disertasi kajian implikasi lingkungan pemanfaatan

34
Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN TUMBUHAN Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch UNTUK BAHAN OBAT TRADISIONAL (Studi kasus di desa Blumah Plantungan Kendal) Oleh : Lianah PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2 0 1 3

Upload: hatuyen

Post on 08-Feb-2017

258 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

Disertasi

KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

TUMBUHAN Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume)

Planch

UNTUK BAHAN OBAT TRADISIONAL

(Studi kasus di desa Blumah Plantungan Kendal)

Oleh : Lianah

PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2 0 1 3

Page 2: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

ii

KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN TUMBUHAN

Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch

UNTUK OBAT TRADISIONAL

(STUDI KASUS DI DESA BLUMAH PLANTUNGAN KENDAL)

Disertasi

Untuk Penilaian Ujian Terbuka

Untuk dipertahankan dihadapan

Para Penguji Program Doktor Ilmu Lingkungan

Pada 23 Agustus 2013, Jam 09.00 WIB

Oleh : Lianah

NIM : L5K008007

Page 3: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Disertasi

KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN TUMBUHAN WALIKADEP / Tetrastigma glabratum (Blume) Planch

UNTUK BAHAN OBAT TRADISIONAL (STUDI KASUS DI DESA BLUMAH PLANTUNGAN KENDAL)

Semarang,

23 Agustus 2013

Promotor

Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS

Tanggal .....................................

Co-Promotor I

Dr. Henna Rya Sunoko, MES

Tanggal ....................................

Co-Promotor II

Dr. Munifatul Izzati,M.Sc

Tanggal ................................

Mengetahui :

Promotor/Ketua Program Doktor Ilmu LingkunganProgram Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Prof.Dr, Ir. Purwanto, DEA

NIP. 19611228 1986023 1 0044

Page 4: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

iv

Jadilah pelopor kehidupan berkualitas, pejuang kemajuan

dan anti kemunduran mereka itulah yang disebut sebagai orang-orang sukses

(Quran.3:104)

Q.S. Ar Rum ayat 41:

. یرجعون ظھر الفساد في البر والبحر بما كسبت أیدي الناس لیذیقھم بعض الذي عملوا لعلھم

Artinya : Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Q.S. Al A'raf ayat 179:

نس لھم قلوب ال یفقھون بھا ولھم أعین ال یبصرون بھا ولھم آذان ال ولقد ذرأنا لجھنم كثیرا من الجن واإل

أولئك ھم الغافلون یسمعون بھا أولئك كاألنعام بل ھم أضل

Artinya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari

jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk

memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka

mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).

Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah

orang-orang yang lalai.

Dipersembahkan kepada :

Almarhum Orangtuaku tercinta, H.M. Soekaemi , alm. & Hj. Maemunah Djikronah, alm.

Suamiku, Arief Kuswanto

Adik- adikku tercinta: Maskur, Subur, Fatkul, Siti, dan Solikhul

Anak-anakku tersayang: Evie, Irul, Hanif, Halim, Taufik, Haris dan Birin

Page 5: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

v

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul : “Kajian Implikasi

Lingkungan Pemanfaatan Tumbuhan walikadep/Tetrastigma glabratum(Blume)

Planch untuk Bahan Obat Tradisional (Studi Kasus Di Desa Blumah)“ adalah karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing guna memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Semarang.

Semua informasi pada bagian-bagian tertentu yang saya kutip dari hasil karya penulis atau

penelitilain,telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai etika penulisan karya ilmiah. Jika

terdapat atau ditemukan dalam disertasi ini tulisan atau kutipan karya orang lain, saya

bersedia bertanggung jawab.

Semarang, Agustus 2013

Lianah

L5K008007

Page 6: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji

bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam bagi junjungan kita nabi Muhammad

SAW, keluarganya, beserta sahabatnya. Hanya atas ridho Allah Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang yang telah memberi kekuatan kepada saya dalam menyelesaikan

disertasi ini.

Atas dukungan berbagai pihak, saya dapat menyelesaikan disertasi ini. Oleh

karenanya, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D., sebagai Guru Besar pada ilmu

sosial dan politik Universitas Diponegoro sekaligus sebagai Ketua Program Doktor Ilmu

Lingkungan Universitas Diponegoro periode 2008-2011 dan saat ini menjabat Rektor

Universitas Diponegoro, yang telah menerima penulis pada Program Doktor Ilmu

Lingkungan dan bersedia sebagai promotor. Namun oleh karena kesibukan beliau

akhirnya dilimpahkan kepada Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS.

Ucapan terima kasih pada Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS, yang telah

berkenan sebagai Promotor, telah memberi bimbingan dan arahan dengan sangat sabar

dan memberi semangat untuk segera menyelesaikan studi S3 di program Doktor Ilmu

Lingkungan Universitas Diponegoro.

Prof. Dr. dr. Anis, M.Kes, PKK, sebagai Direktur Pascasarjana Universitas

Diponegoro yang telah menerima saya sebagai mahasiswa dan telah mengijinkan untuk

mendapatkan dana penelitian dari DP2M Dikti.

Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA, sebagai ketua Program Ilmu Lingkungan yang telah

memberikan arahan dan semangat untuk segera menyelesaikan studi di program Doktor

Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro.

Page 7: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

vii

Dr. Henna Rya Sunoko, Apt, MES, sekretaris Program Doktor Ilmu Lingkungan

Universitas Diponegoro sekaligus Co-Promotor I, yang telah memberikan bimbingan,

dukungan, arahan, dan semangat sejak pertama kali berjumpa di Universitas ini. Atas

rekomendasi beliau pulalah saya mendapatkan dana penelitian dari awal hingga akhir

dalam penyelesaian disertasi ini. Dr. Munifatul Izzati, M.Si, dosen Fakultas Biologi, yang

berkenan menjadi Co-Promotor 2, yang telah memberi bimbingan dengan penuh

keikhlasannya disela-sela kesibukannya sebagai Ketua Jurusan biologi Universitas

Diponegoro.

Prof. Dr. Ibnu Hajar, mantan dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

yang telah memberi ijin saya untuk melanjutkan studi pada Program Doktor Ilmu

Lingkungan Universitas Diponegoro. Prof. Dr. Abdul Djamil, mantan rektor IAIN

Walisongo Semarang, dan yang telah mengijinkan saya untuk melanjutkan studi S3 dan

mendorong serta menyemangati saya agar menyelesaikan studi tepat waktu. Prof Dr.

Muhibbin, M Ag, mantan Pembantu Rektor I yang sekarang menjabat Rektor IAIN

Walisongo Semarang, yang telah memberikan arahan dan dorongan untuk segera

menyelesaikan disertasi ini.

