disp nea

15
. Definisi Dispnea adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Dispnea adalah perasaan subyektif dimana seseorang merasa kekurangan udara yang dibutuhkan untuk bernapas dan biasanya merupakan keluhan utama pada pasien dengan kelainan jantung dan paru – paru. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006). B. Etiologi 1. Sesak Nafas karena Faktor Keturunan Pada asalnya memang seseorang tersebut memiliki paru – paru dan organ pernapasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan memulai fungsi tidak normal. Tetapi, ini tidak otomatis membuat tubuh menderita, sebab secara alami akan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem pertahanan bekerja ekstra, bahkan kadang- kadang alergi dan asma timbul sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang bekerja terlalu keras. 2. Sesak Nafas karena Faktor lingkungan Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas. Bekerja di lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen. 3. Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada paru – paru dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang menyenangkan bagi mikroba untuk berkembang biak. Masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru – paru.

Upload: yahya-melati

Post on 21-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

entah ini tulisan apa

TRANSCRIPT

Page 1: Disp Nea

.      Definisi

Dispnea adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dispnea adalah perasaan subyektif dimana seseorang merasa kekurangan udara yang dibutuhkan untuk bernapas dan biasanya merupakan keluhan utama pada pasien dengan kelainan jantung dan paru – paru.

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).

B.       Etiologi

1.         Sesak Nafas karena Faktor Keturunan

Pada asalnya memang seseorang tersebut memiliki paru – paru dan organ pernapasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan memulai fungsi tidak normal. Tetapi, ini tidak otomatis membuat tubuh menderita, sebab secara alami akan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem pertahanan bekerja ekstra, bahkan kadang-kadang alergi dan asma timbul sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang bekerja terlalu keras.

2.         Sesak Nafas karena Faktor lingkungan

Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas. Bekerja di lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen.

3.         Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan

Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada paru – paru dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang menyenangkan bagi mikroba untuk berkembang biak. Masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru – paru.

4.         Sesak Nafas karena ketidakstabilan emosi

Orang – orang yang gelisah, depresi, ketakutan, rendah diri cenderung untuk sering menahan nafas atau justru menarik nafas terlalu sering dan dangkal sehingga terengah – engah. Dalam waktu yang lama, kebiasaan ini berpengaruh terhadap produksi kelenjar adrenal dan hormon yang berkaitan langsung dengan sistem pertahanan tubuh. Kurang pendidikan bisa juga menyebabkan sesak nafas. Pengetahuan akan cara bernafas yang baik dan benar akan bermanfaat dalam jangka panjang baik terhadap fisik maupun emosi seseorang.

C.       Manifestasi klinis

1.        Batuk dan produksi skutum

Batuk adalah engeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya tidak disadari dengan suara yang mudah dikenali.

2.      Dada berat

Page 2: Disp Nea

Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada berat diasosiasikan dengan serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan lain untuk dada berat. Dada berat diartikan sevagai perasaan yang bera dibagian dada. Rata – rata orang juga mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang memegang jantungnya.

3.         Mengi

Mengi merupakan sunyi pich yang tinggi saat bernapas. Bunyi ini muncul ktika udara mengalir melewati saluran yang sempit. Mengi adalah tanda seseorang mengalami kesulitan bernapas. Bunyi mengi jelas terdengar sat ekspirasi, namun bisa juga terdengar saat inspirasi. Mengi umumnya muncul ketika saluran napas menyempit atau adanya hambatan pada saluran napas yang besar atau pada seseorag yang mengalami gangguan pita suara.

4.         napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.

D.      Patofisiologi

Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara O 2

dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas.

E.       Kategori Dispnea

Pengkategorian dispnea menurut American Thoracic Society (ATS) sebagai berikut :

1.         Tidak ada, tidak ada sesak napas kecuali exercise berat.

2.         Ringan, rasa napas pendek bila berjalan cepat mendatar atau mendaki.

3.         Sedang, berjalan lebih lambat dibandingkan orang lain sama umur karena sesak atau harus berhenti untuk bernapas saat berjalan datar.

