perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id upaya meningkatan ... · menggunakan pendekatan bermain...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN KELOMPOK
PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KALIWINASUH PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi oleh:
LASTE WINARSIH NIM. X4709079
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI
MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN KELOMPOK
PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KALIWINASUH
PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
LASTE WINARSIH NIM. X4709079
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2011
Pembimbing I
Dra. Ismaryati, M.Kes NIP. 19630505 198903 2 001
Pembimbing II
Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes NIP. 19490505 198503 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 17 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
( Nama Terang ) ( Tanda Tangan )
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd ……………………………. Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or …………………………….
Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes .....…………………………
Anggota II : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes …….………………………
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Las te Winars ih , UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KALIWINASUH PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan
pembelajaran lari menggunakan metode bermain secara berkelompok pada siswa
kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh Purwareja Klampok Banjarnegara.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh
Purwareja Klampok Banjarnegara, berjumlah 22 siswa. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 2
pertemuan. Pada masing-masing siklus dilakukan evaluasi dan refleksi.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tindakan perencanaan adalah
skrenario tindakan yang akan dilaksanakan dan memilih materi yang hendak
disajikan. Pelaksanaan adalah implimetasi tindakan kedalam kontek proses belajar
mengajar. Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses dokumentasian
dampak dari tindakan serta menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Refleksi
adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh peneliti, kolaborator dan
orang-orang yang terlibat dalam penelitian.
Pada nilai rata-rata siswa putra dan putri 74,3. Dengan nilai tersebut dapat
digolongkan bahwa nilai rata-rata siswa putra dan putri belum memenuhi KKM,
karena batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 75. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada upaya peningkatan pembelajaran lari menggunakan
metode bermain pada siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh Purwareja
Klampok Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Laste Winarsih, An Effort to Increase The Study of Running Basic Motion by
Using Group Play Approach of The Third Students of SD Negeri 3
Kaliwinasuh, of Purwareja Klampok, Banjarnegara. Skripsi, Surakarta :
Teacher Training and Educational Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta,
May 2011.
The aim of the research is to know whether there is an effort to increase
the study of running by using grup play method of the third students of SD Negeri
3 Kaliwinasuh of Purwareja Klampok, the regency of Banjarnegara.
The subject of this research is the third grade students of SD Negeri 3
Kaliwinasuh, Sub district of Purwareja Klampok, the regency of Banjarnegara that
consist of 22 students. The research was carried out uses 2 cycles that each cycle
consists of 2 meetings. In each cycle there are evaluation and reflection. The
monitoring was done in this research are consists of 4 stages, there are planning,
implementation, observation and reflection. Planning action is a scenario action
that will do and chooses the matter that will shown. Implementation is the
implementation action to the context of teaching learning process. Observation or
supervision is function as a documentation process, the impact of the action that
also prepares the information to the reflection stage. Reflection is an effort of self
evaluation critically that was done by the writer, collaborator and the peoples that
etangle in this research.
At the beginning of the study, only 31% of students that reach the minimal
criteria of completeness with the average 74,3. After the second cycle had an
increasing, the student that reach the minimal criteria of completeness that is 73%
with the average 77,09. So, there is an effort to increase the study of running basic
motion by using group play approach of the third grade students of SD Negeri 3
Kaliwinasuh, of Purwareja Klampok, Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Ilmu dan kebijaksanaan itu merupakan sahabat yang setia untuk teman hidup
sampai kepada penghabisan umur kita”
(Djamalus Djohan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada
Bapak dan Ibu tercinta,
Suami dan anak-anak tersayang,
dan almamaterku tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
2. Dra. Ismaryati, M.Kes, pembimbing I dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes,
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
dengan lancar;
3. Sumenti, S.Pd, selaku Guru Pamong, yang telah memberikan
pengarahan dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh, yang telah bersedia menjadi
subjek penelitian.
5. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu, yang telah
memberikan bantuan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................................... ii
PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Kegiatan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5
1. Metode Pembelajaran .......................................................................... 5
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani .......................................... 7
3. Metode Bermain ................................................................................. 8
4. Karakteristik Siswa Kelas III SD ....................................................... 12
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 14
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 14
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 17
B. Subjek Penelitian ........................................................................................... 17
C. Sumber Data ................................................................................................. 17
D. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 18
E. Analisis Data ................................................................................................. 18
F. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 19
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 22
B. Pembahasan ................................................................................................. 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 33
B. Implikasi ....................................................................................................... 34
C. Saran .............................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 36
LAMPIRAN ........................................................................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Teknik Pengolahan data ................................................................................ 18
2. Rekap Nilai Gerak Dasar Lari Studi Awal ................................................... 30
3. Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II ................................................................ 31
4. Rekap Nilai Gerak Dasar Lari Studi Awal .................................................. 33
5. Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II ................................................................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................................. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Ijin Penelitian .................................................................................... 38
2. RPP.............................................................................................................. 39
3. Penilaian Observasi Pembelajaran ............................................................. 49
4. Format Observasi Pembelajaran ............................................................... 52
5. Alokasi Waktu Pembelajaran .................................................................... 54
6. Format Observasi Pembelajaran ............................................................. 55
7. Alokasi Waktu Pembelajaran ...................................................................... 57
8. Format Observasi Pembelajaran ............................................................... 58
9. Alokasi Waktu Pembelajaran .................................................................... 60
10. Format Observasi Pembelajaran .............................................................. 61
11. Alokasi Waktu Pembelajaran .................................................................... 63
12. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ..................................... 64
13. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ................................................................ 67
14. Rekapitulasi Pendapat Siswa .................................................................... 68
15. Daftar Nilai .......................................................................................... 69
16. Daftar Nilai Siklus I .................................................................................. 70
17. Daftar Nilai Siklus II .................................................................................. 71
18. Daftar Penilaian Afektif .............................................................................. 72
19. Daftar Penilaian Kognitif ............................................................................ 73
20. Daftar Penilaian Psikomotorik ................................................................... 74
21. Rekapitulasi Penilaian ................................................................................. 75
22. Daftar Penilaian Afektif .............................................................................. 76
23. Daftar Penilaian Kognitif ............................................................................ 77
24. Daftar Penilaian Psikomotorik ................................................................... 78
25. Rekapitulasi Penilaian ................................................................................. 79
26. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 80
27. Lampiran Dokumen Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan
kurang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk
mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah
dengan perkembangan zaman. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportifitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Seorang guru akan merasa puas jika siswanya belajar dengan
kesungguhan hati, semangat serta kesadaran diri yang tinggi. Hal ini akan
dapat dicapai apabila guru memiliki sikap dan kemampuan secara professional
untuk mengelola proses belajar mengajar yang menyenangkan dan efektif.
Dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu proses komunikasi. Proses
komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian
dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru kepada peserta didik.
Melalui proses komunikasi, peran atau informasi dapat diserap dan dihayati
orang lain. Supaya tidak ada kesesatan dalam proses komunikasi, perlu
digunakan sarana atau alat untuk membantu proses belajar mengajar tersebut.
Dari sekian banyak kemampuan yang harus dimiliki dengan baik oleh
seorang guru adalah kemampuan membuat perencanaan pembelajaran dengan
baik, mampu menyajikan rencana pembelajaran secara tepat, mampu
mengadakan evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran serta mampu
melaksanakan tindak lanjut.