Prof. Dr. Sri Mulyani ES, M.Pd, Guru Besar dalam bidang Pendidikan

Lingkungan dari Universitas Negeri Semarang, yang telah berkenan menjadi penguji

luar dan memberikan arahan serta dukungannya dalam penyelesaian disertasi ini.

Dr. Jafron W. Hidayat, M.Sc, dosen Fakultas Sain Teknologi jurusan Biologi,

Universitas Diponegoro.yang berkenan menjadi penguji di bidang Biologi yang telah

memberi kritik saran yang membangun.

Prof. Dr. Purwadi, Guru Besar dalam bidang Pendidikan Kimia dari Universitas

Negeri Semarang dan mantan Kaprodi S2 Pendidikan IPA Universitas Negeri Semarang

yang telah merekomendasikan saya untuk melanjutkan studi pada Program Doktor Ilmu

Lingkungan Universitas Diponegoro dan selalu mendorong serta memberi semangat

untuk menyelesaikan disertasi ini.

Page 8: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

viii

Prof. Ahmad Binadja, Ph.D. Apt, mantan sekretaris prodi Pendidikan IPA bervisi

SETS, yang telah merekomendasikan saya untuk melanjutkan studi di Universitas

Diponegoro serta memberi semangat dan motivasinya.

Kepala Administratur Perum Perhutani / KKPH Kedu Utara bapak Ir. Agus

Ruhiyana, M.Si yang telah memberi ijin untuk melakukan survey dan pengambilan data

di Hutan Lindung Gunung Prau mulai tahun 2009-2011.

Kepala Biro SDM &Umum Perum Perhutani (Perusahaan Umum Kehutanan

Negara) Unit Jawa Tengah bapak Ir. Wibowo Hadi, H.S, yang telah menyetujui

permohonan penelitian dalam rangka penyusunan disertasi ini.

Kepala Badan Kesbangpol dan Limas Propensi Jawa Tengah Ub Kepala Bidang

Ketahan Bangsa , bapak Drs. FX. Isyanto, yang telah memberikan rekomendasi Survey /

Riset di Perum Perhutani Unit JawaTengah.

Kepala Kebun Raya Bogor, Ub Kepala pusat herbarium yang telah membantu

identifikasi tumbuhan walikadep (Tetrastigma glabratum).

Kepala Kebun Raya Cibodas yang telah membantu memberi data keberadaan

tumbuhan Walikadep/Tetrastigma glabratum.

Teman- teman sejawat, seluruh staf pengajar, dan staf administrasi Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang yang memberi motivasi dan memfasilitasi peneliti dalam

penelitian. Seluruh staf pengajar Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro

yang telah memberikan bimbingan belajar serta masukan- masukan yang sangat berharga

untuk penyelesaian disertasi ini.

Ibu Maulita, Kaprodi dan Ketua Laboraturiom Fakultas Farmasi Universitas Wahid

Hasyim, yang telah membantu dalam uji obat stimulansia. Bapak Muradi selaku kepala desa

Blumah yang telah memberi ijin untuk tinggal di desa Blumah selama penelitian serta

membantu memberikan data profil desa.

Bapak Rahmad Hadiwijoyo, Direktur RMI yang telah berkenan membantu dan

mendukung sehingga ujian promosi doktor ini dapat berlangsung. Semoga Allah

menambahkan kemudahan dan kebaikan dalam segala hal.

Page 9: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

ix

Almarhum Bapak Kyai Solikin dan keluarga yang telah banyak membantu peneliti

mulai dari awal survey hingga berhasil menemukan lokasi tumbuhan walikdep di dalam

Hutan Lindung Gunung Prau. Berkat beliau, peneliti dapat melakukan konservasi penanaman

stek secara ex- situ disebelah rumahnya. Ketika penelitian ini belum selesai, Allah

menghendaki beliau dipanggil menghadap Al Kholik Allah SWT. Semoga Allah mengampuni

dosa-dosanya dan memberi pahala dari amal sholehnya. Selanjutnya, peneliti mengucapkan

terima kasih setinggi-tingginya kepada Mas Din yang merupakan menantu beliau dan juga

keluarga yang membantu peneliti dalam hal memberi tempat singgah selama penelitian di

desa Blumah serta memberi tempat yang difungsikan sebagai green house untuk

mengkonservasi walikadep. Bapak Tutur, bapak Supangat, bapak Khaeri dan mas den yang

telah membantu mengamati dan memberi data eksploitasi dan data pertumbuhan walikadep

secara in-situ dan ex-situ.

Seluruh kolega dan sahabat-sahabat senasib seperjuangan di program Doktor Ilmu

Lingkungan Undip yang juga merupakan mahasiswa angkatan I serta adik-adik angkatan

Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro yang telah memberi semangat dan

kepedulian yang luar biasa selama ini. Seluruh mahasiswa Tadris Biologi yang telah banyak

membantu dalam proses penelitian dan penyusunan disertasi ini.

Direktur DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan

Nasional yang telah memberikan bantuan penelitian hibah Disertasi Doktor sehingga disertasi

ini dapat diselesaikan.

Direktur DIKTIS Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Islam Kementerian Agama

yang telah memberikan bantuan dana promosi Doktor sehingga promosi dapat terlaksana.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang belum tersebutkan dan tanpa sengaja melewatkan. Penulis belum mampu untuk

membalas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan. Hanya Allah SWT yang layak memberi

balasan. Semoga Allah SWT membimbing dan menunjukkan jalan yang lurus seperti

jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat. Dan semoga disertasi ini bermanfaat bagi kita

semua, amien ya robbal ‘ alamin. Jazakumullah khairan katsiira.