4.    Berat, berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 m atau beberapa menit, berjalan mendatar

5.     Sangat berat, terlalu sesak untuk keluar rumah sesak saat mengenakan atau melepaskan pakaian.

F.       Penatalaksnaan

1.         Penanganan Umum Dispnea

a.         Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal yang tinggi

b.        Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter per menit tergantung derajat sesaknya

c.         Pengobatan selanjutnya diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita

2.         Terapi Farmako

a.         Olahraga teratur

b.        Menghindari alergen

c.         Terapi emosi

3.         Farmako

a.         Quick relief medicine

Page 3: Disp Nea

b.        Pengobatan yang digunakan untuk merelaksasi otot-otot saluran pernapasan, memudahkan pasien bernapas dan digunakan saat serangan datang. Contoh : bronkodilator

c.         Long relief medicine

d.        Pengobatan yang digunakan untuk menobati inflamasi pada sesak nafas, mengurangi odem dan mukus berlebih, memberikan kontrol untuk jangka waktu yang lama. Contoh : Kortikosteroid bentuk inhalasi

Page 4: Disp Nea

Definisi Sesak Napas

Dispnea (breathless) adalah keluhan yang sering memerlukan penanganan darurat tetapi intensitas dan tingkatannya berbeda-beda.1,2 Ada yang berupa rasa tidak nyaman di dada yang bisa membaik sendiri, atau yang membutuhkan bantuan nafas yang serius, hingga yang dapat berakibat fatal. Sesak nafas juga dapat diartikan sebagai merupakan suatu pengalaman subjektif seseorang akan ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari sensasi yang intensitasnya berbeda. Pengalaman itu merupakan interaksi dari fisiological, psikologikal, sosial, dan faktor lingkungan, dan dapat diinduksi secara respon psikologikal dan kelakuan.1 Keluhan dispnea tidak selalu disebabkan karena penyakit; sering pula terjadi pada keadaaan sehat tetapi terdapat stres psikologis.2

Penyebab Sesak Napas dapat berasal dari berbagai tempat di paru

Penyakit Saluran Napas seperti asma, emfisema Adult respiratory distress syndrome (ARDS), bronkitis kronik, 

Penyakit Parenkimal  Penyakit Vaskular Paru seperti Hipertensi paru primer Penyakit pleura seperti Pneumotoraks,  Penyakit Dinding Paru seperti trauma, Penyakit venooklusi paru seperti fibrosis, dll

Klasifikasi DispneaDyspnea biasanya ditentukan dengan klasifikasi Hugh-Jones yang dapat dibagi menjadi:

Derajat pertama: kerja tampak sama dengan mereka yang memiliki usia sama, berjalan, naik tangga mungkin seperti orang sehat lainnya.

Derajat dua: walaupun obstruksi tidak didapatkan, pasien tidak dapat untuk berjalan seperti orang lainnya yang berusia sama.

Derajat tiga: walaupun tidak dapat berjalan seperti orang sehat pada level biasa, pasiennya masih dapat berjalan satu kilometer atau lebih dengan langkahnya sendiri. 

Derajat empat: orang berjalan 50 m atau lebih membutuhkan istirahat atau tidak dapat melanjutkannya.

Derajat lima: sesak napas terjadi ketika ganti baju atau istirahat; dan orang tersebut biasanya tidak dapat meninggalkan rumah.

Mekanisme3Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat. Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea.

Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka semakin besar gradien tekanan

Page 5: Disp Nea

transmural yang harus dibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.

Sumber penyebab dispnea termasuk:31. Reseptor-reseptor mekanik pada otot-otot pernapasan, paru, dinding dada dalam teori tegangan panjang, elemen- elemen sensoris, gelendong otot pada khususnya berperan penting dalam membandingkan tegangan otot dengan derajat elastisitas nya. Dispnea dapat terjadi jika tegangan yang ada tidak cukup besar untuk satu panjang otot.2. Kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2.3. Peningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkat nya rasa sesak napas.4. Ketidak seimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi

Patofisiologi Dispnea mungkin disebabkan gangguan fisiologis akut seperti asma bronchial, emboli paru, pneumotoraks, atau infark miokard. Serangan berkepanjangan selama berjam-jam hingga berhari-hari lebih disebabkan akibat eksaserbasi penyakit paru yang kronik atau prosesif dari efusi pleura atau gagal jantung kongestif.1

Penggambaran Patofisiologi

1. Konstriksi atau sensasi dada terjepit Bronkokonstriksi, edema interstitial (asma, iskemi miokardial)

2. Meningkatnya kerja dan usaha untuk bernapas. Obstruksi jalan napas, penyakit neuromuskular (PPOK, asma sedang sampai parah, miopati, kiposkoliosis)

3. Lapar udara, membutuhkan pernapasan, urge to breathe. Meningkatnya gerakan untuk bernapas (CHF, embolisme pulmonary, obstruksi aliran udara yang sedang hingga parah)

4. Tidak dapat bernapas dalam, bernapas yang tidak memuaskan. Hiperinflasi (asma, PPOK) dan terbatasnya volume tidal (fibrosis pulmonal, restriksi dinding dada)

5. Pernapasan yang berat dan cepat Deconditioning.

Penegakan Diagnosis

AnamnesisSaat mengevaluasi pasien dengan nafas yang pendek, satu hal yang harus ditentukan pertama kali adalah berapa lama hal tersebut telah termanifestasi. Pasien yang sebelumnya dalam keadaan baik dan kemudian mengalami sesak nafas akut (selama beberapa jam sampai hari) dapat saja memiliki jenis penyakit akut yang mengenai:4

Saluran pernafasan (serangan akut asma),  Parenkim paru (acute pulmonary edema atau proses infeksi akut seperti bakterial

pneumonia),  Rongga pleura (pneumotoraks) Vaskularisasi paru (emboli paru)

Presentasi dari subakut (selama beberapa hari hingga minggu) dapat memberi kesan yakni:

Page 6: Disp Nea

Eksaserbasi penyakit saluran nafas yang ada sebelumnya (asma atau chronic bronchitis)

Infeksi parenkimal yang berjalan lambat (Pneumocystis carinii, pneumonia pada pasien AIDS, mycobacterial or fungal pneumonia)

Proses inflamasi non-infeksi yang berjalan relatif lambat (Wegener’s granulomatosis, eosinophilic pneumonia, bronchiolitis obliterans with organizing pneumonia, dll)

Penyakit neuro muskular (Guillain-Barre´ syndrome, myasthenia gravis), Penyakit pleura (efusi pleura dengan berbagai penyebab atau penyakit jantung

kronik) 

Sebuah presentasi kronik (selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun) sering diindikasikan sebagai penyakit paru obstruksi kronik, penyakit paru interstisial kronik, atau penyakit jantung kronik.4

Pasien seharusnya ditanya penggambaran dari ketidaknyamanannya seperti efek dari posisi mereka, infeksi, dan stimulus lingkungan pada dyspnea, contohnya adalah:2

Orthopnea, yakni Dispnea yang terjadi pada posisi berbaring. Pada umumnya merupakan indikator dari CHF, perusakan mekanikal dari diafragma diasosiasikan dengan obesitas, atau asma dipicu reflux esofageal dan paralisis diafragma bilateral.

Platipneu, yaitu Dispnea yang terjadi pada posisi tegak dan akan membaik jika penderita dalam posisi berbaring. Keadaan ini terjadi pada abnormalitas vaskularisasi paru seperti pada COPD berat.

Trepopneu, yakni Jika dengan posisi bertumpu pada sebuah sisi, penderita dispnea dapat bernafas lebih enak. Hal ini dapat ditemui pada penyakit jantung.

Exertional Dispnea, yakni dispnea yang disebabkan karena melakukan aktivitas. Intensitas aktivitas dapat dijadikan ukuran beratnya gangguan nafas.

Nocturnal dyspnea, yakni sesak nafas pada malam hari, biasnaya pasien akan terbangun tengah malam. Hal ini mengindikasikan CHF atau asma.

Intermittent episodes of dyspnea, yakni menunjukkan episode dari iskemi miokard, bronkospasme, atau embolisme pulmonary.

