 1.952 3 Belat 6.651 2.126 3 Karimun 50.876 15.727 3 Buru 10.116 3.249 3 Meral 46.994 13.798 3 Tebing 27.999 8.323 3 Meral Barat 15.255 4.536 3
J U M L A H 250.511 76.531 3
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kabupaten Karimun Dalam Angka 2020
Walaupun Kabupaten Karimun masih tergolong sebagai kota kecil, namun melihat fungsi daerah ini sebagai daerah transit maka akan menimbulkan berbagai permasalahan mendasar terkait dengan kependudukan. Migrasi penduduk yang masih saja berlangsung serta besarnya persentase usia produktif di Kabupaten Karimun dapat menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang pada akhirnya akan memberikan tekanan yang besar terhadap sumber daya dan daya dukung alam yang tersedia. Kedekatan Kabupaten Karimun dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia serta Kota Batam sebagai pusat industri ditambah lagi dengan telah ditetapkannya Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), semakin menimbulkan permasalahan–permasalahan kependudukan.
10
2. Struktur Usia Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang bagus akan menjadi potensi yang besar untuk memajukan suatu daerah. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Dalam Angka 2020, laju pertumbuhan penduduk per Tahun 2018-2019 sebanyak 1,05 persen. Pertambahan penduduk Kabupaten Karimun masih pada batas wajar mengingat wilayah Kabupaten Karimun adalah wilayah perbatasan dimana migrasi masuk-keluar cukup tinggi.
Dilihat dari struktur usia penduduk Kabupaten Karimun termasuk umur muda, lebih dari separuh penduduk (53,25 persen) atau sebanyak 123.955 jiwa berada pada golongan umur 20-59 tahun. Golongan ini merupakan golongan umur yang sedang aktif bekerja (produktif). Penyediaan lapangan usaha yang sebanyak-banyaknya sangat diperlukan. Golongan umur terbesar kedua adalah umur 5-19 tahun sebanyak 71.338 jiwa (30,64 persen). Golongan umur ini merupakan golongan usia sekolah sehingga sangat diperlukan fasilitas pendidikan yang cukup dan memadai. Sedangkan untuk golongan umur lebih dari 59 tahun sebanyak 19.935 jiwa atau 8,56 persen dari total penduduk.
11
Tabel II .4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2019
KELOMPOK UMUR JUMLAH %
1 2 3 0 – 4 Tahun 18.681 7,46 5 – 9 Tahun 22.920 9,15
10 – 14 Tahun 19.921 7,95 15 – 19 Tahun 18.366 7,33 20 – 24 Tahun 21.085 8,42 25 – 29 Tahun 20.085 8,02 30 – 34 Tahun 19.762 7,89 35 – 39 Tahun 22.142 8,84 40 – 44 Tahun 20.778 8,29 45 – 49 Tahun 17.251 6,89 50 – 54 Tahun 13.841 5,53 55 – 59 Tahun 11.613 4,64 60 – 64 Tahun 9.030 3,60 65 – 69 Tahun 6.398 2,55 70 – 74 Tahun 3.828 1,53
75 + Tahun 4.810 1,92
J U M L A H 250.511 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karimun
3 . Angka Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah besaran persentase perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk pada waktu sebelumnya. Angka pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah (kelahiran dan kematian) maupun migrasi penduduk.
Indikator laju pertumbuhan penduduk berguna untuk melihat kecenderungan dan memproyeksi jumlah penduduk dimasa depan. Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2019 adalah 0,71 % naik 0,21 % dibandingkan Tahun 2018 (0,84 %).
12
BAB III TINJAUAN DOKUMEN
PERENCANAAN TERKAIT
A. TINJAUAN ATAS RPJP KABUPATEN KARIMUN
2006-2025
Untuk memperkuat visi dan misi calon Bupati dan Wakil Bupati
Karimun periode 2020-2024, poin-poin arahan dari RPJPD 2006-2025 tetap menjadi perhatian. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga konsistensi perencanaan jangka panjang daerah yang
telah disepakati bersama sebagaimana tertuang di dalam dalam
Perda Nomor 6 Tahun 2005 tentang RPJPD Kabupaten Karimun
tahun 2006- 2025, yang telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Karimun Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Karimun Tahun
2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2017
Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Karimun
Nomor 3).
Kondisi saat ini, tahapan pembangunan Kabupaten Karimun
akan memasuki tahapan keempat (2021-2025) atau yang terakhir
dari periode RPJPD Kabupaten Karimun 2006-2025. Sebagai arahan pembangunan jangka Panjang 2006-2025, Kabupaten Karimun
memiliki Visi “Terwujudnya Kabupaten Karimun yang Maju,
Mandiri, Adil, dan Berbudaya berlandaskan Iman dan Taqwa”.
Dalam rangka mewujudkan Visi dari Kabupaten Karimun, maka
ditetapkanlah enam buah Misi pembangunan daerah sebagai
ukuran bagi pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang
13
Kabupaten Karimun. Misi dari RPJP Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan potensi pertanian, perikanan, dan kelautan
berbasis ekonomi kerakyatan dan mendorong pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah;
2. Meningkatkan pertumbuhan industri kecil, menengah, dan besar
serta koperasi dengan struktur yang kuat melalui keterkaitan
antar sektor dan antar industri, serta mewujudkan pusat perdagangan dan jasa modern dengan dukungan agrobisnis dan
agroindustri sehingga mampu menghasilkan produk yang
memiliki daya saing kuat;
3. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Karimun yang beriman dan
bertakwa, berbudaya, memiliki etos kerja tinggi, berdisiplin,
berkualitas, trampil, cerdas, jujur, berjiwa sosial, dan bergotong royong, sehat dan sejahtera, menguasai sains dan teknologi,
sesuai dengan perkembangan jaman;
4. Mewujudkan rasa aman dan damai, supremasi hukum dan HAM,
demokrasi dan pemerintahan yang tertib, efektif, dan efisien
menuju terwujudnya good governance (ketatapemerintahan
yang baik);
5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur perkotaan dan pedesaan serta kawasan pesisir dan perbatasan sehingga
terlaksana pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang
berkelanjutan;
6. Mewujudkan peningkatan daerah yang telah memenuhi syarat
untuk dimekarkan guna untuk pemerataan pembangunan dan
memperpendek rentang kendali pemerintahan.
14
B. TINJAUAN ATAS RPJMN 2020-2024
1. Visi Misi Pembangunan
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini,
maka Visi Pembangunan Nasional untuk Tahun 2020-2024 adalah :
“ TERWUJUDNYA INDONESIA MAJU YANG BERDAULAT,
MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG-ROYONG ”
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 9 (sembilan)
Misi Pembangunan yaitu :
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia. 2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing.
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan.
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan.
5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa.
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan
Terpercaya. 7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman
pada Seluruh Warga.
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya.
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran Visi
Indonesia 2045 yaitu Indonesia Maju. Untuk itu, penguatan proses
transformasi ekonomi dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama dalam rangka
15
pencapaian infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik.
3. Arahan Presiden
Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi
dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi
Indonesia 2045. Kelima arahan tersebut mencakup :
a. Pembangunan Sumber Daya Manusia Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif,
terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung
dengan kerjasama industri dan talenta global. Strategi yang
dilakukan adalah : (1) Layanan Dasar dan Perlindungan Sosial;
(2) Produktifitas; dan (3) Pembangunan Karakter.
b. Pembangunan Infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan
kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan
mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat
Strategi yang dilakukan adalah : (1) Infrastruktur Layanan Dasar;
(2) Infrastruktur Ekonomi; (3) Infrastruktur Perkotaan; (4) Energi
dan Ketenagalistrikan); dan (5) Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk Transformsi Digital.
c. Penyederhanaan Regulasi Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan
Omnibus Law, terutama menerbitkan 2 undang-undang.
Pertama, Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja. Kedua, Undang-
Undang Pemberdayaan UMKM. Strategi yang dilakukan adalah :
(1) Pendekatan Omnibus Law; dan (2) Pendekatan Terhadap
Regulasi yang akan disusun.
16
d. Penyederhanaan Birokrasi Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja,
memangkas prosedur dan birokrasi yang panjang, dan
menyederhanakan eselonisasi. Strategi yang akan dilakukan
adalah : (1) Penyederhanaan Prosedur; dan (2) Penyelenggaraan
e-Government; dan (3) Reformasi Birokrasi Pelayanan Publik
untuk kegiatan ekspor / impor, Kepabeanaan dan,
Kepelabuhanan.
e. Transformasi Ekonomi.
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan Sumber
Daya Alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang
mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Strategi yang akan
dilakukan adalah : (1) Industrialisasi; (2) Pengembangan Destinasi
Unggulan; dan (3) Penguatan Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital.
17
4. Visi Indonesia 2045
RPJPN 2005-2025, Visi Indonesia 2045, dan Visi Misi Presiden
menjadi landasan utama penyusunan RPJMN 2020–2024, yang
selanjutnya diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) agenda pembangunan,
sesuai dengan kerangka berpikir berikut.
Gambar III.1 Visi dan Misi Presiden
18
7 (tujuh) Agenda Pembangunan yaitu :
(1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang
berkualitas dan berkeadilan.
Peningkatan inovasi dan kualitas Investasi merupakan
modal utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi, berkelanjutan dan mensejahterakan
secara adil dan merata. Pembangunan ekonomi akan dipacu
untuk tumbuh lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing melalui :
a. Pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup
pemenuhan pangan dan pertanian serta pengelolaan
kemaritiman, kelautan dan perikanan, sumber daya air,
sumber daya energi, serta kehutanan.
b. Akselerasi peningkatan nilai tambah pertanian dan perikanan, kemaritiman, energi, industri, pariwisata,
serta ekonomi kreatif dan digital.