Semarang, Agustus 2013

Page 10: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................. i

Halaman Penjelasan Judul............................................................................. ii

Halaman Persetujuan ................................................................................... iii

Halaman Persembahan ................................................................................. iv

Pernyataan Keaslian Disertasi ....................................................................... v

Ucapan Terima Kasih ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvi

DAFTAR ISTILAH (Glosary) .................................................................... xviii

Abstrak ......................................................................................................... xx

Abstract ....................................................................................................... xxi

Ringkasan ..................................................................................................... xxii

Summary .................................................................................................... xxvii

Page 11: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Orisinalitas ....................................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 13

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan Hujan Tropis ........................................................................... 17

B. Hutan Lindung ................................................................................. 19

C. Eksploitasi ........................................................................................ 20

D. Konservasi ....................................................................................... 21

E. Kajian Lingkungan ........................................................................... 26

F. Deskripsi Tumbuhan Walikadep ....................................................... 27

G. Obat Tradisional ............................................................................... 29

H. Kandungan Kimia ............................................................................. 34

I. Alelopati ........................................................................................... 35

J. Uji Aktivitas Lokomotorik ................................................................ 36

K. Eksudat dan Ekstrak .......................................................................... 37

L. Pertumbuhan dan Perkembangan ...................................................... 39

M. Hubungan Vegetasi dengan Lingkungan ........................................... 43

N. Hubungan Vegetasi dengan Tanah..................................................... 44

Page 12: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xii

O. Komposisi dan Struktur Vegetasi....................................................... 45

P. Faktor Abiotik ................................................................................... 46

Q. Media Tanam dan Pupuk .................................................................. 49

R. Iklim ................................................................................................. 52

S. Parameter Analisis Vegetasi .............................................................. 53

T. Pengetahuan Lingkungan Masyarakat................................................ 55

U. Implikasi Lingkungan ........................................................................... 56

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teori ................................................................................. 57

B. Kerangka Konsep ............................................................................. 60

C. Hipotesis .......................................................................................... 61

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 65

B. Desain Penelitian .............................................................................. 66

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 67

D. Variabel Penelitian ........................................................................... 67

E. Materi Penelitian .............................................................................. 71

F. Teknik Pengumpulan data ................................................................ 71

G. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 84

H. Alur Penelitian .................................................................................. 85

Page 13: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xiii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Profil Desa Blumah ................................................... 83

B. Uji Kasiat Obat Stimulansia ........................................................ 88

1. Hasil .................................................................................... 88

2. Pembahasan ......................................................................... 99

C. Laju Pertumbuhan Alamiah dan Laju Exploitasi Walikadep........ 104

1. Hasil .................................................................................... 104

2. Pembahasan ......................................................................... 106

D. Perbandingan Stek walikadep In-Situ dan Ex-Situ ...................... 108

1. Hasil .................................................................................... 108

2. Pembahasan ......................................................................... 115

E. Implikasi Lingkungan Akibat Eksploitasi Walikadep................... 117

1. Hasil .................................................................................... 117

2. Pembahasan ......................................................................... 124

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 144

B. Saran ................................................................................................ 145

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 148

LAMPIRAN ................................................................................................ 163

Page 14: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Tabel 1 Matrik Definisi Operasional Variabel ........................................ 70

2. Tabel 2 Kandungan Kimia Walikadep Secara Kualitatif .......................... 98

3. Tabel 3 Total Fenol dan Flavonoid pada Cairan dan PH Walikadep......... 98

4. Tabel 4 Kondisi Lingkungan Non-Biotik Tempat Penelitian Hutan

Lindung Gunung Prau ............................................................................. 116

5. Tabel 5 Indeks Nilai Penting (INP) & Keanekaragaman (H’) pada

Tingkat Semai Sebelum dan Sesudah Eksploitasi .................................... 118

6. Tabel 6 Indeks Nilai Penting (Inp) & Keanekaragaman (H’) Pada

Tingakat Pancang Sebelum Dan Sesudah Eksploitasi .............................. 120

7. Tabel 7 Indeks Nilai Penting (INP) & Keanekaragaman (H’) pada

Tingkat Tiang Sebelum dan Sesudah Eksploitasi..................................... 121

8. Tabel 8 Indeks Nilai Penting (INP) & Keanekaragaman (H’) pada

Tingkat Pohon Sebelum dan Sesudah Eksploitasi ................................... 123

9. Tabel 9 Perbedaan Nilai Keanekaragaman Sebelum dan Sesudah

Eksploitasi Walikadep di HLGP.............................................................. 124

10. Tabel 10 Konsep Strategi Prioritas Kegiatan (PTKWL)........................... 141

11. Tabel 11 Beberapa Isu Lingkungan yang Harus Segera Diselesaikan....... 142

12. Tabel 12 Kinerja Kemitraan .................................................................... 143

Page 15: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Gambar 1 Rumus Dan Struktur Kimia Kafein ........................................ 32

2. Gambar 2 Rumus Dan Struktur Kimia Nikotin ....................................... 33

3. Gambar 3 Kerangka Teori Penelitian....................................................... 59

4. Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 62

5. Gambar 5 a Peta Administrasi Kabupaten Kendal ................................... 65

6. Gambar 5 b Peta Administrasi Plantungan Desa Blumah......................... 65

7. Gambar 7 Diagram Responden Berdasarkan Umur.................................. 86

8. Gambar 8 Diagram Pengobatan Penyakit ................................................ 87

9. Gambar 9 Diagram Penggunaan Cairan Batang Walikadep. .................... 87

10. Gambar 10 Histogram aktifitas bergerak mencit pada uji Panggung ........ 90

11. Gambar 11 Histogram frekuensi memasukkan kepala mencit pada uji

Panggung Berlubang ............................................................................... 92

12. Gambar 12 Histogram aktifitas bergerak mencit uji Panggung................. 94

13. Gambar 13 Histogram frekuensi bergerak mencit uji Panggung

Berlubang ............................................................................................... 96

14. Gambar 14 Grafik Perbandingan eksploitasi dan Pertumbuhan................ 105

15. Gambar 15 Grafik Perbandingan Tinggi Batang secara in-situ di HLGP.. 109

16. Gambar 16 Grafik Perbandingan Jumlah Daun secara in-situ di HLGP ... 111

17. Gambar 17 Histogram Diameter Batang secara in-situ dan ex-situ........... 113

Page 16: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xvi

18. Gambar 18 Grafik Perbedaan Nilai Keanekaragaman Tumbuhan

sebelum dan sesudah eksploitasi.............................................................. 127

Page 17: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Kajian Disertasi Dan Penelitian Terdahulu........................ 163

