disusun oleh : nama : audy lestari nim : 201318959 …
TRANSCRIPT
KUALITAS PELAYANAN UNTUK PENYANDANG DISABILITAS DI
BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Strata-1
Disusun oleh :
Nama : Audy Lestari
NIM : 201318959
PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
BANDUNG
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan Usulan
Penelitian / Skripsi ini tepat pada waktunya. Usulan Penelitian / Skripsi dengan
judul “KUALITAS PELAYANAN UNTUK PENYANDANG DISABILITAS DI
BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG.” Sebagai persyaratan
dalam mengikuti Seminar Usulan Penelitian / menyusun skripsi program Strata-1
Program Studi Industri Perjalanan, Jurusan Perjalanan Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
Dalam menyusun Usulan Penelitian / Skripsi ini penulis menyadari bahwa
tugas akhir ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghormatan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Anang Sutono., MM.Par., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM, selaku Kepala Bagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
3. Bapak M. Robbith Subandi, MM.Par., M.SC, selaku Ketua Program Studi
Industri Perjalanan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sekaligus selaku
dosen pembimbing 1.
4. Bapak Rachmat Muljawan, Drs., MM. Par. selaku dosen pembimbing 2 atas
waktu dan sarannya membimbing penulis.
ii
5. Seluruh dosen pengajar dan karyawan Program Studi Industri Perjalanan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
6. Bapak Tuningsih selaku Finance, ADM. & Commercial Manager PT.
Angkasa Pura II Bandung.
7. Bapak Mabruri selaku unit SDM & Umum PT. Angkasa Pura II Bandung.
8. Seluruh staff PT. Angkasa Pura II Bandung.
9. Kepada orangtua tercinta, Bapak Asep Supriyatna dan Ibunda Haziliana yang
telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan motivasi dan
materil kepada penulis sampai sekarang.
10. Kepada Trianto Prabowo yang selalu mendukung penulis sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
11. Kepada Dara Milital, Hana Renata, Shinta apprilya, Chinthia Oktavianny,
Nadira Tajhana, Ambar Puji, dan Yasinta Dea sahabat ya penulis sayangi.
12. Seluruh teman-teman di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, khususnya
Program Studi Industri Perjalanan angkatan 2013.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu , yang turut
membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari dalam penyusunan Usulan
Penelitan / Skripsi ini, baik mengenai bahasa maupun isi masih jauh dari kata
sempurna untuk memenuhi syarat ilmiah, saran dan kritik yang sifatnya
membangun saya harapkan dari semua pihak.
Bandung, 12 Juli 2017
Audy Lestari
iii
ABSTRAK
Pada perayaan Hari Pariwisata Sedunia tahun 2016, UNWTO mengangkat
isu ’’Tourism Promoting Universal Accessibility”. Didalamnya membahas isu
pariwisata salah satunya yaitu, hak mendasar dalam berwisata diseluruh dunia
harus dipastikan terpenuhi bagi tiga kalangan salah satunya yaitu, penyandang
disabilitas. Hal ini dapat diartikan bahwasanya kegiatan berwisata berlaku untuk
semua individu tanpa terkecuali. Khususnya untuk penyadang disabilitas yang
memerlukan pelayanan dan penangan yang khusus maka harus tersedia pula
pelayanan yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada.
Menurut (Tjiptono, 2007) Kualitas Pelayanan adalah "Segala bentuk aktivitas
yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen." Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa optimalnya kualitas pelayanan yang
diberikan oleh PT. Angkasa Pura II untuk penyandang disabilitas di Bandar
Udara Husein Sastranegara Bandung.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif,
karena hanya akan meneliti dan berfokus pada satu variabel saja. Yang dijadikan
objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengguna jasa disabilitas di Bandar
Udara Husein Sastranegara Bandung. Dalam penelitian ini penulis menerapkan
pengambilan sample Purposive Sampling dengan jumlah 60 orang responden
dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner.
Menurut hasil penelitian maka didapatkan kesimpulan bahwa, pemenuhan
persepsi pengguna jasa disabilitas mengenai kualitas pelayanan yang diberikan
PT. Angkasa Pura II Bandung kepada pengguna jasa disabilitas yang
menggunakan jasa Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung sebesar 78,6%
untuk dimensi Jaminan (assurance), sebesar 77,0% untuk dimensi Keandalan
(reliability), sebesar 76,8% untuk dimensi Daya tanggap (responsiveness), sebesar
76,2% untuk dimensi Fasilitas fisik (tangible), dan sebesar 74,4% untuk dimensi
Empati (emphaty).
iv
ABSTRACT
At the celebration of 2016 International Tourism Day, UNWTO brought
“Tourism Promoting Universal Accessibility” as a topic. Which discussed
Tourism Issues, one of it was, fundamental right of tourism around the world must
be fulfilled for three community, precisely the People with Disabilities. It meant
that tourism activities are applicable for all individuals with no exception.
Specially for People with Disabilities that needs special services & treatments,
that’s why there must be treatments in accordance to the Standard Operational
Procedure (SOP). As (Tjiptono, 2007) said “Service Quality is any form of
activities that company do to fulfill consumer expectations.” This research is
made to discover how optimal the services quality that PT. Angkasa Pura II gave
for People with Disabilities in Husein Sastranegara Airport.
In this research, writer used the descriptive methodology. Because it will
only inspect and focus on one variable only. The object of this research is The
Disabled People Facilities users in Husein Sastranegara Airport II, Bandung. In
this research, writer applied Purposive sampling as the sampling technique with
60 respondents data using questionnaire.
By the result of the research, it can be concluded that Disabled People
Facilities user’s perception about quality service that PT. Angkasa Pura have
given to People with Disabilities who used Husein Sastranegara Airport is at
78.6% for Assurance, 77.0% for Reliability, 76.8% for Responsiveness, 76.2% for
Tangibility, and 74.4% for Empathy.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ............................................................. 4
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Paparan Konseptual ...................................................................................... 8
1. Jasa .......................................................................................................... 8
2. Kualitas Pelayanan .................................................................................. 9
3. Dimensi Kualitas ................................................................................... 10
4. Disabilitas .............................................................................................. 11
5. Hak Penyandang Disabilitas dalam Pariwisata ..................................... 13
6. Bandar udara .......................................................................................... 15
7. SOP Bandar Udara untuk Penyandang Disabilitas ................................ 16
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 19
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 19
B. Objek Penelitian ......................................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 20
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 21
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 21
2. Alat Pengumpulan Data ......................................................................... 23
3. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ............................... 24
4. Teknik Analisis Data ............................................................................. 29
5. Operasionalisasi Variabel ...................................................................... 30
6. Jadwal Penelitian .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 35
A. Analisis dan Pembahasan ........................................................................... 35
1. Profil Pengguna Jasa ............................................................................ 35
2. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai
fasilitas fisik (Tangibles) di Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung ......................................................................................... 39
3. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai empati
(Emphaty) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
dalam melayani .................................................................................... 53
4. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai daya tanggap
(responsiveness) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung dalam melayani ..................................................................... 59
vi
5. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai keandalan
(Reliability) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung dalam melayani ..................................................................... 65
6. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai jaminan
(Assurance) dari pengelola Bandar Udara Huseinsastranegara Bandung
dalam melayani .................................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................. 78
A. Kesimpulan .................................................................................................. 78
B. Rekomendasi ............................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Data Kunjungan Pengguna Jasa Kedatangan Dan Keberangkatan Ke Kota
Bandung Melalui Bandar Udara Husein Sastranegara ....................................... 2
2.1 Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara Untuk Penyandang
Disabilitas ......................................................................................................... 17
3.1 Tabel Korelasi Validitas ................................................................................... 25
3.2 Tabel Realibilitas ............................................................................................. 29
3.3 Matriks Operasional Variabel .......................................................................... 31
3.4 Jadwal Penelitian .............................................................................................. 34
4.1 Jenis Kelamin ................................................................................................... 35
4.2 Usia .................................................................................................................. 36
4.3 Pekerjaan .......................................................................................................... 36
4.4 Frekuensi Menggunakan Jasa Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung .......................................................................................................... 37
4.5 Daerah Asal ...................................................................................................... 38
4.6 Ketersediaan Dan Kelengkapan Fasilitas Ramp .............................................. 39
4.7 Ketersediaan Dan Kelengkapan Fasilitas Toilet Khusus ................................ 40
4.8 Ketersediaan Dan Kelengkapan Fasilitas Lift Khusus .................................... 40
4.9 Ketersediaan Dan Kelengkapan Area Tunggu Khusus .................................... 41
4.10 Ketersediaan Petunjuk Atau Bantuan Khusus ............................................... 41
4.11 Kesiapan Dan Kebersihan Ramp .................................................................. 42
4.12 Kesiapan Dan Kebersihan Toilet Khusus ...................................................... 42
4.13 Kesiapan Dan Kebersiahan Lift Khusus ........................................................ 43
4.14 Kesiapan Dan Kebersihan Area Tunggu Khusus ........................................... 43
4.15 Tersedianya Fasilitas Keamanan Dan Keselamatan Di Ramp ....................... 44
4.16 Tersedinya Fasilitas Keamanan Dan Keselamatan Di Toilet Khusus ............ 44
4.17 Tersedianya Fasilitas Keamanan Dan Keselamatan Di Lift Khusus ............. 45
4.18 Tersedianya Fasilitas Keamanan Dan Keselamatan Di Area Tunggu Khusus45
4.19 Kerapihan Penampilan Petugas Pemberi Jasa ................................................ 46
4.20 Analisis Deskriptif Statistik Fasilitas Fisik (Tangibles) ................................ 47
4.21 Deskriptif Statistik Fasilitas Fisik (Tangibles) ............................................... 48
4.22 Perhatian Dan Tanggap Terhadap Keluhan Pengguna Jasa Disabilitas
................................................................................................................................ 54
4.23 Keramahan Petugas Pemberi Jasa .................................................................. 54
4.24 Pelayanan Kepada Semua Pengguna Jasa Disabilitas Tanpa Memandang
Perbedaan ............................................................................................................... 55
4.25 Statistik Deskriptif Empati (Emphaty) ........................................................... 56
4.26 Statistik Deskriptif Empati (Emphaty) ........................................................... 56
4.27 Kemampuan Petugas Pemberi Jasa Untuk Cepat Tanggap Menyelesaikan
Keluhan Pengguna Jasa .......................................................................................... 59
4.28 Petugas Pemberi Jasa Memberikan Informasi Yang Jelas Dan Mudah
Dimengerti.............................................................................................................. 60
4.29 Tindakan Cepat Pada Saat Pengguna Jasa Membutuhakan ........................... 60
4.30 Analisis Deskriptif Statistik Daya Tanggap (Responsiveness) ...................... 61
4.31 Statistik Deskriptif Daya Tanggap (Responsiveness) .................................... 62
4.32 Prosedur Pelayanan Yang Cepat Dan Tepat .................................................. 65
viii
4.33 Konsistensi Kinerja Pelayanan Yang Diberikan ........................................... 66
4.34 Pusat Informasi Memberikan Informasi Yang Jelas ..................................... 67
4.35 Deskriptif Statistik Keandalan (Reliability) ................................................... 67
4.36 Statistik Deskriptif Keandalan (Reliability) .................................................. 68
4.37 Pengetahuan Dan Kemampuan Petugas Pemberi Jasa ................................... 71
4.38 Keterampilan Petugas Pemberi Jasa Dalam Melayani ................................... 72
4.39 Pelayanan Yang Sopan Dan Ramah .............................................................. 72
4.40 Jaminan Keamanan Dan Kepercayaan Terhadap Pelayanan ......................... 73
4.41 Ketepatan Petugas Pemberi Jasa Dalam Menjawab Pertanyaan .................... 73
4.42 Analisis Deskriptif Statistik Jaminan (Assurance) ......................................... 74
4.43 Statistik Deskriptif Jaminan (Assurance) ....................................................... 75
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Hak Kebudayaan Dan Pariwisata Bagi Penyandang Disabilitas...................... 14
2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 18
4.1 Diagram Kontrol Fasilita Fisik (Tangibles) ..................................................... 49
4.2 Diagram Kontrol Empati (Emphaty) ................................................................ 57
4.3 Diagram Kontrol Keandalan (Reliability) ........................................................ 63
4.4 Diagram Kontrol Keandalan (Reliability) ........................................................ 69
4.5 Diagram Kontrol Jaminan (Assurance) ............................................................ 76
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bandung merupakan ibu kota Jawa Barat yang saat ini telah menjadi
salah satu destinasi pilihan wisatawan untuk berlibur, Kota Bandung menawarkan
beragam jenis pilihan aktivitas wisata mulai dari wisata kuliner, wisata belanja,
wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan yang menarik untuk dijadikan
pilihan berlibur. Didukung oleh Kota Bandung yang saat ini memilik Bandar
Udara Internasional yaitu Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara yang
terletak di Jalan Pajajaran No. 156, kelurahan Husein Sastranegara, kecamatan
Cicendo, kota Bandung.
Bandar Udara merupakan prasarana bagi pelayanan jasa angkutan udara,
dimana di dalamnya terdapat pelayanan jasa penumpang udara. Menurut
(Tjiptono, 2011) Kualitas Pelayanan Adalah "Segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen."
Berikut adalah jumlah data kunjungan wisatawan yang datang ke
Bandung melalui Bandar Udara Huseinsastranegara dalam kurun waktu 5 tahun
2010 – 2015 menurut Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kota
Bandung (PPID Kota Bandung) :
2
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN PENGGUNA JASA
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KE KOTA BANDUNG MELALUI
BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
7.990.407 6.388.447 6.524.071 7.073.615 7.038.837 7.603.193
Sumber :https://ppid.bandung.go.id/informasi/data-kunjungan-wisatawan/
Pelayanan jasa penumpang pesawat udara dapat diartikan sebagai
pelayanan jasa yang diberikan kepada setiap penumpang di terminal Bandar
udara. Baik di area terminal keberangkatan (departure) maupun di area terminal
kedatangan (arrival), yang diusahakan oleh pengelola Bandar udara atau oleh
Bandan Usaha Kebandarudaraan.
Pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara yaitu PT. Angkasa Pura II
selaku penyelenggara sektor transportasi udara dituntut untuk dapat menyediakan
fasilitas dan selalu memberikan pelayanan waktu, kenyamanan dan keselamatan
penerbangan. Untuk memenuhi harapan tersebut, pelayanan bandara perlu
ditunjang dengan fasilitas dan pelayanan yang handal.
Pada perayaan Hari Pariwisata Sedunia 2016, UNWTO mengangkat isu
’’Tourism Promoting Universal Accessibility”. Didalamnya membahas beberapa
isu pariwisata salah satunya yaitu, hak-hak mendasar dalam berwisata di seluruh
dunia harus dipastikan terpenuhi bagi tiga kalangan yaitu: penyandang disabilitas,
kalangan lanjut usia (lansia), dan wisatawan keluarga yang membawa anak kecil
dalam melakukan kegiatan berwisata. Hal ini sekaligus ditujukan kepada otoritas
3
di Indonesia, khususnya stakeholder yang bergerak di bidang industri pariwisata,
untuk memperhatikan aspek – aspek infrastruktur yang berkaitan dengan proses
kegitan berwisata agar dapat diakses dan ramah bagi tiga kalangan wisatawan
tersebut. Di Indonesia, implementasi fasilitas publik yang ramah dan khusus
ditujukan bagi semua kalangan, khususnya yang memiliki keterbatasan fisik
(penyandang disabilitas) dan lanjut usia, diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
Menurut Pasal 1 Global Code of Ethics for Tourism “Saling
Menghormati” yang menyatakan bahwa “Kontribusi kepariwisataan untuk
membangun saling pengertian dan saling menghormati antar penduduk dan
masyarakat (Tourism's contribution to mutual understanding and respect between
peoples and societies)”. Hal ini dapat diartikan bahwasanya kegiatan berwisata
atau tourism berlaku untuk semua individu tanpa terkecuali tanpa adanya
perbedaan atau diskriminasi.
Khususnya untuk penyadang disabilitas yang memerlukan perhatian dan
penangan yang khusus maka harus tersedia pula pelayanan yang sesuai dengan
standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku untuk penyandang disabilitas,
seperti pelayanan di Bandar Udara yang merupakan pintu masuk wisatawan yang
ingin mengunjungi suatu negara, wilayah, atau daerah. Maka dari itu
diperlukannya kesiapan pelayanan khusus oleh pihak Bandar Udara yang
diperuntukan untuk penyandang disabilitas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Tuningsih selaku Finance,
ADM. & Commercial Manager dan Bapak Bayu selaku staff operasional PT.
Angkasa Pura II Bandung juga observasi penulis di lokasi penelitian, penulis
4
melihat dalam satu jadwal penerbangan terdapat 1-2 orang penyandang tuna daksa
yang menggunakan jasa bandar udara Husein Sastranegara.
