diskursus pemberitaan korupsi ratu atut chosiyah...
TRANSCRIPT
Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah
Berita Mingguan Tempo Edisi 4 – 10 November 2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam
(S.Kom.I)
Di Susun Oleh:
Asa Trifabasi
1110051000040
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014/1435H
DISKURSUS PEMBERITAAN KORUPSI RATU ATUT CHOSIYAH
PADA MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO EDISI 4 - 10
NOVEMBER 2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh:
Asa Trifabasi
NIM: 1110051000040
di bawah bimbingan
Dr. Gun Gun Heryanto, MSi
NIP: 197608122005011005
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014/1435 H
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1) Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukanuntuk memenuhi salah satu
persyaratan meraih gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3) Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia nemerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 12 Mei 2014
ASA TRIFABASI
1110051000040
ii
ABSTRAK DISKURSUS PEMBERITAAN KORUPSI RATU ATUT CHOSIYAH PADA MAJALAH
BERITA MINGGUAN TEMPO EDISI 4 – 10 NOVEMBER 2013
Kasus dugaan korupsi yang menimpa Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah merupakan
permasalah besar Negara Indonesia. Banyak media yang melakukan pemberitaan terhadap kasus
tersebut, terjadi konstruksi pada pembentukan Pemberitaan Ratu Atut Chosiyah, salah satu yang
paling berbeda dan menarik pada Majalah berita mingguan Tempo. Dalam membuat pemberitaan
Majalah Tempo menampilkan sisi gaya hidup dari Atut yang bermewah – mewahan suka
berpesiar keluar negeri dan membeli barang mewah yang sangat kontras dengan keadaan rakyat
Banten.
Berdasarkan konteks tersebut, tujuan penulisan ini untuk menjawab pertanyaan, pertama
bagaimana wacana yang diangkat majalah berita mingguan Tempo terkait berita Ratu Atut
Chosiyah? kedua, bagaimana kognisi social wartawan majalah Tempo ketika membuat berita
Ratu Atut Chosiyah dan ketiga, bagaimana konteks sosial Majalah berita mingguan Tempo pada
berita Ratu Atut Chosiyah? Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma
konstrustivisme dan model wacana Teun A. Van Dijk. Untuk menjawab ke tiga
dimensi/bangunan: teks melalui telaah dokumen/teks Majalah berita Mingguan Tempo, kognisi
social melalui wawancara mendalam terhadap Anton septian staf redaksi , dan konteks social
melalui literatur buku dan berita korupsi di Tangerang.
Teks berita Ratu Banten di Butik Hermes menjelaskan tentang prilaku dari Gubernur
Banten Ratu Atut Chosiyah yang sering boros dalam berbelanja yang mengindikasikan dirinya
terjerat gratifikasi karena diduga uang yang digunakan adalah uang Negara. Kemudian dari teks
berita Jejak di Rekening Bersama menjelaskan tentang indikasi kecurangan yang dilakukan oleh
Tubagus Chaeri Wardha yaitu adik dari Ratu Atut Chosiyah terhadap proyek – proyek
pembangunan daerah Banten dengan memanfaatkan kekuasaan Ratu Attut Chosiyah.
Dari kognisi sosial wartawan berpegang teguh pada KPK dalam membuat pemberitaan,
sehingga sangat mengkritisi masalah korupsi yang ada di Indonesia. Kemudian konteks sosial
yang terjadi dikalangan media nasional maupun daerah banyak yang memberitakan Ratu Atut
Chosiyah, mulai dari yang bersikap mengkritisi, netral maupun ada yang mendukung tentang
dugaan kasus korupsi yang menimpanya. Dalam pandangan agama - agama seperti Islam,
Kristen, Hindu dan Budha juga turut ikut ambil alih dalam kasus korupsi dalam berbagai
pandangannya semua setuju untuk melarang adanya korupsi karena itu adalah termasuk
kemungkaran dan penyakit hati dari setiap individu manusia.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji
dan syukur tercurah hanya kepada-Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan
kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih
baik.
Alhamdulillah atas hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas skripsi. Skripsi
yang diberi judul “Diskursus Pemberitaan Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita
Mingguan Tempo Edisi 4 – 10 November 2013 ” ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi penulis untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam
pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan, dukungan dan
dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Rachmat Baihaky, MA dan Drs. Umi Musyarofah M.A. selaku Ketua dan Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Dr. Gun Gun Heryanto M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih penulis
ucapkan karena telah bersabar dapat meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga terus
menjadi dosen yang istimewa di hati mahasiswa. Selalu menjadi sosok yang patut
dicontoh. Selalu mengajarkan kami (mahasiswa) untuk selalu berproses menjadi orang
hebat.
5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak memberikan keilmuan serta berbagai wawasan dan
pengalamannya kepada penulis selama menuntut ilmu di jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Semoga penulis dapat mengamalkan ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan, Amin.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi selama
perkuliahan danpenelitian skripsi ini.
7. Anton Septian (Staf Redaksi Majalah berita Mingguan Tempo) selaku narasumber yang
telah meluangkan waktu kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Kebesaran hati
beliau untuk selalu membantu orang lain semoga selalu di ridhai oleh Allah SWT.
8. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Triyono dan Ibunda Eni Sulatiningsih
yang selalu mendukung langkah anak-anaknya dengan cara mereka sendiri untuk
berproses menjadi lebih baik lagi. Dengan kesederhanan kami diajarkan kerja keras.
9. Adik - adikku yang tersayang. Bunga Fitrianingsih, Cardinalia Trianggraeningsih dan
Baswara Trighofari mereka hebat. Dengan pribadinya masing – masing saja belajar
kedewasaan.
v
10. Terimakasih juga kepada Shabrina Dwi Pitarini Putri yang selalu memberikan semangat,
motifasi dan kedewasaan. Kamu hebat.
11. Teman-teman mahasiswa seperjuangan KPI angkatan 2010, khususnya KPI B yang telah
memberikan banyak cerita, pengalaman, dan inspirasi untuk penulis. Ade Rahmawan,
Ade Hardiansyah, Adam Noor, Adik Dikri, Achmad Fauzi, Chandra Trigunadi, Taski
Pradika, Alfionita Jayussarah, Endah Purnamasari, Ulfa Latifah, Ain Kabakoran, Dwi
Arrianti, Andari Novianti, Fahru Rozi, Ishmatunisa, Miftahul Aida, Alfia Nur Laila .
Terimakasih telah memberikan pengalaman yang berharga dengan saling memberikan
kelengkapan diantara kekurangan masing-masing. Kita luar biasa.
12. Teman - Teman organisasi Komunitas JTV yang telah memberikan banyak semangat
Independensi dan pengalaman berorganisasi yang sangat berharga. Alfani Rossi, Anita
Puspita Sari, Wulan Purnamawati, Nina Nurlina, Ridho Falah, Tirai, Annisah Bilqis,
Syifa Maharani, Syifa Maulidina, Syifa Fauziah, Zopi Raka, Dewi Mufarikhah, Nur
Triana Anisatul Kamaliyah, Devi, Suci Robiatus, Mutiara Lestari, Alfi, Chandra
Duriyatin, Delsha Amanda, Fadly Zaty, Intan Afrida, Ihsan Fauzi, Oki Nugroho, Egha
Agatha, Rizka , Andika, Rahayu Saputro, Reksa Puja. Kalian Hebat.
13. Teman – teman KKN PELUKIS 2013 yang telah memberikan pengalaman berharga
sepanjang mengabdikan diri di desa Sukaluyu.
14. Semua pihak yang telah memberikan konstribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan
ucapan terimakasih kepada semua pihak.
Ciputat, 12 Mei 2014
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8
D. Kajian Pustaka ................................................................... 8
E. Metdeologi Penelitian ......................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Korupsi dalam Pandangan Agama ...................................... 19
B. Teori Naratif ...................................................................... 23
C. Teori Konstruksi Sosial ...................................................... 28
D. Konseptualisasi Pemberitaan ............................................. 31
1. Pengertian Berita ........................................................... 31
2. Unsur Layak Berita ...................................................... 32
3. Jenis – jenis Berita ....................................................... 33
4. Konsep Berita ............................................................... 35
E. Konseptualisasi Majalah ..................................................... 37
F. Wacana (Analisis Wacana) .................................................. 41
vii
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan Majalah Tempo ....................... 46
1. Sejarah PT. Tempo Inti Media ...................................... 46
2. Majalah Tempo ........................................................... 49
3. Visi Perusahaan ............................................................ 52
4. Misi Perusahaan ........................................................... 52
B. Struktur Organisasi Majalah Tempo ...................................... 53
C. Penghargaan ......................................................................... 54
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Wacana Korupsi ................................................................. 57
1. Analisis Teks Laporan Utama 1 ......................................... 61
1. Tema yang Dikemukakan ............................................... 61
2. Skema yang Diberikan .................................................... 62
3. Penekanan Makna dalam Teks ........................................ 66
2. Analisis Teks Laporan Utama 2 ........................................... 77
1. Tema yang Dikemukakan ............................................... 77
2. Skema yang Diberikan .................................................... 78
3. Penekanan Makna dalam Teks ........................................ 79
B. Cara Wartawan dalam Produksi Berita Korupsi .................. 88
C. Wacana korupsi dalam Konteks Sosial ................................ 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 106
B. Saran ................................................................................... 108
1. Saran Akademisi ................................................. 108
2. Saran Praktisi ...................................................... 109
viii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ...................................................................................... 51
Tabel 2 ...................................................................................... 74
Tabel 3 ...................................................................................... 86
Tabel 4 ...................................................................................... 96
Tabel 5 ...................................................................................... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Isi berita merupakan hal yang paling menarik untuk dianalisis dan
diperbincangkan. Di dalam berita banyak terkandung maksud tertentu yang
menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu kejadian atau peristiwa. Yang
menjadi banyak perhatian dan pertimbangan tentang isi berita tersebut adalah
keberagaman isi teks media serta ideologi yang membentuknya. Semua media
berbeda dalam mengemas suatu teks berita pada suatu peristiwa atau kejadian.
Sebuah isi teks media tidak dapat dipisahkan dari wacana, karena dalam isi
berita terkandung wacana di dalamnya. menurut Roger Fowler wacana adalah
komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai,
dan kategori yang masuk didalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan
dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.1 Dari pernyataannya
tersebut dapat dipahami wacana adalah pembentuk makna isi berita.
Di dalam sebuah wacana terkandung makna-makna dan maksud tertentu.
Ideologi dan pemikiran setiap anggota media adalah hal yang dapat
mempengaruhinya. Setiap media dan anggota media mempunyai ideologi dan
pemikiran yang berbeda dalam membentuk dan mengemas suatu berita.
Media cetak adalah salah satu media yang bertahan sampai saat ini yang
menjadi pemenuh kebutuhan Masyarakat akan berita. Media cetak memiliki
kemudahan dibawa-bawa, orientasi potret, dan kemasan berjudul, sementara
1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 2.
2
menarik dari bentuk-bentuk interpersonal dan penyiaran.2 Tidak terlepas dari
kelebihannya tersebut, yang paling menarik untuk kita ketahui dan pelajari bahwa
dalam pengemasan isi sebuah berita tersirat makna – makna yang diciptakan oleh
idelogi penulis dalam menyampaikan sebuah berita. Alex Sobur dalam Jumroni
dan Suhaimi, mendefinisikan media massa sebagai “Suatu alat untuk
menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia
mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk
opini publik, antara lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok
penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang
ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris”3
Dari penjelasan tersebut dapat dipelajari di dalam sebuah isi berita
terkandung sebuah wacana yang dibentuk oleh media sehingga di dalam
penafsirannya terhadap suatu peristiwa memiliki pandangan yang berbeda-beda
dalam mendefinisikan realitas, hal inilah yang menjadi menarik untuk dipelajari
dan dipahami.
Setelah memahami bahwa setiap isi berita terkandung wacana yang
dibentuk oleh ideologi penulis dan media. Bagian dari media seperti wartawan,
redaktur dan editor membuat pandangan dan realitas suatu peristiwa menjadi
berbeda-beda sesuai dengan ideologi masing-masing media itu sendiri. Menurut
Berger realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang
diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya dibentuk dan dikonstruksi. Dengan
2 Roger Fidler, Mediamorfosis,(Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003), h. 338. 3 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 85.
3
pandangan semacam ini realitas berwajah ganda/plural. Setiap Orang mempunyai
pandangan yang berbeda-beda atas suatu realitas.4
Fungsi utama media adalah alat untuk pengawas pelaksanaan
pemerintahan5. Kembali lagi ke fungsi utama media tersebut, seharusnya sebagai
media harus lebih berorientasi kepada pemikiran yang kritis dan analisis yang
mendalam dalam membentuk suatu isi berita sehingga anggapan masyarakat
terhadap suatu peristiwa menjadi relevan. Tentu hal ini sangatlah menarik untuk
lebih di teliti terhadap pemberitaan yang disampaikan oleh majalah berita
mingguan Tempo. Karena Tempo dikenal sebagai media yang membuat
pemikiran dan analisis yang kritis dalam menanggapi suatu permasalahan, dalam
melihat konteks ini perlu kita teliti bagaimana Tempo memposisikan dirinya
dalam membuat wacana di dalam isi sebuah berita.
Coher dalam Denis McQuail membedakan reporter menjadi 2 yaitu
mengacu pada gagasan pers sebagai pemberi informasi, penafsir, dan alat
pemerintah (menyediakan dirinya sebagai saluran atau cermin) dan yang kedua
mengacu pada pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers
sebagai wakil publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan
anjing penjaga secara umum.6
Dalam pengertian yang dijelaskan Coher tersebut penulis memberikan
anggapan bahwa Tempo diposisikan menjadi bagian kedua yaitu mengacu pada
4 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,( Yogyakarta:
LKiS, 2002), h. 18. 5 Fred S. Siebert, Thedore Peterson dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers,( Jakarta: PT
Intermasa, 1986), h. 3. 6 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa,( Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h.13.
4
pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers sebagai wakil
publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan anjing penjaga
secara umum. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji penulis karena pada era
kebermilikan media saat ini masih ada media yang bertindak seperti itu. inilah
yang membuat menarik penulis, dan hal yang akan di amati penulis adalah
bagaimana perspektif wartawan dimasukkan ke dalam wacana sehingga dapat
membentuk isi berita yang dapat mempengaruhi para pembaca menafsirkan
pemberitaan yang di sampaikan majalah berita minguan Tempo. Atas dasar itulah
penilitian ini sangat penting untuk dilaksanan.
Kasus dugaan korupsi politik dinasti yang menimpa Ratu Atut Chosiyah
adalah permasalahan besar Negara Indonesia. Hal ini terasa sangat membuat
masyarakat Indonesia terutama Banten menjadi tercengang – cengang akan kasus
dugaan korupsi tersebut, karena sebagian besar masyarakat Banten yang masih
dibawah angka kemiskinan. Kasus dugaan korupsi tersebut mulai terungkap dari
tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK pada tanggal
2 Oktober di rumah dinasnya di jalan Widya Chandra III No.7, Jakarta Selatan ia
menerima suap dari kasus pengaturan putusan Mahkamah Konstitusi di daerah
Gunung Mas dan Lebak, KPK menyita barang bukti uang setara 2-3 miliar yang
diterimanya dalam penangkapan.7
Dalam kasus perkara PILKADA di Lebak, Banten ditangkaplah tersangka
pemberi suap dari kasus Lebak yaitu Tubagus Chaeri Wardhana pada tanggal 3
Oktober. Ia terbukti memberikan suap uang 1 miliar kepada ketua MK Akil
7 Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina,KPK Tangkap Tangan Ketua
Mahkamah Konstitusi,Jakarta (3 Oktober 2013).
5
Mochtar dan Pengacara Susi Tur Andayani dalam pengaturan putusan sengketa
PILKADA Lebak Banten. Beliau merupakan adik dari Gubernur Banten yaitu
Ratu Atut Chosiyah dan juga merupakan suami dari Walikota Tangerang Selatan
yaitu Airin Rachmi Diany.8
Dari kasus yang menimpa adiknya tersebut pemerintah mulai mengusut
keterdugaan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Dalam dugaannya ia banyak
menyelewengkan berbagai macam dana dalam pelaksanaan proyek yang berada di
daerah Banten. Hal tersebut mulai tercermin dan sedikit demi sedikit terungkap
dengan adanya laporan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh kerjasama KPK,
ICW dan Segenap warga Banten yang melaporkan diduganya dalam pelaksanaan
program – program pembangunan di Banten.
Terlihat dari pemberitaan tersebut, modus yang sering digunakan dalam
dugaan penyelewengan program – program pembangunan yang ada di Banten
adalah dengan menguasai berbagai proyek yang ada serta menggelembungkan
dana dan memanipulasi data yang ada. Dengan menggunakan cara seperti itulah
penyelewengan program-program pembangunan di daerah Banten dikuasai.
Dugaan korupsi politik dinasti mulai diungkap dengan ditangkapnya
Tubagus Chaeri Wardhana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut
Chosiyah. Hal ini merupakan jalan pembuka bagi KPK dan ICW untuk mengusut
dan mengungkap kasus yang ada di daerah Banten yang awalnya sulit bagi KPK
dalam mengungkapnya. karena ketika ada kasus di daerah Banten, politik dinasti
ini saling menutupi kasus yang menimpa keluarganya.
8 Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A, KPK Bongkar
Jaringan Suap Akil,Jakarta(4 Oktober 2013).
6
Banyak dugaan korupsi yang diselidiki oleh KPK dalam kasus politik
Dinasti yang menimpa keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Beberapa kasus yang
sedang diselidiki oleh KPK yang dilansir oleh koran Tempo yang melibatkan
politik dinasti ini di antaranya adalah dugaan penyelewengan dana Bansos,
penggelembungan biaya pengadaan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan,
Pembangunan Masjid, dan banyak lagi berbagai proyek pembangunan di Provinsi
Banten. Berikut adalah bagan dari politik dinasti daerah Banten yang melibatkan
keluarga besar Ratu Atut Chosiyah:
Sumber: Koran Tempo, Edisi: Senin, 4 Oktober 2013.
Gaya hidup yang serba mewah yang ditampilkan oleh keluarga Ratu Atut
Chosiyah menjadi pertanyaan besar akan banyaknya penyelewengan dan dugaan
korupsi yang terindikasi di daerah Banten. Hal inilah yang menjadi bagian besar
keterdugaan korupsi yang dilakukan oleh politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah
tersebut. Sesuai berita yang telah terungkap saat ini, Atut sering sekali berplesir ke
luar negeri membeli barang – barang mewah yang harganya sangat fantastis, hal
Gubernur Banten
Ratu Atut Chosiyah
Walikota Serang
Tubagus Haerul Jaman
(adik Atut)
Wakil Bupati Pandeglang
Heryani
(ibu tiri Atut)
Walikota TANGSEL
Airin Rachmi Diany
(adik ipar Atut)
Wakil Bupati Serang
Ratu Tatu Chasanah
(adik Atut)
PROVINSI
BANTEN
7
itu dimuat pada majalah berita mingguan Tempo edisi 4 - 10 November 2013
yang menampilkan dan memberikan wacana tentang kekayaan besar yang dimiliki
politik dinastinya serta gaya hidup yang super mahal yang dilakukan oleh Ratu
Atut Chosiyah. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang
“Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita
Mingguan Tempo Edisi 4 - 10 November 2013 ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah serta tidak
terjebak pada pembahasan yang terlalu luas, peneliti membatasi masalah
hanya dilihat dari berita –berita yang diterbitkan Majalah berita mingguan
Tempo pada edisi 4 – 10 November 2013. Dan tentunya hanya berita yang
berkaitan dengan Ratu Atut Chosiyah.
2. Perumusan Masalah
Dari penjelasan di dalam latar belakang masalah, fokus penelitian ini
mengarah lebih kepada untuk menguji apa yang dikatakan dalam pandangan
konstruksionis yang menyatakan bahwa media bukanlah saluran yang bebas,
ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihakannya. Di sini media di pandang sebagai agen konstruksi sosial
yang mendefinisikan realitas untuk itu penulis membuat perumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana Wacana yang diangkat majalah berita mingguan
Tempo terkait berita Ratu Atut Chosiyah?
8
2. Bagaimana kognisi sosial wartawan majalah berita mingguan
Tempo ketika membuat berita Ratu Atut Chosiyah?
3. Bagaimana konteks sosial Majalah berita mingguan Tempo pada
berita Ratu Atut Chosiyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Majalah berita
mingguan Tempo melakukan konstruksi terhadap wacana teks berita Ratu
Atut Chosiyah dan mengetahui bagaimana wartawan Majalah berita mingguan
Tempo memproduksi teks berita Ratu Atut Chosiyah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Secara akademisi dapat menjadi bahan rujukan dan menambah
khazanah ilmu pengetahuan untuk para aktivis dan para akademisi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
b. Secara praktisi dapat dijadikan contoh dan menambah pengetahuan,
wawasan serta pedoman terhadap bagaimana media cetak mampu
mengkonstruksi pemikiran pembacanya.
D. Kajian Pustaka
Setelah peneliti malakukan pengamatan di perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
9
skripsi sebagai rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan
sekaligus menjadi referensi tambahan selain buku, Koran, website dan artikel.
