makalah "konsep aqidah islamiyah"

36
KONSEP AQIDAH ISLAMIYAH November 27, 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam. Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang dapat merugikan manusia. Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini, setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu makalah ini disusun guna mencari urat nadi dari pembahasan aqidah. Ini diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah bagi para kaum akademisi dan awam selama ini. B. Perumusan Adapun hal – hal yang akan penulis bahas disini antara lain: 1. Pengertian aqidah 2. Rukun iman 3. Urgensi aqidah dalam pelaksanaan ajaran islam C. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini, antara lain: 1. Untuk mlengkapi tugas mata kuliah Agama I 2. Untuk menambah wawasan 3. Diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Upload: nciez-shiegadiez-berzodiackaquariuz

Post on 23-Jun-2015

8.347 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakangDi era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun

mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam. Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang dapat merugikan manusia.

Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini, setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu makalah ini disusun guna mencari urat nadi dari pembahasan aqidah. Ini diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah bagi para kaum akademisi dan awam selama ini.

B. PerumusanAdapun hal – hal yang akan penulis bahas disini antara lain:1. Pengertian aqidah2. Rukun iman3. Urgensi aqidah dalam pelaksanaan ajaran islam

C. TujuanTujuan penyusunan makalah ini, antara lain:1. Untuk mlengkapi tugas mata kuliah Agama I2. Untuk menambah wawasan3. Diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang aqidah

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 2: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian aqidahAqidah dalam pengertian bahasa (etimology) memiliki arti sebagai ikatan, menguatkan, mengokohkan, meneguhkan. Apabila dirinci aqidah memiliki arti keyakinan seseorang tanpa ada perasaan ragu sedikit pun di hatinya. Sedangkan menurut istilah ( terminology ) pengertian aqidah yaitu suatu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa sehingga membuat orang tersebut menjadi tenteram karenanya, dan menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Secara harfiah kata aqidah di dalam Al-Quran tidak ditemukan, namun demikian terdapat beberapa istilah yang memiliki akar yang sama aqidah yaitu ‘aqada yang terdapat pada QS. An-Nisa 4:33, QS. Al-Maidah 5:89, QS. Al – Maidah 5:1, QS. Al – Baqarah 2:235, QS. Thaha 20:27, Qs. Al – Falaq 113:4.Berikut beberapa pengertian:1. Menurut Hasan Al-Banna

Aqa’id bentuk jamak dari aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan.

2. Menurut Abu Baar Jabir Al–JazairyAqidah merupakan sejumlah kebenaran yang dapat di terima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihannya dan keberadaannya secara pasti dan di tolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

3. Menurut T.M. Hasbi Ash ShiddieqiAqidah adalah suatu yang dipegang teguh dan terhujjah kuat di dalam lubuk jiwa tidak dapat beralih padanya.

4. Menurut Nasrudin RazakAqidah adalah iman atau kepercayaan, sumber yang asasi adalah al-Quran, iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dicapai dengan sesuatu keyakinan yang tidak boleh dicampuri dengan keraguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.

5. Menurut Soegarda PoerbakawatjaAqidah adalah percaya penuh akan Allah SWT, dengan sengaja dan aqidah merupakan ciri pembeda antara mukmin dan kafir.

Menurut Hasan Al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:1. Ilahiyat

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain.

2. NubuwatYaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.

3. RuhaniyatYaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.

4. Sam'iyyatYaitu pembahahasan tentang segaa sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 3: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lainnya.

Aqidah Islam mempunyai kekhususan-kekhususan diantaranya adalah:1. Aqidah Islam dibangun berlandaskan akal. Selama kita beriman kepada Allah, al-

quran, dan kepada kenabian Mihammad saw dengan jalan akal, maka wajib bagi kita mengimani segala hal yang diberitakan al-Quran kepada kita. Sama saja apakah yang diberitakan itu dapat dijabgkau oleh akal dan panca indera manusia, atau berupa perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak dapat dijangkau oleh [anca indera manusia seperti hari akhir, malaikat, dan perkara-perkara ghaib lainnya.

2. Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia. Beragama (al-tadayun) merupakan hal yang fitri pada diri manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini adalah kenyatan bahwa dirinya penuh kelemahan, kekurangan, dan serva membutuhkan terhadap sesuatu yang lain. Kemudian aqidah Islan hadir untuk memberikan pemenuhan terjadap naluri beragama yang ada pada diri manusia, dan membimbing mausia untuk mendapatkan kebenaran akan adanya Pencipta Yang Maha Kuasa. Dimana, semua makhluk yang ada, keberadaanNya sendiri tidak berhantung pada siapapun.

3. Aqidah Islam komprehensif (menyeluruh). Aqidah Islam telah menjawab seluruh pertanyaan manusia tentang alam semesta, manusia, kehidupan, dan menetapkan bahwa semuanya itu adalah makhluk. Aqidah Islam juga menetapkan bahwa sebelum kehidupan dunia ada Allah swt, sedangakn setelah kehidupan dunia adakan ada hari kiamat. Aqidah Islam juga menetapkan bahwa hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia adalah keterikatan manusia dengan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah swt. Sedangakn hubungan antara kehidupan dunia ini dengan kehidupan sesudahnya adalah perhitungan, surga dan neraka.

