perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id peningkatan hasil ... · lompat jauh gaya jongkok melalui...

78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 NGAWEN KLATEN SKRIPSI Oleh : Riva Rizky Kurniawan NIM.K5606048 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phamhanh

Post on 29-Mar-2019

324 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VII E

SMP NEGERI 1 NGAWEN KLATEN

SKRIPSI

Oleh :

Riva Rizky Kurniawan NIM.K5606048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang Wijanarko, M.kes Slamet Widodo, S.Pd, M.Or. NIP. 19620518 198702 1 001 NIP.19711228 200312 1 001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 21 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd __________________

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or __________________

Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes __________________

Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or __________________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Riva Rizky Kurniawan. PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT

JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU

PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 NGAWEN KLATEN. Skripsi,

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli. 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E

SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen

Klaten tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 35 orang yang terdiri atas 18 siswa

putri dan 17 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan

penilaian hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada

analisis kuantitatif dengan persentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: pembelajaran

dengan penggunaan alat bantu, dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Dari hasil analisis

yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok pada siklus I dalam kategori tuntas adalah

48,57% jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa. Pada siklus II terjadi

peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 94,29%,

yaitu siswa yang tuntas 33 siswa.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Riva Rizki Kurniawan. IMPROVING A RESULT OF LEARNING A

LONG JUMP WITH SQUAT STYLE THROUGH IN USING OF HELP

INSTRUMENT ON THE STUDENT OF VII E DEGREE IN SMPN 1

NGAWEN KLATEN. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and

Education, University of Surakarta Eleven March, July. 2010.

This study aims to determine learning outcomes increase the long jump

squat style through the use of the tools in class VII-E SMP Negeri 1 Klaten

Ngawen academic year 2009/2010. This research used Classroom Action

Research (CAR). Sources of research data is of class VII-E SMP Negeri 1 Klaten

Ngawen school year 2009/2010 amounted to 35 people consisting of 18 students

and 17 student daughter's son. Data collection techniques by observation and

assessment of learning outcomes long jump squat style. The data analysis

technique used in this research is descriptive, based on quantitative analysis with

the percentage.

Based on the results obtained the conclusion that: learning to use tools, can

improve learning outcomes in the long jump squat style class VII-E SMP Negeri 1

Klaten Ngawen. The results of analysis obtained a significant increase of cycle I

and cycle II. learning outcomes long jump squat style in the first cycle in a

complete category is 48.57% the number of students who pass is 17 students. In

the second cycle there was an increase percentage in the category of student

learning outcomes completed by 94.29%, ie students who pass the 33 students..

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

� Semangat untuk terus berusaha adalah jalan terbaik untuk meraih cita-cita.

(Penulis)

� Selalu menghargai seorang sahabat, karena sahabat adalah orang terdekat yang

rela mengorbankan banyak hal untuk bantu kita.

(penulis)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu Tersayang atas semua perhatian dan bimbinganya

Kakak dan adekku tercinta

Keluarga

Isyana Sarwindiasri

Fatoni, Latif, Asroli, Angga, Lubna, Budi, Roi

Teman –teman JPOK UNS angkatan 2006

Almamater

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngawen Klaten yang telah memberikan ijin

penelitian.

7. Para siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten yang telah bersedia

menjadi sumber data dalam penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, 30 September 2010

R.R.K

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Halaman Pengesahan Pembimbing ................................................................... ii

Halaman Pengesahan ........................................................................................ iii

Abstrak .............................................................................................................. iv

Motto ................................................................................................................. vi

Persembahan ..................................................................................................... vii

Kata Pengantar .................................................................................................. viii

Daftar Isi............................................................................................................ ix

Daftar Tabel ...................................................................................................... xii

Daftar Gambar ................................................................................................... xiii

Daftar Lapiran ................................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ............................... 5

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ....... 5

b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ............. 6

2. Lompat Jauh .................................................................................. 7

a. Lompat Jauh Gaya Jongkok .................................................... 7

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh ..... 8

c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok ........................................ 9

1) Awalan ................................................................................ 9

2) Tumpuan ............................................................................. 11

3) Melayang di Udara ............................................................. 12

4) Pendaratan .......................................................................... 13

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3. Pembelajaran ................................................................................. 14

a Definisi Pembelajaran ............................................................. 14

b Ciri-ciri dalam pembelajaran ................................................... 15

1) Motivasi Belajar ............................................................... 16

2) Bahan Belajar...... ............................................................... 16

3) Alat Bantu Belajar .............................................................. 17

4) Suasana Belajar .................................................................. 17

5) Kondisi Siswa yang Belajar ............................................... 17

c Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran ........................................ 17

1) Perhatian dan Motivasi Belajar .......................................... 18

2) Keaktifan Siswa ................................................................. 19

3) Keterlibatan Langsung Siswa ............................................ 19

4) Pengulangan Belajar .......................................................... 20

5) Tantangan ........................................................................... 20

6) Balikan dan Penguatan ....................................................... 21

7) Perbedaan Individu ............................................................ 21

4. Penggunaan Alat Bantu ................................................................. 22

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 23

C. Perumusan Hipotesis ......................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 26

1. Waktu Penelitian ........................................................................... 26

2. Tempat Penelitian ......................................................................... 26

B. Metode Penelitian ............................................................................... 27

C. Subjek Penelitian ................................................................................ 28

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 28

E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data .................................... 29

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30

G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 31

H. Proses Penelitian ................................................................................. 32

1. Rancangan Siklus I ....................................................................... 33

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Rancangan Siklus II ...................................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36

A. Deskripsi Tiap Siklus ....................................................................... 36

1. Pra Siklus ..................................................................................... 36

a. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Sebelum

Diberikan Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Bantu ...... 37

2. Siklus I ......................................................................................... 38

a. Rencana Tindakan I................................................................. 38

b. Pelaksanaan Tindakan I........................................................... 40

c. Observasi dan Interpelasi Tindakan I ...................................... 45

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I ............................................ 46

e. Data Deskripsi Tindakan I ...................................................... 48

3. Siklus II ........................................................................................ 49

a. Rencana Tindakan II ............................................................... 50

b. Pelaksanaan Tindakan II ......................................................... 51

c. Observasi dan Interpelasi Tindakan II .................................... 55

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ........................................... 57

e. Deskripsi Data Tindakan II ..................................................... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitiam ........................................................... 59

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ........................................... 62

A. Simpulan ........................................................................................... 62

B. Implikasi ........................................................................................... 62

C. Saran ................................................................................................. 64

Daftar Pustaka ................................................................................................... 65

Lampiran ........................................................................................................... 67

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ................ 26

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................ 29

Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa ..................................... 34

Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok

Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Model Pembelajaran

dengan Penggunaan alat bantu ....................................................... 37

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Penggunaan

Alat Bantu Tindakan I .................................................................... 49

Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Setelah Diberikan Model Pembelajaran dengan Penggunaan

Alat Bantu Tindakan II ................................................................... 58

Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Setelah Diberikan Model Pembelajaran dengan Penggunaan

Alat Bantu Siklus I dan Siklus II .................................................... 59

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh ..................................................... 11

Gambar 2. Tumpuan dalam Lompat Jauh ...................................................... 12

Gambar 3. Sikap Melayang di Udara ............................................................ 13

Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh .................................................. 14

Gambar 5. Alur Kerangka Berpikir ............................................................... 25

Gambar 6. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas ........................... 28

