download buletin indeks 2013

30
www.indeks-penerbit.com PT INDEKS Permata Puri Media Jl. Topaz Raya Blok C2 No. 16 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp: 021-58350047; Faks: 021-58350365 email: [email protected] www.indeks-penerbit.com Buku Baru 2013

Upload: ngodang

Post on 31-Dec-2016

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Download Buletin Indeks 2013

www.indeks-penerbit.com

PT INDEKSPermata Puri Media Jl. Topaz Raya Blok C2 No. 16 Kembangan Jakarta Barat 11610Telp: 021-58350047; Faks: 021-58350365email: [email protected]

Buku Baru 2013

Page 2: Download Buletin Indeks 2013

2 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 3 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Setelah 10 tahun berdirinya Indeks, kami telah siap untuk memperluas bidang

penerbitan di tahun-tahun mendatang. De ngan diterbitkannya buletin ini, maka

kami ingin menampilkan ide-ide baru dalam pendidik an, maupun informasi buku

baru dari Penerbit Indeks dan Akademia. Kami telah bertekad untuk menuju se-

buah penerbitan profesional, di mana Indeks tidak hanya menerbitkan buku umum

yang menghibur, kami juga ingin menyajikan buku-buku yang informatif, imajina-

tif, krea tif dan bermakna.

Fokus Indeks pada tahun mendatang adalah melayani kebutuhan informasi dan

ilmu bagi pendidik (orangtua, pembuat kebijakan pendidikan, guru, kepala seko-

lah dll), para profesional (akuntan, dokter, perawat, arsitek, manajer, entrepreneur,

musisi, seniman dll). Oleh karena itu kami telah menerbitkan buku-buku bestseller s

misalnya terjemahan dari seri buku dari Eric Jensen, Martha Kaufeldt, LouAnn John-

son, Oliver Sacks serta buku-buku dari penulis lokal terkenal misalnya Prof. Dr.

Conny Semiawan, Wijaya Kusumah, Dr. Yuliani, Drs.Thomas Sumarsan, Gantina

M.Psi, Dr. Pono dll.

Indeks akan tetap menyumbangkan kepada masyarakat, dengan terjemahan buku-

buku terlaris di tahun mendatang. Di antaranya adalah seri Pendidik an Keberbakat-

an dan Talenta, seri buku IFRS yang baru diterapkan di Indonesia, seri kamus saku,

serta buku sains dan matematika yang akan meningkat kan minat anak-anak dan

mahasiswa dalam bidang sains dan teknologi. Kami juga mempersiapkan buku-

buku panduan bagi guru untuk mendukung perubahan kurikulum Kemendiknas

yang akan diterapkan mulai tahun 2013.

Besar harapan kami bahwa dengan ilmu dan sumber daya yang dimiliki Indonesia,

negara ini akan tumbuh menjadi negara yang besar di masa mendatang.

Salam,

Anton Waldemar

Founder Penerbit Indeks

Daftar IsiPengantar 2

Daftar Isi 3

artikel Bambang Sarwiji, S.E.

Pendidikan dan Pembangunan Manusia Indonesia 4

Daniel Willingham & David Daniel (ASCD)Mengajarkan Apa yang Umum Dimiliki Siswa 9

Eric JensenMemahami Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak 16

Eric JensenPengajaran dan Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak: 10 Tips Paling Efektif 24

Wijaya Kusumah, M.Pd.Menjaga Sekolah Agar Tetap Unggul 32

Thomas Sumarsan, S.E. M.M.Semua Orang Dilahirkan Sebagai Individu yang Cerdas dan menjadi Juara atau Pemenang 37

informasi Buku

Seni dan Ilmu Pengajaran 40

Kecerdasan Multipel di dalam Kelas 41

Jawaban untuk Pertanyaan Sains 42

Mengapa Harus Belajar dengan Cerdas? 43

Manajemen dalam Pembelajaran 44

Cara-Cara Terbaik untuk Mengajar Reading 45

Anaesthesia on the Move 46

Hubungan Autentik 47

Pria yang Salah mengira Istrinya Sebagai Topi 48

Perpajakan Indonesia Edisi 3 49

Pengantar Bisnis 50

Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah 51

Panduan Lengkap Pekerjaan Sekretaris 52

Ekonomi Publik 53

Daftar Harga Buku 2012 - 2013 54

Pengantar

Page 3: Download Buletin Indeks 2013

4 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 5 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

BamBang Sarwiji

Pendidikan dan Pembangunan Manusia Indonesia

Oleh: Bambang Sarwiji, S.E.Chief Editor Penerbit Indeks Jakarta

Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses pemberian pengalaman melalui pengajaran dan pembe-lajaran yang berdampak membentuk pola pikir, pola perasaan, dan pola tindakan individu atau kelompok. Yang termasuk pengalaman pendidikan adalah ilmu pe-ngetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan nilai-nilai masyarakat.

Pada umumnya pendidikan dilakukan melalui sistem persekolahan dengan menggunakan kurikulum yang telah ditentukan sebelumnya untuk tiap-tiap di siplin akademis. Sasaran sistem persekolahaan adalah mengajar siswa cara berpikir, yang meliputi (1) cara menggunakan nalar untuk bertanya tentang hal-hal filosofis, (2) cara menyusun pertanyaan dan menerapkan metode ilmiah, (3) cara menggali in-telektualitas, dan (4) cara mencipta pelaku perubahan masyarakat yang positif.

Kurikulum adalah serangkaian pengajaran beserta isinya pada berbagai disi plin akademis yang ditawarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Kurikulum bersifat pre-scriptive (resep yang harus ditaati) dan disusun berdasar silabus umum yang merinci apa saja topik yang harus diajarkan, dan hingga taraf mana topik itu harus dikuasai.

Disiplin akademis adalah cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan secara for-mal di sekolah atau perguruan tinggi. Tiap-tiap disiplin biasanya memiliki sub-di-siplin atau cabang keilmuan. Contoh disiplin ilmu yang luas adalah matematika, ilmu komputer, ilmu alam, ilmu sosial, humaniora, dan sains terapan.

Jenjang Pendidikan dan apa Penekanannya

Jenjang pendidikan biasanya meliputi (1) prasekolah, (2) sekolah dasar, (3) sekolah lanjutan, (4) pendidikan tinggi.

PenDiDikan PrasekolaH Prasekolah adalah istilah untuk menyebut seko-lah bagi anak-anak yang belum cukup umur untuk masuk ke TK, biasanya umur 0 – 5 tahun. Pendidikan prasekolah mengajarkan dasar-dasar perkembangan yang se-hat dan pembelajaran seumur hidup, yang berupa anak harus dipenuhi kebutuhan-nya terkait (1) kesuksesan dan kebermaknaan; (2) kesenangan dan kegembiraan; (3) kebebasan berpendapat atau bertindak dan kebebasan memilih alternatif; dan (4) rasa menjadi anggota kelompok, hormat-menghormati, sayang-menyayangi.

Pada pendidikan prasekolah, anak masih bergantung sepenuhnya pada guru untuk memeroleh pengetahuan. Pembelajaran pada tahap ini menuntut pengem-bangan pengetahuan tentang fakta, keterampilan, dan pelatihan. Anak-anak

mencerna pe ngetahuan dari guru melalui panca inderanya. Pemerolehan penge-tahuan dilakukan melalui sejumlah kecerdasan: (1) visual/spatial (penglihatan 2 dan 3 dimensi), (2) musical/ritmic (irama musik), (3) bodily kinestetic (olah gerak tubuh). Pembelajar an melalui tiga kecerdasan tersebut menuntut guru melakukan: (1) demonstrasi, (2) manipulasi, (3) pengamatan, (4) pengukuran, (5) modifikasi perilaku ke arah tertentu, dan (6) mendorong anak agar tidak membedakan antara belajar dan bersenang-senang.

Bidang perkembangan yang diajarkan pada pendidikan prasekolah bervariasi dari negara ke negara, tetapi biasanya mencakup: (1) perkembangan pribadi, sosial, ekonomi, dan emosi; (2) perkembangan komunikasi, yang mencakup pemahaman akan bahasa tanda, berbicara, dan menyimak; (3) pengetahuan dan pemahaman akan dunia; (4) perkembangan kreativitas dan estetika; (5) kesadaran dan perkem-bangan matematika; (6) perkembangan dan kesehatan fisik; (7) bermain; (8) kerja tim; (9) keterampilan bantuan-diri; (10) keterampilan sosial; (11) pemikiran ilmiah; (12) seni kreasi dan sastra sederhana.

PenDiDikan Dasar Pendidikan dasar umumnya berupa pendidikan sela-ma enam tahun yang dimulai ketika anak berumur 5 atau 6 tahun. Sasaran utama pendidikan dasar adalah memeroleh kemampuan dasar pada bidang huruf dan angka,yang disertai dengan pembentukan fondasi sains, matematika, geografi, se-jarah, dan sains sosial lain.

Pendidikan dasar biasanya diselenggarakan di dalam kelas. Di situ siswa duduk berjajar lurus ke depan dari pagi hingga tengah hari, dari kelas 1 hingga kelas 6, dan akhirnya pindah ke pendidikan menengah. Tiap-tiap kelas diajar oleh satu orang guru yang mengajar hampir semua mata pelajaran. Siswa biasanya keluar ruang kelas untuk mengikuti pelajaran musik dan olahraga, yang dipimpin oleh guru non-kelas.

sekolaH menenGaH Tidak ada batasan yang pasti untuk memisahkan an-tara pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tetapi, biasanya sekolah mene-ngah dimulai ketika anak berusia 11 atau 12 tahun. Pendikan menengah kadang-kadang dibagi menjadi dua bagian, dan bagian kedua dimulai ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Di Indonesia, sekolah menengah pertama (tiga tahun pada bagian pertama) merupakan bagian dari program wajib belajar sembilan tahun. Adapun bagian kedua pendidikan menengah di Indonesia berupa SMA atau SMK.

Tujuan pendidikan menengah adalah memberikan pengetahuan umum untuk menyiapkan diri masuk ke pendidikan tinggi atau ke profesi tertentu.

PenDiDikan tinGGi Sebagian lulusan pendidikan menengah melanjutkan belajar ke pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi meliputi: (1) undergraduate atau S1, (2) graduate atau S2, (3) post-graduate atau S3, dan (4) pendidikan dan pelatihan vokasi (mis. pendidikan dokter spesia lis). Pendidikan tinggi biasanya dicirikan de-ngan kegiatan: (1) pengajar an, (2) riset, (3) karya terapan (mis. kedokteran), dan (4) pelayanan sosial.

Lulusan perguruan tinggi penting bagi penyediaan tenaga terdidik dan terlatih yang berguna untuk pembangunan bangsa. Perlu diketahui, pembangunan bangsa

Page 4: Download Buletin Indeks 2013

6 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 7 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

dilakukan dengan memanfaatkan sains dan teknologi dan dilakukan oleh orang yang terdidik dan terlatih. Pendidikan tinggi yang diselenggaran secara efektif dan efisien akan mampu memasok orang yang terdidik dan terlatih ini.

Pendidikan dan HDi indonesia

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) biasanya diukur dengan mutu pendidik-an, kesehatan, dan penghasilan yang dicapai masyarakat di negara bersangkutan. Ukuran yang sering digunakan untuk membandingkan kemajuan pembangunan SDM antar-negara adalah Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index, HDI).

HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDi) Alat ukur ini dipakai oleh UNDP untuk melihat pembangunan yang dicapai oleh sejumlah negara. HDI memering-kat prestasi sejumlah negara berdasarkan penghasilan, pendidikan, dan kesehatan. HDI merupakan penyempurnaan dari alat ukur pendapatan per kapita.

Menurut data HDI per November 2011, kemajuan pembangunan SDM Indone-sia ada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Perhatikan Tabel 1 dan 2.

tabel 1. Peringkat HDI Negara ASEAN

negara asean Peringkat HDi

Singapura 26

Brunei Darussalam 33

Malaysia 61

Thailand 103

Filipina 112

Indonesia 124

Vietnam 128

Laos 138

Kamboja 139

Timor Leste 147

Myanmar 149

tabel 2. Peringkat HDI Negara Paling Maju

negara Paling maju Peringkat HDi

Norwegia 1

Australia 2

Belanda 3

AS 4

Selandia Baru 5

Irlandia 7

Liechtenstein 8

Swedia 10

Swiss 11

Jepang 12

Hong Kong 13

Dari dua tabel tersebut dapat kita lihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia In-donesia masih belum menggembirakan. Ini berarti bahwa masih banyak PR yang harus kita selesaikan untuk memajukan bidang pendidik an, kesehatan, dan pereko-nomian.

Pendidikan Indonesia akan menjadi semakin maju jika ada kerja sama antar pemangku kepentingan (stakeholders) pada bidang pendidikan. Pemerintah khusus-nya Kemendiknas dan Kemenag, lembaga pendidikan negeri dan swasta, dan ma-syarakat termasuk penerbit harus secara si nergis melakukan tugas masing-masing secara baik untuk mencapai kemajuan bersama.

Untuk memajukan pendidikan, maka perlu ada perbaikan kurikulum, yang di-ikuti dengan implementasi yang memadai pada jenjang SD, SMP, SMA/SMK, dan perguruan tinggi. Pelatihan guru dan dosen menjadi unsur penentu kemajuan pen-didikan.

Ketersediaan buku pelajaran, buku ajar, dan buku referensi yang bermutu tinggi juga menjadi keharusan demi pencapaian kemajuan pendidikan Indonesia. Kami, Penerbit Indeks, tentu ingin ikut serta memajukan pendidikan Indonesia dengan memfasilitasi terbitnya buku ajar dan buku pendukung lain karya penulis global. Selain itu, kami juga memfasilitasi terbitnya buku-buku bermutu karya anak bang-sa. Kemitraan dengan sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga keilmuan lain selalu kami upaya kan demi terciptanya buku-buku berkualitas tinggi yang bermanfaat un-tuk membangun manusia Indonesia.

Sekian tulisan kami. Salam Pendidikan.

BamBang Sarwiji BamBang Sarwiji

Page 5: Download Buletin Indeks 2013

8 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 9 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

referensi

Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/EducationHigher Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Higher_educationHuman Development Index. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Human_De-

velopment_IndexHuman Development Reports. Diakses dari http://hdr.undp.org/en/statistics/hdi/International Human Development Indicators. Diakses dari http://hdr.undp.org/en/

statistics/Preschool Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Preschool_educa-

tionPrimary education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Primary_educationSecondary Education. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Secondary_educa-

tion

Mengajarkan Apa yang Umum Dimiliki Siswa

Oleh: Daniel Willingham & David Daniel (ASCD) Daniel Willingham adalah profesor and direktur Program Pascasarjana,

Fakultas Psikologi, University of Virginia, Charlottesville.

David Daniel adalah profesor psikologi,

James Madison University, Harrisonburg, Virginia.

ASCD (Association for Supervisor and Curiculum Development,

Asosiasi untuk Supervisi dan Pengembangan Kurikulum)

Penelitian memperlihatkan bahwa pengajaran yang digerakkan oleh karakteristik pembelajaran yang sama dapat lebih efektif, daripada pengajaran yang berfokus pada perbedaan individu.

Ilmuwan dan penyair melihat dunia dengan cara yang berbeda. Ilmuwan berfokus pada daya prediksi dan keteraturan; oleh karena itu mereka berminat ke bagaimana entitas yang tampaknya berbeda melakukan hal yang sebenarnya sama. Penyair lebih sering berminat ke individu, yang unik. Carl Linnaeus (ilmuwan biologi) me-lihat kupu-kupu dan memikirkan cara yang menyamakan kupu-kupu itu dengan serangga lain, bahkan hewan lain yang lebih mirip dengan kupu-kupu, sehingga dapat saling tertukar dengan kupu-kupu pada spesies yang sama. Robert Frost (pe-nyair) melihat kupu-kupu dan melihat sesuatu yang bernilai pada eleginya.

Dua perspektif tersebut memiliki nilai, tetapi dua tokoh tersebut menunjukkan tantangan bagi pendidik: Bagaimana kita berpikir tentang individualitas para siswa?

Bagaimana Berpikir tentang Perbedaan

Pada satu sisi, jika kita berpikir seperti ilmuwan dan berfokus sepenuhnya pada apa kesamaan para siswa, kita cenderung menamainya “praktik terbaik’ yang kita ang-gap dapat diterapkan ke semua siswa, dan dengan terlalu bersemangat menerapkan praktik itu ke siswa yang jelas tidak mendapat manfaat dari praktik itu. Pada sisi lain, jika kita berpikir seperti penyair dan berfokus sepenuhnya pada individualitas siswa, kita tidak akan mendapat manfaat dari pengalaman masa lalu. Jika setiap anak adalah benar-benar unik, maka ketika saya merenungkan cara mengajari Ti-ffany saya tidak akan yakin bahwa dia akan mendapat manfaat dari metode yang telah saya gunakan dengan sukses pada siswa lain.

Jika disodori dua ekstrem tersebut, orang sering berasumsi bahwa langkah yang bijaksana terletak di tengah-tengahnya. Tetapi kita mengatakan bahwa kompromi itu tidak terjadi di sini. Kita jangan mengimpikan adanya pembelajaran yang ber-gantung pada seberapa unik dan seberapa sama, dan kemudian menentukan ti-tik yang ke situlah kita anggap seluruh anak ditempatkan. Melainkan, kami me-

BamBang Sarwiji

Page 6: Download Buletin Indeks 2013

10 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 11 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

nyarankan tiga kelompok perbedaan yang dapat diterapkan ke karakteristik yang berbeda-beda pada anak.

kelompok 1: Karakteristik yang semua siswa punya. Semua siswa benar-benar memiliki sejumlah hal yang sama. Kenyataannya, akan mengherankan jika mere-ka tidak memiliki kesamaan. Secara umum, kita tidak berharap manusia individu akan berbeda secara radikal seperti cara perut berpartisipasi ke penyerapan makan-an atau jantung berkontribusi ke sirkulasi darah. Kemudian, mengapa tidak ada kesama an pada fitur dasar kognisi, perkembangan, emosi, dan motivasi?

kelompok 2: Karakteristik yang berbeda-beda antar siswa, tetapi dapat diklasifi-kasi. Sejumlah karakteristik yang sering berbeda antar siswa dapat menjadi kategori penting yang dapat kita gunakan mengelompokkan individu. Ide ini menjadi inti teori gaya belajar, yang bermuara pada adanya empat kategori gaya belajar yang membagi semua siswa individu ke empat kelompok itu. Siswa di dalam kategori ter-tentu agak sama, dan siswa pada kategori yang berbeda adalah kurang sama. Con-toh lain pendekatan ini adalah pengkategorian siswa menurut tingkat kemampu an atau minat mereka.

