perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penggunaan model ... · kemampuan memori siswa ( studi...

128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA (Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Biologi Oleh : Arin Nurhayati S830908002 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 13-Sep-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama Pendidikan Biologi

Oleh : Arin Nurhayati

S830908002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010)

Disusun Oleh:

Arin Nurhayati

S 830908002

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Sugiyarto, M.Si ...................... …………… NIP. 196704301992031002 Pembimbing II Dr. Sarwanto, M.Si ...................... .…………..

NIP. 196909011994031002

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 19520116 198003 1 001

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN SNOWBALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

DAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010)

Disusun oleh :

Arin Nurhayati

S 830908002

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd .................... ................... Sekretaris Dra. Soeparmi, M.A, Ph.D ................. ..................

Anggota Penguji 1. Dr. Sugiyarto, M.Si ..................... .................. 2. Dr. Sarwanto, M.Si ..................... ...................

Mengetahui

Direktur Ketua Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno,M.Pd NIP 19570820 198503 1 004 NIP 19520116 198003 1 001

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Arin Nurhayati

NIM : S 830908002

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Penggunaan Model

Pembelajaran Jigsaw Dan Snowballing Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan

Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan

Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki Sukoharjo Tahun Ajaran

2009/2010) adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Agustus 2010

Yang membuat pernyataan

Arin Nurhayati S830908002

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO - Segala sesuatu yang baik awali dengan niat, yakin, berani mencoba, depend on

Allah, dan bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah.

- Selalu berusaha menjadi orang yang sabar.

iv

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur atas KaruniaNya

kupersembahkan karya sederhana ini

untuk kedua orang tuaku, adikku,

nenekku, keluargaku, orang-orang

disekitarku yang menyayangiku, yang

telah memberikan semangat, dukungan,

dan doa dalam menggapai cita-citaku.

v

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga laporan penelitian ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini disusun dalam rangka mendapatkan legalitas formal untuk

memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Sains minat utama Biologi Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan, bantuan dan

saran dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr. Sp.KJ.(K) selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar pada

Program Pascasarjana.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana UNS, Surakarta,

yang telah memberikan motivasi sampai terselesainya laporan penelitian ini.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains yang telah memberikan bimbingan sampai terselesainya laporan

penelitian ini.

3. Dr. Sugiyarto, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

sampai terselesainya laporan penelitian ini.

4. Dr. Sarwanto, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

sampai terselesainya laporan penelitian ini.

vi

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Sains, yang telah memberikan

bimbingan sampai terselesainya laporan penelitian ini.

6. Kepala SMP Negeri Grogol 1 yang telah memberikan ijin try out instrumen

dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan try out

instrumen.

7. Kepala SMP Negeri 1 Baki yang telah memberikan ijin penelitian dan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains yang telah

memberikan semangat dan dorongan sampai terselesainya laporan penelitian

ini.

Atas segala dorongan, bimbingan, bantuan dan saran, penulis hanya bisa

memohon pada Allah SWT untuk melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

kita semua.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa laporan penelitian

ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis selalu meminta masukan

dari berbagai pihak dan penulis berharap laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Arin Nurhayati

vii

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ABSTRAK .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 9

D. Perumusan Masalah .................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................. 12

A. Kajian Teori .............................................................................. 12

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 47

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 49

D. Hipotesis ................................................................................... 55

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 57

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 57

B. Populasi dan Sampel................................................................. 58

C. Metode Penelitian ..................................................................... 58

viii

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Variabel Penelitian ................................................................... 59

E. Rancangan Penelitian ............................................................... 61

F. Langkah-Langkah Penelitian .................................................... 63

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 64

H. Instrumen Penelitian ................................................................. 64

I. Uji Coba Instrumen Pengambilan Data .................................... 65

J. Teknik Analisis Data ................................................................ 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... .... 83

A. Deskripsi Data ......................................................................... 83

B. Uji Prasyarat Analisis .............................................................. 89

C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 91

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 95

E. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 108

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 110

A. Kesimpulan .............................................................................. 110

B. Implikasi .................................................................................. 112

C. Saran ........................................................................................ 113

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115

LAMPIRAN ..................................................................................................... 118

ix

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................... 57

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian ................................................................... 62

Tabel 3.3. Hasil Validitas Butir Soal .............................................................. 67

Tabel 3.4. Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................. 69

Tabel 3.5. Kriteria Soal .................................................................................. 70

Tabel 3.6. Hasil Daya Beda Butir Soal .......................................................... 71

Tabel 3.7. Hasil Validitas Butir Soal Motivasi Belajar .................................. 72

Tabel 3.8. Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan ..................................... 80

Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan

Tinggi.. .......................................................................................... 84

Tabel 4.2 Jumlah Siswa yang Memiliki Kemampuan Memori Rendah dan

Tinggi ............................................................................................ 85

Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar ..................................................... 85

Tabel 4.4 Distribusi Data Prestasi Belajar Kelas Jigsaw .............................. 86

Tabel 4.5 Distribusi Data Prestasi Belajar Kelas Snowballing .................... 87

Tabel 4.6 Jumlah Sebaran Jumlah Siswa Masing-Masing Kelompok ......... 88

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Normalitas ........................................................... 89

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Homogenitas ....................................................... 90

Tabel 4.9 Rata-Rata Nilai Prestasi IPA Berdasarkan Model Pembelajaran

dan Kemampuan Memori .............................................................. 94

x

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar Kelas Jigsaw .................................... 86

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Kelas Snowballing .......................... 88

Gambar 4.10 Grafik Interaksi Antara Model Pembelajaran Dengan kemampuan

Memori Siswa……………………………………………………. 104

xi

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran 1 : Silabus ................................................................................... 118

Lampiran 2a : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Jigsaw ......................... 121

Lampiran 2b : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Snowballing ................ 124

Lampiran 3a : Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Try Out ........................... 128

Lampiran 3b : Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar (Penelitian) ..................... 129

Lampiran 4a : Angket Motivasi Belajar Try Out ........................................... 130

Lampiran 4a : Angket Motivasi Belajar (Penelitian)..................................... 140

Lampiran 5a : Tes Kemampuan Memori ...................................................... 149

Lampiran 5b : Daftar 20 Benda dan 20 Kata ................................................. 150

Lampiran 6a : Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar Try Out ................................... 151

Lampiran 6b : Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar (Penelitian) ............................ 152

Lampiran 7a : Tes Prestasi Belajar Try Out .................................................. 153

Lampiran 7b : Tes Prestasi Belajar (Penelitian)...................... ...................... 158

Lampiran 8 : Data Siswa ............................................................................. 163

Lampiran 9 : Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar ................................ 164

Lampiran 10 : Data Try Out Angket Motivasi Belajar .................................. 183

Lampiran 11 : Data Penelitian ....................................................................... 191

Lampiran 12 : Perhitungan Uji Matching ...................................................... 192

Lampiran 13 : Data Prestasi Belajar Kelompok Jigsaw ................................ 194

Lampiran 14 : Data Prestasi Belajar Kelompok Snowballing ....................... 195

Lampiran 15 : Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelompok Jigsaw ..... 196

xii

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 16 : Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelompok

Snowballing ............................................................................ 199

Lampiran 17 : Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelompok Motivasi

Rendah .................................................................................. 201

Lampiran 18 : Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelompok Motivasi

Tinggi ..................................................................................... 203

Lampiran 19 : Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelompok

Kemampuan Memori Rendah ................................................ 205

Lampiran 20 : Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa Kelompok

Kemampuan Memori Tinggi .................................................. 207

Lampiran 21 : Uji Homogenitas Tes Prestasi Belajar.................................... 209

Lampiran 22 : Tabel Kerja Homogenitas Prestasi Antar Kelompok

Motivasi ................................................................................. 211

Lampiran 23 : Tabel Kerja Homogenitas Prestasi Antar Kelompok

Kemampuan Memori ............................................................. 213

Lampiran 24 : Analisis Variansi Tiga Jalan Frekuensi Sel Tak Sama........... 216

Lampiran 25 : Foto-Foto Penelitian ............................................................... 221

Lampiran 26 : Surat-Surat Penelitian ............................................................. 225

xiii

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK Arin Nurhayati, S830908002. “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dan Snowballing Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Kemampuan Memori Siswa (Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010)”. Tesis. Pembimbing I: Dr. Sugiyarto, M.Si, Pembimbing II: Dr. Sarwanto, M.Si. Prodi Magister Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010.

Pembelajaran IPA menuntut adanya peran aktif siswa dan cara berfikir kooperatif. Untuk itu dalam pembelajaran IPA perlu penerapan pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan karakteristik siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing, dari motivasi belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baki (270 siswa). Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas (67 siswa). Kelas eksperimen pertama (VIIIC) mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan kelas eksperimen kedua (VIIIB) mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Snowballing. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar dan kemampuan memori, angket untuk motivasi belajar. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan isi sel tak sama. Uji komparasi ganda pada interaksi antar variabel menggunakan metode Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan: 1. model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA, model pembelajaran Jigsaw lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif Snowballing; 2. motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan menghasilkan prestasi belajar IPA yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah; 3. terdapat pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA; 4. tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif yang digunakan dengan motivasi belajar siswa; 5. terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA; 6. tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA; 7. tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA. Kata kunci: Model Pembelajaran Jigsaw dan Snowballing, Sistem Pencernaan pada Manusia, Motivasi Belajar, Kemampuan Memori, Prestasi belajar.

xiv

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Arin Nurhayati, S830908002. "The Use of Jigsaw and Snowballing learning models over viewed from student’s learning Motivation and the memory capasity (A Case Study of Human Digestive System for students in grade VIII, Semester 1 State Junior High School 1 Baki, Academic Year 2009/2010)." Thesis. Advisor I: Dr. Sugiyarto, M.Si, Advisor II: Dr. Sarwanto, M.Si. Science Education Program, Postgraduate Study Program, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010.

Science learning demanded the existence of the active role and cooperative thinking of Student. Therefore, in science learning it is necessary to apply the cooperative learning and consider the student characteristics. The research purpose is to know the effect of Jigsaw and Snowballing learning models, learning motivation and memory capacity of students toward student achievement.

This research used experimental method, with the factorial design of

2x2x2. The population was all eighth grade students of State Junior High School 1 Baki (270 students). The samples of the research consisted of 2 classes (67 students) which were taken randomly by using a cluster random sampling technique. The first experimental class (VIIIC) treated with Jigsaw learning model and second experimental class (VIIIB) treated with the Snowballing leraning model. The data was collected using test for student achievement and the memory capacity and questionere for learning motivation. The hypotheses were tested using Anova and continued by comparison test with Scheffe method.

From the data analysis can be concluded that 1) The achievement of

student who learnt using Jigsaw was higher than them who learnt using Snowballing (Fcalculated = 6,939 > Ftable = 4,00); 2) The achievement of students who have higher learning motivation was higher than those who have lower learning motivation (Fcalculated = 33,164 > Ftable = 4,00); 3) The achievement of students who have higher memory capacity was higher (Fcalculated 33,941 > Ftable = 4,00); 4) there was no interaction between the learning model with the learning motivation (Fcalculated = 2,758 < Ftable = 4,00); 5) there was interaction between learning model with the memory capacity on student achievement (Fcalculated = 4,375 > Ftable = 4,00); 6) there was no interaction between learning motivation with the memory capacity on science learning achievement (Fcalculated = 2,977 < Ftable = 4,00); 7) There was no interaction between cooperative learning with learning motivation and the memory capacity on science learning achievement (Fcalculated 0,303 < Ftable = 4,00). Keywords: Jigsaw, Snowballing learning model, Human Digestive System,

Learning Motivation, The Memory Capacity of Student, Student Achievement.

xv

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar

dapat memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pelajar sebagai bentuk

perubahan perilaku hasil belajar. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (dalam Wina Sanjaya, 2007: 2) menyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Muhibbin Syah (2008: 10) pendidikan

diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai

dengan kebutuhan.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi,

otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa

dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Wina Sanjaya, 2007: 1). Salah

satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

perbaikan proses pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang

pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Guru mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran, karena

pada saat mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan

tetapi proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Selama proses pembelajaran, guru harus menjadi contoh bagi siswa, membimbing

siswa, melatih ketrampilan intelektual maupun ketrampilan motorik siswa,

memotivasi siswa, membentuk siswa memiliki kemampuan inovatif dan kreatif,

dan sebagainya. Siswa juga mempunyai peran penting dalam proses

pembelajaran, tanpa adanya siswa tidak akan terjadi interaksi antara siswa dengan

guru. Menurut Muhibbin Syah (2008: 237) menyatakan bahwa proses belajar

mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa

sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang

mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi yakni hubungan antara

guru dengan para siswa dalam situasi pengajaran.

Seiring dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, telah banyak

muncul mengenai konsep dan wawasan tentang pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model

pembelajaran dengan harapan agar tercipta suatu pembelajaran yang aktif. Ketika

siswa belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktifitas

pembelajaran. Siswa secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide

pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan materi

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang baru mereka pelajari ke dalam satu pelajaran yang ada dalam kehidupan

nyata. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak

hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan kondisi belajar yang aktif

biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil

belajar diharapkan dapat maksimal.

Agar tercipta perilaku belajar siswa yang aktif, guru dapat menggunakan

pembelajaran kooperatif. Belum banyak inovasi pembelajaran yang dilakukan

guru, padahal mereka sudah mengenal bermacam-macam model pembelajaran

kooperatif. Model-model pembelajaran kooperatif diantaranya seperti, STAD,

NHT, TPS, TGT, Jigsaw, Snowballling dan sebagainya.. Menurut Wina Sanjaya

(2007: 242) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan tim kecil, yaitu antara empat sampai enam

orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,

atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap

kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika

kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian

setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan yang positif.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang akhir-

akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.

Menurut Slavin (1995 dalam Wina Sanjaya 2007: 242) mengemukakan dua

alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus

dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,

pembelajaran koooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

ketrampilan.

Guru dapat menggunakan beberapa model pembelajaran kooperatif,

diantaranya model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing. Pembelajaran Jigsaw

merupakan model pembelajaran yang menarik untuk digunakan jika materi yang

akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak

mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan model pembelajaran ini antara

lain, model pembelajaran ini dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan

sekaligus mengajarkan kepada orang lain, materi pelajaran dapat dibagi menjadi

beberapa sub materi, ada pembagian tugas dalam setiap kelompok, mengajarkan

sikap kepemimpinan kepada siswa, masing-masing siswa mempunyai tanggung

jawab yang sama besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran

karena antar siswa saling mengajari.

Menurut Isjoni (2007: 54) pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal. Menurut Aronson (dalam Isjoni 2007: 54) dalam pembelajaran Jigsaw,

kelas dibagi menjadi suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama tim

Jigsaw dan materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Tiap-tiap

tim diberi satu set materi yang lengkap dan masing-masing individu ditugaskan

untuk memilih topik mereka. kemudian siswa dipisahkan menjadi kelompok ahli

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

atau rekan yang terdiri dari seluruh siswa dikelas yang mempunyai bagian

informasi yang sama. Di grup ahli, siswa saling membantu mempelajari materi

dan mempersiapkan diri untuk tim Jigsaw. Setelah siswa mempelajari materi di

grup ahli, kemudian mereka kembali ke tim Jigsaw untuk mengajarkan materi

tersebut kepada teman setim dan berusaha untuk mempelajari sisa materi. Sebagai

kesimpulan dari pelajaran tersebut siswa dengan bebas memilih kuis dan

diberikan nilai individu.

Pembelajaran Snowballing (bola salju) merupakan model pembelajaran

yang digunakan untuk mendapat jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa

secara bertingkat. Pembelajaran ini dimulai dari kelompok kecil kemudian

dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan

memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara

berkelompok. Menurut Sunarto (2009, Sunartombs.wordpress.com//metode-

snowballing-bola-salju/-) menyatakan bahwa dinamakan Snowballing dikarenakan

dalam pembelajaran siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari

pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama

anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.

Hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah

adanya permasalahan dalam proses pembelajaran IPA di SMPN I Baki.

Permasalahan tersebut antara lain guru mata pelajaran menggunakan metode

pembelajaran yang monoton yaitu ceramah, masih terdapat beberapa siswa yang

prestasi belajarnya kurang memuaskan karena nilai belum tuntas masih dibawah

KKM. Hal ini berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

guru SMPN 1 Baki, Markamsih (2009) menyatakan bahwa proses pembelajaran

di SMPN 1 Baki masih banyak penggunaan metode yang statis yaitu ceramah,

masih rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi IPA.

Prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan, menggambarkan bahwa

nilai siswa belum tuntas, masih dibawah KKM. Menurut Markamsih (2009) hasil

belajar siswa kelas VIIIG belum memuaskan, terbukti dari hasil ulangan harian

dengan nilai rata-rata 55,16, nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 30. Dari 38 siswa

yang belum tuntas sebanyak 15 anak dan yang sudah tuntas 23 anak. Hal ini

menggambarkan bahwa tingkat prestasi belajar siswa rendah. Rendahnya prestasi

belajar siswa ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor dari

dalam diri siswa sendiri, orang tua, guru, pengaruh lingkungan sekolah dan

lingkungan belajar siswa. Faktor dari dalam diri siswa antara lain minat, motivasi

belajar siswa, cara belajar siswa, kecerdasan, kemampuan memori siswa dan

sebagainya. Sedangkan faktor dari lingkungan sekolah dan lingkungan belajar

siswa antara lain cara mengajar guru, model pembelajaran yang digunakan oleh

guru, suasana lingkungan bergaul siswa dan sebagainya.

Model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dapat digunakan dalam

proses pembelajaran IPA. Berdasarkan pemikiran untuk meningkatkan prestasi

belajar IPA siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia, perlu adanya

model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran diatas

merupakan langkah mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik kedepannya,

tentunya dengan memperhatikan motivasi belajar dan kemampuan memori siswa.

