dokter polisi 2

20

Click here to load reader

Upload: oky-lampe

Post on 26-Nov-2015

300 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

dokter

TRANSCRIPT

PembahasanDokter PolisiKedokteran Kepolisian atau lebih dikenal sebagai DOKPOL adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran untuk kepentingan tugas kepolisian. Banyak yang mengira bahwa DOKPOL identik dengan Kedokteran Forensik, namun sebenarnya berbeda, oleh karena Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang diterapkan di dalam DOKPOL, sehingga Kedokteran Forensik merupakan bagian dari penerapan DOKPOL. Ilmu-ilmu lain yang juga merupakan bagian terapan dari DOKPOL selain Kedokteran Forensik adalah Forensik Klinik, Psikiatri Forensik, Kedokteran Gigi Forensik, Biomolekuler Forensik, Medikolegal, Toksikologi Kedokteran Forensik, Kedokteran Gawat Darurat, Kesehatan Lapangan, Kedokteran Lalu Lintas dan sebagainya.Adapun dasar hukum bahwa DOKPOL berperan dalam tugas kepolisian adalah tercantum dalam Bab III Pasal 14 ayat 1 butir (h) UU No. 2 tahun 2002 yang berbunyi menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian. Disini berarti mengungkapkan bahwa DOKPOL merupakan salah satu pengemban tugas atau fungsi teknis kepolisian harus dapat berperan dalam penyelenggaraan tugas-tugas pokok Kepolisian sebagaimana yang diamanatkan pada UU No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia tersebut.Peran dan Fungsi DOKPOLBiddokpol Pusdokkes Polri yang merupakan unsur pembantu pimpinan dan pelaksana pada Pusdokkes Polri berkedudukan di bawah Kapusdokkes Polri dan bertugas menyelenggarakan pembinaan penelitian pengembangan dan pelatihan, sebagi pusat rujukan ilmu dan teknologi di bidang DOKPOL serta melaksanakan kegiatan operasional DOKPOL di tingkat pusat maupun back up Kewilayahan. Kini, fungsi DOKPOL meliputi bagian-bagian yang terdiri dari :1. Unit Kedokteran Forensik (Doksik), meliputi : Disaster Victim Identification (DVI), Patologi Forensik, Forensik Klinik, Odontologi Forensik, DNA Forensik, Psikiatri Forensik, Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Kesehatan Tahanan (Kestah), Medikolegal dan Forensik Lingkungan.2. Unit Kesehatan, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Keskamtibmas), meliputi : Kedokteran Lalu Lintas (Doklantas), Kesehatan Lapangan (Keslap) dan Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika)3. Unit Intel Pengamanan Medik (Intelpammedik), meliputi: Food Security (Pengamanan Makanan), Geomedicine dan Narkoba.4. Laboratorium DOKPOL, meliputi: Laboratorium DNA Forensik, Laboratorium Patologi Forensik, Laboratorium Odontologi Forensik, Laboratorium Doklantas dan Laboratorium Intel Pam Medik.Dalam kepentingan tugas-tugas operasional peran Dokpol cukup dikenal di dunia terutama sejak terjadinya peristiwa Bom Bali dimana DOKPOL memberikan kontribusinya yang nyata dalam rangka mengidentifikasi korban mati akibat bencana berupa bom dan turut serta dalam membantu merekontruksi penyebab bencana tersebut. Sejak itu tugas-tugas identifikasi terhadap korban mati akibat bencana massal (DVI) di Indonesia merupakan salah satu peran DOKPOL yang penting dan dikenal hingga dunia baik aktivitasnya maupun organisasinya.Keberhasilan DOKPOL hingga ke dunia ini juga diikuti dengan mengembangkan sumber daya manusianya yaitu dengan memberikan kesempatan memperdalam pendidikan berkelanjutan antara lain dalam bidang DNA Forensik yang diselenggarakan di Australia. Selain itu pula melakukan kerjasama dan membangun networking dengan intitusi-institusi dan organisasi-organisai nasional dan internasional terkait seperti Interpol, AFP, JCLEC, Victoria University, ICOFM, ADVIC, ITMA dan sebagainya. Peran dan fungsi DOKPOL ini juga diwujudkan dalam keaktifan mengikuti pertemuan ilmiah tahunan atau symposium atau pertemuan formal tahunan lainnya seperti Meeting of The Standing Committee on Disaster Victim Identification setiap tahun di Lyon, Perancis, International DNA users Conference for Investigative Officers setiap tahun di Lyon, Perancis dan kegiatan World Congress of International Traffic Medicine Association yang diadakan setiap 2 tahun sekali di negara anggota serta kegiatan-kegiatan internasional lainnya yang diadakan secara insidentil.Kegiatan-kegiatan operasional DOKPOL yang sering kali dilaksanakan oleh Biddokpol Pusdokkes Polri antara lain: Kegiatan Disaster Victim Identification (DVI) pada kejadian bencana baik yang bersifat alam/natural ataupun man made disaster seperti kasus terorisme ; Kegiatan back up wilayah berupa otopsi dan ekhumasi (gali jenazah) ; Kegiatan Pengamanan Makanan berupa Food Security untuk VVIP dan VIP ; Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan berupa pengajaran DVI di JCLEC, Dibangspes Dokpol dan mengajar Kedokteran Forensik untuk mahasiswa-mahasiswa kedokteran yang menjalani kepaniteraan forensik di Rumkit Puspol RS Sukanto dan Odontologi Forensik bagi mahasiswa FK Universitas Indonesia ; serta Kegiatan pemeriksaan DNA oleh Laboratorium DNA Forensik Pusdokkes Polri.

Hak Asasi ManusiaKUHAP Pasal 1 No. 14Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

KUHAP Pasal 1 No. 14Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.

UNDANG-UNDANG TENTANG HAK ASASI MANUSIABAB IKETENTUAN UMUMPasal 1Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:1. Hak Asasi Manusia adalah seprearangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tugas Yang Mha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukun, Pemerintahan, dan setiap orang demikehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidakmemungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun taklangsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibatpengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hakasasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidangpolitik, ekonomi, hukum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasasakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani pada seseorang untukmemperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga, denganmenghukumnya atas suatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan olehseseorang atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atauuntuk suatu alasan yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit ataupenderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atausepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.5. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.6. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasukaparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukummengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang ataukelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, ataudikhawatirkan tidak memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkanmekanisme hukum yang berlaku.7. Komisi Nasional Hak Asasi yang selanjutnya disebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yangberkedudukan setingkat dalam negara lainya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,penelitian, penyaluran, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.BAB IIASAS-ASAS DASARPasal 2Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasarmanusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harusdilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peringatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan,dan kecerdasan serta keadilan.Pasal 3(1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan sederajat sertadikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalamsemangat persaudaraan.(2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil sertamendapat kepastian hukum dalam semangat di depan hukum.(3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan manusia, tanpadiskriminasi.Pasal 4Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama,hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hakuntuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapatdikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.Pasal 5(1) Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan sertaperlindungan yang samasesuai dengan martabat kemanusiaanya di depan hukum.(2) Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang adil dari pengadilan yang objektif dantidak berpihak.(3) Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan danperlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.

BAB IIIHAK ASASI MANUSIA DAN KEBEBASAN DASAR MANUSIABagian KesatuHak untuk HidupPasal 9(1) Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.(2) Setiap orang berhak hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin.(3) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Bagian KeempatHak Memperoleh KeadilanPasal 17Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan,pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melaluiproses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjaminpemerikasaan yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.Pasal 18(1) Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dan dituntut karena disangka melakukan sesuatu tindakpidana berhak dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya secara sah dalam suatusidang pengadilan dan diberikan segala jaminan hukum yang diperlakukan untuk pembelaannya,sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undangan.(2) Setiap orang tidak boleh dituntut untuk dihukum atau dijatuhi pidana, kecuali berdasarkan suatuperaturan perundang-undangan yang sudah ada sebelum tindak pidana itu dilakukannya.(3) Setiap ada perubahan dalam peraturan perudang-undangan maka beralaku ketentuan yang palingmenguntungkan bagi tersangka.(4) Setiap orang yang diperiksa berhak mendapatkan bantuan hukum sejak saat penyidikan sampaiadanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.(5) Setiap orang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama atas suatu perbutanyang telah memperoleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.Bagian KelimaHak Atas Kebebasan PribadiPasal 33(1) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan yang kejam, tidakmanusiawi, merendahkan derajat dan martabat kemanusiaannya.(2) Setiap orang berhak untuk bebas sari penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.Pasal 34Setiap orang tidak boleh ditangkap, dittahan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau dibuang secarasewenag-wenang.BAB IVKEWAJIBAN DASAR MANUSIAPasal 69(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.(2) Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untukmenghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas Pemerintah untukmenghormati, melindungi, meneggakan, dan memajukannya.Pasal 70Dalam menjalankan dah dan kewajiban, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkanoleh Undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dankebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adli sesuai dengan pertimbangan moral,keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.BAB VIPEMBATASAN DAN LARANGANPasal 73Hak dan kebebasan yang diatur dalam Undang-undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkanundang-undang, semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusiaserta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa.Pasal 74Tidak satu ketentuanpun dalam Undang-undang ini boleh diartikan bahwa Pemerintah, partai, golongan,atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, merusak, atau menghapuskan hak asasi manusia ataukebebasan dasar yang diatur dalam Undang-undang ini.