Ide pengkategorian siswa terdengar agak kurang enak. Mengapa kita tidak mem-perlakukan tiap-tiap anak sebagai individu? Kita ingin mengkategorikan anak de-ngan alasan yang sama dengan cara kita mengkategorikan segala sesuatu apapun: Pengkategorian memungkinkan kita menerapkan pengalaman kita. Anggaplah bah-wa apel manapun yang saya lihat adalah unik; saya tidak pernah melihat apel ter-tentu itu sebelumnya. Tetapi meskipun mengetahui keunikannya, saya dapat mengi-dentifikasi sejumlah fitur yang memungkinkan saya dengan yakin menempatkannya ke kategori “apel,” dan melakukan hal ini berarti bahwa saya mengatahui jauh lebih banyak tentang apel: saya tahu ia memiliki biji di dalamnya, saya tahu bahwa ia dapat dibuat pie yang lezat, dst.

Hal yang sama, jika saya mengkategorikan siswa sebagai memiliki gangguan spektrum autisme berdasar pada sejumlah fitur siswa itu yang dapat diamati, peng-kategorian itu dapat menceritakan kepada saya sejumlah hal tentang siswa itu yang menjadikan saya mampu mengajar dia dengan lebih efektif.

Karena itu pengkategorian memiliki sejumlah kelebihan, tetapi saya akan me-lakukan pengkategorian itu di bawah kondisi spesifik tertentu. Siswa akan meraih manfaat hanya jika: (1) kategori itu bermakna; yakni, anak di dalam kategori terten-tu adalah lebih sama daripada dengan anak dari kategori berbeda; (2) Saya menge-tahui mana fitur yang harus diberi perhatian sehingga saya dapat mengkategorikan anak dengan sukses; dan (3) pembedaan yang ditarik berdasar kategori itu memiliki makna di bidang pendidikan; yakni, rencana saya memperlakukan siswa secara berbeda-beda berdasar kategori itu berarti, bahwa setiap orang pada tiap-tiap ka-tegori belajar dengan lebih baik.

kelompok 3: Karakteristik yang berbeda-beda antar siswa dan tidak dapat di-klasifikasikan. Sejumlah karakteristik siswa ada sangat dalam di individu, dan guru cenderung tidak menemukan cara yang bermanfaat untuk mengelompokkan siswa berdasar karakteristik ini. Contohnya adalah pengalaman latar belakang siswa dan

kepribadian mereka. Apa yang harus dilakukan guru terkait kelompok 3 ini tampak relatif kontroversial. Guru yang sukses segera mengetahui siswa mereka sebagai individu –memahami citarasa dan keanehan mereka.

Semua tiga kelompok perbedaan tersebut berpotensi penting bagi kesuksesan pengajaran. Tetapi kami berpendapat bahwa pendidik harus memberikan perhatian yang lebih besar ke kelompok pertama—cara yang membuat semua siswa adalah sama. Bukti penelitian yang ada sangat mendukung pengetahuan kita tentang ciri umum pikiran siswa (Pashler et al., 2007; Willingham, 2009), sedangkan bukti un-tuk mengkategorikan siswa jauh kurang pasti.

karakterisik umum siswa

Maka apa jenis karakteristik yang kita anggap dimiliki semua anak? Karakteristik kognisi umumnya muncul dengan dua variasi: (1) hal yang diperlukan agar sistem kognisi bekerja dengan efektif, dan (2) metode yang tampak berjalan baik untuk membantu sebagian besar anak memenuhi kebutuhan tersebut. Mengindentifi-kasi yang pertama agak mirip dengan menspesifikkan vitamin, mineral, dan un-sur diet sehat lain; kita akan menyebut hal ini sebagai wajib ada. Mengidentifikasi yang kedua adalah seperti menyarankan makanan yang tinggi unsur wajibnya dan bagaimana cara memasukkan makanan ini ke diet kita; kita akan menyebut hal ini sebagai sebaiknya ada.

Penunjukan ke kebutuhan kognisi (wajib ada), tidak berarti memaksakan metode pedagogi atau rencana pelajaran tertentu (sebaiknya ada). Penunjukan kebutuhan kognisi itu baru sekadar mendaftar protein sebagai esensial bagi pemeliharaan ke-sehatan, contohnya, dan kita belum meresepkan mana makanan kaya protein yang akan dihidangkan. Penunjukan kebutuhan kognisi itu baru merupakan resep yang belum spesifik.

Mari kita lihat sejumlah contoh karakteristik yang memengaruhi pembelajaran.

Wajib ada

Pengetahuan fakta. Agr dapat berpikir kritis terhadap sains, sejarah, atau sastra, kita memerlukan banyak pengetahuan bidang spesifik (Penner & Klahr, 1996). Contoh-nya, salah satu keterampilan berpikir pada sains adalah mengenali pentingnya hasil yang anomali. Hasil yang mengejutkan memberi tahu Anda ada hal yang harus dipelajari pada data itu. Tetapi Anda jangan terkejut atas hasilnya ketika Anda be-lum membuat prediksi, dan Anda memerlukan pengetahuan bidang spesifik untuk membuat prediksi.

Berikut contoh sederhananya. Andaikan guru menyusun demonstrasi untuk menciptakan minat terhadap konsep apakah cairan dapat bercampur. Guru memin-ta siswa mencampur air suling dan minyak zaitun. Kemudian dia meminta mereka mencampur air suling (dengan pewarna makanan biru ke dalamnya) dan larutan air-dan-garam (dengan pewarna makanan merah). Siswa tesebut mencatat bahwa

Daniel willingham & DaviD Daniel Daniel willingham & DaviD Daniel

Page 7: Download Buletin Indeks 2013

12 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 13 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Daniel willingham & DaviD Daniel Daniel willingham & DaviD Daniel

campuran pertama (air dan zaitun) dengan cepat terpisah menjadi dua lapisan yang dapat dilihat, sedangkan campuran air-dan-garam tidak terpisah. Tetapi jika siswa tidak tahu bahwa cairan dengan kepadatan berbeda akan terpisah, mereka tidak akan sangat terkejut atau merasa aneh terhadap demonstrasi itu. Siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan berpikir yang terpisah dari bidang lain; mereka per-lu mengembangkan keterampilan berpikir dan sekaligus memeroleh pengetahuan bidang spesifik (Willingham, 2007).

Berlatih. Penting siswa berlatih sejumlah pengetahuan dan keterampilan hing-ga mereka menjadi otomatis – yang tersedia dengan segera dari memori, tanpa menuntut sumber daya perhatian yang berharga (dan terbatas jumlahnya). Matema-tikawan dan filsuf hebat Alfred North Whitehead (1911) membuat pendapat ini sangat jelas dengan mencatat bahwa meskipun kita terdesak untuk membiasakan memikirkan apa yang kita kerjakan, “Yang terjadi adalah benar-benar sebaliknya. Peradaban menjadi maju karena meluasnya jumlah operasi penting yang dapat kita lakukan tanpa memikirkannya”(p. 61). Contohnya, siswa harus mengetahui fakta matematika secara otomatis sehingga tidak harus menghitung jumlah atau hasil perhitungan sederhana tiap-tiap waktu perhitungan itu diperlukan pada pada soal yang lebih besar (Hecht, 2002). Cara terbaik mendapatkan pengetahuan itu adalah dengan mengerjakan latihan.

Umpan balik dari sumber yang banyak pengetahuan. Tanpa umpan balik, orang tidak dapat membaik keterampilannya – keterampilan berpikir, musik, atletik, dan apapun. Kadang-kadang umpan balik tesebut menyatu dengan kinerja. Pela-wak yang audiensnya melotot kagum atau justru pergi meninggalkan panggung mendapatkan umpan balik yang jelas tentang aktingnya, dan siswa yang berusaha memecahkan persamaan aljabar memiliki setidaknya sejumlan penyataan apakah ia mencapai jawaban yang benar. Tetapi pada dua kasus tersebut, mengetahui bah-wa hal tertentu tidak berjalan dengan baik adalah tidak sama dengan mengetahui bagaimana melakukan hal tertentu dengan lebih baik.

Ketika siswa memelajari keterampilan baru, seperti menulis paragraf yang baik atau menganalisis domumen sejarah tertentu, mereka memerlukan orang yang le-bih banyak pengetahuan untuk memberikan umpan balik. Semakin cepat umpan balik itu diperoleh, semakin baik. Untuk satu hal, jika umpan balik muncul lama setelah tugas tertentu selesai dilakukan, siswa mungkin telah kehilangan motivasi atas tugas itu. Untuk hal lain, siswa mungkin melupakan proses berpikir yang lekat ke tugas itu dan karena itu akan mengalami kesulitan untuk mengingat mengapa pilihannya tampak sebagai ide yang bagus pada waktu itu.

sebaiknya ada

Mengatakan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan fakta adalah sangat baik, tetapi apa yang dapat dilakukan pendidik untuk mencapai sasaran ini? Sekali lagi, berdasar karakteristik pembelajaran yang umum berlaku pada semua siswa, berikut

sejumlah hal yang sebaiknya dilakukan, yang sebagian besar akan membantu siswa mendapatkan pengetahuan fakta yang wajib mereka miliki.

Distribusikan waktu belajar. Salah satu strategi untuk membuat pembelajaran fakta lebih efektif adalah mendistribusikan waktu belajar. Yakni, jika pelajaran kelas 9 akan dilakukan total 60 menit di kelas dengan memelajari kosakata bahasa Ing-gris, akan lebih baik untuk mendistribusikan 60 menit itu ke tiga sesi 20 menit pada hari yang berbeda, bukannya menjejalkan semua 60 menit ke satu hari. Bahkan yang lebih penting, siswa harus memelajari ulang materi ini beberapa minggu atau bulan kemudian (Cepede, Pashler, Vul, Wixted, & Rohrer, 2006).

Berlatihlah untuk mengingat kembali fakta. Temuan laboratorium lain tentang pembelajaran yang tampaknya dapat diterapkan dengan baik ke kelas adalah man-faat menanyai diri sendiri. Kebenaran yang mengejutkan adalah menanyai ulang memori seseorang sebagai upaya untuk menempatkan informasi tertentu adalah cara yang unggul untuk memastikan, bahwa pengetahuan itu menjadi lekat secara permanen di memori.

Andaikan masing-masing dari dua kelas sains memiliki tugas selama dua hari tentang magnet. Pada hari ketiga, siswa pada kelas pertama mendengarkan guru mengulas kembali prinsip yang diilustrasikan oleh tugas itu, sedangkan siswa di ke-las kedua menjawab serangkaian pertanyaan yang mendorong mereka mengingat sendiri prinsip itu. Maka kelas kedua akan mengingat prinsip itu dengan lebih baik. Ini terjadi karena setelah sesuatu ada di memori, Anda lebih siap mengingat materi itu daripada jika Anda memelajarinya kembali (Roediger & Butler, 2011).

Buat siklus di antara konkret dan abstrak. Berikut contoh akhir yang sebaiknya dilakukan. Konsep abstrak—seperti adaptasi pada biologi, variabel pada matema-tika, atau ironi pada sastra—adalah beberapa hal yang paling sulit untuk diajarkan. Beberapa studi penelitian menunjukkan jalur paling baik untuk membantu siswa memahami konsep sulit seperti itu. Jawabannya tidak menekankan pada abstrak atau pada konkret, melainkan dengan mensikluskan ulang atau mengatur ulang urutan di antara contoh konkret dan prinsip abstrak, dengan lebih menyukai banyak contoh yang beragam (Kayuga, Chandler, Touvinen, & Sweller, 2001).

Contohnya, salah satu definisi abstrak tentang adaptasi adalah perubahan pada organisme untuk membuatnya lebih sesuai dengan keadaan sehingga dapat hidup dengan sukses di lingkungan tertentu. Guru dapat menawarkan beragam contoh. Fitur tubuh dapat berubah agar mampu memanfaatkan sumber makanan, seperti yang diamati Darwin pada perubahan paruh burung pelatuk ketika jenis biji yang berbeda berkurang atau bertambah persediaannya. Adaptasi dapat berupa simbio-sis, seperti yang dilihat pada hubungan di antara ikan clownfish dan sea anemone; clownfish memangsa hewan invertebrata yang dapat menghancurkan sea anem-one, dan dia memeroleh perlindungan dari predator melalui sel penyengat pada anemone. Memadukan secara berkelanjutan contoh seperti itu dengan deskripsi abstrak prinsip tertentu membantu siswa mengenali prinsip itu ketika mereka akhir-nya terlibat pada konteks yang berbeda.

Page 8: Download Buletin Indeks 2013

14 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 15 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Pilihan latihan

Jelas, ada banyak contoh dari literatur kognisi dan pendidikan tentang prinsip yang nyaris universal yang dengan prinsip itu guru yang baik dapat membentuk latihan-nya. Kenyataannya, pengamatan dari dekat kelas guru yang berkaliber tinggi akan mengungkap sejumlah interaksi prinsip ini pada waktu tertentu kapanpun. Karena banyak prinsip ini didukung oleh konsensus yang signifikan pada literatur ilmiah dan juga tercermin pada pengetahuan terapan, kita dapat dengan cukup yakin me libatkan diri kita sendiri untuk membahas dan menyebarkannya secara kreatif. Sebaliknya, pengamatan bahwa tidak setiap siswa dapat melakukan segala hal de-ngan cara yang sama pada waktu yang persis sama jangan sampai mengakibatkan reaksi berlebihan untuk sangat mengindividualisasikan kurikulum.

Pengajaran yang dilakukan menurut karakteristik pembelajaran yang sama dan bukannya menurut perbedaan individu dapat dengan jelas meningkatkan efisiensi dan menghasilkan manfaat karena guru tidak lagi perlu mengajarkan pelajaran yang berbeda ke siswa yang masuk ke kategori berbeda. Tetapi penghematan biaya lainnya adalah lebih penting lagi—biaya kegagalan. Meskipun karakteristik yang dimi liki siswa didokumentasikan dengan sangat baik, sifat perbedaan siswa tidak pernah didokumentasikan. Karena itu, memfokuskan pengajaran semata-mata pada perbedaan tidak seefektif yang diharapkan orang. Lebih lanjut, teori perbedaan in-dividu lazimnya menekankan pada perspektif yang lebih longgar dan kontekstual, dengan memakai kategori statis yang tidak efektif, karena tidak memungkinkan un-tuk lugas. Yakni, siswa tertentu mungkin memprosee pelajaran sains secara berbeda daripada yang dilakukannya pada seni atau sejarah. Jika siswa ini ditempatkan ke kelompok yang sama pada dua mata pelajaran spesifik itu, kita benar-benar meng-hancurkan proses pembelajaran siswa itu.

Tentu, siswa akan berbeda menurut bagaimana mereka menanggapi dan men-dapat manfaat dari strategi pengajaran tertentu pada mata pelajaran tertentu. Tidak diragukan lagi siswa memiliki perbedaan individu karena situasi dan kelebih-suka-an siswa tersebut. Dan tidak ada keraguan bahwa guru yang efektif mengatasi per-bedaan ini dengan menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai pedoman.

Tetapi ketika kita harus menerapkan penelitian ke kelas, tampaknya tidak disaran kan untuk mengkategorikan siswa ke kelompok yang semakin lama sema-kin khusus berdasar perbedaan yang remeh. Hal ini terjadi karena sains pendidi-kan dan kognisi telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menggambarkan kompetensi inti yang dimiliki semua siswa. Guru dapat membuat upaya yang hebat untuk memperbaiki pencapaian siswa dengan menyebarkan hasil penelitian dan pengajaran yang bersifat umum, bukannya berbeda.

referensi

Cepeda, N. J., Pashler, H., Vul, E., Wixted, J. T., & Rohrer, D. (2006). Distributed practice in verbal recall tasks: A review and quantitative synthesis. Psychological Bulletin, 132, 354–380.

Hecht. S. A. (2002). Counting on working memory in simple arithmetic when count-ing is used for problem solving. Memory and Cognition, 30, 447–455.

Kalyuga, S., Chandler, P., Tuovinen, J., & Sweller, J. (2001). When problem solving is superior to studying worked examples. Journal of Educational Psychology, 93, 579–588.

Pashler, H., Bain, P., Bottge, B., Graesser, A., Koedinger, K., McDaniel, M., & Met-calfe, J. (2007). Organizing instruction and study to improve student learning (NCER 2007-2004). Washington, DC: Institute of Education Sciences, U.S. De-partment of Education.

Penner, D. E., & Klahr, D. (1996). The interaction of domain-specific knowledge and domain-general discovery strategies: A study with sinking objects. Child Deve-lopment, 67, 2709–2727.

Roediger, H. L., & Butler, A. C. (2011). The critical role of retrieval practice in long-term retention. Trends in Cognitive Sciences, 15, 20–27.

Whitehead, A. N. (1911). An introduction to mathematics. New York: Henry Holt.Willingham, D. T. (2007, Summer). Critical thinking: Why is it so hard to teach?

American Educator, 8–19.Willingham, D. T. (2009). Why don't students like school?. San Francisco: Jossey-

Bass.

Daniel willingham & DaviD Daniel Daniel willingham & DaviD Daniel

Page 9: Download Buletin Indeks 2013

16 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 17 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Memahami Pembelajaran Berbasis Cara Kerja Otak

Oleh: Eric Jensen mantan guru, yang mengajar SD hingga universitas, dan baru-baru ini telah menyelesaikan program

doktor (S3) pada bidang perkembangan manusia. Beliau tinggal di Maunaloa, Hawaii, AS.

dari Brain-Based Teaching pada tanggal 14 Februari 2012

apa maksudnya Pengajaran berbasis Cara kerja otak?

