19 Kadir dan Artaqiem Daydy : Pengontrolan IQ Pada Implementasi Bentuk Tes Formatif Essai, Isian Singkat,.... (19-30)
PENGONTROLAN IQ PADA IMPELEMENTASI BENTUK TES FORMATIF ESSAI, ISIAN SINGKAT, DAN PILIHAN
GANDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA (IPA) SISWA DI SEKOLAH DASAR
Kadir 1 dan Artaqiem Daydy2
1Dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika FITK UIN Jakarta 2 Guru pada SD Pembangunan Jaya Bintaro Tangeran Selatan
Abstract: The objectives of this research was to investigate: The Effec Of test forms formative to learning outcomes in Natural Science by controlling the Intelligence Quotient (IQ) students. The study was conducted at the elementary School of Pembangunan Jaya Tangerang Selatan at academic year 2012/2013. The sample of 86 carried out by cluster random sampling technique. The study uses experimental method with analysis method Covariance (ANCOVA). The collecting data of learning outcome in Natural Sciences and Intelligence Quotient (IQ)’ students by test. The results showed that after controlling Intelligence Quotient: 1) Natural Sciences learning outcomes of students were given a form of formative essay test question was not different from the Natural Sciences learning outcomes of students were given forms formative multiple-choice test questions, 2) Natural Sciences learning outcomes of students who are given the form of test formative short field higher than the Natural Sciences learning outcomes of students form a formative test multiple choice questions, and 3) Natural Sciences learning outcomes of students are given formative essay form of test is higher when compared to the learning outcomes of students form the Natural Sciences formative multiple-choice test questions.
Keywords: Natural Sciences learning outcomes, test forms formative, Intelligence Quotient
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh bentuk soal tes formatif terhadap hasil belajar IPA dengan mengontrol Intelligence Quotient (IQ) siswa. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Pembangunan Jaya Tangerang Selatan pada tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan teknik Analisis Kovarian (ANCOVA). Sampel penelitian sebanyak 86 siswa kelas enam dipilih dengan teknik Cluster Random Sampling. Data hasil belajar IPA dan Intelegensi dikumpulkan dengan menggunakan tes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setelah mengontrol Intelligence Qoutient (IQ): 1) hasil belajar IPA siswa yang di berikan bentuk soal tes formatif essay ternyata tidak berbeda dengan hasil belajar IPA siswa yang di berikan bentuk soal tes formatif pilihan ganda; 2) hasil belajar IPA siswa yang diberikan bentuk soal tes formatif isian singkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar IPA siswa yang siswa bentuk soal tes formatif pilihan ganda; 3) hasil belajar IPA siswa yang diberikan bentuk soal tes formatif essay lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar IPA siswa bentuk soal tes formatif pilihan ganda.
Kata Kunci: hasil belajar IPA, bentuk tes formatif, Intelligence Quotient
PENDAHULUAN
IPA adalah kelompok mata pelajaran
yang dipelajari pada tingkat Sekolah Dasar
yang merupakan salah satu mata pelajaran
wajib bagi seluruh siswa Sekolah Dasar (SD)
di seluruh Indonesia dan dalam Peraturan
Menteri PendidikanDan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2011
juga menyatakan bahwa mata pelajaran
IPA termasuk kedalam mata pelajaran
yang diikutsertakan dalam Ujian Nasional di
tingkat SD/MI.1 IPA pada tingkat Sekolah
Dasar merupakan modal dasar bagi
pengembangan-pengembangan dari IPA di
1 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2011 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah Dan Ujian Nasional Pasal 18 ayat (h)
20 Jurnal Evaluasi Pendidikan, Tahun 4, No. 1, Maret 2013
tingkat Sekolah Menengah Pertama (Fisika
dan Biologi), serta Sekolah Menengah Atas
(Fisika, Biologi, dan Kimia).
Namun demikian hasil belajar IPA di
SD pada umumnya masih tergolong rendah.
Demikian pula halnya di SD Pembangunan
Jaya, hasil belajar IPA belum
menggembirakan, hal ini terlihat dari
pencapaian hasil belajar untuk kelas IV dan
V masih berada di bawah nilai KKM. Pada
Tahun Pelajaran 2012/2013 rata-rata nilai
kelas IV dan V sebesar 74 masih di bawah
KKM sebesar 75 yang telah ditetapkan
sekolah.
Data faktual di atas mendorong
penulis ingin meneliti apa yang
menyebabkan siswa tidak dapat memenuhi
nilai KKM. Diduga bahwa Ilmu
Pegetahuan Alam adalah salah satu mata
pelajaran yang membosankan dan sukar,
yang disebabkan oleh berbagai hal seperti
metode mengajar, sarana pendukung, teknik
penyajian, atau bahkan dari kesiapan siswa
sendiri dalam mengikuti pembelajaran.