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa

Kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran

2009/2010 Sebelum Dilakukan Tindakan ................................. 66

Lampiran 2 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa

Kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran

2009/2010 Setelah Siklus I ........................................................ 68

Lampiran 3 Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa

Kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran

2009/2010 Setelah siklus II ....................................................... 70

Lampiran 4 Rekapitulasi Tes Awal Hasil Lompat Juah Gaya Jongkok

Pada Siswa SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran

2009/2010 .................................................................................. 72

Lampiran 5 Rekapitulasi Siklus I. Hasil Lompat Juah Gaya Jongkok Pada

Siswa SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009/2010 ...... 73

Lampiran 6 Rekapitulasi Siklus II. Hasil Lompat Juah Gaya Jongkok

Pada Siswa SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran

2009/2010 .................................................................................. 74

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok dan

Nilai Psikomotor Pada Siswa kelas VII-E Smp Negeri 1

Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009/2010 ................................. 75

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok dan

Nilai Psikomotor Pada Siswa kelas VII-E SMP Negeri 1

Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009/2010 ................................. 77

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................. 79

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............... 84

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 89

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain

untuk meningkatkan kebugaran jasmanian yang disalurkan melalui suatu proses

pembelajaran, dengan mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang

ingin dicapai ialah bemacam-macam mencakup pengembangan individu secara

menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

yang dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani,

olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan

untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,

sekaligus membentuk pola hidup sehat.

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan

beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum pendidikan jasmani.

Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu atletik.

Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan dari sekolah

tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT). Seperti dikemukakan

Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman (1999/2000: 1) bahwa, “atletik

merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani kepada siswa dari

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) dan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)”.

Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai

tujuan pembelajaran atletik, harus memperhatikan perkembangan anak,

karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus di

capai. Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu

jalan, lari dan lempar. Dari setiap nomor tersebut didalamnya terdapat beberapa

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak pendek, jarak

menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan lari cross

county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit,

lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lompat jauh, lompat

jauh dan lontar martil.

Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji

dan meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh gaya jongkok. Lompat jauh

gaya jongkok merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali dengan berlari,

menumpu untuk menolak, melayang di udara dengan sikap jongkok dan mendarat

sejauh-jauhnya. Upaya membelajarkan lompat jauh gaya jongkok pada siswa

sekolah perlu diterapkan cara mengajar yang baik dan tepat. Hal ini karena, para

siswa pada umumnya belum menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok, bahkan

para siswa kurang senang dengan pembelajaran atletik.

Anak tidak pada tempatnya bila mereka dilatih untuk mencapai

prestasi tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai

dengan kemampuannya. Dalam pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar

harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa baik ditinjau dari segi fisik

maupun ditinjau dari segi mental. Selanjutnya menurut Djumidar (2007: 11.31)

“dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang serius, di

dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-variasi agar supaya tidak mudah

jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya”.

Model penggunaan alat bantu, dimaksudkan untuk mengembangkan

aspek-aspek kemampuan motorik melalui aktivitas pembelajaran yang variatif,

berjenjang tingkat kesulitannya. Permainan atletik merupakan kombinasi antara

kegembiraan gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman

nyata. Dengan demikian guru dapat memanfaatkan penggunaan alat bantu ini

untuk memotivasi siswa melakukan lompat jauh dengan memberikan materi yang

merangsang dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pemanasan dengan

permainan agar siswa senang dalam mengikuti pembelajaran lebih lanjut.

Pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu tali dan bola gantung

sebagai rangsangan terhadap tolakkan yang sesunguhnya merupakan bentuk

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran lompat jauh yang bertujuan untuk merangsang siswa tehadap

peningkatan penguasaan lompat jauh. Namun dari model pembelajaran tersebut

belum diketahui efektivitasnya, karena pembelajaran tersebut memiliki kelebihan

dan kelemahan, sehingga belum diketahui apakah pembelajaran tersebut

mempengaruhi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Untuk itu perlu adanya

penelitian yang menggunakan model tersebut.

Kenyataan di lapangan kita temukan siswa merasa kurang senang dan

kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya lompat jauh,

terlebih lagi setelah melihat sarana dan prasarana yang digunakan merupakan alat

pembelajaran yang sesungguhnya anak akan merasa bosan dan enggan untuk

mengikuti dengan berbagai alasan misalnya: alat terlalu sakit, sulit melakukan

tekniknya dan lain sebagainya. Selain itu materi lompat jauh merupakan materi

yang sulit dan membosankan bagi siswa.

Pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu tali dan bola gantung

sebagai rangsangan siswa terhadap penguasaan lompat jauh dengan baik. Di sisi

lain juga bertujuan untuk mengembangkan penguasaan teknik lompat jauh gaya

jongkok. Namun demikian, lompatan dapat dicapai dengan baik tidak hanya

dipengaruhi pembelajaran yang baik dan terprogram tetapi juga tenik merupakan

unsur penting dalam lompat jauh.

Dari berbagai penyebab di atas masalah yang muncul sesungguhnya

adalah kualitas proses belajar mengajar yang kurang baik, sehingga

mengakibatkan penguasaan peserta didik terhadap materi atletik nomor lompat

jauh gaya jongkok mengalami kesulitan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud

mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas

VII E di SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Ajaran 2009 / 2010, dengan judul ”Peningkatan

Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui Penggunaan Alat Bantu Pada Siswa

Kelas VII E SMP N 1 Ngawn Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat

perumusan masalah sebagai berikut: Apakah pembelajaran melalui penggunaan

alat bantu dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

pada siswa kelas VII E SMP N 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII E SMP N

1 Ngawen Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis:

Menemukan teori/pengetahuan baru tentang peningkatan hasil belajar siswa

kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun 2009/2010 melalui

penggunaan alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi

lompat jauh.

2. Manfaat praktis:

a. Bagi guru: melalui penelitian ini guru dapat menerapkan pembelajaran

pendidikan jasmani melalui penggunaan alat bantu.

b. Bagi siswa: menumbuhkan dan meningkatkan minat serta hasil belajar

dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui penggunaan alat bantu.

c. Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah

untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pusataka

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan

yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada

siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru

penjasorkes.Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan

dari physical education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari

penjasorkesnsendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang.Jadi

arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan

pelatihan.Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas

jasmani,yang dirancang dan disusn secara sistematis,untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan,meningkatkan kemampuan dan keterampilan

jasmani,kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi

setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang

sama. Meskipun demikian,dari rumusan – rumusan mengenai penjasorkes terdapat

beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta tujuan

pelaksanaan penjasorkes. Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman

(2000 : 22). Bahwa ;

”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang,yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern,pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi).Oleh karena itu,pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa.Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

(holistik).Oleh karena itu,pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.

Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi

(1992 : 04). Bahwa :

”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat,memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.

Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di

sekolah dapat terorganisir dengan baik,akan dapat memberikan sumbangan yang

sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang

harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang

mengarah kepada usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan

jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan

kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam

lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran

penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha

pendewasaan sikap seseorang ,melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tujuan penjasorkes harus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn

pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam

pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani.Karena pendekatan ini dapat

meningkatkan partisipasi maksimum,memberikan keleluasasn gerak yang

memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman

(2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori,yaitu :

a. perkembangan fisik.Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).

c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

d. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.

2. Lompat Jauh

a. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga

atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat, melayang dan

mendarat sejauh-jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus

dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya agar

diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Berkaitan dengan lompat jauh Aip

Syarifuddin (1992:90) menyatakan, “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan

melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat

badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat

dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang

sejauh-jauhnya”. Pendapat lain dikemukakan Yudha M. Saputra (2001: 47)

bahwa, “Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin”.