(2) Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan
dan menjamin pemerataan.
Pengembangan wilayah ditujukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan pelayanan dasar
dengan harmonisasi rencana pembangunan dan
pemanfaatan ruang. Pengembangan wilayah yang mampu menciptakan berkelanjutan dan inklusif melalui :
a. Pengembangan sektor/komoditas/kegiatan unggulan
daerah.
b. Penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ke wilayah yang
belum berkembang.
c. Penguatan kemampuan SDM dan Iptek berbasis
keunggulan wilayah.
19
d. Peningkatan infrastruktur dan pelayanan dasar secara merata.
e. Peningkatan daya dukung lingkungan serta ketahanan
bencana dan perubahan iklim.
(3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas dan
Berdaya Saing
Manusia merupakan modal utama pembangunan nasional
untuk menuju pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh wilayah. Peningkatan kualitas dan daya saing
sumber daya manusia yaitu manusia yang sehat dan cerdas,
adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter, melalui :
a. Pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola
kependudukan.
b. Penguatan pelaksanaan perlindungan social.
c. Peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta. d. Peningkatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
e. Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda.
f. Pengentasan kemiskinan.
g. Peningkatan produktivitas dan daya saing.
(4) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
Revolusi mental sebagai gerakan kebudayaan memiliki
kedudukan penting dan berperan sentral dalam pembangunan untuk mengubah cara pandang, sikap,
perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan.
Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan
dilaksanakan secara terpadu melalui :
a. Revolusi mental dan pembinaan ideology Pancasila.
b. Pemajuan dan pelestarian kebudayaan.
20
c. Moderasi beragama.
d. Penguatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas.
(5) Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar
Perkuatan infrastruktur ditujukan untuk mendukung
aktivitas perekonomian serta mendorong pemerataan
pembangunan nasional, melalui :
a. Pembangunan infrastruktur pelayanan dasar. b. Pembangunan konektivitas multimoda untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi.
c. Pembangunan infrastruktur perkotaan.
d. Pembangunan energy dan ketenagalistrikan.
e. Pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur TIK untuk
transformasi digital.
(6) Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim
Pembangunan nasional perlu memperhatikan daya dukung
sumber daya alam dan daya tampung lingkungan hidup,
kerentanan bencana, dan perubahan iklim. Pembangunan
lingkungan hidup, serta peningkatan ketahanan bencana
dan perubahan iklim diarahkan melalui :
a. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup.
b. Peningkatan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim. c. Pembangunan Rendah Karbon.
21
(7) Memperkuat Stabilitas Politik Hukum Pertahanan dan Keamanan serta Transformasi Pelayanan Publik
Negara wajib hadir dalam melayani dan melindungi segenap
bangsa, serta menegakkan kedaulatan Negara, melalui :
a. Reformasi kelembagaan birokrasi untuk pelayanan publik
berkualitas;
b. Penataan kapasitas lembaga demokrasi, penguatan
kesetaraan dan kebebasan;
c. Perbaikan sistem peradilan, penataan regulasi dan tata kelola keamanan siber;
d. Peningkatan akses terhadap keadilan dan sistem anti
korupsi;
e. Peningkatan pelayanan dan perlindungan Warga Negara
Indonesia di luar negeri; dan
f. Peningkatan rasa aman, penguatan kemampuan
pertahanan dan Industri Pertahanan.
22
.
Gambar III.2 Kerangka Pikir 7 Agenda Pembangunan
23
5. Keterkaitan RPJM Nasional dengan RPJP Kabupaten Karimun
Kabupaten Karimun memiliki keterkaitan secara erat dengan
RPJM Nasional dalam 3 (tiga) hal yaitu :
1. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN);
2. Pembangunan daerah perbatasan; dan
3. Optimalisasi sumber daya maritim.
6. Pengaturan KPBPB dalam RPJM Nasional 2020 - 2024
Pendekatan melalui koridor pertumbuhan mengutamakan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dengan basis keunggulan
wilayah yang dapat mendorong peningkatan nilai tambah,
peningkatan peneriman devisa dan atau penghematan devisa,
perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi secara nyata dalam lima tahun mendatang. Pusat-pusat pertumbuhan wilayah
antara lain adalah kawasan pertanian, perikanan, perkebunan dan
pertambangan sebagai pusat produksi; kawasan strategis prioritas
seperti kawasan industri (KI) dan kawasan ekonomi khusus (KEK)
sebagai pusat pengolahan sumber daya alam; kawasan pelabuhan
bebas dan perdagangan bebas (KPBPB) sebagai pusat perdagangan
dan industri kepelabuhanan; kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) dan destinasi pariwisata prioritas (DPP) sebagai pusat
pengembangan jasa pariwisata; serta kawasan perkotaan termasuk
metropolitan, kota-kota baru dan kota- kota sedang dan kecil sebagai
pusat pelayanan jasa dan perdagangan.
Optimalisasi pembangunan kawasan strategis prioritas sebagai
pusat-pusat pertumbuhan wilayah, yaitu KEK, KI, KPBPB, Destinasi Pariwisata Prioritas, dan kawasan lainnya yang telah ditetapkan untuk
mendorong hilirisasi dan penciptaan nilai tambah komoditas
unggulan, perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan
devisa dan penghematan devisa dari substitusi impor, khususnya
24
hasil-hasil perkebunan, pertambangan, dan perikanan antara lain melalui : (i) penguatan basis produksi dan pengolahan komoditas
unggulan daerah yang tersebar pada sentra-sentra hilirisasi pertanian
dan perikanan di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN),
kawasan transmigrasi, Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), dan
Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT)/Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP); (ii) pembangunan smelter pada kawasan potensial
dalam mendukung hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA); (iii) penyediaan jaringan infrastruktur secara terpadu yang meliputi
jaringan transportasi (jalan, pelabuhan, bandara dan lainnya), sistem
energi (listrik, gas, surya, batubara dan lainnya), fasilitas air baku dan
air bersih, dan sistem pengolahan limbah; (iv) pelayanan perijinan dan
investasi yang cepat; (v) penguatan konektivitas dengan pusat-pusat
produksi bahan baku di kawasan perdesaan dan transmigrasi, kota-kota kecil, dan kota-kota menengah dalam pengadaan bahan baku
dan pendukung; (vi) pengembangan kerjasama dan kemitraan
pembiayaan pemerintah dan badan usaha; (vii) penguatan kerjasama
Pemerintah Daerah, badan pengelola, masyarakat, perguruan tinggi
dan media dalam promosi dan pengembangan kawasan strategis;
serta (viii) perluasan kerjasama dan kemitraan dalam kerjasama mata
rantai produksi global.
Gambar III.3 Sebaran KPBPB
25
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) merupakan KSN bidang ekonomi untuk :
a. Menjadi pusat pertumbuhan
b. Meningkatkan nilai tambah produk komoditas unggulan yang
berasal dari desa-desa, wilayah-wilayah tertinggal, dan kawasan
perbatasan.
Sasaran pengembangan KPBPB adalah :
(1) Meningkatnya kapasitas bongkar muat pelabuhan bebas; (2) Terwujudnya KPBPB sebagai pusat kegiatan industri
manufaktur, pariwisata dan perdagangan;
(3) Terwujudnya kapasitas kelembagaan Badan Pengusahaan yang
mampu mengelola kawasan yang lebih berdaya saing;
(4) Terciptanya sinergitas antarunit di Badan Pengusahaan KPBPB
melalui koordinasi yang terstruktur; (5) Terwujudnya sinergitas koordinasi antarstakeholders;
(6) Tersedianya tenaga kerja dengan keterampilan khusus yang
dibutuhkan dalam mendukung pengembangan KPBPB;
(7) Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis;
(8) De bottle necking peraturan perundangan terkait KPBPB;
(9) Terwujudnya iklim investasi yang kondusif; dan
(10) Terselesaikannya status holding zone.
Arah kebijakan dalam pengembangan KPBPB menuju kawasan yang
memiliki nilai tambah adalah :
(1) Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi, air
bersih, dan energi;
(2) Meningkatkan profesionalisme kelembagaan Badan Pengusahaan;
(3) Memberikan kemudahan dalam investasi;
(4) Membenahi perundangan terkait RTR di KPBPB; dan (5) Membenahi sistem ketenagakerjaan.
26
Untuk mempercepat pengembangan KPBPB maka strategi yang diperlukan adalah :
(1) Percepatan pembangunan infrastruktur di dalam kawasan dan
menuju KPBPB;
(2) Memperkuat peran Badan Pengusaha sebagai regulator
kawasan;
(3) Melakukan restrukturisasi dan revitalisasi kelembagaan KPBPB;
(4) Meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam menciptakan daya saing KPBPB;
(5) Meningkatkan kemampuan koordinasi antarstakeholders;
(6) Optimalisasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan
penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi
secara Elektronik (Online Single Submission (OSS) dan SiCantik
Cloud); (7) Melakukan sinergi peraturan antara Badan Pengusahaan KPBPB
dengan Kementerian Kehutanan terkait RTRW Kawasan Batam,
Bintan, Karimun, dan Sabang dengan status kawasan hutan
lindung dan holding zone;
(8) Melakukan pemetaan zonasi lahan yang berada di KPBPB;
(9) Menghilangkan tumpang tindih antarperaturan yang terkait
hubungan industrial antara serikat pekerja, buruh, dan pengusaha;
(10) Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan serta tenaga
pendidik terampil bidang manufaktur dan industrial; dan
(11) Mengembangkan industri manufaktur unggulan kawasan
berorientasi ekspor di Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun.
