perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id peningkatan hasil ... · lompat jauh gaya jongkok melalui...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VII E
SMP NEGERI 1 NGAWEN KLATEN
SKRIPSI
Oleh :
Riva Rizky Kurniawan NIM.K5606048
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bambang Wijanarko, M.kes Slamet Widodo, S.Pd, M.Or. NIP. 19620518 198702 1 001 NIP.19711228 200312 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 21 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd __________________
Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or __________________
Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes __________________
Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or __________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Riva Rizky Kurniawan. PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT
JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU
PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 NGAWEN KLATEN. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juli. 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E
SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen
Klaten tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 35 orang yang terdiri atas 18 siswa
putri dan 17 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan
penilaian hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada
analisis kuantitatif dengan persentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: pembelajaran
dengan penggunaan alat bantu, dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Dari hasil analisis
yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok pada siklus I dalam kategori tuntas adalah
48,57% jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 94,29%,
yaitu siswa yang tuntas 33 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Riva Rizki Kurniawan. IMPROVING A RESULT OF LEARNING A
LONG JUMP WITH SQUAT STYLE THROUGH IN USING OF HELP
INSTRUMENT ON THE STUDENT OF VII E DEGREE IN SMPN 1
NGAWEN KLATEN. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and
Education, University of Surakarta Eleven March, July. 2010.
This study aims to determine learning outcomes increase the long jump
squat style through the use of the tools in class VII-E SMP Negeri 1 Klaten
Ngawen academic year 2009/2010. This research used Classroom Action
Research (CAR). Sources of research data is of class VII-E SMP Negeri 1 Klaten
Ngawen school year 2009/2010 amounted to 35 people consisting of 18 students
and 17 student daughter's son. Data collection techniques by observation and
assessment of learning outcomes long jump squat style. The data analysis
technique used in this research is descriptive, based on quantitative analysis with
the percentage.
Based on the results obtained the conclusion that: learning to use tools, can
improve learning outcomes in the long jump squat style class VII-E SMP Negeri 1
Klaten Ngawen. The results of analysis obtained a significant increase of cycle I
and cycle II. learning outcomes long jump squat style in the first cycle in a
complete category is 48.57% the number of students who pass is 17 students. In
the second cycle there was an increase percentage in the category of student
learning outcomes completed by 94.29%, ie students who pass the 33 students..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
� Semangat untuk terus berusaha adalah jalan terbaik untuk meraih cita-cita.
(Penulis)
� Selalu menghargai seorang sahabat, karena sahabat adalah orang terdekat yang
rela mengorbankan banyak hal untuk bantu kita.
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu Tersayang atas semua perhatian dan bimbinganya
Kakak dan adekku tercinta
Keluarga
Isyana Sarwindiasri
Fatoni, Latif, Asroli, Angga, Lubna, Budi, Roi
Teman –teman JPOK UNS angkatan 2006
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngawen Klaten yang telah memberikan ijin
penelitian.
7. Para siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten yang telah bersedia
menjadi sumber data dalam penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, 30 September 2010
R.R.K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Halaman Pengesahan Pembimbing ................................................................... ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................ iii
Abstrak .............................................................................................................. iv
Motto ................................................................................................................. vi
Persembahan ..................................................................................................... vii
Kata Pengantar .................................................................................................. viii
Daftar Isi............................................................................................................ ix
Daftar Tabel ...................................................................................................... xii
Daftar Gambar ................................................................................................... xiii
Daftar Lapiran ................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ............................... 5
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ....... 5
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ............. 6
2. Lompat Jauh .................................................................................. 7
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok .................................................... 7
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh ..... 8
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok ........................................ 9
1) Awalan ................................................................................ 9
2) Tumpuan ............................................................................. 11
3) Melayang di Udara ............................................................. 12
4) Pendaratan .......................................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3. Pembelajaran ................................................................................. 14
a Definisi Pembelajaran ............................................................. 14
b Ciri-ciri dalam pembelajaran ................................................... 15
1) Motivasi Belajar ............................................................... 16
2) Bahan Belajar...... ............................................................... 16
3) Alat Bantu Belajar .............................................................. 17
4) Suasana Belajar .................................................................. 17
5) Kondisi Siswa yang Belajar ............................................... 17
c Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran ........................................ 17
1) Perhatian dan Motivasi Belajar .......................................... 18
2) Keaktifan Siswa ................................................................. 19
3) Keterlibatan Langsung Siswa ............................................ 19
4) Pengulangan Belajar .......................................................... 20
5) Tantangan ........................................................................... 20
6) Balikan dan Penguatan ....................................................... 21
7) Perbedaan Individu ............................................................ 21
4. Penggunaan Alat Bantu ................................................................. 22
B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 23
C. Perumusan Hipotesis ......................................................................... 25
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 26
1. Waktu Penelitian ........................................................................... 26
2. Tempat Penelitian ......................................................................... 26
B. Metode Penelitian ............................................................................... 27
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 28
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data .................................... 29
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 31
H. Proses Penelitian ................................................................................. 32
1. Rancangan Siklus I ....................................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2. Rancangan Siklus II ...................................................................... 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36
A. Deskripsi Tiap Siklus ....................................................................... 36
1. Pra Siklus ..................................................................................... 36
a. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Sebelum
Diberikan Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Bantu ...... 37
2. Siklus I ......................................................................................... 38
a. Rencana Tindakan I................................................................. 38
b. Pelaksanaan Tindakan I........................................................... 40
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan I ...................................... 45
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I ............................................ 46
e. Data Deskripsi Tindakan I ...................................................... 48
3. Siklus II ........................................................................................ 49
a. Rencana Tindakan II ............................................................... 50
b. Pelaksanaan Tindakan II ......................................................... 51
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan II .................................... 55
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ........................................... 57
e. Deskripsi Data Tindakan II ..................................................... 58
B. Pembahasan Hasil Penelitiam ........................................................... 59
BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 62
A. Simpulan ........................................................................................... 62
B. Implikasi ........................................................................................... 62
C. Saran ................................................................................................. 64
Daftar Pustaka ................................................................................................... 65
Lampiran ........................................................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ................ 26
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................ 29
Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa ..................................... 34
Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok
Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Model Pembelajaran
dengan Penggunaan alat bantu ....................................................... 37
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Penggunaan
Alat Bantu Tindakan I .................................................................... 49
Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Setelah Diberikan Model Pembelajaran dengan Penggunaan
Alat Bantu Tindakan II ................................................................... 58
Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Setelah Diberikan Model Pembelajaran dengan Penggunaan
Alat Bantu Siklus I dan Siklus II .................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh ..................................................... 11
Gambar 2. Tumpuan dalam Lompat Jauh ...................................................... 12
Gambar 3. Sikap Melayang di Udara ............................................................ 13
Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh .................................................. 14
Gambar 5. Alur Kerangka Berpikir ............................................................... 25
Gambar 6. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas ........................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa
Kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran
2009/2010 Sebelum Dilakukan Tindakan ................................. 66
Lampiran 2 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa
Kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran
2009/2010 Setelah Siklus I ........................................................ 68
Lampiran 3 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa
Kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran
2009/2010 Setelah siklus II ....................................................... 70
Lampiran 4 Rekapitulasi Tes Awal Hasil Lompat Juah Gaya Jongkok
Pada Siswa SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran
2009/2010 .................................................................................. 72
Lampiran 5 Rekapitulasi Siklus I. Hasil Lompat Juah Gaya Jongkok Pada
Siswa SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009/2010 ...... 73
Lampiran 6 Rekapitulasi Siklus II. Hasil Lompat Juah Gaya Jongkok
Pada Siswa SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran
2009/2010 .................................................................................. 74
Lampiran 7 Rekapitulasi Data Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok dan
Nilai Psikomotor Pada Siswa kelas VII-E Smp Negeri 1
Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009/2010 ................................. 75
Lampiran 8 Rekapitulasi Data Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok dan
Nilai Psikomotor Pada Siswa kelas VII-E SMP Negeri 1
Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009/2010 ................................. 77
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................. 79
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............... 84
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain
untuk meningkatkan kebugaran jasmanian yang disalurkan melalui suatu proses
pembelajaran, dengan mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang
ingin dicapai ialah bemacam-macam mencakup pengembangan individu secara
menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
yang dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan
untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum pendidikan jasmani.
Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu atletik.
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan dari sekolah
tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT). Seperti dikemukakan
Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman (1999/2000: 1) bahwa, “atletik
merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani kepada siswa dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)”.
Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran atletik, harus memperhatikan perkembangan anak,
karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus di
capai. Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu
jalan, lari dan lempar. Dari setiap nomor tersebut didalamnya terdapat beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak pendek, jarak
menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan lari cross
county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit,
lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lompat jauh, lompat
jauh dan lontar martil.
Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji
dan meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh gaya jongkok. Lompat jauh
gaya jongkok merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali dengan berlari,
menumpu untuk menolak, melayang di udara dengan sikap jongkok dan mendarat
sejauh-jauhnya. Upaya membelajarkan lompat jauh gaya jongkok pada siswa
sekolah perlu diterapkan cara mengajar yang baik dan tepat. Hal ini karena, para
siswa pada umumnya belum menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok, bahkan
para siswa kurang senang dengan pembelajaran atletik.
Anak tidak pada tempatnya bila mereka dilatih untuk mencapai
prestasi tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai
dengan kemampuannya. Dalam pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar
harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa baik ditinjau dari segi fisik
maupun ditinjau dari segi mental. Selanjutnya menurut Djumidar (2007: 11.31)
“dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang serius, di
dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-variasi agar supaya tidak mudah
jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya”.
Model penggunaan alat bantu, dimaksudkan untuk mengembangkan
aspek-aspek kemampuan motorik melalui aktivitas pembelajaran yang variatif,
berjenjang tingkat kesulitannya. Permainan atletik merupakan kombinasi antara
kegembiraan gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman
nyata. Dengan demikian guru dapat memanfaatkan penggunaan alat bantu ini
untuk memotivasi siswa melakukan lompat jauh dengan memberikan materi yang
merangsang dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pemanasan dengan
permainan agar siswa senang dalam mengikuti pembelajaran lebih lanjut.
Pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu tali dan bola gantung
sebagai rangsangan terhadap tolakkan yang sesunguhnya merupakan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembelajaran lompat jauh yang bertujuan untuk merangsang siswa tehadap
peningkatan penguasaan lompat jauh. Namun dari model pembelajaran tersebut
belum diketahui efektivitasnya, karena pembelajaran tersebut memiliki kelebihan
dan kelemahan, sehingga belum diketahui apakah pembelajaran tersebut
mempengaruhi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Untuk itu perlu adanya
penelitian yang menggunakan model tersebut.
Kenyataan di lapangan kita temukan siswa merasa kurang senang dan
kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya lompat jauh,
terlebih lagi setelah melihat sarana dan prasarana yang digunakan merupakan alat
pembelajaran yang sesungguhnya anak akan merasa bosan dan enggan untuk
mengikuti dengan berbagai alasan misalnya: alat terlalu sakit, sulit melakukan
tekniknya dan lain sebagainya. Selain itu materi lompat jauh merupakan materi
yang sulit dan membosankan bagi siswa.
Pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu tali dan bola gantung
sebagai rangsangan siswa terhadap penguasaan lompat jauh dengan baik. Di sisi
lain juga bertujuan untuk mengembangkan penguasaan teknik lompat jauh gaya
jongkok. Namun demikian, lompatan dapat dicapai dengan baik tidak hanya
dipengaruhi pembelajaran yang baik dan terprogram tetapi juga tenik merupakan
unsur penting dalam lompat jauh.
Dari berbagai penyebab di atas masalah yang muncul sesungguhnya
adalah kualitas proses belajar mengajar yang kurang baik, sehingga
mengakibatkan penguasaan peserta didik terhadap materi atletik nomor lompat
jauh gaya jongkok mengalami kesulitan.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas
VII E di SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009 / 2010, dengan judul ”Peningkatan
Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui Penggunaan Alat Bantu Pada Siswa
Kelas VII E SMP N 1 Ngawn Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat
perumusan masalah sebagai berikut: Apakah pembelajaran melalui penggunaan
alat bantu dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
pada siswa kelas VII E SMP N 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII E SMP N
1 Ngawen Klaten tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis:
Menemukan teori/pengetahuan baru tentang peningkatan hasil belajar siswa
kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun 2009/2010 melalui
penggunaan alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi
lompat jauh.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi guru: melalui penelitian ini guru dapat menerapkan pembelajaran
pendidikan jasmani melalui penggunaan alat bantu.
b. Bagi siswa: menumbuhkan dan meningkatkan minat serta hasil belajar
dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui penggunaan alat bantu.
c. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah
untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pusataka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan
yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada
siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru
penjasorkes.Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan
dari physical education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari
penjasorkesnsendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang.Jadi
arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang
atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan
pelatihan.Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas
jasmani,yang dirancang dan disusn secara sistematis,untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan,meningkatkan kemampuan dan keterampilan
jasmani,kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi
setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang
sama. Meskipun demikian,dari rumusan – rumusan mengenai penjasorkes terdapat
beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta tujuan
pelaksanaan penjasorkes. Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman
(2000 : 22). Bahwa ;
”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang,yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern,pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi).Oleh karena itu,pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa.Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
(holistik).Oleh karena itu,pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.
Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi
(1992 : 04). Bahwa :
”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat,memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.
Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di
sekolah dapat terorganisir dengan baik,akan dapat memberikan sumbangan yang
sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang
harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang
mengarah kepada usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan
jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan
kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam
lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran
penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha
pendewasaan sikap seseorang ,melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang
dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tujuan penjasorkes harus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn
pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam
pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani.Karena pendekatan ini dapat
meningkatkan partisipasi maksimum,memberikan keleluasasn gerak yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman
(2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori,yaitu :
a. perkembangan fisik.Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
d. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.
2. Lompat Jauh
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga
atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat, melayang dan
mendarat sejauh-jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus
dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya agar
diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Berkaitan dengan lompat jauh Aip
Syarifuddin (1992:90) menyatakan, “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan
melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat
badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat
dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang
sejauh-jauhnya”. Pendapat lain dikemukakan Yudha M. Saputra (2001: 47)
bahwa, “Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin”.
Prinsip dari lompat jauh yaitu mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya.
Untuk mencapai jarak lomptan yang sejauh-jauhnya, maka seorang pelompat
dapat melakukannya dengan berbagai gaya salah satunya gaya jongkok. Lompat
jauh gaya jongkok disebut juga gaya duduk di udara (sit down in the air).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat melayang di
udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk. Gerakan jongkok
atau duduk ini terlihat saat membungkukkan badan dan kedua lutut ditekuk, kedua
tangan ke depan. Pada saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan, mendarat
dengan bagian tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan. Untuk menghindari
kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhkan badan ke depan.
Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan
terutama bagi anak-anak sekolah dan gaya yang paling mudah untuk dipelajari
(Aip Syarifuddin, 1992:93). Lompat jauh gaya jongkok dianggap mudah karena
tidak banyak gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara, jika
dibandingkan dengan gaya lainnya. Salah satu hal yang harus diperhatikan pada
gaya jongkok terletak pada membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut
serta menjulurkan kedua kaki ke depan dengan kedua lengan tetap ke depan untuk
mendarat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh
Mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya dan dinyatakan sah
berdasarkan peraturan yang berlaku adalah tujuan dari lompat jauh. Namun untuk
mencapai prestasi lompat jauh secara maksimal banyak faktor yang
mempengaruhinya. Tamsir Riyadi (1985: 95) menyatakan, “Unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh
meliputi daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi dan
keseimbangan”. Menurut Jonath U., Haag E. dan Krempel R. (1987:196)
persyaratan yang harus dipenuhi pelompat jauh yaitu: ”Faktor kondisi fisik yaitu,
kecepatan, tenaga loncat, kemudahan gerak khusus, ketangkasan dan rasa irama.
Faktor teknik yang meliputi ancang-ancang, lepas tapak tahap melayang dan
pendaratan”.
Berdasarkan dua pendapat di atas menunjukkan bahwa, untuk mencapai
prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan faktor teknik
melompat. Ditinjau dari kondisi fisik, komponen fisik yang dapat mempengaruhi
pencapaian prestasi lompat jauh antara lain daya ledak, kecepatan, kekuatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kelincahan, kelentukan, koordinasi. Sedangkan ditinjau dari teknik melompat
meliputi awalan, tolakan, melayang di udara dan pendaratan. Untuk mencapai
prestasi yang maksimal dalam lompat jauh, maka kedua faktor tersebut harus
dimiliki oleh seorang pelompat melalui latihan secara sistematis dan montinyu.
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok
Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam
melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu
proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata
lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang
memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.
Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus
dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang
dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut
Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh dapat dibagi ke
dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat". Sedangkan Soegito
(1992: 55) menyatakan, “Faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai
prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan
pendaratan”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat jauh
terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Keempat
tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan tidak
terputus-putus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk lebih jelasnya
keempat teknik lompat jauh gaya jongkok dapat diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
1) Awalan
Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan
adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan
membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan
yang sejauh-jauhnya.
Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum
salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Menurut Jes Jerver (2005: 34)
bahwa “Maksud berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan
kecepatan horisontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu
take of ”. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagaimana pelari
mendapatkan kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan
tersebut antara 30-35 meter. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Tamsir Riyadi
(1985: 95) menyatakan:
Jarak awalan tergantung dari masing-masing atlet. Bagi pelompat yang dalam jarak relatif pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat/pendek saja (sekitar 30-35 m atau kurang dari itu). Sedangkan bagi atlet lain dalam jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi sekitar 40-45 meter atau lebih jauh dari itu. Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancer-ancer tersebut.
Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat
individual tergantung dari masing-masing pelompat. Hal terpenting dalam
mengambil jarak awalan yaitu pelompat dimungkinkan memperoleh kecepatan
yang maksimal. Kecepatan awalan harus sudah dicapai tiga atau empat langkah
sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat langkah terakhir sebelum menumpu
tersebut dimaksudkan untuk mengontrol saat menolak dibalok tumpuan.
Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan
kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah agar diperoleh ketepatan
bertumpu pada balok tumpuan. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa,
"Untuk menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok,
atau ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat dua
buah tanda (cherkmark) antara permulaan akan memulai melakukan awalan
dengan papan tolakan". Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi
pemberian tanda untuk membuat cherkmark untuk ketepatan tumpuan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Bak Pasir Tanda Tanda pertama kedua Papan tolak
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh
(Aip Syarifuddin, 1992:91)
2) Tumpuan
Tumpuan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas
yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya
pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya
pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di
udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu kaki untuk menumpu
tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas
yang besar. Jes Jerver (2005: 26) menyatakan, “Maksud dari take off adalah
merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak
lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal mungkin”.
Lompatan dilakukan dengan mencondongkan badan ke depan membuat sudut
lebih kurang 45° dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi
horisontal.
Daya dorong ke depan dan ke atas dapat diperoleh secara maksimal dengan
menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Ketepatan melakukan tumpuan akan
menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu (melewati balok
tumpuan), lompatan dinyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika
penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat
merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan. Menurut Tamsir Riyadi (1985:
96) teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:
1) Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat. 2) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang (jangan
berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik (sekitar 45°.
3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4) Saat bertumpu kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas. Pandangan ke depan atas (jangan melihat ke bawah).
5) Pada kaki ayun (kanan) diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk
Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan menumpu untuk menolak sebagai
berikut:
Gambar 2. Tumpuan dalam Lompat Jauh
(Soegito, 1992:38)
3) Melayang di Udara
Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan
awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si
pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya penarik bumi”.
Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat
badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini letaknya kira-kira pada
pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang.
Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus
melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan
kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan
yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan
melayang di udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih
jauh, karena kedua kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan (resultante)
yang menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh,
sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al. (1987: 200) menyatakan, “Pada
fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan
pendaratan”.
Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh gaya
jongkok sebagai berikut:
Gambar 3. Sikap Melayang di Udara
(Aip Syarifuddin, 1992:93)
4) Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh.
Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan
sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh
pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan
merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat
memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian
atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan. Menurut Soegito (1992:
41) teknik pendaratan sebagai berikut:
Pada saat badan akan jatuh di pasir lakukan pendaratan sebagai berikut: a) Luruskan kedua kaki ke depan. b) Kedua kaki sejajar. c) Bungkukkan badan ke depan. d) Ayunkan kedua tangan ke depan. e) Berat badan dibawa ke depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pada saat jatuh di pasir atau mendarat : a) Usahakan jatuh pada ujung kaki sejajar. b) Segera lipat kedua lutut. c) Bawa dagu ke dada sambil mengayun kedua tangan ke bawah arah
belakang.
Berikut ini disajikan ilustrasi teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya
jongkok sebagai berikut:
Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh
(Soegito, 1992:42)
3. Pembelajaran
a. Definisi pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada
kegiatan, yaitu bagaimana para siswa belajar dan para siswa mengajar atau dapat
dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia
(2003:17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar”. Selanjutnya menurut Undang-Undang RI. No 20 tahun
2003 pasal 1 ayat 20 pembelajaran adalah ”proses interaksi para siswa dengan
pendidik dan sumber balajar pada suatu lingkungan belajar”. Sedangkan
pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297) adalah sebagai berikut:
”pembelajaran adalah kegiatan secara terprogam dalam disain intruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar”. Selanjutnya pengetian pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga
(2007:136) yaitu ”suatu sistem yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi /
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian),
serta asesmen belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri siswa berguna untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan
pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dan mempunyai hubungan
fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau
pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang
sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk
terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan interaksional.
Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal - hal
tertentu. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinya harus
memperhatikan fektor - faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor yang
penting dalam menentukan pembelajaran.
b. Ciri-Ciri dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan
informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan
pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran terdapat ciri - ciri tertentu.
Ciri - ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda - tanda upaya
guru mengatur unsur - unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar
dan tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36)
menyatakan, “Ciri - ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur - unsur dinamis
dalam proses belajar siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat
bantu belajar, (4) suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri
pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus
diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran
dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan
sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas
ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar
tumbuh motivasi pada dirinya.
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan
perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,
tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
siswa dapat tercapai.
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan
konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang
berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya
cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa
untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,
apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping
itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar
akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik
siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda,
tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan
dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam
proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan
dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
c. Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.
Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa.
Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara
singkat sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan,
“Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar
dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih
terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan,
maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan
yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah,
“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan
motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur
belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar
sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang
belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam
bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa.
Menurut S. Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52-53)
macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral
activities, listening activities, drawing activities, motor activities, mental
activities, emotional activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak
terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung
keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat
dilakukan bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam
proses belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan
organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang
diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas
perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggung jawab masing-masing siswa, sebab hasil
belajar adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman
yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
antara siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan
kondisi serta kemampuan setiap siswa.
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987:32) yang dikutip Dimyati dan
Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah
pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan
Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan
unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus
melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara
kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat
penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka
gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan
yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat
H.J. Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus
mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut
mengandung banyak masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan.
Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan
mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat
penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa
dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang
dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar
yang optimal.
6) Balikan dan Penguatan
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa,
yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan
usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang
baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang
merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi
penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda
persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini
sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau
kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi
dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran
yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan
kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka
guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam
membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4. Penggunaan Alat Bantu
Alat, waktu, dan ruang merupakan sumber daya yang penting untuk
mendukung pelaksanaa proses belajar mengajar. Ketiga sumber daya iniharus
dikelola dan dimanfatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka.
Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni pada keterbatasan alat.
Ketersediaan alat dapat menjadi penghambat karena berpengaruh terhadap
struktur pelajaran dan pengaturan siswa. Misalny, bagaimana mengatur giliran
siswa agar semua siswa dapat aktif, sementara alat yang tersedia kurang? Kasus
ini memerlukan pertimbangan mengenai pengelolaan alat.
Persoalan berikutnya yaitu penempatan alat dan pemindahannya ketempat
lain. Kegiatan ini harus direncanakan sebaik-baiknya. Peralihan pembelajaran dari
satu tempat ke tempat yang lain dapat memakan waktu yang cukup lama bila
diatur sebaik-baiknya.
Berkenaan dengan penggunaan alat untuk meningkatkan efektivitas
pengajaran, beberapa strategi yang dap diterapkan sebgi berikut;
1. Alat ditempatkan pada beberapa stasion. Sebagian anak, misalnya belajar
tolakan lompat jauh dan sebagian lagi belajar sikap badan saat diudara.
Jadi semua anak aktif di stasionnya masing-masing. Guru memberikan
aba-aba pertanda pembelajaran berpindah ke stasion berikutnya.
2. Pembelajaran berkawan. Salah seorang bertugas untuk mengawasi
temannya yang sedang melakukan, berikutnya bergantian. Dengan
demikian semua nank aktif dan belajar untuk saling mengkoreksi. Jadi
kedua siswa menggunakan alat bergantian.
3. Alat-alat disebar disekeliling lapangan. Semua anak di tempatkan pada
tempat yang memungkikan guru dapat mengamati semua stasion
pembelajaran.
Tidak selamanya alat yang dibutuhkan tersedia. Hal ini merupakan
keluhan utama guru pendidikan jasmani. Bagaimana memecahkannya? Tidak ada
ketentuannya bahwa alat-alat yang digunakan harus alat yang lazim dipakai dalam
kegiatan berolahraga yang sebenarnya. Terbuka kesempatan bagi guru pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
jasmani untuk membuat alat-alat sendiri atau menggunakan segala sesuatu yang
tersedia sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
Pemanfaatan ketersediaan alat atau bahan sebagai cara mengatasi masalah
kekurangan alat pembelajaran. Beberapa alat atau bahan yang dapat digunakan
diantaranya berupa bola plastik dan karet gelang.
Bola merupakan alat yang sering digunakan dalam proses pembelajaran.
Akan tetapi kreatifitas seseorang atau seorang pendidik dapat memanfaatkannya
sebagai sebuah alat baru, misalnya digunakan sebagai bola gantung yang dapat
merangsang tolakan.
Sedangkan karet gelang merupakan bahan yang jarang digunakan dalam
proses pembelajaran. Penggunaan karet gelang dalam jumlah banyak dapat
menjadi alat bantu dalam pembelajaran. Karet gelang yang dirangkai dapat
digunakan sebagai rintangan atau sarana bermain dalam pembelajaran.
Disekeliling kita masih banyak bahan yang dapat digunakan sebagai alat
bantu atau sarana pembelajaran. Dengan kreatifitas akan dapat diciptakan
berbagai alat pembelajaran baru yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, baik sebagai alat bantu maupun sarana bermain.
