djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · perkembangan dan analisis ekonomi regional i. kondisi...

34

Upload: others

Post on 21-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan
Page 2: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan
Page 3: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan
Page 4: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan
Page 5: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur

melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan dalam

beberapa indikator, diantaranya: Laju Pertumbuhan

Ekonomi, Laju Inflasi, Indeks Gini, Penduduk Miskin,

dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

1.1. Produk Domestik Regional Bruto

Data Produk Domestik Bruto (PDRB) digunakan

sebagai indikator untuk mengetahui pertumbuhan

ekonomi di suatu wilayah. Pada triwulan II 2019,

ekonomi Gorontalo berdasarkan PDRB atas dasar

harga berlaku mencapai Rp10.084,04 miliar dan atas

dasar harga konstan mencapai Rp6.988,38 miliar

dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,69

persen (yoy), lebih baik dari pertumbuhan nasional 5,05

persen (yoy), namun lebih rendah dari sebelumnya 6,72

persen (yoy).

Di sisi produksi, ekonomi Gorontalo didominasi oleh

lapangan usaha Pertanian, Perdagangan, dan

Konstruksi. Lapangan usaha pertanian dengan

kontribusi sebesar 38,70 persen, pada periode ini

mengalami pertumbuhan 4,96 persen (yoy) namun

mengalami perlambatan -0,02 persen dibanding

triwulan sebelumnya (qtq), akibat adanya penurunan

hasil produksi pertanian yang disebabkan oleh banjir di

daerah Boalemo dan Pohuwato serta kemarau yang

terjadi di hampir seluruh wilayah Gorontalo. Lapangan

usaha perdagangan dengan kontribusi sebesar 12,12

persen mengalami pertumbuhan sebesar 13,24 persen

(yoy), hal ini terjadi akibat tingginya permintaan

masyarakat pada perayaan Hari Raya Idul Fitri serta

masih adanya dampak pelaksanaan Pemilihan Umum.

Sementara itu, lapangan usaha konstruksi dengan

kontribusi sebesar 10,94 persen, mengalami

pertumbuhan sebesar 7,55 persen (yoy) sebagai

dampak dimulainya pekerjaan proyek pembangunan

infrastruktur pemerintah.

Sedangkan di sisi pengeluaran, ekonomi Gorontalo

masih didominasi oleh komponen Pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi sebesar

62,28 persen dan pertumbuhan 6,44 persen (yoy).

Peningkatan tersebut diantaranya sebagai dampak dari

perayaan hari raya Idul Fitri, libur sekolah, pencairan

7.27%

6.64%

5.29%

6.74%

6.19%

7.45%

5.24%

6.51% 6.72%

6.69%

5.01%

5.01%

5.06%

5.07%

5.06%

5.27%

5.17%

5.17%

5.07%

5.05%

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

TW I TW II TW III TW

IV

TW I TW II TW III TW

IV

TW I TW II

2017 2018 2019

PDRB GTO (ADHB) PDRB GTO (ADHK)

PE GTO (yoy) PE INA (yoy)

Grafik 1.1

Pertumbuhan Ekonomi-PDRB Gorontalo Tahun 2017-2019

Su

mb

er : P

em

da

Pro

vin

si Go

ron

talo

(da

ta d

iola

h)

No Indikator Target

2019

Capaian

Triw II

1 Pertumbuhan Ekonomi 7.19 6.69

2 Laju Inflasi 3.67 3.07

3 Indeks Gini 0.39 0.407

4 Penduduk Miskin 16.09 15.52

5 TPT 3.44 3.47

Tabel 1.1

Indikator Makro Ekonomi Gorontalo

Sumber : Pemda Provinsi Gorontalo (data diolah)

Page 6: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR). Komponen

eskpor yang diharapkan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada periode ini

belum memberikan kontribusi yang signifikan bahkan

tercatat mengalami kontraksi 17,84 persen (yoy).

Peningkatan justru terjadi pada komponen Pengeluaran

Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah

Tangga (LNPRT) sebesar 12,03 persen (yoy) yang

disebabkan oleh aktivitas lembaga keagamaan dalam

rangka ibadah puasa, hari raya Idul Fitri, serta

pelaksanaan Pemilihan Umum. Adanya peningkatan

pengeluaran pemerintah seperti pembayaran Gaji ke-13

dan THR, serta pembiayaan proyek pembangunan

infrastruktur pemerintah berdampak pada peningkatan

komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar

7,92 persen (yoy).

Ekonomi Gorontalo triwulan III 2019 diperkirakan tetap

akan mengalami pertumbuhan namun lebih rendah

dibandingkan triwulan II. Di sisi produksi diperkirakan

akan bergantung pada lapangan usaha pertanian dan

konstruksi. Sementara di sisi pengeluaran, akan

didorong oleh realisasi anggaran pemerintah dalam

rangka pembangunan infrastruktur. Pelaksanaan

Festival Pesona Danau Limboto pada bulan September

2019 nanti, diperkirakan akan mendorong pertumbuhan

ekonomi Gorontalo. Sementara itu, konsumsi Rumah

Tangga diperkirakan akan mengalami penurunan

seiring dengan kembali normalnya pendapatan

masyarakat setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

1.2. Inflasi

Tetap terjaganya pertumbuhan ekonomi Gorontalo

pada triwulan II 2019 juga diiringi dengan peningkatan

tekanan inflasi menjadi 3,07 persen (yoy). Namun,

angka tersebut masih berada dibawah target inflasi

Gorontalo 3,67 persen.

Secara umum, kenaikan inflasi Gorontalo pada triwulan

II 2019 dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

masyarakat pada perayaan Hari Raya Idul Fitri dan

pelaksanaan libur sekolah. Selain itu inflasi terjadi

sebagai dampak adanya peningkatan pendapatan

masyarakat dari pembayaran Gaji ke-13 dan Tunjangan

Hari Raya. Namun, capaian inflasi Gorontalo masih

terkendali dan berada di bawah inflasi nasional 3,28

persen (yoy). Pada tahun ini Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo mendapat

penghargaan dari Wakil Presiden sebagai TPID terbaik

di Wilayah Sulawesi tahun 2019 karena mampu

menjaga kestabilan inflasi di Gorontalo.

Tekanan inflasi pada periode ini berasal dari komoditas

volatile food yakni tomat sayur 0,2775 persen, bawang

merah 0,1156 persen, dan cabai rawit 0,1140 persen.

Selain itu, kenaikan harga tiket angkutan udara pada

perayaan Hari Raya Idul Fitri menyumbang inflasi

0,0082 persen. Pemerintah daerah telah melakukan

beberapa upaya untuk menekan inflasi diantaranya

0.32

-0.08 0.11

0.44 0.68 0.55

2.82 2.57 2.48

2.83

3.32 3.28

0.18

-0.68

0.09 0.5

1.64

0.3

1.65 1.81

1.56 2.19

3.14 3.07

Januari Februari Maret April Mei Juni

Indonesia (mtm) Indonesia (yoy)

Gorontalo (mtm) Gorontalo (yoy)

Grafik 1.2

Tingkat Inflasi Gorontalo

Su

mb

er : P

em

da

Pro

vin

si Go

ron

talo

(da

ta d

iola

h)

Page 7: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

melaksanakan pasar murah di tiap Kecamatan untuk

menjaga stabilitas harga, pemberian Bantuan Pangan

Non Tunai Daerah, serta penyediaan infrastruktur dasar

seperti jalan dan jembatan.

Inflasi Gorontalo triwulan III 2019 diperkirakan

mengalami penurunan dibandingkan triwulan II.

Penurunan tekanan inflasi ini terjadi pada kelompok

volatile food seiring dengan menurunnya permintaan

pasca Hari Raya Idul Fitri. Kelompok administered

prices juga mengalami penurunan sebagai dampak dari

kebijakan pemerintah untuk mengatur tarif batas atas

angkutan udara.

1.3. Indikator Kesejahteraan

Konsep kesejahteraan rakyat secara sederhana

ditandai oleh tiga hal yang fundamental. Pertama,

berkurangnya jumlah penduduk miskin, kedua

berkurangnya jumlah penduduk usia produktif yang

menganggur, dan ketiga mengecilnya kesenjangan

ekonomi antar sesama penduduk suatu negara (Dudley

Seers, Meaning of Development, 1969).

Jumlah penduduk miskin Gorontalo pada Maret 2019

mencapai 186,03 ribu orang (15,52 persen), berkurang

2,27 ribu orang dibanding kondisi September 2018

sebanyak 188,30 ribu orang (15,83 persen), dengan

tingkat ketimpangan sebesar 0,407 persen yang

mengalami penurunan sebesar 0,01 poin, dari 0,417

persen pada September 2018. Capaian ini lebih baik

dari target kemiskinan Gorontalo sebesar 16,09 persen,

akan tetapi tingkat ketimpangan masih lebih tinggi dari

target sebesar 0,39 persen. Penurunan jumlah

penduduk miskin terbesar terjadi di daerah perdesaan

yaitu sebanyak 1,65 ribu orang.

Penggunaan Dana Desa yang diprioritaskan untuk

memberdayakan perekonomian warga desa, menjadi

salah satu faktor yang mendorong penurunan penduduk

miskin di desa. Adanya komitmen Pimpinan Daerah

untuk melaksanakan program pengentasan kemiskinan

seperti pemberian Bantuan Pangan Non Tunai Daerah,

pasar murah, bantuan benih, pendidikan gratis, dan

bantuan Rumah Hunian Idaman Rakyat sangat

berperan dalam penurunan penduduk miskin di

Gorontalo.

203.186 203.691

205.367

200.913

198.511

188.301

186.03

17.72 17.63 17.65

17.14

16.81

15.83

15.52

Mar Sept Mar Sept Mar Sept Mar

2016 2017 2018 2019

Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa)

Persentase (%) Penduduk Miskin

Grafik 1.3

Tingkat Kemiskinan Gorontalo 2016-2019

Su

mb

er

: P

em

da

Pro

vin

si G

oro

nta

lo (

da

ta d

iola

h)

Su

mb

er : P

em

da

Pro

vin

si Go

ron

talo

(da

ta d

iola

h)

Grafik 1.4

Tingkat Pengangguran Terbuka Gorontalo 2016-2019

5.5

5.6

1

5.3

3

5.5

5.1

3

5.3

4

5.0

1

3.8

8

2.7

6 3

.65

4.2

8

3.6

2

4.0

3

3.4

7

F E B A G S F E B A G S F E B A G S F E B

2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

Indonesia Gorontalo

Page 8: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Dari sisi ketenagakerjaan, jumlah pengangguran di

Gorontalo pada periode Februari 2019 berkurang 696

orang, sejalan dengan TPT yang turun menjadi 3,47

persen. Capaian ini masih diatas target TPT Gorontalo

3,44 persen. Penurunan TPT Gorontalo diantaranya

didorong oleh pelaksanaan panen raya jagung dan padi

pada akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019, pemberian

bantuan benih padi dan jagung kepada masyarakat

oleh Pemerintah Daerah, serta penggunaan dana desa

dengan metode padat karya tunai yang sangat

berperan dalam menyerap tenaga kerja di wilayah

perdesaan.