2. Lampiran 2: Noveltis ............................................................................ 168

3. Lampiran 3: Foto-foto Penelitian ......................................................... 170

4. Lampiran 4: Peta Lokasi ...................................................................... 180

5. Lampiran 5: Prosedur Penelitian .......................................................... 181

6. Lampiran 6: Desain Penelitian ............................................................. 185

7. Lampiran 7: Hasil Uji Fitokimia ........................................................... 187

8. Lampiran 8: Data Uji Stimulansia Eksudat dan Ekstrak. ....................... 193

9. Lampiran 9: Laju pertumbuhan dan eksploitasi .................................... 214

10. Lampiran 10: Hasil Perbandingan stek in-situ dan ex-situ . ..................... 217

11. Lampiran 11: Olah data perbandingan in-situ dan ex-situ ........................ 219

12. Lampiran 12: Pedoman Angket Penelitian .............................................. 220

13. Lampiran 13: Kuesioner Penelitian ....................................................... 229

14. Lampiran 14: Hasil Analisis Vegetasi .................................................... 235

15. Lampiran 15: Surat Ijin........................................................................... 242

16. Lampiran 16: Riwayat Hidup.................................................................. 252

Page 18: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xviii

DAFTAR ISTILAH SINGKATAN

BB = Berat Badan

BH = Bagian Hutan

BKPH = Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

BKSDA = Balai Konservasi Sumberdaya Alam

BUMN = Badan Usaha Milik Negara

BPOM = BadanPengawasan Obat dan Makanan

BT = Bujur Timur

°C = Derajat Celsius

Dinkes = Dinas Kesehatan

Dpl = Dari permukaan laut

Eks = Eksudat

Ekst = Ekstrak

°F = Derajat Fahrenheit

GA = Giberelin acetic acid

HLGP = Hutan Lindung Gunung Prau

GHDB = Green House Desa Blumah

Ha = Hektar

IAA = Indole Acetic Acid

IUCNR = International Union for Conservation of Nature and

natural Resources

Page 19: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xix

KK = Kepala Keluarga

Km = Kilometer

KPH = Kesatuan Pemangkuan Hutan

LS = Lintang Selatan

LP = Lembaga Pemasyarakatan

M2 = Meter persegi

MCK = Mandi, cuci, kakus

Mm = milimeter

mg = miligram

NAA = Naptaline Acetic Acid

PHBM = Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat

PHL = Pengelolaan Hutan Lestari

SK = Surat Keputusan

SU = Stek Ujung

ST = Stek Tengah

SP = Stek Pangkal

UU = Undang-Undang

SP = Stek Pangkal

Page 20: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xx

DAFTAR ISTILAH (GLOSARY)

Dominasi : Jika kekuatan satu parameter dengan parameter yang lain.

Ekologi : Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dan

lingkunganya.Dalam Odum (1983) dituliskan : Ecology is the study

of life at home , with emphasis on the totality or pattern of relation

between organism an their environment

Ekosistem : Satu kesatuan mahluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan

biotik maupun abiotik.

Ekowisata : Suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan

dengan tujuan mengkorservasi lingkungan.

Eksploitasi hutan : Bisa diartikan sebagai pemanfaatan atau penggunaan hutan secara

berlebihan sehingga dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan

yang ada di sekitarnya serta hilangnya kesejahteraan makhluk

hidup yang ada. Jikabanyak manusia yang mengeksploitasi hutan

tanpa memperhatikan kelestarian hutan, sudah tentu hutan akan

rusak dan efeknya akan dirasakan oleh segenap makhluk yang ada

di dunia ini.

Ekstrak : Adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan

masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995).

Eksudat walikadep : Semua cairan yang berasal dari batang tumbuhan walikadep yang

telah dipotong lalu dapat diminum sebagai jamu atau obat

tradisional oleh masyarakat desa Blumah.

Page 21: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxi

Indeks

Keanekaragaman

: Keanekaragaman jenis adalah parameter yang berguna untuk

membandingkan dua komunitas terutama untuk mempengaruhi dari

gangguan biotik atau untuk mengetahui tingkat suksesi atau

kestabilan dari suatu jenis.

Indeks Nilai

Penting (INP)

: Indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan satu

jenis vegetasi dalam ekosistemnya.

Laju pertumbuhan : Merupakan proses penambahan ukuran sel, volume sel, berat, tinggi

dan ukuran lainnya yang bisa dinyatakan secara kuantitatif (dapat

diukur dan dihitung dengan bilangan). Dalam penelitian ini

kecepatan pertumbuhan tanaman diteliti dengan mengukur ukuran

tumbuhan (tinggi, diameter,jumlah daun) tersebut.

Obat Tadisional : Obat tradisional adalah tumbuhan obat sebagai sumberdaya alam

yang telah diketahui khasiat dan manfaatnya, obat yang terbuat dari

tumbuhan dikenal dengan nama herbal/obat tradisional, dan di

Indonesia dikenal dengan nama jamu. Khasiat dan manfaat jamu

lebih banyak penggunaannya berdasar secara empiris saja. Uji

khasiat obat dalam penelitian ini dibatasi pada uji untuk obat

stimulansia.

Pertumbuhan

populasi

: Pertumbuhan dari individu sejenis dalam hal ini adalah tumbuhan

Tetrastigma glabratum, (Blume)Planch yang memperhitungkan

daya dukung lingkungan, jumlah individu maksimum yang dapat

menempati area berdasarkan kemampuan sumberdaya lingkungan

yang mendukung populasi.

Page 22: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxii

ABSTRAK

Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch dimanfaatkan oleh masyarakat desa Blumah karena diyakini mengandung khasiat obat penyegar (stimulan) dan obat dari beberapa penyakit. Survei awal mengungkap bahwa masyarakat Desa Blumah telah mengeksploitasi walikadep dari Hutan Lindung Gunung Prau (HLGP). Lebih dari 10 % dari 448 KK di Desa Blumah pernah memanfaatkannya sebagai obat tradisional/jamu. Bagian walikadep yang paling sering digunakan oleh penduduk tersebut adalah cairan dari batang. Saat ini keberadaan walikadep sudah sulit ditemukan di HLGP.Tujuan penelitian : membuktikan efek stimulansia walikadep, mengukur laju pertumbuhan dan laju eksploitasi walikadep, mencari cara konservasi walikadep yang efektif, dan mengidentifikasi implikasi terhadap lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan survey eksploratif. Untuk mengetahui khasiat stimulansia eksudat batang dan ekstrak daun walikadep, dengan menggunakan metode uji panggung (open-field test) dan uji panggung berlubang (hole- board test). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan eksperimen sedangkan analisis data untuk menjawab kasiat obat stimulansia dengan Analisis Statistik digunakan analisis uji laboratorium dan Anova.Analisa data laju eksploitasi dan laju pertumbuhan dengan menggunakan model regresi, perbandingan pertumbuhan stek batang dihabitat aslinya (in-situ) dan diluar habitat aslinya (ex-situ) menggunakan analisis dikriptif. Implikasi lingkungan akibat eksploitasi walikadep dihitung dengan menggunakan analisis vegetasi struktur populasi Shannon Weinner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksudat dan ekstrak walikadep secara statistik terbukti tidak menyebabkan efek stimulansia, eksploitasi walikadep dan lamanya masa panen mengakibatkan kelangkaan tanaman tersebut di habitat aslinya. Perbandingan pertumbuhan walikadep secara in-situ lebih cepat di banding secara ex-situ, jenis stek yang paling cepat tumbuh adalah stek tengah, jenis pupuk yang efektif vermikompos.Indeks keanekaragaman pasca eksploitasi nilai lebih tinggi dibanding sebelum eksploitasi.Diduga bersifat toksik dan ada fenomena alelopati karena mengandung fenol yang bersifat alelokimia. Berdasarkan hasil penemuan, direkomendasikan bahwa dilakukan penelitian lanjutan tentang efek toksik pada ekstrak daun dan batang serta adanya fenomena alelopati. Ruang terbuka yang akan menjadi persaingan obyek tanaman asosiasi. Dengan demikian penebangan walikadep akan berpengaruh langsung terhadap keanekaragaman flora di sekitarnya. Dari hasil temuan direkomendasikan bahwa masyarakat Blumah tidak perlu lagi menggunakan walikadep sebagai stimulan karena telah terbukti bahwa tanaman ini tidak mengandung stimulan. Selain itu diperlukan upaya konservasi budidaya walikadep yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah desa, daerah, pusat, dan perhutani yang dikelola secara terpadu. Produk peraturan juga dibutuhkan sebagai salah satu upaya penyelamatan walikadep. Dengan demikian Pengamanan Terpadu Konservasi Walikadep Lestari (PTKWL) dapat terlaksana dengan efektif.