Aqidah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Diantaranya;1. Aqidah Islam telah memuaskan akal dan memberikan ketenangan pada jiwa

manusia. Sebab, aqidah Islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang memuaskan dan shahih.

2. Aqidah Islam telah menciptakan keteguhan dan keberanian pada diri seorang muslim. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang berbunyi:

لن تموت نفس حتى تستوفى أجلها ورزقها وما قدرلهاTidaklah mati seseorang sampai ditetapkan ajalnya, rezekinya dan apa-apa yang

menjadi takdirnya.3. Aqidah Islam akan membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim. Setelah

seorang muslim menyadari hubungannya dengan Allah, dan bahwa Allah swt akan menghisab semua pernuatannya pada hari kiamat, maka ia akan menghindarkan diri dari perbuatan yang diharamkan serta melakukan perbuatan baik dan yang dihalalkan. Sebab, ia telah meyakini bahwa hari perhitungan pasti akan datang.

Aqidah juga mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, yaitu:1. Masyarakat akan beriman kepada Allah SWT, agama yang satu serta tunduk

pada aturan yang satu.2. Akan mewujudkan masyarakat yang saling melengkapi, saling menjamin seperti

halnya satu tubuh, satu-kesatuan pemikiran dan perasaan. Rasulullah saw

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 4: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

bersabda:Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal persahabatan dan kasih saying adalah ibarat satu utbuh. Bila salah satu anggota tubuh terserang sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain akan ikut terserang demam dan susah tidur.

3. akan tercipta ikatan ideologis yang kaut serta diantara individu-individu anggota masyarakat, yakni ikatan ukhwah Islamiyah.

Aqidah Islamiyah telah mampu memecahkan permasalahan besar manusia. Aqidah Islam telah menjawab pertanyaan – pertanyaan manusia, sebab Islam telah menjelaskan bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan adalah ciptaan sang Khaliq yaitu Allah SWT. Ciri – ciri aqidah yang benar yaitu:• Keyakinan yang teguh terhadap kewujudan, keesaan dan kekuasaan Allah• Menjauhkan diri daripada mensyirikkan Allah• Keyakinan dan kepercayaan berlandaskan al-Quran dan as-sunnahSedangkan ciri – ciri yang salah antara lain:• Menafikan tentang keesaan dan kekuasaan Allah• Melakukan perbuatan yang mensyirikkan Allah• Mengamalkan kepercayaan yang bertentangan dengan al-Quran dan as-SunnahAdapun tujuan mempelajari ilmu Aqidah, yaitu:• Memantapkan keimanan dan keyakinan tentang kewujudan Allah• Dapat mengenal ajaran aqidah yang salah• Dapat menjaga iman supaya selamat dunia dan akhirat• Mempertahankan aqidah dari maraknya ajaran yang menyeleweng• Menolak fahaman sesat• Dapat membentuk keperibadian muliaSeperti yang dipaparkan diatas bahwa aqidah merupakan kepercayaan dalam hati tentang kewujudan Allah, malaikat, kitab, rasul-rasul dan hari akhirat serta qadak qadar. Sedangkan syariah yaitu peraturan dan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Allah sama ada perkara yang berkaitan dengan suruhan atau tegahan. Hubungan antara aqidah dan syariah yaitu keduanya saling berhubungan erat / tidak boleh dipisahkan.Berikut perbedaan antara aqidah dan syariah :

Aqidah Syariah

• Kepercayaan kepada Allah • Mentaati dan melaksanakan perintah Allah

• Kepercayaan kepada malaikat • Kepatuhan dengan melakukan kebaikan

• Kepercayaan kepada rasul • Mengikut dan melak-sanakan sunah rasul

• Kepercayaan kepada kitab • Melaksanakan segala hukum dan peraturan

• Kepercayaan kepada qadak qadar • Berusaha bersungguh-sungguh untuk men-dapat kebaikan dunia dan akhirat

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 5: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

B. Rukun ImanRukun Iman merupakan sesuatu yang hal wajib diyakini seseorang yang mengaku beragama Islam. Tidak meyakini salah satu rukun iman, maka keimanan orang tersebut akan diragukan.Komponen rukun iman terdiri dari:1. Iman kepada Allah SWT.2. Iman kepada malaikat – malaikat Allah3. Iman kepada kitab – kitab Allah4. Iman kepada rasul – rasul Allah5. Iman kepada hari akhir6. Iman kepada Qadha dan QadarAllah SWT berfirman dalam Al_Quran:1. QS. An – Nisa : 136

Artinya :“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya .”