Prinsip dari lompat jauh yaitu mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya.

Untuk mencapai jarak lomptan yang sejauh-jauhnya, maka seorang pelompat

dapat melakukannya dengan berbagai gaya salah satunya gaya jongkok. Lompat

jauh gaya jongkok disebut juga gaya duduk di udara (sit down in the air).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat melayang di

udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk. Gerakan jongkok

atau duduk ini terlihat saat membungkukkan badan dan kedua lutut ditekuk, kedua

tangan ke depan. Pada saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan, mendarat

dengan bagian tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan. Untuk menghindari

kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhkan badan ke depan.

Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan

terutama bagi anak-anak sekolah dan gaya yang paling mudah untuk dipelajari

(Aip Syarifuddin, 1992:93). Lompat jauh gaya jongkok dianggap mudah karena

tidak banyak gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara, jika

dibandingkan dengan gaya lainnya. Salah satu hal yang harus diperhatikan pada

gaya jongkok terletak pada membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut

serta menjulurkan kedua kaki ke depan dengan kedua lengan tetap ke depan untuk

mendarat.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh

Mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya dan dinyatakan sah

berdasarkan peraturan yang berlaku adalah tujuan dari lompat jauh. Namun untuk

mencapai prestasi lompat jauh secara maksimal banyak faktor yang

mempengaruhinya. Tamsir Riyadi (1985: 95) menyatakan, “Unsur-unsur yang

berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh

meliputi daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi dan

keseimbangan”. Menurut Jonath U., Haag E. dan Krempel R. (1987:196)

persyaratan yang harus dipenuhi pelompat jauh yaitu: ”Faktor kondisi fisik yaitu,

kecepatan, tenaga loncat, kemudahan gerak khusus, ketangkasan dan rasa irama.

Faktor teknik yang meliputi ancang-ancang, lepas tapak tahap melayang dan

pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat di atas menunjukkan bahwa, untuk mencapai

prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan faktor teknik

melompat. Ditinjau dari kondisi fisik, komponen fisik yang dapat mempengaruhi

pencapaian prestasi lompat jauh antara lain daya ledak, kecepatan, kekuatan,

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kelincahan, kelentukan, koordinasi. Sedangkan ditinjau dari teknik melompat

meliputi awalan, tolakan, melayang di udara dan pendaratan. Untuk mencapai

prestasi yang maksimal dalam lompat jauh, maka kedua faktor tersebut harus

dimiliki oleh seorang pelompat melalui latihan secara sistematis dan montinyu.

c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam

melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu

proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata

lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang

memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.

Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus

dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang

dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut

Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh dapat dibagi ke

dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat". Sedangkan Soegito

(1992: 55) menyatakan, “Faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai

prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan

pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat jauh

terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Keempat

tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan tidak

terputus-putus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk lebih jelasnya

keempat teknik lompat jauh gaya jongkok dapat diuraikan secara singkat sebagai

berikut:

1) Awalan

Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan

adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan

membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan

yang sejauh-jauhnya.

Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum

salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Menurut Jes Jerver (2005: 34)

bahwa “Maksud berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan

kecepatan horisontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu

take of ”. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagaimana pelari

mendapatkan kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan

tersebut antara 30-35 meter. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Tamsir Riyadi

(1985: 95) menyatakan:

Jarak awalan tergantung dari masing-masing atlet. Bagi pelompat yang dalam jarak relatif pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat/pendek saja (sekitar 30-35 m atau kurang dari itu). Sedangkan bagi atlet lain dalam jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi sekitar 40-45 meter atau lebih jauh dari itu. Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancer-ancer tersebut.

Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat

individual tergantung dari masing-masing pelompat. Hal terpenting dalam

mengambil jarak awalan yaitu pelompat dimungkinkan memperoleh kecepatan

yang maksimal. Kecepatan awalan harus sudah dicapai tiga atau empat langkah

sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat langkah terakhir sebelum menumpu

tersebut dimaksudkan untuk mengontrol saat menolak dibalok tumpuan.

Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan

kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah agar diperoleh ketepatan

bertumpu pada balok tumpuan. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa,

"Untuk menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok,

atau ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat dua

buah tanda (cherkmark) antara permulaan akan memulai melakukan awalan

dengan papan tolakan". Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi

pemberian tanda untuk membuat cherkmark untuk ketepatan tumpuan sebagai

berikut:

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Bak Pasir Tanda Tanda pertama kedua Papan tolak

Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh

(Aip Syarifuddin, 1992:91)

2) Tumpuan

Tumpuan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas

yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya

pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya

pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di

udara. Tolakan dilakukan dengan menolakkan salah satu kaki untuk menumpu

tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas

yang besar. Jes Jerver (2005: 26) menyatakan, “Maksud dari take off adalah

merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak

lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal mungkin”.

Lompatan dilakukan dengan mencondongkan badan ke depan membuat sudut

lebih kurang 45° dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi

horisontal.

Daya dorong ke depan dan ke atas dapat diperoleh secara maksimal dengan

menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Ketepatan melakukan tumpuan akan

menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu (melewati balok

tumpuan), lompatan dinyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika

penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat

merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan. Menurut Tamsir Riyadi (1985:

96) teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:

1) Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat. 2) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang (jangan

berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik (sekitar 45°.

3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4) Saat bertumpu kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas. Pandangan ke depan atas (jangan melihat ke bawah).

5) Pada kaki ayun (kanan) diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk

Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan menumpu untuk menolak sebagai

berikut:

Gambar 2. Tumpuan dalam Lompat Jauh

(Soegito, 1992:38)

3) Melayang di Udara

Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan

awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si

pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya penarik bumi”.

Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat

badan (T.B./center of gravity). Titik berat badan ini letaknya kira-kira pada

pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang.

Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus

melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan

kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan

yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan

melayang di udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih

jauh, karena kedua kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan (resultante)

yang menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh,

sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al. (1987: 200) menyatakan, “Pada

fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan

pendaratan”.

Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh gaya

jongkok sebagai berikut:

Gambar 3. Sikap Melayang di Udara

(Aip Syarifuddin, 1992:93)

4) Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh.

Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan

sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh

pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke depan

merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat

memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian

atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan. Menurut Soegito (1992:

41) teknik pendaratan sebagai berikut:

Pada saat badan akan jatuh di pasir lakukan pendaratan sebagai berikut: a) Luruskan kedua kaki ke depan. b) Kedua kaki sejajar. c) Bungkukkan badan ke depan. d) Ayunkan kedua tangan ke depan. e) Berat badan dibawa ke depan.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pada saat jatuh di pasir atau mendarat : a) Usahakan jatuh pada ujung kaki sejajar. b) Segera lipat kedua lutut. c) Bawa dagu ke dada sambil mengayun kedua tangan ke bawah arah

belakang.

