dilema etik keperawatan

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang lain sehingga semua aspek keperawatan mempunyai komponen etika. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, maka permasalahan etika kesehatan menjadi permasalahan etika keperawatan pula. Saat ini masalah yang berkaitan dengan etika (ethical dilemas) telah menjadi masalah utama disamping masalah hukum, baik bagi pasien, masyarakat maupun pemberi asuhan kesehatan. Masalah etika menjadi semakin kompleks karena adanya kemajuan ilmu dan tehnologi yang secara dramatis dapat mempertahankan atau memperpanjang hidup manusia. Pada saat yang bersamaan pembaharuan nilai sosial dan pengetahuan masyarakat menyebabkan masyarakat semakin memahami hak-hak individu, kebebasan dan tanggungjawab dalam melindungi hak yag dimiliki. Adanya berbagai faktor tersebut sering sekali membuat tenaga kesehatan menghadapi berbagai dilema. Setiap dilema membutuhkan jawaban dimana dinyatakan bahwa sesuatu hal itu baik dikerjakan untuk pasien atau baik untuk keluarga atau benar sesuai kaidah etik. Berbagai permasalahan etik yang dihadapi oleh perawat telah menimbulkan konflik antara kebutuhan pasien (terpenuhi hak) dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan.Seperti dalam kasus seorang pemuda lajang yang terkena serangan pneumonia akibat AIDS yang tidak menginginkan keluarganya tahu akan keadaannya tetapi anggota keluarga akan terlibat dalam perawatannya. Menghadapi dilema semacam ini diperlukan penanganan yang melibatkan seluruh komponen yang berpengaruh dan menjadi support sistem bagi pasien. Makalah ini akan membahas secara khusus dilema etik yang berkaitan dengan kasus hal tersebut dan penyelesaiannya dengan pendekatan proses keperawatan. 1.2 Rumusan Masalah

Upload: annisa-succi-utami

Post on 30-Sep-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas ikd 3 dilema etik

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangKeperawatan merupakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang lain sehingga semua aspek keperawatan mempunyai komponen etika. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, maka permasalahan etika kesehatan menjadi permasalahan etika keperawatan pula.Saat ini masalah yang berkaitan dengan etika (ethical dilemas) telah menjadi masalah utama disamping masalah hukum, baik bagi pasien, masyarakat maupun pemberi asuhan kesehatan. Masalah etika menjadi semakin kompleks karena adanya kemajuan ilmu dan tehnologi yang secara dramatis dapat mempertahankan atau memperpanjang hidup manusia. Pada saat yang bersamaan pembaharuan nilai sosial dan pengetahuan masyarakat menyebabkan masyarakat semakin memahami hak-hak individu, kebebasan dan tanggungjawab dalam melindungi hak yag dimiliki. Adanya berbagai faktor tersebut sering sekali membuat tenaga kesehatan menghadapi berbagai dilema. Setiap dilema membutuhkan jawaban dimana dinyatakan bahwa sesuatu hal itu baik dikerjakan untuk pasien atau baik untuk keluarga atau benar sesuai kaidah etik.Berbagai permasalahan etik yang dihadapi oleh perawat telah menimbulkan konflik antara kebutuhan pasien (terpenuhi hak) dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan.Seperti dalam kasusseorang pemuda lajang yang terkena serangan pneumonia akibat AIDS yang tidak menginginkan keluarganya tahu akan keadaannya tetapi anggota keluarga akan terlibat dalam perawatannya. Menghadapi dilema semacam ini diperlukan penanganan yang melibatkan seluruh komponen yang berpengaruh dan menjadi support sistem bagi pasien.Makalah ini akan membahas secara khusus dilema etik yang berkaitan dengan kasus hal tersebut dan penyelesaiannya dengan pendekatan proses keperawatan.

1.2Rumusan MasalahDari latar belakang di atas, masalahyang dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya:1.Apa yang dimaksud dengan dilema etik?2.Bagaimana cara mengatasi dilema etik?

1.3Tujuan PenulisanDalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:1.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dilema etik2.Untuk mengetahui cara mengatasi dilema etikBAB IIPEMBAHASAN

2.1Definisi Dilema EtikDilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional tatapi pada prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik.Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat.Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).

2.2Kasus Dilema EtikSeorang pemuda lajang berusia 19 tahun, akan keluar dari rumah sakit setelah terkena serangan pneumonia akibat AIDS. Pemuda bersangkutan meminta agar keluarganya tidak diberitahu tentang penyakitnya, tetapi setelah dirumah anggota keluarga akan terlibat dalam perawatannya

2.3Permasalahan Dilema Etik1. Mengapa pemuda tersebut menyembunyikan penyakitnya?2. Masalah apa yang membuat pemuda tersebut mengambil keptusan tersebut?3. Apakah keputusan tersebut benar atau tepat?4. Apakah keluarga akan terkena resiko penularan?5. Bila ya, apakah hal ini termasuk dilema etik?

2.4Pembahasan Dilema Etik1.Pemuda tersebut menyembunyikan penyakitnya kemungkinan pemuda tersebut tidak ingin keluarga dan orang-orang disekitarnya tau tentang penyakit yang dideritanyakarena dia tidak ingin membebani keluarganya dan dia takut dikucilkan dari masyarakat akan penyakit AIDS yang dideritanya.2.Masalah yang membuat Si Pemuda mengambil keputusan tersebut karena serangan pneumonia akibat AIDS yang dia derita sehingga dia tidak menginginkan keadaannya membebani keluarganya.3.Keputusan yang diambil pemuda tersebut benar karena kemungkinan dia mencari waktu yang tepat untuk memberitahukan keluarganya tentang penyakit yang dideritanya agar pikiran keluarganya tidak terlalu terbebani akan tetapi disisi lain keputusan pemuda tersebut juga kurang tepat. Keputusannya dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.4.Keluarga akan terkena resiko penularan pneumonia. Pneumonia merupakan proses radang akut pada jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman yang menyebabkan gangguan pernapasan. Pneumonia berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat paru-paru tidk dapat menjalankan fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh. Pneumonia merupakan salah satu penyakit menular, salah satu penularannya dapat melalui titik-titik air bersin dan batuk si pemuda .5.Kasus tersebut termasuk dalam dilema etik. Dimana dilema etik itu didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan moral atau prinsip. Menurut Thompson & Thompson dilema etik merupakan sesuatu dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam menentukan dilema etik ada langkah-langkah yang perlu dilakukan. Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah:

a.PengakajianTarget thap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan:1.Apa yang menjadi fakta medik?Yang menjadi fakta medik adalah Si Pemuda terkena penyakit pneumonia akibat AIDS2.Apa yang menjadi fakta psikososial?Yang menjadi fakta psikososial adalah Si Pemda takut jika keluarga mengetahui penyakit yang diderita karena tidak ingin membuat keluarganya khawatir. Jika kerabat atau keluarga tau, Si Pemuda takut akan dikucilkan dan dijauhi, karena penyakitnya. Untuk itu Si Pemudaberkoordinasi dengan pihak rumah sakit terutama dokter dan perawat agar tidak memberitahu keluarganya tentang penyakitnya3.Apa yang menjadi keinginan klien?Yang menjadi keinginan klien dalam kasus ini adalah Si Pemuda yang tidak ingin memberitahukan penyakitnya pada keluarga.4.Apa nilai yang menjadi konflik?Nilai yang menjadi konflik adalah jika keinginan Si Pemuda untuk menyembunyikan penyakitnya dari keluarga dituruti maka kesehatan Si Pemuda akan semakin memburuk karena keluarga mempunyai peran untuk merawat Si Pemuda. Tapi disisi lain jika perawat tidak mengikuti keinginan Si Pemuda, itu artinya perawat tidak menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam menghargai dan memenuhi hak klien.b.PerencanaanMenurut Thomson & Thomson (1985) mendaftarkan tiga hal yang sangat spesifik terintegrasi dalam perencanaan, yaitu:1.Tentukan tujuan dari treatmentTujuan dari treatment adalah perawat harus menjelaskan kepada Si Pemuda resiko apa yang dihadapi Si Pemuda jika tidak memberitahu keluarganya. Karena Si Pemuda menderita penyakit yang berbahaya dan bias saja menularkan kekeluarganya. Mungkin saja dari titik-titik air bersin dan batuk, luka dan kontak langsung dari dahak.2.Identifikasi pembuat keputusanKeputusan belum dapat diambil karena Si Pemuda melarang memberitahu keluarga tentang penyakitnya.3.Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi atau pilihanDalam hal ini terdapat dua opsi yang membingungkan. Yang pertama jika keluarga tidak diberitahu maka penyakit Si Pemuda bertambah parah. Jika keluarga diberitahu itu akan melanggar tanggung jawab dalam memenuhi hak Si Pemuda.

c.ImplementasiSelama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka, marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat Saya disini untuk melakukan yang terbaik bagi klien. Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat menangkap perhatian utama klien. Seringkali klien / keluarga mengajukan permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati.d.EvaluasiTujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatmentmedik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus dipelihara. Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat. Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi ginjal juga seringmenimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-sumberorgan tubuh yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang terbaik.

BAB IIIPENUTUP3.1KesimpulanBerbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara meningkatkan kesehatan klien dengan hak klien atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.3.2SaranPerawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu dilema etik.

DAFTAR PUSTAKAWidiastuti, Rahayu.dkk.2012.Kamus Keperawatan. Jakarta: Prestasi PustakaKozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing Concepts Process and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education Line.http://hadita19.wordpress.com/2011/10/12/delima-etik/