Adapun judul yang penulis dapatkan sebagai berikut:
1. Analisis wacana kritis pemberitaan konflik Israel palestina pada
republika online, Misykatun Ni‟mah (UIN 2012).
2. Analisis wacana penulisan feature di media Indonesia edisi 25-26
oktober 2011.Apristia Krisna Dewi (UIN 2012).
3. Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan di
Simpang Kraft” di Majalah Pantau. Tia Agnes Astuti (UIN 2011).
4. Analisis Wacana “Editorial” Koran Tempo tentang Serangan Israel ke
Kota Gaza (Edisi 27 Desember 2008-18 Januari 2009), Asih Amerti (UIN 2009)
Setelah penulis melihat beberapa penelitian yang terkait teori ataupun tema
seputar permasalahan yang penulis angkat, maka penulis memutuskan untuk
menggunakan analisis Wacana konsep Teun A. Van Dijk Sebagai metode
penelitian. Yang menjadi pembeda peneliti lainya adalah peneliti ini
menggunakan majalah berita mingguan Tempo seputar berita Ratu Atut Chosiyah
sebagai objek penelitian. Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini
mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi) karya Hamid Nasuhi Dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for
Quality Development Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.
10
Dari tinjauan pustaka ini, peneliti yakin apa yang akan diteliti belum
pernah ada sebelumnya. Maka dengan itulah peneliti yakin mengajukan penelitian
tersebut sebagai langkah awal untuk mengajukan skripsi.
E. Metodelogi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme
dalam meneliti wacana pemberitaan Ratu Atut Chosiyah. Pandangan
Konstruktivisme menilai bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk
memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai
penyampai pernyataan. Konstruktifisme justru menganggap subjek sebagai faktor
sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Dalam hal ini,
seperti dikatakan A.S. Hikam, Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol
terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap pembentukan wacana. Bahasa
dipahami dalam paradigma ini diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-peryataan
yang bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan
makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jatidiri dari sang
pembicara. Jadi dalam paradigma konstruktifis melihat isi wacana yaitu bukan
sesuatu yang kosong tidak terbentuk dengan sendirinya, melaikan dibentuk dan di
rencanakan.9
9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 2.
11
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif pada penelitiannya. Pada
metode ini memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau
Manifest). Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi
yang tersirat (Latent) diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail
untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan
konteks social/realitas yang terjadi saat pesan dibuat.10
Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu
pertama, peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil. Kedua,
peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif
merupakan alat utama dalam menumpulkan data dan analisis data serta peneliti
kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di
lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat
dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui
kata atau gambar.11
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu Menurut Hidayat
syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
10 Burhan Bungin, Teknik Praktis Riset Komunikasi: (Jakarta: Kencana, 2006), h. 251 11 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan diskursus
teknologi komunikasi di masyarakat ) (Jakarta: Kencana, 2007) h. 306
12
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan
angka-angka maupun kata-kata.12
Melalui penelitian deskriptif ini penulis akan
mendeskripsikan atau mengkonstruksi mendalam terhadap subjek penelitian
tersebut.
4. Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana.
Analisis Wacana adalah analisis yang dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud dan makna-makna tertentu.13
Yang menjadi titik perhatian
bukan apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana
berita atau wacana yang di kembangkan dan dibuat oleh media tersebut. Sikap
mendukung, menolak, positif atau negatif hanyalah efek yang dari konstruksi
makna yang dikembangkan oleh wartawan dan media.
Analisis data merupakan cara yang dipakai untuk menganalisis,
mempelajari, serta mengolah kelompok data tertentu sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan yang diteliti dan dibahas. Oleh
karena yang digali berupa data kualitatif, maka analisis yang digunakan adalah
analisis kualitatif. Mengikuti Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
12 Nur Fatimah,”Penelitian Deskriptif”, dalam http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/. 13 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 5.
13
mencari, dan menemukan pola menemukan apa yang penting, dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain.14
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model wacana Teun A.
Van Dijk. Konsep wacana, oleh Van Dijk, digunakan untuk „melihat bagaimana
suatu teks diproduksi, sehingga dapat diperoleh pengetahuan kenapa teks bisa
semacam itu”.15
Van Dijk menggunakan model penelitian yang biasa disebutnya
“kognisi sosial”, ia menunjukan bagaimana proses teks tersebut di produksi oleh
wartawan/ media, di sisi lain ia menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang ada di
masyarakat menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan, dan ahirnya
digunakannya untuk membuat teks berita.16
Jadi faktor dari kognisi sosial ini yang
sebenarnya banyak mempengaruhi dan menentukan dalam pembentukan teks
dalam suatu wacana berita.
Penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks
semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga
diamati.17
Wacana dapat diartikan bagaimana suatu teks berita mendapat
pengaruh dari pencari dan penulis berita sehingga isi dari berita tersebut menjadi
berbeda dan mendapat suatu perhatian khusus masyarakat.
Penelitian Mengenai Wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks
adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil dari struktur besar
14 Lexy. J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006) h. 248. 15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 221. 16 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. 17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 221.
14
masyarakat.18
Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, yaitu suatu praktik
wacana. Jadi dalam pembuatannya suatu teks pasti melibatkan bagian-bagian
dalam dari media tersebut seperti wartawan dan redaktur.
Media membentuk konsensus dan pembenar bahwa seperti itu kenyaatan.19
Media membuat suatu kenyataan semu sehingga menampilkan realitas yang mirip
dengan fakta aslinya, bahkan kita sulit untuk membedakan mana realitas asli dan
realitas buatan yang dilakukan oleh media tersebut. Sehingga diperluukan
pemahaman yang mendalam tentang suatu berita agar kita dapat memahaminya
lebih dalam dan benar.
Van Dijk mengeksklusi modelnya dengan melihat bagaimana struktur
sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan
bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh
terhadap teks tertentu.20
Dengan demikian dapat dipahami lebih dalam lagi
mengapa suatu teks dalam suatu wacana dapat dibuat dan terbentuk.
Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan:
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah
bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan
suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita
yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga
18 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. 19 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. 20 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 224.
15
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu
masalah.21
Dalam model analisis wacana Van Dijk, mem wacana sebuah berita memiliki tiga
elemen:
1. Teks adalah bagian yang diamati oleh Van Dijk, ia melihat suatu teks
terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing saling
mendukung dan ia membagi kedalam tiga tingkatan. Struktur makro.
makna global yang dapat diamati dengan melihat tema/topik yang
dikedepankan. Kedua, Superstruktur adalah Struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, Struktur mikro
adalah makna wacana yang diamati dari bagian kecil suatu teks.22
2. Kognisi Sosial menurut Van Dijk adalah kesadaran mental wartawan
yang membentuk teks tersebut. Karena sebuah teks pada dasarnya
dihasilkan lewat kesadaran,pengetahuan,prasangka, atau pengetahuan
tertentu atas suatu peristiwa. Dan Van Dijk memahaminya dalam suatu
bentuk yaitu Skema, ia berkerja secara aktik mengkonstruksi realitas
membantu kita memandu apakah yang harus kita pahami, maknai, dan
ingat tentang sesuatu. Dana dalam masalah yang diamati penulis
menggunakan Skema Peran (Role Schemas), yaitu berhubungan
21 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 224. 22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 226.
16
dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan
peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.23
3. Analisis Sosial menurut Van Dijk, wacana adalah bagian dari wacana
yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks
perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana
wacana tentang suatu hal di produksi dan di konstruksi dalam
masyarakat. Dan Van Dijk mengemukakan ada dua poin penting yaitu
Kekuasaan (Power) dan akses (Acces).
Selanjutnya data diolah dengan penjelasan table-tabel yang merujuk pada
model Teun A. Van Dijk, sehingga penyajian table serta teori itu akan tampak
bagaiamana Majalah berita mingguan Tempo mengangkat berita seputar dugaan
korupsi yang dilakukan politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah di Banten
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi
teks/document research. Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna
mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap
ataupun pembanding.
a) Data primer (primary-sources), yaitu teks berita dari majalah berita
mingguan Tempo dan Wawancara mendalam dari pihak Redaksi
Tempo.
23 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 260-262.
17
b) Data sekunder (secondary-sources), yaitu berupa berita dari
berbagai media, buku-buku, website, literature-literatur lain yang
ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya
dijadikan bahan argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan
penelitian skripsi ini.
6. Subjek dan Objek Penelitian
Unit analisis dari penelitian ini adalah Majalah Tempo dan unit
pengamatannya adalah teks berita yang dipakai dalam kasus dugaan korupsi dan
penggelapan uang yang melibatkan politik Dinasi Ratu Atut Chosiyah.
7. Sitematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini menjelaskan penjabaran ruang lingkup landasan teori mengenai
media cetak, berita, dan analisis wacana.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini membahas tentang profil Majalah berita mingguan Tempo,
Visi dan Misi, struktur organisasi.
BAB IV ANALISIS DATA
18
Membahas tentang latar belakang penulisan pemberitaan Ratu Atut
Chosiyah dengan Analisis wacana, kognisi sosial penulis berita, dan konteks
sosial pembentukan berita Ratu Atut Chosiyah pada Majalah berita mingguan
Tempo.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal
yang telah dibahas oleh penulis dalam skripsi ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Isi berita merupakan hal yang paling menarik untuk dianalisis dan
diperbincangkan. Di dalam berita banyak terkandung maksud tertentu yang
menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu kejadian atau peristiwa. Yang
menjadi banyak perhatian dan pertimbangan tentang isi berita tersebut adalah
keberagaman isi teks media serta ideologi yang membentuknya. Semua media
berbeda dalam mengemas suatu teks berita pada suatu peristiwa atau kejadian.
Sebuah isi teks media tidak dapat dipisahkan dari wacana, karena dalam isi
berita terkandung wacana di dalamnya. menurut Roger Fowler wacana adalah
komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai,
dan kategori yang masuk didalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan
dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.1 Dari pernyataannya
tersebut dapat dipahami wacana adalah pembentuk makna isi berita.
Di dalam sebuah wacana terkandung makna-makna dan maksud tertentu.
Ideologi dan pemikiran setiap anggota media adalah hal yang dapat
mempengaruhinya. Setiap media dan anggota media mempunyai ideologi dan
pemikiran yang berbeda dalam membentuk dan mengemas suatu berita.
Media cetak adalah salah satu media yang bertahan sampai saat ini yang
menjadi pemenuh kebutuhan Masyarakat akan berita. Media cetak memiliki
kemudahan dibawa-bawa, orientasi potret, dan kemasan berjudul, sementara
1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 2.
2
menarik dari bentuk-bentuk interpersonal dan penyiaran.2 Tidak terlepas dari
kelebihannya tersebut, yang paling menarik untuk kita ketahui dan pelajari bahwa
dalam pengemasan isi sebuah berita tersirat makna – makna yang diciptakan oleh
idelogi penulis dalam menyampaikan sebuah berita. Alex Sobur dalam Jumroni
dan Suhaimi, mendefinisikan media massa sebagai “Suatu alat untuk
menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia
mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk
opini publik, antara lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok
penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang
ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris”3
Dari penjelasan tersebut dapat dipelajari di dalam sebuah isi berita
terkandung sebuah wacana yang dibentuk oleh media sehingga di dalam
penafsirannya terhadap suatu peristiwa memiliki pandangan yang berbeda-beda
dalam mendefinisikan realitas, hal inilah yang menjadi menarik untuk dipelajari
dan dipahami.
Setelah memahami bahwa setiap isi berita terkandung wacana yang
dibentuk oleh ideologi penulis dan media. Bagian dari media seperti wartawan,
redaktur dan editor membuat pandangan dan realitas suatu peristiwa menjadi
berbeda-beda sesuai dengan ideologi masing-masing media itu sendiri. Menurut
Berger realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang
diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya dibentuk dan dikonstruksi. Dengan
2 Roger Fidler, Mediamorfosis,(Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003), h. 338. 3 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 85.
3
pandangan semacam ini realitas berwajah ganda/plural. Setiap Orang mempunyai
pandangan yang berbeda-beda atas suatu realitas.4
Fungsi utama media adalah alat untuk pengawas pelaksanaan
pemerintahan5. Kembali lagi ke fungsi utama media tersebut, seharusnya sebagai
media harus lebih berorientasi kepada pemikiran yang kritis dan analisis yang
mendalam dalam membentuk suatu isi berita sehingga anggapan masyarakat
terhadap suatu peristiwa menjadi relevan. Tentu hal ini sangatlah menarik untuk
lebih di teliti terhadap pemberitaan yang disampaikan oleh majalah berita
mingguan Tempo. Karena Tempo dikenal sebagai media yang membuat
pemikiran dan analisis yang kritis dalam menanggapi suatu permasalahan, dalam
melihat konteks ini perlu kita teliti bagaimana Tempo memposisikan dirinya
dalam membuat wacana di dalam isi sebuah berita.
Coher dalam Denis McQuail membedakan reporter menjadi 2 yaitu
mengacu pada gagasan pers sebagai pemberi informasi, penafsir, dan alat
pemerintah (menyediakan dirinya sebagai saluran atau cermin) dan yang kedua
mengacu pada pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers
sebagai wakil publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan
anjing penjaga secara umum.6
Dalam pengertian yang dijelaskan Coher tersebut penulis memberikan
anggapan bahwa Tempo diposisikan menjadi bagian kedua yaitu mengacu pada
4 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,( Yogyakarta:
LKiS, 2002), h. 18. 5 Fred S. Siebert, Thedore Peterson dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers,( Jakarta: PT
Intermasa, 1986), h. 3. 6 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa,( Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h.13.
4
pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers sebagai wakil
publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan anjing penjaga
secara umum. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji penulis karena pada era
kebermilikan media saat ini masih ada media yang bertindak seperti itu. inilah
yang membuat menarik penulis, dan hal yang akan di amati penulis adalah
bagaimana perspektif wartawan dimasukkan ke dalam wacana sehingga dapat
membentuk isi berita yang dapat mempengaruhi para pembaca menafsirkan
pemberitaan yang di sampaikan majalah berita minguan Tempo. Atas dasar itulah
penilitian ini sangat penting untuk dilaksanan.
Kasus dugaan korupsi politik dinasti yang menimpa Ratu Atut Chosiyah
adalah permasalahan besar Negara Indonesia. Hal ini terasa sangat membuat
masyarakat Indonesia terutama Banten menjadi tercengang – cengang akan kasus
dugaan korupsi tersebut, karena sebagian besar masyarakat Banten yang masih
dibawah angka kemiskinan. Kasus dugaan korupsi tersebut mulai terungkap dari
tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK pada tanggal
2 Oktober di rumah dinasnya di jalan Widya Chandra III No.7, Jakarta Selatan ia
menerima suap dari kasus pengaturan putusan Mahkamah Konstitusi di daerah
Gunung Mas dan Lebak, KPK menyita barang bukti uang setara 2-3 miliar yang
diterimanya dalam penangkapan.7
Dalam kasus perkara PILKADA di Lebak, Banten ditangkaplah tersangka
pemberi suap dari kasus Lebak yaitu Tubagus Chaeri Wardhana pada tanggal 3
Oktober. Ia terbukti memberikan suap uang 1 miliar kepada ketua MK Akil
7 Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina,KPK Tangkap Tangan Ketua
Mahkamah Konstitusi,Jakarta (3 Oktober 2013).
5
Mochtar dan Pengacara Susi Tur Andayani dalam pengaturan putusan sengketa
PILKADA Lebak Banten. Beliau merupakan adik dari Gubernur Banten yaitu
Ratu Atut Chosiyah dan juga merupakan suami dari Walikota Tangerang Selatan
yaitu Airin Rachmi Diany.8
Dari kasus yang menimpa adiknya tersebut pemerintah mulai mengusut
keterdugaan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Dalam dugaannya ia banyak
menyelewengkan berbagai macam dana dalam pelaksanaan proyek yang berada di
daerah Banten. Hal tersebut mulai tercermin dan sedikit demi sedikit terungkap
dengan adanya laporan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh kerjasama KPK,
ICW dan Segenap warga Banten yang melaporkan diduganya dalam pelaksanaan
program – program pembangunan di Banten.
Terlihat dari pemberitaan tersebut, modus yang sering digunakan dalam
dugaan penyelewengan program – program pembangunan yang ada di Banten
adalah dengan menguasai berbagai proyek yang ada serta menggelembungkan
dana dan memanipulasi data yang ada. Dengan menggunakan cara seperti itulah
penyelewengan program-program pembangunan di daerah Banten dikuasai.
Dugaan korupsi politik dinasti mulai diungkap dengan ditangkapnya
Tubagus Chaeri Wardhana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut
Chosiyah. Hal ini merupakan jalan pembuka bagi KPK dan ICW untuk mengusut
dan mengungkap kasus yang ada di daerah Banten yang awalnya sulit bagi KPK
dalam mengungkapnya. karena ketika ada kasus di daerah Banten, politik dinasti
ini saling menutupi kasus yang menimpa keluarganya.
8 Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A, KPK Bongkar
Jaringan Suap Akil,Jakarta(4 Oktober 2013).
6
Banyak dugaan korupsi yang diselidiki oleh KPK dalam kasus politik
Dinasti yang menimpa keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Beberapa kasus yang
sedang diselidiki oleh KPK yang dilansir oleh koran Tempo yang melibatkan
politik dinasti ini di antaranya adalah dugaan penyelewengan dana Bansos,
penggelembungan biaya pengadaan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan,
Pembangunan Masjid, dan banyak lagi berbagai proyek pembangunan di Provinsi
Banten. Berikut adalah bagan dari politik dinasti daerah Banten yang melibatkan
keluarga besar Ratu Atut Chosiyah:
Sumber: Koran Tempo, Edisi: Senin, 4 Oktober 2013.
Gaya hidup yang serba mewah yang ditampilkan oleh keluarga Ratu Atut
Chosiyah menjadi pertanyaan besar akan banyaknya penyelewengan dan dugaan
korupsi yang terindikasi di daerah Banten. Hal inilah yang menjadi bagian besar
keterdugaan korupsi yang dilakukan oleh politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah
tersebut. Sesuai berita yang telah terungkap saat ini, Atut sering sekali berplesir ke
luar negeri membeli barang – barang mewah yang harganya sangat fantastis, hal
Gubernur Banten
Ratu Atut Chosiyah
Walikota Serang
Tubagus Haerul Jaman
(adik Atut)
Wakil Bupati Pandeglang
Heryani
(ibu tiri Atut)
Walikota TANGSEL
Airin Rachmi Diany
(adik ipar Atut)
Wakil Bupati Serang
Ratu Tatu Chasanah
(adik Atut)
PROVINSI
BANTEN
7
itu dimuat pada majalah berita mingguan Tempo edisi 4 - 10 November 2013
yang menampilkan dan memberikan wacana tentang kekayaan besar yang dimiliki
politik dinastinya serta gaya hidup yang super mahal yang dilakukan oleh Ratu
Atut Chosiyah. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang
“Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita
Mingguan Tempo Edisi 4 - 10 November 2013 ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah serta tidak
terjebak pada pembahasan yang terlalu luas, peneliti membatasi masalah
hanya dilihat dari berita –berita yang diterbitkan Majalah berita mingguan
Tempo pada edisi 4 – 10 November 2013. Dan tentunya hanya berita yang
berkaitan dengan Ratu Atut Chosiyah.
2. Perumusan Masalah
Dari penjelasan di dalam latar belakang masalah, fokus penelitian ini
mengarah lebih kepada untuk menguji apa yang dikatakan dalam pandangan
konstruksionis yang menyatakan bahwa media bukanlah saluran yang bebas,
ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihakannya. Di sini media di pandang sebagai agen konstruksi sosial
yang mendefinisikan realitas untuk itu penulis membuat perumusan masalah
yaitu:
1. Bagaimana Wacana yang diangkat majalah berita mingguan
Tempo terkait berita Ratu Atut Chosiyah?
8
2. Bagaimana kognisi sosial wartawan majalah berita mingguan
Tempo ketika membuat berita Ratu Atut Chosiyah?
3. Bagaimana konteks sosial Majalah berita mingguan Tempo pada
berita Ratu Atut Chosiyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Majalah berita
mingguan Tempo melakukan konstruksi terhadap wacana teks berita Ratu
Atut Chosiyah dan mengetahui bagaimana wartawan Majalah berita mingguan
Tempo memproduksi teks berita Ratu Atut Chosiyah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Secara akademisi dapat menjadi bahan rujukan dan menambah
khazanah ilmu pengetahuan untuk para aktivis dan para akademisi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
b. Secara praktisi dapat dijadikan contoh dan menambah pengetahuan,
wawasan serta pedoman terhadap bagaimana media cetak mampu
mengkonstruksi pemikiran pembacanya.
D. Kajian Pustaka
Setelah peneliti malakukan pengamatan di perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
9
skripsi sebagai rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan
sekaligus menjadi referensi tambahan selain buku, Koran, website dan artikel.
Adapun judul yang penulis dapatkan sebagai berikut:
1. Analisis wacana kritis pemberitaan konflik Israel palestina pada
republika online, Misykatun Ni‟mah (UIN 2012).