Kata kunci : implikasi lingkungan, walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch,

obat tradisional, konservasi

Page 23: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxiii

ABSTRACT

People in Blumah believe that walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planchcan be used as stimulant and herbs. The branch of walikadep which most commonly used is the exudates. Previous survey revealed that they have exploited walikadep from protected forests of Mount Prau for years. More than 10% of the 448 households in Blumah ever used it as a traditional medicine. The exploitation of walikadep which is not supported by the cultivation could lead biodiversity problems to the forest. Today, it is difficult to find walikadep in the forest. the study was conducted to: examine stimulant effects of walikadep, measure the rate of growth and the rate of exploitation walikadep, find the effective way of conserving walikadep, and investigate the implications of exploitation to the environment. The methods used in this research are experimental and exploratory methods. The exudate and leaf extracts were tested by using the open-field test and hole-board test to mice to examine the stimulant effects of walikadep. Mice were divided into 5 groups. Each group was given a different treatment and observed for 5 minutes after being given treatment. The results showed that the exudates and extracts do not cause stimulant effects. Then, one year observation was conducted to measure the rate of growth and exploitation walikadep in HLGP. The results showed that the rate of growth and exploitation of walikadep do not have significant differences. To find an effective way of conserving walikadep, the experiments of planting walikadep cutting were done. Walikadep were planted using in-situ and ex-situ techniques. Various fertilizers were used to identify the differences of growth. The result shows that the growth of walikadep in in-situ is faster than ex-situ. The fastest growing cutting are middle cutting. The most significant fertilizer supporting the growth is vermin compost fertilizer. The vegetation analysis was used to investigate the impact of post-exploitation.The results showed that the exploitation of walikadep and duration of harvest resulted thescarcity of the plant in its natural habitat. This may cause the disruption of the diversity of other species associated with walikadep. Based on the findings of this study, it is recommended that conservation and cultivation should be conducted and managed in an integrated manner. In addition, it needs regulations to protect walikadep from its extinction. The Contribution of Environmental Sciences (novelty), science research method of small cultivare for domestification, It was found that leaf extract content toxicand phenomena of alelopathy in the wallikadep trees and relate to government policy, local govern, village, and perum perhutani (a government company) for Security in the form of product regulation

Key words : environmental implications, walikadep / Tetrastigma glabratum (Blume) Planch, traditional medicine, conservation

Page 24: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxiv

RINGKASAN

Hutan lindung Gunung Prau (HLGP) adalah salah satu hutan lindung di Jawa Tengah

yang dikelola oleh Perhutani. Salah satu keunikan hutan ini adalah keanekaragaman

hayatinya. Salah satunya yaitu tanaman endemik adalah walikadep (Tetrastigma. glabratum).

Tanaman ini adalah sejenis tanaman liana/merambat dan berdaun menjari yang dapat menjadi

kanopi puncak pohon di hutan. Keunikan tanaman ini adalah batangnya dapat mengeluarkan

cairan bening (eksudat) yang dapat diminum secara langsung.Masyarakat desa Blumah yang

tinggal berdekatan dengan HLGP mencari dan memanfaatkan walikadep sebagai obat

tradisional.Mereka percaya bahwa walikadep dapat dijadikan sebagai obat batuk, obat

cacingan, dan obat penyegar (stimulansia). Bagian walikadep yang paling sering digunakan

sebagai obat adalah eksudatnya.

Penelitian ini dilakukan untuk: 1) Membuktikan efek stimulansia walikadep, 2).

mengukur laju pertumbuhan dan laju eksploitasi walikadep, 3). Menemukan cara konservasi

walikadep yang efektif, dan 4) Mengetahui implikasi pengeksploitasian walikadep terhadap

lingkungan. Waktu penelitian 12 bulan. Tempat penelitian Hutan lindung Gunung Prau

(HLGP) wilayah Kedu utara yang berbatasan dengan Desa Blumah Kabupaten Kendal.

Dimulai bulan Januari sampai Desember 2010. Desain penelitian untuk uji kasiat obat

dengan metode eksperimen dan analisis laboratorium. Desain penelitian untuk uji mengetahui

laju pertumbuhan dan laju eksploitasi dengan metode observasi lapangan analisis

laboratorium. Desain untuk melihat konservasi pertumbuhan tanaman walikadep dengan

observasi dan analisis deskriftif. Desain untuk melihat kondisi implikasi lingkungan dengan

metode Analisis Vegetasi. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dan eksperimen.

Untuk menguji efek stimulansia dilakukan uji panggung (open-field test) dan uji panggung

berlubang (hole-board test) terhadap mencit. Mencit-mencit tersebut dibagi menjadi 5

kelompok. Setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok-kelompok tersebut

diberi nama sesuai dengan perlakuan yang diberikan, yaitu: kelompok kontrol negatif yang

diberi aquades, kelompok kontrol positif yang diberi kafein dengan dosis 15,6 mg/Kg BB,

kelompok eksudat 1 yang diberi eksudat walikadep dengan peringkat dosis I yaitu 0,73

Page 25: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxv

ml/20gBB; kelompok eksudat II yang diberi eksudat walikadep dengan peringkat dosis 2

yaitu 1,46 ml/20gBB, dan kelompok eksudat III yang diberi eksudat walikadep dengan

peringkat dosis 3 yaitu 2,92 ml/20gBB. Peneliti mengamati efek eksudat walikadep dari

pergerakan mencit selama 5 menit yang telah diberi perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil

pengamatan kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.Analisa data

selanjutnya dengan metode non parametrik, menggunakan uji Kruskal-Wallis yang

dilanjutkan dengan uji Mann-Withney. Kemudian data dianalisis dengan metode parametrik,

menggunakan uji anova satu jalan yang dilanjutkan dengan uji LSD.

