do bod.doc

7
Venitha Dwi Hertanti 240210120028 VI. PEMBAHASAN Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan telah tercemar adalah dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air. Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air, makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Praktikum kali ini melakukan pengujian DO dan BOD pada limbah. Untuk melakukan penghitungan BOD, dilakukan penghitungan DO terlebih dahulu yaitu pada DO yang lima hari, dengan DO yang masih baru. Pengujian DO dilakukan dengan mengencerkan sampel 60 mL didalam tabung winkler 300 mL lalu ditambahkan aquades hingga luber. Kemudian ditambahkan 20 mL MnSO 4 dan 20 mL alkali iodide azida hingga terbentuk endapan dan didiamkan selama 5-10 menit. Lalu ditambahkan H2SO4 6N hingga terbentuk bening dan tidak ada yang mengendap. Kemudian diambil 25 mL dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer untuk selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga terbentuk warna agak putih. Lalu ditambahkan 10-20 tetes amilum, dan dititrasi kembali sampai berwarna

Upload: venitha-dwi-hertanti

Post on 19-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DO BOD.doc

Venitha Dwi Hertanti240210120028

VI. PEMBAHASAN

Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan telah tercemar

adalah dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air. Pada

umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat

rendah. Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh

mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga

menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk). Selain

dari itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut

di dalam air organik yang ada di dalam air, makin sedikit sisa kandungan oksigen

yang terlarut di dalamnya. Praktikum kali ini melakukan pengujian DO dan BOD

pada limbah. Untuk melakukan penghitungan BOD, dilakukan penghitungan DO

terlebih dahulu yaitu pada DO yang lima hari, dengan DO yang masih baru.

Pengujian DO dilakukan dengan mengencerkan sampel 60 mL didalam tabung

winkler 300 mL lalu ditambahkan aquades hingga luber. Kemudian ditambahkan

20 mL MnSO4 dan 20 mL alkali iodide azida hingga terbentuk endapan dan

didiamkan selama 5-10 menit. Lalu ditambahkan H2SO4 6N hingga terbentuk

bening dan tidak ada yang mengendap. Kemudian diambil 25 mL dimasukkan ke

dalam labu Erlenmeyer untuk selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga

terbentuk warna agak putih. Lalu ditambahkan 10-20 tetes amilum, dan dititrasi

kembali sampai berwarna biru tepat hilang. Kemudian dilakukan penghitungan

dengan menggunakan rumus:

Berikut hasil pengamatan pengujian DO dan BOD

Tabel 1. Pengujian DO dan BOD

Kel Sampel Sampel Baru Sampel didiamkan 5 hari BOD

Vol titrasi DO Vol titrasi DO1 Air mineral 0,6 ml 4,032 0,7 ml 4,704 8,064

2Limbah Rumah Tangga

0,4 ml 2,688 0,55 ml 3,3696 12,096

3 Limbah 0,1 ml 0,672 0,15 ml 1,008 4,032

Page 2: DO BOD.doc

Venitha Dwi Hertanti240210120028

Tempe

4 Selokan Gd.4 0,3 ml 2,016 0,2 ml 1,344 8,064

5Limbah Kolam rektorat

0,3 ml 2,016 0,9 ml 6,048 48,384

6 Limbah Tekstil 0,1 ml 0,672 0,25 ml 1,680 12,096

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)

DO atau oksigen terlarut dalam air berasal dari fotosintesa atau absorpsi

dair udara. Oksigen dari udara jumlahnya tidak tetap, sedangkan kecepatan

absorpsi dari udara sangat terbatas. Air limbah yang terpolusi bahan-bahan

organik akan meningkatkan aktivitas aerobik sehingga konsumsi oksigen dalam

jumlah besar. Akibatnya air akan kekurangan oksigen terlarut. Oleh karena itu

untuk menganalisa jumlah bahan organik yang terdapat dalam air perlu diketahui

pula jumlah oksigen terlarut (DO). Pengukuran DO ini harus dianalisa secepat

mungkin karena kelarutan oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh temperatur

dan tekanan udara. BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri

selama penguraian senyawa organik pada kondisi aerobik. Parameter BOD

digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran oleh senyawa organik yang

dapat diuraikan oleh bakteri.

Reaksi yang terjadi pada pengujian ini yaitu pada saat sampel limbah

ditambahkan larutan kimia. Mn2+ dari MnSO4 akan bereaksi dengan 2OH- dari

NaOH pada Alkali Iodida azida dan ½ O2 dari sampel limbah dihasilkan MnO2

(endapan) dan H2O. Kemudian endapan MnO2 akan bereaksi dengan 2I- dari KI

pada alkali iodide azida dan 4H+ dari H2SO4 dihasilkan Mn2+ +I2 dan H2O. I2

kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 akan terbentuk reaksi I2 + S2O3 menjadi S4O62-

+ 2I-. 2I- inilah yang setara dengan jumlah O2 pada limbah tersebut.

Pada pengujian DO atau oksigen terlarut dilakukan penghitungan terhadap

DO 0 hari dan 5 hari. Semakin tinggi nilai DO maka kualitas limbah tersebut

semakin baik sehingga tidak diperlukan penanganan yang khusus untuk

mengolahnya. Hal ini karena jika kandungan oksigen terlarut dalam limbah tinggi

maka dapat dikatakan bahwa pada limbah tersebut kandungan senyawa baik itu

organik maupun anorganiknya sedikit, sehingga kandungan oksigen terlarutnya

tinggi. Sedangkan limbah yang memiliki nilai DO rendah artinya mengandung

Page 3: DO BOD.doc

Venitha Dwi Hertanti240210120028

senyawa organik dan anorganik yang cukup tinggi. Hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa sampel limbah tempe, limbah rumah tangga dan limbah tekstil memiliki

kualitas yang tidak baik.

Pada uji BOD yang memiliki nilai tertinggi adalah limbah kolam.

Kemungkinan karena kolam mengandung banyak senyawa organik dari makhluk

yang tinggal di kolam. Semakin tinggi nilai BOD suatu limbah maka semakin

rendah kualitas limbah tersebut. Hal ini karena, nilai BOD menunjukkan jumlah

oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri atau mikroorganisme untuk penguraian

senyawa organik pada kondisi aerobik. Jadi, semakin tinggi nilai BOD maka

semakin banyak jumlah mikroorganisme aerobik pada limbah tersebut. Maka

berdasarkan hasil yang didapatkan saat praktikum dapat dikatakan bahwa limbah

kolam mempunyai kandungan mikroorganisme paling banyak diantara sampel

limbah lainnya.

Page 4: DO BOD.doc

Venitha Dwi Hertanti240210120028

VII. KESIMPULAN

1. Semakin tinggi nilai DO maka kualitas limbah tersebut semakin baik

sehingga tidak diperlukan penanganan yang khusus untuk mengolahnya

2. Semakin tinggi nilai BOD suatu limbah maka semakin rendah kualitas

limbah tersebut karena oksigen dalam air dibutuhkan oleh bakteri atau

mikroorganisme untuk penguraian senyawa organik pada kondisi aerobic

3. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin banyak jumlah mikroorganisme

aerobik pada limbah tersebut

4. Nilai BOD tertinggi didapatkan pada limbah kolam, sedangkan terendah

pada limbah tempe

5. Nilai DO tertinggi didapatkan pada air mineral

Page 5: DO BOD.doc

Venitha Dwi Hertanti240210120028

DAFTAR PUSTAKA

Sujaya, I Nengah.2005.Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Denpasar: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan.

Pelczar, Michael. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang:Universitas Negeri Malang.