2. Analisis wacana penulisan feature di media Indonesia edisi 25-26
oktober 2011.Apristia Krisna Dewi (UIN 2012).
3. Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan di
Simpang Kraft” di Majalah Pantau. Tia Agnes Astuti (UIN 2011).
4. Analisis Wacana “Editorial” Koran Tempo tentang Serangan Israel ke
Kota Gaza (Edisi 27 Desember 2008-18 Januari 2009), Asih Amerti (UIN 2009)
Setelah penulis melihat beberapa penelitian yang terkait teori ataupun tema
seputar permasalahan yang penulis angkat, maka penulis memutuskan untuk
menggunakan analisis Wacana konsep Teun A. Van Dijk Sebagai metode
penelitian. Yang menjadi pembeda peneliti lainya adalah peneliti ini
menggunakan majalah berita mingguan Tempo seputar berita Ratu Atut Chosiyah
sebagai objek penelitian. Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini
mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi) karya Hamid Nasuhi Dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for
Quality Development Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.
10
Dari tinjauan pustaka ini, peneliti yakin apa yang akan diteliti belum
pernah ada sebelumnya. Maka dengan itulah peneliti yakin mengajukan penelitian
tersebut sebagai langkah awal untuk mengajukan skripsi.
E. Metodelogi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme
dalam meneliti wacana pemberitaan Ratu Atut Chosiyah. Pandangan
Konstruktivisme menilai bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk
memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai
penyampai pernyataan. Konstruktifisme justru menganggap subjek sebagai faktor
sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Dalam hal ini,
seperti dikatakan A.S. Hikam, Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol
terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap pembentukan wacana. Bahasa
dipahami dalam paradigma ini diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-peryataan
yang bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan
makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jatidiri dari sang
pembicara. Jadi dalam paradigma konstruktifis melihat isi wacana yaitu bukan
sesuatu yang kosong tidak terbentuk dengan sendirinya, melaikan dibentuk dan di
rencanakan.9
9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 2.
11
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif pada penelitiannya. Pada
metode ini memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau
Manifest). Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi
yang tersirat (Latent) diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail
untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan
konteks social/realitas yang terjadi saat pesan dibuat.10
Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu
pertama, peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil. Kedua,
peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif
merupakan alat utama dalam menumpulkan data dan analisis data serta peneliti
kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di
lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat
dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui
kata atau gambar.11
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu Menurut Hidayat
syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
10 Burhan Bungin, Teknik Praktis Riset Komunikasi: (Jakarta: Kencana, 2006), h. 251 11 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan diskursus
teknologi komunikasi di masyarakat ) (Jakarta: Kencana, 2007) h. 306
12
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan
angka-angka maupun kata-kata.12
Melalui penelitian deskriptif ini penulis akan
mendeskripsikan atau mengkonstruksi mendalam terhadap subjek penelitian
tersebut.
4. Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana.
Analisis Wacana adalah analisis yang dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud dan makna-makna tertentu.13
Yang menjadi titik perhatian
bukan apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana
berita atau wacana yang di kembangkan dan dibuat oleh media tersebut. Sikap
mendukung, menolak, positif atau negatif hanyalah efek yang dari konstruksi
makna yang dikembangkan oleh wartawan dan media.
Analisis data merupakan cara yang dipakai untuk menganalisis,
mempelajari, serta mengolah kelompok data tertentu sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan yang diteliti dan dibahas. Oleh
karena yang digali berupa data kualitatif, maka analisis yang digunakan adalah
analisis kualitatif. Mengikuti Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
12 Nur Fatimah,”Penelitian Deskriptif”, dalam http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/. 13 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 5.
13
mencari, dan menemukan pola menemukan apa yang penting, dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain.14
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model wacana Teun A.
Van Dijk. Konsep wacana, oleh Van Dijk, digunakan untuk „melihat bagaimana
suatu teks diproduksi, sehingga dapat diperoleh pengetahuan kenapa teks bisa
semacam itu”.15
Van Dijk menggunakan model penelitian yang biasa disebutnya
“kognisi sosial”, ia menunjukan bagaimana proses teks tersebut di produksi oleh
wartawan/ media, di sisi lain ia menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang ada di
masyarakat menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan, dan ahirnya
digunakannya untuk membuat teks berita.16
Jadi faktor dari kognisi sosial ini yang
sebenarnya banyak mempengaruhi dan menentukan dalam pembentukan teks
dalam suatu wacana berita.
Penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks
semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga
diamati.17
Wacana dapat diartikan bagaimana suatu teks berita mendapat
pengaruh dari pencari dan penulis berita sehingga isi dari berita tersebut menjadi
berbeda dan mendapat suatu perhatian khusus masyarakat.
Penelitian Mengenai Wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks
adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil dari struktur besar
14 Lexy. J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006) h. 248. 15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 221. 16 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. 17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 221.
14
masyarakat.18
Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, yaitu suatu praktik
wacana. Jadi dalam pembuatannya suatu teks pasti melibatkan bagian-bagian
dalam dari media tersebut seperti wartawan dan redaktur.
Media membentuk konsensus dan pembenar bahwa seperti itu kenyaatan.19
Media membuat suatu kenyataan semu sehingga menampilkan realitas yang mirip
dengan fakta aslinya, bahkan kita sulit untuk membedakan mana realitas asli dan
realitas buatan yang dilakukan oleh media tersebut. Sehingga diperluukan
pemahaman yang mendalam tentang suatu berita agar kita dapat memahaminya
lebih dalam dan benar.
Van Dijk mengeksklusi modelnya dengan melihat bagaimana struktur
sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan
bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh
terhadap teks tertentu.20
Dengan demikian dapat dipahami lebih dalam lagi
mengapa suatu teks dalam suatu wacana dapat dibuat dan terbentuk.
Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan:
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah
bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan
suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita
yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga
18 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. 19 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. 20 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 224.
15
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu
masalah.21
Dalam model analisis wacana Van Dijk, mem wacana sebuah berita memiliki tiga
elemen:
1. Teks adalah bagian yang diamati oleh Van Dijk, ia melihat suatu teks
terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing saling
mendukung dan ia membagi kedalam tiga tingkatan. Struktur makro.
makna global yang dapat diamati dengan melihat tema/topik yang
dikedepankan. Kedua, Superstruktur adalah Struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, Struktur mikro
adalah makna wacana yang diamati dari bagian kecil suatu teks.22
2. Kognisi Sosial menurut Van Dijk adalah kesadaran mental wartawan
yang membentuk teks tersebut. Karena sebuah teks pada dasarnya
dihasilkan lewat kesadaran,pengetahuan,prasangka, atau pengetahuan
tertentu atas suatu peristiwa. Dan Van Dijk memahaminya dalam suatu
bentuk yaitu Skema, ia berkerja secara aktik mengkonstruksi realitas
membantu kita memandu apakah yang harus kita pahami, maknai, dan
ingat tentang sesuatu. Dana dalam masalah yang diamati penulis
menggunakan Skema Peran (Role Schemas), yaitu berhubungan
21 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 224. 22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 226.
16
dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan
peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.23
3. Analisis Sosial menurut Van Dijk, wacana adalah bagian dari wacana
yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks
perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana
wacana tentang suatu hal di produksi dan di konstruksi dalam
masyarakat. Dan Van Dijk mengemukakan ada dua poin penting yaitu
Kekuasaan (Power) dan akses (Acces).
Selanjutnya data diolah dengan penjelasan table-tabel yang merujuk pada
model Teun A. Van Dijk, sehingga penyajian table serta teori itu akan tampak
bagaiamana Majalah berita mingguan Tempo mengangkat berita seputar dugaan
korupsi yang dilakukan politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah di Banten
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi
teks/document research. Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna
mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap
ataupun pembanding.
a) Data primer (primary-sources), yaitu teks berita dari majalah berita
mingguan Tempo dan Wawancara mendalam dari pihak Redaksi
Tempo.
23 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 260-262.
17
b) Data sekunder (secondary-sources), yaitu berupa berita dari
berbagai media, buku-buku, website, literature-literatur lain yang
ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya
dijadikan bahan argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan
penelitian skripsi ini.
6. Subjek dan Objek Penelitian
Unit analisis dari penelitian ini adalah Majalah Tempo dan unit
pengamatannya adalah teks berita yang dipakai dalam kasus dugaan korupsi dan
penggelapan uang yang melibatkan politik Dinasi Ratu Atut Chosiyah.
7. Sitematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini menjelaskan penjabaran ruang lingkup landasan teori mengenai
media cetak, berita, dan analisis wacana.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini membahas tentang profil Majalah berita mingguan Tempo,
Visi dan Misi, struktur organisasi.
BAB IV ANALISIS DATA
18
Membahas tentang latar belakang penulisan pemberitaan Ratu Atut
Chosiyah dengan Analisis wacana, kognisi sosial penulis berita, dan konteks
sosial pembentukan berita Ratu Atut Chosiyah pada Majalah berita mingguan
Tempo.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal
yang telah dibahas oleh penulis dalam skripsi ini.
46
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan Majalah Tempo
Dalam menjajaki dunia media, Majalah Tempo hanya lahir dari sebuah
feature dan oraganisasi media kecil. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu
Majalah Tempo mulai berkembang dan menjadi media yang besar. Sebelum
mengungkap tentang majalah Tempo lebih dalam, penulis akan menjelaskan
tentang inti perusahaan media Tempo. PT. Tempo Inti Media tergabung dalam
satu korporasi Tempo Media Group yang terutama bergerak di bidang industri
penyedia jasa informasi, didalamnya bernaung beberapa perusahaan PT. Tempo
Inti Media Tbk., PT. Temprint, dan PT. Tempo Inti Media Impresario yang
bergerak di bidang Event Organizer. Kemudiaan Tempo juga memasuki bisnis
televisi dengan mendirikan Tempo TV, bekerja sama dengan kantor berita radio
KBR68H.
1. Sejarah PT. Tempo Inti Media
Tempo bermula dari sekumpulan anak muda yang ingin menerbitkan
majalah mingguan pada tahun 1971 dan PT. Tempo Inti Media sendiri waktu
itu belum lahir. Dahulu dikenalnya hanya majalah Tempo. Majalah Tempo ini
lahir dari bergabungnya tiga kelompok yaitu mantan wartawan Express
Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah, mantan
47
wartawan majalah Djaja, dan Yayasan Jaya Raya milik Ir. Ciputra. Kemudian,
lahirlah majalah Tempo diterbitkan oleh PT. Grafitti Pers.1
Pemilihan nama “Tempo” sendiri bukannya tanpa alasan. Pemilihan
nama ini diberdasarakan beberapa beberapa alasan berikut ini. Setidaknya
terdapat empat buah alasan mengapa nama “Tempo” dipilih sebagai nama
majalah, alasan pertama ialah karena kata “Tempo” merupakan sebuah kata
yang singkat dan bersahaja. Kata ini mudah diucapkan oleh semua orang
Indonesia yang berasal dari berbagai macam jurusan dan golongan. Kedua,
kata ini terdengar netral, tidak mengejutkan, dan tidak merangsang. Ketiga,
kata ini bukan merupakan sebuah simbol ataupun dapat mewakili suatu
golongan. Dan alasan yang terakhir adalah makna yang sederhana dari kata
“Tempo” itu sendiri yang berarti waktu. Kesederhanaan makna ini jugalah
yang membuat kata yang memiliki arti sama dipakai oleh beberapa penerbitan
di negara lain sebagai nama majalah.2
Pada perkembangannya pemilihan nama “Tempo” yang memiliki makna
sama dengan majalah “TIME” menimbulkan sebuah permasalahan. Sebuah
surat pembaca yang berasal dari seorang mahasiswa dari Universitas
Padjajaran, Bandung menuduh “Tempo” menjiplak majalah “TIME” baik
kemasan maupun cara penulisannya. Permasalahan itu semakin pelik ketika
majalah “TIME” melayangkan gugatan akan hal tersebut melalui seorang
pengacara di Indonesia. Namun gugatan tersebut gugur dengan sendirinya
1http://korporat.tempo.co/ diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 20.00
2Sopian, Agus.dkk ,Jurnalisme Sastrawi: Atologi Liputan Mendalam dan Memikat.
Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia: 2009. h.95.
48
ketika pihak majalah Tempo mengkonfirmasi ke pihak majalah Time. Secara
resmi majalah Time mengeluarkan pernyataan jika gugatan tersebut tidak
pernah ada dan pihaknya tidak pernah menunjuk Sudargo Gautama sebagai
pengacara. Menanggapi permasalahan ini pihak majalah Tempo menjawabnya
dengan mengeluarkan sebuah iklan dengan isi seperti berikut ini: “Tempo
meniru Time? Benar Tempo meniru waktu yang selalu tepat dan selalu baru.3
Edisi perdana majalah Tempo terbit pada 6 Maret 1971.
Dengan rata-rata umur pengelola yang masih dua puluhan, Tempo tampil beda
dan diterima masyarakat. Dengan mengedepankan peliputan berita yang jujur
dan berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik dan
jenaka, Tempo diterima masyarakat.4
Tidak berjalan mulus begitu saja, ternyata Majalah Tempo pernah
mengalami 3 kali pembredelan. Yang pertama, yaitu Pada 12 April 1982, di
usia yang ke-12 tahun, Tempo dibredel oleh Departemen Penerangan melalui
surat yang dikeluarkan oleh Ali Moertopo (Menteri Penerangan). Tempo
dianggap telah melanggar kode etik pers. Ide pembredelan itu sendiri datang
dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang saat itu dipimpin oleh
Harmoko, wartawan harian Pos Kota. Diduga, pembredelan tersebut terjadi
karena Tempo meliput kampanye partai Golkar di Lapangan Banteng, Jakarta,
yang berakhir rusuh. Presiden Soeharto, yang notabene motor partai Golkar,
tidak suka dengan berita tersebut. Pada 7 Juni 1982, pembredelan Tempo
dicabut setelah Goenawan membubuhkan tanda tangan di secarik kertas.
3 Sopian, Agus.dkk ,Jurnalisme Sastrawi: Atologi Liputan Mendalam dan Memikat.
Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia: 2009. h.98. 4http://korporat.tempo.co/ diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 20.00
49
Secarik kertas itu berisi permintaan maaf Tempo dan kesediaan untuk dibina
oleh pemerintah. Waktu itu, Goenawan tidak punya pilihan lain memang.5
Beberapa Tahun Kemudian Pada 21 Juni 1994, Tempo kembali dibredel
bersama saudara tirinya: Editor dan majalah yang sedang berkembang: Detik.
Kali ini penyebabnya adalah berita Tempo terkait pembelian pesawat tempur
eks Jerman Timur oleh B.J. Habibie. Berita tersebut tidak menyenangkan para
pejabat militer karena merasa otoritasnya dilangkahi. Namun, diduga,
penyebab dasarnya adalah karena Presiden Soeharto tidak suka Tempo dari
dulu; berita B.J. Habibie hanyalah alasan pembenaran. Kalau dulu syarat terbit
kembali sangat mudah, hanya bertanda tangan di secarik kertas, kali ini sangat
sulit. Keluarga Presiden Soeharto yang diwakili Hasyim Djojohadikusumo,
adik Prabowo Subianto, dalam penjelasannya kepada Erick Samola di sebuah
pertemuan di hotel memberikan syarat: berita Tempo harus diketahui oleh
mereka (Keluarga Presiden Soeharto), pemimpin redaksi harus ditentukan oleh
mereka, dan mereka bisa membeli saham Tempo. Jajaran pemimpin Tempo
mendiskusikan syarat tersebut. Semuanya kemudian bersepakat untuk
menolaknya. Mereka rela Tempo tidak pernah terbit lagi. Ini adalah persoalan
integritas diri, alasannya.6
2. Majalah Tempo
Majalah mingguan ini terbit perdana pada April 1971 dengan berita
utama mengenai cedera parah yang dialami Minarni, pemain badminton
5 Fachrul Khairuddin,”Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers - Konflik dan
Pembredelan Majalah Tempo”, dalam http://jejaksejarah.weebly.com/ 6 Fachrul Khairuddin,”Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers - Konflik dan
Pembredelan Majalah Tempo”, dalam http://jejaksejarah.weebly.com/
50
andalan Indonesia di Asean Games Bangkok, Thailand. Dimodali Rp 20 juta
oleh Yayasan Jaya Raya milik pengusaha Ciputra.7 Majalah Tempo hanya lahir
dari sebuah penulisan feature yang mencoba membuat perubahan dalam pola
penulisannya sehingga menjadi majalah yang diminati orang banyak karena
membuat penulisan berita yang berbeda. Walaupun setelah mengalami
pembredelan kurang lebih empat tahun (1994-1998) Majalah tempo terus
mencoba bangkit lagi dan mengabdi kepada masyarakat. Seiring majunya
perkembangan Majalah Tempo menjadi cikal-bakal lahirnya PT. Tempo Inti
Media Tbk.
Majalah Tempo adalah majalah berita mingguan yang fokus utamanya
menyoroti pemberitaan yang bertema politik dan hukum. Majalah Tempo
membuat perubahan dalam ragam penulisan berita yang sebelumnya hanya ada
berita yang lempeng (straight news) atau artikel, seperti “kolom”. Majalah
Tempo membuat pola penulisan yang menyusun sebuah berita tentang sebuah
kejadian sebagai sebuah cerita pendek.8 Sejak dahulu hingga sekarang itu yang
membuatnya tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan industri informasi.
Majalah Tempo kini semakin konsisten dengan jurnalisme
investigasinya. Tempo berusaha terus memberikan laporan investigasi, karena
inilah kekuatan majalah Tempo dibandingkan dengan majalah lain.
Tempo mempertahankan halaman full color sesuai dengan tuntutan
pemasang iklan. Sementara itu, infografis juga menjadi andalan karena
7 Fachrul Khairuddin,”Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers - Konflik dan
Pembredelan Majalah Tempo”, dalam http://jejaksejarah.weebly.com/ 8 Goenawan Mohamad, Seandainya Saya Wartawan Tempo (edisi revisi), Jakarta: Institut
Tempo, 2007, h.Ix.
51
pembaca jadi lebih mudah memahami persoalan rumit melalui bantuan gambar,
angka, serta teks dengan cara sederhana. Ini semua demi kepuasan pembaca,
tentunya.
Dalam mengangkat pemberitaan, Majalah Tempo banyak mengkritisi
masalah pemerintahan terutama masalah kasus dugaan korupsi yang menimpa
pejabat pemerintahan di Indonesia pada 2014 saja tema berita yang
menyangkut tentang korupsi ada 8 berita sebagai berikut:
Tabel 3.1 Berita Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Jan – Juli 2014
Bulan Tema Berita Berita
Feb
Transaksi Mahal Label Halal
Petinggi Majelis Ulama Indonesia
ditengarai memainkan izin pemberian
sertifikat halal di Australia dan negara
lain. Diberi posisi penting pada sebuah
perusahaan di Belgia.
Kendang Gelap Komisi Energi
SKK Migas tak cuma mengalirkan
setoran hari raya ke Dewan Perwakilan
Rakyat. "Sapi perah" ini juga ditagih
sogokan US$ 1 juta ke Senayan.
Politikus berbagai partai terlibat.
Tersengat Nyanyian Billy
Sejumlah importir memasukkan beras
murah secara ilegal dari Vietnam ke
Indonesia dengan beragam modus.
Gita Wirjawan, yang saat itu menjabat
Menteri Perdagangan, dituding
membiarkan praktek kotor ini terjadi.
Mar
Pengumpul Pasir di Garasi Bus
Transjakarta
Proyek pembelian bus senilai Rp 1
triliun lebih oleh pemerintah Jakarta
diduga penuh masalah. Kawan separtai
Gubernur Jokowi dari Solo diduga ikut
bermain. Ada potensi kerugian negara
Rp 53 miliar.
Kejutan Bintuni dari Downing
Pembiayaan Train 3 kilang gas alam
cair Tangguh akan memangkas
52
Street 10
penerimaan negara sampai Rp 12
triliun. Diduga ada lobi politik untuk
memuluskan proyek.
Apr
Pesta Terakhir Pak Pung
Mantan Ketua BPK Hadi Poernomo
menjadi tersangka penyalahgunaan
wewenang ketika menjadi Dirjen
Pajak. Komisi Pemberantasan Korupsi
menelisik adanya suap.
Jun
Naga di Bukit Jonggol
Ditolak di era Menteri Kehutanan M.
Prakosa, tukar guling hutan di kawasan
Jonggol disetujui Menteri Kehutanan
Zulkifli Hasan. Cahyadi Kumala
diduga memerintahkan suap untuk
Bupati Bogor dalam pengurusan
izinnya.
Kloter Kedua Menuju
Kuningan
Menteri Suryadharma diduga terlibat
langsung pada penentuan tempat
pemondokan haji, yang diselimuti
dugaan penggelembungan jumlah dan
harga. Uang jemaah haji mengalir ke
banyak rekening pejabat Kementerian
Agama.
3. Visi Perusahaan
Menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan rakyat untuk
berpikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu masyarakat yang
menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat.9
4. Misi Perusahaan10
a. Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang
menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda.
