disusun oleh amaldo firjarahadi tane · 1. materi: struktur atom dan sistem periodik unsur di soal...
TRANSCRIPT
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 1
DISUSUN OLEH
—AMALDO FIRJARAHADI TANE—
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 2
1.
MATERI: STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR
Di soal diketahui bahwa unsur X memiliki nomor atom 21. Ingat, bahwa jumlah
neutron suatu unsur dan ionnya bernilai sama, yang membedakannya hanyalah
nomor atom (Z) atau jumlah proton atau jumlah elektron.
Ion X3+
punya 18 elektron dalam bentuk kation (ion positif) karena suatu unsur
dalam bentuk ion positif melepaskan sebanyak faktor valensi ion yang
dilepaskannya.
Sebanyak 3 elektron yang dilepaskan dari unsur X berada pada tingkat subkulit
terendah, yaitu subkulit s. Jadi, konfigurasi elektron ion X3+
kehilangan 3 elektron
pada subkulit s terakhirnya (terluar):
21X = 1s2 2s
2 2p
6 3s
2 3p
6 4s
2 3d
1
21X3+
= 1s2 2s
2 2p
6 3s
2 3p
6
JAWABAN: E
2.
MATERI: KIMIA ORGANIK
Dalam senyawa organik untuk membentuk suatu orbital hibrida dibentuk oleh dua
buah ikatan kimia, yaitu ikatan sigma (σ) dan ikatan pi (π). Materi ini biasanya ada
di bagian stereokimia kimia organik.
Ikatan sigma adalah ikatan kimia yang paling sering terdapat pada atom senyawa
organik berikatan tunggal. Biasanya berbentuk tetrahedral (AX4) dengan sudut
109,5°. Ikatan ini terbentuk akibat
tumpang tindih orbital-orbital di
sekelilingnya sehingga jika ditinjau
akan tergambar secara horizontal
seperti pada gambar di samping.
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 3
Berbeda dengan ikatan pi, yaitu ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom
yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya
yang juga berelektron tunggal. Hanya
terdapat satu bidang simpul dari orbital
yang melewati dua inti atom. Pada gambar
di samping, ikatan pi memiliki bidang tegak
lurus dengan atom yang terikat sehingga
tergambarkan secara vertikal.
Nah, senyawa organik di soal adalah jenis nitrogen halida. Dalam kimia organik,
trans melambangkan bahwa atom cabangnya berada bersebrangan. Struktur trans-
N2F2 dapat digambarkan pada gambar berikut.
Ikatan rangkap terjadi pada kedua atom nitrogen dan ikatan tunggal terjadi antara
atom nitrogen dan fluor. Nah, bentuk orbital hibrida terjadi akibat adanya promosi
elektron ke energi yang lebih tinggi dalam subkulit yang sama, yang disebut
hibridisasi (pembastaran). Di struktur trans-N2F2 ikatan rangkap antaratom nitrogen
sebenarnya gabungan dari elektron valensi nitrogen yang berikatan tunggal namun
agar mencapai oktet ikatan tunggal tersebut menjadi ikatan rangkap.
Hibridisasi trans-N2F2 dijelaskan pada kotak konfigurasi elektron nitrogen (7N) di
bawah ini. Pada keadaan awal sebelum pembastaran, nitrogen memiliki konfigurasi
elektron seperti biasa (belum berikatan dengan atom fluor). Nah, setelah berikatan
dengan atom fluor, ternyata atom-atom nitrogen berikatan rangkap sehingga bagian
elekron yang ditandai warna merah menyatakan salah satu atom fluor berikatan
dengan sebuah atom nitrogen, sedangkan warna hijau menyatakan posisi ikatan
rangkap nitrogen yang tergabung dari ikatan tunggal.
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 4
Dikarenakan pada pembastaran di atas terikat pada sebuah subkulit s dan dua buah
subkulit p (yaitu px dan py), maka tipe hibridisasinya adalah sp2.
