perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan model .../penerapan...administrasi perkantoran...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PADA MATA PELAJARAN MENGAPLIKASIKAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI TEMPAT KERJA UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA KELAS XII C PROGRAM KEAHLIAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIKARYA
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
SAKTI WINDANDARI
X7407072
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sakti Windandari
NIM : X7407072
Jurusan/Program Studi : P.IPS/ Pendidikan Ekonomi
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN
MENGAPLIKASIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI TEMPAT
KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XII C
PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIKARYA
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Sakti Windandari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PADA MATA PELAJARAN MENGAPLIKASIKAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI TEMPAT KERJA UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA KELAS XII C PROGRAM KEAHLIAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIKARYA
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
SAKTI WINDANDARI
X7407072
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Januari 2013
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Drs. Sutaryadi, M.Pd.
NIP. 19540526 198103 1 004
Pembimbing II
Dra. Tri Murwaningsih, M.Si
NIP. 19661202 199203 2 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Ign. Wagimin, M.Si ………………
Sekretaris : Susantiningrum, S.Pd., SE., MAB ………………
Anggota I : Drs. Sutaryadi, M.Pd ………………
Anggota II : Dra. Tri Murwaningsih, M.Si ………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unversitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sakti Windandari. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOO-
PERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MENG-
APLIKASIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI TEMPAT KERJA
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XII C
PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK
WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dapat meningkatkan keaktifan siswa
kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus
dimana masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII C Program Kaeahlian Administrasi
Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 yang
berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa:
(a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d) dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada Mata Pelajaran Mengaplikasikan
Administrasi Perkantoran di Tempat kerja dapat meningkatkan keaktifan siswa
kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator sebagai berikut: (1) Peningkatan keaktifan siswa membaca materi
pelajaran sebesar 19,45% (dari 80,55% pada siklus I menjadi 100% pada siklus
II), (2) Peningkatan keaktifan bertanya sebesar 16,67% (dari 66,66% pada siklus I
menjadi 83,33% pada siklus II), (3) Peningkatan keaktifan dalam berdiskusi
sebesar 16,66% (dari 72,22% pada siklus I menjadi 88,88% pada siklus II), (4)
Peningkatan pencapaian hasil belajar sebesar 13,89% (dari 86,11% pada siklus I
menjadi 100% pada siklus II).
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Keaktifan Siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sakti Windandari. THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING
JIGSAW TYPE IN APPLYING OFFICE ADMINISTRATION AT WORK
PLACE LESSON TO IMPROVE THE STUDENT ACTIVE INVOLVE-
MENT OF CLASS XII C OFFICE ADMINISTRATION SKILL PROGRAM
OF SMK WIKARYA KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR
2011/2012. Skripsi, Surakarta: Teaching Training and Education Faculty. Sebelas
March University of Surakarta, January 2013.
The purpose of this research was to know whether the application of
cooperative learning jigsaw type in applying office administration at work place
lesson could improve the student active involvement of class XII C office
administration skill program of SMK Wikarya Karanganyar In The Academic
Year 2011/2012.
The type of the research done by the researcher was clasroom action
research which was carried out in two cycles where each cycle was carried out in
four steps, theywere: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4)
reflection. The subject of this research was 36 students of class XII C Office
Administration Skill Program of SMK Wikarya Karanganyar in academic year
2011/2012. The technique of collecting data was done through the following
activities they are: (a) observation, (b) interview, (c) test, and (d) documentation.
Based on this research, it can be concluded that the application of
cooperative learning jigsaw type in applying office administration at work place
lesson can improve the student active involvement class XII C office
administration skill program of SMK Wikarya Karanganyar in the academic year
2011/2012. That was reflected in the following indicators: (1) the improvement of
the student active involvement by 19,45% (from 80,55% at cycle I became 100%
at cycle II), (2) the improvement of the student active involvement in asking
question by 16,67% (from 66,66% at cycle I became 83,33% at cycle II), (3) the
improvement of the student active involvement in discussion by 16,66% (from
72,22% at cycle I became 88,88% at cycle II), (4) the improvement of the learning
result achievement by 13,89% (from 86,11% at cycle I became 100% at cycle II).