Dalam upaya mendukung program percepatan pengembangan KSN maka kerangka regulasi yang diperlukan diantaranya adalah :
1. Revisi PP No. 47 dan 48 Tahun 2007 tentang KPBPB Bintan dan
Karimun sehingga ketidakjelasan status kepegawaian dan
27
penggajian di Badan Pengusahaan KPBPB tersebut dapat diselesaikan;
2. Terbentuknya pelayanan terpadu satu pintu di bidang perijinan
perindustrian, perdagangan, pertanahan di Kawasan Ekonomi
Khusus, Kawasan Industri, KPBPB, serta pusat-pusat
pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya.
Untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Nasional yang memiliki daya saing, diperlukan upaya dalam penataan
kelembagaan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penguatan fungsi kelembagaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas serta Kawasan Ekonomi Khusus agar dapat
mendukung peran pengembangan kawasan strategis nasional
untuk menarik investasi dalam menghadapi persaingan bisnis internasional.
2. Dukungan regulasi dan anggaran bagi pengembangan kawasan.
7. Pengaturan Daerah Perbatasan dalam RPJM
Nasional 2020-2024
Untuk Kabupaten Karimun telah ditetapkan lokasi prioritas
penanganan kawasan perbatasan 2020-2024 diantaranya ada di Kecamatan Karimun, Kecamatan Tebing, Kecamatan Meral,
Kecamatan Meral Barat, Kecamatan Buru, Kecamatan Belat dan
Kecamatan Moro.
Sasaran-sasaran yang hendak dicapai menyangkut pembangunan
kawasan perbatasan adalah :
1. Menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan.
2. Berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi wilayah, pintu gerbang
internasional/pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan
negara.
28
3. Meningkatnya keamanan dan kesejahteran masyarakat perbatasan, termasuk di 92 pulau-pulau kecil terluar/terdepan.
4. Meningkatnya perdagangan ekspor-impor di perbatasan.
8. Pembangunan yang Berkeadilan dalam RPJM
Nasional 2020-2024
Satu dari sembilan misi RPJM Nasional mengeksplisitkan kata
“Berkeadilan” yaitu : Misi Ketiga yang berbunyi “Pembangunan yang Merata dan
Berkeadilan”.
Keadilan adalah pembangunan dilaksanakan untuk memberikan
manfaat yang sesuai dengan apa yang menjadi hak warga negara,
bersifat proporsional dan tidak melanggar hukum dalam
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Sasaran-sasaran yang hendak dicapai menyangkut pembangunan
yang berkeadilan adalah :
1. Menjamin akses dan kesempatan yang sama bagi seluruh
masyarakat tanpa diskriminasi untuk berpartisipasi seluas-
luasnya dalam pembangunan dan mendapatkan manfaatnya.
2. Penegakan hukum yang menjamin kesetaraan, keadilan,
kepastian hukum, dan asas manfaat pada masyarakat. 3. Menumbuhkan kepercayaan dan tanggung jawab antar pelaku
pembangunan agar tercipta pembangunan ekonomi yang
berkualitas dan inklusif.
Dilihat dari sasaran yang tercantum didalam RPJMN 2020-2024,
maka kedepannya selain menggesa program yang bersifat fisik dan
non fisik juga yang perlu diperhatikan adalah pemerataan dan keadilan dari tiap-tiap wilayah.
29
9. Pengaturan Kemaritiman dalam RPJMN
Peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan dan kelautan
yang meliputi strategi: (1) menjadikan Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP) sebagai basis spasial dalam pembangunan
perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries), transformasi
kelembagaan dan fungsi WPP, meningkatkan kualitas pengelolaan
WPP, serta pengelolaan dan penataan ruang laut dan rencana
zonasi pesisir; (2) mengelola ekosistem kelautan dan pemanfaatan jasa kelautan secara berkelanjutan; (3) meningkatkan produksi,
produktivitas, standardisasi, jaminan mutu dan keamanan produk
kelautan dan perikanan; (4) meningkatkan fasilitasi usaha,
pembiayaan, teknologi dan pasar; peningkatan kesejahteraan dan
pemberdayaan nelayan terpadu; perlindungan usaha kelautan dan
perikanan skala kecil; serta (5) meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM, inovasi teknologi dan riset kemaritiman,
kelautan dan perikanan serta penguatan database kelautan dan
perikanan. Di samping itu, terus dilanjutkan upaya penguatan tata
kelola dan implementasi kegiatan kemaritiman, serta memperkuat
komitmen pelaksanaan target SDG 14 Ekosistem Lautan (Life Below Water).
Strategi pertama mencakup penguatan data stok sumber daya ikan dan pengembangan kelembagaan WPP, pengelolaan perikanan
di Perairan Umum Daratan (PUD), penyelesaian rencana zonasi laut, serta pengendalian pemanfaatan ruang laut dan pulau-pulau
kecil, termasuk penyelarasan RZWP3K dan RTRW Provinsi. Strategi
kedua dilaksanakan melalui penguatan manajemen dan
pemanfaatan kawasan konservasi perairan secara berkelanjutan,
dan peningkatan pemanfaatan marine bioproduct dan
bioteknologi. Strategi ketiga mencakup akselerasi produksi
akuakultur, pengembangan klaster perikanan budidaya modern berkelanjutan, revitalisasi tambak udang dan bandeng,
30
ekstensifikasi lahan budidaya; pengembangan sistem pembenihan dan induk unggul; pengembangan armada perikanan tangkap yang
berskala ekonomi dan berkelanjutan, eksplorasi perikanan di ZEE
dan laut lepas, penguatan kerjasama usaha kecil dan besar
perikanan, pengembangan pelabuhan perikanan berwawasan
lingkungan (eco fishing port), pengembangan perikanan berbasis
digital, ekstensifikasi dan intensifikasi lahan garam, peningkatan
kualitas garam, pengembangan sentra kelautan dan perikanan, dan penguatan sistem karantina ikan. Strategi keempat mencakup
kemudahan fasilitasi usaha dan investasi pemberian asuransi
nelayan dan usaha pembudidaya ikan, sertifikasi tanah nelayan dan
pembudidaya ikan, pengembangan pemukiman nelayan maju,
pengembangan skema pembiayaan/bank mikro nelayan yang
murah dan mudah diakses, penguatan kelembagaan nelayan, pengaturan akses nelayan terhadap pengelolaan sumber daya,
penataan dan penyederhanaan perizinan usaha, dan investasi
perikanan kelautan yang efisien dan didukung regulasi yang
kondusif, serta peningkatan kepatuhan pelaku usaha kelautan dan
perikanan. Strategi kelima mencakup pelatihan dan penyuluhan
berbasis digital, penguatan pendidikan vokasi, penguatan literasi
maritim, pengembangan kewirausahaan perikanan, pengembangan sertifikasi kompetensi, pengembangan angkatan kerja perikanan
generasi milenial, pengembangan riset dan inovasi, diseminasi
teknologi perikanan dan kelautan yang berkelanjutan dan
produktif, pembentukan pusat unggulan riset kelautan dan
kemaritiman, serta penguatan basis data kelautan dan perikanan.
Komoditas unggulan perikanan ditekankan pada tuna,
cakalang, tongkol (TCT), rajungan, udang, nila, lele/patin, bandeng
dan rumput laut serta komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk
dikembangkan sebagai komoditas untuk mendukung target ekspor dan ketahanan pangan. Selain itu terus ditingkatkan produksi
garam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
31
C. TINJAUAN TERHADAP RTRW KABUPATEN KARIMUN 2011-2031
Tata ruang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola
ruang. Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat
kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun
mendatang. Prosesnya adalah dengan melihat dan menelaah
kedalaman rencana pada masing-masing bagian dari rencana struktur
ruang dan rencana pola ruang yang termaktub dalam indikasi program pemanfaatan ruang baik tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten. Program pemanfaatan ruang adalah program yang
disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang yang bersifat
indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan baik
di pusat maupun di daerah secara terpadu.
1. Rencana Struktur Ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pada penyusunannya,
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Karimun sepenuhnya harus
merujuk Rencana Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau dan
Rencana Struktur Ruang Nasional (RTRWN).
Hal-hal yang sudah ditetapkan dalam Struktur Ruang RTRWN yang
harus dicantumkan dalam Rencana Struktur Ruang Kabupaten
Karimun meliputi :
! Sistem perkotaan : PKW terletak di Ibukota Kabupaten Karimun
yaitu Kota Tanjung Balai Karimun.
! Kawasan Strategis Nasional sebagai Kawasan perbatasan laut RI
yaitu Pulau Karimun Kecil dan Pulau Iyu Kecil.
32
! Jaringan Jalan Kabupaten Karimun yang terdapat dalam Peraturan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Karimun :
" Ruas Jalan Yang Termasuk Jalan Kolektor Primer – 1 (JKP-1)
Merupakan Jaringan Jalan Nasional berdasarkan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Dalam
Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) Dan Jalan Kolektor - 1 (JKP-1) :
a. Tanjung Balai – Meral sepanjang 3,19 Km.
b. Meral – Parit Rampak sepanjang 6,59 Km.
c. Parit Rampak – Pelabuhan Roro sepanjang 3,15 Km
d. Parit Rampak – Parit Benut sepanjang 2,44 Km.
e. Parit Benut – SP Jeletung 1,37 Km. f. SP Jeletung – Pasir Panjang sepanjang 9,51 Km.
