pengendalian administrasi rose
TRANSCRIPT
Pengendalian Administrasi
Nama Anggota Kelompok:
Ratnaningtyas W.K.W 102110101034
Windy Aprilina S. 102110101062
Roseana Wardah102110101075
Lucky Diah102110101111
Hanifatul Imtisal102110101171
Administrasi control
“merupakan salah satu upaya dalam mewujudakan kesehatan dan keselamatan kerja dengan berupaya memanajemen bahaya (hazard) di lingkungan kerja melalui tindakan-tindakan administratif oleh pihak industri guna meminimalkan atau mengurangi atau bahkan menghilangkan potnsi bahaya tersebut.”
Administrasi control
“pengendalian bahaya secara administrasi yaitu, menyesuaikan waktu dan kondisi dengan proses administrasi (batas waktu pemaparan/tingkat batas paparan), pengurangan risiko melalui pelatihan para karyawan yaitu, memberi pelatihan dasar yang sesuai untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran untuk mengurangi resiko, serta mengurangi risiko dengan penggunaan alat pelindung diri.”
Perusahaan memiliki kewajiban untuk
1. Menetapkan kebijakan dan komitmen K3
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran K3
3. Menerapkan kebijakan secara efektif dan berkelanjutan, misal: Ahli K3, SDM K3 lainnya Pelatihan
4. Mengevaluasi kebijakan K3
a. Perubahan peraturan perundangan yang berlaku
b. Tuntutan dari pihak stake holder
c. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan
d. Perubahan struktur organisasi
e. Perkembangan IPTEKf. Pengalaman yang
didapat (kejadian kecelakaan dan PAK)
g. Pelaporan dan umpan balik
Pengendalian secara
administratif harus selalui
dikembangkan sesuai dengan:
1. Pengaturan jam kerja, jam istirahat, shift kerja/ kerja lemburBeberapa saran yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadwal shift kerja, yaitu :
1. Pekerja shift malam sebaiknya berumur antara 25 – 50 tahun.
2. Pekerja yang cenderung punya penyakit di perut dan usus, serta yang punya emosi tidak
stabil disarankan untuk tidak ditempatkan di shift malam.
3. Yang tinggal jauh dari tempat kerja atau yang berada di lingkungan ramai tidak dapat
bekerja malam.
Pengendalian Administratif Di Lingkungan Kerja
Shift kerja
4. Sistem shift 3 rotasi biasanya berganti pada pukul 6 – 14 – 22, lebih baik diganti pada pukul 7 – 15 – 23 atau 8 – 16 – 24.
5. Rotasi pendek lebih baik daripada rotasi panjang dan harus dihindarkan kerja malam secara terus-menerus.
6. Rotasi yang baik 2 – 2 – 2 (metropolitan pola) atau 2 – 2 – 3 (continental pola).
7. Kerja malam 3 hari berturut-turut harus segera diikkuti istirahat paling sedikit 24 jam.
8. Perencanaan shift meliputi akhir pekan dengan 2 hari libur berurutan.
9. Tiap shift terdiri dari satu kali istirahat yang cukup untuk makan.
2. Adm. Pemeriksaaan kesehatan :Pemeriksaan awal (pre Employment Medical
Exam), Pemeriksaan berkala (periodic Medical Exam), Pemeriksaan Khusus (before termination),
3. Adm. Kecelakaan kerja (Industrial Accident) dan (Occupational Health) Frekuensi rate mengidentifikasi jumlah cidera
yang menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja.
Severity rate Indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk per sejuta jam kerja orang.
Zero accident Rekam medis Surveilens penyakit akibat kerja
4. Job Safety Analisis & Job Safety Observation
JSA adalah suatu cara untuk meneliti bahaya yang ada pada tiap-tiap langkah kerja, kemudian mencari penyelesaian dari masing-masing bahaya sehingga bahaya tersebut dapat dikendalikan atau dihilangkan sejak dini.
JSO adalah sebagai suatu alat untuk mempelajari lebih mendalam sikap dan kebiasaan dan cara kerja dari tiap-tiap karyawan
Inti kegiatan ini adalaha. melakukan identifikasi hazardb. determinasi hazardc. prosedur dari tiap-tiap komponen pekerjaand. training & perubahan prosedur kalau diperlukan.
