distribusi ikan kerapu

7
2.2 Distribusi Ikan Kerapu Ikan kerapu macan tersebar luas dari wilayah Asia Pasifik termasuk laut merah, tetapi lebih dikenal berasal dari Teluk Persi, Hawaii atau Polynesia. Terdapat pula di hampir semua perairan pulau tropis Hindia dan samudra Pasifik Barat dari pantai Timur Afrika sampai dengan Mozambika. Ikan ini dilaporkan banyak pula ditemukan di Madagaskar, India, Thailand, Indonesia, pantai tropis Australia, Jepang, Philipina, Papua Neuguinea, dan Kaledonia Baru (Heemstra, 1993). Di perairan Indonesia yang dikenal banyak ditemukan ikan kerapu macan adalah perairan pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, pulau Buru, dan Ambon (Weber dan Beaufort, 1931). Ikan kerapu tikus tersebar luas di Pasific Barat mulai dari bagian selatan Jepang sampai Palau, Guam, Kaledonia baru, bagian selatan kepulauan Australia, serta bagian timur laut India dari Nicobar sampai Broome (Heemsta and Randall, 1986). Di Indonesia ikan kerapu tikus banyak ditemukan di wilayah perairan Teluk Banten, Ujung Kulon, Kepulauan Riau , Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimunjawa, Madura, Kalimantan dan Nusa Tenggara. 2.3 Reproduksi Ikan Kerapu

Upload: mutasim-billah

Post on 09-Nov-2015

86 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

2.2 Distribusi Ikan KerapuIkan kerapu macan tersebar luas dari wilayah Asia Pasifik termasuk laut merah, tetapi lebih dikenal berasal dari Teluk Persi, Hawaii atau Polynesia. Terdapat pula di hampir semua perairan pulau tropis Hindia dan samudra Pasifik Barat dari pantai Timur Afrika sampai dengan Mozambika. Ikan ini dilaporkan banyak pula ditemukan di Madagaskar, India, Thailand, Indonesia, pantai tropis Australia, Jepang, Philipina, Papua Neuguinea, dan Kaledonia Baru (Heemstra, 1993). Di perairan Indonesia yang dikenal banyak ditemukan ikan kerapu macan adalah perairan pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, pulau Buru, dan Ambon (Weber dan Beaufort, 1931).Ikan kerapu tikus tersebar luas di Pasific Barat mulai dari bagian selatan Jepang sampai Palau, Guam, Kaledonia baru, bagian selatan kepulauan Australia, serta bagian timur laut India dari Nicobar sampai Broome (Heemsta and Randall, 1986). Di Indonesia ikan kerapu tikus banyak ditemukan di wilayah perairan Teluk Banten, Ujung Kulon, Kepulauan Riau , Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimunjawa, Madura, Kalimantan dan Nusa Tenggara.2.3 Reproduksi Ikan KerapuReproduksi ikan kerapu macan bersifat hermaprodit protogini, yakni pada tahap perkembangan mencapai dewasa (matang gonad) berjenis klamin betina kemudian berubah menjadi jantan setelah tumbuh besar atau ketika umurnya bertambah tua. Menentukan jenis klamin ikan kerapu macan jantan dan betina dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan selang mikro (kanulasi) yang mampu menghisap telur atau sperma dan menggunakan metode penggurutan. Ikan kerapu macan betina akan mengeluarkan telur jika diurut, sementara yang jantan mengeluarkan sperma.Pemijahan induk ikan kerapu macan yang dibudidayakan secara terkontrol dilakukan dengan menggunakan tekhnik rangsangan lingkungan. Keuntungan dari rangsangan lingkungan adalah dihasilkannya telur yang rata-rata berkualitas baik, pemulihan induk cepat dan pematangan gonad kembali teratur (Sudaryanto, 1999).Fenomena perubahan klamin pada ikan kerapu macan sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur, indeks klamin, dan ukuran (Subyakto dan Cahyaningsih, 2003). Bobot induk ikan kerapu macan betina mencapai 3-4,5 kg dan sedangkan induk kerapu macan jantan mencapai 5-6 kg keatas atau ketika ikan kerapu macan jantan sudah mampu menghasilkan sperma untuk membuahi telur ikan betina. Dihabitat aslinya ikan kerapu macan melakukan pemijahan pada malam hari, yakni antara pukul 20.00 hingga pukul 03.00 pagi. Biasanya ikan kerapu jantan akan berenang berputar-putar mengikuti ikan kerapu macan betina, dan setelah ikan kerapu betina mengeluarkan telurnya maka ikan kerapu macan jantan akan mengeluarkan spermanya sehingga telur akan dibuahi oleh sperma tersebut (Subyakto dan Cahyaningsih, 2003).Ikan kerapu tikus merupakan jenis ikan bertipe hermaprodit protogini, dimana proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betima ke fase jantan atau ikan kerapu ini memulai siklus hidupnya sebagai ikan betina kemudian berubah menjadi ikan jantan. Fenomena perubahan jenis kelamin pada ikan kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahanKualitas pakan yang diberikan pada induk kerapu tikus sangat berpengaruh terhadap tingkat kematangan gonad, sehingga pakan merupakan faktor penting bagi kebehasilan dalam proses pematangan gonad.Induk diberi makanan berupa ikan segar antara lain cumi-cumi, layang, selar, japuh, lemuru. Jenis-jenis ikan ini mempunyai kandungan protein lebih dari 70 %. Pemberian protein yang tinggi sangat penting bagi tubuh ikan karena merupakan sumber pembangunan tubuh dan energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Pemberian pakan dapat dilakukan sampai kenyang yaitu berkisar antara 1 3 % dari total berat tubuh induk, dengan frekuensi pemberian pakan 1 kali sehari pada pagi atau sore hari (Sudaryanto dkk. dalam Anonimous, 1999).Vitamin diberikan satu minggu sekali berupa 3 mg vitamin E yang berfungsi untuk memperlancar kerja fungsi sel kelamin, 1000 IU vitamin C untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan mempercepat kematangan gonad, dan 1 2 mg vitamin B kompleks untuk meningkatkan nafsu makan ikan. Pemberian vitamin dengan cara mencampurkan pada pakan (Kordi, 2005).Pasangan induk yang telah matang gonad apabila dikumpulkan dalam satu tempat, pada waktunya akan terjadi pemijahan akan tetapi ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pemijahan tersebut. Pertama adalah faktor teknis yang meliputi penanganan induk, seleksi induk dan metode yang digunakan, kedua adalah faktor nonteknis yang meliputi iklim, letak geografis dan kondisi lingkungan dimana induk berada. seekor induk betina berukuran 3 4 kg dapat menghasilkan 200 300 ribu butir telur per satu kali memijah. Telur yang dibuahi akan mengapung dipermukaan air, sedangkan telur yang tidak dibuahi dan mati akan mengendap didasar pada slinitas air antara 28 -35 ppt.Pemijahan kerapu tikus terjadi sepanjang tahun (12 kali) artinya waktu pemijahan ikan ini tidak tergantung pada musim. Ikan kerapu tergolong memijah secara ovipar, yaitu mengeluarkan telur ketika memijah dan perbandingan induk jantan dan betina yang akan dipijahkan adalah 1:1 dengan berat berkisar antara 1 4 kg. Metode pemijahan terbagi atas dua yaitu metode pemijahan secara alami dan metode pemijahan buatan. Metode pemijahan secara alami yaitu pemijahan dengan sistem manipulasi lingkungan dan sistem rangsangan hormon sedangkan pemijahan buatan yaitu pemijahan dengan metode pengurutan (Stripping)2.4 Alat PenangkapanIkan kerapu umumnya ditangkap dengan menggunakan bubu, pancing, tombak, bahan peledak, dan bahan kimia beracun (potasium sianida). Kedua cara penangkapan yang terakhir merupakan cara yang efektif, namun menimbulkan dampak yang merugikan bagi kelestarian ekosistem terumbu karang dan sumber daya ikan. Bubu termasuk kedalam jenis perangkap (trap) yang sering digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan karang. Umpan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan dengan bubu dan pancing. Umpan digunakan sebagai pemikat (attractor) dengan tujuan agar ikan karang yang sifatnya bersembunyi pada terumbu karang dapat keluar dan tertarik untuk masuk ke dalam bubu. Efektivitas umpan ditentukan oleh sifat fisik dan kimiawi yang dimilikinya sehingga dapat memberikan respons terhadap ikan-ikan tertentu.

