perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penggunaan ......sarjana pendidikan program studi...

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07 TAHUN 2012 Oleh: WAHYU FAJAR PRASETYO K7108253 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: truongbao

Post on 25-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI

SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07

TAHUN 2012

Oleh:

WAHYU FAJAR PRASETYO

K7108253

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

 

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Wahyu Fajar Prasetyo

NIM : K7108253

Jurusan/Program Studi : IP/PGSD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MULTIMEDIA

DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI

ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07 TAHUN 2012” ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 28 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Wahyu Fajar Prasetyo

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii 

 

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI

SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07

TAHUN 2012

Oleh:

WAHYU FAJAR PRASETYO

K7108253

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

 

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

DENGAN MATERI ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07

TAHUN 2012

Oleh :

Nama : Wahyu Fajar Prasetyo

NIM : K7108253

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 27 Juli 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. A. Dakir, M. Pd

NIP. 19491106 197603 1 001

Pembimbing II

Drs. Samidi, M. Pd

NIP. 19511108 198803 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi  

ABSTRAK

Wahyu Fajar Prasetyo. PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07 TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi melalui penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Kartasura 07 yang berjumlah 21 siswa. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas data dengan menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles dan Huberman) yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012. Peningkatan hasil belajar PKn materi organisasi tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil belajar PKn materi organisasi pada setiap siklus. Nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 72,14 dengan ketuntasan klasikal 42,86%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,38 dengan ketuntasan klasikal 76,19%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,09 dengan ketuntasan klasikal 85,71%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012. Kata kunci: Hasil belajar PKn materi organisasi, multimedia dan model pembelajaran kontekstual.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT Wahyu Fajar Prasetyo. THE USE OF MULTIMEDIA AND CONTEXTUAL LEARNING MODEL IN ATTEMPTS OF IMPROVING LEARNING PERFORMANCE OF PKn SUBJECT MATTER WITH TOPIC OF STUDENTS ORGANIZATION AMONG 5TH GRADE STUDENTS OF SD N KARTASURA 07 OF 2012. Minithesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012.

Purpose of the research is to improve learning performance of PKn subject of student organization topic among 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012.

The research is a classroom action research taking place for 2 cycles. Each cycle consists of 4 stages, namely, planning, action implementation, observation and reflection. Subject of the research is 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012 amounting to 21 students. Data of the research consists of primary and secondary data. Data is collected by using observation, interview, and test techniques. Data analysis of the research is interactive-analytic model (Miles and Huberman) comprising three phases, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

Based on the classroom action research that had been conducted in two cycles, then it can be concluded that the use of multimedia and contextual learning model can improve learning performance of PKn subject matter with topic of students organization among 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012. The improvement of learning performance of PKn subject matter with topic of students organization can be seen from increased grade of the PKn subject matter learning with topic of students organization at every cycle. Average grade of initial (precycle) condition was 72.14 with classical completeness was 42.86%, At cycle I, the average class grade increased to 76.38 and classical completeness was 76.19%. At cycle II, the average class grade increased to 82.09 and classical completeness was 85.71%.

So it can be concluded that the implementation the use of multimedia and contextual learning model can improve learning performance of PKn subject matter with topic of students organization among 5th grade students of SD N Kartasura 07 of 2012. Key words: Learning performance of PKn subject matter with topic of

organization, multimedia and contextual learning model

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah

urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.” (QS.

Al-Insyirah : 6-8)

Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat

Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)

kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami

datangkan sebanyak itu (pula)”.

(Q.S. Al-Kahfi: 109)

Raihlah mimpi dan cita-citamu selagi kau masih mampu untuk meraihnya. (Penulis)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Kedua orang tuaku yang selalu membimbingku, menasehati, dan mendoakan

yang terbaik bagiku.

Mbak Istu yang telah banyak membantu memberikan motivasi, semangat, dan

doa untukku.

Teman-teman S1 PGSD angkatan 2008 yang selalu memberikan inspirasi dan

semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi.

Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Almamaterku

tercinta.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula

skripsi dengan judul “Penggunaan Multimedia dan Model Pembelajaran

Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Dengan Materi Organisasi

Siswa Kelas V SD N Kartasura 07 Tahun 2012” ini dapat terselesaikan dengan

baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan

izin penulisan skripsi.

4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang memberikan

arahan dan motivasinya.

5. Drs. A. Dakir, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. Samidi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dukungan, dan dorongan yang sangat membantu dalam penulisan

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara

tulus ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.

8. Ibu Herry Trihanani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N Kartasura 07 yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi 

 

9. Ibu Siti Choiriyah, S.Pd selaku Guru Kelas V SD N Kartasura 07 yang

dengan senang hati membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga semua kebaikan dan bantuan

dari semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

1. Hakikat Multimedia dan Model Pembelajaran Kontekstual 7

a. Pengertian Multimedia ................................................. 7

b. Karakteristik Multimedia .............................................. 8

c. Manfaat Multimedia ..................................................... 10

d. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual ............... 11

e. Dasar Teori Model Pembelajaran Kontekstual ............. 13

f. Karakteristik Pembelajaran Kontestual ........................ 14

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

 

g. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual .............. 15

h. Strategi Pembelajaran Kontekstual ............................... 16

i. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ............... 17

j. Kelebihan dan Kelemahan CTL ................................... 18

2. Hakikat Hasil Belajar PKn Materi Organisasi ................... 19

a. Pengertian Belajar ........................................................ 19

b. Pengertian PKn............................................................. 20

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ............... 21

d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . 22

e. Pengertian Organisasi................................................... 22

f. Unsur-unsur Organisasi ................................................ 23

g. Ciri-ciri Organisasi ....................................................... 24

h. Prinsip-prinsip Organisasi ............................................ 24

i. Fungsi Organisasi ......................................................... 24

j. Pengurus Organisasi ..................................................... 24

k. Jenis Organisasi ............................................................ 25

l. Syarat Berdirinya Organisasi ....................................... 26

m. Struktur Organisasi ...................................................... 26

n. Contoh Organisasi di Lingkungan Sekolah ................. 27

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 28

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 29

D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 32

1. Tempat Penelitian .............................................................. 32

2. Waktu Penelitian ................................................................ 32

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 33

C. Sumber Data ............................................................................ 33

D. Pengumpulan Data .................................................................. 33

E. Uji Validitas Data ..................................................................... 34

F. Analisis Data……………………………………………. ....... 35

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

 

G. Indikator Kinerja Penelitian ..................................................... 36

H. Prosedur Penelitian .................................................................. 36

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................ 40

A. Deskripsi Pratindakan .............................................................. 40

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ..................................... 44

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ...................................... 44

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ..................................... 54

C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................... 63

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 68

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 71

A. Simpulan ................................................................................. 71

B. Implikasi .................................................................................. 71

C. Saran ........................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN .................................................................................................. 76

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Penelitian ........................................................ 32

Tabel 4.1. Data Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan pada Mata Pelajaran

PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N Kartasura 07 ........ 41

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan

pada Mata Pelajaran PKn Materi Organisasi .............................. 42

Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Melakukan Tindakan

pada Mata Pelajaran PKn Materi Organisasi ................................ 43

Tabel 4.4. Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siklus I .............. 51

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi

Organisasi pada Siklus I ................................................................. 51

Tabel 4.6. Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Materi

Organisasi pada Siklus I ................................................................. 53

Tabel 4.7. Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi pada Siklus II .... 60

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar PKn Materi

Organisasi pada Siklus II ............................................................... 61

Tabel 4.9. Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Materi

Organisasi pada Siklus II ............................................................... 62

Tabel 4.10. Perbandingan Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi dari

Sebelum tindakan, Siklus I, dan Siklus II ....................................... 63

Tabel 4.11.Data Distribusi Frekuensi Perbandingan Nilai Hasil Belajar

PKn Materi Organisasi Sebelum Tindakan, Siklus I, dan

Siklus II ......................................................................................... 64

Tabel 4.12.Perbandingan Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi,

dan Rata-rata Nilai Siswa pada Pratindakan, Siklus I,

dan Siklus II .................................................................................. 66

Tabel 4.13.Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pratindakan,

Siklus I, dan Siklus II .................................................................... 67

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................. 31

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 37

Gambar 4.1. Grafik Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan pada

Mata Pelajaran PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V

SD N Kartasura 07 .................................................................. 42

Gambar 4.2. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Melakukan

Tindakan ................................................................................. 43

Gambar 4.3. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus I ........................................................................... 52

Gambar 4.4. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ...................... 53

Gambar 4.5. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus II .......................................................................... 61

Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II .................... 62

Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Belajar PKn

Materi Organisasi pada Pratindakan, Siklus I,

dan Siklus II ............................................................................ 65

Gambar 4.8. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Rata-rata,

dan Nilai Tertinggi pada Pratindakan,

Siklus I,dan Siklus II ............................................................. 66

Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 67

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kriteria Ketuntasan Mimimal ................................................ 77

Lampiran 2 Wawancara Guru sebelum Tindakan ...................................... 78

Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Kondisi Awal ................................................................. 80

Lampiran 4 Silabus .................................................................................... 82

Lampiran 5 RPP Siklus I Pertemuan 1....................................................... 84

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ......................... 94

Lampiran 7 RPP Siklus I Pertemuan 2..................................................... 95

Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ......................... 104

Lampiran 9 RPP Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 105

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................ 115

Lampiran 11 RPP Siklus II Pertemuan 2 ..................................................... 116

Lampiran 12 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ......................... 126

Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 127

Lampiran 14 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ......................................... 130

Lampiran 15 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ....................................... 133

Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ....................................... 136

Lampiran 17 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus I Pertemuan 1 ....................................................... 139

Lampiran 18 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus I Pertemuan 2……………………………… ...... 140

Lampiran 19 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus I ........................................................................... 141

Lampiran 20 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 142

Lampiran 21 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus II Pertemuan 2 ...................................................... 143

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

 

Lampiran 22 Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

pada Siklus II .......................................................................... 144

Lampiran 23 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa

Siklus I Pertemuan 1 ................................................................ 145

Lampiran 24 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa

Siklus I Pertemuan 2 ................................................................ 148

Lampiran 25 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa

Siklus II Pertemuan 1 .............................................................. 151

Lampiran 26 Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa

Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 154

Lampiran 27 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru

Siklus I Pertemuan 1 ................................................................ 157

Lampiran 28 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru

Siklus I Pertemuan 2 ................................................................ 162

Lampiran 29 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru

Siklus II Pertemuan 1 .............................................................. 167

Lampiran 30 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru

Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 172

Lampiran 31 Lembar Wawancara Guru Setelah Tindakan .......................... 177

Lampiran 32 Dokumentasi Siklus I dan II…………………………………..179

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Perkembangan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh

informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah. Pengaruh perkembangan

teknologi memberikan berbagai dampak yang positif dalam dunia pendidikan. Hal

tersebut terbukti dengan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan yang

semakin berkembang pesat dan banyak dipakai. Salah satunya adalah kegiatan

pembelajaran di sekolah sudah banyak menggunakan media pembelajaran yang

mengikuti kemajuan zaman atau teknologi.

Penggunaan multimedia merupakan salah satu media pembelajaran yang

berkembang saat ini. Perkembangan teknologi multimedia telah merubah cara

seseorang untuk memperoleh informasi, untuk belajar, dan sebagainya.

Multimedia menyediakan peluang bagi guru untuk mengembangkan teknik

pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Penggunaan

multimedia bagi pelajar, diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menyerap

informasi secara cepat.

Daryanto (2010) berpendapat, Multimedia terbagi menjadi dua kategori,

yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu

multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat

dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),

contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang

dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna

sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game

(hlm. 49).

Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan

secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru

dan siswa. Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh adalah proses

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

  

pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat

dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar

dapat dilakukan di mana dan kapan saja serta sikap belajar siswa dapat

ditingkatkan (Daryanto, 2010: 50).

Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

menggunakan media pembelajaran sangat diperlukan, karena hal ini dapat

mengurangi verbalisme pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu

menggunakan media pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk dapat lebih memahami suatu materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas, 2008: 97). Mata pelajaran PKn berhubungan dengan sikap atau

mental anak. Di SD anak mulai dikenalkan dengan sikap saling menghargai dan

menghormati orang lain melalui mata pelajaran PKn. Tujuan PKn adalah untuk

membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik (Ruminiati, 2007: 1-

26). Dalam Depdiknas (2008: 97) menyebutkan tujuan pendidikan PKn di SD

yaitu:

(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V SD

Negeri Kartasura 07, siswa kelas V SD Negeri Kartasura 07 hasil belajar PKn

pokok bahasan organisasi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi

pada pokok bahasan organisasi hanya 9 siswa dari 21 siswa kelas V atau sekitar

42,86% siswa yang nilainya sama atau diatas KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). Sedangkan 12 siswa atau sekitar 57,14% nilainya masih dibawah

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

  

KKM, nilai tertinggi yang dicapai siswa 90 dan nilai terendah 50 dengan nilai

rata-rata 72,14. Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dicapai siswa untuk mata

pelajaran PKn adalah 70.

Banyak faktor yang mempengarui rendahnya hasil belajar PKn pokok

bahasan organisasi siswa kelas V SD Negeri Kartasura 07 antara lain: metode

mengajar yang digunakan oleh guru dalam mengajar PKn pokok bahasan

organisasi kurang inovatif, kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar

PKn pokok bahasan organisasi, kurangnya sumber belajar yang relevan dalam

pembelajaran PKn, guru tidak menggunakan media pembelajaran saat

pembelajaran PKn pokok bahasan organisasi, kurangnya sarana dan prasarana

dalam pembelajaran PKn di SD Negeri Kartasura 07 kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan pembelajaran PKn di sekolah dapat berlangsung dengan baik,

apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran PKn

di sekolah belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran secara optimal.