Belum terdapatnya penelitian yang membahas tentang kualitas pelayanan
untuk penyandang disabilitas di Bandar udara Husein Sastranegara Bandung
mengakibatkan pihak pengelola yaitu PT. Angkasa Pura II Bandung belum dapat
menilai seberapa optimalnya kualitas pelayanan yang diperuntukan untuk
pengguna jasa disabilitas di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengambil judul “Kualitas Pelayanan
Untuk Penyandang Disabilitas di Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung”
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, sebagai rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Seberapa optimalnya kualitas pelayanan
yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura II untuk penyandang disabilitas di
Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung ?”
2. Pembatasan Masalah
a. Peneliti membatasi penelitian ini hanya di area terminal
keberangkatan dan kedatangan penumpang domestik dan Internasional
Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.
b. Peneliti meneliti kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT. Angkasa
Pura II terhadap penumpang penyandang disabilitas tuna daksa di
area terminal keberangkatan dan kedatangan domestik dan
Internasional di Bandar Udara Husein Sastranegara.
5
C. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai
fasilitas fisik di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung?
b. Bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai
empati dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung dalam
melayani ?
c. Bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai daya
tanggap dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung dalam
melayani ?
d. Bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai
keandalan dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
dalam melayani ?
e. Bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai
jaminan dari pengelola Bandar Udara Huseinsastranegara Bandung dalam
melayani ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang
disabilitas mengenai fasilitas fisik di Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung.
b. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang
disabilitas mengenai empati dari pengelola Bandar Udara Husein
6
Sastranegara Bandung dalam melayani.
c. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang
disabilitas mengenai daya tanggap dari pengelola Bandar Udara Husein
Sastranegara Bandung dalam melayani.
d. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang
disabilitas mengenai keandalan dari pengelola Bandar Udara Husein
Sastranegara Bandung dalam melayani.
e. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna jasa penyandang
disabilitas mengenai jaminan dari pengelola Bandar Udara Husein
Sastranegara Bandung dalam melayani.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memiliki dampak
positif dan berguna baik dalam bidang akademis dan praktisi. Kegunaan –
kegunaan tersebut antara lain :
a. Kegunaan akademis :
Meningkatkan pemahaman tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi dan sudah sejauh mana kualitas pelayanan untuk
penyandang disabilitas di Bandar Udara Husein Sastranega Bandung
dan sebagai masukan atau refrensi bagi peneliti – peneliti selanjutnya
yang akan melakukan penelitian yang sama.
b. Kegunaan praktis :
7
Untuk masukan kepada PT. Angkasa Pura II selaku pengelola Bandar
Udara Husein Sastranegara guna dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kepada pengguna jasa khususnya penyandang disabilitas.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian sebagai berikut :
Bab 1 : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisikan paparan konseptual teoritis yang digunakan
sebagai kerangka landasan / acuan dalamrangka
menganalisis serta menjawab pertanyaan peneliti dan
kerangka pemikiran.
Bab III : Berisikan metodologi penelitian yang terdiri dari
rancangan penelitian, objek penelitian, populasi dan
sample, metode pengumpulan data, validitas dan
reliabilitas alat pengumpulan data, matriks oprasional
variable, teknik analisis data dan jadwal penelitian.
Bab IV : Berisi analisis dan pembahasan baik berasal dari data
primer maupun data sekunder sehingga dapat diperoleh
hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian.
Bab V : Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta
rekomendasi yang berhubungan dengan hasil penelitian,
serta saran untuk penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Paparan Konseptual
1. Jasa
Menurut Tjiptono (2011) Pengertian jasa (service) merupakan aktivitas,
manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Sedangkan menurut Kotler & Keller (2012) mendefinisikan jasa sebagai
“Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.”
Sedangkan definisi service menurut Gronroos (2000) adalah “Jasa adalah
proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun
tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan/
atau sumber daya fisik atau barang dan/ atau sistem penyedia jasa, yang
disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.”
Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya jasa
merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk
dalam bentuk fisik, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu
yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan atas masalah yang
dihadapi konsumen .
9
2. Kualitas Pelayanan
Menurut (Tjiptono, 2011) Kualitas Pelayanan Adalah "Segala bentuk
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen."
Kualitas jasa atau kualitas pelayanan (service quality) berkontribusi
signifikan bagi penciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap
organisasi pemasaran, baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa.
Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan atau ekspektasi pelanggan. Menurut Wyckof yang dikutip Nasution
(2003: 47) kualitas jasa adalah “tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan”.
10
3. Dimensi Kualitas
Menurut Parasuraman, et.al. (1998) (Nasution, 2003 : 56) mengidentifikasi
lima dimensi pokok dari kualitas jasa, yakni TERRA (tangible, empathy,
reliability, responsiveness, assurance)
a. Tangible (Bukti Fisik)
Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material
yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
b. Empathy (Empati)
Kemudahan dalam melakukan hubungan, memahami masalah para
pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan
perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam oprasional yang
nyaman.
c. Reliability (Reabilitas)
Kemampuan memberikan jasa yang dijanjikan secara akurat dan andal
sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya
sesuai dengan waktu yang disepakati.
d. Responsiveness (Daya Tanggap)
Kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka,
serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan
jasa secara cepat.
e. Assurance (Jaminan)
Perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para
11
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan
dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani
setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.
4. Disabilitas
Menurut Marjuki (2012) Penyandang disabilitas atau difabel adalah istilah
yang ditujukan kepada seseorang yang memiliki gangguan atau masalah pada
fungsi tubuh atau strukturnya. Di Kota Bandung sendiri menurut data terakhir
tahun 2013, PPID (Pejabat Pengelola Informasi Data) Kota Bandung mencatat
terdapat total 5.701 orang penyandang disabilitas yang saat ini terdata dan
terpantau dengan baik.
Meurut Undang – Undang NO. 8 tahun 2016 tentang Penyandang
Disabilitas, pada Pasal 1 BAB 1 menyatakan penyandang disabilitas adalah setiap
orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/ atau sensorik
dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif
dengan warga Negara lainnya berdasarkan kesamaan hak
Penyandang disabilitas dapat di klasifikasikan ke dalam 7 golongan yaitu :
a. Tunanetra :
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam
penglihatan.
b. Tunarungu :
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam
pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
12
c. Tunawicara :
Tunawicara adalah individu yang memiliki hambatan dalam
berbicara atau bisu.
d. Tunadaksa :
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang
bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, amputasi, polio, dan
lumpuh.
e. Tunalaras :
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
f. Tunagrahita :
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang
signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan
ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa
perkembangan.
g. Tunaganda :
Tunaganda adalah individu yang memiliki kombinasi kelainan
(baik dua jenis kelainan atau lebih).
13
5. Hak Penyandang Disabilitas dalam Pariwisata
Marjuki (2012) mengemukakan bahwa ada tiga kebutuhan untuk
penyandang disabilitas dalam berwisata yaitu, tersedianya aksesibilitas,
transportasi dan akomodasi.
Hak penyandang disabilitas menurut Pasal 5 UU No. 8 Tahun
2016 tentang Penyandang Disabilitas dapat dilihat berdasarkan :
Hidup, bebas dari stigma, privasi, keadilan dan perlindungan
hukum, pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi,
kesehatan, politik, keagamaan, keolahragaan, kebudayaan dan
pariwisata, kesejahteraan sosial, aksesibilitas, pelayanan public,
perlindungan dari bencana, habilitasi dan rehabilitasi, konsesi,
pendataan, hidup sedara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat,
berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi, berpindah
tempat dan kewarganegaraan dan bebas dari tindakan diskriminasi,
penelantaran, penyiksaan dan eksploitasi.
14
Didalam Pasal 16 UU No. 8 Tahun 2016 Bagian 2 juga menyebutkan hak
penyandang disabilitas dalam bidang kebudayaan dan pariwisata didalamnya
menjelaskan bahwa :
GAMBAR 2.1
HAK KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAGI PENYANDANG
DISABILITAS
Sumber : Pasal 16 UU No. 8 Tahun 2016 Bagian 2
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setiap Penyandang Disabilitas
memiliki hak yang sama dalam dunia pariwisata tidak hanya sebagai wisatawan
namun juga sebagai pelaku usaha wisata. Telah di jelaskan pula pada Pasal 1
Global Code of Ethics for Tourism “Saling Menghormati” yang menyatakan
bahwa “Kontribusi Kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan
saling menghormati antar penduduk dan masyarakat (Tourism's contribution to
mutual understanding and respect between peoples and societies)”. Hal ini dapat
diartikan bahwasanya kegiatan berwisata atau tourism berlaku untuk semua
individu tanpa terkecuali tanpa adanya perbedaan atau diskriminasi.
15
6. Bandar udara
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Bandar Udara adalah sebuah
fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar Udara
yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasaan pacu namun bandaara
– bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator
pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Sedangkan menurut Anex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization) Bandar udara adalah area tertentu didaratan atau sebagai untuk
kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Menurut PT Angkasa Pura II (Persero) Bandar udara adalah lapangan
udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan
minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk
masyarakat.
Sedangkan menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 1 tahun
2009 Tentang Penerbangan, Bandar Udara Internasional adalah Bandar udara
yang ditetapkan sebagai udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan
rute penerbangan dari dan ke luar negeri.
16
7. SOP Bandar Udara untuk Penyandang Disabilitas
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 49 Tahun 2012
tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga
Berjadwal Dalam Negeri Pasal 1 ayat 6 dan 7 yang berbunyi :
Penumpang dengan kebutuhan khusus adalah penumpang karena
kondisi fisiknya dan/ atau permintaan khusus penumpang yang
memerlukan fasilitas dan perlakuan khusus, seperti penyandang
disabilitas, lanjut usia, anak – anak, wanita hamil, dan orang sakit.” “penyandang disabilitas adalah penumpang yang memiliki
keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka
waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap
masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk
berpartisipasi penuh dan efektifberdasarkan kesamaan hak.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM
38 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara, telah
ditetapkan bahwa terdapat standarisasi khusus untuk penyandang disabilitas yang
harus dimiliki oleh setiap Bandar udara. Berikut adalah table yang berisikan
standar pelayanan penumpang ankutan udara khusus untuk penyandang
disabilitas.
17
TABEL 2.1
STANDAR PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA UNTUK
PENYANDANG DISABILITAS
Jenis Pelayanan Uraian Indikator Tolok Ukur
Fasilitas dan
pelayanan bagi
penumpang
berkebutuhan
khusus
Fasilitas dan
pelayanan untuk
kemudahan
penumpang
berkebutuhan
khusus
Ketersediaan
sesuai dengan
standard an
peraturan yang
berlaku
Tersedianya fasilitas :
Ramp dengan kemiringan
maksimal 20°
Toilet bagi penumpang
berkebutuhan khusus
Lift khusus pada Bandar
udara dengan 2 lantai atau
lebih
Area tunggu khusus pada
ruang tunggu
keberangkatan atau
kedatangan
Petunjuk atau bantuan
khusus untuk penyandang
tuna netra
Pemberian prioritas pelayanan dan
pendamping yang meliputi :
Counter check in khusus
Prioritas tempat duduk di
pesawat
Petugas yang menangani
penumpang berkebutuhan
khusus
Tersedianya fasilitas
seperti kursi roda
Adanya prioritas pada saat
naik dan turun pesawat
Sumber : PM Perhubungan – 38 - 2015
18
B. Kerangka Pemikiran
GAMBAR 2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
Standart Operasional Prosedur
(SOP)
Pelayanan untuk Penyandang
Disabilitas di Bandar Udara Husein
Sastranegara
(PM 49 Tahun 2012 tentang
Standar Pelayanan Penumpang
Kelas Ekonomi Angkutan Udara
Kualitas Pelayanan Untuk
Penyandang Disabilitas
Tangibles
Emphaty
Responsiveness
Reability
Assurance
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif,
karena hanya akan meneliti satu variabel saja. Sugiyono (2011:35) menyatakan
”Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).” Jadi dalam penelitian ini
penulis tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel lai.n dan hanya berfokus pada satu
variabel saja.
B. Objek Penelitian
Untuk dapat menjawab tujuan penelitian diperlukan obyek dan variabel
penelitian. Yang dijadikan objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengguna
jasa Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung khususnya Penyandang
Disabilitas, sedangkan responden atau unit analisis terdiri dari dua kelompok
responden. Kelompok responden yang pertama adalah pihak manajemen yaitu PT.
Angkasa Pura II Bandung. Dari kelompok responden ini penulis akan menggali
informasi mengenai bagaimana perencanaan dan pelaksanaan mengenai kualitas
pelayanan yang dilakukan oleh pihak manajemen terhadap penyandang disabilitas
pengguna jasa Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung. Kelompok responden
kedua adalah pengguna jasa penyandang disabilitas di Bandar Udara Husein
20
Sastranegara Bandung. Dari kelompok ini peneliti ingin mengetahui bagaimana
persepsi kualitas pelayanan yang diterima di Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2011:80) menerangkan “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Berdasarkan hal ini penulis mengambil jumlah pengguna jasa
Bandar Udara Husein Sastranegara khususnya Penyandang Disabilitas sebagai
populasi.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang jumlahn.ya diambil dari
populasi keseluruhan dan dianggap mewakili populasi tersebut, dalam penelitian
ini penulis menerapkan pengambilan sample Purposive Sampling. Sampling
purposif adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2011:85). Penulis menggunakan teknik ini karena penulis hanya
mengambi.l sampel dengan jumlah 60 orang responden yang merupakan
pengguna jasa Bandar Udara Husein Sastranegara khususnya penyandang
disabilitas Tunadaksa yang memiliki keterbatasan dalam ruang geraknya.
21
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pengambilan data penelitian, penulis menggunakan
teknik-teknik sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data Primer
Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000:80) “Data primer adalah data
yang diperoleh dengan jalan dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung
dari objek yang diteliti.” Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
1) Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan atau data dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara subyek penelitian (peneliti) dan
responden Sugiarto (2000) Dalam hal ini penulis melakukan tatap muka
secara langsung dengan General Manager dan Kepala Petugas Pelayanan PT.
Angkasa Pura II untuk mengetahui secara lebih dalam objek permasalahan
yang sedang diteliti.
2) Teknik Penyebaran Kuesioner
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data berupa penyebaran
daftar pertanyaan kepada responden yang telah ditetapkan pada penelitian ini
ditujukan kepada pengguna jasa disabilitas di Bandar Udara Husein
Sastranegara Bandung.
22
b. Pengambilan Data Sekunder
Kusmayadi dan Sugiarto (2000:80) menerangkan sebagai berikut:
“Data sekunder adalah data yang merupakan hasil pengumpulan orang atau
instansi lain dalam bentuk publikasi, seperti biro statistik, majalah,
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.” Dalam upaya memperoleh
data sekunder ini penulis menggunakan metoda sebagai berikut:
1) Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data berupa dokumen yang berkaitan dengan masalah
kualitas pelayanan di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.
3) Studi Kepustakaan
Menurut Sugiarto (2000) studi kepustakaan adalah:“Landasan teoritis
dan permasalahan penelitian sehingga penelitian yang dilakukan
bukan kegiatan yang bersifat trial and error tetapi menunjukan jalan
pemecahan.” Penulis mencari landasan teori yang sesuai dan referensi
buku, ditujukan untuk memberikan landasan teori dan konsep teori
yang digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian.
23
2. Alat Pengumpulan Data
1) Kuesioner
Sugiyono (2011) memaparkan “Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondennya untuk dijawab.”
Untuk keperluan ini, peneliti memberi secara langsung daftar - daftar
pertanyaan kepada pengguna jasa Bandar Udara Husein Sastranegara
khususnya penyandang disabilitas Tunadaksa yang memiliki keterbatasan
ruang geraknya. Dengan tujuan untuk mengetahui pendapat para pengguna
jasa mengenai faktor-faktor kualitas pelayanan yang terdapat di Bandar Udara
Husein Sastranegara Bandung. Kemudian pertanyaan dalam angket tersebut
diukur dengan menggunakan skala Likert, menurut Kusmaryadi dan Sugiarto
(2000:94) menjelaskan bahwa “Skala ini merupakan alat untuk mengukur
sikap dan keadaan yang sangat positif ke jenjang yang sangat negatif, untuk
menunjukkan sejauh mana tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap
pernyataan yang diajukan oleh peneliti.”
Untuk skala Likert ini para responden harus memilih satu dari lima
alternatif: Sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang untuk persepsi
dan juga sangat penting, penting, cukup penting, tidak penting, dan sangat
tidak penting untuk harapan. Sugiyono (2011:74) menerangkan bahwa:
24
Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka pilihan responden
tersebut diberi skor, misalnya:
1. Sangat baik diberi skor 5
2. Baik diberi skor 4
3. Cukup diberi skor 3
4. Tidak Baik diberi skor 2
5. Sangat Tidak Baik di beri skor 1
2) Checklist
Checklist digunakan penulis pada saat melakukan observasi untuk
mengetahui permasalahan apa saja yang ada di lokasi penelitian yaitu Bandar
Udara Husein Sastranegara Bandung.
3. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
a. Validitas Alat Pengumpulan Data
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang di lakukan terhadap isi
dari suatu instrumen yang bertujuan untuk mengukur ketepatan suatu instrumen
yang digunakan didalam suatu penelitian (Sugiyono, 2011). Artinya instrumen
tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan uji validitas dengan mengunakan Rumus korelasi dari Pearson
sebagai berikut :
n ∑ XY – (∑ X)( ∑ Y) rxy = --------------------------------------------------
√ {n ∑X2 – (∑X)2
} {n ∑ Y2 – (∑ XY )2
}
dimana :
n : Banyak data
X : Nilai Skor dari suatu Item Instrumen
Y : Total Skor dari seluruh Item Instrumen
25
TABEL 3.1
TABEL KORELASI VALIDITAS
Correlations
Kualitas Pelayanan
1. Ketersediaan dan
kelengkapan
fasilitas ramp
Pearson Correlation ,681
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,000
N 30
2. Ketersediaan dan
kelengkapan
fasilitas toilet
khusus
Pearson Correlation ,397
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,030
N 30
3. Ketersediaan dan
kelengkapan
fasilitas lift khusus
Pearson Correlation ,529
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,042
N 30
4. Ketersediaan dan
kelengkapan area
tunggu khusus
Pearson Correlation ,439
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,007
N 30
5. Ketersediaan
petunjuk atau
bantuan khusus
Pearson Correlation ,381
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,038
N 30
6. Kesiapan dan
kebersihan ramp
Pearson Correlation ,530
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,003
N 30
7. Kesiapan dan
kebersihan toilet
khusus
Pearson Correlation ,531
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,003
N 30
8. Kesiapan dan
kebersihan lift
khusus
Pearson Correlation ,462
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,010
26
N 30
9. Kesiapan dan
kebersihan area
tunggu khusus
Pearson Correlation ,419
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,005
N 30
10. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
ramp
Pearson Correlation ,419
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,021
N 30
11. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
toilet khusus
Pearson Correlation ,566
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,001
N 30
12. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
lift khusus
Pearson Correlation ,414
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,027
N 30
13. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
area tunggu khusus
Pearson Correlation ,496
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,020
N 30
14. Kerapihan
penampilan
petugas pemberi
jasa
Pearson Correlation ,437
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,016
N 30
15. Perhatian dan
tanggap terhadap
keluhan pengguna
jasa tuna daksa
Pearson Correlation ,597
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,006
N 30
16. Keramahan
petugas pemberi
jasa tuna daksa
Pearson Correlation ,468
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,009
N 30
17. Pelayanan
kepada semua
Pearson Correlation ,591
* (VALID)
27
pengguna jasa tuna
daksa tanpa
memandang
perbedaan
Sig. (2-tailed) ,022
N 30
18. Kemampuan
petugas pemberi
jasa untuk cepat
tanggap
menyelesaikan
keluhan pengguna
jasa
Pearson Correlation ,425
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,022
N 30
19. Petugas
pemberi jasa
memberikan
informasi yangjelas
dan mudah
dimengerti
Pearson Correlation ,416
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,022
N 30
20. Tindakan cepat
pada saat pengguna
jasa membutuhkan
Pearson Correlation ,364
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,048
N 30
21. Prosedur
pelayanan yang
cepat dan tepat
Pearson Correlation ,543
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,023
N 30
22. Konsistensi
kinerja pelayanan
yang diberikan
Pearson Correlation ,521
** (VALID)
Sig. (2-tailed) ,003
N 30
23. Pusat informasi
memberikan
informasi yang
jelas
Pearson Correlation ,434
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,016
N 30
24. Pengetahuan
dan kemampuan
petugas pemberi
jasa
Pearson Correlation ,403
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,027
N 30
25. Keterampilan
petugas pemberi
Pearson Correlation ,532
** (VALID)
28
jasa dalam
melayani
Sig. (2-tailed) ,002
N 30
26. Pelayanan yang
sopan dan ramah
Pearson Correlation ,557
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,023
N 30
27. Jaminan
keamanan
pelayanan dan
kepercayaan
terhadap pelayanan
Pearson Correlation ,433
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,017
N 30
28. Ketepatan
petugas pemberi
jasa dalam
menjawab
pertanyaan
Pearson Correlation ,563
* (VALID)
Sig. (2-tailed) ,020
N 30
Kualitas Pelayanan Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
Sumber: Data olahan kuisioner penulis,2017
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
Setelah didapatkan hasil dari uji validitas alat ukur, kemudian penulis
melakukan uji reliabilitas yang bertujuan untuk melihat seberapa besar tingkat
keandalan terhadap alat ukur yang telah di uji. Uji reliabilitas bertujuan untuk
mengukur sejauh mana hasil dari pengukuran apakah bersifat tetap dan dapat
dipercaya serta terbebas dari measurement error.
29
Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji reliabilitas dengan metode
α-Brown sebagai berikut :
2S
11
jS2
k
k
Selanjutnya menghitung Koefisien Reliabilitas :
2
1r
TABEL 3.2
TABEL REALIBILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,741 28
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upaya untuk mengelola data menjadi suatu
informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk
solusi permasalahan yang berkaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini penulis
menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah mentransformasi data
mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta
menyusun dalam menyajikan supaya menjadi suatu informasi (Kusmayadi :
2000). Dalam mengolah Kuisioner penulis menggunakan teknik hitung rata – rata
dengan menggunakan aplikas SPSS Statistics 22.
30
Teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu teknik analisis statistik
yang berusaha untuk menggambarkan apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana
suatu permasalahan dapat terjadi. Yaitu kualitas pelayanan untuk pengguna jasa
penyandang disabilitas di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung. Data hasil
penelitian disusun kedalam suatu tabel distribusi frekuensi kemudian dihitung rata
– ratanya dan standart defiasi nya
Menurut Prastowo (2011:47) untuk membuat daftar distribusi frekuensi
dengan panjang kelas yang sama, dapat dilakukan dengan cara – cara berikut :
1. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan pada penelitian.
Pada penelitian ini penulis menggunakan sebanyak 5 katagori, yaitu :
1. Sangat baik diberi skor 5
2. Baik diberi skor 4
3. Cukup diberi skor 3
4. Tidak Baik diberi skor 2
5. Sangat Tidak Baik di beri skor 1
2. Tabulasikan hasil data penelitian kedalam kelas atau katagori yang
sesuai.
3. Setelah mentabulasikan hasil data penelitian dibuat masing masing
nilai modus atau rata – rata atau mean dari simpangan baku
5. Operasionalisasi Variabel
Pengukuran terhadap variabel penelitian dilakukan dengan cara
menguraikan variabel penelitian kedalam operasionalisasi variabel penelitian yang
terdiri dari variabel, sub-variabel dan indikator yang masing-masing dapat
diuraikan berikut ini :
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis dan Pembahasan
1. Profil Pengguna Jasa
Dari 60 responden maka didapat data pengguna jasa disabilitas yang
menggunakan jasa Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung dengan jangka
waktu 6 Bulan kebelakang (Desember 2016 – Mei 2017). Berikut dibawah ini
adalah hasil olahan data kuisioner mengenai profil pengguna jasa disabilitas
tersebut :
TABEL 4.1
JENIS KELAMIN
1. Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 36 60,0 60,0 60,0
Perempuan 24 40,0 40,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.1 diatas mengenai jenis kelamin pengguna jasa disabilitas
di bandar udara Husein Sastranegara Bandung maka diperoleh hasil data sejumlah
24 responden perempuan (40,0%) dan 36 responden laki – laki (60,0%).
35
TABEL 4.2
USIA
2. Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid >45 Tahun 24 40,0 40,0 40,0
38-45 Tahun 23 38,3 38,3 78,3
31-37 Tahun 8 13,3 13,3 91,7
24-30 Tahun 3 5,0 5,0 96,7
17-23 Tahun 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.2 diatas mengenai usia pengguna jasa disabilitas di bandar
udara Husein Sastranegara Bandung maka diperoleh hasil data sejumlah 24
responden (40,0%) berusia >45 tahun, 23 responden (38,3%) berusia 38 – 45
tahun, 8 responden (13,3%) berusia 31 – 37 tahun, 3 responden (5,0%) berusia 24
– 30 tahun dan 2 responden (3,3%) berusia 17 – 23 tahun.
TABEL 4.3
PEKERJAAN
3. Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Wiraswasta 16 26,7 26,7 26,7
Lainnya 16 26,7 26,7 53,3
Karyawan Swasta 13 21,7 21,7 75,0
PNS 10 16,7 16,7 91,7
Dosen 3 5,0 5,0 96,7
Mahasiswa 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
36
Menurut tabel 4.3 diatas mengenai pekerjaan pengguna jasa disabilitas di
bandar udara Husein Sastranegara Bandung maka diperoleh hasil data sejumlah
16 responden (26,7%) adalah wiraswasta, 13 responden (21,7%) adalah karyawan
swasta, 10 responden (16,7%) adalah PNS, 3 responden (5,0%) adalah dosen, 2
responden (3,3%) adalah mahasiswa dan 16 responden (26,7%) berprofesi sebagai
lain – lain (tidak bekerja dan pensiunan)
TABEL 4.4
FREKUENSI MENGGUNAKAN JASA BANDAR UDARA HUSEIN
SASTRANEGARA BANDUNG
4. Frekuensi menggunakan jasa Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 Kali 27 45,0 45,0 45,0
2 Kali 17 28,3 28,3 73,3
4 Kali 13 21,7 21,7 95,0
>5 Kali 3 5,0 5,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.4 diatas mengenai frekuensi pengguna jasa disabilitas
menggunakan jasa bandar udara Husein Sastranegara Bandung dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir (Desember 2016 – Mei 2017) maka diperoleh hasil data
sejumlah, 27 responden (45%) menggunakan sebanyak 3 kali, 17 responen (28,%)
menggunakan sebanyak 2 kali, 13 responden (21,7%) menggunakan sebanyak 4
kali, dan 3 responden (5,0%) menggunakan sebanyak >5 kali.
37
TABEL 4.5
DAERAH ASAL
5. Daerah asal
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kota Bandung 30 50,0 50,0 50,0
Kab. Bandung 10 16,7 16,7 66,7
Kota Cimahi 8 13,3 13,3 80,0
Kab. Bandung Barat 7 11,7 11,7 91,7
DKI. Jakarta 3 5,0 5,0 96,7
Bandung dan sekitarnya 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.5 diatas mengenai daerah asal pengguna jasa disabilitas di
bandar udara Husein Sastranegara Bandung maka diperoleh hasil data sejumlah,
30 responden (50,0%) berasal dari Kota Bandung, 10 responden (16,7%) berasal
dari Kabupaten Bandung, 8 responden (13,3%) berasal dari Kota Cimahi, 7
responden (11,7%) berasal dari Kabupaten Bandung Barat, 3 responden (5,0%)
berasal dari DKI. Jakarta dan 2 responden (3,3%) berasal dari Bandung dan
sekitarnya.
38
2. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai fasilitas fisik
(Tangibles) di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.
a. Analisis Distribusi Frekuensi Fasilitas Fisik (Tangibles)
Berikut dibawah ini adalah hasil persepsi pengguna jasa disabilitas
mengenai dimensi fasilitas fisik (tangibles) yang berada di bandar udara Husein
Sastranegara Bandung yang diperoleh melalui 60 orang responden :
TABEL 4.6
KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS RAMP
1. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas ramp
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 17 28,3 28,3 28,3
Baik 37 61,7 61,7 90,0
Cukup 6 10,0 10,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut Tabel 4.6 diatas, mengenai ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
ramp diperoleh data sebanyak 17 responden (28,3%) menyatakan sangat baik, 37
responden (61,7%) menyatakan baik, dan 6 responden (10,0%) menyatakan
cukup.
39
TABEL 4.7
KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS TOILET KHUSUS
2. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas toilet khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 16 26,7 26,7 26,7
Baik 40 66,7 66,7 93,3
Cukup 4 6,7 6,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.7 diatas, mengenai ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
toilet khusus diperoleh data sebanyak 16 responden (26,7%) menyatakan sangat
baik, 40 responden (66,7%) baik, dan 4 responden (6,7%) cukup.
TABEL 4.8
KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS LIFT KHUSUS
3. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas lift khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 18 30,0 30,0 30,0
Baik 32 53,3 53,3 83,3
Cukup 10 16,7 16,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.8 diatas, mengenai ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
lift khusus diperoleh data sebanyak 18 responden (30,0%) menyatakan sangat
baik, 32 responden (53,3%) menyatakan baik, dan 10 responden (16,7%)
menyatakan cukup.
40
TABEL 4.9
KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN AREA TUNGGU KHUSUS
4. Ketersediaan dan kelengkapan area tunggu khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 6 10,0 10,0 10,0
Cukup 31 51,7 51,7 61,7
Tidak Baik 23 38,3 38,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.9 diatas, mengenai ketersediaan dan kelengkapan area
tunggu khusus diperoleh data sebanyak 6 responden (10,0%) menyatakan baik, 31
responden (51,7%) menyatakan cukup, 23 responden (38,3%) menyatakan tidak
baik.
TABEL 4.10
KETERSEDIAAN PETUNJUK ATAU BANTUAN KHUSUS
5. Ketersediaan petunjuk atau bantuan khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 13 21,7 21,7 21,7
Baik 30 50,0 50,0 71,7
Cukup 15 25,0 25,0 96,7
Tidak Baik 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.10 diatas, mengenai petunjuk atau bantuan khusus
diperoleh data sebanyak 13 responden (21,7%) menyatakan sangat baik, 30
responden (50,0%) menyatakan baik, 15 responden (25,0%) menyatakan cukup, 2
responden (3,3%) menyatakan tidak baik.
41
TABEL 4.11
KESIAPAN DAN KEBERSIHAN RAMP
6. Kesiapan dan kebersihan ramp
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 15 25,0 25,0 25,0
Baik 35 58,3 58,3 83,3
Cukup 10 16,7 16,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.11 diatas, mengenai kesiapan dan kebersihan ramp maka
diperoleh data sebanyak 15 responden (25,0%) menyatakan sangat baik, 35
responden (58,3%) menyatakan baik dan 10 responden (16,7%) menyatakan
cukup.
TABEL 4.12
KESIAPAN DAN KEBERSIHAN TOILET KHUSUS
7. Kesiapan dan kebersihan toilet khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 20 33,3 33,3 33,3
Baik 30 50,0 50,0 83,3
Cukup 10 16,7 16,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menuru tabel 4.12 diatas, mengenai kesiapan dan kebersihan toilet khusus
maka diperoleh data sebanyak 20 responden (33,3%) menyatakan sangat baik, 30
responden (50,0%) menyatakan baik dan 10 responden (16,7%) cukup.
42
TABEL 4.13
KESIAPAN DAN KEBERSIAHAN LIFT KHUSUS
8. Kesiapan dan kebersihan lift khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 17 28,3 28,3 28,3
Baik 40 66,7 66,7 95,0
Cukup 3 5,0 5,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.13 diatas, mengenai kesiapan dan kebersihan lift khusus
diperoleh data sebanyak 17 responden (28,3%) menyatakan sangat baik, 40
responden (66,7%) menyatakan baik dan 3 responden (5,0%) menyatakan cukup.
TABEL 4.14
KESIAPAN DAN KEBERSIHAN AREA TUNGGU KHUSUS
9. Kesiapan dan kebersihan area tunggu khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 9 15,0 15,0 15,0
Cukup 35 58,3 58,3 73,3
Tidak Baik 16 26,7 26,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.14 diatas, mengenai kesiapan dan kebersihan area tunggu
khusus diperoleh data sebanyak 9 responden (15,0%) menyatakan, 35 responden
(58,3%) menyatakan cukup dan 16 responden (26,7%) menyatakan tidak baik.
43
TABEL 4.15
TERSEDIANYA FASILITAS KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI RAMP
10. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di ramp
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 14 23,3 23,3 23,3
Baik 31 51,7 51,7 75,0
Cukup 14 23,3 23,3 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.15 diatas, mengenai ketersediaan fasilitas keamanan dan
keselamatan di ramp diperoleh data sebanyak 14 responden (23,3%) menyatakan
sangat baik, 31 responden (51,7%) menyatakan baik, 14 responden (23,3%)
menyatakan cukup dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik.
TABEL 4.16
TERSEDINYA FASILITAS KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI TOILET
KHUSUS
11. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di toilet khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 17 28,3 28,3 28,3
Baik 36 60,0 60,0 88,3
Cukup 6 10,0 10,0 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.16 diatas, mengenai ketersediaan fasilitas keamanan dan
keselamatan di toilet khusus diperoleh data sebanyak 17 responden (28,3%)
44
menyatakan sangat baik, 36 responden (60,0%) menyatakan baik, 6 responden
(10,0%) menyatakan cukup dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik.