Selain itu IPA juga disertakan dalam Ujian
Nasional tingkat Sekolah Dasar, sehingga
dengan penelitian ini diharapkan siswa, guru,
dan pemangku sekolah dapat menentukan
bentuk evaluasi seperti apa yang dapat
memotivasi siswa agar mendapatkan hasil
belajar yang baik.
Evaluasi pada mata pelajaran IPA
pada tingkat Sekolah Dasar menjadi sangat
penting untuk menunjang pembelajaran IPA
pada jenjang berikutnya. Peningkatan mutu
dan kualitas peserta didik sebagai Sumber
Daya Manusia (SDM) yang kelak akan
menjalani tingkatan/ level yang lebih tinggi
harus dipersiapkan dimulai dari Sekolah
Dasar. Dimana evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap
berbagai komponen pendidikan pada setiap
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggung jawaban
penyelenggaraan pendidikan.2 Dilihat dari
bentuknya tes dapat dibedakan menjadi
tes objektif dan tes subektif.3 Pada
penelitian ini penulis menitik beratkan pada
tiga bentuk evaluasi tes formatif yaitu :
Essay, Isian Singkat, dan Pilihan Ganda.
Ketiga bentuk evaluasi tes formatif tersebut
mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing dan dapat diterapkan
mengevaluasi hasil belajar IPA. Di samping
sebagai umpan balik dari ketiga bentuk
evaluasi tes formatif tersebut akan diketahui
seberapa besar efeknya terhadap hasil belajar
IPA. Dalam penelitian ini dikaji pengaruh
faktor bentuk evaluasi tes formatif dikaitkan
hasil belajar IPA dengan mengontrol tingkat
Intelligence Quotient (IQ).
Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan membatasi pada tingkat Sekolah Dasar,
dan peneliti akan membahas mengenai
pengaruh bentuk evaluasi tes formatif Essay,
Isian Singkat, dan Pilihan Ganda terhadap
hasil belajar IPA dengan mengontrol
Intelligence Quotient (IQ) siswa. Sehingga
penelitian bermaksud mengungkapkan
perbedaan: (1) hasil belajar IPA bagi siswa
yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif
Essay dengan siswa yang diberikan bentuk
evaluasi tes formatif Isian Singkat, (2) hasil
belajar IPA bagi siswa yang diberikan bentuk
evaluasi tes formatif Essay dengan siswa
yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif
Pilihan Ganda, dan (3) belajar IPA bagi
siswa yang diberikan bentuk evaluasi tes
formatif Isian Singkat dengan siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif
Pilihan Ganda.
Berdasarkan pemetaan masalah yang
telah diuraikan di atas, rumusan masalah
adalah sebagai berikut.
2 Peraturan Pemerintah Nomor 19, op. cit., Bab I, Pasal 1,
Ayat (18). 3 Suryabrata, Sumadi, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, hal. 306.
21 Kadir dan Artaqiem Daydy : Pengontrolan IQ Pada Implementasi Bentuk Tes Formatif Essai, Isian Singkat,.... (19-30)
1. Apakah terdapat pengaruh bentuk tes
formatif terhadap hasil belajar IPA
setelah mengontrol Intelligence Quotient
(IQ) siswa?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA antara siswa yang diberi
bentuk tes formatif Essay dan tes
formatif Pilihan Ganda, setelah
mengontrol Intelligence Quotient (IQ)
siswa?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA antara siswa yang diberi
bentuk tes formatif Essay dan bentuk
evaluasi tes formatif Pilihan Ganda,
setelah mengontrol Intelligence Quotient
(IQ) siswa?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil
belajar IPA antara siswa yang diberi
bentuk tes formatif Isian Singkat dan
bentuk evaluasi tes formatif Pilihan
Ganda, setelah mengontrol Intelligence
Quotient (IQ) siswa?
METODE
Penelitian dilakukan di Kelas VI (enam)
Sekolah Dasar Pembangunan Jaya (RSBI) Jl.
Bintaro Utama Sektor 3A, Kelurahan Pondok
Karya, Kecamatan Pondok Aren, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Dan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I
(Ganjil) bulan November 2012.
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian eksperimen, karena pada penelitian
ini dilakukan perlakuan eksperimen. Dalam
hal ini kelompok eksperimen yaitu kelompok
yang mendapat perlakuan metode eksperimen
adalah kelompok siswa yang diberikan
perlakuan evaluasi tes formatif Essay dan
Isian Singkat, sedangkan yang menjadi
kelompok kontrol adalah kelompok siswa
yang mendapat perlakuan bentuk evaluasi tes
formatif Pilihan Ganda
Desain yang digunakan adalah desain Experimen dengan teknik Analisis Covarian (ANCOVA) satu jalan. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. 1. Variabel bebas yaitu bentuk evaluasi tes
formatif (Essay, Isian singkat, dan
Pilihan Ganda) yang diberikan kepada
siswa (A) .