JAWABAN: D
3.
MATERI: STOIKIOMETRI
Di soal diketahui dan ditanya data:
Volume Cs3PO4 = 20 mL
[Cs3PO4] = 1 M
Massa M3(PO4)2 = 3,10 gram
Ar M = … ?
Untuk mendapatkan nilai massa atom relatif M bisa didapatkan dari konsep mol,
yaitu membagi massa M3(PO4)2 yang terbentuk dengan mol M3(PO4)2 yang
terbentuk, lalu nanti dicari lagi dengan konsep massa molekul relatif (Mr).
Nilai Mr senyawa M3(PO4)2 bisa kita dapatkan dengan reaksi stoikiometri setara di
bawah ini, lalu membandingkan koefisiennya:
3MCl2 (s) + 2Cs3PO4 (aq) M3(PO4)2 (aq) + 6CsCl (aq)
Mol Cs3PO4 = 0,02 L x 1 M = 0,02 mol
Mol M3(PO4)2 = koefisien M3(PO4)2 (ditanya) x mol Cs3PO4 (diketahui)
koefisien Cs3PO4 (diketahui)
= 1 x 0,02 mol
2
= 0,01 mol M3(PO4)2
Dalam 3,1 gram senyawa M3(PO4)2 dengan jumlah mol 0,01 mol bisa dipastikan
dengan konsep mol bahwa massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut adalah 310
sehingga nilai Ar M adalah:
Mr M3(PO4)2 = 3 (Ar M) + 2 (Ar P) + 8 (Ar O)
310 = 3 (Ar M) + 2 (31) + 8 (16)
Ar M = 40
Dalam tabel periodik, unsur M yang dimaksud adalah unsur Ca.
JAWABAN: B
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 5
4.
MATERI: STOIKIOMETRI
Di soal diketahui dan ditanya data:
n Ca(OH)2 = 0,5 mmol = 0,0005 mol
Volume H2SO4 = 5 mL
[H2SO4] = 0,15 M
[H2SO4]akhir = … M ?
Untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat setelah reaksi, kita dapat menggunakan
konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Nantinya pasti ada senyawa bagian
reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas. Perhatikan skema reaksi berikut!
n H2SO4 = 0,005 L x 0,15 M = 0,00075 mol
Ca(OH)2 (s) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
M 0,0005 mol 0,00075 mol - -
B -0,0005 mol -0,0005 mol +0,0005 mol +0,0005 mol
S - 0,00025 mol +0,0005 mol +0,0005 mol
Tersisa sebanyak 0,00025 mol asam sulfat pada label ―S‖, sehingga banyaknya
konsentrasi asam sulfat setelah reaksi adalah konsentrasi dalam volume total
reaktan yang digunakan:
[H2SO4]akhir = n H2SO4 akhir
volume reaktan
= 0,00025 mol
0,005 L
= 0,05 M
JAWABAN: A
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 6
5.
MATERI: STOIKIOMETRI
Di soal diketahui dan ditanya data:
Jenis tabung = isokhorik (volume tetap) dan isotermis (suhu tetap)
m H2 = 6 gram
Po = 12 atm
P1 = 40 atm
Massa gas total = … gram?
Gas yang dimaksud di soal mungkin adalah jenis gas ideal. Berdasarkan
persamaannya di bawah ini, nilai V adalah konstan sehingga bisa dihilangkan,
begitu juga dengan nilai R karena sebuah tetapan, dan nilai T juga konstan karena
suhu pada soal tidak berubah sehingga disebut juga kondisi isotermis.
PV = nRT
P = n
Tekanan = jumlah mol
Perbandingan tekanannya bukanlah tekanan awal dan akhir (tekanan total), tetapi
perbandingan tekanan sebelum di tambah gas Ne dan saat tekanan setelah ditambah
gas Ne atau dengan kata lain tekanan masing-masing gas.
