diprotes, apbd-p 2010 dki batal disahkan - ftp.unpad.ac.id · perda apbd-p 2010 terselubung dan...

1
Parsel Cantik Cikini masih Dilirik M EMASUKI minggu ketiga Ramadan, pembeli terlihat mulai memadati kios-kios parsel di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Mereka tampak sibuk menurunkan kardus- kardus makanan untuk dibungkus menjadi parsel menarik ataupun memilih aneka parsel yang berjajar rapi di depan kios-kios yang ada. Para penjual parsel dan jasa pembungkusan parsel di Cikini mulai panen rezeki seiring meningkatnya permintaan parsel dari masyarakat. Mayas, 51, seorang pedagang parsel, mengatakan pemesanan parsel mulai ramai sejak H-14 Lebaran. “(Pembeli) yang memesan rata-rata dari perusahaan seperti bank, perusahaan properti, dan otomotif,” ujar Mayas. Ia menuturkan, semakin mendekati hari Lebaran, pemesan parselnya semakin banyak. “Saat ini saya bisa menerima 20 hingga 50 pesanan parsel setiap harinya, sedangkan minggu lalu paling hanya 10 buah,” ujarnya. Menurut perempuan berkerudung itu, mayoritas pembeli parsel di tokonya lebih memilih berbagai jenis makanan sebagai isi bingkisannya. Ia menambahkan, biasanya pelanggan yang datang ke tokonya hanya meminta jasa pembungkusan parsel agar terlihat cantik, sedangkan isinya mereka bawa sendiri. Para pedagang parsel di Cikini mengaku sebelumnya sempat khawatir usaha mereka menjadi sepi akibat adanya larangan pemberian parsel yang dikeluarkan pemerintah. Namun berbekal niat murni mencari rezeki yang halal, mereka terus mempertahankan usaha. “Kami sempat trauma dengan adanya aturan tersebut, tetapi sekarang pasrah saja, niat saya kan untuk mencari penghasilan,” tutur Hermawan, 35, pedagang parsel yang lain. Mereka berpendapat bisnis parsel yang mereka tempuh bukanlah sesuatu yang negatif seperti yang dicitrakan pemerintah. “Parsel kan cendera mata, bukan suap atau sogokan,” ujar Mayas. Ia berkisah, tahun 1993- 1995 adalah masa kejayaan penjualan parselnya. “Parsel yang kami jual selalu laris manis, tapi tiba-tiba menurun drastis sejak ada larangan pemberian parsel dari pemerintah,” ungkapnya. Mayas berharap tidak ada lagi larangan pemberian parsel dari pemerintah. “Jangan dilarang-laranglah (pemberian) parsel, niat kita kan bukan ke sana,” keluh pengusaha parsel yang memiliki enam karyawan itu. Omzet yang diperoleh dari bisnis ini memang cukup lumayan. Dari jasa membungkus parsel saja Mayas mengaku bisa meraih omzet hingga belasan juta rupiah. “Tahun lalu, kami bisa memperoleh keuntungan Rp15 juta dari jasa membungkus parsel saja,” ungkapnya. Hermawan juga menyebutkan tahun lalu ia memperoleh keuntungan hingga Rp30 juta untuk penjualan parsel jadi dan jasa pembungkusan. Di Cikini, parsel yang sudah jadi dipatok dengan harga mulai Rp200 ribu hingga Rp600 ribu per buah. Isinya mulai dari berbagai jenis makanan, hingga peralatan rumah tangga seperti gelas, teko, piring. (Nesty Trioka Pamungkas/J-3) ANTARA/GENADI ADHA Titik Rawan Bencana di Bogor Bertambah WARGA Bogor harus mening- katkan kewaspadaan mengha- dapi musim hujan yang inten- sitasnya semakin tinggi. Bahaya banjir dan longsor terus meng- ancam seiring bertambahnya titik rawan bencana di Bogor. Demikian dikatakan Suhan- dri, Sekretaris Taruana Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor. Wilayah Kabupaten Bogor sen diri sebenarnya hampir 70% rawan terjadinya bencana. Namun, saat ini titik yang pa- ling rawan bencana di Kabu- paten Bogor ada 12, di antara- nya Cisarua, Megamendung, Cigombong, Cijeruk, Sukajaya, Ciawi, Caringin, Babakan Ma- dang, Citeureup, Gunung Pu- teri, Cigudeg, dan Cileungsi. Menurutnya, titik-titik terse- but bukan hanya rawan bencana longsor, melainkan juga