1
EFEKTIVITASMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK TALK WRITE(TTW)BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI BENTUK MOLEKUL
BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI KELAS XI IPA 2
SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK
SKRIPSI
oleh:
MARHAYATI
NPM: 131620170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017
2
EFEKTIVITASMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK TALKWRITE(TTW)BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI BENTUK MOLEKUL
BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI KELAS IX IPA 2
SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK
SKRIPSI
oleh:
MARHAYATI
NPM: 131620170
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Kimia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017
6
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain)”
(Qs. 94:6-7)
“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen
Bersama untuk menyelesaikannya ”
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan
Orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya
Mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alva Edision)
“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa. Selalu
Ada jalan begi mereka yang sering berusaha”
“Kepuasan terletak pada usaha, bukan hasil. Berusaha
Dengan keras adalah kemenangan hakiki”
7
PERSEMBAHAN
Rasa terimakasih akan kupersembahkan kepada Allah SWT dan orang-orang
yang mendukung serta mencintaiku sampai ajal menjemputku yaitu
^^ Kedua orang tua ku ayahanda ( Sukarjo)
Ibunda ku (Ratna Dewi) ^^
^Serta abang dan adikku yaitu Sendri & Riri Santika ^
Dan keluarga besar ayahanda dan ibunda
yang telah menjadi motivasi dan inspirasi
Dan tiada henti memberikan dukungan doanya buat aku.
“Sahabat-sahabat dunia akhirat yaitu Dinta Winisandia, Ningsih,
Eka Nurmala, Maghfiratul Rahmi, Retno, Winarni, Purwanti Suci,
Besti, Sutri, Devi, Halimah Tusakdiah dan Toni”.
“Serta seseorang yang akan mendampingiku di dunia yang
akan menjadi penuntun ku hingga ke Jannah-Nya dan para pejuang pendidikan
(Pendidikan Kimia 2013)
dinta,rahmi,wina,retno,wenti,mala,kiki,asma,rani,endang,zul,ikbal,yuda,
novi,vita,supia,selvi,ucu,wiji,lia,fiza,nuraini,gustiah,nina,isti,wulan,amoi,
shela,tika,rima dan saidah”
Skripsi ini aku persembahkan untuk kalian karena kalian yang memberikan
warna dalam hidupku dan menemani hari-hariku
disaat senang maupun susah.
Terima kasih semua^_^
8
ABSTRAK
MARHAYATI. 131620170. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
Write (TTW) Berbantuan Media Question Card pada Sub Materi Bentuk Molekul
Berdasarkan Teori Hibridisasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Panca
Bhakti Pontianak. Dibimbing oleh FITRIANI, S.Si, M.Si, M.Sc dan TUTI KURNIATI, S.Pd,
M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti
Pontianak pada pembelajaran kimia khususnya sub materi bentuk molekul berdasarkan teori
hibridisasi. Untuk itu diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
konsep bentuk molekul yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Penelitian ini
bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card
dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak.
Penelitian ini adalah Control Group Pretest-Postest Design dengan subjek penelitian 30
siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak.
Teknik dan alat pengumpul data menggunakan tes hasil belajar, observasi dan wawancara.
Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 36,91 dan nilai
rata-rata posttest sebesar 41,15 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar
31,46 dan nilai rata-rata nilai posttest sebesar 66,58 . Hasil analisis statistik uji U Mann-
Whitney menunjukkan nilai 0,000 yaitu lebih kecil dari α (0,000<0,05) yang berarti terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan metode ceramah. Besarnya peningkatan hasil belajar diketahui dari
perhitungan nilai effect size sebesar 1,06 dalam kategori tinggi. Dengan demikian model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card dapat diterapkan pada
sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Kata kunci : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi, Question Card, Think Talk
Write (TTW)
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan pada Allah SWT, rabb semesta alam yang memegang
kekuasaan di bumi dan di langit. Allah yang selalu melimpahkan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul “Efektivitas
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media
Question Card Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Bentuk Molekul
Berdasarkan Teori Hibridisasi Kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya yang dengan sepenuh jiwa, raga, dan hartanya
senantiasa setia, istiqomah memegang teguh diin yang mulia ini hingga akhir zaman. Peneliti
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak lain yang turut
memberikan sumbangsihnya, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin memberikan
ucapan terima kasih dan penghormatan kepada:
1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan pengarahan, dorongan,
dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Fitriani, S.Si, M.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dan Tuti Kurniati, S.Pd, M.Si
selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan, kritik,
dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
4. Rizmahardian Azhari Kurniawan S.Si, M.Si, M.Sc selaku Penguji 1 dan Raudhatul
Fahdillah, S. Pd, M. Si selaku Penguji II yang telah memberikan masukan serta saran
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Hamdil Mukhlisin, M.Pd, Nurdianti Awaliyah, S.Si, M.Pd dan Yudhi Astono, SP selaku
ahli media, ahli materi dan ahli kontruksi yang telah memvalidasi dan memberikan saran
serta masukan selama penyusunan.
6. Sutopo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Panca Bhakti Pontianak yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah SMA
Panca Bhakti Pontianak.
10
7. Yudhi Astono, SP selaku guru mata pelajaran kimia yang telah membantu dan
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA Panca Bhakti Pontianak.
8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan do’a, dukungan, dan
motivasi yang tak terhingga.
9. Para dosen dan staf di lingkungan FKIP Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak
yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa FKIP Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak angkatan
2013 yang telah memberikan dukungan, bantuan, motivasi, dan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun senantiasa peneliti harapkan untuk perbaikan kedepannya. Akhirnya,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya,
Semoga Allah SWT berkenan menjadikannya sebagai amal baik.
Pontianak, Oktober 2017
Peneliti
11
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................. ii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iii
MOTTO ..................................................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
DAFTAR PERSAMAAN .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
E. Definisi Operasional ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW ........................................... 10
B. Media Question Card .............................................................................. 13
C. Hasil Belajar ............................................................................................ 13
D. Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi ..................................... 14
E. Hipotesis Penelitian................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 21
A. Metode dan Bentuk Penelitian ................................................................ 21
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 22
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 23
D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 24
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data ........................................................... 24
F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 27
G. Prosedur Penelitian ................................................................................. 29
12
H. Analisis Data ........................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 35
A. Perbedaan Hasil Belajar ........................................................................... 35
B. Analisis Uji Statistik ................................................................................ 38
C. Perbedaan Proses Pembelajaran ............................................................... 40
D. Efektivitas Model Pembelajaran .............................................................. 47
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 49
A. Kesimpulan .............................................................................................. 49
B. Saran ........................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50
13
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Presentase Ketuntasan Ulangan Harian Semester Genap Kelas XI IPA SMA
Panca Bhakti Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017 ............................ 2
TABEL 1.2 Orbital Hibrida Yang Penting Dan Bentuknya .................................. 19
TABEL 3.1 Rancangan Control Group Pretest-Postest Design ............................ 21
TABEL 3.2 Daftar Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 24
TABEL 3.3 Kriteria Reliabilitas ................................................................................................................ 29
TABEL 4.1 Rata-Rata Pretest Dan Postest Kelas Kontrol..................................... 35
TABEL 4.2 Rata-Rata Kelas Eksperimen ............................................................. 36
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bentuk Prosedur Penelitian ................................................................. 31
Gambar 4.1 Analisis Uji Statistik .......................................................................... 38
15
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 1 Rumus Reliabiliatas ......................................................................... 28
Persamaan 2 Rumus Varians ................................................................................ 28
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A (Data Pra Penelitian)
Lampiran A-1 Hasil Wawancara Guru ...................................................................... 53
Lampiran A-2 Hasil Observasi di kelas XI IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak .... 56
Lampiran A-3 Hasil Wawancara Siswa SMA Panca Bhakti Pontianak .................... 58
Lampiran A-4 Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas XI Semester Ganjil SMA Panca Bhakti
Pontianak ............................................................................................ 64
Lampiran B (Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian)
Lampiran B-1 Kisi-kisi Soal Pretest .......................................................................... 66
Lampiran B-2Soal Pretest .......................................................................................... 67
Lampiran B-3 Kriteria Penskoran Soal Pretest .......................................................... 68
Lampiran B-4 Kisi-kisi Soal Posttest ......................................................................... 72
Lampiran B-5 Soal Posttest ....................................................................................... 73
Lampiran B-6 Kriteria Penskoran Soal Posttest ........................................................ 74
Lampiran B-7 Kisi-kisi Soal Media Question Card .................................................. 78
Lampiran B-8Soal Media Question Card .................................................................. 79
Lampiran B-9 Kunci Jawaban Soal Media Question Card ....................................... 80
Lampiran B-10Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ......... 90
Lampiran B-11Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............... 99
Lampiran B-12Pedoman Validasi Soal Pretest .......................................................... 107
Lampiran B-13Pedoman Validasi Soal Posttest ........................................................ 108
Lampiran B-14Pedoman Telaah RPP Model TTW ................................................... 109
Lampiran B-15Pedoman Telaah RRP Metode Ceramah ........................................... 110
Lampiran B-16Lembar Observasi Pembelajaran Dengan Model TTW Berbantuan Media
Question Card .................................................................................... 111
Lampiran B-17Lembar Observasi Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Ceramah 113
Lampiran B-18Pedoman Wawancara Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran TTW
Berbantuan Media Question Card ..................................................... 115
Lampiran C (Validasi, Reliabilitas, Hasil Penelitian)
Lampiran C-1 Lembar Hasil Validasi Soal Pretest .................................................... 116
17
Lampiran C-2 LembarHasil Validasi Soal Posttest ................................................... 117
Lampiran C-3 Lembar Hasil Validasi RPP Penggunaan Model TTW Berbantuan Media
Question Card .................................................................................... 118
Lampiran C-4Lembar Hasil Validasi RPP Menggunakan Metode Ceramah ............ 119
Lampiran C-5Skor Hasil Uji Coba Soal Postest ........................................................ 120
Lampiran C-6 Perhitungan Reliabilitas Soal Postest ................................................. 121
Lampiran C-7 Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 1 ..................................................... 123
Lampiran C-8 Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 1 .................................................... 124
Lampiran C-9 Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 2 ..................................................... 125
Lampiran C-10Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 2 ................................................... 126
Lampiran C-11 Lembar Pretest dan Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .. 127
Lampiran C-12 Hasil Uji Statistik Pretest ................................................................. 128
Lampiran C-13 Hasil Uji Statistik Postest ................................................................. 130
Lampiran C-14 Hasil Perhitungan Effect Size ........................................................... 132
Lampiran C-15 Tabel Z ............................................................................................. 133
Lampiran C-16Hasil Question Card Kelompok ........................................................ 134
Lampiran C-17 Hasil Question Card Kelompok ....................................................... 137
Lampiran C-18 Observer Pembelajaran Model TTW Berbantuan Media Question Card 140
Lampiran C-19 Observer Pembelajaran Menggunakan Metode Ceramah ................ 142
Lampiran C-20 Hasil Wawancara Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Menggunakan
Metode Ceramah ................................................................................ 144
Lampiran C-21Hasil Wawancara Siswa Terhadap Model TTW Berbantuan Media Question
Card .................................................................................................... 147
Lampiran C-22Hasil Wawancara Siswa Terhadap Soal Pretest dan Postest ............. 152
Lampiran D (Surat Penelitian)
Lampiran D-1 Surat Pernyataan Validator ................................................................ 154
Lampiran D-2 Surat Izin Penelitian .......................................................................... 157
Lampiran D-3 Surat Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 158
Lampiran E (Dokumentasi)
Lampiran E-1 Lembar Hasil Uji coba Soal Postest ................................................... 159
Lampiran E-2 Lembar Hasil Belajar Siswa Pretest Kelas Kontrol ............................ 161
18
Lampiran E-3 Lembar Hasil Belajar Siswa Postest Kelas Kontrol ........................... 163
Lampiran E-4 Lembar Hasil Belajar Siswa Pretest Kelas Eksperimen ..................... 164
Lampiran E-5 Lembar Hasil Belajar Siswa Protest Kelas Eksperimen ..................... 166
Lampiran E-6 Dokumentasi Uji Coba Soal ............................................................... 168
Lampiran E-7 Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen .................................. 169
Lampiran E-8 Dokumentasi Pembelajaran Kelas Kontrol ......................................... 172
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
mempunyai tujuan agar siswa memahami konsep–konsep kimia dan keterkaitannya dalam
kehidupan sehari–hari. Tetapi mata pelajaran ini dianggap sulit karena karakteristik dari ilmu
kimia itu sendiri bersifat abstrak dan konsep yang dipelajari sangat banyak. Faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah kurangnya pemahaman siswa dalam penguasaan
konsep dasar kimia (Ristiyani & Bahriah, 2016).
Materi bentuk molekul adalah salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran kimia
yang dianggap sulit bagi siswa. Hal ini dikarenakan materi tersebut termasuk konsep kimia
yang berkaitan dengan struktur zat sebab bentuk molekul merupakan susunan tiga dimensi
atom-atom yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besar sudut-sudut ikatan yang dikeliling
oleh atom pusat (Effendy, 2010).
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru bidang studi kimia di SMA Panca
Bhakti Pontianak pada tanggal 20 Februari 2017 (Lampiran A-1) menyatakan bahwa nilai
mata pelajaran kimia masih rendah di kelas XI IPA dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75 pada tahun ajaran 2016/2017. Salah satu materi pelajaran yang
rendah yaitu bentuk molekul. Kesulitan yang dialami siswa pada materi bentuk molekul
terdapat pada sub materi hibridisasi. Sulitnya materi bentuk molekul ditunjukkan oleh
persentase ketuntasan ulangan harian kimia kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak tahun
ajaran 2016/2017 pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Ulangan Harian Kimia Kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak
Tahun Ajaran 2016/2017
Kelas
Struktur Atom
dan SPU
Bentuk
Molekul dan
Gaya
Antarmolekul
Termokimia
Laju Reaksi
T
(%)
TT
(%)
T
(%)
TT
(%)
T
(%)
TT
(%)
T
(%)
TT
(%)
XI IPA 1 77,78 22,22 40,74 59,25 66,67 33,33 51,85 48,14
XI IPA 2 83,33 16,67 50,00 50,00 80,00 20,00 83,33 16,67
Rata-Rata 80,55 19,44 45,37 54,62 73,33 26,66 67,59 32,40
Sumber : Guru Kimia SMA Panca Bhakti Pontianak Tahun ajaran 2016/2017
20
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil ulangan harian kimia siswa pada materi bentuk
molekul memiliki persentase ketidaktuntasan paling tinggi (54,62%) karena tidak mencapai
KKM sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami konsep materi bentuk molekul.
Kesulitan mempelajari materi bentuk molekul juga dialami oleh siswa di SMA Panca
Bhakti Pontianak. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara siswa kelas XI IPA 2 di SMA
Panca Bhakti Pontianak pada tanggal 22 Februari 2017 (Lampiran A-3), dengan jumlah 6
siswa di antaranya 2 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2
siswa berkemampuan rendah yang menyatakan masih mengalami kesulitan pada materi
bentuk molekul khususnya pada sub materi teori hibridisasi. Informasi yang diperoleh dari
hasil wawancara bahwa siswa kesulitan dalam membuat konfigurasi elektron,
menggambarkan elektron pada diagram orbital dan menentukan jenis hibridisasi dari suatu
senyawa.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA Panca Bhakti
Pontianak pada tanggal 25 Maret 2017 (Lampiran A-2) proses pembelajaran kimia di kelas
masih menggunakan metode ceramah seperti menjelaskan materi di depan kelas, membaca
buku, mencatat, dan mengerjakan soal latihan pada buku pelajaran. Metode ceramah yang
diterapkan di dalam kelas cenderung membuat siswa kurang aktif dalam bertanya, menjawab
pertanyaan dan kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan sehingga materi bentuk
molekul khususnya sub materi teori hibridisasi tidak dapat bertahan lama dalam ingatan
siswa. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil ulangan harian siswa materi bentuk molekul
(Tabel 1.1). Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi bentuk molekul pada sub materi teori hibridisasi yang dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengeksplorasi diri.
Menurut Trianto (2011: 157) salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga diperlukan suatu solusi untuk
memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan
menambahkan media yang lebih menarik dan interaktif yang mampu meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap suatu materi. Model pembelajaran tersebut salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan media kartu soal (question
card).
21
TTW merupakan pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk memulai
belajar dengan memahami pemasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam
diskusi kelompok, dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang
diperolehnya. Suyatno (2009:66) mengemukakan bahwa model pembelajaran TTW adalah
pembelajaran yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya
dikomunikasikan dengan presentasi. Pembelajaran kooperatif tipe TTW ini akan mendorong
siswa aktif dalam pembelajaran dan aktif dalam kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tipe
TTW ini dapat mengembangkan tulisan dengan lancar dan dapat melatih bahasa sebelum
dituliskan. Aktivitas berpikir, berbicara dan menulis ini adalah satu bentuk aktivitas belajar
mengajar yang memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif (Huda, 2013).
Model pembelajaran TTW akan dibantu dengan media question card, yaitu media visual
berupa kertas berukuran 10 cm x 10 cm. Isi dari kartu ini yaitu sebagian berisi soal-soal
tentang materi yang akan diajarkan (Harjanto,2005:243). Penggunaan media kartu ini
merupakan sarana yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan kegiatan
pembelajaran. Siswa ditugaskan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kartu soal untuk
menambah poin. Salah satu kelebihan dari media question card adalah membuat siswa
terampil mengerjakan soal-soal sendiri dan belajar mengatasi masalah serta menumbuhkan
suasana kreatif. Dengan media question card memungkinkan siswa belajar lebih rileks
dengan memainkan kartu soal, di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Media question card belum pernah diterapkan di
SMA Panca Bhakti Pontianak, selain itu media question card mudah dibuat dan didapatkan.
Beberapa penelitian sebelumnya membahas model pembelajaran kooperatif tipe TTW
yang dilakukan oleh Rizkiyati (2012) menunjukkan persentase peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen 60,2% lebih tinggi dari kelas kontrol 51,1% pada materi koloid. Selain itu model
pembelajaran kooperatif tipe TTW yang dilakukan oleh Andriani (2015) memberikan
pengaruh sebesar 64,51% terhadap peningkatan hasil belajar kognitif kimia Kelas X Semester
2 SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Penelitian media kartu pintar dan kartu soal dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilakukan oleh Qurniawati, dkk (2013)
menunjukkan persentase peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen 59,5% dan pada kelas
kontrol 52,6% sehingga terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar sebesar 6,9% pada
materi hidrokarbon.
Mengkaji permasalahan di atas, fakta-fakta yang tampak di lapangan, dan penelitian
yang relevan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media Question
22
Card Pada Materi Bentuk Molekul Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Panca
Bhakti Pontianak”. Melalui penerapan model dan media pembelajaran ini diharapkan dapat
menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru dan siswa
pada mata pelajaran kimia serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa
yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramahpada materi bentuk molekul kelas
XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak?
