disertasi program doktor penciptaan dan pengkajian seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/bab i.pdfsunda,...

22
i EKSPERIMENTASI RITME PILEMBURAN MELALUI WACANA ALIH WAHANA DALAM KARYA PAKUSARAKAN KURING DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia Yogyakarta Minat Utama Penciptaan Seni Pertunjukan Mohamad Rudiana NIM 1030050511 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

i

EKSPERIMENTASI RITME PILEMBURAN MELALUI

WACANA ALIH WAHANA

DALAM KARYA PAKUSARAKAN KURING

DISERTASI

Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Minat Utama Penciptaan Seni Pertunjukan

Mohamad Rudiana

NIM 1030050511

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2019

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 2: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

ii

EKSPERIMENTASI RITME PILEMBURAN MELALUI

WACANA ALIH WAHANA

DALAM KARYA PAKUSARAKAN KURING

DISERTASI Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam

Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni

Minat Utama Penciptaan Seni Karawitan

Pada Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Telah dipertahankan di Hadapan Panitia Ujian Doktor

Pada : Kamis

Tanggal : 31 Oktober 2019

Jam : 10.00 – 12.00 WIB

Oleh:

Mohamad Rudiana

NIM 1030050511

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2019

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 3: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

iii

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 4: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

iv

Naskah Disertasi ini telah melalui Ujian Tertutup

Pada Tanggal 31 Oktober 2019

Oleh:

PANITIA PENILAIAN UJIAN TERTUTUP

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

1.

Dr. Fortunata Tyasrinestu, M.Si

Ketua Penguji

2.

Profesor Dr. Djohan, M.Si Promotor

3.

Profesor Dr. Pande Made Sukerta, S.Kar,

M.Si

Kopromotor

4.

Dr. Royke Robby Koapaha, M.Sn Anggota

5.

Dr. St. Sunardi Anggota

6.

Dr.GR. Lono Lastoro Simatupang, M.A Anggota

7.

Dr. Suhendi Afryanto, S.Kar, M.M Anggota

Ditetapkan dengan Surat Tugas Ujian Tertutup,

Berdasarkan SK Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta

Nomor: 940/IT4.4/KP/2019

Tanggal: 23 Oktober 2019

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 5: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

v

P

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 6: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

vi

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Disertasi ini, belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

akademik di suatu perguruan tinggi manapun, dan belum pernah dipublikasikan.

Disertasi ini merupakan hasil penelitian/pengkajian yang didukung oleh berbagai

referensi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat pendapat yang ditulis, atau diterbitkan

orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini, dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Saya bertanggung jawab atas orisinalitas Disertasi, dan bersedia menerima sanksi

apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini.

Yogyakarta, 31 Oktober 2019

Yang membuat pernyataan

Mohamad Rudiana

NIM: 1030050511

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 7: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

vii

EKSPERIMENTASI RITME PILEMBURAN MELALUI

WACANA ALIH WAHANA

DALAM KARYA PAKUSARAKAN KURING

Pertanggungjawaban tertulis

Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia, Yogyakarta

Oleh Mohamad Rudiana

ABSTRAK

Penciptaan karya Pakusarakan Kuring (tanah kelahiran) ini dimaksudkan untuk menjawab

tantangan bagaimana melakukan pengembangan seni Karawitan dengan melakukan penelitian seni

budaya dan eksperimentasi ritme yang berasal dari bebunyian Pilemburan (desa). Bebunyian

Pilemburan mempunyai kekhasan dan berasal dari aktivitas sosial budaya masyarakat desa. Bebunyian

ini bisa saja berasal dari mainan anak, hingga alat pertukangan/ pertanian. Eksperimentasi ritme

dilakukan berdasar pertimbangan bahwa Karawitan sebagai seni tradisi mempunyai aturan kuat yang

biasanya disebut pakem, namun waditra (instrumen Karawitan) sebenarnya bisa dimainkan secara bebas

diluar pakem. Hal ini mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok musik (band) yang menggabungkan

instrumen musik dengan waditra, namun kelompok-kelompok ini memberlakukan waditra hanya

sebagai pengisi/penyerta tidak sebagai lead. Pakusarakan Kuring menggunakan hasil penelitian seni

budaya desa sebagai pertimbangan penyusunan dalam penciptaannya terutama pada pola pembagian

waktu dan nilai-nilai budaya desa.

