dirosah islamiyah

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika pilar islam yang pertama, yaitu akidah yang bersih dari syirik, pilar islam yang kedua adalah ibadah yang benar, terbebas dari bid’ah. Ibadah berasal dari kata ‘abada, ya’budu, yang berarti menghamba atau tunduk dan patuh. ‘abdun berarti budak atau hamba sahaya, alma’bad berarti mulia dan agung, ‘abada bihi berarti selalu mengikutinya, alma’bud berarti yang memiliki, yang dipatuhi dan diagungkan. Jika makna kata-kata ini diurutkan, ia akan menjadi susunan kata-kata yang logis, yaitu: "bila seseorang menghambakan diri terhadap yang lain, ia akan mengikuti, mengagungkan, memuliakan, mematuhi dan tunduk.Ibadah merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan yang ada disetiap agama yang ada di seluruh dunia. Di dalam agama Islam juga terdapat banyak ibadah yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh setiap umatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu kegiatanibadah yang sangat penting dan dijadikan tiang agama dalam agamaislam adalah shalat. Menurut Drs. NH Rifa’i (1998, 24) Shalat menurut bahasa adalahberdoa. Sedangkan menurut sya’ra adalah menghadapkan jiwa danraga ke hadirat Allah SWT dalam bentuk perkataan dan perbuatan yangdimulai dengan 1

Upload: fatmawati-khodijah

Post on 21-Jan-2015

128 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: dirosah islamiyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika pilar islam yang pertama, yaitu akidah yang bersih dari syirik, pilar islam

yang kedua adalah ibadah yang benar, terbebas dari bid’ah. Ibadah berasal dari

kata ‘abada, ya’budu, yang berarti menghamba atau tunduk dan patuh. ‘abdun

berarti budak atau hamba sahaya, alma’bad berarti mulia dan agung, ‘abada bihi

berarti selalu mengikutinya, alma’bud berarti yang memiliki, yang dipatuhi dan

diagungkan.

Jika makna kata-kata ini diurutkan, ia akan menjadi susunan kata-kata yang logis,

yaitu: "bila seseorang menghambakan diri terhadap yang lain, ia akan mengikuti,

mengagungkan, memuliakan, mematuhi dan tunduk.Ibadah merupakan salah satu

aktivitas atau kegiatan yang ada disetiap agama yang ada di seluruh dunia. Di

dalam agama Islam juga terdapat banyak ibadah yang harus dilaksanakan dan

dipatuhi oleh setiap umatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu

kegiatanibadah yang sangat penting dan dijadikan tiang agama dalam agamaislam

adalah shalat.

Menurut Drs. NH Rifa’i (1998, 24) Shalat menurut bahasa adalahberdoa.

Sedangkan menurut sya’ra adalah menghadapkan jiwa danraga ke hadirat Allah

SWT dalam bentuk perkataan dan perbuatan yangdimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat –syarat yang telah ditentukan.

Shalat adalah salah satu rukun atau kewajiban islam yang keduasetelah syahadat,

maka dari itu shalat merupakan kewajiban bagi setiapumat muslim. Meskipun

dalam keadaan apapun dan dimana pun beradashalat harus tetap dilaksanakan

karena bila tidak menjalankan perintah shalat ganjarannya adalah dosa.

1

Page 2: dirosah islamiyah

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah membuat rumusan masalah yang

berupa pertanyaan yaitu sebagai berikut :

1.    Apa pengertian ibadah dan bagaimana tujuan ibadah ?

2. Bagaimana pembagian ibadah yang baik dan benar ?

3.    Bagaimana Peran Dan Fungsi Ibadah Dalam Kehidupan Sehari-Hari ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan pengetahuan secara luas mengenai fungsi ibadah dalam

kehidupan sehari-hari

2. Untuk dapat lebih mengingat kebesaran allah SWT dalam bentuk pendekatan

ibadah

3. Untuk lebih rajin dalam melaksanakan ibadah dengan tujuan untuk mendapat

kan ridho ilahi

4. Untuk mendefinisikan ibadah yang baik dan benar

5. Untuk mengetahui wujud dan bentuk ibadah

2

Page 3: dirosah islamiyah

BAB II

PERAN, FUNGSI DAN TUJUAN IBADAH

A. Pengertian dan tujuan ibadah

Secara etimologis, kata ibadah merupakan bentuk mashdar dari kata abada yang

tersusun dari huruf ‘ain, ba, dan dal. Arti dari kata tersebut mempunyai dua makna

pokok yang kelihatan bertentangan atau bertolak belakang.