2. QS. Al –Baqarah : 177

Artinya :"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu adalah suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, Ibnu sabil (musafir) dan orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya (budak), mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya ketika ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan dan penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa". (Q.S. Al-Baqarah: 177)

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 6: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

3. QS. Al – Baqarah : 285

Artinya : “ Rasul telah beriman kepada Al – quran yang diturunkan kepadanya dari tuhannya demikian pula orang – orang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat – malaikat-Nya, kitab – kitab – Nya, dan rasul – rasul – Nya. Kami tidak membeda – bedakan antara seorang rasul dan lainnya. “

Adapun khusus mengenai takdir, Allah berfirman dalam QS. Al – Qomar : 49 :

Artinya :“sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”Nabi Muhammad SAW pun bersabda:“ iman adalah: kamu beriman kepada Allah SWT dan malaikat – malaikat – Nya, Kitab – kitab – Nya, Rasul – rasul – Nya, hari kemudian dan takdir yang baik maupun yang buruk. “ ( HR. Muslim )Iman mencakup keyakinan di di dalam hati, ucapan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan. Contoh iman di dalam hati yaitu meyakini keesaan Allah SWT, iman dalam bentuk lisan yaitu berdzikir, sedangkan iman dalam amalan anggota badan yaitu shalat, puasa, tawakal, dan lainnya. Iman seseorang akan meningkat apabila melakukan ketaatan dan akan menurun apabila melakukan kemaksiatan.Berikut firman Allah SWT :

Artinya :Sesungguhnya orang-orang yang beriman[1] ialah mereka yang bila disebut nama ALLAH[2] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. ( QS Al - Anfaal : 2-4 )

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 7: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

Sebaliknya Allah SWT pun berfirman :

Artinya :“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya .” ( QS. An – Nisa : 136 )Berikut penjelasan mengenai rukun iman, yaitu:• Iman kepada Allah SWT.

Mengimani adanya Allah ini bisa dibuktikan dengan:• Bahwa manusia mempunyai fitrah mengimani adanya Tuhan tanpa harus di

dahului dengan berfikir dan sebelumnya. Fitrah ini tidak akan berubah kecuali ada sesuatu pengaruh lain yang mengubah hatinya. Nabi Shallahu’alaihi wa sallam bersabda:”Tidaklah anak itu lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanya lah yang menjadikan mereka Yahudi, Nashrani, atau Majusi.”• Bahwa makhluk tersebut tidak muncul begitu saja secara kebetulan, karena

segala sesuatu yang wujud pasti ada yang mewujudkan yang tidak lain adalah Allah, Tuhan semesta alam. Allah berfirman, ”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”Maksudnya, tidak mungkin mereka tercipta tanpa ada yang menciptakan dan tidak mungkin mereka mampu menciptakan dirinya sendiri. Berarti mereka pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah yang maha suci.• Adannya kitab-kitab samawi yang membicarakan tentang adanya Allah.

Demikian pula hukum serta aturan dalam kitab-kitab tersebut yang mengatur kehidupan demi kemaslahatan manusia menunjukkan bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.• Adanya orang-orang yang dikabulkan do’anya. Ditolongnya orang-orang yang

sedang mengalami kesulitan, ini menjadi bukti-bukti kuat adanya Allah. Allah berfirman: ”Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar. • Adanya tanda-tanda kenabian seorang utusan yang disebut mukjizat adalah

suatu bukti kuat adanya Dzat yang mengutus mereka yang tidak lain Dia adalah Allah Azza wa Jalla. Msalnya adalah mukjizat yang diberikan kepada nabi Isa ’Alaihissalam berupa membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang buta sejak lahirnya dan penyakit sopak menghidupkan orang mati dan mengeluarkan dari kuburannya atas izin Allah.

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 8: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

Mengimani sifat rububiyah Allah (Tauhid Rububiyah)• Yaitu mengimani sepenuhnya bahwa Allah-lah memberi rizki, menolong,

menghidupkan, mematikan dan bahwasanya Dia itu adalah pencipta alam semesta, Raja dan Penguasa segala sesuatu.

Mengimani sifat uluhiyah Allah (Tauhid Uluhiyah)• Yaitu mengimani hanya Dia lah sesembahan yang tidak ada sekutu bagi-Nya,

mengesakan Allah melalui segala ibadah yang memang disyariatkan dan diperintahkan-Nya dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun baik seorang malaikat, nabi, wali maupun yang lainnya.• Tauhid rububiyah saja tanpa adanya tauhid uluhiyah belum bisa dikatakan

beriman kepada Allah karena kaum musyrikin pada zaman Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam juga mengimani tauhid rububiyah saja tanpa mengimani tauhid uluhiyah, mereka mengakui bahwa Allah yang memberi rizki dan mengatur segala urusan tetapi mereka juga menyembah sesembahan selain Allah.

Mengimani Asma’ dan Sifat Allah (Tauhid Asma’ wa Sifat)• Yaitu menetapkan apa-apa yang Allah dan RasulNya telah tetapkan atas

diriNya baik itu berkenaan dengan nama-nama maupun sifat-sifat Allah.Prinsip dalam meyakini sifat Allah Subhanahu wa ta’ala :• Allah Subhanahu wa ta’ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang secara

mutlak, seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya. • Allah mempunyai nama dan sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan

sedikit pun juga, tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat Allah.