KITAB UNDANG-UNDANG

HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

NOMOR 8 TAHUN 1981

BAB VITERSANGKA DAN TERDAKWAPasal 50(1) Tersangka berhak segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut umum. (2) Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penuntut umum. (3) Terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan.Pasal 51Untuk rnempersiapkan pembelaan:a. tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaan dimulai, b. terdakwa berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang didakwakan kepadanya Pasal 52Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim. Pasal 53(1) Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak untuk setiap waktu mendapat bantuan juru bahasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177. (2) Dalam hal tersangka atau terdakwa bisu dan atau tuli diberlakukan ketentuan sebagainiana dimaksud dalam Pasal 178. Pasal 54Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini. Pasal 55Untuk mendapatkan penasihat hukum tersebut dalam Pasal 54, tersangka atau terdakwa berhak memiih sendiri penasihat hukumnya. Pasal 56(1) Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka. (2) Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberikan bantuannya dengan cuma-cuma. Pasal 57(1) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi penasihat hukumnya sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. (2) Tersangka atau terdakwa yang berkebangsaan asing yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan berbicara dengan perwakilan negaranya dalam menghadapi proses perkaranya. Pasal 58Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak meng hubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan proses perkara maupun tidak. Pasal 59Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak diberitahukan tentang penahanan atas dirinya oleh pejabat yang berwenang pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan, kepada keluarganya atau orang lain yang serumah dengan tersangka atau terdakwa ataupun orang lain yang bantuannya dibutuhkan oleh tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum atau jaminan bagi penangguhannya. Pasal 60Tersangka atau terdakw berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari pihak yang mempunyai hubungn kekeluargaan atau lainnya dengan tersangka atau terdakwa guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk usaha mendapatkan bantuan hukum. Pasal 61Tersangka atau terdakwa berhak secara Iangsung atau dengan perantaraan penasihat hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarganya dalam hal yang tidak ada hubungannya dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan kekeluargaan. Pasal 62(1) Tersangka atau terdakwa berhak mengirim surat kepada penasihat hukumnya, dan menerima surat dari penasihat hukumnya dan sanak keluarga setiap kali yang diperlukan olehnya, untuk keperluan itu bagi tersangka atau terdakwa disediakan alat tulis menulis. (2) Surat menyurat antara tersangka atau terdakwa dengan penasihat hukumnya atau sanak keluarganya tidak diperiksa oleh penyidik, penuntut umum, hakim atau pejabat rumah tahanan negara kecuali jika terdapat cukup alasan untuk diduga bahwa surat menyurat itu disalahgunakan. (3) Dalam hal surat untuk tersangka atau terdakwa ditilik atau diperiksa oleh penyidik, penuntut umum, hakim atau pejabat rumah tahanan negara, hal itu diberitahukan kepada tersangka atau terdakwa dan surat tersebut dikirim kembali kepada pengirimnya setelah dibubuhi cap yang berbunyi "telah ditilik".Pasal 63Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari rohaniwan. Pasal 64Terdakwa berhak untuk diadili di sidang pengadilan yang terbuka untuk umum. Pasal 65Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan diri mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya. Pasal 66Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian.Pasal 67Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat. Pasal 68Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi sebagaimana diatur dalam Pasal 95. (1)

Kewajiban DokterKODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.Pasal 2Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.Pasal 4Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.Pasal 5Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.Pasal 6Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.Pasal 7Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.Pasal 7aSeorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.Pasal 7bSeorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasienPasal 7cSeorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasienPasal 7dSetiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.Pasal 8Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.Pasal 9Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIENPasal 10Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.Pasal 11Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.Pasal 12Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.Pasal 13Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATPasal 14Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.Pasal 15Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRIPasal 16Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.Pasal 17Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.

PBL Blok 30 Emergency Medicine 2 1