2. Seberapa besar efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW
berbantuan Media question card pada materi bentuk molekul terhadap hasil belajar siswa
kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini di
antaranya untuk :
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa
yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada materi bentuk molekul kelas
XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak.
2. Mengetahui besarnya efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW
berbantuan Media question card pada materi bentuk molekul terhadap hasil belajar siswa
kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran kimia terhadap peningkatan hasil belajar siswa serta
sebagai motivasi untuk meneliti bidang studi yang lain dan sebagai acuan peneliti
berikutnya dengan model pembelajaran yang sama.
23
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian, mampu meningkatkan hasil belajar
kimia, melatih siswa untuk bekerjasama dengan teman sekelasnya dan melatih siswa
dalam memecahkan suatu permasalahan mengenai pemahaman materi.
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam
mengajar di kelas.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan ide yang baru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dan dapat memberikan gambaran dalam upaya perbaikan-perbaikan mutu
pembelajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
pembelajaran kimia melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan
media question card.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan memberikan gambaran yang sama antara peneliti dan
pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Efektivitas
Efektivitas dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau ukuran yang menunjukkan
adanya pengaruh atau hasil yang diharapkan menggunakan effect size. Libertsax dalam
(Arikunto, 2006) mengemukan bahwa efektivitas dapat diukur dengan pendekatan
eksperimen, yaitu dengan cara membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dengan catatan kedua kelompok dengan kondisi yang sama, untuk
kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, akan diketahui efektif tidaknya perlakuan
tersebut dengan melihat hasil belajarnya. Media question card berbasis model pembelajaran
kooperatif tipe TTW dikatakan efektif jika hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan pada kelas kontrol.
2. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penulisan dari
guru kepada siswa (Syaiful, 2003: 201). Menurut Nana (2011: 77) langkah-langkah metode
ceramah diharapkan adalah sebagai berikut:
24
a. Tahap Persiapan, artinya tahap guru untuk menciptakan yang baik sebelum mengajar
dimulai.
b. Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan bahan ceramah.
c. Tahap asosiasi (komparasi), artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ajar yang telah diterima siswa. Pada tahap
ini diberikan tanya jawab.
d. Tahap regenerasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah,
umumnya siswa mencatat bahan yang telah diajarkan.
e. Tahap aplikasi atau evaluasi. Tahap ini, diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa
mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bias dalam bentuk lisan, tuliasa,
tugas, dan lain-lain.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Berbantuan Question Card
Suyatno (2009: 66) )mengemukakan bahwa model pembelajaran TTW adalah
pembelajaran yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya
dikomunikasikan dengan presentasi. Suhendar (2011:74) mengemukakan bahwa model
pembelajaran TTW pada dasarnya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, sehingga
dalam pelaksanaannya model ini membagi sejumlah siswa kedalam kelompok kecil secara
heterogen agar suasana pembelajaran lebih efektif.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan model TTW ini menurut
Hamdayana (2014: 219) adalah sebagai berikut:
1. Guru membagikan question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa
serta petunjuk pelaksanaannya.
2. Siswa membaca masalah yang ada dalam question card dan membuat catatan kecil
secara individu tentang apa yang siswa ketahui dan tidak ketahui dalam masalah
tersebut (think).
3. Guru membagi siswadalam kelompok kecil (3-5 siswa).
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk
membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini menggunakan
bahasa dan kata-kata sendiri untuk menyampai kan ide-ide dalam diskusi. Diskusi
diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan
5. Dari hasil diskusi, siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas
soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan
25
(write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang
di perolehnya melalui diskusi.
6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok
7. Penghargaan kelompok
8. Melakukan evaluasi
Media pembelajaran Kartu soal (question card) adalah sebuah kartu yang di dalamnya
terdapat soal/permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa yang mendapat kartu tersebut.
Pengembangan media question card adalah penyempurnaan media question card yang sudah
pernah dibuat oleh Ifadhoh (2012). Media question card yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah media yang digunakan pada saat proses diskusi berlangsung. Media question card
dibuat dari kertas buffalo warna-warni berukuran 10cm x 10cm yang berisi pertanyaan atau
soal-soal yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
4. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar
(Slameto, 2010:5). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang
berbentuk tes pada sub materi hibridisasi dengan kelas yang diberikan perlakuan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card yang berupa pretest yang
dilakukan sehari sebelum perlakuan dan posttest dilakukan setelah perlakuan. Tes yang
diberikan berbentuk esay dengan pretest dan posttest masing-masing terdiri atas 5 soal.
5. Bentuk Molekul
Materi pembelajaran yang diajarkan pada pembelajaran kimia kelas XI IPA semester
ganjil, meliputi materi bentuk molekul dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang terdiri dari 1 kali pertemuan dengan sub materi bentuk molekul
berdasarkan teori hibridisasi. Pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question
card .
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)
TTW merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman bahwa belajar
adalah sebuah perilaku sosial. Model pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan
Laughlin (dalam Huda, 2013:218) ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara,
dan menulis. Alur kemajuan model pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam
berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya,
berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Model ini
merupakan model yang dapat melatih kemampuan berpikir dan berbicara siswa.
Suyatno (2009: 66) mengemukakan bahwa model pembelajaran TTW adalah
pembelajaran yang dimulai dengan berfikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya
dikomunikasikan dengan presentasi. Suhendar (2011:74) mengemukakan bahwa model
pembelajaran TTW pada dasarnya menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, sehingga
dalam pelaksanaannya model ini membagi sejumlah siswa kedalam kelompok kecil secara
heterogen agar suasana pembelajaran lebih efektif.
Menurut Hamdayana (2014:216) model pembelajaran TTW melibatkan empat tahap
penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran,yaitu :
1. Berpikir (Think)
Aktivitas berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks bacaan, kemudian
membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap ini, peserta didik secara individu
memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang
telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah
penyelesaian dalam bahasanya sendiri. Membuat catatan kecil dalam meningkatkan
siswa dalam berpikir dan menulis.
2. Berbicara (Talk)
Tahap selanjutnya adalah talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan
bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi pada model ini memungkinkan siswa
untuk terampil berbicara. Proses komunikasi di dalam kelas dapat dilakukan dengan cara
diskusi. Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan
merefleksikan pikiran siswa.
27
3. Menulis (Write)
Fase write yaitu menuliskan hasil diskusi atau pada lembar kerja siswa (LKS) yang
disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar
teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivita smenulis akan membantu
siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkin kan guru melihat pengembangan
konsep siswa.
4. Presentasi
Presentasi ini dimaksudkan agar siswa dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang
lebih besar, yaitu dengan teman satu kelas.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan model TTW ini menurut
Hamdayana (2014: 219) adalah sebagai berikut:
1. Guru membagikan question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh
siswaserta petunjuk pelaksanaannya.
2. Siswa membaca masalah yang ada dalam question card dan membuat catatan kecil
secara individu tentang apa yang siswa ketahui dan tidak ketahui dalam masalah
tersebut (think).
3. Guru membagi siswadalam kelompok kecil(3-5 siswa).
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk
membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini menggunakan
bahasa dan kata-kata sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Diskusi
diharapkan dapat menghasilkan solusiatas soal yang diberikan
5. Dari hasil diskusi, siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas
soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan
(write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, siswa menghubungkan ide-ide yang
di perolehnya melalui diskusi.
6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok.
7. Penghargaan kelompok
8. Melakukan evalusi
b. Kelebihan dan kekurangan model TTW
Dalam suatu model pembelajarantidak terlepas dari suatu kelebihan dan kekurangan.
Penerapan model pembelajaran TTW memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Maftuh dan Nurmani (Hamdayana, 2014: 222) bahwa:
28
1. Kelebihan Model TTW
a. Mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual.
b. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
c. Dengan memberikan soal open ended, dapat mengembangkan keterampilan berpikir
kritis dankreatif siswa.
d. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa
secara aktif dalam belajar.
e. Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan
dengan diri sendiri.
2. Kekurangan Model TTW
a. Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan
Kemampuan dan kepercayaan, karena didominasi oleh siswa yang mampu.
b. Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam
menerapkan model pembelajaran ini tidak mengalami kesulitan.
2. Media Question Card
Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran setelah
metode pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran (Arsyad, 2011). Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa. Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi
yang diajarkan dan kondisi siswa. Sehingga media pembelajaran tersebut diharapkan dapat
membantu siswa memahami konsep materi yang diajarkan serta dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan (Arsyad, 2011). Kartu merupakan media pembelajaran karena
didalam kartu terdapat informasi yang akan diterjemahkan oleh siswa yaitu berupa gambar,
keterangan gambar, pertanyaan atau jawaban pertanyaan, tergantung dari kreativitas guru
dalam menuangkan materi pembelajaran kedalam kartu (Sativa, 2012).
Media question card atau kartu soal merupakan media visual yang berupa kertas
berukuran 10 X 10 cm. Isi dari kartu ini yaitu sebagian berisi soal-soal tentang materi yang
akan diajarkan (Harjanto,2005:243). Media kartu dianggap sesuai karena memiliki beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki media lainnya. Media kartu praktis digunakan dalam
29
pembelajaran di kelas karena ukuran nya yang minimalis, desain yang bisa disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan mudah digunakan.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar
(Slameto, 2010:5). Hasil belajar adalah kemampuan yang diterima oleh siswa melalui
pendidikan atau pelatihan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa yang akan
menghasilkan kemampuan, pengetahuan, dan nilai yang dapat diimplementasikan siswa
dalam kehidupannya, baik diaplikasikan dimasyarakat, dalam keluarga maupun dunia kerja.
Hasil belajar dapat meliputi keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 2006). Kemampuan yang diperoleh
seseorang setelah menerima pengalaman dan pelatihan dari belajarnya disebut hasil belajar.
Hasil belajar diperoleh melalui pengalaman belajar yang terdiri dari tiga komponen yaitu
komponen isi atau materi, format belajar berdasarkan belajar teori, praktik dan pengalaman
lapangan serta tasiran waktu belajar (Aisyah, 2015).
Hasil belajar sebagai pengaruh dapat memberikan suatu ukuran nilai setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang diukur dengan alat pengukur berupa tes (ulangan harian) dan
diberikan oleh guru setelah suatu materi pelajaran diberikan kepada siswa. Tes hasil belajar
merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. tes hasil
belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan dalam indikator
pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap
dengan kunci jawabannya serta lembar obeservasi psikomotor kinerja siswa (Asep & Haris,
2008). Tes hasil belajar yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif
untuk penskoran hasil tes, menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman
penskoran setiap butir soal (Asep & Haris, 2008).
Bloom mengklasifikasikan kategori hasil belajar kedalam tiga kawasan yang disebut
domain, yaitu (Dimyati & Mudjiono, 2006):
1. Domain kognitif adalah segala kecakapan yang berkenaan dengan pikiran manusia
2. Domain afektif adalah kecakapan yang ada hubungannya dengan perasaan manusia,
menyangkut nilai, sikap, estetika dan sebagainya
3. Domain psikomotorik adalah kemampuan – kemampuan yang tampak, karena sangat
berkaitan dengan gerakan yang bersumber pada keterampilan, gerakan otot maupun
tubuh manusia
30
4. Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Teori Valence Shell Electron Repulsion (VSEPR) sangat bermanfaat untuk meramalkan
struktur molekul suatu senyawa, tetapi teori tersebut tidak menjelaskan tentang bagaimana
elektron-elektron dalam kulit valensi atom pusat dapat membentuk struktur tertentu. Untuk
mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi orbital atom sebagai implementasi dari
teori ikatan valensi (Sunarya, 2010):
1. Hibridisasi dan Model Ikatan Valensi Terarah
menurut teori ikatan valensi, ikatan akan terbentuk antara dua atom jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut (Sunarya, 2010):
a. Dalam membentuk ikatan, orbital-orbital pada atom pusat mengadakan restrukturisasi
melalui proses hibridisasi membentuk orbital hibrida. Selanjutnya orbital hibrida ini
berikatan dengan orbital atom lain.
b. Orbital-orbital yang berikatan harus bertumpangsuh (overlapping) satu sama lain.
c. Jumlah elektron dalam orbital ikatan yang bertumpangsuh maksimal dua elektron dengan
spin berlawanan.
d. Kekuatan ikatan bergantung pada derajat tumpangsuh. Makin besar daerah tumpangsuh
makin kuat ikatan yang terbentuk.
e. Orbital-orbital atom selain orbitals dalam berikatan memiliki arah tertentu sesuai
orientasi orbital atom yang berikatan.
Sebagai contoh molekul CH4 :
Empat atom hidrogen berikatan dengan atom karbon melalui ikatan kovalen, dimana atom
karbon sebagai atom pusat. Ikatan ini terbentuk melalui tumpangsuh orbital sp3 dari atom
karbon dengan orbital 1s dari atom hidrogen.
Gambar 2.1 Struktur Molekul CH4
Kedua orbital yang berikatan (1s-sp3) dilokalisasikan sepanjang ikatan C-H. Oleh karena itu,
orbital yang terbentuk dinamakan ikatan terlokalisasi yang diorientasikan pada daerah di
antara atom karbon dan hidrogen.
a. Hibridisasi Orbital Atom
31
Konsep orbital atom yang saling tumpang-tindih seharusnya dapat diterapkan juga untuk
molekul-molekul poliatomik. Tetapi, skema pengikatan yang memuaskan harus menjelaskan
geometri molekul (Chang, 2005: 305-308).
1) Hibridisasi sp
Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linier oleh teori tolakan pasangan elektron
kulit valensi (TPEKV). Diagram orbital untuk elektron valensi Be adalah
Untuk mengetahui bahwa pada keadaan dasar, Be tidak membentuk ikatan kovalen
dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Jadi kembali pada hibridisasi
untuk menjelaskan perilaku ikatan Be. Pertama-tama terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p
menghasilkan
Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi, jika
dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, satu atom Cl akan berbagi
elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai elektron 2p, membuat dua ikatan BeCl yang
tidak setara. Skema ini bertentangan dengan bukti percobaan. Dalam molekul BeCl2 yang
sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik dalam berbagai hal. Jadi orbital 2s dan 2p harus
tercampur atau terhibridisasi, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang setara.
2) Hibridisasi sp2
Molekul BF3 (boron trifluorida), yang dikenal memiliki trigonal berdasarkan TPEKV.
Dengan hanya memperhatikan elektron valensi, diagram orbital B adalah
↑↓ 2s 2p
↑ ↑
2s 2p
↑ ↑
Orbitalsp Orbital2p
yang kosong
↑↓ ↑
2s 2p
32
Pertama-tama, terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p yang kosong:
Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2
3) Hibridisasi sp3
molekul CH4 dengan memusatkan perhatian hanya pada elektron valensi, sehingga dapat
menggambarkan diagram orbital C sebagai.
Karena atom karbon memiliki dua elektron tak berpasangan (satu dalam tiap orbital 2p),
atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar walau
spesi CH2 memang dikenal, spesi ini sangat tidak stabil untuk menjelaskan keempat ikatan C
– H dalam metana, dapat mencoba mempromosikan satu elektron (yaitu mengeksistasi
dengan bantuan energi) dari orbital 2s ke orbital 2p.
Untuk menjelaskan ikatan dalam metana, teori ikatan valensi menggunakan orbital
hibrida (hybrid orbital) hipotesis, yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih
orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk
ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran
orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk menghasilakan
sekumpulan orbital hibrida. Untuk dapat menghasilkan empat orbital hibrida yang setara
untuk atom karbondengan mencampurkan orbital 2s dan tiga orbital 2p:
↑ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑
Orbitalsp2 Orbital 2p
yang kosong
↑↓ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑ ↑
Orbital sp3
33
4) Hibridisasi Orbital s, p, dan d
Untuk unsur-unsur dalam periode ketiga dan seterusnya tidak selalu dapat menjelaskan
geometri molekul dengan mengasumsikan hanya orbital s dan p yang mengalami hibridisasi.
Misalnya untuk memahami pembentukan molekul dengan geometri segitiga bipiramida atau
oktahedral, harus menyertakan orbital d dalam konsep hibridisasi (Chang, 2005: 312).
Orbital hibrida yang terbentuk melibatkan orbital-d dan senyawa yang terbentuk
tergolong superoktet. Contoh molekul dengan bentuk trigonal bipiramida adalah PCl5 dan
contoh molekul oktahedral adalah SF6.
Molekul PCl5 dengan atom P sebagai atom pusat. Konfigurasi elektronnya 15P: 1s2 2s2
2p6 3s2 3p3 3d0. Hibridisasi satu orbital 3s, tiga orbital 3p dan satu orbital 3d menghasilkan
lima orbital hibrida sp3d dengan struktur trigonal bipiramida yang simetris. Kelima orbital
hibrida sp3d memiliki sifat-sifat menarik sebab ada dua orbital hibrida yang tidak setara.
Hibridisasi
Promosi elektron
Orbital-orbital hibrida sp3d membentuk dua susunan yang tidak setara. Susunan pertama
terdiri atas tiga orbital hibrida ekuilateral yang setara dan susunan kedua terdiri dari dua
orbital aksial yang setara. Kelima orbital ikatan P-Cl dibentuk melalui tumpang tindih setiap
orbital hibrida sp3d dengan orbital 3p dari atom klorin. Sepuluh elektron valensi menghuni
lima orbital ikatan sigma terlokalisasi membentuk lima ikatan kovalen terlokalisasi.
Pada struktur oktahedral diperlukan enam orbital dengan elektron tidak berpasangan.
Keenam orbital tersebut dibentuk melalui hibridisasi 1 orbital s, 3 orbital p, dan 2 orbital d
membentuk orbital hibrida sp3d2. Molekul SF6 orbital pada kulit valensi atom S mengadakan
hiberidisasi membentuk orbital hibrida sp3d2 dengan struktur oktahedral.
Hibridisasi
Promosi Elektron
↑ ↑↓ ↑ ↑
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Orbital sp3d
↑↓ ↑↓ ↑ ↑
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Orbital d kosong
Orbital sp3d2 Orbital d kosong
34
Untuk meringkas hibridisasi sp, sp2, sp3 dan jenis-jenis lain dapat dilihat dalam Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Orbital Hibrida yang Penting dan Bentuknya
Orbital Atom
Asli dari Pusat
Atom
Hibridisasi
Dari Atom
Pusat
Jumlah
Orbital
Hibrida
Bentuk
Orbital
Hibrida
Contoh
s, p sp 2 Linier BeCl2
s, p, p sp2 3 Segitiga Planar BF3
s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4
s, p, p, p, d sp3d 5 Bipiramida
trigonal
PCl5
s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Oktahedral SF6
(Chang, 2005: 309)
b. Prosedur Hibridisasi Orbital Atom
Pada dasarnya, hibridisasi hanyalah perluasan teori Lewis dan model TPEKV. Untuk
menentukan keadaan hibridisasi yang cocok pada atom pusat dalam suatu molekul,
seharusnya memiliki beberapa gagasan tentang geometri molekul. Langkah-langkahnya
adalah (Chang, 2005: 312):
1) Menggambar struktur Lewis molekul tersebut.