Key words: Cooperative Learning Jigsaw Type, Student Active.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
“Kita hanya cukup yakin dan benar-benar
menginginkannya maka semuanya akan terjadi”
(Peneliti)
“Sukses tak akan diraih tanpa pengorbanan”
(Peneliti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Bapak & Ibuku tercinta
Adik-adikku tersayang (Ana & Enno)
Teman-teman PAP’07
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi
ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin penelitian untuk
penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Dra. Tri Murwaningsih, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Andre N Rahmanto, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.
7. Suhanto B.A, S.H., selaku Kepala Sekolah SMK Wikarya Karanganyar
terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
8. Dra. Ani Puspa Kartikawati, selaku guru mengaplikasikan administrasi
perkantoran di tempat kerja SMK Wikarya Karanganyar yang telah banyak
membantu peneliti dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan
waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada
peneliti.
9. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya
mengiringi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Rumining, Chacha, Rina, Supri, Ribut, dan Dodo
makasih atas motivasi dan persahabatannya yang tulus.
11. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK PAP’07,
terima kasih buat dukungan dan doanya.
12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
peneliti menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan administrasi perkantoran.
Surakarta, Januari 2013
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Perumusan Masalah .................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7
1. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran ................ 7
a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 7
b. Pengertian Model Pembelajaran ........................................ 7
2. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 8
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ....................... 8
b. Unsur-unsur Model Pembelajaran ....................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ......................... 12
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw ........................................................................ 12
b. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw ......................................................................... 13
c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw ......................................................................... 15
d. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw ......................................................................... 16
4. Keaktifan Siswa ...................................................................... 17
a. Pengertian Keaktifan Siswa ................................................ 17
b. Indikator Keaktifan Siswa .................................................. 18
5. Mata Pelajaran Mengaplikasikan Administrasi
Perkantoran di Tempat Kerja ................................................. 19
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................... 20
C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 22
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 24
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 25
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 25
1. Tempat Penelitian .................................................................. 25
2. Waktu Penelitian ................................................................... 25
B. Subjek Penelitian ...................................................................... 26
C. Jenis Penelitian .......................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27
E. Prosedur Penelitian .................................................................... 29
F. Proses Penelitian ....................................................................... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 34
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 34
1. Sejarah Singkat SMK Wikarya Karanganyar ...................... 34
2. Visi, Misi, dan Tujuan .......................................................... 34
3. Kondisi Lingkungan ............................................................. 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
B. Deskripsi Pra Tindakan ............................................................. 36
C. Diskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ....................................... 38
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus .............................. 61
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 66
A. Simpulan ................................................................................... 66
B. Implikasi .................................................................................... 67
1. Implikasi Teoritis .................................................................... 67
2. Implikasi Praktis ..................................................................... 67
C. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
LAMPIRAN .................................................................................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ............................................................ 15
Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian Tindakan Kelas .................. 23
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 26
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Siklus I .................................................... 47
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus II ................................................... 58
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II .............................. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Siklus I .................................... 2
Tabel 2. Indikator Ketercapaian ..................................................................... 32
Tabel 3. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................... 46
Tabel 4. Hasil Penelitian Siklus II ................................................................. 58