banjir dan angin puting beliung. “Ada pertambahan titik ra- wan bencana, salah satunya Kecamatan Sukaraja. Saat ini di daerah tersebut kerap kali terjadi banjir dan longsor,” ka- tanya. Karena itu, katanya, pihaknya terus bersiaga dengan melaku- kan berbagai antisipasi. “Per- hatian kita fokus di 12 titik itu, tentunya tanpa mengabaikan daerah lainnya. Namanya juga bencana, tidak bisa ditebak. Terlebih cuaca saat ini ekstrem. Siangnya panas, sorenya hujan deras. Padahal saat ini seharus- nya musim kemarau,” ujarnya. Personel kurang Terkait dengan personel, Su- handri mengakui saat ini masih minim. Bertambahnya titik rawan bencana tidak dibarengi dengan adanya penambahan personel Tagana. Berdasarkan data yang ada, total personel Tagana di Kabu- paten Bogor saat ini hanya 119 relawan. Untuk menambah per- sonel, lanjutnya, pihaknya akan segera melakukan perekrutan. Selain minimnya personel, diakuinya juga, saat ini per- lengkapan evakuasi Tagana masih belum sesuai dengan ke- butuhan. “Kami juga berharap pemerintah daerah bisa meleng- kapi perlengkapan evakuasi Tagana untuk mempermudah proses penanganan bencana,” tandasnya. Berdasarkan data dari Di- nas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kota Bogor, mulai Januari 2010 hingga pertengahan April 2010 tercatat sudah ada 147 kejadian bencana. Seluruh 147 kejadian bencana itu meliputi 10 kebakaran, 36 banjir, 82 tanah longsor, dan 19 angin puting beliung. Sementara itu, korban tercatat ada 1.469 kepala keluarga (KK) dan 5.687 jiwa. Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, melalui Disnaker- sostrans, ialah memberikan ban- tuan tanggap darurat kepada para korban. (DD/J-2) Kami juga berharap pemerintah daerah bisa melengkapi perlengkapan evakuasi Tagana.” Suhandri Sekretaris Taruana Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor Diprotes, APBD-P 2010 DKI Batal Disahkan R APAT Paripurna DPRD DKI untuk pengesah- an APBD Perubahan tahun anggaran (TA) 2010 diwarnai hujan interupsi, kemarin. Mayoritas anggota dewan menolak karena menilai pimpinan dewan tidak transpa- ran. Bahkan, mereka bukan hanya menolak, tapi berteriak- teriak menyuarakan keberatan. Sejumlah anggota dewan tersinggung karena APBD-P DKI 2010 tersebut sudah men- dapatkan persetujuan pimpin- an yang duduk dalam Badan Anggaran DPRD DKI. Padahal anggota dewan belum pernah mendapatkan detail salinan data APBD-P 2010 dari Badan Anggaran DPRD DKI. Hujan interupsi dan protes memenuhi ruang sidang begitu Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana membacakan laporan Badan Anggaran DPRD DKI. Interupsi pertama disampai- kan Andyka dari Fraksi Gerin- 6 | Megapolitan RABU, 1 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Selamat Saragih Tujuh dari delapan fraksi di DPRD DKI menolak APBD Perubahan 2010 disahkan. PESANAN PARSEL: Pekerja merangkai parsel di salah satu toko yang menjual parsel di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/8). ANTARA/TERESIA MAY dra. Anggota Komisi B DPRD DKI itu mempermasalahkan de- tail perubahan APBD-P 2010. ‘’Semua anggota DPRD DKI belum menerima data detail APBD-P DKI 2010. Perubahan- nya seperti apa, belum jelas. Tiba-tiba langsung disahkan. Ini namanya tidak transparan,’’ teriak Andyka. Kemudian interupsi dilanjut- kan Ketua Fraksi Golkar Ashraf Ali. Selain tidak transparan, Ali menyatakan penyusunan Ra- perda APBD-P 2010 terselubung dan ditutup-tutupi. Hal senada dilontarkan ang- gota Fraksi Hanura Damai Sejahtera yang juga anggota Komisi A, Suprawito, Ketua Fraksi PDIP Sahrial, Wakil Ket- ua DPRD DKI dari Fraksi Gol- kar Inggard Joshua, serta Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PPP Lulung Lunggana. Interupsi