Page 9: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

II. Realisasi pendapatan negara hingga Triwulan II tahun

2019 mencapai 39,56 persen dari estimasi penerimaan

tahun 2019. Realisasi PNBP mengalami peningkatan

sebesar 7,78 persen dibanding periode yang sama di

tahun sebelumnya, sedangkan penerimaan pajak naik

5,70 persen dibanding tahun sebelumnya. Di sisi

realisasi belanja negara mencapai 47,57 persen dari

pagu tahun 2019. Belanja negara meliputi realisasi

belanja Pemerintah Pusat (40,38 persen) dan

realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (51,60 persen).

2.1. Pendapatan Negara

2.1.1. Penerimaan Perpajakan

a. Pajak Penghasilan (PPh)

Realisasi pendapatan PPh sampai dengan Triwulan II

tahun 2019 paling tinggi berasal dari Kota Gorontalo

sebesar Rp93,98 miliar atau 55,13 persen dari total

pendapatan PPh lingkup Provinsi Gorontalo. Sementara

realisasi terkecil berasal dari Kabupaten Boalemo

sebesar Rp6,49 miliar atau 3,80 persen dari total

pendapatan PPh lingkup Provinsi Gorontalo. Kondisi ini

menggambarkan persebaran lapangan pekerjaan dan

URAIAN 2018 2019

PAGU REALISASI PAGU REALISASI

A. Pendapatan Negara 1.131,35 366,48 1.009,30 399,30

I. Penerimaan Dalam Negeri 1.131,35 366,48 1.009,30 399,30

1. Penerimaan Pajak 1.000,43 266,82 868,49 281,15

2. PNBP 130,92 99,66 140,81 118,15

II. HIBAH 0,00 0,00 0,00 0,00

B. Belanja Negara 11.439,95 5.090,99 10.528,83 5.008,90

I. Belanja Pemerintah Pusat 4.898,14 1.685,12 3.766,47 1.524,76

1. Belanja Pegawai 1.095,72 518,41 1.222,91 609,35

2. Belanja Barang 1.699,18 648,83 1.636,36 686,86

3. Belanja Modal 2.092,30 514,41 906,70 224,13

4. Belanja Bantuan Sosial 10,94 3,47 10,50 4,42

II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 6.541,81 3.405,87 6.752,36 3.484,14

1. Transfer ke Daerah 6.004,77 3.083,95 6.115,75 3.102,17

a. Dana Perimbangan 5.850,52 3.006,82 5.950,39 3.019,49

1). Dana Alokasi Umum 4.025,33 2.348,11 4.173,34 2.432,24

2). Dana Bagi Hasil 113,48 40,64 101,53 35,12

3). Dana Alokasi Khusus 1.711,71 618,07 1.675,52 552,13

b. Dana Transfer Lainnya 154,25 77,13 165,36 82,68

2. Dana Desa 537,04 321,92 636,61 381,97

C. Surplus/(Defisit) (10.308,60) (4.724,51) (9.519,53) (4.609,60)

Tabel 2.1

Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Gorontalo s.d. Triwulan II Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

Sumber: SIMTRADA, Web Monev, dan LKPP (data diolah)

Page 10: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

kemampuan ekonomis penduduk yang cukup timpang antar daerah di Gorontalo.

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Realisasi pendapatan PPN sampai dengan Triwulan II

tahun 2019 paling tinggi berasal dari Kota Gorontalo

sebesar Rp 53,65 miliar atau 53,85 persen dari total

pendapatan PPN lingkup Provinsi Gorontalo.

Sementara realisasi terkecil berasal dari Kabupaten

Gorontalo Utara sebesar Rp2,97 miliar atau 2,98 persen

dari total pendapatan PPN lingkup Provinsi Gorontalo.

Kondisi geografis bisa menjadi penyebab rendahnya

pendapatan PPN di Kabupaten Gorontalo Utara.

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Realisasi pendapatan PPnBM sampai dengan Triwulan

II tahun 2019 paling tinggi berasal dari Kota Gorontalo

sebesar Rp111,15 juta atau 47,47 persen dari total

pendapatan PPnBM lingkup Provinsi Gorontalo.

Sementara realisasi terkecil berasal dari Kabupaten

Boalemo sebesar Rp1,01 juta atau 0,43 persen dari

total pendapatan PPnBM lingkup Provinsi Gorontalo.

Kondisi ini menggambarkan bahwa masyarakat atau

konsumen yang berpenghasilan tinggi dan pusat

perekonomian masih terpusat di Kota Gorontalo.

d. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Realisasi pendapatan PBB sampai dengan Triwulan II

tahun 2019 hanya berasal dari 2 kabupaten saja, yaitu

Kabupaten Gorontalo sebesar Rp41,93 juta atau 48,47

persen dari total pendapatan PBB lingkup Provinsi

Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara sebesar

Su

mb

er

: K

PP

Pra

tam

a G

oro

nta

lo (

da

ta d

iola

h)

Grafik 2.1 Realisasi PPh Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

0.42 0.67 1.04 1.03

2.15

1.18

0.96

1.28

1.97 3.84

4.37

1.48

2.58 3.26 4.51 4.93

7.68 8.14

1.11

2.25 0.87

1.28

3.56

2.82

0.86

2.85

1.83

1.64

4.18

1.76

12.52

11.44

12.85

21.84

20.20

15.14

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Kab Boalemo Kab Bone Bolango

Kab Gorontalo Kab Gorontalo Utara

Kab Pohuwato Kota Gorontalo Su

mb

er : K

PP

Pra

tam

a G

oro

nta

lo (d

ata

dio

lah

)

Grafik 2.3 Realisasi PPnBM Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam jutaan rupiah)

0.00 0.00

0.45 0.16

0.23 0.18

1.09

0.27 0.14 0.00

3.97 2.41 0.80

19.15

12.03

21.35

6.75 4.39

0.35 0.35

0.30

2.04

0.48 0.00

10.23

0.50 1.60 0.57

33.24

0.00 0.00

7.43

38.17

6.03

48.39

11.13

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Kab Boalemo Kab Bone Bolango

Kab Gorontalo Kab Gorontalo Utara

Kab Pohuwato Kota Gorontalo

Su

mb

er

: K

PP

Pra

tam

a G

oro

nta

lo (

da

ta d

iola

h)

Grafik 2.2 Realisasi PPN Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

0.58 0.42 0.39

0.75 0.80 0.61

0.77 1.01

1.85 2.58 2.54 1.68

2.11 2.93 3.51 3.71 4.50

4.86

0.20

0.47 0.43 0.54 0.81 0.51

0.82 1.25

1.42 1.33 1.65 0.93

6.40

5.32

7.48

14.75

10.70

8.99

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Kab Boalemo Kab Bone Bolango

Kab Gorontalo Kab Gorontalo Utara

Kab Pohuwato Kota Gorontalo

Page 11: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Rp44,57 juta atau 51,53 persen dari total pendapatan

PBB lingkup Provinsi Gorontalo. Pendapatan PBB

tersebut bersumber dari sektor P3 (Perhutanan,

Perkebunan dan Pertambangan).

e. Pajak Lainnya

Realisasi pendapatan pajak lainnya sampai dengan

Triwulan II tahun 2019 paling tinggi berasal dari Kota

Gorontalo sebesar Rp8,06 miliar atau 98,72 persen dari

total pendapatan pajak lainnya lingkup Provinsi

Gorontalo. Sementara realisasi terkecil berasal dari

Kabupaten Boalemo sebesar Rp251 ribu atau kurang

dari 0,01 persen dari total pendapatan pajak lainnya

lingkup Provinsi Gorontalo.

f. Penerimaan Cukai

Realisasi penerimaan Cukai sampai dengan Triwulan II

tahun 2019 sebesar Rp18,96 juta berasal dari

pendapatan denda administrasi pabean pada bulan

Januari 2019. Kedepannya, diharapkan ekspor di

Provinsi Gorontalo dapat memberikan devisa yang

besar demi kemajuan Provinsi Gorontalo setelah

peningkatan optimalisasi ekspor membuahkan hasil

yang signifikan pada tahun sebelumnya.

2.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Triwulan II tahun 2019 sebesar Rp118,15 miliar. Jumlah

tersebut terdiri dari PNBP Lainnya sebesar Rp58,58

miliar, dan pendapatan BLU sebesar Rp59,57 miliar.

Kota Gorontalo menyumbang pendapatan PNBP

lainnya paling tinggi sebesar Rp22,80 miliar. Sementara

sumber PNBP lainnya terbesar bersumber dari

penerimaan kembali belanja modal tahun anggaran

yang lalu sebesar Rp22,18 miliar (37,87 persen) diikuti

Grafik 2.4 Realisasi PBB Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam jutaan rupiah)

Su

mb

er

: K

PP

Pra

tam

a G

oro

nta

lo (

da

ta d

iola

h)

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

6.66

18.62

6.65

10.00

0.00

44.57

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Kab Boalemo Kab Bone Bolango

Kab Gorontalo Kab Gorontalo Utara

Kab Pohuwato Kota Gorontalo

Grafik 2.5 Realisasi Pajak Lainnya Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam jutaan rupiah)

Su

mb

er

: K

PP

Pra

tam

a G

oro

nta

lo (

da

ta d

iola

h)

0.00

0.14

0.00 0.00 0.00 0.12 0.02

14.46 10.62

34.24 5.61 0.93 0.05

0.71

0.42 10.78

0.57

14.42 0.96

0.00

1.22

0.00 0.00 0.00 0.00 0.11

0.81

2.24

5.72

0.00

1,392.69

1,283.94

1,784.86

1,373.34 1,289.65

931.41

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Kab Boalemo Kab Bone Bolango

Kab Gorontalo Kab Gorontalo Utara

Kab Pohuwato Kota Gorontalo

Grafik 2.6 Realisasi PNBP Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam jutaan rupiah)

Su

mb

er : La

po

ran

Ke

ua

ng

an

Pe

me

rinta

h K

on

solid

asia

n (d

ata

dio

lah

)

59.5

7

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.0

0

0.00

0.0

0

22.

80

18.

16

12.

17

1.98

1.5

1

1.4

8

0.4

9 Kota

GorontaloKab

GorontaloProv

GorontaloKab BoneBolango

KabPohuwato

KabBoalemo Kab Gorut

Pendapatan BLU PNBP Lainnya

Page 12: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

pendapatan biaya pendidikan sebesar Rp11,89 miliar

(20,29 persen). Pendapatan BLU terbesar bersumber

dari jasa pelayanan pendidikan (80,20 persen) dan jasa

Bandar Udara, Kepelabuhan dan Kenavigasian (18,53

persen). Keseluruhannya tercatat sebagai penerimaan

di Kota Gorontalo.