9http://karir.tempo.co/?mn=04diakses pada tanggal 24 juni 2013 pukul 07.30 10Ibid
53
b. Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan
kekuasaan modal dan politik
c. Terus-menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasa,
dan tampilan visual yang baik
d. Sebuah karya yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik
e. Menjadikan tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang
beragam sesuai kemajuan jaman
f. Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor
g. Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya
khasanah artistik dan intelektual
B. Struktur Organisasi Majalah Tempo11
Direktur Utama : Bambang Harymurti
Direktur : Herry Hernawan. Toriq Hadad
Sekretariat Korporat : Diah Purnomowati
Pemimpin Redaksi : Arif Zulkifli
Wakil Pemimpin Redaksi : Gendur Sudarsono
Redaktur Eksekutif : Burhan Sholikin
Redaktur Pelaksana : Budi Setyarso, Nugroho Dewanto, Bina
Bektiati, Wahyu Dhyatmika, Tulus
Widjanarko, Qaris Tadjudin, Purwanto
Setiadi, Gilang Rahadian, UU Suhardi,
Priatna.
11
http://www.tempo.co/about/, diakses pada tanggal 1 maret 2014 pukul 20:30
54
Gambar 3
Struktur Organisasi Majalah Tempo
C. Penghargaan
1. AFP Kate Webb Prize 2013
Wartawan Tempo Stefanus Teguh Edi Pramono diganjar penghargaan AFP
Kate Webb Prize. Penghargaan itu diberikan Agence France-Presse Foundation
atas liputan jurnalistik Pramono tentang konflik Suriah dan perdagangan narkoba
di Jakarta.
2. The Gwangju Prize for Human Rights Special Award 2013
Distribusi nhkhfefwS
irkulasi
aaaadfsfd
sgds
Direktur Utama
Nas &
hukm
m
Ekono
mi
Interna
sionl
News
metro
Sains
Sport
Seni
lifesyl
e
Inves
tigasi
Kreat
if
Baha
sa
PDAT
Direktur
Sekretaris Korporat
Pemimpin Redaksi
Wakil Pemred
Redaktur Eksekutif
Pemasaran Sirkulasi & Distribusi
Nas &
hukm
m
Ekono
mi
Interna
sionl
News
metro
Sains
Sport
Seni
lifesyl
e
Inves
tigasi
Kreat
if
Baha
sa
PDAT
Iklan Komas Sirkulasi Distribusi
Red
pel
Red
pel
Red
pel
Red
pel
Red
pel
Red
pel
Red
pel
i
Red
krtif
Red
bhsa
Kordi
nator
55
Komite Penghargaan Hak Asasi Manusia Gwangju 2013 menganugerahan
hadiah khusus untuk Majalah Tempo yang dinilai berani memberitakan korupsi
dan ketidakadilan di Indonesia.
3. International Print Media Award (IPMA) 2012
Majalah Tempo berhasil meraih dua penghargaan Gold di kategori The Best
of News Politics and Bussines Local Magazine dalam perhelatan International
Print Media Award (IPMA) 2012 untuk edisi 10-16 September 2012 dan edisi 14-
20 Mei 2012.
4. Yap Thiam Hien Award 2012
Penghargaan itu diraih oleh Majalah Tempo di penghujung 2012. Majalah
Tempo dinilai memiliki komitmen lebih dalam isu penegakan keadilan dan hak
asasi manusia di Indonesia.
5. Penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2012
Kategori Jurnalistik Investigasi: Mustafa Silalahi dan kawan-kawan dengan
laporan “Tangan Godfather di Kampung Ambon”, laporan utama Majalah Tempo,
8 Mei 2012
6. Mochtar Lubis Award 2011
Penghargaan yang diterima diantaranya, kategori berita pelayanan publik:
Ahmad Taufik dan Tito Sianipar dalam artikel “Drainase Buruk, Banjir Makin
Menjadi” dan kategori penulisan feature: Bagja Hidayat, artikel “Lukas Si
Pemanggil Ikan”
7. Apresiasi Jurnalis Jakarta (AJJ) 2011
56
Kategori Photo Story: Aditia Noviansyah dengan judul “Tidur di Jakarta”.
Kategori Investigasi: Wahyu Dhyatmika dengan laporan “Asuransi Hampa
Pahlawan Devisa”, Laporan Utama Majalah Tempo 5 September 2011.
8. WAN-IFRA 2013
World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA)
memberikan penghargaan sampul majalah terbaik se-Asia kepada Majalah
Tempo dalam Asian Media Awards 2013 yang diumumkan di Bangalore,
India. Penghargaan itu diberikanuntuk dua sampul Majalah Tempo edisi laporan
utama Sengkarut Jembatan Selat Sunda dan Investigasi Sindikat Manusia Perahu.
9. GRANAT Award 2012
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Anti Narkotika memberikan
penghargaan Granat Award kepada Koran Tempo atas pemberitaan yang terus
menerus dan konsisten memerangi kejahatan nasional.
57
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Wacana Korupsi
Kasus dugaan korupsi politik dinasti yang menimpa Ratu Atut Chosiyah
adalah permasalahan besar Negara Indonesia. Hal ini terasa sangat membuat
masyarakat Indonesia terutama Banten menjadi tercengang – cengang akan kasus
dugaan korupsi tersebut, karena sebagian besar masyarakat Banten yang masih
dibawah angka kemiskinan. Kasus dugaan korupsi tersebut mulai terungkap dari
tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK pada tanggal
2 Oktober dirumah dinasnya di jalan Widya Chandra III No.7, Jakarta Selatan ia
menerima suap dari kasus pengaturan putusan Mahkamah Konstitusi di daerah
Gunung Mas dan Lebak, KPK menyita barang bukti uang setara 2-3 miliar yang
diterimanya dalam penangkapan.1
Dalam kasus perkara PILKADA di Lebak, Banten ditangkaplah tersangka
pemberi suap dari kasus Lebak yaitu Tubagus Chaeri Wardhana pada tanggal 3
Oktober. Ia terbukti memberikan suap uang 1 miliar kepada ketua MK Akil
Mochtar dan Pengacara Susi Tur Andayani dalam pengaturan putusan sengketa
PILKADA Lebak Banten. Beliau merupakan adik dari Gubernur Banten yaitu
Ratu Atut Chosiyah dan juga merupakan suami dari Walikota Tangerang Selatan
yaitu Airin Rachmi Diany.2
1 Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina,KPK Tangkap Tangan Ketua
Mahkamah Konstitusi,Jakarta(3 Oktober 2013). 2 Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A, KPK Bongkar
Jaringan Suap Akil,Jakarta(4 Oktober 2013).
58
Dari kasus yang menimpa adiknya tersebut pemerintah mulai mengusut
keterdugaan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Dalam dugaannya ia banyak
menyelewengkan berbagai macam dana dalam pelaksanaan proyek yang berada di
daerah Banten. Hal tersebut mulai tercermin dan sedikit demi sedikit terungkap
dengan adanya laporan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh kerjasama KPK,
ICW dan Segenap warga Banten yang melaporkan diduganya dalam pelaksanaan
program – program pembangunan di Banten.
Modus yang sering digunakan dalam dugaan penyelewengan program –
program pembangunan yang ada di Banten adalah dengan menguasai berbagai
proyek yang ada serta menggelembungkan dana dan memanipulasi data yang ada.
Dengan menggunakan cara seperti itulah penyelewengan program-program
pembangunan di daerah Banten dikuasai.
Dugaan korupsi politik dinasti mulai diungkap dengan ditangkapnya
Tubagus Chaeri Wardhana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut
Chosiyah. Hal ini merupakan jalan pembuka bagi KPK dan ICW untuk mengusut
dan mengungkap kasus yang ada di daerah Banten yang awalnya sulit bagi KPK
dalam mengungkapnya. karena ketika ada kasus di daerah Banten, politik dinasti
ini saling menutupi kasus yang menimpa keluarganya.
Banyak dugaan korupsi yang diselidiki oleh KPK dalam kasus politik
Dinasti yang menimpa keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Beberapa kasus yang
sedang diselidiki oleh KPK yang dilansir oleh koran Tempo yang melibatkan
politik dinasti ini diantaranya adalah dugaan penyelewengan dana Bansos,
penggelembungan biaya pengadaan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan,
59
Pembangunan Masjid, dan banyak lagi berbagai proyek pembangunan di Provinsi
Banten.
Gaya hidup yang serba mewah yang ditampilkan oleh keluarga Ratu Atut
Chosiyah menjadi pertanyaan besar akan banyaknya penyelewengan dan dugaan
korupsi yang terindikasi di daerah Banten. Hal inilah yang menjadi bagian besar
keterdugaan korupsi yang dilakukan oleh politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah
tersebut. Sesuai berita yang telah terungkap saat ini, Atut sering sekali berplesir ke
luar negeri membeli barang – barang mewah yang harganya sangat fantastis, hal
itu dimuat pada majalah berita mingguan Tempo edisi 4 - 10 November 2013
yang menampilkan dan memberikan wacana tentang kekayaan besar yang dimiliki
politik dinastinya serta gaya hidup yang super mahal yang dilakukan oleh Ratu
Atut Chosiyah.
Bagi Tempo korupsi sudah menjadi konsen pemberitaan. Tempo meyakini
bahwa Indonesia akan lebih baik lagi apabila pejabat – pejabatnya tidak
melakukan tindakan korupsi. Karena pada faktanya Indonesia masih menempati
peringkat yang tinggi dalam hal korupsi. Seperti apa yang diungkapkan oleh staf
redaksi majalah berita mingguan Tempo, Anton Septian:
Korupsi telah menjadi konsen kita semua, kita meyakini bahwa
Indonesia akan lebih baik lagi apabila pejabat – pejabatnya tidak
korupsi dan banyak lembaga lembaga yang menyatakan bahwa
tingkat korupsi kita itu masih tinggi..3
Tempo ingin bergerak menyuarakan dan melaporkan dugaan – dugaan
korupsi yang ada. Dengan demikian rakyat akan terbuka matanya mengetahui
tindakan korupsi tersebut dan bersama memberantasnya serta tujuan
3 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014
60
diberitakannya adalah agar pejabat pemerintahan menjadi takut untuk melakukan
tindakan korupsi karena ada media yang akan mengawasinya. Itulah memang
tujuan dari media yaitu mengawasi, membongkar dan mempublikasikan hal
tersebut.
Dan penting bagi kita untuk menyampaikan pesan – pesan anti
korupsi dengan tujuan agar kita lebih baik lagi. Kalau misalkan
diberitakan itu membuat mata public terbuka akan kasus – kasus
tersebut. Serta kita sebagai media memang bertugas mengawasi,
membongkar dan mempublikasikan kasus – kasus korupsi yang ada.4
Gaya hidup bermewah – mewahan yang sering dilakukan oleh Gubernur
Banten Ratu Atut Chosiyah sangat kontras sekali dengan keadaan miskin rakyat
Banten. dipandang Tempo sebagai efek dari hasil uang korupsi yang diterimanya
sehingga dapat berperilaku seperti itu, karena diduga kartu kredit yang
digunakannya dalam berbelanja barang – barang yang mewah dibayarkan oleh
orang lain.
Gaya hidup Atut ini terdengar bermewah – mewahan namun sangat
kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat Banten yang miskin
sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya. Dan ketika dicari
kebenarannya melalui jejak kartu kredit yang digunakannya dalam
berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain.5
Tempo dalam mengembangkan kasus ini menemukan banyak laporan yang
menyatakan dugaan korupsi yang menyangkut Ratu Atut Chosiyah dan
keluarganya. Dalam pemberitaan di majalah Tempo selalu menggambarkan
kemewahan yang ditampilkan oleh Ratu Atut Chosiyah mulai dari hobi plesiran
ke luar negeri, berbelanja barang – barang mewah maupun harta kekayaannya.
4 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014 5 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014
61
Hal tersebut untuk mengambarkan sisi lain dari pemberitaan laporan dugaan
korupsi yang menimpa Ratu Atut Chosiyah.6
1. Analisis Teks Laporan Utama 1
1. Tema yang dikedepankan pada teks berita Ratu Atut
Tema berita “Ratu Atut dibutik Hermes” yang termasuk ke
dalam tingkatan analisis teks pertama yaitu struktur makro. Tema
merupakan sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu
teks. Tema bisa juga disebut topik yang merupakan gambaran tentang
apa yang ingin diungkapkan wartawan dalam pemberitaan. Topik/tema
menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu
berita.7
Tema yang terkandung dalam laporan utama “Ratu Banten di
Butik Hermes” ini yakni investigasi kegiatan Ratu Atut yang sering
berplesiran ke luar negeri berbelaja barang mewah dan aneka
transaksi mencurigakan yang terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah
selama berbelanja di luar negeri yang diduga dibayar orang lain.
Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini didasarkan
pada pegungkapan laporan bukti aneka transaksi dan plesiran yang
dilakukan oleh Ratu Chosiyah yang menyiratkan keterdugaan Ratu
Atut dalam kasus korupsi. Karena berbagai biaya tersebut diduga
6 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014 7 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001).
h.229.
62
dibayarkan orang lain. Melalui tema tersebut, penulis ingin
menyampaikan kepada pembaca mengenai gambaran kehidupan mewah
yang dilakukan oleh Ratu Atut yang sering berpergian ke berbagai
Negara untuk berlibur dan menghabiskan uang dengan berbelanja
barang-barang mewah dengan harga yang fantastis dengan
menggunakan kartu kreditnya yang diduga berasal dari uang suap.
2. Skema yang Diberikan
Tingkatan yang kedua dalam analisis wacana Van Dijk adalah
super struktur. Skematik ini merupakan bagian dalam tingkatan super
struktur. Teks wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan serta akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimana bagian-
bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membuat kesatuan
arti.8 Berita memiliki bentuk dan skema yang beragam, namun berita
pada umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar.
Pertama, Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni
judul dan lead. Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang
paling penting.9 Keduanya adalah story yaitu isi berita secara
keseluruhan.
Skema berita dalam laporan utama majalah Tempo ini dimulai
dengan judul berita yakni “Ratu Banten di Butik Hermes”. Kemudian
8 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.232. 9 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.232.
63
dilanjutkan dengan paragraf yang disebut penulis sebagai “Peminat
Pembaca:
”Aneka transaksi mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut
Chosiyah. Yang digesek di berbagai butik internasional. Diduga
dibayar orang lain. Harta kerabat gubernur ini menghampar di ujung
jawa.
Dilanjutkan masuk pada paragraf pertama yang merupakan lead
berita berbunyi:
Dalam setahun, hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah
Berpesiar ke Luar negeri. Gubernur Banten itu bertolak dari Bandar
Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, kemudian transit di Changi,
Singapura, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota di belahan
lain dunia. Dalam kesempatan berbeda, ia hanya terbang ke Singapura,
lalu kembali ke Tanah Air setelah menginap barang dua-tiga hari di
kota itu.
Skema yang kedua adalah Story yang menguraikan situasi yakni
proses atau jalannya peristiwa. Story dalam teks berita ini muncul
setelah lead berita. Diuraikan dengan menceritakan bagaimana hobi
yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah yaitu berpergian dan berplesir
ke Luar negeri dengan tujuan berbagai negara seperti Singapura, Kairo,
Swiss, Milan dan Dubai untuk berjalan-jalan dan terutama berbelanja
menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk membeli
barang-barang yang super mewah dengan menggunakan kartu
kreditnya. Kemudian pada bagian tengah berita atau isi berita
64
menceritakan bahwa hutang kartu kredit yang digunakan saat Ratu Atut
Chosiyah berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain yang menjadi
dugaan atau mengindikasikan Atut Chosiyah tersandung gratifikasi.
Dipaparkan “Utang belanjaan itu cukup tertib dilunasi.
Menurut sejumlah sumber, hanya pada awal 2011 tagihannya tak
dibayar sehingga utang menumpuk pada bulan depannya. Pada
Februari, tagihan kartu kredit Atut yang sekitar Rp 1 miliar dibayar
impas. Tentu bukan Atut yang datang ke bank menyetorkan dana untuk
melunasi tagihan.”
Selanjutnya isi pemberitaan ini diceritakan bagaimana
pandangan yang diakibatkan dari hobi plesiran dan berbelanja barang-
barang mewah yang dilakukan Atut serta fakta yang ditemukan bahwa
kartu kredit Atut dibayarkan oleh orang lain. .
Ini memunculkan dugaan kartu kredit Atut dibayari orang lain.
Bila benar demikian, Atut bisa tersandung gratifikasi. Seorang penegak
hukum mengatakan modus korupsi ini sebenarnya jamak terjadi.
Pejabat berbelanja dimana-mana, tapi tagihannya dilunasi orang lain .
Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan tagihan
kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai-bukan transfer antar-
rekening – melalui sejumlah kantor cabang pembantu di Jakarta dan
Tangerang. Setoran itu sering melebihi jumlah tagihan dari penerbit
kartu kredit sang Gubernur, misalnya pada akhir 2011 “deposit” alias
kelebihan bayarnya mencapai Rp. 200 juta.
65
Melalui laporan dan investigasi yang menghasilkan fakta
laporan yang di dapat dari kartu kreditnya tersebut tak ada keraguan
bahwa Ratu Atut Chosiyah patut diduga terlibat dalam kasus gratifikasi.
Sedangkan bagian penutup dari laporan utama ini mejelaskan
tentang bagaimana tanggapan dan respons Ratu Atut Chosiyah dan
keluarga terdekatnya pada saat mendapat dugaan kasus gratifikasi yang
menimpanya. “Ratu Atut Chosiyah belum bisa ditemui. Permohonan
wawancara melalui orang terdekatnya belum di respon. Di rumahnya
di Serang, Banten, pada Kamis pekan lalu, seorang anggoota Satuan
Polisi Pamong Praja yang berjaga disana, Rusli Insya, mengatakan
Atut tak ada dirumah. Fitron Nur Ikhsan, yang sebelumnya mengaku
sebagai juru bicara keluarga Atut, mengatakan sudah mundur dari
posisinya. Hal tersebut mendukung menjelaskan bahwa Ratu Atut
Chosiyah lari dari kejaran media dan menyembunyikan fakta yang ada.
Skema ini disusun sedemikian rupa sesuai dengan gaya
penuturan Majalah Tempo yaitu berupa feature investigation. Skema
yang digunakan sesuai dengan ivestigasi dan fakta yang ditemukan
dalam menelusuri kasus tersebut atara lain gambaran hobi yang
dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah yaitu plesiran ke berbagai negara
dan berbelanja barang – barang mewah, lalu ditelusuri ia menggunakan
kartu kreditnya dalam berbelanja dan mekukan perjalanan tersebut, dan
kemudian didapatkan fakta bahwa yang membayar tagihan dari kartu
kredit yang digunakan Ratu Atut Chosiyah dibayarkan oleh orang lain
dan Atut terindikasi melakukan gratifikasi.
66
3. Penekanan Makna Dalam Teks
a. Latarbelakang Suatu Peristiwa
Latar termasuk ke dalam bagian tingkat analisis struktur mikro
yakni semantik. Latar merupakan bagian berita yang dapat
mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar biasanya
ditulis sebagai latar belakang suatu berita atau peristiwa. Latar yang
ditulis tersebut menentukan ke arah mana pandangan khalayak dibawa
oleh wartawan tersebut.10
Latar dalam pemberitaan “Ratu Banten di Butik Hermes” ini
muncul dalam paragraf pertama yang merupakan lead, isinya
menceritakan tentang hobi Ratu Atut yang sering berpesiar ke luar
negeri.
“Dalam setahun, hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah
Berpesiar ke luar negeri. Gubernur Banten itu bertolak dari Bandar
Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, kemudian transit di Changi,
Singapura, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota di belahan
lain dunia. Dalam kesempatan berbeda, ia hanya terbang ke Singapura,
lalu kembali ke Tanah Air setelah menginap barang dua-tiga hari di
kota itu”.
Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini
adalah mengajak pembaca terlebih dahulu mengetahui hobi yang sering
dilakukan oleh Gubernur Ratu Atut Chosiyah adalah berpesiar ke
10 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.235.
67
berbagai negara di luar negeri, sebagai dasar utama sebelum lebih jauh
membahas pemberitaan tentang kegiatan berbelaja barang – barang
mewah dengan kartu kreditnya serta dugaan gartifikasi karena uang
yang dibayarkan ke kartu kreditnya dibayarkan oleh orang lain.
b. Strategi Wartawan dalam Ekspresi Sikap Sebagai Detil
Detil juga masuk dalam semantik. Detil ini merupakan elemen
wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan
seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan
mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.11
Detil yang hendak disampaikan penulis dalam pemberitaan
“Ratu Banten di Butik Hermes” ini adalah ketika penulis memaparkan
bagaimana Sang Gubernur Ratu Atut Chosiyah menggunakan kartu
kreditnya dalam berbelanja barang barang mewah serta mengambarkan
besar tagihan kartu kreditnya.
“Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap
bulan. Seseorang yang mengetahui kebiasaan Atut mengatakan sang
Gubernur hampir selalu menggesek kartu kreditnya untuk membayar
belanjaan. Pada desember 2011, misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50
juta. Bulan depannya, Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu
bukan yang terbesar. Tagihan bulan Februari tahun itu mencapai Rp.