Metode untuk mengetahui laju pertumbuhan populasi dan laju eksploitasi

menggunakan metode eksploratif dan observasi. Laju pertumbuhan dan laju eksploitasi

walikadep habitat aslinya dengan cara menghitung pertambahan jumlah populasi dari jumlah

awal pengamatan sampai dengan jangka waktu 1 tahun. Setiap bulan diamati dan dihitung

pertambahannya, sedangkan untuk mengukur laju eksploitasi dilakukan penghitungan jumlah

rata-rata tumbuhan walikadep yang terambil setiap bulannya. Penelitian ini diamati selama 12

bulan dengan 3 stasiun pengamatan yang sudah diketahui ada walikadepnya.

Metode pengambilan data konservasi walikadep secara in-situ dan ex-situ. Bahan

tanaman digunakan adalah batang walikadep telah berumur 2 tahun dengan diameter batang

0,5 - 1,5 cm. Batang dipotong (stek) kurang lebih 5cm terdiri dari batang bagian atas/ujung,

(SU= stek ujung) batang bagian tengah (ST= Stek Tengah) dan bagian batang bagian pangkal

(SP=Stek Pangkal). Penelitian dilakukan penanaman stek selama 5 bulan (Juni–Oktober

2010) di hábitat aslinya yaitu di hutan lindung Gunung Prau Candiroto wilayah Kedu utara

pada ketinggian 1300 m dpl. dan di Green House desa Blumah ketinggian 1000 m dpl yang

masing - masing terdiri dari 45 stek batang (SU=15, ST=15, SP =15) dengan media tanam

menggunakan pupuk (A= Pupuk Kandang, B= Pupuk Kompos, C= Pupuk Vermi Kompos, D

= pupuk Urea, E = Tanpa Pupuk/ Kontrol) dengan perbandingan tanah dan pupuk 3 :1,

dengan percobaan ini terdiri atas 15 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi dilakukan

pengulangan sebanyak 3 ulangan. Penelitian ini menggunakan bibit yang telah berumur

kurang lebih 2 tahun terhitung semenjak stek pertama saat dipindahkan dari piolibag ke dalam

drum . Penyiraman bibit dilakukan setiap hari sekali untuk memberikan air pada keseluruhan

Page 26: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxvi

bibit. Setiap penyiraman diberikan 3 liter air untuk tiap bibit dalam drum (Harjadi, 1986).

Namun karena di desa Blumah sering banyak hujan maka penyiraman ketika tidak hujan.

Variabel yang diamati adalah: Tinggi tanaman diukur dari batas sambungan (tempat

penempelan/okulasi) antara batang sampai dengan titik tumbuh. Pengamatan dilakukan dua

minggu sekali. Jumlah daun dihitung dari daun-daun yang muncul setelah tanaman pecah

tunas dan daun telah terbentuk sempurna pada satu tanaman, dengan pengamatan dua minggu

sekali. Diameter batang diukur meliputi batang bawah, tengah dan batang atas. Batang diukur

diameternya dengan menggunakan jangka sorong. Bagian batang yang diukur diberi tanda

dengan menggunakan spidol anti air yang berwarna hitam. Pengamatan dilakukan satu bulan

sekali.

Metode pengambilan data vegetasi dilakukan dengan cara petak tunggal sebanyak plot

dengan luasan masing-masing 0,2 ha: ukuran plot 20 x 20 m2 untuk pohon, 10 x 10 m2 untuk

tingkat tiang (poles), 5 x 5 m2 untuk tingkat pancang (sapling) dan 2 x 2 m2 untuk semai

(seedling) dengan teknik nested sampling. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan

persamaan berikut (Soerianegara dan Indrawan, 2008). Keanekaragaman dibedakan pada

tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Pada tingkat semai diameter < 2cm yaitu permudaan

mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m, pada tingkat pancang yaitu

permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm, atau diameter

2-10cm. Pada tingkat tiang pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm., dan

pada tingkat pohon yaitu tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu

batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm. diameter > 10 cm

(Surya Negara dan Indrawan, 1988). Observasi ini dilakukan selama 1 tahun yaitu mulai

bulan Januari hingga Desember 2010.Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:

kompas, altimeter, thermohygrometer, pHmeter, GPS, clinometer, luxmeter, dbh-meter,

meteranrol, tali rafia, alkohol 90%, kertas koran, kertas label, kantung plastik transparan,

gunting stek, dan alat tulis.

Metode Analisis Vegetasi kondisi yang diperhitungkan adalah struktur vegetasi

tumbuhan di sekitar tumbuhan walikadep terhadap kerapatan dan kerapatan relative, frekuensi

dan frekuensi relative, dominansi dan dominansi relative, serta indeks nilai penting (Smith

Page 27: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxvii

1980) Data yang diperoleh dari kegiatan pengukuran di lapangan kemudian diolah dengan

menggunakan formulasi metode petak kuadrat untuk menghitung besarnya kerapatan

(individu/ha), frekuensi dan dominasi (m2/ha) dan indeks nilai penting (INP). Nilai penting

digunakan untuk mengamati dominansi jenis tumbuhan dalam kelompok bentuk hidup

maupun kelompok umur di setiap petak pengamatan. Nilai penting didapatkan dari hasil

penjumlahan kerapatan relatif dan dominansi relatif yang jika dijumlahkan bernilai 200%

untuk tingkat semai dan 300% untuk tingkat tiang dan tingkat pohon. Hasil Dan Pembahasan

Eksudat dan ekstrak daun walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch secara statistik

terbukti tidak memiliki efek stimulansia. Data kelompok eksudat dosis I (1,46 ml/20 gram

berat badan) tidak terdistribusi normal dimana nilai signifikansi < 0.05 pada taraf kepercayaan

95%. Semua data memiliki varian yang seragam atau homogen. Analisa data selanjutnya

dengan metode non parametrik, menggunakan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji

Mann-Withney.