Pada kenyataannya tidak semua guru mampu merasakan adanya
masalah, bahkan ada guru yang mendiamkan begitu saja masalah dikarenakan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
adanya tuntutan target dan keterbatasan waktu. Akibatnya siswa tidak
memperoleh pengetahuan belajar yang cukup, hal ini dapat dilihat dari hasil
evaluasi yang dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung. Apabila
permasalahan tersebut dibiarkan terus-menerus dan tidak segera diatasi, akan
berdampak pada kualitas pembelajaran berikutnya, baik dalam proses maupun
pembelajaran siswa. Oleh karena itu seorang guru yang professional dituntut
jujur pada diri sendiri, mau dan mampu mengungkapkan adanya permasalahan
pembelajaran yang dikelolanya. Berbekal kejujuran dan kesadaran tersebut,
peneliti mencoba merenung, merefleksikan diri dan akhirnya mencoba
mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran yang dilakukan.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya materi
pembelajaran oleh siswa. Ketika dilakukan tes formatif mata pelajaran
pendidikan jasmani dengan materi cabang lari pada siswa kelas III SD Negeri 3
Kaliwinasuh terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Hanya 15
siswa saja dari 22 siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar minimal yaitu
75. Ini membuktikan rendahnya tingkat penyerapan materi yang diajarkan. Jika
kondisi ini dibiarkan jelas akan berdampak buruk bagi siswa dalam proses dan
pembelajaran selanjutnya. Sadar akan keadaan tersebut, peneliti mencoba
melakukan upaya peningkatkan pembelajaran lari dengan metode bermain.
Menurut pengamatan peneliti, siswa-siswa di Sekolah Dasar dalam
melakukan lari langkah-langkah kakinya masih kurang baik, sehingga hasil
yang dicapai kurang optimal. Secara umum dapat dikemukakan bahwa, unsur
utama penyebab kurangnya pencapaian kecepatan lari pada siswa adalah
langkahnya kurang panjang dan kurang cepat. Faktor penyebabnya adalah
kurangnya power otot tungkai yang dimiliki dan kurang baiknya teknik
langkah yang digunakan. Selain teknik langkah, juga harus memiliki
kemampuan teknik start dan masuk finish yang baik Dalam upaya
meningkatkan teknik dasar lari, perlu memperhatikan faktor-faktor dasar
penyebabnya. Pada umumnya, kekurangan yang dimiliki siswa pada saat lari
yaitu teknik langkahnya kurang baik dan power tungkainya kurang
mendukung. Power tungkai dan teknik langkah yang kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menyebabkan langkah menjadi pendek dan kurang cepat, sehingga kecepatan
lari yang dicapai menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut perlu upaya
pemecahan. Salah satu upaya pemecahan yang dapat dilakukan yaitu, dengan
memberikan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki teknik langkah
dan meningkatkan kecepatan serta panjang langkah.
Salah satu masalah menarik dalam peningkatan teknik dasar lari adalah
menyangkut metode pembelajarannya. Metode pembelajaran yang digunakan
sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Dalam praktik pembelajaran
lari di sekolah, umumnya guru hanya menekankan pada pencapaian hasil, tanpa
berusaha memperbaiki metode dan proses pembelajarannya. Dalam
pembelajaran teknik dasar lari yang dilakukan para guru pendidikan jasmani di
sekolah pelaksanaannya hanya ke lapangan, lalu siswa diberikan materi teknik
lari, kemudian siswa disuruh mempraktikkan secara berulang-ulang dan diukur
hasilnya, lalu sudah selesai. Tetapi model pembelajaran seperti itu seringkali
tidak menarik dan membosankan, sehingga siswa malas mempelajari
gerakannya sehingga hasilnyapun menjadi kurang optimal.
Guru perlu mencoba mengadakan pembaharuan dalam pembelajaran,
dengan menyesuaikan karakteristik siswa sehingga siswa lebih tertarik untuk
aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Anak akan merasa senang jika
melaksanakan kegiatan yang sifatnya menggembirakan. Pembelajaran teknik
dasar lari dapat dilakukan dengan bentuk lain yang menyerupai dan mengarah
pada pembentukan gerak keterampilan lari. Bentuk pembelajaran seperti ini
dapat disebut pembelajaran dengan metode tidak langsung. Salah satu bentuk
pembelajaran secara tidak langsung adalah metode bermain. Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti berkeinginan meneliti upaya peningkatan
pembelajaran lari menggunakan metode bermain pada siswa kelas III SD
Negeri 3 Kaliwinasuh Purwareja Klampok Banjarnegara.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya
yaitu: Apakah pendekatan bermain secara berkelompok dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran gerak dasar lari pada siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh
Purwareja Klampok Banjarnegara ?
1. Bermain berkelompok adalah aktivitas yang dilakukan secara berkelompok
dengan sukarela dan didasari oleh rasa senang untuk memperoleh
kesenangan dari permainan itu.
2. Gerak dasar lari adalah gerak langkah kaki yang dipercepat sehingga ada
kecenderungan badan melayang dan kedua kaki tidak menyentuh tanah
atau sekurang-kurangnya satu kaki menyentuh tanah.
C. Tujuan Kegiatan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk membuktikan apakah benar pembelajaran gerak dasar lari dapat
ditingkatkan menggunakan pendekatan bermain secara berkelompok.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar lari pada siswa
kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh dengan menggunakan metode bermain.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar atletik
dan kreatif khususnya mengajar gerak dasar lari cepat, agar proses belajar
mengajar berlangsung secara efektif dan efisien dengan hasil yang
optimal.
2. Bagi siswa, akan meningkatkan kualitas belajar atletik khususnya gerak
dasar lari menggunakan metode bermain secara berkelompok.
3. Bagi Sekolah, sebagai bahan masukan bahwa salah satu metode yang
dapat digunakan dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat adalah metode
bermain secara berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Metode Pembelajaran
Pembelajaran terdiri atas proses mengajar dan belajar, dimana mengajar
dan belajar merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Dalam penelitian
ini akan diuraikan secara terpisah antara pengertian mengajar dan belajar.
Hubungan pembelajaran adalah suatu proses yang timbal balik, dimana
terjadi suatu komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah pengajar dan
siswa yang diajar. Terjadinya proses komunikasi adalah mutlak untuk
berhasilnya suatu proses yaitu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam
pembelajaran.
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Kegiatan
mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan
atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan
menghubungkannya dengan subjek yang sedang belajar. Sedangkan kegiatan
belajar merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri masing-masing
individu. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu, apabila terdapat
perubahan-perubahan yang bersifat lebih baik dan pada sebelumnya.
Perubahan tersebut antara lain keterampilan, pengetahuan, kecakapan,
kebiasaan dan sikap. Berkaitan dengan belajar Sugiyanto dan Sudjarwo
(1991: 232) mengemukakan, belajar adalah merupakan sesuatu yang
kompleks, yang menyangkut bukan hanya kegiatan berpikir untuk mencari
pengetahuan, melainkan juga menyangkut gerak tubuh dan emosi serta
perasaan, misalnya dari tidak bisa membaca menjadi bisa membaca, tidak
bisa melompat menjadi bisa melompat. Perubahan yang terjadi pada
seseorang dari pembelajaran relatif lebih permanen sebagai akibat dan
pengalaman, latihan atau belajar secara terus menerus dalam waktu tertentu.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Kegiatan belajar dapat terjadi di rumah, di lingkungan tempat tinggal, di
lapangan, dan di lembaga-lembaga yang telah disediakan.