650 juta ”.
11 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.238.
68
Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan secara
jelas dan lugas tentang betapa mewahnya kebiasaan yang dilakukan
oleh Ratu Atut Chosiyah.
c. Berita yang Menguntungkan Sebagai Elemen Maksud
Elemen maksud, hampir sama dengan elemen detil. Bedanya,
jika dalam detil informasi yang menguntungkan komunikator akan
diuraikan dengan detil yang panjang, maka dalam elemen maksud
informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara
eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan
diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi.12
Elemen maksud yang terkandung dalam penulisan pemberitaan
ini ada pada teks yang memaparkan tagihan utang kartu kredit Ratu
Atut Chosiyah yang digunakan berbelanja dibayarkan oleh orang lain.
“Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan
tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai-bukan transfer
antar-rekening – melalui sejumlah kantor cabang pembantu di Jakarta
dan Tangerang. Setoran itu sering melebihi jumlah tagihan dari
penerbit kartu kredit sang Gubernur. Misalnya, pada akhir 2011,
“deposit” alias kelebihan bayarnya mencapai Rp. 200 juta.”
Dalam Teks Tersebut wartawan menggambarkan secara jelas
transaksi uang yang dijalankan bahwa kartu kredit yang digunakan Atut
12 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.240.
69
dalam berbelanja dibayarkan oleh orang lain dan hal ini seolah telah
berhasil membuktikan dugaan keterlibatannya melakukan gratifikasi.
d. Kalimat yang Mendukung Makna Teks Sebagai Pra Anggapan
Elemen wacana lainnya, pra anggapan merupakan pernyataan
yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Hampir serupa
dengan latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan
memberi latar belakang. Kalau pra anggapan adalah upaya mendukung
pendapat dengan memberikan premis yang dipercayai kebenarannya.13
Bagian pra anggapan dalam teks berita tersebut adalah yakni
pada bagian berita yang memaparkan “……Pada desember 2011,
misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50 juta. Bulan depannya, Januari
2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu bukan yang terbesar. Tagihan
bulan Februari tahun itu mencapai Rp. 650 juta ”.
Bagian pra anggapan dalam teks dibuat penulis untuk membuat
pembaca mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga
pembaca tidak perlu mempertanyakan lagi dan kebingungan terhadap
pernyataan yang penulis buat. Artinya bahwa, kita mengetahui tagihan
kartu kredit Ratu Atut Chosiyah itu mencapai ratusan juta tiap bulannya
yang digunakan untuk berbelanja. Pernyataan tersebut merupakan fakta
yang sebenarnya belum terbukti kebenarannya karena belum ada
13 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.256.
70
pengakuan dari yang bersangkutan tetapi pernyataan itu dipercayai oleh
semua orang.
e. Pertalian Kalimat Sebagai Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat
dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda
dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang
tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang
menghubungkannya. 14
Bentuk koherensi yang terkandung dalam laporan utama ini
yakni:
- ”Aneka transaksi mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut
Chosiyah”. Kalimat diatas menggunakan kata hubung yang
menyatakan tujuan yaitu “terlacak”. Proposisi “Aneka
transaksi mencurigakan” dan “di kartu kredit Atut Chosiyah”
adalah dua hal yang berlainan, tetapi dengan menggunakan
kata hubung “terlacak” dua hal tersebut menjadi koheren.
f. Pemilihan Kata sebagai leksikon
Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seseorang wartawan
atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata
yang tersedia. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan
14 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.242.
71
saja, tetapi dapat mengandung unsur ideologis yang menunjukan
bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.15
Pemilihan kata dalam laporan utama “Ratu Banten di Butik
Hermes” ini dapat dilihat sebagai berikut.
- Kata saban dalam kalimat: Dalam setahun hampir saban bulan
Ratu Atut Chosiyah berpesiar ke luar negeri. Kata saban memiliki
arti lain yaitu setiap kali.16
- Kata sekali dalam kalimat: di tiap kota yang dikunjungi, perempuan
51 tahun itu akan mampir ke gerai-gerai barang mewah dan
menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah sekali belanja.
Kata sekali memiliki arti lain yaitu satu kali.17
- Kata kontras dalam kalimat: Sangat kontras dengan kemiskinan
yang terjadi di Banten. Kata kontras memiliki arti lain yaitu
memperlihatkan perbedaan yang nyata bila dibandingkan.18
- Kata melancong dalam kalimat: Dari Swiss, Atut melancong ke
Milan, Italia. Kata melancong memiliki arti lain berpergian untuk
bersenang- senang.19
- Kata memborong dalam kalimat: Empat hari di Tokyo, ia
memborong produk Hermes hingga Rp. 430 juta. Kata memborong
memiliki arti lain membeli semuanya.20
15 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.255. 16 Ebta Setiawan, “Saban”, dalam http://kbbi.web.id/saban 17 Ebta Setiawan, “Sekali”, dalam http://kbbi.web.id/sekali 18 Ebta Setiawan, “Kontras”, dalam http://kbbi.web.id/kontras 19 Ebta Setiawan, “melancong”, dalam http://kbbi.web.id/melancong 20 Ebta Setiawan, “memborong”, dalam http://kbbi.web.id/memborong
72
- Kata mewah dalam kalimat: sebelum pulang pada 5 Maret, ia
sempat mampir ke Vanila Home, toko perabotan mewah, dan
membelanjakan uang sampai Rp. 90 juta. Kata mewah memiliki arti
lain serba berlebih.21
- Kata tersandung dalam kalimat: Bila benar demikian, Atut bisa
tersandung gratifikasi. Kata tersandung memiki arti lain terjatuh
atau terkena.22
g. Grafis dalam Penekanan dan Penonjolan Berita
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh
seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis dalam wacana berita,
biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain. Pemakaian
huruf tebal, huruf miring, pemakaiaan garis bawah, huruf yang dibuat
besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaiaan caption, raster, grafik,
gambar, table, dan pemakaian angka untuk mendukung arti sebuah
pesan.23
Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan laporan utama
Ratu Atut Chosiyah pada Majalah berita mingguan Tempo ini
diataranya muncul dalam foto yang menggambarkan Ratu Atut
Chosiyah sedang melantik Airin Rachmi Diani sebagai Wali Kota
Tangerang Selatan di Pamulang diletakkan paling depan dan berukuran
21 Ebta Setiawan, “mewah”, dalam http://kbbi.web.id/mewah 22 Ebta Setiawan, “tersandung”, dalam http://kbbi.web.id/tersandung 23 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.257.
73
besar. Kemudian unsur grafis lainya adalah adanya foto rumah Atut
yang diatasnamakan Andiara Aprilia di jalan Bhayangkara Nomor 51,
Serang, Banten. Serta ada foto Andika Hazrumy anak Ratu Atut
Chosiyah. Dan ada pula foto Atut Chosiyah, Tatu Chasanah, dan Ade
Khairunisa di jalan Bhayangkara, tanggal 7 Oktober 2013 yang sedang
melakukan pengajian. Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam teks
yakni, data keuangan yang menunjukan besarnya uang yang dihabiskan
atau dipakai oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam
berbelanja di tiap negara dan besaran total tagihan kartu kredit yang
dipakai oleh Ratu Atut Chosiyah periode 2011 sampai 2013.
h. Metafora Sebagai Ornamen Berita
Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan
atau ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu
dari suatu berita.24
Unsur metafora yang termuat dalam teks berita
“Ratu Banten di Butik Hermes” ini yakni ada dalam kata “mengurangi
dompetnya” pada kalimat “Ia lalu mampir ke Sincere Watch, toko jam
dan perhiasan, untuk mengurangi dompetnya hingga Rp. 295 juta.
Sedangkan yang kedua adalah kata “menggunung” dalam kalimat
“Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan”.
24 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.259.
74
Kesimpulan Analisis Teks Laporan Utama “Ratu Banten di Butik
Hermes” adalah tematik yang dikedepankan yaitu boros dengan uang Negara,
skematik dalam berita yang utuh dalam rangkaian laporan yang diterima yaitu
Ratu Atut chosiyah sering berplesir ke luar negeri dan membeli barang barang
mewah kemudian terlacak bahwa ia tersandung gratifikasi, sedangkan
penakanan makna dalam teks di latarbelakangi oleh laporan bukti transaksi
uang di kartu kreditnya. Strategi wartawan dalam ekspresi sikapnya
mengungkapkan tagihan belanja dari Atut Chosiyah di tahun 2012, 2013.
Maksud yang menguntungkan komunikator adalah fakta bahwa banyak
transaksi yang terjadi di kartu kreditnya yang mencapai ratusan juta, pra
anggapan dalam mendukung makna teks adalah yang membayarkan tagihan
kartu kreditnya adalah orang lain (sogok), koherensi dalam pertalian kalimat
ada pada kalimat aneka transaksi yang mencurigakan terlacak di kartu kredit
Atut Chosiyah. Dalam pemilihan kata sebagai Leksikon menggunakan kata
saban, sekali, kontras, melancong, memborong dan mewah. Grafis dalam
penekanan dan penonjolan berita menggunakan gambar Ratu Atut, Airin,
Andika dan rumah dan mobil yang menggambarkan kekayaaan. Metafora
sebagai bumbu berita digunakan kata menggunung pada kalimat “Royal
belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan”.
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data Laporan Utama 1 “ Ratu Banten di Butik Hermes”
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Makro Topik/ Tema Lead berita
75
Super
Struktur
Skema: - Diawali dengan judul berita
- Lead Berita
- Story:
1. Bagaimana hobi yang dilakukan oleh Ratu Atut
Chosiyah yaitu berplesir dan berbelanja barang mewah
ke Luar negeri.
2. Menceritakan besarnya utang tagihan kartu kredit yang
digunakan saat Ratu atut Chosiyah berbelanja.
3. Pandangan yang diakibatkan dari hobi plesiran dan
berbelanja barang-barang mewah yang dilakukan Atut
serta fakta yang ditemukan bahwa kartu kredit Atut
dibayarkan oleh orang lain
4. Tanggapan Ratu Atut Chosiyah dan keluarga
terdekatnya saat mendapat dugaan kasus gratifikasi
yang menimpanya.
Struktur
Mikro
Latar Paragraf 1
“Dalam setahun, hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah
Berpesiar ke luar negeri. Gubernur Banten itu bertolak dari
Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, kemudian
transit di Changi, Singapura, sebelum melanjutkan
perjalanan ke kota-kota di belahan lain dunia.”
Detil Paragraf 13
“Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap
bulan. Seseorang yang mengetahui kebiasaan Atut
mengatakan sang Gubernur hampir selalu menggesek kartu
kreditnya untuk membayar belanjaan. Pada Desember 2011,
misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50 juta. Bulan depannya,
Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu bukan yang
terbesar. Tagihan bulan Februari tahun itu mencapai Rp. 650
juta ”
Maksud Paragraf 16
“Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber
mengatakan tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar
tunai-bukan transfer antar-rekening – melalui sejumlah
kantor cabang pembantu di Jakarta dan Tangerang……..”
Pra anggapan Paragraf 16
76
“……Pada desember 2011, misalnya, tagihannya sekitar Rp.
50 juta. Bulan depannya, Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta.
Namun itu bukan yang terbesar. Tagihan bulan Februari
tahun itu mencapai Rp. 650 juta”
Koherensi Peminat Pembaca: Aneka transaksi mencurigakan terlacak di
kartu kredit Atut Chosiyah….
Paragraf 16:
Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan
tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai bukan
transfer antar-rekening melalui sejumlah kantor cabang
pembantu bank di Jakarta dan Tangerang.
Leksikon - Kata saban dalam paragraf 1
- Kata sekali dalam paragraf 2
- Kata kontras dalam paragraf 4
- Kata melancong dalam paragraf 6
- Kata memborong dalam paragraph 8
- Kata mewah dalam paragraf 11
- Kata tersandung dalam paragraf 15
Grafis - Foto diletakan di bagian paling depan dan berukuran
sangat besar serta dalam foto tersebut dimasukan judul
berita.
- Foto rumah Atut yang diatasnamakan Andiara Aprilia di
jalan Bhayangkara Nomor 51, Serang, Banten.
- Foto Andika Hazrumy anak Ratu Atut Chosiyah.
- Foto Atut Chosiyah, Tatu Chasanah, dan Ade Khairunisa
di jalan Bhayangkara, tanggal 7 Oktober 2013 yang sedang
melakukan pengajian.
- unsur grafis yang muncul dalam teks yakni, data keuangan
yang menunjukan besarnya uang yang dihabiskan atau
dipakai oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam
berbelanja di tiap negara dan besaran total tagihan kartu
kredit
Metafora Kata “mengurangi dompetnya” pada paragraf 11
kata “menggunung” pada paragraf 13
77
2. Analisis Teks Laporan Utama 2
1. Tema yang dikedepankan pada teks berita Ratu Atut
Tema dalam laporan utama majalah Tempo yang berjudul “ Jejak
di Rekening Bersama” ini adalah berisi laporan tentang beberapa
kecurangan dalam pengusaan dan pengendalian proyek daerah Banten
yang dilakukan oleh keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang terutama
dikendalikan oleh Wawan. Melalui kekuasaan keluarganya Tubagus
Chaeri Wardhana atau yang biasa disebut Wawan mengendalikan berbagai
proyek pembangunan yang berada di daerah Banten, melalui
kekuasaannya itu banyak proyek – proyek yang diselewengkan dalam
penggunaan dananya dan dicurigai tersangkut kasus korupsi.
Tema yang ingin disampaikan wartawan dalam keseluruhan isi
pemuatan berita ini adalah agar masyarakat mengetahui kecurangan –
kecurangan yang dilakukan oleh keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah
yang bersumber pada adiknya yaitu Tubagus Chaeri Wardhana yaitu suami
dari Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang biasa disebut
sebagai “Wali Kota malam” dan “Gubernur Swasta”dalam memainkan
perananannya sebagai penguasa dari proyek – proyek yang berada di
daerah Banten. Seperti saat ini yang sudah mulai terungkap adalah
kejanggalan dalam pengadaan proyek Rumah Sakit dan alat kesehatan
daerah kota Tangerang Selatan, yaitu dalam pembangunan dan pembelian
alat kesehatan. Melalui kekuasaannya ia diduga melakukan berbagai
kecurangan salah satunya yaitu dengan hanya memenangkan tender
78
perusahaan – perusahaan milik keluarga besarnya dan dengan demikian ia
dapat memanipulasi dana dari proyek – proyek daerah Banten yang
dijalankan. Dengan dijelaskan hal tersebut masyarakat diharapkan
mengetahui dan mengawasi pembangunan daerah Banten.
2. Skema yang Diberikan
Struktur skematik yang muncul dalam suatu teks berita biasanya
dimulai atau diawali dengan lead, lalu dilanjutkan dengan story yaitu isi
dari suatu pemberitaan yang menjelaskan seluk-beluk dari berita tersebut
dan diakhiri dengan penutup yang merupakan kesimpulan dari suatu
berita. Skema atau alur cerita yang muncul dalam laporan utama berjudul
“Jejak di Rekening Bersama” ini diawali dengan judul sendiri yakni “Jejak
di Rekening Bersama”. Kemudian dilanjutkan dengan paragraf yang
disebut penulis sebagai “peminat pembaca”: Proyek-proyek pemerintah
daerah di Banten dikuasai keluarga Gubernur Atut Chosiyah. Wawan
menjadi pengendali.
Dilanjutkan dengan lead yang isinya “Udara berisang di aula
lantai lima Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan. Hanya ada
satu penyejuk udara di dinding ruang seluas 30 meter persegi itu. Pada
Jumat siang pekan lalu, Wali Kota Airin Rachmi Diany mengumpulkan
semua karyawan untuk menjelaskan ihwal peringatan keras kepada 18
dokter dan pemecatan lima dokter honorer”. Bagian Story dalam teks
berita ini dilanjutkan setelah lead berita. Jika dalam lead diceritakan
gambaran keadaan RSUD Tanggerang Selatan serta perihal yang
79
dilakukan oleh Wali Kota Airin Rachmi Diany dalam memecat dokter-
dokter yang berada di RSUD Tangerang Selatan, maka paragraf setelahnya
menceritakan tentang hal apa yang menyebabkan dokter-dokter tersebut
dapat dipecat yaitu mereka melakukan demo karena menolak masuknya
dokter asing serta protes terhadap alat-alat kesehatan yang dibeli
berkualitas buruk, setelah itu diceritakan bahwa sumber dari kekacauan
tersebut adalah Chaeri Wardhana yaitu adik dari Gubernur Banten Ratu
Atut Chosiyah yang memainkan proyek RSUD tersebut. Diceritakan pula
mengapa Wawan dapat memainkan proyek tersebut yaitu karena ia adik
dari Atut dan Istri dari Wali Kota Tangerang Selatan Airin Racmy Diani.
Kemudian pada isi selanjutnya hal tersebut diperkuat dengan
kesaksian dari para pengusaha lainnya bahwa Wawan dapat menguasai
berbagai proyek di Banten sehingga ia banyak terindikasi kecurangan.
3. Penekanan Makna dalam Teks
a. Latarbelakang Suatu Peristiwa
Latar yang muncul dalam pemberitaan laporan utama”Jejak di
Rekening Bersama” ini ada dalam paragraf kedua. Isinya menjelaskan
tentang penyebab pemecatan dokter yang ada di RSUD tersebut. “Para
dokter itu berdemo menolaknya masuknya dokter asing ke Tangerang
Selatan pada 20 September lalu. Dokter-dokter Malaysia itu masuk
Banten karena dilegalkan oleh peraturan Gubernur Atut Chosiyah pada
80
2010. Padahal masuknya dokter asing perlu mendapat izin dari
pemerintah pusat dan konsil Kedokteran Indonesia”.
Sebelum memasuki bagian latar berita tentang perihal demo yang
dilakukan oleh para dokter-dokter yang berada di RSUD Tangerang
selatan tersebut, wartawan memaparkan mengenai keadaan suatu bagian
RSUD Tangerang Selatan yang memprihatinkan keadaannya, serta perihal
pemecatan 5 dokter dan peringatan keras terhadap 18 dokter yang berkerja
di RSUD tersebut. Latar yang berusaha disampaikan wartawan kepada
pembaca agar pembaca mengetahui bahwa permasalahan dipecatnya
dokter yang ada di RSUD tersebut adalah dikarenakan mereka berdemo
menolak dokter asing yang dilegalkan oleh Gubernur Ratu Atut Chosiyah
dan memprotes tentang kejanggalan korupsi mengenai kualitas alat
kesehatan yang berada di RSUD tersebut.
b. Strategi Wartawan dalam Ekspresi Sikap Sebagai Detil
Detil yang wartawan paparkan pada teks berita ini yakni ada dalam
paragraf ke-7. “Para dokter sudah gerah karena pembangunan rumah
sakit daerah dan pengadaan alat-alat kesehatannya menjadi mainan
keluarga Gubernut Atut”.
Detil lain juga muncul pada teks berita “Harga tinggi itu tak
sebanding dengan kualitasnya. Di RSUD Tangerang Selatan, beberapa
alat operasi tak pernah dipakai sejak dibeli pada 2011 karena rusak”.
81
Detil yang ingin ditampilkan wartawan dalam teks paragraf
tersebut yakni keadaan dan pendapat para dokter yang sudah merasa
sangat kesal terhadap apa yang diperbuat oleh keluarga Gubernur Atut
yang memaikan proyek pembangunan dan alat kesehatan di RSUD
Tangerang Selatan. Sudah nampak jelas indikasi korupsi yang dilakukan
yaitu, mulai dari fasilitas gedung kemudian alat-alat kesehatan yang
menjadi indikasi korupsinya. Kemudian penulis berita juga ingin
memberikan argumen kepada pembaca bahwa indikasi korupsi yang
dilakukan itu dengan mengelembungkan harga barang alat-alat kesehatan
yang ada.
c. Berita yang Menguntungkan Sebagai Elemen Maksud
Maksud yang wartawan temukan dalam teks berita ini ada dalam
paragraf ke-10. “Para pengusaha Banten dan dokter menunjuk Chaeri
Wardhana alias Wawan sebagai biang kekacauan dan dugaan korupsi itu.
Suami Wali Kota Airin itu ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi sejak
awal Oktober lalu karena diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi
Akil Mochtar agar pemilihan Bupati Lebak diulang. Wawan adalah
pemodal calon partai Golkar partai klan Gubernur Atut yang kalah dalam
pemilihan itu”.
Maksud dari teks ini secara jelas dipaparkan bahwa penulis
mendukung apa yang dipikirkan oleh para dokter dan pengusaha yang ada
di Banten yaitu penyebab dari ini semua adalah permainan dari Tubagus
Chaeri Wardhana atau Wawan.