2) Meramalkan susunan pasangan elektron secara keseluruhan (baik pasangan elektron
ikatan maupun pasangan elektron bebas) dengan menggunakan model TPEKV
3) Menurunkan hibridisasi atom pusat dengan mencocokkan susunan pasangan elekton
dengan yang terdapat pada orbital hibrida yang tercantum pada Tabel 2.1
5. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
sebenarnya kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya (Suryabrata, 2011: 166). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
“terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan siswa yang
diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada materi bentuk molekul kelas XI IPA 2
SMA Panca Bhakti Pontianak
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Bentuk Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2012). Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan
tujuan penelitian yakni untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan
dua perlakuan dengan model pembelajaan kooperatif tipe Think Talk Write berbantuan
media question card dengan menggunakan metode ceramah.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu
(Quasi Experimental Research). Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Arikunto, 2006: 92).
Peneliti akan mencoba mengungkapkan akibat perlakuan pengejaran dengan
pembelajaran konvensional metode ceramah untuk kelas kontrol dan membendingkannya
dengan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Talk Write berbantuan media question card.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Control Group Pretest-Postest
Design dengan pola seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Rancangan Control Group Pretest-Postest Design
E O1 X1 O2
K O3 X2 O4
(Arikunto, 2006: 86)
Keterangan :
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
O1 : Pretest pada kelas eksperimen
O3 : Pretest pada kelas kontrol
36
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write berbantuan media
question card
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode
ceramah
O2 : Posttest pada kelas eksperimen
O4 : Posttest pada kelas kontrol
Kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pengukuran masing-masing sebanyak
dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Pengukuran sebelum perlakuan disebut
pretest (O1 dan O3), pengukuran sesudah perlakuan disebut posttest (O2 dan O4).
Perbedaan pencapaian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diasumsikan sebagai
efek dari perlakuan (Sugiyono, 2011: 113).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2012: 116). Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Panca
Bhakti Pontianak tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI IPA
1 sebanyak 32 siswa dan XI IPA 2 sebanyak 30 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012). Berdasarkan hasil tersebut, maka teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh (Arikunto, 2013).
Setelah dilakukan teknik sampling jenuh, maka sampel dalam penelitian ini terdiri
dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas XI IPA 2 sebagai
kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Variabel-variabel dalam penelitian
ini di antaranya:
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
37
Menurut Sugiyono (2012), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think
Talk Write (TTW) berbantuan media quastion card pada materi bentuk molekul.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Menurut Sugiyono (2012), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada materi bentuk molekul.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi faktor luar
yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011: 41). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah
guru yang mengajar yaitu peneliti.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Bhakti Pontianak, pada kelas XI IPA
Semester ganjil pada tahun ajaran 2017/2018. Adapun waktu pelaksanaan dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Hari/Tanggal Waktu
1 Uji Coba Soal (Kelas XII IPA 1) Selasa/12-09-
2017
10.00-11.00 WIB
2. Pretest (Kelas kontrol) Rabu/20-09-2017 07.00-07.20 WIB
3. Perlakuan Rabu/20-09-2017 07.20-08-10 WIB
4. Postest Rabu/20-09-2017 08.10-08.30 WIB
5. Pretest (Kelas kontrol) Rabu/13-09-2017 07.00-07.20 WIB
6 Perlakuan (Kelas eksperimen) Rabu/13-09-2017 07.20-08.30 WIB
7 Postest Sabtu/16-09-
2017
10.45-11.15 WIB
38
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian
(Sugiyono, 2012). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, sumber,
dan cara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik Pengukuran
Menurut Nawawi (2012), teknik pengukuran adalah cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak langsung atau dengan perantara alat, baik
berupa alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan itu.
Teknik pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemberian skor pada
jawaban soal-soal pretest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kelas XI IPA
SMA Panca Bhakti Pontianak.
b. Observasi
Observasi adalah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan dengan melihat atau mengamati individu atau
kelompok secara langsung. Menurut Sudjana (2010) ada tiga observasi, yaitu observasi
langsung, observasi dangan alat (tidak langsung) dan observasi partisipasi.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, dimana
peneliti mengamati yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi
yang sebenarnya. Teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati
keterlaksanaan RPP yang telah dirancang saat pelaksanaan penelitian. Observer yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang.
c. Teknik Komunikasi Langsung
Menurut Nawawi (2012), teknik komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan
data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau
tatap muka (face to face). Teknik komunikasi langsung yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama
diajukan kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam (Basuki,
2006).
Narasumber yang diwawancarai tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan media question card sebanyak 6 siswa yang
terdiri dari 2 siswa yang berkemampuan rendah, 2 siswa yang berkemampuan sedang
39
dan 2 siswa yang berkemampuan tinggi. Narasumber yang diwawancarai terhadap
ketidaktuntasan pretest dan postest sebanyak 3 siswa yang tidak mencapai KKM.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Tes Hasil Belajar Siswa
Pengumpul data dalam penelitian ini adalah dengan tes. Menurut Sudjana (2010) tes
sebagai alat penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk
mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk tes lisan (lisan), bentuk tulisan (tes
tertulis) atau bentuk perbuatan (tes tindakan). Dua macam tes yaitu tes uraian dan tes
objektif.
Tes uraian adalah pertanyaan yang memuat siswa menjawab dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan, mendistribusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntunan pertanyaan dengan menggunakan kata-
kata dan bahasa sendiri. Sedangkan tes obejktif terdiri dari beberapa bentuk yaitu bentuk
pilihan dalam benar, pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan dan
isisan pendek atau melengkapi.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk essay yang
berjumlah 2 soal. Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan dan uraian kata-kata. Tes diberikan sebelum
perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest). Pretest digunakan untuk melihat
kemampuan awal siswa, sedangkan postest digunakan untuk melihat kemampuan siswa
setelah mendapatkan perlakuan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TTW berbantuan media question card.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penelitian terhadap
indikator-indikator dari aspek diamati. Lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi tertutup atau terstruktur. Lembar observasi tertutup
digunakan untuk melihat keterlaksanaan RPP yang telah dirancang. Lembar observasi
untuk melihat keterlaksanaan RPP disusun dalam bentuk daftar cek (cheklist)
berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam RPP.
c. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara yang hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara ini berfungsi
40
untuk mengungkapkan pendapat siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
F. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 168) instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel yaitu sebagai berikut:
1. Validasi
Menurut Arikunto (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Seluruh instrumen dikatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang teliti secara tepat.
Penelitian ini validitas yang diuji adalah validitas isi. Apabila mengukur tujuan
khusus yang sejalan materi atau isi pelajaran yang diberikan uji validitas isi dilakukan
dengan membuat kisi-kisi tes penilaian. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006: 166).
Instrumen yang divaliditas dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar bentuk
molekul dengan pedoman penelitian telaah butir soal. Sedangkan perangkat
pembelajaran yang divalidasi yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Validasi dalam penelitian ini akan dilakukan oleh tim ahli atau disebut validator yaitu
dosen FKIP Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak dan guru bidang studi
kimia. Untuk instrument setiap item soal divalidasi bedasarkan bidang penelaah
berupa materi, kontruksi dan bahasa yang digunakan. Kemudian validator
memberikan kesimpulan berupa LD (layak digunakan), LDP (layak digunakan dengan
perbaikan), TLD (tidak layak digunakan) terhadap soal tersebut.
Berdasarkan hasil validasi dengan 3 validator, instrumen dan perangkat
pembelajaran dinyatakan layak digunakan (LD). Hal ini dilihat dari kriteria penilaian
yang diberikan 3 validator yaitu LD (layak digunakan) untuk setiap instrumen dan
perangkat pembelajaran sehingga instrumen dan perangkat pembelajaran tersebut
dapat digunaka sebagai alat pengumpul data penelitian. Instrumen soal tes hasil
belajar yang dinyatakan layak digunakan oleh validator akan diuji cobakan pada siswa
kelas XII IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak tahun ajaran 2017/2018.
41
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkatan pada suatu tes secara konsisten mengukur berapapun
tes itu mengukur. Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka, biasanya sebagai suatu
koefisien, koefisien yang tinggi menunjukkan reliabilitas yang tinggi (Sukmadinata,
2007). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes, maka tes diuji coba terhadap siswa kelas
XII IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak yang telah mempelajari materi bentuk molekul
dengan sub materi bentuk molekul berdasarka teori hibridisasi. Karena tes berbentuk
essay maka reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan rumus alpha seperti pada
persamaan 1 berikut (Arikunto):
Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur atau yang hendak diukur. Dalam rangka menentukan apakah
tes yang disusun telah memiliki daya ketetapan atau keajegan mengukur atau reliabilitas
yang tinggi ataukah belum, maka dapat menggunakan rumus alpha sebagai berikut (Anas
Sudijono, 2011: 207-208):
𝐫𝟏𝟏= (
𝐤
𝐤−𝟏)(𝟏 −
∑𝛔𝐢
𝛔𝐭𝟐) (1)
r11 adalah reliabilitas instrumen, k adalah banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya
soal, ∑𝛔i adalah jumlah varians butir dan 𝛔t2 adalah varians total.
Rumus varians yang digunakan untuk menghitung pada persamaan 2:
𝛔𝐭𝟐 =
∑𝐱𝟐 − (∑𝐱𝟐
𝐍)
𝐍 (2)
Keterangan :
𝜎₁² = varians total
(∑x𝑁
)² = Kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
∑x 2 = Jumlah skor yang diperoleh siswa
N = Jumlah Subjek
𝛔t2 adalah varians, (∑x2) adalah kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa, ∑x2adalah
jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa dan N adalah jumlah subjek.
Kriteria reliabilitas (r11) yang digunakan adalah berdasarkan kriteria besarnya
korelasi Tabel 3.3 (Arikunto, 2010):
42
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas
Nilai Reliabilitas Interpretasi
0,800 – 1,000 Sangat tinggi sekali
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah
Instrument dapat digunakan jika tingkat reliabilitas berada pada kategori yang tinggi
(Arikunto, 2010). Hasil perhitungan reliabilitas tes (Lampiran C-1) dengan menggunakan
rumus alpha diperoleh reliabilitas soal postest adalah 0,612 yang terletak pada rentang
0,600 – 0,799 dengan kriteria reliabilitas tinggi pada kelas XII IPA SMA Panca Bhakti
Pontianak.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
a. Wawancara kepada guru kimia dan siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak
tahun ajaran 2016/2017
b. Observasi proses kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA SMA Panca Bhakti
Pontianak tahun ajaran 2016/2017
2. Tahap Persiapan
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal pretest dan posttest
c. Melakukan validasi instrumen dan perangkat pembelajaran
d. Perangkat pembelajaran dan instrumen yang dinyatakan tidak valid oleh validator
maka akan dilakukan proses perbaikan sampai perangkat pembelajaran dan
instrumen dinyatakan valid
e. Instrumen penelitian berupa soal pretest dan posttest yang sudah diperbaikai dan
dinyatakan valid akan diuji coba
f. Melakukan reliabilitas terhadap instrumen yang sudah diuji coba
g. Instrumen yang dinyatakan tidak reliabel, maka akan dilakukan proses perbaikan
sampai instrumen tersebut dinyatakan reliabel
3. Tahap pelaksanaan Penelitian
43
a. Memberikan pretest materi bentuk molekul dengan sub materi bentuk molekul
berdasarkan hibridisasi pada kelas eksperimen
b. Memberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Talk Write (TTW) berbantuan media quastion card pada kelas eksperimen
c. Mengadakan posttest setelah perlakuan
4. Tahap Akhir
a. Menganalisis data hasil penelitian
b. Membuat kesimpulan
c. Menyusun laporan penelitian.
Prosedur penelitian diatas dapat dilihat pada bagan yang disajikan dalam Gambar 3.4
berikut:
45
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Pengolahan
data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari tes hasil
belajar dengan pengolahan sebagai berikut :
1. Menjawab sub pertanyaan pertama yaitu apakah terdapat perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
:
a. Peneliti melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada lembar tes dikelas
eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan pedoman penskoran tes.
b. Menghitung nilai pretest siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.
c. Nilai pretest diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof – Smirnorf,
uji ini dilakukan untuk mengetahui data yang yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menentukan hipotesis dan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi > 0,05.
Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian ditolak jika
signifikasi < 0,05.
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol adalah 0,051 dan
kelas eksperimen 0,001 hal ini menandakan bahwa salah satu data tidak
terdistribusi normal yaitu kelas eksperimen.
d. Melakukan uji non parametrik dengan uji statistik nonparametrik menggunakan
uji U Mann- Whitney karena terdapat dua kelas yang memperoleh hasil pretest
tidak berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah uji U Mann- Whitney pada
program SPSS 22,0 for windows yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar kelas kontrol
dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi > 0,05.
Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol
dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi < 0,05
46
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen diatas 0,05 hal ini menandakan bahwa kemampuan awal antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen adalah sama.
e. Nilai posttest diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof – Smirnorf,
uji ini dilakukan untuk mengetahui data yang yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menentukan hipotesis dan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi > 0,05.
Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian ditolak jika
signifikasi < 0,05.
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol adalah 0,200 dan
kelas eksperimen 0,000 hal ini menandakan bahwa salah satu data tidak
berdistribusi normal yaitu kelas kontrol.
f. Melakukan uji non parametrik dengan uji statistik non parametrik menggunakan
uji U Mann- Whitney karena terdapat dua kelas yang memperoleh hasil pretest
tidak berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah uji U Mann- Whitney pada
program SPSS 22,0 for windows yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar kelas kontrol
dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi > 0,05.
Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar kelas kontrol
dengan kriteria pengujian diterima jika signifikasi < 0,05
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen di bawah 0,05 hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Menjawab sub pertanyaan yang kedua yaitu untuk mengetahui berapa besar
efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media
question card pada materi bentuk molekul terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 2
SMA Panca Bhakti Pontianak, maka digunakan rumus effect size. Rumus dan kriteria
besarna rumus effect size sebagai berikut :
47
ES = 𝑋𝑒̅̅ ̅̅ −𝑋𝑐̅̅̅̅
𝑆𝑐
Keterangan:
ES = Effect Size
𝑋𝑒̅̅̅̅ = Rata-Rata Kelas Eksperimen
𝑋𝑐̅̅̅̅ = Rata-Rata Kelas Kontrol
Sc = Standar Deviasi Kelas Kontrol
Kriteria besar Effect Size dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2011:
275):
Kriteria Tingkat Kriteria
ES ≤ 0,2 Rendah
0,2 < ES ≤ 0,8 Sedang
ES > 0,8 Tinggi
Berdasarkan perhitungan effect size sebesar 1,06 dengan kategori tinggi kemudian
dibandingkan dengan tabel Z sebesar 0,8554, sehingga diperoleh persentase efektivitas model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card terhadap hasil belajar
siswa sebesar 85,54%.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 SMA Panca
Bhakti Pontianak, data yang diperoleh yaitu data dari hasil tes awal (pretest) dan data dari
hasil tes akhir (postest) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi. Bentuk tes yang diberikan berupa tes esai yang
berjumlah 2 soal dengan skor total 100.
1. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Data hasil belajar siswa pada kelas kontrol berupa rata-rata nilai pretest dan postest
menggunakan metode ceramah pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Rata-Rata Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
Nilai pretest Nilai postest
Tuntas 2 5
Tidak Tuntas 30 27
Rata-Rata 36,91 41,52
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa pada kelas kontrol
sebesar 36,91 dan rata-rata postest siswa meningkat menjadi 41,15 dengan KKM adalah 75.
Banyaknya jumlah siswa yang tidak tuntas baik di nilai pretest maupun nilai postest pada
kelas kontrol dipengaruhi dari penggunaan metode yang digunakan. Metode yang
digunakan pada kelas kontrol adalah metode ceramah. Ini dikarenakan metode ceramah
yang digunakan bersifat monoton sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak
maksimal. Pelaksanaan perlakuan pertama 6 siswa yang duduk di belakang tidak
memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya 4 siswa terlihat tidak
mencatat saat guru menjelaskan sehingga kurangnya materi yang diperoleh oleh siswa
tersebut menjadi salah satu faktor ketidaktuntasan dalam mencapai KKM. Dilihat dari
jawaban siswa, ketidaktuntasan pada kelas kontrol disebabkan oleh siswa tidak dapat
menjawab dengan benar pertanyaan nomor 2 yaitu siswa diminta untuk menuliskan
49
konfigurasi elektron, keadaan awal dari suatu senyawa, mengalami eksitasi, menuliskan
hibridisasi senyawa dan menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa (Lampiran C-20).
2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berupa rata-rata skor pretest dan postest
pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi serta standar deviasinya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) berbantuan
question card yang ditunjukkan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen
Nilai pretest Nilai postest
Tuntas 3 22
Tidak Tuntas 27 8
Rata-Rata 31,46 66,58
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
meningkat dari 31,46 saat Pretest menjadi 66,58 pada saat postestdengan KKM adalah 75.
Berdasarkan nilai pretest dan postest bahwa pada saat Pretest terdapat 3 siswa yang tuntas
sedangkan pada postest sebanyak 22 siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar.
Berdasarkan hasil postest sebanyak 8 siswa yang tidak tuntas yaitu ARS, AS, A dan
DA dengan nilai 35, hanya bisa menjawab soal nomor satu yaitu pengertian orbital hibrida
dan nomor dua bagian a,b,c dan d hanya menjawab bagian menentukan konfigurasi elektron
dan menentukan keadaan dasarnya saja. Sedangkan NMS, NRF, RN dengan nilai 35, hanya
menjawab soal nomor 1 yaitu pengertian orbital hibrida dan nomor dua bagian a, yaitu
menjawab menentukan konfigurasi elektron, keadaan awal, tereksitasi, bentuk hibridisasi
dan bentuk molekulnya. Sedangkan MAR dengan nilai 37,5, hanya menjawab soal nomor
satu yaitu pengertian orbital hibrida dan nomor dua bagian a, yaitu menjawab menentukan
konfigurasi elektron, keadaan awal, tereksitasi, bentuk hibridisasi dan bentuk molekulnya
serta bagian b hanya menjawab menentukan konfigurasi elektron (Lampiran C-21).
Banyaknya siswa yang tuntas di kelas eksperimen menunjukkan bahwa proses
pembelajaran berlangsung baik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TTW berbantuan media question card sebagai model pembelajaran yang menyenangkan
50
dan aktif serta menerapkan kerja sama dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif
tipe TTW ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Sehingga
model pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatansiswa dalamberpikiratau berdialog
dengandirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya, berbicara dan membagi ide
(sharing) denganteman kelompoknya sebelummenulis (Huda, 2013). Model ini merupakan
model yang dapat melatih kemampuan berpikir dan berbicarasiswa. Pembelajaran TTW
juga menuntut siswa berkompetisi dalam memecahkan masalah yang ada di question card
dan menemukan jawaban dari question card tersebut.
