diterbitkan oleh : sekolah tinggi ilmu ekonomi · pdf filesekolah tinggi ilmu ekonomi...

25
Vol. 8 No. 1 September 2009 ISSN : 0854-0861 KUALITAS AUDIT SEKTOR PUBLIK MEMBENTUK TATA KELOLA YANG BAIK ORGANISASI PEMERINTAH Hardi Supeno PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT DI PEDESAAN Evi Thelia Sari, Indah Setyowati ANALISIS BRAND ASSOCIATION DALAM MEMBENTUK BRAND IMAGE PADA PRODUK OBAT SAKIT KEPALA MEREK OKB DI KOTA SURABAYA SELATAN Wulandari Harjanti,Ong Andre Wahju R PENGARUH ATTRACTIVENESS, LIKABILITY, TRUSTWORTHINESS, AND EXPERTISE SEORANG ENDORSER TERHADAP BRAND LOYALITY BERPERILAKU KONSUMEN Asmirin Noor, Pierre Patarianto ANALISA PEMBEDAAN RASA ABON BANDENG JENIS CHANOS-CHANOS DENGAN ABON BANDENG JENIS PAYUS DITINJAU DARI KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, MINERAL, RASA, AROMA DAN TEKSTUR Hari Minantyo Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika

Upload: vunga

Post on 13-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Vol. 8 No. 1 September 2009 ISSN : 0854-0861

KUALITAS AUDIT SEKTOR PUBLIK MEMBENTUK TATA KELOLA YANG

BAIK ORGANISASI PEMERINTAH Hardi Supeno

PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT

DI PEDESAAN Evi Thelia Sari, Indah Setyowati

ANALISIS BRAND ASSOCIATION DALAM MEMBENTUK BRAND IMAGE PADA PRODUK OBAT SAKIT KEPALA MEREK OKB DI KOTA SURABAYA

SELATAN Wulandari Harjanti,Ong Andre Wahju R

PENGARUH ATTRACTIVENESS, LIKABILITY, TRUSTWORTHINESS, AND

EXPERTISE SEORANG ENDORSER TERHADAP BRAND LOYALITY BERPERILAKU KONSUMEN

Asmirin Noor, Pierre Patarianto

ANALISA PEMBEDAAN RASA ABON BANDENG JENIS CHANOS-CHANOS DENGAN ABON BANDENG JENIS PAYUS DITINJAU DARI KANDUNGAN

PROTEIN, LEMAK, MINERAL, RASA, AROMA DAN TEKSTUR Hari Minantyo

D i t e r b i t k a n O l e h :

Sekolah Tinggi I lmu Ekonomi Mahardhika

Page 2: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Vol. 8 No. 1 September 2009 ISSN : 0854-0861

Media MAHARDHIKA merupakan media komunikasi ekonomi dan manajemen bagi kalangan praktisi dan akademisi melalui publikasi artikel ilmiah hasil penelitian maupun yang bersifat konseptual. Media ini diterbitkan pertama kali bulan Agustus Tahun 2002, dan terbit setiap empat bulan

Penasehat Andri Radiany, B.Ft., SE., MM

Penanggung Jawab

Prof. Dr. H. Murdjianto Purbangkoro, SE., SU

Pemimpin Umum Prof. Dr. Ir.H. Irlan Soejono, MSc

Pemimpin Redaksi

Mochammad Farid Afandi, SE., MSi

Dewan Redaksi Dr. H. Didit Darmawan, ST., SE., MM

Asmirin Noor, SE., MM Sri Wahyuni, SE., MSi

Staf Administrasi & Sirkulasi

Pierre Patarianto, SE Nicolaus Hamydjaya, Amd

Staf Keuangan

Sri Rahayu, SE., MM

Alamat Redaksi/Penerbit Jl. Raya Juanda No.1 Kav.B-1 & B-7 Sidoarjo

Telp. (031) 8550077, 8550099 Fax. (031) 8553355

Penerbit STIE MAHARDHIKA Press

Page 3: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Vol. 8 No. 1 September 2009 ISSN : 0854-0861

DAFTAR ISI

Hardi Supeno Kualitas Audit Sektor Publik Membentuk ……………………………………….. 1 - 16 Evi Thelia Sari, Indah Setyowati Pemberdayaan Wanita Dalam Kegiatan Kewirausahaan…………...…………... 17 - 38 Wulandari Harjanti,Ong Andre Wahju R Analisis Brand Association Dalam Membentuk Brand Image ……………….... 39 - 60 Asmirin Noor, Pierre Patarianto Pengaruh Attractiveness, Likability, Trustworthiness, And .................................. 61- 80 Hari Minantyo Analisa Pembedaan Rasa Abon Bandeng Jenis Chanos-Chanos………….……. 81 -97

Page 4: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Vol. 8 No. 1 September 2009 ISSN : 0854-0861

KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

KEBIJAKAN EDITORIAL Media Mahardhika diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya secara berkala setiap empat bulan sebagai sarana untuk menyebarluaskan hasil penelitian, pengkajian dan pengembangan bidang ekonomi dan manajemen. Artikel yang dipublikasikan dalam Media Mahardhika dapat berupa artikel penelitian maupun artikel konseptual. Media Mahardhika menerima kiriman artikel yang ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Penulis harus menyatakan bahwa artikel yang dikirim ke Media Mahardhika tidak dikirim atau telah dipublikasikan pada media cetak yang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Penulis wajib melampirkan instrumen riset yang dilakukannya (kuesioner, kasus, hasil wawancara, dan lain sebagainya). Semua artikel yang diterima akan diseleksi melalui proses tanpa identitas penulis oleh para editor Media Mahardhika, dengan mempertimbangkan antara lain : terpenuhinya persyaratan pedoman penulisan artikel, orisisnil, dan signifikansi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu. PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL 1. Sistematika penulisan dalam artikel sekurang-kurangnya terdiri dari atas bagian-bagian:

Abstrak, Pendahuluan, Kerangka Teoritis, Hipotesis, Metode Penelitian, Analisis Data, Pembahasan dan Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan, serta Daftar Pustaka.

2. Identitas penulis (nama, alamat, e-mail, dan bidang kajian dari artikel serta curriculum vitae penulis, termasuk pendidikan terakhir, pekerjaan, dan asal lembaga) harus dicantumkan pada lembar terpisah dari artikel.

3. Artikel diketik dengan spasi 1.5 di atas kertas ukuran 21 cm x 29,7 cm (A4) (margin atas 3 cm dan bawah 4 cm, margin kiri 4 cm dan kanan 3 cm) sebanyak satu eksemplar dan pada disket menggunakan komputer IBM PC atau kompatibel, memakai program pengolahan kata Microsoft Word (MS WORD) dengan huruf Courier atau Times New Roman, ukuran huruf (font size) 11. Panjang artikel berkisar antara 15 – 25 halaman.

4. Abstrak terdiri dari 150 – 400 kata dan dapat disajikan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, dan menggunakan sedikitnyatiga kata kunci.

5. Tabel dan gambar dapat disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir tulisan). Setiap tabel/gambarsebaiknya diberi nomor urut dengan angka arab, judul tabel/gambar, dan sumber kutipan.

Page 5: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

6. Kutipan ditulis dengan menyebut nama akhir penulis serta tahun dalam tanda kurung. Nomor halaman dapat dicantumkan jika dipandang perlu. Contoh: • Satu sumber kutipan dengan satu penulis : (Kotler, 2004). Jika disertai nomor halaman :

(Kotler, 2004:99). • Satu sumber kutipan dengan dua penulis : (Mowen dan Minor, 2003). Satu sumber kutipan

dengan dengan lebih dari dua penulis : (Engel et al., 1995). • Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda : (Aaker, 1991 ; Keller, 2003). • Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Aaker, 1991;1996), dan jika tahun

publikasi sama : Radiany, 2005a;2005b). • Sumber kutipan yang berasal dari institusi, sebaiknya menyebutkan akronim institusi

tersebut: (BPS, 2000).

7. Daftar Pustaka disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabet: Aaker, David. A. 1996. Building Strong Brand. The Free Press, Simon & Schuster Inc., New

York: United States of America. Kotler, Philip, 2000. Marketing Management, 10th ed., Prentice Hall, Englewood Cliffs, New

Jersey: United States of America.

8. Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Page 6: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

PENGARUH ATTRACTIVENESS, LIKABILITY, TRUSTWORTHINESS, AND EXPERTISE SEORANG ENDORSER TERHADAP BRAND LOYALITY BERPERILAKU

KONSUMEN

Asmirin Noor1 Pierre Patarianto2

ABSTRAK

Pada dekade 1980-an, iklan tak lagi menerapkan pendekatan demografis dalam mendekati audiens. Pendekatan psikografis mulai diterapkan. Pada dekade ini gaya hidup mulai menjadi tema utama. Pola bahasa iklan pun mengalami perkembangan sesuai dengan gaya hidup yang dilekatkan pada produk. . Seiring semakin terbukanya situasi ekonomi di negeri ini, menyebabkan industri periklanan tumbuh subur. Artinya, era baru bagi periklanan Indonesia diawali dari berkembangnya iklan televisi, salah satu iklan yang menggunakan endorser selebritis adalah iklan Oreo dengan menggunakan endorser dari kalangan selebritis yaitu Ferdy Hasan, seorang presenter yang sangat terkenal di Indonesia. Dalam iklan tersebut menceritakan Ferdy Hasan beserta kedua anaknya yang sedang memakan Oreo. Ferdy Hasan bercerita kepada kedua anaknya bahwa Oreo sudah aman untuk dikonsumsi. Hasil penelitian ini menjadi pendukung akan pendapat bahwa seorang selebriti sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan (Kotler, dalam Royan, 2005: 8). Ferdy Hasan sebagai salah satu selebritis yang cukup dikenal mampu memberikan warna dan getaran pada produk yang diiklankan, dan dipercaya mampu membantu menciptakan ikatan emosional dengan produk Oreo Cookies dimana nilai uji t dan nilai corelation partial yang tertinggi adalah variabal expertise dalam artian bahwa persepsi expertise atau keahlian atas karakteristik Ferdy Hasan sebagai endorser dalam iklan Oroe Cookies di televisi memiliki pengaruh terbesar atau yang paling dominan terhadap behavioral intentions, brand loyalty para ibu rumah tangga di Surabaya. Kata Kunci, expertise, behavioral intentions, iklan I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Iklan sekarang ini sudah tak asing lagi bagi pemirsa. Hampir setiap hari iklan

bermunculan. Iklan ada di mana-mana. Ditambah, kian maraknya media memungkinkan

1 Asmirin Noor, SE.,MM., adalah dosen tetap Manejemen pada STIE MAHARDHIKA 2 Pierre Patarianto, SE.,MM., adalah dosen tetap Manejemen pada STIE MAHARDHIKA