Guru masih banyak yang mengajar tanpa menggunakan media, sehingga masih

banyak siswa yang kurang memperhatikan guru karena terkesan monoton.

Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa, yang

pada akhirnya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh

sekolah tidak tercapai. Sebagai contoh pada mata pelajaran PKn, materi pelajaran

PKn dapat dilihat dan dialami oleh siswa pada kehidupan sehari-hari. Pada

kenyataannya guru dalam menjelaskan materi hanya dengan metode ceramah dan

tanpa menggunakan media. Hal tersebut menyebabkan materi yang diajarkan

menjadi bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa. Siswa menjadi cepat bosan

dan tidak antusias dalam kegiatan pembelajaran, dampaknya hasil belajar siswa

menjadi rendah.

Oleh karena itu diperlukan media yang dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan

multimedia yang dibuat dengan komputer dan ditayangkan melalui LCD. Media

pembelajaran dengan multimedia sangat diperlukan untuk diterapkan guna

meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa terhadap materi pelajaran PKn.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

  

Dalam memilih metode dan model pembelajaran harus disesuaikan

dengan tujuan pengajaran, selain itu kondisi siswa, kelas dan lingkungan tempat

belajar juga harus diperhatikan. Hal-hal yang mempengaruhi gairah belajar pun

harus diketahui guru dalam menentukan metode atau model pembelajaran.

Motivasi belajar siswa tidak saja tumbuh dengan sendirinya, tetapi selalu

dipengaruhi pula oleh model pembelajaran yang digunakan guru ketika

menyampaikan materi pelajaran. Seorang siswa akan merasa malas dalam belajar

karena terus menerus mendapat ceramah dari gurunya. Kesiapan siswa dalam

menerima materi pelajaran merupakan pertimbangan bagi guru demi lancarnya

proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka agar

proses kegiatan belajar mengajar lebih hidup dan bergairah diusahakan terjadi

komunikasi dua arah yaitu antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru.

Siswa dengan segala kesiapannya akan bertanya atau bahkan mengkritisi tentang

apa yang telah dipelajarinya dan pada kesempatan itu pula guru dapat

memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan

ketika menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

Untuk memilih model pembelajaran yang tepat, maka perlu diperhatikan

relevansinya dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Salah satu model

pembelajaran adalah pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment) (Trianto, 2009: 107). CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Menurut Johnson dalam Sugiyanto, 2009: 14).

Dari beberapa uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

model pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

  

antara materi pelajaran dengan keadaan atau situasi dunia nyata siswa, sehingga

apa yang di pelajari oleh siswa dapat lebih bermakna, karena siswa menemukan

dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Dengan

pendekatan kontekstual diharapkan proses pembelajaran berlangsung alamiah

dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan transfer

pengetahuan dari guru ke siswa.

Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui pendekatan

pembelajaran yang lebih menarik dan memberikan porsi lebih besar terhadap

keterlibatan siswa, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas

tentang “Penggunaan Multimedia dan Model Pembelajaran Kontekstual untuk

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Dengan Materi Organisasi Siswa Kelas V SD N

Kartasura 07 Tahun 2012. ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD

Negeri Kartasura 07 Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas,

maka dapat disusun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dalam

penelitian ini adalah:

Meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi melalui

penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V

SD N Kartasura 07 Tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat peneliti sampaikan terbagi dalam manfaat

praktis dan teoritis.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

  

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai model pembelajaran

alternatif dalam pelajaran PKn yang berkaitan dengan pokok bahasan

organisasi dan memberikan inovasi media belajar dalam pembelajaran PKn.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Menigkatkan hasil belajar PKn pada pokok bahasan organisasi.

2) Meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajara PKn pada pokok

bahasan organisasi.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya profesionalisme guru.

2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan

penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah

serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

2) Meningkatnya kualitas pendidikan melalui penggunaan multimedia.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Multimedia dan Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Multimedia

Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak

dan media berarti media atau perantara. Multimedia adalah gabungan dari

beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan

presentasi yang menakjubkan (http://janiansyah.wordpress.com).  Menurut

William Ditto (2006) menyatakan bahwa definisi multimedia dalam ilmu

pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi antara teks,

grafik, gambar statis, animasi, film, dan suara (Asmani, 2011: 242). 

Menurut Smaldino dalam Anitah (2009: 180) multimedia berkenaan

dengan penggunaan berbagai jenis / bentuk media secara berurutan maupun

simultan dalam menyajikan suatu informasi. Multimedia merupakan kegiatan

interaktif yang sangat tinggi, mengajak pebelajar untuk mengikuti proses

pembelajaran dengan memilih dan mengendalikan layar diantara jendela

informasi dalam penyajian media (Anitah, 2009: 81).

Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan

multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak

dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh

pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan

film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan

alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna

dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh

multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game

(Daryanto, 2010: 49).

Dari beberapa uraian tersebut diatas, dapat kami simpulkan bahwa

multimedia merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan

menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) 

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

untuk menyampaikan informasi, sehingga informasi itu tersaji dengan lebih

menarik.

b. Karakteristik Multimedia

Perangkat multimedia memiliki karakteristik yang berbeda-beda

antara yang satu dengan yang lain, semua memiliki kelemahan dan kelebihan

masing-masing. Menurut Asmani (2011), jenis dan ragam perangkat

multimedia ada 6, yaitu :

1) Teks (Text) Kelebihan penggunaan teks, yaitu; a)Teks dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang sifatnya padat (condensed); b) Teks dapat digunakan untuk menguraikan materi yang rumit dan kompleks, seperti rumus-rumus matematika atau untuk menjelaskan mengenai suatu proses yang panjang, missal proses fotosintesis atau reaksi kimia tertentu; c) Teknologi yang diperlukan untuk bisa menampilkan teks pada layar komputer relatif lebih sederhana bila dibandingkan teknologi yang diperlukan untuk menampilkan media lain; d) Sangat cocok sebagai media input maupun umpan balik (feedback). Kelemahan penggunaan teks, yaitu; a) Kurang kuat bila digunakan sebagai media untuk memberikan informasi yang sifatnya motivasi; b) Mata akan cepat lelah ketika siswa harus menyerap materi yang begitu banyak melalui teks yang panjang dan padat pada layar komputer.

2) Suara (Audio) Kelebihan penggunaan media suara; yaitu; a) Media audio sangat cocok digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi; b) Untuk menyampaikan materi-materi tertentu, media suara lebih disukai karena memungkinkan adanya peniruan atau pendekatan dari keadaan asli dari materi (misal pelajaran mengenai mengenal suara-suara binatang); c) Media audio dapat membantu siswa didik agar bisa lebih fokus pada materi yang dipelajari, karena siswa hanya menyimak dan tidak melakukan aktivitas lain. Kelemahan penggunaan media suara, yaitu; a) Perangkat audio memerlukan tempat penyimpanan file yang besar di dalam computer; b) Kelas audio juga mensyaratkan software dan hardware yang spesifik (dan mungkin mahal) agar suara dapat disampaikan melalui komputer.