Berdasarkan pengertian mengajar dan belajar yang telah uraikan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa, pembelajaran keterampilan merupakan
proses yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan efektivitas
dalam melakukan gerak sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pembelajaran
lari adalah proses pembelajaran lari agar siswa memperoleh pengertian,
kecakapan, ketangkasan atau keterampilan tentang gerak yang diajarkan.
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa dalam proses
belajar dan guru yang memberikan materi pembelajaran (mengajar). Untuk
menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
tercapainya tujuan yang diinginkan, salah satunya menerapkan metode
pembelajaran yang baik dan tepat. Metode pembelajaran yang diterapkan
hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah dan pemecahan masalah.
Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang
membantu tercapainya tujuan dengan mengacu pada metode pembelajaran
yang terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran yang
memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat
mempengaruhi pencapaian pembelajaran. Berhasil dan tidaknya tujuan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan
guru atau pelatih. Dalam memilih metode pembelajaran banyak pertimbangan
yang dapat dipergunakan, secara umum dapat dilihat bahwa metode mengajar
dapat mengarahkan perhatian siswa terhadap hakikat belajar yang spesifik,
membangkitkan motivasi untuk belajar, memberikan umpan balik dengan
segera, memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan
kemampuan dan kecepatannya sendiri, dapat mengembangkan dan membina
sikap positif terhadap diri sendiri, guru, materi pelajaran serta proses
pendidikan pada umumnya.
Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian pembelajaran lebih
optimal.
Menurut Winarno Surakhmad (1984: 69), metode adalah suatu cara
yang dalam fungsinya merupakan alat suatu mencapai tujuan. Sedangkan
menurut Aip Syarifuddin (1992: 185) bahwa, metode adalah cara atau jalan
atau aturan untuk mencapai tujuan. Suatu metode atau cara yang dipilih
tentunya telah dipikirkan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu
untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian metode yang dikemukakan oleh dua ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode adalah suatu cara yang dipilih
serta yang dilakukan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Dalam hal
ini metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan lari.
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Guru selalu dihadapkan pada berbagai hal yang memerlukan
pengambilan keputusan sehubungan dengan tugasnya baik sebelum, selama
maupun sesudah terjadinya proses atau situasi belajar mengajar. Guru harus
mengambil keputusan-keputusan tentang apa, bagaimana, kapan, untuk apa
dan sebagainya mengenai setiap situasi atau kondisi belajar yang perlu
diciptakan. Termasuk mengambil keputusan mengenai pelaksanaan rencana
yang telah dibuat, dan mengenai berhasil atau tidaknya pelaksanaan rencana.
Berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui
setelah dilakukan kegiatan evaluasi. Disamping itu, hasil evaluasi bisa juga
digunakan sebagai masukan dalam penyusunan dan pelaksanaan program
selanjutnya.
Kegiatan yang paling strategis dalam proses pembelajaran adalah
pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sebelum proses tersebut
dilaksanakan. Untuk kepentingan penyusunan strategi proses belajar
mengajar perlu dipahami tentang segala hal yang bersangkutan dengan proses
tersebut. Unsur-unsur metode yang berkenaan dengan strategi belajar
mengajar merupakan unsur penting. Metode pembelajaran dalam pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
jasmani sangat kompleks dan banyak macamnya. Rusli Lutan (1994 : 39),
menyatakan bahwa, "Metode mengajar terdiri dari dua kelompok, yaitu
metode mengajar langsung dan tidak langsung". Metode mengajar langsung
meliputi : metode mengajar komando, metode mengajar individual, metode
mengajar resiprokal, metode mengajar inklusi. Sedangkan yang dikategorikan
sebagai metode mengajar tidak langsung adalah metode mengajar eksplorasi,
metode guide diseovery, metode mengajar divergent production. Sedangkan
Supandi (1992 : 24-42), menyatakan bahwa "Secara garis besarnya berbagai
metode proses belajar mengajar pendidikan jasmani itu meliputi : metode
komando, metode tugas, metode resiprokal, metode mandiri berstruktur,
metode diskoveri terbimbing dan metode pemecahan masalah".
3. Metode Bermain
Menurut John Dewey dalam Soetoto Pontjopoetro (2004: 1.3)
berpendapat bahwa, bermain adalah suatu pandangan atau sikap hidup yang
dapat dilakukan dalam segala situasi. Bermain merupakan bentuk aktivitas
permainan. Permainan merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi tiap
orang, terutama bagi anak-anak. Rusli Lutan (1991: 4) memberikan batasan
tentang permainan sebagai berikut, bermain merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam
batas waktu, tempat dan ikatan peraturan. Permainan merupakan dorongan
naluri, fitrah manusia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan
biologis. Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara
sukarela, tanpa paksaan, dalam waktu luang. Perlu dipahami dan dimengerti,
setiap metode pembelajaran tentu memiliki ciri tersendiri. Demikian juga
metode pembelajaran bermain juga memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut
Husdarta dan Yudha M. Saputra (1999:74-75) mengemukakan mengenai ciri-
ciri bermain sebagai berikut:
a. Permainan merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan suka rela.
b. Permainan bukanlah kehidupan "bisa" atau yang "nyata". Karena itu bila diamati secara seksama perilaku anak selama permainan, mereka berbuat berpura-pura atau tidak sungguhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Permainan berbeda dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam tempat dan waktu. Permainan selalu bermula dan berakhir, dan dilakukan di tempat tertentu. Bertalian dengan syarat di atas, permainan memerlukan peraturan.
d. Permainan memiliki tujuan yang terdapat dalam kegiatan itu, dan tak berkaitan dengan perolehan keuntungan material.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan
dapat dikatakan sebagai kegiatan bermain jika aktivitas itu dilakukan secara
sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat
dengan tanpa adanya tujuan untuk memperoleh keuntungan material, dan
terikat pada peraturan tertentu yang harus dipatuhi bersama.
Bermain dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pembelajaran lari,
khususnya di Sekolah Dasar. Penyajian pelajaran di SD perlu kreatifitas guru,
agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Berkaitan dengan pemberian
pelajaran di SD, Depdikbud (1993: 4) mengemukakan bahwa, cara
pelaksanaannya dapat dengan pembelajaran, menirukan, permainan,
perlombaan, pertandingan, dan atau tes. Sedangkan pengertian pendekatan
permainan menurut Wahjoedi (1999:121) adalah pembelajaran yang
diberikan dalam bentuk atau situasi permainan.
Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa di Sekolah Dasar,
pembelajaran gerak dasar lari untuk siswa di Sekolah Dasar dapat diberikan
dalam bentuk permainan, menirukan atau perlombaan. Bentuk permainan
yang diterapkan dalam pembelajaran lari dapat berupa perlombaan. Bentuk
permainan dalam bentuk pertandingan atau perlombaan dapat disebut agon.
Rusli Lutan (1991: 5) menyatakan bahwa, "agon merupakan jenis permainan
yang mencakup semua bentuk permainan yang bersifat pertandingan atau
perlombaan". Bentuk bermain dan perlombaan untuk pembelajaran teknik
lari, khususnya bagi siswa SD, menurut Aip Syarifuddin (l992: 55) antara
lain adalah:
a. lari dalam bentuk permainan hijau-hitam. b. lari bolak-balik memindahkan benda. c. lari melewati bangku-bangku pendek (bangku Swedia jika ada). d. lari sambil menggendong temannya secara bergantian. e. lari dengan ujung kaki sambil mengangkat lutut atau paha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
f. lari menirukan binatang (kijang). g. lari sambil melompat-lompat dengan langkah panjang. h. lari pada lubang-lubang ban mobil bekas atau simpai.
