perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penggunaan ......sarjana pendidikan program studi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI
SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07
TAHUN 2012
Oleh:
WAHYU FAJAR PRASETYO
K7108253
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Wahyu Fajar Prasetyo
NIM : K7108253
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MULTIMEDIA
DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI
ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07 TAHUN 2012” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 28 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Wahyu Fajar Prasetyo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI
SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07
TAHUN 2012
Oleh:
WAHYU FAJAR PRASETYO
K7108253
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
DENGAN MATERI ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07
TAHUN 2012
Oleh :
Nama : Wahyu Fajar Prasetyo
NIM : K7108253
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari : Jum’at
Tanggal : 27 Juli 2012
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. A. Dakir, M. Pd
NIP. 19491106 197603 1 001
Pembimbing II
Drs. Samidi, M. Pd
NIP. 19511108 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Wahyu Fajar Prasetyo. PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07 TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi melalui penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Kartasura 07 yang berjumlah 21 siswa. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas data dengan menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles dan Huberman) yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012. Peningkatan hasil belajar PKn materi organisasi tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil belajar PKn materi organisasi pada setiap siklus. Nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 72,14 dengan ketuntasan klasikal 42,86%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,38 dengan ketuntasan klasikal 76,19%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,09 dengan ketuntasan klasikal 85,71%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012. Kata kunci: Hasil belajar PKn materi organisasi, multimedia dan model pembelajaran kontekstual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT Wahyu Fajar Prasetyo. THE USE OF MULTIMEDIA AND CONTEXTUAL LEARNING MODEL IN ATTEMPTS OF IMPROVING LEARNING PERFORMANCE OF PKn SUBJECT MATTER WITH TOPIC OF STUDENTS ORGANIZATION AMONG 5TH GRADE STUDENTS OF SD N KARTASURA 07 OF 2012. Minithesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012.
Purpose of the research is to improve learning performance of PKn subject of student organization topic among 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012.
The research is a classroom action research taking place for 2 cycles. Each cycle consists of 4 stages, namely, planning, action implementation, observation and reflection. Subject of the research is 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012 amounting to 21 students. Data of the research consists of primary and secondary data. Data is collected by using observation, interview, and test techniques. Data analysis of the research is interactive-analytic model (Miles and Huberman) comprising three phases, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
Based on the classroom action research that had been conducted in two cycles, then it can be concluded that the use of multimedia and contextual learning model can improve learning performance of PKn subject matter with topic of students organization among 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012. The improvement of learning performance of PKn subject matter with topic of students organization can be seen from increased grade of the PKn subject matter learning with topic of students organization at every cycle. Average grade of initial (precycle) condition was 72.14 with classical completeness was 42.86%, At cycle I, the average class grade increased to 76.38 and classical completeness was 76.19%. At cycle II, the average class grade increased to 82.09 and classical completeness was 85.71%.
So it can be concluded that the implementation the use of multimedia and contextual learning model can improve learning performance of PKn subject matter with topic of students organization among 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012. Key words: Learning performance of PKn subject matter with topic of
organization, multimedia and contextual learning model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah
urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.” (QS.
Al-Insyirah : 6-8)
Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami
datangkan sebanyak itu (pula)”.
(Q.S. Al-Kahfi: 109)
Raihlah mimpi dan cita-citamu selagi kau masih mampu untuk meraihnya. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tuaku yang selalu membimbingku, menasehati, dan mendoakan
yang terbaik bagiku.
Mbak Istu yang telah banyak membantu memberikan motivasi, semangat, dan
doa untukku.
Teman-teman S1 PGSD angkatan 2008 yang selalu memberikan inspirasi dan
semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Almamaterku
tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula
skripsi dengan judul “Penggunaan Multimedia dan Model Pembelajaran
Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Dengan Materi Organisasi
Siswa Kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012” ini dapat terselesaikan dengan
baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan
izin penulisan skripsi.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang memberikan
arahan dan motivasinya.
5. Drs. A. Dakir, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Samidi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dukungan, dan dorongan yang sangat membantu dalam penulisan
skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara
tulus ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.
8. Ibu Herry Trihanani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N Kartasura 07 yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
9. Ibu Siti Choiriyah, S.Pd selaku Guru Kelas V SD N Kartasura 07 yang
dengan senang hati membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga semua kebaikan dan bantuan
dari semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
1. Hakikat Multimedia dan Model Pembelajaran Kontekstual 7
a. Pengertian Multimedia ................................................. 7
b. Karakteristik Multimedia .............................................. 8
c. Manfaat Multimedia ..................................................... 10
d. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual ............... 11
e. Dasar Teori Model Pembelajaran Kontekstual ............. 13
f. Karakteristik Pembelajaran Kontestual ........................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
g. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual .............. 15
h. Strategi Pembelajaran Kontekstual ............................... 16
i. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ............... 17
j. Kelebihan dan Kelemahan CTL ................................... 18
2. Hakikat Hasil Belajar PKn Materi Organisasi ................... 19
a. Pengertian Belajar ........................................................ 19
b. Pengertian PKn............................................................. 20
c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ............... 21
d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . 22
e. Pengertian Organisasi................................................... 22
f. Unsur-unsur Organisasi ................................................ 23
g. Ciri-ciri Organisasi ....................................................... 24
h. Prinsip-prinsip Organisasi ............................................ 24
i. Fungsi Organisasi ......................................................... 24
j. Pengurus Organisasi ..................................................... 24
k. Jenis Organisasi ............................................................ 25
l. Syarat Berdirinya Organisasi ....................................... 26
m. Struktur Organisasi ...................................................... 26
n. Contoh Organisasi di Lingkungan Sekolah ................. 27
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 28
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 29
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 32
1. Tempat Penelitian .............................................................. 32
2. Waktu Penelitian ................................................................ 32
B. Subjek Penelitian ..................................................................... 33
C. Sumber Data ............................................................................ 33
D. Pengumpulan Data .................................................................. 33
E. Uji Validitas Data ..................................................................... 34
F. Analisis Data……………………………………………. ....... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
G. Indikator Kinerja Penelitian ..................................................... 36
H. Prosedur Penelitian .................................................................. 36
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................ 40
A. Deskripsi Pratindakan .............................................................. 40
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ..................................... 44
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ...................................... 44
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ..................................... 54
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................... 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 71
A. Simpulan ................................................................................. 71
B. Implikasi .................................................................................. 71
C. Saran ........................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Penelitian ........................................................ 32
Tabel 4.1. Data Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan pada Mata Pelajaran
PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N Kartasura 07 ........ 41