Disamping itu, penggunaan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Snowballing juga berdasarkan pemikiran bahwa siswa kelas VIII sudah memiliki

kemampuan berdiskusi dengan orang lain dan memiliki pengetahuan tentang

sistem pencernaan manusia meskipun pengetahuan yang dimiliki terbatas yang

dapat digunakan untuk membantu mempermudah ketika berdiskusi dengan

temannya. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pokok bahasan Sistem

Pencernaan Manusia, pada materi ini sangat membutuhkan kemampuan untuk

mengingat daripada isi dari materi itu sendiri. Selain itu sistem pencernaan

makanan merupakan materi pelajaran yang bersifat abstrak, menyangkut sistem

organ yang berada di dalam tubuh manusia.

Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing dalam

proses pembelajaran pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Selain penerapan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing,

pada penelitian ini juga meninjau dari aspek motivasi belajar siswa dan

kemampuan memori siswa. Motivasi belajar siswa bervariasi antara rendah,

sedang, dan tinggi. Ketiga kategori motivasi belajar siswa tersebut belum

sepenuhnya dijadikan landasan dalam membelajarkan siswa. Demikian juga

dengan kemampuan memori siswa yang bervariasi antara rendah, sedang, dan

tinggi. Kemampuan memori siswa yang berbeda-beda tersebut kurang

mendapatkan perhatian dari guru. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis

ingin meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah Jigsaw dan Snowballing

juga meninjau dari aspek kemampaun memori siswa selain dari motivasi belajar

siswa.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

B. Identifikasi Masalah

Berikut ini akan diidentifikasi permasalahan pembelajaran di SMPN I

Baki antara lain:

1. Masih terdapat guru mata pelajaran IPA yang menggunakan model

pembelajaran ceramah yaitu dengan menjelaskan materi pelajaran secara

langsung di kelas, sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan kurang

semangat untuk belajar;

2. Belum banyak inovasi pembelajaran yang dilakukan guru, padahal mereka

sudah mengenal bermacam-macam model pembelajaran misalnya STAD,

NHT, TPS, TGT, Jigsaw, Snowballling dan sebagainya;

3. Siswa kurang fokus dalam proses pembelajaran;

4. Kemampuan memori siswa berbeda-beda dan guru kurang memperhatikan

kemampuan memori siswa tersebut;

5. Motivasi belajar siswa bervariasi antara rendah, sedang, dan tinggi belum

sepenuhnya dijadikan landasan dalam membelajarkan siswa;

6. Sebagian hasil prestasi belajar IPA siswa kurang maksimal sehingga

prestasinya kurang memuaskan, karena siswa belum belajar tekun dan guru

kurang memperhatikan kondisi awal siswa yang berbeda-beda seperti

kemampuan memori, kreativitas siswa, dan sebagainya.

7. Beberapa materi yang disajikan untuk kelas VIII antara lain pertumbuhan dan

perkembangan, sistem gerak manusia, sistem pencernaan manusia, sistem

pernapasan manusia, namun guru belum menjelaskan keterkaitan antar materi

kepada siswa.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah dibatasi pada hal berikut ini:

1. Penggunaan model pembelajaran dibatasi pada model pembelajaran Jigsaw

dan Snowballing;

2. Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dibatasi pada motivasi

belajar tinggi dan rendah;

3. Kemampuan memori siswa dalam mengikuti pembelajaran dibatasi pada

kemampuan memori tinggi dan rendah;

4. Prestasi belajar dibatasi prestasi IPA pada aspek kognitif untuk materi Sistem

Pencernaan Manusia.

D. Perumusan Masalah

Untuk memberi arah penelitian agar lebih terarah yang akhirnya

mendapatkan hasil yang sesuai dengan tema, maka berdasarkan uraian latar

belakang masalah diambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing terhadap prestasi belajar IPA?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA?

3. Apakah ada pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

IPA?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA?

5. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA?

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Apakah ada interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar IPA?

7. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan motivasi belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar IPA?

E. Tujuan Penelitian

Berikut ini akan diuraikan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing terhadap

prestasi belajar IPA;

2. pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA;

3. pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA;

4. interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA;

5. interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA;

6. interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar IPA;

7. interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan

motivasi belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Memberikan masukan bagi guru IPA mengenai model pembelajaran yang

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar IPA.

2. Manfaat Teoritis

a. mengetahui pengaruh model Jigsaw dan Snowballing ditinjau dari motivasi

belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA;

b. memberikan sumbangan teoritis untuk penelitian berikutnya;

c. memberikan gambaran dan sumbangan teoritis bagi guru untuk

mengembangkan model pembelajaran dalam pengajaran IPA.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2008: 91) belajar ada dua

macam definisi. Pertama, belajar adalah the process of acquiring knowlegde,

yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah a relatively

permenent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced

practise, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng

sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Menurut Gagne (dalam Ratna Wilis 1989: 11) belajar adalah suatu

proses perubahan perilaku organisme sebagai akibat pengalaman. Oleh karena itu

dalam proses belajar mengajar IPA yang terpenting adalah pengalaman yang

dapat membuat perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang dapat diamati

(observabel) dan dapat diukur.

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh siapapun

terutama oleh siswa sebagai pelajar, belajar merupakan sesuatu yang kompleks.

Belajar menurut Ausubel (dalam Martinis Yamin 2008: 126) belajar merupakan

proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat

dalam struktur kognitif seseorang.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Winkel (2007) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu baik pengetahuan,

keterampilan, sikap, tingkah laku maupun kemandirian dalam diri seseorang.

b. Teori-Teori Belajar

1). Teori Konstruktivisme

Menurut Piaget, pengetahuan fisik dan pengetahuan logika matematik tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan lain perkataan pengetahuan fisik dan begitu pula pengetahuan logika-matematik tidak dapat diteruskan dalam bentuk sudah jadi. Setiap anak harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu, pengetahuan-pengetahuan itu harus dikonstruksi sendiri oleh anak.

Beberapa hal yang termasuk dalam model konstruktivis dalam mengajar

antara lain: a) memperkenalkan kegiatan yang layak dan menarik, dan para siswa

diberi kebebasan untuk menolak saran-saran guru. b) menekankan penciptaan

pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah dan demikian pula pemecahannya. c)

menganjurkan siswa untuk saling berinteraksi. d) menghindari istilah-istilah

teknis dan menekankan berpikir. e) menganjurkan para siswa berpikir dengan cara

mereka sendiri. (Ratna Wilis, 1989)

Pada model konstruktivis dalam mengajar salah satu pendekatannya yaitu

seseorang menghasilkan efek yang diinginkan, dapat digunakan bila guru

menganjurkan siswa dalam menyelesaikan tugasnya dengan bertanya pada siswa

yang lain cara menyelesaikan tugasnya. Ini merupakan suatu contoh situasi yang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

secara edukatif baik bagi siswa yang mengajarkan dan bagi siswa yang diajari.

Pendekatan ini dapat diimplementasikan dalam model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing. Karena pada model pembelajaran Jigsaw siswa diminta diskusi

kelompok untuk membahas dan menyelesaikan tugas dari guru. Siswa dipisahkan

ke dalam kelompok “ahli” dan kelompok ’Jigsaw’. Setelah kelompok ahli selesai

membahas dan menyelesaikan tugas, kelompok ahli akan kembali ke kelompok

Jigsaw dan menjelaskan kepada kelompok Jigsaw. Sedangkan implementasinya

dalam model pembelajaran Snowballing yaitu tidak jauh berbeda dengan model

pembelajaran Jigsaw. Karena pada model pembelajaran Snowballing didalamnya

berupa diskusi bertingkat, dimulai dari kelompok kecil sampai kelompok besar

untuk membahas dan menyelesaikan tugas dari guru.

Beberapa hal mengenai model konstruktivis dalam mengajar yang telah

disebutkan di atas sudah tercakup dalam model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing sebagai implementasinya. Karena model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing merupakan model pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan

yang menarik yaitu diskusi kelompok untuk membahas dan menyelesaikan tugas

dan pertanyaan sehingga tercipta suasana saling berinteraksi diantara siswa.

Dalam penyelesaian tugas dan pertanyaan siswa juga ditekankan untuk berpikir

dan memperkaya gagasan-gagasan dan menyimpulkan sesuai dengan cara mereka

sendiri. Akan tetapi perlu diingat pada akhir kegiatan guru tetap memberikan

klarifikasi pada siswa.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Uraian di atas mengenai implementasi teori belajar konstruktivisme

terhadap variabel bebas yaitu model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing.

Selanjutnya akan dibahas implementasi teori belajar konstruktivisme terhadap

variabel moderator yaitu motivasi belajar dan kemampuan memori siswa sebagai

berikut: pada dasarnya implementasi teori belajar konstruktivisme terhadap

variabel moderator yaitu motivasi belajar dan kemampuan memori siswa sudah

tercakup sekaligus dalam implementasi teori belajar konstruktivisme terhadap

variabel bebas yaitu model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing. Karena ketika

siswa dihadapkan pada kegiatan belajar yang menarik seperti diskusi kelompok,

kemudian menciptakan pertanyaan dan menyelesaikan tugas dan pertanyaan

dengan saling berinteraksi dengan siswa maka akan timbul dorongan/motivasi dari

dalam diri siswa untuk bekerja sama dalam berinteraksi untuk menyelesaikan

tugas dan pertanyaan dari guru. Entah itu ada yang ingin mendapatkan prestasi

yang baik maupun hanya sekedar menyelesaikan tugas dan pertanyaan. Namun

mereka sudah termotivasi bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan

pertanyaan. Sedangkan implementasinya terhadap kemampuan memori yaitu

ketika siswa membangun pengetahuannya sendiri, maka siswa perlu kemampuan

memori atau daya ingatan untuk menerima, memasukkan (learning), menyimpan

(retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal pengetahuan yang

telah diperoleh.

Jika dikaitkan dengan beberapa hal yang terdapat dalam model

konstruktivis dalam mengajar, implementasi teori belajar konstruktivisme

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

terhadap kemampuan memori yaitu dalam menciptakan suatu pertanyaan dan

menjawab atau menyelesaikan tugas dan pertanyaan kemudian dalam

menekankan berpikir, serta berpikir dengan cara mereka sendiri. Semua itu

memerlukan kerja kemampuan memori atau daya ingatan yang berbeda-beda dari

setiap siswa. Dalam Teori belajar konstruktivisme, setiap anak harus membangun

sendiri pengetahuan. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat

memperlihatkan kepada siswa proses-proses jalannya makanan melalui saluran-

salauran pencernaan dengan menggunakan alat-alat bantu atau peraga yang

melambangkan sistem pencernaan manusia, sehingga siswa dapat melihat,

mengamati, bereksperimen, dan menyimpulkan proses pencernaan makanan pada

manusia.

2). Teori Belajar Kognitif

Menurut Bruner, proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase yaitu fase informasi (tahap penerimaan materi), fase transformasi (tahap pengubahan materi), fase evaluasi (tahap penilaian materi). Dalam fase informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Dalam fase transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) supaya dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi. (Muhibbin Syah, 2008: 113)

Implementasi dari ketiga proses pada saat belajar tersebut terhadap

variabel bebas (model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing) dan variabel

moderator (motivasi belajar dan kemampuan memori siswa) adalah sebagai

berikut: ketika model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing diterapkan pada

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

siswa, maka siswa berarti telah memperoleh informasi baru mengenai

penyampaian materi belajar melalui cara relajar yang berbeda dari sebelumnya.

Sehingga akan terjadi transformasi informasi dalam hal ini yang bekerja adalah

kemampuan memori siswa dan siswa akan termotivasi dari kegiatan pembelajaran

tersebut. Dan hasilnya akan terlihat dari kesimpulan yang mereka peroleh dari

kegiatan pembelajaran tersebut yang berupa relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif

seseorang menurut Bruner adalah sebagai berikut: a) Pertumbuhan intelektual

ditunjukkan oleh bertambahnya ketidak-tergantungan respons dari sifat stimulus.

Dalam pertumbuhan intelektual ini ada kalanya dapat dilihat, bahwa seorang anak

mempertahankan suatu respons dalam lingkungan stimulus yang berubah-ubah.

Atau belajar mengubah responnya dalam lingkungan stimulus yang tidak berubah.

b) Pertumbuhan intelektual tergantung pada bagaimana seorang menginternalisasi

peristiwa-peristiwa menjadi suatu sistem simpanan (storage system) yang sesuai

dengan lingkungan. Sistem inilah yang memungkinkan peningkatan kemampuan

anak untuk bertindak di atas informasi yang diperoleh pada suatu desempatan. Ia

melakukan ini dengan membuat ramalan-ramalan, dan ekstrapolasi-ekstrapolasi

dari model alam yang disimpannya. c) Pertumbuhan intelektual menyangkut

peningkatan kemampuan seseorang untuk berkata pada dirinya sendiri atau pada

orang lainnya, dengan pertolongan kata-kata dan simbol-simbol, apa yang telah

dilakukannya atau akan dilakukannya. Kesadaran diri ini mengizinkan suatu

transisi dari perilaku keteraturan ke perilaku logika (Ratna Wilis, 1989)

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dari ketiga hal mengenai pertumbuhan kognitif diatas, implementasinya

terhadap variabel bebas (model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing) dan

variabel moderator (motivasi belajar dan kemampuan memori siswa) adalah

sebagai berikut: ketika model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing diterapkan

pada siswa maka siswa kemungkinan akan mempertahankan suatu respons dalam

lingkungan stimulus yang berubah-ubah. Lingkungan stimulus yang berubah-ubah

ini bisa dikatakan kegiatan pembelajaran yang berubah dari kegiatan pembelajarn

yang biasa misalnya ceramah, kemudian diganti dengan kegiatan pembelajaran

yang menarik dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing.

Akan tetapi ada kemungkinan juga siswa belajar mengubah responnya

dalam lingkungan stimulus yang tidak berubah. Hal ini bisa saja terjadi bila dalam

beberapa pertemuan kegiatan pembelajarannya selalu menggunakan model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing. Secara tidak langsung adanya stimulus

lingkungan yang berpengaruh terhadap respons akan melibatkan kemampuan

memori siswa atau daya ingat siswa bekerja dalam hal ini. Karena kemampuan

memori siswa akan menterjemahkan stimulus yang datang.

Implementasi yang selanjutnya adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk

bertindak atas informasi baru yang diperoleh. Hal ini dapat ditunjukkan pada

meningkatnya kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam pembelajaran Jigsaw

dan Snowballing. Dari sinilah kemampuan memori berfungsi untuk menyimpan

informasi baru (model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing). Implementasi yang

lain adalah kemampuan siswa untuk belajar berinteraksi kepada siswa lain dengan

cara berani mengungkapkan pendapatnya dengan kata-katanya sendiri kepada

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

siswa yang lain ketika dalam proses pembelajaran Jigsaw dan Snowballing.

Menghasilkan pendapat dengan kata-katanya sendiri tentunya tidak lepas dari

fungsi kemampuan memori siswa. Dari sini siswa juga termotivasi untuk belajar

bersama-sama siswa lainnya, serta berani mengungkapkan pendapatnya.

3). Teori Belajar Sosial

Menurut Albert Bandura, “seseorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-

kekuatan yang datang dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang

dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari determinan-

determinan individu dan determinan-determinan lingkungan” (Martinis Yamin,

2008: 110). Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini menerima

sebagian besar prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih

banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada

proses-proses mental internal. Jadi dalam teori belajar sosial akan menggunakan

penjelasan-penjelasan reinforsemen eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif

internal untuk memahami cara kita belajar dari orang lain.

Melalui observasi tentang dunia sosial, melalui interpretasi kognitif dari

dunia itu, banyak sekali informasi dan penampilan-penampilan keahlian yang

kompleks dapat dipelajari. Dalam pandangan belajar sosial manusia itu tidak

didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan juga tidak dipukul oleh

stimulus-stimulus lingkungan. Tetapi, fungsi psikologi diterangkan sebagai

interaksi yang kontinu dan timbal balik dari determinan-determinan pribadi dan

determinan-determinan lingkungan. Teori belajar sosial menekankan, bahwa

lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang, tidak random,

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui

perilakunya.

Implementasi teori belajar sosial terhadap variabel bebas (model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing) dan variabel moderator (motivasi belajar

dan kemampuan memori siswa) adalah sebagai berikut: melalui model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing siswa dapat menunjukkan keahlian yang

kompleks dan dapat memahami cara belajar dari orang lain dengan saling

berinteraksi sesama siswa. Konsep utama dari teori belajar sosial yaitu: a)

pemodelan, b) fase belajar: fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, fase

motivasi, c) belajar vicarious, d) pengaturan –sendiri.

Dari sebagian konsep utama teori belajar sosial yaitu pemodelan dan fase

belajar, implementasi secara keseluruhan dari teori belajar sosial terhadap variabel

bebas (model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing) dan variabel moderator

(motivasi belajar dan kemampuan memori siswa) dapat dilihat sekaligus ketika

proses pembelajaran. Karena ketika proses pembelajaran baik Jigsaw maupun

Snowballing, kegiatan awalnya guru menjelaskan model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing nanti diterapkan. Melalui penjelasan dari guru, siswa akan

memperhatikan, menyimpan (retention) penjelasan dari guru dalam memori

mereka. Kemudian siswa baru melaksanakan model pembelajaran tersebut, yang

akan menghasilkan suatu kesimpulan dari materi, tugas, dan pertanyaan dari guru.