Page 7: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

untuk melihat suatu iklan. Periklanan merupakan salah satu alat promosi yang efektif untuk

memasarkan produknya pada konsumen sasaran. Periklanan sebagai alat komunikasi

perusahaan terhadap konsumennya untuk membeli produk, menikmati jasa atau menerima

gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh perusahaan. Iklan harus lebih dari sekadar

memberikan informasi kepada masyarakat namun harus dapat membujuk masyarakat agar

berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan.

Pada awal tahun 1970-an presentasi iklan masih sangat terbatas pada teknologi dan

sumber daya yang tersedia. Presentasinya masih didominasi naskah atau copy. Pada dekade

1980-an, iklan tak lagi menerapkan pendekatan demografis dalam mendekati audiens.

Pendekatan psikografis mulai diterapkan. Pada dekade ini gaya hidup mulai menjadi tema

utama. Pola bahasa iklan pun mengalami perkembangan sesuai dengan gaya hidup yang

dilekatkan pada produk. Seiring semakin terbukanya situasi ekonomi di negeri ini,

menyebabkan industri periklanan tumbuh subur. Perkembangan itu mulai menemukan

pijakannya ketika televisi swasta muncul begitu marak. Artinya, era baru bagi periklanan

Indonesia diawali dari berkembangnya iklan televisi. Televisi itu sendiri, dengan kekuatan

audio visualnya, menjadi sebuah media iklan yang efektif.

. Sebuah pesan iklan jika disampaikan oleh seseorang yang memiliki kredibilitas

yang baik, dapat dipercaya maka pesan iklan dapat dengan mudah ditangkap oleh pemirsa

dan yang lebih diharapkan lagi adalah pemirsa dapat mempercayainya.

Salah satu iklan yang menggunakan endorser selebritis adalah iklan Oreo dengan

menggunakan endorser dari kalangan selebritis yaitu Ferdy Hasan, seorang presenter yang

sangat terkenal di Indonesia. Dalam iklan tersebut menceritakan Ferdy Hasan beserta kedua

anaknya yang sedang memakan Oreo. Ferdy Hasan bercerita kepada kedua anaknya bahwa

Oreo sudah aman untuk dikonsumsi. Di samping itu juga ditampilkan pabrik Oreo yang

bersih, hiegienis. Hal tersebut menyatakan bahwa pihak Oreo menggunakan Ferdy Hasan

sebagai endorser untuk mempengaruhi pemirsa bahwa Oreo tidaklah menggunakan bahan

melamin dan sangat aman untuk dikonsumsi siapa saja bahkan anak kecil sekalipun. Dalam

Page 8: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

iklan tersebut Ferdy Hasan mengajak kedua anaknya untuk mengkonsumsi Oreo, seorang

Ferdy Hasan tidaklah mungkin mengajak anaknya untuk makan Oreo jika Oreo

mengandung melamin yang sangat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi. Pihak Oreo

menggunakan Ferdy Hasan sebagai endorsernya dikarenakan seorang Ferdy Hasan yang

dikenal sangat sayang dengan keluarga dan sebagai seorang public figure dia tidak pernah

diberitakan yang negatif, semua orang mengetahui bahwa Ferdy Hasan merupakan salah

satu presenter yang memiliki kepribadian dan perilaku yang positif.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang menjadi fokus

penelitian ini adalah : Apakah attractiveness, likability, trustworthiness, and expertise dari

seorang endorser berpengaruh terhadap niat berperilaku konsumen atas iklan Oreo biskuit

di televisi berupa brand loyalty?

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Dasar pemikiran pemasaran dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Salah

satu definisi paling singkat tentang pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara

yang menguntungkan (Kotler, 2002: 2). Pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian,

pemenuhan kebutuhan manusia dan kebutuhan sosial. Dari pemikiran serta definisi singkat

di atas, kemudian timbul definisi-definisi pemasaran yang berbeda-beda tetapi pada

hakekatnya definisi-definisi yang dikemukakan mempunyai arti dan makna yang sama.

2.2 Bauran Pemasaran

Kotler (2002: 18) mendefinisikan bauran pemasaran (marketing mix) sebagai

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasarannya dalam pasar sasaran. Terdapat beberapa alat dalam bauran pemasaran,

7

Page 9: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

McCarthy (dalam Kotler, 2002: 18) mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat

kelompok yang luas yang disebut empat P (four Ps): 1)Produk (product); 2)Harga (price);

3) Tempat (place); 4) Promosi (promotion)

.

2.3 Komunikasi Pemasaran

Kotler (2002: 627) mengungkapkan bahwa untuk berkomunikasi secara efektif,

pemasar perlu memahami elemen-elemen fundamental yang mendasari komunikasi efektif.

Gambar 1 menunjukkan suatu model komunikasi dengan sembilan elemen, antara lain:

1) Pengirim adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain atau penerima pesan.