Berikut ini disajikan ilustrasi teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya

jongkok sebagai berikut:

Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh

(Soegito, 1992:42)

3. Pembelajaran

a. Definisi pembelajaran

Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada

kegiatan, yaitu bagaimana para siswa belajar dan para siswa mengajar atau dapat

dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia

(2003:17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar”. Selanjutnya menurut Undang-Undang RI. No 20 tahun

2003 pasal 1 ayat 20 pembelajaran adalah ”proses interaksi para siswa dengan

pendidik dan sumber balajar pada suatu lingkungan belajar”. Sedangkan

pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297) adalah sebagai berikut:

”pembelajaran adalah kegiatan secara terprogam dalam disain intruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar”. Selanjutnya pengetian pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga

(2007:136) yaitu ”suatu sistem yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi /

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian),

serta asesmen belajar”.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk

memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri siswa berguna untuk

mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan

pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dan mempunyai hubungan

fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau

pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang

sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk

terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan interaksional.

Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal - hal

tertentu. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinya harus

memperhatikan fektor - faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor yang

penting dalam menentukan pembelajaran.

b. Ciri-Ciri dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan

informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan

pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka

dalam pembelajaran terdapat ciri - ciri tertentu.

Ciri - ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda - tanda upaya

guru mengatur unsur - unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat

mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar

dan tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36)

menyatakan, “Ciri - ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur - unsur dinamis

dalam proses belajar siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat

bantu belajar, (4) suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri

pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus

diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran

dijelaskan sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat

melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan

sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas

ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar

tumbuh motivasi pada dirinya.

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan

perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,

tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

siswa dapat tercapai.

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan

karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.

Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan

konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang

berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya

cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa

untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran

adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar

materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.

Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka

siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,

apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping

itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar

akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik

siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5) Kondisi Siswa yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda,

tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan

dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan

kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam

proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan

dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan

sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.

c. Prinsip-Prinsip dalam Pembelajaran

Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.

Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai

jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala

aspek organisme atau pribadi seseorang”.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa.

Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi

perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran

meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan

individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan

benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara

singkat sebagai berikut:

1) Perhatian dan Motivasi Belajar

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan,

“Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar

dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih

terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”.

Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan,

maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan

yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah,

“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan

motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar

yang optimal.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan

emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.

Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur

belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar

sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang

belajar”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam

bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa.

Menurut S. Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52-53)

macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral

activities, listening activities, drawing activities, motor activities, mental

activities, emotional activities”.

Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak

terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung

keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat

dilakukan bermacam-macam keaktifan.

3) Keterlibatan Langsung Siswa

Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam

proses belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan

organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang

diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab

pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas

perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Belajar adalah tanggung jawab masing-masing siswa, sebab hasil

belajar adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman

yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

antara siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan

kondisi serta kemampuan setiap siswa.

4) Pengulangan Belajar

Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan

melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan

akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987:32) yang dikutip Dimyati dan

Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah

memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah

pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan

Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan

unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus

melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara

kontinyu”.

Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat

penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka

gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan

yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

5) Tantangan

Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk

memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat

H.J. Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus

mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut

mengandung banyak masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan.

Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan

mendapatkan kepuasan”.

Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat

penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa

dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang

dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar

yang optimal.

6) Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa,

yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan

usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang

baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang

merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.

Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi

penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda

persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini

sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

7) Perbedaan Individu

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu

dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau

kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa

lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi

dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran

yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan

kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka

guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam

membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

individu.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4. Penggunaan Alat Bantu

Alat, waktu, dan ruang merupakan sumber daya yang penting untuk

mendukung pelaksanaa proses belajar mengajar. Ketiga sumber daya iniharus

dikelola dan dimanfatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka.

Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni pada keterbatasan alat.

Ketersediaan alat dapat menjadi penghambat karena berpengaruh terhadap

struktur pelajaran dan pengaturan siswa. Misalny, bagaimana mengatur giliran

siswa agar semua siswa dapat aktif, sementara alat yang tersedia kurang? Kasus

ini memerlukan pertimbangan mengenai pengelolaan alat.

Persoalan berikutnya yaitu penempatan alat dan pemindahannya ketempat

lain. Kegiatan ini harus direncanakan sebaik-baiknya. Peralihan pembelajaran dari

satu tempat ke tempat yang lain dapat memakan waktu yang cukup lama bila

diatur sebaik-baiknya.

Berkenaan dengan penggunaan alat untuk meningkatkan efektivitas

pengajaran, beberapa strategi yang dap diterapkan sebgi berikut;

1. Alat ditempatkan pada beberapa stasion. Sebagian anak, misalnya belajar

tolakan lompat jauh dan sebagian lagi belajar sikap badan saat diudara.

Jadi semua anak aktif di stasionnya masing-masing. Guru memberikan

aba-aba pertanda pembelajaran berpindah ke stasion berikutnya.

2. Pembelajaran berkawan. Salah seorang bertugas untuk mengawasi

temannya yang sedang melakukan, berikutnya bergantian. Dengan

demikian semua nank aktif dan belajar untuk saling mengkoreksi. Jadi

kedua siswa menggunakan alat bergantian.

3. Alat-alat disebar disekeliling lapangan. Semua anak di tempatkan pada

tempat yang memungkikan guru dapat mengamati semua stasion

pembelajaran.

Tidak selamanya alat yang dibutuhkan tersedia. Hal ini merupakan

keluhan utama guru pendidikan jasmani. Bagaimana memecahkannya? Tidak ada

ketentuannya bahwa alat-alat yang digunakan harus alat yang lazim dipakai dalam

kegiatan berolahraga yang sebenarnya. Terbuka kesempatan bagi guru pendidikan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

jasmani untuk membuat alat-alat sendiri atau menggunakan segala sesuatu yang

tersedia sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Pemanfaatan ketersediaan alat atau bahan sebagai cara mengatasi masalah

kekurangan alat pembelajaran. Beberapa alat atau bahan yang dapat digunakan

diantaranya berupa bola plastik dan karet gelang.

Bola merupakan alat yang sering digunakan dalam proses pembelajaran.

Akan tetapi kreatifitas seseorang atau seorang pendidik dapat memanfaatkannya

sebagai sebuah alat baru, misalnya digunakan sebagai bola gantung yang dapat

merangsang tolakan.

Sedangkan karet gelang merupakan bahan yang jarang digunakan dalam

proses pembelajaran. Penggunaan karet gelang dalam jumlah banyak dapat

menjadi alat bantu dalam pembelajaran. Karet gelang yang dirangkai dapat

digunakan sebagai rintangan atau sarana bermain dalam pembelajaran.

Disekeliling kita masih banyak bahan yang dapat digunakan sebagai alat

bantu atau sarana pembelajaran. Dengan kreatifitas akan dapat diciptakan

berbagai alat pembelajaran baru yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran, baik sebagai alat bantu maupun sarana bermain.

B. Kerangka Pemikiran

Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang tidak kalah

pentingnya dengan mata pelajaran lainnya seperti Matematika, IPA, IPS dan lain-

lain. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

peran penting untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan

jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan

olahraga, dimana pendidikan jasmani mempunyai maksud dan tujuan untuk

mendidikan siswa. Hal yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya adalah

alat yang digunakan yaitu gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar.

Gerak tersebut dirancang secara sadar oleh gurunya untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus dilakukan dengan baik

dan tepat. Pendidikan jasmani merupakan program pendidikan melalui gerak atau

permainan dan olahraga yang di dalamnya terkandung bahwa gerakan, permainan

atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Dalam

hal ini mendidik keterampilan fisik, motorik, keterampilan berfikir dan

keterampilan memecahkan masalah dan juga keterampilan emosional dan sosial.