Penciptaan karya ini bersumber pada konsep alih wahana dari yang lama menjadi wahana yang

baru, melalui eksplorasi elemen musikalnya. Alih wahana dalam karya ini dapat dilakukan karena

adanya hubungan antar media baik dalam artian sebagai alat ataupun gagasan.

Metode penelitian dalam penciptaan ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif

berdasarkan studi pustaka dan dioperasionalkan melalui metode eksperimen. Data-data yang

dikumpulkan terdiri dari pola ritme berbagai sumber bunyi baik yang konvensional maupun non

konvensional.

Pada kehidupan keseharian, masyarakat dusun Ciburulung masih menjalankan nilai-nilai tradisi

Sunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

dijadikan inspirasi dalam membuat bagian-bagian pada komposisi karya Pakusarakan Kuring (Bihari,

Kamari Kiwari). Kesenian desa yang ada biasanya dipagelarkan pada acara budaya yang berbasis

budaya pertanian. Bebunyian desa dapat dijadikan sumber ide terutama dipersoalan ritme pada bunyi

yang pada saat tahapan pembentukan dicoba untuk digantikan dengan padanan bunyi waditra, sehingga

mendapatkan kesan ritme karawitan yang baru.

Penciptaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa dalam mengembangkan seni karawitan dapat

menggunakan sumber bunyi dari apapun untuk pengelolaan ritme, sehingga dapat menjadi sebuah ritme

baru. Pakem seni tradisi bukan berarti dilupakan namun tetap dijadikan dasar untuk mempertimbangkan

kebaruan. Penciptaan yang berangkat dari kegelisahan (individual) dapat mendorong tumbuhnya

pemikiran kritis pada pencipta, sehingga memudahkan mencari padanan/ kesamaan dalam proses

penciptaan.

Kata kunci: Karawitan, waditra, pakem, eksperimentasi ritme, alih wahana

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 8: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

viii

PILEMBURAN RHYTHM EXPERIMENTATION THROUGH

MEDIA ADOPTION DISCOURSE

IN THE WORKS OF PAKUSARAKAN KURING

A Written Project Report

Postgraduate Program Indonesian Institute of the Arts, Yogyakarta

by Mohamad Rudiana

ABSTRACT

The creation of Pakusarakan Kuring (homeland) aims to answer the challenge on Karawitan art

development by conducting arts and cultural research and experimentation toward the rhythm which is

produced by Pilemburan (village) sounds. The sounds of Pilemburan are unique and highly related to

socio-cultural activities of the rural community. Those sounds could have come from children’s toys,

carpentry, or even agricultural equipment. Rhythm experimentation is based on the consideration that

despite Karawitan as a traditional art has some strict rules that is called as pakem, the waditra (musical

instrument of Karawitan) actually could be played freely out of the pakem. This condition encourages

the growth of musical groups or bands who assemble the musical instrument with waditra. However,

instead of being the lead instrument, waditra is used as the fill instrument. Pakusarakan Kuring uses

the result of art and cultural research on village as the arrangement consideration within the creation,

especially in terms of time division pattern and cultural value.

The creation of this work originates from the concept of adoption theory — from one media to

another media — through the exploration of musical element. The adoption within this work could be

performed due to the relationship among media both as instrument or ideas.

The research method in this musical work creation is held by using a qualitative approach based

on literature study and operationalized through the experimental method. The data collection consists

of rhythm patterns of various sound source both conventional and non conventional.