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan
pada Mata Pelajaran PKn Materi Organisasi .............................. 42
Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Melakukan Tindakan
pada Mata Pelajaran PKn Materi Organisasi ................................ 43
Tabel 4.4. Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siklus I .............. 51
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi
Organisasi pada Siklus I ................................................................. 51
Tabel 4.6. Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Materi
Organisasi pada Siklus I ................................................................. 53
Tabel 4.7. Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi pada Siklus II .... 60
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi
Organisasi pada Siklus II ............................................................... 61
Tabel 4.9. Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Materi
Organisasi pada Siklus II ............................................................... 62
Tabel 4.10. Perbandingan Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi dari
Sebelum tindakan, Siklus I, dan Siklus II ....................................... 63
Tabel 4.11.Data Distribusi Frekuensi Perbandingan Nilai Hasil Belajar
PKn Materi Organisasi Sebelum Tindakan, Siklus I, dan
Siklus II ......................................................................................... 64
Tabel 4.12.Perbandingan Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi,
dan Rata-rata Nilai Siswa pada Pratindakan, Siklus I,
dan Siklus II .................................................................................. 66
Tabel 4.13.Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II .................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................. 31
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 37
Gambar 4.1. Grafik Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan pada
Mata Pelajaran PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V
SD N Kartasura 07 .................................................................. 42
Gambar 4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Melakukan
Tindakan ................................................................................. 43
Gambar 4.3. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus I ........................................................................... 52
Gambar 4.4. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ...................... 53
Gambar 4.5. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus II .......................................................................... 61
Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .................... 62
Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Belajar PKn
Materi Organisasi pada Pratindakan, Siklus I,
dan Siklus II ............................................................................ 65
Gambar 4.8. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Rata-rata,
dan Nilai Tertinggi pada Pratindakan,
Siklus I,dan Siklus II ............................................................. 66
Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kriteria Ketuntasan Mimimal ................................................ 77
Lampiran 2 Wawancara Guru sebelum Tindakan ...................................... 78
Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Kondisi Awal ................................................................. 80
Lampiran 4 Silabus .................................................................................... 82
Lampiran 5 RPP Siklus I Pertemuan 1....................................................... 84
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ......................... 94
Lampiran 7 RPP Siklus I Pertemuan 2..................................................... 95
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ......................... 104
Lampiran 9 RPP Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 105
Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................ 115
Lampiran 11 RPP Siklus II Pertemuan 2 ..................................................... 116
Lampiran 12 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ......................... 126
Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 127
Lampiran 14 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ......................................... 130
Lampiran 15 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ....................................... 133
Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ....................................... 136
Lampiran 17 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus I Pertemuan 1 ....................................................... 139
Lampiran 18 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus I Pertemuan 2……………………………… ...... 140
Lampiran 19 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus I ........................................................................... 141
Lampiran 20 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 142
Lampiran 21 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus II Pertemuan 2 ...................................................... 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
Lampiran 22 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
pada Siklus II .......................................................................... 144
Lampiran 23 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Siklus I Pertemuan 1 ................................................................ 145
Lampiran 24 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Siklus I Pertemuan 2 ................................................................ 148
Lampiran 25 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Siklus II Pertemuan 1 .............................................................. 151
Lampiran 26 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa
Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 154
Lampiran 27 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus I Pertemuan 1 ................................................................ 157
Lampiran 28 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus I Pertemuan 2 ................................................................ 162
Lampiran 29 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus II Pertemuan 1 .............................................................. 167
Lampiran 30 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 172
Lampiran 31 Lembar Wawancara Guru Setelah Tindakan .......................... 177
Lampiran 32 Dokumentasi Siklus I dan II…………………………………..179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh
informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah. Pengaruh perkembangan
teknologi memberikan berbagai dampak yang positif dalam dunia pendidikan. Hal
tersebut terbukti dengan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan yang
semakin berkembang pesat dan banyak dipakai. Salah satunya adalah kegiatan
pembelajaran di sekolah sudah banyak menggunakan media pembelajaran yang
mengikuti kemajuan zaman atau teknologi.
Penggunaan multimedia merupakan salah satu media pembelajaran yang
berkembang saat ini. Perkembangan teknologi multimedia telah merubah cara
seseorang untuk memperoleh informasi, untuk belajar, dan sebagainya.
Multimedia menyediakan peluang bagi guru untuk mengembangkan teknik
pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Penggunaan
multimedia bagi pelajar, diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menyerap
informasi secara cepat.
Daryanto (2010) berpendapat, Multimedia terbagi menjadi dua kategori,
yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu
multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),
contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game
(hlm. 49).
Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan
secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru
dan siswa. Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh adalah proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar
dapat dilakukan di mana dan kapan saja serta sikap belajar siswa dapat
ditingkatkan (Daryanto, 2010: 50).
Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menggunakan media pembelajaran sangat diperlukan, karena hal ini dapat
mengurangi verbalisme pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
menggunakan media pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat lebih memahami suatu materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945 (Depdiknas, 2008: 97). Mata pelajaran PKn berhubungan dengan sikap atau
mental anak. Di SD anak mulai dikenalkan dengan sikap saling menghargai dan
menghormati orang lain melalui mata pelajaran PKn. Tujuan PKn adalah untuk
membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik (Ruminiati, 2007: 1-
26). Dalam Depdiknas (2008: 97) menyebutkan tujuan pendidikan PKn di SD
yaitu:
(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V SD
Negeri Kartasura 07, siswa kelas V SD Negeri Kartasura 07 hasil belajar PKn
pokok bahasan organisasi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi
pada pokok bahasan organisasi hanya 9 siswa dari 21 siswa kelas V atau sekitar
42,86% siswa yang nilainya sama atau diatas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Sedangkan 12 siswa atau sekitar 57,14% nilainya masih dibawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
KKM, nilai tertinggi yang dicapai siswa 90 dan nilai terendah 50 dengan nilai
rata-rata 72,14. Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai siswa untuk mata
pelajaran PKn adalah 70.
Banyak faktor yang mempengarui rendahnya hasil belajar PKn pokok
bahasan organisasi siswa kelas V SD Negeri Kartasura 07 antara lain: metode
mengajar yang digunakan oleh guru dalam mengajar PKn pokok bahasan
organisasi kurang inovatif, kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar
PKn pokok bahasan organisasi, kurangnya sumber belajar yang relevan dalam
pembelajaran PKn, guru tidak menggunakan media pembelajaran saat
pembelajaran PKn pokok bahasan organisasi, kurangnya sarana dan prasarana
dalam pembelajaran PKn di SD Negeri Kartasura 07 kabupaten Sukoharjo.
Kegiatan pembelajaran PKn di sekolah dapat berlangsung dengan baik,
apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran PKn
di sekolah belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran secara optimal.