Saya sering ditanyai mengenai hal ini... jadi saya ingin memberikan penjelasan mengenai apa sebenarnya Pengajaran berbasis Cara Kerja Otak itu, agar dapat men-jadi lebih jelas dan menghilangkan mitos dan miskonsepsi mengenai hal ini.

Pendidikan Berbasis Cara Kerja Otak (brain-based teaching) adalah pelibatan se-cara aktif strategi-strategi praktis yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajar-an dan perilaku yang didapatkan dari neurosains.

Semua guru menggunakan berbagai strategi; bedanya adalah strategi yang Anda gunakan adalah sains yang sejati, bukan karena orang lain mengatakan begitu.

Salah satu contoh prinsip ini mungkin adalah ...”Otak berubah berdasarkan peng alaman.” Sains mengatakan BAGAIMANA otak berubah sebagai respons dari pengalaman. Strategi-strategi tersebut didasarkan pada apa yang telah kita pelajari dari penelitian mengenai cara otak berubah.

Banyak pertanyaan diajukan mengenai keandalan penelitian otak untuk pelatih-an atau penerapan di kelas. Skeptisme yang konservatif dan penuh kehati-hatian secara alami akan membuat kita enggan memanfaatkan segala hal baru. Pengambil risiko yang terlalu curiga atau terlalu impulsif secara alami akan mencoba hampir semua hal, berdasar pengetahuan atau tidak.

Posisi kami adalah membiarkan neurosains itu berbicara sendiri.Pendidik yang didukung informasi yang lebih baik biasanya akan membuat kepu-

tusan yang lebih baik. Kami mengumpulkan hasil penelitian, membuat kesimpul-an, dan memberikan saran. Setiap upaya tersebut dilakukan dengan memilihnya dari sumber andal yang memberikan data pendukung. Jika sejumlah studi peneliti-an berlawanan hasilnya, kami akan mengatakan seperti itu atau tidak menyajikan-nya ke Anda. Anda perlu menjadi hakim ketua mengenai apakah atau bagaimana penelitian itu sesuai dengan iklim pembelajaran khusus Anda.

Orang harus berhati-hati dan cermat dalam cara menafsirkan penelitian dan akhirnya menggunakannya. Kebijakan kami adalah mencari basis penelitian neuro-sains dan memadukannya dengan data dari psikologi terapan atau sains kognisi. Jika ada banyak studi penelitian, dengan sampel yang baik dan bukti yang jelas, Anda akan mendengar penjelasan itu.

Kami tidak akan berkata, “Penelitian otak membuktikan ...” karena semua pene-litian itu tidak membuktikan apapun. Akan tetapi, penelitian itu menyarankan man-faat dari jalur penelitian tertentu. Kami telah mendengar lima kritik dasar tentang pendidikan berbasis cara kerja otak.

Berikut apa kritik itu dan jawaban kami atas pertanyaan itu.

1. “Temuan penelitian neurosains sering dibesar-besarkan, disalah-tafsirkan, dan diambil terlalu dalam.”

JaWaBan: Kritik ini tulus. Banyak pendidik sok tahu telah melebih-lebihkan pene-litian dan berkata bahwa ‘terbukti’ bahwa strategi kelas ‘tertentu’ layak digunakan. Kami sering mendengar pendidik membuat klaim yang tidak didasari penelitian. Pendidik yang akan menggunakan atau mengutip penelitian harus mengetahui apa unsur yang membuat studi penelitian itu baik, siapa yang mendanainya, reputasi peneliti, rancangan studi penelitian, apa implikasi dan kendala temuan itu. Infor-masi yang sedikit tentang hal itu akan berbahaya.

Agar dapat dianggap profesional, kita harus mengetahui seluk-beluk permasalah-an penelitian itu.

Kami membenarkan bahwa penelitian otak tidak membuktikan apa-apa. Tidak ada penelitian utama berbasis cara kerja otak yang membenarkan setiap strategi yang disebut ‘pengajaran yang baik.’ Kenyataannya, sebagian besar dari apa yang dianggap pengajaran yang baik adalah kumpulan kebijaksanaan masyarakat, psikologi dasar, dan penalaran umum yang menjadi sempurna karena coba-coba. Akan tetapi, temuan penelitian baru dapat mengarahkan kita semua ke arah yang lebih produktif.

Apa yang harus dikatakan pendidik adalah berikut ini, “Studi penelitian ini me-nyatakan bahwa XYZ mungkin benar tentang otak. Dengan wawasan seperti itu, mungkin masuk akal bagi kita, di bawah kondisi ini, untuk menggunakan strategi ini di kelas.”

eric jenSen

Page 10: Download Buletin Indeks 2013

18 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 19 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Pendekatan ini, yang merupakan peringatan dan bukan sebab-akibat, terkait erat dengan kebenaran. Pertama, ada studi penelitian baru yang bernilai tinggi. Kedua, dengan wawasan yang ada pada studi penelitian itu, tindakan tertentu tam-pak masuk akal. Kami tidak mengklaim bahwa ‘berbasis cara kerja otak’ adalah atau harus menjadi satu-satunya kriteria untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Merupakan ide yang buruk untuk mendasarkan sekolah hanya pada biologi. Akan tetapi, jika sekolah mengabaikan biologi, sekolah juga akan menghadapi bahaya.

2. “tidak ada hal baru pada pendekatan ini.”

JaWaBan: Ketika orang berkata, “guru yang baik telah melakukan hal ini bertahun-tahun,” dua hal adalah benar-benar terjadi. Pertama, Anda mungkin sangat muda atau memiliki memori yang pendek. Hanya 40 tahun lalu, pengajaran yang baik didefinisikan dengan ceramah saja, kelas berbasis konten, bangku bersih, siswa diam kaku (di bangkunya), dan sedikit saja bergerak. Ya, memang benar guru telah menggunakan strategi yang sesuai dengan cara kerja otak untuk berabad-abad, tetapi sebagian besar telah beralih menuju pendekatan yang ramah-otak.

Camkan bahwa jika Anda tidak mengetahui mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, maka Anda akan kurang mampu mencapai tujuan dan kurang profesional. Yang Anda lakukan itu mungkin adalah kumpulan penyempurnaan ke-bijaksanaan Anda. Tidak ada yang salah dengan pendapat seperti itu, tetapi sejum-lah “kumpulan penyempurnaan kebijaksanaan” juga telah berakibat pada sejumlah pengajaran yang buruk.

Akan tetapi, agar pekerjaan Anda dapat mencapai tujuan; oh, itu ... urusan lain. Apakah ada temuan terkini dari dunia sains otak/pikiran yang dapat diterapkan

ke kelas? Anda yakin ada!Berikut adalah daftar yang menekankan sejumlah bidang penelitian spesifik

yang memiliki implikasi penting bagi pembelajaran, memori, persekolahan, dan pelatihan.

Otak pertumbuhan: otak manusia dapat dan benar-benar tumbuh sel barunya. Otak sosial: bagaimana interaksi dan status sosial memengaruhi level stres.Otak berhormon: hormon dapat dan benar-benar berdampak pada kognisi.Otak bergerak: gerakan ini memengaruhi pembelajaran.Otak plastis: selalu berubah; bagaimana cara yang lebih baik untuk memperka-

ya otak agar mampu mengaitkan kembali perubahan-perubahan di otak itu. Otak keruangan: bagaimana cara kerja pembelajaran & pengingatan melalui

keruangan dan keterkaitan di otak. Otak berperhatian: prefrontal cortex; apa yang sebenarnya mendorong perhatian dan ADD (attention deficit disorder – gangguan kurangnya perhatian)?

Otak beremosi: dampak ancaman tertentu pada hormon, memori, sel, dan gen.Otak beradaptasi: dampak dari keadaan kekhawatiran atau kesedihan yang

mendalam, cortisol, dan allostatic (pencapaian kestabilan). Otak sabar: peran waktu pada pembelajaran.

Otak penghitungan: peran umpan balik pada pembentukan jaringan saraf.Otak seni: peran seni dan musik.Otak terhubung: bagaimana otak kita disebut tubuh dan tubuh kita disebut otak. Otak perkembangan: apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya; man-

faat penting tiga tahun pertama bayi.Otak lapar: apa yang harus kita makan; peran nutrisi pada pembelajaran dan

memori.Otak mampu mengingat: bagaimana memori kita disimpan ke bentuk kode dan

dimunculkan kembali. Otak berkimia: apa unsur kimianya dan melakukan apa & bagaimana mengaktif-

kan salah satu kimia dengan tepat.Seperti yang dapat Anda katakan, temuan penelitian ini berasal dari banyak

bidang. Kritik yang mengkhawatirkan dari mana penelitian ini berasal akan tidak memiliki dasar pendapat. Pendidik perlu dan harus mengkombinasikan berbagai temuan bidang otak/pikiran ini dengan bidang lain untuk meragamkan dan mem-perkuat penerapannya. Neurosains bukan satu-satunya sumber penelitian; sains ini merupakan bagian penting dari puzzle yang lebih besar. Jika Anda mensintesiskan sains ini dengan bidang lain seperti sosiologi, kimia, antropologi, studi masa depan, terapi, dan bidang lain, Anda mampu mendapatkan penerapan yang ampuh.

Sains kognisi, psikologi, neurobiologi, dan neurosains semua mengkaji hal yang sama! Semua berminat pada otak/pikiran dan cara kerjanya. Otak adalah apa yang Anda miliki, pikiran adalah penggunaan otak itu. Bidang yang berbeda melakukan penelitian pada level yang berbeda. Penelitian neurosains dasar biasanya dilakukan pada level molekul, genetik, dan sel. Pada level ini, kita mendengar neurogene-sis dan pertumbuhan sel induk (stem cell). Yang berlawanan dengan sains kognisi, yang mungkin membahas studi pada hewan, atau studi klinis yang memperlihatkan perilaku di dunia nyata yang sama-sama kita minati.

Hikmahnya adalah, kita sekarang cukup mengetahui tentang otak sehingga dapat memberikan dasar pembenar bagi strategi spesifik yang hanya beberapa tahun lalu sekadar ide bagus tanpa berbasis keilmuan. Berikut ini contohnya. Kita telah tidak mau menyalahkan bukti bahwa membenamkan emosi yang intens (se perti peraya-an atau drama) ke aktivitsa tertentu dapat merangsang keluarnya adrena lin, yang dapat mengkodekan memori pada pembelajaran hingga jauh lebih kuat.

3. “Pendidikan berbasis cara kerja otak itu membingungkan. satu orang berkata a, orang lain berkata sebaliknya.”

JaWaBan: saya setuju. Kita perlu berbagi dan membentuk jaringan dengan lebih baik sehingga kita semua ada di ‘halaman buku yang sama.’ Banyak pengajar yang kurang infomasi masih bingung tentang sejumlah dasar pembelajaran.

Berikut rangkuman sejumlah mitos dan kenyataan.

eric jenSen eric jenSen

Page 11: Download Buletin Indeks 2013

20 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 21 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

eric jenSen eric jenSen

mitos: Pengalaman usia dini menyebabkan sypnaptic count (jumlah ruang di an-tara dua neuron di sel otak atau di antara neuron dan jenis sel lain) berlipat ganda dengan cepat.

kenYataan: Jika sesuatu terjadi, kita kehilangan synapse melalui proses ‘pe-mangkas an’ pada lima tahun pertama.

mitos: Pembelajaran dengan stress rendah adalah yang paling baik. kenYataan: Secara umum, level stres menengah mengoptimalkan pembelajaran.

Pada sejumlah kondisi, stres rendah adalah lebih baik; dan pada kondisi lain, stress yang lebih tinggi adalah lebih baik.

mitos: Penelitian membuktikan sangat pentingnya memanfaatkan jendela kesem-patan usia dini.

kenYataan: Pengalaman masa anak-anak yang normal biasanya menghasilkan anak yang normal. Jendela yang paling menentukan kesuksesan adalah jendela indera kita, keserasian emosi orangtua-bayi, pem-belajaran bahasa, dan rasa aman yang tanpa kekhawatiran. Semua itu adalah slot waktu yang tidak dapat dimunculkan lagi pada ke-hidupan kita – setelah tahap itu berlalu, menjadi terlalu terlambat. Kesempatan lain, seperti keterampilan sosial, membaca, dan bahasa memiliki jendela kesempatan yang jauh lebih lama.

mitos: Memorisasi penghafalan adalah berlawanan dengan otak. kenYataan: Otak menguatkan pembelajaran melalui pengulangan. Bukan peng-

ulangannya yang buruk; yang buruk adalah ketika pengulangan itu menjadi terlalu membosankan. Ada banyak cara yang kreatif dan menyenangkan untuk melakukan telaah ulang.

mitos: Lingkungan sangat menentukan kesuksesan pebelajar.kenYataan: Banyak faktor memengaruhi kesuksesan pebelajar, yang mencakup

orangtua, teman sebaya, gen, trauma, nutrisi, dan lingkungan. Tidak ada cara mengkuantifkan semua faktor itu dan mengatakan salah satu faktor lebih penting dari yang lain.

mitos: Sebagian besar pebelajar menggunakan hanya 5-10% otaknya.kenYataan: Tidak ada bukti objektif yang menyatakan pernyataan itu benar. Se-

tiap hari kita mungkin menggunakan sebagian besar bidang pada otak kita. Peningkatan kreativitas atau produktivitas dapat muncul dari melakukan hal yang benar, atau melakukan hal yang benar de-ngan lebih sering, bukan sekadar melakukan lebih banyak.

mitos: Emosi dan kecerdasan adalah terpisah.kenYataan: Meskipun keduanya terpisah asalnya di otak, jalur yang dilalui dua

hal itu biasanya berpapasan di orbitofrontal cortex. Karena itu, dapat dirasa dua hal itu tidak terpisah.

mitos: Mozart adalah musik paling baik untuk meningkatkan pembelajaran.kenYataan: Studi penelitian terkini memperlihatkan banyak jenis musik dapat

bertindak sebagus atau lebih bagus daripada Mozart. Salah satu komposisi Mozart (K.448) telah memperlihatkan kemajuan tingkat sedang pada pembelajaran keruangan-waktu.

mitos: Gaya Pembelajaran dan Kecerdasan Jamak berbasis pada cara kerja otak.kenYataan: Pernyataan ini masuk akal berdasarkan pada apa yang kita ketahui

tentang otak. Penyataan ini membahas keunikan otak manusia. Kan tetapi, dua pernyataan ini dikembangkan sebelum pemahaman kita terkini tentang otak dan memiliki akar yang lebih kuat pada psikolo-gi dan sains sosial bukannya neurologi.

mitos: Otak orang dewasa tidak dapat tumbuh sel barunya.kenYataan: Studi penelitian telah memperlihatkan bahwa otak manusia dapat

dan benar-benar tumbuh selnya pada hippocampus. Yang sama pentingnya, sel tersebut benar-benar melakukan peran fungsional dan berinteraksi dengan sel yang ada.

mitos: Mendapatkan jawaban yang benar dengan cepat adalah paling baik.kenYataan: Dengan mengingat pentingnya pembelajaran coba-coba, mungkin

orang yang bukan paling cepat (dan bukan paling lambat) adalah pemikir yang cenderung lebih baik dan lebih mampu melakukan refleksi.

mitos: Lingkungan yang diperkaya adalah lingkungan dengan poster, ponsel, ma-nipulasi, dan musik.

kenYataan: Pengayaan terjadi lebih karena proses yang sedang dilakukan pebe-lajar. Anda memerlukan kontras khusus atas lingkungan “dasarnya.” Jika anak menonton TV spanjang hari, pergi bermain adalah pengaya-an. Tantangan, umpan balik, kebaruan, keintiman, dan waktu adalah bahan penting untuk mengaitkan kembali otak. Pengayaan berarti sel lebih berat, pencabangan dendrit lebih banyak, sel glia lebih banyak, persimpangan synapse banyak, pertumbuhan sel baru (di hippocampus).

mitos: Semakin fokus perhatian siswa di kelas ke guru memperbaiki pembelajar-an.

kenYataan: Siswa memerlukan waktu untuk menyerap, memikirkan, merefleksi-kan, dan bertindak atas pembelajaran mereka agar keterkaitan di otaknya menguat.

mitos: Semakin banyak konten per jam adalah lebih baik.kenYataan: Tiap-tiap mata pelajaran dan tiap-tiap pebelajar mungkin memi-

liki jumlah ideal “ide per jam” yang dapat dipelajari berdasarkan latar belakang pengetahuan pebelajar, motivasi, keterampilan pem-belajaran, serta kerumitan dan kebaruan mata pelajaran. Hanya

Page 12: Download Buletin Indeks 2013

22 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 23 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

pemeroleh an bahasa terjadi lebih baik jika konten per jamnya lebih banyak.

mitos: Otak kiri adalah logika.kenYataan: Sisi kiri otak menjadi semakin baik dengan pengurutan, bahasa, ba-

gian per bagian, penciptaan dialog internal (menafsirkan kejadian). Logika apapun yang dihasilkan bukan merupakan struktur, tetapi merupakan hasil dari keterkaitan fungsi.

mitos: Kita sekarang mengetahui cara paling baik menilai pembelajaran.kenYataan: Sebagian besar dari apa yang kita pelajari, kita belum tahu bagaima-

na cara menilainya. Contohnya mencakup kemampuan mengambil keputusan, kemiripan subjek, dan penyusunan model mental.

mitos: Semakin banyak synapse yang terbentuk berarti semakin cerdas.kenYataan: Tidak ada bukti bahwa pernyataan ini benar.

mitos: Semua orang dapat belajar dan mencapai standar tinggi.kenYataan: Hal ini hanya terjadi pada orang yang memiliki otak sehat. Jika di-

tambahkan semua orang dengan beberapa jenis permasalahan dis-fungsi otak [depresi, brain insult, ADD, penyalahgunaan narkoba, disleksia, OCD (obsessive-compulsive disorder, gangguan obsesi-kompulsi), kecemasan berlebihan, alkohol, trauma, dll.] dan Anda akan mendapatkan siswa yang sehat otak adalah 40-60% dari populasi sekolah Anda, bergantung pada sekolahnya. Otak se-hat memungkinkan pebelajar yang baik mampu mencapai standar tinggi. Siswa yang otaknya tidak sehat sering mengalami masalah pembelajar an. Apakah standar tinggi itu dapat dicapai? Sebagian siswa dapat mencapainya, jika ada cukup sumber daya. Siswa lain tidak mampu mencapai potensinya.

mitos: Otak kanan adalah kreasi.kenYataan: Otak kanan memproses informasi keruangan, bekerja secara acak,

dan menangani keseluruhan (gestalt). Tidak satupun atribut ini menja-min munculnya kreativitas. Ada perbedaan anatomi dan fungsi yang sangat jelas di antara otak kiri dan otak kanan. Akan tetapi seberapa besar nilai dari menerapkan pengetahuan ini masih diperdebat tkan.

rangkuman

Pendidikan berbasis cara kerja otak bukan obat bagi segala penyakit dan bukan mantera magis untuk menyelesaikan semua masalah pendidikan. Siapapun yang menyampaikan pendidikan berbasis cara kerja otak itu ke orang lain akan membuat mereka bingung. Belum ada program, model, atau paket yang dapat diikuti oleh sekolah. Salah satu kritik terhadap pendidikan berbasis cara kerja otak mengatakan,

eric jenSen eric jenSen

“Setidaknya perlu 25 tahun sebelum manfaat penelitian otak itu mencapai ruang kelas.”