2. Variabel bebas yang menjadi variabel
kontrolnya yaitu IQ siswa (X).
3. Variabel tidak bebas, yakni hasil belajar
IPA siswa (Y).
Bentuk evaluasi tes formatif (A) yang
diberikan pada kelompok eksperimen yaitu
kelompok siswa yang diberikan bentuk
evaluasi tes formatif Essay (A1), dan
kelompok kelompok siswa yang diberikan
bentuk evaluasi tes formatif Isian Singkat
(A2). Sedangkan yang menjadi kelompok
kontrol adalah kelompok siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif Pilihan
Ganda. Desain pada penelitian ini dapata
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain Penelitian
Sampel Kelompok Perlakuan Observasi
R E1 XE1 O
R E2 XE2 O
R E3 XE3 O
Keterangan:
R = Pengacakan sampel penelitian. E1 = Kelompok yang diberikan bentuk tes
formatif Essay E2 = Kelompok eksperimen diberikan bentuk
tes formatif Isian Singkat E3 = Kelompok yang diberikan bentuk tes
Pilihan Ganda
XE1 = Kelompok yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif Essay.
XE2 = Kelompok yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif Isian Singkat.
XE3 = Kelompok yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif Pilihan Ganda.
O = Hasil belajar IPA
Sedangkan desian penelitian untuk sampel data penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
22 Jurnal Evaluasi Pendidikan, Tahun 4, No. 1, Maret 2013
Tabel 2. Desain Penelitian untuk Sampel Data Penelitian
Bentuk evaluasi tes formatif (A)
Essay(A1) Isian Singkat (A2) PG (A3)
X Y X Y X Y
X11 Y11 X12 Y12 X13 Y13
X21 Y21 X22 Y22 X23 Y23
X31 Y31 X32 Y32 X33 Y33
… … … … … …
Xn1 Yn1 Xn2 Yn2 Xn3 Yn3
A1 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran IPA dengan bentuk evaluasi tes formatif Isian Singkat.
A2 = Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran IPA dengan bentuk evaluasi tes formatif Pilihan Ganda.
X = nilai intelegensi Quotient (IQ) siswa. Y = nilai hasil belajar IPA siswa. n = banyaknya sampel
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI di SD Pembangunan Jaya pada tahun ajaran 2012-2013, yang berjumlah 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 114 siswa. Sampel pada penelitian ini diambil dari siswa kelas VI SD Pembangunan Jaya sebanyak 86 orang siswa dari populasi kelas VI SD Pembangunan Jaya. Penentuan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling dengan cara memilih/mengundi 3 (tiga) kelas dari 4 kelas VI di SD sebagai populasi. Langkah selanjutnya menentukan 3 (tiga) kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan bentuk tes evaluasi formatif (Essay, Isian Singkat, dan Pilihan Ganda) dengan teknik pengundian/pemilihan penugasan (Random Assignment), sehingga diperoleh Kelas VI-A sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan bentuk tes i formatif Essay, Kelas VIB sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan bentuk tes formatif Isian Singkat, dan Kelas VI-C sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan bentuk tes formatif Pilihan Ganda.
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan perlakuan yang berbeda
terhadap kelompok yang sudah diketahui skor IQ, dimana skor IQ sebagai pengontrol. Kemudian dilakukan penelitian dengan memberikan perlakuan kepada kelas A (kelompok eksperimen) yaitu kelas yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif Essay, dan kelas B (kelompok eksperimen) yaitu kelas yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif Isian Singkat. Sementara terhadap kelas C (kelompok kontrol) yaitu kelas yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif Pilihan Ganda.
Terdapat 3 variabel dalam penelitian ini, yaitu: (satu) variabel bebas (independent variable) yaitu bentuk evaluasi tes formatif Essay, Isian Singkat, dan Pilihan Ganda, 1 (satu) variabel kontrol (Covariate Variable) yaitu Intelligence Quotient, dan 1 (satu) variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil belajar IPA. Dari hasil dari hasil penghitungan validitas instrumen hasil belajar IPA dengan menggunakan program iteman, diperoleh reliabilitas instrumen hasil belajar IPA dengan nilai Alpha Cronbac sebesar 0,916 atau sebesar 92 %. Karena nilai reliabilitas diatas 0,8 maka instrumen hasil belajar IPA reliabilitasnya baik.4
4 Priyatno, Dwi, 2010, Paham Analisa Statistika
Data dengan SPSS, Yogyakarta : Media Kom, hal. 98.
23 Kadir dan Artaqiem Daydy : Pengontrolan IQ Pada Implementasi Bentuk Tes Formatif Essai, Isian Singkat,.... (19-30)
Teknik Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis rata-rata, simpangan baku, modus, dan median serta penyajian data melalui distribusi frekuensi dan histogram. Sementara itu, teknik analisis inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis covarians (ANCOVA) satu jalan. Sebelum data dari hasil penelitian dianalisis secara statistik, dengan analisis covarians (ANCOVA) satu jalan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yang meliputi uji normalitas, uji
homogenitas populasi, dan uji kesejajaran garis regresi.