Bagi siswa yang bekerja dengan baik maka akan diberikan semacam pujian atau

nilai plus dari guru. Ini tentunya akan memotivasi siswa.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4). Teori Motivasi

Menurut Gagne, siswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar akan memperoleh hadiah, misalnya, siswa-siswa dapat mengharapkan bahwa informasi akan memenuhi keingintahuan mereka tentang suatu pokok bahasan, akan berguna bagi mereka, atau dapat menolong mereka untuk memperoleh angka yang lebih baik (Ratna Wilis, 1989) Implementasi teori belajar motivasi terhadap variabel bebas (model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing) yaitu pada dasarnya didalam model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing sudah ada, karena pada akhir kegiatan

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing ada penghargaan kelompok yang bekerja

dengan baik. Penghargaan ini akan memotivasi siswa. Sedangkan

implementasinya terhadap variabel moderator (motivasi belajar dan kemampuan

memori siswa) yaitu motivasi belajar siswa kemungkinan akan meningkat bila

belajar akan memperoleh hadiah atau penghargaan. Hal ini dapat ditunjukkan bila

kelompok siswa yang bekerja dengan baik, prestasinya tinggi maka akan diberi

semacam penghargaan, pujian, nilai plus atau hadiah. Tentunya hal semacam ini

akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan implementasinya terhadap

kemampuan memori siswa tidak terlalu berpengaruh, karena sebelum

pembelajaran, sedang pembelajaran, maupun sesudah pembelajaran, kemampuan

memori siswa tetap sama.

2. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Wina Sanjaya (2007: 242) pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh

penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang

dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan yang positif.

Menurut Isjoni (2007: 16) cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa (student centered), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat

bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang

lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai

mata pelajaran dan berbagai usia.

Menurut Etin Solihatin (2007: 4) cooperatif learning mengandung

pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dan keberhasilan kerja sangat

dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang akhir-

akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.

Menurut Slavin (dalam Wina Sanjaya 2007: 242) mengemukakan dua alasan,

pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat

meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pembelajaran koooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

ketrampilan.

Menurut Matthew (2006), Cooperative learning principles stem from this primarily psychological standpoint: Because all students are humans, teachers can use cooperative learning teaching methodologies to help students satisfy the three needs of relatedness, competence, and autonomy in the classroom. Teachers who do so will be able to create a more effective environment for learning and thus can help students reach their learning potential. Students who work together effectively will find that they need each other to complete the assignments or tasks in class; however, if one or more members of the group does not do as much as other members a common group phenomenon known as “social loafing” the group harmony may suffer a serious breakdown, inhibiting learning and spreading dissent and negative feelings. Makna yang terkandung dalam jurnal adalah pembelajaran kooperatif dapat

membantu guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga

siswa dapat mencapai potensi belajar mereka. Selain itu siswa dapat terpenuhi tiga

kebutuhan pokok dalam kehidupannya yaitu kerja sama, memiliki keahlian, dan

kemandirian. Kelebihannya yaitu siswa yang bekerja secara efektif bisa

menemukan yang mereka butuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan tugas

mereka. Akan tetapi terdapat kelemahan yaitu jika satu atau lebih anggota didalam

grupnya tidak ada yang mengerjakan tugas secara maksimal bisa menimbulkan

ketidakselarasan, ketidakmampuan belajar, dan perasaan negatif.

Menurut Chris Gosling (2004), a cooperative or collaborative learning environment is one where students learn by working together to understand concepts rather than passively absorbing information. Conversely, a cooperative classroom is one where the instructor serves more as a facilitator of learning and students are active learners. Collaborative environments create a more social learning experience and are therefore more attractive. Students typically form groups with their friends. Possible arrangements of three students are: two males and a single female, two females and alone male, or homogenous groups.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Makna yang terkandung dalam jurnal di atas adalah lingkungan

pembelajaran kooperatif akan menciptakan pengalaman belajar sosial yang lebih

menarik. Dalam pembelajaran kooperatif guru hanya sebagai fasilitator,

sedangkan siswa yang lebih aktif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru dapat

membentuk kelompok dengan berbagai variasi susunan kelompok misalnya; satu

kelompok terdiri dari tiga anggota yang susunannya dapat terdiri dari dua siswa

laki-laki, satu siswa perempuan. Bisa juga dua siswa perempuan dan satu siswa

laki-laki.

3. Model Pembelajaran Jigsaw

Model Jigsaw, yang pada hakekatnya melibatkan tugas yang

memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung satu sama lainnya dalam

menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Dalam model pembelajaran ini siswa akan

memiliki persepsi bahwa mereka mempunyai tujuan yang sama, mempunyai

tanggung jawab dalam mempelajari materi yang dihadapi, saling membagi tugas

dan tanggung jawab yang sama besarnya dalam kelompok, belajar kepemimpinan

sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerjasama selama belajar dan siswa

mempertanggung jawabkan secara individu materi yang dibahas dalam kelompok.

Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda dan anggota kelompok

lain yang memiliki tugas sama harus bekerjasama untuk menyelesaikan tugas

tersebut dalam suatu kelompok yang disebut kelompok expert. Apabila tugas

setiap siswa telah selesai, mereka kembali ke kelompoknya dan menjelaskan

tugasnya. Siswa hanya belajar pada bagiannya sendiri, sehingga mereka akan

mendengarkan secara rinci tentang apa yang diterangkan oleh teman

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kelompoknya. Mereka akan termotivasi untuk saling belajar, dan selanjutnya

menyiapkan untuk tes individu.

Menurut Isjoni (2007: 54) pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal. Menurut Aronson (dalam Isjoni 2007: 54) dalam pembelajaran Jigsaw,

kelas dibagi menjadi suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama tim

Jigsaw dan materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Tiap-tiap

tim diberi satu set materi yang lengkap dan masing-masing individu ditugaskan

untuk memilih topik mereka, kemudian siswa dipisahkan menjadi kelompok ahli

atau rekan yang terdiri dari seluruh siswa dikelas yang mempunyai bagian

informasi yang sama. Di grup ahli, siswa saling membantu mempelajari materi

dan mempersiapkan diri untuk tim Jigsaw. Setelah siswa mempelajari materi di

grup ahli, kemudian mereka kembali ke tim Jigsaw untuk mengajarkan materi

tersebut kepada teman setim dan berusaha untuk mempelajari sisa materi. Sebagai

kesimpulan dari pelajaran tersebut siswa dengan bebas memilih kuis dan

diberikan nilai individu.

Menurut Anita Lie (2005: 69) teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh

Aronson sebagai metode Cooperatif Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam

pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini

menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.

Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan.

Menurut Robert E.Slavin (2008: 241) pembelajaran Jigsaw terdiri atas

siklus reguler dari kegiatan-kegiatan pengajaran sebagai berikut: (1) membaca,

para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk

menemukan informasi. (2) diskusi kelompok-ahli, para siswa dengan keahlian

yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli. (3)

laporan tim, para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk

mengajari topik-topik mereka kepada teman satu timnya. (4) tes, para siswa

mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik. (5) rekognisi tim,

menghitung skor.

Menurut Mary Ransdell (2001), Jigsaw, this formal cooperative learning strategy consists of base groups and expert groups. Base groups initially separate to form expert groups where all team members study their assigned aspect of the topic and decide how they will teach their respective base group members. Base groups reassemble and each person teaches his or her teammates the information learned in their respective expert groups. The students had a list of a dozen professional journal articles about issues teachers in urban schools face that are not directly related to academic achievement. Students were grouped and each group was instructed to read only particular articles for discussion during the following class. The instructor told the students at the beginning of the next class there would be a question on the midterm that dealt with the information in the assigned texts. The students would be individually responsible for information gathered from their base group members’ articles as well as their own (individual assessment). Expert groups met and discussed the articles and then returned to the base groups to teach each other about the content of the articles. The students learned the key points from all of the articles, but had to read only a portion of the list (positive interdependence). Students reflected on the experience (group processing). Grades indicated content competence on the midterm question about information in the texts. Makna yang terkandung dalam jurnal adalah dalam pembelajaran model

Jigsaw, guru membagi kelompok menjadi dua yaitu kelompok awal dan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kelompok ahli. Semua anggota kelompok awal mempelajari topik masing-masing.

Anggota dari semua kelompok awal yang mempunyai topik sama berkumpul

dalam kelompok ahli dan mempelajari topik yang sama. Setelah selesai

mempelajari dalam kelompok ahli, mereka kembali lagi ke kelompok awal

masing-masing dan mengajari teman-teman dalam kelompoknya secara berurutan.

Disamping itu juga terdapat kelemahan dalam jurnal tersebut yaitu bila

mengambil tema tertentu atau isu-isu yang baru muncul, belum tentu sesuai

dengan perkembangan akademik kelompok lain.

Menurut Effandi Zakaria and Zanaton Iksan (2007), In Jigsaw, students are responsible for teaching each other the material. Assignment is divided into several expert areas, and each student is assigned with one area. Experts from different groups meet together and discuss their expert areas. Students then return to their groups and take turns teaching. Cooperative learning created many learning opportunities that do not typically occur in traditional classrooms. Incorporating cooperative learning in science and mathematics classroom is not without challenges. Initially, teachers and students have to face various challenges. The main problems which arise include the followings; need to prepare extra materials for class use, fear of the loss of content coverage, do not trust students in acquiring knowledge by themselves, lacks of familiarity with cooperative learning methods, students lack the skills to work in group.

Makna yang terkandung dalam jurnal di atas adalah pembelajaran model

Jigsaw, guru membagi kelompok menjadi dua yaitu kelompok awal dan

kelompok ahli. Semua anggota kelompok awal mempelajari topik masing-masing.

Anggota dari semua kelompok awal yang mempunyai topik sama berkumpul

dalam kelompok ahli dan mempelajari topik yang sama. Setelah selesai

mempelajari dalam kelompok ahli, mereka kembali lagi ke kelompok awal

masing-masing dan mengajari teman-teman dalam kelompoknya secara berurutan.

Pembelajaran kooperatif menciptakan beberapa hal yang lebih baik untuk proses

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran. Akan tetapi pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPA dan

matematika, muncul beberapa masalah antara lain persiapan materi ajar yang

maksimal, membutuhkan banyak waktu, tidak percaya dengan pengetahuan yang

dimiliki siswa, kurang mengenal metode pembelajaran kooperatif, siswa kurang

mampu bekerja dalam kelompok.

Menurut Richard I. Arends (2008) Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh

Elliot Aronson dan rekan-rekan sejawatnya. Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa

ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima sampai enam

orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan

setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Para

anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik yang sama

(kadang-kadang disebut expert group) bertemu untuk belajar dan saling

membantu dalam mempelajari topik tersebut. Setelah itu siswa kembali ke tim

asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari dalam expert group

kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing. Setelah pertemuan dan

diskusi tim asal, siswa mengerjakan kuis secara individual tentang berbagai materi

belajar.

Menurut Made Wena (2009: 193) pembelajaran kooperatif model Jigsaw

dikembangkan oleh Elliot dari Universitas Texas USA. Secara umum penerapan

model Jigsaw dikelas adalah sebagai berikut: 1) kelas dibagi dalam beberapa

kelompok, 2) tiap kelompok siswa terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen,

baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya, dan sebagainya, 3) tiap

kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan,

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4) dari masing-masing kelompok diambil seorang anggota untuk membentuk

kelompok baru (kelompok pakar) dengan membahas tugas yang sama, dalam

kelompok ini diadakan diskusi antara anggota kelompok pakar, 5) anggota

kelompok pakar kemudian kembali lagi ke kelompok semula, untuk mengajari

anggota kelompoknya, dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota

kelompok, 6) selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai

fasilitator dan motivator, 7) guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu

maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, 8) bagi siswa dan

kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi

penghargaan, demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar

yang sempurna maka wajib diberi penghargaan.

4. Model Pembelajaran Snowballing

Pembelajaran kooperatif selain model Jigsaw adalah model Snowballing.

Model ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi

siswa secara bertingkat. Pembelajaran ini dimulai dari kelompok kecil kemudian

dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan

memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara

berkelompok.

Menurut Sunarto (2009: Sunartombs.wordpress.com//metode-snowballing-

bola-salju/) Pembelajaran dinamakan Snowballing dikarenakan dalam

pembelajaran siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari

pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama

anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding. Model ini

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari siswa secara

bertingkat, dimulai dari kelompok yang lebih kecil berangsur-angsur kepada

kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau

tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Selanjutnya

masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru

akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok kemudian memberikan

ulasan-ulasan yang dianggap perlu.

Menurut Saepul Hikmat Sumarwan (2008: http://skripsi-makalah-artikel.

Blogspot. com) salah satu metode yang dapat menumbuhkan keaktifan belajar

yaitu metode diskusi model Snowballing. Penggunaan metode Snowballing

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran siswa. Karena melalui metode diskusi model Snowballing terjadi

interaksi siswa dengan guru, sehingga proses belajar mengajar berjalan efektif dan

respon siswa dalam memecahkan masalah.

Menurut Elsje Theodora Maasawet (2009: http://kary-ilmiah. um. ac.

id/index. php/disertasi/article/view/4074) pembelajaran kooperatif Snowballing

adalah strategi yang sederhana tetapi memiliki keunggulan yakni dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir analisis bahkan sintesis.

Menurut Putri Diana Wulandari (2009: http ://karya-ilmiah. um. ac. id ),

pembelajaran yang bermakna adalah siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Keterlibatan siswa secara aktif dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan

saling bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kegiatan pembelajaran tersebut akan mempengaruhi hasil belajar yang tidak

hanya meningkatkan pemahaman, tetapi meningkatkan kemampuan berfikir

siswa. Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan untuk meningkatkan

kemampuan aktivitas siswa yaitu model pembelajaran Snowballing. Penggunaan

model pembelajaran tersebut mendorong aktivitas siswa yang terlibat secara fisik,

intelektual, dan emosional sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Menurut Mudzakkir Hafidh (2010: http://ideguru.wordpress.com), metode

snowball dipergunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi

siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan ke

kelompok besar sehingga akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban

yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok. Metode itu akan berjalan

dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam atau

menuntut siswa berpikir analisis bahkan sintesis.

5. Motivasi Belajar

Untuk meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar motivasi sangat

diperlukan, karena motivasi merupakan dorongan emosi yang berasal dari dalam

diri individu yang mampu menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu dalam

mencapai yang diinginkannya. Agar kita mudah dalam mengkaji motivasi secara

teorotis, maka perlu mengetahui yang dimaksud dengan motivasi.

Motivasi memiliki definisi yang beragam. Menurut Muhibbin Syah (2008:

136) motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan

yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam

perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan

keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya

melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah

perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Adapun

motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa

yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,

peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya

merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong

siswa untuk belajar.

Menurut Sardiman (2001: 71) Kata ‘motif’, diartikan sebagai daya upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata ‘motif’

itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Menurut Martinis Yamin (2008: 92) motivasi belajar merupakan daya

penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan

belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan

mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam

jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

motivasi adalah kekuatan yang tersembunyi yang ada dalam jiwa manusia,

kekuatan itu menjadi daya penggerak baik secara sadar maupun tidak,

mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk

menjadi aktif dalam setiap kegiatan sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Shih & Gamon (2001),motivation was found to be the best predictor of student achievement. Educators should understand student motivational factors and attitudes toward web-based learning so that they can stimulate student motivation and get students actively involved in the learning process. Both students and instructors should understand the importance of motivation in web-based learning so as to enhance student achievement.

Makna yang terkandung dalam jurnal di atas adalah motivasi berperan

penting dalam ketercapaian siswa pada pembelajaran. Guru harus mengetahui

faktor motivasi siswa dan mendorong siswa menjadi pelaku belajar yang aktif

dalam pembelajaran.

6. Kemampuan Memory

Menurut Wikipedia (2010: http://en.wikipedia.org/wiki/memory) Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. In psychology, memory is an organism's ability to store, retain, and recall information. Human learners are bombarded constantly by environmental stimuli. The classroom is but one environment in which it occurs, and perhaps the only one under the control of the teacher. As stimuli impinge upon our sense, these sensations, all of them, enter, or are encoded in, the memory system. Makna yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah memori merupakan

kemampuan untuk mengingat, menyimpan, dan mengulang kembali informasi.

Pelajar di dalam kelas secara tetap diberi rangsangan atau dorongan. Lingkungan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

kelas dengan suasana yang terdapat rangsangan ini, maka rangsangan tersebut

akan dirasakan oleh pelajar dan disimpan dalam sistem memori.

Menurut Laura Evans (2010: http://www. life123. com/healthy-aging/memory/ short-term-memory-test. shtml) according to cognitive psychology theories, we have three stages of memory: sensory memory, short term memory and long term memory. Sensory memory lasts the shortest period of time, seconds or less. Sensory memory transfers audio, touch and visual memory images into short term memory. Short term memory is designed to hold limited amounts of information for a limited period of time, only long enough to understand the information. Meaningful information is placed in long term memory. Long term memory is like a storage area for useful information which will remain, ready to be recalled, for a long period of time.

Makna yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah teori psikologi

kognitif membagi memori menjadi 3 tingkatan yaitu 1) memori sensori,

merupakan memori yang kerjanya berlangsung dengan periode waktu paling

pendek. Memori ini mengirim informasi ke memori jangka pendek. 2) memori

jangka pendek, merupakan memori yang didesain untuk menampung jumlah

informasi yang terbatas dengan periode waktu yang terbatas. Memori ini

mengirim informasi ke memori jangka panjang. 3) memori jangka panjang,

merupakan memori yang kerjanya berlangsung dengan periode waktu yang lama

dan info yang tersimpan dalam memori ini akan berbekas, bisa diingat kembali.

Menurut Catherine E. Myers (2006) memory refers to the storage, retention and recall of information including past experiences, knowledge and thoughts. Information which is exciting tends to be better remembered than information which is uninteresting or ordinary. Psychologists and memory researchers often divide memory into categories defined by the duration for which the memory is expected to last. (1) Sensory memory refers to the fact that, after experiencing a stimulus, information about that stimulus is briefly held in memory in the exact form it was received, until it can be further processed. (2) Short-term memory refers to memories which last for a few minutes. Short-term memory is of limited

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

capacity, usually 5-9 items (7-plus-or-minus-two). (3) Intermediate-term or working memory is sometimes considered a synonym for short-term memory. (4) Long-term memory is memory that lasts for years or longer.