In their daily live, the people of Ciburulung still obey the values of Sundanese tradition, that is

reflected in many things — especially in time division. The time division of Sundanese tradition also

inspires the Pakusarakan Kuring musical works related to the parts of compositions, such as Bihari,

Kamari, and Kiwari. The rural cultural performance is usually conducted at an agricultural culture based

event. The rural sounds could be made as the resource of ideas, specifically to the rural sound rhythm

that is tried to be replaced by waditra in order to generate new karawitan rhythm.

The creation that has been done shows that in developing karawitan, in terms of rhythm

management, any sound resources could be used in order to creates new rhythm. Instead of disobey the

traditional art pakem, it should be threated as the basis of innovation. Creation process that departs from

individual anxiety, lead to the development of critical thinking to the creator and it makes easier to find

the similarities of the creation process.

Key words: Karawitan, waditra, pakem, rhythm experimentation, media adoption

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 9: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penciptaan dan penulisan

disertasi. Disertasi ini merupakan persyaratan mencapai derajat Doktor pada program

penciptaan dan pengkajian Seni di program Pascasarjana Institut Seni Indonesia

Yogyakarta. Proses penelitian disertasi dari awal sampai akhir penulis telah dibantu

oleh berbagai pihak.

Atas bantuan semua itu, dengan tulus dan Ikhlas disampaikan ucapan terima

kasih kepada promotor Prof. Dr.Djohan, MSi., dan kopromotor Prof. Dr. Pande Made

Sukerta, S,Kar., M.Si dengan kesabaran dan ketelitian beliau berdua telah memberikan

bimbingan, perhatian, saran, serta kontribusi yang sangat luar biasa untuk kelancaran

dan kesempurnaan penulisan disertasi ini. Para penguji ; Dr. Suhendi Afryanto, MM.,

Dr. Royke Bobby Koapaha, M.Sn., Dr. St.Sunardi., Dr. GR Lono Lastoro Simatupang,

MA. dan Dr. Prayanto Widyo Harsanto, M.Sn untuk semua masukannya. Ucapan

terima kasih disampaikan kepada: Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi Republik

Indonesia dan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Institut Seni Indonesia

Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan pada penulis untuk menempuh kuliah S3

di program Pascasarjana ISI Yogyakarta; Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum., selaku

Rektor ISI yogyakarta, Prof. Dr. Djohan, M.Si., selaku Direktur Pascasarjana ISI

Yogyakarta, dan Prof. M. Dwi Marianto, MFA., Ph.D. yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan Doktor di ISI Yogyakarta.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada: Dr. Fortunata

Tyasrinestu, M.Si., sebagai Ketua Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni

(S3), dan sebagai pembimbing akademik. Kepada para dosen yang telah memberikan

ilmu, pengetahuan dan wawasan yang sangat berharga di program Doktor ISI

Yogyakarta. Prof.Dr. Sumandiyo Hadi, SST.,SU., Dr. St. Sunardi dan, Prof. Dr.

Sugiyono.

Selanjutnya penulis sampaikan terima kasih kepada: Dr. Een Herdiani, M.Hum

(Rektor ISBI Bandung), Para Pembantu Rektor, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 10: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

x

Institut Seni Budaya Indonesia Bandung beserta para Pembantu Dekan, Ketua Prodi

Karawitan, rekan-rekan dosen. Kemudian kepada para kolega dan sahabat: Dwiki

Dharmawan, Nyak Ina Raseuki, Phd., Dr. Arthur S.Nalan M.Hum, Kawan-kawan Idea

Percussion, Krakatau Ethno, Dr. Asril, Deden Haerudin, M.Sen, Mas Syamsul Barry,

M.Hum, Rusman Nurdin, M.Sen yang selalu membantu dan memberi semangat. Juga

secara khusus teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Doktor Penciptaan dan

Pengkajian Angkatan 2010 di ISI Yogya.

