dinamika enhance ct scan dan mri untuk mendeteksi hepatoselular karsinoma

3

Click here to load reader

Upload: dini-sarassati

Post on 11-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jgkgkj

TRANSCRIPT

Page 1: Dinamika Enhance CT Scan Dan MRI Untuk Mendeteksi Hepatoselular Karsinoma

Dinamika enhance CT scan dan MRI untuk mendeteksi hepatoselular karsinoma

Potongan rekonstruksi CT scan sebaiknya minimal ketebalannya 5 mm, meskipun potongan yang lebih tipis lebih baik. Disarankan menggunakan mesin injektor dan pembilasan dengan cairan salin untuk pemberian media kontras dengan rata-rata penyuntikan 3 mL/detik untu total 370 mg/ml. Gambar yang harus diperoleh adalah dalam bentuk empat fase yaitu: fase enhance non kontras (sebelum penyuntikan media kontras), fase akhir arterial (sekitar 20 detik setelah penyuntikan), fase vena porta (50 detik setelah penyuntikan) dan fase delayed (>120 detik setelah penyuntikan). Waktu yang optimal untuk memperolah gambaran pada fase delayed masih didebatkan, bervariasi diantar 2 dan 15 menit setelah zat kontras disuntikkan. Pada penelitian mengenai enhance kontras di US menunjukkan bahwa sekitar 90% hepatoselular karsinoma menunjukkan pembersihan zat kontras dengan tetes mikro trejradi pada waktu 5 menit.

Tidak seperti tumor lainnya yang berkembang dari jaringan normal, HCC berekmambang dari perubahan strukur hepar yang sudah terjadi sebelumnya, dikarakteristikkan dengan penggantian jaringan parenkim hepar dengan jaringan fibrosis, jaringan parut, dan regenerasi nodular. Hepatokarasinogenesis merupakan akibta dari dediferensiasi dari regeneratif nodul, dari nodul displastik lalu menjadi HCC. Perubahan suplai darah dan neovaskularisasi terjadi selama proses tersebut. HCC tidak memiliki suplai darah dari vena porta, HCC hanya mendapat suplai dari arteri hepatik yang abnormal.

Pencitraan merupakan sarana utama untuk diagnosi dan staging pada HCC, radiologis memerlukan pendekatan sistematis untuk melakukan tugasnya dengan akurat dan teliti. Keriteria American Association for the Study of Liver Diseases (AASLD) dan sistem staging Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC) dimanfaatkan dalam mendeteksi, diagnosis, dan staging HCC pada pasien dengan sirosis.

AASLD menyarankan pengamatan dengan ultrasonografi (USG) dengan interval setiap 6 bulan pada pasien sirosis. HCC tidak memiliki karakteristik tersendiri pada gambaran USG. Lesi biasanay hipoekoik, tapi mereka dapat hiperekoik atau ekogenisitasnya campuran. Sebagian besar nodul yang kurang dari 1 cm bukan sebuah HCC, dan harus di lakukan pemeriksaan ulang saat 3 bulan kemudiian. Jika nodul tersbut tetap stabbil selama 2 tahun, dianjurkan pemeriksaan rutin selanjutnya setiap 6 bulan sekali. Nodul yang dicurigai berukuran lebih dari 1 cm atau nodul yang membesar dalam kurunl waktu tertentu. Nodul yang dicurigai tersebut perlu diinvestigasi segera dengan multihasic computed tomography (CT) atau magnetir resonance (MR) imaging.

Page 2: Dinamika Enhance CT Scan Dan MRI Untuk Mendeteksi Hepatoselular Karsinoma

Kriteria AASLD dalam diagnosis HCC pada sirosis

Hcc mengalami enhance selama fase arterial karena suplai darah dari arteri hepatik yang abnormal. Zat kontras disekitar parenkim hepar mengalami pebgenceran selama fase ini karena suplai darah parenkim sebagian besar berasal darivena porta. Pada fase vena porta, disekitar parenkim hepar menjadi relatif kurang terang dan lesi telihat menjadi lebih terang karena adanya kebocoran pada suplai darah vena porta. Tampilan ini disebut dengan washout effect. Washout effect kadang terbukti terjadi selama fase delayed.

Dengan demikian jika lesi menunjukkan karakteristik HCC dengan hiper enhance pada fase arteri dan washout pada fase vena porta atau fase delayed, dengan modalitas tunggal, diagnosis dapat ditegakkan dan tidak perlu investigasi lanjut.

MRI harus di tampilkan dengan multichanel potongan tubuh yang bertahap dan dengan kekuatan magnetik 1,5 Tesla atau lebih. Mesin injektor harus digunakan untuk pemberian zaT kontras berbahan dasar gadolinium dengan kecepatan rata-rata 2-3 mL/detik.