Berdasarkan data nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dimana
nilai pretest diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan
perlakuan, sedangkan nilai posttest diperlukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
setelah diberikan perlakuan. Selain itu, nilai posttest diperlukan juga untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card. Nilai rata-rata pretest
kelas kontrol sebesar 36,91 dan nilai rata-rata posttest sebesar 41,15 dan nilai rata-rata
pretest kelas eksperimen sebesar 31,46 dan nilai rata-rata posttest sebesar 66,58. Sehingga
hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan
dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media question
card dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi bentuk molekul berdasarkan
teori hibridisasi kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Yurpisa (2015) pada materi ikatan kimia menggunakan
model TTW yang menunjukkan bahwa diperoleh hasil tes nilai rata-rata kelas eksperimen
sebesar 81,6 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 77,7 sehingga terdapat
perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
B. Analisis Uji Statistik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Gambar tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari rata-rata skor pretest dan
posttest kedua kelas. Rata-rata skor pretest kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas
eksperimen, sedangkan rata-rata skor posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan yang diberikan. Dari perbedaan
gambar diatas jelas bahwa kenaikan rata-rata skor pretest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol (Lampiran C-11).
51
Apabila dilihat dari ketuntasan belajar, banyaknya siswa yang tidak tuntas pada kelas
kontol 27 siswa sedangkan pada kelas eksperimen 8 siswa. Banyaknya siswa yang tidak
tuntas pada kelas kontrol disebabkan adanya perbedaan perlakuan, sehingga menimbulkan
perbedaan suasana belajar. Pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card lebih menarik dan
berbeda dari pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga memberikan
memberikan suasana belajar yang baru kepada siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih
semangat, antusias dalam mengerjakan soal-soal dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, sedangkan pada kelas kontrol yang diajarkan menggunakan metode
ceramah, siswa kurang aktif dan terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan data pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa apakah ada tidaknya perbedaan hasil
belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemampuan awal siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen diketahui dari analisis data nilai pretest kedua kelas melalui
uji normalitas yaitu uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 22,0 for windows.
No Uji Signifikan Kesimpulan
1 Uji Kolmogorov-Smirnov
Pretest Kelas Kontrol 0,051 Ha diterima data
terdistribusi normal
Pretest Kelas
Eksperimen
0,001 Ho ditolak data tidak
teristribusi normal
2 Uji Mann-Whithney
3
4
Pretestkelas kontrol
dan eksperimen
Uji Kolmogorov-
Smirnov
Postest Kelas Kontrol
Postest Kelas
Eksperimen
Uji Mann-Whithney
Posttest kelas kontrol
0,152
0, 200
0, 000
Ha kemampuan awal
kelas kontrol dan kelas
eksperimen sama
Ha diterima data
terdistribusi normal
Ho ditolak data tidak
teristribusi normal
Ho hasil belajar kelas
eksperimen berbeda
52
6. dan eksperimen
0, 000
dengan kelas kontrol
Berdasarkan tasil uji statistik, uji normalitas nilai pretest siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen diperoleh nilai signifikan kelas kontrol 0,051 > 0,05, maka Ha diterima
sedangkan kelas eksperimen diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Hal
ini berarti data pada kelas kontrol terdistribusi normal dan kelas eksperimen tidak
terdistribusi normal karena dari kedua data kelas tersebut salah satunya kelas eksprimen
yang tidak terdistribusi normal maka dilanjut dengan uji statistik non-parametrik yaitu uji U
Mann-Whithney dengan taraf nyata 5% atau 0,05 yang dihitung menggunakan SPSS 22,0
for windows.
Hasil uji hipotesis U Mann-Whithney pada nilai pretest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen menunjukkan bahwa angka probabilitas sig, 0,152 > 0,05 maka Ha diterima.
Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilihat dari nilai pretest atau dapat dikatakan kemampuan awal siswa kelas
kontrol sama dengan kelas eksperimen.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi bentuk
molekul yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan
media question card dengan penggunaan metode ceramah maka dilakukan analisis data
terhadap nilai posttest.
Berdasarkan data hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di atas, karena
tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa kelas kontrol dengan kemampuan awal
siswa pada kelas eksperimen maka selanjutnya menghitung distribusi nilai posttest yaitu uji
Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 22,0 for windows. Hasil uji normalitas distribusi
nilai posttest pada kelas eksperimen kelas kontrol adalah diperoleh nilai signifikan kelas
kontrol yaitu kelas kontrol adalah diperoleh 0,200 > 0,05 maka Ha diterima sedangkan kelas
eksperimen diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Karena data pada
salah satu kelas tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik non
parametrik yaitu uji U Mann-Whithney.
Berdasarkan hasil uji U Mann-Whithney dengan taraf nyata α = 5% yang dihitung
menggunakan SPSS 22,0 for windows. Hasil uji hipotesis U Mann-Whithney pada nilai
posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukan angka probabilitas, yaitu
0,000 < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas
eksperimen
53
C. Perbedaan Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
1. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 yang menggunakan metode
ceramah pada materi bentuk molekul dengan sub materi bentuk molekul berdasarkan teori
hibridisasi. Jumlah siswa yang terdapat di kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Namun data
yang diolah kelas kontrol sebanyak 30 siswa dikarenakan 2 siswa tersebut sakit.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2017, pada tahap
pembukaan guru mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk berdoa serta
mengabsensi. Kemudian guru menyampaikan sub materi yang akan dipelajari dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru memberikan
pretest sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, pemberian pretest yang terdiri
atas 2 soal esay, dimana soal yang pertama dengan aspek C1 dengan indikator menjelaskan
teori hibridisasi dan soal yang kedua dengan aspek C3 yang terdiri dari a, b, c, dan d dengan
indikator menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Pemberian saol pretest
digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum mempelajari sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi serta memotivasi siswa agar fokus dalam
pembelajaran dengan cara memberikan apersepsi berupa mengingatkan kembali tentang
materi yang sebelumnya. Pada fase ini siswa terlihat memperhatikan dan mendengarkan
peneliti, hal ini terlihat dari peran siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah diberikan.
b. Kegiatan inti
Adapun tahap-tahap dalam kegiatan inti yaitu, tahap eksplorasi guru menjelaskan
materi pelajaran yang pertama menjelaskan teori hibridisasi, siswa dapat mendefinisikan
konsep teori hibridisasi dan menjelaskan orbital hibrida berdasarkan teori hibridisasi, yang
kedua siswa dapat menentukan bentuk molekul senyawa berdasarkan teori hibridisasi
dimana siswa dapat menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat
energi rendah ke tingkat energi yang setingkat/setara dan siswa dapat menentukan bentuk
molekul dari suatu senyawa dan memberikan contoh soal melalui papan tulis sambil
sesekali bertanya kepada siswa. Siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
54
Namun lima sampai enam siswa kurang memperhatikan dan berbicara dengan teman
sebangkunya. Satu siswa yang duduk di depan aktif bertanya saat guru menjelaskan.
Pada tahap elaborasi guru memberikan contoh soal yang disampaikan melalui power
point, sebagian besar siswa tidak memperhatikan, namun dua siswa yang duduk di depan
memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan. Saat diberikan kesempatan untuk
bertanya hanya satu orang siswa yang duduk di depan bertanya kepada guru. Guru meminta
kepada salah satu siswa yang dapat membantu guru menjelaskan. Satu siswa menjelaskan
kepada temannya dan guru kemudian menegaskan jawaban. Kemudian guru dan siswa
lainnya memberikan tepuk tangan kepada siswa yang maju di depan tersebut.
Guru mengamati beberapa siswa hanya diam dan tidak bertepuk tangan. Selanjutnya
guru memberikan dua latihan soal di depan papan tulis dan menunjuk dua siswa yang dinilai
tidak semangat dan tidak memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran untuk mengerjakan
soal di papan tulis. Tujuannya adalah melihat apakah siswa tersebut mengerti atau tidak.
Guru meminta siswa yang tidak ditunjuk untuk mengerjakan soal di bangkunya masing-
masing.
Guru mengamati ada dua siswa di belakang yang tidak mengerjakan soal dan bercerita
sesama teman sebangkunya, sehingga guru memberikan teguran agar siswa mengerjakan
soal latihan terlebih dahulu. Selain itu guru mengamati ada tiga sampai lima siswa yang
tidak mengerjakan soal dan hanya memperhatikan siswa yang mengerjakan soal di papan
tulis sehingga guru mendatangi siswa tersebut dan bertanya apakah siswa tidak mengerti
dengan materi yang disampaikan, siswa menjawab mengerti, guru kemudian menganjurkan
kepada siswa agar mengerjakan soal. Satu soal yang dikerjakan siswa di papan tulis dapat
dikerjakan dengan benar sedangkan satu soal salah.
Pada tahap konfirmasi, guru dan siswa membahas soal yang dikerjakan di papan tulis.
Guru bertanya kepada siswa apakah ada siswa yang memiliki jawaban yang berbeda dengan
soal nomor satu yang dikerjakan di papan tulis. Satu siswa yang mengangkat tangan
menyebutkan jawaban yang berbeda. Kemudian guru memanggil siswa tersebut untuk maju
ke depan mengerjakan soal tersebut. Setelah dibahas ternyata siswa menuliskan jawaban
yang berbeda namun intinya tetap sama. Guru kembali bertanya apakah ada jawaban yang
berbeda untuk nomor dua, beberapa siswa mengatakan bahwa jawaban nomor dua benar.
Kemudian guru memberikan penguatan konsep berdasarkan jawaban siswa serta
memberikan catatan-catatan penting mengenai materi pokok yang harus dikuasai.
c. Kegiatan Penutup
55
Pada kegiatan penutup, guru memberikan soal posttest sebanyak 2 soal dalam bentuk
essay yang tersebut terdiri dari aspek C1 dan C3. Aspek C1 untuk nomor 1 untuk
menjelaskan teori hibridisasi dan aspek C3 untuk nomor 2 yang terdiri dari a, b, c dan d
untuk menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Pemberian soal posttest ini
bertujuan untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah mempelajari sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi. Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan
sub materi yang telah dipelajarinya. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa sebelum
pelajaran ditutup, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah kurang efektif
diterapkan dikarenakan siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa
kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat guru
mengajukan pertanyaan tentang sub materi yang diajarkan, siswa tidak memiliki antusias
seperti dalam menjawab pertanyaan. Pada proses pembelajaran hanya satu atau dua orang
yang memperhatikan penjelasan guru sedangkan siswa yang lainnya tidak memperhatikan
penjelasan dari guru. Pada kelas kontrol siswa hanya menerima pengetahuan dari guru
sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran.
2. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card pada sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi. Jumlah siswa yang terdapat di kelas eksperimen
sebanyak 30 siswa.
Langkah selanjutnya adalah pemberian perlakuan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card sebanyak satu kali
pertemuan, dengan menyampaikan pembelajaran tentang sub materi bentuk molekul
berdasarkan teori hibridisasi. Selanjutnya pemberian postest, dimana bertujuan untuk
melihat efektivitas setelah perlakuan yang diberikan pada model pembelajaran kooperatif
tipe TTW berbantuan media question card.
Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TTW berbantuan media question card. Model pembelajaran ini dilakukan melalui tiga
kegiatan yang terdiri dari kegiatan pertama yaitu pendahuluan dengan melalui satu fase,
kegiatan kedua yaitu kegiatan inti dengan melalui lima fase, kegiatan ketiga yaitu penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
56
` Pendahuluan merupakan kegiatan peneliti untuk membuka proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan berdoa bersama dan mengabsensi kehadiran
siswa. Siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran berjumlah 30 siswa. Selanjutnya
memberikan soal pretest yang terdiri atas 2 soal, dimana soal yang pertama dengan aspek
C1 dengan indikator menjelaskan teori hibridisasi dan soal yang kedua dengan aspek C3
yang terdiri dari a, b, c dan d dengan indikator menentukan bentuk molekul berdasarkan
teori hibridisasi dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum memulai
palajaran. Pada kegiatan pendahuluan terdapat fase pertama model pembelajaran kooperatif
tipe TTW yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan memotivasi
siswa. Motivasi yang diberikan kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
memberikan apersepsi berupa mengingatkan kembali tentang materi yang sebelumnya. Pada
fase ini siswa terlihat memperhatikan dan mendengarkan peneliti, hal ini terlihat dari peran
siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti dalam model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan question card
terdapat lima fase yaitu fase kedua menyajikan informasi, fase ketiga mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, fase keempat membimbing kelompok belajar
dan berdiskusi, fase kelima evaluasi dan fase keenam memberikan penghargaan.
Fase kedua yaitu menyajikan informasi berupa menjelaskan sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi. Pada fase ini hanya beberapa siswa yang
memperhatikan, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam bertanya tentang kejelasan materi
tersebut, sedangkan siswa yang lainnya terlihat mengantuk dan sibuk berbicara dengan
temannya. Hal ini dikarenakan siswa merasa bosan dan belum siap untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Fase ketiga yaitu mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Pada fase ini siswa dibagi 12 question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh
siswa dan siswa membaca masalah yang ada di question card (Think), kemudian dibagi ke
dalam enam kelompok yaitu kelompok 1,2,3,4,5 dan 6. Kelompok 1 terdiri dari 5 siswa dan
masing-masing kelompok 2,3,4,5dan 6 juga terdiri dari 5 siswa, setelah dibagi kelompok
masing-masing siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya dan menyusun tempat
duduknya agar dapat melihat kelompok lain di kiri kanannya dan siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan satu kelompoknya (Talk).
57
Fase keempat yaitu membimbing kelompok belajar dan berdiskusi. Masing-masing
kelompok telah mendapatkan 2 buah question card dan mendiskusikan question card
tersebut dengan jawaban benar dengan alokasi waktu 15 menit. Peneliti membimbing
masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi, terdapat dua kelompok yang bertanya
kepada peneliti mengenai kejelasan pertanyaan yang ada di dalam question card. Pada saat
melakukan diskusi, masing-masing kelompok bersemangat dalam mengerjakan kartu soal
dengan serius (Write). Pada pertanyaan nomor 1,2,3 dan 4, kelompok 1, 5, dan 6 sudah tepat
dalam menjawab soal yang ada di question card dengan jawaban yang benar, Namun
kelompok 3 yang lebih tepat dan cepat dalam menjawab soal yang ada di question card
dengan jawaban yang benar.
Fase kelima yaitu evaluasi dengan memberikan soal posttest sebanyak 2 soal dalam
bentuk essay yang terdiri dari aspek C1 dan C3. Aspek C1 untuk nomor 1 untuk
menjelaskan teori hibridisasi dan aspek C3 untuk nomor 2 yang terdiri dari a,b,c dan d
untuk menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
Fase keenam yaitu memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok yang
telah mengerjakan soal diskusi dengan tepat dan cepat. Hadiah diberikan kepada kelompok
3 yang mengerjakan pertanyaan nomor 5 dan 6 dengan cepat dan tepat.
c. Kegiatan Penutup
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang sub materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi yang telah disampaikan dengan cara menunjuk 2
siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah 2 siswa memberikan kesimpulan, guru
mengakhiri proses pembelajaran dengan membimbing siswa berdoa dan mengucapkan
salam.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media
question card yang telah diterapkan. Informasi yang diperoleh bahwa model pembelajaran
ini dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat meningkatkan semangat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa memahami materi yang telah
disampaikan. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media
question card dapat diterapkan pada materi yang lain.
Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW
berbantuan media question card dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question
card dapat meningkatkan keefektifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
58
yang terlihat pada saat proses siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dalam question
card.
Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TTW selain dapat meningkatkan hasil
belajar siswa juga dapat melatih kemampuan siswa dalam berdiskusi dan bekerja sama
dengan kelompok dalam hal menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang terkait dengan
materi pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja namun siswa
dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Suyatno (2009:66) model pembelajaran TTW adalah pembelajaran
yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan
dengan presentasi. Pembelajaran kooperatif tipe TTW ini akan mendorong siswa aktif
dalam pembelajaran dan aktif dalam kelompoknya.
D. Efektivitas Model Pembelajaran TTW Berbantuan Media Question Card Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TTW berbantuan Media question card dengan menggunakan metode
ceramah pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi kelas XI IPA 2 SMA
Panca Bhakti Pontianak dapat diperoleh nilai effect size yang digunakan untuk melihat
keefektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card
terhadap hasil belajar siswa. Hasil perhitungan effect size menggunakan data hasil posttest,
dikarenakan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen (sama). Hasil
perhitungan U Mann-Whithney pada taraf nyata (α = 5%) dengan nilai effect size (ES) =
1,06 kemudian dibandingkan dengan perbandingan Ztabel = 0,8554. Model pembelajaran
kooperatif tipe TTW berbantuan media question card memberikan efektivitas peningkatan
hasil belajar siswa yang lebih baik pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori
hibridisasi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Sehingga hasil effect size
diperoleh berada pada kriteria ES > 0,8 yang berarti peningkatan hasil belajarnya tinggi
yaitu 1,06 dengan besarnya persentase efektivitas dari model pembelajaran kooperatif tipe
TTW berbantuan media question card adalah sebesar 85,54%.
Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan
media question card pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi
menunjukkan peningkatan hasil belajar. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Irmayati (2014) yang menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
59
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan effect size yang berada pada kriteria 0,2 < ES <
0,8 yang berarti peningkatan hasil belajarnya sedang yaitu 0,51.
Hassil penelitian ini lebih tinggi dikarenakan adanya penggunaan media dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW sehingga dalam penelitian ini dapat
menjadi perbedaan hasil dengan penelitian Irmayati (2014). Menurut Rahadi (2003), media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat meningkatkan minat
siswa belajar. Media question card merupakan media kartu yang terbuat dari kertas jasmine
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10cm x 10cm yang di dalam tiap-tiap kartu
terdapat soal-soal. Media question card dalam penelitian ini digunakan pada saat sebelum
membentuk kelompok melakukan diskusi, sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan
hasil belajar siswa.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari pretest dan posttest siswa dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card dengan
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi
bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dengan nilai rata-rata pretest sebesar
31, 46 dan nilai rata-rata posttest sebesar 66,58.
2. Terdapat peningkatan terhadap hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question
card dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada
sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Nilai effect size yang
diperoleh berada pada kategori tinggi yaitu 1,06 kemudian dibandingkan dengan
tabel Z yaitu 0,8554 sehingga diperoleh persentase efektivitas model pembelajaran
kooperatif tipe TTW berbantuan media question card terhadap hasil belajar siswa
sebesar 85,54%.
B. Saran
Model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card
dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka diharapkan guru dapat menerapkan
model pembelajaran ini pada materi yang lain dalam pembelajaran kimia.
61
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, K. M. (2015). Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (NHT) dan Tipe Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Kimia Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Skripsi. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Aisyah, S. (2015). Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Yogyakarta:
Deepublish.
Aristi, Rahadi. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Asep, J., Haris, A. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: rineka cipta
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi V. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Basuki, S. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu
Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy. (2010). Teori VSPR, Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul (Edisi 3). Malang:
Bayumedia Publishing.