82
d. Kalimat yang Mendukung Makna Teks Sebagai Pra Anggapan
Bagian pra anggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni
bagian berita yang memaparkan “Harga tinggi itu tak sebanding dengan
kualitasnya. Di RSUD Tangerang Selatan, beberapa alat operasi tak
pernah dipakai sejak dibeli pada 2011 karena rusak. Pernah seorang
dokter lain bercerita, monitor derap jantung salah membaca kondisi
jantung pasien”jantung sehat malah dinyatakan sakit,”Katanya”
Bagian Pra anggapan di dalam teks dibuat oleh penulis untuk
mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu
untuk dipertanyakan lagi. Artinya bahwa memang ada korupsi dalam
pengadaan alat kesehatan yang ada dalam RSUD tersebut yang didukung
oleh keadaan alat-alat kesehatan yang ada dan bukti dari korban
pemakaiaan alat tersebut yang salah atau tidak berfungsi. Peryataan
tersebut merupakan fakta yang sebenarnya belum jelas kebenarannya
tetapi memang menjadi dipercaya oleh semua orang.
e. Pertalian Kalimat Sebagai Koherensi
Bentuk koherensi yang terkandung dalam laporan utama ini yakni:
- Proyek – proyek pemerintah daerah di Banten dikuasai keluarga
Gubernur Atut Chosiyah.
- Jika pemenang tender bukan kroninya, ia diduga meminta komisi
seperlima dari total nilai proyek.
83
- Bagaimanapun, jejak lalu lintas keuangan keluarga Wawan terekam
dalam sistem perbankan.
f. Pemilihan Kata sebagai leksikon
Pemilihan kata dalam laporan utama “Jejak di Rekening Bersama”
ini dapat dilihat sebagai berikut:
- Kata beringsang dalam kalimat: “Udara beringsang di aula lantai
lima Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan”. Kata
beringsang memiliki kata lain yakni panas.25
- Kata memanas dalam kalimat: “Pertemuan memanas ketika Airin
berencana menjadikan delapan pusat kesehatan masyarakat sebagai
Rumah Sakit kelas C. kata memanas memiki kata lain yakni
menjadi panas.26
- Kata gerah dalam kalimat: “Para dokter sudah gerah karena
pembangunan Rumah Sakit daerah dan pengadaan alat
kesehatannyamenjadi mainan keluarga Gubernur Atut”. Kata gerah
memiliki kata lain yakni merasa tidak tenang.27
- Kata digelembungkan dalam kalimat: “Harganya digelembungkan
hingga 300”. Kata digelembungkan memiliki arti lain dijadikan
besar”. 28
25 Ebta Setiawan, “beringsang”, dalam http://kbbi.web.id/beringsang 26 Ebta Setiawan, “memanas”, dalam http://kbbi.web.id/memanas 27 Ebta Setiawan, “gerah”, dalam http://kbbi.web.id/gerah 28 Ebta Setiawan, “digelembungkan”, dalam http://kbbi.web.id/digelembungkan
84
- Kata kesaktian dalam kalimat: “kesaktian Wawan mengatur proyek
itu membuat parapengusaha di Tangerang Selatan menjulukinya
Wali Kota Malam”. Kata kesaktian memilki arti lain yakni
kemampuan berbuat yang melebihi kodrat alam.29
- Kata meringkuk dalam kalimat: “Wawan kini meringkuk di bui
KPK.” Kata meringkuk memiliki arti lain yakni mendekam.30
- Kata jejak dalam kalimat: “bagaimanapun, jejak lalu lintas
keuangan keluarga Wawan terekan dalam sistem perbankan”. Kata
jejak memiki arti lain yakni kelakuan.31
g. Grafis dalam Penekanan dan Penonjolan Berita
Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan laporan utama
Majalah berita mingguan Tempo ini khususnya pada judul berita “jejak di
rekening bersama” diantaranya muncul foto ketika Airin sedang
menjenguk suaminya di KPK yaitu Wawan diletakkan paling depan dan
besarnya setengah halaman bersanding dengan judul, kemudian ada foto
kantor Gunakarya Nusantara milik Nila Suprapto yaitu perusahaan yang
menangani proyek RSUD Tangerang Selatan, dan yang terakhir ada foto
seorang pasien yang sedang diperiksa oleh dokter di RSUD Kota
Tangerang Selatan tersebut.
h. Metafora Sebagai Ornamen Berita
29 Ebta Setiawan, “kesaktian”, dalam http://kbbi.web.id/kesaktian 30 Ebta Setiawan, “meringkuk”, dalam http://kbbi.web.id/meringkuk 31 Ebta Setiawan, “jejak”, dalam http://kbbi.web.id/jejak
85
Unsur metafora yang termuat dalam teks berita “jejak di Rekening
Bersama” ini yakni ada dalam kata “biang kekacauan” pada kalimat “ Para
pengusaha Banten dan dokter menunjuk Chaeri Wardhana alias Wawan
sebagai biang kekacauan dan dugaaan korupsi itu.
Kesimpulan Analisis Teks Laporan Utama “Jejak di Rekening Bersama
” adalah tematik yang dikedepankan yaitu tentang beberapa kecurangan dalam
pengusaan dan pengendalian proyek daerah Banten yang dilakukan oleh
keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang terutama dikendalikan oleh
Tubagus Chaeri Whardhana, skematik dalam berita yang utuh dalam laporan
yang diterima yaitu dugaan Tubagus Chaeri Wardhana yang sering memainkan
dan menguasai proyek Banten dengan memanfaatkan kekuasaan dari Ratu Atut
Chosiyah sebagai kakaknya, sedangkan penakanan makna dalam teks di
latarbelakangi oleh permasalahan dipecatnya dokter yang ada di RSUD tersebut
adalah dikarenakan mereka berdemo memprotes tentang kejanggalan korupsi
mengenai kualitas alat kesehatan yang berada di RSUD tersebut. Strategi
wartawan dalam ekspresi sikapnya mengungkapkan pendapat para dokter yang
sudah merasa sangat kesal terhadap apa yang diperbuat oleh keluarga Gubernur
Atut yang memaikan proyek pembangunan dan alat kesehatan di RSUD
Tangerang Selatan. Maksud yang menguntungkan komunikator adalah
pendapat para dokter dan pengusaha yang ada di Banten yaitu penyebab dari ini
semua adalah permainan dari Tubagus Chaeri Wardhana atau Wawan. Pra
anggapan dalam mendukung makna teks adalah ada korupsi dalam pengadaan
alat kesehatan yang ada dalam RSUD tersebut yang didukung oleh keadaan
86
alat-alat kesehatan yang ada dan bukti dari korban pemakaiaan alat tersebut
yang salah atau tidak berfungsi. Koherensi dalam pertalian kalimat adalah pada
kalimat Proyek – proyek pemerintah daerah di Banten dikuasai keluarga
Gubernur Atut Chosiyah. Dalam pemilihan kata sebagai Leksikon
menggunakan kata berisang, memanas, gerah, digelembungkan, kesakitan,
meringkuk, dan jejak. Grafis dalam penekanan dan penonjolan berita
menggunakan gambar Airin sedang menjenguk suaminya di KPK yaitu
Wawan, kemudian ada foto kantor Gunakarya Nusantara milik Nila Suprapto
yaitu perusahaan yang menangani proyek RSUD Tangerang Selatan, dan yang
terakhir ada foto seorang pasien yang sedang diperiksa oleh dokter di RSUD
Kota Tangerang Selatan tersebut. Metafora sebagai bumbu berita digunakan
kata biang kekacauan.
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data Laporan Utama 1 “ Jejak di Rekening Bersama”
Struktur
Wacana
Elemen Keterangan
Makro Topik/ Tema Laporan tentang beberapa kecurangan dalam pengusaan dan
pengendalian proyek daerah Banten yang dilakukan oleh
keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang terutama
dikendalikan oleh Wawan.
Super
Struktur
Skema: - Diawali dengan judul berita
- Peminat Pembaca
- Lead Berita
- Story:
1. Hal yang menyebabkan dokter-dokter tersebut dipecat
yaitu mereka melakukan demo karena menolak
masuknya dokter asing serta protes terhadap alat-alat
kesehatan yang dibeli berkualitas buruk.
2. Sumber dari kekacauan tersebut adalah Chaeri
Wardhana yaitu adik dari Gubernur Banten Ratu Atut
87
Chosiyah yang memainkan proyek RSUD tersebut.
3. Kesaksian dari para pengusaha lainnya bahwa Wawan
dapat menguasai berbagai proyek di Banten sehingga
ia banyak terindikasi kecurangan
Struktur
Mikro
Latar Paragraf 2
“Para dokter itu berdemo menolaknya masuknya dokter asing
ke Tangerang Selatan pada 20 September lalu. Dokter-dokter
Malaysia itu masuk Banten karena dilegalkan oleh peraturan
Gubernur Atut Chosiyah pada 2010. Padahal masuknya
dokter asing perlu mendapat izin dari pemerintah pusat dan
konsil Kedokteran Indonesia”
Detil Paragraf 7
“Para dokter sudah gerah karena pembangunan rumah sakit
daerah dan pengadaan alat-alat kesehatannya menjadi
mainan keluarga Gubernut Atut”
Maksud Paragraf 10
“Para pengusaha Banten dan dokter menunjuk Chaeri
Wardhana alias Wawan sebagai biang kekacauan dan dugaan
korupsi itu”.
Pra anggapan Paragraf 8
“Harga tinggi itu tak sebanding dengan kualitasnya. Di
RSUD Tangerang Selatan, beberapa alat operasi tak pernah
dipakai sejak dibeli pada 2011 karena rusak. Pernah seorang
dokter lain bercerita, monitor derap jantung salah membaca
kondisi jantung pasien”jantung sehat malah dinyatakan
sakit,”Katanya”.
Koherensi Peminat Pembaca: “ Proyek – proyek pemerintah daerah di
Banten dikuasai keluarga Gubernur Atut Chosiyah”.
Paragraf 11:
“Jika pemenang tender bukan kroninya, ia diduga meminta
komisi seperlima dari total nilai proyek”.
Paragraf 23: Bagaimanapun, jejak lalu lintas keuangan
keluarga Wawan terekam dalam sistem perbankan.
Leksikon - Kata beringsang dalam paragraf 1
- Kata memanas dalam paragraf 5
88
- Kata gerah dalam paragraf 7
- Kata digelembungkan dalam paragraf 7
- Kata kesaktian dalam paragraf 12
- Kata meringkuk dalam paragraf 20
- Kata jejak dalam paragraf 22
Grafis - Foto ketika Airin sedang menjenguk suaminya di KPK
yaitu Wawan diletakan paling depan dan besarnya
setengah halaman bersanding dengan judul.
- Foto kantor Gunakarya Nusantara milik Nila Suprapto.
- Foto seorang pasien yang sedang diperiksa oleh dokter di
RSUD Kota Tangerang Selatan.
Metafora Kata “biang kekacauan” pada paragraf 10
B. Cara Wartawan dalam Produksi Berita Korupsi
Proses menganalisa teks tidak lepas dari pengamatan mengenai kognisi
sosial teks tersebut, yaitu bagaimana suatu teks dapat diproduksi. Suatu teks
ditulis dan mempunyai makna karena diberikan oleh seseorang yaitu si pemakai
bahasa (penulis) bukan terbentuk dengan sendirinya tanpa ada yang membuat.
Oleh sebab itu, penting dalam mengamati kognisi sosial yang dialami dari
penulis teks tersebut, karena pada dasarnya sifat dasar manusia adalah pencerita
dan cerita dari setiap orang itu pasti mempunyai sudut pandang yang berbeda –
beda dalam memandang suatu hal dan peristiwa meskipun objek yang
diamatinya sama. Di dalam teks tersebut pasti terkandung suatu pandangan dari
penulis dan ideologis dari penulis. Sebuah teks tidak pernah lepas dari ideologi
dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu
ideologi.32
Maka dari itu diperlukan pengamatan yang mendalam dari kognisi
32 Aris Bandara, Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapannya pada Wacana Media,
(Jakarta: Kencana, 2013),h.33.
89
social yaitu dari penulis tersebut untuk diamati lebih dalam karena ternyata
banyak maksud didalamnya.
Dalam pandangan Van Dijk, Kognisi sosial terutama dihubungkan
dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita
adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini
tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk dan dibuat, proses ini
juga memasukan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan dan
dimaknai oleh wartawan.33
Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi
dari teks, dibutuhkan penelitian kognitif dan strategi si penulis dalam
memproduksi suatu berita. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat
kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu akan suatu
peristiwa.34
Sama seperti teks dalam pemberitaan laporan utama majalah berita
mingguan Tempo yang berjudul “Ratu Banten di Butik Hermes”, dalam
pembuatan teks berita tersebut tidak lepas dari peran Tim Laporan Utama
Majalah Berita Mingguan Tempo.
Wacana tentang dugaan korupsi dan politik dinasti yang diangkat oleh
majalah berita mingguan Tempo ini sebenarnya sudah cukup lama santer
terdengar sejak 2011 dan beritanya menghilang begitu saja tanpa adanya kabar
berita perkembangannya. Namun mengapa santer lagi terdengar pada November
2013 lalu, karena adanya kasus yang menimpa adiknya yaitu Tubagus Chaeri
Whardana yang biasa disebut Wawan. Ia ditangkap dan ditahan oleh KPK
33 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.266. 34 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.260.
90
karena terlibat kasus penyuapan Hakim ketua Mahkamah Agung yaitu Akil
Mochtar dalam pemenangan PILKADA di daerah Lebak Banten, melalui kasus
tersebut KPK dan beserta polisi mulai mengusut kasus yang menimpa anggota
keluarga Wawan lainnya dan kemudian mulai tersangkut kasus yaitu kakaknya
Ratu Atut Chosiyah yang merupakan Gubernur Banten. Dalam penyelidikan
yang dilakukan oleh KPK, Atut tersandung kasus penyuapan yang melibatkan
adiknya Wawan tersebut dan diduga Atut juga terlibat banyak kasus lainya yaitu
Penggelapan dana BAKSOS untuk pemenangan dirinya dengan memberikan
data fiktif lembaga penerima BAKSOS, Penggelembungan pembelian alat
kesehatan di daerah Banten dan kasus gratifikasi.
Dalam penentuan berita Ratu Atut Chosiyah ini terbentuk suatu Konteks
social dan politik di dalam Redaksi majalah Tempo yaitu sikap saling
mendukung dari semua staf redaksi kompartemen mengenai berita Ratu Atut
Chosiyah tersebut.
Dalam pemuatan berita Atut Chosiyah ini ketika itu di Redaksi tidak
ada hambatan semua menilai bagus karena berita Atut itu saat itu
sedang ramai dan Tempo memberitakan dari segi yang berbeda yaitu
dari gaya hidupnya.35
Kemudian mengenai pertimbangan berita dikutip dari wawancara peneliti
dari salah satu tim penulisan laporan utama majalah berita mingguan Tempo,
Anton Septian yang merupakan staf redaksi dan merupakan bagian dari tim
kompartemen, terkait dengan proses pertimbangan pengangkatan tema dan
proses produksi berita laporan utama “Ratu Banten di Butik Hermes”. Majalah
35 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014
91
berita mingguan Tempo dalam proses mengangkat sebuah berita
mempertimbangkan apa yang disebut kriteria layak berita dalam ilmu
komunikasi seperti magneto, kualitas, hangat dan lain – lain. Setelah
memperhatikan unsur tersebut Tempo sangat memperhatikan kekuatan dari
majalah tersebut yang hanya terbit seminggu sekali, maka dari itu Tempo tidak
menulis suatu peristiwa yang terjadi dalam majalah tersebut, karena berita
tersebut pasti akan kadaluarsa. Maka dari itu Tempo menulis sesuatu dibelakang
berita. mengapa demikian, karena agar berita tersebut awet dan mempunyai
masa umur yang panjang tidak seperti peristiwa saja. Dan yang paling penting
dari penulisan berita dalam majalah Tempo ini adalah dalam memberitakan
suatu hal harus lebih dalam dan lebih rinci lagi mengenai peristiwa tersebut,
dengan demikian informasi yang di dapat akan lebih lengkap lagi. atau biasa
disebut history behind the news.
Majalah harus menulis sesuatu dibelakang berita agar berita itu awet
mempunyai masa umur yang panjang tidak seperti peristiwa.
Kemudian ketika memberitakan suatu hal harus lebih dalam dan lebih
rinci lagi mengenai peristiwa tersebut atau biasa disebut history
behind the news.36
Anton menuturkan bagaimana pertimbangan Redaksi Majalah berita
mingguan Tempo ketika memilih dan mengangkat tema tentang berita “Ratu
Banten di Butik Hermes” tersebut. Terkait alasan pengangkatan tema
pemberitaan tersebut dikarenakan berita tersebut sangat layak untuk diberitakan
dari segala sisi mulai dari berita tersebut hangat artinya banyak dibicarakan oleh
orang - orang, baru yaitu waktu kejadiannya tidak lampau , kemudian memiliki
36 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014
92
daya tarik karena kasus ini melibatkan pejabat publik ternama yaitu seorang
Gubernur, fenomenal karena kejadiannya melibatkan beberapa anggota
keluarganya dan dramatik yaitu saling berhubungan kasus yang satu dengan
yang lainnya. Serta berita tersebut mempunyai unsur magnitude keterlibatan
yang membuat berita tersebut semakin menarik. Maka dari itu berita Atut
tersebut menjadi pantas untuk diberitakan ke publik oleh tim majalah berita
Mingguan Tempo .
Atut adalah tokoh dan seseorang yang layak untuk diberitakan dari
segi manapun terutama ia adalah pejabat public jadi apapun masalah
yang menyangkut ia, berarti juga menyangkut kebutuhan orang
banyak, karena yang pertama ia dipilih oleh rakyat dan digaji oleh
Negara sehingga pasti ada konsekuensinya. Yang kedua karena factor
magnitude keterlibatan Atut dalam kasus Ketua MK dan Wawan
adiknya, pada saat itu status peran Atut belum jelas tetapi sudah
mulai terdengar keterlibatan namanya, sehingga kami sebagai media
tidak hanya menadahkan tangan saja tetapi melakukan investigasi
lebih jauh sehingga angle yang diambil tidak hanya kasus tersebut
tetapi bisa saja Atut korupsi tidak, atau bagaimana gaya hidup Atut
karena atut ini terdengar hidupnya bermewah – mewahan namun
sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat banten yang
miskin sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya.37
Mengenai mekanisme dalam peliputan berita majalah berita mingguan
Tempo terdapat alur kerja yang menjelaskan tentang alur pembuatan dan
pencarian berita sehingga berita dapat dihasilkan, banyak hal yang menarik terkait
dengan alur pembuatan berita yang ada di redaksi majalah berita mingguan
Tempo. Berikut akan dijelaskan melalui tabel – tabel secara berurutan yang akan
menjelaskan secara terstruktur mekanisme alur peliputan berita :
37 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014
93
Gambar 3. Alur Penentuan Peliputan Berita Majalah Berita Mingguan
Tempo
Hasil Rapat Kopartemen
Hasil Rapat Perencanaan
Sumber: Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian,
Jakarta, 21 April 2014
Rapat Kopartemen
(Rapat Penentuan ide
Berita)
Rapat Perencanaan
(Rapat Pengujian dan
Keputusan Ide Berita)
Pengumpulan Bahan
(Penugasan Reporter,
Wartawan dan
Fotografer)
Rapat Checking dan
Rapat Opini
(Pengumpulan Data dan
Penentuan Opini)
Rapat Perencanaan
(Perencanaan dan
Penulisan Berita)
Editting
Redaksi Pelaksana
Editting
Pimpinan Redaksi
Editor Animasi
Pencetakan
1. Pemimpin Redaksi
2. Redaktur Pelaksana
3. Semua Kompartemen
(Nasional dan Internasional)
4. Wartawan
94
Dari alur peliputan, dapat dijelaskan terdapat alur dari penentuan berita
sampai pengumpulan bahan yang mempunyai proses yang panjang dimulai dari
rapat kompartemen di hari Senin yaitu ditanya oleh Redaktur Pelaksana apa yang
akan ditulis dan semua melakukan usulan tentang apa yang akan ditulis nantinya
ketika itu tiap – tiap kompartemen mengusulkan tema berita, kemudian dipilih
satu tema berita yang memenuhi kriteria, setelah penentuan tersebut dibawa ke
rapat perencanaan besar pada hari Selasa yaitu rapat antar kompartemen yaitu
dilakukan pengujian lagi apa yang sudah diputuskan di rapat kompartemen
kemudian dipresentasikan lagi dan diberi masukan dari tiap – tiap kompartemen.
Kemudian setelah disetujui di rapat perencanaan besar ditentukan sumber utama
yang berkaitan dengan tema tersebut yaitu Ratu Atut Chosiyah dan narasumber
dari berita tersebut adalah orang – orang terdekatnya termasuk adiknya Tatu
Chasanah, dan orang – orang terdekatnya yang mengetahui kegiatan dan prilaku
Atut. kemudian baru mulai mencari bahan selama dua hari yaitu rabu dan kamis.
Proses di atas merupakan prosedur produksi penentuan tema berita di
Majalah Tempo. Ketika dihadapkan dengan kondisi saat laporan utama “Ratu
Banten di Butik Hermes” ini dibuat, saat itu berita mengenai Ratu Atut Chosiyah
sedang hangat diperbincangkan oleh media – media Indonesia.