3) Perangkat Grafis (Graphics) Kelebihan penggunaan perangkat grafis; yaitu; a) Lebih mudah dalam mengidentifikasi objek-objek; b) Lebih mudah dalam mengklasifikasi objek; c) Mampu menunjukkan hubungan spatial

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dari suatu objek; d) Sangat membantu ketika guru hendak menjelaskan suatu konsep abstrak dalam sesuatu yang konkret.

4) Animasi Manfaat animasi, yaitu; a) Animasi mampu menunjukkan suatu ide atau konsep melalui contoh praktis, misalnya menggambarkan efek gravitasi pada suatu objek melalui tayangan tiga dimensi; b) Animasi sangat membantu untuk menjelaskan suatu konsep yang sulit dibayangkan prosesnya, misal penyerapan makanan ke dalam aliran darah atau bagaimana elektron bergerak untuk menghasilkan arus listrik; c) Animasi dapat menjelaskan konsep yang abstrak melalui sesuatu yang konkret, misal menjelaskan tegangan arus bolak balik dengan bantuan animasi grafik sinus yang bergerak; d) Animasi sangat bagus untuk menunjukkan suatu langkah prosedural dengan jelas karena disertai contoh dan gambar bergerak, misal cara melukis suatu segitiga dengan bantuan jangka.

5) Simulasi Manfaat penggunaan simulasi, yaitu; a) Menyediakan suatu tiruan, sebab bila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal atau berbahaya, misal simulasi melihat bentuk tegangan listrik dengan simulasi oscilloscope atau melakukan praktik menerbangkan pesawat dengan simulasi penerbangan; b) Menunjukkan suatu proses abstrak, di mana pengguna ingin melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut, misal perubahan frekuensi tegangan listrik bolak-balik yang melewati suatu kapasitor atau induktor.

6) Video Kelebihan penggunaan video, yaitu; a) Memaparkan keadaan riil dari suatu proses, fenomena, atau kejadian; b) Sebagai bagian yang terintegrasi dengan media lain (seperti teks atau gambar), video dapat memperkaya pemaparan; c) Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran secara lebih fokus. Hal ini sulit diwujudkan bila video disampaikan melalui media seperti televise; d) Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan cepat dalam menyampaikan pesan dibandingkan media teks; e) Menunjukkan dengan jelas suatu langkah procedural, misal cara melukis suatu segitiga sama sisi dengan bantuan jangka. Kelemahan penggunaan video, yaitu; a) Video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi, karena siswa harus mampu mengingat detail dari scene ke scene; b) Umumnya, pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks, sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi (hlm. 245-253).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perangkat multimedia

memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda antara yang satu dengan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang lain. Sebagai contoh, teks memiliki kelemahan yaitu kurang kuat bila

digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi. Sedangkan suara

(audio) memiliki kelebihan yaitu sangat cocok digunakan sebagai media untuk

memberikan motivasi. Oleh karena itu kita sebagai calon pendidik harus bisa

menyesuaikan antara perangkat multimedia yang kita gunakan dengan materi

pelajaran yang akan kita ajarkan kepada siswa. Pada penelitian ini jenis dan

ragam perangkat multimedia yang digunakan yaitu teks, suara, dan video.

Daryanto (2011) menyatakan, karakteristik multimedia pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.

2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain (hlm. 51).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik multimedia

pembelajaran menggabungkan beberapa unsur media yang bersifat interaktif,

sehingga memberi kemudahan kepada pengguna.

c. Manfaat Multimedia

Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan

digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi

para guru dan siswa. Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh adalah

proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar

dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar

mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja serta sikap belajar siswa

dapat ditingkatkan (Daryanto, 2010: 50).

Anitah (2009) menyatakan bahwa, “Tujuan penggunaan multimedia

dalam pendidikan dan pelatihan adalah melibatkan pebelajar dalam

pengalaman multi sensori untuk meningkatkan kegiatan belajar” (hlm. 181).

Fenrich (1997), menyebutkan sejumlah keunggulan dari pembelajaran

yang memanfaatkan peranti multimedia.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan keinginan mereka. Artinya, pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.

2) Siswa dapat belajar kapan saja mereka mau, tanpa harus terikat suatu waktu dan tempat yang telah ditentukan.

3) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, dan elektron.

4) Memperkecil benda-benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, atau gunung.

5) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet, atau berkembangnya bunga.

6) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, atau salju, serta menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, atau racun.

7) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. 8) Siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer), yang mampu

menyesuaikan diri dengan kemampuan dari siswa. 9) Siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh

umpan balik secara seketika. 10) Siswa menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui

keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan. 11) Siswa menikmati privasi, di mana mereka tak perlu malu saat

melakukan kesalahan. 12) Siswa dapat belajar saat kebutuhan muncul (just-in-time learning)

atau segera setelah mereka merasa membutuhkannya (Asmani, 2011: 258).

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan

penggunaan multimedia dalam pembelajaran yaitu terdapatnya berbagai output

yang tersaji yaitu teks, suara, animasi, grafis, simulasi, video yang dapat

ditangkap oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

minat dan daya tarik siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

 

d. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Dalam memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan

pengajaran yang ingin dicapai, selain itu kondisi siswa, kelas dan lingkungan

tempat belajar juga harus diperhatikan. Anitah (2009) berpendapat, “Model

adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk

melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu” (hlm. 45).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Menurut Winataputra (2001), model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 3).

Joyce (1992) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran

mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta

didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Trianto, 2009:

22).

Seorang pakar pendidikan memberikan penjelasan bahwa : Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment) (Trianto, 2009: 107).

Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2009: 14), CTL adalah sebuah

proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di

dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,

yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan

keterampilan akademiknya dalam berbagai lingkungan baik di dalam maupun

di luar kelas untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan maupun

yang terjadi di dunia nyata (the Washington state Consorsium for CTL dalam

Anitah, 2009:49).

Dari beberapa uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

model pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan

antara materi pelajaran dengan keadaan atau situasi dunia nyata siswa,

sehingga apa yang di pelajari oleh siswa dapat lebih bermakna, karena siswa

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menemukan dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan proses pembelajaran

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan

mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

e. Dasar Teori Model Pembelajaran Kontekstual

Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu pebelajar

mengkonstruksi (membangun) sendiri informasi yang diterima. Dalam

pendekatan kontekstual, proses pembelajaran berlangsung secara alamiah

dalam bentuk kegiatan peserta didik yang bekerja dan mengalami. Pendekatan

ini bertitik tolak dari pragmatisme yang pernah dicetuskan oleh John Dewey,

yaitu bahwa belajar sebaiknya “melakukan sesuatu” (learning by doing) dan

menekankan pada minat serta pengalaman. Dengan mengalami sesuatu, maka

peserta didik akan memahami makna belajar, mengapa harus belajar, dan

bagaimana mencapainya. Dengan demikian akan mendorong peserta didik

untuk giat belajar karena apa yang dipelajari berguna bagi kehidupannya

(Anitah, 2009: 51).