" Ruas Jalan Yang Termasuk Jalan Kolektor Primer – 2
(JKP-2) :
Merupakan Jaringan Jalan Provinsi Berdasarkan Keputusan
Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1863 Tahun 2016.
a. Jl. Nusantara - Setiabudi sepanjang 1,54 Km � b. Sp. Tugu Stadion – Pelabuhan Malarko sepanjang10,49 Km � c. Tanjung Balai – Sei Bati sepanjang 10,00 Km � d. Sp. Sei Bati – Sp. Tugu Stadion - Jelutung sepanjang
3,99 Km � e. Jl. Pesisir Pantai Karimun sepanjang 8,40 Km � f. Sei. Asam – Sebele – Penarah - Lebuh sepanjang 13,10 Km � g. Tanjung Batu – Sp. Urung – Sp. Sawang – Sawang – Sp.
Perayun – Pelabuhan Tanjung Makom sepanjang 43,00 Km �
h. Sp. Perayun – Sp. Kempas – Pelabuhan Tanjung Berlian
sepanjang 24,00 Km � i. Sp. Pelabuhan Tanjung Berlian – Sp. Urung sepanjang
17,30 Km �
33
j. Jalan Parit Tegak sepanjang 7,40 Km � k. Jl. Sei Buluh – Batu Limau - Alai sepanjang 4,50 Km
" Ruas Jalan Yang Termasuk Jalan Kolektor Primer – 3
(JKP-3) :
Merupakan jaringan jalan yang menghubungkan PKW Tanjung
Balai Karimun – PPK Tebing – Bandara Sungai Bati
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 7
Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Karimun Tahun 2011 – 2031.
a. Jl. Sei Bati sepanjang 2,25 Km � b. Jl. Perkantoran sepanjang 10,390 Km �
" Ruas Jalan Yang Termasuk Jalan Lokal Primer (JLP) :
Merupakan Jaringan Jalan Kabupaten berdasarkan Keputusan
Bupati Karimun Nomor : 049/DPU/IV/2016 tentang Revisi Keputusan Bupati Karimun Nomor : 017.a/DPU/2014 Tentang
Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Kabupaten.
! Transportasi laut : Pelabuhan Nasional Tanjung Balai Karimun
(RTRWN)
Hal-hal yang sudah ditetapkan dalam Struktur Ruang RTRW Provinsi Kepulauan Riau yang harus dicantumkan dalam Rencana
Struktur Ruang Kabupaten Karimun meliputi :
• Sistem perkotaan : PKL terletak di Kota Meral (Ibukota Kecamatan
Meral), Kota Moro (Ibukota Kecamatan Moro) dan Kota Tanjung
Batu (Ibukota Kecamatan Kundur).
• Jaringan Jalan Kolektor Primer 2, yaitu :
a. Sp. Sei Bati – Sp. Pongkar; b. Sp. Pongkar – Pelabuhan Malarko;
c. Baran I – Kapling;
d. Simpang RSUD – Simpang Stadion;
e. Tanjung Balai – Sungai Bati;
34
f. Jalan pesisir pantai Karimun; g. Simpang Urung – Pelabuhan Tanjung Berlian;
h. Sawang – Pelabuhan Selat Beliah;
i. Simpang Tanjung Berlian – Simpang Sawang.
• Pembangunan Jembatan antar Pulau Karimun dan Pulau Kundur.
• Pengembangan jaringan lintas angkutan penyeberangan sebagai
sarana jembatan bergerak yang menghubungkan antar pulau untuk
jangka pendek adalah : a. Lintas Penyeberangan Tanjung Balai Karimun – Mengkapan
(Sumatera)
b. Lintas Penyeberangan Tanjungpinang – Tanjung Balai Karimun
• Pengembangan jaringan lintas angkutan penyeberangan antar
pulau jangka menengah berupa Lintas penyeberangan Tanjung
Balai Karimun – Selat Belia (Kabupaten Karimun). • Transportasi laut berupa ;
a. Pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Tanjung Balai Karimun;
b. Pelabuhan pengumpul, terdiri atas (i) Pelabuhan Tanjung
Berlian, (ii) Pelabuhan Buru, (iii) Pelabuhan Parit Rampak, (iv)
Pelabuhan Tanjung Batu, (v) Pelabuhan Malarko, (vi) Pelabuhan
Tanjung Tiram, (vii) Pelabuhan Parit Rampak (bongkar muat),
(viii) Pelabuhan Roro Selat Beliah, (ix) Pelabuhan Moro, dan (x) Pelabuhan Durai.
c. Pelabuhan pengumpan lokal terdiri atas (i) Pelabuhan Boom
Panjang, (ii) Pelabuhan Rakyat, dan (iii) tambatan perahu yang
terdapat di pulau-pulau.
• Bandara pengumpan yaitu Bandar Udara Sei Bati.
35
Rencana sistem perkotaan merupakan susunan kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah
kabupaten yang membentuk hirarki pelayanan. Adapun Sistem
Perkotaan di Kabupaten Karimun sebagai berikut :
1. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Sawang (ibukota Kecamatan
Kundur Barat) dengan fungsi kecamatan sebagai kawasan
permukiman perdesaan, Kawasan perkebunan (gambir, kelapa,
karet dan buah-buahan), kawasan pertanian, kawasan wisata, kegiatan pertambangan dan kegiatan perikanan.
2. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Tanjung Berlian (Ibukota
Kecamatan Kundur Utara) dengan fungsi kecamatan sebagai
kawasan permukiman perdesaan, Kawasan pertanian, Kawasan
perkebunan (gambir,kelapa,karet dan buah-buahan), kawasan
wisata, kegiatan pertambangan, kegiatan perikanan, pusat agropolis.
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Buru (Ibukota Kecamatan
Buru) dengan fungsi kecamatan sebagai kawasan permukiman
perdesaan, kawasan perkebunan, kegiatan pertambangan dan
kegiatan perikanan.
4. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Durai (Ibukota Kecamatan
Durai) dengan fungsi kecamatan sebagai kawasan permukiman perdesaan, kawasan perkebunan, kawasan wisata, kegiatan
pertambangan dan darat dan kegiatan perikanan.
5. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Tebing (Kec Tebing) dengan
fungsi kecamatan sebagai kawasan industri, kawasan wisata,
kegiatan maritim, permukiman skala besar.
2. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang bagian pertama adalah rencana kawasan lindung dimana perwujudan kawasan hutan lindung dan mangrove
dilaksanakan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-II di
36
Kecamatan Tebing, Kecamatan Meral, Kecamatan Moro, Kecamatan Kundur, dan Kecamatan Kundur Utara.
Selanjutnya rencana pola ruang bagian kedua adalah rencana
kawasan budidaya yang perwujudannya dibagi ke dalam 10 (sepuluh)
program. Program-program tersebut antara lain Perwujudan Hutan
Tanaman Rakyat (HTR) pada kawasan yang termasuk HTR di seluruh
wilayah Kabupaten Karimun. Program tersebut dilaksanakan dari
lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-II. Program berikutnya adalah perwujudan kawasan pertanian di Kecamatan Kundur Utara dan
pertanian lahan kering serta holtikultura di Kecamatan Kundur,
Kundur Barat, Kundur Utara dan Buru. Kedua program tersebut
dilaksanakan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV.
Kemudian program selanjutnya adalah perwujudan kawasan
perkebunan di Kecamatan Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara dan Buru. Sedangkan perwujudan kawasan perikanan berlokasi di Pulau
Kundur, Pulau Belat, Pulau Sugi, Pulau Papan, Pulau Mandar,
Kecamatan Buru, Durai, Tebing, Meral, dan Kundur Barat. Untuk
pelaksanaannya kedua program tersebut akan diwujudkan dari lima
tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV.
Selanjutnya untuk perwujudan kawasan pesisir, perwujudan
pengembangan pertambangan dan energi, perwujudan kawasan permukiman, dan perwujudan kawasan laut akan dilaksanakan di
seluruh Kecamatan Kabupaten Karimun dengan alokasi waktu
pelaksanaan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV untuk
kawasan pesisir dan pengembangan pertambangan dan energi, serta
lima tahun ke-I untuk kawasan permukiman dan perwujudan kawasan
laut. Sedangkan untuk perwujudan kawasan pariwisata akan
dilaksanakan pada seluruh wilayah pariwisata Kabupaten Karimun dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV.
37
BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS
DAN KONDISI DAERAH
A. ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di
masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis
adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik
suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting,
mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat
kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu
strategis diperlukan analisis terhadap berbagai fakta dan
informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu
strategis. Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan isu-isu strategis adalah telaahan terhadap visi,
misi dan program kepala daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau,
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Karimun, agar rumusan isu yang dihasilkan selaras
dengan cita- cita dan harapan masyarakat terhadap kepala
38
daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka menengah.
Berdasarkan hasil analisa terhadap isu-isu yang ditemui di
Kabupaten Karimun, dapat disimpulkan Isu-Isu Strategis
Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut :
1. Perlunya konektivitas antar pulau untuk menunjang
aktivitas ekonomi masyarakat.
2. Subsektor perikanan, perkebunan dan tanaman pangan adalah subsektor utama yang perlu dikembangkan sebagai
penopang kegiatan produksi rakyat.
3. Status Kabupaten Karimun sebagai Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dapat mendorong
akselerasi pembangunan ekonomi.
4. Pelayanan kesehatan belum optimal dan merata khususnya untuk daerah pulau dengan aksesibilitas yang terbatas
5. Perlunya Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi
Birokrasi.
6. Mewabahnya pandemi COVID-19 yang berdampak pada
sektor perekonomian, pendidikan dan sosial
kemasyarakatan.