dijawab Ketua Ko- misi D DPRD DKI dari Fraksi Demokrat Berlin Hutajulu. Dia menyatakan semua proses penyusunan APBD-P DKI 2010 telah melalui prosedur yang ditentukan dan disampaikan kepada pimpinan dewan, ter- masuk pimpinan komisi. ‘’Saya sebagai Ketua Komisi D, setiap ada perkembangan selalu saya sampaikan kepada anggota Ko- misi D,’’ katanya. Penjelasan Berlin Hutajulu lang sung disanggah anggo- ta Komisi A dari Fraksi PDIP, William Yani. “Ketua Komisi A tidak pernah menyampaikan in- formasi apa pun terkait perkem- bangan atau hasil pembahasan Badan Anggaran terhadap Ra- perda APBD-P DKI 2010. Kalau benar apa yang dikatakan Ketua Komisi D, hebat sekali Komisi D,’’ sindir William. Tujuh dari delapan fraksi yang ada di DPRD menyatakan meno- lak APBD-P 2010 di sahkan. Frak si yang menolak yakni PDI Perjuangan, PKS, Golkar, Amanat Bangsa, PPP, Gerindra, dan Fraksi Hanura Damai Se- jahtera. Hanya Fraksi Demokrat yang menyatakan setuju. Melihat situasi semakin me- manas, Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan menskors rapat dan me- nyatakan menunda pengesahan APBD-P 2010. Badan Anggaran DPRD DKI menyampaikan APBD-P 2010 sebesar Rp26,71 triliun atau bertambah Rp2,03 triliun. Ini berarti akan banyak proyek. Pimpinan DPRD duduk dalam badan anggaran, sedangkan anggota tidak, sehingga peluang mendapatkan proyek akan lebih besar pada pimpinan dewan. Itulah yang dikhawatirkan ang- gota dewan. (J-1) [email protected] Laporkan Pengoplos Gas ke Polisi MASYARAKAT diminta proak- tif memberi tahu polisi bila mengetahui lokasi yang men- jadi tempat pengoplosan atau penyuntikan gas elpiji. Sebab tanpa bantuan ma- syarakat, sulit bagi aparat ke- polisian melakukan tindakan. Dengan begitu, menurut Ketua Komisi VII DPR Teuku Riefky Harsya, peran masyarakat untuk memberantas praktik menyim- pang itu mutlak diperlukan. “Para pengoplos tersebut melakukan perbuatan mereka di tempat tersembunyi se- hingga luput dari pengawasan polisi,” kata Riefky di Jakarta, kemarin. Dalam beberapa kasus ledakan tempat pengoplosan gas elpiji, masyarakat sekitar sebenarnya sudah menaruh curiga bahwa tempat atau rumah kontrakan yang disewa pelaku digunakan untuk praktik tidak benar. Bahkan mereka sempat men- cium bau gas bocor dari loka- si tempat penyuntikan atau pengoplosan gas. Namun, me- reka tidak melapor ke pihak keamanan. Terakhir, tempat yang digu- nakan untuk menyuntik elpiji 3 kg di Bekasi terbongkar karena terjadi ledakan gas. Gatot Su- nyoto, 34, pelaku penyuntikan, mengalami luka bakar serius. Tiga rumah lainnya yang di dekatnya juga rusak karena ledakan itu. Riefky juga meminta aparat kepolisian lebih meningkatkan penindakan bagi para penyun- tik elpiji kemasan 3 kg. Praktik yang melanggar hukum dan membahayakan keselamatan itu tidak bisa dibiarkan ber- langsung terus. “Selain merugikan negara, kegiatan itu membahayakan masyarakat di tempat peng- oplosan berlangsung,” ujarnya. Di sisi lain, Riefky meng- harapkan pemerintah dapat mengatasi permasalahan dis- paritas harga jual antara ke- masan elpiji 3 kg dan 12 kg dan juga 50 kg. “Masalah disparitas ini men- jadi salah satu sebab maraknya pengoplosan,” tandasnya. Ia juga mengharapkan Pani- tia Kerja Konversi Elpiji Komisi VII DPR dapat segera memberi- kan rekomendasi penanganan insiden elpiji kepada pemerin- tah. (*/J-2) EKSEKUSI VONIS: Petugas Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, kemarin, menjemput paksa artis Andi Soraya. Penjemputan paksa terkait dengan putusan Mahkamah Agung yang menguatkan vonis tiga bulan penjara kepada Andi Soraya atas kasus penganiayaan terhadap Sri Sukaesih. Andi Soraya melemparkan gelas kepada Sri Sukaesih pada 22 November 2007.

