diskusi fenomena maraknya buah impor

Upload: putri-suci-asriani

Post on 13-Jul-2015

123 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SINOPSIS DAN GARIS BESAR DISKUSI INTERAKTIF: FENOMENA MARAKNYA BUAH IMPOR DI PROVINSI BENGKULU1 Oleh: Putri Suci Asriani A. Sinopsis Menurut Natawidjaja dalam Kompas (2007), diketahui bahwa 80 persen buah-buahan dan 20 persen sayuran yang dijual di jaringan supermarket di Indonesia merupakan produk impor. Angka ini 2-3 kali lipat dari supermarket di Thailand, China, Meksiko, dan Guatemala. Penyebab tingginya tingkat dan pesatnya pertumbuhan impor dalam penjualan sayur dan buah segar di pasar swalayan berkaitan dengan harga dan kualitas: buah dan sayur dari China dan Thailand, khususnya lebih murah dan berkualitas lebih tinggi. Hal ini menguntungkan bagi konsumen sayur dan buah segar di perkotaan dan bahkan di pedesaan yang menjadikan sayur dan buah segar sebagai makanan yang penting hal ini mempertahankan persaingan, menekan harga makanan dan membantu rakyat miskin mendapatkan makanan yang lebih bergizi dan kaya akan vitamin, lebih murah. Permintaan masyarakat terhadap buah impor kini memang sangat tinggi, penyebabnya antara lain, selain kemasannya lebih menarik, harganya tidak jauh berbeda bahkan lebih murah daripada buah lokal. Kondisi tersebut akan berdampak negatif terhadap upaya pencapaian kemandirian pangan. Kemampuan produksi buah-buahan lokal menurun dikarenakan petani Indonesia pada umumnya dan petani Bengkulu pada khususnya tidak mampu bersaing atas kuatnya gempuran buah-buahan impor yang menyerang masuk pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional, baik wilayah perkotaan maupun pedesaan.

1

Disampaikan pada acara Dialog Interaktif Klinik Tani TVRI Bengkulu yang disiarkan secara langsung pada Kamis, 20/10/2011 jam 16.30-17.30 WIB.

Secara umum, berdasarkan hasil analisis pustaka, beberapa hal yang menggambarkan perilaku konsumen buah-buahan di Indonesia adalah: 1. Ketika nama brand yang melekat pada buah-buahan mampu membantu konsumen untuk memaknai dan memproses informasi mengenai produk (harga, kualitas, garansi) dan juga mampu meningkatkan kepercayaan diri pelanggannya dalam memilih keputusan, maka nama produk tersebut akan diterima dengan baik. 2. Konsumen buah di Indonesia masih mengacu pada atribut harga dan kualitas sebagai pedoman nilai produk. Namun demikian, ketika biaya pencarian/pengukuran produk tinggi sebagai konsekuensi peningkatan kualitas terjadi, konsumen akan tetap kembali memilih produk yang harganya lebih murah dengan kualitas seadanya. 3. Dengan menyamarkan identitas aslinya, produk lokal dicap sebagai produk impor, image produk akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan image produk impor yang telah terbentuk di masyarakat (sebagai salah satu kontrol eksternal dan independent) adalah lebih berkualitas daripada produk lokal. 4. Penambahan co-branding meningkatkan nilai perspektif pembeli atas suatu produk daripada nama brand tunggal. Co-branding yang dikembangkan sebagai penunjang nilai produk adalah melalui perbaikan dan pemilihan saluran pemasaran, mulai dari hulu ke hilir.

B. Garis Besar Diskusi Interaktif Beberapa garis besar masalah maraknya buah impor yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Mengacu pada kajian ekonomi pertanian, bagaimana menyikapi fenomena maraknya buah impor di Kota Bengkulu?

2. Faktor-faktor apa saja yang memicu hal tersebut terjadi? 3. Apa mungkin impor buah dihentikan? 4. Apa mungkin buah lokal mampu mempertahankan keberadaannya di pasar, ditengah gempuran buah impor? 5. Bagaimana peranan buah impor dalam pemenuhan kebutuhan konsumen atas produk buahbuahan yang merupakan kebutuhan dasar akan vitamin dan mineral untuk mempertahankan kesehatan tubuh manusia? 6. Apa benar, preferensi konsumen buah Indonesia pada umumnya dan Bengkulu pada khususnya, lebih menyukai buah impor daripada buah lokal? 7. Upaya apa saja yang dapat dikembangkan guna memunculkan kembali buah lokal yang menjadi indigenous resources Provinsi Bengkulu guna menghadapi gempuran buah impor? 8. Bagaimana buah lokal mampu bersanding dengan buah impor? 9. Kendala apa saja yang mungkin terjadi dalam pengembangan agribisnis buah-buahan di Provinsi Bengkulu? 10. Langkah-langkah strategik apa yang dapat kita lakukan?