Pertama, mengandung pengertian lin wa zull (*) Kedua mengandung pengertian

syiddat wa qilazh (**).

H. Abd. Muin Salim menjelaskan bahwa, dari makna pertama diperoleh kata ‘abd

yang bermakna mamluk (yang dimiliki) dan mempunyai bentuk jamak ‘abid dan

‘ibad. Bentuk pertama menunjukkan makna budak-budak dan yang kedua untuk

makna “hamba-hamba Tuhan”. Dari makna terakhir inilah bersumber kata abada,

ya’budu,’ibadatan yang secara leksikal bermakna “tunduk merendahkan, dan

menghinakan diri kepada dan di hadapan Allah. Dalam bukunya Jalan Lurus Menuju

Hati Sejahtera dijelaskan, bahwa kata ibadah mengandung ke-mujmal-an dan

kemudahan. Ayat-ayat al-Quran yang menggunakan kata ‘abd (عبد) dan yang serupa

dan dekat maknanya adalah seperti khada’ (tunduk merendahkan diri); khasya’a

(khusyuk); atha’a (mentaati), dan zal (menghinakan diri).

M. Quraish Shihab, menyatakan ibadah adalah suatu bentuk ketundukan dan

ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai dampak dari rasa pengagungan yang

bersemai dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang tunduk kepadanya. Rasa itu

lahir akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah bahwa obyek yang ditujukan

kepadanya itu memiliki kekuasaan yang tidak dapat terjangkau hakikatnya.1

1(*) : Kelemahan dan kerendahan(**) : Kekerasan dan kekasaran

3

Page 4: dirosah islamiyah

Ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba, pada dasarnya memiliki tujuan:

Pertama, untuk memperlihatkan perasaan hina di hadapan Allah SWT, sehingga

diharapkan muncul dalam dirinya sebuah prinsip, bahwa Allah lah satu-satunya Dzat

Yang Maha Mulia. Dan seorang hamba tidak dibenarkan untuk bersikap sombong;

karena pada dasarnya, tidak ada seorang hambapun yang paling mulia dihadapan

Allah SWT, apapun bangsanya, warna kulitnya, ataupun kedudukannya, semuanya

tidak akan menjadikannya mulia di hadapan Allah SWT, kecuali dibarengi dengan

kualitas ketakwaan yang sesungguhnya (melaksanakan perintah Allah SWT dan

menjauhi

segala larangan-Nya).

Allah SWT berfirman:

�ه� الل �د ن ع� �م� مك �ر ك أ �ن� إ ف�وا عار �ت ل �ل ائ وقب ع�وب ا ش� �م� اك �ن وجعل ى �ث ن

� وأ ر' ذك م�ن� �م� اك ق�ن ل خ �ا �ن إ �اس� الن .ها ي أ ا ي

�ير ب خ �يم1 عل �ه الل �ن� إ �م� �قاك ت أ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara

kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujuraat

(49):13)

Kedua, memperlihatkan rasa cinta yang sesungguhnya kepada Allah SWT. Rasa cinta

merupakan anugerah dari Allah SWT, oleh karenanya, harus senantiasa disyukuri dan

diarahkan atau diporsikan sesuai dengan kehendak Dzat Yang Memberikannya.

Kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya harus senantiasa dinomor-satukan;

sebab sikap seperti adalah ciri has daripada orang-orang yang beriman.