Makna yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah memori merupakan

tempat menyimpan, mengingat, dan mengulang kembali informasi yang berisi

pengalaman masa lampau. Informasi yang menarik akan lebih mudah diingat

daripada informasi yang biasa saja. Menurut ahli psikologi, memori dikategorikan

menjadi 4 yaitu; (1) memori sensori, (2) memori jangka pendek, (3) memori

tengah/perantara, (4) memori jangka panjang.

Menurut Wikipedia (2010: en.wikipedia.org/wiki/short-term_memory)

memori jangka pendek (kadang-kadang disebut sebagai "primary memori" atau

"memori aktif") mengacu pada kemampuan untuk menyimpan sejumlah kecil

informasi dalam pikiran dalam aktif, untuk jangka waktu yang singkat. Durasi

memori jangka pendek (ketika latihan atau pemeliharaan aktif dicegah) diyakini

berada di urutan detik. Perkiraan jangka pendek batas kapasitas memori yang

bervariasi dari sekitar 4 sampai sekitar 9 item, tergantung pada desain

eksperimental yang digunakan untuk memperkirakan kapasitas.

Menurut Mary C. Potter (2010: http:// www. scholarpedia. org/ article/ conceptual_short_term_memory) conceptual short term memory (CSTM) is a mental buffer in which current stimuli and their associated concepts from long term memory (LTM). CSTM is engaged extremely rapidly, is largely unconscious, and is the basis for the unreflective understanding that is characteristic of everyday experience.

Makna yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah memori jangka

pendek merupakan sebuah memori penahan pikiran, sebagai arah penggertak

menuju memori jangka panjang. Memori jangka pendek bekerja secara tidak

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sadar. Karena bekerja secara tidak sadar, seseorang menjadi tidak terfikir dengan

karakteristik dari pengalaman yang dialami setiap hari.

7. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Menurut Zainal Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda

yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti

hasil usaha. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial

dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya

manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-

masing. Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: 1)

prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai anak didik. 2) prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin

tahu. 3) prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4)

prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

Menurut Sunarto (2009: http//sunartombs.wordpress.com) Kemampuan

intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh

prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu

dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat

diartikan hasil yang diperoleh siswa karena adanya aktivitas belajar yang telah

dilakukan.

Menurut Ridwan (2008: http//ridwan202.wordpress.com) prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam

mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport

setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar

siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

b. Tes Prestasi Belajar

Menurut Saifuddin Azwar (1996: 8), tes prestasi belajar berupa tes yang

disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subjek dalam

menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan

pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan

harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan

tinggi. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang

telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Beberapa prinsip dasar dalam pengukuran

prestasi sebagai berikut: 1) tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah

dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. 2) tes prestasi harus

mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang

dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. 3) tes prestasi harus berisi

item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang

diinginkan. 4) tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaan hasilnya. 5) reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi

mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. 6) tes prestasi harus

dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Menurut Sukardi (2003: 139) tes prestasi pada umumnya mengukur

penguasaan dan kemampuan para peserta didik setelah mereka selama waktu

tertentu menerima proses belajar mengajar dari guru. Tes tersebut ummnya untuk

mengukur tingkat penguasaan dan kemampuan peserta didik secara individual

dalam cakupan dan ilmu pengetahuan yang telah ditentukan oleh para pendidik.

Tes prestasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk tes,

yaitu tes standar dan tes buatan guru. Tes buatan guru ini juga sering disebut

sebagai tes yang belum distandardisasi. Tes standar merupakan tes yang sudah

dipublikasikan keberadaannya dalam jurnal atau di media formal lainnya yang

relevan.

8. Hakekat IPA

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006,

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,

kreatif, dan mandiri. (www.puskur.net/download/uu/11kerangka_Dasar.pdf, 2006)

Menurut Nurma (2009), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang

mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam yang ada.

IPA meliputi 3 hal yaitu produk, proses, dan nilai/sikap ilmiah. Produk IPA

berupa data yang diperoleh melalui observasi yaitu fakta, konsep, prinsip, hukum,

teori; proses ilmiah mencakup merumuskan masalah, hipótesis, uji hipótesis,

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kesimpulan; nilai dan sikap ilmiah meliputi jujur, tekun, teliti, obyektif, terbuka,

dan sebagainya.

Menurut Sarwanto (2009), hakekat IPA adalah IPA sebagai produk, dan

IPA sebagai proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-

temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan

IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis

dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan

tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Maka darii tu IPA

sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA sebagai proses.

9. Sistem Pencernaan

a. Saluran Pencernaan dan Kelenjar Pencernaan

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai

kelenjar aksesoris yang mensekresikan getah pencernaan ke dalam saluran itu

melalui duktus (saluran). Saluran pencernaan terdiri dari rongga mulut,

kerongkongan (faring), lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Kelenjar

aksesoris sistem pencernaan terdiri dari tiga pasang kelenjar ludah (salivary

gland), pankreas, hati (liver), dan organ penyimpanannya kantung empedu

(gallbladder).

1). Rongga Mulut

Rongga mulut dikelilingi oleh pipi kanan dan pipi kiri serta langit-langit

mulut. Dalam rongga mulut terdapat organ pencernaan lidah, gigi, dan kelenjar

ludah.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a) Lidah, berfungsi untuk memindahkan makanan, mendorong makanan,

berbicara, mengenal bentuk makanan, dan mengecap makanan.

b) Gigi, berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanis. Makanan

dihancurkan menjadi partikel yang lebih kecil agar mudah dicerna secara

kimiawi dan mudah ditelan. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi

manusia dibedakan menjadi empat yaitu gigi seri (insisivus), gigi taring

(kaninus), gigi geraham muka (premolar), dan geraham belakang (molar).

c) Air Ludah, berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan membasahi

makanan.

Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut.

Selama pengunyahan, gigi dengan berbagai ragam bentuk akan memotong,

melumat, dan menggerus makanan, yang membuat makanan tersebut lebih mudah

ditelan. Kehadiran makanan dalam rongga mulut akan memicu refleks saraf yang

menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus ke rongga

mulut. Ludah mengandung amilase ludah, enzim pencernaan yang menghidrolisis

pati dan glikogen. Produk utama dari pencernaan oleh enzim ini adalah

polisakarida yang lebih kecil dan disakarida maltosa. Lidah akan mengecap

makanan, memanipulasinya selama pengunyahan, dan membantu membentuk

makanan menjadi sebuah bola yang disebut bolus. Selama penelanan, lidah akan

mendorong bolus ke bagian belakang rongga mulut dan akhirnya ke dalam

kerongkongan (faring).

2). Kerongkongan (faring)

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kerongkongan merupakan persimpangan yang menuju ke esofagus dan

trakea (batang tenggorokan). Ketika kita menelan, bagian atas batang tenggorokan

akan bergerak ke atas sehingga lubang pembukaannya, glotis tertutup oleh

penutup dari tulang rawan, yaitu epiglotis. Penutupan lubang batang tenggorokan

akan melindungi sistem respirasi terhadap masuknya makanan atau cairan selama

penelanan. Mekanisme penelanan secara normal akan menjamin bahwa bolus

akan dipandu ke dalam jalan masuk esofagus. Esofagus mengalirkan makanan

dari faring turun ke lambung. Peristalsis akan mendorong bolus sepanjang

esophagus yang sempit.

3). Lambung

Lambung berada pada sisi kiri rongga abdomen, persis di bawah diafragma.

Epitelium yang melapisi dinding lambung mensekresikan getah pencernaan,

cairan pencernaan yang bercampur dengan makanan. Dengan konsentrasi asam

klorida yang tinggi, getah lambung mempunyai pH sekitar 2. Asam ini membunuh

sebagian besar bakteri yang tertelan bersama dengan makanan. Lambung terdiri

atas tiga bagian yaitu kardia (bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari

kerongkongan), fundus (bagian tengah, bentuknya membulat), pilorus (bagian

bawah, daerah yang berhubungan dengan usus dua belas jari). Pada lambung

bagian atas terdapat otot sfingter kardia dan pada bagian bawah terdapat otot

sfingter pylorus. Sfingter kardia terbuka jika ada makanan mendekati lambung

dan akan menutup kembali untuk mencegah makanan tidak kembali ke

kerongkongan dan mulut. Sfingter pylorus berfungsi untuk mengatur makanan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

agar ke luar dari lambung dan masuk ke usus dua belas jari (duodenum). Makanan

di dalam lambung akan bertahan lebih kurang lima jam.

Lambung berfungsi menyimpan makanan selama waktu tertentu (sekitar 2–5

jam), mengaduk makanan (dengan gerakan peristaltik), dan memecah makanan

dengan bantuan enzim–enzim. Dinding lambung terdiri atas empat lapisan. Pada

lapisan itu terdapat kelenjar–kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Getah

lambung menghasilkan HCL, rennin, pepsinogen, dan lipase.

a) Asam klorida (HCL), berfungsi sebagai desinfektan yaitu untuk membunuh

kuman–kuman yang masuk bersama makanan atau menjadikan kuman tidak

berbahaya. Selain itu, asam klorida juga berfungsi mengasamkan makanan dan

membantu pembentukan protein.

b) Renin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein susu)

dari air susu. Kasein akan diubah oleh pepsin menjadi pepton. Renin hanya

dihasilkan oleh lambung mamalia.

c) Pepsinogen, dalam lingkungan basa pepsinogen akan diubah menjadi enzim

yang aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi mencerna protein menjadi zat yang

molekulnya lebih kecil dan mudah larut yang disebut peptone.

d) Lipase, berfungsi mencerna lemak. Di lambung lipase terdapat dalam jumlah

kecil. Setelah makanan dicerna dalam lambung sampai menjadi cair atau berupa

larutan, sedikit demi sedikit makanan masuk ke dalam duodenum atau usus dua

belas jari.

4). Usus Halus

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Usus halus adalah bagian saluran pencernaan yang paling panjang. Usus

halus adalah organ yang sebagian besar hidrolisis enzimatik makromolekul dalam

makanan terjadi. Organ ini juga bertanggung jawab dalam penyerapan sebagian

besar nutrien ke dalam darah. Panjang usus halus orang dewasa mencapai 6,3

meter dengan diameter 2,5 cm. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu usus

dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

Pada usus dua belas jari bermuara saluran dari kantong empedu dan pankreas.

Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim amilase, tripsin,

dan lipase.

5). Usus Besar

Usus besar atau kolon berhubungan dengan usus halus pada suatu

persambungan berbentuk T, yang terdapat sebuah sfingter (katup berotot)

mengontrol pergerakan materi makanan. Satu fungsi penting kolon adalah untuk

menyerap kembali air yang telah masuk ke dalam saluran pencernaan untuk

berfungsi sebagai bahan pelarut berbagai getah pencernaan. Bakteri Escherichia

coli yang terdapat dalam usus besar, berperan dalam proses pembusukan sisa

makanan menjadi kotoran (feses). Feses disimpan sampai dikeluarkan dibagian

akhir kolon yang disebut rektum. Anus sebagai tempat keluarnya feses.

6). Anus

Anus merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan. Dari lubang ini

dikeluarkan sisa–sisa makanan yang tidak dicerna, yaitu feses. Pada anus terdapat

dua macam otot yaitu : a). otot sphincterani interenus (otot yang tidak

dipengaruhi kehendak), dan b). otot sphincterani eksternus (otot yang dipengaruhi

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kehendak). Proses pengeluaran feses disebut defekasi. Setelah rectum terangkat

karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi. Dengan kontraksi otot

sphincterani eksternus, defekasi dapat ditahan tetapi dalam waktu yang tidak

terlalu lama.

b. Zat Makanan

Makanan yang kita butuhkan harus cukup mengandung gizi, yaitu

mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

1). Karbohidrat

Karbohidrat tersusun oleh atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dengan

kompleksitas yang berbeda. Contoh sumber karbohidrat adalah gula dan zat

tepung. Zat gula banyak terdapat dalam bentuk glukosa, fruktosa, sukrosa, dan

laktosa. Zat tepung dapat diperoleh dari nasi, kentang, ubi, ketela, gandum, sagu

dan sebagainya. Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi.

2). Protein

Protein merupakan rantai panjang (polimer) asam amino. Asam amino terdiri dari

atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan kadang-kadang

belerang (S). Berdasarkan asalnya, protein dibedakan menjadi protein nabati dan

protein hewani. Protein nabati diperoleh dari tumbuhan, misalnya tahu, tempe,

kecap, dan kacang-kacangan. Protein hewani diperoleh dari hewan misalnya ikan,

udang, keju, cumi-cumi, dan telur. Fungsi protein antara lain mengganti sel-sel

yang telah rusak, membentuk enzim dan hormon, mengatur proses di dalam

tubuh.

3). Lemak

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sumber bahan makanan yang mengandung lemak misalnya kelapa, kacang,

minyak kedelai, dan mentega. Lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak

hewani. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai pelarut vitamin A, D, E, K,

sumber energi, pelindung tubuh dari gesekan dan benturan serta suhu yang

ekstrim, sebagai cadangan makanan.

4). Vitamin

Vitamin diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh. Kekurangan vitamin

dapat menyebabkan penyakit avitaminosis. Berdasarkan kelarutannya, vitamin

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu vitamin yang larut dalam air antara lain

vitamin B1, B2, B6, dan C; vitamin yang tidak larut dalam air antara vitamin A,

D, E, dan K.

5). Air

Fungsi air dalam tubuh, antara lain sebagai pelarut bahan organik dan anorganik

dalam tubuh, pembawa zat-zat yang dibutuhkan dan zat-zat yang tidak

dibutuhkan tubuh, mendukung terjadinya reaksi kimia dalam tubuh,

mempertahankan keseimbangan suhu tubuh, dan membentuk cairan tubuh.

c. Kelainan Pada Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan dapat mengalami gangguan atau kelainan akibat

infeksi bakteri, keracunan, dan kebiasaan makanan yang salah. Beberapa

gangguan pada sistem pencernaan adalah sebagai berikut:

1) Gondongan (parotitis epidemika), disebabkan oleh virus. Gondongan bersifat

menular yang menyebabkan kelenjar ludah menjadi bengkak, panas, dan nyeri.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2) Gigi berlubang (karies), disebabkan oleh bakteri jenis Streptococcus yang

dapat merubah karbohidrat pada mulut menjadi asam laktat. Asam yang

terbentuk lambat laun akan menghancurkan email dan menyebabkan lubang.

3) Muntah, yaitu pengeluaran isi lambung melalui kerongkongan dan mulut

secara paksa.

4) Radang usus buntu (apendisitis), karena infeksi bakteri. Biasanya disebabkan

oleh penyumbatan usus buntu oleh tinja atau zat-zat asing seperti biji yang masuk

ke usus. Ciri-ciri orang yang menderita sakit radang usus buntu adalah sakit

dibagian ulu hati, perut, kadang-kadang disertai muntah, panas, dan sukar buang

air besar.

5) Sembelit (konstipasi), disebabkan karena berkurangnya pergerakan peristaltik

usus besar. Gerakan yang lambat menyebabkan air yang diserap usus menjadi

banyak, sehingga tinja menjadi kering, keras, dan bentuknya semakin kecil.

Akibatnya buang air besar menjadi lebih sulit dan sakit.

6) Batu empedu, biasanya disebabkan oleh meningkatnya kandungan kolesterol

sehingga garam empedu dan fosfolipid tidak mampu melarutkannya. Akibatnya

kolesterol akan mengkristal dan membentuk batu empedu.

7) Diare, yaitu bertambahnya kandungan air dalam tinja, meningkatnya frekuensi

buang air besar setiap hari. Penyebab diare adalah bakteri, virus, dan protozoa,

yang menghasilkan racun sehingga mempengaruhi proses absorpsi cairan diusus.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 2.1 Sistem Pencernaan Manusia

B. Penelitian Yang Relevan

1. Menurut Wiwoho (2003) selain penggunaan media, motivasi belajar merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan

dari penelitian Wiwoho tersebut, selain motivasi penelitian ini juga meninjau dari

kemampuan memori karena sistem pencernaan makanan mencakup banyak

konsep sehingga kemampuan memori diharapkan berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Menurut Endang Purwaningsih Agustina (2004) secara umum hasil belajar

Fisika pada kelompok siswa yang diberi pembelajaran model Jigsaw akan lebih

baik daripada kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan model Peta

Konsep. Berdasarkan penelitian dari Endang Purwaningsih Agustina, dalam

penelitian ini, peneliti mengggunakan model pembelajaran Snowballing.

Keunggulan Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sempurna, sehingga Snowballing diharapkan berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

3. Menurut Erwin Sulistianti (2006) terdapat perbedaan pengaruh kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar biologi pada materi pokok Sistem

Koordinasi Manusia yaitu siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi

cenderung memperoleh prestasi belajar biologi pada materi pokok Sistem

Koordinasi yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai kemampuan

memori sedang dan rendah. Berdasarkan dari penelitian Erwin Sulistianti, dalam

penelitian ini, selain kemampuan memori, peneliti juga meninjau dari motivasi

belajar siswa. Karena motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam diri siswa

untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya dorongan dari dalam diri siswa

diharapkan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

4. Menurut Elsje Theodora Maasawet (2009) menyimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif Snowballing dan NHT pada pembelajaran dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis, hasil belajar kognitif sains biologi, dan sikap sosial

siswa. Berdasarkan penelitian dari Elsje Theodora Maasawet, dalam penelitian ini,

peneliti mengggunakan model pembelajaran Jigsaw. Keunggulan Jigsaw adalah

tanggung jawab masing-masing siswa sama besarnya, siswa dapat menguasai

hampir semua materi pelajaran, karena masing-masing siswa mengajari temannya

secara bergantian, sehingga Jigsaw diharapkan berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

5. Menurut Shih dan Gamon (2001), motivasi berperan penting dalam

ketercapaian prestasi siswa pada pembelajaran. Berdasarkan penelitian dari Shih

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dan Gamon tersebut, selain motivasi penelitian ini juga meninjau dari kemampuan

memori karena sistem pencernaan makanan mencakup banyak konsep sehingga

kemampuan memori diharapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model pembelajaran

dengan harapan agar tercipta suatu pembelajaran yang aktif. Ketika siswa belajar

dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Agar

tercipta suasana belajar yang aktif, guru dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif.