Hadari, N. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Hamdayana, J. ( 2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Harjanto. (2005). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ifadhoh dan Nurul, V. ( 2012). Pengaruh Metode Diskusi dengan Pendekatan SETS dan Media
Question Card terhadap Hasil Belajar Hidrokarbon Siswa Kelas X SMA Negeri 14
Semarang. Skripsi: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNNES.
Ristiyani, E dan Bahriah, E.S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa di SMAN X
Kota Tanggerang Selatan. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA 2 (1): 18-29.
Rizkiyati, R.A. (2012). Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think Talk Write
(TTW) terhadap Hasil Belajar Siswa Kimia Peserta Didik pada Materi Koloid Kelas
62
XI IPA MAN II Yogyakarta Semester 2. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta:
Yogyakarta.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Kencana.
Sativa, D.Y. (2012). Penggunaan Media Kartu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi
Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Kolombo Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta.
Slameto, (2010). Belajar dan Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.
Sudjana, N. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.
Suhendar, D. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sunarya, Y. (2010). Kimia Dasar 1 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung:
CV. YRAMA WIDYA.
Suryabrata. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Prasada.
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka. Sidoarjo.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Qurniawati, A., Sugiharto., dan Saputro, A.N.C. (2013). Efektivitas Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Media Kartu Pintar dan
Kartu Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X
Semester Genap SMA Negeri 8 Surakarta. Jurnal Pendidikan kimia (JPK) 5 (3): 166-
167.
Yurpisa. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Ikatan Kimia. Jurnal Pendidikan kimia (JPK) 2 (4): 86-87.
64
HASIL WAWANCARA GURU
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KIMIA
SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK
HARI/TANGGAL : Senin/20 Februari 2017
Peneliti : (M)
Narasumber : (YA)
Peneliti (M) Narasumber (YA)
“Pada saat bapak mengajar kelas XI IPA,
model pembelajaran apa yang sering
gunakan ?”
“Biasanya saya menggunakan metode
ceramah, dan saya belum pernah
menggunakan model pembelajaran lain ”.
“Mengapa bapak sering menggunakan
metode ceramah ?”
“Karena menurut saya, metode ceramah
mudah diterapkan dan tidak perlu
melakukan persiapan yang banyak.
Kemudia metode ceramah ini saya lebih
mudah dalam mengelola kelas. Selain itu,
materi yang akan disampaikan untuk satu
kali pertemuan dapat terselesaikan secara
tepat waktu”.
“Menurut bapak, apa yang menjadi
kelebihan dan kekurangan metode ceramah
?”
“Jawaban saya sebelumnya, sudah
merupakan kelebihan dari metode ceramah,
seperti mudah diterapkan, mudah dalam
mengelola kelas dan materi yang akan
disampaikan dapat terselesaikan secara tepat
waktu. Sedangkan untuk kekurangannya
yaitu kegiatan pembelajaran menjadi
monoton dan partisipasi siswa terhadap
proses kegiatan pembelajaran cenderung
sedikit. Selain itu pada saat proses kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa kurang
Lampiran A-1
65
aktif, ada beberapa siswa yang
memperhatikan dan sebagian siswa yang
lainnya tidak memperhatikan”.
“Bagaimana tahapan – tahapan yang bapak
lakukan pada saat mengajar dengan
menggunakan metode ?”
“Seperti biasa, menyampaikan materi,
bertanya kepada siswa tentang kejelasan
materi yang sudah disampaikan kemudian
memberikan soal-soal latihan agar mereka
lebih memahami materi tersebut”.
“Selama bapak mengajar pernah tidak
menggunakan mdoel pembelajaran TTW
(Think Talk Write)?”
“Sebelumnya saya belum pernah mendengar
atau membaca tentang model pembelajaran
TTW, sehingga saya belum pernah
menerapkan model pembelajaran tersebut”.
“Pada saat mengajar bapak menggunakan
media pembalajaran apa ?”
“Pada saat mengajar saya hanya
menggunakan media papan tulis. Saya juga
pernah menggunakan media power point,
tetapi hanya sesekali saja, hal ini di
karenakan terdapatnya kendala pada aliran
listrik dan infokus. Infokus hanya ada dua
saja dan tidak semua kelas terdapat aliran
listrik”.
“Apakah dengan media yang sudah bapak
gunakan dapat meningkatkan minat belajar,
keaktifan siswa di kelas serta hasil
belajarnya ?”
“Minat belajar sedikit lebih meningkat
dibandingkan dengan menggunakan media
papan pulis, sedangkan untuk keaktifan
masih kurang, dan untuk hasil belajar
tergantung kepada siswanya, apakah siswa
tersebut sudah mengerti atau belum dengan
materi tersebut”.
“Pernahkah bapak menggunakan media
question card atau kartu soal ?”
“Media kartu bapak sering mendengarkan,
namun untuk menerapkannya belum
pernah”.
“Pada waktu bapak mengajar kelas XI IPA “Pada semester ganjil yang paling sulit
66
untuk semester ganjil materi apa yang
sangat sulit dipahami oleh siswa ?”
dipahami siswa adalah materi bentuk
molekul sub materi hibridisasi, hal ini juga
dapat dilihat dari nilai ulangan harian
mereka yang banyak belum mencapai
ketuntasan”.
“Mengapa materi bentuk molekul menjadi
pilihan yang sangat sulit dipahami siswa ?”
“Karena materi bentuk molekul submateri
hibridisasi sangat membingungkan,
sehingga siswa masih sulit dalam
memahami materi tersebut secara
keseluruhan. Mereka masih bingung dalam
menggambarkan struktur senyawa dan
menentukan hibridisasinya.
“Bagaimana cara bapak mengajar materi
bentuk molekul pada waktu itu ?”
“Saya menyampaikannya dengan ceramah,
memberikan contoh-contoh soal yang
dibahas secara bersama-sama, kemudian
memberikan mereka latihan soal untuk
dikerjakan secara individu”
67
HASIL OBSERVASI DI KELAS XI IPA 1 SMA PANCA BHAKTI
PONTIANAK
Hari/Tanggal : Sabtu/25 Maret 2017
Peneliti : Marhayati
Nama Guru Kimia : Yudhi Astono, SP
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Memasuki ruangan kelas XI IPA 1
dengan mengucapkan salam.
Duduk tidak beraturan, segera kembali
ke tempat duduk masing-masing dan
menjawab salam dari guru.
2. Mengkondisikan ruangan kelas
dengan menyuruh siswa
membersihkan sampah yang ada di
ruangan kelas dan membersihkan
papan tulis.
Membersihkan sampah yang ada di
ruangan kelas dan salah satu siswa
membersihkan papan tulis.
3. Membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
Menjawab salam dan berdoa.
4. Menyampaikan kepada siswa bahwa
akan masuk materi yang baru yaitu
larutan penyangga.
Mendengarkan guru.
5. Meminta salah satu siswa mencatat
ringkasan yang ada di lembar kerja
siswa terkait materi larutan
penyangga di papan tulis dan
menyuruh siswa membuka buku
cetak kimia yang telah dipinjam
sebelumnya diperpustakaan.
Salah satu siswa mencatat ringkasan
materi tentang larutan penyangga di
papan tulis dan siswa yang lain
mencatat ringkasan yang ada di papan
tulis dan membuka buku cetak kimia.
6. Beberapa menit kemudian guru
menjelaskan konsep materi larutan
penyangga dengan metode ceramah
Mendengarkan penjelasan dari guru.
Lampiran A-2
68
7. Guru memberikan contoh soal di
papan tulis.
Mengerjakan contoh soal yang ada
dipapan tulis.
8. Membahas contoh soal dengan
melibatkan siswa mengerjakan di
papan tulis.
Menjawab soal dengan ditulis di papan
tulis.
9. Memberikan tugas jika selesai
dikerjakan segera dikumpulkan dan
jika tidak selesai menjadi tugas di
rumah.
Mengerjakan tugas.
69
HASIL WAWANCARA SISWA
SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK
Dengan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah
HARI/TANGGAL : Rabu/22 Februari 2017
Peneliti : (M)
Narasumber : Siswa Kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontinak
Kode siswa : S1 dan S2 : Siswa berkemampuan tinggi
S3 dan S4 : Siswa berkemampuan sedang
S5 dan S6 : Siswa berkemampuan rendah
Saya Narasumber
“Apakah kamu senang belajar kimia dan
alasannya mengapa ?”
S1:
-“Senang bu, karena kita belajar dari
materi yang kita tidak ketahui diajarkan
sampai kita bisa mengerti dengan materi
tersebut”.
S2:
- “Senang bu, karena lewat kimia kita
bisa mengetahui zat – zat, senyawa
ataupun yang lainnya. Kimia ini banyak
berperan penting dalam kehidupan sehari
– hari dan pelajaran kimia menantang
otak kita untuk mencari tahu baik melalui
perhitungan maupun praktikum”.
S3:
- “Senang bu, karena menurut saya
Lampiran A-3
70
kimia itu asyik apalagi pada saat
praktikum, kalau selain praktikum
seperti menghitung terkadang
lumayan sulit”.
S4:
- “Senang bu, karena belajar kimia
mengasyikkan”.
S5:
- “Senang, karena bisa mengetahui
tentang zat dan senyawa yang baru”.
S6:
- “Tidak terlalu senang, karena banyak
menghapal rumus”.
“Menurut kamu apakah mata pelajaran
kimia sulit dibandingkan dengan pelajaran
yang lain ?”
S1:
- “Lumayan sulit”.
S2:
- “Menurut saya, pelajaran kimia tidak
terlalu sulit yang penting kita bisa
memahami dan mencernanya dengan
baik”.
S3:
- “Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit”.
S4:
- “Tidak bu”.
S5:
- “Kalau pelajaran kimia, ada yang sulit
ada yang tidak, tergantung kita
mempelajarinya”.
S6:
- “Tidak terlalu sulit”.
“pada kelas XI semester ganjil materi apa
yang paling sulit untuk dimengerti ?”
S1:
- “Bentuk molekul”.
71
S2:
- “SPU dan Bentuk molekul, pada
bentuk molekul saya sangat kesulitan
dalam menentukan hibridisasi”.
S3:
- “Bentuk molekul”
S4:
- “Bentuk molekul”
S5:
- “Bentuk molekul”
S6:
- “Bentuk molekul”
“pada submateri bentuk molekul yang
mana yang kamu anggap paling sulit ?”
S1:
- “Sulitnya pada bagian menentukan
hibridisasi”.
S2:
- “Hibridisasi”.
S3:
- “Menentukan hibridisasi”.
S4:
- “Menentukan hibridisasi bu”.
S5:
- “kadang lupa dengan orbital s,p dan d
bu”.
S6:
- “Semuanya bu, dari konsepnya saja
saya masih keliru”.
“apakah kalian senang dan paham ketika
guru menjelaskan dengan model
pembelajaran konvensional?”
S1:
- “Senang dan paham bu”.
S2:
- “Senang, karena bisa berinteraksi
dengan guru”.
72
S3:
- “Senang dan paham, tapi terkadang
keliru dengan yang sudah guru
sampaikan”.
S4:
- “Senang, namun kurang mengerti
karena terlalu cepat dan kurang
memberikan latihan-latihan soal”.
S5:
- “Senang tetapi materi sulit untuk
dipahami, karena terlalu cepat dalam
penyampaian”.
S6:
- “Senang, namun tidak terlalu
mengerti karena hanya dijelaskan
secara terus menerus”.
“Apa yang kalian lakukan ketika guru
menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan berbantuan media
papan tulis pada saat proses pembelajaran
berlangsung ?”
S1:
- “Mendengarkan, memperhatikan,
bertanya ketika menemukan materi
yang sulit, dan mencatat informasi
yang telah disampaikan”.
S2:
- “Memperhatikan, mencatat informasi
yang sudah disampaikan, dan ketika
guru memberi tugas untuk membaca
buku paket, kami membaca buku
paket tersebut”.
S3:
- “Mendengarkan dan mencatat
informasi yang telah bapak catatkan
di papan tulis”.
S4:
73
- “Mendengarkan, memperhatikan dan
bertanya”.
S5:
- “Mendengarkan dan memperhatikan”.
S6:
- “Mendengarkan dan memperhatikan”.
“Apa kalian senang dan lebih mengerti
jika pada saat proses pembelajaran
digunakan model diskusi ?”
S1:
- “Senang dan mungkin lebih paham
bu’, karena diskusikan modelnya
belajar bersama teman, jadi jika ada
materi yang kurang jelas bisa
bertanya kepada teman”
S2:
- “Senang. Kalau masalah lebih paham
dengan materi tergantung kepada diri
sendiri”.
S3:
- “Tergantung teman diskusinya bu’,
tapi saya lebih mengerti jika belajar
dengan teman sebaya, karena tidak
malu untuk bertanya tentang materi
yang belum mengerti”
S4:
- “Senang dan tergantung teman
diskusinya”
S5:
- “Senang dan lebih paham, karena
kalau ada materi yang belum paham,
saya malu untuk bertanya kepada
guru”.
S6:
- “Tergantung kelompok diskusi”.
74
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA
PANCA BHAKTI PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS : XI IPA 1
KKM : 75
NO Nama Materi
Struktur Atom
Dan Sistem
Periodik Unsur
Bentuk Molekul
Dan Gaya
Antar Molekul
Termokimia Laju Reaksi
1 AS 78 70 70 70
2 AA 75 70 70 65
3 ADR 78 75 78 70
4 BA 70 60 65 70
5 CYM 90 60 78 78
6 DT 80 70 75 75
7 DAM 78 80 65 75
8 EY 75 75 75 70
9 EL 78 65 78 75
10 ET 78 70 78 78
11 EN 75 70 75 75
12 FOP 75 75 70 70
13 FGG 80 70 80 78
14 FM 70 75 70 70
15 IF 85 70 85 80
16 IP 70 75 70 70
17 MOR 80 80 80 78
18 MA 75 75 75 75
19 MSP 85 60 85 80
20 MAT 80 80 75 78
21 MF 78 70 78 78
22 MFZ 78 60 78 70
23 MSW 70 60 70 65
24 NH 70 75 75 70
25 RMS 90 65 85 80
26 SW 75 60 75 65
27 GAR 70 75 70 70
RATA-RATA 77,26 70,00 75,11 73,37
Lampiran A-4
75
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA
PANCA BHAKTI PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS : XI IPA 2
KKM : 75
NO Nama Materi
Struktur Atom
Dan Sistem
Periodik Unsur
Bentuk Molekul
Dan Gaya
Antar Molekul
Termokimia Laju Reaksi
1 AS 80 70 77 88
2 AAS 75 75 75 75
3 AS 78 60 78 78
4 DSS 75 65 70 70
5 DMP 90 80 85 90
6 FZA 80 75 80 80
7 FLA 78 65 78 78
8 FR 75 75 75 75
9 HY 78 85 78 78
10 INL 75 75 78 85
11 IJ 75 60 75 75
12 JV 85 75 75 85
13 KTM 80 60 80 80
14 NA 70 70 70 70
15 NRNA 85 80 85 85
16 NAPA 70 70 70 70
17 NF 80 75 80 80
18 RRF 75 75 75 75
19 RO 85 60 85 85
20 RDC 80 80 80 80
21 RS 78 75 78 80
22 RR 78 65 78 78
23 RI 70 70 70 70
24 SNM 70 70 70 80
25 SS 90 65 90 90
26 SAM 75 75 75 75
27 VG 70 60 70 70
28 WJ 85 80 85 85
29 WNA 80 70 85 80
30 YY 75 75 75 70
RATA-RATA 78,00 71,16 77,50 78,67
77
KISI-KISI SOAL PRETEST
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Jumlah/Bentuk Soal : 5/Essay
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Soal Aspek Soal Nomor
Memahami
struktur atom
untuk
meramalkan
sifat-sifat
periodik
unsur,struktur
molekul dan
sifat-sifat
senyawa
Menjelaskan
teori hibridisasi
untuk
meramalkan
bentuk molekul
Menjelaskan
teori hibridisasi
C1
1
Menentukan
bentuk molekul
berdasarkan
teori hibridisasi
C3
2a, 2b, 2c
dan 2d
Lampiran B-1
78
SOAL PRETEST
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Petunjuk Pengisian :
a. Tulislah identitas anda dalam kolom yang tersedia
b. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
c. Jawablah terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah
d. Jawaban boleh diacak dan diberi nomor yang jelas
e. Kerjakanlah soal dengan percaya diri, tanpa berkerjasama dengan temannya
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori hibridisasi!
2. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi berikut ini:
a. BeCl2
b. BH3
c. CH4
d. PCl5
Lampiran B-2
79
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN SOAL PRETEST
SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI
HIBRIDISASI
No
Soal
Kunci Jawaban Skor Skor
Total
1. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran
orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk
menghasilakan sekumpulan orbital hibrida
15
15
2. a. Senyawa BeCl2
Konfigurasi elektron
4Be: 1s2 2s2
17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian 2 elektron dari 2 atom Cl memasuki orbital 2s dan 2p sehingga
termasuk:
2Cl
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi: sp
2,5
5
5
5
2,5
20
Lampiran B-3
↑↓
↑↓ ↑ ↑
↑ ↑
↑↓
↑↓
80
5
Bentuk molekul : Linier
b. Senyawa BH3
Konfigurasi elektron
5B: 1s2 2s2 2p1
1H: 1s1
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian, 3 elektron dari atom H memasuki orbital 2s dan 2p sehingga
termasuk:
3H
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi : sp2
Bentuk molekul : Segitiga planar
c. Senyawa CH4
Konfigurasi elektron
6C: 1s2 2s2 2p2
1H: 1s1
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
2,5
5
5
5
2,5
2,5
5
5
5
20
20
↑↓ ↑
↑↓
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑ ↑
↑↓ ↑ ↑ ↑
↑
↑ ↑
81
Kemudian 4 elektron dari 4 atom H memasuki orbital 2s dan 2p sehingga
termasuk:
4H
2s
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi: sp3
Bentuk molekul: Tetrahedral
d. Senyawa PCl5
Konfigurasi elektron
15P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Keadaan dasar
3s 3p 3d
Tereksitasi
3s 3p 3d
3s 3p 3d
Kemudian 5 elektron dari 5 atom Cl memasuki orbital 3s dan 3p dan 3d
sehingga termasuk:
5 Cl
3s 3p 3d
2,5
2,5
5
7,5
7,5
2,5
25
↑ ↑
↑
↑
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑
↑ ↑
↑↓ ↑
↑ ↑
↑ ↑
↑
↑
↑
↑ ↑
↑ ↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
83
KISI-KISI SOAL POSTTEST
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Jumlah/Bentuk Soal : 5/Essay
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Soal Aspek Soal Nomor
Memahami
struktur atom
untuk
meramalkan
sifat-sifat
periodik unsur,
struktur
molekul dan
sifat-sifat
senyawa
Menjelaskan
teori hibridisasi
untuk
meramalkan
bentuk molekul
Menjelaskan
teori hibridisasi
C1
1
Menentukan
bentuk molekul
berdasarkan
teori hibridisasi
C3
2a, 2b, 2c
dan 2d
Lampiran B-4
84
SOAL POSTEST
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Petunjuk Pengisian
a. Tulislah identitas anda dalam kolom yang tersedia
b. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
c. Jawablah terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah
d. Jawaban boleh diacak dan diberi nomor yang jelas
e. Kerjakanlah soal dengan percaya diri, tanpa berkerjasama dengan temannya
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan orbital hibrida!
2. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa berikut ini:
a. BeF2
b. BCl3
c. CCl4
d. SF6
Lampiran B-5
85
6
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENILAIAN SOAL POSTEST
SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI
HIBRIDISASI
No
Soal
Kunci Jawaban Skor Skor
Total
1. orbital hibrida (hybrid orbital), yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua
atau lebih orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk
bersiap-siap membentuk ikatan kovalen.
15
15
2. a. Senyawa BeF2
Konfigurasi elektron
4Be: 1s2 2s2
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian 2 elektron dari 2 atom F memasuki orbital 2s dan 2p sehingga
termasuk:
2F
Hibridisasi: sp
a. Bentuk molekul: Linier
b.Senyawa BCl3
2,5
5
5
5
2,5
2,5
20
Lampiran B-6
↑↓
↑↓ ↑ ↑
↑ ↑
↑↓
↑↓
86
Konfigurasi elektron
5B: 1s2 2s2 2p1
17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian, 3 elektron dari atom Cl memasuki orbital 2s dan 2p sehingga
termasuk:
3Cl
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi : sp2
Bentuk molekul : Segitiga planar
c. Senyawa CCl4
Konfigurasi elektron
6C: 1s2 2s2 2p2
17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian 4 elektron dari 4 atom Cl memasuki orbital 2s dan 2p sehingga
termasuk:
5
5
5
2,5
2,5
5
5
5
20
20
↑↓ ↑
↑↓
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑ ↑
↑↓ ↑ ↑ ↑
↑
↑ ↑
87
5
4H
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi: sp3
Bentuk molekul: Tetrahedral
d. Senyawa SF6
Konfigurasi elektron
16S: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
3s 3p 3d
Tereksitasi
3s 3p 3d
3s 3p 3d
Kemudian 6 elektron dari 6 atom F memasuki orbital 3s dan 3p dan 3d sehingga
termasuk:
6 F
3s 3p 3d
2,5
2,5
5
7,5
7,5
2,5
25
↑ ↑
↑
↑
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑
↑ ↑↓
↑↓ ↑
↑ ↑↓
↓
↑ ↑
↑
↑
↑
↑
↑ ↑
↑ ↑ ↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
↑↓
89
KISI-KISI SOAL MEDIA QUESTION CARD
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Jumlah/Bentuk Soal : 12/Essay
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Soal Aspek Soal Nomor
Memahami
struktur atom
untuk
meramalkan
sifat-sifat
periodik
unsur,struktur
molekul dan
sifat-sifat
senyawa
Menjelaskan
teori hibridisasi
untuk
meramalkan
bentuk molekul
Menentukan
bentuk molekul
berdasarkan
teori hibridisasi
C3
Kel.1 (no 1
dan 12)
Kel.2 (no 2
dan 11)
Kel.3 (no 3
dan 10)
Kel.4 ( no 4
dan 9)
Kel.5 (no 5
dan 8)
Kel.6 (no 6
dan 7)
Lampiran B-7
90
SOAL MEDIA QUESTION CARD
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Sub Materi : Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
1. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa PF5?
2. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa PCl3?
3. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa BeH2?
4. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa BF3?
5. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa NF3?
6. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa AlCl3?
7. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa SeF6?
8. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa NH3?
9. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa XeF2?
10. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa IF5?
11. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa BrF5?
12. Tentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dari senyawa XeF4?
Lampiran B-8
91
KUNCI JAWABAN SOAL MEDIA QUESTION CARD
SUB MATERI BENTUK MOLEKUL BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI
No.
Soal
Kunci Jawaban
1. Senyawa PF5
Konfigurasi elektron
15P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
3s 3p 3d
Tereksitasi
3s 3p 3d
3s 3p 3d
Kemudian 5 elektron dari 5 atom F memasuki orbital 3s dan 3p dan 3d sehingga termasuk:
5 F
3s 3p 3d
↑↓ ↑
↑ ↑
↑↓ ↑
↑ ↑
↑ ↑
↑
↑
↑
↑ ↑
↑ ↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
Lampiran B-9
92
3s 3p 3d
Hibridisasi: sp3d
Bentuk molekul: Bipiramida trigonal
2. Senyawa PCl3
Konfigurasi elektron
15P: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Keadaan dasar
3s 3p
Tereksitasi
3s 3p 3s 3p
Kemudian 3 elektron dari 3 atom Cl memasuki orbital 3p sehingga termasuk:
3Cl
3s 3p 3s 3p
Hibridisasi: sp3
Bentuk molekul: Segitiga piramida
3. Senyawa BeH2
Konfigurasi elektron
4Be: 1s2 2s2
1H: 1s1
Keadaan dasar
2s 2p
↑↓
↑↓ ↑ ↑ ↑
↑↓ ↑
↑
↑
↑
↑
↑ ↑↓
↑↓ ↑
↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓
↑↓
93
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian 2 elektron dari 2 atom H memasuki orbital 2s dan 2p sehingga termasuk:
2H
Hibridisasi: sp
Bentuk molekul: Linier
4. Senyawa BF3
Konfigurasi elektron
5B: 1s2 2s2 2p1
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian, 3 elektron dari atom F memasuki orbital 2s dan 2p sehingga termasuk:
3F
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi : sp2
Bentuk molekul : Segitiga Datar
5. Senyawa NF3
Konfigurasi elektron
7N: 1s2 2s2 2p3
9F: 1s2 2s2 2p5
↑↓ ↑
↑↓
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑ ↑
↑ ↑
↑↓
↑↓
94
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian 3 elektron dari 3 atom N memasuki orbital 2p sehingga termasuk:
3F
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi: sp3
Bentuk molekul: Segitiga piramida
6. Senyawa AlCl3
Konfigurasi elektron
13Al: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Keadaan dasar
3s 3p
Tereksitasi
3s 3p 3s 3p
Kemudian, 3 elektron dari atom Cl memasuki orbital 3s dan 3p sehingga termasuk:
3Cl
3s 3p 3s 3p
↑↓ ↑
↑↓
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑
↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑ ↑ ↑
↑↓ ↑
↑
↑
↑
↑
↑ ↑↓
↑↓ ↑
↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓
↑↓
95
Hibridisasi : sp2
Bentuk molekul : Segitiga Datar
7. Senyawa SeF6
Konfigurasi elektron
34Se: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
4s 4p 4d
Tereksitasi
4s 4p 4d
4s 4p 4d
Kemudian 6 elektron dari 6 atom F memasuki orbital 3s dan 4p dan 4d sehingga termasuk:
6 F
4s 4p 4d
4s 4p 4d
Hibridisasi: sp3d2
Bentuk molekul: Oktahedral
8. Senyawa NH3
Konfigurasi elektron
7N: 1s2 2s2 2p3
1H: 1s1
↑↓ ↑
↑ ↑↓
↑↓ ↑
↑ ↑↓
↓
↑ ↑
↑
↑
↑
↑
↑ ↑
↑ ↑ ↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
↑↓
96
Keadaan dasar
2s 2p
Tereksitasi
2s 2p 2s 2p
Kemudian 3 elektron dari 3 atom H memasuki orbital 2p sehingga termasuk:
3H
2s 2p 2s 2p
Hibridisasi: sp3
Bentuk molekul: Segitiga piramida
9. Senyawa XeF2
Konfigurasi elektron
54Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
5s 5p 5d
Tereksitasi
5s 5p 5d
5s 5p 5d
↑↓ ↑ ↑ ↑
↑↓ ↑
↑
↑
↑
↑
↑ ↑↓
↑↓ ↑
↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓ ↑
↑↓
↓
↑↓
↑
97
Kemudian 2 elektron dari 2 atom F memasuki orbital 5p dan 5d sehingga termasuk:
2 F
5s 5p 5d
5s 5p 5d
Hibridisasi: sp3d
Bentuk molekul: Linier
Bentuk molekul bukan segitiga bipiramida, tetapi berbentuk linier. Hal ini disebabkan tiga
dari orbital sp3d digunakan untuk menampung tiga pasang elektron bebas dari atom N.
10. Senyawa IF5
Konfigurasi elektron
53I: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 3p6 5s2 4d10 5p5
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
5s 5p 5d
Tereksitasi
5s 5p 5d
5s 5p 5d
Kemudian 5 elektron dari 5 atom F memasuki orbital 5p dan 5d sehingga terbentuk orbital
hibrida sp3d2. Bentuknya bukan oktehedral, tetapi berbentuk segiempat piramida. Hal ini
↑↓ ↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑
↑↓ ↑↓
↓
↑↓ ↑
↑ ↑ ↑
↑
↑↓ ↑
↑↓
↑↓
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
98
disebabkan satu dari orbital sp3d2 digunakan untuk menampung satu pasang elektron
bebas dari atom I.
5 F
5s 5p 5d
5s 5p 5d
Hibridisasi: sp3d2
Bentuk molekul: Segiempat piramida
11. Senyawa BrF5
Konfigurasi elektron
35Br: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
4s 4p 4d
Tereksitasi
4s 4p 4d
4s 4p 4d
Kemudian 5 elektron dari 5 atom F memasuki orbital 5p dan 5d sehingga terbentuk orbital
hibrida sp3d2. Bentuknya bukan oktehedral, tetapi berbentuk segiempat piramida. Hal ini
disebabkan satu dari orbital sp3d2 digunakan untuk menampung satu pasang elektron
bebas dari atom Br.
↑↓ ↑
↑
↑
↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
↑↓
↑↓ ↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑
↑↓ ↑↓
↓
↑↓ ↑
↑ ↑ ↑
↑
99
5 F
4s 4p 4d
4s 4p 4d
Hibridisasi: sp3d2
Bentuk molekul: Segiempat piramida
12. Senyawa XeF4
Konfigurasi elektron
54Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
9F: 1s2 2s2 2p5
Keadaan dasar
5s 5p 5d
Tereksitasi
5s 5p 5d
5s 5p 5d
Kemudian 4 elektron dari 4 atom F memasuki orbital 5s dan 5p dan 5d sehingga termasuk:
4 F
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓ ↑
↑
↑↓
↑
↑
↑↓ ↑
↑ ↑↓ ↑
↑
↑↓ ↑
↑
↑
↑
↑
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
↑↓
100
5s 5p 5d
5s 5p 5d
Hibridisasi: sp3d2
Bentuk molekul: Segiempat datar
Bentuk molekul bukan oktahedral, tetapi berbentuk segiempat datar. Hal ini disebabkan
dua dari orbital sp3d2 digunakan untuk menampung dua pasang elektron bebas dari atom
Xe.
↑↓ ↑↓
↑↓ ↑↓
↓
↑↓
↑↓
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS EKSPERIMEN
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
B. Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur
molekul, dan sifat-sifat senyawa.
C. Kompetensi Dasar
1. 2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi
untuk meramalkan bentuk molekul.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan teori hibridisasi.
a. Mendefinisikan konsep teori hibridisasi.
b. Menjelaskan orbital hibrida berdasarkan teori hibridisasi.
2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.
a. Menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat energi rendah
ke tingkat energi yang setingkat/setara.
b. Menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa.
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Menjelaskan teori hibridisasi.
Lampiran B-10
102
a. Mendefinisikan konsep teori hibridisasi.
b. Menjelaskan orbital hibrida berdasarkan teori hibridisasi.
2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasrkan teori hibridisasi.
a. Menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat energi rendah
ke tingkat energi yang setingkat/setara.
b. Menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa.
F. Materi Ajar
Bentuk Molekul Teori Hibridisasi
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau teori jumlah pasangan
elektron bertujuan untuk meramalkan bentuk molekul suatu senyawa, akan tetapi teori jumlah
pasangan elektron tidak dapat menjelaskan mengenai elektron dalam kulit valensi pada atom
pusat dapat membentuk struktur molekul. Hal ini dapat ditentukan dengan teori hibridisasi
(Sunarya, 2010).
a. Hibridisasi Orbital Atom
Atom mempunyai orbital-orbital yang memiliki tingkat energi yang berbeda-beda.
Misalnya orbital s mempunyai tingkat energi yang rendah dibandingkan orbital p dan orbital
d. Dalam proses terbentuknya molekul sebagian orbital atom pusat bergabung sehingga
menghasilkan suatu kumpulan orbital yang memiliki energi yang sama atau disebut orbital
terdegenerasi. Proses penggabungan orbital dikenal dengan istilah hibridisasi.
5) Hibridisasi sp
Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linier oleh TPEKV. Diagram orbital untuk
elektron valensi Be adalah
Untuk mengetahui bahwa pada keadaan dasar, Be tidak membentuk ikatan kovalen
dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Jadi kembali pada hibridisasi
untuk menjelaskan perilaku ikatan Be. Pertama-tama terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p
menghasilkan
↑↓
2s 2p
↑ ↑
2s 2p
103
Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi, jika
dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, satu atom Cl akan berbagi
elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai elektron 2p, membuat dua ikatan BeCl yang
tidak setara. Skema ini bertentangan dengan bukti percobaan. Dalam molekul BeCl2 yang
sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik dalam berbagai hal. Jadi orbital 2s dan 2p harus
tercampur atau terhibridisasi, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang setara.
6) Hibridisasi sp2
Molekul BF3 (boron trifluorida), yang dikenal memiliki geometri datar berdasarkan
TPEKV. Dengan hanya memperhatikan elektron valensi, diagram orbital B adalah
Pertama-tama, terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p yang kosong:
Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2
7) Hibridisasi sp3
Perhatikan molekul CH4. Dengan memusatkan perhatian hanya pada elektron valensi,
sehingga dapat menggambarkan diagram orbital C sebagai.
Karena atom karbon memiliki dua elektron tak berpasangan (satu dalam tiap orbital 2p),
atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar walau
↑ ↑
Orbitalsp Orbital2p
yang kosong
↑↓ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑
Orbitalsp2 Orbital 2p
yang kosong
↑↓ ↑ ↑
2s 2p
104
spesi CH2 memang dikenal, spesi ini sangat tidak stabil untuk menjelaskan keempat ikatan C
– H dalam metana, dapat mencoba mempromosikan satu elektron (yaitu mengeksistasi
dengan bantuan energi) dari orbital 2s ke orbital 2p.
Untuk menjelaskan ikatan dalam metana, teori ikatan valensi menggunakan orbital
hibrida (hybrid orbital) hipotesis, yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih
orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk
ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran
orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk menghasilakan
sekumpulan orbital hibrida. Untuk dapat menghasilkan empat orbital hibrida yang
setarauntuk atom karbondengan mencampurkan orbital 2s dan tiga orbital 2p:
8) Hibridisasi Orbital s, p, dan d
Untuk unsur-unsur dalam periode ketiga dan seterusnya tidak selalu dapat menjelaskan
geometri molekul dengan mengasumsikan hanya orbital s dan p yang mengalami hibridisasi.
Misalnya untuk memahami pembentukan molekul dengan geometri segitiga bipiramida atau
oktahedral, harus menyertakan orbital d dalam konsep hibridisasi (Chang, 2005: 312).
Orbital hibrida yang terbentuk melibatkan orbital-d dan senyawa yang terbentuk
tergolong superoktet. Contoh molekul dengan bentuk trigonal bipiramida adalah PCl5 dan
contoh molekul oktahedral adalah SF6.
Molekul PCl5 dengan atom P sebagai atom pusat. Konfigurasi elektronnya 15P: 1s2 2s2
2p6 3s2 3p3 3d0. Hibridisasi satu orbital 3s, tiga orbital 3p dan satu orbital 3d menghasilkan
lima orbital hibrida sp3d dengan struktur trigonal bipiramida yang simetris. Kelima orbital
hibrida sp3d memiliki sifat-sifat menarik sebab ada dua orbital hibrida yang tidak setara.
Hibridisasi
Promosi elektron
↑
↑ ↑ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑ ↑
Orbital sp3
↑↓ ↑ ↑
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Orbital sp3d Orbital d kosong
105
Orbital-orbital hibrida sp3d membentuk dua susunan yang tidak setara. Susunan pertama
terdiri atas tiga orbital hibrida ekuilateral yang setara dan susunan kedua terdiri dari dua
orbital aksial yang setara. Kelima orbital ikatan P-Cl dibentuk melalui tumpang tindih setiap
orbital hibrida sp3d dengan orbital 3p dari atom klorin. Sepuluh elektron valensi menghuni
lima orbital ikatan sigma terlokalisasi membentuk lima ikatan kovalen terlokalisasi.
Pada struktur oktahedral diperlukan enam orbital dengan elektron tidak berpasangan.
Keenam orbital tersebut dibentuk melalui hibridisasi 1 orbital s, 3 orbital p, dan 2 orbital d
membentuk orbital hibrida sp3d2. Molekul SF6 orbital pada kulit valensi atom S mengadakan
hiberidisasi membentuk orbital hibrida sp3d2 dengan struktur oktahedral.
Hibridisasi
Promosi Elektron
Untuk meringkas hibridisasi sp, sp2, sp3 dan jenis-jenis lain dapat dilihat dalam Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Orbital Hibrida yang Penting dan Bentuknya
Orbital Atom
Asli dari Pusat
Atom
Hibridisasi
Dari Atom
Pusat
Jumlah
Orbital
Hibrida
Bentuk
Orbital
Hibrida
Contoh
s, p sp 2 Linier BeCl2
s, p, p sp2 3 Segitiga Planar BF3
s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4
s, p, p, p, d sp3d 5 Bipiramida
trigonal
PCl5
s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Oktahedral SF6
(Chang, 2005: 309)
b. Prosedur Hibridisasi Orbital Atom
Pada dasarnya, hibridisasi hanyalah perluasan teori Lewis dan model TPEKV. Untuk
menentukan keadaan hibridisasi yang cocok pada atom pusat dalam suatu molekul,
seharusnya memiliki beberapa gagasan tentang geometri molekul. Langkah-langkahnya
adalah (Chang, 2005: 312):
4) Menggambar struktur Lewis molekul tersebut.