Tekanan total = tekanan awal + tekanan akhir
40 atm = 12 atm + tekanan akhir
Tekanan akhir = tekanan gas Ne = 28 atm
Cukup perbandingan antara tekanan banding mol, yang nantinya didapatkan massa
gas Ne yang ditambahkan, sebagai berikut.
Po gas H2 = n H2
Pt gas Ne n Ne
12 atm = 6 gram/2
28 atm n Ne
n Ne = 7 mol
Dalam 7 mol gas Ne (Ar = 20) terdapat massanya 140 gram
Jadi, massa gas totalnya adalah 140 gram (Ne) + 6 gram (H2) atau 146 gram
JAWABAN: D
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 7
6.
MATERI: TERMOKIMIA
Di soal diketahui dan ditanya data:
m KCl = 7,45 gram
Volume H2O = 217,55 mL
ΔHh = +18 kJ/mol
ΔT = (22,5 – 25)°C = -2,5°C
c KCl = … J/g.°C ?
Di soal tertera bahwa kalorimeter sederhana tersebut kapasitas kalornya diabaikan,
artinya kalorimeter tersebut berjenis kalorimeter yang terbuat dari styrofoam dengan
kondisi isobarik. Jenis kalorimeter ini nilai kalor kalorimeter (qkal) dianggap nol
karena tidak menyerap panas. Besarnya harga entalpi bisa ΔHh dianggap sama
dengan negatif kalor larutan (qlar):
ΔHf = - (qlar + qkal)
ΔHf = - (qlar + 0)
ΔHf = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
Nilai entalpi pelarutan KCl bernilai +18 kJ untul 1 mol KCl, namun kita
memerlukan ΔHh KCl untuk 7,45 gram!
n KCl = 7,45 gram/74,5 = 0,1 mol
ΔHh KCl (1) = n KCl (1)
ΔHh KCl (2) n KCl (2)
18 kJ = 1 mol
x 0,1 mol
x = 1,8 kJ
= 1800 J
Cari nilai kalor jenis KCl!
Massa larutan pada persamaan kimia di atas adalah massa air yang bisa
didapatkan dari massa jenis (ρ) air:
ρ = massa air
volume air
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 8
1 g/mL = massa air
217,55 mL
mlar = 217,55 gram
ΔHh = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
+1800 J = - (217,55 gram . clar . (-2,5°C))
clar = 3,2 J/g.°C
JAWABAN: C
7.
MATERI: LAJU & ORDE REAKSI DAN PELURUHAN RADIOAKTIF
Soal ini bisa dikerjakan 2 buah cara. Pertama, dengan konsep laju dan orde reaksi
satu; dengan bantuan kalkulator. Kedua, dengan konsep peluruhan radioaktif; tanpa
kalkulator. Ingat, bahwa peluruhan radioaktif tergolong laju reaksi orde satu karena
hanya bergantung pada jumlah nuklida radioaktif yang bereaksi.
CARA 1 (Konsep laju dan orde reaksi):
1) Dalam laju reaksi orde satu dikenal persamaan kimia yang didapatkan dari
pengintegralan matematis hingga akhirnya didapatkan rumus di bawah ini. Nah,
penjabaran lengkap dari mana rumus ini berasal bisa kalian cari di internet, ya.
In [A]t = In [A]0 – kt … (persamaan a)
t1/2 = In 2 … (persamaan b)
k
2) Dari persamaan (b) di atas kita sudah dapat mencari nilai waktu paruh (t1/2) zat
A, dengan mencari terlebih dahulu nilai k (tetapan laju reaksi) pada persamaan
(a) di bawah ini. Nah, karena lambang kurung siku menandakan konsentrasi
molaritas, artinya banyaknya mol terlarut dalam volume larutan tertentu;
misalkan volume larutannya V liter. (In dibaca logaritma natural)
[HBr]0 = [A]0 = 25 gram . 1 = 25/Mr . V = 25 . Mr-1
. V-1
Mr HBr . V
[HBr]t = [A]t = 3,125 gram . 1 = 3,125/Mr . V = 3,125 . Mr-1
. V-1
Mr HBr . V
In [A]t = In [A]0 – kt
kt = In [A]0 – In [A]t
kt = In [A0/At]
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 9
k.(2 jam) = In [25 . Mr-1
. V-1
/ 3,125 . Mr-1
. V-1
]
2k = In [8] Nilai In 8 sekitar 2,08
2k = 2,08
k = 1,04
3) Cari nilai waktu paruh zat A!