Menurut Johnson dalam sugiyanto (2009:15), ada tiga pilar dalam sistem

Kontekstual (CTL) yaitu:

1) Kontekstual (CTL) mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan. Kesaling-bergantungan mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini jelas ketika subjek yang berbeda dihubungkan, dan ketika kemitraan menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan kornunitas.

2) Kontekstual (CTL) mencerminkan prinsip diferensiasi. Diferensiasi menjadi nyata ketika kontekstual (CTL) menantang para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing, untuk menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja sama, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan.

3) Kontekstual (CTL) mencerminkan prinsip pengorganisasian diri. Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilaian autentik, mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

jelas dan standar yang tinggi, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang membuat hati mereka bernyanyi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem kontekstual

mempunyai tiga pilar yaitu prinsip kesaling-bergantungan, prinsip diferensiasi,

dan prinsip pengorganisasian diri. Tiga pilar dalam sistem kontekstual ini

sangat menunjang demi kelancaran proses pembelajaran.

f. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Setiap model-model pembelajaran memiliki karakteristik yang

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Menurut Trianto (2009:110),

CTL memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran

yang lain yaitu:

1) Kerja sama 2) Saling menunjang 3) Menyenangkan, mengasikkan 4) Tidak membosankan (joyfull, comfortable) 5) Belajar dengan bergairah 6) Pembelajaran terintegrasi 7) Menggunakan berbagai sumber siswa aktif

Menurut Wina Sanjaya (2008: 110), menyatakan bahwa terdapat lima

karakteristik penting dalam proses pembelajaran Kontekstual (CTL) yaitu:

1) Dalam Kontekstual (CTL) pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge) artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya pengetahuan bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

5) Melakukan refleksi (reflecting knowlwdge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

 

Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa di dalam pembelajaran

kontekstual terdapat beberapa karakteristik yang membedakan dengan model

pembelajaran yang lain diantaranya yaitu antara lain kerja sama, saling

menunjang, menyenangkan, dan tidak membosankan. Karena dalam

kontekstual pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru yang

bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini. Selain itu pengetahuan

baru yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,

sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

g. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual tersusun atas berbagai komponen.

Menurut Wina Sanjaya (2008: 118), pembelajaran berbasis CTL melibatkan

tujuh komponen utama dalam pembelajaran, yakni:

1) Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Didalam pembelajaran CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Atas dasar asumsi yang mendasari itulah, maka penerapan asas konstruktivisme dalam pembelajaran melalui CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.

2) Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Dengan demikian melalui proses berpikir sistematis, di harapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis yang kesemuannya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.

3) Bertanya (Questioning). Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4) Masyarakat Belajar (Learning Community). Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah.

5) Pemodelan (Modeling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

6) Refleksi (Reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan hasil belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam model

pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen yaitu konstruktivisme,

inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata.

Pembelajaran dengan model kontekstual dapat berjalan dengan baik apabila

guru dapat menerapkan tujuh komponen tersebut.

h. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development

(CORD) didalam Agus Suprijono (2010: 84), penerapan strategi pembelajaran

kontekstual digambarkan sebagai berikut:

1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dirancang guru membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna.

2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, peserta didik berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.

3) Appliying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.

4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboartif dan kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif.

5) Transferring, belajar menekankan terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan

strategi pembelajaran kontekstual dimulai dari menghubungkan materi

pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata siswa, kemudian mencoba dan

menerapkan hal yang dipelajari dengan bekerja sama dan diakhiri dengan

proses transfer ilmu.

i. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Untuk menerapkan model pembelajaran kotekstual dalam kelas, kita

harus melaksanakan langkah-langkahnya dengan tepat. Menurut Sugiyanto

(2009: 22), secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas secara garis

besar adalah sebagai berikut:

1) Kembangkan pemikiran anak bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya!

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik! 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya! 4) Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok)! 5) Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran! 6) Lakukan refleksi di akhir penemuan! 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara!

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

pembelajaran kontekstual dalam kelas tidak terlepas dari tujuh komponen

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, dan diakhiri dengan penilaian nyata.

j. Kelebihan dan Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)

a) Kelebihan CTL (Contextual Teaching and Learning)

1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut

untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,

bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional,

akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam

memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut

aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk

menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis

konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan

‘menghafal’.

b) Kelemahan CTL (Contextual Teaching and Learning)

1) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL,

guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk

menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa.

Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.

Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat

perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan

demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ‘penguasa’

yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa

agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka

sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru

memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar

tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

(http://sheilajrina.wordpress.com/2011/11/19/pembelajaran-

kontekstual -contextual-teaching-and-learning-ctl/)

 

2. Hakikat Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 78).

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki

kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan (Pribadi,

2009: 6). Sedangkan menurut Robert Heinich dkk dalam Pribadi (2009: 6),

belajar diartikan sebagai “…development of new knowledge, skill, or attitudes

as individual interact with learning resources”, yang berarti belajar merupakan

sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-

sumber belajar.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh kompetensi berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil dari pengalaman dalam

interaksi dengan lingkungan.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2010: 5).

Menurut Soedijarto di dalam Purwanto (2010: 46), mendefinisikan hasil belajar

sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Winkel di dalam Purwanto (2010: 45), mengemukakan

bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada

taksonomi pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikimotorik.

Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun atas enam tingkatan: (1)

pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehention), (3) penerapan

(aplication), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), (6) evaluasi

(evaluation).

Dalam ranah afektif terdiri atas lima tingkatan, yaitu: (1) penerimaan

(receiving), (2) merespon jawaban (responding), (3) penilaian (valuing), (4)

pengorganisasian (organizing), (5) karakterisasai nilai (characterization).

Dalam ranah psikomotorik ada enam tingkatan: (1) gerakan refleks

(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, (2) keterampilan pada gerakan-

gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual. Kombinasi dari kemampuan

kognitif dan gerakan, (4) kemampuan fisik meliputi ketahanan, kekuatan,

kelenturan, dsb, (5) gerakan terlatih, (6) nondiscoursive communication

meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah suatu perubahan sikap dan perilaku manusia yang mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar dalam waktu

tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn adalah perubahan

dalam diri siswa setelah belajar PKn yang mengacu pada kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor.

 

b. Pengertian PKn

Menurut Soemantri dalam Ruminiati (2007:1-25), PKn (n) adalah

Pendidikan Kewarganegaraan yaitu pendidikan yang menyangkut status formal

warga negara yang yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga

negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan

oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006: 13).

Istilah kewarganegaraan digunakan dalam perundangan mengenai

status formal warga negara dalam suatu negara, pasalnya sebagaimana

diatur dalam UU No. 2 tahun 1949 dan peraturan tentang diri

kewarganegaraan serta peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan

status sebagai warga negara Indonesia bagi orang-orang atau warga negara

asing. Namun demikian, kedua konsep tersebut kini digunakan untuk kedua-

duanya dengan istilah kewarganegaraan yang secara konseptual diadobsi

dari konsep cityzenship, yang secara umum diartikan sebagai hal-hal yang

terkait pada status hukum (legal standing) dan karakter warga negara.