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Analisis Covarians (ANCOVA) satu jalan pada taraf signifikasi α = 0,05. Apabila dari hasil F hitung terdapat perbedaan rata-rata variabel terikat dari ketiga kelompok sampel sebagai akibat variabel bebas, maka dilanjutkan dengan Uji lanjut (pos hoc test). Selanjutnya Uji lanjut (pos hoc test) dilakukan untuk menguji perbedaan kelompok mana yang paling unggul atau lebih baik dari kelompok yang lain.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Rangkuman skor hasil belajar IPA siswa dan skor Intelligence Quotient (IQ) siswa kelas VI SD
Pembangunan Jaya untuk masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Statistik
Bentuk evaluasi tes formatif Total
Essay (A1) Isian Singkat (A2) Pilihan Ganda(A3)
X11 Y11 X21 Y21 X31 Y31 X.1 Y.1
N 29 29 28 28 29 29 86 86
�̅� 109,07 78,86 109,61 73,46 107,93 55,83 108,86 69,34
Median 107 83 107 77 107 55 107 75
Modus 103 88 98 61 93 68 93 80
SD 11,24 11,92 13,62 13,61 12,70 21,63 12,42 18,94
Minimum 90 43 90 49 90 19 90 19
Maximum 132 96 136 96 136 91 136 96
Ket :
A1: Kelompok siswa yang berikan perlakuan bentuk evaluasi tes formatif essay
A2: Kelompok siswa yang berikan perlakuan bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
A3: Kelompok siswa yang berikan perlakuan bentuk evaluasi tes formatif pilihan ganda
n: Banyaknya sampel
X: Skor Intelligence Quotient (IQ) siswa kelas VI
Y: Skor Hasil Belajar IPA siswa
24 Jurnal Evaluasi Pendidikan, Tahun 4, No. 1, Maret 2013
Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas terhadap data penelitian
menggunakan software SPSS 15.0 dengan
membandingkan nilai signifikansi dengan
nilai = 0,05. Hasil perhitungan uji
normalitas data disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok Signifikansi Simpulan
Essay (A1) Hasil belajar IPA 0,785 Normal
IQ 0,933 Normal
Isian Singkat (A2) Hasil belajar IPA 0,578 Normal
IQ 0,727 Normal
Pilihan Ganda (A3) Hasil belajar IPA 0,805 Normal
IQ 0,096 Normal
Berdasarkan data hasil hitung software
SPSS 19.0 pada tabel 7. diketahui bahwa
pada kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan bentuk tes formatif essay, Isian
Singkat, dan Pilihan Ganda memiliki nilai
signifikansi skor hasil belajar IPA dan
Intelligence Quotient essay > = 0,05. Dengan
demikian H0 diterima artinya semua data
berdistribusi normal.
2. Uji Kesejajaran (Homogenitas)
Koefisien Korelasi
Uji homogenitas koefisien korelasi
terhadap data penelitian menggunakan rasio
perbandingan antara jumlah kuadrat residu
masing-masing perlakuan dan rata-rata
jumlah kuadrat residu masing-masing
perlakuan diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,507. Karena Fhit = 0,507 < Ftab = 3,11,
maka H0 diterima, hal ini berarti koefisien
regresi sejajar atau homogen. Jadi asumsi
kehomogenan koefisien regresi untuk setiap
perlakuan dengan bentuk evaluasi tes
formatif terpenuhi. Seperti yang disajikan
pada Tabel 5.
Tabel 5.Uji Kesejajaran (Homogen) Koefisien Korelasi
Persamaan Regresi Fhit Ftab ( = 0,05) Simpulan
�̂� = 50,81 + 0,257 X1
�̂� = 23,85 + 0,453 X2
�̂� = 42,62 + 0,122 X3
0,507 3,11
koefisien regresi
homogen
(sejajar)
25 Kadir dan Artaqiem Daydy : Pengontrolan IQ Pada Implementasi Bentuk Tes Formatif Essai, Isian Singkat,.... (19-30)
3. Uji Ketepatan Model
Dari hasil perhitungan pengujian
ketepatan penggunaan kovariabel Intelligence
Qoutient (IQ) model idapatkan bahwa pada
data ini penggunaan ANCOVA lebih efisien
daripada menggunakan analisis varians
sebesar 70 %. Dari hasi perhitungan
diperoleh nilai Fhit = 4,15 > dari Ftab = 3,96
(=0,05), maka H0 ditolak, hal ini berarti
terdapat pengaruh Intelligence Quotient (IQ)
terhadap hasil belajar IPA. Dengan demikian
pelibatan Intelligence Quotient (IQ) dalam
model ANCOVA adalah tepat. Dan dari
hasil perhitungan pengujian diperoleh nilai
Fhit = 0,133 < Ftab = 3,11, maka H0 diterima,
hal ini berarti tidak ada hubungan antara
perlakuan metode pembelajaran dengan
Intelligence Quotient (IQ) yang dilibatkan
dalam model.