Buah beriman kepada Allah :•Merealisasikan pengesaan kepada Allah sehingga tidak menggantungkan

harapan kepada selain Allah, tidak takut, dan tidak menyembah kepada selain-Nya.•Menyempurnakan kecintaan terhadap Allah, serta mengagungkan-Nya sesuai

dengan kandungan makna nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya Yang Agung.•Merealisasikan ibadah kepada Allah dengan mengerjakan apa yang diperintah

serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.• Iman kepada malaikat – malaikat Allah SWT

Malaikat adalah makhluk yang hidup di alam ghaib dan senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah sedikit pun. Diciptakan dari cahaya dan diberikan kekuatan untuk mentaati dan melaksanakan perintah dengan sempurna. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda:”Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, dan adam ’Alaihissalam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian”Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:”Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”Beriman kepada malaikat mengandung tiga unsur:•Mengimani wujud mereka, bahwa mereka benar-benar ada bukan hanya

khayalan, halusinasi, imajinasi, tokoh fiksi, atau dongeng belaka. Dan mereka

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 9: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

jumlahnya sangat banyak, dan tidak ada yang bisa menghitungnya kecuali Allah. Seperti dalam kisah mi’raj-nya Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam, bahwa ketika itu Nabi Shallahu’alaihi wa sallam diangkat ke Baitul Ma’mur di langit, tempat para malaikat shalat setiap hari, jumlah mereka tidak kurang dari 70.000 malaikat. Setiap selesai shalat mereka keluar dan tidak kembali lagi.iii

•Mengimani nama-nama malaikat yang kita kenali, misalnya Jibril, Mikail, Israfil, Mautiv. Adapun yang tidak diketahui namanya, kita mengimani keberadaan mereka secara global. Dan penamaan ini harus sesuai dengan dalil dari al-Quran dan Hadist Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallamyang shahih.•Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita kenali, misalnya:

Memiliki sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Dan juga khususnya Malaikat Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat oleh Nabi Shallahu’alaihi wa sallamyang mempunyai 600 sayap yang menutupi seluruh ufuk semesta alam.v

Allah berfirman,”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”vi

Malaikat bisa menjelma menjadi seorang laki-laki, seperti saat diutus oleh Allah kepada Maryam, Nabi Ibrahim, Nabi Luth. Juga saat diutusnya Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam ketika beliau berkumpul dengan para sahabat dalam satu mejelis untuk mengajarkan agama kepada para sahabat Nabi Shallahu’alaihi wa sallam.vii

Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti membaca tasbih dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla siang dan malam tanpa merasa lelah.

Sebagian mereka ada yang memiliki tugas khusus. Sebagai contoh,•Malaikat Jibril bertugas untuk menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi

dan Rasul. Dan ini bukanlah satu-satunya tugas Malaikat Jibril, sehingga ada anggapan bahwa telah selesai tugas Malaikat Jibril dan nganggur setelah selesainya wahyu yang disampaikan kepada rasul terakhir Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam. Padahal selain tugas utama tersebut Malaikat Jibril juga mempunyai tugas lain, seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam:”Jika Allah mencintai seorang hamba-Nya, maka dipanggillah Jibril, ’Sesungguhnya Aku telah mencintai fulan, maka cintailah dia!’ Lalu Jibril mencintainya, kemudian Jibril menyeru penghuni langit, ’sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia!’ Lalu seluruh penghuni langit mencintainya, kemudian djadikan dirinya dapat di terima di muka bumi.•Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan meunmbuhkan

tumbuh-tumbuhan.•Malaikat Isrofil yang diserahi tugas meniup sangkakala tatkala terjadi peristiwa

hari kiamat dan manusia dibangkitkan dari alam kubur.•Malaikat Maut yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa seseorang.•Malaikat Ridwan dan Malik yang diserahi tugas menjaga Surga dan Neraka.•Malaikat yang ditugaskan meniupkan ruh pada janin dalam rahim, yaitu ketika

janin telah mencapai usia 4 bulan di dalam rahim, maka Allah Azza wa Jalla

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 10: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

mengutus malaikat untuk menuliskan rizki, ajal, amal, celaka, dan bahagianya, lalu meniupkan ruh padanya.• Para malaikat (dg sifat Rokib dan ’Atid) yang diserahi menjaga dan menulis

semua perbuatan manusia. Setiap orang yang dijaga oleh dua malaikat, yang satu pada sisi kanan dan yang satunya lagi pada sisi kiri. Allah Azza wa Jalla berfirman:”(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.”xii

• Para Malaikat Mungkar dan Nakir yang diserahi tugas menanyai mayit, yaitu apabila mayit telah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan Nabinya.•Malaikat yang mencatat amal orang yang hadir paling awal saat shalat

Jum’at. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda:

�ذ�اج�ل�س� ،ف�إ و"ل�� $أل فا و"ل�

� $أل ا &و$ن� &ب $ت �ك ي �ة& �ك �ئ $م�ال ال �ج�د $م�س$ ال ��$و�اب ب� أ م�ن$ ��ب0 با &ل1 ك ع�ل�ى �ن� كا �$ج&م&ع�ة ال �و$م& ي �ن� �ذ�اكا إ

$ر� الذ1ك �م�ع&و$ن� ت �س$ ي و�ج�اء&و$ا ط&و=واالص=ح&ف� �م�ام& $إل ا

”Tatkala hari jum’at tiba, malaikat berada di setiap pintu masjid mencatat amal orang yang hadir paling awal, lalu yang datang kemudian, jika imam naik ke mimbar di tutuplah buku catatan tersebut. Lalu mereka masuk mendengarkan nasihar (dzikir).”