t1/2 = In 2 Nilai In 2 sekitar 0,693
k
t1/2 = 0,693
1,04
= 0,667 jam (pembulatan)
= 40 menit (pembulatan)
CARA 2 (Konsep peluruhan radioaktif):
1) Persamaan kimia peluruhan radioaktif adalah sebagai berikut.
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
dengan, Nt = massa zat akhir
N0 = massa zat awal
t = waktu awal reaksi
t1/2 = waktu paruh
2) Cari nilai waktu paruh zat A!
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
(3,125/25) = (1/2)2 jam/t/12
(1/8) = (1/2)2 jam/t1/2
t1/2 = 40 menit
JAWABAN: D
8.
MATERI: KESETIMBANGAN KIMIA
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 10
Dalam tabung tertutup bevolume 1 L terjadi reaksi seperti pada soal dengan
komposisi konsentrasi masing-masing zat diketahui saat kesetimbangan. Nah, dari
sini kita bisa mendapatkan jumlah mol masing-masing zat sebagai berikut.
[N2O4]= [NO2] = n (N2O4 dan NO2)
volume (L)
2 M = n (N2O4 dan NO2)
1 L
n (N2O4 dan NO2) = 2 mol
Untuk mencari ke arah mana sistem kesetimbangan bergeser, kita dapat mencari
data tetapan kesetimbangan kedua (Qc). Nanti data Qc ini dibandingkan dengan data
Kc reaksi kesetimbangan awal, yaitu:
1) Jika Qc < Kc reaksi bergeser ke arah kanan
2) Jika Qc = Kc reaksi tidak bergeser
3) Jika Qc > Kc reaksi bergeser ke arah kiri
Cari dahulu nilai Kc awal reaksi!
Kc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [2]2 .
[2]
= 2
Nah, mari kita periksa seluruh obsein!
a) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol NO2 dan 3 mol N2O4
n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 3 mol = 5 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [3]2 .
[5]
= 1,8
Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH)
b) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol NO2 dan 2 mol N2O4
n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [3]2 .
[4]
= 2,25
Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 11
c) Tidak akan bergeser jika ditambahkan 1 mol NO2 dan 1 mol N2O4
n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [3]2 .
[3]
= 3
Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
d) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 2 mol NO2 dan 4 mol N2O4
n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [4]2 .
[6]
= 2,67
Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
e) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 2 mol NO2 dan 5 mol N2O4
n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 5 mol = 7 mol
n NO2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [4]2 .
[7]
= 2,286
Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
JAWABAN: B
9.
MATERI: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Besar massa molekul relatif (Mr) senyawa AB dapat dicari menggunakan persamaan
kimia tekanan osmosis:
Π = MRTi
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 12
dengan, M = molaritas
R = tetapan gas (L.atm/mol.K)
T = suhu (K)
i = faktor Van’t Hoof
Cari nilai faktor Van’t Hoof! Ingat, bahwa senyawa ionik terdisosiasi sempurna
sehingga nilai derajat ionisasi (α) bernilai 1!
AB 1A+ + 1B
-
(warna merah = n = banyak ion)
i = 1 + (n – 1)α
i = 1 + (2 – 1)1
i = 2
Cari nilai Mr AB!
Π = MRTi
Π = g . 1000 . R . T . i
Mr . V (mL)
8,2 atm = 18 gram . 1000 . 0,082 L.atm/mol.K . (27 + 273) K . 2
Mr AB . 1000 mL
Mr AB = 108
JAWABAN: C
10.