2.2. Belanja Negara

2.2.1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat tertinggi sampai

dengan akhir Triwulan II tahun 2019 adalah Belanja

Pegawai sebesar 49,83 persen dari pagu, dan realisasi

terendah adalah Belanja Modal sebesar 24,72 persen

dari pagu. Realisasi Belanja Pegawai yang tinggi

dipengaruhi oleh pembayaran tunjangan hari raya

kepada seluruh Aparatur Sipil Negara di bulan Juni

2019.

2.2.2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Sampai dengan Triwulan II tahun 2019 realisasi Dana

Alokasi Umum masih yang paling besar dibanding pos

yang lain, yaitu mencapai 58,28 persen dari pagu.

Adapun realisasi DAK Fisik masih sebesar 15,43

persen disebabkan proses lelang yang panjang dan

penyesuaian regulasi terbaru untuk peningkatan

akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan kegiatan

sehingga rata-rata pemerintah daerah baru

menyalurkan DAK Fisik tahap I.

2.2.3. Pengelolaan BLU

Badan Layanan Umum di Gorontalo ada 2 (dua), yaitu

Universitas Negeri Gorontalo yang dikategorikan

sebagai BLU sektor Pendidikan sejak tahun 2009 dan

BLU Bandar Udara Djalaluddin ditetapkan sebagai

satker BLU sejak tahun 2017.

Grafik 2.8 Persentase Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Lingkup Provinsi Gorontalo s.d Triwulan II Tahun 2019

Su

mb

er : S

IMTR

AD

A d

an

pa

. pe

rbe

nd

ah

ara

an

.go

.id (d

ata

dio

lah

)

17%

8% 8% 8%

9%

8%

1%

0%

12%

8%

0%

13%

0% 0% 0%

1%

8%

6%

0%

5%

14%

18%

2%

11%

0%

16%

34%

0% 0% 0%

4%

10%

3% 3%

0%

40%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

DAU DBH DAK Fisik

DAK Non Fisik Transfer Lainnya Dana Desa

Sumber

Dana

Universitas Negeri

Gorontalo

Bandar Udara

Djalaluddin

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

RM 140,766.77 84,630.35 51,279.46 16,717.14

RMP 20,800.00 1,371.76 - -

BLU 90,000.00 33,618.20 25,219.20 5,978.75

Jumlah 251,566.77 119,620.31 76,498.66 22,695.89

Sumber : pa.perbendaharaan.go.id (data diolah)

Tabel 2.2 Pagu dan Realisasi Badan Layanan Umum

s.d. Triwulan II Tahun 2019 (dalam jutaan rupiah)

5.1% 12.0%

19.7%

28.6%

42.0%

49.8%

0.9%

5.3%

13.7%

22.4%

36.2%

42.0%

0.2% 0.7% 4.3%

13.0%

20.6%

24.72%

0.0%

21.4%

27.3%

29.6%

42.1% 42.1%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

Grafik 2.7 Realiasasi Belanja Pemerintah Pusat lingkup Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019

Su

mb

er

: p

a.p

erb

en

da

ha

raa

n.g

o.id

(d

ata

dio

lah

)

Page 13: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Pagu sumber dana BLU tahun 2019 sebesar Rp115,22

miliar atau naik dibandingkan pagu awal tahun 2019

sebesar Rp98,84 miliar. Tahun 2019 tidak terdapat

pagu yang bersumber dari PNBP pada kedua satker

tersebut. Realisasi belanja yang bersumber dari dana

BLU satker Universitas Negeri Gorontalo mencapai

37,35 persen, sedangkan realisasi satker Bandar Udara

Djalaluddin mencapai 23,71 persen.

2.2.4. Manajemen Investasi Pusat

Manajemen Investasi Pusat di lingkup Provinsi

Gorontalo hanya berupa Kredit Program (Kredit Usaha

Rakyat dan pembiayaan Ultra Mikro). Penyaluran

terbesar berada di Kabupaten Gorontalo sebesar 34,90

persen dari total realisasi KUR yang sebagian besar

disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia. Hal ini

karena Bank BRI mempunyai banyak cabang serta unit

yang tersebar sampai pelosok daerah. Sektor yang

paling besar mendapatkan penyaluran adalah sektor

perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 48,29

persen dari total realisasi. Hal ini disebabkan Mayoritas

UMKM di wilayah Gorontalo yang bankable adalah para

pedagang.

Pada bulan Juli 2019 telah dilaksanakan

penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara

Pemerintah Kabupaten Bone Bolango dengan PT.

Pegadaian (Persero) yang diawali oleh

penandatanganan MoU oleh Bupati Bone Bolango,

Hamim Pou dengan Direktur Utama Pusat Investasi

Pemerintah, Djoko Hendratto untuk pendanaan dalam

kerangka pembiayaan Ultra Mikro. Kegiatan ini

diharapkan dapat membuka akses bagi pelaku UMKM

untuk mengembangkan usahanya sehingga dapat

mengurangi angka kemiskinan di daerah.

WILAYAH JML

DEBITUR AKAD

Kab Gorontalo 5,772 125,491,725,000

Kab Boalemo 2,721 51,481,050,000

Kab Bone Bolango 2,207 44,191,425,000

Kab Pohuwato 2,258 42,608,000,000

Kab. Gorontalo Utara 1,497 27,998,250,000

Kota Gorontalo 2,708 67,819,500,000

JUMLAH 17,163 359,589,950,000

Tabel 2.3 Penyaluran Kredit Program per Pemda di Wilayah Prov. Gorontalo

s.d. Triwulan II Tahun 2019

Sumber : sikp.kemenkeu.go.id (data diolah)

Page 14: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

2.3. Prognosis Realisasi APBN

Berdasarkan data-data realisasi tahun sebelumnya baik

pendapatan maupun belanja, dapat disimpulkan bahwa

target pendapatan negara sd Triwulan IV tahun 2019

sebesar Rp922,45 miliar (91,40 persen). Sedangkan

sektor belanja negara termasuk belanja transfer

pemerintah pusat diproyeksikan sd Triwulan IV tahun

2019 mencapai realisasi Rp10.012,79 miliar (95,10

persen). Terjadi proyeksi defisit sebesar Rp9.090,34

miliar, artinya bahwa uang yang di dapat pemerintah

pusat dari Provinsi Gorontalo sangat kecil dibandingkan

uang yang ditransfer dari Pemerintah Pusat ke Provinsi

Gorontalo.

Uraian Pagu

Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan

IV

Rp

% Realisasi

Terhadap

Pagu

Rp

% Perkiraan

Realisasi

Terhadap

Pagu

Pendapatan Negara 1,009.30 399.30 39.56% 922.45 91.40%

Belanja Negara 10,528.83 5,008.90 47.57% 10,012.79 95.10%

Surplus/Defisit (9,519.53) (4,609.60) 48.42% (9,090.34) 95.49%

Tabel 2.4

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Gorontalo s,d, Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

Sumber : LKPP, Web Monev dan KPP Pratama Gorontalo (data diolah)

Page 15: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

III. Secara umum kinerja keuangan pemerintah daerah di

Provinsi Gorontalo sampai dengan Triwulan II 2019

menunjukkan peningkatan dibandingkan kinerja tahun

2018 pada periode yang sama. Pada sektor

pendapatan, kinerja positif tersebut tidak diikuti oleh

realisasi penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK),

terutama DAK Fisik. DAK Fisik tahap I pada Triwulan II

2019 mengalami penurunan realisasi sebesar 15

persen. Salah satu penyebabnya adalah belum

tersalurnya sebagian besar DAK Fisik tahap I karena

belum terpenuhinya persyaratan penyaluran.

Berbanding lurus dengan pendapatan, pada sektor

belanja terdapat peningkatan kinerja, ditunjukkan

dengan adanya penambahan realisasi sebesar 6,94

persen.

Akan tetapi, walaupun secara nominal mengalami

kenaikan realisasi, persentase realisasi per komponen

APBD pemda di Gorontalo mengalami penurunan.

Selain itu hingga Triwulan II 2019, Rasio Kemandirian

Fiskal pemda di Gorontalo juga masih rendah, yaitu

pada angka 11 persen. Angka itu menggambarkan

ketergantungan pemerintah daerah yang sangat tinggi

pada pemerintah pusat. Tingginya dana transfer yang

disalurkan kepada pemda hingga triwulan II tersebut

tidak diimbangi dengan belanja yang dilakukan oleh

pemerintah daerah. Hingga akhir Triwulan II, masih

terdapat dana Rp835 miliar yang mengendap di

rekening pemerintah. Hal ini, tentu sangat disayangkan

karena pada dasarnya dana yang dikelola tersebut

dibutuhkan untuk menggerakan perekonomian dan

memiliki potensi untuk menciptakan multiplier effect

(efek berganda) yang besar. LRA APBD Lingkup

Provinsi Gorontalo sampai dengan Triwulan II 2018 dan

2019, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 (data diolah)

Tabel 3.1

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Gorontalo s.d. Triwulan II 2018-2019 (dalam miliar rupiah)

URAIAN 2018 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Asli Daerah 916,43 350,12 1.007,52 388,80

Pendapatan Transfer 6.135,37 3.443,90 7.044,63 3.504,48

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 88,82 0,37 30,56 3,73

JUMLAH PENDAPATAN 7.140,62 3.794,40 8.082,71 3.674,47

BELANJA 6.702,74 1.746,27 7.110,68 2.475,70

Belanja Operasional 5.180,63 1.593,77 5.641,22 2.304,33

Belanja Modal 1.511,49 218,79 1.456,61 184,69

Belanja Tak Terduga 10,62 4,09 12,85 1,25

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 876,38 415,89 1.097,44 419,17

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 7.579,13 2.100,79 8.208,12 2.840,15

SURPLUS / (DEFISIT) (438,51) 932,23 (125,41) 836,08

Penerimaan Daerah 102,96 35,49 151.86 30,14

Pengeluaran Daerah 49,21 55,16 26.45 34,88

JUMLAH PEMBIAYAAN 53,75 (19,67) 125.41 (4,74)

SILPA (384,76) 707,30 0,00 831,35

Page 16: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

3.1. Pendapatan Daerah

3.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu sumber

penerimaan yang harus selalu terus menerus di pacu

pertumbuhannya guna membangun kemandirian suatu

daerah. Salah satu caranya adalah dengan menggali

dan mengoptimalkan potensi Pendapatan Asli Daerah.