Buah Iman Kepada Malaikat AllahBeriman kepada Malaikat membuahkan pengaruh yang mulia diantaranya:•Mengetahui dengan benar keagungan, kebesaran, kekuasaan malaikat, dan

kebesaran makhluk menjadi bukti atas kebesaran Penciptanya.• Bersyukur kepada Allah atas perhatianNya yang diberikan kepada anak Adam

dengan menugaskan beberapa malaikat yang menjaga, mencatat amal mereka dan tugas-tugas lainnya dalam kemaslahatan hidup manusia.• Kecintaan kita kepada para malaikat atas tugas-tugas yang mereka tunaikan

dalam rangka mengabdi dan taat kepada Allah.• Iman kepada kitab – kitab Allah

Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-NYA kepada nabi dan rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia . Dalam Al-Qur’an disebutkan ada 4 kitab Allah. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. , Zabur diturunkan kepada nabi Daud a.s. , Injil kepada Nabi Isa a.s. , Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.Selain dari kitab-kitab yang empat itu, masih ada lagi shahifah atau lembaran-lembaran oleh Allah telah diturunkan kepada Nabi Adam a.s., Nabi Syits a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s.Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah berikut ini.Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 11: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf• Persamaan

Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.• Perbedaan

Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhufKitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu:Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala.Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya.Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an).Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an.Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah•Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi

aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha :Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;• Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang

disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19.Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu. lihat al-Qur’an online di Goole,

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 12: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

• Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138,Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. lihat al-Qur’an online di Goole,• Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat

QS Al Maidah : 48,Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, lihat al-Qur’an online di Goole,• Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu

mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. lihat al-Qur’an online di Goole, • Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam)

dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152• Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah,

larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.• Al Qur’an adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat

manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)

• Iman kepada rasul – rasul AllahRasul adalah orang laki-laki pilihan yang Allah berikan wahyu berisi syari’ah dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Sedang nabi adalah orang laki-laki yang Allah berikan wahyu kepadanya berisi syari’ah, tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya.Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukandari Taurat.“Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 13: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S. Al-Mukmin : 78)Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak. “Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.” (H.R. Ahmad)terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul- Azmi minarrusul, yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Nabi Nuh, as. Kegigihannya dalam berda’wah siang dan malam, tanpa

mengharapkan jasa dan imbalan dari kaumnya. Keberadaan istri dan anak yang menjadi pengahalang da’wahnya serta ia tidak pernah terpengaruh oleh tantangan dan ejekan itu.

Nabi Ibrahim, as. Kepatuhannya dalam menjalankan perintah Allah, mulai dari pernyataannya memisahkan diri dari kepercayaan kaumnya termasuk ayahnya sendiri, caranya berdialog menunjukkan kebatilan patung/berhala kepada kaumnya, keberaniannya menghancurkan patung-patung sesembahan Namrud dan kaumnya, hingga murka dan pembakaran Ibrahim oleh kaumnya.

Nabi Musa, as. Kisah terbanyak dalam Al Qur’an adalah kisah Musa dan Fir’aun. Sejak kecilnya sudah dihadapkan dengan bahaya. Kerelaan ibunya menghanyutkan bayi Musa di sungai Nil, adalah sebuah pengorbanan yang tak terhingga.

Nabi Isa, as. Kelahiran tanpa ayah, tuduhan keluarga Maryam atas diri Maryam, Tantangan dari kaum Yahudi, yang berusaha membunuhnya Pengkultusan yang dilakukan oleh kaum Nasrani, karena Isa dianggap memiliki sifat-sifat ketuhanan, seperti menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan membuat burung dari tanah.

Nabi Muhammad, SAW. Kesabarannya yang tak terhingga dalam mengajak kaumnya bertauhid kepda Allah. Tantangan dari kaumnya dan bahkan pamannya sendiri, hingga ia harus terusir dari kampung halamannya. Ke Thaif, dilempari batu, dituduh orang gila, tapi yang keluar dari mulutnya, hanya permohonan kepada Allah agar menunjuki mereka. Dst.

Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut: Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat

manusia bahwa:a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)

Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 14: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.

Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.

Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.

Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.

Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8).

• Iman kepada hari akhirBeriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka.Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firmanNya,Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa,’ dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).Hikmah iman pada hari akhir :1. Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk beramal kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah semata.2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.

• Iman kepada Qadha dan QadarPengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa  Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 15: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh. Saat ini Abdul latif jatuh dari sepeda motor. Sebelum Abdul latif lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdul latif akan jatuh dari sepeda motor. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.Hubungan antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat. Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya.Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut :” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim)Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 16: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. ” Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.”Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!.” Orang-orang yang ada disitu bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”.Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman: Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian Firman Allah:

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 17: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).