TABEL 4.17
TERSEDIANYA FASILITAS KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI LIFT
KHUSUS
12. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di lift khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 12 20,0 20,0 20,0
Baik 38 63,3 63,3 83,3
Cukup 9 15,0 15,0 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.17 diatas, mengenai ketersediaan fasilitas keamanan dan
keselamatan di lift khusus diperoleh data sebanyak 12 responden (20,0%)
menyatakan sangat baik, 38 responden (63,3%) menyatakan baik, 9 responden
(15,0%) menyatakan cukup dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik.
TABEL 4.18
TERSEDIANYA FASILITAS KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI AREA
TUNGGU KHUSUS
13. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di area tunggu khusus
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 8 13,3 13,3 13,3
Cukup 31 51,7 51,7 65,0
Tidak Baik 21 35,0 35,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
45
Menurut tabel 4.18 diatas, mengenai ketersediaan fasilitas keamanan dan
keselamatan di area tunggu khusus diperoleh data sebanyak 8 responden (13,3%)
menyatakan baik, 31 responden (51,7%) menyatakan cukup dan 21 responden
(35,0%) menyatakan tidak baik.
TABEL 4.19
KERAPIHAN PENAMPILAN PETUGAS PEMBERI JASA
14. Kerapihan penampilan petugas pemberi jasa
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 18 30,0 30,0 30,0
Baik 28 46,7 46,7 76,7
Cukup 13 21,7 21,7 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.19 diatas, mengenai kerapihan penampilan petugas
pemberi jasa diperoleh data sebanyak 18 responden (30,0%) menyatakan sangat
baik, 28 responden (46,7%) menyatakan baik, 13 responden (21,7%) menyatakan
cukup dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik.
46
b. Analisis Deskriptif Statistik Fasilitas Fisik (Tangibles)
Berikut dibawah ini adalah statistik deskriptif mengenai dimensi fasilitas
fisik (tangibles) yang terdapat di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
adalah diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.20
ANALISIS DESKRIPTIF STATISTIK FASILITAS FISIK (TANGIBLES)
Mean Std. Deviation
1. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas ramp 4,18 ,596
2. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas toilet khusus 4,20 ,546
3. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas lift khusus 4,13 ,676
4. Ketersediaan dan kelengkapan area tunggu khusus 2,72 ,640
5. Ketersediaan petunjuk atau bantuan khusus 3,90 ,775
6. Kesiapan dan kebersihan ramp 4,08 ,645
7. Kesiapan dan kebersihan toilet khusus 4,17 ,693
8. Kesiapan dan kebersihan lift khusus 4,23 ,533
9. Kesiapan dan kebersihan area tunggu khusus 2,88 ,640
10. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di
ramp 3,97 ,736
11. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di
toilet khusus 4,15 ,659
12. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di lift
khusus 4,02 ,651
13. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan di
area tunggu khusus 2,78 ,666
14. Kerapihan penampilan petugas pemberi jasa 4,05 ,769
Valid N (listwise)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat sebaran nilai rata rata dan standart deviasi
mengenai dimensi fasilitas fisik (tangibles) dengan rata – rata minimal sebesar
2,72 dapat di katagorikan cukup dan berada pada indikator ketersediaan dan
kelengkapan area tunggu khusus. Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal
47
sebesar 4,23 dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator kesiapan dan
kebersihan lift khusus.
Berikut dibawah ini statistik deskriptif mengenai banyaknya indikator,
nilai minimum, nilai maksimum, nilai minimal dan standart deviasi mengenai
dimensi fasilitas fisik (tangibles). Diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.21
DESKRIPTIF STATISTIK FASILITAS FISIK (TANGIBLES)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Fasilitas Fisik
(Tangibles) 14 2,72 4,23 3,8186 ,56393
Valid N
(listwise) 14
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 14 indikator pada dimensi
fasilitas fisik (tangibles), dengan nilai minimum yaitu sebesar 2,72 terdapat pada
katagori cukup yang terdapat pada indikator ketersediaan dan kelengkapan area
tunggu khusus. Sedangkan diperoleh nilai maksimal sebesar 4,23 terdapat pada
katagori kesiapan dan kebersihan lift khusus terdapat pada katagori baik.
Sedangkan diperoleh nilai rata – rata sebesar 3,81 nilai ini dapat dikatakan ke
dalam katagori baik atau secara kuantitas sudah mencapai 76,2%.
48
Berikut dibawah ini adalah diagram kontrol untuk dimensi fasilitas fisik
(tangibles) hasilnya adalah sebagai berikut :
GAMBAR 4.1
DIAGRAM KONTROL FASILITAS FISIK (TANGIBLES)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari gambar diagram diatas dapat dilihat terdapat 11 indikator yang berada
diatas rata – rata dan dapat dikatakan baik. Indikator tersebut adalah :
1. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas ramp.
2. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas toilet khusus.
3. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas lift khusus.
4. Ketersediaan petunjuk atau bantuan khusus.
5. Kesiapan dan kebersihan ramp.
49
6. Kesiapan dan kebersihan toilet khusus.
7. Kesiapan dan kebersihan lift khusus.
8. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan ramp.
9. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan toilet khusus.
10. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan lift khusus.
11. Kerapihan penampilan petugas pemberi jasa.
Terdapat pula 3 indikator yang berada di bawah rata – rata dan dapat
dikatakan kurang. Indikator tersebut adalah :
1. Ketersediaan dan kelengkapan area tunggu khusus.
2. Kesiapan dan kebersihan area tunggu khusus.
3. Tersedianya fasilitas keamanan dan keselamatan area tunggu khusus.
Dari dimensi fasilitas fisik (tangible) yang memilik 14 indikator yang
berkaitan dengan fasilitas ramp, fasilitas toilet khusus, fasilitas lift khusus,
fasilitas area tunggu khusus, petunjuk atau bantuan khusus dan kerapihan
penampilan petugas pemberi jasa.
Pada indikator yang berkaitan dengan fasilitas ramp, secara keseluruhan
dapat dikatakan baik. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas ramp mendapatkan
nilai 4,18 , kesiapan dan kebersihan fasilitas ramp mendapatkan nilai, 4,08 dan
ketersediaan fasilitas keamanan dan keselamatan di fasilitas ramp mendapatkan
nilai 3,97. Hal ini dapat terjadi karena fasilitas ramp tersedia dengan kondisi
terawat dan baik. Fasilitas ramp ini berada pada area pintu masuk bandar udara
Husein Sastranegara Bandung. Keberadaan ramp ini dapat memudahkan
pengguna jasa disabilitas yang menggunakan kursi roda untuk menuju area pintu
masuk kedatangan maupun keberangkatan, karena untuk menuju area tersebut
50
pengguna jasa diharuskan untuk menaiki anak tangga, walaupun jumlahnya tidak
terlalu banyak namun apabila tidak ada fasilitas ramp ini akan sangat menyulitkan
untuk pengguna kursi roda. Kondisi tingkat kecuraman juga telah disesuaikan
dengan standar pelayanan bandar udara untuk penyandang disabilitas yaitu tidak
lebih dari 20° dan terdapat tiang penyangga untuk pengguna jasa penyandang
disabilitas berpegangan. Namun belum terdapat petugas pemberi jasa yang berada
di sekitar ramp yang bertugas untuk memberikan bantuan apabila diperlukan, oleh
karena itu dari ketiga indikator yang berkaitan dengan fasilitas ramp, indikator
keamanan dan keselamatan pada fasilitas ramp mendapatkan nilai paling kecil.
Selanjutnya pada indikator yang berkaitan dengan fasilitas toilet khusus
secara keseluruhan juga dapat dikatakan baik. Ketersediaan dan kelengkapan
fasilitas toilet khusus mendapatkan nilai 4,20 , kesiapan dan kebersihan toilet
khusus mendapatakan nilai 4,17, dan ketersediaan fasilitas keamanan dan
keselamatan di toilet khusus mendapatkan nilai 4,15. Hal ini dapat terjadi karena
fasilitas toilet khusus tersedia dengan kondisi baik dan terawat. Di sekitar area
toilet khusus juga terdapat petugas yang siap membantu apabila pengguna jasa
disabilitas membutuhkan bantuan. Fasilitas keamanan dan keselamatan yang ada
di dalam toilet khusus berupa penyangga yang dapat digunakan jika pengguna
jasa disabilitas berpegangan, juga terdapat petunjuk yang dapat memudahkan
pengguna jasa disabilitas dalam menggunakan fasilitas toilet khusus ini. Hal ini
berdampak pada tingginya persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas yang
telah menggunakan fasilitas toilet khusus ini.
Indikator yang ketiga berkaitan dengan lift khusus. Secara keseluruhan
persepsi pengguna jasa disabilatas mengenai lift khusus penyandang disabilitas
51
dikatan baik. Ketersediaan dan kelengkapan lift khusus mendapatkan nilai sebesar
4,13 , kesiapan dan kebersihan lift khusus mendapatkan nilai, 4,23 , dan
ketersediaan fasilitas keamanan dan kelengkapan lift khusus mendapatkan nilai
sebesar 4, 02. Hal ini dapat terjadi karena lift khusus tersedia dengan kondisi baik
dan terawat, juga terdapat petugas kebersihan yang berada di sekitar area lift
khusus penyandang disabilitas. Di dalam lift khusus juga tersedia fasilitas
keamananan dengan baik dan siap dipakai jika diperlukan. seperti penyangga
untuk pengguna jasa disabilitas berpengangan, CCTV, alarm kebakaran dan
tabung pemadam api. Hal ini berdampak pada tingginya persepsi pengguna jasa
penyandang disabilitas yang telah menggunakan lift khusus ini
Indikator yang keempat berkaitan dengan ketersediaan petunjuk bantuan
khusus dan petugas pemberi jasa. Secara keseluruhan persepsi pengguna jasa
disabilitas sudah dapat dikatakan baik. Indikator mengenai petunjuk bantuan
khusus mendapatkan nilai sebesar 3,90 dan kerapihan penampilan petugas
pemberi jasa mendapatkan nilai 4,05. Hal ini terjadi karena disekitar area yang
diperuntukan untuk penyandang disabilitas memiliki petunjuk khusus yang
bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa disabilitas dalam menggunakan
fasilitas tersebut. Pihak angkasa pura juga telah menyediakan petugas yang siap
melayani dan membantu apabila pengguna jasa disabilitas membutuhkan bantuan
khusus. Petugas pemberi jasa juga diharuskan berpenampilan rapih dalam
menjalankan tugasnya.
Indikator yang terakhir berkaitan dengan area tunggu khusus. Secara
keseluruhan indikator ini belum dapat dikatakan baik. Indikator mengenai
ketersedian dan kelengkapan area tunggu khusus mendapatkan nilai 2,72 ,
52
kesiapan dan kebersihan area tunggu khusus mendapatkan nilai, 2,88 dan
ketersediaan fasilitas keamanan dan keselamatan di area tunggu khusus
mendapatkan nilai sebesar 2,78. Hal ini terjadi karena, di dalam area kedatangan
ataupun keberangkatan di bandar udara Husein Sastranegara Bandung ini belum
memiliki area tunggu yang khusus ditujukan kepada pengguna jasa disabilitas.
Area tunggu untuk pengguna jasa penyandang disabilitas untuk saat ini masih
menjadi satu dengan area tunggu pengguna jasa lainnya. Namun, disediakan area
kecil yang berada bersebelahan dengan fasilitas bangku untuk pengguna jasa
umum yang ditujukan untuk pengguna jasa disabilitas yang menggunakan kursi
roda. Hal ini berdampak pada pengguna persepsi pengguna jasa disabilitas merasa
fasilitas ruang tunggu ini masih kurang baik.
3. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai empati
(Emphaty) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
dalam melayani
a. Analisis Distribusi Frekuensi Empati (Emphaty)
Berikut dibawah ini adalah hasil persepsi pengguna jasa disabilitas
mengenai dimensi empati (emphaty) dari pihak pengelola bandar udara Husein
Sastranegara Bandung dalam melayani, yang diperoleh melalui 60 orang
responden :
53
TABEL 4.22
PERHATIAN DAN TANGGAP TERHADAP KELUHAN PENGGUNA JASA
DISABILITAS
1. Perhatian dan tanggap terhadap keluhan pengguna jasa disabilitas
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 4 6,7 6,7 6,7
Baik 29 48,3 48,3 55,0
Cukup 27 45,0 45,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.22 diatas, perhatian dan tanggap dalam menyelesaikan
keluhan pengguna jasa disabilitas diperoleh data sebanyak 4 responden (6,7%)
menyatakan sangat baik, 29 responden (48,3%) menyatakan baik dan 27
responden (45,0%) menyatakan cukup.
TABEL 4.23
KERAMAHAN PETUGAS PEMBERI JASA
2. Keramahan petugas pemberi jasa
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 12 20,0 20,0 20,0
Baik 28 46,7 46,7 66,7
Cukup 18 30,0 30,0 96,7
Tidak Baik 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.23 diatas, mengenai keramahan petugas pemberi jasa
diperoleh data sebanyak 12 responden (20,0%) menyatakan sangat baik, 28
54
responden (46,7%) menyatakan baik, 18 responden (30,0%) menyatakan cukup
dan 2 responden (3,3%) menyatakan tidak baik.
TABEL 4.24
PELAYANAN KEPADA SEMUA PENGGUNA JASA DISABILITAS TANPA
MEMANDANG PERBEDAAN
3. Pelayanan kepada semua pengguna jasa disabilitas tanpa memandang
perbedaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 5 8,3 8,3 8,3
Baik 33 55,0 55,0 63,3
Cukup 22 36,7 36,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.24 diatas, mengenai pelayanan kepada semua pengguna
jasa disabilitas tanpa memandang perbedaan diperoleh data sebanyak 5 responden
(8,3%) menyatakan sangat baik, 33 responden (55,0%) menyatakan baik, 22
responden (36,7%) menyatakan cukup. .
b. Analisis Deskriptif Statistik Empati (Emphaty)
Berikut dibawah ini adalah statistik deskriptif mengenai dimensi empati
(emphaty) yang terdapat di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung adalah
diperoleh hasil sebagai berikut :
55
TABEL 4.25
STATISTIK DESKRIPTIF EMPATI (EMPHATY)
Mean Std. Deviation
1.Perhatian dan tanggap dalam menyelesaikan
keluhan pengguna jasa disabilitas 3,62 ,613
2. Keramahan petugas pemberi jasa disabilitas 3,83 ,785
3. Pelayanan kepada semua pengguna jasa
disabilitas tanpa memandang perbedaan 3,72 ,613
Valid N (listwise)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat sebaran nilai rata rata dan standart deviasi
mengenai dimensi empati (emphaty) dengan rata – rata minimal sebesar 3,62
dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator perhatian dan tanggap
terhadap keluhan pengguna jasa disabilitas. Sedangkan diperoleh rata – rata
maksimal sebesar 3,83 dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator
keramahan petugas pemberi jasa disabilitas.
Berikut dibawah ini statistik deskriptif mengenai banyaknya indikator,
nilai minimum, nilai maksimum, nilai minimal dan standart deviasi mengenai
dimensi empati (emphaty). Diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.26
STATISTIK DESKRIPTIF EMPATI (EMPHATY)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Empati (Emphaty) 3 3,62 3,83 3,7233 ,10504
Valid N (listwise) 3
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
56
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 indikator pada variabel
dimensi empati (emphaty), dengan nilai minimum yaitu sebesar 3,62 dapat di
katagorikan baik dan berada pada indikator perhatian dan tanggap terhadap
keluhan pengguna jasa disabilitas. Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal
sebesar 3,83 dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator keramahan
petugas pemberi jasa disabilitas. Sedangkan diperoleh nilai rata – rata 3,72 atau
secara kuantitas sudah mencapai (74,4%)
Berikut dibawah ini adalah diagram kontrol untuk dimensi empati
(emphaty) hasilnya adalah sebagai berikut :
GAMBAR 4.2
DIAGRAM KONTROL EMPATI (EMPHATY)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
57
Dari gambar diagram diatas dapat dilihat semua (2) indikator berada
diatas rata – rata dan dapat dikatakan baik. Indikator tersebut adalah :
1. Keramahan petugas pemberi jasa.
2. Pelayanan kepada semua pengguna jasa tanpa diskriminasi.
Terdapat pula 1 indikator yang berada di bawah rata – rata dan dapat
dikatakan kurang. Indikator tersebut adalah :
1. Perhatian dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pengguna jasa
disabilitas.
Dari dimensi empati (emphaty) terdiri dari 3 indikator yang berkaitan
dengan performa empati petugas pemberi jasa. Secara keseluruhan, performa
empati dari petugas pemberi jasa dinilai sudah baik. Indikator yang mendapatkan
nilai paling baik adalah keramahan petugas pemberi jasa yaitu 3,83. Indikator
yang mendapatkan nilai baik diurutan kedua adalah pelayanan kepada semua
petugas pengguna jasa tanpa diskriminasi mendapatkan nilai sebesar 3,72 dan
indikator yang terakhir adalah perhatian dan tanggap dalam menyelesaikan
keluhan pengguna jasa disabilitas yaitu sebesar 3,62 .