7. Pembangunan infrastruktur di luar Pulau Karimun yang belum sepenuhnya merata.
8. Keberadaan UMKM sebagai penopang perekonomian perlu
terus dibina kearah UMKM yang kreatif dan inovatif.
39
B. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAN KONDISI DAERAH
Analisis yang kami lakukan mengenai isu strategis dan kondisi
daerah menghasilkan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1) Perlunya konektivitas antar pulau untuk menunjang
aktivitas ekonomi masyarakat.
Konektivitas antar wilayah menjadi konsekuensi wajib
sebuah daerah kepulauan, demikian halnya dengan
Kabupaten Karimun sebagai wilayah perbatasan dengan
gugusan 254 pulau di dalamnya. Keterbatasan transportasi
dan komunikasi berdampak pada terbatasnya mobilitas serta kelancaran arus barang dan jasa sehingga
mempengaruhi percepatan pencapaian pembangunan dan
pemerataan ekonomi masyarakat.
Tujuan penguatan konektivitas adalah untuk (a)
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk
memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip
keterpaduan melalui inter-modal supply chained system; (b) memperluas pertumbuhan ekonomi dari pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland)
(c) menyebarkan manfaat pembangunan secara luas
melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke
daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan.
Perwujudan konektivitas antar pulau dilakukan dengan: (a) mempercepat pembangunan sistem, sarana dan prasarana
transportasi yang terintegrasi antara laut, darat, dan udara
untuk memperlancar arus barang, jasa, penduduk, dan
modal; (b) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi
antar wilayah; (c) mempercepat pemenuhan suplai energi
untuk memenuhi kebutuhan domestik dan industri. �
40
Peningkatan pemerataan pembangunan di kawasan perbatasan salah satunya dilakukan dengan penguatan
sistem transportasi laut dengan peningkatan utilisasi Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan Sea Lane of Communication (SLOC) melalui perwujudan Pelabuhan
Depan, Pendulum Nusantara dan “Short Sea Shipping”.
Kunci utama dalam menangani persoalan konektivitas
adalah pembangunan infrastruktur dan penyediaan fasilitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan transportasi dan
komunikasi. Peningkatan infrastruktur yang dititik-
beratkan pada upaya untuk meningkatkan konektivitas
dilakukan dengan membangun integrasi domestik antar
pulau dan antar wilayah dalam Kabupaten yang akan
berujung pada meningkatnya efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa antar pulau dan antar
wilayah.
2) Subsektor perikanan dan perkebunan adalah
subsektor utama yang perlu dikembangkan sebagai
penopang kegiatan produksi rakyat.
Subsektor perikanan merupakan produksi usaha rakyat terbesar bagi Kabupaten Karimun. Subsektor perikanan dan
perkebunan adalah subsektor utama yang menjadi penopang
kegiatan produksi rakyat. Sektor pertanian masih
menunjukkan diri sebagai sektor yang perkasa dalam
pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Karimun, dimana sektor tersebut ditunjang dua
subsektor utama yaitu perikanan dan perkebunan. Memperkuat kedua subsektor ini menjadi strategis untuk
dilakukan karena selain bahwa dua subsektor ini telah teruji
sebagai kontributor utama PDRB, kedua subsektor ini juga
mencirikan aktivitas produksi yang digeluti oleh masyarakat
41
kebanyakan. Khusus untuk subsektor perikanan, memperkuat subsektor ini adalah hal yang lebih strategis lagi karena
selaras dengan agenda nasional yang hendak menguatkan
Indonesia sebagai negara maritim.
Mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan. Meskipun
kontribusi subsektor pertanian tanaman pangan jauh lebih
kecil dibanding subsektor perikanan dan perkebunan, namun
mempertahankan lahan pertanian pangan adalah hal yang penting untuk dilakukan karena ini menyangkut keamanan
pangan, apalagi karakteristik geografis Kabupaten Karimun
berupa kepulauan yang memiliki sensitivitas tersendiri
terhadap faktor cuaca yang mempengaruhi kelancaran
pasokan bahan pangan dari luar daerah. Selain itu,
mempertahankan lahan pertanian tanaman pangan juga menjadi agenda nasional Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B). Upaya untuk mempertahankan lahan ini
akan menghadapi tantangan besar, terlihat dari data bahwa
luas lahan pertanian tanaman pangan Kabupaten Karimun
terus menerus menurun setiap tahunnya.
Subsektor perikanan dan perkebunan merupakan usaha
rakyat yang penting untuk dikembangkan karena kondisi kedua subsektor yang menjadi tumpuan hidup banyak
masyarakat serta potensinya untuk ditingkatkan
produksinya. Mempertahankan eksistensi usaha perikanan
dan perkebunan menjadi hal mutlak yang harus dilakukan.
Lahan perkebunan dan wilayah perairan yang menjadi
sumber penghidupan rakyat harus dijamin keberadaan
fungsi dan peruntukan bagi usaha rakyat. Penguasaan lahan dan wilayah yang berbasis korporasi secara masif yang
mengancam sumber-sumber penghidupan dan eksistensi
usaha rakyat perlu dihindari. Selain itu diperlukan dukungan
teknologi dan informasi untuk meningkatkan produktivitas
42
yang menguntungkan nelayan dan petani, serta membangun ekonomi kerakyatan yang unggul.
3) Status Kabupaten Karimun sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
dapat mendorong akselerasi pembangunan
ekonomi.
Peluang pembangunan ekonomi yang tumbuh secara pesat
ditunjang oleh posisi geografis Kabupaten Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).
Produksi sektor pertanian terutama subsektor perikanan
dan perkebunan sebagai usaha rakyat, disamping industri
besar dan sedang, memiliki potensi untuk menembus pasar
internasional melalui pengembangan produk yang
terstandarisasi dan berkualitas ekspor. Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan negara tetangga Republik
Indonesia lainnya dapat dijadikan sebagai konsumen
terbesar dan target pemasaran.
Lesunya geliat industri di Kabupaten Karimun menunjukan
belum optimalnya pemanfaatan arus hilir pemasaran
produk di Kabupaten Karimun dalam menembus pasar
internasional. Sektor industri pengolahan yang masih perlu untuk
ditingkatkan lagi. Hanya empat daerah di Indoensia yang
mendapatkan keistimewaan sebagai KPBPB, dan Kabupaten
Karimun merupakan salah satunya. Cara utama untuk melihat
keberhasilan KPBPB adalah meningkat tidaknya jumlah
investasi dan investor yang masuk untuk menanamkan
investasinya di Kawasan KPBPB. Disamping itu adanya masalah kelembagaan di Badan
Pengusahaan Kawasan PBPB Karimun berakibat belum
optimalnya pelayanan yang menjadi kewenangan BP Kawasan
PBPB Karimun. Hal ini menjadi tantangan bagi pemimpin
43
daerah berikutnya untuk dapat mengakselerasi terwujudnya legalitas kelembagaan tersebut.
4) Pelayanan kesehatan dan pendidikan yang belum
optimal dan merata khususnya untuk daerah pulau
dengan aksesibilitas yang terbatas.
Kabupaten Karimun, dengan wilayah kepulauan
menghadapi tantangan geografis untuk memeratakan
pelayanan kesehatan dan pendidikan serta memperluas jangkauan kedua pelayanan tersebut ke seluruh pulau-
pulau. Ketimpangan pelayanan kesehatan dan pendidikan
yang termanifestasikan melalui pembangunan infrastruktur
serta sebaran tenaga medis dan tenaga guru menunjukkan
rendahnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan pendidikan. Akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan terbatas, khususnya di daerah
terpencil dan pulau-pulau kecil. Selain itu, kesehatan
lingkungan dan upaya pengelolaan limbah domestik
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah
daerah.
Infrastruktur dasar fasilitas kesehatan dan pendidikan yang
belum mampu menjangkau desa-desa di pulau-pulau kecil dan terluar mengakibatkan pelayanan dasar masih jauh dari
maksimal, padahal keberadaan fasilitas dasar inilah yang
merupakan bentuk konkret peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat. Selain infrastruktur, ketersediaan sumberdaya
manusia dengan kuantitas yang cukup dan kualitas yang baik
merupakan hal penting dalam menjamin terpenuhinya
layanan dasar bagi masyarakat. Hal ini dititikberatkan pada ketersediaan tenaga medis dan tenaga guru dengan
komposisi yang belum seimbang antar desa-desa dan pulau-
pulau kecil. Melalui pembangunan infrastruktur yang merata,
penyediaan tenaga kesehatan dan tenaga guru menjadi tidak
44
hanya terkonsentrasi di kota-kota saja melainkan juga di desa-desa terpencil, sehingga menjadikan aksesibilitas layanan
kesehatan dan layanan pendidikan dapat semakin meningkat.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan
ditopang dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang alokasi anggaran urusan kesehatan
minimal 10% dan urusan pendidikan minimal 20% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ini telah dilakukan dan akan terus dilanjutkan dimasa yang akan datang.
5) Perlunya Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi
Birokrasi.
Keberlanjutan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan dan
reformasi birokrasi. Tata kelola pemerintahan dan reformasi
birokrasi dapat dikatakan telah berjalan dengan baik di Kabupaten Karimun, hal ini ditandai dengan perolehan opini
WTP sebanyak 7 (tujuh) kali semenjak Tahun 2013 sampai
Tahun 2019 dari BPK untuk administrasi keuangan, Penilaian
LAKIP dengan nilai BB sejak tahun 2016 sampai tahun 2019.