4

Page 5: dirosah islamiyah

Ketika seorang hamba lebih mengedepan kecintaan fitrahnya daripada kecintaan

kepada Allah dan Rasul-Nya, seperti lebih mencitai harta, kedudukan, pekerjaannya

dan lain sebagainya.maka itu semua merupakan fenomena kelemahan iman. Allah

SWT berfirman:

رى ي و� ول لله� 4ا ب ح� د. ش أ �وا ءامن �ذ�ين وال الله� ح�ب8 ك ه�م� .ون ب �ح� ي نداد ا

أ الله� د�ون� م�ن �خ�ذ� ت ي من �اس� الن وم�ن

و�ن ر ي �ذ� إ م�وا ظل �ذ�ين ال

�عذاب� ال د�يد� ش الله ن� وأ جم�يع ا لله� �ق�و�ة ال ن�

أ �عذاب ال

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan

selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan

orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya

orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada

Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat

berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah (2) :165)

Ketiga, memperlihatkan rasa takut kepada Allah SWT (dari adzab-Nya), dan

memperlihatkan pengharapan yang seutuhnya kepada rahmat-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, hamba Allah SWT selalu dibarengi dengan dua

perasaan, yaitu perasaan takut dan berharap.

Bagi seorang yang beriman, tidak ada lagi yang ditakuti dalam hidupnya, kecuali

adzab Allah SWT, dan adzab itu akan menimpa disebabkan oleh perbuatan maksiat

kepada-Nya. Maka ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba, pada dasarnya

merupakan implementasi dari rasa takut akan adzab Allah SWT, dan sekaligus akan

menghantarkan hamba kepada rahmat Allah SWT yang selalu diharapkan sepanjang

hidupnya.

5

Page 6: dirosah islamiyah

Sesungguhnya, tidak ada kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki, kecuali ketika

seorang hamba selalu berada dalam rahmat dan maghfirah Allah SWT yang diraih

dengan sikap istikomah dalam keimanan, perubahan ke a rah yang lebih positip dan

selalu memohon ampun ketika lalai

juga berupaya keras untuk tetap berada dijalan Allah SWT.

Allah SWT berfirman,

ح�يم1 ر غف�ور1 �ه� والل �ه� الل ح�مة ر ج�ون ر� ي �ك ئ ول� أ �ه� الل �يل� ب س ف�ي وجاهد�وا وا هاجر� �ذ�ين وال �وا آمن �ذ�ين ال �ن� .إ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad

di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2) :218)

Keempat, memperlihatkan rasa syukur yang mendalam terhadap semua ni’mat Allah

SWT yang telah diberikan.

Pengakuan dan kesadaran akan ni’mat Allah SWT dalam kehidupan, akan mendorong

seorang hamba untuk mengakui kelemahan dan kebutuhannya kepada Allah SWT

yang telah memberikan semua ni’mat-Nya, karena seorang hamba tidak akan bisa

terlepas dari ni’mat tersebut. Ini berarti bahwa seorang hamba akan selalu

membutuhkan Allah SWT, karena Dialah yang maha pemberi ni’mat.

Para ulama menjelaskan bahwa bersyukur yang sesungguhnya atas ni’mat adalah

menggunakan ni’mat tersebut sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT, dan

untuk membuktikannya tidak ada cara lain kecuali dengan beribadah kepada-Nya,

sehingga segala sesuatu yang telah Allah anugrahkan harus digunakan dalam rangka

meraih keridloan dan kecintaan Allah SWT untuk mendapatkan kebahagiaan hidup

diakhirat.

6

Page 7: dirosah islamiyah

Allah SWT berfirman:

�غ� ب ت وال �ك ي �ل إ �ه� الل ن ح�س أ ما ك ح�س�ن� وأ ا �ي الد.ن م�ن ك ص�يب ن �س ن ت وال ة اآلخ�ر الد�ار �ه� الل اك آت ف�يما غ� �ت واب

ف�ي اد �فس د�ين ال �م�ف�س� ال �ح�ب. ي ال �ه الل �ن� إ األر�ض�

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)

duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat

baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)

bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.

Al-Qashshash (28) : 77

B. Peran Dan Fungsi Ibadah

Peran dan fungsi ibadah terbagi menjadi 2 yaitu :

Peran dan fungsi ibadah secara umum

Secara umum ibadah dapat berperan sebagai alat untuk menumbuhkan kesadaran pada

diri manusia bahwa ia sebagai insan diciptakan Allah khusus untuk mengabdi kepada

diri-Nya. Ini jelas disebutkan dalam Al Qur’an surat Az Zariyat ayat 56

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi

(ibadah) kepada-Ku

Peran dan fungsi ibadah secara khusus

Peran dan fungsi ibadah secara khusus ini meliputi fungsi masing-masing dari jenis

ibadah. Jenis-jenis ibadah ini dapat dikelompokkan menjadi lima bagian atau biasa

disebut Rukun Islam yang terdiri dari syahadat,shalat,zakat,puasa, dan pergi haji jika

mampu.

C. Pembagian Dan Karakteristik Ibadah

7

Page 8: dirosah islamiyah

Pembagian Ibadah

Ibadah itu sendiri bisa dikelompokkan ke dalam kategori berdasarkan beberapa

klasifikasi, antara lain:

a. Pembagian ibadah didasarkan pada umum dan khusus (khashashah dan   

‘ammah)

1. Ibadah khashashah ialah ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan oleh

nash, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.

2. Ibadah ‘ammah, yakni semua pernyataan baik yang dilakukan dengan niat

yang baik dan semata-mata karena Allah, seperti makan, minum, bekerja

dan lain sebagainya dengan niat melaksanakan perbuatan itu untuk

menjaga badan jasmaniah dalam rangka agar dapat beribadah kepada

Allah.

b. Pembagian ibadah dari segi hal-hal yang bertalian dengan pelaksanaannya, dibagi

menjadi tiga:

1) Ibadah jasmaniah, ruhiyah, seperti salat dan puasa.

2) Ibadah ruhiyah dan amaliyah, seperti zakat

3) Ibadah jasmaniah ruhiyah dan amaliyah, seperti mengerjakan haji.

c. Pembagian ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau

masyarakat,                   dibagi dua:              

1) Ibadah fardhi, seperti salat dan puasa

2) Ibadah ijtima’I seperti zakat dan haji

d. Pembagian dari segi bentuk dan sifatnya.

1. Ibadah yang berupa perkataan atau ucapan lidah, seperti membaca do’a,

membaca Al Qur’an, membaca dzikir, membaca tahmid dan mendoakan

orang yang bersin.

2. Ibadah yang berupa pekerjaan tertentu bentuknya meliputi perkataan dan

perbuatan, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.

3. Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti

menolong orang lain, berjihad, membela diri dari gangguan.

4. Ibadah yang pelaksanaannya menahan diri, seperti ihram, puasa dan

I’tikaf, dan menahan diri untuk berhubungan dengan istrinya.

8

Page 9: dirosah islamiyah

5. Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan hutang dan

memaafkan orang yang bersalah.

Karakteristik ibadah

Ibadah memiliki karakteristik tertentu yang khas, yakni:

Pertama, ibadah bersifat tauqifiyah(***). Apa yang ditetapkan Allah melalui nash-nash

al-Qur’an dan as-Sunnah dilaksanakan sebagaimana pengertiannya tanpa disalahi.

Seorang muslim (secara bahasa artinya pasrah) melaksanakan sholat, shaum, maupun

haji dengan cara tertentu. Tidak dibenarkan seorang muslim sholat dengan

meletakkan kedua tangannya di tengkuknya, sebab tidak ada nash yang menyebut hal

itu. Juga tidak dibenarkan seorang muslim melaksanakan kewajiban haji di bulan

Ramadhan, sebab haji itu telah ditetapkan waktunya menurut sunnah Rasul yaitu di

bulan Zulhijjah.

Rasulullah Saw bersabda:

“Sholatlah kalian sebagaimana aku sholat.”

“Ambilah dariku manasik (rute perjalanan haji) kalian.”

Kedua, ibadah itu secara hukum diperintahkan oleh Allah tanpa sebab

disyari’atkannya (tanpa ilat syar’iyyah). Misalnya, disyari’atkannya wudlu bukanlah

demi kebersihan.

Diwajibkannya sholat bukanlah supaya kaum muslmin berolahraga.

Ketiga, ibadah hanya dilakukan untuk Allah semata. Hukum-hukum ibadah mengatur

hubungan seorang muslim, sebagai makhluk, dengan khaliknya. Maka tidak boleh

seorang muslim dalam ibadahnya menserikatkan Allah SWT dengan seorang pun di

antara makhluk-Nya. Diibadahi merupakan hak tunggal Allah SWT. Itulah makna

lailaha illallah, yakni la ma’buuda illallah. Artinya, tidak ada tuhan yang berhak

disembah kecuali Allah. 2

Allah SWT berfirman:

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain.

2(***) : Diterima apa adanya dari Dzat yang disembah

9

Page 10: dirosah islamiyah

(Qs. al-Qashash [28]: 88).

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia

mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam

beribadat kepada Tuhannya. (Qs. al-Kahfi [18]: 110).

Keempat, ibadah yang diterima hanyalah yang dikerjakan dengan niat ikhlas lillahi

ta’ala. Seorang muslim yang melaksanakan sholat Maghrib tanpa niat lillahi ta’ala,

sholatnya tidak diterima, tidak mendapatkan pahala, dan belum menggugurkan

kewajiban sholat itu sendiri.

Rasulullah Saw bersabda:

“Sesungguhnya amal-amal (mesti dikerjakan) dengan niat.” [HR. Bukhari].

Maksud dari amal-amal pada hadits tersebut adalah khusus amal ibadah, sebab amal

selain ibadah tak perlu disertai niat.

Kelima, ibadah kepada Allah secara langsung, tanpa perantara. Seorang muslim sholat

menghadap Allah SWT dan berkata-kata dalam bacaan sholatnya langsung kepada

Allah SWT. Ketika seorang muslim berlapar-lapar di dalam berpuasa, laparnya itu

langsung dihubungkan dan diniatkan untuk Allah SWT. Dan dengan kekuasaan Allah

SWT setiap muslim langsung mendapatkan hot line untuk bermunajat dan menga-

jukan segala keluh kesahnya kepada Allah SWT di dalam doa-doanya.

Allah SWT telah menyatakan dalam firman-Nya:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),

bahwasanya Aku adalah dekat.

10

Page 11: dirosah islamiyah

Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku.

(Qs. Al-Baqarah [2]: 186).

BAB III

PENUTUP

11

Page 12: dirosah islamiyah

A. Kesimpulan

Konsep ibadah dalam Islam adalah amat luas dan menyeluruh, merangkumi tingkah

laku dan amalan manusia seluruhnya yang dikerjakan menurut ajaran Islam. Ibadah

mempunyai kaitan yang rapat dengan akhlak. Mempelajari ibadah yang benar akan

melahirkan kelakuan yang baik bersopan dan berakhlak mulia. Nilai akhlak berpunca

daripada agama ditetapkan oleh al Qur’an dan al sunnah. Setiap amalan yang

memenuhi syarat-syarat berkenaan boleh menjadi ibadah.

ibadah itu mencakup perintah dan larangan yang datang dari syari’at, yang tercakup di

dalamnya perkataan dan perbuatan, baik perkataan yang lahir maupun yang batin.

B. Penutuptup

puji syukur kehadirat Allah SWT, yang memberikan nikmat serta hidayahnya.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusun makalah ini tidaklah mustahil apabila pembaca menemukan

kesalahan dan kekurangan, untuk kritik serta saran yang membangun dari dosen

maupun rekan-rekan mahasiswa demi tercapai kesempurnaan.

Dan tak lupa juga kepada pihak yang membentuk terselesainya makalah ini kami

ucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. 

DAFTAR PUTAKA

Anur Rahim Faqih, dkk. Islamuna, Bimbingan Shalat dan Bacaan Al Qur’an, LPPAI

UII, 2002

12

Page 13: dirosah islamiyah

Mochammad Teguh, et.al. Latihan Kepemimpinan Islam Dasar, UII Press, 2001

http://recyclearea.wordpress.com/author/recyclearea

http://dedimansur.blogspot.com/2011/07/intensitas-ibadah-mahasiswa-stain.html

http://dedimansur.blogspot.com/2011/07/intensitas-ibadah-mahasiswa-stain.html

13