donor darah agama

2
6. DONOR DARAH Tidak ada nash yang jelas melarang mendonorkan darah. Bagi ulama fikih yang membolehkan transfuse darah mereka menetapkan bahwa mendonorkan darah di bolehkan untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkan. Tindakan ini termasuk bentuk tolong-menolong dalam kebaikan, sejalan dengan perintah dalam ayat al-Quran: “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”(Q.s. al-maidah (5):2).” Hadis nabi juga terdapat sejumlah anjuran agar membantu orang yang dalam kesulitan: “dari abu hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “siapa saja yang meringankan beban salah satu beban seorang mukmin diantara salah satu beban-beban dunia, maka Allah akan meringankan salah satu bebannya di antara beban hari kiamat. Siapa saja yang memudahkan seseorang yang sedang mengalami kesulitan maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat, dan siapa saja yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, Allah senantiasa menolong hamba-Nya sepanjang si hamba itu mau menolong saudaranya..” (HR. Muslim). Ulama fikih juga mendasarkan pendapat mereka pada tindakan Nabi berbekam dengan cara mengeluarkan darah untuk menghilangkan penyakit darah yang di keluarkan itu dibuang begitu saja, maka menurut mereka menyumbangkannya karena sangat di perlukan tentu juga di bolehkan, bahkan tujuannya untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Ulama mengkiyaskan boleh transfuse dan donor darah dengan praktik bekam sebagaimana terdapat dalam sejumlah hadis Nabi, antara lain: “dari ibnu abbas r.a. Nabi saw pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang bekam itu”(HR. al-bukhari)

Upload: intan-sari

Post on 11-Nov-2015

239 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

6. DONOR DARAHTidak ada nash yang jelas melarang mendonorkan darah.Bagi ulama fikih yang membolehkan transfuse darah mereka menetapkan bahwa mendonorkan darah di bolehkan untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkan. Tindakan ini termasuk bentuk tolong-menolong dalam kebaikan, sejalan dengan perintah dalam ayat al-Quran:

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran(Q.s. al-maidah (5):2).

Hadis nabi juga terdapat sejumlah anjuran agar membantu orang yang dalam kesulitan:

dari abu hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: siapa saja yang meringankan beban salah satu beban seorang mukmin diantara salah satu beban-beban dunia, maka Allah akan meringankan salah satu bebannya di antara beban hari kiamat. Siapa saja yang memudahkan seseorang yang sedang mengalami kesulitan maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat, dan siapa saja yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, Allah senantiasa menolong hamba-Nya sepanjang si hamba itu mau menolong saudaranya.. (HR. Muslim).

Ulama fikih juga mendasarkan pendapat mereka pada tindakan Nabi berbekam dengan cara mengeluarkan darah untuk menghilangkan penyakit darah yang di keluarkan itu dibuang begitu saja, maka menurut mereka menyumbangkannya karena sangat di perlukan tentu juga di bolehkan, bahkan tujuannya untuk menyelamatkan jiwa seseorang.

Ulama mengkiyaskan boleh transfuse dan donor darah dengan praktik bekam sebagaimana terdapat dalam sejumlah hadis Nabi, antara lain:

dari ibnu abbas r.a. Nabi saw pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang bekam itu(HR. al-bukhari)

Nabi juga menganjurkan sejumlah sahabat untuk berbekam bahkan, pernah menyatakan bekam merupakan pengobatan terbaik, seperti dinyatakan Nabi dalam sabdanya:

Sesungguhnya pengobatan terbaik diantara kalian adalah berbekam atau diantara pengobatan terbaik diantara kalian adalah berbekam (HR. al-Turmudzi dari Anas)

Ulama berpendapat, berbekam merupakan salah satu bentuk mengeluarkan darah yang digunakan untuk pengobatan sebagian jenis penyakit dalam tubuh manusia. Darah tersebut sama sekali tidak sama sekali digunakan. Jika pada masa Rasulullah saw saat melakukan bekam, darah dihisap keluar dan dibuang, maka menyumbangkan darah juga dibolehkan, mengingat tujuannya tidak hanya sekedar untuk pengobatan, tetapi untuk menyelamatkan jiwa manusia.Karena itu menurut Abdus Salam lebih lanjut menyatakan ulama kontemporer sepakat bahwa menyumbangkan darah hukumnya mubah.

Menyumbangkan darah dengan ikhlas, sangat jelas bermanfaat, dapat menyelamatkan jiwa manusia, penyelamatan satu jiwa seolah menyelamatkan seluruh manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat al-Quran:

dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya (Q.s. al-Maidah (5):32)

Hal senada juga di fatwakan oleh Majlis al-majma. Al-fiqh al-islami lirabithah al-Alam al-Islami yange bersidang pada Rabiul akhir 1405H. kebolehannya itu dengan 4 syarat:1. Tidak menimbulkan dampak membahayakan pada pihak donor2. Pemberian tersebut bersifat sukarela tanpa ada paksaan3. Merupakan satu-satunya cara penyembuhannya4. Berdasarkan kebiasaan dan kegalibannya, cara tersebut secara meyakinkan aman.