Berbagai penghargaan dari pemerintah pusat terkait
substansi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan juga telah diperoleh. Untuk lima tahun ke depan, keberlajutan dan peningkatan kualitas dari penyelenggaraan
pemerintahan umum dan administrasi keuangan akan
semakin diprioritaskan demi semakin signifikannya
perwujudan kepemerintahan yang baik menuju pelayanan
publik yang prima.
6) Mewabahnya pandemi COVID-19 yang berdampak
pada sektor perekonomian, pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
Dengan munculnya wabah pandemi COVID-19 di awal tahun
2020, yang berdampak pada seluruh sendi-sendi kehidupan
45
terutama sektor perekonomian, pendidikan dan sosial kemasyarakatan, memaksa kita untuk menerapkan Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB) di masa datang. Hal ini tentunya
memerlukan perencanaan yang konfrehensif dan biaya
mengendalikan wabah COVID-19 serta biaya pemulihan
perekonomian yang tidak sedikit. AKB ini melibatkan
seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Sikap dan
perilaku disiplin sangat diperlukan dalam pengendalian wabah COVID-19.
7) Pembangunan infrastruktur di luar Pulau Karimun
yang belum sepenuhnya merata .
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pilihan
strategis dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi wilayah. Perhatian Pemerintah Kabupaten Karimun di bidang infrastruktur pada beberapa
tahun terakhir telah berdampak pada peningkatan kuantitas
dan kualitas infrastruktur di Kabupaten Karimun. Sebagi
bentuk keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang
berkeadilan di seluruh wilayah Kabupaten Karimun, maka
perlu diprioritaskan percepatan pembangunan
infrastruktur penggerak ekonomi dan pemerataan pelayanan dasar untuk mendukung pelayanan dasar dan
pembangunan ekonomi di Kabupaten Karimun.
Selama kurun waktu 2016-2020 telah banyak dilakukan
pembangunan infrastruktur pelayanan dasar di Kabupaten
Karimun. Pada bidang keagamaan, guna meningkatkan
kualitas iman dan taqwa Pemerintah Kabupaten Karimun
telah melakukan Pembangunan Islamic Center di Kecamatan Kundur, 20 Unit Pembangunan Masjid,
Peningkatan Sarana dan Prasarana di 144 Masjid,
Pembangunan 14 Musholla, Menyediakan Sarana dan
Prasana di 109 Musholla, Peningkatan Sarana dan Prasarana
46
2 Rumah Tahfiz, Pembangunan dan Peningkatan di 50 TPQ serta Pembangunan dan Peningkatan Fasilitas di 13
Pesantren.
Selanjutnya, pada bidang sumber daya manusia, telah
dilakukan pembangunan di bidang Kesehatan, dengan
melakukan pembangunan baru 9 puskesmas dan
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di seluruh
Puskesmas yang berada di 12 Kecamatan, membangun 7 rumah dinas kesehatan untuk tenaga medis dan paramedis,
membangun gedung pertemuan di 2 puskesmas,
menyediakan mobil ambulance di 4 puskesmas, melakukan
rehabilitasi di 3 puskesmas pembantu, dan membangunan
dan menyediakan sarana dan prasarana di 9 posyandu.
Selanjutnya, di bidang pendidikan telah dibangun sebanyak 46 ruang kelas baru, merehabilitasi 55 ruang kelas dan 27
perpustakaan, rahabilitasi laboratorium di 6 sekolah,
pembangunan rumah dinas guru di 22 sekolah, serta
peningkatan sarana prasarana pendidikan lainnya, baik
untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah
Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sesuai kewenangan Kabupaten / Kota. Peningkatan ekonomi juga sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan infrastruktur. Oleh karena itu, Pemerintah
Kabupaten Karimun sangat intens membangun
infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Kabupaten
Karimun guna menggerakkan ekonomi masyarakat, di
antaranya : pembangunan 99 ruas jalan, 6 titik pemeliharaan
jalan, 124 titik peningkatan jalan, 403 titik semenisasi jalan, 220 titik drainase, 257 titik normalisasi sungai atau parit, 113
titik dinding penahan tanah, serta peningkatan infrastruktur
lainnya, seperti pembangunan tanggul dan pintu air, box
culvert, pengamanan pantai, jembatan, dan melakukan
pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana
47
umum seperti tempat pemakaman umum dan gedung pemerintah. Di sektor Perhubungan telah dibangun
sebanyak 15 Dermaga Rakyat, 10 Pembangunan dan
Rehabilitasi Pelabuhan Rakyat, serta Rehabilitasi Ponton
Pelabuhan dan Ruang Tunggu Pelabuhan.
Selain itu, selama kurun waktu tersebut telah dilakukan
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyakarakat
Miskin di 60 Desa/Kelurahan. Selanjutnya, direalisasikan Listrik 24 Jam di Kecamatan Ungar dan Belat serta
penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 3
Desa di Kecamatan Durai. Walaupun energy kelistrikan
bukan menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten / Kota
namun Pemerintah Kabupaten Karimun terus melakukan
koordinasi secara intens untuk mendorong Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau maupun Pemerintah Pusat untuk
turut serta membangun Kabupaten Karimun. Karena fokus
utama pembangunan infrastruktur yang menjadi
kewenangan Kabupaten Karimun perlu ditopang oleh
pembangunan energy dan ketenagalistrikan.
Isu strategis pembangunan infrastruktur kedepan akan
sangat dipengaruhi dengan perkembangan teknologi informasi sehingga perlu mempertimbangkan beberapa
pengarusutamaan dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui
transformasi digital serta modal sosial dan budaya. Karena
itu perlu mendorong inovasi melalui peran serta investasi
masyarakat dan badan usaha melalui skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta dukungan penuh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui APBD Provinsi
Kepulauan Riau dan Pemerintah Pusat melalui APBN.
Melalui kolaborasi dan kerjasama daerah dan pusat,
pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan
48
berkeadilan di seluruh wilayah Kabupaten karimun akan difokuskan pada :
! Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan
! Penyediaan akses perumahan dan permukiman layak;
! Penyediaan akses air minum dan sanitasi bagi
masyarakat
! Penyediaan pelabuhan rakyat sebagai pintu masuk aktifitas ekonomi
! Peningkatan sarana dan prasarana jalan sebagai
infrastruktur penggerak pembangunan ekonomi
! Penyediaan infrastruktur guna meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dan kebersihan wilayah
! Mendorong Keberlanjutan penyediaan energy dan ketenagalistrikan bagi masyarakat; dan
! Mendorong tersedianya fasilitas pendukung
transformasi digital
8) UMKM sebagai penopang perekonomian perlu terus
dibina kearah UMKM yang kreatif dan inovatif.
Menurut penelitian yang dilakukan Center for Economics and Social Studies (CESS) dan The Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), UMKM di Indonesia
tergolong unik karena selalu punya kemampuan untuk
berkembang dan bertahan selama krisis. Hal ini terbukti
dengan inisiatif pelaku UMKM untuk terus beroperasi namun
mengubah cara pemasarannya salah satunya dengan metode
melalui layanan daring (dalam jaringan).
Dengan jumlah UMKM sebanyak 3.958 unit yang tersebar di
seluruh wilayah Kabupaten Karimun, tentunya menjadi
kekuatan tersendiri dalam menopang sendi-sendi
perekonomian daerah. Selain melibatkan tenaga kerja yang
49
cukup banyak UMKM juga tidak mudah terkena dampak akibat menurunnya perekonomian suatu daerah. Hal ini
menjadi fokus Pemerintah Daerah untuk menjadikan UMKM
sebagai salah satu penggerak roda perekonomian daerah.
50
BAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN
A. VISI
Berdasarkan pemahaman atas isu strategis pembangunan yang potensial dihadapi pada periode 2020-2024, arahan dari RPJPD Kabupaten Karimun 2006-2025, serta arahan dari visi dan misi RPJMN 2020-2024, maka kami merumuskan visi pembangunan daerah Kabupaten Karimun Tahun 2020-2024 adalah :
“ Terwujudnya Kabupaten Karimun Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Berkeadilan Berlandaskan
Iman dan Taqwa ”
Pengertian dari masing-masing kata kunci yang terkandung dalam Visi tersebut adalah sebagai berikut :
! “Pusat Pertumbuhan Ekonomi" memiliki arti bahwa Kabupaten Karimun sebagai kawasan strategis nasional dibidang ekonomi, nantinya diharapkan memiliki pertumbuhan ekonomi dengan intensitas tinggi yang ditandai dengan banyak dan beragamnya aktivitas perekonomian yang ada didalamnya. Kegiatan/aktivitas yang ada dapat berupa industri, kegiatan UMKM dan ekonomi kreatif, perikanan dan kelautan, pertanian, pariwisata dan perdagangan maupun jasa, dengan memanfaatkan seluruh potensi lokal yang ada secara optimal. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Karimun memerankan dirinya sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah lain disekitarnya.
51
• “Berkeadilan” memiliki arti bahwa pembangunan dilakukan
berdasarkan kebutuhan sesuai dengan letak geografis dan
sumber daya yang ditandai dengan terdistribusinya hasil
pembangunan secara merata, tepat sasaran diseluruh wilayah,
sehingga menghilangkan kesenjangan antar wilayah/pulau dan menghilangkan diskriminasi serta berbagai bentuk ketidakadilan
dalam masyarakat. Yang pada akhirnya tingkat kesejahteraan
dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Karimun.