Upload: dangtuong

Post on 07-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diprotes, APBD-P 2010 DKI Batal Disahkan - ftp.unpad.ac.id · perda APBD-P 2010 terselubung dan ditutup-tutupi. Hal senada dilontarkan ang-gota Fraksi Hanura Damai Se jahtera yang

Parsel Cantik Cikini masih Dilirik

MEMASUKI minggu ketiga Ramadan, pembeli terlihat

mulai memadati kios-kios parsel di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Mereka tampak sibuk menurunkan kardus-kardus makanan untuk dibungkus menjadi parsel menarik ataupun memilih aneka parsel yang berjajar rapi di depan kios-kios yang ada.

Para penjual parsel dan jasa pembungkusan parsel di Cikini mulai panen rezeki seiring meningkatnya permintaan parsel dari masyarakat. Mayas, 51, seorang pedagang parsel, mengatakan pemesanan parsel mulai ramai sejak H-14 Lebaran. “(Pembeli) yang memesan rata-rata dari perusahaan seperti bank, perusahaan properti, dan otomotif,” ujar Mayas.

Ia menuturkan, semakin mendekati hari Lebaran, pemesan parselnya semakin banyak. “Saat ini saya bisa menerima 20 hingga 50 pesanan parsel setiap harinya, sedangkan minggu lalu paling hanya 10 buah,” ujarnya. Menurut perempuan berkerudung itu, mayoritas pembeli parsel di tokonya lebih memilih berbagai jenis makanan sebagai isi

bingkisannya. Ia menambahkan, biasanya

pelanggan yang datang ke tokonya hanya meminta jasa pembungkusan parsel agar terlihat cantik, sedangkan isinya mereka bawa sendiri.

Para pedagang parsel di Cikini mengaku sebelumnya sempat khawatir usaha mereka menjadi sepi akibat adanya larangan pemberian parsel yang dikeluarkan pemerintah. Namun berbekal niat murni mencari rezeki yang halal, mereka terus mempertahankan usaha. “Kami sempat trauma dengan adanya aturan tersebut, tetapi sekarang pasrah saja, niat saya kan untuk mencari penghasilan,” tutur Hermawan, 35, pedagang parsel yang lain.