MATERI: LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
Di soal diketahui dan ditanya data:
Ka HOBr = 1 x 10-9
pH = 10
[HOBr]/[OBr-] = … ?
Senyawa asam hipobromit adalah senyawa asam lemah dengan rumus kimia HOBr
atau HBrO. Nah, asam lemah ini dalam larutan NaOBr atau NaBrO membentuk
suatu sistem larutan penyangga (buffer) karena terdiri dari komponen asam lemah
HBrO dan basa konjugasi BrO- yang bersifat basa.
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 13
Besarnya perbandingan [HOBr] banding [OBr-] bisa didapatkan dari reaksi ionisasi
asam hipobromit karena konsep dasar dari nilai Ka atau tetapan ionisasi asam pada
larutan adalah kesetimbangan kimia.
HOBr (aq) ⇌ H+ (aq) + OBr
- (aq)
pH = 10
maka, [H+] = 1 x 10
-10
Ingat, dalam kesetimbangan konsentrasi (Kc) yang dimasukkan adalah zat dalam
fase larutan dan gas. Pada kondisi reaksi di atas, semua zat dapat dimasukkan ke
dalam persamaan tetapan ionisasi asam (Ka) sebagai berikut.
Ka = [H+] [OBr
-]
[HOBr]
1 x 10-9
= [1 x 10-10
] [OBr-]
[HOBr]
[HOBr] = 1 x 10-1
[OBr-]
JAWABAN: D
11.
MATERI: KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
Nilai data Ksp dapat memprediksi seberapa banyak maksimum jumlah zat dapat
larut dalam sebuah pelarut, dengan pemisalan setiap konsentrasi zat berwujud
larutan (aq) dan gas (g) adalah s.
Cari besar kelarutan PbSO4!
PbSO4 (s) ⇌ 1Pb2+
(aq) + 1SO42-
(aq)
Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+
] [SO42-
]
1,6 x 10-8
= [s] [s]
s = 1,265 x 10-4
Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 14
= -8
2
= -4
Cari besar kelarutan PbI2!
PbI2 (s) ⇌ 1Pb2+
(aq) + 2I- (aq)
Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+
] [I-]
2
7,1 x 10-9
= [s] [2s]2
s = 1,922 x 10-3
Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
= -9
3
= -3
Dari uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa kelarutan senyawa PbI2 lebih
besar daripada senyawa PbSO4, dipandang dari kelarutannya pada konsep
kesetimbangan maupun rumus cepat.
Obsein B memiliki jawaban yang salah karena kelarutan PbSO4 lebih kecil
dibanding kelarutan PbI2, artinya PbSO4 sukar larut sementara PbI2 mudah larut.
Jadi, tidak mungkin dong anion SO42-
ditambahkan lebih banyak, toh PbSO4 sudah
pasti sukar larut dan kalau ditambahkan lagi malah menjadi lebih sukar larut. Jadi,
harus dibutuhkan anion I- lebih banyak agar PbI2 yang semula mudah larut menjadi
sukar larut akibat lewat batas maksimum jumlah zat terlarut PbI2 yang ditambahkan.
JAWABAN: E
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 15
12.
MATERI: KIMIA ORGANIK
3-metilbutanol adalah senyawa alkohol primer rantai lurus (bukan siklik atau
tertutup). Struktur 3-metibutanol digambarkan pada kedua struktur di bawah ini:
struktur (a) adalah struktur ―kerennya‖ sementara struktur (b) struktur umumnya.
Ingat, jika sebuah senyawa organik dioksidasi dengan KMnO4, K2Cr2O7, dan CrO3
maka akan terjadi penambahan atom O pada bagian unsur lebih reaktif yang terikat
pada senyawa tersebut. Bisa saja, ada unsur yang memiliki kereaktifan yang hampir
sama (misal kereaktifan unsur A dalam wujud logam dan unsur B wujud nonlogam)
kedua-duanya sama-sama mengalami oksidasi.