Sebagaimana digunakan dalam perundang-undangan kewarganegaraan

untuk status hukum warga negara, dan pendidikan kewarganegaraan untuk

program pengembangan karakter warga negara secara kulikuler (Udin S.

Winataputra, 2008: 1.4).

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga

negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan menurut Mulyasa dalam Ruminiati (2007: 1-26) adalah

untuk menjadikan siswa:

1. Mampu berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kigiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut Winatapura (2008: 1.11), peran PKn dalam proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui

pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas

peserta didik dalm proses pembelajaran maka melalui PKn sekolah perlu

dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan ketrampilan

hidup dan kehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan

demokrasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD adalah

untuk menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara

yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya.

d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Ruang lingkup pembelajaran PKn pada kelas V semester 2 yaitu :

   

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami kebebasan

berorganisasi.

3.1 Mendeskripsikan pengertian

organisasi.

3.2 Menyebutkan contoh organisasi di

sekolah dan masyarakat.

3.3 Menampilkan peran serta dalam

pemilihan organisasi di sekolah

4. Menghargai

keputusan bersama.

4.1 Mengenal bentuk keputusan bersama.

4.2 Mematuhi keputusan bersama.

 

e. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara

formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-

organisasi/). Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur untuk

bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Setiati Widihastuti dan

Fajar Rahayuningsih, 2008: 58). Menurut Edgar H.Schein dalam Pandji

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Anoraga dan Sri Suyati (1995: 4), organisasi adalah koordinasi sejumlah

kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan

bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian

wewenang dan tanggung jawab.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah

sekumpulan orang atau kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut

melalui kerjasama.

f. Unsur-Unsur Organisasi (Suprihatin, 2006: 2)

1) Anggota

Anggota dalam organisasi adalah manusia. Orang yang berkecimpung

dalam sebuah organisasi disebut organisator.

2) Tempat

Setiap organisasi selalu memiliki tempat atau sekretariat di mana

organisasi itu didirikan. Mungkin saja tempat organisasi itu di dalam

kelas yang tujuannya melaksanakan tugas dari guru. Selain itu, ada juga

organisasi yang tempatnya di kantor-kantor, lembaga pemerintahan, dan

masyarakat.

3) Tujuan

Setiap organisasi yang dibentuk, tentunya memiliki tujuan yang hendak

dicapai. Tujuan setiap organisasi berbeda-beda. Misalnya, membentuk

organisasi kelompok belajar dengan tujuan agar belajar lebih efektif dan

hasil belajar menjadi lebih baik.

4) Struktur

Struktur artinya hubungan kerjasama antar bagian. Dalam organisasi,

haruslah tercipta hubungan kerjasama yang baik antar bagian. Misalnya,

struktur organisasi di sekolah yang terdiri atas ketua, wakil ketua,

sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Setiap bagian tersebut memiliki

tugas dan menjalankan fungsinya masing-masing.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

g. Ciri-Ciri Organisasi (Suprihatin, 2006: 4)

1) Ada suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal.

2) Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling

berhubungan dalam kesatuan kegiatan organisasi.

3) Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa

pemikiran dan tenaga kerja.

4) Adanya wewenang, koordinasi, dan pengawasan.

5) Adanya perumusan tujuan yang ingin dicapai secara bersama-sama.

h. Prinsip-Prinsip Organisasi (Suprihatin, 2006: 4)

1) Mempunyai tujuan yang jelas.

2) Memiliki struktur organisasi.

3) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.

4) Organisasi harus bersifat fleksibel.

5) Organisasi harus memiliki kepemimpinan.

i. Fungsi Organisasi

Organisasi kemasyarakatan berfungsi sebagai berikut (Suprihatin, 2006: 7)

1) Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya.

2) Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha

melakukan tujuan organisasi.

3) Wadah peran serta dalam usaha mensukseskan pembangunan nasional.

4) Sarana penyalur aspirasi anggota sebagai sarana komunikasi timbale

balik antara anggota dan antar organisasi kemasyarakatan dengan

organisasi kekuatan politik, badan permusyawaratan/perwakilan rakyat

dan pemerintah.

j. Pengurus Organisasi (Suprihatin, 2006: 4)

1) Ketua, bertugas mengurus organisasi, menandatangani surat, memimpin

rapat, dan membuat rencana kerja. Tugas ketua dapat digantikan oleh

wakil ketua, jika ketua berhalangan hadir.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Sekretaris, bertugas membantu ketua dalam mengurus organisasi,

membuat agenda organisasi, membuat surat-surat, dan mengarsipkan

surat-surat.

3) Bendahara, bertugas membantu ketua dalam mengurus organisasi,

mengurus keuangan, dan membuat laporan keuangan.

k. Jenis Organisasi (Mastur dkk, 2007: 44)

Organisasi menurut jenisnya dibedakan sebagai berikut :

1) Organisasi Sosial

Organisasi sosial banyak didirikan di lingkungan masyarakat. Organisasi

ini dibentuk dan didirikan semata-mata untuk kegiatan sosial atau

membantu kepentingan umum. Salah satu kegiatannya adalah memberi

bantuan bagi orang-orang yang sangat membutuhkan. Misalnya,

menyalurkan bantuan untuk:

a) korban bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi.

b) membantu fakir miskin.

c) membantu yatim piatu.

d) membantu kaum duafa.

2) Organisasi Kemasyarakatan

Organisasi kemasyarakatan merupakan organisasi yang ada di

lingkungan masyarakat. Misalnya organisasi di desa yang merupakan

binaan kepala desa atau lurah. Contoh organisasi kemasyarakatan adalah

LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) dan BPD (Badan

Permusyawaratan Desa).

3) Organisasi Politik

Organisasi politik dibentuk dengan tujuan sebagai sarana atau jembatan

yang mempertemukan aspirasi rakyat dengan pemerintah. Organisasi

politik yang ada di Indonesia sekarang ini merupakan organisasi dengan

ruang lingkup kepartaian. Contohnya partai Golkar, partai Demokrat.

4) Organisasi Massa

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Organisasi massa adalah suatu kesatuan atau susunan yang dibentuk

dengan menggerakkan massa atau orang-orang dengan profesi tertentu.

Contoh organisasi massa antara lain AMPI (Angkatan Muda

Pembaharuan Indonesia), KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia).

5) Organisasi Berbadan Hukum

Pembentukan organisasi berbadan hukum erat kaitannya dengan usaha

orang-orang dalam pemenuhan kebutuhan hidup atau pekerjaan. Contoh

organisasi berbadan hukum antara lain kospin (Koperasi Simpan Pinjam),

PT (Perseroan Terbatas).

