disturbance fix rose

10
Disturbance atau disebut dengan istilah gangguan/tekanan, pada dasarnya merupakan bagian dari dinamika ekosistem hutan tropika baik yang bersifat tekanan alami maupun tekanan manusia. Dalam konteks ini degradasi berbeda dengan disturban, dinamika disturbansi cenderung selalu terjadi di dalam suatu eosistem hutan yang berdampak terhadap perubahan struktur, komposisi dan proses-proses ekologi yang berlangsung, tetapi perubahan itu di respon oleh hutan melalui kemampuan untuk memulihkan diri (resiliensi). Disturbansi dapat menjadi degradasi apabila mekanisme resiliensi alami tidak mampu lagi mengatasi tekanan atau gangguan, dengan kata lain gangguan yang timbul telah melebihi kemampuan hutan untuk memulihkan dirinya (Stanturf, J. A. 2004). Disturban ini secara langsung akan berpengaruh terhadap struktur hutan, komposisi jenis dan proses- proses ekologi, yang lebih lanjut berdampak terhadap produktivitas, keanekaragaman hayati dan provisi produk dan jasa lingkungan. Namun demikian, hutan atau ekosistem alami lainnya pada dasarnya memiliki cara- cara yang berbeda dalam merespon disturban. Berbagai pengalaman penelitian membuktikan bahwa disturban merupakan campuran dari berbagai faktor penyebab yang akhirnya memperngaruhi kondisi struktur komposisi dan

Upload: anisa-maharani-putri-suharto

Post on 02-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

data disturban

TRANSCRIPT

Page 1: Disturbance FIX Rose

Disturbance atau disebut dengan istilah gangguan/tekanan, pada dasarnya

merupakan bagian dari dinamika ekosistem hutan tropika baik yang bersifat

tekanan alami maupun tekanan manusia. Dalam konteks ini degradasi berbeda

dengan disturban, dinamika disturbansi cenderung selalu terjadi di dalam suatu

eosistem hutan yang berdampak terhadap perubahan struktur, komposisi dan

proses-proses ekologi yang berlangsung, tetapi perubahan itu di respon oleh hutan

melalui kemampuan untuk memulihkan diri (resiliensi). Disturbansi dapat

menjadi degradasi apabila mekanisme resiliensi alami tidak mampu lagi

mengatasi tekanan atau gangguan, dengan kata lain gangguan yang timbul telah

melebihi kemampuan hutan untuk memulihkan dirinya (Stanturf, J. A. 2004).

Disturban ini secara langsung akan berpengaruh terhadap struktur hutan,

komposisi jenis dan proses-proses ekologi, yang lebih lanjut berdampak terhadap

produktivitas, keanekaragaman hayati dan provisi produk dan jasa lingkungan.

Namun demikian, hutan atau ekosistem alami lainnya pada dasarnya memiliki

cara-cara yang berbeda dalam merespon disturban. Berbagai pengalaman

penelitian membuktikan bahwa disturban merupakan campuran dari berbagai

faktor penyebab yang akhirnya memperngaruhi kondisi struktur komposisi dan

proses ekologi dalam ekosistem hutan (Stanturf, J. A. 2004).

Dinamika disturban dapat diketahui melalui tiga faktor berdasarkan

penyebabnya, yaitu disturban abiotik, disturban geologis dan disturban biotik,

yang diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Disturban abiotik : sebagian besar disebabkan oleh faktor-faktor iklim,

antara lain : badai topan ( downbuster, tornadoes, hurricane dan typhoon );

badai salju; drought ; dan kebakaran. Faktor-faktor klimatis dan cuaca

yang sangat mendukung terjadinya disturban terhadap ekosistem hutan

(penurunan produktivitas dan komposisi sepesies) antara lain: intensitas

cahaya, curah hujan, kelembaban relative, suhu dan kecepatan angin.

b. Disturban geologis : mencakup kejadian-kejadian yang melibatkan

aktivitas geologis seperti letusan gunung berapi, banjir, dan hilangnya

massa hutan berupa landslide, longsoran bongkahan salju, hilangnya

Page 2: Disturbance FIX Rose

biomassa lantai hutan, dan erosi tanah, serta deposisi. Hutan-hutan pantai

misalnya, merupakan subjek disturban dari proses-proses alami pantai

seperti abrasi/subsidensi, berpindahnya bukit pasir, dan mass wasting .