Sedangkan bentuk bermain yang dapat digunakan melatih kecepatan
menurut Soetoto Pontjopoetro,dkk (2004) diantaranya adalah :
a. ambil balok dari lingkaran tengah b. mengibarkan sapu tangan c. main galah (gobak sodor) d. cepat dapat e. orang kaya dan si miskin f. memindahkan balok ke sana ke sini g. lari melewati lorong
Pada pembelajaran lari dapat dilakukan dengan permainan. Permainan
yang dilaksanakan pada penelitian ini dalam bentuk lomba atau kompetisi
secara berkelompok. Bagi siswa Sekolah Dasar permainan merupakan
kegiatan yang menarik dan menyenangkan, sehingga bentuk permainan akan
dapat meningkatkan gairah dan motivasi mereka untuk menguasai teknik
yang diberikan. Pembelajaran ini harus dirancang secara sederhana dengan
aturan-aturan yang dapat dipahami oleh anak sehingga mereka dapat
permainan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Bermain merupakan cara untuk menciptakan suasana kompetitif pada
siswa, seperti untuk mencapai kemenangan yang peraturannya telah
disepakati terlebih dahulu. Motivasi atau dorongan belajar berperanan penting
bagi tercapainya tujuan pembelajaran, oleh karena itu pelajar perlu
ditumbuhkan motivasi dan semangat belajarnya. Motivasi belajar dapat
ditumbuhkan diantaranya melalui penciptaan rasa kompetitif. Sugiyanto
(1998: 330) mengemukakan bahwa, mengenai semangat berusaha bisa
ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain melalui cara menciptakan suasana
kompetitif di antara pelajar. Dengan adanya suasana kompetitif, pelajar akan
berusaha berbuat sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang
lain.
Adanya sifat kompetitif ini membawa peserta merasa tertantang untuk
memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap problem yang ia temui
dalam permainan. Sedangkan dengan adanya peraturan dapat menumbuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kembangkan sikap disiplin, saling menghargai dan bertanggung jawab dalam
mentaati peraturan yang berlaku secara seksama. Terciptanya situasi yang
kompetitif ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk
melakukan aktivitas gerak dengan sebaik-baiknya.
Pembelajaran lari dengan metode bermain merupakan cara belajar yang
dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Pembelajaran lari
dengan metode bermain adalah cara belajar yang menuntut kemandirian
siswa. Kreativitas, inisiatif, kemampuan siswa untuk berpikir dan memahami
pola permainan serta memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan
sangat dituntut. Siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang
tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan.
Manfaat permainan bagi anak-anak tidak dapat diragukan lagi. Sesuai
pendapat Gustmuts, Monessori dan Frobel dalam Soetoto Pontjopoetro (2004:
1.12) menyatakan bahwa permainan menjadi alat pendidikan yang utama bagi
anak-anak. Adapun kegunaan permaian itu adalah:
a. Permainan merupakan alat penting untuk menumbuhkan sifat sosial untuk hidup bermasyarakat, karena dengan bermain, anak dapat mengenal bermacam-macam aturan dan macam-macam tingkah laku.
b. Permainan merupakan alat untuk mengembangkan fantasi, bakat dan kreasi.
c. Permainan dapat mendatangkan berbagai macam perasaan, antara lain perasaan senang dalam melakukan permainan.
d. Permainan bersama dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin karena anak harus mentaati peraturan-peraturan.
Salah satu karakteristik siswa seusia Sekolah Dasar adalah hasrat
bergerak atau senang bermain. Besar kecilnya hasrat bergerak tiap anak itu
berlainan, karena sudah merupakan pembawaan masing-masing. Yang dapat
kita diberikan hanyalah pengaruh terhadap tujuan hasrat bergerak itu, dengan
jalan memberikan permainan-permainan yang menarik perhatian dan
bermanfaat. Menurut Soetoto Pontjoputro (2004: 1.7) menyebutkan anak-
anak suka bermain karena :
a. Ingin bergaul dengan orang lain. b. Ingin tahu akan prestasi sendiri, dibanding dengan prestasi orang lain
atau prestasi sendiri yang dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Ingin mengalami suatu kejadian yang tidak sungguh-sungguh yaitu dalam permainan fantasi dan permainan meniru.
d. Ingin mengadu kecakapannya, keberaniannya, untuk nasibnya dengan orang lain.
4. Karakteristik Siswa Kelas III SD
Menurut Nursidik Kurniawan bahwa ada beberapa karakteristik
anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih
mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar.
Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai
dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu
diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan
peserta didik dibahas sebagai berikut:
Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah.
Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya
mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai.
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa
dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama,
dirasakan anak sebagai siksaan.
Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang
bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak
belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung
jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif),
mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja
atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam
kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil
dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu
tugas secara kelompok.
Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau
melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret.
Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-
konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa
membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi
badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD,
penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang
dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi
pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan
kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau
suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam
melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh
masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik
diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar mengangkap dan
menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dirinya. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari
kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar
tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas
perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu
diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai
filsafat dalam kehidupan.
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu
(1) kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok
sebaya (2) kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan
yang memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk
memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi
orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang
tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dilakukan oleh Karsiyah, penelitian yang
berjudul “Upaya peningkatan pembelajaran gerak dasar lari dengan
pemberian model bermain siswa kelas V SD Negeri Legok Pekuncen
Banyumas”, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran
bermain, menarik dan menyenangkan dapat meningkatkan keterampilan
gerak dasar. Siswa yang nilainya belum memenuhi batas minimal ketuntasan
pada perlakuan pertama dapat ditingkatkan pada perlakuan kedua. Nilai rata-
rata pada pre test sebesar 63,8. Nilai rata-rata pada siklus pertama 67,6,
setelah melakukan siklus kedua nilai rata-ratanya 73,05.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi dari hasil ulangan harian
dengan materi gerak dasar lari pada siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang tingkat penyerapan materi yang diajarkan masih rendah. Untuk
memperbaiki tingkat penyerapan materi gerak dasar lari tersebut, guru
melakukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan mengganti metode
pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Metode yang dipilih adalah
metode yang di sesuaikan dengan karakteristik anak yaitu bermain.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi
anak-anak. Apalagi bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan keterampilan gerak anak.
Melalui bermain anak juga akan mendapatkan pengalaman belajar yang
sangat berharga. Pengalaman itu bisa berupa jalinan hubungan sosial untuk
mengungkap perasaannya sesama teman menyalurkan bakatnya.
Dengan mengetahui manfaat bermain bagi anak, diharapkan guru dapat
melahirkan ide mengenai bagaimana cara mengemas kegiatan bermain untuk
mengembangkan keterampilan gerak dasar pada anak, termasuk didalamnya
keterampilan gerak dasar sikap lari. Agar bermain memberikan sumbangan
yang positif bagi peningkatan pembelajaran gerak dasar lari, maka guru
dituntut dapat merancang kegiatan bermain yang menarik, menyenangkan dan
mengandung unsur-unsur peningkatan gerak yang menunjang keterampilan
gerak dasar lari. Melalui metode bermain siswa mengalami suasana
kompetitif. Adanya sifat kompetitif ini membawa siswa merasa tertantang
untuk memperoleh kemajuan dan berusaha mengatasi setiap problem yang ia
temui dalam permainan. Terciptanya situasi yang kompetitif ini dapat
meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk melakukan aktivitas gerak
dengan sebaik-baiknya.
Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar sikap lari dengan
menggunakan metode bermain, dalam penelitian ini peneliti membuat
langkah-langkah penelitian menggunakan 2 siklus dengan 4 perlakuan.
Perlakuan pertama: siswa melakukan permainan yang mengarah pada
pengembangan unsur-unsur keterampilan gerak dasar sikap lari cepat yaitu
mengangkat paha ke atas, gerakan langkah panjang dan ayunan tangan.
Perlakuan ke dua: siswa melakukan permainan yang mengarah pada kordinasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
gerakan angkat paha ke atas, langkah panjang dan ayunan tangan. Agar
supaya kerangka berpikir ini lebih mudah dipahami, peneliti membuat skema
kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Pendekatan bermain secara berkelompok diduga dapat meningkatkan
pembelajaran gerak dasar lari cepat pada siswa kelas III SD Negeri 3
Kaliwinasuh Purwareja Klampok Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kondisi Awal
Perlakuan Penelitian
Kondisi Akhir
Guru belum menerapkan pembelajaran keterampilan gerak dasar dengan bermain
Hasil belajar
gerak dasar lari siswa masih
rendah
Penerapan metode bermain
dalam pembelajaran
gerak dasar lari
PERLAKUAN I - Berbagai pola
gerak lokomotor dengan cepat.
- Melompati bilah dan kardus
Diduga melalui metode bermain dapat meningkatkan gerak dasar lari
PERLAKUAN II - Lari melompati
bilah - Lari melompati
kardus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 3 Kaliwinasuh
Purwareja Klampok Banjarnegara.
2. Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 21 Maret
sampai dengan 28 April 2011.
Siklus I
Pertemuan I : Tanggal 21 Maret 2011 (Pertemuan I)
Materi : Mempraktekkan berbagai gerak dasar dalam permainan
sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pertemuan II : Tanggal 28 Maret 2011 (Pertemuan II)
Materi : Mempraktekkan berbagai gerak dasar dalam permainan
sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Siklus II
Pertemuan III : Tanggal 12 April 2011 (Pertemuan III)
Materi : Mempraktekkan berbagai gerak dasar dalam permainan
sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pertemuan IV : Tanggal 28 April 2011 (Pertemuan IV)
Materi : Mempraktekkan berbagai gerak dasar dalam permainan
sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh,
sejumlah 22 siswa, terdiri dari 10 siswa putra dan 12 siswa putri.
C. Sumber Data
Data penelitian berupa data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Data ini diperoleh dari hasil belajar lari cepat melalui pendekatan
bermain pada siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh Banjarnegara.
2. Data Sekunder
Data ini berupa : RPP, silabus hasil observasi selama pembelajaran
dan angket.
D. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa catatan hasil
pengamatan proses pembelajaran lari serta angket yang diisi siswa pada setelah
pelaksanaan siklus terakhir.
Tabel 1. Teknik Pengolahan Data
No Macam data Sumber data Teknik Alat
1.
2.
3.
Proses pembelajaran lari cepat dengan pendekatan bermain Penggunaan alat bantu Penggunaan alat pembelajaran
Siswa sangat antusias, semangat dan gembira Penggunaan rafia Lapangan
Pengamatan Pengamatan Pengamatan
Lembar observasi Lembar observasi Lembar observasi
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi angket
siswa dan tes hasil belajar.
1. Analisis Data Lembar Observasi
Data obesrvasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada
tidaknya perubahan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan
secara deskriptif pada hasil penelitian.
2. Analisis Data Angket
Setiap butir pertanyaan angket di kelompokkan sesuai aspek yang
diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil
skor yang diperoleh dipersentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban
hasil angket pendapat siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Analisis Hasil Tes Belajar
Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung
nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam nilai batas ketuntasan siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut
Pardjono, dkk (2007 : 28) Penelitian tindakan kelas mempunyai 4 tahapan
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan terdiri
dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan. Perencaan umum meliputi
penentuan tempat penelitian, kolaborator, metode dan strategi mengajar,
instrumen monitoring dan lain-lainnya. Rencanan tindakan adalah prosedur
dan strategi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam melakukan tindakan
atau perlakuan terhadap siswa.
Pelaksanaan adalah implemetasi tindakan kedalam kontek proses
belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan dapat dilakukan oleh
peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal dilakukan oleh dua
peneliti yaitu yang melakukan proses belajar mengajar dan sebagai kolaborator
untuk memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan.
Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses dokumentasian
dampak dari tindakan serta menyediakan informasi untuk tahap refleksi.
Observasi dilakukan secara cermat dan dirancang sebelumnya dengan baik.
Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator.
Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh
peneliti, kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelutian. Refleksi
dilakukan pada akhir siklus, dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada
rencana tindakan yang akan diimplementasikan pada siklus berikutnya.
Keempat tahap dalam penelitian ini membentuk sebuah siklus dan
setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
siklus tergantung pada perlu atau tidaknya tindakan yang harus dilakukan.
Tindakan dianggap selesai bilamana permasalahan dalam proses pembelajaran
lari sudah dipecahkan. Berikut ini dijelaskan dalam siklus penelitian.
1. Siklus Pertama
Pada siklus pertama pembelajaran dilakukan dalam dua kali
pertemuan (2 x 30 menit) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan
analisis nilai pembelajaran dan refleksi awal sebagai bahan untuk
merencanakan tindakan yang dilakukan dalam penelitian, menyusun
sekenario tindakan yang akan dilaksanakan dan memilih materi yang
hendak disajikan.
2) Menyusun tes formatif
3) Mensimulasikan pelaksanaan tindakan dengan observer
b. Pelaksanaan
Dengan dilandasi dengan hasil studi awal pembelajaran gerak dasar
lari cepat pada siswa kelas III SD Negeri 3 Kaliwinasuh yang
menunjukkan masih banyak siswa belum tuntas, maka peneliti mencoba
mencari metode lain untuk pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk
menyelaraskan antara materi yang diajarkan dengan pendekatan belajar
yang memungkinkan.
c. Refleksi
Berdasar hasil refleksi peneliti dan observer pada siklus pertama
belum mencapai kriteria yang ditentukan, maka pada proses perbaikan
pembelajaran siklus kedua perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi
awal siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses
pembelajaran berlangsung.
2. Siklus Kedua (2 x 30 menit)
a. Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
- Meneliti dengan observer berkolaborasi membuat rencana
pembelajaran tentang pembelajaran teknik dasar lari dengan bermain.
- Mempersiapkan lembar evaluasi
b. Pelaksanaan
Upaya yang dilakukan pada siklus pertama tetap dilaksanakan,
upaya tambahan pada siklus kedua dengan terlebih dahulu menggali
persepsi awal siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses
pembelajaran berlangsung. Dari persepsi awal inilah akan dikembangkan
proses pembelajarannya.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh observer dan peneliti pada saat
pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung sejak awal hingga akhir
dengan menggunakan lembar evaluasi yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi
berdasarkan masukan data dari teman (sritical friends), guru penjas yang
bersangkutan, kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk
menilai tindakan penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya
mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas selanjutnya,
dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau
tatap muka dalam pembelajaran,tetapi lebih mengutamakan perkembangan
dan kemajuan siswa setelah siswa mendapatkan tindakan. Dalam hal ini
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi pembelajaran gerak dasar lari
menggunakan pendekatan bermain kelompok pada siswa kelas III.
Pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan bermain kelompok
sistimatikanya secara umum terdiri dari pendahuluan yang meliputi
membariskan siswa menjadi empat bersaf, apresiasi, menyampaikan materi
dan memimpin permainan “ Hijau Hitam “. Berikutnya adalah kegiatan inti,
dimana kegiatan inti dalam penelitian ini terdiri dari permainan dan tehnik
lari. Terakhir adalah penutup, yang terdiri membariskan siswa, evaluasi
pembelajaran, berdoa, dan pembubaran.
Penyampaian materi pembelajaran lari dengan pendekatan bermain
kelompok dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa mendengarkan, memahami
dan kemudian mempraktekan. Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh
peneliti, guru bertugas sebagai pengamat (observer) pembelajaran dan dibantu
oleh critical friend. Data observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan
belajar mengajar antara peneliti, guru dan teman yang tidak berkepentingan
dengan penelitian. Kekurangan di siklus pertama akan dicermati sehingga
tidak akan muncul lagi.
I. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan diawali dengan kelas yang digunakan untuk penelitian,
perencanaan tindakan dan pembuatan RPP. Penentuan waktu tindakan ini
kaitannya dengan pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan pada hari
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Selasa 18 Maret 2011. Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan
yang akan digunakan dan materi pembelajaran. Pemilihan permainan yang
digunakan disesuaikan dengan tingkat kelas dan alat. Penentuan materi
bersumber pada buku referensi. Setelah itu pembuatan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat perencaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan bilah, ban bekas, dan gardus.
b. Tindakan
Siswa dibariskan dengan formasi empat saf, siswa putri di depan dan
siswa putra di belakang, guru memimpin berdoa. Setelah itu dilakukan
presensi dengan menanyakan pada ketua kelas siswa yang tidak masuk.
Ternyata dari 22 siswa tidak masuk 2 siswa, yaitu 1 putri dan 1 putra. Setelah
itu guru menjelaskan materi. Penjelasan materi lari meliputi jalan yang benar,
lari yang benar, diteruskan lompat yang benar. Sebagian besar siswa
memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada sebagian kecil yang berbicara
dengan teman.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan. Pemanasan digunakan untuk
permainan “Hijau Hitam”. Guru menjelaskan cara bermain Hijau Hitam. Cara
bermain siswa dibariskan dua bersaf berhadap-hadapan dengan jarak 2 meter.
Kelompok A Hitam, Kelompok B Hijau. Kedua kelompok saling berpasangan
(dengan memperhatikan postur tubuh seimbang). Apabila guru mengatakan “
Hijau Hitam“ maka kelompok hijau mengejar kelompok hitam sampai batas
yang ditentukan. Regu hitam lari secepat-cepatnya sampai batas yang
ditentukan. Apabila hitam kena sebelum batas berkenaan maka
menggendong, apabila tidak kena sampai batas berkenaan maka dilakukan
sebaliknya. Hijau yang menggendong pasangannya sampai ke garis tengah.
Demikian seterusnya sampai beberapa kali. Waktu yang digunakan dari
membariskan siswa sampai permainan 10 menit. Siswa melakukan permainan
dengan gembira dan semangat.
Setelah selesai melakukan permainan, kemudian memasuki kegiatan
inti selama 45 menit. Kegiatan inti terdiri atas jalan, lari, dan lompat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Kegiatan Inti
Guru mengatur siswa, menjelaskan materi pelajaran meliputi gerak
lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif.
a. Gerak Lokomotor
Siswa berbaris menjadi empat bersaf dan memperhatikan penjelasan
dan contoh guru. Dengan alat bantu bilah yang tertata dengan ukuran tertentu
guru memberi contoh. Berjalan ke depan badan tegak dada dibuka perut agak
ditarik ke dalam supaya rata, pandangan ke depan. Tangan diayun dari
belakang ke depan, lemas dengan siku agak dibengkokkan di samping badan.
Langkahkan kaki kiri ke depan dengan ibu jari lurus dan lutut agak
dibengkokkan.
Setelah kontak dengan tanah, segera langkahkan kaki kanan dari
belakang ke depan, kaki kiri dan tangan kanan diayunkan dari depan ke
belakang. Demikian seterusnya. Pada waktu melangkah ke depan pertama
kali ke tanah adalah tumit. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan
melakukan semua rangkaian tugas guru dengan bergiliran. Kesalahan tetap
ada antara langkah kaki dan tangan bersamaan. Contoh kaki kiri melangkah
ke depan diikuti ayunan tangan kiri. Guru langsung membetulkan.
b. Gerakan Non Lokomotor
Menggunakan alat bantu ban bekas guru memberi contoh belari
dengan angkat paha, kaki selalu selalu berada di dalam ban. Secara bergiliran
siswa melakukan lari, kaki selalu berada di dalam ban sesuai dengan contoh.
Siswa berlari tepat di dalam ban.
Kemudian diteruskan penjelasan tentang cara melompat. Siswa
memperhatikan penjelasan dan contoh dari guru. Menggunakan alat bantu
gardus, guru memberi contoh cara melompat ke atas dengan catatan satu kaki
tidak boleh ganti langkah dengan melewati gardus yang sudah ditata
sedemikian rupa. Siswa secara bergiliran melakukan lari sambil melompati
gardus. Ada saja siswa yang melompati gardus dengan ganti langkah.
Kemudian guru langsung membetulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c. Gerakan Manipulatif
Kemudian diteruskan penjelasan koordinasi gerakan jalan, lari, dan
lompat.
Guru memberi contoh dari semua gerakan yaitu jalan, lari, dan lompat.
Siswa memperhatikan contoh guru dari awal sampai akhir.
Pertama berdiri di belakang garis star denagan aba-aba peluit. Guru
melakukan jalan di sela-sela bilah, kemudian lari, kaki berada di dalam ban.
Terakhir lari sambil melompati gardus kemudian jalan lagi di sela-sela bilah
sampai garis finish. Secara bergiliran siswa melakukan koordinasi gerakan
jalan, lari, dan lompat. Pada gerakan koordinasi gerakan jalan, lari sudah
banyak yang betul, hanya pada gerakan lari masih ada anak yang tidak
mengangkat paha.
Kemudian pada gerakan lompat gardus masih banyak anak yang
gerakannya ganti langkah. Setelah semua sudah melakukan gerakan
koordinasi gerakan jalan, lari, dan lompat, guru mengulas kembali dan
memberi contoh melakukan gerakan dari jalan, lari, dan lompat dengan benar.
Siswa memperhatikan contoh gerakan dari jalan, lari, dan lompat yang benar.
Kemudian secara bergiliran siswa melakukan gerakan jalan, lari, dan lompat
yang benar. Karena semua siswa memperhatikan, maka pada akhir
pembelajaran banyak siswa yang sudah bisa melakukan gerakan sesuai
dengan contoh walaupun belum sempurna sekali. Setelah itu dilanjutkan
dengan kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam
empat saf. Guru memberikan koreksi atas kesalahan gerakan dari jalan, lari,
dan lompat dengan benar. Kemudian selesai pembelajaran diakhiri dengan
doa penutup dan pembubaran.
c. Observasi
Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa
dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan
bermain kelompok pada siswa kelas III cukup antusias, memahami cara jalan,
lari, dan lompat dengan benar. Dengan pembelaran bermain kelompok dan
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, secara umum siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dalam satu kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran dari pemanasan sampai gerakan inti dan penenangan.