Masyarakat sangat percaya bahwa walikadep mempunyai efek stimulansia

kemungkinan hal ini adalah efek plasebo atau sugesti. Berdasarkan penelitian, ekstrak daun

walikadep diduga memiliki efek toksit. Sebab terlihat adanya darah di bagian anus hewan uji

dengan dosis 1,82mg/20 gramBB. Dari uji fitokimia yang dilakukan, eksudat dan ekstrak

daun walikadep negatip kafein dan nikotin, akan tetapi positif mengandung fenol, flavonoid,

terpenoid dan steroid. Total Fenol yang terkandung walikadep sebesar 228,12ppm dan

flavonoid sebesar 45,70 ppm. Batas maksimum kandungan fenol dalam air yang

diperbolehkan bisa diminum 0,0002 ppm (Mulyasuryani, dkk 1997). Adapun flavonoid

berfungsi sebagai anti oksidan. Fenol dalam dosis pekat berkhasiat sebagai obat luar dan

senyawa fenol bersifat alelopati pada vegetasi di sekitarnya. Laju pertumbuhan lebih tinggi

dari laju eksploitasi, Konservasi in-situ di lebih cepat dari ex-situ . Stek yang paling baik

stek tengah media tanam yang paling baik adalah dengan pupuk vermikompos. Hasil

penelitian ini bermanfaat untuk memberi solusi cara budidaya dan untuk menekan eksploitasi

walikadep dihabitat aslinya.

Keanekaragaman tanaman jenis sebelum dan sesudah eksploitasi dapat dilihat bahwa

nilai keanekaragaman terkecil terdapat pada tingkat pohon, sebelum dan sesudah sama yaitu

sebesar 0,67 dan nilai keanekaragaman terbesar terdapat pada tingkat tiang sebelum 1,90 dan

Page 28: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxviii

sesudah sebesar 2,02. Nilai–nilai keanekaragaman relatif sama (H’>1) antara tingkat pancang,

tingkat tiang dan tingkat semai adalah kategori tinggi dan sedang. Nilai keanekaragaman pada

tingkat pohon (keanekaragaman <1) adalah kategori rendah. Untuk semua kategori

pertumbuhan selain tingkat pohon menunjukan bahwa tingkat keanekaragaman jenis di

kawasan HLGP cukup tinggi dan sedang. Hasil plot pengamatan menunjukan bahwa kawasan

HLPG tergolong cukup tinggi keanekaragaman jenisnya. Walaupun walikadep dieksploitasi

keanekaragamannya cukup tinggi, akan tetapi masa panen walikadep yang cukup lama yaitu

yang berdiameter kurang lebih 5cm (umur 5 tahun) menyebabkan kelangkaan.

Kesimpulan : Eksudat dan ekstrak batang, daun walikadep/Tetrastigma glabratum

(Blume) Planch tidak mengandung efek stimulansia, namun mengandung senyawa aktif lain

,diduga juga bersifat toksit pada ekstrak dosis relatif pekat. Laju pertumbuhan lebih tinggi

dari pada laju eksploitasi, namun masa pemanenan membutuhkan waktu cukup lama.

Konservasi in-situ lebih baik dari ex-situ, stek tengah lebih baik dari pada stek ujung dan stek

pangkal. Media tanam yang paling baik yaitu media tanam dengan vermikompos. Implikasi

lingkungan akibat pengambilan walikadep secara langsung dapat terjadi perubahan terhadap

ruang yang terbuka akan menjadi obyek persaingan tanaman asosiasi. Dan karena

mengandung fenol diindikasikan walikadep bersifat alelopati. Dengan demikian implikasi dari

penebangan walikadep akan berpengaruh langsung terhadap keanekaragaman flora

disekitarnya.

Saran : Karena tidak berefek stimulansia maka masyarakat tidak perlu mengeksploitasi

walikadep. Solusi untuk pemanfaatan obat tradisional selain walikadep dapat memenfaatkan

sumber sumber potensi tumbuhan berkasiat obat alternatif lain yang banyak tumbuh di sekitar

desa Blumah misal pegagan, cakar ayam, dan lain-lain, agar dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang efek toksik ekstrak daun dan batang walikadep dan disarankan masyarakat tidak

mengkonsumsi dalam bentuk ekstak. Hasil temuan kultivasi metode stek tengah batang

walikadep dan media pupuk vermikompos dapat dijadikan referensi budidaya. Pemerintah

daerah, pemerintah desa dan perhutani untuk kampanye informasi edukasi tentang toksisitas

walikadep. Agar dibuat peraturan desa (PERDES) bersama lembaga terkait untuk melakukan

pengamanan terpadu konservasi walikadep lestari (PTKWL).

Page 29: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxix

Sumbangsih terhadap Ilmu Lingkungan (novelty) adalah temuan kultivasi metode stek

batang walikadep ukuran kecil/muda efektif untuk domestifikasi, diketemukanya fenomena

alelopati dan menyandingkan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kendal terutama

(Badan Lingkungan Hidup) dan pemerintah desa Blumah sendiri untuk melestarikan

walikadep.

Kata kunci : implikasi lingkungan, walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch, obat

tradisional, konservasi

Page 30: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxx

SUMMARY

The Prau Mountain Protected Forests (HLGP) is one of the protected areas in Central

Java which is managed by Forest own Company. One of the uniqueness of this forests is its

biodiversity. Walikadep (Tetrastigma glabratum) is one of the plants that gain author’s

attention. This plants kind of liana plant with leafyvines that used to be a canopy of the peak

of tree in the forests. The uniqueness of this plants its rod that can issue clear fluid (exudates),

and also can be drunk directly.

BlumahVillagers, who are living next to HLGP, seek and utilize walikadep as medicine.

Blumah Villagers believe that walikadep can treat several diseases such as cough, worming,

and refreshments (stimulant). Initial survey revealed that over the Blumah villagers have

exploited walikadep of HLGP for 70years. More than 10% of the448householdsin the

Blemish village ever uses it as a traditional medicine. By the amount of walikadep exudate

use as a traditional medicine. The most commonly used Walikadep part as a medicine is the

liquid from the rod or also called exudates. Hayne (1987) explains that the liquid which

comes out of the rod Tetra stigma sp take to treat cough.

The research was conducted to: 1) prove walikadep stimulant effects, 2) measure

walikadep the rate of growth and the rate of exploitation, 3) measure the difference in the

growth of in-situ and ex-situ walikadep, and 4) determine the implications for the

environment.

Research Methods, this research uses an exploratory and experimental method. Open-

field test and hole-board test to mice are utilized to examine the stimulant effects. Mice were

divided into5 groups. Each group was given a different treatment. The groups are named

according to the treatment given, namely: the negative control group were given distilled

water, the positive control group which were givencaffeinedose15.6mg/kgBW, exudate group

I fed exudate walikadep with dose 1 ratings of 0.73ml / 20g BW; exudate group II were given

exudate walikadep with dose 2 ratings1.46ml / 20g BW2, and the exudate group III were

given exudates walikadep with dose 3ratings2.92ml / 20g BW. Researcher studied the effects

Page 31: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxxi

of walikadep exudates walikadep exudate by the movement of mice for 5 minutes that had

been treated. Data obtained from observations then processed using SPSS version16.Further

data analysis with non-parametric methods, using the Kruskal-Wallis test followed by Mann-

Whitney test. Then, the data were analyzed with parametric methods, using one way ANOVA

test followed by LSD test. The direction of these experiments is in appendix 2.