Menurut Halim (2008:96), Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang

berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Klasifikasi

PAD dikategorikan kedalam:

a. Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Lingkup Provinsi

Gorontalo mengalami kenaikan 21,01 persen

dibandingkan realisasi Triwulan II 2018. Realisasi

tersebut didominasi oleh pajak provinsi (Pajak

Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama, Pajak Bahan

Bakar, pajak Rokok, dan Pajak Air Permukaan), dengan

kontribusi 75 persen dari total realisasi pajak daerah.

Sedangkan sisanya adalah pajak dengan wewenang

pada pemerintah kabupaten dan kota. Hal ini

menunjukkan rendahnya kontribusi pajak daerah dari

pemkab/kota. Pemkab/kota perlu mengoptimalkan

sumber pajak yang ada atau mencari potensi pajak

baru. Salah satunya melalui pengembangan obyek

wisata yang ada dengan penyediaan fasilitas

sarana/prasarana penunjang. Hal ini diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak

restoran dan pajak hiburan.

b. Penerimaan Retribusi Daerah

Realisasi pendapatan retribusi daerah mengalami

penurunan sebesar 9 persen. Hal ini disebabkan oleh

berkurangnya retribusi sewa aset pada Kabupaten

Gorontalo, sebesar Rp3 miliar.

Retribusi Pelayanan Kesehatan menjadi penyumbang

utama pendapatan retribusi dengan kontribusi sebesar

63 persen. Sedangkan kontribusi retribusi terminal

330

.80

67

.20

21.7

1

10.6

8

9.2

9

7.0

0

9.6

0

16

5.6

4

14

.99

12.

92

4.4

7

3.5

0

4.9

2 15

.46

50.1%

22.3%

59.5%

41.9% 37.7%

70.3%

161%

Prov

Gorontalo

Kota

Gorontalo

Kab

Gorontalo Kab Bonbol

Kab

Pohuwato Kab. Gorut

Kab.

Boalemo

Target Realisasi % Realisasi

Su

mb

er:

LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(d

ata

dio

lah

)

Grafik 3. 1 Realisasi Pendapatan Pajak Daerah s.d Triwulan II 2019

(dalam miliar rupiah)

20.1

0

8.22

7.33

6.3

9

6.15

5.45

2.17

9.10

2.63

1.49

2.67

0.68

2.17

0.84

45%

32%

20%

42%

11%

40% 39%

Prov

Gorontalo

Kab

Gorontalo

Kab.

Boalemo

Kab

Pohuwato Kab Bonbol Kab. Gorut

Kota

Gorontalo

Target Realisasi % Realisasi

Su

mb

er: LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(dio

lah

)

Grafik 3. 2

Realisasi Pendapatan Retribusi s.d Triwulan II 2019

(dalam miliar rupiah)

Page 17: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

hanya sebesar 0,90 persen. Hal ini menggambarkan

bahwa pemerintah daerah belum menggarap dengan

baik potensi pendapatan yang bersumber dari

kendaraan umum yang melintas di Provinsi Gorontalo.

Mengingat lima dari enam kabupaten/kota di Gorontalo

dilalui oleh jalur utama Trans Sulawesi.

c. Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

Secara definisi, Hasil Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang

berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan (Wulandari, 2012). Adapun jenis

pendapatan tersebut dapat dirinci berdasarkan objek

pendapatan seperti: 1) Bagian Laba atas Penyertaan

Modal pada Perusahaan Milik Daerah; 2) Bagian Laba

atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Negara;

dan 3) Bagian Laba Penyertaan Modal pada

Perusahaan Milik Swasta atau Kelompok Usaha

Masyarakat.

Pada Triwulan II 2019, Hasil Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan

realisasi sebesar 21,01 persen, jika dibandingkan

dengan realisasi pada periode yang sama tahun

sebelumnya. Seluruh realisasi pendapatan ini

bersumber dari Bagian Laba atas Penyertaan Modal

pada Perusahaan Milik Swasta, yaitu atas Penyertaan

Modal di PT. Bank Sulutgo.

d. Pendapatan Transfer

Secara agregat Pendapatan Transfer pemerintah

daerah di Gorontalo mengalami kenaikan 1,76 persen

dibandingkan realisasi Triwulan II 2018. Peningkatan ini

disumbangkan adanya kenaikan realisasi penyaluran

Dana Desa. Sedangkan yang menjadi faktor pengurang

adalah berkurangnya realisasi DAK, terutama DAK

Fisik, Hingga akhir triwulan II, DAK Fisik yang tersalur

baru 15 persen, dari total pagu Rp841 miliar. Masalah

yang dihadapi pemda terkait penyaluran DAK Fisik,

antara lain: keterlambatan penerbitan juknis dari K/L

terkait, keterlambatan proses lelang, dan masalah

jaringan internet yang menyebabkan keterlambatan

pengunggahan dokumen persyaratan.

Terkait hal tersebut, BKD agar lebih mengintensifkan

koordinasi dengan OPD pengelola DAK Fisik baik saat

perencanaan maupun dalam pelaksanaan serta

pelaporan. Agar penyaluran tahap-tahap selanjutnya

dapat berjalan dengan lancar, BKD dan OPD agar

selalu berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen

Perbendaharaan/KPPN terkait segala permasalahan

penyaluran DAK Fisik. Daerah juga disarankan agar

menyus un tim terpadu antara Pemda dengan Kanwil

Drektorat Jenderal Perbendaharaan, agar penyelesaian

permasalahan terkait DAK Fisik dapat dikomunikasikan

melalui satu pintu.

2.42

2.21

7.80

1.90

0.75

1.75

1.40

0.00

5.45

9.96

3.69

1.84

3.18

3.97

0%

246%

128%

194%

245%

182%

283%

ProvGorontalo

KabGorontalo

Kab.Boalemo

KabPohuwato Kab Bonbol Kab. Gorut

KotaGorontalo

Target Realisasi % Realisasi

Su

mb

er:

LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(d

ata

dio

lah

)

Grafik 3. 3 Realisasi Pendapatan HKDYD s.d Triwulan II 2019

(dalam miliar rupiah)

Page 18: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

e. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah mengalami

peningkatan signifikan hingga 3 kali lipat dibanding

realisasi Triwulan II tahun lalu, menjadi 3,97 miliar.

Sejumlah 93 persen dari angka tersebut disumbangkan

oleh Pendapatan lainnya yang bersumber dari

Sumbangan Pihak ketiga, Dana Non Kapitasi dari

BPJS, dan Lain-lain Pendapatan.

Pada realisasi hibah pemerintah kabupaten/kota

tercatat masih 0 persen, salah satu penyebabnya

adalah belum dicatatnya Hibah Dana BOS oleh Badan

Keuangan Kabupaten/Kota. Padahal hingga Triwulan II,

Pemerintah Provinsi telah menyalurkan Dana BOS ke

sekolah-sekolah sebesar Rp91 miliar. Di Gorontalo

penerbitan SP2B Dana Bos dilaksanakan secara

periodik, setelah semester berkenaan berakhir.

3.2. Belanja Daerah

3.2.1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

Modal, dan Belanja Bantuan Sosial

Secara keseluruhan, belanja pemerintah daerah di

Gorontalo mengalami peningkatan 6,94 persen.

Peningkatan tertinggi pada realisasi belanja pegawai.

Hal yang perlu diperhatikan adalah masih tingginya

rasio belanja pegawai terhadap total APBD (sebesar

45 persen). Rasio belanja modal secara agregat

lingkup Provinsi Gorontalo masih tergolong rendah,

yaitu pada angka 6,03 persen. Dimana angka ideal

untuk rasio belanja modal adalah 20-22 persen.

Rendahnya realisasi belanja disebabkan juga karena

belum tersalurnya DAK Fisik Tahun 2019 tahap I.

60

8

39

3

15

6

30

9

25

1

24

3 3

13

23

6

10

9

18 3

9 46

41

30

0

12

8

0

53

86

61

0

18

0 0

16

16

10 18

10

5 1 3 7 3 6

0

24

5 9 0 7 14

83%

94% 92%

97%

91%

96%

84%

Prov Gorontalo Kab Gorontalo Kab. Boalemo Kab Pohuwato Kab Bonbol Kab. Gorut Kota Gorontalo

DAU DAK Dana Desa DID DBH Lain-Lain Rasio Dana Transfer

Grafik 3. 4

Realisasi Pendapatan Transfer s.d Triwulan II 2019 (dalam miliar rupiah)

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 (data diolah)

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 (data diolah)

Tabel 3.2 Realisasi LP2YS s.d Triwulan II 2019 (dalam miliar rupiah)

Pemda

Hibah Pendapatan Lainnya

Target Real. Target Real.

Prov Gorontalo 0,75 0,25 - -

Kab Gorontalo 7,98 0,00 0,00 0,08

Kab. Boalemo 23,37 0,00 - -

Kab Pohuwato 25,27 0,00 - -

Kab Bonbol 32,19 0,00 8,51 1,54

Kab. Gorut 18,79 0,00 - -

Kota Gorontalo 26,75 0,00 0,00 1,85

Page 19: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Penyaluran DAK Fisik sangat berpengaruh terhadap

realisasi Belanja Modal, karena sebesar 90 persen

Belanja Modal Pemerintah Daerah bersumber dari

transfer DAK Fisik. Pos Belanja Pegawai tersebut

sebaiknya dapat ditekan, sehingga anggaran yang ada

dapat digunakan untuk pembangunan, dan program

yang memberikan efek langsung kepada masyarakat.

Hal ini dapat dilakukan dengan program redistribusi

pegawai atau rasionalisasi pegawai. Selain belanja

pegawai, yang perlu mendapat perhatian pemerintah

daerah adalah besarnya realisasi Belanja Perjalanan

Dinas, dimana realisasinya sebesar 9 persen dari total

belanja pemerintah di triwulan II ini.

Standar yang digunakan pemda dalam menentukan

besaran uang perjalanan dinas juga lebih tinggi

dibandingkan dengan yang ditentukan oleh pemerintah

pusat. Oleh karena itu Kementerian Dalam Negeri

harus mengatur kembali ketentuan perjalanan dinas.

Kementerian Dalam Negeri bekerja sama dengan

Kementerian Keuangan selayaknya menyusun

Standar Biaya Regional. Standar tersebut akan menjadi

pedoman bagi Kepala Daerah untuk menyusun standar

biaya atas beban APBD. Selanjutnya, atas standar

biaya regional yang disusun kepala daerah perlu

dilakukan evaluasi. Sehingga biaya yang ditetapkan

memenuhi asas kepantasan dan kemanfaatan

3.2.2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi

Urusan

Berdasarkan realisasi hingga Triwulan II 2019, 5 (lima)

urusan yang memiliki pagu tertinggi di Provinsi

Gorontalo adalah urusan Pendidikan, Keuangan,

Kesehatan, Administrasi Pemerintahan, dan Pekerjaan

Umum. Catatan yang perlu diperhatikan adalah Sektor

Pertanian yang menjadi kontributor utama dalam

343.