Perhatikan struktur 3-metilbutanol di atas, skema oksidasinya sebagai berikut.
1) Saat 3-metilbutanol dioksidasi oleh CrO3 membuat penambahan atom O pada
salah satu unsur yang reaktif di strukturnya yang terletak dekat dengan gugus
fungsinya utamanya (—OH), yaitu atom H, yang ditunjukkan pada gambar
berikut.
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 16
2) Senyawa pada bagian produk reaksi (1) di atas mengandung dua buah gugus
alkohol (—OH) akibatnya kurang stabil. Untuk mencapai kestabilan, senyawa
tersebut harus mengalami reaksi dehidrasi atau pelepasan gugus H2O (ditandai
dengan coretan cokelat reaksi di bawah). Gambar di bawah ini menunjukkan
skemanya. Mengapa atom O yang berikatan rangkap dengan C tetap berada di
tempat gugus alkohol (—OH) pada senyawa awalnya dan bukan di tempat
gugus alkohol satunya lagi? Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus fungsi utama
(yaitu alkohol —OH) pada senyawa yang akan dioksidasi tadi.
Berdasarkan skemanya, oksidasi 3-metilbutanol menghasilkan sebuah senyawa
bergugus aldehid yang bernama IUAPC 3-metilbutanaldehid.
JAWABAN: D
13.
MATERI: REAKSI REDOKS
Untuk mencari apakah sebuah reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan, dapat
dicari melalui biloks tiap-tiap unsur.
1) Ca(OH)2 + H2SO4 CaSO4 + 2H2O
Biloks Ca = +2 (Ca(OH)2) +2 (CaSO4) = bukan reduksi atau oksidasi
Biloks S = +6 (H2SO4) +6 (CaSO4) = bukan reduksi atau oksidasi
Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)
2) Pb + 2H2SO4 + PbO2 2PbSO4 + 2H2O
Biloks Pb = 0 (Pb) +2 (PbSO4) = oksidasi
Biloks Pb = +4 (PbO2) +2 (PbSO4) = reduksi
Merupakan reaksi redoks. (BENAR)
3) H2S + CdCl2 2HCl + CdS
Biloks S = -2 (H2S) -2 (CdS) = bukan reduksi atau oksidasi
Biloks Cd = +2 (CdCl2) +2 (CdS) = bukan reduksi atau oksidasi
Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)
4) 2NaCl + F2 2NaF + Cl2
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 17
Biloks Cl = -1 (NaCl) 0 (Cl2) = oksidasi
Biloks F = 0 (F2) -1 (NaF) = reduksi
Merupakan reaksi redoks. (BENAR)
JAWABAN: C
14.
MATERI: ELEKTROKIMIA
Di soal diketahui data:
Volume CuSO4 = 100 mL
[CuSO4] = 0,1 M
Volume AgNO3 = 100 mL
[AgNO3] = 0,1 M (ralat soal)
i = 1 A
t = 60 detik
Ingat, pada elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah aliran arus listrik (i) yang
digunakan sehingga jumlah elektron (e) yang dibawa tiap satuan waktu (t) bernilai
sama di katode maupun anode karena dihubungkan secara seri.
mol e = i x t .
96500
= 1 A x 60 detik = 0,000622 mol
96500
0,01 mol CuSO4 serta 0,01 mol AgNO3 di soal adalah jumlah mol total awal kedua
senyawa saat dielektrolisis. Nah, di bawah ini tertera reaksi-reaksi yang terjadi di
CuSO4 dan AgNO3:
a) CuSO4
Reaksi ionisasi: CuSO4 Cu2+
+ SO42-
Reaksi katode: Cu2+
+ 2e Cu
Reaksi anode: 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Reaksi elektrolisis: 2Cu2+
+ 2H2O 2Cu + 4H+ + O2
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 18
b) AgNO3
Reaksi ionisasi: AgNO3 Ag+ + NO3
-
Reaksi katode: Ag+ + e Ag
Reaksi anode: 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Reaksi elektrolisis: 4Ag+ + 2H2O 4Ag + 4H
+ + O2
Analisis pernyataannya satu per satu!