Pengirim harus mengetahui siapa yang ingin dicapai dan tanggapan apa yang

diinginkan.

2) Pengkodean (encoding), pengirim pesan harus mengkodekan pesan mereka dalam suatu

cara dengan mempertimbangkan bagaimana pendengar sasaran menguraikan kode

pesan.

3) Pesan, merupakan suatu tanda-tanda atau lambang yang dikirimkan oleh pengirim

pesan.

4) Media, saluran atau sarana yang digunakan dalam proses komunikasi.

5) Penguraian kode (decoding) merupakan suatu proses dimana penerima pesan

memberikan pengertian pada tanda atau lambang yang dipancarkan oleh pihak pengirim

pesan.

6) Penerima adalah pihak yang menerima pesan.

7) Tanggapan (response) adalah reaksi yang dimiliki oleh penerima pesan setelah melihat

ataupun mendengar pesan-pesan yang telah dikirim.

8) Umpan balik (feedback) merupakan bagian dari tanggapan penerima yang disampaikan

kembali kepada pengirim pesan.

9) Gangguan (noise), pesan-pesan acak dan bertentangan yang dapat mengganggu

komunikasi yang diharapkan.

Page 10: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Gambar 1 Elemen-elemen dalam Proses Komunikasi

Sumber: Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Terjemahan. Jakarta: Prenhallindo. Halaman: 627.

Elemen-elemen dalam Gambar 1 dibagi dalam empat bagian. Dua elemen yang

merupakan pihak utama dalam komunikasi – pengirim dan penerima. Dua elemen yang

merupakan alat komunikasi utama – pesan dan media. Empat elemen yang merupakan

fungsi komunikasi utama – pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding),

tanggapan (response), dan umpan balik (feedback). Elemen terakhir dalam system tersebut

adalah gangguan (noise). Dalam suatu proses komunikasi pengirim pesan mengupayakan

agar pesannya sampai kepada penerima pesan. Kotler (2002: 628) mengungkapkan tiga

alasan penerima pesan atau pendengar sasaran tidak menerima pesan yang dimaksudkan,

yaitu karena hal-hal sebagai berikut: 1)Perhatian selektif (selective attention):

2)Penyimpangan selektif (selective distortion): 3)Ingatan selektif (selective recall):

2.4 Iklan

Terdapat berbagai macam definisi mengenai iklan, kata iklan (advertising) itu

sendiri berasal dari bahasa Latin “advertere” yang berarti mengalihkan pikiran (Russell

dan Lane, 1992: 33). Menurut Arens (2002: 7) advertising is the structured and composed

nonpersonal communication of information, usually paid for and usually persuasive in

PENGIRIM pengkodean

Media

Pesan Penguraian

kode

PENERIMA

Tanggapan

Umpan balik

Gangguan

Page 11: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

nature, about products (goods, services, and ideas) by identified sponsors through various

media. Artinya periklanan merupakan struktur dan susunan komunikasi informasi

nonpersonal, biasanya memerlukan pembayaran dan umumnya bersifat persuasif, tentang

produk (barang, jasa dan ide) oleh seorang sponsor tertentu melalui berbagai media.

Menurut Kotler (2003: 590) advertising is any paid form of nonpersonal presentation and

promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor. Artinya periklanan adalah

segala bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor

tertentu yang memerlukan pembayaran.

2.5. Karateristik Selebriti

Dalam mengevaluasi sumber pesan khususnya selebriti, pemasang iklan dan biro

periklanan harus mengenal karakteristik selebriti untuk kemudian disesuaikan dengan

karakteristik produk yang akan diiklankan. Menurut Clow dan Baack (2002: 358) terdapat

lima karakter dari seorang sumber pesan: (1) Attractiveness, (2) Likability, (3)

Trustworthines, (4) Expertise, dan (5) Credibility. Penelitian ini membagi karakteristik

selebriti endorser menjadi empat; attractiveness, likability, trustworthines, dan expertise.

Credibility tidak diikutsertakan dalam penelitian ini sebab Clow dan Baack (2002: 359)

berpendapat bahwa “credibility is a composite of attractiveness, trustworthines, likability,

and expertise.”

Iklan membutuhkan daya tarik dalam penyajiannya Clow dan Baack (2002: 306)

menyebutkan tujuh daya tarik iklan. Pemasang iklan biasanya memilih salah satu tipe dari

daya tarik iklan tersebut untuk membangun atau membuat sebuah iklan. Tujuh tipe daya

tarik iklan itu antara lain: 1)Daya tarik rasa takut (fear appeal), 2) Daya tarik humor (humor

appeal), 3)Daya tarik gender (gender appeal), 4)Daya tarik musikal (musical appeal), 5)

Daya tarik rasional (rasional appeal), 6)Daya tarik emosional (emotional appeal), 7)Daya

tarik kelangkaan (scarcity appeal).