Hutan-hutan riparian memiliki dinamika lingkungan yang tinggi, seperti

banjir besar, innudasi, perubahan geomorfologi seperti pelebaran dan

pendangkalan, sampai berubahnya ekosistem danau.

c. Disturban biotik : penyebab (agen) disturban biotik atau biologis antara

lain adalah serangga hama dan penyakit, tumbuh-tumbuhan invasif, dan

mamalia herbivor. Pada dasarnya secara ekologis agen-agen ini tidak dapat

disebut sebagai agen disturban, tetapi secara praktis akan menjadi

disturban pada saat mereka menyebabkan perubahan yang ekstrim

terhadap ekosistem, sedangkan mamalia herbivor menjadi disturban

apabila ada peran dari aktivitas manusia misalnya kegiatan penggembalaan

atau perburuan (Stanturf, J. A. 2004).

Disturban-disturban dalam suatu ekosistem hutan umumnya

mengakibatkan terbentukanya ruang-ruang ( patches ) menjadi terbuka, dalam

konteks ekologi sering disebut dengan gap terutama disebabkan oleh tumbangnya

pohon besar sehingga terbentuk celah yang menerima cahaya matahari langsung,

kondisi demikian biasanya langsung direspon oleh hutan untuk mengisi ruang-

ruang kosong ini dengan regenerasi. Kondisi inilah yang sering digunakan untuk

menentukan regime-regime yang sesuai dengan tipe disturban yang terjadi, yaitu

sampai pada tingkat kemampuan mana patch-patch dapat kembali tertutup. Hal

tersebut dipertegas oleh Pickett and White (1985) dan Oliver & O’Hara (2004),

“the dynamics of the created patches have also been studied, although not as

extensively as patch creation. Factors contributing to patch dynamics include

disturbance regime, whether and how quickly patches expand or close, and the

landscape context of patches (relationship one to another and to the undisturbed

matrix, flows of organisms, materials, and energy among patches). The fate of

disturbed patches in forested ecosystems is best understood in terms of stand

dynamics, as long as the patches are large enough that most trees beginning

growth within the patch are not competing with surrounding trees”.

Page 3: Disturbance FIX Rose

Disturban (gangguan) yang terjadi pada suatu ekosistem digolongkan

menjadi dua macam, yaitu:

1. Gangguan alami

Gangguan alami komunitas tumbuhan darat di seluruh dunia dipengaruhi

oleh varietas, sebagai berikut

a. Kebakaran

b. Badai

c. Angin ribut

d. Dinamika kesenjangan

e. Badai es

f. Cryogenesis

g. Longsor-longsoran

h. Gerakan bumi lainnya

i. Erosi pantai

j. Banjir pesisir

k. Aliran lava

l. Kekeringan, flash (Attiwill, 1993: 250).

2. Gangguan alam sulit

Gangguan alam sulit untuk mengkarakterisasi karena faktor penyebab

gangguan keduanya endogen dan eksogen dan karena mereka beroperasi

lebih kisaran luas ukuran, frekuensi, prediktabilitas, waktu (musim tahun),

dan besarnya (atau intensitas) dampaknya terhadap manusia dan mahluk

hidup lainnya.