• “Pusat Pertumbuhan Ekonomi Berkeadilan” menyatakan bahwa kedepannya diharapkan Kabupaten
Karimun memiliki pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang
berada di beberapa titik diluar pulau karimun, sehingga aktivitas
perekonomian penduduk dirasakan oleh seluruh masyarakat
Kabupaten Karimun. Kabupaten Karimun berusaha untuk
membangun pertumbuhan ekonomi yang dilandasi nilai-nilai
kebenaran, tidak bersifat sewenang-wenang, bersifat proporsional, namun tetap memiliki keberpihakan terhadap
pihak yang lemah. Artinya masyarakat Kabupaten Karimun
mendapat kesempatan yang luas dan setara dalam memperoleh
kesejahteraan kehidupan, antara lain melalui pemberdayaan
masyarakat miskin, peningkatan partisipasi masyarakat untuk
memaksimalkan produktivitas/kapasitas dan pemberdayaan
koperasi dan UMKM yang dapat memberikan kesinambungan dan kemerataan ekonomi.
• “Berlandaskan Iman dan Taqwa” memiliki arti bahwa
membangun daerah dilakukan dengan tetap mengedepankan
upaya untuk membangun manusianya, khususnya dari sisi akhlak dan moral yang bersumber pada nilai-nilai agama. Membangun
manusia yang sehat, cerdas, dan terampil adalah perlu tetapi
belum cukup untuk mewujudkan manusia seutuhnya jika tidak
diiringi dengan membangun akhlak yang baik dan moral yang
terjunjung. Upaya ini menjadi semakin menemukan konteksnya
52
ketika interaksi antar bangsa dan budaya menjadi semakin intens, pertukaran informasi menjadi semakin terbuka, sehingga
nilai-nilai agama diharapkan dapat menjadi penapis dari berbagai
pengaruh negatif, sekaligus memperkukuh insan yang
berakhlakul karimah.
B. MISI
Berdasarkan visi tersebut di atas kami bertekad untuk membawa
Kabupaten Karimun menuju ARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
YANG BERKEADILAN, melalui 5 (lima) Misi, yaitu sebagai
berikut :
1. Meningkatkan perekonomian daerah yang mandiri berbasis sumber daya dan kearifan lokal. (BERKEADILAN DALAM BIDANG EKONOMI)
2. Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur yang berkeadilan dalam rangka mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. (BERKEADILAN DALAM INFRASTRUKTUR)
3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Kuat, Kompetitif dan Berbudaya Berlandaskan Iman dan Taqwa. (BERKEADILAN DALAM PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA)
4. Meningkatkan Fungsi dan Kelestarian Lingkungan Hidup. (BERKEADILAN DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
5. Mewujudkan Birokrasi yang Profesional dan Unggul. (BERKEADILAN DALAM PELAYANAN PUBLIK)
53
Adapun Penjelasan konsep dari masing-masing Misi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan perekonomian daerah yang mandiri berbasis sumber daya dan kearifan lokal. (BERKEADILAN DALAM BIDANG EKONOMI)
(1) “Meningkatkan perekonomian daerah yang mandiri”
Kebijakan pembangunan Kabupaten Karimun untuk masa
depan diarahkan menjadi Kabupaten yang memiliki
kemandirian dalam bidang perekonomian. Misi ini
dimaksudkan bahwa perekonomian daerah terbentuk
dengan landasan dan struktur yang kokoh berbasis pada sumber daya yang didukung dengan kearifan lokal.
Kemandirian dengan melakukan kegiatan dibidang industri,
kegiatan UMKM dan ekonomi kreatif, perikanan dan
kelautan, pertanian, pariwisata dan perdagangan maupun
jasa, dengan memanfaatkan seluruh potensi lokal yang ada
secara optimal. Perekonomian masyarakat yang mandiri
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat berbasis sumber daya dan kearifan lokal dengan
memprioritaskan pembangunan berdasarkan potensi
daerah melalui pemberdayaan masyarakat dengan
mensinkronkan berbagai aspek pembangunan sehingga
mampu mandiri dan menghasilkan produksi yang bernilai
ekonomis dan mampu bersaing untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
(2) “Berbasis sumber daya dan kearifan lokal”
Sebagai aktivitas ekonomi yang berkelanjutan dengan
menggunakan/memanfaatkan potensi dan sumber daya
yang tersedia pada wilayah/pulau di Kabupaten Karimun,
meliputi sumber daya pesisir, perikanan dan kelautan,
pertanian, pariwisata, industri serta perdagangan dan jasa.
54
Sumber daya yang dimanfaatkan dapat dalam bentuk barang (seperti ikan hasil tangkapan dan hasil pertanian),
ataupun dalam bentuk jasa (seperti transportasi dan
pariwisata). Mengembangkan dan menggerakkan industri,
perdagangan dan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan
kondisi geografis Kabupaten Karimun yang berada di jalur
perdagangan dunia.
2. Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur yang berkeadilan dalam rangka mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. (BERKEADILAN DALAM INFRASTRUKTUR)
(1) “Pembangunan infrastruktur yang berkeadilan”
Kabupaten Karimun yang terdiri dari pulau dan memiliki
laut yang cukup luas berdampak pada pelaksanaan
pembangunan infrastruktur. Infrastruktur diperlukan untuk
membuka aksesibilitas suatu daerah menjadi lebih mudah
dijangkau, sehingga dapat mengurangi disparitas harga barang/logistik, meningkatkan produktivitas daerah dan
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu
penyediaan infrastruktur pelayanan publik dan bernilai
ekonomi yang tersedia secara merata antar pulau dan antar
wilayah dalam satu pulau sesuai dengan kebutuhannya
perlu dilanjutkan. Dengan pemerataan itu, maka dapat
menghilangkan kesenjangan pemberian pelayanan publik karena faktor letak geografis.
(2) “Pertumbuhan ekonomi wilayah”
Pembangunan infrastruktur yang berkeadilan akan
menumbuhkan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru.
Infrastruktur yang akan dibangun terintegrasi dengan
sentra-sentra pertumbuhan ekonomi daerah sehingga bisa
55
memberi nilai tambah bagi pengembangan wilayah dan juga berdampak pada UMKM. Pembangunan infrastruktur bisa
mendorong peningkatan konektivitas menjadi lebih maju.
Konektivitas dimaksudkan sebagai segala sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk memperlancar arus
pergerakan orang dan distribusi barang, jasa dan informasi.
Untuk itu, sarana dan prasarana yang utama dikembangkan
adalah pada sektor perhubungan, transportasi, dan komunikasi. Konektivitas yang kuat adalah konektivitas
tanpa kendala yang pada gilirannya akan meningkatkan
perekonomian wilayah.
3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Kuat, Kompetitif dan Berbudaya Berlandaskan Iman dan Taqwa. (BERKEADILAN DALAM PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA)
(1) Sumber daya manusia yang “kuat” adalah sumber daya
manusia yang secara fisik jasmani sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat, serta memiliki penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Untuk mewujudkan itu
perlu dijamin ketersediaan pelayanan dan sarana prasarana
dibidang pendidikan dan bidang kesehatan yang dapat
diakses oleh seluruh masyarakat Kabupaten Karimun.
(2) “Kompetitif”
Dimaksudkan sebagai sumber daya manusia yang memiliki
daya saing dari segi pengetahuan, keterampilan, serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini diperlukan dalam menghadapi persaingan dunia
kerja yang lebih terbuka. Untuk itu dibutuhkan upaya
peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sejalan
56
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pasar kerja.
(3) “Berbudaya”
Adalah masyarakat yang tidak meninggalkan identitas
luhurnya sebagai warga dari kebudayaan setempat,
senantiasa menjaga dan mengamalkan kearifan-kearifan
tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi,
mengekspresikan kekayaan budayanya melalui aktivitas-aktivitas dan benda- benda budaya. Budaya setempat yang
dimaksud adalah budaya Melayu yang menjadi karakter,
namun dengan tetap menghargai keberadaan budaya-
budaya lain yang hadir, sebagai perwujudan akan pluralisme
dan heterogenitas masyarakat Kabupaten Karimun.
(4) “Berlandaskan iman dan taqwa”
Sebagai upaya untuk meletakkan nilai-nilai agama sebagai
landasan dalam kehidupan masyarakat. Landasan iman dan taqwa ini tercermin dari sikap dan perilaku masyarakat yang
berakhlak mulia, suasana kehidupan yang agamis dan
kehidupan antar umat beragama yang harmonis.
Masyarakat yang berbudaya berlandaskan iman dan taqwa
ini diharapkan menjadi filter dan benteng terhadap arus
masuk informasi dan budaya dari luar yang bersifat negatif, sehingga masyarakat Kabupaten Karimun tetap teguh dan
menjadi masyarakat yang berkarakter.
4. Meningkatkan Fungsi dan Kelestarian Lingkungan Hidup. (BERKEADILAN DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
(1) Bahwa Kabupaten Karimun tidak melaksanakan upaya-
upaya konservasi secara ekstrem, namun dalam melaksanakan pembangunan selalu diselaraskan dengan
57
upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup, dalam upaya melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development) maka fungsi lingkungan hidup
harus terus dijaga dan ditingkatkan.
(2) Upaya tetap menjaga fungsi-fungsi dari lingkungan hidup :
a. menyediakan ruang-ruang terbuka hijau
b. melakukan ekploitasi sumber daya secara terukur dan
berkelanjutan.
(3) Dalam upaya melestarikan fungsi ini, termasuk diantaranya adalah memastikan bahwa semua jenis aktivitas ekonomi
pada sektor industri, perikanan dan kelautan, pertanian,
pariwisata dan perdagangan maupun jasa adalah aktivitas-
aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan dengan dampak
yang terkelola.
