5
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Bisnis dan Toko
• Menurut Allan Afuah (2004), Bisnis adalah sekumpulan aktifitas yang dilakukan
untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan
berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
• Menurut Husein Umar (2003, p3) Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang
diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpungan dalam bidang
perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan
mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
• Menurut Lukman Fauroni (2006, p27) Bisnis adalah meliputi aktivitas
memproduksi barang tambang atau pertanian dari bumi, memproses bahan-bahan
dasar hingga berguna, membuat berbagai barang jadi, mendistribusikan barang,
menyediakan jasa, menjual dan membeli barang dagangan ataupun aktivitas yang
berkaitan dengan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.
• Menurut Johar Arifin (2008,p2) Bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan
suatu organisasi dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan menawarkan
barang atau jasa.
• Menurut Istijanto Oei (2010, p134) Bisnis adalah Rantai yang terhubung, kalau
digambarkan, pebisnis atau wirausaha terlibat setidaknya dengan pemasok,
internal perusahaan kita, pesaing, pelanggan dan pihak lain tak langsung
6
Keterangan diatas menjelaskan bahwa Pemasok adalah pihak yang menyediakan
barang, sarana, fasilitas yang kita butuhkan untuk menjalankan bisnis kita.
Pelanggan adalah pembeli atau pelanggan kita. Pesaing adalah pihak lain yang
menawarkan bisnis yang hampir sama dengan kita. Dari pengertian diatas dapat di
simpulkan bahwa bisnis memiliki cakupan yang lebih luas dari perusahaan, sehingga
perusahaan merupakan bagian dari bisnis serta tujuan utama dari sebuah kegiatan
bisnis adalah memperoleh laba, agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan.
• Menurut Deliarnov (2006, p49) Pasar adalah proses berlangsungnya transaksi
permintaan dan penawaran atas barang dan jasa.
• Menurut Simon Brown (2003, P95) Toko adalah menciptakan sebuah lingkungan
yang mendorong pelanggan untuk membeli dan para staf toko untuk mampu
menawarkan standar pelayanan yang tinggi. Dalam kegiatan bisnis, dibutuhkan
kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga
kerja, material, modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan produk,
orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai usaha.
Pemasok Pihak lain
Pesaing Pelanggan
Internal
Perusahaan (kita sebagai pebisnis dan para karyawan)
7
2.1.2 Studi Kelayakan Bisnis
2.1.2.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis
• Menurut Husein Umar (2003, p245) Studi Kelayakan Bisnis (SKB) atau sering
pula disebut studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau
tidaknya rencana suatu proyek bisnis. Maksud layak atau tidak layak disini
adalah perkiraan bahwa proyek akan dapat menghasilkan keuntungan yang
memadai bila dioperasionalkan atau sebaliknya.
• Menurut Serian Wijatno (2009, p88) Studi Kelayakan Bisnis adalah Proses yang
menentukan apakah ide bisnis entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses.
• Menurut Rob Thomsett (2003, p50) Studi Kelayakan Bisnis adalah penentu
kesuksesan proses manajemen proyek yang melibatkan para ahli teknis ( para
analisis bisnis dan analisis system ) yang bekerja untuk manajer proyek.
• Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis
(2005, P8) mengatakan bahwa studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis
dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana
peluncuran produk baru.
• Menurut Christianto dan I Made (2002, p42) Studi Kelayakan Bisnis
didefinisikan secara rinci sasaran dan tujuan dari proyek yang bersangkutan,
mengkaji semua jenis solusi yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut,
menilainya, dan membuat rekomendasi selanjutnya untuk suatu proyek utama.
Rekomendasi harus disertai dengan rencana keuangan dan rencana kemajuan.
8
2.1.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
2.1.3.1 Aspek Financial
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu
yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat berkembang terus. Dalam
analisis aspek financial, terdapat beberapa hal yang harus dianalisis yaitu :
• Aliran Kas ( Cash Flow )
• Biaya Modal ( Cost of Capital )
• Initial and Operasional Cash Flow
• Payback Period
• Internal Rate of Return
• Net Present Value
• Profitability Index
2.1.3.2 Non Financial
1. Aspek Pasar
• Menurut Stanton dalam buku studi kelayakan bisnis karangan Husein Umar
(2005, p35) pasar adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan
untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada
tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu: orang dengan segala
keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.