Pada SMPN 1 Baki terdapat beberapa permasalahan. Beberapa

permasalahan antara lain guru menggunakan model pembelajaran yang monoton

yaitu ceramah, prestasi belajar IPA siswa kurang memuaskan, guru kurang

memperhatikan motivasi belajar dan kemampuan memori siswa yang berbeda-

beda. Diduga salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah

tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu

diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang

terdiri dari dua orang atau lebih dan keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing terhadap

prestasi belajar IPA.

Model pembelajaran kooperatif diduga berpengaruh terhadap prestasi

belajar IPA siswa. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

digunakan untuk materi sistem pencernaan pada manusia adalah Jigsaw dan

Snowballing. Prestasi adalah hasil yang diperoleh siswa karena adanya aktivitas

belajar yang telah dilakukan.

Penggunaan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan Snowballing juga

berdasarkan pemikiran bahwa siswa kelas VIII sudah memiliki kemampuan

berdiskusi dengan orang lain dan memiliki pengetahuan tentang sistem

pencernaan manusia meskipun pengetahuan yang dimiliki terbatas yang dapat

digunakan untuk membantu mempermudah ketika berdiskusi dengan temannya.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada pokok bahasan Sistem Pencernaan

Manusia, pada materi ini sangat membutuhkan kemampuan untuk mengingat

daripada isi dari materi itu sendiri. Selain itu sistem pencernaan makanan

merupakan materi pelajaran yang bersifat abstrak, menyangkut sistem organ yang

berada di dalam tubuh manusia.

Berdasarkan juga dari teori belajar sosial bahwa seorang belajar ditentukan

dari interaksi timbal balik antara individu dan lingkungan. Lingkungan dalam

penelitian ini adalah lingkungan kelas yang terdiri dari siswa yang saling belajar

secara kooperatif. Keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing

siswa sama besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran,

karena masing-masing siswa mengajari temannya secara bergantian. Sedangkan

keunggulan Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih

sempurna.

Jigsaw adalah pembelajaran yang terdiri atas siklus reguler dari kegiatan-

kegiatan pengajaran sebagai berikut: (1) membaca, para siswa menerima topik

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan informasi. (2) diskusi

kelompok-ahli, para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk

mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli. (3) laporan tim, para ahli

kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajari topik-topik

mereka kepada teman satu timnya. (4) tes, para siswa mengerjakan kuis-kuis

individual yang mencakup semua topik. (5) rekognisi tim, menghitung skor.

Sedangkan Snowballing adalah pembelajaran dengan siswa melakukan tugas

individu secara berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan

yang lain sehingga semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola

salju yang menggelinding. Berdasarkan hal tersebut, diduga penggunaan model

Jigsaw dan Snowballing diduga berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar

IPA siswa.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran adalah motivasi

belajar. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan,

pengalaman. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dicirikan sebagai

berikut; tekun dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin, lebih senang

kerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan

pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya (Anonim,

2010). Motivasi belajar siswa dikategorikan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.

Motivasi yang berbeda-beda ini diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

siswa. Diduga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan menghasilkan

prestasi belajar IPA yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah.

3. Pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

Selain motivasi belajar, faktor lain yang dapat mempengaruhi siswa dalam

pembelajaran yaitu kemampuan memori siswa. Kemampuan memori merupakan

kemampuan menyimpan, mengingat, dan mengulang kembali informasi yang

berisi pengalaman masa lampau, pengetahuan, dan informasi. Menurut Judithia

Wirawan (2010), orang yang memiliki kemampuan memori tinggi memiliki ciri-

ciri sebagai berikut; proses encoding yang majemuk dan bermakna, memiliki

banyak cue dengan asosiasi tinggi, banyak latihan. Kemampuan memori siswa

dikategorikan menjadi 2 yaitu kemampuan memori tinggi dan kemampuan

memori rendah. Kemampuan memori siswa yang berbeda-beda diduga dapat

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar IPA siswa.

4. Interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar IPA.

Pada pembelajaran IPA menuntut adanya peran aktif siswa, karena IPA

berdasarkan proses ilmiah yang didasarkan pada cara berfikir logis dan cara

berfikir kooperatif untuk memecahkan permasalahan–permasalahan dalam

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing dapat

digunakan pada pelajaran Biologi. Dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw dan

Snowballing mengutamakan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Keunggulan

Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing siswa sama besarnya, siswa

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dapat menguasai hampir semua materi pelajaran, karena masing-masing siswa

mengajari temannya secara bergantian. Sedangkan keunggulan Snowballing

adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih sempurna.

Motivasi belajar siswa diduga dapat mempengaruhi siswa untuk aktif

dalam setiap kegiatan belajar. Karena dengan motivasi belajar yang tinggi, siswa

akan lebih bersemangat dalam mempelajari materi IPA. Dengan demikian diduga

model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA ditinjau dari motivasi belajar tinggi atau rendah.

5. Interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing mengutamakan

peran aktif siswa dalam setiap kegiatan belajar. Sehingga dalam proses

pembelajaran, siswa akan aktif, mereka akan bekerjasama dalam proses

pembelajaran, hal ini diduga akan meningkatkan prestasi belajar siswa karena

secara umum siswa akan lebih senang bila bertanya dan belajar bersama dengan

teman-temannya. Keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing

siswa sama besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran,

karena masing-masing siswa mengajari temannya secara bergantian. Sedangkan

keunggulan Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih

sempurna.

Selain model pembelajaran, kemampuan memori siswa yang berbeda-beda

diduga juga berpengaruh terhadap prestasi siswa. Kemampuan memori siswa yang

berbeda-beda yaitu tinggi dan rendah, menyebabkan cara menyerap, menyimpan,

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dan mengingat kembali informasi yang diberikan guru juga berbeda. Diduga ada

interaksi antara pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

6. Interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar IPA.

Motivasi belajar yang tinggi akan membuat siswa lebih bersemangat dan

aktif dalam mempelajari materi IPA, sehingga diduga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Demikian juga untuk kemampuan memori siswa,

kemampuan memori siswa yang berbeda-beda yaitu tinggi dan rendah,

menyebabkan cara menyerap, menyimpan, dan mengingat kembali informasi yang

diberikan guru juga berbeda. Diduga ada interaksi antara motivasi belajar dan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

7. Interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan motivasi

belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing akan membantu

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran karena mereka berusaha

memecahkan sendiri materi yang diberikan guru dengan bekerjasama dengan

teman satu kelompoknya sehingga penerapan model pembelajaran kooperatif

Jigsaw dan Snowballing diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing siswa sama

besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran, karena masing-

masing siswa mengajari temannya secara bergantian. Sedangkan keunggulan

Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih sempurna.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Selain model pembelajaran, yang berpengaruh terhadap prestasi belajar

adalah motivasi belajar dan kemampuan memori siswa. Siswa yang bermotivasi

tinggi prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang bermotivasi

belajar rendah, apalagi jika dikombinasikan dengan kemampuan memori siswa

yang berbeda-beda yaitu kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori

rendah. Diduga ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan

Snowballing dengan motivasi belajar dan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar IPA.

D. HIPOTESIS

Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

terhadap prestasi belajar IPA.

2. Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

3. Terdapat pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

4. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

5. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

6. Terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar IPA.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

7. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan

motivasi belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Baki Sukoharjo, pada semester

ganjil, mulai bulan April 2009 sampai bulan Nopember 2009. Perincian waktu

pelaksanaan penelitian pada tabel 1.1

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2009 dan 2010 bulan ke - 4 7 9 11 4 6 7 9

1. Tahap Persiapan Penelitian - Pengajuan judul - Penyusunan proposal - Seminar proposal

X X X X

X X

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian - Ujicoba instrumen - Pengambilan data

X X

X X

3. Tahap Analisis dan Pengolahan Data - Penyusunan Bab I-V - Finalisasi Pelaporan

X X

X X

X X

X

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baki yang

berjumlah 8 kelas yaitu dari kelas VIIIA-VIIIH (270) diambil 2 kelas (67).

2. Sampel dan Teknik Sampling

Adapun langkah-langkah pengambilan sampel dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a. Penentuan sampel

Memilih kelas secara acak (Cluster Random Sampling ) dari kelas VIII SMPN 1

Baki. Hasil secara acak yaitu kelas VIII B dan VIII C.

b. Penentuan penerapan metode pembelajaran

Memilih kelas secara acak yang akan mendapatkan perlakuan model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing. Kelas VIIIC mendapatkan perlakuan dengan

model pembelajaran kooperatif Jigsaw, sedangkan untuk Kelas VIIIB mendapatkan

perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Snowballing.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian dengan menggunakan metode eksperimen dengan

mengambil dua kelompok secara acak, normal, homogen dan desain faktorialnya 2 x

2 x 2. Penelitian ini melibatkan dua kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen pertama (kelas VIIIC) dan kelompok eksperimen kedua (kelas VIIIB).

Sebelum kedua kelompok eksperimen tersebut diberi perlakuan yang berbeda, kedua

kelompok eksperimen ini diuji keseimbangannya (uji matching), uji ini bertujuan

untuk mengetahui kedua kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Statistik uji

yang digunakan adalah uji t, dengan keputusan H0 ditolak jika t hitung > t tabel atau H0

diterima jika t hitung < t tabel. Daerah kritiknya Dk = {t ⎜t > tα/2 atau t > -tα/2}, dan

tingkat signifikansi (α) 0,05. Hasil pengujian didapat t hitung = 0,210 dengan t tabel =

1,645 maka t hitung < t tabel. Karena t hitung < t tabel dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua

kelas eksperimen tersebut matching atau seimbang.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Kedua kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda tetapi seimbang

karena keduanya menggunakan model pembelajaran kooperatif. Untuk kelompok

eksperimen pertama (kelas VIIIC) diberi perlakuan dengan model pembelajaran

kooperatif Jigsaw sedangkan untuk kelompok eksperimen kedua (kelas VIIIB) diberi

perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif Snowballing. Penelitian ini juga

meninjau motivasi belajar siswa dan kemampuan memori.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif.

a. Definisi operasional:

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama

yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dan

keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota

kelompok itu sendiri.

b. Skala pengukuran: nominal, yang terdiri dari Jigsaw dan Snowballing.

c. Indikator:

1) Jigsaw : proses pembelajaran menggunakan teknik kelompok

awal dan kelompok ahli.

2) Snowballing : proses pembelajaran menggunakan teknik berpikir-

berpasangan dengan jumlah anggota kelompok

semakin banyak.

2. Variabel Moderator

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Variabel moderator dalam penelitian ini ada dua yaitu motivasi belajar dan

kemampuan memori siswa.

a. Motivasi belajar

1) Definisi operasional:

Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang

untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan,

pengalaman.

2) Skala pengukuran: ordinal, yang terdiri dari tinggi dan rendah

3) Indikator: skor angket motivasi belajar siswa.

b. Kemampuan memori siswa

1) Definisi operasional:

Kemampuan memori adalah kemampuan menyimpan, mengingat, dan

mengulang kembali informasi yang berisi pengalaman masa lampau,

pengetahuan, dan informasi.

2) Skala pengukuran: ordinal, yang terdiri dari tinggi dan rendah.

3) Indikator: skor tes kemampuan memori siswa.

3. Variabel Terikat

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

a. Definisi operasional:

Prestasi adalah hasil yang diperoleh siswa karena adanya aktivitas belajar

yang telah dilakukan.

b. Skala pengukuran: ordinal

c. Indikator: nilai prestasi belajar IPA siswa kelas VIIIB dan VIIIC

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

E. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental, dengan desain rancangan faktorial 2x2x2

dengan perlakuan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran : Jigsaw (A1) dan Snowballing (A2)

2. Motivasi belajar : motivasi belajar rendah (B1) dan motivasi belajar

tinggi (B2)

3. Kemampuan memori : kemampuan memori rendah (C1) dan kemampuan

memori tinggi (C2)

Berkaitan hal tersebut maka rancangan penelitian dapat disajikan dalam

desain factorial 2x2x2 dengan teknik analisis varian (ANAVA) seperti dalam tabel

berikut :

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Model Pembelajaran (A) Jigsaw ( A1) Snowballing (A2)

Motivasi Belajar Rendah ( B1)

Kemampuan Memori Rendah

(C1)

A1B1C1 A2B1C1

Kemampuan Memori Tinggi

(C2)

A1B1C2 A2B1C2

Motivasi Belajar Tinggi ( B2)

Kemampuan Memori Rendah

(C1)

A1B2C1 A2B2C1

Kemampuan Memori Tinggi

(C2)

A1B2C2 A2B2C2

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Keterangan :

A1B1C1 : Kelompok siswa yang bermotivasi rendah dan kemampuan memori

rendah yang diberi model pembelajaran Jigsaw.

A1B1C2 : Kelompok siswa yang bermotivasi rendah dan kemampuan memori

tinggi yang diberi model pembelajaran Jigsaw.

A2B1C1 : Kelompok siswa yang bermotivasi rendah dan kemampuan memori

rendah yang diberi model pembelajaran Snowballing .

A2B1C2 : Kelompok siswa yang bermotivasi rendah dan kemampuan memori tinggi

yang diberi model pembelajaran Snowballing.

A1B2C1 : Kelompok siswa yang bermotivasi tinggi dan kemampuan memori

rendah yang diberi model pembelajaran Jigsaw.

A1B2C2 : Kelompok siswa yang bermotivasi tinggi dan kemampuan memori tinggi

yang diberi model pembelajaran Jigsaw.

A2B2C1 : Kelompok siswa yang bermotivasi tinggi dan kemampuan memori

rendah yang diberi model pembelajaran Snowballing .

A2B2C2 : Kelompok siswa yang bermotivasi tinggi dan kemampuan memori tinggi

yang diberi model pembelajaran Snowballing.

F. Langkah-Langkah Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

Persiapan kegiatan penelitian meliputi :

a.) penyusunan silabus;

b.) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ;

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

c.) menyusun instrumen pengambilan data yaitu instrumen motivasi belajar dan

kemampuan memori.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

a.) mengambil data motivasi belajar siswa dan kemampuan memori siswa;

b.) mengambil data prestasi siswa.

3. Tahap Pasca Penelitian

Tahap pasca penelitian meliputi:

a.) Tabulasi data

b.) Analisis data

Setelah pengambilan data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah

analisis data. Analisis data dimulai dengan uji prasyarat analisis data kemudian

dilanjutkan uji hipotesis.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari variabel-variabel yang diteliti digunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

1. metode angket

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa untuk

mengetahui tingkat daya penggerak atau dorongan seseorang untuk belajar.

2. metode tes

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa dalam

mengerjakan soal materi pokok Sistem Pencernaan Manusia dan data kemampuan

memori siswa.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

H. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran:

a. Instrumen pelaksanaan pembelajaran berupa silabus. Silabus adalah rencana

pembelajran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu

mencakup standart kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

indikator penelitian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan

oleh setiap satuan pendidikan.

b. Instrumen pelaksanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen

pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan

dalam standart isi yang dijabarkan dalam silabus.

2. Instrumen Pengambilan Data:

a. tes prestasi belajar, materi yang digunakan adalah materi pokok sistem

pencernaan manusia, tes prestasi terdiri dari 26 soal pilihan ganda;

b. angket motivasi belajar,yang terdiri dari 37 soal, pengumpulan data angket

yang digunakan untuk mendapatkan informasi motivasi belajar siswa sebelum

mengikuti pembelajaran.

c. tes kemampuan memori, tes berisi tentang istilah-istilah dalam IPA. Tes

kemampuan memori menggunakan dua instrumen yaitu: (1) now you see it,

now you don’t, (2) now or later – the recency/primary.

I. Uji Coba Instrumen Pengambilan Data

Uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 1 Grogol, dengan alasan siswa

yang diuji coba mempunyai kesamaan karakteristik dengan sampel yang akan diteliti.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Selain itu uji coba dilakukan telebih dahulu untuk mengetahui kelayakan alat evaluasi

dan untuk mengetahui instrumen yang telah disusun benar-benar sudah merupakan

instrumen yang valid dan reliabel, sebab tingkat validitas dan reabilitas dapat

mempengaruhi data hasil penelitian.Soal hasil uji coba kemudian dihitung daya beda

soal, indeks kesukaran, validitas dan reliabilitas.

1. Instrumen Tes Prestasi Belajar

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kavalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuai yang

diinginkan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson, (Suharsimi Arikunto, 2006: 274), dengan rumus sebagai

berikut:

rxy = ∑ ∑ ∑∑

∑ ∑ ∑−−

))()()((

))((2222 yyNxxN

yxxyn …………… (1)

Keterangan :

rxy = Korelasi Product Moment Pearson

N = Banyaknya siswa

X = Skor Butir soal

Y = Skor total

∑ = Jumlah (x) (y)

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Angka hasil perhitungan rxy kemudian dibandingkan dengan korelasi

Product Moment pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dinyatakan valid apabila r

hitung > r tabel.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan signifikansi 5% diperoleh r

tabel 0.244. Berikut ini, adalah hasil validitas butir soal uji coba (lihat tabel 3.2).