(4) Pembangunan tidak akan bisa dilaksanakan secara
berkelanjutan tanpa melestarikan fungsi-fungsi lingkungan
hidup, ditambah lagi karakteristik Kabupaten Karimun yang terdiri dari pulau-pulau kecil memiliki kerentanan ekologis
yang lebih dibandingkan pulau-pulau besar.
5. Mewujudkan Birokrasi yang Profesional dan Unggul. (BERKEADILAN DALAM PELAYANAN PUBLIK)
(1) “Birokrasi yang profesional”
a. terciptanya pemerintahan yang baik dan efektif serta
mampu melayani kebutuhan masyarakat secara optimal
dengan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
birokrat sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi didalam pelayanan publik dan dapat menyampaikan
pelayanan kepada masyarakat secara tepat serta cepat.
b. Penguatan peran birokrasi pemerintahan dalam
perwujudan visi pemerintah Kabupaten Karimun adalah
58
melalui pembenahan, perbaikan dan penguatan administrasi dan manajemen kepegawaian.
c. Perubahan dan pembenahan tersebut diharapkan mampu
membawa perubahan terhadap mindset dan culturset
birokrasi pemerintah Kabupaten Karimun sehingga
menghasilkan aparatur yang berintegritas, kompeten,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera yang
pada akhirnya membentuk profil birokrasi pemerintah Kabupaten Karimun yang profesional dalam rangka
mendukung visi Kabupaten Karimun Sebagai Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Terdepan yang Berkeadilan
Berlandaskan Iman dan Taqwa.
(2) “Birokrasi yang unggul”
Adalah pengembangan sumber daya aparatur dengan
melakukan peningkatan skill (keterampilan) yang adaptif dan memiliki kemampuan menguasai teknologi, kemampuan
berpikir, beraktualisasi, memiliki kapasitas inovatif dan
kreatif dengan melakukan pembenahan dalam sisi birokrasi
yang bersifat melayani masyarakat sehingga terwujudnya
percepatan transformasi birokrasi melalui pengembangan
sistem kinerja pelayanan dan sistem organisasi yang modern
serta peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui peningkatan kompetensi secara agresif.
C. PROGRAM PRIORITAS
Sesuai dengan misi yang telah dirumuskan maka telah disusun
program prioritas untuk mempercepat pencapaian masing-masing
misi antara lain :
59
Misi I, Meningkatkan Perekonomian Daerah yang Mandiri Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal (Berkeadilan
dalam Bidang Ekonomi).
Program prioritas pada misi I antara lain :
1. Peningkatan penyediaan kemudahan usaha pertanian dan
perikanan.
2. Peningkatan daya saing UMKM melalui pelatihan, sertifikasi, dan
penguatan jaringan pasar (berbasis online). 3. Pendampingan dan penyediaan tambahan modal usaha bagi
UMKM yang terkena dampak pasca COVID-19. 4. Pengembangan usaha agribisnis yang sesuai dengan potensi
wilayah.
5. Pemulihan dan Pengembangan potensi wisata, baik wisata
bahari, budaya maupun wisata kawasan perbatasan pasca
COVID-19. 6. Revitalisasi dan peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil, dan
menengah.
7. Integrasi industri-industri besar dengan UMKM lokal.
8. Kemudahan berusaha dan investasi bagi PMA dan PMDN.
Misi II , Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur yang
Berkeadilan dalam rangka Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (Berkeadilan dalam Infrastruktur)
Program prioritas pada misi II antara lain :
1. Pemerataan penyedian pelayanan dasar (listrik, air bersih dan
telekomunikasi).
2. Peningkatan infrastruktur wilayah yang mendukung konektivitas
antar pulau.
3. Peningkatan dan pemerataan pembangunan sarana infrastruktur penunjang sosial ekonomi masyarakat.
4. Penyelenggaraan penataan ruang yang mendukung pertumbuhan
ekonomi.
60
Misi III, Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Kuat, Kompetitif dan Berbudaya Berlandaskan Iman dan Taqwa
(Berkeadilan dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia).
Program prioritas pada misi III antara lain :
1. Peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan yang
terstandarisasi dan terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan
kewenangan daerah.
2. Peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang terstandarisasi dan terjangkau oleh masyarakat.
3. Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat baik
di perkotaan maupun di pedesaan.
4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
rangka menghadapi revolusi industri 4.0.
5. Mendukung pembinaan penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-
Qur’an dan Madrasah Diniyah Takmiliyah. 6. Melanjutkan gerakan Karimun menghapal Alqur’an (one day one
ayat).
7. Peningkatan pengarusutamaan gender dalam pembangunan
8. Pengembangan dan apresiasi kreativitas kaum milenial.
Misi IV, Meningkatkan Fungsi dan Kelestarian Lingkungan
Hidup (Berkeadilan dalam melestarikan lingkungan hidup).
Program prioritas pada misi IV antara lain :
1. Peningkatan kualitas dan cakupan Ruang Terbuka Hijau.
2. Peningkatan dan pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Peningkatan sarana kebersihan dan lingkungan hidup.
4. Penambahan dan perlindungan daerah tangkapan air.
61
Misi V, Mewujudkan Birokrasi yang Profesional dan Unggul (Berkeadilan dalam Pelayanan Publik).
Program prioritas pada misi V antara lain :
1. Peningkatan kualitas Aparatur Sipil Negara berbasis revolusi
mental dan ITminded. 2. Peningkatan cakupan kualitas dan standarisasi pelayanan publik.
3. Mengembangkan dan mengelola sistem pengaduan masyarakat
sebagai sarana kontrol yang mudah diakses dan dimonitor oleh si pelapor.
4. Penerapan sistem reward and punishment bagi aparatur
pemerintah dalam peningkatan disiplin dan etos kerja.
5. Penerapan sistem Perjanjian Kinerja dan Pakta Integritas bagi
seluruh pegawai.
6. Penyusunan dan penerapan analisa jabatan, standar kompetensi
jabatan serta indikator kinerja jabatan, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja jabatan.
7. Pengembangan kapasitas pegawai yang terencana didasarkan
pada kepastian pola karir.
Untuk mewujudkan visi, misi dan prioritas pembangunan
tersebut juga dijunjung slogan “BERSIH” yaitu ; Beriman, Sehat, Indah dan Harmonis. Bersih dalam hal ini baik secara
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, baik bersih dalam
dimensi lahir maupun bathin. Untuk mewujudkan Kabupaten
Karimun sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Berkeadilan pasti
memiliki dampak lingkungan baik fisik maupun sosial, sehingga
Kabupaten Karimun harus mempersiapkan diri baik secara fisik, sosial maupun landasan spiritual.
62
Untuk melaksanakan slogan tersebut maka telah ditetapkan pula 4 (empat) azam sebagai motor penggerak pembangunan
yaitu :
Azam Peningkatan Iman dan Taqwa Dimaksudkan sebagai upaya untuk menanamkan sikap mental
berbudi luhur dan berakhlak mulia serta memiliki sandaran vertikal
yang kokoh sehinggga pelaksanaan pembangunan akan lebih
terarah dan bertanggung jawab.
Azam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dimaksudkan sebagai upaya untuk menyiapkan SDM yang
berkualitas, sehingga mampu menggali dan mengembangkan asset dan potensi yang ada.
Azam Pembangunan Ekonomi yang Berdimensi Kerakyatan
Dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat, antara lain melalui peningkatan
sarana dan prasarana produksi, sehingga pertumbuhan ekonomi
berlangsung secara sinergis dengan pemerataan pendapatan.
Azam Pengembangan Seni dan Budaya Dimaksudkan sebagai upaya menggali khazanah budaya
Melayu yang merupakan ciri khas daerah sehingga mampu
mempertahankan kepribadian dengan nilai luhur bangsa dari pengaruh dan tantangan yang datang dari luar.
63
BAB VI P E N U T U P
Demikian rancangan Visi, Misi dan Program Prioritas
Pembangunan Kabupaten Karimun ini dapat dirumuskan dan disampaikan. Pemaparan Visi dan Misi ini selain untuk memenuhi
persyaratan sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Karimun
Periode 2020-2024, juga yang terpenting adalah sebagai deskripsi atas
gagasan kami dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan di Kabupaten Karimun sebagaimana yang menjadi
tuntutan dan kebutuhan masyarakat saat ini. Visi dan Misi ini akan terus dikembangkan dan dimutakhirkan
berdasarkan masukan yang diperoleh dari berbagai pihak, sehingga
dapat menjadi referensi dalam penyusunan dokumen RPJMD dan
RPJPD Kabupaten Karimun.
Dengan senantiasa memohon hidayah dari Allah SWT dan
dilandasi dengan ikhtiar do’a dan tawakkal, sebagai putra daerah
Kabupaten Karimun, maka kami akan berbuat terbaik untuk kepentingan Daerah dan Masyarakat Karimun, kami siap bersama
seluruh jajaran aparatur pemerintahan dan masyarakat Kabupaten
Karimun untuk mewujudkan masa depan Kabupaten Karimun yang
berkeadilan dengan “TERWUJUDNYA KABUPATEN KARIMUN
SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI BERKEADILAN
BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”.
64
Akhirnya atas nama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Karimun Periode 2020-2024 mengucapkan terima kasih, semoga
ikhtiar kami, cita-cita kami, visi misi kami dapat kami persembahkan
untuk masyarakat Karimun. Apabila kami terpilih nanti, kami akan
memimpin Kabupaten Karimun sebagai Bupati dan Wakil Bupati
dengan baik dan bertanggungjawab.
CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KARIMUN
PERIODE 2020 – 2024
Dr. H. AUNUR RAFIQ, S. Sos, M. Si
CALON BUPATI
H. ANWAR HASYIM, M. Si
CALON WAKIL BUPATI