4.1 Kondisi Umum Lokasi PenelitianPantai Kedonganan terletak di Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan. Pantai Kedonganan berbatasan dengan Pantai Kelan di sebelah utara, berbatasan dengan pantai Jimbaran di sebelah selatan, dan berbatasan dengan Jalan Pantai Kedonganan di sebelah timur, dan di sebelah barat berbatasan dengan laut. Pantai ini cukup landai, memiliki hamparan pasir berwarna putih bersih dan ombak yang tenang, dengan garis pantai sepanjang 1020 meter.Secara administratif, Pantai Kedonganan merupakan wilayah dinas Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Kelurahan Kedonganan didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 643 Tahun 1997 (Profil Kelurahan Kedonganan Tahun 2013). Kelurahan Kedonganan mencakup wilayah seluas 1 Km2, dimana wilayahnya berbatasan dengan Kelurahan Tuban di sebelah utara, Kelurahan Jimbaran di sebelah selatan, Samudera Indonesia di sebelah barat dan Selat Badung di sebelah timur (www.lpdkedonganan.com). Kelurahan Kedonganan memiliki karakteristik wilayah pesisir, dengan jenis tanah pasiran. Suhu udara berkisar antara 23,5 25 C, dengan curah hujan 1700 mm per tahun (Profil Kelurahan Kedonganan Tahun 2013).Banyaknya jumlah caf yang ada di pantai kedonganan menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak negatif tersebut berupa pencemaran sampah dan pencemaran bau yang bersumber dari limbah caf yang dibuang langsung ke pasir pantai ataupun ke laut, akibat tidak adanya sistem pengolahan limbah. Hal tersebut mengakibatkan pantai menjadi terlihat kumuh dan tidak rapi.