5) Meramalkan susunan pasangan elektron secara keseluruhan (baik pasangan elektron
ikatan maupun pasangan elektron bebas) dengan menggunakan model TPEKV
↑↓ ↑↓ ↑ ↑
↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Orbital sp3d2 Orbital d kosong
106
6) Menurunkan hibridisasi atom pusat dengan mencocokkan susunan pasangan elekton
dengan yang terdapat pada orbital hibrida yang tercantum pada Tabel 2.1
A. Media dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Alat tulis menulis (spidol, penghapus, buku tulis, pulpen)
b. Papan Tulis
c. Question card
2. Sumber :
a. Buku Kimia : Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
b. Buku Kimia : Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
B. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Langkah – langkah Kegiatan
Fase Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
TTW
Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
a. Mengucapkan
salam dan
berdoa
b. Mengabsensi
kehadiran siswa
c. Memberikan
soal pretest
sebelum
menjelaskan
materi yang
a. Menjawab salam dan
berdoa
b. Mengacungkan tangan
bagi yang diabsen
c. Mengerjakan soal
pretest
d. Mendengarkan dan
merespon pertanyaan
e. Mendengarkan dan
memperhatikan
Fase 1
(Menyampaikan
tujuan dan
25
menit
107
akan
disampaikan
d. Mengadakan
tanya jawab
sebagai
apersepsi dan
memotivasi
siswa
e. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan model
pembelajaran
yang akan
digunakan
memotivasi siswa)
Kegiatan
Inti
a. Menjelaskan
materi yang
akan
disampaikan
b. Membagikan
12 question
card yang
memuat soal
yang harus
dikerjakan oleh
siswa
c. Membagi siswa
dalam 6
kelompok (5
orang per
kelompok)
d. Meminta
Perwakilan
a. Memperhatikan
penjelasan guru
b. Siswa membaca
masalah yang ada di
question card (Think)
c. Siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan
satu kelompoknya
(Talk)
d. Siswa menulis
jawaban hasil
Fase 2
(menyajikan
informasi)
Fase 3
(mengorganisasi
siswa ke dalam
kelompok-
kelompok
belajar
Fase 4
(membimbing
kelompok
belajar dan
bekerja)
15
menit
5
menit
5
menit
20
menit
108
kelompok
menyajikan
hasil diskusi
kelompok
diskusinya (Write)
e. Memberikan
penghargaan
kepada
kelompok yang
menjawab soal
diskusi yang
paling cepat dan
tepat
f. Melakukan
evaluasi secara
individu
e. Bertepuk tangan
f. Mengerjakan soal
evaluasi
Fase 6
(memberikan
penghargaan)
Fase 5 (evaluasi)
10
Menit
Penutup a. Meminta siswa
untuk
menyimpulkan
pembelajaran
b. Doa penutup
a. Menyimpulkan
pembelajaran
b. Berdoa
10
menit
Mengetahui
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Yudhi Astono, SP Marhayati
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
B. Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur
molekul, dan sifat-sifat senyawa.
C. Kompetensi Dasar
1. 2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron disekitar inti atom dan teori hibridisasi
untuk meramalkan bentuk molekul.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan teori hibridisasi.
2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Menjelaskan teori hibridisasi.
2. Menentukan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori hibridisasi.
F. Materi Pembelajaran
Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) sangat bermanfaat untuk
meramalkan struktur molekul suatu senyawa, tetapi teori tersebut tidak menjelaskan tentang
Lampiran B-11
110
bagaimana elektron-elektron dalam kulit valensi atom pusat dapat membentuk struktur
tertentu. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi orbital atom sebagai
implementasi dari teori ikatan valensi (Sunarya, 2010).
a. Hibridisasi Orbital Atom
Konsep orbital atom yang saling tumpang-tindih seharusnya dapat diterapkan juga untuk
molekul-molekul poliatomik. Tetapi, skema pengikatan yang memuaskan harus menjelaskan
geometri molekul (Chang, 2005: 305-308).
1) bridisasi sp
Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linier oleh TPEKV (Teori Pasangan
Elektron Kulit Valensi). Diagram orbital untuk elektron valensi Be adalah
Untuk mengetahui bahwa pada keadaan dasar, Be tidak membentuk ikatan kovalen
dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s. Jadi kembali pada hibridisasi
untuk menjelaskan perilaku ikatan Be. Pertama-tama terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p
menghasilkan
Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan, yaitu 2s dan 2p. Tetapi, jika
dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan tereksitasi ini, satu atom Cl akan berbagi
elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai elektron 2p, membuat dua ikatan BeCl2 yang
tidak setara. Skema ini bertentangan dengan bukti percobaan. Dalam molekul BeCl2 yang
sebenarnya, kedua ikatan BeCl identik dalam berbagai hal. Jadi orbital 2s dan 2p harus
tercampur atau terhibridisasi, untuk membentuk dua orbital hibrida sp yang setara.
↑↓
2s 2p
↑ ↑
2s 2p
↑ ↑
Orbitalsp Orbital 2p
yang kosong
111
2) Hibridisasi sp2
Molekul BF3 (boron trifluorida), yang dikenal memiliki segitiga datar berdasarkan
TPEKV (Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi). Dengan hanya memperhatikan elektron
valensi, diagram orbital B adalah
Pertama-tama, terjadi eksitasi elektron 2s ke orbital 2p yang kosong:
Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2
3) Hibridisasi sp3
Perhatikan molekul CH4. Dengan memusatkan perhatian hanya pada elektron valensi,
sehingga dapat menggambarkan diagram orbital C sebagai.
Karena atom karbon memiliki dua elektron tak berpasangan (satu dalam tiap orbital 2p),
atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan dengan hidrogen dalam keadaan dasar walau
spesi CH2 memang dikenal, spesi ini sangat tidak stabil untuk menjelaskan keempat ikatan C
– H dalam metana, dapat mencoba mempromosikan satu elektron (yaitu mengeksistasi
dengan bantuan energi) dari orbital 2s ke orbital 2p.
Untuk menjelaskan ikatan dalam metana, teori ikatan valensi menggunakan orbital
hibrida (hybrid orbital) hipotesis, yaitu orbital atom yang diperoleh ketika dua atau lebih
orbital yang tidak setara pada atom yang sama bergabung untuk bersiap-siap membentuk
ikatan kovalen. Hibridisasi (hybridization) adalah istilah yang digunakan untuk pencampuran
↑↓ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑ ↑
2s 2p
↑↓ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑
2s 2p
↑ ↑ ↑
Orbitalsp2 Orbital 2p
yang kosong
112
orbital-orbital atom dalam suatu atom (biasanya atom pusat) untuk menghasilakan
sekumpulan orbital hibrida. Untuk dapat menghasilkan empat orbital hibrida yang
setarauntuk atom karbon dengan mencampurkan orbital 2s dan tiga orbital 2p:
4) Hibridisasi Orbital s, p, dan d
Untuk unsur-unsur dalam periode ketiga dan seterusnya tidak selalu dapat menjelaskan
geometri molekul dengan mengasumsikan hanya orbital s dan p yang mengalami hibridisasi.
Misalnya untuk memahami pembentukan molekul dengan geometri segitiga bipiramida atau
oktahedral, harus menyertakan orbital d dalam konsep hibridisasi (Chang, 2005: 312).
Orbital hibrida yang terbentuk melibatkan orbital-d dan senyawa yang terbentuk
tergolong superoktet. Contoh molekul dengan bentuk trigonal bipiramida adalah PCl5 dan
contoh molekul oktahedral adalah SF6.
Molekul PCl5 dengan atom P sebagai atom pusat. Konfigurasi elektronnya 15P: 1s2 2s2
2p6 3s2 3p3 3d0. Hibridisasi satu orbital 3s, tiga orbital 3p dan satu orbital 3d menghasilkan
lima orbital hibrida sp3d dengan struktur trigonal bipiramida yang simetris. Kelima orbital
hibrida sp3d memiliki sifat-sifat menarik sebab ada dua orbital hibrida yang tidak setara.
Hibridisasi
Promosi elektron
Untuk meringkas hibridisasi sp, sp2, sp3 dan jenis-jenis lain dapat dilihat dalam Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Orbital Hibrida yang Penting dan Bentuknya
Orbital Atom
Asli dari
Pusat Atom
Hibridisasi
Dari Atom
Pusat
Jumlah
Orbital
Hibrida
Bentuk
Orbital
Hibrida
Contoh
s, p sp 2 Linier BeCl2
s, p, p sp2 3 Segitiga Datar BF3
s, p, p, p sp3 4 Tetrahedral CH4, NH4+
↑ ↑ ↑ ↑
Orbital sp3
↑↓ ↑ ↑ ↑
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
113
s, p, p, p, d sp3d 5 Segitiga
bipiramida
PCl5
s, p, p, p, d, d sp3d2 6 Oktahedral SF6
(Chang, 2005: 309)
b. Prosedur Hibridisasi Orbital Atom
Pada dasarnya, hibridisasi hanyalah perluasan teori Lewis dan model TPEKV (Teori
Pasangan Elektron Kulit Valensi). Untuk menentukan keadaan hibridisasi yang cocok pada
atom pusat dalam suatu molekul, seharusnya memiliki beberapa gagasan tentang geometri
molekul. Langkah-langkahnya adalah (Chang, 2005: 312):
1. Menggambar struktur Lewis molekul tersebut.
2. Meramalkan susunan pasangan elektron secara keseluruhan (baik pasangan elektron
ikatan maupun pasangan elektron bebas) dengan menggunakan model TPEKV (Teori
Pasangan Elektron Kulit Valensi).
3. Menurunkan hibridisasi atom pusat dengan mencocokkan susunan pasangan elekton
dengan yang terdapat pada orbital hibrida yang tercantum pada Tabel 2.1.
G. Model dan Metode Pembelajaran:
Model : Konvensional
Metode : Ceramah
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Alat tulis menulis (spidol, penghapus, buku tulis, pulpen).
b. Papan tulis.
c. Power point.
2. Sumber belajar
c. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
d. Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
114
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan
salam dan
membimbing siswa
untuk berdoa serta
absensi. (Tahap
persiapan)
2. Guru menyampaikan
judul materi yang
akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3. Guru memberikan
soal pretest sebelum
menjelaskan materi
yang akan
disampaikan.
4. Guru memotivasi
siswa agar fokus
dalam pembelajaran.
1. Siswa menjawab
salam dan berdoa.
2. Siswa menyimak
judul materi dn tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru.
3. Siswa mengerjakan
soal pretest yang
diberikan oleh guru.
4. Siswa mendengarkan
dengan baik.
15 Menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan
materi pelajaran serta
menjelaskan contoh
soal yang ada di buku
paket atau buku
pelajaran kimia
(Tahap penyajian).
2. Guru memberikan
siswa kesempatan
bertanya (Tahap
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa menanyakan
materi yang belum
dipahami.
60 Menit
115
asosiasi).
3. Guru memberikan
soal kepada seluruh
siswa.
3. Siswa mengerjakan
soal.
Elaborasi:
1. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
jawaban.
2. Guru memanggil
siswa untuk maju ke
depan kelas dan
mengerjawan jawaban
soal.
1. Siswa mengumpulkan
jawaban.
2. Salah satu siswa maju
ke depan menjawab
pertanyaan latihan.
Konfirmasi:
1. Guru memberikan
penguatan konsep
berdasarkan jawaban
siswa serta
memberikan catatan-
catatan penting
mengenai materi
pokok yang harus
dikuasai.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Penutup 1. Guru memberikan
soal posttest (Tahap
evaluasi)
2. Guru meminta salah
satu siswa untuk
menyimpulkan
(Tahap kesimpulan)
3. Guru meminta salah
satu siswa memimpin
doa sebelum pelajaran
1. Siswa mengerjakan
soal posttest.
2. Siswa mengikuti doa.
3. Siswa menjawab
salam dari guru.
15 Menit
116
ditutup.
4. Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Mengetahui
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Yudhi Astono, SP Marhayati
117
PEDOMAN VALIDASI SOAL PRE-TEST
(Penilaian validator)
Petunjuk :
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda (√) pada kolom tersedia
2. Makna poin validasi adalah Ya (berarti valid), Tidak (Berarti tidak valid)
3. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar/saran
4. Berilah tanda LD, LDP, atau TDL, pada kolom kesimpulan untuk setiap soal
Bidang
penelaah
Kriteria penelaah Nomor Soal Komentar/Saran
1 2
A b c d
A. Materi 1. Rumus soal sesuai dengan indikator
2. Batas jawaban atau ruang lingkup
diuji secara jelas
3. Isi materi yang dinyatakan sesuai
dengan tujuan pengukuran
4. Isi materi yang sesuai dengan
jenjang, jenis sekolah dan tingkat
kelas
B. Konstruksi 1. Rumus butir soal sudah
menggunakan tanda tanya / perintah
sesuai jawaban soal
2. Rumus butir soal sudah disertai
dengan pedoman penskoran
3. Rumus butir soal jelas dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda
C. Bahasa 1. Rumus butir soal sudah
menggunakan bahasa sederhana
2. Rumus soal tidak menimbulkan
penafsiran ganda atau salah mengerti
3. Soal menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar
Kesimpulan
Keterangan:
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dalam perbaikan
TLD : Tidak layak digunakan
Pontianak,
Validator
....................
Lampiran B-12
118
PEDOMAN VALIDASI SOAL POST-TEST
(Penilaian validator)
Petunjuk :
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda (√) pada kolom tersedia
2. Makna poin validasi adalah Ya (berarti valid), Tidak (Berarti tidak valid)
3. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar/saran
4. Berilah tanda LD, LDP, atau TDL, pada kolom kesimpulan untuk setiap soal
Bidang
penelaah
Kriteria penelaah Nomor Soal Komentar/Saran
1 2
A b c d
A. Materi 1. Rumus soal sesuai dengan indikator
2. Batas jawaban atau ruang lingkup
diuji secara jelas
3. Isi materi yang dinyatakan sesuai
dengan tujuan pengukuran
4. Isi materi yang sesuai dengan jenjang,
jenis sekolah dan tingkat kelas
B. Konstruksi 1. Rumus butir soal sudah
menggunakan tanda tanya / perintah
sesuai jawaban soal
2. Rumus butir soal sudah disertai
dengan pedoman penskoran
3. Rumus butir soal jelas dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda
C. Bahasa 1. Rumus butir soal sudah
menggunakan bahasa sederhana
2. Rumus soal tidak menimbulkan
penafsiran ganda atau salah mengerti
3. Soal menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar
Kesimpulan
Keterangan:
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dalam perbaikan
TLD : Tidak layak digunakan
Pontianak,
Validator
....................
Lampiran B-13
119
LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN
MEDIA QUESTION CARD
(Penilaian validator)
Petunjuk :
Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai !
No Kriteria Penilaian
RPP Komentar /
saran Ya Tidak
1. Rumus indikator mencerminkan kompetensi dasar yang diinginkan isi
yang diajarkan sesuai dengan indikator
2. Materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridsasi reaksi dapat
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Talk Write (TTW) berbantuan media question card
3. Langkah-langkah pembelajaran yang disusun sudah sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
berbantuan media question card
4. Alokasi waktu yang digunakan sudah sesuai sehingga model
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan
media question card dapat diterapkan
5. Isi RPP menggunakan bahasa yang baik dan benar
6. Isi RPP sudah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
7. Isi RPP tidak ada kata-kata yang menyinggung perasaan peserta didik,
misalnya menyebutkan kelemahan/kekurangan atau suatu kelompok
atau suku tertentu
Kesimpulan
Keterangan:
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dalam perbaikan
TLD : Tidak layak digunakan
Pontianak,
Validator
.....................
Lampiran B-14
120
LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CERAMAH
(Penilaian validator)
Petunjuk :
Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai !
No Kriteria Penilaian
RPP Komentar /
saran Ya Tidak
8. Isi RPP terdiri dari identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan, materi, model dan metode pembelajaran, media dan
sumber belajar, dan langkah pembelajaran.
9. Materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridsasi reaksi dapat
diajarkan menggunakan metode ceramah.
10. Langkah-langkah pembelajaran yang disusun sudah sesuai dengan
metode ceramah.
11. Alokasi waktu yang digunakan sudah sesuai metode ceramah dapat
diterapkan.
12. Isi RPP menggunakan bahasa yang baik dan benar
13. Isi RPP sudah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
14. Isi RPP tidak ada kata-kata yang menyinggung perasaan siswa,
misalnya menyebutkan kelemahan/kekurangan atau suatu kelompok
atau suku tertentu
Kesimpulan
Keterangan:
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dalam perbaikan
TLD : Tidak layak digunakan
Pontianak,
Validator
.....................
Lampiran B-15
121
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE
THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Nama Guru : Marhayati
Hari/tanggal :
Petunjuk : Amati tindakan guru selama pembelajaran berlangsung dan isi
lembar observasi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai
dibawah ini :
No Aspek yang diamati Pelaksanaan
Keterangan Ada Tidak ada
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam dan
berdoa
b. Guru mengabsensi kehadiran siswa
c. Guru mengadakan tanya jawab
sebagai apersepsi dan memotivasi
siswa
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan digunakan
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi yang akan
disampaikan
b. Guru membagikan 12 question card
yang memuat soal yang harus
dikerjakan oleh siswa
c. Guru meminta Siswa membaca
masalah yang ada dalam question
card dan membuat catatan kecil
secara individu (Think)
d. Guru membagi siswa dalam 6
kelompok (5 orang tiap kelompok)
e. Guru meminta siswa untuk diskusi
untuk memperoleh jawaban dari
question card (Talk)
f. Meminta Perwakilan kelompok
menyajikan hasil diskusi
kelompok( Wri t e )
g. Guru memberikan penghargaan
Lampiran B-16
122
kepada siswa
h. Guru melakukan evaluasi secara
individu
i. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa
j. Guru melakukan evaluasi secara
individu
3. Penutup
a. Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran
b. Doa penutup
123
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CERAMAH
Nama Sekolah : SMA Panca Bhakti Pontianak
Nama Guru : Marhayati
Hari/tanggal :
Petunjuk : Amati tindakan guru selama pembelajaran berlangsung dan isi
lembar observasi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai
dibawah ini :
No Aspek yang diamati
Pelaksanaan
Keterangan Ada Tidak
ada
1. Kegiatan Awal
e. Guru mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk
berdoa serta absensi (Tahap
persiapan).
f. Guru menyampaikan judul
materi yang akan di pelajari
serta menyampaikan tujuan
pembelajaran
g. Guru memberikan pretest
h. Guru memotivasi siswa agar
fokus dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a. Guru menjelaskan materi
pelajaran serta menjelaskan
contoh soal yang ada di buku
paket atau buku pelajaran
kimia (Tahap penyajian).
b. Guru memberikan siswa
kesempatan bertanya (Tahap
asosiasi).
c. Guru memberikan soal kepada
seluruh siswa
Elaborasi:
a. Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan jawaban
Lampiran B-17
124
b. Guru memanggil siswa untuk
maju ke depan kelas dan
mengerjakan jawaban soal
Konfirmasi:
a. Guru memberikan penguatan
konsep berdasarkan jawaban
siswa serta memberikan
catatan-catatan penting
mengenai materi pokok yang
harus dikuasai.
3. Penutup
a. Guru memberikan soal posttest
(Tahap evaluasi).
b. Guru meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan (Tahap
kesimpulan).
c. Guru meminta salah satu siswa
memimpin doa sebelum
pelajaran ditutup.
d. Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Pontianak,
Observer
................
125
PEDOMAN WAWANCARA SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana menurut anda tentang model
pembelajaran kooperatif tipe TTW ?
Apakah anda mengerti dengan materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi setelah
diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TTW ?
Apakah media question card membuat anda
bersemangat dalam melakukan diskusi ?