Setelah selesai mencari bahan dilakukan rapat checking yaitu dimana
pengecekan bahan yang sudah ada memenuhi kriteria atau tidak, bahan – bahan
yang sudah diperoleh diuji kebenarannya dan di konfirmasikan juga kepada pihak
yang bersangkutan dan dalam rapat ini juga dipertimbangkan jika ada peristiwa
baru yang lebih menarik atau tidak yang dapat diberitakan. Kemudian dilajutkan
95
rapat opini yaitu ditentukan opini apa yang dimasukan dalam majalah. Setelah itu
rapat checking terakhir, dalam rapat tersebut dilakukan pengecekan terhadap
bahan terakhir yang terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan ada atau
tidaknya bahan yang kurang, jika ada maka diilakukan penambahan bahan.
Setelah tahap tersebut dilakukan editing oleh Redaksi Pelaksana dalam proses
editing ini akan diperiksa kelengkapan dari kata dan kalimatnya. Kemudian
biasanya dalam laporan utama ada langkah selanjutnya yaitu editing oleh
Pimpinan Redaksi, karena laporan utama sangat penting dalam bagian sebuah
majalah Tempo.
Berita mengenai Ratu Atut Chosiyah ini tentu tidak terlepas dari
kecenderungan terhadap suatu pihak. Karena kognisi wartawan dalam penulisan
laporan utama ini mempunyai pandangan dan prespektif yang berbeda pastinya
terhadap suatu peristiwa. Skema penulisan berita yang ditulis oleh Tempo pada
laporan utama Ratu Banten di Butik Hermes ini diungkapkan oleh Anton sebagai
berikut:
Gaya keseharian Atut ini terdengar hidup bermewah – mewahan
namun sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat
banten yang miskin sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya.
Dan ketika dicari kebenarannya melalui jejak kartu kredit yang
digunakannya dalam berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain.
Dalam mengambil referensi pemberitaan Redaksi berita Tempo
sangat berpegang teguh pada KPK karena dari kata – kata yang diambil
yaitu kasus “gratifikasi” adalah kajian yang dilakukan oleh KPK dalam
memberantas korupsi. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yakni
meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
96
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-Cuma, dan fasilitas lainya.38
Anton Septian, salah satu tim pembentukan laporan utama “Ratu Banten di
Butik Hermes” ini merupakan wartawan yang sudah berkerja kurang lebih tujuh
tahun di majalah Tempo tersebut dan memilki jam terbang yang cukup banyak,
salah satu pengalamannya adalah ketika meliput langsung dan mencari data ke
Banten yaitu daerah dimana Ratu Atut Chosiyah Tinggal. Dari skema yang
disebutkan Anton tersebut, seperti yang disebutkan Van Dijk, ada beberapa model
atau skema tertentu untuk menggambarkan kognisi wartawan dalam pemberitaan.
Tabel. 4.3 Skema Kognisi Sosial majalah Berita mingguan Tempo
Skema Person (Person Schemas)
Tempo memandang hobi Ratu Atut Chosiyah yang sering berpesiar ke
Luar negeri dan berbelanja barang – barang mewah dengan menggunakan kartu
kreditnya adalah suatu hal yang tidak wajar karena kontras melihat kondisi
masyarakat Banten yang masih banyak dibawah garis kemiskinan. Melalui
hobinya ini Atut dinilai tidak berkprimanusiaan, karena beliau adalah figur dan
sosok pemimpin daerah Banten.
Skema Peran (Role Schemas)
Redaksi tempo melihat apa yang dilakukan oleh Atut tersebut adalah
38
Doni Muhardiansyah,Aida Artna Zulaiha,Wahyu Dewantara Susilo,Annisa
Nugrahani,Fahrannia Imbrita,Baririoh Barid, I Gusti Ayu Nyoman Lia,Buku Saku Memahami
Gratifikasi,(Jakarta:KPK,2010).h.3.
97
sebuah tindakan yang harus diberantas. Melihat apa yang dilakukan Atut sebagai
gubernur tersebut dapat menambah panjang daftar kemiskinan rakyat Banten yang
keadaaanya sangat memprihatinkan. Karena tujuan utama dari korupsi memang
hanya memperkaya diri sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan orang lain.
Mengingat begitu besarnya peran media massa dalam menyebarkan segala
informasi, Tempo berkewenangan dalam menyebarkan informasi tentang dugaan
korupsi tersebut agar masyarakat ikut mengawasi tindak tanduk dari tokoh
masyarakat mereka.
Skema Peristiwa (Event Schema)
Ratu Atut Chosiyah memperlihatkan indikasi dugaan korupsi dari sisi lain,
setelah diduga terlibat kasus suap ketua Mahkamah Agung Akil Mochtar untuk
pemenangan PILKADA daerah lebak, Banten bersama adiknya Tubagus Chaeri
Wardhana. Ia ternyata sering melakukan hobinya yaitu bepesiar ke luar negeri dan
berbelanja membeli barang – barang mewah di berbagai negara. Namun terjadi
kecurigaan dengan uang yang dipakainya berbelanja tersebut, karena muncul
dugaan bahwa tagihan kartu kreditnya dibayarkan oleh orang lain bukan dirinya.
D. Wacana Korupsi dalam Konteks Sosial
Bagian dimensi ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisis sosial.
Menurut Van Dijk Wacana itu sebenarnya adalah bangunan teoritis yang abstrak
98
(the abstact theoretical conctruct).39
Dengan demikian wacana belum dapat
dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa, adapun perwujudan fisik bahasa adalah
teks. Maka dari itu wacana berasal dari wacana yang berkembang di masyarakat.
Dengan demikian untuk meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi
dan dikonstruksi di dalam masyarakat diperlukan analisis intertekstual. Konteks
social berkaitan dengan hal – hal yang mempengaruhi pemakaian bahasa dan
terbentuknya sebuah wacana.
Seperti dalam pemberitaan laporan utama majalah Tempo ini, untuk
mengetahui bagaimana wacana pemberitaan tentang Ratu Atut Chosiyah ini
adalah dengan menganalisis bagaimana masyarakat dan media melakukan
produksi dan reproduksi mengenai keberadaan Ratu Atut Chosiyah lewat buku –
buku, pidato politik, hubungan politik, dan sebagainya.
Dimulai dari Pemberhentian sementara Djoko jadi titik awal kekuasaan
Wakil Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di Banten. Atut langsung dilantik
jadi Pelaksana Tugas Gubernur Banten. Sejak hari pertama Djoko diberhentikan,
Atut menggantikan tugas-tugas gubernur. Saat itu, Atut mengatakan, ia akan
melanjutkan program yang baik, termasuk pemberantasan korupsi. ”Saya akan
mendukung kelancaran penanganan kasus korupsi di Banten. Siapa pun yang
terbukti melakukan penyelewengan, akan kami serahkan kepada penegak hukum,”
katanya. Saat PILKADA Banten 2006, Atut mencalonkan diri sebagai gubernur
39 Aris Bandara, Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapannya pada Wacana Media,
(Jakarta: Kencana, 2013),h.17.
99
Banten. Atut yang berpasangan dengan M. Masduki memenangi Pilkada Banten.
Keduanya menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2007-2012.40
Sejak menjadi orang nomor satu di Banten itulah, satu per satu anggota
keluarga besar Atut masuk ke politik praktis. Tahun 2008 adik tiri Atut, Tubagus
Haerul Jaman, maju sebagai calon wakil wali kota Serang berpasangan dengan
Bunyamin (mantan Bupati Serang), Tahun 2010 adik Atut, Ratu Tatu Chasanah,
mengikuti Pilkada Kabupaten Serang dan ia terpilih jadi Wakil Bupati Serang
2010-2015 mendampingi Taufik Nuriman, Pilkada Kota Tangerang Selatan 2010
Airin yang berpasangan dengan Benyamin Davnie terpilih sebagai Wali Kota
Tangerang Selatan 2011-2015, Ibu tiri Atut, Heryani, juga tak ketinggalan terpilih
menjadi Wakil Bupati Pandeglang pada Pilkada 2011 mendampingi Erwan
Kurtubi. Pada tahun yang sama, Atut kembali mencalonkan diri sebagai gubernur
Banten didampingi Rano Karno. Untuk kedua kalinya, Atut terpilih sebagai
Gubernur Banten. Di luar legislatif Pada Pemilu 2009, suami Atut, Hikmat
Tomet, terpilih sebagai anggota DPR. Anak pertama mereka, Andika Hazrumy,
jadi anggota DPD perwakilan Banten. Adde Rosi Khairunnisa, menantu Atut (istri
Andika), jadi anggota DPRD Kota Serang.41
Banyaknya anggota keluarga yang menjadi pemimpin di daerah Banten
secara bersamaan memunculkan dugaan Ratu Atut Chosiyah membuat dinasti
politik. Sepak terjang politik dinasti ini sebenarnya sudah mulai tercuim jejaknya
40Ana Shofiana Syatiri, “Dinasti Politik Ratu Atut Setelah Delapan Tahun Berkuasa”,
dalam http://nasional.kompas.com
41Ana Shofiana Syatiri, “Dinasti Politik Ratu Atut Setelah Delapan Tahun Berkuasa”,
dalam http://nasional.kompas.com
100
sejak tahun 2011. Banyak kasus dugaan korupsi yang melibatkan dinasti politik
ini, dan banyak yang melaporkan tentang keterdugaan korupsi namun kasusunya
tidak pernah selesai dan tiba – tiba menghilang. Sangat sulit untuk
membuktikannya, karena pada faktanya mereka dapat terpilih melalui sistim
demokrasi yaitu Pemilihan Umum. Berarti dalam proses pemilihannya ditentukan
oleh suara rakyat, maka jika terpilih menjadi pemimpin itu juga karena pilihan
rakyat.
Ada keterdugaan politik dinasti ini untuk melancarkan korupsi yang
dilakukannya. Menurut Anton Septian salah seorang wartawan Tempo yang
meliput ke daerah mengungkapkan, rakyat Banten sebenarnya sudah mengetahui
tentang kekuasaan politik dinasti yang digunakan untuk mengusai berbagai proyek
yang ada di Banten dan melakukan berbagai kecurangan namun banyak yang
takut untuk melaporkan dan mengungkapkannya karena mereka takut
keselamatannya terancam. Dan ketika mencari informasi di daerah banten sangat
susah karena sulit mencari sumber yang dapat memperkuat dikarenakan keadaan
yang sangat tertutup mulai dari pemerintahan maupun masyarakatnya.
Banyak sumber – sumber yang mengetahui dan bercerita namun
mereka memilih diam karena mereka takut dalam
menginformasikannya entah karena keselamatannya dan ketika kita
berusaha untuk mewawancarai Atut itu sangat susah, karena ketika
kita datang kerumahnya tidak diperbolehkan masuk dan rumahnya
dijaga oleh banyak Satpol PP, kemudian kita berusaha mengubungi
pengacara yang berjanji akan menghubungkan dengan Atut sendiri
namun tidak ada jawaban juga, setelah itu juga kita coba
menghubungi orang dekatnya yang menurut orang Banten dihormati
tetapi juga tidak bisa.42
42 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton
Septian, Jakarta, 21 April 2014
101
Namun belakangan ini mulai terungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh
anggota keluarga Atut, yang baru – baru ini terungkap adalah tertangkapnya adik
dari Atut yaitu Tubagus Chaeri Wardhana dalam kasus penyupan ketua MK Akil
Mochtar untuk memenangkan PILKADA Lebak, Banten. Ratu Atut Chosiyah pun
ikut tersangkut kasus tersebut dan ditahan oleh KPK karena diduga terlibat dalam
kasus penyuapan Ketua MK tersebut.
Ternyata ada beberapa dugaan kasus korupsi yang melibatkan Atut.
Seperti yang dilansir oleh Kompas, dikatakan Juru Bicara Masyarakat
Transparansi (Mata) Banten, Oman Abdurahman, kepada Kompas.com, Senin
(7/10/2013). Menurut Oman, salah satu kasus dugaan korupsi yang sampai saat ini
tidak jelas penanganannya ialah kasus dugaan korupsi dana hibah pada APBD
Banten 2011 senilai Rp 340 miliar dan bantuan sosial (BANSOS) senilai Rp 51
miliar. Oman mengatakan, sinyalemen kasus dugaan korupsi itu ialah terutama
pada banyaknya organisasi masyarakat pendukung Atut yang mendapat bantuan
dana hibah dalam jumlah besar. Selain itu, ada juga puluhan lembaga atau
organisasi penerima dana hibah fiktif yang mendapat aliran dana hibah.43
Dugaan kasus korupsi lain yang menimpa Atut adalah pengelembungan
harga pembelian alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan. Sindo
mengungkapkan bahwa Gubernur Banten yang ditetapkan tersangka oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap pengurusan sengketa pemilihan
kepala daerah Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi (MK). Ratu Atut juga
43 Dani Wibowo, “KPK Tuntaskan Korupsi di Banten”, dalam
http://nasional.kompas.com
102
diduga terlibat pada kasus pengadaan alat kesehatan (alkes). Namun kasus - kasus
tersebut sampai saat ini belum jelas status hukumnya.44
Dugaan korupsi lainya juga tercermin dari harta kekayaan yang sangat
melimpah dah hobi dari Atut yang sering berpesiar keluar negeri dan membeli
barang – barang mewah. Dari sisi tersebut saat ini Atut mulai disoroti seperti yang
dimuat oleh detik.com yaitu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tercatat di
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK melapor pada
Oktober 2006. Kala itu, dia masih jadi wakil gubernur Banten. Hartanya
berjumlah total Rp. 41,93 miliar, meningkat dari laporan sebelumnya pada
Oktober 2002 yang bernilai Rp. 30,63 miliar. Diketahui harta Atut pada tahun
2011 adalah Rp. 37,73 miliar. Perinciannya, harta tidak bergerak Rp. 14,96 miliar,
alat transpotasi dan mesin lainnya Rp. 3,93 miliar, harga bergerak lainnya Rp.
8,22 miliar, surat berharga Rp. 7,8 miliar, giro dan setara kas Rp. 2,76 miliar.
Lalu, ada juga sejumlah kendaraan yang dilaporkan. Di antaranya tergolong
mewah yakni Mercedes-Benz senilai Rp. 1,05 miliar, Mercedes-Benz senilai Rp.
500 juta dan Lexus senilai Rp. 1,1 miliar. Dalam catatan perjalanan imigrasi
tercatat, sang gubernur pergi ke Singapura hampir terjadi setiap bulan. Terakhir,
dia pergi tanggal 21 September 2013 lalu pulang empat hari kemudian. Sebulan
sebelumnya, Atut juga pernah ke Singapura selama tiga hari. Di bulan-bulan
sebelumnya, Atut juga kerap bolak balik ke Singapura. Dan dalam catatan Pusat
Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah
44Marwan Mas, “Meruntuhkan Dinasti Korupsi”, dalam http://daerah.sindonews.com
103
sering membeli barang mewah. Bahkan dalam satu transaksi ada yang mencapai
angka miliaran rupiah dan ratusan juta rupiah.45
Memang gaya hidup bermewah – mewahan yang ditampilkan oleh Ratu
Atut Chosiyah dan dugaan – dugaan korupsi yang menimpanya begitu sangat
kontras sekali dengan kemiskinan yang menimpa rakyat di daerah Banten, karena
sebagian besar masyarakat banten yang masih dibawah garis kemiskinan Seperti
yang dimuat oleh badan pusat statistik provinsi Banten menyebutkan jumlah
penduduk miskin pada Maret Maret 2013 mencapai 626.243 orang (5,74 persen),
naik dibandingkan dengan September 2012 sebesar 648.254 orang (5,71 persen).
Setelah santer terdengar dari berbagai dugaan kasus korupsi yang ada di
daerah Banten mulai timbul gerakan – gerakan yang menginginkan adanya
penanganan yang serius terhadap kasus kasus tersebut. Seperti yang diberitakan
oleh Republika mengenai digelarnya Kongres Rakyat Banten ke 2 pada Senin
(24/3).
“Ketua Pelaksana Kongres Rakyat Banten II Ade Mukhlas Syarif
mengatakan kongres rakyat Banten yang pertama dilakukan pada 5 Desember
1999 sebelum pembentukan Provinsi Banten pada 2000 lalu. Kongres rakyat
Banten II dilatarbelakangi dari akumulasi berbagai penyimpangan yang dilakukan
Pemerintahan Provinsi Banten saat ini. Ade mengatakan, terjadinya akumulasi
penyimpangan di Provinsi Banten yang saat ini terjadi disebabkan karena
45Rachmadin Ismail, “Catatan Menarik Tentang Harta dan Gaya Hidup Sang Ratu”,
dalam http://news.detik.com
104
lemahnya fungsi pengawasan fungsional, pengawasan lembaga politik yakni peran
DPRD serta lemahnya pengawasan dari masyarakat atau sosial kontrol”.
Media – media Tangerang yaitu daerah asal Ratu Atut Chosiyah juga ikut
menyoroti kasus dugaan korupsi yang menimpa gubernurnya. Beberapa media
tersebut adalah Koran Tangerang, Radar Banten, kabar6.com dan Koran Tangsel.
Media – media tersebut juga turut ambil dalam pemberitaan dugaan korupsi
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, pemberitaannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pemberitaan Media Kota Tangerang terkait Atut Chosiyah
Keberpihakan Media Judul Berita
Berpihak
Koran
Tangerang
Belum Ditempati, Interior Rumah Dinas
Gubernur Banten Senilai Rp 115.042.910
Hilang, Cari Pemimpin di Banten, Golkar
Gelar Musdalub Besok, DPRD Banten Ngebet
Ingiin Ketemu Mendagri, Usai Jenguk Suami,
Airin Menangis.
Netral
Radar
Banten
KPK Jerat Atut dan Wawan dengan Kasus
Korupsi baru, Fraksi PPP DPRD Banten
Dorong Atut Mundur, Jubir Atut: Ibu Sedang
Sakit Tidak lari.
Kritis
kabar6.com
Gubernur cantik Ini diperiksa KPK, Atut
Ditahan program bupati Zaki Terancam
Amburadul, Golkar Siapkan Wakil Gubernur
Banten, Mendagri Minta Atut Limpahkan
Tugas, Terkait Suap Pilkada Lebak KPK tahan
Atut,
105
Kritis
Koran
Tangsel
Jum’at Keramat Atut Chosiyah Ditahan KPK,
Rutan Pondok Bambu Kado Ahir Tahun Untuk
Sang Gubernur, Desak KPK Sejuta Tanda
Tangan Untuk Ratu, KPK Tangkap Adik
gubernur Banten atau Suami Walikota Tangsel,
Atut Jadi Tersangka, Warga Rela Gunduli Rambut.
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pandangan analisis wacana berita dalam teks merupakan penafsiran
yang berasal dari konseptualisasi penceritaan seorang penulis. Teks yang
dihasilkan dalam pembuatan suatu berita tak lepas dari penceritaan seorang
penulis, karena esensi dari sifat manusia adalah pencerita maka, teks berita yang
dihasilkan merupakan dasar keyakinan hasil pertimbangan akal, emosi, dan
estetika seorang penulis.
Teks Laporan Utama “Ratu Banten di Butik Hermes” ditemukan tematik
yang dikedepankan yaitu boros dengan uang Negara, skematik dalam berita yang
utuh dalam rangkaian laporan yang diterima yaitu Ratu Atut chosiyah sering
berplesir ke luar negeri dan membeli barang barang mewah kemudian terlacak
bahwa ia tersandung gratifikasi, sedangkan penakanan makna dalam teks di
latarbelakangi oleh laporan bukti transaksi uang di kartu kreditnya. Strategi
wartawan dalam ekspresi sikapnya mengungkapkan tagihan belanja dari Atut
Chosiyah di tahun 2012, 2013. Maksud yang menguntungkan komunikator adalah
fakta bahwa banyak transaksi yang terjadi di kartu kreditnya yang mencapai
ratusan juta, pra anggapan dalam mendukung makna teks adalah yang
membayarkan tagihan kartu kreditnya adalah orang lain (sogok), koherensi dalam
pertalian kalimat ada pada kalimat aneka transaksi yang mencurigakan terlacak di
kartu kredit Atut Chosiyah. Dalam pemilihan kata sebagai leksikon menggunakan
kata saban, sekali, kontras, melancong, memborong dan mewah. Grafis dalam
107
penekanan dan penonjolan berita menggunakan gambar Ratu Atut, Airin, Andika
dan rumah dan mobil yang menggambarkan kekayaaan. Metafora sebagai bumbu
berita digunakan kata menggunung pada kalimat “Royal belanja, tagihan kartu
kredit Atut menggunung tiap bulan”.
Dalam Penulisan pemberitaan Ratu Atut Chosiyah di majalah Tempo
tersebut tak lepas dari kognisi sosial dari penulis yaitu sebenarnya digunakan
untuk menjawab status yang diterima oleh Ratu Atut Chosiyah yang pada saat itu
belum jelas sebagai tersangka atau tidak, namun sudah banyak laporan yang
menyatakan ia terlibat di berbagai kasus, Tempo menganggap pemerintah lambat
dan akhirnya Tempo mengkostruksi teks pemberitaan yang menggambarkan
status Atut sebenarnya dengan menggambarkan wacana yang terjadi di
masyarakat. Dalam menanggapi kasus Ratu Atut Chosiyah tersebut majalah
Tempo berpegang teguh terhadap KPK dan tugas utama dari media yaitu sebagai
pengawas pemerintah, terutama dalam kasus korupsi.