Hal ini dapat terjadi karena, dalam melayani pengguna jasa disabilitas
petugas menerapkan etika kerja yang ramah dan melayani semua pengguna jasa
disabilitas tanpa diskriminasi. Karena pentingnya pentingnya pelayanan tidak
akan lepas dari persepsi ketika pengguna jasa berhubungan langsung dengan
petugas pemberi jasa. secara tidak langsung sikap dan perilaku petugas pemberi
jasa diperhatikan oleh pengguna jasa terutama sikap yang menolong dan peduli
terhadap kebutuhan pengguna jasa. khususnya pengguna jasa disabilitas yang
memiliki kebutuhan lebih dan berbeda dari pengguna jasa umum lainnya,
58
sehingga akan berdampak pada kesan yang tertinggal pada pengguna jasa
disabilitas sendiri. Dalam hal ini petugas pemberi jasa telah melakukan etika kerja
yang baik sehingga meninggalkan kesan yang baik pula kepada pengguna jasa
disabilitas di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung.
4. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai daya tanggap
(responsiveness) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung dalam melayani
a. Analisis Distribusi Frekuensi Daya Tanggap (Responsiveness)
Berikut dibawah ini adalah hasil persepsi pengguna jasa disabilitas
mengenai dimensi daya tanggap (responsiveness) dari pihak pengelola bandar
udara Husein Sastranegara Bandung dalam melayani, yang diperoleh melalui 60
orang responden:
TABEL 4.27
KEMAMPUAN PETUGAS PEMBERI JASA UNTUK CEPAT TANGGAP
MENYELESAIKAN KELUHAN PENGGUNA JASA
1. Kemampuan petugas pemberi jasa untuk cepat tanggap menyelesaikan
keluhan pengguna jasa
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 6 10,0 10,0 10,0
Baik 29 48,3 48,3 58,3
Cukup 25 41,7 41,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.27 diatas, mengenai kemampuan petugas pemberi jasa
untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pengguna jasa diperoleh data
59
sebanyak 6 responden (10,0%) menyatakan sangat baik, 29 responden (48,3%)
menyatakan baik, 25 responden (41,7%) menyatakan cukup.
TABEL 4.28
PETUGAS PEMBERI JASA MEMBERIKAN INFORMASI YANG JELAS DAN
MUDAH DIMENGERTI
2. Petugas pemberi jasa memberikan informasi yang jelas dan mudah
dimengerti
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 9 15,0 15,0 15,0
Baik 38 63,3 63,3 78,3
Cukup 13 21,7 21,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.28 diatas, mengenai petugas pemberi jasa memberikan
informasi yang jelas dan mudah di mengerti diperoleh data sebanyak 9 responden
(15,0%) menyatakan sangat baik, 38 responden (63,3%) menyatakan baik, 13
responden (21,7%) menyatakan cukup.
TABEL 4.29
TINDAKAN CEPAT PADA SAAT PENGGUNA JASA MEMBUTUHAKAN
3. Tindakan cepat pada saat pengguna jasa membutuhkan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 13 21,7 21,7 21,7
Baik 30 50,0 50,0 71,7
Cukup 17 28,3 28,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
60
Menurut tabel 4.29 diatas, mengenai tindakan cepat pada saat pengguna
jasa membutuhkan diperoleh data sebanyak 13 responden (21,7%) menyatakan
sangat baik, 30 responden (50,0%) menyatakan baik, 17 responden (28,3%)
menyatakan cukup.
b. Analisis Deskriptif Statistik Daya Tanggap (Responsiveness)
Berikut dibawah ini adalah statistik deskriptif mengenai dimensi daya
tanggap (responsiveness) yang terdapat di Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung adalah diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.30
ANALISIS DESKRIPTIF STATISTIK DAYA TANGGAP
(RESPONSIVENESS)
Mean Std. Deviation
1. Kemampuan petugas pemberi jasa untuk
cepat tanggap menyelesaikan keluhan pengguna
jasa
3,68 ,651
2. Petugas pemberi jasa memberikan informasi
yangjelas dan mudah dimengerti 3,93 ,607
3. Tindakan cepat pada saat pengguna jasa
membutuhkan 3,93 ,710
Valid N (listwise)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat sebaran nilai rata rata dan standart deviasi
mengenai dimensi daya tanggap (responsiveness) dengan rata – rata minimal
sebesar 3,68 dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator kemampuan
petugas pemberi jasa untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pengguna jasa.
Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal sebesar 3,93 dapat di katagorikan baik
dan berada pada 2 indikator yang pertama, petugas pemberi jasa memberikan
61
informasi yang jelas dan mudah dimengerti. Indikator yang kedua, tindakan cepat
pada saat pengguna jasa membutuhkan.
Berikut dibawah ini statistik deskriptif mengenai banyaknya indikator,
nilai minimum, nilai maksimum, nilai minimal dan standart deviasi mengenai
dimensi daya tanggap (responsiveness). Diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.31
STATISTIK DESKRIPTIF DAYA TANGGAP (RESPONSIVENESS)
Mean Std. Deviation
Daya Tanggap
(Responsiveness) 3,8467 ,14434
Valid N (listwise)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 indikator pada dimensi
daya tanggap (responsiveness), dengan nilai minimum yaitu sebesar 3,68 dapat di
katagorikan baik dan berada pada indikator kemampuan petugas pemberi jasa
untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pengguna jasa. Sedangkan diperoleh
rata – rata maksimal sebesar 3,93 dapat di katagorikan baik dan berada pada 2
indikator yaitu yang pertama, petugas pemberi jasa memberikan informasi yang
jelas dan mudah dimengerti. Indikator yang kedua yaitu, tindakan cepat pada saat
pengguna jasa membutuhkan. Sedangkan diperoleh nilai rata – rata 3,84 atau
secara kuantitas sudah mencapai (76,8%)
62
Berikut dibawah ini adalah diagram kontrol untuk dimensi empati
(emphaty) hasilnya adalah sebagai berikut :
GAMBAR 4.3
DIAGRAM KONTROL DAYA TANGGAP (RESPONSIVENESS)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari gambar diagram diatas dapat dilihat semua (2) indikator berada
diatas rata – rata dan dapat dikatakan baik. Indikator tersebut adalah :
1. Petugas pemberi jasa memberikan informasi yang jelas dan mudah
dimengerti.
2. Tindakan cepat pada saat pengguna jasa membutuhkan.
63
Terdapat pula 1 indikator yang berada di bawah rata – rata dan dapat
dikatakan kurang. Indikator tersebut adalah :
1. Kemampuan petugas pemberi jasa untuk cepat tanggap
menyelesaikan keluhan pengguna jasa.
Dari dimensi daya tanggap (responsiveness) terdiri dari 3 indikator yang
berkaitan dengan performa daya tanggap petugas pemberi jasa. secara keseluruhan
sudah dapat dikatakan baik. Indikator pertama yang mendapatkan nilai paling
tinggi adalah petugas pemberi jasa memberikan informasi yang jelas dan mudah
dimengerti sebesar 3,93. Indikator kedua, tindakan cepat pada saat pengguna jasa
membutuhkan yaitu sebesar 3,93 dan yang terakhir adalah kemampuan petugas
pemberi jasa untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan mendapatkan nilai yaitu
sebesar 3,68.
Hal ini dapat terjadi karena dalam menyelesaikan keluhan pengguna jasa
dinilai sudah cepat tanggap dan memberikan solusi yang mudah dipahami dalam
menyelesaikan keluhan dari pengguna jasa disabilitas. Karena faktor terpenting
dalam melayani adalah sikap dan kemampuan petugas pemberi jasa, mampu
berkomunikasi dengan baik, sopan, serta memiliki kemampuan yang baik dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan. Indikator kemampuan petugas pemberi jasa
untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pengguna jasa disabilitas berada di
bawah nilai rata – rata dikarenakan pusat informasi yang ditujukan untuk
membantu pengguna jasa berada di area luar pintu masuk menuju area check in di
bandar udara Husein Sastranegara Bandung sehingga, pada saat sudah berada di
dalam area check in membutuhkan sedikit waktu untuk mencari petugas pemberi
64
jasa untuk menyelesaikan keluhan pengguna jasa disabilitas Hal ini berdampak
pada kurang baiknya persepsi pengguna jasa disabilitas dalam indikator
kemampuan petugas pemberi jasa untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan
pengguna.
5. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai keandalan
(Reliability) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
dalam melayani.
a. Analisis Distribusi Keandalan (Reliability)
Berikut dibawah ini adalah hasil persepsi pengguna jasa disabilitas
mengenai dimensi keandalan (reliability) dari pihak pengelola bandar udara
Husein Sastranegara Bandung dalam melayani, yang diperoleh melalui 60 orang
responden :
TABEL 4.32
PROSEDUR PELAYANAN YANG CEPAT DAN TEPAT
1. Prosedur pelayanan yang cepat dan tepat
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 9 15,0 15,0 15,0
Baik 29 48,3 48,3 63,3
Cukup 21 35,0 35,0 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.32 diatas, prosedur pelayanan yang cepat dan tepat
diperoleh data sebanyak 9 responden (15,0%) menyatakan sangat baik, 29
65
responden (48,3%) menyatakan baik, 21 responden (35,0%) menyatakan cukup
dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik..
TABEL 4.33
KONSISTENSI KINERJA PELAYANAN YANG DIBERIKAN
2. Konsistensi kinerja pelayanan yang diberikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 11 18,3 18,3 18,3
Baik 36 60,0 60,0 78,3
Cukup 12 20,0 20,0 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.33 diatas, mengenai konsistensi kinerja pelayanan yang
diberikan diperoleh data sebanyak 11 responden (18,3%) menyatakan sangat baik,
36 responden (60,0%) menyatakan baik, 12 responden (20,0%) menyatakan cukup
dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik.
66
TABEL 4.34
PUSAT INFORMASI MEMBERIKAN INFORMASI YANG JELAS
3. Pusat informasi memberikan informasi yang jelas
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 7 11,7 11,7 11,7
Baik 38 63,3 63,3 75,0
Cukup 13 21,7 21,7 96,7
Tidak Baik 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.34 diatas, mengenai pusat informasi memberikan
informasi yang jelas diperoleh data sebanyak 7 responden (11,7%) menyatakan
sangat baik, 38 responden (63,3%) menyatakan baik, 13 responden (21,7%)
menyatakan cukup dan 2 responden (3,3%) menyatakan tidak baik.
b. Analisis Deskriptif Statistik Keandalan (Reliability)
Berikut dibawah ini adalah statistik deskriptif mengenai dimensi
keandalan (reliability) yang terdapat di Bandar Udara Husein Sastranegara
Bandung adalah diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.35
Deskriptif Statistik Keandalan (Reliability)
Mean Std. Deviation
1. Prosedur pelayanan yang cepat dan tepat 3,77 ,722
2. Konsistensi kinerja pelayanan yang diberikan 3,95 ,675
3. Pusat informasi memberikan informasi yang
jelas 3,83 ,668
Valid N (listwise)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
67
Dari tabel diatas dapat dilihat sebaran nilai rata rata dan standart deviasi
mengenai dimensi keandalan (reliability) dengan rata – rata minimal sebesar
3,77 dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator prosedur pelayanan yang
cepat dan tepat. Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal sebesar 3,95 dapat di
katagorikan baik dan berada pada indikator konsistensi kinerja pelayanan yang
diberikan.
Berikut dibawah ini statistik deskriptif mengenai banyaknya indikator,
nilai minimum, nilai maksimum, nilai minimal dan standart deviasi mengenai
dimensi keandalan (reliability). Diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.36
STATISTIK DESKRIPTIF KEANDALAN (RELIABILITY)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Keandalan (Reliability) 3 3,77 3,95 3,8500 ,09165
Valid N (listwise) 3
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 indikator pada dimensi
keandalan (reliability), dengan nilai minimum yaitu sebesar 3,77 dapat di
katagorikan baik dan berada pada indikator prosedur pekayanan yang cepat dan
tepat. Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal sebesar 3,95 dapat di katagorikan
baik dan berada pada indikator yaitu konsistensi kinerja pelayanan yang
diberikan. Sedangkan diperoleh nilai rata – rata 3,85 atau secara kuantitas sudah
mencapai (77,0%)
68
Berikut dibawah ini adalah diagram kontrol untuk dimensi keandalan
(reliability) hasilnya adalah sebagai berikut :
GAMBAR 4.4
DIAGRAM KONTROL KEANDALAN (RELIABILITY)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari gambar diagram diatas dapat dilihat semua 1 indikator berada diatas
rata – rata dan dapat dikatakan baik. Indikator tersebut adalah :
1. Konsistensi kinerja pelayanan yang diberikan.
Terdapat pula 2 indikator yang berada di bawah rata – rata dan dapat
dikatakan kurang. Indikator tersebut adalah :
1. Prosedur pelayanan yang cepat dan tepat.
2. Pusat informasi memberikan informasi yang jelas.
69
Dari dimensi keandalan (reliability) terdiri dari 3 indikator yang berkaitan
dengan performa daya keandalan petugas pemberi jasa. Secara keseluruhan sudah
dapat dikatakan baik. Indikator pertama yang mendapatkan nilai paling tinggi
adalah konsistensi kinerja yang diberikan sebesar 3,95 , yang kedua pusat
informasi memberikan informasi yang jelas sebesar, 3,83 dan yang terakhir
prosedur pelayanan yang cepat dan tepat sebesar 3,77. Hal ini dapat terjadi karena
untuk pengguna jasa yang telah beberapa kali menggunakan jasa Bandar Udara
Husein Sastranegara Bandung pelayanan yang diberikan oleh pusat informasi
dinilai bersifat konsisten sehingga penguna jasa disabilitas merasa pelayanan yang
diberikan oleh petugas pemberi jasa dapat diandalkan. Namun pada 2 indikator
lainnya berada dibawah rata – rata dikarenakan pusat informasi dinilai kurang
dapat memberikan informasi yangjelas dan prosedur pelayanan yang
diberikandirasa perlu ditingkatkan sehingga akan berdampak pada peningkatan
persepsi pengguna jasa disabilitas mengenai 2 indikator ini.
70
6. Persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai jaminan
(Assurance) dari pengelola Bandar Udara Huseinsastranegara Bandung
dalam melayani.
a. Analisis Distribusi Jaminan (Assurance)
Berikut dibawah ini adalah hasil persepsi pengguna jasa disabilitas
mengenai dimensi jaminan (assurance) dari pihak pengelola bandar udara Husein
Sastranegara Bandung dalam melayani, yang diperoleh melalui 60 orang
responden:
TABEL 4.37
PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN PETUGAS PEMBERI JASA
1. Pengetahuan dan kemampuan petugas pemberi jasa
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 10 16,7 16,7 16,7
Baik 37 61,7 61,7 78,3
Cukup 11 18,3 18,3 96,7
Tidak Baik 2 3,3 3,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.37 diatas, mengenai pengetahuan dan kemampuan petugas
pemberi jasa diperoleh data sebanyak 10 responden (16,7%) menyatakan sangat
baik, 37 responden (61,7%) menyatakan baik, 11 responden (18,3%) menyatakan
cukup dan 2 responden (3,3%) menyatakan tidak baik..
71
TABEL 4.38
KETERAMPILAN PETUGAS PEMBERI JASA DALAM MELAYANI
2. Keterampilan petugas pemberi jasa dalam melayani
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 10 16,7 16,7 16,7
Baik 39 65,0 65,0 81,7
Cukup 11 18,3 18,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.39 diatas, mengenai keterampilan petugas pemberi jasa
dalam melayani diperoleh data sebanyak 10 responden (16,7%) menyatakan
sangat baik, 39 responden (65,0%) menyatakan baik dan 11 responden (18,3%)
menyatakan cukup.
TABEL 4.39
PELAYANAN YANG SOPAN DAN RAMAH
3. Pelayanan yang sopan dan ramah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 13 21,7 21,7 21,7
Baik 38 63,3 63,3 85,0
Cukup 9 15,0 15,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.39 diatas, mengenai pelayanan yang sopan dan ramah
diperoleh data sebanyak 13 responden (21,7%) menyatakan sangat baik, 38
responden (63,3%) menyatakan baik dan 9 responden (15,0%) menyatakan.
72
TABEL 4.40
JAMINAN KEAMANAN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP PELAYANAN
4. Jaminan keamanan dan kepercayaan terhadap pelayanan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 7 11,7 11,7 11,7
Baik 40 66,7 66,7 78,3
Cukup 12 20,0 20,0 98,3
Tidak Baik 1 1,7 1,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.40 diatas, mengenai jaminan keamanan dan kepercayaan
terhadap pelayanan diperoleh data sebanyak 7 responden (11,7%) menyatakan
sangat baik, 40 responden (66,7%) menyatakan baik, 12 responden (20,0%)
menyatakan cukup dan 1 responden (1,7%) menyatakan tidak baik..