Guru masih banyak yang mengajar tanpa menggunakan media, sehingga masih
banyak siswa yang kurang memperhatikan guru karena terkesan monoton.
Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa, yang
pada akhirnya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah tidak tercapai. Sebagai contoh pada mata pelajaran PKn, materi pelajaran
PKn dapat dilihat dan dialami oleh siswa pada kehidupan sehari-hari. Pada
kenyataannya guru dalam menjelaskan materi hanya dengan metode ceramah dan
tanpa menggunakan media. Hal tersebut menyebabkan materi yang diajarkan
menjadi bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa. Siswa menjadi cepat bosan
dan tidak antusias dalam kegiatan pembelajaran, dampaknya hasil belajar siswa
menjadi rendah.
Oleh karena itu diperlukan media yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan
multimedia yang dibuat dengan komputer dan ditayangkan melalui LCD. Media
pembelajaran dengan multimedia sangat diperlukan untuk diterapkan guna
meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa terhadap materi pelajaran PKn.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dalam memilih metode dan model pembelajaran harus disesuaikan
dengan tujuan pengajaran, selain itu kondisi siswa, kelas dan lingkungan tempat
belajar juga harus diperhatikan. Hal-hal yang mempengaruhi gairah belajar pun
harus diketahui guru dalam menentukan metode atau model pembelajaran.
Motivasi belajar siswa tidak saja tumbuh dengan sendirinya, tetapi selalu
dipengaruhi pula oleh model pembelajaran yang digunakan guru ketika
menyampaikan materi pelajaran. Seorang siswa akan merasa malas dalam belajar
karena terus menerus mendapat ceramah dari gurunya. Kesiapan siswa dalam
menerima materi pelajaran merupakan pertimbangan bagi guru demi lancarnya
proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka agar
proses kegiatan belajar mengajar lebih hidup dan bergairah diusahakan terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru.
Siswa dengan segala kesiapannya akan bertanya atau bahkan mengkritisi tentang
apa yang telah dipelajarinya dan pada kesempatan itu pula guru dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan
ketika menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Untuk memilih model pembelajaran yang tepat, maka perlu diperhatikan
relevansinya dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Salah satu model
pembelajaran adalah pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment) (Trianto, 2009: 107). CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Menurut Johnson dalam Sugiyanto, 2009: 14).
Dari beberapa uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
model pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
antara materi pelajaran dengan keadaan atau situasi dunia nyata siswa, sehingga
apa yang di pelajari oleh siswa dapat lebih bermakna, karena siswa menemukan
dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Dengan
pendekatan kontekstual diharapkan proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui pendekatan
pembelajaran yang lebih menarik dan memberikan porsi lebih besar terhadap
keterlibatan siswa, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas
tentang “Penggunaan Multimedia dan Model Pembelajaran Kontekstual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar PKn Dengan Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N
Kartasura 07 Tahun 2012. ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD
Negeri Kartasura 07 Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas,
maka dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam
penelitian ini adalah:
Meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi melalui
penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V
SD N Kartasura 07 Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat peneliti sampaikan terbagi dalam manfaat
praktis dan teoritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai model pembelajaran
alternatif dalam pelajaran PKn yang berkaitan dengan pokok bahasan
organisasi dan memberikan inovasi media belajar dalam pembelajaran PKn.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Menigkatkan hasil belajar PKn pada pokok bahasan organisasi.
2) Meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajara PKn pada pokok
bahasan organisasi.
b. Bagi guru
1) Meningkatnya profesionalisme guru.
2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan
penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah
serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.
2) Meningkatnya kualitas pendidikan melalui penggunaan multimedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Multimedia dan Model Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian Multimedia
Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak
dan media berarti media atau perantara. Multimedia adalah gabungan dari
beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan
presentasi yang menakjubkan (http://janiansyah.wordpress.com). Menurut
William Ditto (2006) menyatakan bahwa definisi multimedia dalam ilmu
pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi antara teks,
grafik, gambar statis, animasi, film, dan suara (Asmani, 2011: 242).
Menurut Smaldino dalam Anitah (2009: 180) multimedia berkenaan
dengan penggunaan berbagai jenis / bentuk media secara berurutan maupun
simultan dalam menyajikan suatu informasi. Multimedia merupakan kegiatan
interaktif yang sangat tinggi, mengajak pebelajar untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan memilih dan mengendalikan layar diantara jendela
informasi dalam penyajian media (Anitah, 2009: 81).
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan
film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna
dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh
multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game
(Daryanto, 2010: 49).
Dari beberapa uraian tersebut diatas, dapat kami simpulkan bahwa
multimedia merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
untuk menyampaikan informasi, sehingga informasi itu tersaji dengan lebih
menarik.
b. Karakteristik Multimedia
Perangkat multimedia memiliki karakteristik yang berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain, semua memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Menurut Asmani (2011), jenis dan ragam perangkat
multimedia ada 6, yaitu :
1) Teks (Text) Kelebihan penggunaan teks, yaitu; a)Teks dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang sifatnya padat (condensed); b) Teks dapat digunakan untuk menguraikan materi yang rumit dan kompleks, seperti rumus-rumus matematika atau untuk menjelaskan mengenai suatu proses yang panjang, missal proses fotosintesis atau reaksi kimia tertentu; c) Teknologi yang diperlukan untuk bisa menampilkan teks pada layar komputer relatif lebih sederhana bila dibandingkan teknologi yang diperlukan untuk menampilkan media lain; d) Sangat cocok sebagai media input maupun umpan balik (feedback). Kelemahan penggunaan teks, yaitu; a) Kurang kuat bila digunakan sebagai media untuk memberikan informasi yang sifatnya motivasi; b) Mata akan cepat lelah ketika siswa harus menyerap materi yang begitu banyak melalui teks yang panjang dan padat pada layar komputer.
2) Suara (Audio) Kelebihan penggunaan media suara; yaitu; a) Media audio sangat cocok digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi; b) Untuk menyampaikan materi-materi tertentu, media suara lebih disukai karena memungkinkan adanya peniruan atau pendekatan dari keadaan asli dari materi (misal pelajaran mengenai mengenal suara-suara binatang); c) Media audio dapat membantu siswa didik agar bisa lebih fokus pada materi yang dipelajari, karena siswa hanya menyimak dan tidak melakukan aktivitas lain. Kelemahan penggunaan media suara, yaitu; a) Perangkat audio memerlukan tempat penyimpanan file yang besar di dalam computer; b) Kelas audio juga mensyaratkan software dan hardware yang spesifik (dan mungkin mahal) agar suara dapat disampaikan melalui komputer.