Kami akan mengutip salah satu contoh untuk memperlihatkan ke Anda me ngapa saya tidak setuju terhadap kritik itu.

Produk perbaikan membaca, FastForword, dikembangkan oleh dua pakar neuro-sains, yaitu Dr. Michael Merzenich dari Stanford University dan Dr. Paula Tallal dari Rutgers University. Produk ini sudah digunakan sekarang di ribuan ruang kelas di AS. Banyak siswa terbantu oleh produk ini. Produk ini secara khusus menggunakan temuan plastisitas saraf untuk mengubah kemampuan otak membaca dunia cetak. Kenyataannya adalah, manfaat sudah menjangkau ruang kelas. Dan manfaat itu tidak hanya melalui ribuan buku dan layanan pelatihan guru selama jam kerja.

Sekolah jangan dikelola semata-mata berdasar pada biologi otak. Akan tetapi, mengabaikan apa yang kita ketahui tentang otak akan sama-sama tidak bertang-gung jawab. Pendidikan berbasis cara kerja otak menawarkan sejumlah arah bagi pendidik yang lebih menginginkan pengajaran yang semakin mampu mencapai tu-juan dan semakin berdasar informasi penelitian. Pendidikan tersebut menawarkan kemungkinan yang lebih sedikit kecerobohannya di ruang kelas. Kita telah meme-lajari tentang bagaimana lingkungan berdampak pada pembelajaran kita, peran trauma dan pengaruh kecemasan berlebihan dan ancaman. Dengan tambahan kejelasan penelitian, pendekatan berbasis cara kerja otak segera dapat memberi-kan opsi yang lebih baik bagi pebelajar yang mengalami perjuangan keras dalam belajar.

Ya, penelitian otak ada pada tahap kelahirannya atau tahap bayinya—banyak sekali yang harus dipelajari yang sekarang belum kita ketahui. Akan tetapi meng-abaikan dan menganggapnya sebagai mode yang tenar sesaat, prematur, atau seka-dar cari kesempatan sesaat tidak hanya merupakan pemikiran yang rabun jauh, tetapi juga mungkin berbahaya bagi pebelajar kita. Tentu saja penelitian otak tam-pak saling bertentangan, membingungkan, dan kontradiksi. Itu bidang baru! Masih banyak yang diharapkan. Tetapi untuk mengkritiknya? Pada tahap awal, kritik itu seperti menyebut bolam lampu pertama dari Thomas Edison adalah kegagalan kare-na bolam itu hanya bola 10 watt dan menghasilkan kecerahan yang sangat minim.

Masa depan ada di tangan orang bervisi yang dapat menggapai tidak hanya ke-cenderungan, tetapi arti penting pendidikan berbasis cara kerja otak itu. Tidak ada yang lebih relevan bagi Anda daripada otak Anda atau otak pasangan, orangtua, atau anak-anak Anda. Kita juga harus membiasakan diri dengan pendidikan itu. Memadukan penelitian otak dengan kehidupan kita sehari-hari siap kita lakukan.

Page 13: Download Buletin Indeks 2013

24 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 25 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Pengajaran dan Pembelajaran Berbasis Cara kerja otak:

10 tips Paling efektif

Oleh: Eric Jensen adalah mantan guru, yang mengajar SD hingga universitas, dan baru-baru ini telah menyelesaikan

program doktor (S3) pada bidang perkembangan manusia. Beliau tinggal di Maunaloa, Hawaii, AS.

Pendekatan berbasis Cara kerja otak sangat mudah kita pahami mekanismenya

Dasar pemikirannya sederhana tetapi sangat penting: Otak sangat erat terlibat dan terkait dengan segala hal yang dilakukan guru dan siswa di sekolah. Salah sambung dalam bentuk apapun akan memunculkan resep bagi frustrasi dan berpotensi me-nimbulkan bencana. Pendidikan berbasis cara kerja otak (brain-based education) sangat mudah dipahami dengan tiga kata berikut: keterlibatan, strategi, dan prinsip. Anda harus melibatkan pebelajar dengan menggunakan strategi yang didasarkan pada sains yang sejati. Di sini sains mencakup sains kognisi, sains saraf, psikologi, dan sains otak/pikiran lain.

Eric Jensen

seberapa tinggi gengsi pendidikan berbasis cara kerja otak?

Harvard University, perguruan tinggi papan atas di AS, saat ini menyelenggarakan program S2 dan S3 pada bidang ini, yang dikenal sebagai MBE program (Mind,

Brain, and Education program). Ada juga jurnal ilmiah kajian dosen sejawat tentang pendidikan berbasis cara kerja otak. Jurnal triwulanan bergengsi yang diterbitkan oleh Blackwell Publishers dan the International Mind, Brain, and Education Society (IMBES) ini membahas laporan penelitian, paper konsepsi, kajian, debat, dan dia-log. Setelah kami menjelaskan bahwa pendidikan berbasis cara kerja otak adalah benar-benar ‘ilmu sejati,’ maka berikut ini adalah hal lain yang juga penting.

Hal penting itu adalah yang kita sebut ‘strategi makro’ dan ‘strategi mikro.’ Strategi mikro situasinya sangat spesifik. Contohnya, ketika Anda memberi tahu tentang arah tempat, berikan sekali saja, karena otak memerlukan waktu untuk memproses lokasi, tindakan, dan ciri tindakan itu (“Pergilah untuk mencari te-man satu tim Anda dan tunggulah dengan sabar di tempat mangkal teman satu tim itu”). Saya memberikan contoh ini pada sarasehan yang sebenarnya karena peserta sarasehan memerlukan demonstrasi dan konteks untuk memaksimalkan pemaham-an dan transfer pengetahuan. Pada tulisan laporan khusus ini, kami akan berfokus pada strategi makro (gambar besarnya). Berikut ini adalah ‘intisari’ strategi makro yang memberikan hasil besar. Akan tetapi, Anda perlu menggunakan pengalaman pribadi Anda sendiri untuk merancang secara khusus agar sesuai dengan situasi Anda. Strategi makro yang merupakan pendorong pencapaian prestasi itu adalah sebagai berikut.

1. terbukti: Pendidikan Jasmani, jam istirahat, dan gerakan tubuh mendukung pembelajaran dan menjadi penentu kesuksesan pendidikan

Kita tahu bahwa neuron baru yang ada di sel kita dapat tumbuh sepanjang kehidup-an kita dan neuron sangat berhubungan dengan memori, mood (suasana hati), dan pembelajaran. Proses pertumbuhan neuron ini dapat diatur oleh perilaku kita se-hari-hari, termasuk olahraga. Aktivitas yang optimal untuk kita lakukan adalah akti-vitas motor kasar secara leluasa, seperti berjalan cepat, olahraga pertandingan, lari, menari, aerobik, olahraga tim, dan renang. Sekarang kita juga tahu bahwa gerakan anak usia dini mampu menjalin unsur-unsur otak sehingga dapat membuat keter-kaitan yang lebih efisien. Gerak anak usia dini tersebut mendukung pembelajaran akademik tahap selanjutnya. Sekolah dapat dan harus memengaruhi variabel ini.

Penerapan praktis di sekolah:

Dukunglah lebih banyak aktivitas fisik, jam istirahat, dan gerakan di ruang ke-las; jangan dihambat. Aktivitas ini akan meningkatkan zat kimia untuk berpikir, berfokus, belajar, dan mengingat (noradrenaline, dopamine, dan cortisol). Siswa memerlukan 30-60 menit aktivitas ini per hari untuk menurunkan respons stres, meningkatkan neurogenesis, dan meningkatkan pembelajaran. Untuk beberapa minggu awal sekolah, paparkan siswa ke berbagai aktivitas fisik.

Kemudian, tawarkan pilihan aktivitas. Pilihan ini menentukan kesuksesan pem-belajaran karena aktivitas leluasa benar-benar lebih bagus daripada aktivitas ter-paksa, yang dapat menyebabkan kelebihan produksi cortisol.

eric jenSen

Page 14: Download Buletin Indeks 2013

26 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 27 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

2. terbukti: kondisi sosial memengaruhi otak kita dengan sejumlah cara yang tidak kita ketahuai sebelumnya

Sosiologi didasarkan pada jurnal Sosial Neuroscience. Perilaku di sekolah merupa-kan pengalaman yang sangat bersifat sosial, yang menjadi terkode genetiknya secara spesifik melalui indera kita terkait imbalan atas perilaku, penerimaan diri, kesakit-an, kegembiraan, keeratan persahabatan, daya tarik kepribadian, dan stres. Ke-nyataannya, kondisi sosial yang buruk, isolasi, atau ‘kekalahan’ sosial berhubung an dengan lebih sedikitnya sel otak! Tidak ada orang yang tahu kejadian ini lima atau sepuluh tahun lalu.

Penerapan praktis di sekolah:

Jangan izinkan pembentukan kelompok sosial secara acak untuk lebih dari 10-20% hari sekolah. Gunakan pembentukan kelompok sosial yang bertujuan, teren-cana, dan memiliki keragaman dengan sistem mentoring, pembentukan tim, dan kemitra an. Perkuat kondisi yang pro-sosial. Hubungan guru-siswa itu sangat pen-ting, demikian pula hubungan siswa dengan siswa lain.

3. otak itu berubah! Para pendidik harus tahu bahwa otak dapat dan benar-benar berubah setiap hari. Kenyataannya setiap otak siswa berubah ketika mereka ber-sekolah. Kemampuan otak memperbarui jaringannya dan memperbarui pemetaan dirinya melalui neuroplasitas sangat tampak jelas. Journal of Neuroplasticity edisi baru membahas isu ini dan isu lain yang terkait. Sekolah dapat memengaruhi pro-ses ini melalui pembentukan keterampilan, membaca, meditasi, seni, karier, dan pembentukan keterampilan berpikir yang mampu membangun kesuksesan siswa. Buktinya sangat menarik bahwa jika protokol pembentukan keterampilan yang benar digunakan, pendidik dapat melakukan perubahan yang positif dan signifikan pada otak dalam periode waktu singkat. Tanpa memahami ‘kaidah cara otak kita berubah’ pendidik dapat boros waktu dan uang, dan siswa akan tersia-siakan.

Kenyataannya, neurossains sedang kuat gaungnya karena temuan tentang otak yang sangat mudah dibentuk-bentuk. Dahulu kita biasa berpikir bahwa otak terkait dengan paradigma gen dan pengalaman. Sekarang kita dapat berpikir tentang hi-brida dari gen dan pengalaman itu!

Jurnal baru yang disebut Gene Expression, Gene Expression Patterns, dan Nature Genetics membahas mekanisme perubahan epigenetik (di luar gen). Sekarang kita tahu bahwa lingkungan dapat memicu gen untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang tidak akan pernah dapat kita perkirakan – jika Anda tahu apa yang akan dikerjakan.

Anda dapat memutakhirkan (meng-upgrade) kapasitas memori, pemprosesan in-formasi, pengurutan informasi, serta pengaturan dan impulsivitas perhatian siswa. Mengapa Anda tidak mengajarkan keterampilan ini untuk memberi siswa alat men-capai kesuksesan?

Penerapan sekolah praktis:

Beri guru mandat 30-90 menit per hari dan 3-5 kali per minggu untuk memutakhir kan serangkaian keterampilan siswa. Ajarkan keterampilan memerhatikan, kete rampilan mengingat, dan keterampilan memproses informasi. Kemajuan pembelajar an mem-butuhkan fokus, totalitas, dan setidaknya setengah jam latihan per hari.

4. stres kronis merupakan isu yang nyata di sekolah pada siswa dan karyawan

Studi penelitian terkini menyebut 30-50% dari seluruh siswa merasakan stres pada tingkat sedang atau tinggi setiap hari. Stres akut dan kronis dibahas pada the Journal Stress, the International Journal of Stress Management, the Journal of Axiety, Stress, dan the Journal of Traumatic Stress. Di sejumlah sekolah angka itu dua kali lipatnya.

Bagi siswa dari keluarga miskin, angka itu dapat lebih tinggi. Beban stres ber-dampak fisik yang patogen ini menjadi semakin umum terjadi dan memiliki risiko pada kesehatan, pembelajaran, dan perilaku yang serius. Isu ini memengarui tingkat kehadiran, memori, keterampilan sosial, dan kognisi.

Sejumlah stres itu bagus, tetapi stres yang kronis dan akut sangat buruk bagi perilaku dan pembelajaran.

Penerapan sekolah praktis:

Ajari siswa keterampilan menangani stres dengan lebih baik, tingkatkan persepsi siswa tentang pilihan tindakan, bentuklah keterampilan penanganan stres, perkuat seni, aktifitas fisik, dan mentoring. Aktivitas ini menciptakan daya pengendalian terhadap kehidupan seseorang, yang mampu menurunkan stres. Semua aktivitas ini dapat mengurangi pengaruh stressor.

5. sekolah didorong agar melakukan ‘Diferensiasi’ sebagai strategi untuk menga-tasi perbedaan para pebelajar. Anjuran ini mendekati benar, tetapi tidak cukup benar. Kenyataanya, meskipun ada siswa yang dikatakan sangat “umum” otaknya dan beberapa darinya dengan “perbedaan” di otaknya, penelitian otak memberi tahu kita sebaliknya. Mari kita telusuri seberapa umum orang memiliki ‘otak sehat.’ Siswa yang menanggapi iklan siswa “berotak sehat” dari UCLA (University of Cali-fornia) dan yang menganggap diri mereka normal, hanya 32% yang lolos proses pemeriksaan telepon awal. Dari orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti pemeriksaan sejarah kesehatan dan pemeriksaan fisik tatap muka, hanya 52% yang lolos prosedur pemeriksaan ini.

sekarang kita dapat menghitung: hanya 11% dari individu yang meyakini diri-nya sehat/normal yang dapat lolos dari pencitraan otak (brain imaging). Dari awal-nya 2.000 siswa, hanya 200 lebih yang memenuhi kriteria sehat. Studi penelitian nyata ini menyimpulkan dengan berkata, “Mayoritas individu yang menganggap dirinya normal melalui pelaporan diri ternyata tidak sehat seperti itu. Mari kita ulang: hampir 90% otak manusia adalah tak lazim, rusak, atau keadaan tak sehat lainnya. Ini tidak berarti banyak siswa kita tidak dapat diperbaiki; mereka dapat diperbaiki.

eric jenSen eric jenSen

Page 15: Download Buletin Indeks 2013

28 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 29 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Penerapan sekolah praktis:

Carilah perbedaan dari aturan umum, bukan kekecualian di sekolah. Validasi per-bedaan itu. Jangan berharap semua siswa (kelas 4, contohnya) ada pada halaman yang sama pada buku yang sama pada hari yang sama. Hal ini berlawanan dengan basis data penelitian yang memperlihatkan variasi tingkat maturasi dan perbedaan pada otak lainnya. Izinkan anak-anak bangga akan keragaman, kemampuan unik, talenta, dan minatnya. Beri mereka serangkaian keterampilan, persahabatan, dan pengharapan agar sukses.

6. Bukti baru membuktikan tingginya manfaat pengajaran konten jika disajikan ke potongan-potongan pelajaran yang semakin kecil. Mengapa? Pemikiran lama adalah siswa dapat mempertahankan kurang-lebih tujuh potongan pelajaran di ke-pala sebagai ukuran kapasitas memori kerjanya. Tetapi sains seperti itu sudah kuno. Penelitian terbaru menyatakan dua hingga empat potongan adalah lebih realistis. Selain semakin pendeknya kapasitas memori kerja ini, “tanki penyimpaan” konten jangka menengah kita, hippocampus, memiliki keterbatasan terkait berapa konten yang dapat ditahannya. Tanki ini sangat mudah penuh, karena kurangnya latar be-lakang pengetahuan pebelajar dan kerumitan pelajaran.

Ada alasan lain siswa kita mudah penuh dengan konten pelajaran. Pembelajaran dan memori mengkonsumsi sumber daya fisik seperti glukosa, dan otak kita meng-gunakannya dengan cepat jika pembelajarannya semakin intens.

Penerapan praktis sekolah:

Guru harus mengajar dalam potongan-potongan konten yang kecil, memproses pembelajaran itu, dan kemudian mengistirahatkan otak. Terlalu banyak konten yang diajarkan pada rentang waktu terlalu sempit berarti bahwa otak tidak dapat memprosesnya, karena itu sama saja kita tidak memelajarinya.

Jeda, waktu istirahat, dan rehat lebih layak diperhatikan daripada konten, konten, dan konten lagi. Inilah pedomannya: semakin sedikit latar belakang pengetahuan pebelajar dan semakin rumit konten, buatlah potongan waktu konten itu semakin pendek (gunakan pembelajaran 4-8 menit). Semakin besar pengetahuan latar be-lakang, semakin sedikit kerumitan, maka semakin panjang Anda dapat membuat tahap “input” (pembelajaran 8-15 menit dapat diterima).