Dalam konteks sosial terlihat beberapa keberpihakan dan kepentingan dari
beberapa koran dan media berita online di kota Tangerang, dari yang sangat kritik,
netral, dan berpihak seperti Koran Tangerang adalah yang berpihak karena dari
pemberitaannya tidak ada yang menyudutkan Ratu Atut Chosiyah, kemudian
Radar Banten menempatkan diri sebagai media yang netral dalam pemberitaan
yang dibuatnya meskipun ia memberitakan tetapi tidak ada kritik yang ditujukan
oleh Ratu Atut Chosiyah, lalu ada pula media yang mengkritisi yaitu Kabar6.com
dan Koran Tangsel karena dalam pemberitannya banyak mengkritik apa yang
dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah dan menyelidiki beberapa kejanggalan yang
108
ada di Tangerang. Berbagai pandangan agama –agama di Indonesia seperti Islam,
Kristen, Hindu dan Budha juga menolak adanya korupsi. Dalam pandangan Islam
memerangi korupsi adalah kewajiban agama yang wajib dilakukan umat Islam
baik secara individual maupun kolektif. Dalam bahasa agama Islam, korupsi
masuk dalam kategori kemungkaran yang harus diberhentikan oleh siapapun yang
menyaksikannya, kemudian dalam pandangan Kristen tindakan korupsi sering
tidak mempunyai “wujud” yang jelas, dalam arti siapa yang dirugikan dan uang
siapa yang diambilnya. Tetapi, walaupun si pelaku korupsi tidak melihat atau
tidak mau melihat dengan jelas siapa yang dirugikan oleh tindakannya, namun
dalam hatinya dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres: dia tidak berhak
mengambil sesuatu yang dia korupsi, karena memang bukan haknya. Ini bisa
dialami bila si pelaku mau mendengarkan bisikan suara hatinya, lalu dalam
pandangan Hindu kajian anti korupsi ini difokuskan kepada hati nurani. Hati
nurani yang di definisikan sebagai perasaan yang murni dan nurani itu sendiri
didefinisikan sebagai terang atau cahaya, maka tentunya setiap manusia akan
memilih perasaan yang murni itu dan tentunya juga akan mampu menjadi
penerang bagi kehidupan disekitarnya, dan dalam pandangan Budha dalam
memandang korupsi didasarkan pada kualitas batin manusia. Ketika seseorang
selalu puas dengan ketamakan dan kebodohan, maka ia senang melakukan mata
pencaharian dengan cara yang salah.
B. Saran
1. Saran Akademis
109
Diharapakan ada penelitian yang lebih mendalam terhadap kasus dugaan
korupsi yang menimpa Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, terutama penelitian
terhadap keluarga besar Atut yang diduga ikut terlibat dalam berbagai kasus –
kasus korupsi penyelewengan berbagai proyek di daerah Banten. Karena diduga
keluarganya melakukan politik dinasti sehingga membentuk suatu dinasti politik
yang digunakannya dalam menguasai berbagai proyek di Banten dan
memainkannya. Dengan melakukan penelitian tersebut diharapkan masyarakat
Banten menjadi lebih sejahtera.
2. Saran Praktis
Kepada para masyarakat dan pembaca Majalah Berita Mingguan Tempo
dalam memahami pemberitaan yang disajikan oleh media tersebut harus dapat
lebih kritis lagi memahami dan mengkomparasikan tentang wacana yang terjadi di
masyarakat dan penegak hukum. Tempo lebih mengembangkan investigative
report secara mendalam dan melakukan feature investigation dalam melakukan
pemberitaan. Diharapkan agar media lain juga dapat memberitakan dari sisi lain
secara lebih dalam agar informasi yang diperoleh dapat dikembangkan sehingga
menjadi bahan acuan pemerintah untuk menindak lebih tegas kasus yang
menimpa Ratu Atut Chosiyah tersebut.
110
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto Elvinaro, Komala Lukiati.(2007) Komunikasi Massa:Suatu
Pengantar.Jakarta:Simbiosa Rekatama Media.
Arifin,Zainal.(2004) Korupsi dalam perspektif agama-agama: panduan untuk
pemuka uma.Yogyakarta: LP3 UMY.
Bandara, Aris.(2013) Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapannya pada
Wacana Media.Jakarta: Kencana.
Bungin Burhan.(2008) Konstruksi Sosial Media Massa.Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Bungin, Burhan (2006) Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan (2007) Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan
diskursus teknologi komunikasi di masyarakat ). Jakarta: Kencana.
Doni Muhardiansyah,Aida Artna Zulaiha,Wahyu Dewantara Susilo,Annisa
Nugrahani,Fahrannia Imbrita,Baririoh Barid, I Gusti Ayu Nyoman Lia.(2010) Buku
Saku Memahami Gratifikasi.Jakarta:KPK.
Eriyanto (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik
Media.Yogyakarta: Lkis.
Eriyanto (2002). Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media.
Yogyakarta: LKiS.
Fidler, Roger (2003). Mediamorfosis.Yogyakarta: Bentang Budaya.
111
Jumroni, Suhaimi (2006). Metode-Metode Penelitian Komunikasi.Jakarta:
UIN Jakarta Press.
J.Baran Stanley, K.Davis Dennis.(2010) Teori Komunikasi Massa:
Dasar,Pergolakan,dan Masa Depan.Jakarta:Salemba Humanika.
Kusumaningrat, Hikmat(2006) PurnamaKusumaningrat,Jurnalistik Teori dan
Praktik.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Kutha, Ratna Nyoman.(2004) Teori,Metode, dan Teknik Penelitian Sastra
Dari Strukturalisme Hingga Postruktualisme Prespektif Wacana Naratif.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
McQuail, Denis (2011) Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba
Humanika.
Mohamad, Goenawan.(2007) Seandainya Saya Wartawan Tempo (edisi
revisi).Jakarta: Institut Tempo.
Moloeng Lexy. J.(2006) Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nurdjana, Igm.(2010) Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi
“Prespektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”.Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Purwoko,Herudjati.(2008) Discourses Analisis: Kajian Wacana bagi Semua
Orang.Jakarta:Indeks.
112
Siebert Fred S, Peterson Thedore dan Schramm Wilbur (1986). Empat Teori
Pers. Jakarta: PT Intermasa.
Suhandang, Kustadi.(2004) Pengantar Jurnalistik, Seputar Organisasi,
Produk, & kode etik.Bandung:Nuansa.
Sumadiria, Haris.(2006) Jurnalistik Indonesia menulis Berita dan feature
panduan praktis jurnalis professional.Bandung:Simbiosa Rekatama media.
Suryawati,Indah.(2011) Jurnalistik Suatu pengantar Teori dan
Praktik.Bogor:Ghalia Indonesia.
Sobur, Alex.(2006) Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya.
Schiffin, Deborah.(2007) Ancangan Kajian Wacana.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Sopian,Agus.dkk.(2009) Jurnalisme Sastrawi: Atologi Liputan Mendalam dan
Memikat.Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Tebba, Sudirman.(2005) Jurnalistik Baru.Ciputat:Kalam Indonesia.
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo
Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
Vivian, John.(2008) Teori Komunikasi Massa Edisi
Kedelapan.Jakarta:Kencana.
113
West Richard, H.Turner Lynn.(2008) Pengantar Teori Komunikasi : Teori
dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Humanika
MEDIA CETAK
Faiz N, Ayu Cipta. 2013. “Dinasti Atut Akan Runtuh”.Harian Tempo, 12
Oktober, 2013.
Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A.2013.” KPK
Bongkar Jaringan Suap Akil”.Harian Tempo, 4 Oktober, 2013.
Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina. “KPK Tangkap Tangan
Ketua Mahkamah Konstitusi”. Harian Tempo. 3 Oktober, 2013
MEDIA ONLINE
Nur Fatimah (2013). Penelitian Deskriptif. Dari
http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/, 19 Oktober 2013.
Sejarah PT. Tempo Inti Media. Dari http://korporat.tempo.co/, 1 Maret 2014.
Fachrul Khairuddin (2013). Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers -
Konflik dan Pembredelan Majalah Tempo. Dari http://jejaksejarah.weebly.com, 1
Maret 2014.
About Us, Dari http://karir.tempo.co/?mn=04, 11 Maret 2013.
Ana Shofiana Syatiri (2013). Dinasti Politik Ratu Atut Setelah Delapan Tahun
Berkuasa, Dari
http://nasional.kompas.com/read/xml/2013/12/18/0729208/Dinasti.Politik.Ratu.Atut.
Setelah.Delapan.Tahun.Berkuasa. 27 April 2014
Dani Wibowo (2013). KPK Tuntaskan Korupsi di Banten, Dari
http://nasional.kompas.com/read/xml/2013/10/07/2003040/KPK.Tuntaskan.Kasus.Ko
rupsi.di.Banten. 27 April 2014
114
Marwan Mas (2013). Meruntuhkan Dinasti Korupsi, Dari
http://seagames.sindonews.com/read/2013/12/24/18/819974/meruntuhkan-dinasti-
korupsi. 28 April 2014
Rachmadin Ismail (2013). Catatan Menarik Tentang Harta dan Gaya Hidup
Sang Ratu, dalam
http://news.detik.com/read/2013/12/18/064824/2444984/10/catatan-menarik-tentang-
harta-dan-gaya-hidup-sang-ratu. 28 April 2014
LAMPIRAN
Laporan Hasil Wawancara
Wawancara ini dilakukan oleh:
1. Mahasiswa
Nama : Asa Trifabasi
Tempat tanggal lahir : Sukoharjo, 22 Maret 1992
Jabatan :Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam
NIM : 1110051000040
2. Narasumber
Nama : Anton Septian
Jabatan : Staf Redaksi (Nasional)
Tanggal Wawancara : 21 April 2014
Tempat : Kantor Majalah Berita Mingguan Tempo, Jakarta.
Dengan laporan ini saya memohon kepada pihak Bagian Sekretariat Majalah Berita
Mingguan Tempo meminta surat lembar pernyataan bahwa saya telah melakukan wawancara
dengan Staf Redaksi (Nasional) Majalah Berita Mingguan Tempo Anton Septian untuk
memenuhi tugas skripsi saya yang berjudul “Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut
Chosiyah Pada Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 4 – 10 November 2013”.
Hasil Wawancara
1. Bagaimana kebijakan redaksi majalah Tempo dalam penentuan sebuah isu untuk
diberitakan? Melihat dari segi mana?
Jawaban:
Di dalam ilmu komunikasi secara umum ada yang disebut criteria layak berita seperti
magneto, kualitas dll, dan di tempo juga menggunakan prinsip – prinsip itu. mengenai
masalah majalah, media sekarang tidak dibagi menjadi media cetak, radio dan tv saja
tetapi berkembang menjadi online dan sebagainya yang sangat cepat terbitnya dalam
sehari bisa beberapa kali terbit dan biasanya memuat tentang berita peristiwa, namun
sedangkan majalah hanya terbit dalam mingguan maka dari itu majalah tidak
membicarakan peristiwa, maka dari itu majalah harus menulis sesuatu dibelakang
berita karena agar berita itu awet mempunyai masa umur yang panjang tidak seperti
peristiwa saja karena kalau peristiwa yang ditulis tidak akan dilihat oleh pembaca
karena berita tersebut pasti sudah kadaluarsa. Kemudian ketika memberitakan suatu
hal harus lebih dalam dan lebih rinci lagi mengenai peristiwa tersebut atau biasa
disebut history behind the news.
2. Siapa saja yang terlibat dalam penentuan pemberitaan yang akan tayang di majalah
Tempo?
Jawaban:
Seluruh staf Redaksi dan Editor terlibat dalam penentuan pemberitaan pada majalah
berita mingguan Tempo ini. Jadi dalam tempo polanya tidak top down Pimred yang
menentukan segalanya, namun prosesnya dari bawah ke atas untuk pemberitaan
sebuah berita.
3. Bagaimana pertimbangan Redaksi Majalah Tempo saat mengangkat isu Ratu Atut
Chosiyah?
Jawaban:
Berita atut memang berita yang sudah santer dan ada diberitakan di online, radio
maupun cetak, beritanya mengenai peristiwa keterlibatan Wawan, Atut dan
Keluarganya dalam suap MK dan dugaan korupsi dana BAKSOS serta korupsi alat
kesehatan di Tangerang Selatan, namun kita sebagai majalah Tempo harus menyorot
lebih dalam dan menggali lebih dalam lagi bagaimana dia terlibat dan bagaimana dia
korupsi dan sebagainya. kemudian itulah yang menjadi angle berbeda dari majalah,
karena masyarakat masih membutuhkan berita yang mendalam dari Atut tersebut.
Dan kemudian Atut adalah tokoh dan seseorang yang layak untuk diberitakan dari
segi manapun terutama ia adalah pejabat public jadi apapun masalah yang
menyangkut ia, berarti juga menyangkut kebutuhan orang banyak, karena yang
pertama ia dipilih oleh rakyat dan digaji oleh Negara sehingga pasti ada
konsekuensinya. Yang kedua karena factor magnitude keterlibatan Atut dalam kasus
Ketua MK dan Wawan adiknya, pada saat itu status peran Atut belum jelas tetapi
sudah mulai terdengar keterlibatan namanya, sehingga kami sebagai media tidak
hanya menadahkan tangan saja tetapi melakukan investigasi lebih jauh sehingga angle
yang diambil tidak hanya kasus tersebut tetapi bisa saja Atut korupsi tidak, atau
bagaimana gaya hidup Atut karena atut ini terdengar hidupnya bermewah – mewahan
namun sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat banten yang miskin
sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya. Dan ketika dicari kebenarannya
melalui jejak kartu kredit yang digunakannya dalam berbelanja ternyata dibayarkan
oleh orang lain.
4. Bagaimana alur peliputan, pelaporan dan pengolahan data seputar Ratu Atut Chosiyah
di Majalah Tempo?
Jawaban:
Dalam penentuan berita mempunyai proses yang panjang mulai dari rapat
kompartemen yaitu ditanya oleh redaktur pelaksana apa yang akan ditulis dan semua
melakukan usul tentang apa yang akan ditulis nantinya, kemudian dipilih satu tema
berita yang memenuhi criteria, setelah penentuan tersebut dibawa ke rapat
perencanaan besar yaitu rapat antar kompartemen dilakukan pengujian lagi apa yang
sudah diputuskan di rapat kompartemen di presentasikan lagi dan diberi masukan dari
tiap – tiap kompartemen. Kemudian setelah disetujui di rapat perencanaan besar baru
mulai mencari bahan selama dua hari, dan setelah selesai mencari bahan dilakukan
rapat checking yaitu dimana pengecekan bahan yang sudah ada memenuhi criteria
atau tidak dan juga di dalam rapat ini dipertimbangkan jika ada peristiwa baru yang
lebih menarik atau tidak yang dapat diberitakan. Kemudian dilajutkan rapat opini
yaitu ditentukan opini apa yang dimasukan dalam majalah. Setelah itu rapat checking
terakhir, dalam rapat tersebut dilakukan pengecekan terhadap bahan terakhir yang
terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya bahan yang kurang,
jika ada maka diilakukan penambahan bahan . Jadi dalam penentuan pemberitaan di
Tempo tidak ada satu tulisanpun yang ditentukan oleh seseorang atau pimpinan, jadi
semuanya berasal dari usulan dan ditentukan bersama saat rapat.
5. Apa saja hambatan yang muncul saat peliputan Ratu Atut Chosiyah?
Jawaban:
Yang paling susah dari menulis berita ini adalah bukan dari mecari data, tetapi
menghidupkan informasi yang kita peroleh, karena banyak sumber – sumber yang
mengetahui dan bercerita namun mereka memilih diam karena mereka takut dalam
menginformasikannya entah karena keselamatannya takut terancam atau sebagainya,
kedua adalah bagaimana berita Atut ini di konfirmasikan kembali ke Atut tersebut,
karena sebuah berita itu harus proposional dan berimbang ada cover both side nya,
jadi kalau yang ditulis tentang Atut nya terus menerus tanpa ada wawancara dari
Atutnya sendiri. Kesulitannya ketika kita berusaha untuk mewawancarai Atut itu
sangat susah, karena ketika kita datang kerumahnya tidak diperbolehkan masuk dan
rumahnya dijaga oleh banyak satpol pp, kemudian kita berusaha mengubungi
pengacara yang berjanji akan menghubungkan dengan Atut sendiri namun tidak ada
jawaban juga, setelah itu juga kita coba menghubungi orang dekatnya yang menurut
orang banten dihormati tetapi juga tidak bisa. Dan pada ahirnya kami hanya bisa
mengabil informasi dari adik Atut yaitu Tatu Chasanah.
“Bukan mencari informasi yang sulit tetapi mengkonfirmasi informasi yang sulit”
megggali informasi satu hal, mengkonfirmasi hal lain” .
6. Bagaimana respon pembaca setelah berita Ratu Atut tayang?
Jawaban:
Kalau respon pembaca saya kurang mengetahui karena saya belum pernah
menannyakannya dan itu harus ditanyakan ke pembaca sepertinya. Tetapi berita Atut
yang dimuat oleh Majalah Tempo ini sangat menarik dan melengkapi informasi dari
pembaca karena biasanya Atut diberitakannya terlibat kasus korupsi, politik dinasti
dan lain – lain namun belum ada yang memberitakan Atut dari gaya hidupnya.
7. Apakah ada resistensi pada kubu Ratu Atut Chosiyah dalam pemberitaan seputar gaya
hidup Ratu Atut Chosiyah ?
Jawaban:
Sejauh ini kita belum pernah mendapatkan complain atau surat keberatan maupun
tanggapan. Malah ketika berita itu terbit, kemudian berita tersebut menjadi
pembicaraan di luar diantara wartawan karena kasus Atut tersebut masih ramai
bergulir, justru wartawan local yang berada dibanten mendorstop atau mencegat Atut
dan bertanya apakah beliau demikian suka berpergian dan berbelanja ke luar negeri
dan sebagainya, dan Atut tidak mengelak dan menjawab apanya yang salah? Dia tidak
membantah dan menjawab saya dari dulu kaya dan saya keturunan pengusaha.
8. Bagaimana konteks social dan politik saat pemberitaan Ratu Atut Chosiyah di
Redaksi Majalah Tempo?
Jawaban:
Ketika pemberitaan Ratu Atut Chosiyah tersebut semua terjadi seperti biasa karena
kalau di Tempo dalam penentuan berita ketika rapat, asal datanya kuat dan
informasinya lengkap tidak ada alasan untuk tidak mendukung walaupun ada yang
tidak setuju sekalipun. Ketika ada yang menolak misalnya tidak ada alasan, itu tidak
akan diterima. begitupun ada yang usul tidak ada alasan akan ditolak pastinya. Dalam
pemuatan berita Atut Chosiyah ini ketika itu di Redaksi tidak ada hambatan semua
menilai bagus karena berita Atut itu saat itu sedang ramai dan Tempo memberitakan
dari segi yang berbeda yaitu dari gaya hidupnya.
9. Bagaimana Wacana yang dikembangkan oleh Majalah Tempo dalam pemberitaan
Ratu Atut Chosiyah? Lanjut lagi atau gimana selajutnya?
Jawaban:
Pada dasarnya kita menuliskan sesuatu berdasarkan informasi yang diperoleh, kalau
informasinya belum kita peroleh kita tidak akan menulis lagi. Tapi ketika tulisan itu
selesai belum tentu kita tidak menulis tentang itu lagi karena semuanya itu serba
berkembang, karena kita menulis bukan berdasarkan pesanan atau suruhan tetapi
berdasarkan informasi yang dimilki saat ini juga dan itu dikaitkan juga keadaan saat
itu juga yang sedang ramai kasus Atut dan kemudian kita menulis informasi tentang
itu dan kemudian klop. Dalam pemberitaan di majalah Tempo selalu menggambarkan
kemewahan yang ditampilkan oleh Ratu Atut Chosiyah mulai dari hobi plesiran ke
luar negeri, berbelanja barang – barang mewah maupun harta kekayaannya. Hal
tersebut untuk mengambarkan sisi lain dari pemberitaan laporan dugaan korupsi yang
menimpa Ratu Atut Chosiyah. Kalau kedepannya tidak menuntut kemungkinan kita
akan menulis tentang Atut lagi tetapi sesuai dengan informasi yang kita terima,
misalnya Atut tersebut kan belum disidang dan nanti ketika persidangan ini bisa saja
menjadi page kami dalam menulis berita tersebut.
10. Bagaimana posisi Tempo dalam memandang kasus korupsi?
Jawaban:
Korupsi telah menjadi konsen kita semua, kita meyakini bahwa Indonesia akan lebih
baik lagi apabila pejabat – pejabatnya tidak korupsi dan banyak lembaga lembaga
yang menyatakan bahwa tingkat korupsi kita itu masih tinggi. Dan penting bagi kita
untuk menyampaikan pesan – pesan anti korupsi dengan tujuan agar kita lebih baik
lagi. Kalau misalkan diberitakan itu membuat mata public terbuka akan kasus – kasus
tersebut. Dan kita sebagai media memang bertugas mengawasi, membongkar dan
mempublikasikan kasus – kasus korupsi yang ada.