Mereka berpendapat bisnis parsel yang mereka tempuh bukanlah sesuatu yang negatif seperti yang dicitrakan pemerintah. “Parsel kan cendera mata, bukan suap atau sogokan,” ujar Mayas. Ia berkisah, tahun 1993-1995 adalah masa kejayaan penjualan parselnya. “Parsel yang kami jual selalu laris manis, tapi tiba-tiba menurun drastis sejak ada larangan pemberian parsel dari pemerintah,” ungkapnya.

Mayas berharap tidak ada lagi larangan pemberian parsel dari pemerintah. “Jangan dilarang-laranglah (pemberian) parsel, niat kita kan bukan ke sana,” keluh pengusaha parsel yang memiliki enam karyawan itu.

Omzet yang diperoleh dari bisnis ini memang cukup lumayan. Dari jasa membungkus parsel saja Mayas mengaku bisa meraih omzet hingga belasan juta rupiah. “Tahun lalu, kami bisa memperoleh keuntungan Rp15

juta dari jasa membungkus parsel saja,” ungkapnya. Hermawan juga menyebutkan tahun lalu ia memperoleh keuntungan hingga Rp30 juta untuk penjualan parsel jadi dan jasa pembungkusan.

Di Cikini, parsel yang sudah jadi dipatok dengan harga mulai Rp200 ribu hingga Rp600 ribu per buah. Isinya mulai dari berbagai jenis makanan, hingga peralatan rumah tangga seperti gelas, teko, piring. (Nesty Trioka Pamungkas/J-3)

ANTARA/GENADI ADHA

Titik Rawan Bencanadi Bogor Bertambah

WARGA Bogor harus mening-katkan kewaspadaan mengha-dapi musim hujan yang inten-sitasnya semakin tinggi. Bahaya banjir dan longsor terus meng-ancam seiring bertambahnya titik rawan bencana di Bogor.

Demikian dikatakan Suhan-dri, Sekretaris Taruana Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor.

Wilayah Kabupaten Bogor sen diri sebenarnya hampir 70% rawan terjadinya bencana. Namun, saat ini titik yang pa-ling rawan bencana di Kabu-paten Bogor ada 12, di antara-nya Cisarua, Megamendung, Cigombong, Cijeruk, Sukajaya, Ciawi, Caringin, Babakan Ma-dang, Citeureup, Gunung Pu-teri, Cigudeg, dan Cileungsi.

Menurutnya, titik-titik terse-but bukan hanya rawan bencana longsor, melainkan juga banjir dan angin puting beliung.

“Ada pertambahan titik ra-wan bencana, salah satunya Ke camatan Sukaraja. Saat ini di daerah tersebut kerap kali ter jadi banjir dan longsor,” ka-tanya.

Karena itu, katanya, pihaknya terus bersiaga dengan melaku-

kan berbagai antisipasi. “Per-hatian kita fokus di 12 titik itu, tentunya tanpa mengabaikan daerah lainnya. Namanya juga bencana, tidak bisa ditebak. Terlebih cuaca saat ini ekstrem. Siangnya panas, sorenya hujan deras. Padahal saat ini seharus-nya musim kemarau,” ujarnya.

Personel kurangTerkait dengan personel, Su-

handri mengakui saat ini masih minim. Bertambahnya titik rawan bencana tidak dibarengi dengan adanya penambahan personel Tagana.

Berdasarkan data yang ada,

total personel Tagana di Kabu-paten Bogor saat ini hanya 119 relawan. Untuk menambah per-sonel, lanjutnya, pihaknya akan segera melakukan perekrutan.

Selain minimnya personel, diakuinya juga, saat ini per-lengkapan evakuasi Tagana masih belum sesuai dengan ke-butuhan. “Kami juga berharap pemerintah daerah bisa meleng-kapi perlengkapan evakuasi Tagana untuk mempermudah proses penanganan bencana,” tandasnya.