TABEL 4.41
KETEPATAN PETUGAS PEMBERI JASA DALAM MENJAWAB
PERTANYAAN
5. Ketepatan petugas pemberi jasa dalam menjawab pertanyaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 8 13,3 13,3 13,3
Baik 32 53,3 53,3 66,7
Cukup 20 33,3 33,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Menurut tabel 4.41 diatas, mengenai ketepatan petugas pemberi jasa dalam
menjawab pertanyaan diperoleh data sebanyak 8 responden (13,3%) menyatakan
73
sangat baik, 32 responden (53,3%) menyatakan baik dan 20 responden (33,3%)
menyatakan cukup.
b. Analisis Deskriptif Statistik Jaminan (Assurance)
Berikut dibawah ini adalah statistik deskriptif mengenai dimensi jaminan
(assurance) yang terdapat di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung adalah
diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.42
ANALISIS DESKRIPTIF STATISTIK JAMINAN (ASSURANCE)
Mean Std. Deviation
. Pengetahuan dan kemampuan petugas
pemberi jasa 3,92 ,696
2. Keterampilan petugas pemberi jasa dalam
melayani 3,98 ,596
3. Pelayanan yang sopan dan ramah 4,07 ,607
4. Jaminan keamanan pelayanan dan
kepercayaan terhadap pelayanan 3,88 ,613
5. Ketepatan petugas pemberi jasa dalam
menjawab pertanyaan 3,80 ,659
Valid N (listwise)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat sebaran nilai rata rata dan standart deviasi
mengenai dimensi jaminan (assurance) dengan rata – rata minimal sebesar 3,80
dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator ketepatan petugas pemberi
jasa dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal
sebesar 4,07 dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator pelayanan yang
diberikan pelayanan yang sopan dan ramah.
74
Berikut dibawah ini statistik deskriptif mengenai banyaknya indikator,
nilai minimum, nilai maksimum, nilai minimal dan standart deviasi mengenai
dimensi jaminan (assurance). Diperoleh hasil sebagai berikut :
TABEL 4.43
STATISTIK DESKRIPTIF JAMINAN (ASSURANCE)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Jaminan
(Assurance) 5 3,80 4,07 3,9300 ,10198
Valid N (listwise) 5
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 indikator pada dimensi
jaminan (assurance), dengan nilai minimum yaitu sebesar 3,80 dapat di
katagorikan baik dan berada pada indikator ketepatan petugas pemberi jasa dalam
menjawab pertanyaan. Sedangkan diperoleh rata – rata maksimal sebesar 4,07
dapat di katagorikan baik dan berada pada indikator pelayanan yang sopan dan
ramah. Sedangkan diperoleh nilai rata – rata 3,93 atau secara kuantitas sudah
mencapai (78,6%)
75
Berikut dibawah ini adalah diagram kontrol untuk dimensi jaminan
(assurance) hasilnya adalah sebagai berikut :
GAMBAR 4.5
DIAGRAM KONTROL JAMINAN (ASSURANCE)
Sumber: Data olahan kuisioner penulis, 2017
Dari gambar diagram diatas dapat dilihat semua 2 indikator berada diatas
rata – rata dan dapat dikatakan baik. Indikator tersebut adalah :
1. Keterampilan petugas pemberi jasa dalam melayani.
2. Pelayanan yang sopan dan ramah.
Terdapat pula 3 indikator yang berada di bawah rata – rata dan dapat
dikatakan kurang. Indikator tersebut adalah :
1. Pengetahuan dan kemampuan petugas pemberi jasa.
2. Jaminan dan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap
pelayanan
76
3. Ketepatan petugas pemberi jasa dalam menjawab pertanyaan.
Dari dimensi jaminan (assurance) terdiri dari 5 indikator yang berkaitan
dengan performa jaminan yang diberikan oleh petugas pemberi jasa. secara
keseluruhan sudah dapat dikatakan baik. Indikator pertama yang mendapatkan
nilai paling tinggi adalah pelayanan yang sopan dan ramah sebesar 4,07 , kedua
adalah keterampilan petugas pemberi jasa dalam melayani sebesar 3,98 , yang
ketiga adalah pengetahuan dan kemampuan petugas pemberi jasa sebesar 3,92 ,
keempat adalah jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap
pelayanan sebesar 3,88 dan yang terakhir adalah ketepatan petugas pemberi jasa
dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan dan
keramahan serta sopan santun petugas pemberi jasa dalam meyakinkan
kepercayaan pengguna jasa penyandang disabilitas baik dan dapat dipercaya.
Petugas pemberi jasa dinilai memiliki keterampilan dalam melayani pengguna
jasa disabilitas dianggap sopan dan ramah dalam melayani. Hal ini berdampak
pada tinggnya persepsi pengguna jasa disabilitas kepada petugas pemberi jasa dan
dapat dilihat bahwa dimensi jaminan mendapatkan nilai rata – rata 3,93 atau
secara kuantitas sudah mencapai (78,6%) yang merupakan nilai kuantitas paling
tinggi diantara 5 dimensi lainnya.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kualitas pelayanan untuk
penyandang disabilitas di Bandar Udara Hsein Sastranegara Bandung maka
diperoleh kesimpulan :
1. Profil pengguna jasa disabilitas yang menggunakan jasa Bandar Udara
Husein Sastranega Bandung mayoritas adalah laki – laki sebesar 60 %,
berusia diatas 45 tahun yaitu sebesar 40 %, berprofesi sebagai wiraswasta
sebesar 26,7% dan tidak bekerja dan pensiunan sebesar 26,7%. Mayoritas
responden pengguna jasa disabilitas telah menggunakan jasa Bandar Udara
Husein Sastranegara Bandung sebanyak 3 kali sebesar 45% dan mayoritas
berasal dari kota Bandung sebesar 50 %.
2. Dapat dilihat dari analisis data tentang dimensi fasilitas fisik (tangible)
bahwa persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai fasilitas
fisik (tangible) yang berada di area kedatangan dan keberangkatan
domestik dan area kedatangan dan keberangkatan internasional di Bandar
Udara Husein Sastranegara Bandung saat ini sudah baik Hal ini dapat
disimpulkan bahwa PT. Angkasa Pura II Bandung telah memenuhi 76,2%
persepsi pengguna jasa disabilitas. Khususnya pada fasilitas Bandar Udara
Husein Sastranegara Bandung telah memenuhi SOP yang berlaku untuk
fasilitas fisik yang ditujukan untuk penyandang disabilitas yaitu seperti
ramp yang sudah ada memiliki kemiringan tidak lebih dari 20°,
tersedianya toilet khusus untuk penyandang disabilitas, lift khusus pada
78
bandar udara yang memiliki 2 lantai atau lebih, petunjuk dan bantuan
khusus untuk penyandang disabilitas. Namun untuk fasilitas fisik ruang
tunggu masih kurang baik dan masih berada jauh dibawah rata – rata
fasilitas fisik lainnya. Hal ini dikarenakan area ruang tunggu untuk
penyandang disabilitas masih menjadi satu dengan pengguna jasa umum
lain.
3. Dapat dilihat dari analisis data tentang dimensi empati (emphaty) bahwa
persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai empati (emphaty)
dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung dalam
melayani saat ini adalah sudah baik dan PT. Angkasa Pura II Bandung
telah memenuhi 74,4% persepsi dari pengguna jasa disabilitas. Hal ini
dapat dilihat dari persepsi pengguna jasa disabilitas yang baik tentang
kemampuan petugas pemberi jasa yang memberikan pelayanan kepada
pengguna jasa disabilitas tanpa adanya diskriminasi dan melayani dengan
ramah.
4. Dapat dilihat dari analisis data tentang dimensi daya tanggap
(responsiveness) bahwa persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas
mengenai daya tanggap (responsiveness) dari pengelola Bandar Udara
Husein Sastranegara Bandung dalam melayani saat ini adalah sudah baik
dan PT. Angkasa Pura II Bandung telah memenuhi 76,8% persepsi dari
pengguna jasa disabilitas. Hal ini dapat dilihat dari persepsi pengguna jasa
disabilitas yang menilai petugas pengguna jasa mampu meberikan
tindakan yang cepat pada saat pengguna jasa disabilitas membutuhkan
79
bantuan dan informasi yang diberikan oleh pengguna jasa jelas dan mudah
dimengerti.
5. Dapat dilihat dari analisis data tentang dimensi keandalan (reliability)
bahwa persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai keandalan
(reliability) dari pengelola Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung
dalam melayani saat ini adalah sudah baik dan PT. Angkasa Pura II
Bandung telah memenuhi 77,0% persepsi dari pengguna jasa disabilitas.
Hal ini dapat dilihat dari persepsi pengguna jasa disabilitas yang menilai
bahwa konsistensi kinerja pelayanan dan prosedur pelayanan yang
diberikan oleh petugas pemberi jasa dapat diandalkan juga pusat infomasi
yang ada dinilai dapat memberikan informasi yang jelas.
6. Dapat dilihat dari analisis data tentang dimensi jaminan (assurance) bahwa
persepsi pengguna jasa penyandang disabilitas mengenai jaminan
(assurance) dari pengelola Bandar Udara Huseinsastranegara Bandung
dalam melayani saat ini adalah sudah baik dan PT. Angkasa Pura II
Bandung telah memenuhi 78,6% persepsi dari pengguna jasa disabilitas.
Hal ini dapat dilihat dari persepsi pengguna jasa disabilitas yang menilai
bahwa petugas pemberi jasa memiliki kemampuan yang baik dalam
melayani, memberikan jaminan keamanan dan mampu memberikan
jawaban yang tepat kepada pengguna jasa disabilitas yang membutuhkan
bantuan secara sopan dan ramah.
80
Apabila ke lima dimensi diurutkan dari yang terbesar dalam pemenuhan
persepsi pengguna jasa disabilitas mengenai kualitas pelayanan yang diberikan
PT. Angkasa Pura II Bandung kepada pengguna jasa disabilitas yang
menggunakan jasa Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung adalah sebagai
berikut :
1. Jaminan (assurance) sebesar 78,6%
2. Keandalan (reliability) sebesar 77,0%
3. Daya tanggap (responsiveness) sebesar 76,8%
4. Fasilitas fisik (tangible) sebesar 76,2%
5. Empati (emphaty) sebesar 74,4%
81
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis
mengajukan rekomendasi yang diharpakan dapat berguna dan pihak pengelola
dapat mempertimbangkannya agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk
pengguna jasa disabilitas di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung,
diantaranya yaitu :
a. Membuat ruang tunggu khusus yang diperuntukan untuk pengguna jasa
disabilitas baik di area kedatangan dan keberangkatan domestik
maupun internasional.
b. Menambahkan signage yang diperuntukan untuk memberikan petunjuk
kepada pengguna jasa diabilitas, agar dapat memudahkan pengguna jasa
disabilitas apabila mengalami kesulitan.
c. Menyediakan pusat informasi dan pusat bantuan khusus untuk
pengguna jasa disabilitas didalam area check in keberangkatan dan di
area tunggu kedatangan baik di bagian penerbangan domestik maupun
internasional.
d. PT. Angkasa Pura mengadakan pelatihan khusus yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan petugas pemberi jasa dalam memberikan
pelayanan yang cepat tanggap untuk melayani pengguna jasa
disabilitas.
e. PT. Angkasa Pura mengadakan pelatihan khusus yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan petugas pemberi jasa sehingga dapat
dengan tepat memberikan solusi apabila diperlukan oleh pengguna jasa
disabilitas
83
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Degibson Siagian, Sugiarto. (2000). Metode Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta : Gramedia .
Direktorat Jendral Perhubungan Udara (1999). Standar Kinerja Operasional
Bandar Udara Yang Terkait Dengan Tingkat Pelayanan (Level Of Service)
Di Bandar Udara Sebagai Dasar Kebijakan Pentarifan Jasa
Kebandarudaraan. Nomor: SKEP/284/XI/1991/. Jakarta: Departemen
Perhubungan
Fandy, Tjiptono,(2011), Pemasaran Jasa , Bayumedia, Malang.
Gronroos, Christian. (2000). Service Management and Marketing: A Moment of
Truth. Singapore: Maxwell Macmillan International.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management .New Jersey:
Pearson Prentice Hall, Inc.
Kotler, Keller, 2012. Marketing Management, 14th, Person Education.
Kotler Philip, 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation
and Control. Prentice Hall Int, Inc., Millenium Edition, Englewood Cliffs,
New Jersey.
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusmayadi. 2000. Statistika Pariwisata Deskriptif. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Marjuki, Penyandang Cacat Berdasarkan Klasifikasi International Classification
of Functioning for Disability and Health (ICF), Jakarta: Departemen Sosial
Republik Indonesia, 2012
Nasution, M.N (2003). Manajemen Jasa Terpadu, Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.
Philip, Kotler (2000). Manajemen Pemasaran . Edisi Milenium. Jilid 1&2. PT.
Prenhalindo; Jakarta.
Sugiyono(2011). Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta
84
Tjiptono, F. (2011). Service Qualiy and Satisfaction. Edisi keempat. Yogyakarta:
PenerbitAndi.
https://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_25_T
ahun_2009
https://ppid.bandung.go.id/
http://www.kemendagri.go.id/media/documents/2016/05/11/u/u/uu_nomor_8_tah
un_2016.pdf
https://www.icao.int/Pages/default.aspx
https://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_1_Ta
hun_2009
https://asmokho.wordpress.com/2015/05/10/peraturan-menteri-perhubungan-no-
pm-49-tahun-2012/
http://hubud.dephub.go.id/?id/uu/index/search:PM%2038%20tahun%202015
http://hubud.dephub.go.id/?id/uu
85
LAMPIRAN
1. Surat Pengantar Lokus
2. Surat Persetujuan Pengumpulan Data
3. Formulir Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
4. Formulir Bimbingan Skripsi
5. Daftar Pertanyaan Kuesioner
6. Tabel Validitas
7. Tabel Reliabilitas
8. Daftar Checklist
9. Tabel Coding Sheet
10. Turnitin
11. Dokumentasi
12. Biodata Penulis
Bapak/Ibu/Saudara/i
Saya, Audy Lestari mahasiswa Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung program Studi Industri Perjalanan,
sedang mengadakan penelitian yang berjudul Kualitas
Pelayanan Untuk Penyandang Disabilitas di Bandar
Udara Husein Sastranegara Bandung mengenai empat
fokus instrumen yang terdiri dari: tangibles, emphaty,
responsiveness, reliability, assurance.
Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan
data yang menunjang tugas skripsi sebagai syarat kelulusan.
Untuk itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan
sebaik-baiknya yang akan dianalisis sehingga mendapatkan
gambaran lebih jauh mengenai kepuasan konsumen.
Saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini.
Bandung, Maret 2017
Peneliti
Studi Fokus: Profil Konsumen
Berikan Tanda (x) Pada Jawaban yang Dipilih!
1. Jenis kelamin
o Laki-laki o Perempuan
2. Usia
o 17-23 tahun o 38-45 tahun
o 24-30 tahun o >45 tahun
o 31-37 tahun
3. Pekerjaan
o Mahasiswa o Dosen
o PNS o Karyawan swasta
o Wiraswasta o Lainnya................
4. Frekuensi menggunakan jasa Bandar Udara Husein
Sastranegara
o 2 kali o 4 kali
o 3 kali o >5 kali
5. Daerah Asal
o Kota Bandung o DKI. Jakarta
o Kab. Bandung o Lainnya................
o Kab. Bandung
Barat
o Kota Cimahi
o Bandung dan
sekitarnya
Studi Fokus: Tangibles
Berikan Tanda (x) Pada Jawaban yang Dipilih!
SS= Sangat Setuju, S= Setuju, N=Netral, KS= Kurang
Setuju, TS= Tidak Setuju
No Pernyataan Skala
SS S N KS TS
6
Ketersediaan dan
kelengkapan fasilitas
ramp
7
Ketersediaan dan
kelengkapan fasilitas
toilet khusus
8
Ketersediaan dan
kelengkapan fasilitas
lift khusus
9
Ketersediaan dan
kelengkapan area
tunggu khusus
10
Ketersediaan
petunjuk atau
bantuan khusus
11 Kesiapan dan
kebersihan ramp
12
Kesiapan dan
kebersihan toilet
khusu
13
Kesiapan dan
kebersihan lift
khusus
14
Kesiapan dan
kebersihan area
tunggu khusus
15
Tersedianya fasilitas
keamanan dan
keselamatan di ramp
16
Tersedianya fasilitas
keamanan dan
keselamatan di toilet
khusus
17
Tersedianya fasilitas
keamanan dan
keselamatan di lift
khusus
18
Tersedianya fasilitas
keamanan dan
keselamatan di area
tunggu khusus
19
Kerapihan
penampilan petugas
pemberi jasa
Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung
Studi Industri Perjalanan
Studi Fokus: Responsiveness Berikan Tanda (x) Pada Jawaban yang Dipilih!