Pengujian Hipotesis
Dari Hasil analisis penyajian/
rangkuman data dengan menggunakan
ANCOVA 1 jalan, di sajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. ANCOVA 1 Jalan
Sumber Varians Total Dalam Antar
JP 4237,047 3729,038 508,008
JKX 13104,326 13062,403 41,923
JKY 30477,221 22076,550 8400,670
bxy 0,323 0,285 12,118
JKregresi 1369,972 1064,561 305,411
JKresidu 29107,249 21011,989 8095,259
db 84 82 2
RJKresidu 346,5149 256,2438 4047,6296
Fhitung RJKres(A) RJKres(D)
4047,6296 256,2438
15,796
Dari hasil analisis ANCOVA seperti
pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung
= 15,796 > Ftabel = 3,11 (=0,05); maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
IPA yang signifikan antara siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif Essay,
Isian SIngkat dan Pilihan Ganda setelah
mengontrol Intelligence Quotient (IQ) siswa.
Dengan demikian bentuk tes formatif
berpengaruh nyata terhadap hasil belajar
IPA siswa.
Selanjutnya akan dilakukan uji lanjut
(pos hoc tes) untuk melihat efektifitas antara
bentuk evaluasi tes formatif seperti pada
Tabel 7 seperti berikut.
26 Jurnal Evaluasi Pendidikan, Tahun 4, No. 1, Maret 2013
Tabel 7. Tabel Uji lanjut (pos hoc test) ANCOVA
Kelompok thitung ttabel ( = 0,05) Kesimpulan
A1 & A2 1,31 1,66 Tidak Signifikan
A2 & A3 4,05 1,66 Signifikan
A1 & A3 5,40 1,66 Signifikan
Dari Tabel 7 diatas dapat di jelaskan
sebagai berikut:
1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara
Bentuk evaluasi tes formatif Essay
dengan Bentuk evaluasi tes formatif
Isian Singkat Setelah Mengontrol
Intelligence Quotient (IQ) Siswa
Dari hasil perhitungan uji lanjut (pos hoc
test) ANCOVA terlihat bahwa
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar
IPA pada siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif essay dengan
siswa yang diberikan perlakuan bentuk
evaluasi tes formatif isian singkat
memperoleh hasil uji t sebesar 1,31.
Karena nilai thit = 1,31 < ttab = 1,66 ( =
0,05), maka H0 diterima. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar
IPA siswa yang diberi bentuk evaluasi tes
formatif essay relatif sama dengan hasil
belajar siswa IPA yang diberi bentuk tes
isian singkat setelah mengontrol
Intelligence Quotient (IQ) siswa.
2. Perbedaan hasil belajar IPA Antara
Bentuk evaluasi tes formatif Isian
Singkat dengan Bentuk evaluasi tes
formatif Pilihan Ganda Setelah
Mengontrol Intellegence Quotient
siswa Setelah Mengontrol
Intelligence Quotient (IQ) Siswa
Dari hasil perhitungan uji lanjut (pos hoc
test) ANCOVA terlihat bahwa
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar
IPA pada siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
dengan siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
memperoleh hasil uji t sebesar 4,05.
Karena nilai thit = 4,05 > ttab = 1,66 ( =
0,05), maka H0 ditolak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar
IPA siswa yang diberi bentuk evaluasi tes
formatif isian singkat lebih tinggi
daripada rata-rata hasil belajar siswa IPA
yang diberi bentuk tes pilihan ganda
setelah mengontrol Intelligence Quotient
(IQ) siswa.
3. Perbedaan hasil belajar IPA antara
Bentuk evaluasi tes formatif Essay
dengan Bentuk evaluasi tes formatif
Pilihan Ganda Setelah mengontrol
Intellegence Quotient siswa Setelah
Mengontrol Intelligence Quotient
(IQ) Siswa
Dari hasil perhitungan uji lanjut (pos hoc
test) ANCOVA terlihat bahwa
perbandingan rata-rata nilai hasil belajar
IPA pada siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
dengan siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
memperoleh hasil uji t sebesar 5,40.
Karena nilai thit = 5,40> ttab = 1,66 ( =
0,05), maka H0 diterima. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar
IPA siswa yang diberi bentuk evaluasi tes
formatif essay lebih tinggi dari pada hasil
belajar siswa IPA yang diberi bentuk tes
pilihan ganda setelah mengontrol
Intelligence Quotient (IQ) siswa.