1) Massa Cu yang mengendap lebih besar daripada massa Ag
Massa Cu yang mengendap
0,01 mol CuSO4 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Cu2+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sesuai reaksi:
CuSO4 Cu2+
+ SO42-
0,01 mol 0,01 mol
Nah, dalam reaksi elektrolisis CuSO4 di katode terbentuk padatan Cu,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Cu yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Cu2+
+ 2e Cu
M 0,01 0,000622
B -0,000311 -0,000622 +0,000311
S 0,009689 - 0,000311
Terbentuk 0,000311 mol padatan Cu (Ar = 63,5) dengan massa 0,01975
gram
Massa Ag yang mengendap
0,01 mol AgNO3 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Ag+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sebagai berikut.
AgNO3 Ag+ + NO3
2-
0,01 mol 0,01 mol
Nah, dalam reaksi elektrolisis AgNO3 di katode terbentuk padatan Ag,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Ag yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Ag+ + e Ag
M 0,01 0,000622
B -0,000622 -0,000622 +0,000622
S 0,009378 - 0,000622
Terbentuk 0,000622 mol padatan Ag (Ar = 108) dengan massa 0,067176
gram
Jelas pernyataan ini SALAH karena massa Ag yang mengendap lebih
banyak daripada massa Cu yang mengendap.
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 19
2) Jumlah atom Cu yang mengendap sama dengan jumlah atom Ag
Jumlah atom Cu
Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000311 mol padatan Cu,
sehingga banyaknya jumlah atom Cu adalah:
N = n x L
N = n x 6,02 x 1023
N = 0,000311 x 6,02 x 1023
N = 18,72 x 1019
atom
Jumlah atom Ag
Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000622 mol padatan Ag,
sehingga banyaknya jumlah atom Ag adalah:
N = n x L
N = n x 6,02 x 1023
N = 0,000622 mol x 6,02 x 1023
N = 37,44 x 1019
atom
Jelas bahwa pernyataan ini SALAH.
3) Volume gas O2 yang dihasilkan pada bejana A lebih besar dibandingkan volume
gas O2 pada bejana B
Volume gas O2 berjana A (CuSO4), misalkan pada keadaan STP
Volume gas O2 bisa didapatkan dari reaksi di anode, lalu
membandingkan mol elekron (e) dengan mol O2 sehingga didapatkan
jumlah mol oksigen sebesar 0,0001555 mol karena perbandingan
koefisien O2 banding elektron adalah 1 : 4.
2H2O 4H+ + O2 + 4e
0,000155 0,000622
Terbentuk 0,000155 mol oksigen jika pada keadaan STP (22,4), maka
volumenya adalah 0,0034832 L
Volume gas O2 bejana B (AgNO3), misalkan pada keadaan STP
Sebenarnya reaksi di anode bejana B sama dengan reaksi di anode
bejana A (lihat reaksi-reaksinya kembali!). Jadi, volume gas oksigen di
bejana B juga bernilai 0,0034832 liter.
Jelas pernyataan ini SALAH.
4) pH larutan dalam bejana A sama dengan pH larutan dalam bejana B
pH bejana A (CuSO4)
Nilai pH dapat ditentukan oleh konsentrasi [H+] dan [OH
-]. Nah, di
bejana A ion H+ maupun OH
- hanya ditemukan pada reaksi di anode,
yaitu kation H+ atau ion proton. Jadi, besarnya mol ion proton tersebut
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 20
banding mol elektron adalah 0,000622 mol karena perbandingan
koefisien keduanya adalah 4 : 4 atau 1 : 1.