Tabel 5. Hasil Penelitian Siklus I dan II ........................................................ 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 72
Lampiran 2. Silabus ........................................................................................ 73
Lampiran 3. Catatan Lapangan 1 .................................................................... 75
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Pra Tindakan Guru ................................. 77
Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru .............................................................. 78
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Pra Tindakan Siswa ............................... 80
Lampiran 7-10. Hasil Wawancara Siswa ....................................................... 81
Lampiran 11. Daftar Presensi Siswa Pra Siklus .............................................. 85
Lampiran 12. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus ................................................... 86
Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 ................................................................. 87
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 .......................... 92
Lampiran 15. Materi Siklus 1 ......................................................................... 97
Lampiran 16. Soal dan Jawaban Soal Siklus 1 ............................................... 106
Lampiran 17. Daftar Presensi Siswa Siklus 1 ................................................. 108
Lampiran 18. Daftar Nilai Siswa Siklus 1 ...................................................... 109
Lampiran 19. Hasil Observasi Siklus 1 ........................................................... 110
Lampiran 20. Catatan Lapangan 3 .................................................................. 113
Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 .......................... 117
Lampiran 22. Materi Siklus 2 ........................................................................ 123
Lampiran 23. Soal dan Jawaban Soal Siklus 2 .............................................. 131
Lampiran 24. Daftar Presensi Siswa Siklus 2 ................................................. 133
Lampiran 25. Daftar Nilai Siswa Siklus 2 ...................................................... 134
Lampiran 26. Hasil Observasi Siklus 2 .......................................................... 135
Lampiran 27. Susunan Kelompok Asal Jigsaw .............................................. 138
Lampiran 28. Pedoman Wawancara Setelah Tindakan Guru ......................... 139
Lampiran 29. Hasil Wawancara Guru ............................................................ 140
Lampiran 30. Pedoman Wawancara Setelah Tindakan Siswa ........................ 141
Lampiran 31-33. Hasil Wawancara Siswa ..................................................... 142
Lampiran 34-36. Foto ..................................................................................... 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah indonesia sedang melaksanakan pembangunan dalam berbagai
sektor untuk menuju bangsa yang lebih maju. Salah satu pembangunan ada pada
bidang pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
materiil dan spiritual.
Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk mampu menghadapi era
globalisasi. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Salah satu aspek penting yang mempengaruhi kualitas
pendidikan adalah model pembelajaran. Model pembelajaran penting untuk
diperhatikan karena dengan model pembelajaran yang tepat dapat membawa
dampak positif dalam menciptkan proses pembelajaran yang berkualitas dan hasil
belajar yang optimal sehingga berujung pada perbaikan kualitas pendidikan yang
lebih baik. Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan. Kegiatan
tersebut melibatkan peserta didik dan guru. Guru mempunyai peran penting saat
berlangsungnya pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu
pengetahuan, tidak menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran melainkan
sebagai subyek pembelajaran, sehingga siswa tidak pasif dan dapat
mengembangkan pengetahuan mereka. Oleh karena itu, guru harus memahami
materi yang akan disampaikan kepada siswa serta dapat memilih model
pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap
diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku
sekolah. SMK Wikarya Karanganyar merupakan sekolah swasta yang memiliki
siswa yang bervariasi tingkat kemampuannya. SMK Wikarya Karanganyar
mempunyai 4 bidang keahlian yaitu administrasi perkantoran, akuntansi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pemasaran, dan tata kecantikan. Mengaplikasikan administrasi perkantoran di
tempat kerja merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa
kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Wikarya
Karanganyar. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran
masih terpusat pada guru (teacher centered learning). Hal ini terlihat dari proses
pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah. Saat proses pembelajaran
berlangsung siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan dan mengemukakan
pendapat padahal guru sering memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya. Kegiatan yang dilaksanakan
selama proses pembelajaran berlangsung dalam penggunaan metode ceramah ini
adalah guru memberi penjelasan dan siswa mendengarkan serta mencatat
penjelasan dari guru, memahami kemudian menjawab pertanyaan dari guru jika
ada, memberikan latihan soal atau tugas kemudian memberikan tes akhir,
begitulah kegiatan ini berjalan terus-menerus. Rutinitas model pembelajaran yang
seperti itu dapat membuat siswa merasa bosan dan menghambat daya kritis siswa
karena segala informasi pengetahuan terpusat pada guru. Dengan demikian sulit
bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya secara optimal.
Proses pembelajaran yang demikian membuat sebagian besar siswa kurang aktif.
Hal ini dapat menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
guru kurang optimal sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa yang
kurang optimal pula saat diadakan evaluasi. Hasil belajar siswa yang kurang
optimal ini ditunjukkan dengan nilai ulangan harian siswa yang masih dibawah
Standar KKM Sekolah yaitu 75.