9
• Menurut Umar (2005, p35) pasar, menurut para ahli, merupakan tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan
permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.
• Menurut Kasmir Jakfar (2012, p44) pasar dapat diartikan sebagai tempat
bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.
2. Aspek Pemasaran
• Menurut Kotler yang dikutip oleh Kasmir Jakfar (2012, p47) pemasaran adalah
proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal
balik produk dan nilai dengan orang lain.
• Menurut Stanton yang dikutip Umar (2005, p67), pemasaran meliputi
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan
pembeli yang aktual maupun yang potensial.
• Bauran pemasaran (Kotler 2005, p18) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Bagi pemasaran suatu produk barang,
manajemen pemasaran dibagi menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang
lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P dalam
pemasaran yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu produk (product), harga
(price), distribusi atau tempat (place), dan promosi (promotion). Yang masing-
masing akan dijelaskan sebagai berikut:
10
1. Produk
Produk berupa barang atau jasa yang dapat dibeda-bedakan atau diklasifikasikan
menurut bentuk dan jenisnya. Produk barang tidak hanya memperhatikan
penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang mudah, praktis, aman,
tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.
2. Harga
Harga merupakan sejumlah nilai yang akan ditukarkan oleh konsumen dengan
segala manfaat dari memiliki atau menggunakan produk tersebut. Yang nilainya
ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar-menawar, atau yang
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
3. Distribusi/Tempat
Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan
produknya, khususnya barang dengan cara membangun saluran distribusi, yakni
sekelompok organisasi yang saling tergantung pada proses yang memungkinkan
suatu produk tersedia bagi pengguna atau konsumen.
4. Promosi
Dalam dunia pemasaran tidak selalu hanya membicarakan produk, harga produk,
dan mendistribusikan produk, tetapi juga ada hal lain yang cukup penting dalam
mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk tersebut dapat
dikenal dan akhirnya dibeli oleh konsumen. Dalam mengkomunikasikan produk
perlu dibuat suatu strategi yang tepat dalam memenangkan persaingan atau
dengan strategi yang sering disebut bauran promosi, yang terdiri atas empat
11
komponen utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
dan penjualan perorangan.
3. Produksi
Menurut Heizer dan Render (2009) Produksi dengan tujuan adalah untuk
meyakini apakah secara operasi dan pilihan produksi, rencana bisnis dapat
dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek
atau operasional secara rutin. Dalam hal masalah manajemen operasional ada
tiga hal yang harus dihadapi oleh perusahaan, yakni masalah penentuan posisi
perusahaan, masalah desain, masalah operasional. Selain itu, persoalan lain
mengenai masalah proses dan operasi akan bermunculan, maka untuk itu
persoalan yang timbul harus disesuaikan dan di kelompokkan sesuai dengan
masalah manajemen operasional yakni sebagai kelompok masalah posisi
perusahaan, kelompok masalah desain, dan kelompok masalah operasional.
Implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis akan memberikan informasi akan
memberikan informasi mengenai pemilihan strategi produk, teknologi yang
digunakan, kapasitas produksi, penentuan letak dan layout secara geografis, dan
perencanaan dan kualitas produk serta operasional rutinnya.
4. Aspek Manajemen dan SDM
Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat digambarkan sebagai
berikut (Subagyo, 2007, p159):
1. Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
jenis pekerjaan tertentu.
12
2. Job Specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
3. Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan, dan struktur
pertanggungjawaban.
4. Job Description, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan
teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
5. Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secara
lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis struktural dan
fungsional.
6. Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktivitas,
dan kinerja karyawan secara keseluruhan.
5. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ini dianalisis untuk menganalisa kelayakan suatu bisnis dilihat dari
lingkungan eksternal perusahaan, juga untuk mengetahui seberapa jauh
lingkungan eksternal tersebut berpengaruh dan memberikan peluang sekaligus
ancaman bagi perusahaan. Selain itu manfaat lainnya adalah untuk mengetahui
kontribusi seperti apa yang dapat diberikan oleh perusahaan pada lingkungan
eksternalnya jika usulan proyek dapat terlaksana.
13
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, p193) aspek ekonomi dan sosial merupakan
dampak yang timbul karena adanya investasi, yang lebih ditekankan kepada
masyarakat dan pemerintah.
1. Dilihat dari aspek ekonomi
Secara umum, dampak daru aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau
investasi adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pemberian
kesempatan kerja bagi masyarakat, peningkatan sumber daya yang dapat
dimanfaatkan serta meningkatkan perekonomian pemerintah lokal serta
menghasilkan devisa bagi Negara.
2. Dilihat dari aspek sosial
Sebuah perusahaan tidak akan bisa bertahan tanpa adanya dukungan dari
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup suatu perusahaan
bergantung kepada masyarakat juga, masyarakat sangat memegang peranan
penting dalam sebuah usaha. Jadi, selain bertujuan mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya, hendaknya juga perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
6. Aspek Hukum
• Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, p23) aspek ini membahas masalah
kelengkapan dan keabsahan dokumen sebuah usaha, mulai dari bentuk badan
usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen
sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dimiliki
apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen
dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen
tersebut.
14
• Menurut Ahmad Subagyo (2007, p167) usaha dalam bentuk apapun memerlukan
keabsahan legalitas karena faktor ini yang menentukan keberlanjutan hidupnya.
Sebelum melakukan investasi di suatu daerah/wilayah, pada saat menganalisis
aspek-aspek studi kelayakan, maka terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pra-
penelitian yang berlaku di daerah/wilayah tersebut, agar tidak terjadi kerugian
dikemudian hari, apabila ternyata di daerah/wilayah tersebut melarang bentuk
usaha yang dimaksud.
7. Aspek Lingkungan Industri
Menurut Umar dalam bukunya competitive strategy yang dikemukakan oleh
Michael E. Porter, dimana konsep tersebut menganalisis persaingan bisnis
berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing.
1. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu
perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan
harga, meningkatkan kualitas, menambahkan fitur, menyediakan jasa,
memperpanjang garansi, meningkatkan promosi dan pembaharuan kemasan.
Menurut Porter yang dikutip Umar (2005, p270), tingkat persaingan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jumlah kompetitor
2. Tingkat pertumbuhan industri
15
3. Karakteristik produk
4. Biaya tetap yang besar
5. Kapasitas
6. Hambatan keluar
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Pendatang baru dalam suatu industry akan membawa kapasitas baru, inovasi
baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar.
Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya menjadi semakin tinggi
sehingga akan mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru
bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam
mengantisipasi pendatang baru. Jika pendatang baru merasakan kesulitan
bersaing terhadap pesaing yang telah ada, maka ancaman dari pendatang baru
akan rendah. Menurut Umar (2005, p268) terdapat faktor-faktor yang dapat
menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri, sebagai berikut:
1. Skala ekonomi
2. Diferensiasi produk
3. Kecukupan modal
4. Biaya peralihan
5. Akses ke saluran distribusi
6. Ketidakunggulan biaya independen
7. Peraturan pemerintah
16
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi produk yang
sejenis, namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang memproduksi
produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri
dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan
dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk
pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti seringkali
timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di
industri mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para pemain dalam
industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang
ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan harga.
Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya
tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar (2005,p272), pemasok akan kuat
apabila beberapa kondisi berikut :
• Jumlah pemasok sedikit
• Produk/pelayanan yang ada adalah untuk dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
• Tidak tersedia produk subtitusi
• Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.
• Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok.
17
5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan meminta penurunan harga, tawar-
menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta
berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam
indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada
kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan
dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat
tawar menawar pembeli, yaitu :
1) Pembeli membeli dengan jumlah besar
2) Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
3) Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
4) Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga sensitif
terhadap harga dan diferensiasi servis.
5) Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga pembeli
dengan mudah mencari subsitusinya
2.1.4 Pengertian Permintaan dan Penawaran
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “ Studi Kelayakan Bisnis “
( 2005, P36) permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan
konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat
harga sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai kuantitas barang yang
18
ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Dalam prosesnya, tingkat
penawaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
• Harga barang-barang lain
• Biaya faktor produksi
• Tujuan perusahaan
• Tingkat teknologi yang digunakan
2.1.5 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau bisnis dijalankan
perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir Jakfar, 2012, p13), yaitu:
1. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi
kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang
dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi
kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik
resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-
hal apa saja yang perlu direncanakan.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah
19
memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara
sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai
dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengendalikan pelaksanaan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya,
sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
2.1.6 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar (2003, p246) Jika laporan studi kelayakan bisnis
menyatakan suatu proyek investasi layak direalisasikan, selanjutnya pihak-pihak tertentu
memerlukan laporan tadi untuk dikaji ulang. Hasilnya adalah suatu keputusan untuk
turut serta menyetujui atau menolak kelayakan laporan tadi, disesuaikan dengan
kepentingannya. Dapat saja terjadi bahwa suatu hasil studi yang telah dinyatakan layak
pada akhirnya tidak dilaksanakan. Hal ini disebabkan beberapa alasan, misalnya :
pengambil keputusan akhir menolak, bukan saja karena laporan tadi merupakan hasil
20
rekayasa/ tidak obyektif, tetapi dapat saja karena intervensi pihak lain yang merasa
kepentingannya tidak dipenuhi. Terlepas dari persoalan di atas pihak-pihak yang
membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis itu dapat dijelaskan di bawah ini :
a. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan,
maka pendanaan dapat mulai dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik
modal yang mau turut serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan
dikerjakan.
b. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang
studi kelayakan bisnis tersebut, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya
bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilki perusahaan sebelum memutuskan
untuk memberikan kredit.
c. Pihak Manajemen Perusahaan
Pembuatan suatu studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal
perusahaan selain dapat dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan.
d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Studi Kelayakan Bisnis yang disusun perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan pemerintah karena bagaimanapun pemerintah secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan
21
e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu juga menganalisis manfaat yang akan
didapat atau biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian
nasional.
2.1.7 Bentuk Pasar
Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “ Studi Kelayakan Bisnis “
(2005, P38), bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen atau penjual dan sisi
konsumen. Dari sisi produsen atau penjual, pasar dapat dibedakan atas :
Pasar Persaingan Sempurna adalah jenis pasar ini, aktivitas persaingannya tidak
Nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen sehingga pangsa pasar mereka
menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil. Pasar Monopoli adalah sebuah bentuk pasar
yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Dalam hal ini tidak ada produk substitusi serta
terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Pasar persaingan Monopolistik
adalah bentuk campuran antara persaingan sempurna dengan monopoli.
2.1.8 Tujuan dilakukan Studi Kelayakan
Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau bisnis dijalankan perlu
dilakukan studi kelayakan (Kasmir Jakfar, 2012, p13), yaitu:
1. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi
kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan
22
sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan
adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat
kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang,
maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja
yang perlu direncanakan.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki
pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis,
sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana
yang sudah disusun.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana
yang telah disusun.
5. Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengendalikan pelaksanaan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya,
sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
23
2.1.9 Penelitian Terdahulu
Nama pengarang Judul Jurnal Hasil penelitian
McIntyre, R
Kevin;Jack, Steven
B;McCall, Barrett
B;Mitchell, Robert J
Financial Feasibility of Selection
Based Multiple- Value Management
on Private Lands in the South : A
Heuristic Case Study Approach
“Journal of Forestry;Jul/ Aug 2010;
Volume 108, 5; pg. 230-237
selama 10 tahun terakhir, beberapa-nilai, ekosistem berbasis pendekatan kepada manajemen lahan hutan publik telah menjadi lebih umum. Namun, kurang perhatian telah dibayarkan kepada konsep ini di sektor swasta. Meskipun diakui bahwa hutan swasta nonindustrial (NIPF) pemilik tanah memiliki lahan hutan untuk beragam alasan. Penelitian ini mengembangkan model ekonomi sederhana sebagai alat heuristik untuk membandingkan kinerja keuangan yang luas, multi-nilai pendekatan manajemen.