3) Perangkat Grafis (Graphics) Kelebihan penggunaan perangkat grafis; yaitu; a) Lebih mudah dalam mengidentifikasi objek-objek; b) Lebih mudah dalam mengklasifikasi objek; c) Mampu menunjukkan hubungan spatial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dari suatu objek; d) Sangat membantu ketika guru hendak menjelaskan suatu konsep abstrak dalam sesuatu yang konkret.
4) Animasi Manfaat animasi, yaitu; a) Animasi mampu menunjukkan suatu ide atau konsep melalui contoh praktis, misalnya menggambarkan efek gravitasi pada suatu objek melalui tayangan tiga dimensi; b) Animasi sangat membantu untuk menjelaskan suatu konsep yang sulit dibayangkan prosesnya, misal penyerapan makanan ke dalam aliran darah atau bagaimana elektron bergerak untuk menghasilkan arus listrik; c) Animasi dapat menjelaskan konsep yang abstrak melalui sesuatu yang konkret, misal menjelaskan tegangan arus bolak balik dengan bantuan animasi grafik sinus yang bergerak; d) Animasi sangat bagus untuk menunjukkan suatu langkah prosedural dengan jelas karena disertai contoh dan gambar bergerak, misal cara melukis suatu segitiga dengan bantuan jangka.
5) Simulasi Manfaat penggunaan simulasi, yaitu; a) Menyediakan suatu tiruan, sebab bila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal atau berbahaya, misal simulasi melihat bentuk tegangan listrik dengan simulasi oscilloscope atau melakukan praktik menerbangkan pesawat dengan simulasi penerbangan; b) Menunjukkan suatu proses abstrak, di mana pengguna ingin melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut, misal perubahan frekuensi tegangan listrik bolak-balik yang melewati suatu kapasitor atau induktor.
6) Video Kelebihan penggunaan video, yaitu; a) Memaparkan keadaan riil dari suatu proses, fenomena, atau kejadian; b) Sebagai bagian yang terintegrasi dengan media lain (seperti teks atau gambar), video dapat memperkaya pemaparan; c) Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran secara lebih fokus. Hal ini sulit diwujudkan bila video disampaikan melalui media seperti televise; d) Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan cepat dalam menyampaikan pesan dibandingkan media teks; e) Menunjukkan dengan jelas suatu langkah procedural, misal cara melukis suatu segitiga sama sisi dengan bantuan jangka. Kelemahan penggunaan video, yaitu; a) Video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi, karena siswa harus mampu mengingat detail dari scene ke scene; b) Umumnya, pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks, sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi (hlm. 245-253).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perangkat multimedia
memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda antara yang satu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang lain. Sebagai contoh, teks memiliki kelemahan yaitu kurang kuat bila
digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi. Sedangkan suara
(audio) memiliki kelebihan yaitu sangat cocok digunakan sebagai media untuk
memberikan motivasi. Oleh karena itu kita sebagai calon pendidik harus bisa
menyesuaikan antara perangkat multimedia yang kita gunakan dengan materi
pelajaran yang akan kita ajarkan kepada siswa. Pada penelitian ini jenis dan
ragam perangkat multimedia yang digunakan yaitu teks, suara, dan video.
Daryanto (2011) menyatakan, karakteristik multimedia pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain (hlm. 51).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik multimedia
pembelajaran menggabungkan beberapa unsur media yang bersifat interaktif,
sehingga memberi kemudahan kepada pengguna.
c. Manfaat Multimedia
Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan
digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi
para guru dan siswa. Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh adalah
proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar
dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar
mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja serta sikap belajar siswa
dapat ditingkatkan (Daryanto, 2010: 50).
Anitah (2009) menyatakan bahwa, “Tujuan penggunaan multimedia
dalam pendidikan dan pelatihan adalah melibatkan pebelajar dalam
pengalaman multi sensori untuk meningkatkan kegiatan belajar” (hlm. 181).
Fenrich (1997), menyebutkan sejumlah keunggulan dari pembelajaran
yang memanfaatkan peranti multimedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keinginan mereka. Artinya, pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.
2) Siswa dapat belajar kapan saja mereka mau, tanpa harus terikat suatu waktu dan tempat yang telah ditentukan.
3) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, dan elektron.
4) Memperkecil benda-benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, atau gunung.
5) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet, atau berkembangnya bunga.
6) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, atau salju, serta menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, atau racun.
7) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. 8) Siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer), yang mampu
menyesuaikan diri dengan kemampuan dari siswa. 9) Siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh
umpan balik secara seketika. 10) Siswa menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui
keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan. 11) Siswa menikmati privasi, di mana mereka tak perlu malu saat
melakukan kesalahan. 12) Siswa dapat belajar saat kebutuhan muncul (just-in-time learning)
atau segera setelah mereka merasa membutuhkannya (Asmani, 2011: 258).
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan
penggunaan multimedia dalam pembelajaran yaitu terdapatnya berbagai output
yang tersaji yaitu teks, suara, animasi, grafis, simulasi, video yang dapat
ditangkap oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
minat dan daya tarik siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual
Dalam memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan
pengajaran yang ingin dicapai, selain itu kondisi siswa, kelas dan lingkungan
tempat belajar juga harus diperhatikan. Anitah (2009) berpendapat, “Model
adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu” (hlm. 45).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut Winataputra (2001), model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 3).
Joyce (1992) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta
didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Trianto, 2009:
22).
Seorang pakar pendidikan memberikan penjelasan bahwa : Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment) (Trianto, 2009: 107).
Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2009: 14), CTL adalah sebuah
proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di
dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,
yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademiknya dalam berbagai lingkungan baik di dalam maupun
di luar kelas untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan maupun
yang terjadi di dunia nyata (the Washington state Consorsium for CTL dalam
Anitah, 2009:49).
Dari beberapa uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
model pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan
antara materi pelajaran dengan keadaan atau situasi dunia nyata siswa,
sehingga apa yang di pelajari oleh siswa dapat lebih bermakna, karena siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menemukan dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
e. Dasar Teori Model Pembelajaran Kontekstual
Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu pebelajar
mengkonstruksi (membangun) sendiri informasi yang diterima. Dalam
pendekatan kontekstual, proses pembelajaran berlangsung secara alamiah
dalam bentuk kegiatan peserta didik yang bekerja dan mengalami. Pendekatan
ini bertitik tolak dari pragmatisme yang pernah dicetuskan oleh John Dewey,
yaitu bahwa belajar sebaiknya “melakukan sesuatu” (learning by doing) dan
menekankan pada minat serta pengalaman. Dengan mengalami sesuatu, maka
peserta didik akan memahami makna belajar, mengapa harus belajar, dan
bagaimana mencapainya. Dengan demikian akan mendorong peserta didik
untuk giat belajar karena apa yang dipelajari berguna bagi kehidupannya
(Anitah, 2009: 51).