6) Organisasi Keagamaan

Organisasi keagamaan merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan

latar belakang yang sama dengan tujuan untuk menjalin komunikasi dan

kerukunan antarumat beragama. Contoh organisasi keagamaan antara

lain MUI (Majelis Ulama Indonesia), PGI (Persatuan Gereja Indonesia).

l. Syarat Berdirinya Organisasi (Mastur dkk, 2007: 43)

1) Berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

2) Mempunyai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

3) Mempunyai struktur organisasi.

4) Mendapat izin mendirikan organisasi.

m. Struktur Organisasi (Suprihatin, 2006: 3)

Struktur artinya hubungan kerja sama antar bagian. Dalam struktur

organisasi terdapat susunan dan pembagian kerja. Susunan kepengurusan

sebuah organisasi adalah sebagai berikut.

1) Penasehat : Memberi saran, nasihat, petunjuk, peringatan, atau teguran

terhadap jalannya organisasi.

2) Ketua : Memimpin organisasi.

3) Wakil ketua : Membantu atau menggantikan tugas ketua apabila sedang

berhalangan.

4) Sekretaris : Melaksanakan pekerjaan administrasi dan surat menyurat.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5) Bendahara : Bertanggung jawab memegang atau mengelola keuangan.

n. Contoh Organisasi di Lingkungan Sekolah (Suprihatin, 2006: 17)

1) Koperasi sekolah

Koperasi sekolah adalah usaha bersama yang didirikan untuk

kesejahteraan seluruh anggotanya. Koperasi sekolah didirikan sebagai

tempat penyimpanan uang sekaligus tempat meminjam. Selain itu,

koperasi sekolah juga menyediakan barang-barang keperluan sekolah

bagi anggotanya.

Tujuan pendirian koperasi sekolah adalah sebagai berikut :

a) Memberi bekal kepada siswa secara langsung dalam hal pemenuhan

berbagai barang kebutuhan sekolah.

b) Mendidik para siswa agar memiliki jiwa setia kawan, saling

menghargai, kesamaan derajat, dan gotong royong antar sesamanya.

c) Menumbuhkan rasa cinta para siswa pada sekolahnya.

d) Menumbuhkan serta mengasah pendidikan demokrasi, kreativitas,

kemampuan, dan pengetahuan.

2) Dokter kecil

Dokter kecil adalah murid-murid kelas IV, V, dan VI SD yang terpilih

menjadi penggerak, pembimbing, dan teladan bagi teman-temannya di

sekolah dan lingkungannya dalam berperilaku hidup sehat. Dokter kecil

juga merupakan ujung tombak pelaksanaan UKS (Usaha Kesehatan

Sekolah).

3) Pramuka

Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, artinya rakyat

muda yang suka bekerja. Anggota gerakan pramuka berusia antara 7

sampai dengan 25 tahun. Mereka berkedudukan sebagai peserta didik,

yaitu sebagai pramuka Siaga, pramuka Penggalang, dan pramuka

Pandega.

 

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4) Komite sekolah

Komite sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang berfungsi

mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,

pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di setiap satuan

pendidikan atau sekolah. Tujuan pembentukan komite sekolah

diantaranya sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi dan prakarsa

masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program

pendidikan di tiap satuan pendidikan.

5) Polisi kecil

Polisi kecil merupakan program pembinaan keamanan dan ketertiban

yang diarahkan bagi murid-murid kelas IV, V, dan VI SD. Tugas mereka

adalah membantu polisi untuk mengatur lalu lintas di depan sekolahnya.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Fajar Sidiq Setiawan dalam skripsinya

dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Peserta Didik Kelas V SDN 01 Jetis Jaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2010/2011.” Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPS

peserta didik kelas V SDN 01 Jetis Jaten Karanganyar tahun pelajaran

2010/2011. Peningkatan hasil belajar IPS tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya nilai hasil belajar IPS peserta didik pada setiap siklus yaitu

sebelum tindakan (prasiklus) nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik 62,2

dimana peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 65 hanya 10

peserta didik (34,5 %), siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPS meningkat

menjadi 67,7 sebanyak 18 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (62%),

dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS peserta didik meningkat lagi

menjadi 72,2 dengan 23 peserta didik memperoleh nilai di atas KKM (79%).

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29 2. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Bambang Wasiatmoko dalam skripsinya

dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan

Penggunaan Media Video Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pajang

1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis deskripsi siswa

setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan media video. Hal itu

ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum dan

sesudah tindakan. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa secara klasikal adalah

57,84, pada siklus I sebesar 64,78, pada siklus II sebesar 71,98. Dengan

demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan

media video dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa

kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pajang 1 Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, hasil belajar PKn materi organisasi pada siswa kelas V

SD N Kartasura 07, tergolong rendah, terbukti dari 12 siswa mempunyai nilai di

bawah KKM. Sebenarnya materi organisasi merupakan materi yang bersifat

konkret karena materi tersebut dapat dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-

hari. Pada kenyataan dalam pembelajaran di kelas, terdapat beberapa masalah

diantaranya guru dalam menyampaikan materi hanya dengan ceramah dan jarang

menggunakan media. Materi yang disampaikan menjadi bersifat abstrak dan sulit

dipahami oleh siswa. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Menyadari keadaan tersebut, pembelajaran PKn pokok bahasan

organisasi harus digunakan multimedia dan model pembelajaran kontekstual

untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi pada siswa kelas V SD N

Kartasura 07.

Multimedia merupakan gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik,

suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan.

Multimedia diharapkan akan mempermudah guru dalam menjelaskan suatu

konsep yang abstrak menjadi konkret dan mudah dipahami siswa. Dengan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30 tayangan multimedia yang menarik akan membuat siswa termotivasi dan antusias

dalam mengikuti pelajaran.

Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan

melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:

konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian

autentik (authentic assessment), diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn

materi organisasi.

Dengan demikian, penggunaan multimedia dan model pembelajaran

kontekstual diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi

siswa kelas V SD N Kartasura 07.

Berdasarkan uraian di atas diperoleh kerangka pemikiran dalam

penelitian pada gambar 2.1:

 

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

“Melalui penerapan penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan hasil belajar PKn dengan materi organisasi siswa kelas V SD

N Kartasura 07 Tahun 2012”.

Hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V rendah

Siklus I

Dengan target ketercapaian 70 % siswa memperoleh nilai ≥ 70 (KKM)

Siklus II

Dengan target ketercapaian 80 % siswa memperoleh nilai ≥ 70 (KKM)

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru belum menggunakan metode inovatif dan belum menggunakan multimedia pada pembelajaran PKn materi organisasi 

Pembelajaran PKn materi organisasi menggunakan multimedia dan model pembelajaran kontekstual

Hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07 dapat meningkat

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SD Negeri Kartasura 07 pada siswa kelas

V tahun pelajaran 2011/2012. Tempat tersebut dipilih dengan pertimbangan di

sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis

sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang, lokasinya

mudah terjangkau oleh peneliti karena letaknya sangat strategis dekat dengan

jalan raya sehingga dapat dijangkau menggunakan alat transportasi umum.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Kartasura 07 Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V semester II

tahun ajaran 2011/2012 selama 7 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan

Juli 2012. Adapun jadwal penelitian dibagi dalam tabel berikut:

Tabel 3.1: Rincian Kegiatan Penelitian

No

Jenis

Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan, pengajuan, dan seminar proposal.