27 Kadir dan Artaqiem Daydy : Pengontrolan IQ Pada Implementasi Bentuk Tes Formatif Essai, Isian Singkat,.... (19-30)
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hipotesis pertama, rerata kelas
eksperimen yang diberikan bentuk evaluasi
tes formatif essay tidak berbeda dengan
kelas eksperimen yang diberikan bentuk
evaluasi tes formatif isian singkat setelah
mengontrol Intelligence Qoutient (IQ) siswa.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa
skor rerata siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif essay relatif
sama dengan skor rerata siswa yang
diberikan perlakuan bentuk evaluasi tes
formatif isian singkat setelah mengontrol
Intelligence Qoutient (IQ) siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sumadi5 bahwa bentuk
evaluasi tes formatif essay dan bentuk
evaluasi tes formatif isian singkat memiliki
hampir karakter yang sama yaitu kurang
dapat mengukur aspek pengetahuan secara
keseluruhan, sehingga memungkinkan siswa
untuk berspekulasi dalam belajar. Pada
dasarnya bentuk evaluasi tes formatif essay
dan isian singkat relltif sama yaitu
mendorong siswa untuk menjawab
pertanyaan dengan menganalisa soal terlebih
dahulu. Hanya pada soal dengan bentuk esay
sisswa diharapkan menjawab dengan
menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan pada
satu masalah yang dihadapi dengan kalimat
dan bahasa sendiri. Sedangkan pada bentuk
evaluasi tes formatif isian singkat siswa
diharapkan untuk menjawaban sebuah soal
dalam bentuk kata, frasa, bilangan, kalimat,
atau simbol dengan kalimat yang singkat dan
jelas.Kedua bentuk tes ini memerlukan
analisis terhadap soal dan menjelaskan hasil
pemikirannya lewat kata atau kalimat.
Bentuk evaluasi essay tidak terlalu
membutuhkan konstruksi yang sulit apabila
dibandingkan dengan tes isian singkat
5 Suryabrata, Sumadi, op. cit., hal. 306 - 323.
meskipun materi yang di ujikan pada bentuk
tes essay terbatas tidak seluas isian singkat.
Hipotesis kedua, rerata kelas eksperimen
yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif
isian singkat lebih tinggi dari pada kelas
eksperimen yang diberikan bentuk evaluasi
tes formatif pilihan ganda setelah
mengontrol Intelligence Qoutient (IQ) siswa.
Temuan penelitian mengungkapkan
bahwa skor rerata siswa yang diberikan
perlakuan bentuk evaluasi tes formatif isian
singkat lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan skor rerata siswa yang diberikan
perlakuan bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda setelah mengontrol Intelligence
Qoutient (IQ) siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sumadi6 yang menyatakan bahwa
bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
dapat mengetahui/menyelidiki kemampuan
siswa mengenai suatu bidang, dan
kemungkinan siswa menjawab dengan cara
menebak (guessing) kecil sedangkan pada
bentuk evaluasi tes formatif pilihan ganda
menurut Nana7 bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda yang dilihat hanya ingatan
siswa saja sedangkan proses berfikir siswa
tidak dapat dilihat melalui bentuk evaluasi
tes formatif ini, selain itu kemungkinan
siswa menjawab dengan cara menebak
(guessing) besar. Hal ini bisa disebabkan
bentuk evaluasi tes formatif isian singkat
dan pilihan ganda pada dasarnya relatif sama
memerlukan deskripsi dan analisis terhadap
sebuah soal dan memberikan jawaban
dengan memilih atau mengisi singkat, dalam
hal materi yang dicakup bentuk evaluasi tes
formatif pilihan ganda dan isian singkat
lebih luas. Hanya pada bentuk formatif isian
singkat siswa diminta untuk memberikan
analisis pikirannya dalam jawaban yang
6 Suryabrata, Sumadi, op. cit., hal. 323. 7 Sudjana, Nana, op. cit., hal. 48-49.
28 Jurnal Evaluasi Pendidikan, Tahun 4, No. 1, Maret 2013
berbentuk kata, bilangan, kalimat, atau
simbol dengan kalimat yang singkat dan jelas
sedangkan bentuk tes fomatif pilihan ganda
mengarahkan siswa untuk menjawab salah
satu dari pilihan jawaban yang telah
disediakan. Sehingga penggunaan bentuk
evaluasi tes formatif isian singkat dapat
dikatakan lebih baik dari pada bentuk
evaluasi tes formatif pilihan ganda untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam
menganalisis suatu permasalahan (soal).