B. Kerangka Pemikiran
Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang tidak kalah
pentingnya dengan mata pelajaran lainnya seperti Matematika, IPA, IPS dan lain-
lain. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai
peran penting untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan
jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan
olahraga, dimana pendidikan jasmani mempunyai maksud dan tujuan untuk
mendidikan siswa. Hal yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya adalah
alat yang digunakan yaitu gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar.
Gerak tersebut dirancang secara sadar oleh gurunya untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus dilakukan dengan baik
dan tepat. Pendidikan jasmani merupakan program pendidikan melalui gerak atau
permainan dan olahraga yang di dalamnya terkandung bahwa gerakan, permainan
atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Dalam
hal ini mendidik keterampilan fisik, motorik, keterampilan berfikir dan
keterampilan memecahkan masalah dan juga keterampilan emosional dan sosial.
Dalam membelajarkan pendidikan jasmani sarana dan prasana harus tersedia agar
dapat melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik.
Penelitian ini bertitik tolak pada jenuhnya siswa terhadap pembelajaran
PENJASORKES khususnya pembelajaran atletik nomor lempar lembing. Model
pembelajaran yang konvensional dirasa membosankan bagi semua siswa sehingga
kurang maksimalnya hasil pembelajaran lempar lembing.
Dengan adanya masalah tersebut menuntut guru untuk aktif dan kretif
menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif terlibat
dalam kegiatan pembelajaran. Inovatif menuntut seorang guru untuk menemukan
hal-hal yang baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kreatif menuntut
seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam atau
bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu
menghendaki tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan menyenangkan
menuntut seorang guru mencitptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
siswa tidak memiliki rasa takut, sehingga perhatian siswa lebih terarah terhadap
pelajaran yang diterimanya. Oleh karena itu penggunaan alat bantu dirasa sangat
membantu dalam mengatai masalah tersebut.
Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir
bahwa untuk memaksimalkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ditentukan
oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang digunakan.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka
pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 5: Alur Kerangka Berpikir
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan hipotesis: melalui
penggunaan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya
jongkok SMP Negeri 1 Ngawen Klaten kelas VII-E tahun pelajaran 2009/2010
dapat meningkat.
Kondisi awal
Guru: kurang kreatif & inovatif dalam mengajar pelajaran lompat jauh gaya jongkok
Siswa: - siswa kurang tertarik &
cepat bosan dengan model pembelajaran lompat jauh
- hasil belajar lompat jauh gaya jongkok rendah
Tindakan
Meningkatkan penguasaan lompat jauh dengan penggunaan alat bantu olah raga
Kondisi akhir
Siklus I: guru & peneliti menyusun bentuk gerakan melalui pembelajaran lompat jauh dengan menolak menggunakan sasaran bola gantung dan melompat melewati tali dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa.
Siklus II: upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui penggunaan alat bantu dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
Dengan penggunaan alat bantu prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni
2010. Untuk lebih jelasnya waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai berikut:
Tabel 1: Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Des Jan Mar April Mei Juni
1 Persiapan survei awal
sampai penyusunan proposal
xxxx xxxx
2 Seleksi informan, penyiapan
instrumen dan alat
xx--
3 Pengumpulan data dan
treatment
--xx xxxx xxxx
4 Analisis data --xx
5 Penyusunan laporan xxxx
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Alasan
peneliti memilih tempat penelitian di SMP Negeri 1 Ngawen Klaten, karena hasil
pembelajaran atletik khususnya nomor cabang lompat jauh gaya jongkok di SMP
Negeri 1 Ngawen Klaten tersebut masih rendah sehingga perlu ditingkatkan agar
motivasi pembelajaranya dapat tercapai dengan baik melalui penggunaan alat
bantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research ( CAR ). Menurut Supadi ( 2008 : 104 )
yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan ( planning ),
penerapan tidakan ( action ), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan (
observation and evaluation ), dan melakukan refleksi ( reflecting ), dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai ( kriteria
keberhasilan ). Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan
memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan ( Planing ) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan ( Observation and Evaluation ) adalah tahap
pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian
berlangsung.
4. Refleksi ( Reflection ) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan
evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan
rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan
program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang
dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian
tercapai. Adapun tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
diterangkan melalui gambar sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 6. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
C. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010, yang
berjumlah 35 siswa.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas ( independent ) dan satu
variabel terikat ( dependent ), yakni :
1. Variabel bebas ( independent ), yakni variabel yang mempengaruhi variabel
lain, variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Pembelajaran lompat jauh
dengan alat bantu.
2. Variabel terikat ( dependent ), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain, variabel terikat dalam penelitian ini adalah : hasil belajar lompat jauh
Tahap I Perencanaan
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Tahap IV Refleksi
Siklus I
Tahap I Perencanaan
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Tahap IV Refleksi
Pembuatan laporan hasil siklus
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
gaya jongkok pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun
pelajaran 2009 / 2010.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui; Tes
Praktek, Observasi Lapangan. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada
penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut :
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1. Siswa Hasil belajar siswa Afektif Skala sikap melalui
observasi lapangan
(sesuai dengan
rubrik penilaian
aspek afektif pada
RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai
dengan rubrik
penilaian aspek
kognitif pada RPP)
Psikomotor Ujuk kerja praktik
yang meliputi
kemampuan teknik
melempar gaya hop
(sesuai dengan
rubrik penilaan
aspek psikomotorik
pada RPP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menurut H.E. Mulyasa ( 2009 : 183 ) data penelitian dikumpulkan dan
disusun menalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data,
teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.
Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melaui observasi langsung di lokasi
penelitian mengenai proses pembelajaran lompat jauh di SMP Negeri 1
Ngawen Klaten.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, referensi dan
literature, serta arsip yang ada pada SMP Negeri 1 Ngawen Klaten.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek
kuantitatif yakni hasil pengukuran kemampuan lompat jauh pada siswa kelas VII-
E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010. Sedangkan aspek
kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber,
diantaranya :
a) Info mitra kolaboratif ( guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan ) dan
siswa
b) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran
c) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah desfriptif kuantitatif. Menurut Sugianto (1994: 52), “penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat
penelitian berlangsung”. Penelitian dengan data kuantitatif memperoleh hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
perhitungan berupa angka-angka. Suharsimi Arikunto (1996: 244), pengukuran
data kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan
diperoleh persentase
b. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut
data (arrai), untuk selanjutnya dibuat tabel, baik yang hanya berhenti
sampai tabel saja, maupun yang diproses lebih lanjut menjadi
perhitungan pengambilan kesimpulan ataupun untuk kepentingan
visualiasi datanya.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan
dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan
tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara ( guru dengan tim lainya ) bekerjasama, mulai
dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi-efaluatif atas
kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan
rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus
berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
Meninjau sejauhmana pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
diterapkan dalam sekolah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian
yang terdiri atas :
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul
berupa uraian diskrptif tentang perkembangan belajar serta hasil test
keterampilan lompat jauh gaya jongkok. Serta hasil test ketangkasan lompat
jauh gaya jongkok siswa yang dideskriptifkan memalui hasil kualitatif.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam
penelitian.
H. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
aktivitas dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII-E SMP
Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010. Setiap tindakan upaya
pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran ( RPP ) lompat jauh gaya
jongkok
2. Menyusun instrument tes lompat jauh gaya jongkok
3. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4. Menyusun lembar observasi
5. Menyiapkan lembar tes dan angket
6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
7. Penyipakan tempat penelitian
8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
9. Sosialisaisi kepada subjek
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan
tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan
dengan langakah - langkah kegiatan adalah :
- Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dengan menggunakan
alat bantu.
- Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam
pembelajaran lompat khususnya pada cabang lompat jauh gaya jongkok
yaitu meliputi pembelajaran menolak dengan sasaran bola gantung,
melompati tali sebagai pembelajaran sikap badan diudara, bermain ding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sebagai pembelajaran tumpuan kaki. Media yang digunakan yaitu bola
plastik, rafia, karet gelang, tongkat/bambu, dll.
c. Tahap Observasi
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran langsung pendidikan jasmani model pendekatan bermain
dengan alat modifikasi yang diterapkan terhadap proses pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok.
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja
yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari
pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut.
Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur
Prosentase target
capaian
Cara mengukur
Sblm
pemb
erian
tinda
kan
Siklu
s 1
Siklu
s 2
Keaktifan siswa selama
pembelajaran
30% 45% 60% Diamati saat guru memberikan
materi dengan penggunaan alat
bantu
Semangat siswa dalam
mengikuti pembelajaran
30% 45% 60% Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
observasi oleh peneliti dan
dihitung berapa jumlah siswa
yang menunjukan kesungguhan
dalam kegiatan belajar
mengajar
Kemampuan siswa
dalam melakukan
teknik gerakan lompat
jauh gaya jongkok
40% 50% 60% Diamati saat proses belajar
mengajar dengan
menggunakan lembar observasi
peneliti
Ketuntasan hasil belajar
( hasil tes penguasaan
lompat jauh gaya
jongkok )
30% 45% 70% Diukur melalui tes kemampuan
lompat jauh gaya jongkok,
dilihat memalui grafik
peningkatan hasil lompat jauh
gaya jongkok.
Kepuasan siswa dalam
proses belajar mengajar
40% 45% 60% Diamati setelah pembelajaran
melalui kartu ceria.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan silabus mata
pelajaran pendidikan jasmani yang dibuat guru kemudian setelah pembelajaran
berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan bermain
dengan alat modifikasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dari itu bisa
dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010, yang
mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 35 Siswa, yang terdiri
atas 20 siswa putri dan 14 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran atletik
khususnya materi lompat jauh, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam
kategori kurang berhasil.
b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik, sebab
guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi lompat jauh gaya
jongkok dalam jumlah siswa yang terlampau banyak.
c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung
sulit diatur saat materi atletik berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti
saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi
atletik, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan
penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang
berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.
d. Guru kurang bisa menguasai keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau
banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi
belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan
siswa dalam lompat jauh gaya jongkok tidak dapat maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
e. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model
pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar
siswa menurun, sehingga akan berdapak pada rendahnya kemampuan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa.
Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal
keadaan kelas pada materi lompat jauh gaya jongkok pada kelas VII E SMP Negeri 1
Ngawen Klaten. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; kemampuan
melakukan lompat jauh gaya jongkok; afektif siswa dan hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009
/2010.
a. Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Sebelum Diberikan Model
Pembelajaran Dengan Penggunaan alat bantu.
Kondisi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model
pembelajaran langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Penggunaan alat bantu.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
75 – 79.5 Baik Tuntas 0 0%
70 – 74.5 Cukup Baik Tuntas 0 0%
65 – 69.5 Cukup Tuntas 0 0%
< 64.5 Kurang Tidak Tuntas 35 100% Jumlah 35 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menunjukan hasil yang
baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 0% siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing masing
aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun
sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lompat jauh gaya
jongkok pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 /
2010, dengan model pembelajaran langsung. Pelaksanaan tidakan akan dilakukan
sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1)
Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis
dan Refleksi.
2. Siklus I
Pembelajaran lompat jauh dengan mengunakan pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada lompat jauh
gaya jongkok, yang meliputi; (1) Mempraktikan teknik melompat dengan bermain
ding atau lompat tali, (2) Mempraktikkan teknik awalan dengan berlari dan bertumpu
pada balok tumpu, (3) Mempraktekan teknik melompat dengan meraih bola yang
digantung, (4) Mempraktekan teknik melompat melawati tali yang dibentangkan, (5)
Mempraktikkan tenik mendarat dengan melompat dari balok tumpuan dan melakukan
pendaratan.
Pembelajaran teknik dasar lompat jauh gaya jongkok pada Siklus I tersebut dilakukan
selama tiga kali pertemuan.
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Pebruari
2010, di SMP N 1 Ngawen Klaten. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra
kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut maka
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama tiga kali
pertemuan. Guru bersama peneliti melakukan pengukuran kemampuan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten, tahun ajaran
2009 / 2010, dengan melakukan tes ketangkasan lompat jauh gaya jongkok. Dari hasil
pengukuran ketangkasan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Ngawen Klaten, tahun ajaran 2009 / 2010 diperoleh hasil yang kurang
maksimal, dari keseluruhan siswa yang meingkuti tes keseluruhannya sama sekali
belum mengetahui teknik melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam lompat
jauh gaya jongkok.
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lompat
jauh gaya jongkok dengan penggunaan alat bantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Peneliti dan guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksaan
proses pembelajaran lompat jauh seperti; bola gantung, karet gelang, dsb.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lompat jauh gaya jongkok
dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan penggunaan alat
bantu. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktivan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik lompat
jauh gaya jongkok.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan I, yakni di lapangan olah
raga SMP N 1 Ngawen Klaten dan
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tidakan I dilaksanakan tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada
setiap hari sabtu tanggal 24 April 2010, 1 Mei 2010,dan sabtu tangal 8 Mei 2010 di
lapangan olah raga SMP N 1 Ngawen Klaten. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran
dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 24 April
2010) adalah praktik teknik melompat dengan bermain ding atau lompat tali, materi
kedua adalah praktik awalan dengan berlari dan bertumpu pada balok tumpu, materi
ketiga adalah praktik melompat dengan menggunakan meraih bola yang digantung,
materi keempat adalah praktik melompat melewati tali yang dibentangkan,materi
kelima adalah praktik melompat menggunakan bola tangan dengan awalan
berlari,materi kelima adalah praktik mendarat dengan melompat dari balok tumpuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dan melakukan pendaratan. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdoa kemudian mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi
lompat jauh dan dengan penggunaan alat bantu yang telah dipersiapkan.
5) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
teknik dasar melompat dengan bermain ding atau lompat tali.
6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik sesuai dengan contoh yang demonstrasi
yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
7) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan yang dilakukannya.
8) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengontrol siswa saat melakukan
gerakan, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan gerakan.
10) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Sabtu, 1 Mei 2010)
adalah praktik teknik dasar lompat jauh gaya jongkok, serta pengulangan materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan mempresensi
siswa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi
lompat jauh dan permainan-permainan yang dimodifikasi yaitu dengan bermain
kepala mencari ekor.
5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan kedua yakni
pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan minggu sebelumnya .
7) Siswa diminta melakukan teknik gerakan teknik melompat dengan benar adapun
pengulangan gerakan teknik melompat yang pertama sesuai dengan yang telah di
ajarkan dan dilakukan oleh peneliti dan guru.
8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa
tentang gerakan yang akan dilakukannya.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengontrol siswa saat melakukan
gerakan, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang
melakukan gerakan.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan tentang gerakan teknik yang kedua
agar siswa mau melakukan gerakan lari dengan benar.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
12) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010)
adalah rangkaian lompat jauh gaya jongkok, pengulangan materi langkah gaya
jongkok, dan posttest untuk siklus I. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik langkah melakukan
gaya jongkok mulai dengan awalan langkah hingga dengan awalan lari pelan.
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan praktik gaya jongkok, serta menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I
dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lompat jauh dengan gaya
jongkok yang telah diajarkan.
7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai
kualitas gerakan lompat jauh gaya jongkok pada blangko penilaian yang telah
disiapkan.
8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan I
Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII E SMP Negeri
1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (sabtu, 6
Maret 2010 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar
lompat jauh gaya jongkok, yakni teknik dasar lari atau awalan, teknik dasar
melompat atau tumpuan, teknik dasar sikap badan atau gaya, dan teknik dasar
tumpuan. Pada pertemuan kedua (sabtu,13 Maret 2010, selama 2 x 45 menit)
peneliti memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar lompat jauh gaya
jongkok,serta praktik rangkaian keseluruhan lompat jauh gaya jongkok. Pada
pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010),Di pertemuan ketiga peneliti
melakukan tes akhir siklus I, untuk mengetahi hasil perkembangan proses
pembelajaran selama siklus I.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pretest sebagai
bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I
4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi
langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada
model pemebelajaran langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi /
unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh
gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah
oleh guru.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran materi lompat jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran
bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I
berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tidakan I
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah
8,82%, sedangkan sisanya ( Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%; Cukup 11,76%;
Kurang 52,94%). Dalam hal ini sejumlah 17 siswa telah masuk dalam kriteria
Tuntas, dan sedangkan 18 siswa Tidak Tuntas.
Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni
dengan penyampaian materi model inovatif dengan permainan, sebab siswa
merasa senang dengan penggunaan alat bantu yang dirasa memberikan motivasi
bagi siswa, melalui penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model
pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.
2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung,
sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan
siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang
diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang
diberikan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:
1) Sistuasi lapangan olah raga yang ramai/ crowded membuat pelaksanaan
pembelajaran kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam
melaksanakan instruksi materi dari peneliti dan guru.
2) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan teknik dasar
lompat jauh yang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.
3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian
siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan
guru.
4) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi
pada minggu lalu.
5) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun
teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti.
6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena
malu.
7) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan saat melayang di
udara pada lompat jauh gaya jongkok sehingga sebagian siswa belum dapat
menunjukan kualitas gerakan yang maksimal
d. Analisis dan Reflesi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai,
mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi
waktu dalam mengajar yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan
tidakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan.
4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat
berlangsung lebih maksimal.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil yang
maksimal walaupun telah menujukan peningkatan akan tetapi belum sesuai
dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama
Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tindakan I
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali 2,86
%;Baik 5,71%; Cukup Baik 11,43%; Cukup 28,57%; Kurang 51,43%. Dalam
hal ini sejumlah 17 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 18
siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus I,
hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok dalam kaegori
Cukup. Namun apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil
belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok menujukan hasil yang
meningkat dari data awal yakni dengan rata - rata peningkatan sebesar 15.20%
6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan
dipertahankan dan ditingkatkan.
7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
a) Untuk mengantisipasi situasi lapangan yang ramai maka siswa diminta untuk
sesegera mungkin menuju lapangan.
b) Siswa diminta mengingat gerakan melompat sesuai yang telah diajarkan.
c) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan
teknik gerakan melompat secara benar.
d) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada
siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang,
agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat memabntu
mengatur jalannya proses pembelajaran.
Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik
diantaranya; Teknik dasar melompat tanpa awalan,teknik melompat diikuti gerakan
lari setelah melompat, serta menguatkan materi materi yang dianggap kurang seperti;
Teknik gerakan melompat maksimal dengan materi melompat dengan sasaran diding
untuk mencapai jarak pantulan sejauh mungkin,gerakan teknik melakukan lompat
jauh gaya jongkok.
e. Data Diskripsi Tindakan I
Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;
ketangkasan lompat jauh gaya jongkok; kemampuan melakukan lompat jauh gaya
jongkok; aktifitas siswa dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E
SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1) Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Dengan Penggunaan alat bantu.
Kondisi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model
pembelajaran dengan penekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan penggunaan alat bantu pada Tindakan I
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 1 2,86%
75 – 79.5 Baik Tuntas 2 5,71%
70 – 74.5 Cukup Baik Tuntas 4 11,43%
65 – 69.5 Cukup Tuntas 11 28,57%
< 64.5 Kurang Tidak Tuntas 18 51,43% Jumlah 35 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah
diberikan Tidakan I adalah Cukup dengan prosentase 28,57%, Kurang dengan
prosentase 51,43%%, dan sisanya (Baik 5,71%; Cukup Baik 11,43%,baik sekali
2,86%). Sejumlah 17 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 18 siswa Tidak
Tuntas.
1. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata –
rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena
merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada Siklus II ini
diantarannya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret
2010, di SMP N 1 Ngawen Klaten. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra
kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis
dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa
dalam lompat jauh gaya jongkok. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
lompat jauh gaya jongkok melalui pembelajaran dengan penggunaan alat bantu
3) Peneliti dan guru menyiapkan media,serta menyiapkan sarana yang akan
digunakan.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lompat jauh gaya jongkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dengan model pembelajaran melalui penggunaan alat bantu. Sedangkan
instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa
yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar
lompat jauh gaya jongkok.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan II, yakni pada lapangan
olah raga SMP Negeri 1 Ngawen Klaten.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tidakan II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan kali pertemuan, selama
tiga minggu yakni pada setiap hari sabtu tanggal 27 Maret 2010, 3 April 2010,dan 10
April 2010 di lapangan olah raga SMP Negeri 1 Ngawen Klaten dan di pertemuan ke
tiga di lapangan olahraga SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran
dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam
Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan
pada Tidakan sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Sabtu, 27 Maret
2010) yaitu melakukan lompatan dengan melewati rintangan, dan materi . Urutan
pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses pembelajaran dengan
berdoa dan mempresensi siswa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan
kegiatan melompat dengan permainan lompat tali.
5) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan lari cepat diikuti
gerakan melompat melewati tali yang dibentangkan (sebagai rangsangan tolakan).
Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
6) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melompat tanpa awalan dengan
menggunakan satu kaki kemudian melakukan gerakan pendaratan, sesuai dengan
instruksi dari peneliti dan guru.
7) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
saat melakukan tugas.
8) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi kedua.
9) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan melompat rintangan
dengan melakukan gaya (jongkok). Siswa diminta menyimak secara detail
pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
10) Siswa diminta melakukan gerakan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh
peneliti dan guru.
11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan tugas.
12) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
13) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Sabtu, 3 April 2010)
adalah rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok. Urutan pelaksaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai proses
pembelajaran dengan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni
teknik rangkaian lompat jauh gaya jongkok. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
5) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan
lompat jauh gaya jongkok dengan porsi sebenarnya yakni mulai dari
awalan,gaya,saat melompat,dan gerak lanjut setelah melompat.
6) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok
dengan benar, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
7) Siswa melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok, sesuai dengan
instruksi dari peneliti dan guru.
8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa
tentang gerakan lompat jauh gaya jongkok yang akan dilakukannya.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
10) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ketiga (Sabtu, 10 April
2010) adalah lompat jauh gaya jongkok, serta pengambilan data akhir tindakan II.
Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan bardoa, serta memulai proses
pembelajaran dengan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan lompat jauh
gaya jongkok yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
5) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok
secara bergantian.
6) Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok, sesuai dengan instruksi dari peneliti
dan guru.
7) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan
observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan lompat
jauh gaya jongkok.
8) Pengambilan data akhir siklus II
9) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan II
Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan Tindakan II, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII E SMP Negeri
1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 9
April 2010 selama 2 x 45 menit), (Sabtu, 16 April 2010, selama 2 x 45 menit) .
Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 24 April 2010, selama 2 x 45 menit)
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan
dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi
langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada
model pemebelajaran dengan penggunaan alat bantu, yakni adanya penjelasan
materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara
langsung oleh siswa.
4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh
gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah
oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik
dasar lompat jauh gaya jongkok meningkat sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya
masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil
wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang
menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lompat jauh gaya
jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan
siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus
sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup
dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran materi lompat jauh melalui model pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II\
berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tidakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 22,86%
sedangkan sisanya ( Baik 20,00%; Cukup Baik 31,43%; Cukup 20,00%; Kurang
5,71%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 2 siswa Tidak
Tuntas. Telah memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian
yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan lompat jauh gaya jongkok
dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat
menunjukan gerakan lompat jauh gaya jongkok.
2) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam
proses transfer materi kepada siswa.
3) Melalui penguatan penggunaan alat bantu siswa lebih berani dan beradaptasi
dengan kegiatan melompat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:
1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran
kurang maksimal diterima.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan II tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai
yakni 2 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir
siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian
siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu yang diterapkan oleh peneliti
dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta
transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang
dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,
cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses
belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi
karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan
pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang
meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih
detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tidakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali
22,86% sedangkan sisanya ( Baik 20,00%; Cukup Baik 31,43%; Cukup
20,00%; Kurang 5,71%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas
sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan capaian
berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.
Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas
telah memenuhi target dari, rencana target yang diharapkan
e. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaa Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;
ketangkasan lompat jauh gaya jongkok; kemampuan melakukan lompat jauh gaya
jongkok, dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP Negeri 1
Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010.
1) Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Dengan Penggunaan Alat Bantu.
Kondisi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP
Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model
pembelajaran dengan penggunaan alat bantu disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Bantu Tindakan II.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 8 22,86%
75 – 79.5 Baik Tuntas 7 20%
70 – 74.5 Cukup Baik Tuntas 11 31,43%
65 – 69.5 Cukup Tidak Tuntas 7 20%
< 64.5 Kurang Tidak Tuntas 2 5,71% Jumlah 35 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah
diberikan Tidakan II adalah Baik Sekali 22,86% sedangkan sisanya ( Baik 20,00%;
Cukup Baik 31,43%; Cukup 20,00%; Kurang 5,71%). Sejumlah 33 Siswa mencapai
kriteria Tunas sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010.
Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model Pembelajaran Denngan Penggunaan alat bantu Siklus I dan Siklus II
Rentang Nilai Keterangan
Prosentasi Data Awal Siklus I Siklus II
>80 Baik Sekali 0% 2,86% 22,86% 75 – 79.5 Baik 0% 5,71% 20% 70 – 74.5 Cukup Baik 0% 11,43% 31,43% 65 – 69.5 Cukup 0% 28,57% 20%
< 64.5 Kurang 100% 51,43% 5,71%
Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam
grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Melalui grafik perbandingan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa
kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.
Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu
untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses
pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi
siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan
tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian
dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan
peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan
model pembelajaran melalui penggunaan alat bantu ini dapat merangsang aspek
motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap
kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen
Klaten dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4)
analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan
yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa:
Pembelajaran dengan penggunaan alat bantu, dapat meningkatkan hasil
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII E SMP N 1 Ngawen
Klaten. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I
dan siklus II. hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siklus I dalam kategori
tuntas adalah 49,57% jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 94,29%,
yaitu siswa yang tuntas 33 siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal
dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor
dari pihak guru yaitu kemampuan guru mengembangkan materi, kemampuan guru
menyampaikan materi, kemampuan guru mengelola kelas, metode yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran
yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan
diperoleh hasil belajar yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan.
Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan
dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang
sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut
akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang
tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan
hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil). Penelitian ini dapat digunakan sebagai
suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media pengajaran dengan
penggunaan alat bantu. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan
proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok yang efektif dan menarik yang membuat siswa
lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada
awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi
guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model
pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan
memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja
sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru SMP Negeri 1 Ngawen Klaten, sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring
dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya
mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan
agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar.
4. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan penggunaan
alat bantu hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas
sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak
didiknya.
5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu
saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi
seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini
disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya
hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik
khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau sekolah sebagai akibat
dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada di
kelas atau sekolah tersebut.