disturbance fix rose
DESCRIPTION
data disturbanTRANSCRIPT
Disturbance atau disebut dengan istilah gangguan/tekanan, pada dasarnya
merupakan bagian dari dinamika ekosistem hutan tropika baik yang bersifat
tekanan alami maupun tekanan manusia. Dalam konteks ini degradasi berbeda
dengan disturban, dinamika disturbansi cenderung selalu terjadi di dalam suatu
eosistem hutan yang berdampak terhadap perubahan struktur, komposisi dan
proses-proses ekologi yang berlangsung, tetapi perubahan itu di respon oleh hutan
melalui kemampuan untuk memulihkan diri (resiliensi). Disturbansi dapat
menjadi degradasi apabila mekanisme resiliensi alami tidak mampu lagi
mengatasi tekanan atau gangguan, dengan kata lain gangguan yang timbul telah
melebihi kemampuan hutan untuk memulihkan dirinya (Stanturf, J. A. 2004).
Disturban ini secara langsung akan berpengaruh terhadap struktur hutan,
komposisi jenis dan proses-proses ekologi, yang lebih lanjut berdampak terhadap
produktivitas, keanekaragaman hayati dan provisi produk dan jasa lingkungan.
Namun demikian, hutan atau ekosistem alami lainnya pada dasarnya memiliki
cara-cara yang berbeda dalam merespon disturban. Berbagai pengalaman
penelitian membuktikan bahwa disturban merupakan campuran dari berbagai
faktor penyebab yang akhirnya memperngaruhi kondisi struktur komposisi dan
proses ekologi dalam ekosistem hutan (Stanturf, J. A. 2004).
Dinamika disturban dapat diketahui melalui tiga faktor berdasarkan
penyebabnya, yaitu disturban abiotik, disturban geologis dan disturban biotik,
yang diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
a. Disturban abiotik : sebagian besar disebabkan oleh faktor-faktor iklim,
antara lain : badai topan ( downbuster, tornadoes, hurricane dan typhoon );
badai salju; drought ; dan kebakaran. Faktor-faktor klimatis dan cuaca
yang sangat mendukung terjadinya disturban terhadap ekosistem hutan
(penurunan produktivitas dan komposisi sepesies) antara lain: intensitas
cahaya, curah hujan, kelembaban relative, suhu dan kecepatan angin.
b. Disturban geologis : mencakup kejadian-kejadian yang melibatkan
aktivitas geologis seperti letusan gunung berapi, banjir, dan hilangnya
massa hutan berupa landslide, longsoran bongkahan salju, hilangnya
biomassa lantai hutan, dan erosi tanah, serta deposisi. Hutan-hutan pantai
misalnya, merupakan subjek disturban dari proses-proses alami pantai
seperti abrasi/subsidensi, berpindahnya bukit pasir, dan mass wasting .
Hutan-hutan riparian memiliki dinamika lingkungan yang tinggi, seperti
banjir besar, innudasi, perubahan geomorfologi seperti pelebaran dan
pendangkalan, sampai berubahnya ekosistem danau.
c. Disturban biotik : penyebab (agen) disturban biotik atau biologis antara
lain adalah serangga hama dan penyakit, tumbuh-tumbuhan invasif, dan
mamalia herbivor. Pada dasarnya secara ekologis agen-agen ini tidak dapat
disebut sebagai agen disturban, tetapi secara praktis akan menjadi
disturban pada saat mereka menyebabkan perubahan yang ekstrim
terhadap ekosistem, sedangkan mamalia herbivor menjadi disturban
apabila ada peran dari aktivitas manusia misalnya kegiatan penggembalaan
atau perburuan (Stanturf, J. A. 2004).
Disturban-disturban dalam suatu ekosistem hutan umumnya
mengakibatkan terbentukanya ruang-ruang ( patches ) menjadi terbuka, dalam
konteks ekologi sering disebut dengan gap terutama disebabkan oleh tumbangnya
pohon besar sehingga terbentuk celah yang menerima cahaya matahari langsung,
kondisi demikian biasanya langsung direspon oleh hutan untuk mengisi ruang-
ruang kosong ini dengan regenerasi. Kondisi inilah yang sering digunakan untuk
menentukan regime-regime yang sesuai dengan tipe disturban yang terjadi, yaitu
sampai pada tingkat kemampuan mana patch-patch dapat kembali tertutup. Hal
tersebut dipertegas oleh Pickett and White (1985) dan Oliver & O’Hara (2004),
“the dynamics of the created patches have also been studied, although not as
extensively as patch creation. Factors contributing to patch dynamics include
disturbance regime, whether and how quickly patches expand or close, and the
landscape context of patches (relationship one to another and to the undisturbed
matrix, flows of organisms, materials, and energy among patches). The fate of
disturbed patches in forested ecosystems is best understood in terms of stand
dynamics, as long as the patches are large enough that most trees beginning
growth within the patch are not competing with surrounding trees”.