Siswa melakukan apa yang diperintahkan oleh guru.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, berdasarkan
pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar
observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti proses
pembelajaran, keadaan alat, dan fasilitas yang digunakan selama
pembelajaran.
d. Refleksi
Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukan
refleksi dan tindakan yang dilakukan. Hambatan atau kendala yang
ditemukan dalam proses pembelajaran lari adalah kesalahan awal, karena
masih kaku dan canggung. Ada siswa yang melakukan jalan dengan langkah
kaki kiri, ayunan juga tangan kiri, dan sebaliknya. Jadi kalau kita melihatnya
lucu. Pada pembelajaran lari, langkah lari sudah betul dan lari pada ban
bagian dalam namun masih ada anak yang lari kurang mengangkat paha. Pada
pembelajaran lompat yang melewati gardus masih ada siswa yang ganti
langkah. Jadi pada siklus ke dua masih akan diulang.
Waktu pembelajaran dalam rencana dimulai pukul 07.00 WIB,
ternyata baru bisa dimulai pukul 07.10 WIB, ini disebabkan jarak sekolah ke
lapangan sedikit jauh, sehingga siswa harus jalan kaki menuju lapangan.
Lapangan juga kurang mendukung karena malam harinya baru turun hujan
cukup deras, sehingga lapangan becek dan semua siswa melepas sepatu.
II. Siklus ke dua
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi di siklus pertama diketahui bahwa guru kurang
menekankan gerak dasar jalan, lari, dan lompat. Jadi pada siklus ke dua ini
lebih ditekankan pada hal tersebut, supaya pembelajaran yang
dilaksanakan lebih bermanfaat di siklus ke dua ini. Setelah pembelajaran
siklus ke dua diharapkan siswa sudah menguasai dan bisa, sehingga tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
untuk selanjutnya pengambilan penilaian.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan ke dua dilaksanakan pada hari Kamis 28
April 2011. Proses pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB
sampai pukul 08.00 WIB di lapangan sepak bola Karang Pucung desa
Kaliwinasuh. Pelaksanaan tindakan ke dua menggunakan bilah 20 buah,
gardus 10 buah yang digunakan sebagai alat bantu. Bilah digunakan untuk
langkah kaki dalam berlari, sedangkan gardus untuk dilompati.
Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai pukul 07.00 WIB.
Diawali dengan membariskan siswa. Setelah berbaris guru menghitung
jumlah siswa, presensi dan memimpin berdoa. Siswa dibariskan dengan
formasi empat saf, siswa putri di depan dan siswa putra di belakang.
Dilanjutkan dengan menanyakan siswa yang tidak masuk atau tidak
mengikuti pembelajaran. Dari 22 siswa seluruhnya dapat mengikuti
pembelajaran. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi, kaitannya
dengan gerakan lari dan pengambilan nilai. Setelah itu siswa dibariskan
menjadi dua kelompok untuk melakukan pemanasan dengan bentuk
permainan dengan rentang waktu 10 menit. Permainannya adalah
permainan orang kaya dan perampok.
- Kelompok A (orang kaya) dan kelompok B (perampok).
- Kelompok (orang kaya) berada pada baris pertama membelakangi
kelompok B (perampok) berdiri di baris ke dua berjarak 2 meter.
- Guru mengatakan “Perampok datang“ dengan segera orang kaya
berbalik dan mengejar perampok. Perampok dengan cepat berlari
jangan sampai terkatuk lawan.
- Perampok yang terkatuk lawan sebelum melampaui garis perkanaan
dinyatakan sebagai sandera. Permainan dilakukan secara bergantian.
Kelompok A yang semula sebagai orang kaya bergantian menjadi
perampok, dan sebaliknya kelompok B yang semula sebagai perampok
menjadi orang kaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
- Siswa melakukan permainan sebagai orang kaya dan perampok dengan
senang dan gembira. Dengan semangat dan antusias siswa melakukan
permainan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.
Demikian seterusnya permainan dapat diulang beberapa kali kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan inti.
- Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan. Dengan alat peraga bilah
dan gardus. Guru memberi contoh melakukan lari dengan melewati
sela-sela bilah dengan jarak yang telah ditentukan. Diteruskan lari
dengan melompat gardus yang dipasang dengan jarak 40 cm.
- Sementara siswa memperhatikannya.
- Siswa dibagi menjadi dua kelompok.
- Kelompok pertama melakukan lari dengan melewati sela-sela bilah
yang berjarak 20 cm dari bilah satu ke bilah berikutnya.
- Kelompok ke dua berlari dengan melewati gardus sesuai contoh
- Guru melihat gerakan siswa sudah betul atau belum, jika masih ada
yang belum betul guru langsung membetulkan baik gerakan lari
maupun lompat sampai betul.
- Latihan ini dapat diulang sesuai situasi dan kondisi anak.
- Setelah dianggap semua melakukan dengan benar, kemudian siswa
berbaris satu banjar untuk melakukan dua gerakan sekaligus.
- Diakhiri kegiatan evaluasi lari cepat 30 meter.
- Dengan urut absen siswa melakukan lari untuk diambil nilainya.
- Kegiatan akhir penenangan
- Siswa dibariskan dua bersaf, sambil duduk selonjor, siswa
memperhatikan perbaikan gerakan yang telah dilakukan.
- Setelah selesai kegiatan pembelajaran siswa disiapkan, berdoa lalu
dibubarkan untuk istirahat.
c. Observasi
Pada siklus ke dua ini suasana sangat kondusif, tertib, dan siswa
terlihat semangat karena siswa sudah bisa lari sesuai dengan teknik yang
telah diajarkan oleh guru. Pelaksanaan pengambilan nilai, banyak siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang sudah bisa. Tiap siswa mendapat kesempatan lari, yang lain
menunggu giliran sambil melihat teman yang sedang melakukan lari.
Pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan bermain
kelompok yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa ,
siswa sangat antusias, gembira dan ceria. Selain itu siswa secara tidak
langsung belajar tehnik jalan, lari dan lompat yang benar. Jadi yang perlu
dibenahi atau dipelajari pada tehnik jalan, lari, dan lompat adalah langkah
berirama, keadaan ini memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Pada umumnya kesalahan yang sering dilakukan siswa selain
langkah berirama adalah langkah kurang panjang, dan posisi tangan
kurang melenggang. Namun dengan adanya gerak dasar lari menggunakan
pendekatan bermain kelompok siswa sudah sedikit terbiasa lari dengan
tehnik yang benar.
Selanjutnya dilihat dari sudut pandang kelas, suasana kelas
kondusif, pengelolaan kelas lebih mudah karena siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Sarana dan prasarana sederhana dan mudah
didapat sehingga tidak perlu biaya besar. Pembelajaran berjalan lancer,
siswa senang dan bisa sehingga pembelajaran bisa berhasil tanpa kendala.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru penjas. Setelah
pembelajaran selesai, dari hasil lembar observasi dapat diketahui bahwa
siswa dalam mengikuti pembelajaran lari dengan pendekatan bermain
kelompok, siswa lebih antusias, aktif, dan lebih siap dengan materi.
d. Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah
selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lari ditemukan
kesalahan yang dilakukan siswa antara lain: langkah kaki kurang panjang,
posisi tangan masih melenggang. Walaupun demikian dalam
melaksanakan tes tersebut siswa sunguh-sungguh dan penuh semangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dalam melasanakan tes. Dari hasil evaluasi atau tes tersebut dapat
dinyatakan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pendidikan jasmani dengan materi lari dengan pendekatan bermain, dapat
meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa, dan
suasana menjadi lebih baik. Hal ini akan mempermudah tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Dalam hal ini penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran jalan, lari, dan lompat dapat dikuasai.