Kepada keluarga tercinta; Mia Sumiarti, selaku istri, Kinanti Putri Rudiana dan

Kayla Lugina Rudiana selaku anak, Adang Supriatna, Engkur Karminah (alh.), Yayah

Rokayah, keluarga besar Gugum Gumbira, Guswari Miarta (alm) dan Ibu Aam

Mariam selaku orang tua, adik-adik; Agung Subagja, Ita, Yusi Fitriana, Ema Purnama,

Boy Anugrah, Gelar Merin, dan Widi diucapkan terima kasih untuk motivasi,

dorongan, semangat, doa, serta pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata kepada semua pihak yang tidak dapat disebut namanya satu persatu,

terima kasih yang yang tak terhingga penulis sampaikan. Semoga Allah SWT Tuhan

Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada kita semua.

Semoga disertasi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya seni.

Yogyakarta, 31 Oktober 2019

Mohamad Rudiana

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 11: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan iii

PERNYATAAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penciptaan 1

B. Rumusan Masalah Penciptaan 7

C. Pertanyaan Penelitian 8

D. Tujuan dan Manfaat Penciptaan 8

1. Tujuan 8

2. Manfaat 9

II. KAJIAN SUMBER DAN KARYA

A. Kajian Sumber 10

1. Budaya Sunda 11

2. Seni Tradisi Sunda dan Perubahan 15

3. Musik Tradisi dalam Wacana World Music 26

B. Karya-karya Terdahulu 29

1. Ritme Sawah 29

2. Genjring Party 33

3. 6/8 With Steve Thornton’s Afro Asia 38

III. METODE/PROSES PENCIPTAAN

A. Pengumpulan Data 42

B. Pengolahan Data 44

C. Pembentukan 46

1. Eksperimentasi 46

2. Realisasi Konsep dan Penyelesaian 60

IV. HASIL, ANALISIS DAN SINTESIS

A. Hasil 62

1. Konsepsi Waktu 62

2. Tradisi Desa 62

B. Analisis 68

1. Bihari 68

2. Kamari 80

3. Kiwari 81

C. Sintesis 87

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 98

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 12: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

xii

B. Saran

99

DAFTAR PUSTAKA 101

GLOSARIUM 105

LAMPIRAN

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 13: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kentrung Lisung yang merupakan pengembangan dari kesenian

Tutunggulan di Ciburulung,

47

Gambar 2. Tepak Cai, yang merupakan pengembangan dari Icikibung,

latihan ujicoba dilakukan di sungai Cipedes, Ciburulung,

49

Gambar 3. Terebang, Lokasi Dusun Ciburulung,

50

Gambar 4. Gombreng Kaleng yang merupakan pengembangan dari Musik

Kaleng, latihan ujicoba untuk iklan Coca Cola.

52

Gambar 5. Bedug Ceuli pada saat latihan di Bandung

54

Gambar 6. Kolaborasi Kendang Piano

55

Gambar 7. Kolaborasi Kendang Drum

56

Gambar 8. Kolaborasi Kendang Vokal

57

Gambar 9. Kokoprak dan Pancurendang,

65

Gambar 10. Hajat Lembur salah satu tradisi yang masih dilakukan masyarakat

di Ciburulung,

67

Gambar 11. Tutunggulan di Ciburulung,

68

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 14: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penciptaan

Pada penciptaan karya seni, ingatan akan masa lalu merupakan hal yang dapat

mendukung lahirnya sebuah ide atau gagasan. Ingatan itu bisa saja merupakan sebuah

suasana di kampung halaman masa lalu dan keindahan alamnya, hingga masa kini

ketika sawah sudah berubah menjadi perumahan. Suasana pilemburan

(perkampungan) di masa lalu yang sangat berbeda dengan masa kini bisa memberikan

nuansa dalam ide dan gagasan.