Page 12: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Meskipun iklan televisi yang pada umumnya memiliki pengaruh besar terhadap

konsumen bahkan terkesan sebagai media iklan yang paling efektif, tetapi media-media lain

seperti surat kabar, tabloid, dan majalah juga masih diminati oleh para pengiklan. Hal ini

antara lain dikarenakan iklan-iklan televisi, selain memiliki kelebihan-kelebihan, iklan

televisi juga diliputi oleh berbagai kelemahan dan keterbatasan. Sebagian besar pengiklan

merasa bahwa tingkat kekacauan televisi mempersulit pencapaian kesadaran konsumen

mengenai suatu pesan tertentu. Meningkatnya kekacauan hanya sebagian saja yang

disebabkan oleh bertambahnya jumlah waktu yang tersedia untuk iklan-iklan televisi.

Dewasa ini, lebih dari 20 persen iklan jaringan mempunyai panjang 15 detik yang membuat

konsumen sulit membedakan pesan-pesan para pengiklan.

2.6 Niat Berperilaku (Behavioral Intentions)

Niat berperilaku tercipta melalui proses pilihan atau keputusan dimana kepercayaan

tentang dua jenis konsekuensi – Aact dan SN – dipertimbangkan serta diintegrasikan untuk

mengevaluasi perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Untuk lebih jelasnya

mengenai pendapat di atas Fishbein dan Ajzen (dalam Loudon dan Bitta, 1988: 519)

menjelaskannya dalam suatu Gambar 2.2 mengenai The Relationship of Components in

Fishbein’s Behavioral Intentions Attitude Model, dalam gambar tersebut dapat diketahui

bahwa niat berperilaku dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif yang selanjutnya

mengarah pada perilaku.

Page 13: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Gambar 2 The Relationship of Components in

Fishbein’s Behavioral Intentions Attitude Mode

Sumber: Loudan, David and Albert J. Della Bitta. 1988. Consumer Behavior: Consepts and Aplications. Third Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. p: 519.

Bush et. al. (2004: 110) berpendapat bahwa behavioral intentions atau niat

berperilaku adalah “an outcome of socialization that may be of particular importance to

advertiser because it is related to favorable and unfavorable behaviors consumers may

exhibit toward a brand.” Niat berperilaku adalah akibat dari sosialisasi yang merupakan

sesuatu yang sangat penting untuk pengiklan karena berhubungan dengan perilaku

konsumen yang menunjukkan kesan baik dan kesan kurang baik terhadap merek yang

Kepercayaan mengenai

konsekuensi dari perilaku

Evaluasi terhadap konsekuensi dari

perilaku

Kepercayaan mengenai persepsi

orang lain

Motivasi untuk memenuhi

persepsi orang lain

Sikap terhadap perilaku

Norma subyektif terhadap perilaku

Niat berperilaku atau Behavioral

Intentions

Faktor-faktor penghambat lain

Behavior

Page 14: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

diiklankan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bush et. al. (2004) niat berperilaku

didefinisikan berdasarkan tiga dimensi berikut ini:

1. Product switching or complaining behavior.

2. Favorable or positive word of mouth.

3. Brand loyalty.

2.7 Pengaruh Karakteristik Selebriti Endorser Terhadap Niat Berperilaku

Menurut Kotler (2002: 664) para pemasar telah menggunakan tokoh-tokoh terkenal

sejak dulu untuk mendukung produk mereka. Tokoh yang dipilih dengan cermat setidaknya

dapat menarik perhatian terhadap produk atau merek. Oleh karena itu pemasar mau

membayar mahal untuk menampilkan selebriti dalam iklan mereka, seperti halnya pendapat

Shimp (2003: 93) “advertiser and their agencies are willing to pay huge salaries to

selebritis who are liked and respected by target audiences and who will, it is hoped,

favorable influence consumers’ attitude and behavior toward the endorsed brand.”

Selebriti diharapkan dapat mempengaruhi secara positif sikap serta perilaku konsumen

terhadap merek yang menggunakan selebriti sebagai pendukung iklannya. Memanfaatkan

public figure terkenal sebagai endorser, diakui memang lebih mudah mempengaruhi

psikologis konsumsi konsumen. Artinya pesan bisa saja sekedar lewat telinga konsumen

tetapi kalau ada bintang yang konsumen kenal dalam membawakan pesan itu, pesan

berpeluang besar terekam kuat oleh konsumen.

Dengan kata lain iklan-iklan yang ditayangkan di televisi dengan menggunakan

selebriti sebagai endorser dapat memotivasi serta mempengaruhi pemirsa dalam hal sikap

dan perilaku.

III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Page 15: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Model analisis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mengggambarkan

pengaruh persepsi atas karakteristik selebriti sebagai endorser suatu iklan terhadap variabel

niat berperilaku yaitu brand loyalty. Penggunaan selebriti ini dianggap sangat berpengaruh

baik positif maupun negatif terhadap niat berperilaku. Variabel-variabel yang diteliti

meliputi pengaruh beberapa karakteristik umum yang melekat pada selebriti, antara lain:

attractiveness, likability, trustworthines, dan expertise terhadap variabel-variabel niat

berperilaku brand loyalty.

Model analisis yang menjadi kerangka berpikir dalam penelitian ini ditunjukkan pada

Gambar 3 sebagai berikut:

Karakteristik Selebriti Behavioral Intentions

Gambar 3 Model Analisis

Sumber: Bush, Alan J., Craig A. Martin and Victoria D. Bush. 2004. Sports Celebrity Influence on The Behavioral Intentions of Generation Y. Journal of Advertising Research.