Hipotesis ketiga, rerata kelas eksperimen
yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif
essay lebih tinggi daripada kelas eksperimen
yang diberikan bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda setelah mengontrol Intelligence
Qoutient (IQ) siswa. Temuan penelitian
mengungkapkan bahwa skor rerata siswa
yang diberikan perlakuan bentuk evaluasi tes
formatif essay lebih tinggi dari pada skor
rerata siswa yang diberikan perlakuan
bentuk evaluasi tes formatif pilihan ganda
setelah mengontrol Intelligence Qoutient (IQ)
siswa. Oleh sebab itu dapat diinterpretasikan
bahwa Intelligence Quotient (IQ) siswa dan
bentuk evaluasi tes formatif berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ratu Ilma8 yang
menyatakan bahwa Hasil belajar matematika
siswa dalam kelompok siswa yang diberikan
bentuk evaluasi tes formatif uraian lebih
tinggi dari pada kelompok siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda, setelah mengontrol
intelegensi siswa. Hal ini disebabkan bentuk
evaluasi tes formatif essay lebih memerlukan
analisis sebelum menjawab sebuah soal atau
masalah yang diberikan. Apabila
dibandingkan dengan tes formatif pilihan
ganda yang membuka kesempatan siswa
untuk menebak jawaban. Hal ini mendorong
siswa untuk tidak leluasa menebak jawaban
seperti pada pilihan ganda dan memberikan
8 Putri, Ratu I.I., Op.cit.
tekanan pada siswa untuk benar-benar
melakukan analsis yangmendalam sebelum
menyelesaikan sebuah soal atau masalah.
Meskipun hasilnya lebih baik dibandingkan
pilihan ganda, tes essay lebih cenderung
mudah di rangkai bentuk evaluasinya dan
kisi-kisinya apabila dibandingkan dengan
pilihan ganda yang memerlukan analisis
mendalam dalam konstruksi soalnya.
Sehingga penggunaan bentuk evaluasi tes
formatif essay dapat dikatakan lebih baik
dari pada bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam menganalisis suatu
permasalahan (soal).
KESIMPULAN, IMPLIKASI,
DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan
hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar IPA siswa yang diberikan
tes formatif essay tidak berbeda dengan
hasil belajar IPA siswa yang diberikan
bentuk evaluasi tes formatif pilihan
ganda setelah mengontrol Intelligence
Qoutient (IQ) siswa (thit = 1,31 < ttab =
1,66). Hal ini berarti bahwa setelah
mengontrol Intelligence Qoutient (IQ) hasil
belajar IPA siswa yang di berikan bentuk
evaluasi tes formatif essay ternyata tidak
berbeda dengan hasil belajar IPA siswa
yang di berikan bentuk evaluasi tes
formatif pilihan ganda.
2. Hasil belajar IPA siswa yang diberikan
tes formatif isian singkat lebih tinggi
daripada hasil belajar IPA siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda setelah mengontrol
Intelligence Qoutient (IQ) siswa ( nilai thit =
4,05 > ttab = 1,66). Hal ini berarti bahwa
setelah mengontrol Intelligence Qoutient
(IQ) hasil belajar IPA siswa yang
29 Kadir dan Artaqiem Daydy : Pengontrolan IQ Pada Implementasi Bentuk Tes Formatif Essai, Isian Singkat,.... (19-30)
diberikan bentuk evaluasi tes formatif
isian singkat lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar IPA
siswa bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda.
3. Hasil belajar IPA siswa yang diberikan
tes formatif essay lebih tinggi daripada
daripada hasil belajar IPA siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif
pilihan ganda setelah mengontrol
Intelligence Qoutient (IQ) siswa (thit = 5,40
> ttab = 1,66). Hal ini berarti bahwa
setelah mengontrol Intelligence Qoutient
(IQ) hasil belajar IPA siswa yang
diberikan bentuk evaluasi tes formatif
essay lebih tinggi jika dibandingkan
dengan hasil belajar IPA siswa bentuk
evaluasi tes formatif pilihan ganda.
Implikasi
Kesimpulan penelitian ini
memberikan implikasi secara teoretis bahwa
Bentuk evaluasi tes formatif Essay membuat
siswa lebih mengembangkan nalar dan
kemampuannya dalam menjelaskan jawaban.
Sedangkan pada soal tes formatif bentuk
pilihan ganda dan isian singkat memberikan
peluang kepada siswa untuk hanya
menjawab dari pilihan jawaban yang ada
atau menebak dalam menjawab sebuah soal.
Meskipun tidak berarti bahwa tes
formatif essay tidak membuka peluang siswa
untuk menebak jawaban, tetapi lebih kecil
hal itu terjadi. Ksimpulan ini juga
memberikan satu konsep bahwa pada
dasarnya bentuk tes pilihan ganda dan isian
juga dapat mengembangkan analisis dan
sintesis mskipun secara sederhana.
Bentuk evaluasi tes formatif isian
singkat dan pilihan ganda memiliki karakter
yang sama dalam hal luasnya cakupan
materi yang ingin dicapai, sedangkan dalam
tes essay materinya cendrung sempit.