Selain ingatan masa lalu munculnya gagasan membuat karya pada penciptaan ini

terjadi sebagai akibat munculnya beberapa gejala dalam perkembangan seni karawitan

Sunda (terutama perkusi) yang muncul dalam waktu yang lama selama bertahun-

tahun. Sebagai titik awal ialah sulitnya para pangrawit membuka diri atau melepaskan

diri dari pakem tradisional dalam karawitan Sunda, perkembangan musik (semisal

Jazz) yang mulai banyak menggunakan instrumen musik tradisi, minimnya buku-buku

atau tulisan diseputar perkembangan karawitan dan pertanyaan-pertanyaan spontan

yang ada pada bidang penciptaan karya. Kesemuanya akan dijelaskan di bawah ini.

Penulis berasal dari Dusun Ciburulung, Desa Sukatani, Kecamatan Tanjung

Medar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, merupakan anak yang dilahirkan dari

keluarga pecinta kesenian tradisional, mendengarkan musik-musik tradisi, baik dari

siaran radio, kaset maupun menonton pertunjukan kesenian tradisi seperti Bangreng,

Kliningan, Wayang Golek dan lain-lain adalah hal yang biasa. Pada masa kecil jika

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 15: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

2

menonton pertunjukkan selalu memilih duduk di panggung menyatu dengan para

pangrawit terutama dekat pemain kendang, sehingga dengan leluasa dapat

memperhatikan permainannya. Kesukaan ini menyebabkan orang tua menjuluki

penulis dengan istilah gungclo (di mana ada bunyi gung atau bunyi gong, di situ clo

atau sudah berada). Sejak usia 6 tahun (kelas I SD Sukatani) penulis sudah mampu

memainkan kendang dan tergabung dalam kelompok gamelan anak-anak. Kelompok

kesenian ini biasa dipanggil untuk pentas pada acara Samenan (kenaikan kelas) di

sekolah-sekolah lain di sekitar Kecamatan Tanjung Kerta dan Tanjung Medar serta

acara-acara hajatan warga. Saat memainkan kendang pun masih dilahun (duduk di

pangkuan seseorang) karena tangan belum dapat menjangkau kendang bagian atas dan

bawah.

Kesukaan memainkan kendang ini juga tidak terlepas dari banyaknya permainan

bunyi-bunyian yang biasa dimainkan oleh anak-anak di kampung ini. Permainan

favorit yang dimainkan ialah melompat dari pohon ke sungai, bermain icikibung

(permainan yang dilakukan di air dengan cara memukulkan dan menyodokan telapak

tangan pada permukaan air, dengan teknik tertentu sehingga menghasilkan bunyi cik-

pak-cik-bung). Permainan ini menghasilkan bunyi yang nyaring sehingga dapat

terdengar sampai ke tengah kampung atau dapat terdengar hingga jarak 500 meter.

Permainan yang menghasilkan bunyian lainnya adalah bermain kentongan dan

tutunggulan (permainan yang mempergunakan alu dan lesung) permainan ini biasa

dilakukan pada saat ngabungbang (saat bulan purnama) dan syukuran hajat lembur

(syukuran kampung).

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 16: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

3

Pendidikan bagi masyarakat Dusun Ciburulung merupakan hal yang penting,

karena memberi nilai prestise tersendiri bagi keluarga jika ada anaknya yang mendapat

gelar setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, namun belajar seni hingga perguruan

tinggi dianggap sebuah keanehan bagi masyarakat di kampung tersebut.

Secara realitas anggapan tersebut memang sangat beralasan karena di kalangan

masyarakat Sunda panggilan kepada seseorang yang berprofesi sebagai seniman

tradisi baik sebagai pemain musik (pangrawit) maupun penari hanya dibandrol dengan

sebutan tukang (contoh: tukang kendang, tukang rebab, tukang gong, tukang kacapi,

tukang nari dan yang lainnya). Padahal tukang, hampir sama derajatnya dengan kuli

kasar seperti: tukang tembok, tukang sapu (nyapu), tukang kayu, tukang macul, tukang

ngamen (pengamen), dan celakanya lagi istilah tukang di sini seakan-akan sudah

menjadi konvensi bahwa untuk menjadi tukang tidak harus melalui jenjang pendidikan

formal apalagi sampai harus kuliah tinggi-tinggi.