2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asaOrang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT :Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)

3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firaman Allah :Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)

4.Menenangkan jiwaOrang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagiArtinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 18: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

C. Urgensi Aqidah dalam Pelaksanaan Ajaran IslamDi era sekarang banyak sekali orang yang mengaku beragama Islam namun mereka tidak mau mengikuti aturan – aturan yang terdapat dalam Agama Islam. Pada umumnya orang – orang tersebut hanya menjadikan Agama Islam sebagai status keagamaan saja. Padahal Agama Islam merupakan agama yang fenomenal karena telah terbukti ajaran – ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh kehidupan. Di dalam ajaran – ajaran agama islam, islam tidak memiliki aturan yang dapat merugikan manusia. Khususnya didalam masalah aqidah atau keyakinan yang menjadi prinsip dasar dan baku serta merupakan asas mutlak bagi setiap individu muslim. Mengapa aqidah? Aqidah merupakan refleksi seluruh amalan yang kita kerjakan. Gambaran nyata lurus atau tidaknya agama seseorang. Cerminan ketaatan dan ketundukan seorang hamba dihadapan Robbnya. Allah Ta’ala

berfirman :ن�س� إال لي�ع�ب�د�و�ن� اإل� ن و� ت� ال�ج ل�ق� وما� خ�

Artinya :“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku “(QS Adz-dzariyat:56)Ibadah bukan hanya sekedar kata yang mudah dilafazkan lisan ataupun didengungkan di telinga. Namun memiliki kandungan dan makna yang dalam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mendefinisikan makna ibadah :

ضاه� من� األقوال و� ا يحبه� الله و� ي�ر� ع( لكل& م� ام م( ج� اس�الباطن�ة " األفعال الظ اهرة و�

Artinya :“Nama yang mencakup segala sesuatu (hal) yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik yang berkaitan dengan ucapan ataupun perbuatan baik yang dhohir (terlihat) ataupun yang batin (tersembunyi).”Namun sayangnya,kebanyakan kaum muslimin hari ini tidak memahami dan mengetahui betul definisi tersebut. Padahal sebagaimana kita ketahui ibadah merupakan tujuan mendasar dan alasan utama diciptakannya jin dan manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas.Di antara urgensi aqidah Islam yang terbesar adalah bahwa aqidah yang benar merupakan fondasi agama Islam ini, dan amal kebaikan apapun tidak sah tanpa dilandasi aqidah yang benar. Dengarlah firman Allah SWT. mensyaratkan keimanan untuk balasan terhadap amal shalih:

ه&م$ �ج$ر� أ "ه&م$ �ن ز�ي �ج$ �ن ل و� Eة� 1ب ط�ي Eاة� ي ح� "ه& �ن �ي� ي &ح$ �ن ف�ل Iن�م&ؤ$م و�ه&و� �ى &نث أ و$� أ �ر0 ذ�ك م�ن �حEا ص�ال ع�م�ل� م�ن$

&ون� �ع$م�ل ي &وا �ان ك م�ا �ح$س�ن� �أ ب

Artinya :Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-nahl: 97)Oleh karena itulah, amalan-amalan orang-orang yang aqidahnya rusak, tidak ada nilainya di sisi Allah. Allah berfirman tentang amalan orang kafir.“ Orang-orang yang kafir kepada Robbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 19: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. “(QS. Ibrohim: 18)Alloh berfirman tentang amalan orang musyrik:

Artinya :Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Alloh, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka. (QS. At-taubah: 17)Alloh berfirman tentang amalan orang munafik:

ق�ين� ( �ف�اس ق�و$مEا &م$ &نت ك &م$ "ك �ن إ &م$ م�نك "ل� �ق�ب =ت ي "ن ل هEا �ر$ ك و$� أ ط�و$عEا �نف�ق&وا أ �ل�) 53ق&ل$ &ق$ب ت �ن أ �ع�ه&م$ م�ن م�ا و�

" �ال إ &نف�ق&ون� ي � و�ال ال�ى &س� ك و�ه&م$ " �ال إ �ة� الص"ال &ون� $ت �أ ي � و�ال ��ه ول س& �ر� ب و� ��الله ب وا �ف�ر& ك "ه&م$ ن� أ " �آل إ &ه&م$ �ف�ق�ات ن م�نه&م$

�ار�ه&ون� ك و�ه&م$Artinya :Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu baik dengan sukarela ataupun dengan tepaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik.” Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Alloh dan Rosul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat melainkan dengan malas, dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. (QS. At-taubah: 53-54)Alloh berfirman tentang amalan orang murtad (keluar dari agama Islam):

ص$ح�اب& � أ �ك� �ئ &ول و�أ �ة �خ�ر� $أل و�ا �ا $ي الد=ن ف�ي &ه&م$ �ع$م�ال أ �ط�ت$ ب ح� �ك� &ولئ ف�أ Iر��اف ك و�ه&و� �م&ت$ ف�ي ��ه د�ين ع�ن &م$ م�نك �د�د$ ت "ر$ ي م�ن و�

�د&ون� ال خ� ف�يه�ا ه&م$ �"ار النArtinya :Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-baqoroh: 217)a) Sumber-sumber Aqidah Yang Benar Dan Manhaj Salaf Dalam Mengambil

AqidahAqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i, tak ada medan ijtihad & berpendapat di dalamnya. Karena itulah sumber-sumbernya terbatas kepada apa yang ada di dalam Al-Qur’an & As-Sunnah. Sebab tak seorang pun yang lebih mengetahui tentang Allah, tentang apa-apa yang wajib bagi-Nya & apa yang harus disucikan dari-Nya melainkan Allah sendiri. Dan tak seorang pun sesudah Allah  yang lebih mengetahui tentang Allah  selain Rasulullah . Oleh karena itu manhaj Salafusshalih & para pengikutnya dalam mengambil aqidah terbatas pada Al-Qur’an & As-Sunnah.Maka, semua yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an & As-Sunnah tentang hak Allah mereka mengimaninya, meyakininya & mengamalkannya. Sedangkan apa yang tak ditunjukkan oleh Al-Qur’an & As-Sunnah mereka menolak & menafikannya dari Allah . Karena itu tak ada pertentangan di antara mereka di dalam perkara aqidah ini (i’tiqad). Bahkan aqidah mereka adalah satu & jama’ah mereka juga satu. Karena Allah  sudah menjamin orang yang berpegang teguh dgn Al-Qur’an & Sunnah Rasul-Nya dgn kesatuan kata, kebenaran aqidah & kesatuan manhaj. Allah  berfirman, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, & janganlah kamu bercerai berai, …” (QS. Ali Imran : 103)

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 20: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

Karena itulah mereka dinamakan firqah najiyah (golongan yang selamat). Sebab Rasulullah  telah bersaksi bahwa merekalah yang selamat, ketika memberitahukan bahwa umat ini akan berpecah menjadi 73 golongan yang kesemuanya di Neraka, kecuali satu golongan. Ketika ditanya tentang yang satu ini, Rasulullah  menjawab, “Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran yang sama dgn ajaranku pada hari ini, & para sahabatku.” (HR. Ahmad).Kebenaran sabda baginda Rasul  tersebut telah terbukti ketika sebagian manusia membangun aqidahnya di atas landasan selain Al-Qur’an & Sunnah, yaitu di atas landasan ilmu kalam, & kaidah – kaidah manthiq yang diwarisi dari filsafat Yunani & Romawi. Maka terjadilah penyimpangan & perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat & retaknya masyarakat Islam.

b) Penyimpangan Aqidah dan Cara-cara PenanggulangannyaPenyimpangan dari aqidah yang benar adalah kehancuran & kesesatan. Karena aqidah yang benar merupakan motivator utama bagi amal yang bermanfaat.Tanpa aqidah yang benar seseorang akan menjadi mangsa bagi persangkaan & keragu-raguan, yang semakin lama akan menumpuk & menghalangi dari pandangan yang benar terhadap jalan kebahagiaan, sehingga hidupnya terasa sempit lalu ia ingin terbebas dari kesempitan tersebut dengan menyudahi hidup, sekalipun dengan bunuh diri, sebagaimana yang terjadi pada banyak orang yang telah kehilangan hidayah aqidah yang benar.Masyarakat yang tak terbimbing oleh aqidah yang benar merupakan masyarakat yang bahimi (hewani), tak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia, sekalipun mereka bergelimang materi tetapi terkadang justru sering menyeret mereka kepada kehancuran, sebagaimana yang kita lihat pada masyarakat jahiliyah. Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan taujih (pengarahan) dalam penggunaannya, & tak ada pemberi arahan yang benar kecuali aqidah yang benar.Sebagai salah satu pelajaran, Allah  telah menjelaskan kepada para rasul-Nya untuk tak sembarangan dalam memanfaatkan harta, “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, & kerjakanlah amal yang shalih.” (QS. Al-Mukminun : 51)Maka kekuatan aqidah tak boleh dipisahkan dari kekuatan madiyah (materi). Jika hal itu dilakukan dengan menyeleweng kepada aqidah bathil, maka kekuatan materi akan berubah menjadi sarana penghancur & alat perusak, seperti yang terjadi di negara-negara kafir yang memiliki materi, tetapi tak memiliki aqidah yang benar.Sebab-sebab penyimpangan dari aqidah shahihah yang harus kita ketahui yaitu : Kebodohan terhadap aqidah shahihah (aqidah yang benar), hal ini tak lain

karena tak mau (enggan) mempelajari & mengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya. Sehingga tumbuh suatu generasi yang tak mengenal aqidah shahihah & juga tak mengetahui lawan atau kebalikannya. Akibatnya, mereka meyakini yang benar sebagai sesuatu yang bathil & yang bathil dianggap sebagai yang benar. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar , “Sesunggunya ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu, menakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan.”

Ta’ashshub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak & nenek moyangnya, sekalipun hal itu bathil, & mencampakkan apa yang menyalahi warisan nenek moyang itu, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana yang

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 21: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

difirmankan oleh Allah , “Dan apabila dikatakan kepada mereka : ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah’, mereka menjawab : ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami’. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tak mengetahui suatu apapun, & tak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah : 170)

Taqlid buta (asal mengikuti), dgn mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa mengetahui dalilnya & tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. Sebagaimana yang terjadi pada golongan-golongan seperti mu’tazilah, jahmiyah, & lainnya. Mereka ber-taqlid kepada orang-orang sebelum mereka dari para da’i sesat, sehingga mereka juga sesat, jauh dari aqidah shahihah.