93

255.

19

211.

94

161.

88

160.

13

145.

67

111.

75

266.

51

157.

76

160.

57

96.3

9

90.9

6

82.2

0

72.9

9

69.5

9

20.9

7

2.25

40.9

7

11.6

2

15.1

7

24.1

1

10.3

2

1.86

0.36

0.36

1.14

1.15

57.7%

48.6% 52.3%

47.2% 50.5%

38.8%

52.4%

45.5%

36.5% 34.0%

37.0%

32.2%

40.2%

32.2%

22.5%

6.4%

1.6%

17.0%

6.4%

6.8%

18.6%

16.8%

10.9% 12.1%

9.3%

13.3%

65.3%

ProvGorontalo

KabGorontalo

KotaGorontalo Kab Bonbol

KabPohuwato

Kab.Boalemo Kab. Gorut

B. Pegawai B. Barang B. Modal

B. Bansos % B Pegawai % B. Barang

% B. Modal % B. Bansos

Su

mb

er:

LK

PK

Go

ron

talo

Q2 2

019 (

da

ta d

iola

h)

Grafik 3. 4 Realisasi Belanja Daerah s.d Triwulan II 2019 (dalam miliar rupiah)

1,872

1,347

1,239

902

753

372.4

675.8

399.8 456.2

133.6

19.89%

50.15%

32.26%

50.58%

17.74%

Pendidikan Keuangan Kesehatan

Adm.

Pemerintahan PU

Pagu Realisasi % Realisasi Belanja

Grafik 3.5 Realisasi Belanja per Urusan s/d Triwulan II Tahun 2019

Su

mb

er: LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(dio

lah

)

(dalam miliar rupiah)

Page 20: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

pertumbuhan perekonomian di Provinsi Gorontalo

hingga Triwulan II 2019 baru merealisasikan belanjanya

hanya sebesar 3,2 persen dari total realisasi belanja

pemerintah. Selain itu, sektor Pariwisata yang menjadi

sektor yang digadang sebagai unggulan, hingga

Triwulan II 2019, baru memiliki realisasi 0,58 persen

dari total realisasi belanja APBD.

3.3. Prognosis Realisasi APBD

Sampai Dengan Akhir Tahun 2019

Hingga akhir tahun 2019, realisasi belanja APBD

lingkup Prov. Gorontalo diperkirakan sesuai dengan

pagu anggaran. Begitu juga dengan pendapatan

daerah, diperkirakan realisasi di akhir tahun sesuai

dengan target yang ditetapkan. Mengenai defisit yang

muncul pada akhir tahun, dapat diatasi dengan

menggunakan SiLPA tahun 2018. Dimana pada akhir

tahun 2018 terdapat SiLPA sebesar Rp377 miliar.

Alokasi transfer daerah di Provinsi Gorontalo terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun

2019, alokasi tersebut bertambah lebih dari Rp900 miliar, dibandingkan tahun 2018. Dana yang sangat besar

tersebut diharapkan dapat meningkatkan capaian indikator pembangunan di daerah. Akan tetapi hingga

triwulan II 2019, masih terdapat Rp831 miliar dana yang tersimpan di perbankan. Simpanan Pemda di

perbankan dan SiLPA yang relatif tinggi mengindikasikan belum optimalnya pemanfaatan dana APBD oleh

Pemda dalam penyediaan layanan publik dan pembangunan ekonomi di daerah.

Pengujian hubungan antara SILPA dan tingkat

pengangguran terbuka (TPT) dengan menggunakan uji

korelasi pearson dengan selang kepercayaan 95%,

menghasilkan nilai P-value sebesar 0.232 dan koefisien

korelasi sebesar 0.58. Artinya terdapat korelasi positif

yang kuat antara SILPA dan tingkat pengangguran

terbuka (TPT). Hal ini menggambarkan bahwa

peningkatan jumlah dana pemerintah yang

mengendap maka akan meningkatkan jumlah

pengangguran di Gorontalo.

Melihat hal tersebut pemerintah harus memperbaiki dan memaksimalkan penyerapan anggaran di masing-

masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dan tidak menumpuk realisasi di akhir tahun. Dengan

belanja pemerintah tersebut diharapkan tercipta lapangan pekerjaan dan mampu menekan jumlah

pengangguran di Gorontalo.

Boks 3.1

Korelasi SILPA Triwulan II Pemda dengan Tingkat

Pengangguran di Provinsi Gorontalo

Sumber: BKD Lingkup Provinsi Gorontalo (data diolah)

Tabel 3.3

Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi s.d Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

Uraian Pagu Realisasi s.d Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d Triwulan IV

Realisasi % Realisasi %

Pendapatan 7.849,32 1.915,18 24,40 7.849,32 100

Belanja 8.218,15 1.047,66 12,75 8.218,15 100

Surplus/ (Defisit) (368,83) 867,52 - (368,83) -

Page 21: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

IV. 4.1. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Berdasarkan tabel 4.1 dapat terlihat bahwa tingkat

ketergantungan Provinsi Gorontalo terhadap APBN

masih sangat besar. Hal ini terlihat dari Penerimaan

Perpajakan, Penerimaan Bukan Pajak, Penerimaan

Hibah, serta Pembiayaan yang belum cukup guna

membiayai belanja pemerintah, sehingga masih terjadi

defisit anggaran sebesar Rp3.773,51 miliar. Angkat

defisit tersebut lebih rendah 1 persen, dibandingkan

defisit Triwulan II Tahun 2018. Dari sisi Pendapatan,

Pendapatan Bukan Pajak mengalami peningkatan

tertinggi, yang disumbangkan adanya peningkatan

realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah. Dari sisi

belanja, belanja transfer mengalami peningkatan

paling tinggi. Belanja transfer tersebut merupakan

bantuan keuangan, serta bagi hasil dari Pemerintah

Kabupaten/Kota. Untuk Pos pengeluaran pembiayaan

seluruhnya merupakan penyertaan modal pemerintah

pada BLUD maupun perusahaan swasta.

4.2. Pendapatan Konsolidasian

4.2.1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Proporsi komposisinya baik tahun 2018 atau 2019, pos

dengan kontribusi tertinggi yaitu Penerimaan

Perpajakan dengan porsi mencapai 63,81 persen dari

total realisasi Penerimaan Pendapatan. Diikuti dengan

Penerimaan Negara Bukan Pajak dengan kontribusi

36,15 persen. Sedangkan pos lainnya yaitu hibah dan

transfer ke daerah berkontribusi kurang dari 0,5 persen.

Tabel 4. 1

Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II 2018-2019 (dalam miliar rupiah)

URAIAN Q2 2019 Q2 2018

Perubahan Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi

Pendapatan Negara 399.30 389.17 788.41 649.29 21%

Pendapatan Perpajakan 281.15 221.91 503.06 450.20 11%

Pendapatan Bukan Pajak 118.15 166.89 285.05 165.38 72%

Hibah - 0.25 0.25 0.27 (8%)

Transfer*) - 0.06 0.06 33.44 (99%)

Belanja Negara 1,572.05 2,989.88 4,561.93 4,458.76 2%

Belanja Pemerintah 1,524.76 2,633.01 4,157.77 4,104.24 1%

Transfer 47.29 356.87 404.15 354.52 14%

Surplus/Defisit (1,172.75) (2,600.70) (3,773.51) (3,809.47) 1%

Pembiayaan - (4.74) (4.74) (19.67) (75%)

Penerimaan Pembiayaan - 30.14 30.14 35.49 (15%)

Pengeluaran Pembiayaan - 34.88 34.88 55.16 (36%)

SILPA (1,172.75) (2,605.44) (3,778.25) (3,829.14) (1%)

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 (data diolah)

*) Catatan: Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

dari Pemerintah Pusat.

Page 22: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Terlihat korelasi positif antara realisasi Penerimaan

Perpajakan dengan Belanja Pemerintah. Hal ini

dikarenakan di Provinsi Gorontalo sebagian besar

realisasi Penerimaan Perpajakan berasal dari potongan

pajak atas Belanja Pemerintah yang bersifat final.

Kontribusi Pajak Perdagangan Internasional masih

sangat kecil, tercatat pajak tersebut hanya

menyumbang 0.02 persen dari total pendapatan pajak.

Hal ini terjadi karena masih rendahnya aktivitas ekspor-

impor di Pelabuhan Gorontalo.

Sedangkan untuk pendapatan yang bersumber non-

pajak, pemerintah daerah memiliki realisasi yang lebih

baik. Kinerja ini disumbang oleh Penerimaan BLUD,

dengan kontribusi sebesar Rp87 miliar, atau 31 persen

dari total pendapatan konsolidasian.

4.2.2. Analisis Perubahan

Pendapatan perpajakan menunjukkan tren positif, baik

penerimaan pajak pusat maupun daerah. Peningkatan

pajak daerah disumbang kenaikan pajak kendaraan

bermotor. Kenaikan pajak pemerintah pusat didukung

adanya peningkatan aktivitas pemerintah terkait pemilu

dan pilpres. Kinerja positif ditunjukkan oleh kinerja

Pajak Perdagangan Internasional. Walaupun

realisasinya masih minim, tapi realisasi tersebut lebih

baik dibandingkan tahun sebelumnya dimana

realisasinya masih Rp0. Pemda harus mendorong

pengusaha setempat untuk melakukan ekspor melalui

Gorontalo, bukan melalui pelabuhan di luar wilayah

Gorontalo.

4.2.3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap

kenaikan realisasi pendapatan

konsolidasian

Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II tahun 2019

mempunyai korelasi positif terhadap pendapatan baik di

tingkat pusat maupun daerah. Hal tersebut

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kegiatan

produksi barang dan jasa sehingga memicu

Grafik 4. 2 Perbandingan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah

pada Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

281.06

0.08

221.91

0.00

P. Dalam Negeri

P. Perdagangan

Internasional

Pusat Daerah

Su

mb

er: LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(dio

lah

)

Su

mb

er:

LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(d

iola

h)

Grafik 4. 1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Pemerintah

Pusat dan Daerah Konsolidasian di Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

281.15

118.15

0 0

221.91

166.96

0.25 0.06

Pajak PNBP Hibah Transfer

Pusat Daerah

Grafik 4. 3 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian

di Provinsi Gorontalo s.d Triwulan II Tahun 2018 dan Tahun 2019

(dalam miliar rupiah)

450.2 503.06

165.38

285.05

0.27

0.25

33.44

0.06

Q2 2018 Q2 2019

Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak Hibah Transfer

Su

mb

er: LK

PK

Go

ron

talo

Q2 2

019 (d

iola

h)

Page 23: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

meningkatnya pendapatan terutama pajak atas kegiatan

produksi tersebut.