Namun demikian semangat atau spirit seni tersimpan dalam kehidupan

masyarakat pada kegiatan sehari-hari dan dilakukan dengan baik dan bersahaja.

Masyarakat Ciburulung melakukan ‘kegiatan berkesenian’ dengan bersahaja,

diwariskan secara turun-temurun pada generasi berikutnya dan dilakukan di rumah-

rumah yang sederhana.

Budaya Sunda terdapat berbagai fenomena kultural yang hidup dan berkembang

dalam tatanan kehidupan masyarakat. Misalnya; falsafah orang Sunda, sistem

kekerabatan, pembagian waktu dalam kosmologi Sunda, cara bercocok tanam,

pantrangan atau larangan, siklus kehidupan dan lain-lain. Falsafah Sunda mengatakan

”Lemah cai geusan ngajadi” artinya tanah kelahiran yang telah menjadikan diri hingga

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 17: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

4

saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Peristiwa masa lalu di

Ciburulung inilah yang kemudian memberikan motivasi dan inspirasi pada penulis

bahwa masih banyak konsepsi seni tersimpan dalam keseharian dapat di eksplorasi

untuk berkarya. Penjabaran di atas menunjukkan masih banyak terkandungnya

konsepsi seni di kampung yang memungkinkan untuk dibuat suatu model (pakem

alternatif) sebagai salah satu pertimbangan dipilihnya usaha kembali ke kampung

halaman untuk diimplementasikan dalam karya ini.

Karawitan sebagai seni tradisi hingga saat ini masih digemari masyarakat, namun

secara umum selalu dianggap kuno, namun pada perkembangan sekarang mulai

banyak grup musik yang menggunakan instrumen karawitan tradisi sebagai instrumen

musik di kelompoknya. Pada konteks keberadaannya di dalam masyarakat sekarang,

seni tradisi dihadapkan semacam paradoks. Di satu pihak, untuk bertahan hidup

membutuhkan daya tarik dan pesona, berupa inovasi-inovasi kreativitas yang

bersumber dari tradisi itu sendiri; di pihak lain, melakukan perubahan dan inovasi dari

tradisi sama artinya dengan menghapus tradisi itu sendiri, karena tradisi tidak

mentolelir transformasi.

Pengalaman penulis setelah hampir duapuluh satu tahun bergabung dengan

Krakatau sebagai pemain kendang, telah mengikuti beberapa festival seperti: Java

Jazz, Jak jazz, Asean Jazz, North Sea Jazz Fest (Belanda), Montreux (Swizterland),

Umbria Jazz Festival (Italy), Viena Jazz Festival (Viena) memberikan suatu

pemahaman baru bahwa pemahaman seni tradisi adalah kuno karena tidak bisa

berkembang namun bisa saja diposisikan bukan pada konteks pemikiran tradisional

dikarenakan mempunyai jarak dari teritorial asalnya. Hampir pada banyak festival Jazz

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 18: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

5

yang telah diikuti selalu mempunyai kecenderungan proses kombinasi baru antarseni

tradisi dengan seni tradisi yang lain dan juga seni modern (semisal pada Krakatau Band

yang menggabungkan instrumen gamelan, instrumen tradisi lainnya dan instrumen

musik modern). Festival-festival ini menumbuhkan pemahaman tentang

kecenderungan seni yang menghargai kembali heterogenitas, fragmentasi dan

pluralitas budaya, termasuk peluang-peluang bagi pengembang seni tradisi yang

sebelumnya bukan berada di dalam wacana modernisme. Musik berjenis ini tidak lagi

berada di ranah seni tradisi dan bukan juga di ranah seni modern namun telah

melunturkan sekat pembatasnya.

Minat dan antusias masyarakat luas pada penyelenggaraan festival maupun

workshop menunjukkan terbukanya pemikiran untuk menerima hal-hal kontradiktif

tradisi dan modern dengan tumbuhnya cara pemahaman baru sehingga membuka

berbagai bentuk tafsiran dan permainan bebas.