March, p. 108-117. Disesuaikan.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian serta teori-teori yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang

signifikan dari persepsi atas karakteristik yang dimiliki oleh endorser di iklan Oreo biskuit

di televisi yang terdiri dari attractiveness, likability, trustworthiness dan expertise terhadap

niat berperilaku brand loyalty di Surabaya.

Attractiveness

Likability

Trustworthiness

Expertise

Brand Loyalty

Page 16: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

VI. METODE PENELITIAN

4.1 Populasi dan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling,

dalam pengambilan sample non probability probabilitas dari elemen populasi yang dipilih

adalah tidak diketahui. Dapat diartikan pula bahwa non probability sampling merupakan

pemilihan sampel dari populasi tidak acak, dan pada teknik ini pengetahuan pribadi dan

opini digunakan sebagai dasar pemilihan sample sehingga tidak semua elemen populasi

mempunyai peluang yang sama untuk terpilih. Penarikan sampel dilakukan dengan dua cara

yaitu, judgment sampling dan accidental sampling. Pengambilan sampel keputusan

(judgment sampling), sample dipilih berdasarkan Penilaian atau pandangan dari peneliti

(peneliti melakukan justifikasi) berdasarkan maksud penelitian. Accidental sampling

merupakan penarikan sampel yang didasarkan pada seseorang yang kebetulan ditemui atau

bisa dijadikan anggota sampel.

4.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan model penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penelitian

ini melibatkan dua jenis variabel:

1. Variabel bebas (independent variable), yang digunakan dalam penelitian ini adalah

persepsi atas karakteristik yang dimiliki oleh Ferdy Hasan sebagai endorser iklan Oroe

biscuit di televisi yang meliputi:

1) Attractiveness (X1)

Penilaian atas variabel attractiveness berdasarkan pada indikator-indikator sebagai

berikut:

X1.1 Ferdy Hasan memiliki daya tarik dari segi ketampanan.

X1.2 Secara personality Ferdy Hasan mempunyai citra yang baik.

X1.3 Ferdy Hasan memiliki penampilan yang menarik.

Page 17: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

2) Likability (X2)

Penilaian atas variabel likability berdasarkan pada indikator-indikator sebagai berikut:

X2.1 Perilaku dari Ferdy Hasan memberi kesan yang menyenangkan.

X2.2 Ferdy Hasan berperilaku sesuai dengan harapan pemirsa.

X2.3 Tindakan serta perilaku Ferdy Hasan menimbulkan perasaan suka, kagum dan

simpati terhadap Ferdy Hasan .

3) Trustworthiness (X3)

Penilaian atas variabel trustworthiness berdasarkan pada indikator-indikator sebagai

berikut:

X3.1 Ferdy Hasan mempunyai kejujuran dalam menyampaikan pesan mengenai Oreo

biskuit.

X3.2 Ferdy Hasan juga menjadi pengguna Oreo biskuit.

X3.3 Ferdy Hasan dapat meyakinkan pemirsa mengenai pesan yang disampaikan

dalam iklan Oreo biskuit.

4) Expertise (X4)

Penilaian atas variabel expertise berdasarkan pada indikator-indikator sebagai berikut:

X4.1 Ferdy Hasan memiliki pengetahuan mengenai Oreo biskuit

X4.2 Ferdy Hasan mampu mengiklankan Oreo biskuit

X4.3 Ferdy Hasan mempunyai kualitas yang bagus dalam iklan Oreo biskuit.

Pengukuran untuk variabel-variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan

skala Likert, dengan empat tingkat untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung

oleh skala lima tingkat :

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Setuju

4 = Sangat Setuju

Page 18: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

2. Sedangkan yang menjadi variabel tergantung (dependent variable) adalah niat

berperilaku (behavioral intentions) Brand Loyalty (Y1).

Adapun yang menjadi ukuran dari dimensi brand loyalty antara lain:

Y1.1 Secara terus-menerus akan menggunakan Oreo biskuit

Y1.2 Berani membayar lebih pada produk Oreo Biskuit meskipun ada pesaing yang

menawarkan harga lebih rendah.

Pengukuran untuk variabel-variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan skala

Likert, dengan empat tingkat untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala

lima tingkat (Hadi, 1991: 19) dengan pernyataan sebagai berikut: a) 1 = Sangat Tidak

Setuju; b)2 = Tidak Setuju, c) 3 = Setuju, d) 4 = Sangat Setuju

4.3 Teknik Analisis Data

Semua pengujian dilakukan dengan bantuan komputer progam SPSS. Tk 11,5

V. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis

a.Validitas

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data penelitian, dan

dalam menguji validitas kuesioner tersebut digunakan pendekatan dengan Pearson

correlation. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-

masing skor indikator dengan total skor konstruk. Menurut Pritchard, Havitz dan Howard

(1999: 333-348) item yang dikatakan konsisten secara internal adalah item yang memiliki

korelasi dengan skor total > 0,40.