4.3. Belanja Konsolidasian

4.3.1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Porsi terbesar realisasi belanja pada Triwulan II 2019,

pada pemerintah pusat diperuntukkan guna membiayai

Belanja Barang, sedangkan pada pemerintah daerah

digunakan untuk Belanja Pegawai. Hal ini

mengindikasikan bahwa ruang fiskal yang dimiliki

pemerintah daerah di Provinsi Gorontalo guna

mendorong roda perekonomian masih sangat bertumpu

pada pengeluaran yang dibelanjakan oleh ASN. Pada

satu sisi kebijakan tersebut menyumbang 24 persen

pada pertumbuhan ekonomi regional. Akan tetapi di sisi

lain, hal tersebut menyebabkan ketidakmerataan

pertumbuhan ekonomi antar daerah. Dimana tingkat

kemiskinan Gorontalo hingga Maret 2019 pada posisi

16, 81 persen, dengan 87 persen penduduk miskin ada

di daerah perdesaan.

Realisasi belanja modal konsolidasian relatif rendah,

yaitu pada angka 15 persen. Hal ini disebabkan belum

tersalurnya sebagian besar DAK Fisik tahap I pada

pemerintah daerah, sehingga berakibat belanja modal

pemerintah daerah hingga triwulan II 2019 hanya

terealisasi 11 persen.

4.3.2. Analisis Perubahan

Jika melihat perbandingan komposisi struktur Belanja

Pemerintah Konsolidasi antara triwulan II tahun 2018

Uraian Realisasi

Perubahan 2018 2019

Penerimaan Perpajakan 503.06 450.20 11%

PNBP 285.05 165.38 72%

Hibah 0.25 0.27 (8%)

Transfer 0.06 33.44 (99%)

Total 788.41 649.29 21%

PDRB/Pert. Ekonomi 9.225,29 10.084,04 6.69 %

Tabel 4.2 Realisas PDRB dan Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2018 dan Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 (diolah)

Grafik 4. 4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah

Konsolidasian di Provinsi Gorontalo s.d Triwulan II Tahun 2019

(dalam miliar rupiah)

1,3

90

92

7

18

5

11

4

15

1

60

9 68

7

22

4

0

4

0

B. Pegawai B. Barang B. Modal B. Hibah B. Bansos

B. Tak

Terduga

Daerah Pusat

Su

mb

er: LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(dio

lah

) Su

mb

er: LK

PK

Go

ron

talo

Q2

20

19

(dio

lah

)

Grafik 4. 5 Perbandingan Belanja dan Transfer Konsolidasian di Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2018 dan Tahun 2019

(dalam miliar rupiah)

2,0

00

1,6

14

409

404.2

114

20

1.3

0.0

1,7

02

1,4

59

73

3

35

4.5

19

2

14

4.1

0.5

B.

Pegawai

B.

Barang B. Modal Transfer B. Hibah B. Bansos

B. Tak

TerdugaB. Bunga

2019 2018

Page 24: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

dan 2019, Belanja Pegawai mengalami penambahan

tertinggi, dengan bertambah Rp298 miliar. Belanja

Pegawai mengalami peningkatan signifikan, sejalan

dengan pembayaran gaji 13 dan THR pada bulan Juni.

Dimana pada tahun 2019 pembayaran gaji 13 dan THR

didalamnya termasuk pembayaran tunjangan kinerja.

Belanja Modal mengalami penurunan tertinggi. Hal ini

menjadi catatan sampai dengan Triwulan II 2019,

karena angka tersebut mengindikasikan ada

kemungkinan terjadi penumpukan pembayaran belanja

modal yang sangat besar pada akhir tahun nanti.

4.3.3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada

indikator ekonomi regional

Tabel 4.3 menjelaskan peningkatan rasio belanja

barang dan belanja pegawai, mempunyai hubungan

yang positif dengan penurunan tingkat pengangguran

terbuka dan angka kemiskinan. Sedangkan penurunan

belanja modal, berbanding lurus dengan penurunan

pertumbuhan ekonomi. Realisasi Belanja Bansos

berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan, mengingat

jenis belanja ini merupakan belanja pemerintah yang

lansung ditujukan kepada masyarakat miskin.

4.4. Analisis Kontribusi Pemerintah

dalam Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).

PDRB (ADHB) provinsi Gorontalo Triwulan II tahun

2019 sebesar Rp10.084 miliar. Kemudian jika dilihat

pada Laporan Operasional Konsolidasian Triwulan II

tahun 2019 besaran Konsumsi Pemerintah (G) sebesar

Rp3.747 miliar. Maka dapat diperoleh Kontribusi

Belanja Pemerintah terhadap PDRB sebesar 53%. Hal

tersebut membuktikan bahwa Kebijakan Fiskal

Pemerintah Gorontalo masih memiliki tingkat

ketergantungan yang cukup tinggi terhadap APBN yang

sebagian besar digunakan untuk membayar

Kompensasi Pegawai.

Permasalahan yang paling mendasar adalah garis

kemiskinan yang masih tinggi. Dan sebagian besar

masyarakat miskin ada di perdesaan yang mayoritas

bekerja di sektor pertanian. Ironisnya pertanian masih

menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi

Gorontalo. Sebesar 38,70 persen kontribusi sektor ini

terhadap PDRB triwulan II 2019. Diperlukan pemberian

ruang fiskal yang lainnya seperti Investasi Daerah guna

mendorong roda ekonomi unit-unit bisnis daerah yang

menyebar pada Provinsi Gorontalo. Investasi yang

dimaksud yaitu pembelian Aset Tetap yang menjadi

Jenis Belanja

Rasio

Pertumbuhan

Ekonomi

6.69

Tingkat

Pengangguran

Terbuka

3.47%

Tingkat

Kemiskinan

15.52%

2018 2019 Perubahan (-0.05) (-0,15%) (-1.29%)

Rasio B. Pegawai 48.10% 41.46% 6.64% - + +

Rasio B. Barang 38.82% 35.55% 3.28% - + +

Rasio B. Modal 9.83% 17.86% -8.03% + - -

Rasio B. Bansos 0.47% 0.33% 0.14% - + +

Tabel 4.3

Korelasi Realisasi Indikator Ekonomi dengan Perubahan Belanja Konsolidasian di Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2018 dan 2019 (dalam miliar rupiah)

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 dan BPS Prov. Gorontalo (diolah)

Page 25: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Barang Modal seperti mesin-mesin produksi yang

diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas

unit-unit bisnis, terutama mesin produksi pertanian.

Selain itu dapat meningkatkan produksi pertanian dan

menurunkan angka kemiskinan tepat pada sasaran,

yaitu masyarakat miskin di perdesaan.

Sumber: LKPK Gorontalo Q2 2019 (diolah)

Akun Statistik Keuangan Pemerintah Jumlah

TRANSAKSI YANG MEMPENGARUHI

KEKAYAAN NETTO BERSIH :

A1 Pendapatan 788,413,712,522

A11 Pajak 503,056,987,296

A12 Kontribusi Sosial -

A13 Hibah 246,503,335

A14 Pendapatan Lainnya 285,110,221,891

A2 Beban 3,747,701,374,370

A21 Kompensasi Pegawai 1,999,844,032,378

A22 Penggunaan Barang dan Jasa 1,614,230,729,896

A23 Konsumsi Aset Tetap -

A24 Bunga -

A25 Subsidi -

A26 Hibah 114,012,556,555

A27 Manfaat Sosial 19,614,055,541

A28 Beban Lainnya -

GOB Saldo Operasi Bruto (1-2+23+NOBz) (2,959,287,661,847)

NOB Saldo Operasi Neto (1-2+NOBz) (2,959,287,661,847)

Akun Statistik Keuangan

Pemerintah Jumlah

TRANSAKSI ASET NON KEUANGAN :

A31 Akuisisi Aset Non Keuangan

Neto

357,403,689,624

A311 Aset Tetap 336,519,054,267

A312 Perubahan Persediaan -

A313 Barang Berharga -

A314 Aset Non Produksi 20,884,635,357

NLB Saldo Peminjaman / Pinjaman

Neto (1-2+NOBz-31)

(3,316,691,351,471)

TRANSAKSI ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN (PEMBIAYAAN) :

A32 Akuisisi Neto Aset Keuangan 30,143,013,378

A321 Dalam Negeri 30,143,013,378

A322 Luar Negeri -

A323 Emas Moneter dan Hak Tarik

Khusus (SDRs)

-

A33 Keterjadian Kewajiban Neto 34,880,000,000

A331 Dalam Negeri 34,880,000,000

A332 Luar Negeri -

SILPA Konsolidasian (3,321,428,338,093)

Tabel 4.3

Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Gorontalo

s.d Triwulan II Tahun 2019

Page 26: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

BERITA FISKAL TERPILIH V.

Pemerintah memiliki tugas untuk memberikan

pelayanan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Salah satu bentuk pelayanan Pemerintah adalah

memberikan pelayanan keuangan kepada seluruh

lapisan masyarakat (keuangan inklusif), diantaranya

yaitu program pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Program

pembiayaan ini merupakan program kemandirian usaha

yang menyasar usaha mikro lapisan terbawah yang

selama ini bisa jadi mengalami kesulitan dalam

mengakses layanan perbankan baik karena masalah

plafon pinjaman yang rendah maupun ketiadaan

jaminan (collateral). Oleh karena itu, UMi hanya

memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta

per nasabah dengan tenor yang pendek, yaitu kurang

dari 52 minggu.

Penyaluran

program

UMi

menggunak

an Lembaga

Keuangan

Bukan Bank

(LKBB) yang

memiliki

pengalaman

di bidang

pembiayaan

mikro. Saat

ini penyaluran Program UMi dapat diakses melalui 3

(tiga) lembaga keuangan bukan bank yang menjadi

penyalur utama program pembiayaan Umi, yaitu; PT.

Pegadaian (persero), PT. Bahana Artha Ventura, dan

PT. Permodalan Nasional Madani (PNM). Bukan hanya

penyaluran pembiayaan saja, namun program UMi juga

mengharuskan adanya pendampingan kepada nasabah

Usaha Mikro. Sehingga, selain akses pembiayaan yang

mudah dan cepat melalui penyalur berpengalaman,

pengusaha mikro juga dapat memiliki kemudahan

dalam kebutuhan konsultasi usaha dengan harapan

terdapat peningkatan kualitas usaha sehingga para

pengusaha mikro dapat “naik kelas” untuk keadaan

ekonomi yang lebih baik bagi usaha dan keluarganya.