Contoh gangguan alam sulit:

a. Angin

Kebanyakan agen dari gangguan terjadi sebagai kontinum angin

berkisar dari nol sampai kekuatan badai. Di mana angin yang keras

atau pohon yangterkena angin akan mengalami stress dan akhirnya

terjadi pembusukan pohon dan mati atau mengalami pembusukan

(pengembangan autogenik), gangguan itu dibabkan oleh endogen,

yaitu gangguan yang terdapat pada bagian integral dari proses

Page 4: Disturbance FIX Rose

perkembangan suatu ekosistem. Di beberapa intensitas, di mana angin

menghancurkan pohon yang nantinya akan melemah, gangguan yang

mungkin dianggap eksogen danbencana.

b. Api

Dampak ekologi api pada komunitas tumbuhan seluruh dunia sangat

besar dan telah secara berkala. Kebakaran berkisar luas baik dalam

intensitas dan frekuensi. Mereka sebagian besar disebabkan oleh petir

atau oleh manusia, dan kadang-kadang oleh pembakaran spontan dan

aktivitas gunung berapi. Ada mapan sejarah kebakaran di pemukiman

kali pra-Eropa di Amerika Utara dan Australia. Di Australia, misalnya,

ada peningkatan ditandai dan signifikan di arang dalam deposito danau

yang berasal dari 120 000 tahun yang lalu. Penyebaran dan intensitas

kebakaran tidak hanya tergantung pada yang berlaku iklim

(kelembaban, suhu dan angin) tapi pada faktor-faktor endogen, seperti

sebagai kuantitas bahan bakar dan mudah terbakar nya. 'Api bukanlah

sepenuhnya eksogen Faktor dan mungkin sebanyak hasil dari struktur

komunitas dan komposisi sebagai lingkungan.

c. Serangan serangga

Tanaman memproduksi berbagai macam senyawa, beberapa di

antaranya lebih atau kurang bergizi, dan beberapa lebih atau kurang

repellant, untuk serangga. Studi terbaru menunjukkan bahwa intensitas

serangan serangga terkait baik dengan ketersediaan nitrogen di

dedaunan dan konsentrasi asam amino bebas. Sejumlah perubahan

biokimia, yang mempengaruhi kualitas gizi dan palatabilitas, dapat

hasil dari perubahan lingkungan. Ada bukti bahwa zat terlarut nitrogen

yang bertindak sebagai osmotica menumpuk selama periode stres air,

dan bahwa akumulasi ini dikaitkan dengan serangga intensif Serangan

serangga pada pohon pulih oleh tunas epicormic di mahkota kemudian

di kekeringan, di tengah musim panas (Attiwill, 1993: 251).

Salah satu cara untuk membuat kemajuan dalam studi dinamika ekologis

sistem dan gangguan adalah menghubungkan diri gangguan tersebut proses proses

Page 5: Disturbance FIX Rose

lingkungan tertentu.Dengan proses, fenomena alam yang terdiri dari serangkaian

operasi, tindakan, cara atau ( yang menjelaskan ) menyebabkan efek

khusus.Penelitian ini setidaknya memiliki tiga bagian :

1. Proses ekologi yang akan memberi dampak dari gangguan harus di definisikan

terlebih dahulu

2 .Bagian dari proses gangguan yang menyebabkan dampak terhadap lingkungan

hidup harus didefinisikan

3 .Ekologi dan gangguan merupakan proses yang harus berjalan bersama sama

baik sebagai pengendalidan pemaksaan.

Page 6: Disturbance FIX Rose

Pada beberapa penelitian disturban atau proses ekologi. Variable yang

sering di gunakan biasanya dengan menentukan (frekuensi dan proses dari

disturban itu sendiri) attau yang sering di gunakan adalah disturban atau ekologi

yang memberikan dampak terhadap tingkat intensitas. Sehingga metode ini sering

di gunakan dalam penelitian (Jhonson, 2007).

Page 7: Disturbance FIX Rose

DAFTAR PUSTAKA

Stanturf, J. A. 2004. Disturbance dynamics of forested ecosystems.Estonia:

Estonian Agricultural University

Attiwill, M, Peter. 1993. The disturbance of forest ecosystems: the ecological

basis for conservative management. Jurnal Forest Ecology and

Management. Vol 63: Halaman 247-300

Jhonson, Edward, A. 2007. Plant Disturbance Ecology. California : Academic

Press publications