Keluhan sesak nafas juga dapat disebabkan oleh keadaan psikologis. Jika seseorang mengeluh sesak nafas tetapi dalam exercise tidak timbul maka dapat dipastikan keluhan sesak nafasnya disebabkan oleh keadaan psikologis. Jangan lupa untuk menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, penggunaan jarum suntik pada pasien, riwayat penyakit dahulu, dan apakah pasien dalam waktu-waktu dekat ini pergi daerah yang terdapat penyakit endemik paru.2

Gejala yang menyertai:1

Nyeri dada disertai sesak mungkin karena emboli paru, infark miokard atau penyakit pleura

Batuk sputum purulen dengan sesak disebabkan infeksi atau radang kronikseperti bronkitis atau radang mukosa saluran napas

Demam menggigil, tanda-tanda infeksi Hemoptosis, ruptur kapiler misal karena emboli paru, tumor, atau radang saluran

napas

Terpajan Keadaan lingkungan atau zat tertentu:1

Page 7: Disp Nea

Alergen; seperti serbuk, jamur, atau zat kimia yang mengakibatkan sesak. Debu, asap, bahan kimia sehingga mengiritasi jalan napas kemudian terjadi

bronkospasme. Obat-obatan/injeksi dapat mengakibatkan reaksi hipersensitivitas yang mengakibatkan

sesak

Pemeriksaan Fisik1Tekanan darah, temperatur, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas menentukan tingkat keparahan penyakit. Seorang pasien sesak dengan tanda-tanda vital normal biasanya menderita penyakit kronik atau ringan, sementara pasien yang memperlihatkan perubahan nyata pada tanda-tanda vital biasanya mengalami gangguan akut yang memerlukan evaluasi dan pengobatan segera. 

1. Temperatur: <35°C atau >41°C atau sistolik dibawah 90 mmHg menandakan hal gawat

2. Pulsus Paradoksus: pada fase inspirasi terjadi peningkatan tekanan arteri >10mmHg yang menyebabkan kemungkinan udara terperangkap (air trapping). Contoh pada asma, PPOK eksaserbasi akut. Ketika obstruksi saluran nafas menurun, variasi itu meningkat; dan ketika obstruksi membaik, pulsus paradoksus menurun.

3. Frekuensi Napas: < 5kali/menit menunjukan hipoventilasi; kemungkinan respiratory arrest. Jika frekuensi napas 35 kali/menit, diduga ada gangguan parah. Frekuensi yang lebih cepat dapat terlihat beberapa jam sebelum otot-otot nafas menjaid lelah dan terjadi gagal nafas. 

Pemeriksaan Umum1

Tampilan Umum. o Pasien mengantuk dengan napas lambat dan pendek. Bisa disebabkan obat-

obatan tertentu, retensi CO2, gangguan SSP(stroke, edema serebral,dan lainnya). 

o Pasien gelisah dengan napas cepat dan dalam disebabkan hipoksemia berat karena penyakit paru/saluran napas, jantung, serangan cemas (anxiety attack), histerical attack.

Kontraksi otot bantu napas. Otot bantu napas di leher dan otot-otot interkostal akan berkontraksi pada keadaan obstruksi moderat hingga parah. Asimetri gerakan dinding dada/deviasi trakea juga dapat dideteksi. Pada Tension Pneumotorax-suatu keadaan gawat darurat-sisi yang terkena akan membesar pada tiap inspirasi dan trake terdorong ke sisi sebelahnya.

Tekanan vena jugularis. peninggiannya menandakan adanya peningkatan tekanan atrium kanan.

