document.pdf

125
ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, DAN BOPO TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA Disusun Oleh : Siti Sumiati 105081002591 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H

Upload: prabowokh

Post on 21-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: document.pdf

ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, DAN BOPO

TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS (ROA)

PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

Disusun Oleh :

Siti Sumiati105081002591

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

i

Page 2: document.pdf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Siti Sumiati

2. Tempat/Tanggal Lahir : Karawang, 30 Mei 1987

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Telepon : (0264) 302155 / 085218999844

6. E-mail : [email protected]

7. Alamat : Jl. Lapang Wirasaba No.49 Rt.02 Rw.12

Sukamanah Timur Cikampek Barat

Karawang 41373

II. Pendidikan

1. SDN Cikampek Utara VI Tahun 1993-1999

2. MTs PP. Darussalam Subang Tahun 1999-2002

3. MA PP. Darussalam Subang Tahun 2002-2005

4. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta Tahun 2005-2009

i

Page 3: document.pdf

ABSTRACT

This research was conducted with the aim to analyze the influence of CAR, NPL, LDR, NIM, and BOPO level of profitability (ROA) at the Bank Muamalat Indonesia. This research uses data from the monthly financial reports in January 2002 to December 2005. Statistical method used was path analysis.

The results from the research showed that the five variables examined, such as CAR, NPL, LDR, NIM, and BOPO there are only 2 variables that affect the ROA in Bank Muamalat LDR and the NIM, so that further research needs to be Trimming because there are 3 variables that are not significant , so further research using only 2 variables that are significant and the LDR and NIM, and the result is the second variable in a positive effect on the ROA of LDR 0.301 and 0.758 of NIM

Key Word : Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Net Intersest Margin, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Return On Asset , Profitabilitas

ii

Page 4: document.pdf

ABSRTAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap tingkat profitabilitas (ROA) pada Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan bulanan dari Januari 2002 sampai Desember 2005. Metode statistik yang digunakan adalah analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukan dari kelima variabel yang diteliti seperti CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO hanya terdapat 2 variabel saja yang berpengaruh terhadap ROA pada Bank Muamalat yaitu LDR dan NIM, sehingga penelitian selanjutnya perlu di trimming karena masih terdapat 3 variabel yang tidak signifikan, dengan demikian penelitian selanjutnya hanya menggunakan 2 variabel yang signifikan yaitu LDR dan NIM, dan hasilnya adalah kedua variabel tersebut berpengaruh secara positif terhadap ROA sebesar LDR 0,301 dan NIM sebesar 0,758.

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Net Intersest Margin, Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Return On Asset , Profitabilitas

iii

Page 5: document.pdf

KATA PENGANTAR

Segala puji atas maha raja yang tunggal dengan kesempurnaan, tunggal

dengan kedigjayaan, tunggal dengan kemegahan, tunggal dengan keindahan,

tunggal menguasai setiap kejap perputaran kejadian dalam kerajaan Nya, alangkah

luas kerajaannya, setiap atom dan molekul menyimpan isyarat keagungan Nya,

tiada sejengkal tanah dipermukaan bumi terkecuali milik Nya, dan dia penguasa

tunggal yang maha berkuasa atas setiap tanah dibentangan barat dan timur. Tiada

untaian kata selain syukur kepada sang maha agung.

Shalawat dan salam selalu terlimpah kepada manusia yang engkau

muliakan yaitu nabi muhamad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga

dunia ini tiada, dan semoga syafaat yang kau janjikan menyinari dan memberi

pertolongan kepada seluruh umatnya dihari dimana seluruh umatnya

dikumpulkan.

Kendatipun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun ini

merupakan suatu hasil yang maksimal, karena dalam penyelesaiannya tidak

sedikit hambatan yang penilis temui. Namun berkat pertolongan yang Maha Kasih

Allah SWT dengan memberikan pertolongan, dorongan, kesabaran, dan semangat

bagi penulis serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda H. Didi Muhidin serta Ibunda Hj. Nurlismah selaku orang tua

yang paling penulis sayangi dan hormati yang senantiasa tiada henti

mengalirkan doanya dari waktu kewaktu serta tak luput dari itu motivasi,

iv

Page 6: document.pdf

nasihat, keikhlasannya untuk menyediakan segala yang penulis butuhkan

hingga membuat penulis terketuk untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

“semoga Allah melimpahkan kasih sayang kepada mereka”. Dan juga

untuk keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasinya sehingga

membuat penulis berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku dosen pembimbing I sekaligus

dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, yang bersedia meluangkan

waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan masukan yang

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Arief Mufraini, Lc, M.Si. Selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk berdiskusi, memberikan

petunjuk, bimbingan, dan masukannya yang sangat berharga hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Serta Perpustakaan

FEIS, perpstakaan UIN, perpustakaann PERBANAS, perpustakaan

UNPAD Bandung, dan LIPI yang telah menyediakan buku dan jurnal-

jurnal sehingga memberikan inspirasi bagi penulis.

5. Teman-teman seperjuangan Manajemen E (Intan, Rachma, Amy, Echa,

Riny) Manajemen Perbankan, teman-teman kost. Terutama untuk Ozy &

Wita, Thank for your motivation. Specially for “My Chayur” yang selalu

menemani di saat senang dan duka.

v

Page 7: document.pdf

Semoga atas segala bantuan dan kebaikannya yang telah rela memberikan

kontribusinya kepada penulis akan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala dan

rizqi yang berlimpah.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, serta semoga Allah senantiasa

memberikan kemudahan bagi kita semua dalam meniti hari esok yang lebih baik,

amiiin ya Allah ya robbal ‘alamiin.

Jakarta, 10 Juni 2009

Penulis

vi

Page 8: document.pdf

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar Pengesahan Sidang Skripsi

Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………… i

Abstract …………………………………………………………….. ii

Abstrak ……………………………………………………………… iii

Kata Pengantar ……………………………………………………... iv

Daftar Isi ……………………………………………………………. vii

Daftar Tabel ……………………………………………..…………. x

Daftar Gambar ……………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian …………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………. 10

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ………………………….... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah……………………………………………….. 13

B. Dana Bank Syariah………………………………………… 19

B.1. Sumber Dana Bank……………………………………… 21

B.2. Penggunaan Dana Bank…………………………………. 23

vii

Page 9: document.pdf

C. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil ………………………. 27

C.1. Keuntungan Bank……………………………………….. 28

D. Laporan Keuangan Bank Syariah ………………………… 28

D.1. Perangkat Laporan Keuangan…………………………….. 30

E. Rasio Keuangan ………………………………………….. 32

F. Kesehatan Bank …………………………..……………… 33

G. CAMEL……………………………………………………. 34

H. Manajemen Asset dan Liabilitas…………………………… 40

I. Manajemen Permodalan……….……………………………43

J. Manajemen Liikuiditas…………..………………………. 44

K. Penelitian Terdahulu ……………………………………….45

L. Hipotesis ………………………………………………….. 50

M. Kerangka Pemikiran ………………………………………..51

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………….. 52

B. Metode Penentuan Sampel ……………………………….. 53

C. Metode Pengumpulan Data ………………………………. 53

D. Metode Analisis ………………………………………….. 54

E. Operasaional Variabel Penelitian …………………………. 60

viii

Page 10: document.pdf

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian…………………… 67

1. Latar Belakang Bank Muamalat ………………………… 67

2. Visi dan Misi Bank Muamalat …………………….. …….. 70

3. Struktur Organisasi ……………………………………… 71

4. Produk dan Jasa Bank Muamalat ………………………. 72

B. Pengolahan Data Dan Analisis Deskriptif …………………….. 75

C. Penemuan Dan Pembahasan ………………………………… 78

Analisis Jalur………..…………………………………….. 78

a) Analisis Regresi .……………………………………………. 78

b) Analisis Korelasi .…………………………………………... 88

c) Diagram Jalur ………………………………………………. 94

d) Persamaan struktural ……………………………………..… 96

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan …………………………………………………… 108

B. Implikasi ……………………..……………………………….. 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

Page 11: document.pdf

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Jaringan Layanan Bank Muamalat Indonesia 3

3.1 Operasional Variabel 64

4.1 Statistik Deskriptif 76

4.2 Model Summary 79

4.3 Uji F 80

4.4 Uji T 82

4.5 Analisis Korelasi 88

4.6 Model Summary 98

4.7 Uji F 99

4.8 Uji T 101

4.9 Analisis Korelasi 104

x

Page 12: document.pdf

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Sumber dan penggunaan dana 25 (pool of fund approach) 2.2 Sumber dan penggunaan dana 26 (asset allocation approach) 2.3 Kerangka pemikiran 51

3.1 Diagram Jalur 56

4.1 Struktur Organisasi 71

xi

Page 13: document.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pertumbuhan dan perkembangan lembaga perbankan syari’ah mengalami

kemajuan yang sangat pesat, baik di dunia internasional maupun di Indonesia.

Konsep perbankan dan keuangan Islam yang pada mulanya di tahun 1970-an

hanya merupakan diskusi teoritis, kini telah menjadi realitas faktual yang

mencengangkan banyak kalangan. Penerapan ekonomi yang islami menjadi

fenomena baru di berbagai negara, baik di Asia, Eropa, Afrika, hingga Amerika.

Khusus di Indonesia, ekonomi islam mulai diterapkan dalam bentuk Institusi pada

tahun 1991 dengan bentuk baitul mal wat tamwil (BMT) dan pada tahun 1992

berdiri bank syariah pertama yaitu Bank Muamalat Indonesia.

Perkembangan pesat tersebut dapat terlihat ketika pasca krisis moneter

yang menerpa Indonesia, dimana bank syariah termasuk bank yang kokoh dalam

menghadapi krisis. Meskipun kala itu hanya baru ada satu lembaga keuangan

perbankan syariah, namun, diakui oleh banyak kalangan bahwa sistem yang

dianut dapat menjawab tantangan krisis yang terjadi pada tahun 1997 – 1998.

Maka, dengan fakta tersebut, pemerintah berupaya mendorong perkembangan

perbankan syariah menjadi lebih baik setiap tahunnya.

Tujuan fundamental perbankan syariah adalah untuk mendorong dan

mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat dengan melakukan kegiatan

perbankan, financial, komersial, dan investasi sehingga meningkatkan kesempatan

1

Page 14: document.pdf

kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan syariah islam. Tujuan

bisnis perbankan syariah tidak berbeda dengan perbankan konvensional yaitu

memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan

kepada masyarakat dengan prinsip syariah.

Target utamanya adalah kesejahteraan ekonomi, perluasan kesempatan

kerja, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, keadilan sosio-ekonomi

serta distribusi pendapatan dan kekayaan yang wajar, stabilitas nilai uang, dan

mobilisasi serta investasi tabungan untuk pembangunan ekonomi yang mampu

memberikan jaminan keuntungan (bagi hasil) kepada semua pihak yang terlibat.

Tampaknya dimensi religious harus dikemukakan sebagai tujuan akhir, dalam arti

bahwa peluang untuk melakukan operasi keuangan yang halal jauh lebih penting

dibanding model operasi keuangan itu sendiri (Lewis & Algaoud, 2007)

Lahirnya Bank Muamalat Indonesia sebagai pelopor pertama bank islam di

Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI yang menyelenggarakan

Lokakarya Bunga Bank pada tahun 1990 di Cisarua Bogor, dan kemudian Bank

Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 dengan modal

awal sebesar 106.382.000,00. Yang sejak tahun 1998 sampai dengan 2007 total

asset Bank muamalat Indonesia meningkat mendekati 2.100% dan ekuitas tumbuh

sebesar 2.000%. Sedangkan jaringan layanan Bank Muamalat Indonesia hingga

akhir desember 2007 Bank Muamalat Indonesia telah memiliki 51 Cabang, 8

Cabang Pembantu, 90 Kantor Kas, 43 Gerai Muamalat, 21 Unit Pelayanan

Syariah, dan 1800 SOPP Pos.

2

Page 15: document.pdf

Tabel 1.1 Jaringan Layanan Bank Muamalat Indonesia

(Jumlah Unit)

Cabang Cabang

PembantuKantor

Kas Gerai

MuamalatUnit

Pelayanan SOPP

Pos

Desember 2002 13 7 46 - - - Desember 2003 32 8 70 46 - - Desember 2004 43 10 78 46 - 292 Desember 2005 47 13 81 46 - 573 Desember 2006 51 8 89 43 18 1400 Desember 2007 51 8 90 43 21 1800

Pada awalnya keberadaan Bank Muamalat Indonesia ini belum mendapat

perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Landasan

hukum operasi bank yang mengggunakan sistem syariah ini hanya dikategorikan

sebagai “bank dengan sistem bagi hasil” tidak terdapat rincian landasan hukum

syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangat jelas tercermin

dari UU No.7 Tahun 1992 dimana pembahasan perbankan sengan sistem bagi

hasil sepintas lalu dan merupakan “sisipan balaka” (Syafi’I, 2001).

Dengan lahirnya bank islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil

sebagai alternatif pengganti bunga pada bank-bank konvensional, merupakan

peluang bagi umat islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin,

merupakan peluang karena umat islam akan berhubungan dengan perbankan

dengan tenang, tanpa keraguan dan didasari oleh motivasi keagamaan yang kuat

di dalam memobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunaan

ekonomi umat.

Peluang tersebut tidak hanya dirasakan oleh umat islam saja tetapi juga

oleh umat non muslim, karena bank islam dinilai terbukti mampu menjadi sarana

3

Page 16: document.pdf

penunjang pembangunan ekonomi yang handal dan dapat beroperasi secara sehat,

karena di dalam operasinya terkandung misi kebersamaan antara nasabah dengan

bank. Selain itu bank islam mampu hidup berdampingan secara serasi dan

kompetisi secara sahat dan wajar dengan bank-bank konvensional yang telah ada,

karena bank islam tidak bersifat eksklusif untuk umat islam saja, tetapi tidak ada

larangan bagi umat non muslim untuk melakukan hubungan dengan bank islam.

Bahkan pengelolaannya pun dapat dilakukan oleh non muslim, seperti terjadi pada

bank islam di London, Luxemburg, Switzerland, dan bank-bank asing di Pakistan.