To determine the growth of walikadep used observation method and field analysis. The

direction research listed in appendix 6 and7.In additions, the tabulations and frequencies

designs are used to observe at inhabitants socio-economic conditions. As for how to retrieve

data is from tabulation questionnaire inappendix8.

HLGP region has an area of 3409.6m2 divided into 13 plots. This research focuses are

on plot 1 of 565.7m2 and plot 2 of 631m2. To find out the status of walikadep in HLGP,

researcher observed the presence of these plants in some places. Observations made at several

transects in several blocks area. The vast size of observations transect is 100x 20m. At each

transect made observations plots of 10x10 min the left-right axis zigzag transects, in order to

obtain 3 observations plotsin1 transect. Block alsore presents the types of vegetation present

in the area. The Conditions of herbs and other plants that groin the vicinity were observed and

recorded. From 10x10 measuring plots, then made into a5 x5 observation plot measuring as

plot observations to the sampling rate (pole, diameter <10 cm and height >l m) and a 2x

2mobservationplot measuring as plot observations to the seedlings rate (seedling, height < 1

m). The sampling method used is random sampling and exploratory. This observation was

made during one year, i.e from January to December 2010.

The instrument used in this activity are: compass, altimeter, thermo hygrometer, pH

meter, GPS, clinometers, luxmeter, dbh-meter, meteranrol, raffia, alcohol 90%, newsprint,

paper label, transparent plastic bag, cutting scissors, and stationary.

Research Result and Discussion. Test Results of stimulant effects. Based on the analysis

of the stimulants test results on open-field test and hole-board test showed that rod liquid

(exudate), rod extract and leaf of walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch

statistically shown to have no stimulant effect. Data dose 1 exudate group do not normally

distributed with significance value of <0.05at95%confidence level. All data have a uniform or

Page 32: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxxii

homogeneous variance. Further data analysis with non-parametric methods, using the

Kruskal-Wallis test followed by Mann-Whitney test. No statistically significant effect of

stimulants. The probability of these results is the society placebo effect of really believe that

walikadep can treat disease. Empirically, Blumah society believed that walikadep could cure

several diseases include coughing, refreshments/stimulants, and appetite enhancer children

herbal. However, the leaf extract walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch suspected

to have toxicity effect which shown by the presence of blood in the anus on treated mice.

In contrast to the results of the author’s research that walikadep or Tetrastigma

glabratum (Blume) planch does not contain any caffeine and nicotine which used to be of a

stimulant, Sofiyanti (2008) in the research said that Tetrastigma lanceolarium contain

caffeine and nicotine. Therefore, researcher conducted further research about phytochemicals.

The results of this research are listed in Table5.

The results showed that the exudate and leaves walikadep does not contain caffeine and

nicotine, but positive for phenol with a total of228.12ppmand45.70ppmforflavonoids. In

phytochemicals, walikadep exudate containing phenolic, flavonoids, terpenoids and steroids

(can be seen in appendix7). Phytochemicalsarep resumable to contain anti-oxidants. A phenol

in concentrated doses is virtue as foreign drugs. According to Fessenden, et. all (1999) that

phenol can cause skin irritation so that when eaten can irritate the digestive organs. This was

evident in animals testing that mice had eaten leaf extract Tetrastigma glabratum (Blume)

Planch with concentrated phenol-containing had blood inanus. While exudate Tetrastigma

glabratum (Blume) Planch containing phenol with low concentrate (mixed with liquid from

the rod of the xylem) is not dangerous to drink.

Research Result of Tetrastigma glabratum (Blume) Planch Natural Growth Rate against

its Exploitation Rate. The calculations show sig=0.863 >alpha= 0.05, then Ho is accepted

which means the growth rate and exploitation rate of walikadep have no significant

differences. Research Result Comparison of In-Situ and Ex-Situ Growth Cuttings Walikadep.

The result of field observations and analysis suggests that the in-situ growth walikadep is

faster than ex-situ. Aspects observed in the research that is the first time the emergence of

shoots, number of shoots, plant height, stem diameter, biomass and percentage of life. In-situ

Page 33: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxxiii

growth cuttings technique is faster than the ex-situ. According to the observations it is known

that mid-cutting (ST) living more than the edge cutting (SU) and the base cutting (SP).

Likewise, the ST growth is faster than the SU and SP. To support the growth of cuttings

walikadep, researcher conducted experiments of effective types growing media for walikadep.

This experiment tested the rate of growth walikadep planted in five different types of

fertilizers. The experimental results show that the best planting medium is medium with

vermicompost fertilizer.

Research result of environment implications of the walikadep exploitation. Comparison

of the results of the calculation of diversity or biodiversity types before and after exploitation

can be seen that the value of biodivercity (H’)we are the smallest tree level, before and after

each in the amount of 0.67 and values are at stake high biodivercity 1, 90, and after a 2 , 02.

H' relative same values (H '> 1) between the saplings, small trees and seedlings are high and

medium categories. While the value of diversity at the tree level (H '<1) is a low category. For

all categories other than the growth rate of the trees indicate that the diversity of species in the

region is quite high and medium HLGP. Conclusion plot HLPG observations show that the

region is quite high in the exploitation of biodiversity before and after exploitation is not too

different only at the pole after its diversity increased exploitation of the value of H 'of 1.90

become H' increased to 2:02.

The result of the researchshowed that statistically there was no difference between the

growthand exploitation. However, Walikadep can be harvested if it has a diameter

approximately 5cm (aged 5 years).As a result, it caused high rate of expliotation to the branch

with diameter 5 cm. That is why it is rarely found.

Based on these results, it is recommended for further studies on the toxic effects of

extracts of the leaves and stems walikadep. Researchers also suggested that the government

make walikadep Protection to keep them from extinction, given that plants Tetrastigma also a

host of rare flowers raflessia a padma (Zuhud, 1995) are protected under this glabratum.

Tetrastigma plants are ecologically extinct, the extinction will occur the other species in this

example is a Java monkey they depend on plants such as lianas walikadep as mobilization.

Page 34: Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN

xxxiv

The Contribution of Environmental Sciences (novelty), science research method of

small young cultivare to be cultivated, It was found toxic and phenomena of alelopathy in

the wallikadep trees and relate to government policy, local govern, village, and perum

perhutani (a government company).