Dalam membelajarkan pendidikan jasmani sarana dan prasana harus tersedia agar

dapat melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik.

Penelitian ini bertitik tolak pada jenuhnya siswa terhadap pembelajaran

PENJASORKES khususnya pembelajaran atletik nomor lempar lembing. Model

pembelajaran yang konvensional dirasa membosankan bagi semua siswa sehingga

kurang maksimalnya hasil pembelajaran lempar lembing.

Dengan adanya masalah tersebut menuntut guru untuk aktif dan kretif

menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif terlibat

dalam kegiatan pembelajaran. Inovatif menuntut seorang guru untuk menemukan

hal-hal yang baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kreatif menuntut

seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam atau

bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu

menghendaki tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan menyenangkan

menuntut seorang guru mencitptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,

siswa tidak memiliki rasa takut, sehingga perhatian siswa lebih terarah terhadap

pelajaran yang diterimanya. Oleh karena itu penggunaan alat bantu dirasa sangat

membantu dalam mengatai masalah tersebut.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir

bahwa untuk memaksimalkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ditentukan

oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang digunakan.

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka

pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut:

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 5: Alur Kerangka Berpikir

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diajukan hipotesis: melalui

penggunaan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya

jongkok SMP Negeri 1 Ngawen Klaten kelas VII-E tahun pelajaran 2009/2010

dapat meningkat.

Kondisi awal

Guru: kurang kreatif & inovatif dalam mengajar pelajaran lompat jauh gaya jongkok

Siswa: - siswa kurang tertarik &

cepat bosan dengan model pembelajaran lompat jauh

- hasil belajar lompat jauh gaya jongkok rendah

Tindakan

Meningkatkan penguasaan lompat jauh dengan penggunaan alat bantu olah raga

Kondisi akhir

Siklus I: guru & peneliti menyusun bentuk gerakan melalui pembelajaran lompat jauh dengan menolak menggunakan sasaran bola gantung dan melompat melewati tali dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa.

Siklus II: upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui penggunaan alat bantu dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

Dengan penggunaan alat bantu prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni

2010. Untuk lebih jelasnya waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1: Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Des Jan Mar April Mei Juni

1 Persiapan survei awal

sampai penyusunan proposal

xxxx xxxx

2 Seleksi informan, penyiapan

instrumen dan alat

xx--

3 Pengumpulan data dan

treatment

--xx xxxx xxxx

4 Analisis data --xx

5 Penyusunan laporan xxxx

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Alasan

peneliti memilih tempat penelitian di SMP Negeri 1 Ngawen Klaten, karena hasil

pembelajaran atletik khususnya nomor cabang lompat jauh gaya jongkok di SMP

Negeri 1 Ngawen Klaten tersebut masih rendah sehingga perlu ditingkatkan agar

motivasi pembelajaranya dapat tercapai dengan baik melalui penggunaan alat

bantu.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Classroom Action Research ( CAR ). Menurut Supadi ( 2008 : 104 )

yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan ( planning ),

penerapan tidakan ( action ), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan (

observation and evaluation ), dan melakukan refleksi ( reflecting ), dan seterusnya

sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai ( kriteria

keberhasilan ). Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan

memalui penjelasan sebagai berikut :

1. Perencanaan ( Planing ) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.

2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan

rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan ( Observation and Evaluation ) adalah tahap

pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian

berlangsung.

4. Refleksi ( Reflection ) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan

evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan

untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya

Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan

rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan

program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang

dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian

tercapai. Adapun tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat

diterangkan melalui gambar sebagai berikut :

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 6. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas

C. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010, yang

berjumlah 35 siswa.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas ( independent ) dan satu

variabel terikat ( dependent ), yakni :

1. Variabel bebas ( independent ), yakni variabel yang mempengaruhi variabel

lain, variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Pembelajaran lompat jauh

dengan alat bantu.

2. Variabel terikat ( dependent ), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain, variabel terikat dalam penelitian ini adalah : hasil belajar lompat jauh

Tahap I Perencanaan

Tahap II Pelaksanaan

Tahap III Pengamatan

Tahap IV Refleksi

Siklus I

Tahap I Perencanaan

Tahap II Pelaksanaan

Tahap III Pengamatan

Tahap IV Refleksi

Pembuatan laporan hasil siklus

Siklus II

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

gaya jongkok pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun

pelajaran 2009 / 2010.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui; Tes

Praktek, Observasi Lapangan. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada

penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

No Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1. Siswa Hasil belajar siswa Afektif Skala sikap melalui

observasi lapangan

(sesuai dengan

rubrik penilaian

aspek afektif pada

RPP)

Kognitif Soal tes (sesuai

dengan rubrik

penilaian aspek

kognitif pada RPP)

Psikomotor Ujuk kerja praktik

yang meliputi

kemampuan teknik

melempar gaya hop

(sesuai dengan

rubrik penilaan

aspek psikomotorik

pada RPP)

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Menurut H.E. Mulyasa ( 2009 : 183 ) data penelitian dikumpulkan dan

disusun menalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data,

teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.

Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah sebagai berikut :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melaui observasi langsung di lokasi

penelitian mengenai proses pembelajaran lompat jauh di SMP Negeri 1

Ngawen Klaten.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, referensi dan

literature, serta arsip yang ada pada SMP Negeri 1 Ngawen Klaten.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek

kuantitatif yakni hasil pengukuran kemampuan lompat jauh pada siswa kelas VII-

E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010. Sedangkan aspek

kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama

penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber,

diantaranya :

a) Info mitra kolaboratif ( guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan ) dan

siswa

b) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran

c) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario

pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

ini adalah desfriptif kuantitatif. Menurut Sugianto (1994: 52), “penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi

mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat

penelitian berlangsung”. Penelitian dengan data kuantitatif memperoleh hasil

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perhitungan berupa angka-angka. Suharsimi Arikunto (1996: 244), pengukuran

data kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara:

a. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan

diperoleh persentase

b. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut

data (arrai), untuk selanjutnya dibuat tabel, baik yang hanya berhenti

sampai tabel saja, maupun yang diproses lebih lanjut menjadi

perhitungan pengambilan kesimpulan ataupun untuk kepentingan

visualiasi datanya.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh

peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan

dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan

tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.

Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara

partisipatif atau kolaboratif antara ( guru dengan tim lainya ) bekerjasama, mulai

dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,

diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi-efaluatif atas

kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan

rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus

berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,

prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Survey Awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah

atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.

Meninjau sejauhmana pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

diterapkan dalam sekolah tersebut.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :

a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi

3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian

yang terdiri atas :

a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

b. Pelaksanaan pembelajaran

c. Semangat dan keaktifan siswa

4. Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul

berupa uraian diskrptif tentang perkembangan belajar serta hasil test

keterampilan lompat jauh gaya jongkok. Serta hasil test ketangkasan lompat

jauh gaya jongkok siswa yang dideskriptifkan memalui hasil kualitatif.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam

penelitian.

H. Proses Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

aktivitas dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII-E SMP

Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010. Setiap tindakan upaya

pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap

siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk

perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario

pembelajaran yang terdiri dari :

1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran ( RPP ) lompat jauh gaya

jongkok

2. Menyusun instrument tes lompat jauh gaya jongkok

3. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran

4. Menyusun lembar observasi

5. Menyiapkan lembar tes dan angket

6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran

7. Penyipakan tempat penelitian

8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan

9. Sosialisaisi kepada subjek

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario

pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan

tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan

yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan

dengan langakah - langkah kegiatan adalah :

- Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dengan menggunakan

alat bantu.

- Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam

pembelajaran lompat khususnya pada cabang lompat jauh gaya jongkok

yaitu meliputi pembelajaran menolak dengan sasaran bola gantung,

melompati tali sebagai pembelajaran sikap badan diudara, bermain ding

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sebagai pembelajaran tumpuan kaki. Media yang digunakan yaitu bola

plastik, rafia, karet gelang, tongkat/bambu, dll.

c. Tahap Observasi

Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan

tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model

pembelajaran langsung pendidikan jasmani model pendekatan bermain

dengan alat modifikasi yang diterapkan terhadap proses pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok.

d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )

Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi

sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja

yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari

pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel

berikut.

Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Aspek yang diukur

Prosentase target

capaian

Cara mengukur

Sblm

pemb

erian

tinda

kan

Siklu

s 1

Siklu

s 2

Keaktifan siswa selama

pembelajaran

30% 45% 60% Diamati saat guru memberikan

materi dengan penggunaan alat

bantu

Semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran

30% 45% 60% Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

observasi oleh peneliti dan

dihitung berapa jumlah siswa

yang menunjukan kesungguhan

dalam kegiatan belajar

mengajar

Kemampuan siswa

dalam melakukan

teknik gerakan lompat

jauh gaya jongkok

40% 50% 60% Diamati saat proses belajar

mengajar dengan

menggunakan lembar observasi

peneliti

Ketuntasan hasil belajar

( hasil tes penguasaan

lompat jauh gaya

jongkok )

30% 45% 70% Diukur melalui tes kemampuan

lompat jauh gaya jongkok,

dilihat memalui grafik

peningkatan hasil lompat jauh

gaya jongkok.

Kepuasan siswa dalam

proses belajar mengajar

40% 45% 60% Diamati setelah pembelajaran

melalui kartu ceria.

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan

materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan silabus mata

pelajaran pendidikan jasmani yang dibuat guru kemudian setelah pembelajaran

berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan bermain

dengan alat modifikasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dari itu bisa

dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tiap Siklus

1. Pra Siklus

Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu

peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada

di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010, yang

mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 35 Siswa, yang terdiri

atas 20 siswa putri dan 14 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran atletik

khususnya materi lompat jauh, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam

kategori kurang berhasil.

b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik, sebab

guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi lompat jauh gaya

jongkok dalam jumlah siswa yang terlampau banyak.

c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung

sulit diatur saat materi atletik berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti

saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi

atletik, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan

penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang

berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.

d. Guru kurang bisa menguasai keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau

banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi

belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan

siswa dalam lompat jauh gaya jongkok tidak dapat maksimal

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

e. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model

pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar

siswa menurun, sehingga akan berdapak pada rendahnya kemampuan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa.

Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka peneliti dan guru melakukan

pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal

keadaan kelas pada materi lompat jauh gaya jongkok pada kelas VII E SMP Negeri 1

Ngawen Klaten. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; kemampuan

melakukan lompat jauh gaya jongkok; afektif siswa dan hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009

/2010.

a. Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Sebelum Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Penggunaan alat bantu.

Kondisi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP

Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model

pembelajaran langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Penggunaan alat bantu.

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%

75 – 79.5 Baik Tuntas 0 0%

70 – 74.5 Cukup Baik Tuntas 0 0%

65 – 69.5 Cukup Tuntas 0 0%

< 64.5 Kurang Tidak Tuntas 35 100% Jumlah 35 100%

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan

tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menunjukan hasil yang

baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 0% siswa.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing masing

aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun

sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 /

2010, dengan model pembelajaran langsung. Pelaksanaan tidakan akan dilakukan

sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1)

Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis

dan Refleksi.

2. Siklus I

Pembelajaran lompat jauh dengan mengunakan pembelajaran dengan

penggunaan alat bantu pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada lompat jauh

gaya jongkok, yang meliputi; (1) Mempraktikan teknik melompat dengan bermain

ding atau lompat tali, (2) Mempraktikkan teknik awalan dengan berlari dan bertumpu

pada balok tumpu, (3) Mempraktekan teknik melompat dengan meraih bola yang

digantung, (4) Mempraktekan teknik melompat melawati tali yang dibentangkan, (5)

Mempraktikkan tenik mendarat dengan melompat dari balok tumpuan dan melakukan

pendaratan.

Pembelajaran teknik dasar lompat jauh gaya jongkok pada Siklus I tersebut dilakukan

selama tiga kali pertemuan.

a. Rencana Tindakan I

Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Pebruari

2010, di SMP N 1 Ngawen Klaten. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra

kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut maka

disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama tiga kali

pertemuan. Guru bersama peneliti melakukan pengukuran kemampuan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten, tahun ajaran

2009 / 2010, dengan melakukan tes ketangkasan lompat jauh gaya jongkok. Dari hasil

pengukuran ketangkasan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII E SMP

Negeri 1 Ngawen Klaten, tahun ajaran 2009 / 2010 diperoleh hasil yang kurang

maksimal, dari keseluruhan siswa yang meingkuti tes keseluruhannya sama sekali

belum mengetahui teknik melakukan lompat jauh gaya jongkok.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang

rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan

penggunaan alat bantu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam lompat

jauh gaya jongkok.

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,

pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar

b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan

informasi tahap demi tahap

c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,

memberi umpan balik

e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan

perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan

kehidupan sehari-hari.

2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lompat

jauh gaya jongkok dengan penggunaan alat bantu.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3) Peneliti dan guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksaan

proses pembelajaran lompat jauh seperti; bola gantung, karet gelang, dsb.

4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lompat jauh gaya jongkok

dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan penggunaan alat

bantu. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktivan dan sikap siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik

penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.

5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik lompat

jauh gaya jongkok.

6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan I, yakni di lapangan olah

raga SMP N 1 Ngawen Klaten dan

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tidakan I dilaksanakan tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada

setiap hari sabtu tanggal 24 April 2010, 1 Mei 2010,dan sabtu tangal 8 Mei 2010 di

lapangan olah raga SMP N 1 Ngawen Klaten. Masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran

dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan

observasi terhadap proses pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 24 April

2010) adalah praktik teknik melompat dengan bermain ding atau lompat tali, materi

kedua adalah praktik awalan dengan berlari dan bertumpu pada balok tumpu, materi

ketiga adalah praktik melompat dengan menggunakan meraih bola yang digantung,

materi keempat adalah praktik melompat melewati tali yang dibentangkan,materi

kelima adalah praktik melompat menggunakan bola tangan dengan awalan

berlari,materi kelima adalah praktik mendarat dengan melompat dari balok tumpuan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dan melakukan pendaratan. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran

dengan berdoa kemudian mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi

lompat jauh dan dengan penggunaan alat bantu yang telah dipersiapkan.

5) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni

teknik dasar melompat dengan bermain ding atau lompat tali.

6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik sesuai dengan contoh yang demonstrasi

yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

7) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang

gerakan yang dilakukannya.

8) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi pertama.

9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengontrol siswa saat melakukan

gerakan, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang

melakukan gerakan.

10) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Sabtu, 1 Mei 2010)

adalah praktik teknik dasar lompat jauh gaya jongkok, serta pengulangan materi yang

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan mempresensi

siswa.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi

lompat jauh dan permainan-permainan yang dimodifikasi yaitu dengan bermain

kepala mencari ekor.