Menurut Johnson dalam sugiyanto (2009:15), ada tiga pilar dalam sistem
Kontekstual (CTL) yaitu:
1) Kontekstual (CTL) mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan. Kesaling-bergantungan mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini jelas ketika subjek yang berbeda dihubungkan, dan ketika kemitraan menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan kornunitas.
2) Kontekstual (CTL) mencerminkan prinsip diferensiasi. Diferensiasi menjadi nyata ketika kontekstual (CTL) menantang para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing, untuk menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja sama, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan.
3) Kontekstual (CTL) mencerminkan prinsip pengorganisasian diri. Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilaian autentik, mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
jelas dan standar yang tinggi, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang membuat hati mereka bernyanyi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem kontekstual
mempunyai tiga pilar yaitu prinsip kesaling-bergantungan, prinsip diferensiasi,
dan prinsip pengorganisasian diri. Tiga pilar dalam sistem kontekstual ini
sangat menunjang demi kelancaran proses pembelajaran.
f. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Setiap model-model pembelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Menurut Trianto (2009:110),
CTL memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran
yang lain yaitu:
1) Kerja sama 2) Saling menunjang 3) Menyenangkan, mengasikkan 4) Tidak membosankan (joyfull, comfortable) 5) Belajar dengan bergairah 6) Pembelajaran terintegrasi 7) Menggunakan berbagai sumber siswa aktif
Menurut Wina Sanjaya (2008: 110), menyatakan bahwa terdapat lima
karakteristik penting dalam proses pembelajaran Kontekstual (CTL) yaitu:
1) Dalam Kontekstual (CTL) pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge) artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya pengetahuan bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5) Melakukan refleksi (reflecting knowlwdge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa di dalam pembelajaran
kontekstual terdapat beberapa karakteristik yang membedakan dengan model
pembelajaran yang lain diantaranya yaitu antara lain kerja sama, saling
menunjang, menyenangkan, dan tidak membosankan. Karena dalam
kontekstual pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru yang
bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini. Selain itu pengetahuan
baru yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,
sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
g. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual tersusun atas berbagai komponen.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 118), pembelajaran berbasis CTL melibatkan
tujuh komponen utama dalam pembelajaran, yakni:
1) Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Didalam pembelajaran CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Atas dasar asumsi yang mendasari itulah, maka penerapan asas konstruktivisme dalam pembelajaran melalui CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.
2) Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Dengan demikian melalui proses berpikir sistematis, di harapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis yang kesemuannya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.
3) Bertanya (Questioning). Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Masyarakat Belajar (Learning Community). Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah.
5) Pemodelan (Modeling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.
6) Refleksi (Reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan hasil belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam model
pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen yaitu konstruktivisme,
inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata.
Pembelajaran dengan model kontekstual dapat berjalan dengan baik apabila
guru dapat menerapkan tujuh komponen tersebut.
h. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development
(CORD) didalam Agus Suprijono (2010: 84), penerapan strategi pembelajaran
kontekstual digambarkan sebagai berikut:
1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dirancang guru membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna.
2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, peserta didik berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.
3) Appliying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.
4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboartif dan kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif.
5) Transferring, belajar menekankan terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan
strategi pembelajaran kontekstual dimulai dari menghubungkan materi
pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata siswa, kemudian mencoba dan
menerapkan hal yang dipelajari dengan bekerja sama dan diakhiri dengan
proses transfer ilmu.
i. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual
Untuk menerapkan model pembelajaran kotekstual dalam kelas, kita
harus melaksanakan langkah-langkahnya dengan tepat. Menurut Sugiyanto
(2009: 22), secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1) Kembangkan pemikiran anak bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya!
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik! 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya! 4) Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok)! 5) Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran! 6) Lakukan refleksi di akhir penemuan! 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara!
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran kontekstual dalam kelas tidak terlepas dari tujuh komponen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan diakhiri dengan penilaian nyata.
j. Kelebihan dan Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)
a) Kelebihan CTL (Contextual Teaching and Learning)
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional,
akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan
‘menghafal’.
b) Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)
1) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL,
guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa.
Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan
demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ‘penguasa’
yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa
agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar
tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
(http://sheilajrina.wordpress.com/2011/11/19/pembelajaran-
kontekstual -contextual-teaching-and-learning-ctl/)
2. Hakikat Hasil Belajar PKn Materi Organisasi
a. Pengertian Belajar
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 78).
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan (Pribadi,
2009: 6). Sedangkan menurut Robert Heinich dkk dalam Pribadi (2009: 6),
belajar diartikan sebagai “…development of new knowledge, skill, or attitudes
as individual interact with learning resources”, yang berarti belajar merupakan
sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-
sumber belajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh kompetensi berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil dari pengalaman dalam
interaksi dengan lingkungan.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2010: 5).
Menurut Soedijarto di dalam Purwanto (2010: 46), mendefinisikan hasil belajar
sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Winkel di dalam Purwanto (2010: 45), mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada
taksonomi pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikimotorik.
Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun atas enam tingkatan: (1)
pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehention), (3) penerapan
(aplication), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), (6) evaluasi
(evaluation).
Dalam ranah afektif terdiri atas lima tingkatan, yaitu: (1) penerimaan
(receiving), (2) merespon jawaban (responding), (3) penilaian (valuing), (4)
pengorganisasian (organizing), (5) karakterisasai nilai (characterization).
Dalam ranah psikomotorik ada enam tingkatan: (1) gerakan refleks
(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, (2) keterampilan pada gerakan-
gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual. Kombinasi dari kemampuan
kognitif dan gerakan, (4) kemampuan fisik meliputi ketahanan, kekuatan,
kelenturan, dsb, (5) gerakan terlatih, (6) nondiscoursive communication
meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan sikap dan perilaku manusia yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar dalam waktu
tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn adalah perubahan
dalam diri siswa setelah belajar PKn yang mengacu pada kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor.
b. Pengertian PKn
Menurut Soemantri dalam Ruminiati (2007:1-25), PKn (n) adalah
Pendidikan Kewarganegaraan yaitu pendidikan yang menyangkut status formal
warga negara yang yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006: 13).
Istilah kewarganegaraan digunakan dalam perundangan mengenai
status formal warga negara dalam suatu negara, pasalnya sebagaimana
diatur dalam UU No. 2 tahun 1949 dan peraturan tentang diri
kewarganegaraan serta peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan
status sebagai warga negara Indonesia bagi orang-orang atau warga negara
asing. Namun demikian, kedua konsep tersebut kini digunakan untuk kedua-
duanya dengan istilah kewarganegaraan yang secara konseptual diadobsi
dari konsep cityzenship, yang secara umum diartikan sebagai hal-hal yang
terkait pada status hukum (legal standing) dan karakter warga negara.