Jika tidak ada ketentuan yang pasti, sebaiknya jangan ada lebih dari 15 menit input konten secara berurutan. Berbagilah ketentuan ini dengan guru Anda. Tetapi berbagilah dengan potongan yang kecil, dan kemudian siapkan waktu untuk mem-rosesnya.

7. Peran seni di sekolah terus dikaji secara besar-besaran. Tetapi lima jurusan neu-rosains di lima universitas (University of Oregon, Harvard, University of Michigan, Dartmouth, dan Stanford) baru-baru ini telah menyelesaikan proyek penelitian yang mengkaji dampak seni pada otak. Arts and Neuroscience adalah jurnal baru yang melacak kaitan yang sedang dibuat para peneliti itu.

Hasil penelitian terkini menyatakan bahwa seni adalah jauh lebih baik daripada keyakinan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seni tertentu meningkatkan perhatian, memori kerja, dan keterampilan keruangan secara visual. Seni lain seperti tari, teater, dan drama meningkatkan keterampilan sosial, empati, kesabaran, memori verbal, dan keterampilan kehidupan yang dapat ditularkan lain-nya.

Penerapan sekolah praktis:

Jadikan seni sebagai hal yang wajib dan beri siswa sejumlah pilihan berkesenian, dukung dengan guru pakar dan waktu agar dapat menonjol pada bidang seni itu. Mulai sekarang, bukti menunjukkan bahwa Anda mendapatkan manfaat yang pa-ling tinggi dari 30 hingga 60 menit per hari tiga hingga lima kali per minggu. Seni mendukung perkembangan sistem pengoperasian akademis otak, dengan cara yang mampu memberikan banyak keterampilan kehidupan yang dapat ditularkan.

8. manusia memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menyajikan banyak emosi, tetapi hanya enam darinya yang “alami “atau merupakan bawaan lahir. Hal ini dapat dimengerti karena kenyataan ini memberi tahu kita bahwa jika anak-anak tidak diajari keadaan emosi (perasaan) ini pada usia dini (usia 0-3 tahun), ketika mereka masuk sekolah, maka emosi mereka akan sempit. Anak-anak bahkan jarang memiliki keterampilan emosi bawaan yang membuatnya siap masuk sekolah.

Kenyataan ini menimbulkan ke lebih banyak masalah kedisiplinan dan ke me-lemahnya keterampilan kognisi di sekolah. Ini berarti kita akan mendapati anak-anak di sekolah tidak memahami respon emosi (misal kerja sama, saling percaya, rasa malu, dan minder) yang memadai kecuali jika kita mengajari mereka hal itu di sekolah. Kelas Anda harus menawarkan pembentukan keterampilan sehari-hari yang diramu dengan latihan sehari-hari.

Jika pembentukan keterampilan itu tidak dilakukan, anak-anak akan menjadi nakal, tidak tahu arah kehidupan, tidak mampu menghormati guru, dan tidak memiliki empati ketika orang lain kesusahan. Ada semakin banyak kanak-kanak di tempat penitipan anak (60-80%) saat ini dibanding dengan 10-12% pada dua ge nerasi lalu. Hal ini juga sangat terasa dampaknya karena tidak memungkinkan munculnya ratusan keadaan emosi, yang beberapa darinya baik untuk pembelajar-an (misal antisipasi, keingintahuan, kecurigaan, kebingungan). Kenyataannya, se-bagian sebagian keadaan emosi itu buruk bagi pembelajaran.

Penerapan sekolah praktis:

Keadaan ini menyarankan dua hal. Pertama, kita harus mengajarkan keadaan emo-si yang pantas sebagai keterampilan kehidupan (misal penghormatan, kesabaran, pemaafan, dan empati). Kedua, penting membaca dan mengelola keadaan emosi lain di kelas. Pada kondisi emosi yang baik, siswa akan belajar dengan baik dan berperilaku lebih baik. Dorong agar guru membentuk keterampilan sosial ke setiap mata pelajaran. Minta agar setiap hari mereka menggunakan struktur sosial yang mendorong program pembelajaran kerja sama. Semakin baik keterampilan sosial,

eric jenSen eric jenSen

Page 16: Download Buletin Indeks 2013

30 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 31 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

semakain baik keterampilan akademisnya. Banyak program pengajaran keadaan emosi yang baik dapat ditemukan di buku-buku, sarasehan, atau online. Mengapa perlu mencurahkan usaha pada bidang ini? Anak-anak yang memelajari kesabaran, perhatian, empati, dan kerja sama akan menjadi siswa yang lebih baik.

9. telah ada upaya berkepanjangan untuk rehabilitasi gangguan pada otak, yang mencakup asperger’s, kelambatan pembelajaran, disleksia, dan autisme.Ada temuan yang mengagumkan bahwa terapi perilaku agresif, obat baru, dan pen-cangkokan sel induk (stem cell) yang revolusioner dapat digunakan untuk meme-ngaruhi, mengatur, dan memperbaiki gangguan pada otak. Sekarang kita memiliki the Journal of Rehabilitation dan jurnal Biological Psychiatry. Jurnal ini memberikan contoh inovasi yang mengatakan siswa pendidikan khusus (SLB) mampu membaik jauh lebih tinggi dari yang kita pikirkan sebelumnya.

Penerapan sekolah praktis:

Pastikan semua guru (bukan hanya guru pendidikan khusus) memelajari temuan penelitian terkini untuk menangani pemulihan kelambatan pembelajaran pendidi-kan khusus. Sebagian besar anak dapat dibawa kembali ke kelas pendidikan reg-uler, tetapi tidak dengan strategi inklusi semata-mata. Dibutuhkan pembentukan keterampilan seharian secara konsisten agar siswa mampu berubah. Pelajari keter-ampilan yang tepat dan lakukan 3-5 hari seminggu.

10. temuan otak/pikiran terkini bahwa memori tidak bersifat tetap, melainkan cu-kup bergerak lentur adalah sangat ampuh pengaruhnya. Setiap saat Anda memang-gil ulang memori tertentu, memori itu berubah ke keadaan yang berubah-ubah cepat dan lentur sehingga pada waktu yang singkat dapat mudah disusun ulang.

Hal ini sangat relevan bagi guru dan pengelola sekolah yang bertangung jawab pada pembelajaran siswa dan pengujian di kelas. Setiap saat siswa melakukan te-laah ulang, mereka dapat mengubah memori mereka (dan sering terjadi seperti itu). Namun, tanpa telaah ulang, mereka cenderung kurang mengingat pembelajaran mereka. Hal ini menyarankan agar guru menggunakan sejumlah strategi untuk se-cara bersinambungan menguatkan memori dari waktu ke waktu bukannya bera-sumsi setelah dipelajari, memori akan bertahan lama.

Penerapan sekolah praktis:

Pertama, guru harus menelaah ulang konten tertentu di tengah-tengah antara pem-belajaran awal dan ujian. Jika konten diajarkan Senin dan ujiannya Jumat, maka telaah ulang harus pada Rabu. Kedua, guru harus menengahi proses telaah ulang dengan siswa tersebut melalui telaah ulang terstruktur seperti kuis tertulis atau kerja kelompok untuk memastikan pengendalian mutu. Jika hal itu tidak dilakukan, ma-teri akan cenderung lebih membingungkan dan skor ujian akan turun banyak.

kita memiliki akses ke Pendidikan berbasis Cara kerja otak

Ini adalah paradigma baru yang menghasilkan kaitan di antara fungsi otak dan praktik pendidikan. Bidang ini telah muncul sebagai pendidikan berbasis ‘cara ker-ja otak’ (‘brain-based’ education) dan sekarang telah lebih dari 20 tahun pendekat-an “mengaitkan titik-titik” ini muncul.

Dalam kata-kata yang ringkas, pendidikan berbasis cara kerja otak menyatakan, “Segala yang kita lakukan adalah menggunakan otak; mari memelajari lebih ba-nyak tentang otak dan menerapkan pengatahuan tentang otak tersebut.

Jika pertanyaan Anda adalah “Apakah pendekatan dan strategi itu didasarkan pada penelitian yang kokoh dari disiplin ilmu yang terkait otak atau apakah di-dasarkan pada mitos, guru pelatih yang beritikad baik, atau dari ‘sains sampah’? Anda akan mengetahui jawabannya. Kami berharap pendidik akan mampu mendu-kung penggunaan strategi kelas yang khusus dengan penalaran atau studi penelitian yang ilmiah.

Tiap-tiap pendidikan harus cukup profesional dan mampu berkata, “Inilah alas-an mengapa saya melakukan hal yang harus saya lakukan.” Kami akan bertanya: “Apakah orang itu benar-benar akan terlibat ke penggunaan apa yang mereka tahu, atau sekadar memiliki pengetahuan tentang hal itu, tetapi tidak benar-benar meng-gunakannya? Apakah mereka menggunakan strategi berdasarkan pada sains ten-tang cara kerja otak kita? Pendidikan berbasis cara kerja otak adalah tentang pro-fesionalisme untuk mengetahui mengapa lebih suka menggunakan strategi tertentu bukan yang lain. Sains ini didasarkan pada apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak kita. Ini adalah profesionalisme yang harus didasarkan pada praktik seseorang. Camkan bahwa jika Anda tidak mengetahui mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, maka tindakan itu kurang mampu mencapai tujuan dan kurang pro-fesional.

Ini adalah apa yang Anda inginkan: sains dan strategi. Tetapi bagaimana cara Anda memelajarinya jika Anda memiliki sedikit saja pengetahuan latar belakang dan sangat sedikit waktu. Jensen Learning menawarkan solusi yang praktis dan sa-ngat modern.

eric jenSen eric jenSen

Page 17: Download Buletin Indeks 2013

32 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 33 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

wijaya KuSumah

Menjaga Sekolah Agar Tetap Unggul

Oleh: Wijaya Kusumah, M.Pd. dalah Guru TIK SMP Labschool Jakarta.

Hp. 0815 915 55 15 Telp. (021) 8482225.

Blog di internet: http://wijayalabs.blogspot.com;

http://wijayalabs.wordpress.com; http://wijayalabs.multiply.com

a. Pendahuluan

Tulisan ini diilhami dari hasil perenungan yang mendalam atas musibah kebakaran di sekolah Labschool Jakarta, Rabu 30 Juli 2008 dan film Laskar Pelangi yang begitu menyulut hati dan perasaan penulis bahwa sekolah dengan fasilitas apa adanya mampu bersaing dan melahirkan peserta didik yang sangat luar biasa.

B. Permasalahan

Benarkah keunggulan fasilitas yang lengkap merupakan syarat mutlak agar sekolah kita tetap unggul? Bisakah kita belajar dari Labschool dan Laskar Pelangi?

C. Cerita tentang labschool dan laskar Pelangi

Labschool lahir di tahun 1968. Sekolah ini berlokasi di Jl. Pemuda, Komplek Uni-versitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur. Nama Labschool me-lekat pada TK, SD, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Uni-versitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta).

Di tengah-tengah sibuknya kami mempersiapkan Rintisan Sekolah Bertaraf In-ternasional (RSBI), datanglah musibah kebakaran yang melumat habis beberapa fasilitas penting. Tetapi untunglah Tuhan Maha Kuasa, kebakaran itu terjadi di saat libur sekolah (maulid nabi) sehingga tidak menelan korban jiwa.

Dalam film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel best seller dikisahkan ten-tang SD Muhammadiyah Gantong di Pulau Belitong tempat sang penulis novel An-drea Hirata bersekolah pada waktu itu. Kepala sekolahnya sudah tua dan berwajah sabar, yang bernama Pak Harfan. Sekolah itu juga memiliki guru yang bernama Pak Bakri yang jarang tersenyum, dan guru muda cantik bernama Ibu Muslimah.

Sekolah ini mau roboh dan hampir saja ditutup karena kurangnya murid. Na-mun, siapa yang akan mengira kalau sekolah miskin itu telah berhasil mendidik anak didiknya menjadi anak didik yang berbeda dengan sekolah lainnya, di mana sekolah itu lebih mengedepankan akhlaqul karimah daripada nilai-nilai pelajaran yang harus dikuasai siswa. Sekolah itu telah mampu mengajarkan bagaimana ber-

pikir global dan bertindak lokal (think globally act locally) dengan cara tradisional yang memikat hati dan merambat pelan ke dunia internasional dalam memberikan pengajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dari alumni sekolah itu yang berhasil sekolah dan mendapatkan gelar di luar negeri. Kesederhanaan, kemiskin-an, dan ketiadaan fasilitas justru mampu memompa semangat mereka untuk maju.

D. menjaga sekolah agar tetap unggul

Dari cerita singkat tentang Labschool dan Laskar Pelangi di atas, ada hikmah atau pelajaran yang dapat kita pelajari. Pelajaran itu adalah bagaimanakah menjaga sekolah kita agar tetap unggul dan favorit di masyarakat? Berikut ini beberapa tindak an untuk menjaga sekolah agar tetap unggul dan mampu bersaing di dunia global tanpa kehilangan budaya lokal.

1. memiliki guru (tenaga pendidik) yang mempunyai kompetensi, dedikasi, dan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikanGuru merupakan agen pembelajaran yang bertugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan fungsinya de-ngan baik, guru harus memiliki kompetensi. Kompetensi diartikan oleh Cowell (Depdikbud, 1988) sebagai keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif.

Namun demikian, memiliki kompetensi saja tidak cukup bagi guru. Harus ada komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam menjaga sekolah agar tetap unggul. Komitmen dan dedikasi itu terlihat dari perilaku guru yang senantiasa meningkat-kan kemampuannya untuk terus belajar sepanjang hayat.

Guru ideal dan profesional yang diperlukan Indonesia saat ini adalah: Pertama, guru memahami benar akan profesinya. Kedua, guru memiliki sifat kemulian, yaitu Sidiq (benar perkataan dan perbuatan), Tabliq (menyampaikan hal yang harus di-sampaikan), Amanah (layak dipercaya dan layak mengemban tugas), dan Fathonah (cerdas) – yang disingkat menjadi STAF. Ketiga, guru harus memiliki lima kecer-dasan, yang mencakup kecerdasan intelektual, moral, sosial, emosi, dan motorik.

2. memiliki siswa yang mempunyai prestasi yang membanggakan sekolahSiswa berprestasi dilahirkan dari tangan guru yang profesional melalui proses be-lajar mengajar yang kreatif dan efektif. Sekolah unggul harus dapat mengembang-kan otak kiri dan otak kanan siswa yang tercerminkan pada berjalannya kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Dalam film Laskar Pelangi digambarkan secara sederhana bagaimana sekolah itu mampu mengembangkan kreativitas siswa dan mencapai prestasi yang gemilang.

3. mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guruFilm Laskar Pelangi mengajarkan pada kita bahwa sumber belajar bukan lagi berpu-sat pada guru, melainkan dari berbagai sumber. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru merupakan salah satu (bukan satu-satu-

Page 18: Download Buletin Indeks 2013

34 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 35 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

nya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih banyak lagi sumber belajar yang lain. Lalu, apa sebenarnya sumber belajar itu?

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (berupa data, orang, atau benda) yang dapat digunakan un-tuk memberikan fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meli-puti pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.

4. memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis di tengah merambahnya budaya global yang begitu cepatJika budaya kita definisikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, dan tra-disi yang berlangsung dari waktu ke waktu, budaya sekolah adalah satu set ekspe-ktasi dan asumsi dari norma, nilai, dan tradisi yang secara diam-diam mengarahkan seluruh aktivitas personalia sekolah (Peterson, 1998). Karena budaya sekolah bukan entitas statis, maka proses pembentukan norma, nilai, dan tradisi sekolah akan terus berlangsung melalui interaksi dan refleksi terhadap kehidupan dan dunia secara umum (Finnan, 2000). Dalam bahasa Hollins (1996), sebagai agen perubahan, ‘sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma dari masyarakat saat mereka masih sedang dikembangkan.’

Budaya sekolah yang harus diciptakan agar tetap eksis menurut penulis adalah budaya keagamaan (religius), budaya kerja sama (team work), budaya kepemimpin-an (leadership), dan budaya kedisiplinan (dicipline).

5. memiliki tokoh panutan di sekolah yang mampu menjadi contoh pemimpin sekolah masa depanNama Arief Rachman seakan telah menyatu dengan Labschool. Prof. Dr. Arief Rachman adalah guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah di SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, dan sekarang beliau diang-kat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) serta dosen pascasarjana UNJ. Saat ini beliau sudah tidak mengajar lagi (pensiun), namun masih aktif di dunia pendidikan dengan bergabung di sekolah Dipenogoro.

Arief Rachman sendiri lebih dikenal sebagai Pakar Pendidikan. Arief Rachman selain memberikan keteladanan pada kami di Labschool, juga pernah mengatakan bahwa guru itu harus memiliki lima kompetensi, yaitu idealisme, akademis, profe-sionalisme, kepribadian, dan sosial. Kelima kompetensi inilah yang harus menyatu dan dimiliki oleh para guru dalam menjaga sekolah seperti Labschool agar tetap unggul.

Dalam film Laskar Pelangi, tokoh terkenal itu diperankan dengan baik oleh Pak Harfan, kepala sekolah yang berwajah sabar dan berhati mulia. Dia selalu menekankan pada anak didiknya ”Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya.” Pak Harfan adalah tokoh yang dikenal karena kesederhanaannya. Sudahkah ciri dua tokoh ini ada di sekolah kita?

6. memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing di dunia globalMotivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Ada dua jenis motivasi. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Adapun motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi yang timbul se-bagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruh-an, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Peran guru sudah beralih menjadi motivator bagi para anak didiknya, yakni de-ngan menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar me-reka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.

e. PenutupBerdasarkan kisah Labschool dan film Laskar Pelangi dapat dibuktikan bahwa keunggulan sekolah bukan terletak pada kecanggihan fasilitasnya, melainkan pada komunitas yang ada di sekolah itu. Guru di Labschool telah membuktikan bahwa dengan fasilitas apa adanya juga mampu membuat sekolah tetap unggul di masyarakat. Kecanggihan teknologi memang membantu guru dalam membuat sekolah menjadi unggul. Tetapi, kecanggihan teknologi bukan menjadi jaminan sekolah itu unggul, karena teknologi hanyalah alat bantu pengajaran. Keunggulan yang sebenarnya muncul dari cara atau metode baru yang digunakan guru dalam menyampai kan materi pembelajarannya sehingga sampai ke otak siswa.

Sistem persekolahan yang dibangun harus berjalan berdasar enam kekuatan: (1) memiliki guru yang mempunyai kompetensi, komitmen, dan dedikasi yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan, (2) memiliki siswa yang berprestasi dan membanggakan sekolah, (3) mampu mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru, (4) memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis di tengah merambahnya budaya global yang begitu cepat, (5) memiliki seorang tokoh panutan di sekolah dan mampu menjadi contoh pemimpin sekolah masa de-pan, (6) memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing dalam dunia global.

wijaya KuSumah wijaya KuSumah

Page 19: Download Buletin Indeks 2013

36 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 37 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

referensi

Bell Gredler. Margaret E. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali.Hamzah, Uno, 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi AksaraHamzah, Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi AksaraHirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi, Yogyakarta: BentangHernowo. 2005. Mengubah Sekolah. Bandung: MLCJohnson, LouAnne. 2008. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: PT. IndeksKusumah, Wijaya. 2007. Kenapa Guru Takut PTK?, Koran Republika, Rabu, 28 Mei

2008.Kusumah, Wijaya. 2007. Menciptakan Budaya Sekolah yang Tetap Eksis. Jakarta:

KGI 2007Kusumah, Wijaya, dkk. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMP

Kelass VII. Jakarta: Rajagrafindo.Maliki, Imam. 2006. Fun Teaching Kiat Sukses Belajar dan Mengajar yang Menye-

nangkan. Jakarta: Duha Khasanah.Oemar Hamalik. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.Petersen, Lindy, 2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?. Jakarta: GrasindoPrayitno, Joko. Motivasi dalam Belajar. Koran Republika, Rabu, 18 Juni 2008.Salma, Dewi Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.Sarwono, Sarlito W. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidik-

an. Jakarta: Kencana.Susilana, Rudi. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: FIP UPIWidodo, Chomsin. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Ja-

karta: Gramedia

Saran bagi para siwa dan mahasiswa

Semua Orang Dilahirkan sebagai Individu yang Cerdas dan Menjadi Juara atau Pemenang

Oleh: Thomas Sumarsan, S.E., M.M. Thomas Sumarsan dalah dosen akuntansi dan pengarang.

Anda tentu saja berharap untuk menjadi juara di semua bidang, baik menjadi juara umum di sekolah, juara pada cabang olahraga, juara bernyanyi, juara berpidato bahasa asing, dan menjadi juara-juara pada kesempatan lainnya. Kami semuanya adalah sang juara. Apakah Anda berkeinginan untuk menjadi salah seorang juara? Jika jawabannya ya, maka berikut adalah resep ringkas untuk mewujudkan mimpi Anda.

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Setiap manusia dilahirkan sama. Yang menyebabkan seseorang berbeda dengan lainnya adalah cara berpikir, cara bertindak dan cara berperilaku.

Dalam artikel ini memberikan pembahasan bagaimana menjadi juara dalam belajar. Berdasarkan hasil seminar dan penelitian yang dilakukan saya terhadap beberapa sekolah di Indonesia, penyebab nilai jelek di sekolah adalah:

• Malas• Susah mengerti apa yang telah diajarkan guru• Khilaf• Kurangnya faktor keberuntungan (luck)• Tidak cukup waktu untuk belajar• Sudah hafal rumus tetapi tidak dapat menyelesaikan soal fisika, kimia,

matematika, akuntansi dan lainnya• Melamun • Kebanyakan waktu dihabiskan untuk bermain game, menonton DVD/TV,

online terus dengan Facebook, Twitter, Pinterest dan lainnya.

Jadi, selamat Anda tidaklah seorang diri yang mengalaminya. Apakah Anda mau berubah dari juara menjadi juara yang tak tertandingi? Berubah dari seorang siswa yang biasa-biasa menjadi juara atau pemenang? Berubah dari ranking terakhir di kelas menjadi juara kelas. Hal ini dapat terwujud melalui suatu proses teknik pem-belajaran yang direkomendasi berikut.

Hampir semua siswa belajar 1 (satu) hari atau 1 (satu) minggu sebelum ujian. Apakah Anda juga belajar pada hari ini atau seminggu yang lalu untuk menghadapi ujian pada keesokan harinya? Jika ya, berarti prestasi Anda masih dapat diperbaiki dengan mudah.

wijaya KuSumah

Page 20: Download Buletin Indeks 2013

38 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 39 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Seorang yang cerdas atau IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi sekalipun tidak mampu memperoleh nilai yang tinggi. Apa yang telah dibaca dan dihafal tentu saja akan lupa pada saat ujian? Karena kurangnya waktu untuk menghafal bahan yang diujiankan, maka bahan yang dipelajari tidak diujikan pada saat ujian, akhirnya siswa-siswi ini akan menyalahkan bahwa hari ini mereka bernasib sial, karena yang dipelajari tidak keluar pada saat ujian.

Metode terbaik untuk belajar adalah:1. Membaca bab yang akan diajari oleh guru di sekolah2. Menandai bagian yang tidak dimengerti supaya melakukan konsentrasi penuh

pada saat guru menerangkan3. Jika masih kurang mengerti terhadap bagian yang tidak mengerti, dapat di-

tanyai dan berdiskusi dengan gurunya4. Secara periodik melakukan pengulangan terhadap semua materi dari semua

mata pelajaran yang telah dipelajari5. Jika adanya mata pelajaran perhitungan maka lakukan pembahasan semua soal

yang ada di buku ataupun soal dari buku penerbit lainnya6. Hindarilah stres atau tekanan sehingga otak dapat bekerja lebih optimal7. Menjauhkan diri dari alat-alat yang dapat mempengaruhi pada waktu belajar,

misalnya: iPad, handphone, DVD, internet, komik, majalah dan lainnya.

Poin 1 sampai dengan 3 seharusnya tidak memiliki masalah. Akan tetapi untuk Poin 4, kebanyakan siswa-siswi mengeluh, mana mungkin mengulang semua materi dari semua pelajaran secara periodik? Untuk membaca dan menghafal satu bab dari mata pelajaran sudah menghabiskan waktu yang banyak. Jadi, untuk satu mata pelajaran yang terdiri dari beberapa bab sudah harus menghabiskan banyak jam, jadi mana sempat untuk mengulang semua materi dari semua mata pelajaran. Nah, kebanyakan dari kami, salah melakukan pengulangan. Di dalam belajar alangkah baiknya, kami melakukan pencatatan ulang kata-kata kunci dari setiap bab. Sedikit dari Anda melakukan pencoretan pada kertas pada saat belajar. Tetapi, pencatatan ulang yang baik adalah dapat dilakukan dengan membuat simbol, melukis dengan pensil warna. Hasilnya adalah satu bab hanya cukup untuk mengulang satu lembar catatan. Sebagai hasilnya, Anda cukup menggunakan 1 atau 2 menit untuk meng-ulang satu bab.

Jadi, sudah terjawab bukan untuk mengulang semua materi dari semua mata pelajaran adalah mungkin dan sangat cepat.

Untuk Poin 5, belajar mata pelajaran yang memerlukan logika dan perhitungan dengan rumus (misalnya: matematika, kimia, fisika, dan akuntansi), maka disaran-kan Anda untuk mengerjakan semua soal-soal yang ada pada buku ataupun buku yang diterbit oleh penerbit lain. Pelatihan soal-soal memberikan kesempatan ke-pada Anda untuk menggunakan rumus-rumus, dan sering kali terjadi kesalahan di dalam latihan soal-soal. Pelajarilah kesalahan-kesalahan yang terjadi supaya tidak terulang pada saat ujian. Seorang juara melakukan kesalahan lebih banyak dari

seorang yang rangking terakhir. Seorang yang juara berusaha untuk mencari jawab-an apabila hasil jawabannya tidak sesuai dengan kunci jawaban.

Sehingga perbedaannya adalah seorang juara melakukan kesalahan pada saat latihan dan menjawab dengan benar pada waktu ujian. Sedangkan bagi seorang siswa/siswi yang biasa-biasa atau yang rangking terakhir hanya menghafal rumus dan mempelajari contoh soal saja, pada saat ujian, terjadilah kebingungan dalam menggunakan rumus-rumus yang dihafal.

Dengan mempelajari semua bab dan berlatih keras soal-soal hitungan, maka seseorang tidak lagi menyalahkan nasibnya yang sial lagi, karena sudah tentu dia dapat menjawab semua pertanyaan pada saat ujian.

Poin 6 sesuai dengan hasil dari sebagian besar penelitian tentang otak yang menjelaskan bahwa kalau otak merasa terancam dan tertekan dalam lingkungan akan menghambat otak dan memperkecil kemampuannya. Jika otak harus mengha-dapi rasa frustrasi, ketakutan atau kebingungan maka kinerjanya terhambat sehing-ga mengakibatkan perasaan tidak berdaya bagi para siswa. Akan tetapi, sebalik-nya tantangan serta sedikit tekanan akan memperbesar potensi otak. Jadi, jika kita mengalami tekanan yang besar dari lingkungan (orangtua, dan teman-teman) maka usahakan supaya kita dapat menurunkan tekanan terlebih dahulu sebelum belajar. Orangtua disarankan supaya tidak memberikan tekanan yang besar kepada anak-anaknya.

Poin 7 berarti bahwa saat belajar, siswa diusahakan berkonsentrasi penuh jangan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (majalah, komik, internet, DVD dan lainnya). Sebagai penutup, gunakan lebih banyak waktu dari Anda untuk belajar dengan menggunakan tips di atas. Apakah keahlian dari Anda? Bernyanyi, berlari, berdan-sa, main game komputer dan lainnya. Kenapa Anda bisa ahli dalam hal tersebut? Jawabannya adalah waktu. Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk keahlian Anda atau sesuatu yang Anda sukai. Jadi, kalau waktu belajar Anda diperbanyak dan menjadikan belajar suatu permainan, maka Anda akan menjadi juara tentunya.

ThomaS SumarSan ThomaS SumarSan

Page 21: Download Buletin Indeks 2013

40 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 41 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

PenDiDiKan

Seni dan Ilmu Pengajaranby Robert J. MarzanoISBN: 979-062-016-0 ● © 2013 ● 256 halamanRp 80.000,-

Jelas bahwa strategi instruksional kelas didasarkan

pada sains dan penelitian, namun me ngetahui kapan

menggunakannya dan kepada siapa diaplikasikan-

nya adalah sebuah Seni dan Ilmu Pengajaran: Sebuah

Kerangka Kerja Komprehensif untuk Menghasilkan

Metode Penjelasan yang Efektif oleh Robert J. Marzano

menyajikan sebuah model untuk memastikan penga-

jaran berkualitas yang menyeimbangkan keperluan

data berdasarkan penelitian dengan keperluan untuk

memahami kekuatan dan kelemahan setiap individu

siswa. Dia menyampaikan kerangka nya dalam bentuk

10 pertanyaan yang mewakili sebuah urutan perencanaan logis untuk desain pengajaran

yang sukses:

• Apa yang harus saya lakukan untuk membentuk dan mengomunikasikan tujuan-tujuan

pemelajaran, merekam jejak progres siswa, dan merayakan kesuksesan?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu para siswa berinteraksi secara efektif de-

ngan pengetahuan barunya?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu para siswa mempraktikkan dan mem-

perdalam pemahaman pengetahuan barunya?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu siswa-siswi menyusun dan menguji

hipotesis mengenai pengetahuan baru?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk melibatkan para siswa?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk membentuk atau mempertahankan peraturan dan

prosedur kelas?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk mengenali dan mengakui ketaatan atau kurangnya

ketaatan pada peraturan dan prosedur kelas?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan de-

ngan para siswa?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk mengomunikasikan ekspektasi tinggi bagi semua

siswa?

• Apa yang dapat saya lakukan untuk mengembangkan pelajaran yang efektif yang di-

organi sasi dalam unit yang kohesif?

Agar pelajaran kelas bisa menjadi benar-benar efetif, pendidik harus menelaah setiap kom-

ponen dari proses pengajaran dengan keyakinan yang sama. Penuh dengan bagan, rubrik,

dan organizer, panduan yang mudah digunakan akan membantu para guru untuk berusaha

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga mereka dapat mencapai

sebuah fusi dinamis dari seni dan sains yang menghasilkan pengajaran luar biasa serta pen-

capaian siswa yang tinggi.

Kecerdasan Multipel di dalam Kelas Edisi 3by Thomas ArmstrongISBN: 979-062-005-5 ● © 2013 ● 238 halamanRp 80.000,-

“Untuk menghormati berbagai perbedaan antara

orang-orang”—inilah yang Ho ward Gar dner katakan

sebagai tujuan pemelajar an tentang teori kecerdasan

multipel (Multiple Intelligences/MI), yang menyatakan

bahwa otak manusia terdiri dari delapan jenis kecer-

dasan—linguistik, logis-matematis, spasial, tubuh-

kenestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan

naturalistik—kemungkinan ditambah satu lagi yang

kesembilan (eksistensial). Buku revisi edisi ketiga dari

Kecerdasan Multipel di dalam Kelas merupakan buku

panduan bagi pendidik terlaris dari Thomas Armstrong yang menelaah MI yang dipraktikkan

di seluruh dunia dan menjawab berbagai kritik mengenai teori ini.

Edisi baru ini termasuk informasi dan sumber teranyar untuk membantu para pendidik di

semua tingkat mengaplikasikan teori Kecerdasan Multipel untuk pengembangan kurikulum,

perencanaan pengajaran, asesmen, pendidikan khusus, keterampilan kognitif, teknologi

pendidikan, pengembangan karier, kebijakan pendidikan, dan lebih banyak lagi. Buku ini

memberikan banyak usulan praktis, strategi dan contoh-contoh dari sekolah. Armstrong

memberikan perangkat, sumber, dan ide-ide yang dapat segera digunakan oleh pendidik,

untuk membantu para siswa dari segala umur agar menggapai potensi dalam kehidupan

mereka.

Thomas Armstrong, seorang pendidik dan psikolog, adalah pengarang dari empat buku lain

yang diterbitkan oleh ASCD: Awakening Genius in the Classroom (1998), ADD/ADHD Al-

ternatives in the Classroom (1999), The Multiple Intelligences of Reading and Writing (2003)

dan The Best School: How Human Development Research Should Inform Educatinal Prac-

tice (2006).

PenDiDiKan

BukuLainnya

Page 22: Download Buletin Indeks 2013

42 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 43 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

PenDiDiKan PenDiDiKan KaraKTer

Jawaban untuk Pertanyaan Sainsby William C. Robertson, PhDISBN: 979-062-018-7 ● © 2013 ● 216 halamanRp 55.000,-

Buku yang sangat bernilai dan menarik dari kolom

“Science 101” Bill Robertson ini, membuktikan bah-

wa kita tidak perlu menjadi ahli sains untuk mengerti

konsep-konsep sains. Pengarang dari seri terkenal

Stop Faking It! Menjelaskan semua mengenai kuark

dan fotosintesis, teleskop sampai pengembangan luar

angkasa, serta jam atom sampai curveball— semuanya

dalam ciri khas tulisannya.

Dalam 33 kolom singkat, dengan Kata Pengantar yang

baru, menelaah pelajaran sains, mencakup berbagai

topik dalam ilmu pengetahuan alam, teknologi dan lainnya—buku ini cocok untuk para

guru kelas 1 sampai SMP dan juga para orangtua yang ingin meningkatkan pengetahuan

sains mereka. Dengan prosa yang mudah dimengerti dan ilustrasi menarik dari Brian Diskin,

buku ini menjadi sangat menarik, dan lebih penting lagi, mudah dibaca.

Bill Robertson telah menulis delapan buku Stop Faking It!, berdasarkan pengalaman dia

sebagai dosen dan peneliti, dan pemimpin lokakarya yang selalu memberikan inspirasi dan

informasi yang lucu mengenai sains. Keluarga dia mempunyai dua anjing, Misha dan Pasha,

kadang sangat membantu juga.

Brian Diskin menggambar ilustrasi-ilustrasi semua buku-buku Bill serta kolomnya dalam ma-

jalah.

Mengapa Harus Belajar denganCerdas?by Teo Aik CherISBN: 979-062-389-5 ● © 2013 ● 144 halamanRp 35.000,-

Dengan tekanan yang begitu besar untuk berhasil di

sekolah dan dalam masyarakat, kehidupan bagi remaja

bisa sangat memberatkan. Namun mengapa beberapa

anak bisa berhasil dan lainnya tidak, walaupun sudah

berusaha 100 persen?

Dalam buku “Why Study Smart?” pengarang buku ter-

laris Teo Aik Cher memberikan wawasannya yang luas

mengenai perlunya belajar keras. Dia juga memberi-

kan tips dan teknik-teknik yang berguna untuk memak-

simalkan hasil serta menggapai sukses akademis.

"Akhirnya, seseorang akan mengajarkan kita cara belajar yang benar! Seandainya buku ini

diterbitkan 20 tahun yang lalu, saya bisa menjadi lebih berhasil di masa sekolah saya."Cayden Chang

Lifelong Learner Award 2008 Honoree B.Sc. ((Hons), M.Sc.Director, Mind Kinesis Management International LLP

Founder of Mind Kinetics NLP Academy & Value Investment Academy

Teo Aik Cher adalah pendidik yang tulisan dan ilustrasinya telah dimuat di sejumlah publika-

si. Ia adalah penulis dan ilustrator enam seri buku bestseller tentang Bagaimana Cara?: Why

Procrastinate?, Why Take Action? Why Simplify?, Why be a Champion?, Why Study Smart?

dan Why Worry? Be Happy!. Berbagai seri buku Aik Cher tersebut telah diterjemahkan ke

bahasa Arab, Indonesia, Cina, dan Vietnam. Buku-buku ini juga telah dimuat di daftar buku

bestseller di Popular Bookstore dan daftar buku bestseller di The Sunday Times.