Tabel 3.3. Hasil Validitas Butir Soal

Validitas Butir Soal Jumlah Valid 1,2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30

26

Tidak Valid 5, 10, 13, 28 4

b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel bila instrumen tersebut diujikan berkali-

kali hasilnya relatif sama. Menurut Sukardi (2003:127 ) reliabilitas sama dengan

konsistensi atau keajekan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai

reliabilitas yang tinggi, apabila instrumen yang dibuat mempunyai hasil yang

konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Untuk menguji reliabilitas masing-masing item dalam tes prestasi

digunakan rumus K-R 21. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:189) K-R 21

merupakan teknik reliabilitas instrumen penelitian dengan skala nominal. Rumus K-R

21 sebagai berikut:

rii = ⎭⎬⎫

⎩⎨⎧ −−

− tvkMkM

kk

.)(1

)1( ..................(2)

ket :

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

rii : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

M : skor rata-rata

Vt: varians total

Harga r 11 yang diperoleh disebut r hitung . Harga tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel product moment, sehingga diketahui signifikan tidaknya

korelasi tersebut. Jika r hitung >r tabel maka korelasi tersebut signifikan dan berarti soal

reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar didapat r 11 atau rhitung =

0,702 dengan rtabel = 0,244, karena r hitung > r tabel berarti instrumen tes prestasi belajar

reliabel.

c. Taraf Kesukaran

Analisis soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal

yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 207)

soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan

yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran

(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks

kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Indeks kesukaran diberi simbol P,

singkatan dari kata ” proporsi”. Rumus mencari P adalah sebagai berikut:

P = JSB …………..(3)

ket :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan yaitu soal dengan P 0,00 sampai 0,30

adalah soal sukar, soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang, soal dengan P

0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.

Hasil uji derajat kesukaran semua soal dalam instrumen tes prestasi dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4. Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat Kesukaran Butir Soal Jumlah

Sedang 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

28

Mudah 5, 13 2

d. Daya Pembeda

Item yang baik mampu membedakan antara siswa pandai dengan siswa

yang tidak pandai. Dalam hal ini siswa yang pandai memperoleh skor yang lebih

baik jika dibandingkan dengan siswa yang tidak pandai. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai ( berkemampuan tinggi ) dengan siswa

yang bodoh ( berkemampuan rendah ). Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi berkisar antara

0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

D = B

B

A

A

JB

JB

− = PA - PB ………………..(4)

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ket :

D : Diskriminatory power (angka indek diskriminasi item)

JA : Jumlah peserta tes kelompok atas.

JB : Jumlah peserta tes kelompok bawah.

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.

(Suharsimi Arikunto, 2006: 208)

Tabel 3.5. Kriteria soal Besarnya Angka Indek Diskriminasi Item (D)

Klasifikasi Interpretasi

Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan daya pembeda lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik

0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)

0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik

0,70 – 1,00 Excelent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

Bertanda negative

- Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali)

Berikut ini, daya beda butir soal yang dihasilkan (lihat tabel 3.5) berdasarkan

analisis butir soal.

Tabel 3.6. Hasil daya Beda Butir Soal Daya Beda Butir Soal Jumlah

Satisfactory 1, 13, 14, 16, 18, 25, 27 7

Good 2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 15, 17, 19, 21, 16

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

22, 23, 26, 28, 30

Excelent 5, 6, 7, 9, 20, 24, 29 7

2. Instrumen motivasi belajar

a. Uji validitas

Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas butir soal dari

instrumen penelitian. Validitas test ini dicari melalui uji coba test hitung korelasi

antara skor item dengan skor total. Pengukuran validitas soal ini digunakan rumus

korelasi product moment dengan angka kasar yaitu :

rxy = [ ][ ]2222 )()())((

YYnXXnYXXYn

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ ……………..(5)

r xy = koefisien korelasi antara item dengan skor total

N = jumlah subyek

x = skor item nomor tertentu

y = skor total

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment

sehingga dapat diketahui valid tidaknya korelasi tersebut. Jika r xy ⟩ r tabel maka soal

tersebut valid (Suharsimi Arikunto, 2006: 72).

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket dengan signifikasi 5%

diperoleh r tabel 0.244. Validitas untuk uji coba diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil validitas butir soal motivasi belajar Validitas Butir soal Jumlah

Valid

2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

37

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

38 39, 40 Tidak valid 1, 3, 4 3

Pada tabel 3.7 dapat dilihat bahwa butir soal pada angket motivasi belajar

berjumlah 40 soal. Setelah diuji validitasnya, butir soal yang valid ada 37 soal

sedangkan yang tidak valid 3 soal.

b. Uji reliabilitas

Untuk menguji reabilitas masing-masing item dalam instrument angket

motivasi digunakan koefisien α (Cronbach). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 196)

rumua alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang berskala interval

misalnya angket. Rumus alpha sebagai berikut:

r11 = ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ∑−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

− 2

211

1 tkk

σσ

………………. (6)

ket:

r11 : reliabilitas seluruh item tes

k : banyaknya item

∑σ12 : jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 : varians total

dikatakan reliabel jika harga r11 > rtabel.

Harga r 11 yang diperoleh disebut r hitung . Harga tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel product moment, sehingga diketahui signifikan tidaknya

korelasi tersebut. Jika r hitung >r tabel maka korelasi tersebut signifikan dan berarti soal

reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar didapat r 11 atau rhitung =

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

0,899 dengan rtabel = 0,244, karena r hitung > r tabel berarti instrumen tes prestasi belajar

reliabel.

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Salah satu uji distribusi populasi yang sangat banyak digunakan untuk menguji

suatu populasi berdistribusi normal atau tidak adalah uji distribusi normal, disingkat

uji normalitas populasi. Uji normalitas dengan menggunakan metode Liliefors.

Menurut Budiyono (2000:169) pada metode Liliefors setiap data Xi diubah menjadi

bilangan baku zi . Adapun langkah-lagkahnya sebagai berikut:

Hipotesis:

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Taraf signifikansi α = 0,05

Statistik Uji

L = Maks ( ) ( )ii ZSZF − ……………………... (7) Dengan

( )iZF = P(Z ≤Zi) ; Z ~ N (0,1)

S(Zi) = proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi

Zi = ( )S

XXi − ………………. (8)

S = Standar deviasi = 1

/)( 22

−∑−∑

nnxx ………………. (9)

Keputusan Uji

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Ho di tolak jika L ∈ Dk, atau Ho di terima jika L∉ Dk.

Daerah Kritik

Dk = { }nLLL ;α⟩ dengan n adalah ukuran sampel

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan dari sampel

penelitian. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlett. Menurut Budiyono

(2000:174) populasi-populasi yang mempunyai variansi yang sama disebut populasi-

populasi yang homogen. Uji untuk mengetahui variansi-variansi dari sejumlah

populasi sama atau tidak disebut uji homogenitas populasi. Salah satu uji

homogenitas untuk k populasi adalah uji Bartlett, dengan prosedur sebagai berikut :

1) Hipotesis H0 : 2

1σ = 22σ = 2

3σ = …= 2kσ

Hi : Paling sedikit terdapat 1 variansi yang berbeda (sampel tidak

homogen).

Taraf Signifikansi : α = 0,05

Statistik Uji

2χ = [ ]∑− 2loglog203,2jj sfRKGf

c ………………. (10)

ket :

F : derajat kebebasan untuk RKG = N-k

Fj : derajat kebebasan untuk sj2 = nj-1

j = 1,2,…,k

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Nj = Banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

RKG = ∑∑

j

j

fSS

; SSj =( )

∑ ∑−j

jj n

XX

22 = ( ) 21 jj SSn − ………. (11)

C = 1 + ( ) ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

− ∑ jfk j

1113

1 ………………. (12)

Daerah Kritik

Dk = { }1;222

−⟩ kαχχχ

Keputusan Uji

Ho ditolak jika 2χ ∈ Dk, atau Ho diterima jika 2χ ∉ Dk.

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Anava

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik anava

tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Analisis ini bertujuan untuk menguji

signifikansi pengaruh dari variabel bebas dan variabel moderator terhadap variabel

terikat. Hipotesis yang diuji sebagai berikut :

1). Pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing terhadap

prestasi belajar IPA.

H0A : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing terhadap prestasi belajar IPA.

H1A : Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing terhadap prestasi belajar IPA.

2). Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

H0B : Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

H1B : Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

3). Pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

H0C : Tidak terdapat pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar IPA.

H1C : Terdapat pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

IPA.

4). Interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar IPA.

H0D : Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

H1D : Terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

5). Interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

H0E : Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

IPA.

H1E : Terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

6). Interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar IPA.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

H0F : Tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

H1F : Terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar IPA.

7). Interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan motivasi

belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar IPA.

H0G : Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing dengan motivasi belajar dan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar IPA.

H1G : Terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing

dengan motivasi belajar dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar IPA.

Menurut Budiyono (2000: 233) tujuan analisis variansi tiga jalan adalah untuk

menguji signifikansi efek tiga variabel (faktor) bebas A, B, dan C terhadap variabel

terikat. Kecuali itu, juga bertujuan untuk menguji signifikansi interaksi AB, AC, BC,

dan ABC terhadap terikat.

a). Model untuk data amatan pada analisis variansi tiga jalan ialah:

Xijkl = µ + αi + βj + γk + (αβ)ij +(αγ)ik + (βγ)jk + (αβγ)ijk + εijkl …….... (13)

dengan:

Xijkl : data amatan ke-1 pada faktor A kategori ke-i, faktor B kategori ke-j, dan

faktor C kategori ke-k;

µ : rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean);

αi : efek faktor A kategori ke-i pada variabel terikat;

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

βj : efek faktor B kategori ke-j pada variabel terikat;

γk : efek faktor C kategori ke-k pada variabel terikat;

(αβ)ij : kombinasi efek faktor A dan B;

(βγ)jk : kombinasi efek faktor B dan C;

(αγ)ik : kombinasi efek faktor A dan B;

(αβγ)ijk : kombinasi efek faktor A, B dan C;

εijkl : deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang berdistribusi

normal dengan rataan 0.

i : 1, 2, 3,...,p; p = banyaknya kategori pada variabel A;

j : 1, 2, 3,...,q; q = banyaknya kategori pada variabel B;

k : 1, 2, 3,...,r; r = banyaknya kategori pada variabel C;

l : 1, 2, 3,...,n; n = banyaknya data amatan pada setiap sel.

b). Hipotesis

Pada analisis variansi tiga jalan, ada 7 pasang hipotesis (H0 dan H1) yang

dapat diuji.

(1) H0A: αi = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3, ..., p;

H1A: paling sedikit ada satu αi yang tidak nol

(2) H0B: βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3,..., q;

H1B: paling sedikit ada satu βj yang tidak nol

(3) H0C: γk = 0 untuk setiap k = 1, 2, 3,..., r;

H1C: paling sedikit ada satu γk yang tidak nol

(4) H0AB: (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., q;

H1AB: paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

(5) H0AC: (αγ)ik = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3, ..., p dan k = 1, 2, ..., r;

H1AC: paling sedikit ada satu (αγ)ik yang tidak nol

(6) H0BC: (βγ)jk = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3, ..., q dan k = 1, 2, ..., r;

H1BC: paling sedikit ada satu (βγ)jk yang tidak nol

(7) H0ABC: (αβγ)ijk = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3, ..., p; j = 1, 2, ..., q; dan k = 1, 2, 3,..., r;

H1ABC: paling sedikit ada satu (αβγ)ijk yang tidak nol.

c). Komputasi

Pada analisis variansi tiga jalan didefinisikan 9 besaran sebagai berikut:

(1) = N

G 2

; (2) = ∑lkji

ijklX,,,

2 ; (3) = ∑i

i

nqrA2

;

(4) = ∑j

j

nprB 2

; (5) = ∑k

k

npqC 2

; (6) = ∑ji

ij

nrAB

,

2

(7) = ∑ki

ik

nqAC

,

2

; (8) = ∑kj

jk

npBC

,

2

; (9) = ∑kji

ijk

nABC

,,

2

……......(14)

Terdapat sembilan jumlah kuadrat pada analisis variansi tiga jalan, yang

berdasarkan sifat-sifat matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

JKA = (3) – (1) JKB = (4) – (1)

JKC = (5) – (1) JKAB = (1) + (6) – (3) – (4)

JKAC = (1) + (7) – (3) – (5) JKBC = (1) +(8) – (4) – (5)

JKABC = (3) + (4) + (5) + (9) + (1) – (6) – (7) – (8)

JKG = (2) – (9)

JKT = (2) – (1)

(atau JKT = JKA + JKB + JKC + JKAB + JKAC + JKBC + JKG)

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah:

dkA = p – 1; dkB = q – 1;

dkC = r – 1; dkAB = (p -1) (q – 1);

dkAC = (p -1) (r – 1); dkBC = (q – 1) (r – 1);

dkABC = (p -1) (q – 1) (r – 1); dkG = N – pqr;

dkT = N – 1

Selanjutnya penghitungan rataan kuadrat dan nilai F amatan. Rataan kuadrat adalah

jumlah kuadrat dibagi dengan derajat kebebasan yang bersesuaian, dan nilai F amatan

diperoleh dari membagi rataan kuadrat yang bersesuaian dengan rataan kuadrat galat

(RKG).

d). Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan

Tabel 3.8 Rangkuman analisis variansi tiga jalan adalah sebagai berikut

Sumber JK Dk RK Fobs F p A B C

AB AC BC

ABC Galat

JKA JKB JKC

JKAB JKAC JKBC

JKABC JKG

p – 1 q – 1 r – 1

(p -1) (q – 1) (p -1) (r – 1) (q – 1) (r – 1)

(p -1) (q – 1) (r – 1) N – pqr

RKA RKB RKC

RKAB RKAC RKBC

RKABC RKG

Fa Fb Fc Fab Fac Fbc Fabc

-

F* F* F* F* F* F* F* -

< α atau >α < α atau >α < α atau >α < α atau >α < α atau >α < α atau >α < α atau >α

- Total JKT N – 1 - - - -

b. Uji Lanjut Anava

Dalam penelitian ini motivasi belajar dan kemampuan memori terdiri dari dua

kategori, sehingga perlu diadakan uji lanjut atau komparasi ganda antara masing-

masing motivasibelajar dan kemampuan memori. Uji ini untuk mengetahui

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

perbedaan rerata setiap pasangan kolom dan pasangan sel. Dalam uji ini digunakan

metode Scheffe dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1). Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan hipotesis

yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

2). Menentukan tingkat signifikansi α

3). Mencari nilai statistik uji F dan menentukan daerah kritik dengan menggunakan

formula berikut:

Uji scheffe untuk komparasi rataan antar baris.

( )

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡+

−=−

..

2

....

11

ji

jiji

nnRKG

XXF ………………. (15)

dengan

Fi.-j. = Nilai F pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

.iX = Rataan pada baris ke-i

.jX = Rataan pada baris ke-j

RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

ni. = Ukuran sampel baris ke-i

nj. = Ukuran sampel baris ke-j

Dk = {F / F > (p – 1) Fα ;p-1, N-pq}

4). Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparsi ganda.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

81

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan tentang hasil penelitian yang telah

dilaksanakan di SMP Negeri 1 Baki Sukoharjo. Data diperoleh dari kelas VIIIC

sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan kelas

VIIIB sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif

Snowballing. Adapun hasil penelitian yang akan disajikan adalah deskripsi data,

pengujian syarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi skor motivasi belajar, skor

kemampuan memori, dan nilai prestasi belajar siswa pada materi sistem

pencernaan pada manusia. Data prestasi belajar ini terdiri dari prestasi belajar

kognitif. Data tersebut diambil dari prestasi belajar dengan pembelajaran IPA

melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing. Skor motivasi

belajar, skor kemampuan memori dan prestasi belajar siswa kemudian dibuat rata-

rata, lalu diuji statistik untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan

sebaran dari data yang diperoleh.

1. Data Motivasi Belajar

Data tentang motivasi belajar siswa didapatkan dari tes dengan menggunakan

angket motivasi belajar siswa yang diambil sebelum proses pembelajaran

dilakukan. Tingkatan motivasi belajar siswa dengan menentukan bahwa siswa

memiliki motivasi belajar tinggi jika mempunyai skor tes diatas Mean, sedangkan

siswa memiliki motivasi belajar rendah jika mempunyai skor dibawah atau sama

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  82

dengan Mean. Distribusi data motivasi belajar siswa baik kelas yang diberi

pembelajaran dengan model Jigsaw maupun Snowballing, diklasifikasikan

menjadi motivasi belajar tinggi dan rendah disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Jumlah Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan Tinggi

Model pembelajaran

Motivasi belajar rendah Motivasi belajar tinggi Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

Kelas VIIIC (Jigsaw) 8 29 16 55

Kelas VIII B (Snowballing) 20 71 13 45

Jumlah 28 100 29 100 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa pada kelas Jigsaw motivasi

belajar siswa kategori tinggi memiliki frekuensi lebih banyak dibandingkan

dengan kategori rendah, sedangkan pada kelas Snowballing motivasi belajar

kategori rendah memiliki frekuensi lebih banyak dibanding dengan motivasi

belajar kategori tinggi.

2. Kemampuan memori

Data tentang kemampuan memori siswa diperoleh dari tes kemampuan

memori. Tingkatan kemampuan memori siswa dengan menentukan bahwa siswa

memiliki kemampuan memori tinggi jika mempunyai skor tes diatas Mean,

sedangkan siswa memiliki kemampuan memori rendah jika mempunyai skor

dibawah atau sama dengan Mean. Distribusi data kemampuan memori siswa baik

kelas yang diberi pembelajaran dengan model Jigsaw maupun Snowballing.