Palpasi o Palpasi dimulai dengan memeriksa telapak tangan dan jari, leher, dada, dan

abdomen. Jari tabuh bisa didapatkan pada kanker paru, abses paru, emfisema, serta bronkoelaktasis.

o Palpasi dada akan memberikan informasi tentang penonjolan di dinding dada, nyeri tekan, gerakan pernafasan yang simetris atau asimetris, derajat ekspansi dada, dan untuk menentuka tactile vocal fremitus. 

o Pemeriksaan tactile vocal fremitus berdasarkan persepsi telapak tangan terhadap vibrasi di dada yang disebabkan oleh adanya transmisi getara suara

Page 8: Disp Nea

dari laring ke dinding dada.2 Tertinggalnya hemitoraks pada lateral bawah rib cage paru menunjukan gangguan perkembangan hemitoraks tersebut. Dapat diakibatkan: obstruski bronkus utama, pneumothorax, atau efusi pleura.1 

o Menurunnya fremitus traktil dengan meminta pasien menyebut tujuh tujuh berulang-ulang palpasi pada area atelektasis menunjukan bronkus tersumbat atau efusi pleura. Meningktanya fremitus disebabkan konsolidasi parenkim pada area yang inflamasi.1

Perkusio Hipersonor. Terjadi pada hiperinflasi pada serangan asma akut,

emfisema,pneumotoraks.o Redup(dullness). Terjadi akibat konsolidasi paru atau efusi pleura. 

Auskultasio Ronki kasar dan nyaring (coarse rales dan wheezing) menunjukan obstruksi

parsial atau penyempitan saluran napas.o Ronki basah dan halus (fine, moist rales) berarti parenkim paru berisi cairan. o Ronki bilateral (bilateral rales) disertai irama gallop menunjukan gagal

jantung kongestifo Sesak napas dengan sakit dada, kemungkinan friction rub. 

Terapi Oksigen4Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat. Tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.

Syarat-syarat pemberian O2 meliputi : o Konsentrasi O2 udara inspirasi dapat terkontrolo Tidak terjadi penumpukan CO2o Mempunyai tahanan jalan nafas yang rendaho Efisien dan ekonomiso Nyaman untuk pasien

Dalam pemberian terapi O2 perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting diperhatikan oleh karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi sedangkan O2 yang diperoleh dari sumber O2 (Tabung) merupakan udara kering yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat mencegah komplikasi pada pernafasan. 

Nyeri DadaNyeri dada dapat disebabkan oleh penyakit jantung, paru atau nyeri alih abdomen. Nyeri dada pada paru dapat disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan yang biasanya berasal dari keterlibatan pleura parietalis. Akibatnya, sakitnya sering ditekankan saat gerakan pernafasan yang sering disebut pleuritic. Contoh umum yang termasuk gangguan pleura primer, seperti neoplasma atau gangguan peradangan melibatkan pleura, atau gangguan parenkim paru yang meluas ke permukaan pleura, seperti pneumonia atau infark paru.2 Ada dua jenis nyeri dada karena nyeri paru: pleuritik dan trakeobronkial.1

Nyeri PleuritikNyeri pleuritik adalah salah satu dari dua jenis nyeri dada; nyeri dada yang lain adalah nyeri sentral (central pain, viseral pain). Nyeri pleuritik dapat ditentukan lokasinya dengan mudah, rasa nyeri ini intensitasnya bertambah jika batuk atau bernafas dalam. Nyeri pleuritik

Page 9: Disp Nea

berkaitan dengan penyakit yang menimbulkan inflamasi pada pleura parietalis, seperti infeksi, tumor. Parenkim paru tidak sensitif terhadap rasa sakit, baik rangsangan langsung maupun tidak langsung. Rasa nyeri pada pneumonia atau peradangan paru biasanya disebabkan karena reaksi pleura. Rasa nyeri pada kanker paru merupakan indikasi adanya invasi pada pleura atau dinding dada.5 Pada beberapa pasien tertentu, rasa nyeri dapat timbul tanpa adanya invasi pleura dan dinding dada. Iritasi nervus interkostalis (herpes zooster, spinal nerve root disease) juga dapat menimbulkan nyeri dinding dada yang terlokalisasi. Kostokondritis sendi kostosternal ke-2 sampai 4 (sindrom Tietze) sering menyerupai nyeri miokardial iskemik. Iritasi pada diafragma perifer akan dihantarkan ke dinding dada terdekat, sedangkan rasa nyeri yang berasal dari diafragma sentral dihantarkan melalui nervus frenikus, dan dapat dirasakan di daerah trapezius ipsilateral pada basis leher dan bahu.5