ISBN: 979-062-389-5 © 2013

144 halamanRp 35.000,-

ISBN: 979-062-371-2 © 2012

156 halamanRp 37.000,-

ISBN: 979-062-370-4 © 2012

162 halamanRp 35.000,-

ISBN: 979-062-390-9 © 2012

148 halamanRp 35.000,-

Seri Lainnya:BukuLainnya

Page 23: Download Buletin Indeks 2013

44 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 45 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Manajemen dalam Pembelajaranby Syaifurahman, M.Pd.; Dra. Tri UjiatiISBN: 979-062-023-3 ● © 2013 ● 258 halamanRp 75.000,-

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari

motivasi pelajar dan kreativitas guru. Pembelajar yang

memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan guru yang

mampu memfasilitasi motivasi tersebut, akan memba-

wa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target

bela jar dapat diukur melalui perubahan sikap dan ke-

mampuan siswa melalui proses belajar.

Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok

yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola ke-

las. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pembe-

lajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan

sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Akhirnya dengan manajemen pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, di-

tambah dengan kreativitas guru akan membuat siswa lebih mudah mencapai tujuan belajar.

Buku ini terdiri dari 6 bab: (1) Manajemen Pribadi Guru; (2) Manajemen Guru Profesional;

(3) Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran; (4) Manajemen Lingkungan Kelas; (5) Manaje-

men Siswa; dan (6) Manajemen Wali Kelas.

Cara-Cara Terbaik untuk Mengajar Readingby Randi StoneISBN: 979-062-007-1 ● © 2013 ● 192 halamanRp 55.000,-

“Sangat mudah diikuti. Para guru bisa dengan mudah

menggunakan ide-ide ini di dalam pengajaran.”

—Susan Bailey,; Middle School Reading Specialist Me-

quon-Thiensville School District, WI

Perkaya pengajaran ‘reading’ Anda di kelas dengan

strategi-strategi yang telah terbukti berhasil dari para

guru terbaik!

Mengikuti format dari buku-buku seri ini, Cara-Cara

Terbaik untuk Mengajar ‘Reading’ menyajikan strategi-

strategi guru khusus dalam pengajaran ‘reading’ dalam Bahasa Inggris, maupun bahasa lain.

Randi Stone membawa pembaca ke dalam kelas para guru penerima penghargaan, yang

berbagi pengalaman strategi terbaik mereka dalam berbagai gaya serta kemampuan pembe-

lajaran.

Dengan 40 strategi-strategi yang telah terbukti berhasil di kelas, buku ini memberikan pan-

duan praktis dalam pengembangan keterampilan siswa dalam hal ’reading’ dan vokabuler

sekaligus mengembangan pemahaman serta memotivasi meraka untuk membaca. Koleksi

praktik-praktik terbaik ini menyajikan cara untuk membantu para siswa:

•Menjaditertarikdengan‘reading’.

•Menghubungkandenganberbagaiteksyangberbeda.

•Menjadipenulisdanpembacayangefektif.

•Menggunakanketerampilanliterasilintasankurikulum.

Guru-guru veteran maupun pemula akan mendapatkan banyak ide-ide dalam buku ini untuk

mengajar ‘reading’ sekaligus membantu siswa meningkatkan kepercayaan diri, pencapaian

akademis, dan meningkatkan kemampuan pemikiran kritis.

ISBN: 979-062-008-X © 2013

110 halamanRp 55.000,-

ISBN: 979-062-006-3© 2013

130 halamanRp 55.000,-

ISBN: 979-683-983-0 © 2009

116 halamanRp 45.000,-

Seri Lainnya:

PenDiDiKanPenDiDiKan

BukuLainnya

Page 24: Download Buletin Indeks 2013

46 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 47 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Anaesthesia on the Moveby Sally Keat, Simon Townend Bate, Alexander Bown, Sarah LanhamISBN: 979-062-395-X ● © 2013 ● 266 halamanRp 75.000,-

Anaesthesia on the Move menyajikan akses fleksibel

yang mudah bagi para mahasiswa kedokteran, atau

bagi dokter yang ingin meninjau kembali subjek ini

dalam format ideal dan ringkas. Buku ini akan mem-

berikan dukungan penuh dalam pemahaman menge-

nai Anestesia.

Buku inovatif ini akan mempersiapkan Anda untuk

ujian maupun praktik klinis di masa depan.

Daftar isi:

Bab 1. Fisiologi

Bab 2. Persiapan operasi

Bab 3. Dalam ruang anestesi

Bab 4. Jalan napas dan ventilasi

Bab 5. Oksigen

Bab 6. Anestesi lokal dan regional

Bab 7. Obat-obatan di ruang anestesi

Bab 8. Di dalam kamar operasi

Bab 9. Komplikasi pasca operasi

Bab 10. Cairan pasca operasi

Bab 11. Mengenali dan mengelola pasien sakit

Bab 12. Struktur unit terapi intensif

Bab 13. Prinsip perawatan intensif

Bab 14. Pre-operatif

Bab 15. Di ruang anestesi

Bab 16. Praktik anestesia

Bab 17. Obat-obatan di ruang anestesia

Bab 18. Di ruang rawat

Bab 19. Resusitasi dan kegawatdaruratan

Hubungan Autentik (Real Relationships)by Dr. Les & Leslie ParrottISBN: 979-062-027-6 ● © 2012 ● 274 halamanRp 55.000,-

Dalam edisi revisi dari buku terlaris dan klasik, Rela-

tionships, Les dan Leslie Parrott memberikan pandang-

an mereka atas cara memperbaiki hubungan-hubung-

an: dari yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi

yang luar biasa.

Buku praktis ini dapat membantu Anda untuk:

•MemahamikeinginandiriAndauntukmenjadiutuh

•Menemukan satu kalimat yangdapatmemperbaiki

hubungan Anda

•Menjembatanikesenjanganantaragender

•Berbicaradalambahasapriawanita—secarafasih

•Menempahubunganyangdapatbertahanlama

•Tahuapayangharusdilakukanketikatemanmengecewakan

•Memperbaiki“IQCinta”Anda

•MenemukanorangyangAndacintaiseumurhidup

•Berpisahtanpahancurberkeping-keping

Hubungan Autentik mengemukakan rahasia-rahasia hubungan yang sehat, relasi yang auten-

tik dan bermakna. Hubungan Anda tidak akan sama lagi setelah membaca buku ini.

Dr. Les dan Dr. Leslie Parrott adalah pendiri Real Relationships.com dan Pusat Pengembang-

an Hubungan di Seattle Pacific University. Buku laris mereka termasuk Love Talk, Crazy

Good Sex, dan Saving Your Marriage before It Starts. Hasil penelitian mereka pernah dibahas

di New York Times dan USA Today, dan mereka pernah tampil di acara CNN, Good Morning

America, dan Oprah. Mereka tinggal di Seattle dengan dua anaknya.

KeDoKTeran umum

BukuLainnya

BukuLainnya

Page 25: Download Buletin Indeks 2013

48 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 49 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Perpajakan Indonesia Edisi 3by Thomas Sumarsan, S.E., M.M.ISBN: 979-062-020-9 ● © 2013 ● 454 halamanRp 100.000,-

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksana-

an pembangunan karena pajak merupakan sumber

pendapatan negara untuk membiayai semua penge-

luaran termasuk pengeluaran pembangunan. Buku

ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan ke-

wajiban perpajakan yang baik dan benar dengan me-

ngemuka kan contoh kasus dan penerapan Undang-

Undang Perpajakan yang terbaru. Berbagai macam

uraian danpenerapan terhadap kasus-kasus perpajakan

yang te jadi dalam kehidupan sehari-hari disajikan

secara lengkap, seperti : cara memperoleh NPWP, pengukuhan PKP, pemindahan NPWP,

Penyusunan SPT Masa, SPT Tahunan, Pemeriksaan Pajak, Pengajuan Keberatan, Pengajuan

Banding di Pengadilan Pajak, Penghitungan PPh Pasal 21, Penghitungan Angsuran PPh Pasal

25, Penerap an PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24 yang dapat disatupadukan dalam

penghitungan Pajak Penghasilan Tahunan (PPh Pasal 29), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan Barang Mewah yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang beserta peraturan

pelaksanaan yang terbaru.

Thomas Sumarsan, SE, MM Adalah seorang konsultan pajak yang bersertifikasi, konsultan

manajemen, auditor dan trainer. Dia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi

dari Fakultas Ekonomi Universitas Mothodist Indonesia pada tahun 1995, dan gelar Magis-

ter Manajemen dari Umiversitas Sumatera Utara pada tahun 2001. Dia mengikuti latihan

dan kegiatan seminar di dalam dan di luar negeri. Dia pernah menjadi Financial Controller

pada PT. Effem Indonesia (a mars Incorporated Company - perusahaan multinasional); Fi-

nance Manager pada PT. Indo Cocoa Specialities (a subsidiary of Malayan United Industries,

Malaysia); Accounting Manager pada Rumah Sakit Gleneaagles Medan ( Parkway Group

di Singapura); dan Orang Tua Group (PT. Arta Boga Cemerlang). Dia menjadi Dosen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, Staf Pengajar pada Curtin Internasional

College, Notthingham Trent University dan beberapa Perguruan Tinggi di Medan antara lain:

STIE PMCI, Universitas Quality, STIE Informasi Teknologi dan Bisnis, dan STIE Graha Kirana.

umum PerPajaKan

Pria yang Salah Mengira Istrinya Sebagai Topiby Oliver SacksISBN: 979-062-397-6 ● © 2013 ● 360 halamanRp 70.000,-

‘Pria yang Salah mengira Istrinya sebagai Topi penuh

dengan anekdot-anekdot seaneh sebuah karya fiksi.

Subjek dari buku aneh dan luar biasa ini adalah ke-

tika sesuatu yang terjadi dalam bagian-bagian otak,

yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya... Dr. Sacks

menunjukkan dahsyatnya kekuatan otak kita dan beta-

pa pentingnya menjaga keseimbangan di dalam otak.’

—Sunday Times

‘Buku ini buat siapa? Tidak ditujukan untuk siapa? Ini

sebenarnya untuk semuanya yang telah merasa hal-hal

tertentu mengenai identitas diri dan menyadari bahwa betapa mudahnya, pada saat kapan

saja, seseorang bisa kehilangan keseimbangan otak.’

—The Times

‘Ini, sebenarnya, adalah sebuah buku serius. Ini adalah sebuah buku hebat, di mana bu-

kan saja luar biasa (tentu demikian); namun ini merupakan anekdot-anekdot yang sangat

mencengangkan, mengagumkan dan menakjubkan. Dr. Sacks membawa kita agar menaruh

respek dan simpati terhadap pasien-pasiennya yang kurang beruntung itu. Dr. Sacks selalu

mencoba belajar dari mereka, merasakan kekagumannya, serta memperluas pemahaman

bagi kita semua.’

—Punch

OLIVER SACKS dilahirkan di London dan menjalani pendidikan di London, Oxford, dan

California. Dia membuka praktek ahli saraf di New York City, di mana dia juga bekerja se-

bagai Dosen Klinis Neurologi di Albert Einstein College of Medicine, dan Dosen Luar Biasa

Neurologi di NYU School of Medicine. Penulis karya-karya klasik seperti Awakenings dan

Paman Tungsten, Oliver Sacks telah meraih puluhan penghargaan untuk tulisan-tulisannya,

termasuk Hawthornden Prize, Polk Award, dan Guggenheim fellowship. Dia anggota Ameri-

can Fern Society dan juga American Academy of Arts and Letters.

umumumum

Page 26: Download Buletin Indeks 2013

50 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 51 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Pengantar Bisnisby Prof. Dr. M. ManullangISBN: 979-062-413-1 ● © 2013 ● 342 halamanRp 85.000,-

Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka in-

formasi dari berbagai bidang yang memberi informasi

tentang risiko perusahaan, informasi akuntansi dan

statistik serta sistem informasi manajemen harus dapat

dipahami oleh semua yang ingin mempelajari bisnis.

Dengan pemahaman tersebut dapat disadari bahwa

perusahaan hanya dapat berjalan dengan efektif dan

efi sien, bila informasi dari berbagai aspek atau bidang

tersebut diyakini kegunaannya bagi kelancaran ber-

bagai aktivitas perusahaan. Adapun isi buku pengantar

bisnis ini membahas lengkap berbagai aktivitas bisnis, hubungan bisnis dengan sistem per-

ekonomian dan berbagai faktor yang mempengaruhi bisnis.

Isi Buku ini: (1) Pendahuluan; (2) Sifat Aktivitas Bisnis; (3) Struktur Ekonomi dan Bisnis; (4)

Lingkungan Bisnis; (5) Perusahaan; (6) Lokasi Perusahaan; (7) Hubungan Perusahaan dengan

Bank; (8) Kombinasi Perusahaan; (9) Manajemen; (10) Fungsi Pengorganisasian; (11) Fungsi

Produksi; (12) Fungsi Pemasaran; (13) Fungsi Keuangan; (14) Fungsi Sumber Daya Manusia;

(15) Risiko Perusahaan; (16) Informasi Akuntansi; (17) Statistik Perusahaan; (18) Sistem Infor-

masi Manajemen.

Prof. Dr. M. Manullang; lahir di Medan pada tanggal 9 Maret 1966. Menyelesaikan program

Doktor di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2005. Dan mendapat penghargaan sebagai

Prof (Guru Besar) dari Menteri Pendidikan dalam bidang Manajemen Strategi. Dan saat ini

menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana di Universitas Batam.

Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah (Akademia)by Kautsar Riza Salman, S.E., Ak., M.S.A., B.K.D, S.A.S.ISBN: 602-8381-45-4 ● © 2012 ● 314 halamanRp 95.000,-

Perbankan syariah baik di dunia dan di Indonesia pada

khususnya telah berkembang demikian pesatnya. Sam-

pai dengan akhir tahun 2011, Indonesia telah memiliki

11 Bank Umum Syariah (BUS) dan 24 Unit Usaha Sya-

riah (UUS). Belum lagi ditambah dengan Bank Pem-

biayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang jumlahnya di Pu-

lau Jawa lebih dari 100 bank. Di sisi yang lain, masih

terbatasnya sumber daya insani (SDI) yang menguasai

kompetensi akuntansi syariah baik fikih/fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) maupun Pernyataan Standar Akun-

tansi Keuangan (PSAK) Syariah.

Oleh karena itu, buku ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi para akademisi (dosen, ma-

hasiswa, dan pihak terkait) untuk mempelajari fikih muamalah dan fatwa yang terkait dengan

produk dan transaksi syariah khususnya yang terdapat pada lembaga perbankan syariah. Di

samping itu, berbagai ragam perlakuan akuntansi perbankan syariah juga disajikan pada

buku ini berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK Syariah) mulai

dari PSAK 101 s.d. PSAK 107.

Pada setiap bahasan dalam buku ini dilengkapi dengan fatwa DSN MUI untuk akad transaksi

terkait. Selanjutnya untuk lebih memudahkan pembaca dalam menyelesaikan soal kasus,

pada setiap babnya diberikan contoh kasus beserta cara penyelesaiannya. Di antara tema

bahasan yang dapat ditemukan dalam buku ini adalah:

• Prinsip dasar dan sistem operasional perbankan syariah

• Kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan syariah (KDPPLKS)

• Perlakuan akuntansi penghimpunan bagi bank syariah yang meliputi tabungan, giro,

dan

• deposito

• Perlakuan akuntansi atas prinsip jual beli dengan skema murabahah, salam, dan is-

tishna’

• Perlakuan akuntansi atas prinsip investasi dengan skema mudharabah dan musyarakah

• Perlakuan akuntansi atas prinsip sewa dengan skema ijarah

• dan lainnyaBukuLainnya

BiSniS aKunTanSi

Page 27: Download Buletin Indeks 2013

52 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 53 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

SeKreTariS

Panduan Lengkap Pekerjaan Sekretaris (Akademia)by Caroline F. Ch. LawalataISBN: 602-8381-40-3 ● © 2012 ● 224 halamanRp 60.000,-

Buku ini disusun sebagai panduan praktis bagi peserta

didik kesekretarisan, calon sekretaris, sekretaris pemu-

la, pendidik sekretaris, dan siapa pun yang ingin be-

lajar tentang profesi sekretaris. Dengan pola pemba-

hasan yang simpel, bahasa yang lugas, di dalam buku

ini dijelaskan pengertian dan persyaratan menjadi sek-

retaris, ruang lingkup pekerjaan sekretaris, berbagai

kompetensi yang harus dimiliki sekretaris dengan baik

hingga panduan pengerjaan tugas sekretaris. Buku ini

juga memaparkan bagaimana persiapan calon sekre-

taris memasuki dunia kerja, diawali dengan mempersiapkan dokumen lamaran kerja hingga

daftar pertanyaan dalam wawancara kerja. Penulis juga menyertakan pembahasan bagaima-

na seorang sekretaris menerapkan etika dan etiket secara profesional.

Caroline F.Ch. Lawalata lahir di Medan pada tahun 1978. Ia menyelesaikan pendidikan S1

bidang Manajemen di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada tahun 2001; melan-

jutkan program Magister Manajemen di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pada

tahun 2001. Ia pernah menjadi sekretaris direktur di perusahaan retail PMA (2006-2008).

Karier di dunia pendidikan dimulai sejak menjadi dosen di School of Secretary Saint Mary,

BSD (2007) dan Bina Sarana Informatika pada jurusan Akademi Sekretaris dan Manajemen

(2007). Ia pernah menjadi ketua jurusan pada Program Profesional di jurusan Computer Sec-

retary & Public Relation, Kampus New Media, Bali (2008-2011), dan saat ini menjadi dosen

di Kampus New Media, Bali.