(Sumitro Warkum, 22004)

Bank islam dengan sistem bagi hasilnya sebagai alternatif pengganti dari

penerapan sistem bunga ternyata dinilai telah berhasil menghindarkan dampak

negatif dari penerapan bunga, seperti :

1. Pembebanan pada nasabah berlebih-lebih dengan beban berbunga (compound

interest) bagi nasabah yang tidak mampu membayar pada saat jatuh temponya

2. Timbulnya pemerasan (eksploitasi) yang kuat terhadap yang lemah

3. Terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan kelompok elit, para

bankir dan pemilik modal

4. Kurangnya peluang bagi kekuatan ekonomi lemah/bawah untuk

mengembangkan potensi usahanya

Selain mampu menghindarkan dari dampak negatif penerapan bunga, bank

islam dengan sistem bagi hasil dinilai mampu mengalokasikan sumber dana

secara efisien (Siddiqi Najatullah, 1980).

4

Page 17: document.pdf

Untuk Mengetahui bagaimana kinerja keuangan suatu bank apakah dalam

kategori baik/buruk, salah satunya dapat diukur dengan menggunakan rasio

keuangan, penggunaan rasio keuangan ini merupakan cara yang paling banyak

digunakan dalam pengukuran kinerja suatu bank baik yang konvensional maupun

yang syariah. Rasio ini digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan

keuangan bank terutama bagi pihak debitur. Hasil analisis dapat digunakan untuk

melihat kelemahan financial bank selama periode waktu berjalan. Kelemahan

yang terdapat di bank dapat segera diperbaiki, sedangkan hasil yang cukup baik

untuk dipertahankan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya analisis histories

tesebut dapat digunakan untuk penyusunan rencana dan kebijakan di masa

mendatang. Rasio-rasio tersebut yaitu likuiditas, rentabilitas, resiko usaha bank,

permodalan, dan efisiensi usaha.

Dapat dilihat dari Surat Edaran Bank Indonesia No. 26 / 5 / BPPP

mengenai pengukuran tingkat kesehatan yang dilakukan dengan

mengkuantifikasikan CAMEL dan melihat kepatuhan pada ketentuan pemerintah.

CAMEL terdiri dari faktor Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif

(Asset), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earning), dan Likuiditas

(Liquidity). Sedangkan kepatuhan pada ketentuan pemerintah dapat dilihat dari

dari judgment, pemberian batas maksimum pemberian kredit (BMPK), serta

posisi devisa neto.

Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah, dalam hal ini melalui Bank

Indonesia untuk melakukan restrukturisasi dalam perbankan Indonesia menjadi

sehat. Dapat kita lihat dari tahun 1995 yang terdiri dari 240 bank menjadi 131

5

Page 18: document.pdf

bank pada 2007. Pengurangan jumlah bank dilakukan dengan cara menutup bank

(likuidasi) atau dengan cara melakukan merger dengan beberapa bank agar

memiliki asset dan modal yang kuat. Program restrukturisasi diyakini akan

memberikan arah kepada penyehatan perbankan Indonesia dengan menghasilkan

peningkatan kecukupan modal yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan

bank yang bersangkutan untuk menyalurkan kredit. Penyaluran akan kredit yang

baik akan membantu bank dalam menjalankan fungsi bank. Keberhasilan akan

program tersebut dapat dilihat dari bagaimana suatu bank menghasilkan profit

yang baik bagi bank.

Dalam menjalankan fungsinya perbankan Indonesia berasaskan demokrasi

ekonomi dan menggunakan prinsip kehatihatian (Prudential banking). Fungsi

utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat serta untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Sesuai dengan pengertian bank menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992 yang

disempurnakan menjadi Undang-Undang No.10 Tahun 1998 mengenai perbankan

yaitu : “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak”.

Dana-dana masyarakat yang dihimpun oleh bank dapat disimpan dalam

bentuk tabungan, giro, deposito. Dana-dana tersebut diolah sedemikian rupa oleh

6

Page 19: document.pdf

bank agar dapat memberikan pendapatan bagi bank yang bersangkutan. Dalam

upaya agar permodalan bank senantiasa sehat dan didukung oleh kualitas aset

yang sehat pula, otoritas moneter telah menentukan aturan-aturan kesehatan

permodalan bank sehingga bank tidak goyah dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan yang mungkin timbul

Bank Indonesia melalui Surat Edaran BI No. 23 / 67 / KEP / DIR tanggal

28 Februari 1991 (PakFeb ’91) yang kembali dipertegas melelui peraturan BI No.

3 / 21 / PBI / 2001 tentang kewajiban modal minimum bank, menetapkan bahwa

rasio kecukupan modal (CAR) harus mencapai 8%. Dengan ketentuan tersebut,

bank wajib memelihara ketersediaan modal karena setiap pertambahan kegiatan

bank khususnya yang mengakibatkan pertumbuhan aktiva harus diimbangi dengan

pertumbuhan pendapatan sebesar 100 berbanding 8.

Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perbankan sesuai dengan aturan yang

berlaku di Indonesia besarnya ditentukan oleh seberapa besar modal yang dimiliki

yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Serta besarnya ATMR dimana

bobot risiko masing-masing aktiva telah ditetapkan. Sesuai dengan prinsip yang

telah ditetapkan BI, kewajiban penyediaan minimum bank didasarkan pada resiko

aktiva bank yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat

administratif yang merupakan kewajiban komitmen dan kontjusi, dimana resiko

aktiva tersebut dapat berupa resiko kredit, fluktuasi bunga, fluktuasi nilai tukar,

dan fluktuasi harga dari surat-surat berharga.

Dampak dari peraturan mengenai CAR tersebut adalah batasan-batasan

yang harus diperhatikan oleh bank dalam rangka melakukan pengembangan

7

Page 20: document.pdf

usahanya adalah apabila batasan CAR tidak diperhatikan, resiko yang mungkin

terjadi adalah penurunan tingkat CAR bank yang pada akhirnya akan berimplikasi

kepada penurunan tingkat kesehatan bank.

Sebaliknya dengan Non Performing Loan (NPL), jika NPL mengalami

kenaikan maka akan berdampak pada penurunan profitabilitas bank karena rassio

NPL menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit

bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka

akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit

bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah semakin besar. Oleh karena itu BI menetapkan maksimal NPL suatu

bank adalah sebesar 5 %.

Selain itu NIM (Net Interest Margin) juga digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk

menghasilkan pendapatan bunga bersih, pendapatan bunga bersih tersebut

diperoleh dari pendapatan bunga. Semakin besar rasio ini makan semakin

meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Pos-pos pada laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan

bagi bank yang bersangkutan disebut aktiva prouktif. Aktiva Produktif merupakan

suatu media menyaluran dana bagi bank untuk memperoleh pendapatan yang

termasuk ke dalam Aktiva Produktif adalah : penyaluran kredit, surat-surat

berharga, penyertaan, penempatan pada bank lain, dan transaksi rekening

administrative. Penghimpunan dana masyarakat dimaksudkan untuk dijadikan

8

Page 21: document.pdf

ladang perolehan pendapatan bank, yaitu dengan jalan menanamkan dana tersebut

ke dalam sektor produktif yang dikenal dengan nama Aktiva Produktif. Karena

Aktiva Produktif adalah kunci pertama pendapatan bank, maka pengelolaan yang

baik merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan, dengan maksud untuk menjaga

Kualitas Aktiva Produktifnnya.

Rasio efisiensi atau yang sering disebut rasio BOPO (Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional) dalam menilai tingkat kesehatan bank

digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional, semakin kecil rasio ini maka

semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Dalam CAMEL yang dibahas mengenai likuiditas sebuah bank, salah satu

indikatornya adalah dengan mengukur LDR dari sebuah bank. Bank Indonesia

menetapkan batas maksimum rasio pemberian kredit terhadap dana yang

terhimpun atau LDR adalah maksimal 110% dan standar besar tingkat LDR yang

optimal adalah 85% - 110%. Semakin besar LDR maka semakin besar

profitabilitas bank. Tatapi apabila LDR terlalu besar maka bank tersebut

cenderung tidak likuid.

Penilaian tingkat kesehatan salah satunya menggunakan rasio profitabilitas

atau disebut juga rentabilitas atau kemampu labaan. Rasio profitabilitas di

terjemahkan sebagai kemampuan bank untuk menghasilkan laba. Umumnya

dikenal 6 tolak ukur tingkat profitabilitas, yaitu Net Profit Margin (NPM), Gross

Profit Margin GPM), Assets Utilization, Return On Asset (ROA), Earnings Per

9

Page 22: document.pdf

Share, dan Return On Equity (ROE). Menurut tata cara penilainan tingkat

kesehatan ada dua metode yang menjadi ukuran tingkat kesehatan bank dilihat

dari rentabilitasnya. Dua metode itu adalah Return On Asset (ROA) dan Beban

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Dalam penelitian ini penulis

menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai tolak ukur

Berdasarkan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM,

DAN BOPO TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS (ROA) PADA

BANK MUAMALAT INDONESIA”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

penelitian ini bermaksud menganalisis seberapa besarkah pengaruh CAR, NPL,

LDR, NIM, dan BOPO terhadap ROA. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menguji dengan menggunakan metode statistik analisis jalur. Adapun

permasalahan-permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia

2. Apakah CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia

3. Bagaimana ketereratan hubungan antara variabel (CAR, NPL, LDR, NIM

dan BOPO) Bank Muamalat Indonesia

10

Page 23: document.pdf

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

a) Untuk menganalisis CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Muamalat

Indonesia

b) Untuk menganalisis CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia

c) Untuk menganalisis ketereratan hubungan antara variabel (CAR, NPL,

LDR, NIM, dan BOPO) Bank Muamalat Indonesia

2. Manfaat penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh CAR, NPL, LDR,

NIM, dan BOPO terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia periode 2002-

2005 akan memperoleh beberapa manfaat bagi pihak-pihak sebagai

berikut:

a) Bagi penulis, untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan penganalisaan

laporan keuangan bank terutama raasio-rasio penting bagi bank seperti

CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO terhadap ROA Bank muamalat

Indonesia periode 2002-2005.

b) Bagi perbankan, untuk masukan bagi bank bagaimana CAR, NPL,

LDR, NIM dan BOPO dapat mempengaruhi kinerja bank dan tingkat

kesehatan bank, serta dapat meningkatkan efektifitas dalam

penghimpunan dan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan.

11

Page 24: document.pdf

c) Bagi akademisi / peneliti, dapat dijadikan referensi untuk membuat

penelitian lebih lanjut terutama megenai CAMEL

12

Page 25: document.pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BANK SYARIAH

Menurut Arifin, Kata bank dapat ditelusuri dari kata banque dalam bahasa

prancis, dan dari kata banco dalam bahasa italia, yang dapat berarti peti/lemari

bangku yang menyiaratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda

berharga seperti peti emas, peti uang dan sebagainya. Peti bank berarti portepel

aktiva yang menghasilkan yaitu portofolio yang memberi bank laba. Namun pada

abad ke-12 kata banco di itali merujuk pada meja, counter atau tempat usaha

penukaran uang, arti ini menyiratkan fungsi transaksi yaitu penukaran uang atau

dalam transaksi bisnis yang lebih luas yaitu “membayar barang dan jasa”

Menurut Karim, Bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan jasa

pengiriman uang.

Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagai

“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”

Sedangkan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. (Rolana, 2006)

13 2

Page 26: document.pdf

Menurut Triandaru, Bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya baik

penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan

mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil

Menurut Rolana, Bank syariah adalah bank yang menggunakan sistem dan

operasi perbankan berdasarkan prinsip syariah islam, yaitu mengikuti tata cara

berusaha dan perjanjian berusaha yang dituntun oleh Al Quran dan Al Hadist, dan

mengikuti tata cara berusaha dan perjanjian berusaha yang tidak dilarang oleh Al

Quran dan Al Hadist.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR

12 Mei 1999 tentang bank berdasarkan prinsip syariah, prinsip kegiatan usaha

bank syariah adalah (Triandaru, 2000) :

1. Prinsip bagi hasil (profit and loss sharing)

Ada dua macam kontrak dalam kategori ini yaitu :

a) Musyarakah

Adalah akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik

modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif.

Pendapatan atau keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah

disepakati.

b) Mudharabah

Adalah akad jual beli antara pihak pemilik modal dengan pengelola untuk

memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan

tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati di awal akad. (Wiyono,

2005) menambahkan ada dua tipe mudharabah, yaitu :

14

Page 27: document.pdf

1) Mudharabah Mutlaqoh

Adalah akad Mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan

kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi.

2) Mudharabah Muqayyadah

Adalah akad Mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan

kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan objek investasi.

2. Prinsip jual beli (Al Bai)

Pengertian jual beli meliputi berbagai akad pertukaran antara satu barang

dan jasa dalam jumlah tertentu atas barang dan jasa lainnya. Penyerahan jumlah

atau harga barang dan jasa tersebut dapat dilakukan dengan segera ataupun secara

tangguh. Prinsip jual beli yang digunakan sebagai pembiayaan syariah adalah:

c) Murabahah

Adalah akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang

diperlukan nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah

dengan keuntungan yang disepakati.

d) Salam

Adalah akad jual beli barang pesanan antara pembeli dengan penjual.

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati di awal akad dan

pembayaran dilakukan di muka secara penuh. Apabila bank bertindak

sebagai pembeli dan pemesanan dilakukan kepada pihak lain untuk

menyediakan barang , maka hal itu disebut Salam Paralel

15

Page 28: document.pdf

e) Istishna

Adalah akad jual beli barang antara pemesan dengan penerima pesanan.

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati di awal akad dengan

pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. Apabila bank

bertindak sebagai penerima pesanan dan penunjukan dilakukan kepada

pihak lain untuk membuat barang, maka hal ini disebut Istishna Paralel

3. Prinsip sewa (ijarah) dan sewa beli (ijarah muntahiyah bi tamlik)

Sewa (ijarah) adalah akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau

jasa melalui upah sewa tanpa di ikuti pemindahan hak kepemilikan atas barang

itu sendiri. Sedangkan sewa beli (ijarah muntahiyah bi tamlik) adalah transaksi

ijarah yang diikuti dengan proses perpindahan hak kepemilikan atas barang itu

sendiri. (Wiyono, 2005)

4. Prinsip Qard (pinjaman)

Adalah akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu yang wajib

dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman tanpa mengharapkan

imbalan

5. Prinsip Wadi’ah (titipan)

Adalah akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai barang/uang

dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga

keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang/uang. Berdasarkan jenisnya

wadi’ah terdiri dari :

16

Page 29: document.pdf

f) Wadi’ah Yad Amanah

Adalah akad penitipan barang/uang dengan pihak penerima tidak

diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak

bertanggung jawab atas kerusakan/kehilangan barang titipan yang bukan

diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan.

g) Wadi’ah Yad Dhamanah

Adalah akad penitipan barang/uang dengan pihak penerima titipan dengan

atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang

titipan dan harus bertangggung jawab terhadap kehilangan/kerusakan

barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperolah dalam

penggunaan barang/uang tersebut menjadi hak penerima titipan.

6. Prinsip lainnya

h) Rahn

Adalah akad penyerahan barang harta dan nasabah kepada bank sebagai

jaminan sebagian atau seluruh hutang.

i) Wakalah

Adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa

untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.

j) Kafalah

Adalah akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak

lain sebagai pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali

suatu hutang yang menjadi hak penerima jaminan

17

Page 30: document.pdf

k) Hawalah

Adalah akad pemindahan piutang nasabah kepada bank dari nasabah lain.

l) Ju’alah atau Ujr

Adalah akad yang diberikan atau yang diminta atas suatu pekerjaan yang

dilakukan

m) Sharf

Adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya

Tujuan sistem perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya yang

dapat dipandang bagi masyarakat modern untuk membawa mereka dalam

pelaksanaan dua ajaran Al Quran (Arifin Zainul, 2006), yaitu:

1. Prinsip Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara

anggota masyarakat untuk kebaikan,sebagaimana dinyatakan dalam Al

Quran:

“…Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

taqwa, Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran…”

2. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan

membiarkannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi

yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagaimana dinyatakan dalam

Al Quran:

“…Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…”

18

Page 31: document.pdf

Perbedaan pokok antara perbankan islam dengan perbankan konvensional

adalah adanya larangan riba (bunga) bagi perbankan islam. Bagi islam riba

dilarang sedangkan jual beli dihalalkan

Sejak awal dasawarsa 1970-an, umat islam diberbagai negara telah berusaha

untuk mendirikan bank islam. Tujuannya pada umumnya adalah untuk

mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip syariah islam

dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang

terkait.

Prinsip utama yang dianut bank islam adalah :

1. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi

2. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan

keuntungan yang sah menurut syariah

3. Memberikan zakat

B. DANA BANK SYARIAH

(Arifin, 2006; 47) Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh

perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil

maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga

keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana. Dana adalah uang tunai

yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang

dapat segera diubah menjadi uang tunai. Dana tersebut tidak hanya berasal dari

para pemilik bank itu saja tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana

19

Page 32: document.pdf

orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali baik secara

berangsur-angsur maupun sekaligus.

Berdasarkan data empiris, dana yang berasal dari para pemilik bank itu

sendiri ditambah cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang

ditanam kembali pada bank hanya sebesar 7% sampai 8% dari total aktiva bank.

Bahkan di Indonesia rata-rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh

bank belum pernah melebihi 4% dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar modal

kerja bank berasal dari masyarakat, lembaga keuangan lain dan pinjaman

likuiditas dari bank sentral.

Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana dari pihak

ketiga atau masyarakat dalam bentuk :

1. Titipan (wadiah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan

pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan

atau keuntungan

2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed

account) untuk investasi umum (general investment account/mudharabah

mutkaqoh) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara

proforsional dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut

3. Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah)

dimana bank bertindak sebagai manager investasi untuk memperoleh fee,

jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya

mengambil risiko atas investasi itu.

20

Page 33: document.pdf

B.1. Sumber Dana Bank

Sumber dana bank syariah terdiri dari :

1. Modal inti (core capital)

Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para

pemegang saham, yakni pemilik bank. Umumnya modal inti terdiri dari :

a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari

modal perusahaan adalah saham

b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan

untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari

c) Laba ditahan, yaitu dana yang tidak dibagikan kepada para pemegang

saham namun ditanam kembali di dalam bank untuk menambah dana

modal lebih lanjut

2. Kuasi ekuitas (mudharabah account)

Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu

akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha

(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama dan pemilik dana tidak

boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini,

dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para

investor berupa :

a) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari

nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam

bentuk investasi berdasarkan prinsip mudhrabah mutlaqah

21

Page 34: document.pdf

(unrestricted investment account), simpanan diperjanjikan untuk

jangka waktu tertentu.

b) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer

investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan)

atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada

unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau

mereka kehendaki.

c) Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah juga digunakan

untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat

mudharabah adalah dananya harus dalam bentuk uang (monetary

form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib.

3. Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang

umumnya berupa giro atau tabungan.

a) Rekening giro wadiah

Dalam hal ini bank islam menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah.

Bank sebagai kustodian yang menjamin kembali simpanan wadiah,

dana tersebut dapat digunakan untuk kegiatan usaha dan bank berhak

atas pendapatan yang diperoleh. Bank tidak boleh menjanjikan

imbalan atau keuntungan kepada pemegang rekening wadiah dan

pemilik rekening pun tidak boleh meminta imbalan atau keuntungan

tersebut karena setiap imbalan atau keuntungan yang diperjanjikan

22

Page 35: document.pdf

dapat dianggap riba, namun bank dapat memberikan imbalan berupa

bonus (hibah) kepada pemilik dana.

b) Prinsip wadiah yad dhamanah juga dipergunakan oleh bank dalam

mengelola jasa tabungan, yaitu simpanan dari nasabah yang

memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu

untuk menariknya kembali.

B.2. Penggunaan Dana Bank

Bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang

dihimpunnya sesuai rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan.

Alokasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu ;

1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah

2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas tatap aman

Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua

bagian penting dari aktiva bank, yaitu ;

1. Earning asset (aktiva yang menghasilkan)

Earning asset adalah berupa investasi dalam bentuk ;

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (musyarakah)

c) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (al-bai’)

d) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (iajrah)

e) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya

23

Page 36: document.pdf

2. Non earning asset (aktiva yang tidak menghasilkan)

Non earning asset terdiri dari :

a) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset)

b) Pinjaman (qard)

c) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and

aquipment)

Gambaran tentang pola penghimpunan dana dan pengalokasiannya dapat

dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approach), yaitu

dengan melihat sumber-sumber dana dan penempatannya

24

Page 37: document.pdf

Gambar 2.1 Sumber dan penggunaan dana

(pool of fund approach)

Sumber Dana : Penggunaan Dana :

Primary Reserve

Secondary Reserve

Qard

Istishna

Salam

Murabahah

Mudharabah

Musyarakah

Aktiva Tetap

DANA

POOLMudharabah

Mutlaqah

Musyarakah

Wadiah

Ijarah

Mudharabah Muqayyadah

Special Project

25

Page 38: document.pdf

2. Pandekatan alokasi aktiva (asset allocation approach), yaitu penempatan

masing-masing jenis dana ke dalam aktiva bank

Gambar 2.2 Sumber dan penggunaan dana

(asset allocation approach)

Sumber Dana : Penggunaan Dana :

Secondary Reserve

Qard

Murabahah

Salam

Istishna

Ijarah (Wa Iqtina)

Murabahah

Musyarakah

Aktiva Tetap

Wadiah

Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Muqayyadah

Musyarakah

Primary Reserve

26

Page 39: document.pdf

C. MEKANISME PERHITUNGAN BAGI HASIL

(Wiyono, 2005) Konsep yang ditawarkan bank syariah adalah penggunaan

sistem bagi hasil, yaitu pembagian hasil usaha yang dapat berupa keuntungan atau

kerugian sesuai dengan nisbah bagi hasil (persentase) yang telah disepakati di

awal kontrak antara bank dengan nasabah.

Mekanisme perhitungan bagi hasil tersebut dapat didasarkan pada dua cara

profit sharing (bagi laba) dan revenue sharing (bagi pendapatan), yakni sebagai

berikut :

1. Profit sharing (bagi laba)

Perhitungan bagi hasil menurut profit sharing adalah perhitungan bagi hasil

yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha

dikurangi beban usaha untuk mendapatkan pendapatanusaha tersebut.

2. Revenue sharing (bagi pendapatan)

Perhitungan bagi hasil menurut revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil

yang mendasarkan pada revenue sharing (pendapatan) dari pengelola dana,

yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk

mendapatkan pendapatan usaha tersebut.

Aplikasi kedua dasar bagi hasil ini mempunyai kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Pada profit sharing, semua pihak yang terlibat

dalam akad akan mendapatkan laba apabila pengelola dana mengalami kerugian

yang normal. Apabila pengelola dana mendapatkan laba besar maka pemilik dana

juga mendapatkan bagian besar, sedangkan kalau labanya kecil maka pemilik

27

Page 40: document.pdf

dana juga mendapatkan bagi hasil dalam jumlah yang kecil pula, dalam hal ini

unsur keadilan benar-benar diterapkan. Dalam revenue sharing kedua belah pihak

akan selalu mendapatkan bagi hasil karena bagi hasil dihitung dari pendapatan

pengelola dana.

C.1. Keuntungan Bank

Tingkat keuntungan bersih (Net Income) yang dihasilkan oleh bank

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan (Controlable Factors) dan

faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (Uncontrolable Factors).

Controlable Factors adalah faktor-faktor yang dapat dipengaruhi oleh

manajemen seperti segmentasi bisnis, pengendalian pendapatan, dan pengendalian

biaya-biaya. Sedangkan Uncontrolable Factors atau faktor-faktor eksternal

adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bank seperti kondisi

ekonomi secara umum dan situasi lingkungan wilayah operasinya. (Arifin, 2006;

59)

D. LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Prinsip dasar bank syariah adalah adanya pelarangan riba dan persepsi

mengenai uang sebagai alat tukar dan sarana untuk membayar kewajiban

keuangan bukan komoditas karena uang tidak mempunyai sisi time value. Oleh

karena itu bank syariah didirikan berdasar konsep pembagian keuntungan dan

kerugian sesuai dengan konsep islam mengenai “keuntungan adalah bagi siapa

28

Page 41: document.pdf

yang menanggung risiko”. Bank syariah menolak bunga sebagai biaya atas

penggunaan uang dan pinjaman sebagai suatu alat investasi.

Pemahaman mengenai latar belakang operasi secara rinci dan susunan

laporan keuangan sangat diperlukan sebelum seseorang dapat menganalisis atau

melakukan perubahan dalam portofolio aktiva dan pasiva untuk memperbaiki

laba.

Laporan keuangan (financial statement) menyimpulkan kegiatan dalam

setiap bidang fungsional. Neraca mewakili kesimpulan tentang keputusan

manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan pernyataan

laba rugi mengukur tingkat kemampuan menghasilkan laba (profitability) dari

keputusan-keputusan manajemen selama periode tertentu.

Hasil operasi financial bervariasi di antara bank-bank syariah tergantung

pada ukuran, lokasi, dan tipe bisnis yang digeluti oleh masing-masing bank.

Beberapa bank dapat menunjukkan tingkat penghasilan aktiva (rate of return on

asset) dan tingkat penghasilan modal (rate of return on equity) yang sama tetapi

dapat sangat berbeda dalam struktur aktiva, pasiva dan modal, atau dalam hal

struktur pendapatan investasi dan jasa-jasa.

29

Page 42: document.pdf

D.1. Perangkat Laporan Keuangan

Perangkat laporan keuangan lengkap yang harus diterbitkan oleh bank-

bank islam terdiri dari :

1. Laporan posisi keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan mencakup asset, liabilitas, equity, dari para pemilik

rekening investasi tidak terbatas dan sejenisnya, dan modal pemilik pada

suatu tanggal yang harus diungkapkan

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi mencakup pendapatan investasi, biaya-biaya, keuntungan

atau kerugian yang harus diungkapkan berdasarkan jenis-jenisnya selama

periode yang dicakup oleh laporan laba-rugi.

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas harus membedakan antara arus kas dari operasi, arus kas

dari kegiatan investasi dan arus kas dari kegiatan pembiayaan. Di samping itu

laporan ini harus mengungkapkan komponen utama dari masing-masing

kategori arus kas. Laporan arus kas harus mengungkapkan kenaikan atau

penurunan netto pada kas dan setara kas selama periode yang sicakup dalam

laporan ini dan saldo kas dan setara kas pada awal dan akhir periode

4. Laporan perubahan modal pemilik dan laporan laba ditahan

Periode yang dicakup oleh laporan perubahan pada equity pemilik atau laba

ditahan harus diungkapkan. Laporan tersebut harus mengungkapkan

diantaranya hal-hal sebagai berikut :

a) Modal disetor, cadangan legal dan pilihan

30

Page 43: document.pdf

b) Kontribusi modal para pemilik selama periode

c) Pendapatan (kerugian) netto selama periode

5. Laporan perubahan investasi terbatas

Laporan ini harus memisahkan investasi terbatas berdasarkan sumber

pembiayaan (misalnya yang dibiayai oleh rekening investasi terbatas, unit

investasi pada portofolio investasi terbatas). Disamping laporan ini juga harus

memisahkan portofolio investasi berdasarkan jenisnya.

6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan sumbangan

Periode yang dicakup dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana

zakat dan dana sumbangan harus diungkapkan, pengungkapan harus

dilakukan mengenai tanggung jawab bank atas nama para pemilik rekening

investasi tidak terbatas. Sumber-sumber dana lain dalam zakat dan

sumbangan harus diungkapkan, pengungkapan harus dilakukan untuk dana-

dana yang dibayarkan oleh bank dari dana zakat dan sumbangan selama

periode dan dana-dana yang tersedia pada akhir periode.

7. Laporan sumber dan penggunaan dana qard

Dalam laporan sumber-sumber dan penggunaan dana qard harus diungkapkan

hal-hal yang meliputi periode yang dicakup, saldo qard yang beredar dan

dana-dana yang tersedia pada awal periode berdasarkan jenisnya, jumlah dan

sumber-sumber dan peggunaan dana yang disumbangkan selama periode

berdasarkan jenisnya serta saldo dana qard yang beredar dan dana yang

tersedia pada akhir periode

31

Page 44: document.pdf

8. Catatan-catatan laporan keuangan

Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material yang

perlu untuk menjadikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan dan bisa

dipercaya (andal) bagi para pemakainya

E. RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan

bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan

tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase

atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk

menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tesebut.

Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca publikasi

diantaranya meliputi :

1. Rasio Solvabilitas (Permodalan)

Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka

panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika

terjadi likuidasi bank.

2. Rasio Profitabilitas

Yaitu alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, (Sumitro Warkum,

2004) menambahkan bahwa penilaiannya adalah perbandingan laba/rugi dalam

12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha.

32

Page 45: document.pdf

3. Rasio Likuiditas

Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

F. KESEHATAN BANK

Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi

semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan diatas merupakan suatu

batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencangkup kesehatan

suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya, kegiatan

tersebut meliputi (Tiandaru dkk, 2006 ; 51) :

1. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari

modal sendiri

2. Kemampuan mengelola dana

3. Kamampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

4. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik

modal, dan pihak lain

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil risiko, bank

perlu mengidentifikasikan permasalahan yang mungkin timbul dari operasional

bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan

sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan

33

Page 46: document.pdf

datang sedangkan bagi bank Indonesia antara lain digunakan sebagai sarana

penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia.

Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek

yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank meliputi penilaian

faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan

sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut

dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah

mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan

signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor-faktor lainnya

seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

G. CAMEL

Penilain tingkat kesehatan bank mencangkup penilaian terhadap faktor-

faktor CAMEL yang terdiri dari (Tiandaru dkk, 2006) :

1. Capital (Permodalan)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

a) Kecukupan pemenuhan Kewjiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

terhadap ketentuan yang berlaku

b) Komposisi permodalan

c) Tren ke depan / proyeksi KPMM

d) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan modal bank

34

Page 47: document.pdf

e) Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang

berasal dari keuntungan (laba ditahan)

f) Rencana permodalan untuk mendukung pertumuhan usaha

g) Akses kepada sumber permodalan

h) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan

2. Asset Quality (Kualitas Asset)

Penialaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

a) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan total aktiva produktif

b) Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit

c) Perkembangan aktiva produktif bermasalah (non performing asset)

dibandingkan aktiva produktif

d) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP)

e) Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif

f) Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif

g) Dokumentasi aktiva produktif

h) Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah

3. Management (Manajemen)

Penialaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

a) Manajemen umum

35

Page 48: document.pdf

b) Penerapan sistem manajemen risiko

c) Kebutuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada

bank Indonesia dan atau pihak lainnya

4. Earning (Rentabilitas)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

a) Pengembalian atas aktiva (Return On Asset – ROA)

b) Pengembalian atas ekuitas (Return On equity – ROE)

c) Margin bunga bersih (Net Interest margin – NIM)

d) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)

e) Pertumbuhan laba operasional

f) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan

g) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya

h) Prospek laba operasional

5. Liquidity (Likuiditas)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

a) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1

bulan

b) Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio – LDR)

c) Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang

d) Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti

36

Page 49: document.pdf

e) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Asset and Liability Management –

ALMA)

f) Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar

modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya

g) Stabilitas dana pihak ketiga (DPK)

Beberapa indikator dalam rasio CAMEL adalah sebagai berikut :

1. ROA (Return On Assets)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari

rata-rata total asset yang bersangkutan. Semakin besar ROA, maka semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak

adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-

rata volume usaha atau aktiva. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI

No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001) :

ROA = x 100%

2. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva

bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut membiayai dari modal sendiri disamping memperoleh

dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Bank Indonesia menetapkan

37

Page 50: document.pdf

ketentuan minimal CAR yaitu sebesar 8%, jika kurang dari 8% maka bank

dikatakan tidak sehat dan jika lebih besar dari 8% maka bank dapat dikatakan

sehat. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

CAR = x 100%

3. NPL (Non Performing Loan)

Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin

tinggi rassio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini

adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dengan tingkat

kolektibilitas 3 sampai dengan 5 (kurang lancar, diragukan, macet)

dibandinngkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001) :

NPL = x 100%

4. LDR (Loan to Deposit ratio)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara

membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.

Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank

yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit

38

Page 51: document.pdf

kepada bank lain LDR akan menunjukan tingkat kemampuan bank dalam

menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan

seperti giro, tabungan, deposito, simpanan berjangka sertifikat deposito.

Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar

110%. Jika < 110 % maka dapat dikatakan sehat dan jika > 110% maka bank

tersebut dapat dikategorikan tidak sehat. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut (SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001):

LDR = x 100%

5. NIM (Net Interest Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi

beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga

atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai

berikut (SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001):

NIM = x 100%

6. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)

Rasio yang sering disebut rasio efisien ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan opersaional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin

39

Page 52: document.pdf

efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermaslah semakin kecil. Biaya

operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan

total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan

dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Dalam

rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank, jika

angka rasio menunjukan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti

bahwa kinerja bank tersebut menunjukan tingkat efisiensi yang rendah, tetapi

jika tingkat rassio ini rendah misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank

yang bersangkutan muenunujukan tingkat efisiensi yang tingggi. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001):

BOPO = x 100%

H. MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

Pada dasarnya manajemen aset dan liabilitas merupakan suatu proses

planning, organizing, actuating, controlling untuk mendapatkan penetapan

kebijaksanaan di bidang pengelolaan permodalan, pemupukan dana, dan

penggunaan dana (Riyadi, 2004; 21).

Karena manajemen asset menyangkut likuiditas maka memerlukan

pembangunan asset-aset sedemikian rupa sehingga aliran keluar dana dapat

diakomodasikan tanpa membuat penyesuaian dalam liabilitas, likuiditas suatu

asset berasal dari salah satu dari dua sumber yaitu daya cair dari asset itu sendiri

(self contanined liquidity) dan daya jualnya (marketability).

40

Page 53: document.pdf

Dari segi likuiditas, tidak semua asset dalam kategori likuid artinya bank

tidak dapat dengan leluasa menggunakan asset tersebut untuk memenuhi

kebutuhan dananya proses untuk menjamin likuiditas melalui konstruksi asset

bukan tanpa biaya, pada umumnya pinjaman mempunyai yield yang tinggi, tatapi

merupakan asset berbunga yang paling tidak likuid, makin tinggi derajat likuiditas

suatu portofolio asset yang tersedia, maka semakin yield yang dihasilkan. Untuk

memastikan likuiditas, bank terpaksa mengorbankan profitabilitas.

Pada tahun 1960-1970 para bankir mulai meninggalkan tekanan utama

pada asset menuju tekanan pada kedua sisi yaitu manajemen asset dan liabilitas.

Karena melihat potensi bahwa sumber likuiditas lainnya dapat dipakai, dana dapat

dipinjam melalui peningkatan liabilitas seperti halnya likuidasi asset. Beberapa

perubahan dalam penekanan tersebut juga disebabkan oleh perubahan dalam

lingkungan ekonomi.

Perubahan dari ketergantungan pada likuidasi asset menjadi

ketergantungan pada kombinasi dari likuidasi asset dan liabilitas. Bank dapat

mengurangi likuiditas dalam portofolio asset untuk memenuhi likuiditas pada

portofolio liabilitas karena bank sangat percaya pada pinjaman dana untuk

memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Dalam manajemen asset, bank harus mengurangi profitabilitasnya untuk

memenuhi likuiditas yang lebih besar pada portofolio asetnya, juga biaya untuk

memastikan likuiditas melalui portofolio liabilitas. Ketergantungan pada dana

pinjaman untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank berarti bank cenderung

harus membayar bunga yang lebih tinggi dari pada pinjaman (dibanding dengan

41

Page 54: document.pdf

giro dan tabungan) dan juga akan mengalami variasi yang lebih besar dalam biaya

dana-dana.

Untuk menilai dampak manajemen labilitas pada profitabilitas bank,

selisih antara meningkatnya pendapatan pada portofolio asset dengan peningkatan

biaya dana pinjaman dari pasar terbuka. Meningkatnya pendapatan dari portofolio

asset karena meningkatnya konsentrasi asset pada pinjaman dengan yield tinggi.

Meningkatnya biaya untuk menjamin likuiditas melalui pinjaman dana

diakibatkan oleh bunga pasar yang harus dibayar atas dana tersebut, spread antara

meningkatnya pendapatan dari asset diatas liabilitas merupakan ukuran perubahan

dalam interest margin.

Dampak dari pemakaian manajemen liabilitas terhadap keuntungan bank

tergantung pada penggunaan dana-dana pinjaman untuk mendukung pinjaman

jangka panjang dengan tingkat bunga tetap, maka keuntungan bank akan

bervariasi sesuai dengan variasi yang terdapat pada tingkat bunga pasar. Bila bank

menggunakan dana pinjaman untuk memadai asset yang pendapatannya juga

berfluktuasi sesuai dengan tingkat bunga pasar, maka tidak berdampak pada

keuntungan.

Meningkatnya kepercayaan pada manajemen liabilitas telah mengurangi

tekanan likuiditas dan kemungkinan bank untuk menggunakan dana-dana dengan

persentase yang lebih besar untuk asset dengan yield yang lebih tinggi. Pada saat

yang sama meningkatnya penggunaan dana-dana pinjaman telah berkomplikasi

pada proses pengelolaan portofolio bank. Untuk memastikan profitabilitas dan

meminimalkan resiko, bank harus secara simultan mengelola jangka waktu

42

Page 55: document.pdf

(maturity), tingkat pendapatan/biaya (rate), dan karakteristik volume dalam

portofolio asset dan liabilitas. Hal in mendorong pengembanngan strategi

pengelolaan interest margin, yang didesain untuk mengkordinasikan maturity,

rate, dan karakteristik volume dalam portofolio asset dan liabilitas.(Arifin, 2006)

I. MANAJEMEN PERMODALAN

Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan

kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat, oleh

karena itu modal juga harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan

terjadinya resiko kerugian atas investasi pada aktiva terutama yang berasal dari

dana-dana pihak ketiga atau masyarakat.

Berdasarkan nilai buku, modal didefinisikan sebagai kekayaan bersih (net

worth), yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari

kewajiban (liabilitas). Dalam neraca terlihat pada sisi aktiva bank, yaitu rekening

modal dan cadangan. Rekening modal berasal dari setoran para pemegang saham,

sedangkan rekening cadangan berasal dari bagian keuntungan yang tidak

dibagikan kepada pemegang saham, yang digunakan untuk keperluan tertentu

misalnya untuk perluasan usaha dan menjaga likuiditas karena adanya kredit-

kredit yang diragukan atau menjurus kepada macet.

Bank memiliki tiga fungsi. Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap

kerugian operasional dan kerugian lainnya. Kedua, sebagai dasar bagi penetapan

batas maksimum pemberian kredit. Ketiga, sebagai dasar perhitungan bagi para

43

Page 56: document.pdf

partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relative

dalam menghasilkan keuntungan.

Kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang

disebut rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR, tingkat

kecukupan modal ini diukur dengan cara membandingkan modal dengan dana-

dana pihak ketiga dan membandingkan modal dengan aktiva berisiko.

Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) merupakan resiko yang

dipertimbangkan dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum

menurut ketentuan Bank Indonesia adalah resiko penyaluran dana dan resiko

pasar. (Arifin, 2006)

J. MANAJEMEN LIKUIDITAS

Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya,

terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah

kemampuan untuk mengubah seluruh asset menjadi bentuk tunai (cash).

Sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi

kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas. Kemampuan likuiditas

asset tergantung pada dua faktor utama, yaitu daya cair dari asset itu sendiri (self

contanined liquidity) dan daya jualnya (marketability).

Kewajiban reserve adalah rasio antara komponen-komponen alat likuid

dengan komponen-komponen dengan kewajiban bank yang harus dipelihara bank

dalam setiap periode tertentu. Sekarang ini kewajiban reserve ditetapkan dalam

bentuk Giro Wajib Minimum (GWM), yaitu simpanan minimum bank umun

44

Page 57: document.pdf

dalam bentuk giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank

Indonesia berdasarkan persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Giro

Wajib Minimum ini merupakan kewajiban bank dalam melaksanakan prinsip

kehati-hatian bank dan berperan sebagai instrument moneter untuk mengendalikan

jumlah uang beredar. (Arifin, 2006)

K. PENELITIAN TERDAHULU

Tengku Fachriadi (2007) melakukan penelitian untuk mengetahui rasio

NPL dan CAR baik secara individu ataupun bersama-sama terhadap tingkat

profitabilitas bank Riau dari bulan januari 2006 sampai oktober 2006. NPL

menunjukan jumlah kredit bermasalah sedangkan menunjukan jumlah kecukupan

modal. Tingkat profitabilitas diukur dengan ROE yang mengggunakan profit

sensitivity analysis. Hipotesis dalam penelitiannya adalah terdapat pengaruh

antara rasio NPL dan CAR terhadap tingkat profitabilitas, alat analisis

menggunakan analisis jalur. Terdapat 2 substruktur dalam diagram jalur,

substruktur pertama menunjukan hubungan sebab akibat dari rasio NPL terhadap

CAR, sedangkan substruktur kedua menunjukan hubungan sebab akibat dari NPL

dan CAR terhadap profitabilitas. Hasil mengindikasikan bahwa rasio NPL tidak

berpengaruh terhadap CAR dengan tingkat signifikannya 95%, dan juga dengan

tingkat signifikansi yang sama rasio NPL dan CAR secara bersama-sama

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas. Hasil dari uji parsial (individu)

mengindikasikan bahwa terdapat satu Ho ditolak, ini bermakna rasio NPL

berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas sebesar 72,35 dan sisanya27,65

45

Page 58: document.pdf

dipengaruhi oleh faktor lain. Hipotesis kedua menunjukan Ho diterima, artinya

CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas.

Surya Pramudya (2009), menganalisa apakah perkembangan CAR dan

NPL mampu menjelaskan perubahan LDR pada PT. Bank Jabar Banten.

Metodologi yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dengan

menggunakan pengajuan 2 variabel independent terhadap satu variabel dependent,

lalu analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dengan pengujian hipotesis

regresi linear berganda dan uji korelasi. Data sekunder berupa laporan keuangan

semester selama periode januari 2002 – 2007. Hasil mengindikasikan bahwa rasio

CAR dan NPL secara simultan tidak berpengaruh terhadap LDR. Sedangkan CAR

secara parsial tidak berpengaruh signifikan secara positif terhadap LDR dan NPL

secara parsial tidak berpengaruh signifikan secara negatif terhadap LDR

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Vicer Nixon (2005) mengenai

apakah PPAP memiliki pengaruh terhadap tingkat kecukupan modal (CAR),

penelitian dilakukan pada perusahaan bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta (BEJ), pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan

metodologi yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan survey yang

kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil

membuktikan bahwa terdapat hubungan serta pengaruh positif yang signifikan

antara PPAP dengan CAR.

Taufiq Muttaqin (2007), meneliti untuk melihat apakah terdapat pengaruh

yang signifikan dari CAR, LDR, KAP, dan NPL terhadap tingkat profitabilitas

46

Page 59: document.pdf

(ROA) BPR, metodeoogi yang digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan

survey, data kuantitatif laporan keuangan triwulan PT. BPR Duta Pasundan.

Untuk mengolah dan menganalisis data serta mengambil kesimpulan penelitian

penelitian menggunakan statistik analisis jalur. Analisis ini mengungkapkan pola

hubungan antara variabel independent serta pengaruh yang terjadi antara variabel

independent dengan variabel dependent baik berpengaruh langsung maupun tidak.

Uji signifikansi menggunakan Uji F statistik dengan uji keseluruhan dan Uji T

statistik untuk uji parsial serta penempatan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil

penelitian untuk uji keseluruhan menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara

keseluruhan dari CAR, NPL, KAP dan LDR terhadap ROA BPR sedangkan hasil

penelitian individu dengan menggunakan dua subhipotesis, subhipotesis pertama

diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR dengan

tingkat profitabilitas bank dengan besarnya total pengaruh langsung dan tidak

langsung sebesar 30,6% sedangkan subhipotesis keduanya ditolak yang berarti

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR terhadap profitabilitas (ROA)

BPR.

Heri Sutadanu melakukan penelitian tentang pengaruh Loan to Deposit

Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset

(ROA) bank devisa selama tahun 2000-2003 baik secara persial maupun secara

bersama-sama, pengolahan dan analisis data menggunakan statistik parametrik

yakni analisis regresi multipel dan korelasi multipel. Hasil penelitian

menggunakan tingkat signifikansi 0,95 dan tingkat kesalahan 0,05 menunjukan

bahwa secara parsial LDR tidak mempunyai pengaruh negatif yang signifikan

47

Page 60: document.pdf

terhadap ROA bank dan secara parsial CAR memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap ROA bank, secara bersama-sama LDR dan CAR memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ROA bank yakni sebesar 19,6% dan sisanya

80,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Syahril dan Trini Saptarini (2006) menganalisis pengaruh dari pinjaman

macet (PM) dan rasio kecukupan modal (RKM) terhadap pengembalian ekuitas

(PE) bank muamalat, teknis analisis yang digunakan untuk menguji hipotesisnya

adalah analisis korelasi parsial dan analisis korelasi berganda, dengan

menggunakan analisis korelasi parsial hasilnya menunjukan bahwa PM dan RKM

mempunyai pengaruh yang relatif lemah terhadap PE bank muamalat sedangkan

hasil analisis korelasi berganda menunjukan bahwa secara bersama PM dan RKM

mampu mempengaruhi PE bank muamalat dengan tingkat signifikansi sebesar

72,40% dan sisanya sebesar 27,60% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Anggi Suwandhani melakukan penelitian untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh yang signifikan dan seberapa besar pengaruh Loan to Deposit

Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas Bank yang dinyatakan dengan Return on

Asset (ROA). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode asosiatif dengan pendekatan survei. Sementara untuk menganalisis data,

digunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan teknik analisis korelasi dan

analisis regresi linier sederhana sebagai alat bantu perhitungannya. Sampel

penelitian adalah 5 bank go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

dengan data penelitian berasal dari laporan keuangan masing-masing bank pada

48

Page 61: document.pdf

periode tahun 2004-2006. Dari hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi yaitu

: Y = 0,481 + 0,056 X. Persamaan tersebut mengandung pengertian bahwa, pada

saat tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 0%, maka profitabilitas bank

adalah sebesar 0,481%. Kemudian setiap terjadi perubahan tingkat Loan to

Deposit Ratio (LDR) sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan profitabilitas

bank sebesar 0,056%. Kemudian dari perhitungan analisis korelasi didapat nilai

korelasi ( r ) positif sebesar 0,808. Hal ini mengandung arti bahwa apabila Loan to

Deposit Ratio (LDR) meningkat, maka profitabilitas bank juga ikut meningkat.

Nilai 0,808 menunjukkan keeratan hubungan yang sangat kuat antara variabel X

dengan variabel Y. Kemudian dari hasil perhitungan koefisien determinasi ( r2 )

didapat nilai sebesar 65,28%, atau dengan kata lain tingkat Loan to Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh sebesar 65,28% terhadap tingkat profitabilitas bank. Dari

hasil uji statistik t didapat nilai t hitung sebesar 4,945 dan t tabel ( á = 0,05, df =

n-2 ) sebesar 2,160. Dengan demikian nilai t hitung lebih besar dibandingkan

dengan t tabel. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang

diajukan bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Profitabilitas Bank dapat diterima.

M.Khoirul Anam, (2005). Meneliti tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap

prediksi keuntungan pada industry keuangan mikro syariah di Tanggerang.

Metodologi yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan metode

purposive sampling, dari pengujian terhadap 8 rasio yang terdiri dari Capital

Adequacy Ratio, Financung Risk Ratio, Asset Utilization, Leverage Multiplier,

Grosss Yoeld On Total Asset, Net Present Value, Biaya Operasional Pendapatan

49

Page 62: document.pdf

Operasonal, Quick Ratio. Hasilnya rasio NPM dan BOPO berpengaruh negatif

dan signifikan pada alpha 5%,

Tini Munani (2004) yang menguji bukti empiris mengenai pengaruh rasio

perbankan (CAR, LDR, CR, NPL) terhadap ROA pada perbankan di BEJ,

metodelogi statistik yang digunakan adalah model regresi berganda. Hasil dari

pengujian adalah hanya CAR saja yang berpengaruh signifikan terhadap ROA

sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.

Dede Misliyah (2007), menguji tentang pengaruh rasio perbankan (CAR,

LDR, NPL, NIM, dan BOPO) terhadap ROA. Hasilnya adalah CR (Quick Ratio)

tidak berpengaruh terhadap ROA, sedangkan yang lainnya berpengaruh.

L. HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh antara CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara

simultan terhadap profitabilitas (CAR) Bank Muamalat Indonesia

2. Terdapat pengaruh antara CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara

parsial terhadap profitabilitas (ROA) Bank Muamalat Indonesia

3. Terdapat keeratan hubungan antara vaiabel (CAR, NPL, LDR, NIM, dan

BOPO)

50

Page 63: document.pdf

M. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran

LAPORAN KEUANGAN

CAMEL

Variabel Endogen

CAR (X1), NPL (X2), LDR (X3), NIM (X4), BOPO (X5)

Variabel Endogen

(ROA) Y

ANALISIS JALUR

BANK MUAMALAT INDONESIA

UJI T UJI F

51

Page 64: document.pdf

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap Bank Muamalat Indonesia karena bank

tersebut merupakan bank pelopor islam pertama di Indonesia. Ruang lingkup pada

penelitian ini difokuskan pada :

1. Pengukuran kinerja bank dilakukan berdasarkan laporan keuangan Bank

Muamalat Indonesia yang di dapat dari Bursa Efek Indonesia, publikasi Bank

Indonesia dan juga yang dipublikasikan oleh Bank Muamalat Indonesia

melalui situsnya, dimana data tersebut merupakan data bulanan dari bulan

Januari 2002 – Desember 2008

2. Ukuran kinerja yang digunakan adalah rasio CAMEL yang meliputi :

a) Capital Adequacy Ratio (CAR)

b) Non Performing Loan (NPL)

c) Loan to Deposit Ratio (LDR)

d) Net Interest Margin (NIM)

e) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio-rasio tersebut dijadikan sebagai variabel independen yang

disimbolkan dengan X

f) Return On Asset (ROA)

Rasio Return On Asset (ROA) dijadikan sebagai variabel dependent

yang disimbolkan dengan Y

52

Page 65: document.pdf

G. METODE PENENTUAN SAMPEL

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih memiliki tujuan dan target tertentu

dalam memilih sampel secara tidak acak artinya sampel dipilih secara cermat

sehingga relevan dengan rancangan penelitian dan memiliki kriteria sebagai

berikut :

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan bank pelopor islam pertama

di Indonesia

2. Tersedia laporan keuangan bulanan selama periode penelitian yaitu dari

Januari 2002 – desember 2005

H. METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu:

1. Library Research

Data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, internet dan

lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian

2. Field Research

Data yang diperoleh dari laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia dari

Januari 2002 – Desember 2005. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a) Neraca keuangan bulanan dari Januari 2002 – Desember 2005

b) Laporan laba rugi bulanan dari Januari 2002 – Desember 2005

53

Page 66: document.pdf

c) Laporan kualitas aktiva produktif bulanan dari Januari 2002 –

Desember 2005

d) Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bulanan dari

Januari 2002 – Desember 2005

e) Ikhtisar keuangan tahun 2002 - 2005

I. METODE ANALISIS

Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Sambas (2007;221) analisis jalur (path analysis) dikembangkan

oleh Sewall Wright pada tahun 1934 yang bertujuan untuk menerangkan akibat

langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab

terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.

Menurut Sugiyono (2007;297) analisis jalur merupakan pengembangan

dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk

khusus dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis

jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel

yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif / reciprocal).

Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut variabel Eksogen

(Exogenous), dan variabel dependent yang disebuut variabel Endogen

(Endogenous)

Pengggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada

beberapa asumsi sebagai berikut :

54

Page 67: document.pdf

1. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif dan

kausal

2. Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang

mendahuluinya, dan tidak juga berkorelasi dengan variabel yang lain

3. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab akibat

searah

4. Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari

sumber yang sama

55

Page 68: document.pdf

Berdasarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka diagram jalur

yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Diagram Jalur

ε

X1

X2

X3

Pyx2

Pyx1

X4

Pyx5

Pyx4

Pyx3

rx1x5

rx2x3

rx3x4

rx4x5

rx1x3

rx2x4

rx3x5

rx1x4

rx2x5

rx1x2

X5

Y

56

Page 69: document.pdf

Keterangan :

X1 = CAR [ variabel eksogen ke 1 ]

X2 = NPL [ variabel eksogen ke 2 ]

X3 = LDR [ variabel eksogen ke 3 ]

X4 = NIM [ variabel eksogen ke 4 ]

X5 = BOPO[ variabel eksogen ke 5 ]

Y = ROA [ variabel endogen ]

ε = Error model structural

Pyx1 = Koefisien jalur X1 terhadap Y

Pyx2 = Koefisien jalur X2 terhadap Y

Pyx3 = Koefisien jalur X3 terhadap Y

Pyx4 = Koefisien jalur X4 terhadap Y

Pyx5 = Koefisien jalur X5 terhadap Y

rx1x2 = Koefisien korelasi antara X1 dengan X2

rx1x3 = Koefisien korelasi antara X1 dengan X3

rx1x4 = Koefisien korelasi antara X1 dengan X4

rx1x5 = Koefisien korelasi antara X1 dengan X5

rx2x3 = Koefisien korelasi antara X2 dengan X3

rx2x4 = Koefisien korelasi antara X2 dengan X4

rx2x5 = Koefisien korelasi antara X2 dengan X5

rx3x4 = Koefisien korelasi antara X3 dengan X4

rx3x5 = Koefisien korelasi antara X3 dengan X5

rx4x5 = Koefisien korelasi antara X4 dengan X5

57

Page 70: document.pdf

Diagram jalur tersebut terdiri atas satu persamaan struktural dengan hanya

satu substruktur, yaitu X1 , X2, X3, X4, dan X5 disebut sebagai variabel eksogen

dan Y sebagai variabel endogen, dengan demikian persamaan struktural dalam

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = Pyx1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + Pyx5 + ε

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1

Ho : CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO tidak terdapat pengaruh secara

simultan terhadap ROA Bank Muamalat

H1 : CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terdapat pengaruh secara simultan

terhadap ROA Bank Muamalat

Hipotesis 2

Hipotesis untuk CAR

Ho : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara CAR terhadap ROA

Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara CAR terhadap ROA Bank

Muamalat

Hipotesis untuk NPL

Ho : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara NPL terhadap ROA

Bank Muamalat

58

Page 71: document.pdf

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara NPL terhadap ROA Bank

Muamalat

Hipotesis untuk LDR

Ho : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara LDR terhadap ROA

Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara LDR terhadap ROA Bank

Muamalat

Hipotesis untuk NIM

Ho : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara NIM terhadap ROA

Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara NIM terhadap ROA Bank

Muamalat

Hipotesis untuk BOPO

Ho : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara BOPO terhadap ROA

Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara BOPO terhadap ROA Bank

Muamalat

Hipotesis 3

Ho : Tidak terdapat hubungan yang erat antara variabel eksogen (variabel x)

H1 : Terdapat hubungan yang erat antara variabel eksogen (vairabel x)

59

Page 72: document.pdf

Dalam bukunya Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdul Rahman

mengenai “Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian “

menerangkan bahwa jika terjadi trimming, maka perhitungan harus diulang

dengan menghilangkan jalur yang menurut pengujian tidak bermakna (non

significant).

J. OPERASAIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independent

ROA (Return On Assets)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-

rata total asset yang bersangkutan. Semakin besar ROA, maka semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak

adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan

rata-rata volume usaha atau aktiva. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut

(SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001) :

ROA = x 100%

60

Page 73: document.pdf

2. Variabel Independent

CAR (Capital Adequacy Ratio)

Adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva

bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut membiayai dari modal sendiri disamping memperoleh

dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Rasio ini dirumuskan sebagai

berikut :

CAR = x 100%

NPL (Non Performing Loan)

Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin

tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini

adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit

kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang

lancar, diragukan, macet. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE

BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001) :

NPL = x 100%

61

Page 74: document.pdf

LDR (Loan to Deposit ratio)

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara

membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak

ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas

bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk

kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,

tabungan, deposito, simpanan berjangka sertifikat deposito. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember

2001):

LDR = x 100%

NIM (Net Interest Margin)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga

dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya

pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio

ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30 DPNP tgl 14 Desember

2001):

NIM = x 100%

62

Page 75: document.pdf

BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)

Rasio yang sering disebut rasio efisien ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional

terhadap pendapatan opersaional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin

efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermaslah semakin

kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total

beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional

adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan

operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.3/30

DPNP tgl 14 Desember 2001):

BOPO = x 100%

Tabel 3.1 Operasional variabel

Variabel Konsep variable Indikator Satuan Skala

Return On

Asset

(ROA)

Y

Kemampuan

manajemen bank

dalam memperoleh

keuntungan (laba

sebelum pajak) yang

dihasilkan dari rata-

rata total asset yang

Persentase

(%)

Rasio

63

Page 76: document.pdf

bersangkutan.

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR)

X1

Memperlihatkan

seberapa besar

jumlah seluruh

aktiva bank yang

mengandung resiko

(kredit, penyertaan,

surat berharga,

tagihan pada bank

lain) ikut membiayai

dari modal sendiri

disamping

memperoleh dana-

dana dari sumber-

sumber diluar bank

Persentase

(%)

Rasio

Non

Performing

Loan

(NPL)

X2

Kemampuan

manajemen bank

dalam mengelola

kredit bermasalah

yang diberikan oleh

bank.

Persentase

(%)

Rasio

Loan To

Deposit Ratio

Menilai likuiditas

suatu bank dengan

Persentase

(%)

Rasio

64

Page 77: document.pdf

(LDR)

X3

cara membagi

jumlah kredit yang

diberikan oleh bank

terhadap dana pihak

ketiga.

Net Interest

Margin

(NIM)

X4

Kemampuan

manajemen bank

dalam mengelola

aktiva produktifnya

untuk menghasilkan

pendapatan bunga

bersih.

Persentase

(%)

Rasio

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

X5

kemampuan

manajemen bank

dalam

mengendalikan

biaya operasional

terhadap pendapatan

opersaional.

Persentase

(%)

Rasio

65

Page 78: document.pdf

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

D. SEKILAS GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Latar Belakang Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991,

diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah

Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992.

Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-

Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank

Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen

pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat

penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara

silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh

tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam

modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.

Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank

syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun

produk yang terus dikembangkan.

66

Page 79: document.pdf

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.

Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen

korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,

rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan

mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,

yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat

mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh

Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab

Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah

satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu

antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan

sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,

Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba

berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta

ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana

seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank

67

Page 80: document.pdf

Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan

penekanan pada :

a) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang

saham

b) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada,

dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru

Muamalat sedikitpun

c) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi

prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru

d) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja

Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua

e) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran

Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya

membawa Bank Muamalat, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era

pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank

syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2

triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan

laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004.

68

Page 81: document.pdf

2. Visi dan Misi Bank Muamalat

Visi Bank Muamalat

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar rasional.

Misi Bank Muamalat

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi

stakeholder.

69

Page 82: document.pdf

3. Struktur Organisasi

Ditetapkan di Jakarta, 26 September 2006 M / 03 Ramadhan 1427 H

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber : www.muamalat.com

70

Page 83: document.pdf

4. Produk dan Jasa Bank Muamalat

Penyimpanan dana

a) Tabungan Ummat

Tabungan Ummat merupakan sara investasi murni sesuai syariah

dalam mata uang Rupiah yang memungkinkan nasabah melakukan

penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah

b) Tabungan Umat Junior

Tabungan Umat Junior adalah Tabungan khusus untuk pelajar

c) Kartu shar-e

Kartu Shar-E adalah investasi murni sesuai syariah yang dikemas

khusus dalam bentuk paket perdana seharga Rp. 125.000.- dan dapat

diperoleh di Kantor-Kantor Pos Online di seluruh Indonesia.

d) Tabungan Haji Arafah

Tabungan Haji Arafah merupakan jenis tabungan yang ditujukan

bagi nasabah yang berniat melaksanakan ibadah haji secara

terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka

waktu yang Anda kehendaki

e) Giro Wadiah

Giro Wadiah Bank Muamalat dalam mata uang rupiah maupun

valas, pribadi ataupun perusahaan, ditujukan untuk mendukung

aktivitas usaha nasabah

71

Page 84: document.pdf

f) Deposito Mudharabah

Merupakan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan

jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang

ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Dana nasabah

akan diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai

macam usaha produktif yang berguna bagi kepentingan Ummat.

g) Deposito Fulinves

Merupakan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan

jangka waktu 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang ingin

berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Deposito ini

dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa.

h) DPLK Muamalat

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat, merupakan

Badan Hukum yang menyelanggarakan Program Pensiun, yaitu

suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang

pembayarannya secara berkala dan dikaitkna dengan pencapaian usia

tertentu.

Pengelola Dana

a) Piutang Murabahah

Fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. Bank akan

membelikan barang-barang halal apa saja yang dibutuhkan nasabah

kemudian menjualnya kepada nasabah untuk diangsur sesuai dengan

72

Page 85: document.pdf

kemampuan nasabah. Produk ini dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan usaha (modal kerja dan ivestasi : pengadaan barang modal

seperti mesin, peralatan, dll) maupun pribadi (misalnya pembelian

kendaraan bermotor, rumah, dll)

b) Piutang Istishna

Fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan objek / barang investasi

yang diberikan berdasarkan pesanan nasabah

c) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh Bank

untuk dikelola nasabah dalam usaha yang telah disepakati bersama.

Selanjutnya dalam pembiayaan ini nasabah dan Bank sepakat untuk

berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut. Resiko kerugian

ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang

diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan

penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan

dan penyalahgunaan.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan,

industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan lain-lain

berupa modal kerja dan investasi.

d) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah adalah kerjasama perkongsian yang

dilakukan antara nasabah dan Bank Muamalat dalam suatu usaha

dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan

73

Page 86: document.pdf

kontribusi sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan porsi

dana yang ditanamkan.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan,

industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak dan lain-lain

e) Rahn (Gadai Syariah)

Rahn (Gadai Syariah) adalah perjanjian penyerahan barang atau

harta nasabah sebagai jaminan berdasarkan hukum gadai berupa

emas/perhiasan/kendaraan. nasabah hanya cukup mengisi dan

menandatangani Surat Bukti Rahn, serta kemudian dana segarpun

dapat segera nasabah terima dengan jumlah maksimal 90% dari nilai

taksir terhadap barang yang diserahkan.

Rahn (Gadai Syariah) Bank Muamalat Bekerja sama dengan Perum

Pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS)

B. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DESKRIPTIF

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Microsoft Excel dan

SPSS versi 17,0 untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat ,menjelaskan

variabel-variabel yang diteliti. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah

melakukan penentuan sampel dengan metode purposive sampling yaitu pada Bank

Muamalat Indonesia yang tersedia laporan keuangan bulanan dari januari 2002 -

Desember 2005 dengan jumlah N sebanyak 48.

74

Page 87: document.pdf

Tujuan dari penyajian statistik deskriptif adalah untuk memberikan

gambaran tentang data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Mean

menggambarkan rata-rata (nilai tengah) dari penjumlahan seluruh data dibagi

jumlah data yang ada. Dari tabel 4.1 dapat dilihat statistik deskriptif dari penulisan

yang telah ditentukan.

Tabel 4.1 Statistik deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 48 .06 2.53 1.0765 .66192

CAR 48 8.96 21.49 14.2042 3.35494

NPL 48 2.05 6.36 3.8758 1.30833

LDR 48 77.91 105.55 90.3171 5.46436

NIM 48 .42 18.62 4.1719 2.87247

BOPO 48 50.67 92.94 79.5956 7.97499

Valid N (listwise) 48 Sumber : data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada Rasio ROA Bank Muamlaat menunjukan nilai rata-rata 1,07 % sedangkan

minimum nilai ROA Bank Muamalat adalah 0,06% dan maksimum nilai ROA

Bank Muamalat adalah 2,53%.

Rasio CAR Bank Muamalat menunjukan nilai rata-rata 14,20% artinya

berdasarkan ketentuan BI rata-rata CAR Bank Muamalat termasuk kriteria sehat

sehat karena > 8%. sedangkan minimum dan maksimum nilai CAR Bank

75

Page 88: document.pdf

Muamalat adalah 8,96% dan 21,49% hal ini menunjukan bahwa minimum dan

maksimum CAR Bank Muamalat termasuk kriteria sehat karena > 8%.

Rasio NPL Bank Muamalat menunjukan nilai rata-rata 3,7% artinya

berdasarkan ketentuan BI nilai rata-rata NPL Bank Muamalat termasuk kriteria

sehat sehat karena < 5%. Untuk minimum nilai CAR Bank Muamalat adalah

sebesar 2,05% yang berarti bahwa minimum CAR Bank Muamalat masih

dikategorikan sehat karena < 5%, namun untuk maksimum nilai CAR Bank

Muamalat adalah 6,36% hal ini termasuk dalam kriteria tidak sehat karena > 5%.

Rasio LDR Bank Muamalat menunjukan nilai rata-rata 90,31% artinya

berdasarkan ketentuan BI rata-rata LDR Bank Muamalat termasuk kriteria sehat

sehat karena < 110%. sedangkan minimum dan maksimum nilai LDR Bank

Muamalat adalah 77,91% dan 105,55% hal ini menunjukan bahwa minimum dan

maksimum LDR Bank Muamalat termasuk kriteria sehat karena < 110%.

Rasio NIM Bank Muamalat menunjukan nilai rata-rata 4,17% sedangkan

minimum nilai NIM Bank Muamalat adalah 0,42% dan maksimum nilai NIM

Bank Muamalat adalah 18,62%.

Rasio BOPO Bank Muamalat menunjukan nilai rata-rata 79,59% artinya

berdasarkan ketentuan BI rata-rata BOPO Bank Muamalat memiliki tingkat

efisiensi yang tinggi karena mendekati 75%. sedangkan minimum nilai BOPO

Bank Muamalat adalah 50,67% yang berarti tingkat efisiensi Bank Muamalat

sangat tinggi, dan maksimum nilai BOPO Bank Muamalat adalah 92,94% hal ini

menunjukan bahwa tingkat efisien Bank Muamalat rendah karena > 90%.

76

Page 89: document.pdf

C. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Jalur

Berdasarkan model diagram jalur dalam penelitian ini yang hanya

menggunakan satu substruktur, maka untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis regresi dan analisis

korelasi karena model dalam penelitian ini sama dengan model regresi

berganda.

a) Analisis Regresi

Pada analisis regresi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

bagian, yaitu melihat pengaruh secara gabungan (simultan) dan

melihat pengaruh secara parsial.

(1) Pengaruh variabel CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO

terhadap ROA secara simultan

Untuk mengetahui pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap

ROA secara simultan, maka dapat dilihat dari hasil perhitungan

dalam model summary dibawah ini khususnya nilai R square adalah :

77

Page 90: document.pdf

Tabel 4.2 Model Summary Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .887a .787 .762 .32293

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR, NIM, NPL

Besarnya angka R square ( ) adalah 0,787. Angka tersebut digunakan

untuk melihat besarnya pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara

simultan terhadap ROA dengan cara menghitung koefisisen (KD) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = x 100%

KD = 0,787 x 100%

KD = 78,7%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh CAR, NPL, LDR,

NIM, dan BOPO secara simultan terhadap ROA adalah 78,7%. Sedangkan

sisanya sebesar 21,3% (100% - 78,7%) dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk mengetahui apakah model regresi diatas sudah benar atau

salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini menggunakan angka F

sebagaimana tertera dalam tabel dibawah ini :

78

Page 91: document.pdf

Tabel 4.3 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 16.213 5 3.243 31.094 .000a

Residual 4.380 42 .104 1

Total 20.592 47

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR, NIM, NPL

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : data diolah

Hipotesis dalam uji ini berbunyi sebagai berikut :

HO : CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO tidak terdapat pengaruh

secara simultan terhadap ROA Bank Muamalat

H1 : CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terdapat pengaruh secara

simultan terhadap ROA Bank Muamalat

Berdasarkan hasil output SPSS yang ditunjukan oleh tabel diatas

bahwa nilai F-hitung sebesar 31,094 sementara F tabel sebesar 2.42. ini

berarti bahwa nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel (31,094 > 2,42).

Hal ini berarti bahwa HO ditolak dan H1 diterima, artinya variabel-

variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA) Bank Muamalat sejak

januari 2002 hingga desember 2005. Keputusan untuk menolak HO dan

menerima H1 juga diambil jika nilai signifikansi F lebih kecil dengan taraf

79

Page 92: document.pdf

signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5%. Dari hasil analisis

ditemukan nilai F sebesar 0.000 < 0.05

Dari uaraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa semua

variabel independen yaitu CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tingkat

profitabilitas (ROA) Bank Muamalat selama periode penelitian yaitu sejak

januari 2002 hingga desember 2005.

(2) Pengaruh variabel eksogenus (CAR, NPL, LDR, NIM, dan

BOPO) terhadap variabel endogenus ROA secara parsial

Untuk melihat pengaruh eksogenus CAR, NPL, LDR, NIM

dan BOPO terhadap variabel endogenus ROA secara parsial

dengan menggunakan Uji T. Sedangkan untuk melihat besarnya

pengaruh, digunakan angka Beta atau standardized coefficients.

Berdasarkan tabel dibawah ini diketahui nilai T-hitung untuk

variabel independen CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO adalah

sebagai berikut :

80

Page 93: document.pdf

Tabel 4.4 Uji T

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -3.264 1.401 -2.329 .025

CAR .016 .016 .079 .967 .339

NPL -.062 .050 -.124 -1.258 .215

LDR .037 .010 .302 3.746 .001

NIM .173 .020 .751 8.483 .000

1

BOPO .004 .010 .051 .433 .667

a. Dependent Variable: ROA Sumber : data diolah

(a) Pengaruh Capital Adequay Ratio (CAR) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara CAR dengan

ROA Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara CAR dengan ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent CAR adalah sebesar 0,967 sementara nilai

T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung lebih

kecil dari nilai T-tabel (0,967 < 2,01). Dengan demikian Ho diterima

dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan linear antara CAR dengan

81

Page 94: document.pdf

ROA. Besarnya pengaruh CAR terhadap ROA adalah sebesar 0,079

atau 7,9% dianggap tidak signifikan. Hal ini sesuai juga dengan angka

signifikan sebesar 0,339 > 0,05.

Meskipun yang seharusnya terjadi adalah jika adanya perubahan

pada rasio CAR maka akan berdampak pada tingkat profitabilitas

(ROA) karena besarnya CAR ditentukan oleh seberapa besar modal

yang dimiliki yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Serta

besarnya ATMR dimana bobot resiko masing-masing aktiva telah

ditetapkan. Sehingga CAR memiliki batasan bagi bank dalam

melakukan pengembangan usahanya, jika tidak diperhatikan maka

akan terjadi penurunan CAR yang akan berimplikasi pada penurunan

tingkat kesehatan bank.

Namun hasil penelitian tersebut sama seperti penelitian

terdahulu (Taufik Muttaqin, 2007) yang juga tidak terdapat pengaruh

antara CAR terhadap ROA terlihat dari subhipotesis keduanya bahwa

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR terhadap

profitabilitas (ROA).

82

Page 95: document.pdf

(b) Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara NPL dengan

ROA Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara NPL dengan ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent NPL adalah sebesar -1,258 sementara nilai

T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung lebih

kecil dari nilai T-tabel (-1,258 < 2,01). Dengan demikian Ho diterima

dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan linear antara NPL dengan

ROA. Besarnya pengaruh NPL terhadap ROA adalah sebesar -0,124

atau -12,4% dianggap tidak signifikan. Hal ini sesuai juga dengan

angka signifikan sebesar 0,215 > 0,05.

Hal ini tidak sesuai dengan teori, yang seharusnya terjadi adalah

naik turunnya NPL akan berpengaruh negative terhadap ROA,

kenaikan NPL akan berpengaruh terhadap penurunan ROA dan

sebaliknya.

Hasil penelitan tersebut sama seperti penelitian terdahulu (Tini

Munani, 2004) yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh

antara NPL terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

83

Page 96: document.pdf

(c) Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara LDR dengan

ROA Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara LDR dengan ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent LDR adalah sebesar 3,746 sementara nilai

T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung lebih

besar dari nilai T-tabel (3,746 > 2,01). Dengan demikian HO ditolak

dan H1 diterima, artinya ada hubungan linear antara LDR dengan

ROA. Besarnya pengaruh LDR terhadap ROA adalah sebesar 0,302

atau 30,2% dianggap signifikan. Hal ini sesuai juga dengan angka

signifikan sebesar 0,001 < 0,05.

Hasil peneliitan tersebut sama seperti penelitian terdahulu

(Anggi Suwandhani) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh

antara LDR terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan perbandingan

antara kredit yang disalurkan dengan dana masyarakat yang

dikumpulkan Bank Muamalat baik berupa tabungan, giro, maupun

deposito, memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas (ROA) jika

adanya perubahan pada rasio LDR. Hal ini disebabkan karena jika

84

Page 97: document.pdf

semakin banyak total DPK yang diterima bank maka semakin besar

pula peluang bank untuk menyalurkan kreditnya, dengan demikian jika

semakin banyak total kredit yang diberikan maka semakin besar

kemampuan bank untuk mendapatkan pendapatan sehingga akan

meningkatklan tingkat profitabilitas.

(d) Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara NIM dengan

ROA Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara NIM dengan ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent NIM adalah sebesar 8,483 sementara nilai

T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung lebih

besar dari nilai T-tabel (8,483 > 2,01). Dengan demikian HO ditolak

dan H1 diterima, artinya ada hubungan linear antara NIM dengan

ROA. Besarnya pengaruh NIM terhadap ROA adalah sebesar 0,751

atau 75,1% dianggap signifikan. Hal ini sesuai juga dengan angka

signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

NIM (Net Interest Margin) yang merupakan alat untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva

produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih,

85

Page 98: document.pdf

pendapatan bunga bersih tersebut diperoleh dari pendapatan bunga.

Semakin besar rasio ini makan semakin meningkatnya pendapatan

bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank. Dengan demikian jika

meningkatnya pendapatan maka akan meningkatkan tingkat

profitabilitas bank.

(e) Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap tingkat profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara BOPO dengan

ROA Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara BOPO dengan

ROA Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent BOPO adalah sebesar 0,433 sementara

nilai T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung

lebih kecil dari nilai T-tabel (0,433 < 2,01). Dengan demikian HO

diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan linear antara

BOPO dengan ROA. Besarnya pengaruh BOPO terhadap ROA adalah

sebesar 0,51 atau 51% dianggap tidak signifikan. Hal ini sesuai juga

dengan angka signifikan sebesar 0,667 > 0,05.

b) Analisis Korelasi

Untuk melihat hubungan antara variabel eksogenus yaitu CAR,

NPL, LDR, NIM, dan BOPO Bank Muamalat dengan menggunakan

86

Page 99: document.pdf

analisis korelasi. Berdasarkan tabel dibawah ini diketahui korelasi

antar variabel independen (CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO)

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Analisis Korelasi

Correlations

CAR NPL LDR NIM BOPO

Pearson Correlation 1 -.334* -.174 .111 -.332*

Sig. (2-tailed) .020 .236 .453 .021

CAR

N 48 48 48 48 48

Pearson Correlation -.334* 1 -.255 -.214 .651**

Sig. (2-tailed) .020 .081 .144 .000

NPL

N 48 48 48 48 48

Pearson Correlation -.174 -.255 1 .227 -.342*

Sig. (2-tailed) .236 .081 .120 .017

LDR

N 48 48 48 48 48

Pearson Correlation .111 -.214 .227 1 -.558**

Sig. (2-tailed) .453 .144 .120 .000

NIM

N 48 48 48 48 48

Pearson Correlation -.332* .651** -.342* -.558** 1

Sig. (2-tailed) .021 .000 .017 .000 BOPO

N 48 48 48 48 48

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : data diolah

Menurut Sarwono (2007; 35) kriteria korelasi adalah sebagai berikut :

0 – 0,25 = korelasi sangat lemah (tidak ada korelasi)

> 0,25 – 0,5 = korelasi cukup

87

Page 100: document.pdf

> 0,5 – 0,75 = korelasi kuat

> 0,75 – 1 = korelasi sangat kuat

(1) Korelasi antara CAR dengan NPL

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel CAR dengan NPL sebesar -0,334. Korelasi

sebesar -0,334 ini mempunyai maksud hubungan antara variabel

CAR dengan variabel NPL cukup kuat. Korelasi antara kedua

variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,020

< 0,050.

(2) Korelasi antara CAR dengan LDR

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel CAR dengan LDR sebesar -0.174. Korelasi

sebesar -0.174 ini mempunyai maksud hubungan antara variabel

CAR dengan variabel LDR lemah. Korelasi antara kedua variabel

bersifat tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar 0.236 >

0.050.

(3) Korelasi antara CAR dengan NIM

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel CAR dengan NIM sebesar 0,111. Korelasi

sebesar 0,111 ini mempunyai maksud hubungan antara variabel

88

Page 101: document.pdf

CAR dengan variabel NIM lemah. Korelasi antara kedua variabel

bersifat tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,453 >

0,050.

(4) Korelasi antara CAR dengan BOPO

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel CAR dengan BOPO sebesar -0,332.

Korelasi sebesar -0,332 ini mempunyai maksud hubungan antara

variabel CAR dengan variabel BOPO cukup kuat. Korelasi antara

kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar

0,021 < 0,050.

(5) Korelasi antara NPL dengan LDR

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel NPL dengan LDR sebesar -0,255. Korelasi

sebesar -0,255 ini mempunyai maksud hubungan antara variabel

NPL dengan variabel LDR cukup kuat. Korelasi antara kedua

variabel bersifat tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar

0,081 > 0,050.

(6) Korelasi antara NPL dengan NIM

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel NPL dengan NIM sebesar -0,214. Korelasi

sebesar -0,214 ini mempunyai maksud hubungan antara variabel

89

Page 102: document.pdf

NPL dengan variabel NIM lemah. Korelasi antara kedua variabel

bersifat tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,144 >

0,050.

(7) Korelasi antara NPL dengan BOPO

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel NPL dengan BOPO sebesar 0,651.

Korelasi sebesar 0,651 ini mempunyai maksud hubungan antara

variabel NPL dengan variabel BOPO kuat. Korelasi antara kedua

variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,000

< 0,01.

Angka 0,01 digunakan karena hasil penghitungan SPSS

memberikan angka signifikansi sebesar 0,01 yanng ditandai dengan

dua bintang (**).

(8) Korelasi antara LDR dengan NIM

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel LDR dengan NIM sebesar 0,227. Korelasi

sebesar 0,227 ini mempunyai maksud hubungan antara variabel

LDR dengan variabel NIM lemah. Korelasi antara kedua variabel

bersifat tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,120 >

0,050.

90

Page 103: document.pdf

(9) Korelasi antara LDR dengan BOPO

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel LDR dengan BOPO sebesar -0,342.

Korelasi sebesar -0,342 ini mempunyai maksud hubungan antara

variabel LDR dengan variabel BOPO cukup kuat. Korelasi antara

kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar

0,120 > 0,050.

(10) Korelasi antara NIM dengan BOPO

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka

korelasi antara variabel NIM dengan BOPO sebesar -0,558.

Korelasi sebesar -0,558 ini mempunyai maksud hubungan antara

variabel NIM dengan variabel BOPO kuat. Korelasi antara kedua

variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,000

> 0,010.

Angka 0,01 digunakan karena hasil penghitungan SPSS

memberikan angka signifikansi sebesar 0,01 yanng ditandai dengan

dua bintang (**).

Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan secara

negatif antara NIM dengan BOPO

Hipotesis untuk korelasi dalam penelitian ini adalah:

HO : Tidak terdapat hubungan yang erat antara variabel-

variabel bebas (variabel x)

91

Page 104: document.pdf

H1 : Terdapat hubungan yang erat antara variabel-variabel

bebas (vairabel x)

Berdasarkan hasil analisis korelasi antar variabel eksogen

tersebut dapat disimpulkan terdapat 6 variabel yang memiliki

korelasi yaitu variabel CAR dengan NPL, variabel CAR dengan

BOPO, variabel NPL dengan LDR, variabel NPL dengan BOPO,

variabel LDR dengan BOPO, dan variabel NIM dengan BOPO.

Dan 4 variabel yang tidak memiliki korelasi adalah variabel CAR

dengan LDR, variabel CAR dengan NIM, variabel NPL dengan

LDR, dan LDR dengan NIM. Dengan demikian secara keseluruhan

HO ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat hubungan antar

variabel eksogen.

92

Page 105: document.pdf

c) Diagram Jalur

Diagram jalur dari persamaan struktural diatas adalah sebagai berikut

:

ε

CAR

NPL

LDR

-0,124

0,079

NIM

BOPO

0,051

0,751

0,302

-0,332

-0,255

0,227

-0,558

-0,174

-0,214

-0,342

0,111

0,651

-0,334

ROA

93

Page 106: document.pdf

Keterangan :

Pyx1 = (0,079), Koefisien jalur CAR terhadap ROA

Pyx2 = (-0,124), Koefisien jalur NPL terhadap ROA

Pyx3 = (0,302), Koefisien jalur LDR terhadap ROA

Pyx4 = (0,751) Koefisien jalur NIM terhadap ROA

Pyx5 = (0,051) Koefisien jalur BOPO terhadap ROA

rx1x2 = (-0,334) Koefisien korelasi antara CAR dengan NPL

rx1x3 = (-0,174) Koefisien korelasi antara CAR dengan LDR

rx1x4 = (0,111) Koefisien korelasi antara CAR dengan NIM

rx1x5 = (-0,332) Koefisien korelasi antara CAR dengan BOPO

rx2x3 = (-0,255) Koefisien korelasi antara NPL dengan LDR

rx2x4 = (-0,214) Koefisien korelasi antara NPL dengan NIM

rx2x5 = (0,651) Koefisien korelasi antara NPL dengan BOPO

rx3x4 = (0,227) Koefisien korelasi antara LDR dengan NIM

rx3x5 = (-0,342) Koefisien korelasi antara LDR dengan BOPO

rx4x5 = (-0,558) Koefisien korelasi antara NIM dengan BOPO

94

Page 107: document.pdf

d) Persamaan Struktural

Persamaan struktural untuk model tersebut adalah :

Y = Pyx1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + Pyx5 + ε

ROA = 0,079 CAR + -0,124 NPL + 0,302 LDR + 0,751 NIM +

0,051 BOPO + ε

Sambas (2007; 235) menambahkan Pada persamaan jalur

tersebut, koefisien jalur residu ( ε ) dapat dihitung berdasarkan output

Model Summary. Rumus yang digunakan adalah :

Pyε = . Pada output Model Summary

diketahui = 0.787. sehingga koefisien

residu adalah Pyε = = 0,461. Setelah koefisien residu

diperoleh, persamaan jalurnya menjadi :

Y = Pyx1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + Pyx5 + ε

ROA = 0,079 CAR + -0,124 NPL + 0,302 LDR + 0,751 NIM +

0,051 BOPO + 0,461

Dari hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi yaitiu Y = 0,079 CAR

+ -0,124 NPL + 0,302 LDR + 0,751 NIM + 0,051 BOPO + 0,461. Persamaan

tersebut mengandung pengertian sebagai berikut :

95

Page 108: document.pdf

Jika adanya kenaikan Capital Adequancy Ratio (CAR) sebesar 1% maka

akan berpengaruh positif terhadap kenaikan tingkat profitabilitas (ROA) Bank

Muamalat sebesar 0,079 namun hal ini dianggap tidak signifikan.

Sedangkan pada Non Performing Loan (NPL) jika adanya kenaikan pada

NPL sebesar 1% maka akan berpengaruh negatif terhadap penurunan terhadap

tingkat profitabilitas (ROA) Bank Muamalat sebesar -0,124 namun hal ini

dianggap tidak signifikan.

Dan pada Loan to Deposit Ratio (LDR) jika adanya kenaikan sebesar 1%

maka akan berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas

(ROA) Bank Muamalat sebesar 0,302.

Selanjutnya jika Net Interest Margin (NIM) memiliki kenaikan sebesar 1%

maka akan berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas

(ROA) Bank Muamalat sebesar 0,751.

Dalam variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) jika

adanya kenaikan sebesar 1% maka akan berpengaruh positif terhadap tingkat

profitabilitas (ROA) Bank Muamalat sebesar 0,461 namun hal ini dianggap tidak

signifikan.

Secara keseluruhan, hasil penelitian yang tidak sesuai dengan teori

mengindikasikan karena adanya perubahan dalam perangkat laporan keuangan

selama periode penelitian.

96

Page 109: document.pdf

Dikarenakan terjadi trimming dalam penelitian ini yang hanya terdapat 2

koefisien jalur yang signifikan terhadap ROA yaitu LDR dan NIM, dan terdapat 3

koefisien jalur yang tidak signifikan yaitu CAR, NPL, dan BOPO maka

perhitungan tersebut harus diulang dengan menghilangkan jalur yang dianggap

tidak signifikan.

Dengan demikian pengujian selanjutnya bertujuan sebagai berikut :

1. Melihat pengaruh secara simultan antara LDR dan NIM terhadap ROA

2. Melihat pengaruh secara parsial antara LDR dan NIM terhadap ROA

3. Melihat korelasi antara LDR dan NIM

Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh secara simultan antara LDR dan NIM terhadap ROA

Untuk mengetahui pengaruh LDR dan NIM terhadap ROA secara

simultan, maka dapat dilihat dari hasil perhitungan dalam model summary

dibawah ini khususnya nilai R square adalah :

Tabel 4.6 Model Summary Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .876a .768 .757 .32602

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR

Besarnya angka R square ( ) adalah 0,768. Angka tersebut

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh LDR dan NIM secara

97

Page 110: document.pdf

simultan terhadap ROA dengan cara menghitung koefisisen (KD) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = x 100%

KD = 0,768 x 100%

KD = 76,8%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh LDR dan

NIM secara simultan terhadap ROA adalah 76,8%. Sedangkan sisanya

sebesar 23,2% (100% - 76,8%) dijelaskan oleh faktor lain.