Penyebab nyeri pleuritik yakni :Gangguan Mekanis Gangguan Peradangan Neoplasma Paru Penyakit OtoimunPneumotoraks Infeksi Primer SLEHemotoraks Infark Paru Metastatis Artritis reumatoidSkleroderma

Diagnosis1a. Nyeri pleuritik yang terjadi tiba-tiba terutama setelah batuk atau bersin menandakan kemungkinan terjadi pneumotoraks Kejadian ini sering disertai rasa sesak.b. Demam dan batuk produktif yang menyertai nyeri dada menandai terjadinya infeksi parenkim dan pleurac. Hemoptisis yang terjadi tiba-tiba dicurigai adanya emboli paru, sedangkan nyeri semakin hebat pasca hemoptisis lebih cenderung karena kanker parud. Penyakit autoimun sering dikaitkan dengan radang pleura non spesifik yang mengarah ke pleuritis

Pemeriksaan fisik1a. Melemahnya bunyi nafas; pekak/redup pada perkusi dan melemahnya frenitus merupakan tanda efusi pleura.b. Adanya friction rub pada inspirasi dan ekspirasi menandakan terjadinya perandangan pleura

Pencitraan1Pneumotoraks, efusi pleura dapat identifikasi dnegan foto toraks posteanterior, lateral dan dekubitus lateral. Sedangkan diagnosis etiologi efusi pleura memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tatalaksana nyeri pleuritik1Nyeri dapat dikurangi dengan indometasin 25 mg, oral, 3 kali sehari. Sedangkan cara terbaik untuk menghilangkan nyeri adalah mengobati penyakit dasarnya.

Nyeri Trakeobronkitis1Adalah sensasi terbakar di daerah substernal yang makin memburuk dengan batuk. Hal ini disebabkan oleh radang akut pada cabang trakeobronkial.

Diagnosis Rasa Sakit Trakeobronkitis

Page 10: Disp Nea

Anamnesis Nyeri berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari. Perburukan nyeri karena batuk dan lokasinya pada daerah substernal yang membedakan dengan nyeri pleuritik. 

Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan apa-apa keculai berupa ronki kasar pada auskultasi.

Tatalaksana nyeri trakeobronkialPengobatan atas penyebabnya adalah terapi utama. Terapi simptomatik dapat diberikan penekan batuk dengan kodein fosfat 15-30 mg, 3-4 kali sehari.

Kesimpulan : Dispnea bersifat subjektif dan memiliki tekanan yang berbeda-beda. Penyebab dari timbulnya sesak nafas ini juga dapat ditimbulkan dari berbagai bagian dalam sistem respirasi seperti, obstruksi saluran nafas, jaringan parenkim paru, hingga vaskularisasi paru. Dalam mengevaluasi sesak nafas perlu diperhatikan lama onset terjadinya, posisi atau aktifitas yang menyebabkan sesak nafas, tanda vital, serta pemeriksaan fisik lainnya. Ada dua jenis nyeri dada karena nyeri paru: pleuritik dan trakeobronkial. Nyeri pleuritik dapat ditentukan lokasinya dengan mudah, rasa nyeri ini intensitasnya bertambah jika batuk atau bernafas dalam. Nyeri pleuritik berkaitan dengan penyakit yang menimbulkan inflamasi pada pleura parietalis, seperti infeksi, tumor. Nyeri traakeobronkial adalah sensasi terbakar di daerah substernal yang makin memburuk dengan batuk. Hal ini disebabkan oleh radang akut pada cabang trakeobronkial.

Daftar Pustaka1. Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009.2. Djojodibroto DR. Respirologi. Jakarta: EGC. 2007. h.64-683. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta : EGC. 2005.4. Kasper D, Braunwald E, Fauci A, Hauser S, Longo D, Jameson L. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th Edition. In Drazen M Jeffrey, Weinberger E Steven. Approach To The Patient With Disease Of The Respiratory System. New York: McGraw-Hill Professional. 2004. h.1495-14975. Rasmin M. Terapi Oksigen. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta. 2006.