Gejala-gejala ini memunculkan keinginan untuk lebih melibatkan konsepsi-

konsepsi seni (bunyian) yang ada di desa secara intens dalam membuat karya, daripada

yang selama ini dilakukan berupa sekedar menampilkannya sebagai sebuah tematik

musik (progamma). Konsekwensinya diperlukan waktu yang khusus untuk

mempelajarinya. Keinginan ini memunculkan gagasan untuk membuat sistem yang

membebaskan instrumen tradisi dari pakem-pakem tradisi yang mengekangnya,

setelah itu baru berkarya di atasnya. Pertimbangannya dengan cara ini pembentukan

konsep akan terfokus, selain itu akan lebih memperoleh temuan-temuan baru yang

lebih mendasar ketimbang hanya menggunakan atau menggabungkan instrumen

tradisi dan modern seperti yang selama ini telah penulis lakukan.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 19: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

6

Gagasan ini sudah tentu memiliki resiko seperti menghilangnya pakem atau aturan

yang sudah ada menjadi bebas bahkan liar, oleh karena itu ingatan di masa lalu tentang

bunyi-bunyian (permainan atau peralatan yang menghasilkan bunyi) yang berada di

pedesaan, konsepsi kesenian-kesenian yang ada itu akan diteliti guna mereduksinya.

Gagasan ini juga sangat berkaitan dengan kebidangan penulis, yaitu perkusi tradisi

(mayor kendang) dalam karawitan Sunda. Hampir dalam kesenian tradisi Sunda yang

menggunakan musik karawitan didominasi oleh kendang (perkusi). Selain itu pada

hampir semua pertunjukan tradisi Sunda, seorang pemain kendang juga harus dapat

melakukan improvisasi seperti membuat bunyi mengikuti gerak penari ataupun

membuat bunyi yang merespon suatu perkataan dalam pertunjukan Wayang Golek

maupun sandiwara.

Maraknya digunakan instrumen tradisi pada beberapa grup musik, sudah menjadi

bagian kesenian masyarakat di Indonesia. Pada beberapa siaran televisi nasional ada

banyak acara yang menggunakan musik semacam itu. Bahkan di beberapa daerah pada

acara keseniannya sering dipertunjukan. Gejala ini memunculkan pertanyaan, apa

kiranya aspek yang masih bisa dikembangkan dari karawitan khususnya Sunda?

Penelusuran kemungkinan-kemungkinan aspek yang akan dikembangkan ini menjadi

bagian penelitian awal, termasuk menelusuri naskah-naskah penelitian yang berkait

dan karya-karya yang telah diciptakan penulis.

Persoalan lain yang menjadi berkait dengan penciptaan ini adalah konsep tradisi

dan modern yang berkembang. Mengembangkan terlebih mengubah sama dengan

meninggalkan tradisi. Para ahli kesenian tradisi banyak melakukan kegiatan

revitalisasi terhadap suatu cabang seni tradisi yang dianggap telah atau akan punah.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 20: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

7

Karya yang diciptakan pada Tugas Akhir ini bukan persoalan revitalisasi, tetapi

menciptakan suatu karya dengan menempatkan instrumen musik tradisi hanya sebagai

instrumen musik. Tradisi tidak lagi diposisikan sebagai kegiatan reproduksi atau

repetisi namun sebagai produksi. Tradisi sebagai repetisi mungkin hanya dipahami di

dalam masyarakat tradisional itu sendiri yang tidak mempunyai konsep tentang

perubahan, transformasi dan masa depan, dengan mengulang-ulang warisan-warisan

masa lalu.