Ghuluw (berlebihan) dalam mencintai para wali & orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga meyakini pada diri mereka sesuatu yang tak mampu dilakukan kecuali oleh Allah , baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu sebagai perantara antara Allah  dan makhluk-Nya, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut & bukan menyembah Allah . Mereka ber-taqarrub (ngalap berkah) kepada kuburan para wali itu dgn hewan qurban, nadzar, do’a, istighatsah & meminta pertolongan. Sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam terhadap orang-orang shalih ketika mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu & jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, & janganlah Suwaa’, Yaghuuts, Ya’uq, & Nasr.” (QS. Nuh : 23)Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’q, & Nashr adalah nama-nama orang shalih yang dijadikan berhala terbesar pada kaum yang tak mau taat kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam. Dan demikianlah yang terjadi pada para pengagung kuburan di berbagai negeri sekarang ini termasuk di Indonesia. Tidak mengherankan jika acara-acara haul habib fulan yang telah meninggal kadang lebih ramai dari shalat Idul Fitri. Atau kuburan wali fulan, sangat ramai dikunjungi, melebihi kunjungan umat Islam ke masjid-masjid mereka.

Ghaflah (lalai) terhadap perenungan ayat-ayat Allah  yang terhampar di jagad raya ini (ayat-ayat kauniyah) & ayat-ayat Allah  yang tertuang dalam Kitab-Nya (ayat-ayat Qur’aniyah). Disamping itu, juga terbuai dgn hasil-hasil teknologi & kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia serta menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah & penemuan manusia semata. Sebagaimana kesombongan Qarun yang mengatakan,  “Sesungguhnya aku diberi harta hanyalah karena ilmu yang ada padaku.” (QS. Al-Qashash : 78).Dan juga sebagaimana perkataan orang lain yang juga sombong : “Ini adalah hakku … “ (QS. Fushshilat : 50). Dalam ayat lain, “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.” (QS. Az-Zumar : 49).Mereka tak berfikir & tak pula melihat keagungan Allah  yang telah menciptakan alam ini & yang telah menimbun berbagai macam keistimewaan di dalamnya. Juga yang telah menciptakan manusia lengkap dgn bekal keahlian & kemampuan guna menemukan keistimewaan-keistimewaan alam serta mengfungsikannya demi kepentingan manusia. Allah  menerangkan,

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 22: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

bahwa semua itu adalah berasal dari-Nya, “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu & apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Shaffat : 96). Juga firman-Nya, “Dan apakah mereka tak memperhatikan kerajaan langit & bumi & segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, …” (QS. Al-A’raf : 185).

Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang benar (menurut Islam). Padahal baginda Rasul  telah bersabda, “Setiap bayi itu dilahirkan atas dasar fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang (kemudian) membuatnya menjadi yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)Jadi, orang tua mempunyai peranan yang besar dalam meluruskan jalan hidup anak-anaknya.

Enggannya media pendidikan & media informasi melaksanakan tugasnya. Kurikulum pendidikan kebanyakan tak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tak peduli sama sekali. Sedangkan media informasi, baik media cetak maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur & perusak, atau paling tak hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat materi & hiburan semata. Tidak memperhatikan hal-hal yang dapat meluruskan moral & menanamkan aqidah serta menangkis aliran-aliran sesat. Dari sini, muncullah generasi-generasi yang berperang tanpa senjata yang tak berdaya di hadapan pasukan kekufuran yang lengkap persenjataannya.

c) Cara-cara Menanggulangi Penyimpangan IniCara menanggulangi penyimpangan di atas teringkas dalam poin-poin berikut ini, Kembali kepada Kitabullah & Sunnah Rasulullah  untuk mengambil aqidah

shahihah. Sebagaimana para salaf shalih mengambil aqidah mereka dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat pendahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan sesat & mengenal syubhat-syubhat mereka untuk kita bantah & kita waspadai, karena siapa yang tak mengenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya.

Memperhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam menyajikan materi ini.

Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan.

Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dgn mengajarkan aqidah salaf serta menjawab & menolak seluruh aqidah bathil. Wallahu a’lam.

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 23: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanAqidah dalam pengertian bahasa (etimology) memiliki arti sebagai ikatan, menguatkan, mengokohkan, meneguhkan. Apabila dirinci aqidah memiliki arti keyakinan seseorang tanpa ada perasaan ragu sedikit pun di hatinya. Sedangkan menurut istilah ( terminology ) pengertian aqidah yaitu suatu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa sehingga membuat orang tersebut menjadi tenteram karenanya, dan menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Bagi umat Islam di wajibkan untuk mengimani rukun iman yang terdiri dari iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat – malaikat Allah, iman kepada rasul – rasul Allah, iman kepada hari kiamat, dan Iman kepada Qadha dan Qadar

B. SARANUntuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini,

setiap umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya. Aqidah bukan hanya diucapkan saja atau di niatkan saja, namun aqidah perlu kita niatkan dalam hati, ucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah di niatkan tadi ke dalam hidup kita. Maka dari itu sangat diharapkan mahasiswa Islam mampu membentuk fondasi mental tentang pemahaman aqidah yang kokoh dalam menghadapi krisis keagamaan saat ini.

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah

Page 24: Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"

konsep aqidah islamiyah November 27, 2012

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

www.4shared.com

Disusun Oleh Riska Yuliatiningsih dan Mayzah