SB= Sangat Baik, B= Baik, C=Cukup, TB= Tidak Baik,
STB= Sangat Tidak Baik
No Pernyataan Skala
SB B C TB STB
23
Kemampuan petugas
pemberi jasa untuk
cepat tanggap
menyelesaikan
keluhan
24
Petugas pemberi jasa
memberikan
informasi yang jelas
dan mudah
dimengerti
25
Tidakan cepat pada
saat pengguna jasa
membutuhkan
Studi Fokus: Reliability
Berikan Tanda (x) Pada Jawaban yang Dipilih!
SB= Sangat Baik, B= Baik, C=Cukup, TB= Tidak Baik,
STB= Sangat Tidak Baik
No Pernyataan Skala
SB B C TB STB
26 Prosedur pelayanan
yang cepat dan tepat
27
Konsistensi kinerja
pelayanan yang
diberikan
28
Pusat informasi
memberikan
informasi yang jelas
-Thank You-
Studi Fokus: Emphaty
Berikan Tanda (x) Pada Jawaban yang Dipilih!
SB= Sangat Baik, B= Baik, C=Cukup, TB= Tidak Baik,
STB= Sangat Tidak Baik
No Pernyataan Skala
SB B C TB STB
20
Perhatian dan
tanggap dalam
menyelesaikan
keluhan pengguna
jasa disabilitas
21 Keramahan petugas
pemberi jasa
22
Pelayanan kepada
semua pengguna jasa
tanpa diskriminasi
Studi Fokus: Assurance Berikan Tanda (x) Pada Jawaban yang Dipilih!
SB= Sangat Baik, B= Baik, C=Cukup, TB= Tidak Baik,
STB= Sangat Tidak Baik
No Pernyataan Skala
SB B C TB STB
29
Pengetahuan dan
kemampuan petugas
pemberi jasa
30
Keterampilan
petugas pemberi jasa
dalam melayani
31 Pelayanan yang
sopan dan ramah
32
Jaminan keamanan
pelayanan dan
kepercayaan terhadap
pelayanan
33
Ketepatan petugas
pemberi jasa dalam
menjawab
pertanyaan
Correlations
1. Ketersediaan dan
kelengkapan
fasilitas ramp
Pearson
Correlation 1
,28
1
,11
9 ,251
,31
6
0,3
74
,19
6 ,262
,22
4
,26
3
,15
4 ,109
0,5
04
,11
1
0,4
19 ,009
,12
3
0,5
48
,21
6 ,253
,27
9
,31
2
,33
9 ,349
,20
0
,12
1
,09
6 ,681**
Sig. (2-tailed) ,13
2
,96
7
,53
2 ,180
,08
9
,04
2
,29
9 ,162
,23
4
,16
0
,41
6 ,568
,00
5
,56
0
,02
1 ,964
,51
6
,00
2
,25
2 ,178
,13
6
,09
3
,06
7 ,059
,28
9
,52
3
,61
5 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
2. Ketersediaan dan
kelengkapan
fasilitas toilet
khusus
Pearson
Correlation ,281 1
,12
2
,13
5 ,164
,04
9
,29
9
,25
3 ,006
,21
6
,31
8
,22
2 ,264
,17
2
0,4
31
,28
5 ,047
,12
2
,31
7
,00
9 ,133
,08
7
,07
2
-
,10
3
,361 0,3
92
,21
2
,06
2 ,397*
Sig. (2-tailed) ,132 ,52
2
,47
9 ,386
,79
9
,10
9
,17
8 ,973
,25
1
,08
7
,23
8 ,159
,36
4
,01
8
,12
7 ,804
,52
0
,08
8
,96
1 ,482
,64
6
,70
4
,58
8 ,050
,03
2
,26
2
,74
5 0,03
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3. Ketersediaan dan
kelengkapan
fasilitas lift khusus
Pearson
Correlation ,008
,12
2 1
,14
4 ,051
,19
9
,22
2
,12
2 ,101
,23
8
0,4
71
,00
5
0,37
7
,08
7
,25
3
,27
3 ,037
,13
7
,08
5
,06
0 ,031
,24
2
,01
3
,19
0 ,186
,27
9
,06
3
,16
5 ,529*
Sig. (2-tailed) ,967 ,52
2
,44
8 ,791
,29
3
,23
8
,52
2 ,595
,20
6
,00
9
,97
7 ,040
,64
7
,17
7
,14
4 ,846
,47
1
,65
4
,75
2 ,872
,19
7
,94
4
,31
4 ,325
,13
5
,74
0
,38
4 0,042
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
4. Ketersediaan dan
kelengkapan area
tunggu khusus
Pearson
Correlation ,119
,13
5
,14
4 1 ,259
,00
7
,03
7
,07
8 ,013
,00
6
,12
9
0,4
31 ,207
,17
6
,09
9
0,3
69 ,232
,24
3
,03
2
,07
4 ,066
,34
7
,11
5
,08
3 ,097
,01
3
,02
4
,09
4 ,439**
Sig. (2-tailed) ,532 ,47
9
,44
8 ,168
,97
1
,84
7
,68
3 ,946
,97
6
,49
8
,01
8 ,273
,35
1
,60
2
,04
5 ,218
,19
5
,86
7
,69
7 ,728
,06
0
,54
5
,66
2 ,612
,94
6
,90
1
,62
1 0,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5. Ketersediaan
petunjuk atau
bantuan khusus
Pearson
Correlation ,251
,16
4
,05
1
,25
9 1
0,4
93
,01
0
,16
4 ,074
,03
4
,17
3
,25
9
0,38
9
,20
2
,24
6
,27
1 ,014
,07
4
,20
1
,04
8
,449*
,28
0
,11
1
,32
2 ,240
,17
3
,09
2
,05
6 ,381*
Sig. (2-tailed) ,180 ,38
6
,79
1
,16
8
,00
6
,95
7
,38
6 ,697
,85
9
,36
0
,16
7 ,033
,28
4
,18
9
,14
7 ,942
,69
7
,28
8
,80
2 ,013
,13
4
,55
8
,08
3 ,201
,36
0
,63
0
,76
9 0,038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
6. Kesiapan dan
kebersihan ramp
Pearson
Correlation ,316
,04
9
,19
9
,00
7
0,49
3 1
,07
2
,26
4 ,307
,26
8
,24
1
,35
3 ,016
0,3
83
,32
6
,18
8 ,078
,00
6
,05
5
,05
4 ,260
,08
5
,02
8
,30
7
,419*
,21
3
,30
2
,07
8 ,530**
Sig. (2-tailed) ,089 ,79
9
,29
3
,97
1 ,006
,70
5
,15
9 ,099
,15
2
,19
9
,05
5 ,935
,03
7
,07
9
,31
9 ,682
,97
4
,77
4
,77
5 ,165
,65
5
,88
2
,09
9 ,021
,25
8
,10
5
,68
2 0,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
7. Kesiapan dan
kebersihan toilet
khusus
Pearson
Correlation 0,374
,29
9
,22
2
,03
7 ,010
,07
2 1
,06
1 ,296
,20
0
,18
6
,12
6 ,006
0,3
62
,11
4
0,4
8 ,192
,17
7
0,3
79
,22
8 ,124
0,4
54
,14
0
,06
2 ,082
,34
9
,08
2
0,3
76 ,531**
Sig. (2-tailed) ,042 ,10
9
,23
8
,84
7 ,957
,70
5
,75
0 ,112
,28
9
,32
5
,50
7 ,975
,04
9
,55
0
,00
7 ,310
,35
0
,03
9
,22
5 ,514
,01
2
,46
1
,74
4 ,665
,05
9
,66
7
,04
1 0,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
8. Kesiapan dan
kebersihan lift
khusus
Pearson
Correlation ,196
,25
3
,12
2
,07
8 ,164
,26
4
,06
1 1 ,006
,12
9
0,4
03
,04
1 ,024
,07
8
,00
4
,12
8 ,171
,02
6
,31
7
,28
9
0,43
4
,26
2
,18
8
,10
3
0,46
5
,00
6
,23
5
,04
7 ,462*
Sig. (2-tailed) ,299 ,17
8
,52
2
,68
3 ,386
,15
9
,75
0 ,973
,49
8
,02
7
,83
0 ,900
,68
4
,98
5
,50
0 ,366
,89
3
,08
8
,12
2 ,017
,16
2
,32
0
,58
8 ,010
,97
3
,21
1
,80
4 0,01
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
9. Kesiapan dan
kebersihan area
tunggu khusus
Pearson
Correlation ,262
,00
6
,10
1
,01
3 ,074
,30
7
,29
6
,00
6 1
,21
7
,16
3
,10
0 ,332
,34
0
,12
2
,21
7 ,046
,01
2
,21
0
,10
1 ,211
0,0
00
,34
0
,12
8 ,069
,04
1
,00
5
,14
5 ,419**
Sig. (2-tailed) ,162 ,97
3
,59
5
,94
6 ,697
,09
9
,11
2
,97
3
,25
0
,39
0
,59
7 ,073
,06
6
,52
0
,24
9 ,809
,95
1
,26
5
,59
5 ,263
1,0
00
,06
6
,50
1 ,717
,83
1
,97
7
,44
6 0,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
10. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
ramp
Pearson
Correlation ,224
,21
6
,23
8
,00
6 ,034
,26
8
,20
0
,12
9 ,217 1
,35
2
,20
7 ,013
,15
5
,09
9
,16
3 ,066
,07
4
,14
5
,19
9 ,110
,07
2
,19
0
0,3
75 ,245
,05
8
,03
9
,11
4 ,419*
Sig. (2-tailed) ,234 ,25
1
,20
6
,97
6 ,859
,15
2
,28
9
,49
8 ,250
,05
7
,27
3 ,945
,41
4
,60
1
,38
9 ,730
,69
7
,44
4
,29
2 ,564
,70
6
,31
4
,04
1 ,192
,76
0
,83
7
,55
0 0,021
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
11. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
toilet khusus
Pearson
Correlation ,263
,31
8
0,4
71
,12
9 ,173
,24
1
,18
6
0,4
03 ,163
,35
2 1
,14
3 ,310
,05
7
,12
1
,20
1 ,227
,18
8
,21
3
,24
3 ,026
,20
7
,35
5
,08
7
0,41
7
,29
5
,15
8
,03
2 ,566**
Sig. (2-tailed) ,160 ,08
7
,00
9
,49
8 ,360
,19
9
,32
5
,02
7 ,390
,05
7
,44
9 ,096
,76
5
,52
4
,28
8 ,227
,31
9
,25
9
,19
5 ,890
,27
2
,05
4
,64
9 ,022
,11
3
,40
5
,86
8 0,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
12. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
lift khusus
Pearson
Correlation ,154
,22
2
,00
5
0,4
31 ,259
,35
3
,12
6
,04
1 ,100
,20
7
,14
3 1 ,053
,29
1
,33
9
-
,15
9
,203 ,15
3
,05
3
-
,12
3
,192 ,07
2
,11
9
,29
6 ,160
,29
6
,26
0
,02
4 ,414*
Sig. (2-tailed) ,416 ,23
8
,97
7
,01
8 ,167
,05
5
,50
7
,83
0 ,597
,27
3
,44
9 ,783
,11
8
,06
7
,40
1 ,281
,41
9
,78
2
,51
9 ,310
,70
6
,53
1
,11
2 ,400
,11
2
,16
6
,90
0 0,027
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
13. Tersedianya
fasilitas keamanan
dan keselamatan di
area tunggu khusus
Pearson
Correlation ,109
,26
4
0,3
77
,20
7
0,38
9
,01
6
,00
6
,02
4 ,332
,01
3
,31
0
,05
3 1
,03
7
,34
4
,13
5 ,155
,31
8
0,4
24
,06
3 ,075
,26
2
,16
3
,24
6 ,327
0,4
05
,15
4
,09
0 ,496*
Sig. (2-tailed) ,568 ,15
9
,04
0
,27
3 ,033
,93
5
,97
5
,90
0 ,073
,94
5
,09
6
,78
3
,84
5
,06
3
,47
7 ,413
,08
7
,02
0
,74
2 ,694
,16
3
,39
1
,19
1 ,078
,02
7
,41
7
,63
7 0,02
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
14. Kerapihan
penampilan petugas
pemberi jasa
Pearson
Correlation 0,504
,17
2
,08
7
,17
6 ,202
0,3
83
0,3
62
,07
8 ,340
,15
5
,05
7
,29
1 ,037 1
,06
1
,17
9 ,040
,31
0
,18
1
,13
1 ,285
,34
0
,24
8
,11
5 ,345
,04
0
,06
5
,04
0 ,437*
Sig. (2-tailed) ,005 ,36
4
,64
7
,35
1 ,284
,03
7
,04
9
,68
4 ,066
,41
4
,76
5
,11
8 ,845
,74
9
,34
4 ,835
,09
5
,33
8
,49
2 ,126
,06
6
,18
7
,54
5 ,062
,83
4
,73
3
,83
5 0,016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
15. Perhatian dan
tanggap terhadap
keluhan pengguna
jasa tuna daksa
Pearson
Correlation ,111
0,4
31
,25
3
,09
9 ,246
,32
6
,11
4
,00
4 ,122
,09
9
,12
1
,33
9 ,344
,06
1 1
,23
3 ,025
,18
7
,11
6
,00
9 ,133
,29
1
,24
6
,02
6 ,014
,36
0
,18
2
,24
4 ,597**
Sig. (2-tailed) ,560 ,01
8
,17
7
,60
2 ,189
,07
9
,55
0
,98
5 ,520
,60
1
,52
4
,06
7 ,063
,74
9
,21
6 ,894
,32
4
,54
0
,96
1 ,482
,11
8
,19
0
,89
3 ,942
,05
1
,33
7
,19
4 0,006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
16. Keramahan
petugas pemberi
jasa tuna daksa
Pearson
Correlation ,419*
,28
5
,27
3
0,3
69 ,271
,18
8
0,4
8
,12
8 ,217
,16
3
,20
1
-
,15
9
,135 ,17
9
,23
3 1 ,195
-
,01
9
,29
8
,06
2
-
,024
,06
4
,05
3
-
,13
7
,270 ,13
7
,09
0
-
,12
6
,468**
Sig. (2-tailed) ,021 ,12
7
,14
4
,04
5 ,147
,31
9
,00
7
,50
0 ,249
,38
9
,28
8
,40
1 ,477
,34
4
,21
6 ,302
,92
1
,11
0
,74
7 ,898
,73
6
,78
0
,47
0 ,149
,47
0
,63
7
,50
9 0,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
17. Pelayanan
kepada semua
pengguna jasa tuna
daksa tanpa
memandang
perbedaan
Pearson
Correlation ,009
,04
7
,03
7
,23
2 ,014
,07
8
,19
2
,17
1
-
,046
-
,06
6
,22
7
,20
3 ,155
,04
0
,02
5
,19
5 1
,18
4
,17
6
,25
7 ,341
0,0
00
-
,16
3
,15
1 ,028
-
,15
1
-
,05
2
-
,11
5
,591*
Sig. (2-tailed) ,964 ,80
4
,84
6
,21
8 ,942
,68
2
,31
0
,36
6 ,809
,73
0
,22
7
,28
1 ,413
,83
5
,89
4
,30
2
,33
0
,35
1
,17
0 ,065
1,0
00
,39
0
,42
5 ,882
,42
5
,78
6
,54
4 0,022
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
18. Kemampuan
petugas pemberi
jasa untuk cepat
tanggap
menyelesaikan
keluhan pengguna
jasa
Pearson
Correlation ,123
,12
2
,13
7
,24
3 ,074
,00
6
,17
7
,02
6 ,012
-
,07
4
,18
8
-
,15
3
-
,318
-
,31
0
,18
7
-
,01
9
,184 1
-
,02
9
,32
0 ,211
,07
9
,05
2
,09
9
-
,182
,16
3
-
,02
2
-
,21
0
,425*
Sig. (2-tailed) ,516 ,52
0
,47
1
,19
5 ,697
,97
4
,35
0
,89
3 ,951
,69
7
,31
9
,41
9 ,087
,09
5
,32
4
,92
1 ,330
,87
9
,08
5 ,263
,67
8
,78
4
,60
3 ,336
,39
0
,91
0
,26
4 0,022
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
19. Petugas pemberi
jasa memberikan
informasi yangjelas
dan mudah
dimengerti
Pearson
Correlation ,548**
,31
7
,08
5
,03
2 ,201
,05
5
0,3
79
,31
7 ,210
,14
5
,21
3
,05
3
-
,424*
,18
1
,11
6
,29
8 ,176
-
,02
9
1 ,20
0
-
,038
,29
5
-
,01
6
,11
6
,414*
,42
8*
,03
7
-
,19
3
,416*
Sig. (2-tailed) ,002 ,08
8
,65
4
,86
7 ,288
,77
4
,03
9
,08
8 ,265
,44
4
,25
9
,78
2 ,020
,33
8
,54
0
,11
0 ,351
,87
9
,29
0 ,844
,11
3
,93
2
,54
1 ,023
,01
8
,84
6
,30
7 0,022
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
20. Tindakan cepat
pada saat pengguna
jasa membutuhkan
Pearson
Correlation ,216
,00
9
,06
0
,07
4 ,048
,05
4
,22
8
,28
9 ,101
,19
9
,24
3
-
,12
3
-
,063
-
,13
1
,00
9
,06
2 ,257
,32
0
,20
0 1 ,349
,22
9
,11
4
,06
7 ,036
,18
5
,22
6
,25
7 ,364*
Sig. (2-tailed) ,252 ,96
1
,75
2
,69
7 ,802
,77
5
,22
5
,12
2 ,595
,29
2
,19
5
,51
9 ,742
,49
2
,96
1
,74
7 ,170
,08
5
,29
0 ,059
,22
4
,55
0
,72
4 ,849
,32
7
,22
9
,17
0 0,048
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
21. Prosedur
pelayanan yang
cepat dan tepat
Pearson
Correlation ,000
,13
3
,03
1
,06
6
,449*
,26
0
,12
4
0,4
34 ,211
,11
0
,02
6
,19
2
-
,075
-
,28
5
-
,13
3
-
,02
4
,341 ,21
1
-
,03
8
,34
9 1
,16
4
-
,05
4
,24
1 ,130
-
,06
0
,30
7
,34
1 ,543*
Sig. (2-tailed) 1,000 ,48
2
,87
2
,72
8 ,013
,16
5
,51
4
,01
7 ,263
,56
4
,89
0
,31
0 ,694
,12
6
,48
2
,89
8 ,065
,26
3
,84
4
,05
9
,38
7
,77
6
,19
9 ,494
,75
2
,09
9
,06
5 0,023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
22. Konsistensi
kinerja pelayanan
yang diberikan
Pearson
Correlation ,279
,08
7
,24
2
,34
7 ,280
,08
5
0,4
54
,26
2 ,048
,07
2
,20
7
,07
2
-
,262
,34
0
0,0
00
,06
4
0,00
0
,07
9
,29
5
,22
9 ,164 1
,49
7**
,07
9 ,085
,23
7
,51
2**
0,0
00 ,521**
Sig. (2-tailed) ,136 ,64