Disturban (gangguan) yang terjadi pada suatu ekosistem digolongkan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Gangguan alami
Gangguan alami komunitas tumbuhan darat di seluruh dunia dipengaruhi
oleh varietas, sebagai berikut
a. Kebakaran
b. Badai
c. Angin ribut
d. Dinamika kesenjangan
e. Badai es
f. Cryogenesis
g. Longsor-longsoran
h. Gerakan bumi lainnya
i. Erosi pantai
j. Banjir pesisir
k. Aliran lava
l. Kekeringan, flash (Attiwill, 1993: 250).
2. Gangguan alam sulit
Gangguan alam sulit untuk mengkarakterisasi karena faktor penyebab
gangguan keduanya endogen dan eksogen dan karena mereka beroperasi
lebih kisaran luas ukuran, frekuensi, prediktabilitas, waktu (musim tahun),
dan besarnya (atau intensitas) dampaknya terhadap manusia dan mahluk
hidup lainnya.
Contoh gangguan alam sulit:
a. Angin
Kebanyakan agen dari gangguan terjadi sebagai kontinum angin
berkisar dari nol sampai kekuatan badai. Di mana angin yang keras
atau pohon yangterkena angin akan mengalami stress dan akhirnya
terjadi pembusukan pohon dan mati atau mengalami pembusukan
(pengembangan autogenik), gangguan itu dibabkan oleh endogen,
yaitu gangguan yang terdapat pada bagian integral dari proses
perkembangan suatu ekosistem. Di beberapa intensitas, di mana angin
menghancurkan pohon yang nantinya akan melemah, gangguan yang
mungkin dianggap eksogen danbencana.
b. Api
Dampak ekologi api pada komunitas tumbuhan seluruh dunia sangat
besar dan telah secara berkala. Kebakaran berkisar luas baik dalam
intensitas dan frekuensi. Mereka sebagian besar disebabkan oleh petir
atau oleh manusia, dan kadang-kadang oleh pembakaran spontan dan
aktivitas gunung berapi. Ada mapan sejarah kebakaran di pemukiman
kali pra-Eropa di Amerika Utara dan Australia. Di Australia, misalnya,
ada peningkatan ditandai dan signifikan di arang dalam deposito danau
yang berasal dari 120 000 tahun yang lalu. Penyebaran dan intensitas
kebakaran tidak hanya tergantung pada yang berlaku iklim
(kelembaban, suhu dan angin) tapi pada faktor-faktor endogen, seperti
sebagai kuantitas bahan bakar dan mudah terbakar nya. 'Api bukanlah
sepenuhnya eksogen Faktor dan mungkin sebanyak hasil dari struktur
komunitas dan komposisi sebagai lingkungan.
c. Serangan serangga
Tanaman memproduksi berbagai macam senyawa, beberapa di
antaranya lebih atau kurang bergizi, dan beberapa lebih atau kurang
repellant, untuk serangga. Studi terbaru menunjukkan bahwa intensitas
serangan serangga terkait baik dengan ketersediaan nitrogen di
dedaunan dan konsentrasi asam amino bebas. Sejumlah perubahan
biokimia, yang mempengaruhi kualitas gizi dan palatabilitas, dapat
hasil dari perubahan lingkungan. Ada bukti bahwa zat terlarut nitrogen
yang bertindak sebagai osmotica menumpuk selama periode stres air,
dan bahwa akumulasi ini dikaitkan dengan serangga intensif Serangan
serangga pada pohon pulih oleh tunas epicormic di mahkota kemudian
di kekeringan, di tengah musim panas (Attiwill, 1993: 251).
Salah satu cara untuk membuat kemajuan dalam studi dinamika ekologis
sistem dan gangguan adalah menghubungkan diri gangguan tersebut proses proses
lingkungan tertentu.Dengan proses, fenomena alam yang terdiri dari serangkaian
operasi, tindakan, cara atau ( yang menjelaskan ) menyebabkan efek
khusus.Penelitian ini setidaknya memiliki tiga bagian :
1. Proses ekologi yang akan memberi dampak dari gangguan harus di definisikan
terlebih dahulu
2 .Bagian dari proses gangguan yang menyebabkan dampak terhadap lingkungan
hidup harus didefinisikan
3 .Ekologi dan gangguan merupakan proses yang harus berjalan bersama sama
baik sebagai pengendalidan pemaksaan.
Pada beberapa penelitian disturban atau proses ekologi. Variable yang
sering di gunakan biasanya dengan menentukan (frekuensi dan proses dari
disturban itu sendiri) attau yang sering di gunakan adalah disturban atau ekologi
yang memberikan dampak terhadap tingkat intensitas. Sehingga metode ini sering
di gunakan dalam penelitian (Jhonson, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Stanturf, J. A. 2004. Disturbance dynamics of forested ecosystems.Estonia:
Estonian Agricultural University
Attiwill, M, Peter. 1993. The disturbance of forest ecosystems: the ecological
basis for conservative management. Jurnal Forest Ecology and
Management. Vol 63: Halaman 247-300
Jhonson, Edward, A. 2007. Plant Disturbance Ecology. California : Academic
Press publications