Distribusi data yang diperoleh disajikan dalam tabel 4.2.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  83

Tabel 4.2

Jumlah Siswa yang Memiliki Kemampuan memori Rendah dan tinggi

Model pembelajaran

Kemampuan memori rendah Kemampuan memori tinggi Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

Kelas VIIIC (Jigsaw) 16 47 18 62

Kelas VIII B (Snowballing) 11 39 22 76

Jumlah 26 100 32 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada kelas Jigsaw

kemampuan memori siswa kategori tinggi memiliki frekuensi lebih banyak

dibandingkan dengan kategori rendah, demikian pula pada kelas Snowballing

kemampuan memori kategori tinggi memiliki frekuensi lebih banyak dibanding

dengan kemampuan memori kategori rendah.

3. Prestasi Belajar IPA

Dalam penelitian ini data prestasi belajar siswa diambil ketika

pembelajaran telah selesai. Data prestasi belajar yang dideskripsikan dalam tabel

maupun histogram adalah data prestasi belajar ranah kognitif. Data diperoleh

dengan memberikan tes yang sama kepada siswa baik yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif Jigsaw maupun Snowballing. Data yang diperoleh

disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Deskripsi Data Prestasi Belajar

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw Snowballing Mean 7,157 6,274 StDev 1,174 0,993 Skor Minimum 4,810 4,070 Skor Maksimum 8,890 8,150

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  84

Data nilai prestasi belajar terendah kelas Jigsaw yaitu 4,81 dan tertinggi

8,89, maka diperoleh range sebesar 4,07. Distribusi data prestasi belajar IPA siswa

kelas Jigsaw dibagi dalam empat kelas, sehingga diperoleh lebar masing-masing

kelas adalah 1,0185 (≈ 1,02). Distribusi data prestasi belajar IPA siswa yang

diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw terlihat pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Data Prestasi Belajar Kelas Jigsaw

Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

4,81 – 5,83 5 15% 5,83– 6,85 6 18% 6,85 – 7,87 13 39% 7,87 – 8,89 10 30%

Jumlah 33 100%

Data distribusi frekuensi prestasi belajar kelas Jigsaw disajikan histogram

dari masing-masing distribusi pada gambar 4.1.

0

2

4

6

8

10

12

14

5.32 6.35 7.38 8.41

Prestasi Belajar Kelas Jigsaw

Frek

uens

i

Gambar 4.1. Histogram Prestasi Belajar Kelas Jigsaw

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  85

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar pada kelas

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan jumlah siswa

34 diperoleh nilai rata-rata 7,16 dengan standar deviasi 1,17, nilai tertinggi 8,89

serta nilai terendah 4,81. Frekuensi tertinggi pada kelas Jigsaw pada interval 6,87

– 7,89.

Data nilai prestasi belajar terendah kelas Snowballing yaitu 4,07 dan

tertinggi 8,15, maka diperoleh range sebesar 4,07. Distribusi data prestasi belajar

IPA siswa kelas Snowballing dibagi dalam empat kelas, sehingga diperoleh lebar

masing-masing kelas adalah 1,0185 (≈ 1,02). Distribusi data prestasi belajar IPA

siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

Snowballing terlihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Data Prestasi Belajar Kelas Snowballing

Interval Frekuensi Frekuensi Relatif

4,07 – 5,09 4 24% 5,09 - 6,11 8 35% 6,11 – 7,13 13 29% 7,13 – 8,15 8 12%

Jumlah 33 100%

Data distribusi frekuensi prestasi belajar kelas Snowballing disajikan

histogram dari masing-masing distribusi pada gambar 4.2.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  86

0

2

4

6

8

10

12

14

4.58 5.61 6.64 7.67

Prestasi Belajar Kelas Snowballing

Frek

uens

i

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Kelas Snowballing

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada

kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Snowballing dengan

jumlah siswa 33 diperoleh nilai rata-rata 6,27 dengan standar deviasi 0,99, nilai

tertinggi 8,15 serta nilai terendah 4,07. Frekuensi tertinggi pada kelas Snowballing

pada interval 6,13 – 7,42. Deskripsi data motivasi belajar dan kemampuan memori

untuk tiap sel desain penelitian dapat ditunjukkan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Jumlah Sebaran Jumlah Siswa Masing-masing Kelompok

Motivasi belajar rendah Motivasi belajar tinggi

Kemampuan memori rendah

Kemampuan memori tinggi

Kemampuan memori rendah

Kemampuan memori tinggi

Jumlah

Jigsaw 6 5 14 8 33

Snowballing 5 11 3 15 34

Jumlah 11 16 17 23 67

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  87

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi lebih banyak dari pada siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah. Untuk data kemampuan memori, siswa yang memiliki kemampuan

memori tinggi lebih banyak dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan

memori rendah.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan dalam uji

normalitas adalah metode Lilliefors. Rangkuman hasil uji normalitas prestasi

belajar dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Rangkuman Uji Normalitas

No Variabel L hitung L tabel Keputusan Kesimpulan 1 Prestasi belajar

(Jigsaw) 0,1397

0,1519

Ho diterima Sampel

berdistribusi normal

2 Prestasi belajar (Snowballing)

0,1284

0,1542

Ho diterima Sampel berdistribusi normal

3 Prestasi belajar (motivasi belajar rendah)

0,1165

0,1610

Ho diterima Sampel berdistribusi normal

4 Prestasi belajar (motivasi belajar tinggi)

0,0831

0,1419

Ho diterima Sampel berdistribusi normal

5 Prestasi belajar (Kemampuan memori rendah)

0,1342

0,1730

Ho diterima Sampel berdistribusi normal

6 Prestasi belajar (Kemampuan memori tinggi)

0,1189

0,1419

Ho diterima Sampel berdistribusi normal

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  88

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi α= 0.05.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa L tabel > L hitung, sehingga dapat

disimpulkan Ho diterima atau data prestasi belajar dalam penelitian ini

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi dari variansi yang homogen atau tidak. Teknik yang

digunakan dalam uji homogenitas dengan uji Bartlett. Hasil pengujian

homogenitas data prestasi belajar ditinjau dari model pembelajaran, motivasi

belajar, dan kemampuan memori ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Rangkuman Uji Homogenitas

No Variabel χ2 hitung χ2tabel Keputusan Kesimpulan

1 Prestasi belajar (Model pembelajaran)

0,931

3,841

Ho diterima Homogen

2 Prestasi belajar (Motivasi belajar)

0,132

3,841

Ho diterima Homogen

3 Prestasi belajar (Kemampuan memori)

0,199

3,841

Ho diterima Homogen

Dari hasil pengujian homogenitas prestasi belajar didapat χ2

hitung lebih

kecil dari χ2 0,05;1 = 3,841. DK = {χ2/χ2>3,841}; χ2obs ∈ DK maka Ho diterima

atau data prestasi belajar ditinjau dari model pembelajaran, motivasi belajar, dan

kemampuan memori dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  89

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Tiga Jalan Isi Sel Tak Sama

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa skor motivasi

belajar, skor kemampuan memori, dan nilai prestasi belajar dianalisis dengan

analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama. Dari hasil pengujian diperoleh:

a. Statistik uji

FA = RKGRKA =

0,5253.643 = 6,939

FB = RKGRKB =

0,52517.411 = 33,164

FC = RKGRKC =

0,52517.819 = 33,941

FAB = RKG

RKAB = 0,5251.448 = 2,758

FAC = RKG

RKAC = 0,5252.297 = 4,375

FBC = RKG

RKBC = 0,5251.563 = 2,977

FABC = RKG

RKABC = 0,5250.159 = 0,303

b. Daerah Kritik

FA = {FA⎜FA > F0,05; 1,59 = 4,00}

FB = {FB⎜FB > F0,05; 1,59 = 4,00}

FC = {FC⎜FC > F0,05; 1,59 = 4,00}

FAB = {FAB⎜FAB > F0,05; 1,59 = 4,00}

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  90

FAC = {FAC⎜FAC > F0,05; 1,59 = 4,00}

FBC = {FBC⎜FBC > F0,05; 1,59 = 4,00}

FABC = {FABC⎜FABC > F0,05; 1,59 = 4,00}

c. Keputusan Uji

H0A = ditolak, sebab FA = 6,939 > F0,05; 1,59 = 4,00

H0B = ditolak, sebab FB = 33,164 > F0,05; 1,59 = 4,00

H0C = ditolak, sebab FC = 33,941 > F0,05; 1,59 = 4,00

H0AB = diterima, sebab FAB = 2,758 < F0,05; 1,59 = 4,00

H0AC = ditolak, sebab FAC = 4,375 > F0,05; 1,59 = 4,00

H0BC = diterima, sebab FBC = 2,977 < F0,05; 1,59 = 4,00

H0ABC = diterima, sebab FABC = 0,303 < F0,05; 1,59 = 4,00

Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis variansi dengan sel tak sama

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1). F model pembelajaran kooperatif atau FA = 6,939 > F0,05; 1,59 = 4,00, maka Ho

ditolak dan H1 diterima sehingga model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan

Snowballing berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA;

2). F motivasi belajar atau FB = 33,164 > F0,05; 1,59 = 4,00, maka Ho ditolak dan H1

diterima sehingga motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA;

3). F kemampuan memori atau FC = 33,941 > F0,05; 1,59 = 4,00, maka Ho ditolak

dan H1 diterima sehingga kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi

belajar IPA;

4). F interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar IPA atau FAB = 2,758 < F0,05; 1,59 = 4,00, maka Ho

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  91

diterima dan H1 ditolak sehingga tidak terdapat interaksi antara model

pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

IPA;

5). F interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar IPA atau FAC = 4,375 > F0,05; 1,59 = 4,00, maka Ho

ditolak dan H1 diterima sehingga terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA;

6). F interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori terhadap

prestasi belajar IPA atau FBC = 2,977 < F0,05; 1,59 = 4,00, maka Ho diterima dan

H1 ditolak sehingga tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA;

7). F interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar dan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA atau FABC = 0,303 < F0,05;

1,59 = 4,00, maka Ho diterima dan H1 ditolak sehingga tidak terdapat interaksi

antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar dan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA.

2. Uji Komparasi Ganda

Uji ini untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom dan

pasangan sel dengan menggunakan metode Scheffe. Hasil pengujian didapat:

1) Statistik uji

FA1C1-A1C2 = [ ]

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ +

261

810,52

13,3310,27 2

= 109,24

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  92

FA1C1-A2C1 = [ ]

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ +

261

810,52

13,3110,27 2

= 100,25

FA1C1-A2C2 = [ ]

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ +

131

810,52

14,9710,27 2

= 208,45

FA1C2-A2C1 = [ ]

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ +

201

2610,52

13,3113,33 2

= 0,016

FA1C2-A2C2 = [ ]

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ +

131

2610,52

14,9713,33 2

= 44,343

FA2C1-A2C2 = [ ]

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ +

131

2010,52

14,9713,31 2

= 41,648

2) Daerah kritik

DKi-j = {Fi-j ⎢Fi-j > 2 F0,05; 1,59 = 8,00}

3) Keputusan uji

H0 ditolak karena FA1C1-A1C2, FA1C1-A2C1, FA1C1-A2C2, FA1C2-A2C1, FA1C2-A2C2, dan

FA2C1-A2C2 terletak pada daerah kritik.

Tabel 4.9 Rata- Rata Nilai Prestasi IPA

Berdasarkan Model Pembelajaran dan Kemampuan Memori Perlakuan Rata-rata nilai

prestasi siswa Jigsaw, kemampuan memori tinggi 7,556 a Jigsaw, kemampuan memori rendah 5,650 c Snowballing, kemampuan memori tinggi 6,597 b Snowballing, kemampuan memori rendah 5,840 c

Keterangan: Nilai yang diikuti dengan huruf yang sama berarti tidak memiliki perbedaan yang

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  93

signifikan dengan menggunakan uji Scheffe pada tingkat kepercayaan 95%. Adanya perbedaan prestasi belajar antara kombinasi model pembelajaran

dengan kemampuan memori yang signifikan artinya ada interaksi antara model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan kemampuan memori rendah

dengan tinggi memiliki beda rerata yang signifikan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis pertama

Hasil perhitungan statistik analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan

Snowballing diperoleh F hitung 6,939. FA = 6,939 > F0,05; 1,58 = 4,00 berarti bahwa

model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Hal

tersebut sebagaimana pendapat Slavin (dalam Wina Sanjaya, 2007: 242) yang

mengemukakan bahwa beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus

dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri, serta

pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar

berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

ketrampilan.

Pada pembelajaran IPA, siswa dituntut lebih aktif karena pada materi

IPA tidak hanya prestasi belajar yang ingin dicapai tetapi lebih ke proses belajar

siswa dalam mempelajari materi IPA itu sendiri, sehingga perlu model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan menuntut kerjasama antar

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  94

siswa. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa

salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.

Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah

Jigsaw dan Snowballing. Pemilihan model pembelajaran dilihat dari materi

pembelajaran yaitu sistem pencernaan makanan. Karakteristik sistem pencernaan

makanan merupakan materi pelajaran yang bersifat abstrak, menyangkut sistem

organ yang berada di dalam tubuh manusia. Materi sistem pencernaan makanan

memungkinkan untuk diaplikasikan dengan model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing. Pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw, siswa lebih tertantang

karena tidak hanya yang pandai saja yang bekerja tetapi semua anggota kelompok

dan yang menyampaikan hasil diskusi juga tidak hanya yang pandai saja, semua

anggota harus siap karena pada Jigsaw tiap siswa diberi tugas untuk mengajari

teman-temannya dalam kelompok secara berurutan, dalam hal ini setiap siswa

memperoleh kesempatan yang sama, dan menyebabkan siswa berusaha menguasai

materi. Penggunaan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan Snowballing juga

berdasarkan pemikiran bahwa siswa kelas VIII sudah memiliki kemampuan

berdiskusi dengan orang lain dan memiliki pengetahuan tentang sistem

pencernaan manusia meskipun pengetahuan yang dimiliki terbatas yang dapat

digunakan untuk membantu mempermudah ketika berdiskusi dengan temannya.

Keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing siswa sama

besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran, karena masing-

masing siswa mengajari temannya secara bergantian.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  95

Sementara pada siswa model pembelajaran kooperatif Snowballing dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir analisis bahkan sintesis.

Ketika siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan materi pelajaran baik secara

perorangan dan kelompok seperti dalam pembelajaran model Snowballing, maka

kemampuan analisis dan sintesis siswa akan terasah baik ketika pendapat siswa

dalam kelompok Snowballing saling beradu. Keunggulan Snowballing adalah

jawaban bertingkat dari siswa yang lebih sempurna.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif

Jigsaw lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif

Snowballing karena dengan Jigsaw siswa cenderung lebih aktif, siswa dilatih

untuk bekerja sama dengan teman sebaya dan mampu menguasai materi karena

tiap siswa memperoleh kesempatan yang sama. Sedangkan pada model

pembelajaran Snowballing, siswa terfokous pada penyelesaian menjawab soal-

soal dengan teman yang menjadi pasangannya. Hal ini diperkuat dengan data

prestasi belajar IPA. Dari rata-rata prestasi belajar IPA didapat bahwa prestasi

belajar IPA dengan Jigsaw rata-ratanya lebih tinggi dari Snowballing yaitu

Jigsaw = 7,16, sedangkan Snowballing 6,27.

Isjoni (2007: 54) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif Jigsaw

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif

dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal. Hasil yang diperoleh dari model pembelajaran Jigsaw adalah

kedalaman materi yang dipelajari menjadi baik. Ketika siswa menemukan

permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diatasi, siswa menyampaikannya

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  96

kepada guru yang menjadi sumber informasi bagi peningkatan pemahaman

mereka pada materi pembelajaran. Sedangkan pada model pembelajaran

kooperatif Snowballing siswa diarahkan pada kemampuan melakukan analisis dan

sintesis, namun di sisi lain model tersebut terdapat kelemahannya, yaitu fokus

siswa hanya kepada permasalahan yang harus mereka pecahkan. Ketika fokus

perhatian siswa hanya kepada soal atau permasalahan yang mereka hadapi, maka

mereka akan berusaha untuk menemukan pemecahan masalah tersebut dan

mereka akan mempelajari materi di seputar masalah tersebut. Kondisi ini

menyebabkan kedalaman materi siswa menjadi kurang.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif pada materi sistem

pencernaan pada manusia merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan

oleh guru untuk mengaktifkan siswa, sehingga siswa tidak hanya memperoleh

informasi dari guru tetapi juga mencari dan berdiskusi dengan anggota kelompok,

sehingga siswa dilatih untuk bekerjasama dengan teman sebayanya. Dengan

metode kooperatif siswa lebih tertarik pada materi IPA yang dikenal cukup

membosankan oleh siswa.

Tetapi dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal dalam pembelajaran

yang menghambat proses pembelajaran kooperatif baik Jigsaw maupun

Snowballing antara lain: a) terbatasnya waktu, sehingga pembelajaran tidak

berjalan dengan baik, b) siswa yang motivasi belajarnya rendah lebih

mengandalkan siswa yang pandai sehingga hasilnya kurang memuaskan; c) masih

ada kelompok yang sulit bekerjasama sehingga yang bekerja hanya satu atau dua

orang.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  97

2. Hipotesis kedua

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama diperoleh F hitung 33,164. FB = 33,164 > F0,05; 1,58 = 4,00, berarti motivasi

belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Motivasi belajar adalah

dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan belajar. Dengan adanya

motivasi, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi

belajar memuaskan. Secara umum siswa yang memiliki motivasi tinggi atau

semangat tinggi dalam belajar cenderung aktif dan prestasi belajar memuaskan,

walaupun terkadang tidak semuanya seperti itu, tergantung pada faktor-faktor lain

yang ada pada diri siswa.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk melakukan belajar. Persoalan

mengenai motivasi dalam belajar adalah cara mengatur agar motivasi dapat

ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seeorang anak didik

akan berhasil jika mempunyai motivasi dalam belajar (Ridwan, 2008). Hasil

belajar akan menjadi optimal bila ada motivasi, jadi motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Ada tiga fungsi motivasi

yaitu: mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan; menentukan arah perbuatan yaitu kearah

tujuan yang akan dicapai; menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  98

Disamping itu motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik (Sardiman, 2001:83-84). Adanya perbedaan motivasi belajar siswa pada

kedua kelas menghasilkan adanya perbedaan prestasi belajar, siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa

yang bermotivasi belajar rendah.