5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah

disampaiakan pada pertemuan sebelumnya.

6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan kedua yakni

pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan minggu sebelumnya .

7) Siswa diminta melakukan teknik gerakan teknik melompat dengan benar adapun

pengulangan gerakan teknik melompat yang pertama sesuai dengan yang telah di

ajarkan dan dilakukan oleh peneliti dan guru.

8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa

tentang gerakan yang akan dilakukannya.

9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengontrol siswa saat melakukan

gerakan, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang

melakukan gerakan.

10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan tentang gerakan teknik yang kedua

agar siswa mau melakukan gerakan lari dengan benar.

11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

yang melakukan tugas.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

12) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010)

adalah rangkaian lompat jauh gaya jongkok, pengulangan materi langkah gaya

jongkok, dan posttest untuk siklus I. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses

pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah

disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik langkah melakukan

gaya jongkok mulai dengan awalan langkah hingga dengan awalan lari pelan.

5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

yang melakukan praktik gaya jongkok, serta menyiapkan materi selanjutnya.

6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I

dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lompat jauh dengan gaya

jongkok yang telah diajarkan.

7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai

kualitas gerakan lompat jauh gaya jongkok pada blangko penilaian yang telah

disiapkan.

8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan I

Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti

berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun

pelaksanaan tindakan I, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui

pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII E SMP Negeri

1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (sabtu, 6

Maret 2010 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar

lompat jauh gaya jongkok, yakni teknik dasar lari atau awalan, teknik dasar

melompat atau tumpuan, teknik dasar sikap badan atau gaya, dan teknik dasar

tumpuan. Pada pertemuan kedua (sabtu,13 Maret 2010, selama 2 x 45 menit)

peneliti memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar lompat jauh gaya

jongkok,serta praktik rangkaian keseluruhan lompat jauh gaya jongkok. Pada

pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010),Di pertemuan ketiga peneliti

melakukan tes akhir siklus I, untuk mengetahi hasil perkembangan proses

pembelajaran selama siklus I.

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam

proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pretest sebagai

bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I

4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi

langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada

model pemebelajaran langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi /

unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh

gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah

oleh guru.

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima

pembelajaran materi lompat jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran

bermain.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I

berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tidakan I

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah

8,82%, sedangkan sisanya ( Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%; Cukup 11,76%;

Kurang 52,94%). Dalam hal ini sejumlah 17 siswa telah masuk dalam kriteria

Tuntas, dan sedangkan 18 siswa Tidak Tuntas.

Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan

pelaksanaan Tindakan I diantaranya :

1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni

dengan penyampaian materi model inovatif dengan permainan, sebab siswa

merasa senang dengan penggunaan alat bantu yang dirasa memberikan motivasi

bagi siswa, melalui penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model

pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam

proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.

2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung,

sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan

siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang

diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang

diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan

sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:

1) Sistuasi lapangan olah raga yang ramai/ crowded membuat pelaksanaan

pembelajaran kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam

melaksanakan instruksi materi dari peneliti dan guru.

2) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan teknik dasar

lompat jauh yang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.

3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian

siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan

guru.

4) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan

sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi

pada minggu lalu.

5) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun

teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti.

6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena

malu.

7) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan saat melayang di

udara pada lompat jauh gaya jongkok sehingga sebagian siswa belum dapat

menunjukan kualitas gerakan yang maksimal

d. Analisis dan Reflesi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai,

mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi

waktu dalam mengajar yang sedikit.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.

3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan

tidakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan.

4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur

kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat

berlangsung lebih maksimal.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil yang

maksimal walaupun telah menujukan peningkatan akan tetapi belum sesuai

dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama

Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :

a) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tindakan I

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali 2,86

%;Baik 5,71%; Cukup Baik 11,43%; Cukup 28,57%; Kurang 51,43%. Dalam

hal ini sejumlah 17 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 18

siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus I,

hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok dalam kaegori

Cukup. Namun apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil

belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok menujukan hasil yang

meningkat dari data awal yakni dengan rata - rata peningkatan sebesar 15.20%

6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan

dipertahankan dan ditingkatkan.

7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama

pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

a) Untuk mengantisipasi situasi lapangan yang ramai maka siswa diminta untuk

sesegera mungkin menuju lapangan.

b) Siswa diminta mengingat gerakan melompat sesuai yang telah diajarkan.

c) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan

teknik gerakan melompat secara benar.

d) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada

siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang,

agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat memabntu

mengatur jalannya proses pembelajaran.

Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir

sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik

diantaranya; Teknik dasar melompat tanpa awalan,teknik melompat diikuti gerakan

lari setelah melompat, serta menguatkan materi materi yang dianggap kurang seperti;

Teknik gerakan melompat maksimal dengan materi melompat dengan sasaran diding

untuk mencapai jarak pantulan sejauh mungkin,gerakan teknik melakukan lompat

jauh gaya jongkok.

e. Data Diskripsi Tindakan I

Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan

pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;

ketangkasan lompat jauh gaya jongkok; kemampuan melakukan lompat jauh gaya

jongkok; aktifitas siswa dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E

SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1) Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Penggunaan alat bantu.

Kondisi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP

Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model

pembelajaran dengan penekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan penggunaan alat bantu pada Tindakan I

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 1 2,86%

75 – 79.5 Baik Tuntas 2 5,71%

70 – 74.5 Cukup Baik Tuntas 4 11,43%

65 – 69.5 Cukup Tuntas 11 28,57%

< 64.5 Kurang Tidak Tuntas 18 51,43% Jumlah 35 100%

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah

diberikan Tidakan I adalah Cukup dengan prosentase 28,57%, Kurang dengan

prosentase 51,43%%, dan sisanya (Baik 5,71%; Cukup Baik 11,43%,baik sekali

2,86%). Sejumlah 17 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 18 siswa Tidak

Tuntas.

1. Siklus II

Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang

dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata –

rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena

merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada Siklus II ini

diantarannya;

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a. Rencana Tindakan II

Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret

2010, di SMP N 1 Ngawen Klaten. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra

kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis

dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus II.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang

rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan

penggunaan alat bantu, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa

dalam lompat jauh gaya jongkok. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,

pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar

b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan

informasi tahap demi tahap

c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi

umpan balik

e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan

perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan

kehidupan sehari-hari.

2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

lompat jauh gaya jongkok melalui pembelajaran dengan penggunaan alat bantu

3) Peneliti dan guru menyiapkan media,serta menyiapkan sarana yang akan

digunakan.

4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.

Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lompat jauh gaya jongkok

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dengan model pembelajaran melalui penggunaan alat bantu. Sedangkan

instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa

yang tercantum dalam RPP.

5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar

lompat jauh gaya jongkok.

6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan II, yakni pada lapangan

olah raga SMP Negeri 1 Ngawen Klaten.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Tidakan II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan kali pertemuan, selama

tiga minggu yakni pada setiap hari sabtu tanggal 27 Maret 2010, 3 April 2010,dan 10

April 2010 di lapangan olah raga SMP Negeri 1 Ngawen Klaten dan di pertemuan ke

tiga di lapangan olahraga SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran

dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan

observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam

Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan

pada Tidakan sebelumnya.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Sabtu, 27 Maret

2010) yaitu melakukan lompatan dengan melewati rintangan, dan materi . Urutan

pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses pembelajaran dengan

berdoa dan mempresensi siswa.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan

kegiatan melompat dengan permainan lompat tali.

5) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan lari cepat diikuti

gerakan melompat melewati tali yang dibentangkan (sebagai rangsangan tolakan).

Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh

guru dan peneliti.

6) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melompat tanpa awalan dengan

menggunakan satu kaki kemudian melakukan gerakan pendaratan, sesuai dengan

instruksi dari peneliti dan guru.

7) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

saat melakukan tugas.

8) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada

siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

materi kedua.

9) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan melompat rintangan

dengan melakukan gaya (jongkok). Siswa diminta menyimak secara detail

pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

10) Siswa diminta melakukan gerakan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh

peneliti dan guru.

11) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

yang melakukan tugas.

12) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat

melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

13) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Sabtu, 3 April 2010)

adalah rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok. Urutan pelaksaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai proses

pembelajaran dengan mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni

teknik rangkaian lompat jauh gaya jongkok. Siswa diminta menyimak secara

detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

5) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan

lompat jauh gaya jongkok dengan porsi sebenarnya yakni mulai dari

awalan,gaya,saat melompat,dan gerak lanjut setelah melompat.

6) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok

dengan benar, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

7) Siswa melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok, sesuai dengan

instruksi dari peneliti dan guru.

8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa

tentang gerakan lompat jauh gaya jongkok yang akan dilakukannya.

9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang

dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa

yang melakukan tugas.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

10) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi

yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ketiga (Sabtu, 10 April

2010) adalah lompat jauh gaya jongkok, serta pengambilan data akhir tindakan II.

Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan bardoa, serta memulai proses

pembelajaran dengan mempresensi.

2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta

kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching

atau penguluran.

4) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan lompat jauh

gaya jongkok yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

5) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok

secara bergantian.

6) Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok, sesuai dengan instruksi dari peneliti

dan guru.

7) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan

observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan lompat

jauh gaya jongkok.

8) Pengambilan data akhir siklus II

9) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil

pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan II

Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun

pelaksanaan Tindakan II, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui

pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII E SMP Negeri

1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 9

April 2010 selama 2 x 45 menit), (Sabtu, 16 April 2010, selama 2 x 45 menit) .

Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 24 April 2010, selama 2 x 45 menit)

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan

dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi

langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada

model pemebelajaran dengan penggunaan alat bantu, yakni adanya penjelasan

materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara

langsung oleh siswa.

4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh

gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah

oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik

dasar lompat jauh gaya jongkok meningkat sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya

masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil

wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang

menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lompat jauh gaya

jongkok.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan

siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus

sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup

dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima

pembelajaran materi lompat jauh melalui model pembelajaran dengan

penggunaan alat bantu.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II\

berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tidakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 22,86%

sedangkan sisanya ( Baik 20,00%; Cukup Baik 31,43%; Cukup 20,00%; Kurang

5,71%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 2 siswa Tidak

Tuntas. Telah memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian

yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan

pelaksanaan Tindakan II diantaranya :

1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan lompat jauh gaya jongkok

dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat

menunjukan gerakan lompat jauh gaya jongkok.

2) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam

proses transfer materi kepada siswa.

3) Melalui penguatan penggunaan alat bantu siswa lebih berani dan beradaptasi

dengan kegiatan melompat.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan

sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:

1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran

kurang maksimal diterima.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan II tersebut, peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai

yakni 2 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir

siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian

siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.

3) Model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu yang diterapkan oleh peneliti

dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta

transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang

dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.

4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,

cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses

belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi

karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan

pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang

meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih

detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a) Hasil belajar siswa dalam materi lompat jauh gaya jongkok setelah Tidakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali

22,86% sedangkan sisanya ( Baik 20,00%; Cukup Baik 31,43%; Cukup

20,00%; Kurang 5,71%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas

sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan capaian

berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.

Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas

telah memenuhi target dari, rencana target yang diharapkan

e. Diskripsi Data Tindakan II

Selama pelaksanaa Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan

pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;

ketangkasan lompat jauh gaya jongkok; kemampuan melakukan lompat jauh gaya

jongkok, dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP Negeri 1

Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010.

1) Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Penggunaan Alat Bantu.

Kondisi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas VII E SMP

Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model

pembelajaran dengan penggunaan alat bantu disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Bantu Tindakan II.

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 8 22,86%

75 – 79.5 Baik Tuntas 7 20%

70 – 74.5 Cukup Baik Tuntas 11 31,43%

65 – 69.5 Cukup Tidak Tuntas 7 20%

< 64.5 Kurang Tidak Tuntas 2 5,71% Jumlah 35 100%

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010 setelah

diberikan Tidakan II adalah Baik Sekali 22,86% sedangkan sisanya ( Baik 20,00%;

Cukup Baik 31,43%; Cukup 20,00%; Kurang 5,71%). Sejumlah 33 Siswa mencapai

kriteria Tunas sedangkan 2 siswa Tidak Tuntas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010.

Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lompat jauh Gaya Jongkok Setelah Diberikan Model Pembelajaran Denngan Penggunaan alat bantu Siklus I dan Siklus II

Rentang Nilai Keterangan

Prosentasi Data Awal Siklus I Siklus II

>80 Baik Sekali 0% 2,86% 22,86% 75 – 79.5 Baik 0% 5,71% 20% 70 – 74.5 Cukup Baik 0% 11,43% 31,43% 65 – 69.5 Cukup 0% 28,57% 20%

< 64.5 Kurang 100% 51,43% 5,71%

Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam

grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Melalui grafik perbandingan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa

kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 / 2010, terjadi

peningkatan hasil belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.

Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu

untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses

pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi

siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa

terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan

tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian

dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya

peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan

peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan

model pembelajaran melalui penggunaan alat bantu ini dapat merangsang aspek

motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,

mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap

kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen

Klaten dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4)

analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan

yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa:

Pembelajaran dengan penggunaan alat bantu, dapat meningkatkan hasil

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII E SMP N 1 Ngawen

Klaten. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I

dan siklus II. hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siklus I dalam kategori

tuntas adalah 49,57% jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa. Pada siklus II terjadi

peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 94,29%,

yaitu siswa yang tuntas 33 siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal

dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor

dari pihak guru yaitu kemampuan guru mengembangkan materi, kemampuan guru

menyampaikan materi, kemampuan guru mengelola kelas, metode yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran

yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan

diperoleh hasil belajar yang optimal.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan

siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan.

Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan

dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang

sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut

akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang

tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan

penggunaan alat bantu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan

hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil). Penelitian ini dapat digunakan sebagai

suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media pengajaran dengan

penggunaan alat bantu. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga,

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan

proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok yang efektif dan menarik yang membuat siswa

lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada

awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi

guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model

pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan

memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja

sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN HASIL ... · lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun pelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,

khususnya pada guru SMP Negeri 1 Ngawen Klaten, sebagai berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring

dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya

mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan

agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan

materi pembelajaran.

3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung

kelancaran kegiatan belajar mengajar.

4. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan penggunaan

alat bantu hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas

sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak

didiknya.

5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu

saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi

seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini

disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya

hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik

khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau sekolah sebagai akibat

dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada di

kelas atau sekolah tersebut.