Berdasarkan data dari Di-nas Tenaga Kerja Sosial dan Trans migrasi (Disnakersostrans) Kota Bogor, mulai Januari 2010 hingga pertengahan April 2010 tercatat sudah ada 147 kejadian bencana.

Seluruh 147 kejadian bencana itu meliputi 10 kebakaran, 36 banjir, 82 tanah longsor, dan 19 angin puting beliung.

Sementara itu, korban tercatat ada 1.469 kepala keluarga (KK) dan 5.687 jiwa. Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, melalui Disnaker-sostrans, ialah memberikan ban-tuan tang gap darurat kepada para korban. (DD/J-2)

Kami juga berharap pemerintah daerah bisa melengkapi perlengkapan evakuasi Tagana.”

Suhan driSekretaris Taruana Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor

Diprotes, APBD-P 2010 DKI Batal Disahkan

RAPAT Paripurna DPRD DKI untuk pengesah-an APBD Perubahan tahun anggaran (TA)

2010 diwarnai hujan interupsi, kemarin. Mayoritas anggota dewan menolak karena menilai pimpinan dewan tidak transpa-ran. Bahkan, mereka bukan hanya menolak, tapi berteriak-teriak menyuarakan keberatan.

Sejumlah anggota dewan tersinggung karena APBD-P DKI 2010 tersebut sudah men-dapatkan persetujuan pimpin-an yang duduk dalam Badan Anggaran DPRD DKI. Padahal anggota dewan belum pernah mendapatkan detail salinan data APBD-P 2010 dari Badan Anggaran DPRD DKI.

Hujan interupsi dan protes memenuhi ruang sidang begitu Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana membacakan laporan Badan Anggaran DPRD DKI.

Interupsi pertama disampai-kan Andyka dari Fraksi Gerin-

6 | Megapolitan RABU, 1 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Selamat Saragih

Tujuh dari delapan fraksi di DPRD DKI menolak APBD Perubahan 2010 disahkan.

PESANAN PARSEL: Pekerja merangkai parsel di salah satu toko yang menjual parsel di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/8).

ANTARA/TERESIA MAY

dra. Anggota Komisi B DPRD DKI itu mempermasalahkan de-tail perubahan APBD-P 2010.

‘’Semua anggota DPRD DKI belum menerima data detail APBD-P DKI 2010. Perubahan-nya seperti apa, belum jelas. Tiba-tiba langsung disahkan. Ini namanya tidak transparan,’’ teriak Andyka.

Kemudian interupsi dilanjut-kan Ketua Fraksi Golkar Ashraf Ali. Selain tidak trans paran, Ali menyatakan penyusunan Ra-perda APBD-P 2010 terselubung dan ditutup-tutupi.

Hal senada dilontarkan ang-gota Fraksi Hanura Damai Se jahtera yang juga anggota Ko misi A, Suprawito, Ketua Fraksi PDIP Sahrial, Wakil Ket-ua DPRD DKI dari Fraksi Gol-kar Inggard Joshua, serta Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PPP Lulung Lunggana.

Interupsi dijawab Ketua Ko-misi D DPRD DKI dari Fraksi Demokrat Berlin Hutajulu. Dia menyatakan semua proses penyusunan APBD-P DKI 2010 telah melalui prosedur yang di tentukan dan disampaikan kepada pimpinan dewan, ter-masuk pimpinan komisi. ‘’Saya sebagai Ketua Komisi D, setiap ada perkembangan selalu saya sampaikan kepada anggota Ko-misi D,’’ katanya.

Penjelasan Berlin Hutajulu

lang sung disanggah anggo-ta Komisi A dari Fraksi PDIP, William Yani. “Ketua Komisi A tidak pernah menyampaikan in-formasi apa pun terkait perkem-bangan atau hasil pembahasan Badan Anggaran terhadap Ra-perda APBD-P DKI 2010. Kalau benar apa yang dikatakan Ketua Komisi D, hebat sekali Komisi D,’’ sindir William.

Tujuh dari delapan fraksi yang ada di DPRD menyata kan meno-lak APBD-P 2010 di sahkan. Frak si yang menolak yakni PDI Perjuangan, PKS, Gol kar, Amanat Bangsa, PPP, Ge rindra, dan Fraksi Hanura Damai Se-jahtera. Hanya Fraksi Demokrat yang menyatakan setuju.

Melihat situasi semakin me-manas, Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan menskors rapat dan me-nyatakan menunda pengesahan APBD-P 2010.

Badan Anggaran DPRD DKI menyampaikan APBD-P 2010 sebesar Rp26,71 triliun atau bertambah Rp2,03 triliun. Ini berarti akan banyak proyek. Pimpinan DPRD duduk dalam badan anggaran, sedangkan anggota tidak, sehingga peluang mendapatkan proyek akan lebih besar pada pimpinan dewan. Itulah yang dikhawatirkan ang-gota dewan. (J-1)

[email protected]

Laporkan Pengoplos Gas ke PolisiMASYARAKAT diminta proak-tif memberi tahu polisi bila mengetahui lokasi yang men-jadi tempat pengoplosan atau penyuntikan gas elpiji.

Sebab tanpa bantuan ma-syarakat, sulit bagi aparat ke-polisian melakukan tindakan. Dengan begitu, menurut Ketua Komisi VII DPR Teuku Riefky Harsya, peran masyarakat un tuk memberantas praktik menyim-pang itu mutlak diperlukan.

“Para pengoplos tersebut melakukan perbuatan mereka di tempat tersembunyi se-hingga luput dari pengawasan

polisi,” kata Riefky di Jakarta, kemarin.

Dalam beberapa kasus le dakan tempat pengoplosan gas elpiji, masyarakat sekitar sebenarnya sudah menaruh curiga bahwa tempat atau rumah kontrakan yang disewa pelaku digunakan untuk praktik tidak benar.

Bahkan mereka sempat men-cium bau gas bocor dari lo ka-si tempat penyuntikan atau peng oplosan gas. Namun, me-reka tidak melapor ke pihak keamanan.

Terakhir, tempat yang digu-nakan untuk menyuntik elpiji 3

kg di Bekasi terbongkar karena terjadi ledakan gas. Gatot Su-nyoto, 34, pelaku penyuntikan, mengalami luka bakar serius. Tiga rumah lainnya yang di dekatnya juga rusak karena ledakan itu.

Riefky juga meminta aparat kepolisian lebih meningkatkan penindakan bagi para penyun-tik elpiji kemasan 3 kg. Praktik yang melanggar hukum dan membahayakan keselamatan itu tidak bisa dibiarkan ber-langsung terus.

“Selain merugikan negara, kegiatan itu membahayakan

masyarakat di tempat peng-oplosan berlangsung,” ujarnya.

Di sisi lain, Riefky meng-harapkan pemerintah dapat mengatasi permasalahan dis-paritas harga jual antara ke-masan elpiji 3 kg dan 12 kg dan juga 50 kg.

“Masalah disparitas ini men-jadi salah satu sebab maraknya pengoplosan,” tandasnya.

Ia juga mengharapkan Pani-tia Kerja Konversi Elpiji Komisi VII DPR dapat segera memberi-kan rekomendasi penanganan insiden elpiji kepada pemerin-tah. (*/J-2)

EKSEKUSI VONIS: Petugas Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, kemarin, menjemput paksa artis Andi Soraya. Penjemputan paksa terkait dengan putusan Mahkamah Agung yang menguatkan vonis tiga bulan penjara kepada Andi Soraya atas kasus penganiayaan terhadap Sri Sukaesih. Andi Soraya melemparkan gelas kepada Sri Sukaesih pada 22 November 2007.