6
,19
7
,06
0 ,134
,65
5
,01
2
,16
2 ,802
,70
6
,27
2
,70
6 ,163
,06
6
1,0
00
,73
6
1,00
0
,67
8
,11
3
,22
4 ,387
,00
5
,67
8 ,655
,20
8
,00
4
1,0
00 0,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
23. Pusat informasi
memberikan
informasi yang jelas
Pearson
Correlation ,312
,07
2
,01
3
,11
5 ,111
,02
8
,14
0
,18
8 ,340
,19
0
,35
5
,11
9
-
,163
,24
8
,24
6
,05
3
-
,163
,05
2
-
,01
6
,11
4
-
,054
,49
7** 1
,26
2 ,141
,20
9
,20
6
-
,07
4
,434*
Sig. (2-tailed) ,093 ,70
4
,94
4
,54
5 ,558
,88
2
,46
1
,32
0 ,066
,31
4
,05
4
,53
1 ,391
,18
7
,19
0
,78
0 ,390
,78
4
,93
2
,55
0 ,776
,00
5
,16
3 ,457
,26
7
,27
5
,69
8 0,016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
24. Pengetahuan
dan kemampuan
petugas pemberi
jasa
Pearson
Correlation ,339
,10
3
,19
0
,08
3 ,322
,30
7
,06
2
,10
3 ,128
0,3
75
,08
7
,29
6
-
,246
,11
5
,02
6
-
,13
7
,151 ,09
9
,11
6
,06
7 ,241
,07
9
,26
2 1 ,257
,13
4
,32
8
,25
0 ,403*
Sig. (2-tailed) ,067 ,58
8
,31
4
,66
2 ,083
,09
9
,74
4
,58
8 ,501
,04
1
,64
9
,11
2 ,191
,54
5
,89
3
,47
0 ,425
,60
3
,54
1
,72
4 ,199
,67
8
,16
3 ,170
,48
1
,07
6
,18
3 0,027
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
25. Keterampilan
petugas pemberi
jasa dalam melayani
Pearson
Correlation ,349
,36
1
,18
6
,09
7 ,240
0,4
19
,08
2
0,4
65 ,069
,24
5
0,4
17
,16
0
-
,327
,34
5
,01
4
,27
0 ,028
-
,18
2
,41
4*
,03
6 ,130
,08
5
,14
1
,25
7 1
,30
7
,04
6
,02
8 ,532**
Sig. (2-tailed) ,059 ,05
0
,32
5
,61
2 ,201
,02
1
,66
5
,01
0 ,717
,19
2
,02
2
,40
0 ,078
,06
2
,94
2
,14
9 ,882
,33
6
,02
3
,84
9 ,494
,65
5
,45
7
,17
0
,09
9
,80
7
,88
2 0,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
26. Pelayanan yang
sopan dan ramah
Pearson
Correlation ,200
0,3
92
,27
9
,01
3 ,173
,21
3
,34
9
,00
6 ,041
,05
8
,29
5
-
,29
6
-
,405*
-
,04
0
,36
0
,13
7
-
,151
,16
3
,42
8*
,18
5
-
,060
,23
7
,20
9
,13
4 ,307 1
,07
5
,04
6 ,557*
Sig. (2-tailed) ,289 ,03
2
,13
5
,94
6 ,360
,25
8
,05
9
,97
3 ,831
,76
0
,11
3
,11
2 ,027
,83
4
,05
1
,47
0 ,425
,39
0
,01
8
,32
7 ,752
,20
8
,26
7
,48
1 ,099
,69
2
,80
9 0,023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
27. Jaminan
keamanan
pelayanan dan
kepercayaan
terhadap pelayanan
Pearson
Correlation ,121
,21
2
,06
3
,02
4 ,092
,30
2
,08
2
,23
5 ,005
,03
9
,15
8
,26
0 ,154
,06
5
-
,18
2
,09
0
-
,052
-
,02
2
,03
7
,22
6 ,307
,51
2**
,20
6
,32
8 ,046
,07
5 1
,31
4 ,433*
Sig. (2-tailed) ,523 ,26
2
,74
0
,90
1 ,630
,10
5
,66
7
,21
1 ,977
,83
7
,40
5
,16
6 ,417
,73
3
,33
7
,63
7 ,786
,91
0
,84
6
,22
9 ,099
,00
4
,27
5
,07
6 ,807
,69
2
,09
1 0,017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
28. Ketepatan
petugas pemberi
jasa dalam
menjawab
pertanyaan
Pearson
Correlation ,096
,06
2
,16
5
,09
4 ,056
,07
8
0,3
76
,04
7 ,145
,11
4
,03
2
,02
4
-
,090
,04
0
,24
4
-
,12
6
-
,115
-
,21
0
-
,19
3
,25
7 ,341
0,0
00
-
,07
4
,25
0 ,028
,04
6
,31
4 1 ,563*
Sig. (2-tailed) ,615 ,74
5
,38
4
,62
1 ,769
,68
2
,04
1
,80
4 ,446
,55
0
,86
8
,90
0 ,637
,83
5
,19
4
,50
9 ,544
,26
4
,30
7
,17
0 ,065
1,0
00
,69
8
,18
3 ,882
,80
9
,09
1 0,02
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kualitas Pelayanan
Pearson
Correlation ,681**
,39
7*
,52
9*
,43
9**
,381*
,53
0**
,53
1**
,46
2*
,419**
,41
9*
,56
6**
,41
4*
,496*
,43
7*
,59
7**
,46
8**
,591*
,42
5*
,41
6*
,36
4*
,543*
,52
1**
,43
4*
,40
3*
,532**
,55
7*
,43
3*
,56
3* 1
Sig. (2-tailed) 0 0,0
3
0,0
42
0,0
07
0,03
8
0,0
03
0,0
03
0,0
1
0,00
5
0,0
21
0,0
01
0,0
27 0,02
0,0
16
0,0
06
0,0
09
0,02
2
0,0
22
0,0
22
0,0
48
0,02
3
0,0
03
0,0
16
0,0
27
0,00
2
0,0
23
0,0
17
0,0
2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Tabel Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,741 28
Checklist
Variabel Sub-
Variabel Indikator
Pelaksanaan Keterangan
Ya Tidak
Kualitas
Pelayanan
Fasilitas
Ramp X
Ramp berada dalam kondisi baik dan
bersih
Toilet khusus
penyandang disabilitas X
Toilet Khusus penyandang disabilitas
dalam kondisi baik dan bersih
Lift khusus
penyandang disabilitas X
Lift khusus penyandang disabilitas
dalam kondisi baik dan bersih
Area tunggu khusus
disabilitas X
fasilitas area tunggu khusus
penyandang disabilitas belum tersedia.
Fasilitas area tunggu masih di jadikan
satu dengan area tunggu penumpang
umum
Petunjuk khusus
disabilitas X
Terdapat petunjuk khusus disetiap
fasilitas khusus penyandang disabilitas
Pusat informasi X Pusat informasi dalam kondisi baik
Kursi roda X
Kursi roda yang ada dalam kondisi
baik dan terawat
Counter check in
khusus X Counter checkin khusus tersedia
Dilakukan
oleh
petugas
pemberi
jasa
Melayani pengguna
jasa disabilitas tanpa
diskriminasi X Sudah dilaksanakan dengan baik
Menjawab pertanyaan
pengguna jasa
disabilitas dengan
ramah X Sudah dilaksanakan dengan baik
Memberikan prioritas
pada saat checkin X Sudah dilaksanakan dengan baik
Kerapihan Petugas
berpenampilan rapih X Sudah dilaksanakan dengan baik
keramah
tamahan
Melayani pengguna
jasa disabilitas dengan
senyum X Sudah dilaksanakan dengan baik
Keamanan
Fasilitas keamanan di
ramp X
Sudah tersedia dengan kondisi baik
dan terawat
fasilitas keamanan di
toilet khusus X
Sudah tersedia dengan kondisi baik
dan terawat
fasilitas keamanan di
lift khusus X
Sudah tersedia dengan kondisi baik
dan terawat
fasilitas keamanan di
area tunggu khusus
penyandang disabilitas X
fasilitas area tunggu khusus
penyandang disabilitas belum tersedia.
Fasilitas area tunggu masih di jadikan
satu dengan area tunggu penumpang
umum
DOKUMENTASI
Fasilitas Pusat Informasi dan Bantuan Petunjuk Signage untuk Toilet Disabilitas
Fasilitas Lift Khusus Disabilitas Fasilitas Toilet Khusus Disabilitas
Fasilitas Toilet Khusus Disabilitas Fasilitas Toilet Khusus Disabilitas
Petunjuk Signage untuk Lift Disabilitas Fasilitas Ramp Khusus Disabilitas
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
Pewawancara : Trianto Prabowo
Narasumber : Ade Hidayat
Jabatan : Manajer Operasional
Tempat : D’Palm Sundanese Restaurant Bandung
Waktu : Oktober 2016
Tujuan : Untuk mendapatkan informasi mengenai pelatihan yang
diberikan kepada pramusaji
Pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah berdirinya D’Palm Sundanese Restaurant Bandung?
2. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh D’Palm Sundanese Restaurant Bandung?
3. Bagaimana struktur organisasi di D’Palm Sundanese Restaurant Bandung?
4. Berapa jumlah karyawan di D’Palm Sundanese Restaurant Bandung?
5. Bagaimana latar belakang pendidikan formal karyawan di D’Palm Sundanese
Restaurant Bandung?
6. Bagaimana Standar Operasional Prosedur untuk pramusaji di D’Palm Sundanese
Restaurant Bandung?
7. Bagaimana pengalaman kerja dan masa kerja karyawan di D’Palm Sundanese
Restaurant Bandung dalam bidang pelayanan makanan dan minuman?
8. Bagaimana penilaian anda tentang pramusaji D’Palm Sundanese Restaurant
Bandung?
Pertanyaan
B C K
f f f
Apakah Pramusaji sudah melakukan standar operasional dengan
baik?
Apakah Pramusaji memberikan pelayanan dengan baik?
Apakah Pramusaji memahami tugas dan tanggung jawab dengan
baik?
Apakah Pramusaji memahami ruang lingkup kerja dengan baik?
Apakah Pramusaji memahami kualifikasinya sebagai pramusaji
dengan baik?
9. Bagaimana identifikasi kebutuhan pelatihan di D’Palm Sundanese Restaurant
Bandung?
No. Pertanyaan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Apakah anda melakukan survei
dalam bentuk wawancara/kuesioner
kepada pramusaji sebelum
melakukan pelatihan?
2. Apakah anda mengobservasi
kinerja karyawan sebelum
melakukan pelatihan?
3. Apakah anda melakukan survei
kepada pramusaji dalam hal kinerja
maupun motivasi dalam bekerja
sebelum melakukan pelatihan?
4. Apakah anda memeriksa guest
comment mengenai pelayanan
sebelum melakukan pelatihan?
5. Apakah anda melakukan survei
terhadap tamu?
6. Apakah pramusaji telah melakukan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan
tamu?
7. Apakah anda mengadakan
employee meeting sebelum
melakukan pelatihan?
8. Apakah anda melaksanakan
kegiatan inspeksi sebelum
melakukan pelatihan?
10. Bagaimana perencanaan pelatihan pramusaji di D’Palm Sundanese Restaurant
Bandung?
No. Pertanyaan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Apakah anda menganalisis sejauh
mana kemampuan & keahlian
karyawan anda?
2. Apakah anda menentukan tujuan
pelatihan?
3. Apakah anda memilih peserta
pelatihan?
4. Apakah anda menentukan materi
dan objek pelatihan?
5. Apakah anda membuat program
pelatihan?
6. Apakah anda menentukan metode
pelatihan?
7. Apakah anda merencanakan
evaluasi pelatihan?
8. Apakah anda menyediakan dana
pelatihan?
11. Langkah apa saja yang manajemen lakukan dalam mengevaluasi pelatihan pramusaji
di D’Palm Sundanese Restaurant Bandung?
No. Pertanyaan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Pengukuran reaksi peserta pelatihan
2. Pengukuran pembelajaran (tingkat
belajar)
3. Pengukuran tingkah laku kerja
karyawan
4. Pengukuran hasil setelah dan
sesudah pelatihan
12. Bagaimana perubahan yang terjadi setelah melakukan kegiatan pelatihan pramusaji?
No. Pertanyaan Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
Tingkat turn over berkurang
Tingkat kecelakaan kerja menurun
Kesalahan dalam bekerja menurun
Tingkat kehadiran meningkat
*wawamcara ini bersifat rahasia, tidak akan dipublikasi dan hanya untuk keperluan
penelitian
LAMPIRAN II
KUESIONER
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
PELATIHAN PRAMUSAJI DI D’PALM SUNDANESE RESTAURANT
BANDUNG
Yang terhormat,
Pramusaji D’Palm Sundanese Restaurant Bandung.
Ditempat,
Sehubungan dengan penyusunan Tugas Akhir saya pada program studi Manajemen Tata
Hidang di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, maka saya memohon bantuan dan
kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.
Kuesioner ini berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir saya, hasil jawaban yang
saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaannya. Atas bantuan saudara/i saya ucapkan
terima kasih
Bandung, 2016
Trianto Prabowo
201319275
KUESIONER
PELAKSANAAN PELATIHAN PRAMUSAJI DI D’PALM SUNDANESE
RESTAURANT BANDUNG
Petunjuk :
1. Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang anda pilih
Pertanyaan
1. Pernahkah anda mengikuti program pelatihan pramusaji?
a. Ya
b. Tidak
2. Bagaimana kesesuaian materi yang diberikan dengan kebutuhan anda?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
3. Bagaimana kemudahan materi yang diberikan untuk dipahami?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
4. Bagaimana pemilihan peserta yang dilakukan, dalam arti karyawan yang
diikutsertakan adalah yang memerlukan pelatihan tersebut?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
5. Bagaimana kemampuan pelatih dalam berkomunikasi?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
6. Bagaimana penerapan metode pelatihan yang diberikan dalam pelatihan?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
7. Bagaimana jangka waktu pelatihan?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
8. Bagaimana pemilihan tempat pelatihan berlangsung?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
9. Bagaimana kelengkapan sarana pada waktu pelatihan?
a. Sangat Baik d. Kurang
b. Baik e. Sangat Kurang
c. Cukup
LAMPIRAN III
BIODATA PENULIS
I. Data pribadi
Nama : Trianto Prabowo
NIM : 201319275
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 17 Juli 1993
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lombok No 22 Bandung
II. Data Orangtua
Nama Ayah : Heroe Rosdyanto
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Yuke Siti Chomisah Nurwahyuni
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orangtua : Jl. Lombok No 22 Bandung
III. Latar Belakang Pendidikan
Nama Sekolah Kota Tahun Lulus Keterangan
TK BPI Bandung 2000 Lulus
SD BPI Bandung 2005 Lulus
SMP BPI Bandung 2009 Lulus
SMA BPI 1 Bandung 2011 Lulus
STP Bandung Bandung 2016 -