2. Persiapan

penelitian

3. Pelaksanaan

Siklus I

4. Pelaksanaan

siklus II

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

33

  

5. Analisis data

6. Penyusunan laporan

7. Ujian skripsi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kartasura 07 tahun

pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan

jumlah 21 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang telah dikumpulkan berasal dari berbagai sumber.

Sumber data atau informasi tersebut antara lain :

1. Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari narasumber. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

guru kelas V SD N Kartasura 07 dan siswa kelas V SD N Kartasura 07 yang

berupa hasil wawancara dan hasil tes materi organisasi.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber

yang telah ada. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa hasil

observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SD N Kartasura 07 dan guru

kelas V SD N Kartasura 07.

D. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:

1. Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan adalah

observasi (penggalian / pengambilan data). Menurut Iskandar (2009: 68),

observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Dalam penelitian tindakan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

34

  

kelas yang dilakukan di SD N Kartasura 07 ini, observasi dilakukan pada siswa

kelas V dan guru kelas V SD N Kartasura 07. Observasi disini dilakukan untuk

mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa ketika

pembelajaran di dalam kelas.

2. Wawancara

Teknik wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi dari guru

mengenai hasil belajar PKn materi organisasi. Sutama (2010) berpendapat,

”Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara lisan kepada subyek yang diteliti” (hlm. 34). Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan kepada guru kelas V SD N Kartasura 07. Hasil

wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar PKn

materi organisasi sebelum dan sesudah menggunakan multimedia dan model

pembelajaran kontekstual.

3. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Sutama (2010)

menyatakan bahwa, “Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-

jawaban yang dijadikan penetapan skor angka” (hlm.35). Dalam penelitian ini,

tes diberikan kepada siswa kelas V SD N Kartasura 07 yang berjumlah 21

siswa. Tes yang diberikan yakni tes tertulis yaitu tes yang dilakukan secara

tertulis baik pertanyaannya maupun jawabannya.

E. Uji Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam

menarik suatu kesimpulan. Suharsimi Arikunto (2006) berpendapat bahwa,

“Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen” (hlm. 168). Di dalam penelitian ini untuk

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

35

  

menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode.

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebu tadalah:

1. Triangulasi Sumber Data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran

data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain, misalnya

data tentang kesulitan-kesulitan guru kelas V SD N Kartasura 07 dalam

mengajarkan pembelajaran PKn materi organisasi dan data nilai hasil belajar

PKn materi organisasi siswa kelas V SD N Kartasura 07.

2. Triangulasi Metode yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan

metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan

wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya diuji dengan

pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik tes pada siswa kelas V

SD N Kartasura 07 untuk mengetahui data nilai hasil belajar PKn materi

organisasi. Dari data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan

data yang berbeda tersebut kemudian ditarik kesimpulan sehingga data benar-

benar mendekati kevalidan.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data secara interaktif. Teknik analisis data interaktif menurut Miles

dan Hubermen (2007) terdapat tiga langkah yang meliputi, (1) reduksi data, (2)

penyajian data, (3) penarikan kesimpulan (verifikasi) (hlm. 16-21).

1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi

data mentah menjadi informan yang bermakna. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil belajar sebelum tindakan, serta hasil observasi

terhadap guru dan siswa SD N Kartasura 07.

2. Sajian data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk

paparan naratif, representasi format matriks, representasi grafis, dan

sebagainya.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

36

  

3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah

terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat,

tetapi mengandung pengertian yang luas.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan indikator kinerja penelitian. Sarwiji

Suwandi (2009: 70) menyatakan bahwa, indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau

keefektifan penelitian. Pada penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman

keberhasilan adalah peningkatan hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V

SD N Kartasura 07. Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa

yang memperoleh nilai ≥ 70 mencapai 70% dari jumlah siswa. Pada siklus II

pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

mencapai 80% dari jumlah siswa.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2008), ”Ada

empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi” (hlm. 16). Hubungan keempat tahapan tersebut

menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Rancangan

tahapan penelitian ini digambarkan pada gambar 3.1.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

37

  

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber : Suharsimi Arikunto, dkk, 2008 : 16)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (action research). Adapun langkah-langkah pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahap, yakni : tahap

perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan

(observing), dan tahap refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya setiap tahap

dijelaskan sebagai berikut: 

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan silabus,

(2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan, (3) latihan

simulasi media pembelajaran yang sesuai (4) menyiapkan soal evaluasi

untuk siklus I, (5) menyiapkan lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

perencanaan

Siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

Dan seterusnya

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

38

  

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan 2 pertemuan.

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus I sebagai

berikut:

1) Guru menggunakan media pembelajaran PKn tentang organisasi

dengan menggunakan multimedia dan model pembelajaran

kontekstual di kelas V SD N Kartasura 07, sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I, yaitu dengan mengajarkan; (a)

pengertian organisasi; (b) unsur, ciri-ciri, pengurus, dan prinsip-

prinsip dalam organisasi; (c) jenis organisasi.

2) Siswa belajar dengan kelompok, saling membantu satu sama lain

dalam kelompok tersebut dengan bimbingan guru.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan secara kolaborasi dengan mengamati

proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan

pada poin-poin dalam pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti

dengan guru kelas.

d. Tahap Refleksi

Dalam kegiatan refleksi, observer dan peneliti melakukan

penilaian dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Refleksi

dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul saat

pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki. Pada siklus I

diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa yaitu 76,19% atau 16 siswa

tuntas belajar, maka peneliti dan observer berdiskusi untuk menyusun

rencana perbaikan tindakan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. TahapPerencanaan

Peneliti merencanakan tindakan, meliputi; (1) penyusunan silabus,

(2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan, (3) latihan

simulasi media pembelajaran yang sesuai (4) menyiapkan soal evaluasi

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN ......Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  

39

  

untuk siklus II, (5) menyiapkan lembar penilaian, (6) menyiapkan lembar

observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Guru menggunakan media pembelajaran PKn tentang organisasi

dengan menggunakan multimedia dan model pembelajaran kontekstual di

kelas V SD N Kartasura 07, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) II, yaitu dengan mengajarkan; (a) fungsi organisasi;

(b) syarat berdirinya organisasi; (c) struktur organisasi.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan secara kolaborasi dengan mengamati

proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada

poin-poin dalam pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan

guru kelas.

d. Tahap Refleksi

Dalam kegiatan refleksi, observer dan peneliti melakukan penilaian

dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil akan menentukan

perlu tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Sasaran dari evaluasi

pada siklus II berhasil jika pada siklus II 80% siswa memperoleh nilai ≥

70 (KKM). Berdasarkan analisis hasil belajar PKn materi organisasi, Pada

siklus II diperoleh prosentase ketuntasan belajar siswa yaitu 85,71% atau

18 siswa tuntas belajar maka penelitian dihentikan sampai siklus II.