M.M Taghizadeh;
A. Torabian; M.
Borghei; A.H. Hassani
A Study of Feasibility for water
purification using vertical porous
concrete filter
Int J.Environ.Sci. Tech, 4(4) : 505-512,
Autumn 2007 ISSN : 1735-1472
Ada kebutuhan untuk menemukan teknik yang lebih murah dan sederhana untuk sistem penyaringan air pedesaan di negara-negara berkembang. Menggunakan filter yang terbuat dari blok untuk pengolahan air memungkinkan seseorang untuk membuat filter vertikal. Diharapkan jumlah lahan yang digunakan akan menurun lebih dari 70% jika filter vertikal digunakan. Jumlah air yang diperlukan untuk kembali dicuci adalah 2,9% dari jumlah total air, yang lulus
Linying Cao A Feasibility Study of Task-based
Teaching of College English Writing in
Chinese EFL Context
Volume 5, No. 10; 2012,
ISSN 1916-4742
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada kerangka TBL Jane Willis 'dan menguji dampaknya pada peningkatan peserta didik EFL kompetensi menulis ketika seperti kerangka kerja yang diterapkan pada ruang kelas kuliah menulis dalam pengaturan EFL Cina, dan dengan demikian secara tentatif mengeksplorasi kelayakan tugas berbasis pendekatan pengajaran menulis EFL
Dwira Nirfalini Aulia,
Achmad Delianur
NAsution, R. Lisa
Suryani
Studi Kelayakan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana (Rusuna)
Kampung Aur Medan, Vol. 02 no. 01,
Jan 2011
Dalam usaha menata wajah kota yang lebih baik dan menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat golongan menengah ke bawah diperlukan suatu lahan yang sangat luas serta sarana dan prasarana pendukungnya yang banyak pula. Temuan dari kajian ini mengidentifikasikan bahwa warga masih enggan untuk tinggal di rumah susun meskipun lokasi yang sama dan dari kajian aspek ekonomi harga sewa/jual rumah susun masih terjangkau oleh mereka
Yinny Rajaratnam,
Harianto
Hardjasaputra, Monty
Girianna
Studi Kelayakan Ekonomi
Pengembangan Bandara Udara
Internasional Minangkabau (BIM)
Vol.3, No.2, Juli 2006
Kota Padang, ibukota provinsi sumatera barat merupakan salah satu dari tiga kota terbesar dan ramai di Sumatera. Secara geografis kota Padang merupakan gerbang nasional bagi “Daerah Segitiga Pertumbuhan”yang meliputi kota-kota utama Asean, Cina Selatan dan India Selatan. Dengan meningkatnya permintaan penumpang dan kargo dan setelah diadakan beberapa studi perbandingan Bandar Udara Tabing dan kemungkinan dibangunnya bandar udara baru, Departemen Perhubungan Republik In donesia memutuskan untuk memindahkan fasilitas transportasi udara yang semula berlokasi di Tabing, Padang ke Ketaping, Padang Pariaman.
Sumber: Hasil studi literatur
24
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Analisa kelayakan bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang maupun
sebuah organisasi ketika akan melakukan atau memulai bisnis dalam bentuk suatu
proposal usaha pemilik ide bisnis berupa meyakinkan bagaimana tailor berbasis produk
textile batik dalam pengembangan aspek financial dan non aspek financial setelah itu
dalam menganalisis kelayakan bisnis dinyatakan layak atau tidak layaknya dalam
pengembangan tailor berbasis textile batik bisnis tersebut.
Toko Liza Moda
Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Custom
Textile Batik
Aspek Finansial
Aspek Non Finansial
Analisis Kelayakan Bisnis
Layak Tidak Layak
Hasil akhir berupa saran atau rekomendasi pembukaan usaha dari studi kelayakan bisnis