Konstruksi soal pilihan ganda dan
isian singkat mempunyai tingkat kesulitan
yang tinggi dan nilai objektifitas yang tinggi
pula apabila dibandingkan dengan tes
formatif essay yang cendrung lebih mudah
tetapi lebih besar unsur subyektifitasnya.
Pada tataran praktis dari kesimpulan
penelitian ini memberikan implikasi bahwa
tes formatif essay mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam mempengaruhi hasil
belajar tanpa memperdulikan tingkat
intelektual yang dimiliki siswa apabila
dibandingkan dengan tes isian singkat dan
pilihan ganda. Sehingga guru sebaiknya lebih
sering mempergunakan tes essay dalam
formatif dan latihan kepada siswa dalam
menyelesaikan soal. Dengan tetap melihat
aspek keluasan materi dan tingkat kesulitan
materi ang diinginkan, sehingga kualitas tes
formatif essay, pilihan ganda dan isian
singkat dapat mengukur secara valid
kemampuan yang dicapai oleh seorang
siswa. Selain itu tes dari hasil penelitian
karena bentuk evaluasi tes formatif essay
lebih baik daripada bentuk evaluasi tes
formatif lain, sehingga dalam penerapannya
bentuk evaluasi tes formatif essay harus
diberikan kepada siswa untuk meningkatkan
kemampuannya menarasikan sebuah
permasalahan (soal) dan bagi guru diberikan
melalui pelatihan guru dan MGMP
dibiasakan untuk membuat bentuk evaluasi
tes formatif essay dengan beragam, sehingga
memperkaya guru dalam membuat dan
memodifikasi soal bagi siswanya.
Saran
Guru dapat lebih memperhatikan tes
formatif essay dalam tes yang dilakukan utuk
memberikan peluang kepada siswa dalam
berpikir kritis dan berpikir kreatif yang
menjadi unsur pemikiran tingkat tinggi
sehingga siswa tidak disuguhkan pada
masalah-masalah aau soal yang sifatnya
pengetahuan dan pemahaman saja tetapi
30 Jurnal Evaluasi Pendidikan, Tahun 4, No. 1, Maret 2013
lebih kearah anlisis, dan sintesis. Tetapi tetap
memperhatikan unsur objektifitas dalam
konstruksinya dan tetap memperhatikan
cakupan materi yang ingin diujikan. Karena
tes formatif bentuk pilihan ganda dan isian
singkat tetap dibutuhkan sebagai sebuah tes
terutma dalam segi keluasan materi dan
objektifitas soal.
Sekolah dapat memberikan kebijakan
untuk memperbanyak kesempatan
memberikan variasi tes, sehingga sebuah tes
tidak hanya pilihan ganda dan isian singkat,
tetapi juga tes bentuk essay. Dengan tetap
memperhatikan cakupan materi yang
diampuh dan yang akan diujikan dan
memperhatikan konstruksi soal dan kualitas
soal pada sisi validitas dan realbilitasnya.
Lembaga pendidikan dan pemegang
kebijakan harus memperhatikan pada proses
sebuah hasil belajar dan tidak hanya pada
hasil yang ingin dicapai. Dan dalam sebuah
proses pendidikan itu melibatkan tes yang
ingin mengkontrol tujuan-tujuan pendidikan
yang direncanakan sesuai dengan jalurnya.
Sehinga pembuatan tes itu harus dilakukan
dengan hati-hati dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Elliot, Stephen N. et.all, 2000, Educational Psychology : Effective Teaching, Effective Learning 3rd edition, Boston : Mc Graw-Hill Companies.
Fraenkel, Jack R and Norman E. Wallen, 1993, How to Design and Evaluate Research in Education, New York : Mc Graw Hill Inc.
Gage, N.L, et all, 1992, Educational Psichology (5th edition), Toronto : Houghtoun Mifflin Company.
Kadir, 2010, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Dilengkapi dengan output program SPSS), Jakarta : Rosemata Sampurna.
Novrida, Lizza, 2010, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengpntrol Intelegensi Siswa, Jakarta : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010.
Ormrod, Jeabbe Ellis, 2008, Educational Psychology Eveloping Learn, terjemah : Wahyu Idianti, dkk, Jakarta : Erlangga.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2011 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah Dan Ujian Nasional Pasal 18 ayat (h)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 ayat (1).
Priyatno, Dwi, 2010, Paham Analisa Statistika Data dengan SPSS, Yogyakarta : MediaKom.
Putri, Ratu I.I., 2010, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengpntrol Intelegensi Siswa SD di Palembang, Disertasi, Jakarta : Program Pascasarjana UNJ Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Sudjana, Nana, 2005, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sujana, 2005, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.
Supardi, 2008, Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika, Jakarta : Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, Vol. 1 No. 2 September 2008.
Suryabrata, Sumadi, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Yusuf, Syamsu, 2005, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung.