documentdo

1
Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang sangat vital bagi kehidupan organisme perairan. Konsentrasi oksigen terlarut cenderung berubah-ubah sesuai dengan keadaan atmosfir. Penurunan kadar oksigen terlarut mempunyai dampak nyata terhadap makhluk hidup air (Edward dan Pulumahuny, 2003). Edward dan F. S. Pulumahuny. 2003. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Raha Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Pusat Penelitian Oceanografi-LIPI : Jakarta. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi banyak faktor, antara lain adalah suhu, kadar garam (salinitas), pergerakan air di permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfir, dan persentase oksigen di sekelilingnya (Willoughby, 1978). Willoughby, L. G. 1978. Freshwater Biology. Hutchinson : London. Nilai ambang batas (NAB) kadar oksigen terlarut yang untuk perikanan (budidaya) ≥ 4 ppm (2,85 ml/l), taman laut dan konservasi adalah ≥ 4 ppm dan untuk pariwisata (mandi renang dan selam) ≥ 5 ppm (3,57 ml/l) (Kantor MNKLH, 1988). Kantor MNKLH. 1988. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-02/MNKLH/I/1988 Tentang Pedoman Penetapan Buku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup : Jakarta. Pada umumnya kandungan oksigen sebesar 5 ppm dengan suhu air berkisar antara 20-30 o C relatif masih baik untuk kehidupan ikan-ikan, bahkan apabila dalam perairan tidak terdapat senyawa-senyawa yang bersifat toksik (tidak tercemar) kandungan oksigen sebesar 2 ppm sudah cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan (Rifa'i et.al., 1982). Rifa’i, R. S dan K. Pertagunawan. 1983. Biologi Perikanan I. Penerbit CV. Kayago. Jakarta : 143

Upload: intan-dina-fj

Post on 24-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentDO

Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang sangat vital bagi kehidupan organisme perairan. Konsentrasi oksigen terlarut cenderung berubah-ubah sesuai dengan keadaan atmosfir. Penurunan kadar oksigen terlarut mempunyai dampak nyata terhadap makhluk hidup air (Edward dan Pulumahuny, 2003).

Edward dan F. S. Pulumahuny. 2003. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Raha Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Pusat Penelitian Oceanografi-LIPI : Jakarta.

Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi banyak faktor, antara lain adalah suhu, kadar garam (salinitas), pergerakan air di permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfir, dan persentase oksigen di sekelilingnya (Willoughby, 1978).

Willoughby, L. G. 1978. Freshwater Biology. Hutchinson : London.

Nilai ambang batas (NAB) kadar oksigen terlarut yang untuk perikanan (budidaya) ≥ 4 ppm (2,85 ml/l), taman laut dan konservasi adalah ≥ 4 ppm dan untuk pariwisata (mandi renang dan selam) ≥ 5 ppm (3,57 ml/l) (Kantor MNKLH, 1988).

Kantor MNKLH. 1988. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-02/MNKLH/I/1988 Tentang Pedoman Penetapan Buku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup : Jakarta.

Pada umumnya kandungan oksigen sebesar 5 ppm dengan suhu air berkisar antara 20-30oC relatif masih baik untuk kehidupan ikan-ikan, bahkan apabila dalam perairan tidak terdapat senyawa-senyawa yang bersifat toksik (tidak tercemar) kandungan oksigen sebesar 2 ppm sudah cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan (Rifa'i et.al., 1982).

Rifa’i, R. S dan K. Pertagunawan. 1983. Biologi Perikanan I. Penerbit CV. Kayago. Jakarta : 143