5. Pendidikan dan latihan
Ada beberapa kesalahan umum dalam m’lakukn training K3,antara lain :
a. Instruksi yg diberikan kepada pekerja tidak spesifikb. Pekerja tidak paham mengenai instruksi yang diberikanc. Pelatihan yg diberikan tidak mendapat perhatian dari
pekerja diperlukan pelatihan secara tertulis dan lisan.d. Adanya anggapan dari pekerja bahwa pelatihan tdk pentinge. Ketidak pedulian pekerja terhadap instruksi atau pelatihan yg
diberikan diperlukan monitoring oleh supervaisor kegunaan pelatihan baik secara tertulis maupun lisan.
Kriteria trainner yang berkualitas
1. Mpy “pengetahuan tentang subjek pelatihan secara menyeluruh”
2. Mpy “keinginan untuk melatih”3. Memiliki “sikap yang bersahabat dan
kooperatif”4. Mpy “jiwa kepimpinan dan berkualitas
untuk menjadi pemimpin”5. Bersikap “professional”6. Mampu “menjadi contoh yang baik
bagi pekerja yang dilatihnya.”
Yang Harus Dapat Pelatihan
a. Pekerja / operator barub. Pekerja lama yang menggunakan
alat/mesin baruc. Pekerja lama untuk dilatih secara periodicd. Pekerja lama yang menggunakan alur
kerja dalam system bekerja yang barue. Adanya acara/tujuan tertentu Terjadi
kecelakaan kerja = Pelatihan safety, fire,emergency, bencana
Worksite health promotion
Tujuan umum :Mempengaruhi sikap masing-masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif.
Tujuan Khusus1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan
memelihara gaya hidup yang sehat dan positif.2. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan
memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal
3. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok. 4. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi,
menurunkan, dan menghilangkan penyalahgunaan obat dan alkohol.
5. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya
Manfaat promosi kesehatan di tempat kerja :
Manajemen: Meningkatnya dukungan terhadap program
kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja
Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
Meningkatnya moral staf Menurunnya angka kemangkiran karena sakit Meningkatnya produktivitas Menurunnya biaya kesehatan / biaya asuransi Pencegahan terhadap PAK
Pekerja :Meningkatnya percaya diri Menurunnya stress Meningkatnya semangat kerja Meningkatnya kemampuan
mengenali dan mencegah penyakit Meningkatnya kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sekitar
Legitimasi pelaksanaan administrasi K3 dengan :
Sertifikasi SMK3OHSAS 18001ISO 9001
Kerugian Pengendalian Administratif
1. Bahaya yang ada tidak hilang, hanya waktu kontak antara pekerja dengan bahaya dikurangi.
2. Penggiliran tempat kerja mengurangi waktu kontak seorang pekerja dengan bahaya, namun juga menambah jumlah pekerja yang berhubungan dengan bahaya. Seperti pada proses-proses lain yang melibatkan tindakan manusia, kesalahan manusia dapat terjadi dan menyebabkan bahaya.
Contoh Kasus
Gun (1983) memberikan catatan bahwa terdapat beberapa kasus penyakit kronis yang diderita petugas RS, yakni hipertensi, varises, anemia (kebanyakan wanita), penyakit ginjal dan saluran kemih (69% wanita), dermatitis dan urtikaria (57% wanita) serta nyeri tulang belakang dan pergeseran diskus intervertebrae. Ditambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit akut yang diderita petugas RS lebih besar 1.5 kali dari petugas atau pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit, saluran pernafasan, saluran cerna dan keluhan lain, seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan saluran kemih, masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan sistem otot dan tulang rangka.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya
untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu K3 RS perlu dikelola dengan baik.
Baik RS maupun perusahaan wajib menerpkan SMK3 sesuai dengan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 A. penetapan kebijakan K3; B. perencanaan K3; C. pelaksanaan rencana K3; D. pemantauan dan evaluasi kinerja
K3; dan E. peninjauan dan peningkatan kinerja
SMK3.
TERIMAKASIH