Dalam skala nasional, program UMi telah menjangkau

ke seluruh wilayah di Indonesia. Sampai dengan akhir

bulan Juni (30 Juni 2019) program Pembiayaan UMi

telah menjangkau kurang lebih satu juta nasabah

dengan total penyaluran kurang lebih sebesar Rp 2,67

triliun. Angka tersebut terus bertumbuh dan diharapkan

dapat mencapai 1,4 Juta nasabah pada akhir tahun

2019.

Sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Keuangan

No 95 tahun 2018 tentang pembiayaan Ultra Mikro,

program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) memiliki

semangat untuk turut melibatkan Pemerintah Daerah

(Pemda) dalam

pengembangan

usaha mikro di

daerahnya.

Pemda

dipandang

sebagai

rekanan

strategis bagi

PIP dalam

perluasan

jangkauan

Pembiayaan

UMi karena Pemda merupakan pihak yang paling

mengetahui dan mengenal potensi UMKM di

wilayahnya. Dalam upaya untuk melibatkan Pemda,

Kementerian Keuangan melalui Badan Layanan Umum

Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) menawarkan

dua bentuk skema yang dapat dimanfaatkan oleh

Pemda, yaitu kerja sama pendanaan serta kerja sama

penyediaan data calon debitur dan calon penyalur

potensial.

Pemda Kabupaten Bone Bolango merupakan

Pemerintah Daerah pertama yang merealisasikan Kerja

Sama Pendanaan Pemerintah Daerah dalam ekosistem

Pembiayaan Ultra Mikro (UMi): Asa Baru Penggiat UMKM di Kabupaten Bone

Bolango.

Page 27: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Pembiayaan UMi. Secara lebih spesifik, penyaluran

pembiayaan UMi di wilayah Gorontalo telah tersalurkan

kurang lebih sebesar Rp1,9 miliar dengan jumlah

nasabah sebanyak 273 (dua ratus tujuh puluh tiga)

nasabah. Meskipun demikian, wilayah Kabupaten Bone

Bolango hanya memiliki 27 (dua puluh tujuh) nasabah

dengan total penyaluran sebesar Rp191 juta. Jumlah

tersebut diharapkan dapat meningkat agar usaha mikro

di wilayah Kabupaten Bone Bolango dapat semakin

berkembang.

Pemda Kabupaten Bone Bolango beserta seluruh

jajarannya dan PT. Pegadaian (Persero) telah bekerja

keras dengan semangat dan dedikasi yang tinggi

sehingga perjanjian kerja sama dapat berjalan dengan

baik. Dengan terjalinnya kerja sama yang

ditandatangani tanggal 25 Juli 2019, menandakan

bahwa terdapat komitmen pemerintah daerah yang

cukup besar dalam proses pengembangan usaha mikro

di daerahnya. Bentuk kerja sama ini diharapkan dapat

menjadi stimulant bagi Pemda lainnya untuk turut serta

dalam program pemerintah khususnya di bidang

pembiayaan Usaha Mikro. Dengan adanya komitmen

penuh dari Bupati dan seluruh Jajaran Pemda

diharapkan penyaluran pembiayaan UMi dapat

meningkat secara lebih massive dan menggerakkan

perekonomian daerah melalui perkembangan produk-

produk UMKM.

Lembaran pemerintahan baru Indonesia telah dimulai,

visi Indonesia untuk lima tahun ke depan berfokus pada

pembangunan ekonomi dengan lima agenda utama,

yaitu pembangunan infrastruktur, pembangunan

sumber daya manusia (SDM), pemangkasan hambatan

investasi, reformasi birokrasi, dan penggunaan APBN

yang tepat sasaran. Salah satu indikator keberhasilan

pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolak

ukur secara makro ialah pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi tercermin dari perubahan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu

wilayah, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah menandakan semakin baik kegiatan ekonomi di

wilayah tersebut yang akan berpengaruh terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Todaro dan

Smith, 2008)

Salah satu modal dasar dalam menggerakkan

pembangunan ekonomi adalah investasi. Peningkatan

Investasi akan menambah modal yang dapat

digunakan untuk meningkatkan produktivitas, kapasitas,

Konsep Environment, Social, and Governance (ESG): Magnet Penarik Para

Investor.

Page 28: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

serta kualitas produksi sehingga menjadi pendorong

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan penyerapan

tenaga kerja. Investasi dapat dilakukan dengan

penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal

dalam negeri (PMDN).

Berdasarkan data BPS, realisasi investasi penanaman

modal di Indonesia terus mengalami peningkatan,

namun dalam empat tahun terakhir pertumbuhan

investasi kian melambat baik dalam penanaman modal

dalam negeri, maupun penanaman modal asing. Sejak

tahun 2014 rata-rata pertumbuhan investasi asing

kurang dari 5%, disusul dengan pertumbuhan investasi

dalam negeri yang hanya tumbuh kurang dari 20% per

tahunnya.

Dilihat berdasarkan penyebaran investasi di Indonesia

pada tahun 2018, 50% dari total realisasi PMDN

Indonesia berada di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta,

Jawa Barat, dan Jawa Barat, sedangkan jumlah

realisasi PMDN dari 10 provinsi terendah hanya

sebesar 4% dari total realisasi PMDN Indonesia. Hal ini

memperlihatan adanya ketimpangan yang sangat besar

antar daerah sehingga menyebabkan pembangunan di

Indonesia masih belum setara.

Gorontalo masuk sebagai 10 provinsi dengan realisasi

investasi PMDN terendah pada tahun 2018.

Berdasarkan data BPS, perkembangan investasi di

Gorontalo dalam 10 tahun terakhir dapat dikategorikan

sangat rendah, investasi baru mulai masuk pada tahun

2010 dan tidak menunjukan adanya pertumbuhan yang

signifikan sampai dengan tahun 2015. Namun dalam 3

tahun terakhir, terdapat peningkatan jumlah investasi

yang besar, namun laju pertumbuhannya masih belum

sehat karena fluktuasi yang terjadi masih cukup tinggi.

Dalam sektor swasta, investasi dilakukan dengan

mempertimbangkan beberapa faktor antara lain tata

kelola perusahaan, prospek makro ekonomi, resiko

investasi, regulasi pemerintah, dan reputasi perusahaan

tersebut. Salah satu alat yang digunakan untuk

menentukan kondisi perusahaan adalah nilai ESG. ESG

merupakan singkatan dari Environmental, Social, dan

Governance, yaitu seperangkat standar operasional

digunakan oleh investor untuk mengevaluasi perilaku

perusahaan dan untuk menentukan kinerja keuangan

perusahaan di masa depan. ESG adalah bagian dari

indikator kinerja non-keuangan yang mencakup isu-isu

tata kelola perusahaan yang berkelanjutan, etis dan

korporat.

Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) Provinsi Gorontalo, 41% anggaran pemerintah

dialokasikan untuk pelayanan umum mulai dari

administrasi pemerintah hingga pembayaran upah

aparatur sipil negara. Hal ini menunjukkan terdapat

ketimpangan yang cukup besar antara alokasi

pelayanan umum dengan sektor lainnya. Dalam sektor

lingkungan hidup, alokasi dana yang diberikan hanya

1% dari total anggaran yang dimiliki oleh pemerintah,

sama hal nya dengan sektor perlindungan sosial,

ketertiban dan keamanan serta pariwisata. Sektor vital

seperti ekonomi dan kesehatan juga hanya memiliki

alokasi dana kurang dari 15%. Hal ini membuat

pembangunan ekonomi di Gorontalo cenderung lambat

karena modal pembangunan mendapat porsi yang kecil

dalam anggaran belanja daerah.

Page 29: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Jika berkaca pada apa yang sedang “happening” di

dunia bisnis, maka pemerintah bisa mengacu dan

meniru cara pandang sektor swasta dalam mencari

pembiayaan baru dengan menarik dan meningkatkan

investasi yaitu mulai menerapkan konsep ESG kedalam

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Salah satu

langkah awal yang dapat dilakukan oleh pemerintah

adalah dengan memberi perhatian lebih terhadap isu

pengelolaan lingkungan, tata kelola pemerintah dan

kualitas penyelengara pemerintahan (ASN).

Menurut KPMG Global, terdapat lima tahapan awal

yang dapat dilakukan guna menerapkan ESG, yaitu:

1. Membangun budaya kerja yang mendukung ESG

Pemerintah harus dapat menciptakan budaya kerja

yang membuat para pekerja merasa memiliki peran

dalam tercapainya tujuan organisasi. Budaya

organisasi harus memiliki dampak positif baik bagi

aparatur maupun masyarakat luas. Hal ini menjadi

kunci utama terciptanya lingkungan kerja yang

sehat, dimana para pekerja merasa memiliki

komitmen lebih untuk ikut serta dalam mengatasi

tantangan.

2. Meyakinkan pemangku kepentingan untuk melihat

manfaat ESG dalam jangka panjang.

Salah satu tantangan yang harus dihadapi dari

penerapan ESG adalah menggeser fokus para

pemangku kepentingan ke arah jangka panjang,

hal ini dikarenakan perubahan yang dihasilkan

akibat penerapan ESG lebih dapat diantisipasi dan

dikelola dengan efektif dalam jangka panjang.

3. Mengintegrasikan konsep ESG ke dalam proses

bisnis dengan komitmen penuh dari pimpinan

daerah.

Pejabat pemerintah memiliki peran penting dalam

mengintegrasikan ESG ke dalam proses bisnis

dengan efektif. Perlu adanya penentuan prioritas

terhadap isu dan permasalah terkait ESG yang

berhubungan langsung dengan masyarakat

sebagai pemangku kepentingan dan konsumen

akhir yang menikmati layanan publik yang

disajikan. Isu-isu tersebut akan ditentukan

sebagaikan isu strategis yang perlu disegerakan

upaya untuk mengatasinya dengan melakukan

perubahan positif yang efektif.

4. Melakukan komunikasi yang efektif dengan para

pemangku kepentingan.

Pemerintah perlu mengkomunikasikan visi

jangka panjang dan strategi yang dilakukan

dengan para pemangku kepentingan.

Pemerintah perlu membangun media

komunikasi yang efektif dan terbuka baik untuk

internal maupun eksternal. Sarana yang dapat

digunakan untuk berkomunikasi antara lain:

Media Sosial

Laporan tahunan ESG/CSR

Penyampaian progress melalui email

setiap twirulan/ semester

Rapat tahunan

Penyampaian surat secara berkala

kepada investor atau pemangku

kepentingan lainnya

5. Melakukan peningkatan pengetahuan kepada

seluruh pihak mengenai ESG.

Perlu adanya pelatihan yang disesuaikan

dengan permasalahan ESG secara spesifik

yang dilaksanakan secara berkala untuk setiap

kelompok kepentingan tertentu. Misalnya

kebutuhan pelatihan bagi pimpinah daerah

harus berbeda dengan pelatihan yang

dilakukan kepada pelaksana pengolah data

pelaporan.