Page 19: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Bebas

Variabel Bebas Indikator Korelasi dengan total variabel

X1.1 0,550

Attractiveness X1.2 0,427

X1.3 0,427

X2.1 0,701

Likability X2.2 0,860

X2.3 0,601

X3.1 0,543 Trustworthiness X3.2 0,341 X3.3 0,543

X4.1 0,516 Expertise X4.2 0,731 X4.3 0,731

Sumber : data sekunder yang diolah peneliti

Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh indikator dari variabel Bebas yang terdiri

dari attractiveness, likability, trustworthiness dan expertise mempunyai tingkat korelasi

yang cukup tinggi yaitu lebih besar dari 0,4. Artinya adalah keseluruhan indikator atau item

pertanyaan konsisten terhadap total variabel, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh

indikator dinyatakan valid dan dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Sedangkan hasil pengujian validitas pada variabel tergantung dapat dilihat pada

tabel berikut :

Page 20: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Tabel 2 Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Tergantung

Variabel Tergantung Indikator Korelasi dengan total variabel

Brand Loyalty Y1.1 1.000 Y1.2 1.000

Sumber : data sekunder yang diolah peneliti

Dari hasil Pearson Correlation untuk variabel tergantung terlihat bahwa korelasi

masing-masing indikator terhadap variabel brand loyalty menunjukkan hasil yang

signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator dalam variabel

tergantung dinyatakan valid.

b. Reliabilitas

Untuk mengukur tingkat reliabilitas variabel, penelitian ini menggunakan koefisien

Cronbach’s Alpha. Menurut Maholtra (dalam Widayat, 2004: 87) item pengukuran

dikatakan reliabel jika memiliki nilai koefisien alfa paling tidak 0,6. Hasil pengujian

reliabilitas dengan menggunakan koefisien Cronbach‘s Alpha dalam tabel diatas,

memperlihatkan nilai koefisien reliabilitas pada masing-masing variabel lebih dari 0,6. Hal

ini menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas dengan koefisien Cronbach‘s Alpha

dinyatakan reliable. Berikut hasil pengujian Alpha Cronbach pada seluruh variabel:

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Attractiveness 0.6345 Likability 0.8852

Trustworthiness 0.6311 Expertise 0.7776 Brand loyalty 1.0000

Sumber : data sekunder yang diolah peneliti

Page 21: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linear berganda, yaitu

analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel bebas (X) terhadap

vaeiabel tergantung (Y). Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari empat variabel

yang merupakan karakteristik endorser, yaitu attractiveness, likability, trustworthiness dan

expertise. Sedangkan variabel tergantungnya adalah brand loyalty. Dari hasil pengujian

regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS for windows versi 10.00 dapat

diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung, sebagai berikut:

Sumber : data sekunder yang diolah peneliti

Dari hasil R2 (R Square) dari tabel di atas menunjukkan bahwa 81.9% dari variabel

brand loyalty dapat dijelaskan oleh perubahan oleh variabel attractiveness, likability,

trustworthiness dan expertise.

Tabel 5

Sumber : data sekunder yang diolah peneliti

ANOVA b

14.696 4 3.674 107.246 .000 a 3.254 95 3.426E-02

17.950 99

Regression Residual Total

Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Expertise, Attractiveness, Likability, Trustworthiness a. Dependent Variable: Brand loyalty b.

Tabel 4 , Model Summary

.905 a .819 .811 .19 .661 Model 1

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-W atson

Predictors: (Constant), Expertise, Attractiveness, Likability, Trustworthiness

a.

Dependent Variable: Brand loyalty b.

Page 22: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

Dari tabel 5 mengindikasikan bahwa regresi linear berganda secara statistik sangat

signifikan nilai rata-rata = 3.674 dengan nilai uji statistik F= 107,246 dan P-value = 0.000

lebih kecil dari ά = 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang berarti dari

karakteristik endorser terhadap niat berperilaku brand loyalty.

Tabel 6

Coefficientsa

-1.653 .294 -5.617 .000.403 .065 .278 6.197 .000 .186 .537 .271 .948 1.055

-.301 .060 -.293 -5.051 .000 .174 -.460 -.221 .569 1.758.745 .105 .558 7.103 .000 .745 .589 .310 .309 3.233.581 .077 .498 7.563 .000 .808 .613 .330 .440 2.272

(Constant)AttractivenessLikabilityTrustworthinessExpertise

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Brand loyaltya.

Sumber : data sekunder yang diolah peneliti

Dari tabel 6 terlihat bahwa nilai VIF berkisar antara 1-3 sehingga masih dapat dianggap

tidak terjadi multicollinearity (atau tepatnya hanya low collinearity).

Persamaan regresi berganda yang diperoleh dengan menggunakan metode least squares

criterion adalah :

Y = - 1.653 + 0.403X1 – 0.301X2 + 0.745X3 + 0.581X4

4.3. Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam uji F

yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dari persepsi atas karakteristik yang dimiliki oleh

endorser di iklan Oreo Cookies di televisi yang terdiri dari attractiveness, likability,

trustworthiness dan expertise terhadap niat berperilaku brand loyalty di Surabaya. Dari

Page 23: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

hasil Uji t juga didapatkan hasil bahwa masing-masing variable bebas yaitu attractiveness,

likability, trustworthiness dan expertise secara parsial ada pengaruh terhadap variablel

tergantung brand loyalty, hal ini dapat dilihat dari nilai P-value = 0.000 lebih kecil dari ά =

0,.05. dan dilihat dari nilai correlation partialnya didapatkan yang mempunyai nilai yang

paling tinggi adalah variabel expertise sebesar 0.613, dari hal ini dapat dikatakan bahwa

variabel expertise memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap variabel tergantung

brand loyalty. Pada variabel likability terdapat tanda negatif yang menunjukkan adanya

arah yang berlawanan dengan variabel brand loyalty. Jika variabel likability dari

karakteristik endorser meningkat maka variabel brand loyalty menurun dan sebaliknya jika

variabel likability dari karakteristik endorser menurun maka variabel brand loyalty

meningkat.

Hasil penelitian ini menjadi pendukung akan pendapat bahwa seorang selebriti

sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat

dapat dipercaya dan adanya kesukaan (Kotler, dalam Royan, 2005: 8). Ferdy Hasan

sebagai salah satu selebritis yang cukup dikenal mampu memberikan warna dan getaran

pada produk yang diiklankan, dan dipercaya mampu membantu menciptakan ikatan

emosional dengan produk Oreo Cookies. Pemilihan selebriti Ferdy Hasan sebagai sosok

kepala keluarga yang baik berfungsi untuk menarik pelanggan ibu-ibu rumah tangga.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat disimpulkan:

1. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terjawab dari hasil pengujian dengan

menggunakan regresi linear berganda dengan hasil dari R2 (R Square) dati tabel di atas

menunjukkan bahwa 81.9% dari variabel brand loyalty dapat dijelaskan oleh perubahan

oleh variabel attractiveness, likability, trustworthiness dan expertise.

2. Nilai uji statistik F= 107,246 dengan P-value = 0.000 lebih kecil dari ά = 0.05,

mengindikasikan bahwa regresi berganda secara statistik sangat signifikan sehingga

Page 24: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang berarti dari karakteristik endorser terhadap

niat berperilaku brand loyalty.

3. Nilai uji t = 6,197 untuk variabel attractiveness, nilai corelation partialnya = 0.537

dengan P-value = 0.000 yang lebih kecil dari ά = 0,.05 sehingga dapat dikatakan ada

pengaruh yang berarti dari variabel attractiveness secara individu terhadap variabel

brand loyalty.

4. Nilai uji t untuk variabel likability sebesar -5.051 dan nilai corelation partialnya = -

0.221dengan P-value = 0.000 yang lebih kecil dari ά = 0,.05 sehingga dapat dikatakan

ada pengaruh yang berarti dari variabel likability secara individu terhadap variabel

brand loyalty. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah variabel likability berlawanan

dengan variabel brand loyalty. Jika variabel likability dari karakteristik endorser

meningkat maka variabel brand loyalty menurun dan sebaliknya jika variabel likability

dari karakteristik endorser menurun maka variabel brand loyalty meningkat.

5. Nilai uji t untuk variabel trustworthiness = 7.103, nilai corelation partialnya = 0.589

dengan P-value = 0.000 yang lebih kecil dari ά = 0,.05 sehingga dapat dikatakan ada

pengaruh yang berarti dari variabel trustworthiness secara individu terhadap variabel

brand loyalty.

6. Sedangkan nilai uji t untuk variabel expertise = 7.563, nilai corelation partialnya =

0.613 dengan P-value = 0.000 yang lebih kecil dari ά = 0,.05 dapat dikatakan juga ada

pengaruh yang berarti dari variabel expertise secara individu terhadap variabel brand

loyalty.

Melihat hasil simpulan diatas dapat diketahui bahwa nilai uji t dan nilai corelation

partial yang tertinggi adalah variabal expertise dalam artian bahwa persepsi expertise atau

keahlian atas karakteristik Ferdy Hasan sebagai endorser dalam iklan Oroe Cookies di

televisi memiliki pengaruh terbesar atau yang paling dominan terhadap behavioral

intentions brand loyalty para ibu rumah tangga di Surabaya.

Page 25: Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi · PDF fileSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika . ... (kuesioner, kasus, ... Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang

DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, 2002, Auditing dan Pelayanan

Verifikasi Terpadu, Edisi ke-9, Prentice Hall. Inc., New Jersey. Arnould, Eric., Price, Linda., and George Zinkhan. 2003. Consumers. New York: Firt

Edition, McGraw-Hill. Assael, Henry, 1995, Consumer Behavior and Marketing Action, 5th ed, South Western

College Publishing, Ohio Belch, G.E and M. A. Belch. 2004. Advertising and Promotion: an Integrated Marketing

Commnunications Perspective, 6th ed., The McGraw-Hill/lrwin, NewYork Bush, R. F., Bloch, P. H. & Dawson, S. (1989), ‘Remedies for Product Counterfeiting,’

Business Horizon, January-February, pp. 59-65 Clow, Kenneth E. dan Donald Baack. Integrated Advertising, Promotion, and Marketing

Communication. 2002. United States of America: Prentice Hall Kotler. P. 1997. Manajemen Pemasaran. : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan Kontrol,

Jilid I. PT Prenhallindo, Jakarta Loudan, David and Albert J. Della Bitta. 1988. Consumer Behavior: Consepts and

Aplications. Third Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. p: 519. Russell J.Thomas and W.Ronald Lane (1992), Tata Cara Periklanan Kleppner ,

Jakarta:Elex Media Komputindo Shimp, Terence A., 2003, Promotion Management & Marketing Communication, The

Dryden Press, Florida