Untuk mengetahui apakah model regresi diatas sudah benar atau

salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini menggunakan angka F

sebagaimana tertera dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.7 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 15.809 2 7.905 74.368 .000a

Residual 4.783 45 .106 1

Total 20.592 47

a. Predictors: (Constant), NIM, LDR

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : data diolah

Hipotesis dalam uji ini berbunyi sebagai berikut :

HO : LDR dan NIM tidak terdapat pengaruh secara simultan terhadap

ROA Bank Muamalat

98

Page 111: document.pdf

H1 : LDR dan NIM terdapat pengaruh secara simultan terhadap ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil output SPSS yang ditunjukan oleh tabel diatas

bahwa nilai F-hitung sebesar 74,368 sementara F tabel sebesar 4.06. ini

berarti bahwa nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel (74,368 > 4,06).

Hal ini berarti bahwa HO ditolak dan H1 diterima, artinya variabel-

variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA) Bank Muamalat sejak

januari 2002 hingga desember 2005. Keputusan untuk menolak HO dan

menerima H1 juga diambil jika nilai signifikansi F lebih kecil dengan taraf

signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5%. Dari hasil analisis

ditemukan nilai F sebesar 0.000 < 0.05

Dari uaraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa semua

variabel independen yaitu LDR dan NIM secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA) Bank

Muamalat selama periode penelitian yaitu sejak januari 2002 hingga

desember 2005.

2. Pengaruh secara parsial antara LDR dan NIM terhadap ROA

Untuk melihat pengaruh eksogenus LDR dan NIM terhadap variabel

endogenus ROA secara parsial dengan menggunakan Uji T. Sedangkan untuk

melihat besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau standardized

99

Page 112: document.pdf

coefficients. Berdasarkan tabel dibawah ini diketahui nilai T-hitung untuk

variabel independen LDR dan NIM adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Uji T

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -2.940 .795 -3.696 .001

LDR .036 .009 .301 4.073 .000

1

NIM .175 .017 .758 10.269 .000

a. Dependent Variable: ROA Sumber : data diolah

(a) Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara LDR dengan

ROA Bank Muamalat

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara LDR dengan ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent LDR adalah sebesar 4,073 sementara nilai

T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung lebih

besar dari nilai T-tabel (4,073 > 2,01). Dengan demikian HO ditolak

100

Page 113: document.pdf

dan H1 diterima, artinya ada hubungan linear antara LDR dengan

ROA. Besarnya pengaruh LDR terhadap ROA adalah sebesar 0,301

atau 30,1% dianggap signifikan. Hal ini sesuai juga dengan angka

signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

Hasil peneliitan tersebut sama seperti penelitian terdahulu

(Anggi Suwandhani) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh

antara LDR terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan perbandingan

antara kredit yang disalurkan dengan dana masyarakat yang

dikumpulkan Bank Muamalat baik berupa tabungan, giro, maupun

deposito, memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas jika adanya

perubahan pada rasio LDR. Hal ini disebabkan karena jika semakin

banyak total DPK yang diterima bank maka semakin besar pula

peluang bank untuk menyalurkan kreditnya, dengan demikian jika

semakin banyak total kredit yang diberikan maka semakin besar

kemampuan bank untuk mendapatkan pendapatan sehingga akan

meningkatklan tingkat profitabilitas.

(b) Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

Hipotesis :

HO : Tidak terdapat pengaruh parsial yang positif antara NIM dengan

ROA Bank Muamalat

101

Page 114: document.pdf

H1 : Terdapat pengaruh parsial yang positif antara NIM dengan ROA

Bank Muamalat

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai T-hitung

untuk variabel independent NIM adalah sebesar 10,269 sementara nilai

T-tabel adalah sebesar 2,01 yang berarti bahwa nilai T-hitung lebih

besar dari nilai T-tabel (10,269 > 2,01). Dengan demikian HO ditolak

dan H1 diterima, artinya ada hubungan linear antara NIM dengan

ROA. Besarnya pengaruh NIM terhadap ROA adalah sebesar 0,758

atau 75,8% dianggap signifikan. Hal ini sesuai juga dengan angka

signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

NIM (Net Interest Margin) yang merupakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya

untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih, pendapatan bunga

bersih tersebut diperoleh dari pendapatan bunga. Semakin besar rasio

ini makan semakin meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva

produktif yang dikelola bank. Dengan demikian semakin besar

pendapatan maka semakin besar tingkat profitabilitas bank.

3. Korelasi antara LDR dan NIM

Untuk melihat hubungan antara LDR dengan NIM Bank Muamalat

dengan menggunakan analisis korelasi. Berdasarkan tabel dibawah ini diketahui

korelasi antar LDR dengan NIM adalah sebagai berikut :

102

Page 115: document.pdf

Tabel 4.9 Analisis Korelasi

Correlations

LDR NIM

Pearson Correlation 1 .227

Sig. (2-tailed) .120

LDR

N 48 48

Pearson Correlation .227 1

Sig. (2-tailed) .120 NIM

N 48 48

Sumber : data diolah

Menurut Sarwono (2007; 35) kriteria korelasi adalah sebagai berikut :

0 – 0,25 = korelasi sangat lemah (tidak ada korelasi)

> 0,25 – 0,5 = korelasi cukup

> 0,5 – 0,75 = korelasi kuat

> 0,75 – 1 = korelasi sangat kuat

Berdasarkan perhitungan SPSS diatas diperolah angka korelasi antara

variabel LDR dengan NIM sebesar 0,227. Korelasi sebesar 0,227 ini mempunyai

maksud hubungan antara variabel LDR dengan variabel NIM lemah. Korelasi

antara kedua variabel bersifat tidak signifikan karena angka signifikansi sebesar

0,120 > 0,050.

Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara positif

antara LDR dengan NIM

103

Page 116: document.pdf

Diagram jalur baru :

ε

LDR

NIM

0,758

0,227

0,301

ROA

Keterangan :

Pyx1 = (0,301), Koefisien jalur LDR terhadap ROA

Pyx2 = (0,758) Koefisien jalur NIM terhadap ROA

rx1x2 = (0,227) Koefisien korelasi antara LDR dengan NIM

Persamaan Struktural

Persamaan struktural untuk model tersebut adalah :

Y = Pyx1 + Pyx2 + ε

ROA = 0,3021 LDR + 0,758 NIM + ε

Sambas (2007; 235) menambahkan Pada persamaan jalur tersebut,

koefisien jalur residu ( ε ) dapat dihitung berdasarkan output Model Summary.

Rumus yang digunakan adalah :

104

Page 117: document.pdf

Pyε = . Pada output Model Summary diketahui =

0.787. sehingga koefisien residu adalah Pyε = = 0,481. Setelah

koefisien residu diperoleh, persamaan jalurnya menjadi :

Y = Pyx1 + Pyx2 + ε

ROA = 0,301 LDR + 0,758 NIM + 0,481

Dari hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi yaitiu Y = 0,301 LDR

+ 0,758 NIM + 0,481. Persamaan tersebut mengandung pengertian sebagai

berikut :

Jika adanya kenaikan pada Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 1% maka

akan berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA)

Bank Muamalat sebesar 0,301.

Dan jika adanya kenaikann pada Net Interest Margin (NIM) sebesar 1%

maka akan berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas

(ROA) Bank Muamalat sebesar 0,758.

105

Page 118: document.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

C. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab IV

(empat) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel CAR, NPL, LDR, MIN, dan

BOPO secara simultan berpengaruh terhadap ROA Bank muamalat

Indonesia sebesar 31,094 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. dan

besarnya pengaruh secara simultan terhadap ROA adalah sebesar 78,7%.

Sedangkan sisanya sebesar 21,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

Dikarenakan terjadi trimming maka pengujian selanjutnya hanya

menggunakan variabel LDR dan NIM untuk melihat secara simultan

terhadap ROA, hasilnya adalah sebesar 74,368 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000, dengan besarnya pengaruh secara simultan adalah 76,8%

dan sisanya sebesar 23,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA secara parsial adalah

sebagai berikut :

a) Variabel CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROA sebesar 0,079 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,339

b) Variabel NPL tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROA sebesar -0,124 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.215

106

Page 119: document.pdf

c) Variabel LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA

sebesar 0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001

d) Variabel NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA

sebesar 0,751 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000

e) Variabel BOPO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ROA sebesar 0,051 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,667

Dikarenakan terjadi trimming maka pengujian selanjutnya hanya

menggunakan variabel LDR dan NIM untuk melihat secara parsial

terhadap ROA, hasilnya adalah sebagai berikut :

a) Variabel LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA

sebesar 0,301 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000

b) Variabel NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA

sebesar 0,758 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000

3. Hubungan antar variabel eksogenus yaitu CAR, NPL, dan LDR Bank

Muamalat adalah sebagai berikut :

a) Hubungan antara variabel CAR dengan NPL cukup kuat sebesar

0.334 dengan angka signifikansi sebesar 0.020

a) Hubungan antara variabel CAR dengan LDR lemah sebesar 0.174

dengan angka signifikansi sebesar 0.236

b) Hubungan antara variabel CAR dengan NIM lemah sebesar 0.111

dengan angka signifikansi sebesar 0.453

c) Hubungan antara variabel CAR dengan BOPO cukup kuat sebesar

0.332 dengan angka signifikansi sebesar 0.021

107

Page 120: document.pdf

d) Hubungan antara variabel NPL dengan LDR cukup kuat sebesar

0.255 dengan angka signifikansi sebesar 0.081

e) Hubungan antara variabel NPL dengan NIM lemah sebesar 0.214

dengan angka signifikansi sebesar 0.144

f) Hubungan antara variabel NPL dengan BOPO kuat sebesar 0.651

dengan angka signifikansi sebesar 0.000

g) Hubungan antara variabel LDR dengan NIM lemah sebesar 0.227

dengan angka signifikansi sebesar 0.120

h) Hubungan antara variabel LDR dengan BOPO cukup kuat sebesar

0.342 dengan angka signifikansi sebesar 0.017

i) Hubungan antara variabel NIM dengan BOPO kuat sebesar 0.558

dengan angka signifikansi sebesar 0.000

Dikarenakan terjadi trimming maka pengujian selanjutnya hanya

melihat korelasi antara LDR dengan NIM, dan hasilnya adalah sebesar

0.227 yang berarti lemah dengan angka signifikan 0.120

108

Page 121: document.pdf

D. Implikasi

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, hasil penelitian ini berimplikasi

terhadap pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Bagi perbankan, Bank Muamalat harus lebih memperhatikan rasio penting

seperti LDR dan NIM karena dari hasil penelitian menunjukkann jika

adanya perubahan pada variabel ini maka akan berpengaruh secara positif

terhadap tingkat profitabilitas (ROA).

2. Bagi penulis, memberikan ilmu pengetahuan untuk menganalisis sejauh

mana pengaruh rasio – rasio penting dalam menilai kinerja bank terutama

rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan

to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap tingkat

profitabilitas (ROA)

3. Bagi akademisi / peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

acuan untuk meneliti lebih jauh lagi karena variabel yang digunakan dalam

penelitian ini hanya 5 variabel saja dan penelitian dengan menggunakan

analisis 2 jalur.

109

Page 122: document.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Pustaka Alvabet, Jakarta:

2006

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2007

Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi Dan Manajemen. BPFE, Yogjakarta, 2004

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangana, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta : 2004

Lewis, Mervyn K dan Algaoud, Latifa M. Perbankan Syariah Prinsip, Praktek

dan Prospek, PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta : 2007

Rafiudin Rahmat, Asep Saepudin. “Praktek langsung SPSS 17” PT. Alex Media

Komputindo, Jakarta : 2009

Ralona M. “Kamus Istilah Ekonomi Popule”r, Gorga Media, Jakarta: 2006

Riyadi, Slamet. “Banking Assets And Liability Management”, Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta: 2004

Santoso,S., dan F Tjiptono, RISEt pemasaranm ; konep dan aplikasi dh=gn SPSS

elek media kom,jkt,2001

Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdul Rahman. “Analisi Korelasi, Regresi dan

Jalur Dalam Penelitian”, Pustaka setia, Bandung : 2007

110

Page 123: document.pdf

Sarwono, jonathan. “Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS”, Yogjakarta

: 2007

Siddiqi, Nejatullah Muhammad. Bank Islam, Pustaka, Bandung :1984

Sugiyono, “Statistik Untuk Penelitian” CV. Alfabeta, Bandung ; 2007

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga terkait, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2004

Susilo Sri Y Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta:

2000

Syaf’I, M Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani, Jakarta :

2001

Wiyono Slamet, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah

Berdasarkan PSAK Dan PAPSI, Grasindo, Jakarta: 2005

Yarnest. “panduan aplikasi statistic: dengan menggunakan SPSS 12” Dioma,

Malang, 2004

111

Page 124: document.pdf

Jurnal-Jurnal

Anam, M. Khoirul, Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Prediksi keuntungan

(Study Kasus Pada Industri Keuangan Makro Syariah di Tanggerang),

Jakarta; 2005

Chantong, Saovanee. 2003, “Comparative Analisys Of Foreign And Domestic

Bank Operation In Thailand” the regression anlisys, journal of economic

literature (JEL) Classificarion G15,G21, G32, G34

Fachriadi, Tengku. “Pengaruh Rasio NPL dan CAR Terhadap Tingkat

Profitabilitas Bank Riau Januari 2006 - Oktober 2006”. Bandung : 2007

Munani, Tini, Analisis Capital Adequacy Ratio, Quick Ratio, Non Performing

Loan, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Perbankan (Study

Kasus Pada Perbankan Go Publik 2001), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah,

Jakrta; 2004

Muttaqin, Taufiq. “Pengaruh CAR, LDR, KAP, dan NPL Terhadap Tingkat

Profitabilitas (ROA) BPR”, Bandung : 2007.

Nixon, Vicer. “Pengaruh PPAP Terhadap Tingkat Kecukupan Modal (CAR),

Pada Perusahaan Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

(BEJ)”, Bandung: 2005

Pramudya Surya, “Perkembangan CAR dan NPL Terhadap Perubahan LDR Pada

PT. Bank Jabar Banten”, Bandung : 2009

Saptarini, Trini dan Syahril. “Pengaruh Pinjaman Macet (PM) Dan Rasio

Kecukupan Modal (RKM) Terhadap Pengembalian Ekuitas (PE) Bank

Muamalat”, Jakarta : 2006

112

Page 125: document.pdf

Sutadanu, Heri. “pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy

Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) bank devisa selama tahun

2000-2003”

Suwandhani, Anggi. “Pengaruh Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap

Profitabilitas Bank (Studi Survei pada bank-bank go public yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI))”, Bandung : 2008

Website

www.bi.go.id

www.muamalatbank.com

113