Hasil penelitian tentang adanya pengaruh pengaruh motivasi belajar

terhadap prestasi belajar IPA sesuai dengan hasil penelitian Wiwoho (2003) yang

menyimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi siswa.

3. Hipotesis ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama diperoleh F hitung 16,85. FC = 16,85 > F0,05; 2,58 = 4,00 berarti bahwa

kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Memori/ingatan

adalah proses dimana informasi belajar disimpan dan dapat dibaca kembali

(dikeluarkan kembali). Kemampuan mengingat informasi yang dimiliki setiap

siswa berbeda-beda, sehingga prestasi belajar yang diperoleh juga berbeda-beda.

Disamping itu juga tergantung pada faktor-faktor lain yang ada pada diri siswa.

Kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi belajar. Memori

adalah suatu sistem pengolahan informasi dan merupakan kemampuan untuk

menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang.

Menurut Catherine E. Myers (2006) memori merupakan tempat menyimpan,

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  99

mengingat, dan mengulang kembali informasi yang berisi pengalaman masa

lampau.

Kemampuan memori siswa pada model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing sangat diperlukan siswa dalam kegiatan pembelajaran, khususnya

ketika terjadi pergantian kelompok diskusi. Siswa yang memiliki kemampuan

memori baik, maka ia akan mampu menghafal dan menguasai materi lebih

banyak daripada siswa dengan kemampuan memori rendah, sehingga prestasi

belajarnya menjadi lebih baik.

4. Hipotesis keempat

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama diperoleh F hitung 2,758. FAB = 2,758 < F0,05; 1,58 = 4,00, berarti tidak

terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar IPA. Pada hipotesis pertama penggunaan model

pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam pembelajaran IPA dan

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar, karena pada

proses pembelajarannya siswa dilibatkan secara aktif, dan guru berperan sebagai

fasilitator, bukan sebagai pemberi atau sumber informasi. Dengan pembelajaran

kooperatif dengan siswa yang aktif diharapkan motivasi belajar siswa berpengaruh

dalam proses pembelajaran. Seperti yang terlihat pada hipotesis kedua yaitu

terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.

Pada penelitian ini tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif yang digunakan dengan motivasi belajar siswa. Walaupun tidak

terdapat interaksi langsung antara model pembelajaran dengan motivasi belajar,

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  100

bukan berarti model pembelajaran kooperatif tidak memiliki hubungan timbal

balik dengan motivasi belajar siswa. Karena dengan adanya motivasi belajar pada

diri siswa maka siswa tersebut akan mempunyai keinginan atau semangat untuk

belajar sehingga mampu menguasai materi pelajaran dan mendapatkan nilai yang

memuaskan. Karena juga dilihat dari kelebihan masing-masing model

pembelajaran, keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing

siswa sama besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran,

karena masing-masing siswa mengajari temannya secara bergantian, sedangkan

keunggulan Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih

sempurna. Juga berdasarkan pemikiran bahwa siswa kelas VIII sudah memiliki

kemampuan berdiskusi dengan orang lain dan memiliki pengetahuan tentang

sistem pencernaan manusia yang bersifat abstrak meskipun pengetahuan yang

dimiliki terbatas yang dapat digunakan untuk membantu mempermudah ketika

berdiskusi dengan temannya. Dengan keadaan seperti itu diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa meskipun tidak ada interaksi antara model

pembelajaran dengan motivasi belajar siswa.

Tidak adanya interaksi model pembelajaran dengan motivasi belajar

siswa berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar

rendah mampu mengikuti pembelajaran model pembelajaran Jigsaw dan

Snowballing. Sehingga baik siswa yang bermotivasi tinggi maupun yang

bermotivasi rendah ketika proses pembelajaran diberi model pembelajaran

kooperatif Jigsaw dan Snowballing, mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  101

5. Hipotesis kelima

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama diperoleh F hitung 4,375. FAC = 4,375 > F0,05; 2,58 = 4,00, berarti terdapat

interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan memori

terhadap prestasi belajar IPA.

Peran aktif siswa adalah hal utama dalam proses pembelajaran

kooperatif, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bekerjasama

dengan temannya. Dalam setiap kegiatan pembelajaran dapat dilihat kemampuan

memori siswa yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang

lainnya. Ada yang berkemampuan memori rendah atau tinggi. Sesuai dengan

kemampuan memori yang dimiliki, masing-masing siswa akan menyerap atau

mengolah informasi yang didapatnya dari pembelajaran sehingga daya serap pada

materi juga tergantung pada kemampuan memori mereka.

Model pembelajaran kooperatif dapat berhasil jika masing-masing peserta

didik mampu menyerap dan mengkomunikasikan hasil temuan dari masing-

masing kelompok ahli kepada kelompok asal. Kemampuan memori yang baik,

membantu siswa tersebut dalam menyampaikan materi yang diperolehnya dari

kelompok ahli ke kelompok asal. Disamping itu, pemecahan soal-soal dengan

teman yang menjadi pasangannya juga memerlukan kemampuan memori yang

baik. Keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing siswa sama

besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran, karena masing-

masing siswa mengajari temannya secara bergantian. Sedangkan keunggulan

Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih sempurna.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  102

Berdasarkan hal tersebut maka model pembelajaran kooperatif

memerlukan kemampuan memori yang baik, sehingga siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik dibandingkan

siswa yang berkemampuan memori rendah. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan memori.

Berikut ini grafik interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan

memori:

tinggirendah

8.0

7.5

7.0

6.5

6.0

Memori

Mea

n

Jig sawS no w b allin g

M o d el

Interaction P lot for C4Data Means

Gambar 4.10 Grafik Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan

Kemampuan Memori

Berdasarkan grafik diatas, secara umum siswa pada model pembelajaran

Jigsaw memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa pada model

pembelajaran Snowballing. Tetapi siswa pada model pembelajaran Snowballing

dapat memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa pada model

pembelajaran Jigsaw jika memiliki kemampuan memori yang tinggi.

6. Hipotesis keenam

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama diperoleh F hitung 2,977. FBC = 2,977 < F0,05; 2,58 = 4,00, berarti tidak

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  103

terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan kemampuan memori terhadap

prestasi belajar IPA. Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa

dalam melakukan kegiatan belajar, kemampuan memori adalah kemampuan

seseorang menyerap informasi yang diperoleh pada waktu pembelajaran. Tidak

adanya interaksi antara motivasi belajar dan kemampuan memori maka kombinasi

motivasi belajar tinggi dan rendah dengan kemampuan memori tinggi dan rendah

tidak memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar.

Penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara motivasi

belajar dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi.

Walaupun tidak terdapat interaksi langsung antara motivasi belajar dengan

kemampuan memori siswa, bukan berarti motivasi belajar siswa tidak memiliki

hubungan timbal balik dengan kemampuan memori siswa. Kondisi ini disebabkan

adanya faktor penyebab yang berbeda antara motivasi belajar dan kemampuan

memori. Motivasi belajar terbagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk

dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan

kebutuhannya terhadap materi tersebut. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan

keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri

teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret

motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Proses

pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif berdampak meningkatkan

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  104

motivasi belajar siswa sehingga dengan peningkatan motivasi tersebut, motivasi

belajar siswa dapat meningkat.

Kemampuan memori merupakan kemampuan yang ada dalam diri

seseorang untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi

yang diperoleh sebelumnya. Dalam proses belajar mengajar terjadi transfer

informasi baik guru ke siswa ataupun dari siswa ke siswa yang lain. Oleh karena

itu memori diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar. Semakin tinggi

memori siswa terhadap suatu informasi, akan semakin mudah dalam belajarnya.

Karena sifatnya merupakan faktor bawaan, meskipun masih dapat ditingkatkan,

maka kemampuan memori seseorang cenderung lebih bersifat statis.

Motivasi belajar dalam pembelajaran kooperatif akan meningkat

sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Namun demikian siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi belum tentu memiliki kemampuan memori yang

tinggi, sehingga prestasi belajarnya bisa menjadi rendah. Sementara itu pada siswa

yang memiliki motivasi rendah, namun adanya kemampuan memori yang tinggi

pada dirinya dapat menyebabkan prestasi belajarnya menjadi tinggi.

7. Hipotesis ketujuh

Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama diperoleh F hitung 0,303. FABC = 0,303 < F0,05; 2,58 = 4,00, berarti bahwa

tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi

belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA. Motivasi belajar

yang tinggi dengan kemampuan memori yang berbeda-beda tidak akan berdampak

pada prestasi belajar IPA, begitu juga dengan motivasi belajar rendah dengan

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  105

kemampuan memori yang berbeda-beda tidak akan memberikan dampak pada

prestasi belajar IPA.

Prestasi belajar salah satu fungsinya adalah sebagai indikator kualitas dan

kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, dan dapat dijadikan

indikator daya serap anak didik. Prestasi belajar siswa dipengaruhi faktor intern

dan ekstern siswa itu sendiri. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam

diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern

yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Faktor ekstern adalah

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri

siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan

sekitarnya dan sebagainya (Ridwan, 2008).

Dalam penelitian ini memang tidak terdapat interaksi secara langsung

antara model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing dengan motivasi belajar dan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar, tetapi bukan berarti tidak

terdapat hubungan antara ketiganya.

Berdasarkan hipotesis yang pertama, kedua, dan ketiga yaitu model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing, motivasi belajar dan kemampuan memori

siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Tetapi

dalam penelitian ini tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Jigsaw

dan Snowballing dengan motivasi belajar dan kemampuan memori terhadap

prestasi belajar IPA. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pencapaian

prestasi belajar baik dari faktor ekstern maupun intern siswa, selain faktor model

pembelajaran Jigsaw dan Snowballing, motivasi belajar dan kemampuan memori

siswa yang digunakan dalam penelitian ini, serta banyaknya keterbatasan dalam

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  106

penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di

luar kegiatan belajar mengajar.

Keunggulan Jigsaw antara lain tanggung jawab masing-masing siswa

sama besarnya, siswa dapat menguasai hampir semua materi pelajaran, karena

masing-masing siswa mengajari temannya secara bergantian, sedangkan

keunggulan Snowballing adalah jawaban bertingkat dari siswa yang lebih

sempurna. Juga berdasarkan pemikiran bahwa siswa kelas VIII sudah memiliki

kemampuan berdiskusi dengan orang lain dan memiliki pengetahuan tentang

sistem pencernaan manusia yang bersifat abstrak meskipun pengetahuan yang

dimiliki terbatas yang dapat digunakan untuk membantu mempermudah ketika

berdiskusi dengan temannya. Dengan keadaan seperti itu diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa meskipun tidak ada interaksi antara model

pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dan kemampuan memori siswa.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah berusaha

semaksimal mungkin, akan tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil

yang diperoleh mungkin tidak sesuai dengan harapan. Hal ini terjadi karena

beberapa faktor yang mempengaruhi atau membatasi hasil penelitian ini. Faktor-

faktor tersebut antara lain:

1. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan sebanyak 4 x 40 menit (2 kali

pertemuan), sebenarnya dirasakan sangat kurang, sehingga ada kemungkinan

pengaruh perlakuan belum tampak jelas. Ada keinginan dari peneliti untuk

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  107

menambah jumlah jam pertemuan akan tetapi terkait dengan pembagian

alokasi waktu tiap kompetensi dasar.

2. Siswa belum terbiasa dalam berdiskusi, sehingga kurang berani dalam

mengungkapkan pendapat.

3. Siswa kurang percaya diri dan proses adaptasi siswa dalam menerima model

pembelajaran yang baru membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak

semua variabel dapat berinteraksi.

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

110

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian

teori, hipotesis sampai pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan

Snowballing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi sistem

pencernaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagaimana

tertulis di bawah ini.

1. Pembelajaran IPA pada materi sistem pencernaan melalui model pembelajaran

kooperatif Jigsaw lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran

kooperatif Snowballing karena dengan Jigsaw siswa lebih mengusai materi

pelajaran secara mendalam, sedangkan pada model pembelajaran Snowballing

siswa terfokus pada kemampuan analisis dan sintesis yang kadang melupakan

penguasaan materi secara lebih luas;

2. Dalam penelitian ini motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Motivasi belajar akan mendorong siswa untuk aktif dalam

proses pembelajaran, keaktifan siswa tersebut membantu siswa dalam

peningkatan pemahaman konsep, sehingga prestasi belajar lebih baik;

3. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi

belajar IPA. Kemampuan memori adalah proses dimana informasi belajar

disimpan dan dapat dibaca kembali (dikeluarkan kembali). Siswa yang

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  111

memiliki kemampuan memori yang tinggi atau rendah mempengaruhi prestasi

belajar;

4. Dalam penelitian ini tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif yang digunakan dengan motivasi belajar siswa. Walaupun tidak

terdapat interaksi langsung antara model pembelajaran dengan motivasi

belajar, bukan berarti model pembelajaran kooperatif tidak memiliki hubungan

timbal balik dengan motivasi belajar siswa. Karena dengan adanya motivasi

belajar pada diri siswa maka siswa tersebut akan lebih bersemangat dalam

belajar menggunakan pembelajaran kooperatif;

5. Dalam penelitian ini terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif

dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA. Model

pembelajaran kooperatif dapat berhasil jika masing-masing peserta didik

mampu menyerap dan mengkomunikasikan hasil temuan dari masing-masing

kelompok ahli kepada kelompok asal, juga bersama dengan anggota

kelompoknya menghasilkan jawaban bertingkat dengan kesepakatan bersama.

Kemampuan memori yang baik, membantu siswa tersebut dalam

menyampaikan materi yang diperolehnya dari kelompok ahli ke kelompok

asal, juga memutuskan jawaban yang diambil dari jawaban bertingkat dengan

kesepakatan dari semua anggota kelompok. Berdasarkan hal tersebut maka

model pembelajaran kooperatif memerlukan kemampuan memori yang baik,

sehingga siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi memiliki prestasi

belajar lebih baik dibandingkan siswa yang berkemampuan memori rendah

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  112

6. Dalam penelitian ini tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar IPA. Motivasi belajar adalah

dorongan dari dalam diri siswa dalam melakukan kegiatan belajar,

kemampuan memori adalah kemampuan seseorang menyerap informasi yang

diperoleh pada waktu pembelajaran. Tidak adanya interaksi antara motivasi

belajar dan kemampuan memori maka kombinasi motivasi belajar tinggi dan

rendah dengan kemampuan memori tinggi dan rendah tidak memiliki

pengaruh terhadap prestasi belajar

7. Dalam penelitian ini tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif dengan motivasi belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi

belajar. Penerapan model pembelajaran Jigsaw atau Snowballing, motivasi

belajar tinggi atau rendah, dan kemampuan memori tinggi atau rendah

mempengaruhi prestasi, tetapi tidak memberikan interaksi secara bersamaan

dalam meningkatkan prestasi belajar.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, implikasi

disajikan dibawah ini.

1. Implikasi Praktis

a. Model pembelajaran Jigsaw memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap prestasi belajar dibandingkan model pembelajaran Snowballing

pada materi sistem pencernaan makanan. Maka guru seharusnya dalam

pembelajaran IPA materi sistem pencernaan makanan menggunakan

model pembelajaran Jigsaw sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  113

b. Motivasi belajar dan kemampuan memori siswa merupakan faktor internal

yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi sistem

pencernaan makanan. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan motivasi

belajar siswa agar siswa termotivasi dan kemampuan memori siswa

dengan melakukan sebuah trik sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan.

2. Implikasi teoritis

a. Untuk memperluas pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan penggunaan model

pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran harus sesuai dengan

materi pokok pelajaran yang diajarkan.

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Snowballing dalam

pembelajaran yang dilaksanakan secara kontinyu lambat laun akan

menumbuhkan kerjasama yang baik antar siswa dalam memecahkan suatu

masalah.

c. Motivasi belajar dan kemampuan memori siswa yang ada dalam diri setiap

siswa mempengaruhi prestasi belajar dalam menggunakan model

pembelajaran kooperatif. Dengan motivasi dari dalam diri siswa, maka

siswa akan berusaha untuk memahami pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif. Guru hendaknya juga memperhatikan

kemampuan memori masing-masing siswa.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka saran

disajikan di bawah ini.

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL ... · Kemampuan Memori Siswa ( Studi Kasus Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Baki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  114

1. Kepada pengajar

Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing terbukti

berhasil meningkatkan prestasi belajar. Namun demikian pengajar perlu

melakukan upaya-upaya modifikasi pembelajaran tipe Jigsaw dan

Snowballing yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA, sehingga

diperoleh hasil belajar IPA yang lebih maksimal. Disamping itu, guru

melakukan atau mengeloloa siswa agar pembelajaran Jigsaw dapat berjalan

dengan lancar. Guru perlu mencobakan terlebih dahulu pembelajaran Jigsaw

kepada siswa.

2. Kepada peneliti

Kerja kelompok siswa dalam penelitian ini belum optimum, ini

dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengoptimalkan pembentukan

kelompok dalam kerja kooperatif prestasi belajar ranah afektif dan

psikomotorik perlu diteliti ketika penelitian yang dilakukan melibatkan

variabel yang lebih kompleks. Peneliti perlu untuk mencari model

pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar pada siswa dengan

motivasi rendah dan kemampuan memori rendah.

3. Kepada siswa

a. Siswa diharapkan untuk bersungguh-sungguh dalam belajar dan

mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar agar dapat meraih prestasi

belajar yang baik.

b. Siswa sebaiknya lebih giat belajar dan giat berusaha mencari informasi

untuk memahami ilmu yang disampaikan dari berbagai sumber yang

digunakan, yaitu literatur, internet.