Pembelajaran bermain dalam pembelajaran gerak dasar lari
menggunakan pendekatan bermain kelompok tidak mengurangi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pembelajaran seperti rasa percaya diri, tanggung
jawab, keseriusan, dan dan yang lainnya. Permainan dalam hal ini sebagai
pendekatan kearah teknik atau lari. Sehingga gerak dasar lari dapat menjadi
alat gerak atau pemacu siswa untuk bergerak seoptimal mungkin, bukan
sebaliknya siswa menjadi malas begitu melihat atau melaksanakan
pembelajaran gerak dasar lari.
Tabel I menunjukkan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran gerak dasar lari. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nalai hasil
dari pembelajaran sebelum menggunakan permainan kelompok.
Tabel 2. Rekap Nilai Gerak Dasar Lari Studi Awal
Nilai Hasil Penilaian Sebelum Menggunakan
Pendekatan Bermain Putra Putri
Tertinggi 77 77 Terendah 73 73 Rata-rata 74,3 74,3
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa putra
dan putri 74,3. Dengan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata-rata
siswa putra dan putri belum memenuhi KKM, karena batas nilai ketuntasan
dalam pembelajaran adalah 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Pada tabel II menunjukkan hasil tes gerak dasar lari dengan teknik
jalan, lari, dan lompat dilaksanakan pada tanggal 28 April 2011, dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 3. Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II
Nilai Hasil Siklus I Hasil Siklus II
Putra Putri Putra Putri Tertinggi 78 78 80 80 Terendah 74 74 75 76 Rata-rata 75,2 75,2 77,0 77,0
Berdasar tabel di atas, dapat dilihat perbandingan antara pembelajaran
gerak dasar lari dengan pendekatan bermain kelompok dan yang tidak
menggunakan pendekatan bermain. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam penguasaan materi gerak dasar lari
menggunakan pendekatan bermain kelompok mengalami peningkatan.
Pembelajaran pendidikan jasmani secara umum tidak hanya mengacu
pada nilai semata, tetapi yang paling penting proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran ini guru harus membuat siswa antusias, senang, dan aktif
dalam mengikuti pembelajaran, sehingga kebugaran dan kesehatan siswa
akan meningkat. Berdasarkan proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh
siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran gerak dasar lari menggunakan
pendekatan bermain kelompok berhasil.
Pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan bermain
kelompok mendapat tanggapan baik dari siswa. Ini terlihat dari hasil nilai
yang meningkat. Alasannya adalah permainan yang digunakan sebagai
pendekatan pembelajaran gerak dasar lari menarik. Alasan berikutnya adalah
pembelajaran lebih bervariasi sehingga tidak membosankan. Selain itu
penyampaian materi oleh guru cukup jelas, sehingga siswa tidak kesulitan
dalam mengikuti permainan. Tes yang diujikan sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi gerak dasar lari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menggunakan bermain kelompok siswa menyatakan senang dengan alasan
yaitu pembelajaran lebih menarik karena ada unsur permainan di dalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran sebelum menggunakan pendekatan bermain siswa kurang
bersemangat. Dalam praktik pembelajaran lari di sekolah umumnya guru
hanya menekankan pada pencapaian hasil tanpa berusaha memperbaiki
metode dan proses pembelajarannya. Dalam pembelajaran teknik dasar lari
yang dilakukan para guru pendidikan jasmani di sekolah pelaksanaannya
hanya ke lapangan, lalu siswa diberikan materi teknik lari, kemudian siswa
disuruh mempraktekkan secara berulang-ulang dan diukur hasilnya, lalu
sudah selesai. Tetapi model pembelajaran itu seringkali tidak menarik dan
membosankan, sehingga siswa malas mempelajari gerakannya sehingga
hasilnyapun menjadi kurang optimal.
Berikut ini peneliti membuat tabel penilaian sebelum pembelajaran
menggunakan pendekatan bermain. Diambil dari rata-rata kelas putra dan
putri. KKM disekolah peneliti 75.
Tabel 4. Rekap Nilai Gerak Dasar Lari Studi Awal
Nilai Hasil Penilaian Sebelum Menggunakan
Pendekatan Bermain Putra Putri
Tertinggi 77 77 Terendah 73 73 Rata-rata 74,3 74,3
Berikut ini peneliti akan menuliskan pengalaman mengajar dengan
menggunakan pendekatan bermain.
Pembelajaran gerak dasar lari menggunakan pendekatan bermain
kelompok yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa
sangat antusias, gembira dan ceria. Selain itu siswa secara tidak langsung
belajar teknik jalan, lari dan lompat yang benar.
Jadi yang perlu dibenahi atau dipelajari pada teknik jalan, lari dan
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
lompat adalah langkah berirama, keadaan ini memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Sarana dan prasarana sederhana dan mudah
didapat sehingga tidak perlu biaya besar. Pembelajaran berjalan lancar, siswa
senang dan bisa sehingga pembelajaran bisa berhasil tanpa kendala.
Berikut ini peneliti akan menuliskan tabel penilaian dari rata-rata
kelas sesudah menggunakan pembelajaran menggunakan pendekatan bermain
kelompok. Nilai tertinggi dan terrendah dari siswa putra dan putri.
Tabel 5. Rekap Nilai Hasil Siklus I dan II
NILAI
Hasil Penelitian Sesudah Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Bermain
Putra Siklus I
Putri Siklus I
Putra Siklus II
Putri Siklus II
Tertinggi 78 78 80 80 Terendah 74 74 75 76 Rata-rata 75,2 75,2 77,0 77,0
Untuk siklus I nilai rata-rata baik putra dan putri sudah ada
peningkatan karena nilai sudah memenuhi KKM.
Untuk siklus II nilai rata-rata baik putra dan putri sudah lebih
meningkat lagi karena nilai sudah diatas KKM, ini membuktikan bahwa
pembelajaran melalui pendekatan bermain lebih antusias, semangat dan
gembira, karena bisa di lihat dari hasil nilai.
Dengan demikian peneliti merasa sedikit lega, dengan mempraktekkan
pembelajaran melalui pendekatan bermain kelompok dapat berhasil dengan
lancar dan sukses.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada
umumnya dan pada khususnya di SD Negeri 3 Kaliwinasuh Purwareja
Klampok Banjarnegara. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan
pembelajaran atletik dengan materi gerak dasar lari menggunakan pendekatan
bermain kelompok. Pendekatan permainan ini juga dapat digunakan untuk
pembelajaran atletik cabang dan nomor lainnya sebagai variasi dari
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pembelajaran dan daya tarik materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas
terhadap pembelajaran atletik.
C. Saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam
hal ini untuk cabang atletik antara lain :
1. Bagi SD Negeri Kaliwinasuh
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau
dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan
siswa dapat menerima materi dengan maksimal.
2. Bagi Guru SD Negeri Kaliwinasuh
Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materi ditambah
dengan permainan, dalam hal ini permainan yang mengarah pada teknik
atau materi yang akan dilaksanakan.