Sebagaimana digunakan dalam perundang-undangan kewarganegaraan
untuk status hukum warga negara, dan pendidikan kewarganegaraan untuk
program pengembangan karakter warga negara secara kulikuler (Udin S.
Winataputra, 2008: 1.4).
c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga
negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan menurut Mulyasa dalam Ruminiati (2007: 1-26) adalah
untuk menjadikan siswa:
1. Mampu berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kigiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.
3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Menurut Winatapura (2008: 1.11), peran PKn dalam proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui
pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas
peserta didik dalm proses pembelajaran maka melalui PKn sekolah perlu
dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan ketrampilan
hidup dan kehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan
demokrasi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD adalah
untuk menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara
yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Ruang lingkup pembelajaran PKn pada kelas V semester 2 yaitu :
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami kebebasan
berorganisasi.
3.1 Mendeskripsikan pengertian
organisasi.
3.2 Menyebutkan contoh organisasi di
sekolah dan masyarakat.
3.3 Menampilkan peran serta dalam
pemilihan organisasi di sekolah
4. Menghargai
keputusan bersama.
4.1 Mengenal bentuk keputusan bersama.
4.2 Mematuhi keputusan bersama.
e. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-
organisasi/). Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur untuk
bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Setiati Widihastuti dan
Fajar Rahayuningsih, 2008: 58). Menurut Edgar H.Schein dalam Pandji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Anoraga dan Sri Suyati (1995: 4), organisasi adalah koordinasi sejumlah
kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan
bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian
wewenang dan tanggung jawab.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
sekumpulan orang atau kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut
melalui kerjasama.
f. Unsur-Unsur Organisasi (Suprihatin, 2006: 2)
1) Anggota
Anggota dalam organisasi adalah manusia. Orang yang berkecimpung
dalam sebuah organisasi disebut organisator.
2) Tempat
Setiap organisasi selalu memiliki tempat atau sekretariat di mana
organisasi itu didirikan. Mungkin saja tempat organisasi itu di dalam
kelas yang tujuannya melaksanakan tugas dari guru. Selain itu, ada juga
organisasi yang tempatnya di kantor-kantor, lembaga pemerintahan, dan
masyarakat.
3) Tujuan
Setiap organisasi yang dibentuk, tentunya memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan setiap organisasi berbeda-beda. Misalnya, membentuk
organisasi kelompok belajar dengan tujuan agar belajar lebih efektif dan
hasil belajar menjadi lebih baik.
4) Struktur
Struktur artinya hubungan kerjasama antar bagian. Dalam organisasi,
haruslah tercipta hubungan kerjasama yang baik antar bagian. Misalnya,
struktur organisasi di sekolah yang terdiri atas ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Setiap bagian tersebut memiliki
tugas dan menjalankan fungsinya masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
g. Ciri-Ciri Organisasi (Suprihatin, 2006: 4)
1) Ada suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal.
2) Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling
berhubungan dalam kesatuan kegiatan organisasi.
3) Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa
pemikiran dan tenaga kerja.
4) Adanya wewenang, koordinasi, dan pengawasan.
5) Adanya perumusan tujuan yang ingin dicapai secara bersama-sama.
h. Prinsip-Prinsip Organisasi (Suprihatin, 2006: 4)
1) Mempunyai tujuan yang jelas.
2) Memiliki struktur organisasi.
3) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
4) Organisasi harus bersifat fleksibel.
5) Organisasi harus memiliki kepemimpinan.
i. Fungsi Organisasi
Organisasi kemasyarakatan berfungsi sebagai berikut (Suprihatin, 2006: 7)
1) Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya.
2) Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
melakukan tujuan organisasi.
3) Wadah peran serta dalam usaha mensukseskan pembangunan nasional.
4) Sarana penyalur aspirasi anggota sebagai sarana komunikasi timbale
balik antara anggota dan antar organisasi kemasyarakatan dengan
organisasi kekuatan politik, badan permusyawaratan/perwakilan rakyat
dan pemerintah.
j. Pengurus Organisasi (Suprihatin, 2006: 4)
1) Ketua, bertugas mengurus organisasi, menandatangani surat, memimpin
rapat, dan membuat rencana kerja. Tugas ketua dapat digantikan oleh
wakil ketua, jika ketua berhalangan hadir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Sekretaris, bertugas membantu ketua dalam mengurus organisasi,
membuat agenda organisasi, membuat surat-surat, dan mengarsipkan
surat-surat.
3) Bendahara, bertugas membantu ketua dalam mengurus organisasi,
mengurus keuangan, dan membuat laporan keuangan.
k. Jenis Organisasi (Mastur dkk, 2007: 44)
Organisasi menurut jenisnya dibedakan sebagai berikut :
1) Organisasi Sosial
Organisasi sosial banyak didirikan di lingkungan masyarakat. Organisasi
ini dibentuk dan didirikan semata-mata untuk kegiatan sosial atau
membantu kepentingan umum. Salah satu kegiatannya adalah memberi
bantuan bagi orang-orang yang sangat membutuhkan. Misalnya,
menyalurkan bantuan untuk:
a) korban bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi.
b) membantu fakir miskin.
c) membantu yatim piatu.
d) membantu kaum duafa.
2) Organisasi Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan merupakan organisasi yang ada di
lingkungan masyarakat. Misalnya organisasi di desa yang merupakan
binaan kepala desa atau lurah. Contoh organisasi kemasyarakatan adalah
LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) dan BPD (Badan
Permusyawaratan Desa).
3) Organisasi Politik
Organisasi politik dibentuk dengan tujuan sebagai sarana atau jembatan
yang mempertemukan aspirasi rakyat dengan pemerintah. Organisasi
politik yang ada di Indonesia sekarang ini merupakan organisasi dengan
ruang lingkup kepartaian. Contohnya partai Golkar, partai Demokrat.
4) Organisasi Massa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Organisasi massa adalah suatu kesatuan atau susunan yang dibentuk
dengan menggerakkan massa atau orang-orang dengan profesi tertentu.
Contoh organisasi massa antara lain AMPI (Angkatan Muda
Pembaharuan Indonesia), KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).
5) Organisasi Berbadan Hukum
Pembentukan organisasi berbadan hukum erat kaitannya dengan usaha
orang-orang dalam pemenuhan kebutuhan hidup atau pekerjaan. Contoh
organisasi berbadan hukum antara lain kospin (Koperasi Simpan Pinjam),
PT (Perseroan Terbatas).
6) Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan
latar belakang yang sama dengan tujuan untuk menjalin komunikasi dan
kerukunan antarumat beragama. Contoh organisasi keagamaan antara
lain MUI (Majelis Ulama Indonesia), PGI (Persatuan Gereja Indonesia).
l. Syarat Berdirinya Organisasi (Mastur dkk, 2007: 43)
1) Berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
2) Mempunyai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
3) Mempunyai struktur organisasi.
4) Mendapat izin mendirikan organisasi.
m. Struktur Organisasi (Suprihatin, 2006: 3)
Struktur artinya hubungan kerja sama antar bagian. Dalam struktur
organisasi terdapat susunan dan pembagian kerja. Susunan kepengurusan
sebuah organisasi adalah sebagai berikut.
1) Penasehat : Memberi saran, nasihat, petunjuk, peringatan, atau teguran
terhadap jalannya organisasi.
2) Ketua : Memimpin organisasi.
3) Wakil ketua : Membantu atau menggantikan tugas ketua apabila sedang
berhalangan.
4) Sekretaris : Melaksanakan pekerjaan administrasi dan surat menyurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
5) Bendahara : Bertanggung jawab memegang atau mengelola keuangan.
n. Contoh Organisasi di Lingkungan Sekolah (Suprihatin, 2006: 17)
1) Koperasi sekolah
Koperasi sekolah adalah usaha bersama yang didirikan untuk
kesejahteraan seluruh anggotanya. Koperasi sekolah didirikan sebagai
tempat penyimpanan uang sekaligus tempat meminjam. Selain itu,
koperasi sekolah juga menyediakan barang-barang keperluan sekolah
bagi anggotanya.
Tujuan pendirian koperasi sekolah adalah sebagai berikut :
a) Memberi bekal kepada siswa secara langsung dalam hal pemenuhan
berbagai barang kebutuhan sekolah.
b) Mendidik para siswa agar memiliki jiwa setia kawan, saling
menghargai, kesamaan derajat, dan gotong royong antar sesamanya.
c) Menumbuhkan rasa cinta para siswa pada sekolahnya.
d) Menumbuhkan serta mengasah pendidikan demokrasi, kreativitas,
kemampuan, dan pengetahuan.
2) Dokter kecil
Dokter kecil adalah murid-murid kelas IV, V, dan VI SD yang terpilih
menjadi penggerak, pembimbing, dan teladan bagi teman-temannya di
sekolah dan lingkungannya dalam berperilaku hidup sehat. Dokter kecil
juga merupakan ujung tombak pelaksanaan UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah).
3) Pramuka
Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, artinya rakyat
muda yang suka bekerja. Anggota gerakan pramuka berusia antara 7
sampai dengan 25 tahun. Mereka berkedudukan sebagai peserta didik,
yaitu sebagai pramuka Siaga, pramuka Penggalang, dan pramuka
Pandega.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Komite sekolah
Komite sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang berfungsi
mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,
pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di setiap satuan
pendidikan atau sekolah. Tujuan pembentukan komite sekolah
diantaranya sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program
pendidikan di tiap satuan pendidikan.
5) Polisi kecil
Polisi kecil merupakan program pembinaan keamanan dan ketertiban
yang diarahkan bagi murid-murid kelas IV, V, dan VI SD. Tugas mereka
adalah membantu polisi untuk mengatur lalu lintas di depan sekolahnya.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Fajar Sidiq Setiawan dalam skripsinya
dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Peserta Didik Kelas V SDN 01 Jetis Jaten Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011.” Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPS
peserta didik kelas V SDN 01 Jetis Jaten Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011. Peningkatan hasil belajar IPS tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya nilai hasil belajar IPS peserta didik pada setiap siklus yaitu
sebelum tindakan (prasiklus) nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik 62,2
dimana peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 65 hanya 10
peserta didik (34,5 %), siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPS meningkat
menjadi 67,7 sebanyak 18 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (62%),
dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik meningkat lagi
menjadi 72,2 dengan 23 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (79%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29 2. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Bambang Wasiatmoko dalam skripsinya
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan
Penggunaan Media Video Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pajang
1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis deskripsi siswa
setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan media video. Hal itu
ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum dan
sesudah tindakan. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa secara klasikal adalah
57,84, pada siklus I sebesar 64,78, pada siklus II sebesar 71,98. Dengan
demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan
media video dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pajang 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal, hasil belajar PKn materi organisasi pada siswa kelas V
SD N Kartasura 07, tergolong rendah, terbukti dari 12 siswa mempunyai nilai di
bawah KKM. Sebenarnya materi organisasi merupakan materi yang bersifat
konkret karena materi tersebut dapat dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-
hari. Pada kenyataan dalam pembelajaran di kelas, terdapat beberapa masalah
diantaranya guru dalam menyampaikan materi hanya dengan ceramah dan jarang
menggunakan media. Materi yang disampaikan menjadi bersifat abstrak dan sulit
dipahami oleh siswa. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Menyadari keadaan tersebut, pembelajaran PKn pokok bahasan
organisasi harus digunakan multimedia dan model pembelajaran kontekstual
untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi pada siswa kelas V SD N
Kartasura 07.
Multimedia merupakan gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik,
suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan.
Multimedia diharapkan akan mempermudah guru dalam menjelaskan suatu
konsep yang abstrak menjadi konkret dan mudah dipahami siswa. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 tayangan multimedia yang menarik akan membuat siswa termotivasi dan antusias
dalam mengikuti pelajaran.
Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
autentik (authentic assessment), diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn
materi organisasi.
Dengan demikian, penggunaan multimedia dan model pembelajaran
kontekstual diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi
siswa kelas V SD N Kartasura 07.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh kerangka pemikiran dalam
penelitian pada gambar 2.1:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
“Melalui penerapan penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD
N Kartasura 07 Tahun 2012”.
Hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V rendah
Siklus I
Dengan target ketercapaian 70 % siswa memperoleh nilai ≥ 70 (KKM)
Siklus II
Dengan target ketercapaian 80 % siswa memperoleh nilai ≥ 70 (KKM)
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru belum menggunakan metode inovatif dan belum menggunakan multimedia pada pembelajaran PKn materi organisasi
Pembelajaran PKn materi organisasi menggunakan multimedia dan model pembelajaran kontekstual
Hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 dapat meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri Kartasura 07 pada siswa kelas
V tahun pelajaran 2011/2012. Tempat tersebut dipilih dengan pertimbangan di
sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang, lokasinya
mudah terjangkau oleh peneliti karena letaknya sangat strategis dekat dengan
jalan raya sehingga dapat dijangkau menggunakan alat transportasi umum.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Kartasura 07 Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V semester II
tahun ajaran 2011/2012 selama 7 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan
Juli 2012. Adapun jadwal penelitian dibagi dalam tabel berikut:
Tabel 3.1: Rincian Kegiatan Penelitian
No
Jenis
Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan, pengajuan, dan seminar proposal.