BukuLainnya

Ekonomi Publikby Henry Faizal NoorISBN: 602-8381-42-X ● © 2013 ● 292 halamanRp 90.000,-

Buku Ekonomi Publik yang ada di hadapan para pembaca ini

memberikan inspirasi terhadap tiga hal besar dalam penge-

lolaan public interest untuk menghasilkan public value yang

lebih baik yaitu: bagaimana mengelola aset (kekayaan) neg-

ara, mengelola anggaran negara, dan membuat kebijakan

publik yang mensejahterakan masyarakat. Buku ini bagus

untuk dibaca bagi mahasiswa kebijakan publik dan pelaku

kebijakan publik yang bergelut dengan berbagai upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Penulis sangat

banyak pengalaman dan praktik dalam domain publik dan

juga domain swasta, sehingga mampu melihat berbagai hal

“kepublikan” secara menyeluruh. Selamat membaca!

— Prof. Dr. Eko Prasojo

Guru Besar Ilmu Administrasi FISIP UI

Wakil Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Buku ini tidak membuat campur tangan pemerintah sebagai tabu, sambil mengemukakan berbagai tek-

nis dan aspek lainnya kecuali berpartisipasi dalam produksi dan distribusi barang dan jasa, yang mem-

berikan gambaran tentang infrastruktur politik dan instrumen-instrumen kebijakan yang tersedia untuk

digunakan oleh pemerintah mengendalikan ekonomi demi kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.

— Drs. Kwik Kian Gie

Mantan Menko Ekuin/Ketua Bappenas Republik Indonesia

Jarang sekali ada text book Ekonomi Publik yang pemaparannya menarik dan banyak contoh kasus yang

relevan dengan Indonesia. Text book yang dikarang oleh Sdr. Henry Faizal Noor, M.B.A. menjawab

kekosongan itu dengan menjelaskan peranan instrumen kebijakan publik untuk kesejahteraan rakyat.

Text book ini baik untuk digunakan di perguruan-perguruan tinggi bidang ekonomi maupun bidang

kebijakan publik. Sdr. Henry Faizal Noor telah bekerja keras dan berhasil menerbitkan buku text book

Ekonomi Publik yang relevan dan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

— Dr. Rizal Ramli

Mantan Menko Perekonomian RI

Pendiri ECONIT

Secara prinsipil, Negara Indonesia menurut Pancasila dan Konstitusi bukan sekadar penjaga malam,

melainkan negara kesejahteraan. Dalam realisasinya, prinsip negara kesejahteraan itu tak bisa di-

operasionalkan semestinya karena kelemahan konseptualisasi dan public policy. Buku ini bisa mem-

bantu kita menutupi celah kosong itu dengan menawarkan kerangka konseptual bagaimana mengem-

bangkan ekonomi publik yang berorientasi kesejahteraan rakyat.

— Yudi Latif, Ph.D.

Pemikir Kebangsaan dan Kenegaraan

Direktur Reform Institute

eKonomi

Page 28: Download Buletin Indeks 2013

54 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 55 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Pendidikan

No. ISBN TahunTerbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 979-062-365-8 2012 101 Sesi Latihan Sepak Bola untuk Pemain Muda

Tony Charles, Stuart Rook

45.000 172 15,5 x 23,5

HVS AC 260 gr

2 979-062-376-3 2012 Anak Berbakat & Pen-didikan Keberbakatan

Gary A. Davis 100.000 368 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

3 979-062-387-9 2012 Bagaimana Otak Belajar Edisi 4

David A. Sousa 100.000 380 21 x 28 HVS AC 260 gr

4 979-062-380-1 2012 Bagaimana Otak yang Berbakat Belajar Edisi 2

David A. Sousa 95.000 340 21 x 28 HVS AC 260 gr

5 979-062-029-2 2012 Belajar dan Memimpin dengan Kebiasaan Pikiran

Arthur L. Costa; Bena Kallick

125.000 482 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

6 979-062-025-X 2013 Buku Panduan Guru Bahasa Inggris Edisi 2

Mary Lou Brand-vik, Katherine S. McKnight

120.000 402 21 x 28 HVS AC 260 gr

7 979-062-007-1 2013 Cara-Cara Terbaik un-tuk Mengajar Reading

Randi Stone 55.000 192 15 x 23 HVS AC 260 gr

8 979-062-008-X 2013 Cara-Cara Terbaik un-tuk Mengajar Sains

Randi Stone 55.000 110 15 x 23 HVS AC 260 gr

9 979-062-006-3 2013 Cara-Cara Terbaik un-tuk Mengajar Writing

Randi Stone 55.000 130 15 x 23 HVS AC 260 gr

10 979-062-364-X 2012 Ensiklopedia Aktivitas Bayi & Anak Balita: untuk Anak-Anak usia 0 sampai 3 tahun

Kathy Charber, Maureen Murphy, Charlie Clark

95.000 288 21 x 27,5 HVS AC 260 gr

11 979-062-390-9 2012 Ingin Menjadi Seorang Juara?

Teo Aik Cher 35.000 148 13 x 20 HVS AC 260 gr

12 979-062-018-7 2013 Jawaban untuk Perta-nyaan Sains

Wiliiam C. Robert son

55.000 216 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

13 979-062-005-5 2013 Kecerdasn Multipel di dalam Kelas edisi 3

Thomas Arm-strong

80.000 238 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

14 979-062-282-1 2012 Kiat Nyaman Menga jar di dalam kelas Edisi 3

Ronald L. Partin 150.000 484 21 x 28 HVS AC 260 gr

15 979-062-019-5 2013 Kompetensi Guru-Guru Efektif

James H. Stronge 60.000 276 15 x 23 HVS AC 260 gr

16 979-062-384-4 2012 Logika: Ilmu dan Seni Berpikir Kritis

Drs.Benya min Molan

47.500 200 15 x 23 HVS AC 260 gr

17 979-062-410-7 2013 Memahami Cara Anak-Anak Belajar

Wendy L. Ostroff 70.000 200 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

Daf ta r Harga Buku

2013

18 979-062-382-8 2012 Memahami Perkem-bangan dan Cara Kerja Otak Anak-Anak

Robert Sylwester 60.000 228 15 x 23 HVS AC 260 gr

19 979-062-023-3 2013 Manajemen dalam Pembelajaran

Syaifurahman,M.Pd; dra. Tri Ujiati

75.000 258 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

20 979-062-391-7 2012 Mengapa Bertindak? Teo Aik Cher 35.000 152 13 x 20 HVS AC 260 gr

21 979-062-389-5 2013 Mengapa Harus Bela-jar dengan Cerdas?

Teo Aik Cher 35.000 144 13 x 20 HVS AC 260 gr

22 979-062-371-2 2012 Mengapa Harus Menyederhanakan?

Teo Aik Cher 37.000 156 13 x 20 HVS AC 260 gr

23 979-062-370-4 2012 Mengapa Menunda? Teo Aik Cher 35.000 162 13 x 20 HVS AC 260 gr

24 979-062-381-X 2012 Motivasi dalam Pen didikan: Teori, Pe nelitian, dan Apli kasi Edisi 3

Dale H. Schunk, Paul R. Pintrich, Judith L. Meece

180.000 652 20 x 25 HVS AC 260 gr

25 979-062-031-4 2012 Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi

Merrill Harmin, Melanie Toth

150.000 650 20 x 25 HVS AC 260 gr

26 979-062-030-6 2012 Pemikiran Pemikir Kreatif

Michael Michalko 75.000 264 15 x 23 HVS AC 260 gr

27 979-062-369-0 2012 Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar

Samiaji Sarosa,Ph.D

60.000 210 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

28 979-062-324-0 2012 Pengajaran Pemaham an Melalui Desain Edisi 2

Grant Wiggins; Jay McTighe

135.000 634 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

29 979-062-383-6 2012 Pengantar Pendidikan: Teori dan Aplikasi

Moh. Suardi 65.000 254 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

30 979-062-392-5 2012 Permainan-Permainan Pengembangan Karak ter Anak-Anak

Rae Pica 48.000 154 21 x 27,5 HVS AC 260 gr

31 979-062-368-2 2012 Peta Pemikiran Edisi 2 David N. Hyerle, Larry Alper

80.000 300 21 x 28 HVS AC 260 gr

32 979-062-372-0 2012 Proyek Pemelajaran yang Diperkaya

James Bellanca 70.000 250 21 x 28 HVS AC 260 gr

33 979-062-362-3 2012 Strategi dan Model Pembelajaran Edisi 6

Paul Eggen, Don Kauchak

125.000 456 20 x 25 HVS AC 260 gr

34 979-062-028-4 2012 Strategi-Strategi Pengajaran: Me-milih Strategi Berbasis Penelitian yang Tepat untuk Setiap Pelajaran

Harvey F. Silver, Richard W. Strong, Matthew J. Perini

110.000 290 21 x 28 HVS AC 260 gr

35 979-062-016-0 2013 Seni dan Ilmu Peng-ajaran

Robert J. Mar-zano

80.000 256 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

36 979-062-026-8 2013 Tepat memilih Kata: Kasus Kebahasaan di Sekitar Kita

Eko Prasetyo 50.000 164 15 x 23 HVS AC 260 gr

37 979-062-342-9 2012 TIK: Menulis Blog untuk Pendidikan

Wijaya Kusumah, M.Pd.

52.000 200 17,6 x 25 book paper

AC 260 gr

Pendidikan (lanjutan)

No. ISBN TahunTerbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

Page 29: Download Buletin Indeks 2013

56 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392 57 Fax: 021 - 58350365 ● Permata Puri Media, Jl. Topaz Raya Blok C2 no 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610

Psikologi, Tes IQ

No. ISBN Tahun Terbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 979-062-358-5 2012 Buku Latihan Tes IQ dan Psikometri

Philip Carter 60.000 298 14 x 21 HVS AC 260 gr

2 979-062-359-3 2012 Hipnosis dalam Psikologi Olahraga

Joseph Tramon-tana, PhD

57.500 200 15 x 23 HVS AC 260 gr

3 979-062-353-4 2012 Konseling: Pro-fesi yang Menyeluruh Edisi 6

Samuel T. Glad-ding

150.000 640 21 x 28 HVS AC 260 gr

4 979-062-352-6 2012 Konseling Anak-Anak: Sebuah Panduan Praktis Edisi 3

Kathryn & David Geldard

100.000 412 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

5 979-062-394-1 2013 Pemikiran Magis: Ketika Batas Antara Magis dan Logis Men-jadi Bias

Karel Karsten Himawan

45.000 210 15 x 23 HVS AC 260 gr

6 979-062-361-5 2012 Tes Psikologi Stephanie Jones 65.000 282 15 x 23 HVS AC 260 gr

Kedokteran & Kesehatan

No. ISBN Tahun Terbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 979-062-348-6 2012 100 Tanya Jawab mengenai Diabetes

Michael Bryer 45.000 146 15 x 23 HVS AC 260 gr

2 979-062-354-2 2012 100 Tanya Jawab mengenai ADHD pada Anak

Ruth D. Nass MD; Fern Leventhal, PhD

50.000 162 15 x 23 HVS AC 260 gr

3 979-062-395-X 2013 Anaesthesia on the Move

Sally Keat, Simon Tow nend Bate, Alexander Bown, Sarah Lanham

75.000 266 15 x 23 HVS AC 260 gr

4 979-062-367-4 2012 Buku Saku Hitam: Ke-dokteran Internasional

William A. Alto 120.000 516 15 x 23 HVS AC 260 gr

5 979-062-373-9 2012 Buku Saku Hitam: Kedokteran Paru

Edward Ringel 100.000 412 15 x 23 HVS AC 260 gr

6 979-062-283-X 2012 Chamberlain's: Ge-jala dan Tanda dalam Kedokteran Klinis Edisi 13

Andrew R. Houghton, David Gray

150.000 564 20 x 25 HVS AC 260 gr

Akuntansi, Bisnis, Pajak, Ekonomi

No. ISBN Tahun Terbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 979-683-991-1 2012 Akuntansi Manajemen Edisi 5 Jilid 2

Anthony A. Atkinson,dkk

120.000 428 20 x 25,5 HVS AC 260 gr

2 979-062-323-2 2012 IFRS for SMEs Bruce Mac kenzie,dkk

115.000 488 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

3 979-062-374-7 2012 IFRS Made Easy Steven M. Bragg 72.000 358 15 x 23 HVS AC 260 gr

4 979-062-022-5 2012 Pengantar Praktikum Akuntansi Versi IFRS: Kasus dan Kertas Kerja

Thomas Sumar-san, S.E., M.M.

60.000 196 20 x 25 HVS AC 260 gr

5 979-062-360-7 2012 Perpajakan Indonesia Edisi 2

Thomas Sumar-san, S.E., M.M.

100.000 456 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

6 979-062-020-9 2013 Perpajakan Indonesia Edisi 3

Thomas Sumar-san, S.E., M.M.

100.000 454 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

7 979-062-393-3 2013 Pengantar Akuntansi Novi Priyati, S.Pd., M.M.

50.000 114 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

8 979-062-413-1 2013 Pengantar Bisnis Prof. Dr. M. Manullang

85.000 342 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

9 979-062-346-1 2012 Sensus Pajak Nasi-onal Siapa Takut?

Thomas Sumar-san, S.E., M.M.

55.000 178 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

Manajemen Praktis dan Umum

No. ISBN Tahun Terbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 979-062-375-5 2012 Brand Management: 13 Strategi untuk mengembangkan Merek Anda

Jacky Tai, Wilson Chew

87.500 316 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

2 979-062-355-0 2012 Faktor Keberuntungan Max Ghunter 50.000 226 14 x 21 HVS AC 260 gr

3 979-062-027-6 2012 Hubungan Autentik (Real Relationships)

Dr. Les & Leslie Parrott

55.000 274 13,5 x 21 book paper

AC 260 gr

4 979-062-366-6 2012 Pemikiran Kritis: Panduan untuk Meng-ajukan dan menjawab Pertanyaan Kritis

M. Neil Browne, Stuartt M. Keeley

60.000 280 15 x 23 HVS AC 260 gr

5 979-062-397-6 2013 Pria yang Salah Me-ngira Istrinya Sebagai Topi

Oliver Sacks 70.000 360 13,5 x 21 book paper

AC 260 gr

6 979-062-379-8 2012 Salesman Super Steve W. Martin 85.000 456 15 x 23 HVS AC 260 gr

Kewirausahaan, Teknik Industri

No. ISBNTahunTerbit Judul Buku Penulis

Harga(Rp)

Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 979-062-363-1 2012 Menulis di Blog Bisa Bikin Kaya

Trio Sumawung 30.000 92 15 x 23 book paper

AC 260 gr

2 979-062-024-1 2013 Menjadi Seorang Entrepreneurship Sukses

Alex McMillan 78.000 422 15 x 23 HVS AC 260 gr

3 979-062-338-0 2013 TQM: Manajemen Kualitas Total dalam Perspektif Industri

Prof. Dr. Ir. T. Yuri M.Z. MEngSc, Dr. Ir. Rahmat Nurcah-yo MEngSc

45.000 152 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

Akuntansi, Bisnis, Pajak, Ekonomi (lanjutan)

No. ISBN TahunTerbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

Page 30: Download Buletin Indeks 2013

58 www.indeks-penerbit.com ● [email protected] ● To Order, Phone: 021 - 58350047, 58350392

Harga Buku AKADEMIA

No. ISBN TahunTerbit Judul Buku Penulis Harga

(Rp) Juml. Hal

Ukuran Buku (cm)

Kertas Isi

Kertas Cover

1 602-8381-45-4 2012 Akuntansi Perbankan Syariah

Kautsar Riza Sal man,S.E., Ak.,M.S.A., B.K.D,S.A.S.

95.000 314 21 x 27,5 HVS AC 260 gr

2 602-8381-42-X 2013 Ekonomi Publik Henry Faizal Noor 90.000 292 21 x 28 HVS AC 260 gr

3 602-8381-44-6 2012 Hukum Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia

Drs. Suhardi, M.si, M.M., M.H.; Prof. Moh. Taufik Makarao, S.H., M.H.; Fauziah,S.H., M.H.

55.000 234 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

4 602-8381-35-7 2012 Hukum Perlindun-gan Konsumen di Indonesia

Drs. M. Sa dar, MH., Prof. MOH. Taufik Makarao, SH, MH., Habloel Mawadi,SH.

60.000 240 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

5 602-8381-34-9 2012 Infotainmen: Proses Produksi dan Praktik Jurnalistik

Dudi Iman Hartono

60.000 170 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

6 602-8381-43-8 2012 Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab

Sudi Yahya Hu-sein, Lc., M.Pd., Sahrani, S.E., M.Pd., Syamiyah, M.Ag. (penerjemah)

32.000 106 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

7 602-8381-40-3 2012 Panduan Lengkap Pekerjaan Sekretaris

Caroline F. Ch. Lawalata

60.000 224 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

8 602-8381-36-5 2013 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi

Ika Lestari, S.pd., M.Si

45.000 132 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

9 602-8381-46-2 2013 Politik Hukum Eko Prasetyo 50.000 164 15 x 23 HVS AC 260 gr

10 602-8381-41-1 2013 Psikologi untuk Bidan Dr. Dede Rahmat H, M.Psi; E. Yayan Karyawati, S.Si. T.

40.000 116 17 x 24 HVS AC 260 gr

11 602-8381-38-1 2012 The Secret of Biography: Rahasia Menulis Biografi Ala Ramadhan K.H.

Zulfikar Fuad 48.000 172 17,6 x 25 HVS AC 260 gr

12 602-8381-48-9 2013 Tips Waktu Jomblo Rumi Silitonga 55.000 96 14,5 x 21 HVS AC 260 gr

Kunjungilah website kami

www.indeks-penerbit.comuntuk mendapatkan

InfOrMASI

buku secara lengkap

Dapatkan

Kalender 2013 setiap pembelian minimal

rp 200.000,-**selama persediaan masih ada

naskah-naskah buku dengan tema pembelajaran dan pekerjaan,buku panduan/tips/kiat. Naskah dapat dikirim via e-mail ke [email protected]. Selain isi naskah yang lengkap, lam-pirkan profil penulis/CV, info tentang karya-karya penulisan dan/atau nonpenulisan yang ada, dan prospek naskah.

wanTeD