Jadi, Pemerintah daerah Provinsi Gorontalo harus mulai

melakukan berbagai upaya untuk menggaet para

investor guna menyerap pembiayaan baru yang lebih

segar. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan

para investor dalam berinvestasi adalah tata kelola,

kondisi daerah dan prospek makro ekonomi di daerah

tersebut dan semua hal tersebut terangkum dalam

konsep ESG. Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,

pemerintah diharapkan mampu mengadaptasi konsep

tersebut dengan berkaca paka sektor swasta.

Sehingga, nilai jual Gorontalo di mata investor

meningkat, hasilnya realisasi penanaman modal di

Gorontalo dapat meningkat dan stabil di tahun-tahun

yang akan datang.

Page 30: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Halim,Abdul. 2008. “Akuntasi Sektor publik,Salemba; Akuntasi Keuangan Daerah”,Edisi ketiga Salemba empat,

Jakarta

KPMG.2018. “ESG: a View from The Top”. The KPMG, CLP and HKICS Survey on Environment, Social, and

Governance (ESG).

Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2008. “Pembangunan Ekonomi”. Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Seers, Dudely. 1969. “The Meaning of Development”.

Wulandari. 2012. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum Terhadap

Belanja Modal (Studi Empiris di Kota/Kabupaten Yogyakarta)”.

www.bps.go.id

https://spanint.kemenkeu.go.id

Page 31: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan
Page 32: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu RealisasiPENDAPATAN 1,955.67 1,031.68 1,496.16 725.00 834.70 418.83 977.99 443.90 1,016.95 446.96 775.88 379.23 1,025.37 451.40 8,082.71 3,897.00

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 411.53 171.73 142.59 47.02 52.23 33.27 55.14 14.29 87.00 39.95 29.54 13.88 229.49 68.66 1,007.52 388.80Pajak Daerah 357.22 165.64 25.97 12.92 9.60 15.46 9.29 3.50 13.43 4.47 7.61 4.92 79.15 14.99 502.27 221.91Retribusi Daerah 13.00 1.49 5.65 2.17 2.17 0.84 8.12 2.63 4.40 0.68 7.53 2.67 25.56 9.10 66.44 19.59Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 2.60 0.00 4.58 5.45 8.00 9.96 3.10 3.69 2.00 1.84 2.00 3.18 2.50 3.97 24.78 28.08Lain-lain PAD Yang Sah 38.71 4.61 106.39 26.48 32.45 7.01 34.62 4.47 67.18 32.96 12.41 3.11 122.28 40.60 414.03 119.22

PENDAPATAN TRANSFER 1,541.92 859.70 1,350.64 677.90 782.47 385.56 919.91 429.61 907.48 405.47 746.34 365.35 795.88 380.88 7,044.63 3,504.47Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,531.63 854.56 1,058.40 508.28 677.15 322.28 777.22 351.47 716.63 304.21 608.42 287.06 717.45 349.61 6,086.91 2,977.46

Dana Bagi Hasil Pajak 26.32 8.19 10.10 3.31 8.39 2.64 9.65 1.59 8.24 7.14 8.48 2.77 14.09 5.48 85.26 31.13Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 6.28 1.94 1.73 2.04 1.18 0.35 2.18 1.85 2.22 0.15 1.52 0.33 1.17 0.35 16.27 7.01Dana Alokasi Umum 1,043.13 608.49 675.24 393.46 468.94 273.55 529.42 308.74 500.04 250.71 416.50 242.96 540.07 313.50 4,173.34 2,391.41Dana Alokasi Khusus 455.90 235.93 371.34 109.48 198.64 45.73 235.98 39.29 206.13 46.20 181.92 41.00 162.13 30.28 1,812.04 547.91

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 10.29 5.14 248.94 145.85 90.32 54.19 120.99 69.36 173.99 101.26 122.03 71.13 35.43 17.71 801.98 464.65Dana Desa 0.00 0.00 213.87 128.32 90.32 54.19 88.67 53.20 142.64 85.58 101.12 60.67 0.00 0.00 636.61 381.97Dana Insentif Daerah 10.29 5.14 35.07 17.53 0.00 0.00 32.32 16.16 31.35 15.68 20.91 10.45 35.43 17.71 165.36 82.68

Transfer Pemerintah Provinsi 0.00 0.00 43.30 23.77 15.00 9.09 21.70 8.78 16.86 0.00 15.89 7.17 43.00 13.56 155.75 62.37Pendapatan Bagi Hasil Pajak 0.00 0.00 43.30 23.77 15.00 9.09 21.70 8.78 16.86 0.00 15.89 7.17 43.00 13.56 155.75 62.37

Bantuan Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 2.22 0.25 2.93 0.08 0.00 0.00 2.95 0.00 22.46 1.54 0.00 0.00 0.00 1.85 30.56 3.73Pendapatan Hibah 2.22 0.25 2.93 0.00 0.00 0.00 2.95 0.00 13.96 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 22.05 0.25Pendapatan Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 8.51 1.54 0.00 0.00 0.00 1.85 8.51 3.48Pendapatan Dana Darurat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

BELANJA 1,955.67 859.53 1,533.96 584.61 834.80 299.47 1,000.63 328.88 1,043.95 360.75 801.51 251.49 1,037.60 376.19 8,208.12 3,060.92BELANJA OPERASI 1,474.76 726.62 954.88 422.63 515.30 229.41 646.51 252.38 632.67 261.57 491.42 189.27 925.68 373.94 5,641.22 2,455.81

Belanja Pegawai 696.66 343.93 573.95 255.19 354.84 145.67 335.61 160.13 408.50 161.88 278.13 111.75 496.96 211.94 3,144.64 1,390.49Belanja Barang dan Jasa 546.77 266.51 368.52 157.76 151.56 82.20 284.40 90.96 212.07 96.39 190.94 72.99 416.68 160.57 2,170.95 927.38Belanja Bunga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Belanja Subsidi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Belanja Hibah 197.63 105.87 8.64 7.81 8.80 1.54 18.95 0.15 8.25 2.94 16.05 3.38 6.57 1.07 264.89 122.75Belanja Bantuan Sosial 33.70 10.32 3.78 1.86 0.10 0.00 7.55 1.14 3.85 0.36 6.31 1.15 5.47 0.36 60.74 15.19

BELANJA MODAL 304.16 69.59 287.62 20.97 178.51 15.17 198.38 11.62 215.85 40.97 162.25 24.11 109.85 2.25 1,456.61 184.69Belanja Tanah 45.06 12.34 1.13 0.00 3.42 0.30 4.83 0.94 4.10 1.94 11.51 10.91 1.50 0.00 71.54 26.43Belanja Peralatan dan Mesin 68.98 29.40 67.43 9.59 60.88 3.82 55.16 5.21 44.15 8.02 39.59 6.31 43.93 1.13 380.13 63.48Belanja Bangunan dan Gedung 57.27 9.08 83.48 2.01 41.41 1.53 64.98 1.34 87.39 8.77 37.94 2.56 27.38 0.83 399.85 26.13Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 132.00 18.62 115.90 9.27 71.90 9.36 66.81 4.07 75.80 22.23 67.78 4.18 32.23 0.29 562.41 68.01Belanja Aset Tetap Lainnya 0.85 0.14 19.68 0.10 0.91 0.16 6.60 0.07 4.41 0.01 5.43 0.16 4.81 0.00 42.68 0.63

BELANJA TAK TERDUGA 5.00 0.79 2.00 0.09 1.00 0.17 0.60 0.20 0.25 0.00 2.50 0.00 1.50 0.00 12.85 1.25Belanja Tak Terduga 5.00 0.79 2.00 0.09 1.00 0.17 0.60 0.20 0.25 0.00 2.50 0.00 1.50 0.00 12.85 1.25

TRANSFER 171.75 62.54 289.46 140.92 139.98 54.71 155.14 64.68 195.19 58.21 145.34 38.11 0.58 0.00 1,097.44 419.17Transfer Bagi Hasil ke KAB/KOTA/DESA 169.78 62.31 3.16 1.57 1.18 0.76 1.74 0.50 0.00 0.00 0.79 0.00 0.00 0.00 176.66 65.14

Bagi Hasil Pajak 169.78 62.31 2.60 1.29 1.18 0.76 0.93 0.26 0.00 0.00 0.70 0.00 0.00 0.00 175.19 64.62Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.24 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.52Bagi Hasil Retribusi Daerah 0.00 0.00 0.57 0.00 0.00 0.00 0.81 0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00 1.47 0.00

Transfer Bantuan Keuangan 1.97 0.23 286.30 139.34 138.80 53.95 153.40 64.18 195.19 58.21 144.55 38.11 0.58 0.00 920.78 354.03

1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00

0.00 0.00 285.57 139.34 138.17 53.95 152.63 63.78 194.56 58.04 143.77 38.11 0.00 0.00 914.70 353.23Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 0.97 0.23 0.72 0.00 0.64 0.00 0.77 0.40 0.63 0.18 0.78 0.00 0.58 0.00 5.08 0.80

0.00 172.15 -37.80 140.40 -0.10 119.36 -22.64 115.02 -27.01 86.21 -25.63 127.74 -12.23 75.21 -125.41 836.08PEMBIAYAAN 0.00 0.00 37.80 -4.63 0.10 -6.00 22.64 23.14 27.01 -10.25 25.63 -7.00 12.23 0.00 125.41 -4.74

PENERIMAAN DAERAH 0.00 0.00 40.00 0.00 0.10 0.00 23.64 30.14 38.26 0.00 32.63 0.00 17.23 0.00 151.86 30.14Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.10 0.00 23.64 30.14 38.26 0.00 32.63 0.00 17.23 0.00 111.86 30.14Penerimaan Pinjaman Daerah 0.00 0.00 40.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 40.00 0.00

PENGELUARAN DAERAH 0.00 0.00 2.20 4.63 0.00 6.00 1.00 7.00 11.25 10.25 7.00 7.00 5.00 0.00 26.45 34.88Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 0.00 0.00 2.20 4.63 0.00 6.00 1.00 7.00 10.25 10.25 7.00 7.00 5.00 0.00 25.45 34.88Pembayaran Pokok Utang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00

0.00 172.15 0.00 135.77 0.00 113.36 0.00 138.16 0.00 75.96 0.00 120.74 0.00 75.21 0.00 831.35

TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2019REKAPITULASI REALISASI APBD LINGKUP PROVINSI GORONTALO

Kab. Gorut Kota Gorontalo TotalKab Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango

Transfer Bantuan Keuangan Ke Pemerintah Daerah Lainnya

SURPLUS / (DEFISIT)

SILPA

URAIANProv. Gorontalo

Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

Page 33: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan
Page 34: djpbn.kemenkeu.go.id · 2020. 11. 5. · PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL I. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat diukur melalui indikator makro ekonomi yang diturunkan