2. Persiapan
penelitian
3. Pelaksanaan
Siklus I
4. Pelaksanaan
siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
5. Analisis data
6. Penyusunan laporan
7. Ujian skripsi
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kartasura 07 tahun
pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan
jumlah 21 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang telah dikumpulkan berasal dari berbagai sumber.
Sumber data atau informasi tersebut antara lain :
1. Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari narasumber. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
guru kelas V SD N Kartasura 07 dan siswa kelas V SD N Kartasura 07 yang
berupa hasil wawancara dan hasil tes materi organisasi.
2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa hasil
observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SD N Kartasura 07 dan guru
kelas V SD N Kartasura 07.
D. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
1. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan adalah
observasi (penggalian / pengambilan data). Menurut Iskandar (2009: 68),
observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Dalam penelitian tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kelas yang dilakukan di SD N Kartasura 07 ini, observasi dilakukan pada siswa
kelas V dan guru kelas V SD N Kartasura 07. Observasi disini dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa ketika
pembelajaran di dalam kelas.
2. Wawancara
Teknik wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi dari guru
mengenai hasil belajar PKn materi organisasi. Sutama (2010) berpendapat,
”Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada subyek yang diteliti” (hlm. 34). Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan kepada guru kelas V SD N Kartasura 07. Hasil
wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar PKn
materi organisasi sebelum dan sesudah menggunakan multimedia dan model
pembelajaran kontekstual.
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Sutama (2010)
menyatakan bahwa, “Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang dijadikan penetapan skor angka” (hlm.35). Dalam penelitian ini,
tes diberikan kepada siswa kelas V SD N Kartasura 07 yang berjumlah 21
siswa. Tes yang diberikan yakni tes tertulis yaitu tes yang dilakukan secara
tertulis baik pertanyaannya maupun jawabannya.
E. Uji Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
menarik suatu kesimpulan. Suharsimi Arikunto (2006) berpendapat bahwa,
“Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen” (hlm. 168). Di dalam penelitian ini untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
Adapun yang dimaksud kedua hal tersebu tadalah:
1. Triangulasi Sumber Data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran
data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain, misalnya
data tentang kesulitan-kesulitan guru kelas V SD N Kartasura 07 dalam
mengajarkan pembelajaran PKn materi organisasi dan data nilai hasil belajar
PKn materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07.
2. Triangulasi Metode yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan
metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan
wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya diuji dengan
pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik tes pada siswa kelas V
SD N Kartasura 07 untuk mengetahui data nilai hasil belajar PKn materi
organisasi. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan
data yang berbeda tersebut kemudian ditarik kesimpulan sehingga data benar-
benar mendekati kevalidan.
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data secara interaktif. Teknik analisis data interaktif menurut Miles
dan Hubermen (2007) terdapat tiga langkah yang meliputi, (1) reduksi data, (2)
penyajian data, (3) penarikan kesimpulan (verifikasi) (hlm. 16-21).
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi
data mentah menjadi informan yang bermakna. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hasil belajar sebelum tindakan, serta hasil observasi
terhadap guru dan siswa SD N Kartasura 07.
2. Sajian data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi format matriks, representasi grafis, dan
sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah
terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat,
tetapi mengandung pengertian yang luas.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan indikator kinerja penelitian. Sarwiji
Suwandi (2009: 70) menyatakan bahwa, indikator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau
keefektifan penelitian. Pada penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman
keberhasilan adalah peningkatan hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V
SD N Kartasura 07. Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa
yang memperoleh nilai ≥ 70 mencapai 70% dari jumlah siswa. Pada siklus II
pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
mencapai 80% dari jumlah siswa.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2008), ”Ada
empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi” (hlm. 16). Hubungan keempat tahapan tersebut
menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Rancangan
tahapan penelitian ini digambarkan pada gambar 3.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber : Suharsimi Arikunto, dkk, 2008 : 16)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (action research). Adapun langkah-langkah pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahap, yakni : tahap
perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan
(observing), dan tahap refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya setiap tahap
dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan silabus,
(2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan, (3) latihan
simulasi media pembelajaran yang sesuai (4) menyiapkan soal evaluasi
untuk siklus I, (5) menyiapkan lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
perencanaan
Siklus I
pengamatan
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
Dan seterusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan 2 pertemuan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus I sebagai
berikut:
1) Guru menggunakan media pembelajaran PKn tentang organisasi
dengan menggunakan multimedia dan model pembelajaran
kontekstual di kelas V SD N Kartasura 07, sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I, yaitu dengan mengajarkan; (a)
pengertian organisasi; (b) unsur, ciri-ciri, pengurus, dan prinsip-
prinsip dalam organisasi; (c) jenis organisasi.
2) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain
dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan secara kolaborasi dengan mengamati
proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan
pada poin-poin dalam pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti
dengan guru kelas.
d. Tahap Refleksi
Dalam kegiatan refleksi, observer dan peneliti melakukan
penilaian dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul saat
pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki. Pada siklus I
diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa yaitu 76,19% atau 16 siswa
tuntas belajar, maka peneliti dan observer berdiskusi untuk menyusun
rencana perbaikan tindakan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. TahapPerencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi; (1) penyusunan silabus,
(2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan, (3) latihan
simulasi media pembelajaran yang sesuai (4) menyiapkan soal evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
untuk siklus II, (5) menyiapkan lembar penilaian, (6) menyiapkan lembar
observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru menggunakan media pembelajaran PKn tentang organisasi
dengan menggunakan multimedia dan model pembelajaran kontekstual di
kelas V SD N Kartasura 07, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) II, yaitu dengan mengajarkan; (a) fungsi organisasi;
(b) syarat berdirinya organisasi; (c) struktur organisasi.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan secara kolaborasi dengan mengamati
proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada
poin-poin dalam pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan
guru kelas.
d. Tahap Refleksi
Dalam kegiatan refleksi, observer dan peneliti melakukan penilaian
dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil akan menentukan
perlu tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Sasaran dari evaluasi
pada siklus II berhasil jika pada siklus II 80% siswa memperoleh nilai ≥
70 (KKM). Berdasarkan analisis hasil belajar PKn materi organisasi, Pada
siklus II diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa yaitu 85,71% atau
18 siswa tuntas belajar maka penelitian dihentikan sampai siklus II.