2H2O 4H+ + O2 + 4e
0,000622 0,000622
Nilai pH dapat ditentukan sebagai berikut.
pH = – log [H+]
pH = – log [0,000622 mol/(0,1 L + 0,1 L)]
pH = – log [3,11 x 10-3
]
pH = 3 – log 3,11
pH = 2,51
Terbukti bahwa pH tersebut berada pada suasana asam (pH < 7)
pH bejana B (AgNO3)
Nah, ion H+ pada reaksi elektrolisis AgNO3 juga ditemukan pada reaksi
di anode. Reaksi di anode elektrolisis AgNO3 ini sama dengan reaksi di
anode elektrolisis CuSO4 sehingga nilai pH kedua senyawa setelah
elektrolisis bernilai sama, yaitu 2,51.
Jelas pernyataan ini BENAR.
JAWABAN: D
15.
MATERI: KIMIA ORGANIK
Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan
jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat
diibaratkan sebagai sebuah anagram). Isomer secara umum ada dua macam, yaitu
isomer struktur dan ruang. Di soal hanya ditanyakan tentang isomer struktur, yang
terbagi lagi menjadi:
Isomer kerangka
Rumus molekul sama
Gugus fungsi ada yang sama dan beda
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 21
Rantai induk (panjang rantai) yang berbeda
Isomer posisi
Panjang rantai induk sama
Posisi gugus fungsi (contohnya, gugus fungsi alkohol, eter, dsb) berbeda
Rumus molekul sama
Isomer gugus fungsi
Rumus molekul sama
Panjang rantai induk berbeda
Gugus fungsi berbeda
Senyawa metilsiklopentilester adalah senyawa organik bergugus fungsi ester atau
alkil alkanoat. Senyawa ini memiliki rumus kimia C7H12O2 dengan gambar
strukturnyawa seperti di bawah ini. Rantai tertutup 5 atom C menggambarkan kata
―siklopentil‖, gugus alkil CH3 melambang metil, dan gugus COO melambangkan
ester.
Nah, mari periksa pernyataan!
1) Jika dilihat dari gugus fungsinya, yaitu asam karboksilat, akan berisomer
struktur dengan ester. Ada perbedaan di bagian atom karbon siklik, yaitu
berjumlah 6 atom C. Jika dilihat secara teliti, struktur tersebut juga memiliki
rumus kimia C7H12O2 sehingga juga berisomer gugus fungsi (jenis isomer
struktur) dengan metilsiklopentilester. (BENAR)
2) Sama seperti pernyataan (1), senyawanya memiliki gugu fungsi asam
karboksilat, tetapi ada pemanjangan pada atom cabangnya. Jika dilihat secara
teliti, rumus kimianya juga C7H12O2. Hal ini tentu betul karena asam karboksilat
berisomer gugus fungsi dengan senyawa ester. (BENAR)
3) Jika pernyataan (1) benar, sudah pasti pernyataan (3) benar. Pada soal, struktur
(3) ada gugus fungsi eter (—O —) dan keton (—CO —). Memang, ester tidak
berisomer gugus fungsi dengan kedua gugus fungsi pada soal, tetapi jika dilihat
secara teliti, rumus molekul senyawanya juga C7H12O2. Hal ini terbukti bahwa
metilsiklopentilester berisomer kerangka dengan senyawa (3). (BENAR)
KODE: 112
www.amaldoft.wordpress.com
PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 22
4) Mungkin senyawa pada soal asing karena gugus fungsi utama pada strukturnya
bukanlah gugus fungsi asam karboksilat, melainkan karbonil. Anhidrida asam
adalah senyawa turunan asam karboksilat hasil penggabungan dua buah molekul
asam karboksilat dengan melepas sebuah molekul H2O. Sebenarnya, ester tidak
berisomer dengan anhidrida asam karena berupa turunan asam karboksilat.
Sama halnya dengan alkana tidak berisomer dengan turunan alkana. (SALAH)
JAWABAN: A
#SBMPTN2017