Pemikiran dan gagasan di atas kemudian dijadikan dasar konsep penciptaan karya

Pakusarakan Kuring (asal kelahiran). Asal kelahiran yang dimaksud bukan bertujuan

untuk sebuah klangenan tetapi dapat diartikan sebagai upaya pengembangan spirit

kreativitas. Pakem tradisional, non pakem pada seni tradisi, diterimanya pemikiran

kontradiktif, dan beragam kombinasi seni (tradisi dan modern) menjadi suatu bentukan

dalam konsep Pakusarakan Kuring. Konsep Pakusarakan Kuring juga terinspirasi dari

petuah-petuah Sunda Kuno semisal: Satungtung neangan wetan kulon deui kulon deui,

satungtung neangan kulon wetan deui wetan deui 1(sejauh-jauh pergi ke timur akan

ketemu barat lagi barat lagi, sejauh-jauh pergi ke barat akan bertemu timur lagi timur

lagi).

B. Rumusan Masalah Penciptaan

Seni Karawitan Sunda memiliki ciri, pakem yang memiliki tradisi panjang. Namun

demikian aturan-aturan tersebut tidak selalu hanya berkutat pada revitalisasi karena

1 Ungkapan ini dituliskan pertama kali oleh R.H. Mustapa dalam buku Bab Adat-adat Urang Priangan Jeung

Urang Sunda Lian ti Eta yang pernah diterbitkan pada tahun 1913 oleh kantor Cetak Kanjeng Gupernemen Batavia.

Buku ini kemudian disadur dalam bahasa Indonesia oleh Maryati Sastrawijaya, Adat Istiadat Sunda, Penerbit

Alumni, Bandung tahun 2002.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 21: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

8

bukan pula semata-mata reproduksi. Dalam penelitian ini seni Karawitan Sunda

diposisikan sebagai produksi terutama dengan melakukan eksperimentasi pada elemen

pola ritmenya sebagai konsep dalam penciptaan karya baru.

C. Pertanyaan Penciptaan

1. Bagaimana menciptakan karya seni karawitan baru terlepas dari aturan tradisi

(pakem) dengan mempertimbangkan kebebasan waditra.

2. Apa yang perlu diperhatikan dalam eksperimentasi karya baru menggunakan

sumber ide dari pola ritme Karawitan Sunda.

3. Bagaimana mengembangkan kreativitas dengan mempertimbangkan perubahan

kontradiktif, intertekstualitas, dan hibriditas tanpa menekankan pada repetisi dan

reproduksi.

D. Tujuan dan Manfaat Penciptaan

1. Tujuan

a) Membuat suatu kreativitas dalam memainkan waditra (instrumen) dengan bebas

menyesuaikan dengan karakter waditra.

b) Membuat suatu kreativitas dalam seni karawitan terutama yang bersumber dari

kehidupan sosial budaya pedesaan dengan membuat kajian yang mendalam dari

beberapa sumber yang berkaitan.

c) Mengembangkan kreativitas penciptaan seni tradisi (khususnya Karawitan) yang

mempertimbangkan nilai-nilai kebaruan (novelty) dan menjadi media ekspresi

pembuatnya.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

Page 22: DISERTASI Program Doktor Penciptaan dan Pengkajian Seni ...digilib.isi.ac.id/5653/1/BAB I.pdfSunda, yang tercermin dibanyak hal terutama pada pembagian waktu. Pembagian waktu ini kemudian

9

2. Manfaat

a) Manfaat untuk pendidikan, pembuatan karya ini memiliki cara tersendiri dan khas

sehingga dapat dijadikan model acuan mengajar dalam bidang ilmu penciptaan

seni yang bersumber dari seni tradisi.

b) Manfaat untuk penggiat musik, penciptaan ini dapat menjadi perangsang dalam

membuat karya dengan memanfaatkan kekayaan musik tradisi dalam model dan

bentuk yang baru.

c) Manfaat untuk perkembangan musik, karya ini dapat memberi pola pandang baru

wacana musik Indonesia terhadap musik yang berasal dari pengembangan seni

tradisi sehingga kedudukan antara musik tradisi dan non tradisi menjadi sama.

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA