dikutip dari jurnal yang dibuat oleh palute (2010) tentang analisis

13
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Penerimaan Sejak tahun I 990-an, penerimaan (acceptance) telah menjadi suatu hal yang penting sebagai suatu bidang dalam riset. Riset pada penerimaan (acceptance) telah memberikan pemahaman yang penting dalam menjelaskan sukses atau gagalnya suatu produk atau jasa baru (Silberer dan wohlfahrt 2001, dalam Bauer et.al. (2005). Riset ini juga menjelaskan tentang bagaimana (how) dan kenapa (why.) setiap individu mengadopsikan teknologi informasi baru (venkatesh etal, 2003). Sebagaimana banyak konsep inovasi lainnya. Website mahasiswa sangat tergantung pada penerimaan mahasiswa terhadap saluran komunikasi baru. Agar dapat meramalkan penerimaan mahasiswa terhadap Website mahasiswa penting sekali untuk menguji pengadopsian dan penggunaan dari layanan ini. Hal ini menjadi permasalahan karena Website mahasiswa masih dalam suatu tahap transisi dimana tidak semua mahasiswa Universitas Widyatama langsung menggunakan layanan ini melainkan ada beberapa mahasiswa dari angkatan 2010 dan 2011 yang mengalami perubahan layanan dari portal mahasiswa ke website mahasiswa. 2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Pengertian Sistem Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Pada Universitas Kristen Indonesia Toraja terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada produsernya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur medefinisikan sistem sebagai berikut ini. Sistem adalah suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama- sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam sistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-

Upload: doanliem

Post on 12-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Penerimaan

Sejak tahun I 990-an, penerimaan (acceptance) telah menjadi suatu hal yang

penting sebagai suatu bidang dalam riset. Riset pada penerimaan (acceptance) telah

memberikan pemahaman yang penting dalam menjelaskan sukses atau gagalnya

suatu produk atau jasa baru (Silberer dan wohlfahrt 2001, dalam Bauer et.al. (2005).

Riset ini juga menjelaskan tentang bagaimana (how) dan kenapa (why.) setiap

individu mengadopsikan teknologi informasi baru (venkatesh etal, 2003).

Sebagaimana banyak konsep inovasi lainnya. Website mahasiswa sangat tergantung

pada penerimaan mahasiswa terhadap saluran komunikasi baru. Agar dapat

meramalkan penerimaan mahasiswa terhadap Website mahasiswa penting sekali

untuk menguji pengadopsian dan penggunaan dari layanan ini. Hal ini menjadi

permasalahan karena Website mahasiswa masih dalam suatu tahap transisi dimana

tidak semua mahasiswa Universitas Widyatama langsung menggunakan layanan ini

melainkan ada beberapa mahasiswa dari angkatan 2010 dan 2011 yang mengalami

perubahan layanan dari portal mahasiswa ke website mahasiswa.

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Pengertian Sistem

Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Pada

Universitas Kristen Indonesia Toraja terdapat dua kelompok

pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan

pada produsernya dan yang menekankan pada komponen atau

elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

medefinisikan sistem sebagai berikut ini. Sistem adalah suatu jaringan

kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-

sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan

kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam

sistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau

komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-

Page 2: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

elemen yang berinteraksi utuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah

di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan

perancangan suatu sistem. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu

sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu

mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen atau subsistem-

subsistem dari sistem tersebut. Suatu sistem mempunyai maksud

tertentu, ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk

mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk

mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dihubungkan

dengan ruang lingkup yang lebih luas sedangakan objectives

dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih sempit.

2.3 Website

2.3.1 Pengertian Website

Pengertian Website disebut juga site, situs, situs web atau portal.

Merupakan kumpulan halaman web yang berhubungan antara satu dengan

lainnya, halaman pertama sebuah website adalah home page, sedangkan

halaman demi halamannya secara mandiri disebut web page, dengan kata lain

website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna

internet diseluruh dunia (Iskandar, 2006).

Website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna

Internet. Pengguna Internet semakin hari semakin bertambah banyak, sehingga

hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus.

Secara makna sebuah website adalah sekumpulan halaman informasi

yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia

selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah

komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi

media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain.

2.3.2 Pengertian Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu

organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu

Page 3: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut

(Palute, 2010) :

a. Informasi (information) adalah data yang telah dibentuk menjadi

sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.

b. Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting

Information System” menjelaskan bahwa Informasi merupakan

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan serta

lebih berarti bagi yang menerimanya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa, “Informasi adalah sebagai data yang sudah

diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”.

2.3.3 Jenis-Jenis Situs Web (Website)

Secara umum, situs web digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Website

Statis, Website Dinamis, Website Interaktif (Anshari, 2013) :

a. Website Statis adalah web yang mempunyai halaman tidak

berubah. Artinya adalah untuk melakukan perubahan pada suatu

halaman dilakukan secara manual dengan mengedit code yang

menjadi struktur dari situs itu.

b. Website Dinamis merupakan website yang secara struktur

diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain

utama yang bisa diakses oleh user pada umumnya, juga disediakan

halaman backend untuk mengedit kontent dari website. Contoh

umum mengenai website dinamis adalah web berita atau web portal

yang didalamnya terdapat fasilitas berita, polling dan sebagainya.

c. Website Interaktif adalah web yang saat ini memang sedang jadi

bahan pembicaraan. Salah satu contoh website interaktif adalah

blog dan forum. Di website ini user bisa berinteraksi dan beradu

argument mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka. Biasanya

website seperti memiliki moderator untuk mengatur supaya topik

yang diperbincangkan tidak melenceng dari alur pembicaraan.

Page 4: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

2.3.4 Unsur-Unsur Penunjang Dalam Website Atau Situs Web

Dalam membangun sebuah website yang lebih advance, kita juga

diharuskan untuk menyediakan unsur penunjang lainnya. Diantara unsur-unsur

website itu adalah sebagai berikut (Anshari, 2013):

a. Nama domain, domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia

internet yang digunakan untuk mengenali sebuah situs, atau dengan kata

lain nama domain adalah alamat yang digunakan untuk menemukan

sebuah website di internet.

b. Web Hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat

menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lainnya yang akan

ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung

dari besarnya web hosting yang disewa atau dipunyai, semakin besar

web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan

ditampilkan dalam website.

c. Bahasa Pemerograman adalah bahasa yang digunakan untuk

menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses.

Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau

interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program

yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan

interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program saat ini telah

hadir untuk mendukung kualitas website.

d. Desain website unsur website yang penting dan utama adalah desain.

Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website.

Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus

tidaknya sebuah website. Serta mempengaruhi dengan kenyamanan

konsumen atau pembaca.

e. Publikasi website adalah Keberadaan seakan kekurangan makna dan

nilai kegunaannya jika dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh

masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs

sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk.

Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang

disebut publikasi atau promosi tadi.

Page 5: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

2.4 Metode Technology Acceptance Model (TAM)

2.4.1 Konsep Metode TAM

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dilingkungan

organisasi sudah menjadi kebutuhan bagi tiap organisasi untuk

mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. Berdasarkan tujuan dari

penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut maka berbagai

bentuk aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia

dimanfaatkan antara lain aplikasi perkantoran (pengolah kata,

perhitungan, pengolah grafis), fasilitas komunikasi (email, chatting,

teleconference), sistem pendukung keputusan dan sistem informasi

manajemen.

Dampak yang perlu dikaji dari kehadiran teknologi informasi dan

komunikasi dalam organisasi adalah terjadinya perubahan dibeberapa

hal antara lain cara bekerja maupun proses bisnis. Perubahan ini antara

lain dapat direpresentasikan misalnya cara berkomunikasi pada saat

belum menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

menggunakan surat maka jika menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi dapat digantikan dengan email. Rapat yang biasanya

dilakukan harus dalam satu lokasi dapat dilakukan oleh peserta yang

berbeda lokasi dengan memanfaatkan teleconference. Pengolahan data

yang biasanya memerlukan waktu lama karena dilakukan secara manual

maka dapat dipercepat secara signifikan bahkan dengan tingkat

keakuratan yang jauh lebih baik.

Faktor utama yang menentukan keberhasilan dari penerapan

teknologi informasi dan komunikasi dalam organisasi adalah

sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia khususnya adalah

pengguna dari teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kunci awal

dari keberhasilan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam

perusahaan adalah kemauan pengguna untuk menerima teknologi

informasi dan komunikasi tersebut.

Salah satu teori yang menjelaskan tentang model pendekatan

penerimaan teknologi adalah Technology Acceptance Model.

Page 6: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

Technology Accepatnace Model (TAM) dapat digunakan ntuk

mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap teknologi. TAM

mendefinisikan terdapat dua faktor yang mempengaruhi penerimaan

pengguna terhadap teknologi yaitu persepsi akan manfaat teknologi dan

persepsi akan kemudahan dalam menggunakan teknologi.

2.4.2 Sejarah Technology Acceptance Model

Dikutip dari jurnal yang berjudul “Kajian Teoritis Technology

Acceptance Model Sebagai Model Pendekatan Untuk Menentukan

Strategi Mendorong Kemauan Pengguna Dalam Menggunakan

Teknologi Informasi Dan Komunikasi” dibuat oleh Stefanus Wisnu

Wijaya, TAM merupakan salah satu model yang dibangun untuk

menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi

diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan

pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil

pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih

dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980. TAM

bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan

(acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM

menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu

organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan

(akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya)

dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari

pengguna/user suatu sistem informasi.

Dalam buku Predicting System Success Using The Technology

Acceptance Model: A Case Study yang ditulis oleh Sandy Behrens dkk

mengatakan bahwa Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA

(Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan

satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal,

akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan

persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi

Page 7: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Secara

sederhana TAM dapat digambarkan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Konsep sederhana Technology Acceptance Model (Sandy dkk, 2005)

Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari

beberapa faktor sebagai berikut (Sandy dkk, 2005):

a. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas

pengguna

b. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kinerja pengguna

c. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses

yang dilakukan pengguna.

Faktor-faktor diatas akan mempengaruhi persepsi pengguna

terhadap manfaat teknologi. Pada umumnya penguna teknologi akan

memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi

negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi

tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah pengguna pernah

mencoba teknologi tersebut atau pengguna berpengalaman buruk

terhadap penggunaan teknologi tersebut.

Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis,

menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada

kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan

hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan

model ini untuk menjelaskan faktor‐faktor utama dari perilaku

pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci

menjelaskan tentang penerimaan teknologi informasi dengan

ersepsi pengguna terhadap

kemudahan dalam

menggunakan teknologi

Persepsi pengguna terhadap

manfaat teknologi Tekanan dari lingkungan,

pengalaman, voluntary

action dll

pemanfaatan

teknologi baru yang

sesungguhnya

Kemauan

untuk

memanfaatkan

teknologi baru

Page 8: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

dimensi‐dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya

teknologi informasi oleh pengguna (user). Model ini menempatkan

usage (penggunaan) sebagai dependent variabel, serta perceived

usefulness (U) dan ease of use (EOU) sebagai independen variabel.

Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku

penggunaan (usage) (Sandy dkk, 2005).

Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan

teknologi dipengaruhi beberapa faktor dikutip dari jurnal Stefanus

Wisnu Wijaya. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri

misalnya pengalaman pengguna terhadap penggunana teknologi yang

sejenis. Pengalaman baik pengguna akan teknologi sejenis akan

mempengaruhi persepsi pengguna terhadap teknologi baru yang

disediakan, begitu pula sebaliknya.

Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang

diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh

pengguna akan mendorong keyakinan penguna akan kemudahan

penggunaan teknologi tersebut,demikian pula sebaliknya. Teknologi

yang dimaksud bukan hanya teknologi yang akan diadopsi tetapi juga

teknologi lain yang sejenis dengan teknologi yang akan diadopsi.

Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap

kemudahan menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme

support yang handal. Mekanisme support yang terpercaya akan

mempengaruhi kepercayaan pengguna akan kemudahan teknologi

misalnya pengguna merasa yakin bahwa terdapat mekanisme support

yang handal jika kesulitan menggunakan teknologi maka mendorong

persepsi pengguna kearah lebih positif. Demikian pula sebaliknya.

Beberapa faktor dibawah ini dapat digunakan untuk mengukur

persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan sistem:

a. Menggunakan sistem tidaklah menyulitkan pengguna

b. Pengguna merasa yakin bahwa mudah untuk mengerjakan

apa yang diperlukan dengan sistem yang tersedia.

Page 9: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

c. Pengguna merasa yakin bahwa belajar menggunakan

teknologi tidaklah memerlukan usaha yang keras.

2.4.3 Strategi yang Dapat Diterapkan

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menerapkan

berbagai upaya solusi dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam

organisasi adalah melakukan penelitian TAM terhadap pengguna.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diterapkan langkah - langkah

untuk mengantisipasi penolakan pengguna terhadap teknologi yang

akan diadopsi. Salah satu faktor penting yang perlu diteliti adalah

pengalaman pengguna menggunakan teknologi.

Sangatlah baik jika penelitian yang dilakukan tidak dilakukan

berdasarkan sampel yang terbatas tetapi dilakukan berdasarkan

pemetaan sehingga persepsi masing masing pengguna dapat dicatat dan

dilakukan upaya upaya perbaikan. Tetapi jika jumlah pengguna sangat

banyak maka penelitian dengan metode sampling lebih memungkinkan

dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat keakuratan setinggi

mungkin. Selain itu juga memperhatikan kategorisasi pengguna.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki persepsi

pengguna dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu upaya untuk

membangun persepsi positif terhadap manfaat teknologi dan upaya

untuk membangun persepsi positif terhadap kemudahan menggunakan

teknologi.

Upaya pertama yaitu untuk membangun persepsi positif terhadap

manfaat teknologi adalah sebagai berikut (Indrajit dkk, 2005)

a. Jika teknologi baru merupakan upgrade dari teknologi lama

maka dilakukan upaya penjelasan dari pimpinan organisasi

bahwa teknologi lama sudah tidak dapat memenuhi tujuan

perusahaan. Selanjutnya dilakukan penjelasan tentang posisi

dan manfaat teknologi baru yang sebaiknya dilengkapi dengan

demonstrasi teknologi.

Page 10: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

b. Jika teknologi baru merupakan teknologi yang pertama kali

akan diadopsi maka perlu upaya penjelasan akan manfaat

teknologi baru ke pengguna. Perlu dilengkapi dengan

demonstrasi.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah teknologi baru yang

akan diadopsi baik upgrade maupun bukan upgrade dapat memenuhi

kebutuhan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan

pekerjaan pengguna. Upaya ini dapat diperkuat jika dilakukan

demonstrasi teknologi tersebut.

Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa upaya ini juga diharapkan

dapat meyakinkan pengguna bahwa teknologi baru yang akan diadopsi

merupakan teknologi yang penting bagi kelangsungan masa depan

perusahaan.

Upaya kedua adalah untuk membangun persepsi positif pengguna

terhadap kemudahan penggunaan teknologi. Upaya ini merupakan

upaya yang penting karena kegagalan pengembangan persepsi positif

terhadap kemudahan penggunaan teknologi akan mempengaruhi

integrasi teknologi kedalam perusahaan.

Upaya yang perlu dilakukan harus memperhatikan faktor

penyebab dari persepsi kemudahan penggunaan teknologi. Faktor

pertama yang berpusat pada teknologi itu sendiri biasanya disebabkan

oleh pengalaman dalam menggunakan teknologi. Antara lain pengguna

merasa kesulitan menggunakan teknologi jenis tersebut. Upaya yang

dilakukan dapat dengan menyediakan teknologi yang user friendly dan

pelatihan penggunaan yang intensif. Selain itu juga dengan

menghadirkan teknologi tersebut kepada pengguna berdasarkan model

aplikasi yang telah dipahami oleh pengguna. Contoh paling mudah

adalah menghadirkan komputer dengan fasilitas aplikasi yang

dilengkapi game dan pengguna dibiarkan berinteraksi dengan komputer

tersebut sampai batas waktu tertentu sampai pengguna merasa familiar

dengan komputer.

Page 11: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

Faktor penyebab kedua yaitu reputasi teknologi yang kurang baik

didengar oleh pengguna. Upaya yang dapat dilakukan adalah

menghadirkan teknologi ke pengguna dan memperbolehkan pengguna

untuk berinteraksi dengan teknologi tersebut. Dengan catatan bahwa

kekurangan yang didapatkan pengguna setiap saat langsung dilakukan

langkah koreksi.

Faktor penyebab ketiga yaitu mekanisme support. Solusi dari

masalah ini adalah dengan menyediakan team support yang dapat

membantu setiap saat serta menyediakan panduan penggunaan yang

dapat diakses setiap saat dan memenuhi kebutuhan pengguna.

Sebagai catatan upaya solusi dengan menghadirkan teknologi

untuk membisasakn pengguna dengan teknologi tersebut perlu

didukung data akan pengalaman pengguna terhadap teknologi tersebut

atau teknologi sejenis. Data ini bermanfaat untuk menyediakan fasilitas

aplikasi yang diperlukan untuk membiasakan pengguna dengan

teknologi tersebut. Contohnya dalam organisasi ditemukan kondisi

bahwa sebagian besar calon pengguna belum pernah memakai

komputer untuk keperluan pengolahan data dan komunikasi tetapi

hanya berpengalaman memekai komputer untuk bermain game dan

mengetik. Maka upaya menghadirkan komputer sebaiknya dilakukan

dengan menyediakan fasilitas game dan mengetik. Fasilitas ini sebagai

upaya awal untuk memperkenalkan komputer kepada pengguna. Upaya

ini bertujuan untuk menhindari penolkana pengguna terhadap

komputer.

2.4.4 Kegunaan Metode TAM

Kegunaan metode TAM adalah sebagai berikut (Sandy dkk,

2005):

a. TAM merupakan metode pendekatan untuk mengukur penerimaan

pengguna terhadap teknologi

b. Penerimaan pengguna terhadap teknologi mempengaruhi

keberhasilan adopsi teknologi kedalam organisasi.

Page 12: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

c. Penerimaan pengguna terhadap teknologi dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat dan kemudahan

teknologi.

d. TAM dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan upaya

upaya yang diperlukan untuk mendorong kemauan menggunakan

teknologi.

2.5 Sampel berdasarkan konsensus

Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel

adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).

Pengambilan sempel pada penelitian ini dilakukan dengan proportional random

sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan untuk menentukan

jumlah sampel yang akan diambil.

2.6 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat

ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun daya beda butir juga

dihitung dari hubungan atau korelasi item tes terhadap skor total tes. Untuk

menentukan daya beda butir dapat dilakukan dengan digunakan rumus korelasi

Product Moment dari Pearson. Rumus korelasi Product Moment tersebut adalah

sebagai berikut (Arikunto, 2006).

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar 2007:89). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi

ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Page 13: Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis

2 22 2

n XY- X Yr=

X - X × Y - Y

Keterangan:

r1 = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item

Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal

∑X2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑Y2 = jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n = banyaknya responden

2.7 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil

tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok mahasiswa

yang berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan

memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan

instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh

reliabilitas efektivitas migrasi e-campus ke portal mahasiswa digunakan rumus

Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 2006).

Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan:

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,

precision, and consistency.”

Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.