Apakah model pembelajaran tipe TTW
berbantuan media question card dapat
diterapkan pada materi yang lain ?
Lampiran B-18
129
HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) MODEL TTW BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD
VALIDATOR 1 VALIDATOR 2
VALIDATOR 3
Lampiran C-3
130
HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) MENGGUNAKAN METODE CERAMAH
VALIDATOR 1 VALIDATOR 2
VALIDATOR 3
Lampiran C-4
131
Skor Hasil Uji Coba Soal Posttest Kelas XII IPA SMA Panca Bhakti Pontianak
Nama
Siswa
2
Skor
Total
Kuad
rat
Skor
Total
X
X2 X X2 X X2 X X2 X X2
AS 10 100 20 400 20 400 15 225 20 400 85 7225
AA 15 225 20 400 20 400 20 400 15 225 90 8100
ADR 15 225 10 100 20 400 20 400 15 225 80 6400
BA 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
CYM 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
DT 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
DAM 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
EY 15 225 15 225 20 400 20 400 15 225 85 7225
EL 15 225 20 400 15 225 20 400 0 0 70 4900
ET 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
EN 15 225 20 400 20 400 15 225 20 400 90 8100
FOP 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
FGG 10 100 20 400 20 400 20 400 20 400 90 8100
FM 15 225 20 400 20 400 20 400 10 100 85 7225
IF 15 225 20 400 15 225 20 400 20 400 90 8100
IP 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
MOR 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
MA 15 225 20 400 15 225 20 400 20 400 90 8100
MSP 15 225 15 225 20 400 20 400 0 0 70 4900
MAT 15 225 20 400 20 400 15 225 20 400 90 8100
MF 15 225 20 400 20 400 20 400 15 225 90 8100
MFZ 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
MSW 15 225 20 400 20 400 15 225 20 400 90 8100
NH 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
RMS 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
SW 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
GAR 15 225 20 400 20 400 20 400 20 400 95 9025
JUMLA
H
395 5825 520 10150 525 10275 520 101
00
470 900 2430 2209
25
1
a b c d
Lampiran C-5
132
Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Posttest
Kelas XII IPA SMA Panca Bhakti Pontianak
A. Menentukan nilai Varians tiap item soal menggunakan rumus :
𝛔𝐭𝟐 =
∑𝐱𝟐 − (∑𝐱𝟐
𝐍)
𝐍
Keterangan :
𝛔t2 = varians
(∑x2) = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
∑x2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa
N = jumlah subjek
Varians soal No 1
a B c d
1,7 5,0 2,7 3,1 30,3
B. Jumlah Varians Butir Soal
Σσi2= 1,7 + 5,0 + 2,0 + 3,1 + 30,3
= 42,5
C. Jumlah Varians Total
𝛔𝐭𝟐 =
∑𝐱𝟐 − (∑𝐱𝟐
𝐍)
𝐍
= 𝟐𝟐𝟎𝟗𝟐𝟓 − (
𝟐𝟒𝟑𝟎𝟐
𝟐𝟕)
𝟐𝟕
= 220925 − 218,700
27
═ 82,4
Varians soal No 2
Lampiran C-6
133
D. Menghitung reliabilitas soal dengan rumus alpha :
𝐫𝟏𝟏= (
𝐤
𝐤−𝟏)(𝟏 −
∑𝛔𝐢
𝛔𝐭𝟐)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝛔i2 = jumlah varians butir soal
𝛔t2 = jumlah varians total
𝐫𝟏𝟏= (
𝐤
𝐤−𝟏)(𝟏 −
∑𝛔𝐢
𝛔𝐭𝟐)
𝐫𝟏𝟏= (
𝟓
𝟓−𝟏)(𝟏 –
𝟒𝟐,𝟓
𝟖𝟐,𝟒)
𝐫𝟏𝟏= (
𝟓
𝟒)(𝟏 − 𝟎,𝟓𝟏)
= 1,25 x 0,49
= 0,6125
134
Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 1 (Kelas Kontrol)
No Kode siswa Nilai pretest TT/T
1 AG 70 TT
2 AMP 30 TT
3 CM 40 TT
4 CCD 22,5 TT
5 DV 22,5 TT
6 EA 70 TT
7 FA 22,5 TT
8 FAA 30 TT
9 FE 55 TT
10 HR 0 TT
11 HN 40 TT
12 JK 23 TT
13 KL 75 T
14 LP 27,5 TT
15 LS 38 TT
16 MIM 40 TT
17 MA 75 T
18 NRP 30 TT
19 OM 25 TT
20 PO 55 TT
21 PW 55 TT
22 R 52,5 TT
23 RC 32,5 TT
24 RM 0 TT
25 RA 20 TT
26 RP 30 TT
27 RV 30 TT
28 RFR 22,5 TT
29 TA 32,5 TT
30 UI 25 TT
31 UT 50 TT
32 ZS 40 TT
Jumlah 1181
Rata-Rata 36,906
Lampiran C-7
135
Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 1 (Kelas Kontrol)
No Kode siswa Nilai postest TT/T
1 AG 75 T
2 AMP 30 TT
3 CM 35 TT
4 CCD 30 TT
5 DV 80 T
6 EA 60 TT
7 FA 52,5 TT
8 FAA 30 TT
9 FE 50 TT
10 HR 0 TT
11 HN 15 TT
12 JK 15 TT
13 KL 95 T
14 LP 67,5 TT
15 LS 40 TT
16 MIM 35 TT
17 MA 60 TT
18 NRP 45 TT
19 OM 45 TT
20 PO 55 TT
21 PW 75 T
22 R 75 T
23 RC 15 TT
24 RM 0 TT
25 RA 45 TT
26 RP 15 TT
27 RV 15 TT
28 RFR 25 TT
29 TA 33 TT
30 UI 35 TT
31 UT 55 TT
32 ZS 55 TT
Jumlah 1317
Rata-Rata 41,151
Lampiran C-8
136
Nilai Hasil Pretest Kelas XI IPA 2 (Kelas Eksperimen)
No Kode siswa Nilai pretest TT/T
1 ARS 12,5 TT
2 AS 32 TT
3 AK 75 T
4 A 30 TT
5 AN 30 TT
6 AA 75 T
7 BAK 30 TT
8 DFN 28 TT
9 DA 25 TT
10 HI 20 TT
11 HN 38 TT
12 HW 40 TT
13 IL 10 TT
14 MF 25 TT
15 MAR 10 TT
16 MVS 13 TT
17 NMS 30 TT
18 NRF 32,5 TT
19 NAP 27 TT
20 NDS 10 TT
21 NSD 17,5 TT
22 NM 35 TT
23 OTW 32,5 TT
24 RN 80 T
25 RS 25 TT
26 RO 20,5 TT
27 RN 38 TT
28 RA 25 TT
29 WSP 15 TT
30 WS 62,5 TT
Jumlah 994
Rata-Rata 31,466
Lampiran C-9
137
Nilai Hasil Postest Kelas XI IPA 2 (Kelas Eksperimen)
No Kode siswa Nilai postest TT/T
1 ARS 35 TT
2 AS 35 TT
3 AK 80 T
4 A 35 TT
5 AN 82,5 T
6 AA 77,5 T
7 BAK 77,5 T
8 DFN 82,5 T
9 DA 35 TT
10 HI 77,5 T
11 HN 77,5 T
12 HW 75 T
13 IL 75 T
14 MF 77,5 T
15 MAR 37,5 TT
16 MVS 77,5 T
17 NMS 35 TT
18 NRF 35 TT
19 NAP 77,5 T
20 NDS 82,5 T
21 NSD 77,5 T
22 NM 77,5 T
23 OTW 75 T
24 RN 35 TT
25 RS 75 T
26 RO 77,5 T
27 RN 77,5 T
28 RA 75 T
29 WSP 85 T
30 WS 75 T
Jumlah 1997,5
Rata-Rata 66,583
Lampiran C-10
138
LEMBAR PRETEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL DAN KELAS
EKSPERIMEN
TABEL PRETEST
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Tuntas 2 3
Tidak
Tuntas
30 27
Rata-rata 36,91 31,46
TABEL POSTTEST
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Tuntas 5 22
Tidak
Tuntas
27 8
Rata-rata 41,15 66,58
Lampiran C-11
139
A. Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol
Tests of Normality
kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
postest 1,00 ,094 32 ,200* ,976 32 ,677
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
B. Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Eksper
imen
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
postest 1,00 ,402 30 ,000 ,661 30 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
C. Uji U-mann whitney postest
Ranks
Kelas N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
postest eksperimen 30 41,00 1230,00
Kontrol 32 22,59 723,00
Total 62
Lampiran C-12
140
Test Statisticsa
postest
Mann-Whitney U 195,000
Wilcoxon W 723,000
Z -4,042
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,000
a. Grouping Variable: kelas
141
A. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Eksper
imen
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
pretest 1,00 ,211 30 ,001 ,829 30 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
B. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Tests of Normality
kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
pretest 1,00 ,154 32 ,051 ,933 32 ,048
a. Lilliefors Significance Correction
C. Uji U-mann whitney pretest
Ranks
Kelas N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
pretest eksperimen 30 28,12 843,50
Kontrol 32 34,67 1109,50
Total 62
Lampiran C-13
142
Test Statisticsa
pretest
Mann-Whitney U 378,500
Wilcoxon W 843,500
Z -1,434
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,152
a. Grouping Variable: kelas
143
HASIL PERHITUNGAN EFFECT SIZE
Menghitung effect size untuk melihat besarnya efektivitas model pembelaran kooperatif tipe
Think Talk Write (TTW) berbatuan media question card untuk meningkatkan hasil belajar
siswa digunakan rumus :
ES = 𝑋𝑒̅̅ ̅̅ −𝑋𝑐̅̅̅̅
𝑆𝑐
= 66,583−41,151
23,85
= 1,06
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Effect Size sebesar 1,06 berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, maka nilai Effect Size tesebut tergolong tinggi.
Lampiran C-14
155
HASIL WAWANCARA SISWA TERHADAP
PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH
Dengan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah
HARI/TANGGAL : Senin/25 September 2017
Peneliti : (M)
Narasumber : 6 siswa kelas XI IPA 1 SMA Panca Bhakti Pontianak
Kode siswa : S1; Siswa berkemampuan tinggi, S2; Siswa berkemampuan sedang, S3; Siswa
berkemampuan rendah
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana menurut anda tentang
pembelajaran menggunakan metode
ceramah ?
S1 :
- “Menurut saya, menggunakan
metode ceramah seperti ini sudah
biasa diterapkan di pelajaran-
pelajaran lain.”
- “kurang efektif, karena menurut
saya pembelajaran seperti ini
tidak dapat meningkatkan
kreativitas dan semangat dalam
belajar”
S2:
- “Menurut saya menggunakan
metode ceramah kurang aktif dan
karena kita sulit memahami apa
yang dijelaskan”
- “Kurang aktif, karena
menerapkan metode ceramah
membuat saya pasif untuk
belajar dan kurang bersemangat
Lampiran C-20
156
untuk mengikuti proses
pembelajaran ”
S3:
- “Menurut saya, menggunakan
metode ceramah bersifat
monoton sehingga menyebabkan
kegiatan pembelajaran tidak
maksimal”
- “Metode ceramah bersifat
monoton pada saat guru
menjelaskan membuat beberapa
siswa yang tidak mencatat
sehingga kurangnya materi yang
di dapatkan ”
Apakah anda mengerti dengan materi
yang diajarkan dengan menggunakan
metode ceramah?
S1:
- “Kurang mengerti karena metode
ceramah tidak membantu saya
dan tidak membuat saya
mempunyai rasa ingin tau
pelajaran yang saya ikuti”
- “Tidak mengerti, karena
menggunakan metode ceramah
tidak membantu saya menjadi
mengerti ketika diberikan soal-
soal”
S2:
- “Saya kurang memahami, karena
sub materi bentuk molekul
berdasarkan teori terlalu rumit
untuk dimengerti”
- “Kurang mengerti, karena materi
yang diajarkan sangat sulit untuk
di mengerti”
157
S3:
- “Sedikit paham, karena ada tahap
tanya jawab jadi membantu saya
sedikit mengerti”
- “Tidak mengerti, karena materi
yang diajarkan sangat sulit untuk
dimengerti”
Menurut anda, soal no berapa yang
anda tidak mengerti?
S1:
- “Nomor 2 bagian d”
- “Nomor 2”
S2:
- “Nomor 2 karena banyak tahap-
tahap yang akan dijawab seperti
menulis konfigurasi elektron,
keadaan awal dari suatu
senyawa”
- “Nomor 2, sulit untuk di
mengerti
S3:
- “Nomor 2, karena sulit untuk
menentukan mengalami ekstitasi,
menuliskan hibridisasi
senyawadan menetukan bentuk
molekul dari suatu senyawa””
- “Nomor 2”
158
HASIL WAWANCARA SISWA TERHADAP
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW BERBANTUAN
MEDIA QUESTION CARD
Dengan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah
HARI/TANGGAL : Senin/25 September 2017
Peneliti : (M)
Narasumber : 6 siswa kelas XI 2 IPA SMA Panca Bhakti Pontianak
Kode siswa : S1; Siswa berkemampuan tinggi, S2; Siswa berkemampuan sedang, S3; Siswa
berkemampuan rendah
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana menurut anda tentang model
pembelajaran kooperatif tipe TTW ?
S1 :
- “Menurut saya, model pembelajaran
seperti ini bisa dipraktikkan
dipelajaran seperti biasa, karena kita
dapat berpikir, berdiskusi, dan cara
menulis pertanyaan yang diberikan
mudah sehingga dapat dijawab
dengan benar dan santai”
- “Sangat efektif, karena menurut saya
pembelajaran seperti ini dapat
meningkatkan kreativitas dan
semangat dalam belajar”
S2:
- “Menurut saya model pembelajaran
kooperatif tipe TTW sangat baik
karena kita mudah memahami apa
yang dijelaskan”
- “Senang, karena melakukan cara
berpikir, diskusi, melatih menulis
Lampiran C-21
159
dengan pertanyaan yang ada di
question card”
S3:
- “Menurut saya, model pembelajaran
ini sangat baik digunakan karena
melakukan diskusi dengan
teman,sehingga materi mudah
dipahami”
- “Model pembelajaran ini baik dan
dapat meningkatkan semangat
belajar saya”
Apakah anda mengerti dengan materi
setelah diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW?
S1:
- “Sangat mengerti karena
pembelajaran kooperatif tipe TTW
sangat membantu saya dan membuat
saya mempunyai rasa ingin tau
pelajaran yang saya ikuti”
- “Paham, karena pembelajaran tipe
TTW membantu saya untuk
menjawab soal-soal yang saya
anggap sulit”
S2:
- “Saya cukup memahami, karena
adanya berdiskusi dengan teman
kelompok”
- “Paham, karena pembelajaran tipe
TTW membantu saya dalam
memahami materi yang dipelajari”
S3:
- “Sedikit paham, karena ada
diskusinya”
- “Paham, karena dapat bertanya
dengan teman. Bertanya dengan
160
teman dapat membantu saya dalam
memahami materi yang belum saya
paham”
Apakah media question card membuat anda
bersemangat dalam melakukan diskusi ?
S1:
- “Saya bersemangat karena media
question card menguji kecepatan
dan kemampuan saya dalam mencari
hasil yang benar”
- “Ya, karena dari media question
card kita dapat berdiskusi menjawab
soal-soal secara beruntun dan benar”
S2:
- “Saya bersemangat melakukan
diskusi menggunakan media
question card”
- “Ya, karena media question card
membuat menarik dalam melakukan
diskusi”
S3:
- “Iya bersemangat, karena soal di
media question card menguji
kecepatan kelompok dalam
menjawab soal tersebut”
- “Bersemangat, karena media
question card menarik”
Apakah model pembelajaran tipe TTW
berbantuan media couple card dapat
diterapkan pada materi yang lain ?
S1:
- “Bisa dan cocok untuk materi atau
pelajaran yang lain”
- “Iya, dapat diterapkan pada materi
yang lain, karena model
pembelajaran berbantuan media ini
adanya diskusi di dalam kartu
sehinggga dapat menjawab soal
161
yang dianggap sulit secara bersama-
sama
S2:
- “Iya, model pembelajaran ini dapat
membantu pembelajaran yang lain”
- “Bisa, karena model pembelajaran
dan media yang digunakan
merupakan pembelajaran yang
berkelompok dan bisa diterapkan
pada materi yang lain
S3:
- “Bisa, karena model pembelajaran
dan media ini dapat membantu
memahamai materi”
- “Iya bisa diterapkan pada materi
yang lain, karena dengan model dan
media ini kita dapat berdiskusi
dengan teman tentang kejelasan
materi yang diajarkan”
162
HASIL WAWANCARA SISWA TERHADAP
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
HARI/TANGGAL : Senin/25 September 2017
Narasumber : 3 siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak
Kode siswa : S1; S2; S3; Siswa tidak mencapai KKM
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana menurut kalian tentang
soal pretest dan posttest ?
S1: “Menurut saya soal pretest dan
posttest lumayan sulit”
S2: “Soal yang lumayan sulit”
S3: “Soalnya bagus dan terlihat
mudah,tetapi pada saat dikerjakan
merasa sulit”
Pada soal nomor berapa kalian merasa
kesulitan ?
S1: “Nomor 2”
S2: “Nomor 2 bagian d”
S3: “Nomor 2 ”
Mengapa kalian kesulitan dalam
menjawab soal tersebut ?
S1: “Soal pretest karena saya
belum mempelajari materi bentuk
molekul berdasarkan teori hibridisasi,
dan soal posttest untuk nomor 2 masih
belum paham dalam membuat
konfigurasi elektron, menggambarkan
elektron pada diagram orbital dan
menentukan jenis hibridisasi dari suatu
senyawa, karena pada saat ibu
menjelaskan saya tidak
memperhatikan bu“
S2: “Untuk soal pretest tentunya kami
Lampiran C-22
163
belum belajar, untuk soal posttest saya
belum memahami materi yang telah
ibu jelaskan, karena ibu terlalu cepat
pada saat menjelaskan, selain itu saya
malu untuk bertanya kepada teman
dan ibu”
S3: “Soal pretest sulit untuk dijawab
karena belum mempelajari materi
tersebut. Soal posttest sulit untuk
dijawab karena pada saat ibu
menjelaskan kami kurang
memperhatikan”
180
DOKUMENTASI UJI COBA SOAL di KELAS XII IPA 1
Hari/Tanggal : Selasa/12 September 2017
Membagikan postest kepada siswa Siswa mengerjakan soal postest
Siswa telah selesai mengerjakan soal postest
Lampiran E-6
181
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Hari/Tanggal: Rabu/13 September 2017
Siswa mengerjakan soal pretest
Proses Pembelajaran model kooperetif tipe TTW berlangsung
Lampiran E-7
184
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Hari/Tanggal: Rabu/20 September 2017
Pembukaan sebelum memulai proses pembelajaran Membagikan soal pretest
Siswa mengerjakan soal pretest
Lampiran E-8