Tabel. 1 Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Siklus I
Nilai Jumlah Siswa
85 – 89 1
80 – 84 2
75 – 79 8
70 – 74 11
65 – 69 4
60 – 64 6
55 – 59 3
50 – 54 1
Jumlah 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya peningkatan mutu proses
pembelajaran melalui sistem belajar siswa aktif. Salah satu model pembelajaran
yang saat ini banyak digunakan dan menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan
belajar mengajar adalah Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif).
Menurut Isjoni (2009: 22) Cooperative Learning adalah ”Mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu
kelompok atau satu tim”. Pada model Cooperative Learning siswa diberi
kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk
mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator yang
berarti guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam
kegiatan proses pembelajaran. Dengan diterapkannya Cooperative Learning
diharapkan dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi yang positif antara
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran kooperatif salah satunya adalah
tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(Arends, 2001: 323). Model pembelajaran tipe jigsaw dipilih oleh peneliti karena
dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kerjasama antar siswa
dan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran. Sehingga dalam penerapan model pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan keaktifan siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Meng-
aplikasikan Administrasi Perkantoran di Tempat Kerja Untuk
Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas XII C Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi
permasalahan pada pembelajaran Mengaplikasikan administrasi perkantoran di
tempat kerja kelas XII C Program keahlian Administrasi perkantoran SMK
Wikarya Karanganyar sebagai berikut:
1. Siswa kurang antusias dan cepat merasa bosan dalam pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja karena dalam
menyampaikan materi, guru masih banyak menggunakan metode ceramah.
2. Pembelajaran dikelas banyak didominasi oleh guru sehingga interaksi antara
siswa dengan guru masih kurang.
3. Adanya siswa yang bersifat tertutup dan malu bertanya kepada guru
mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti, sehingga siswa merasa
kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
4. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja selama ini belum
mampu mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
5. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja selama ini belum
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembahasan
masalah yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah "Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat
kerja dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XII C Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui
apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dapat meningkatkan
keaktifan siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dalam
bidang pendidikan, yaitu dalam hal menentukan model pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk bahan pertimbangan
penelitian lain yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
2) Siswa lebih mudah dalam menerima atau menyerap materi pelajaran
sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
b. Bagi guru
Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam proses belajar mengajar dikelas sebagai
upaya meningkatkan keaktifan siswa.
c. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberi sumbangan bagi sekolah dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan di SMK Wikarya Karanganyar, khususnya
dalam hal peningkatan proses pembelajaran dikelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
d. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik dan peserta didik yang
berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Discrooll dalam Slavin
(2008:179) menyatakan bahwa “Pembelajaran didefinisikan sebagai
perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Namun bukan perubahan yang disebabkan oleh perkembangan (seperti
tumbuh makin tinggi) tetapi karena si pebelajar merasakan dan mengalami
sendiri pembelajaran melalui pengalamannya”.
Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Kurikulum Berbasis
Kompetensi (2006:100) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Sedangkan menurut Dimyati
dan Mujiono (2002:5), “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar aktif
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang oleh guru secara
terprogram untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada peserta didik
yang disebabkan oleh pengalaman belajar.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Perkembangan model pembelajaran dari waktu kewaktu terus
mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai
ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pembelajaran merupakan kerangka pembelajaran secara konseptual yang
menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.
Soekamto dalam Trianto (2010: 22) mengemukakan maksud dari
“Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Winaputra dalam Sugiyanto (2007: 3) bahwa “Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran”. Joyce dalam
Trianto (2010:22) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru harus bisa
memilih model pembelajaran yang tepat. Banyak usaha guru yang
dilakukan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan
siswa salah satunya adalah melalui model pembelajaran kooperatif atau
bekerja sama dalam kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Siswa
yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika siswa satu dan siswa lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja
dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada
suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugasnya. Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengemukakan
pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,
tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang
disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk
mencapai ketuntasan belajar.
Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam
kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik di
dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan
penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan
sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan
yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.
Menurut Eggen & Kauchak (dalam Trianto, 2010: 58),
“Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama”. Sedangkan menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009: 15)
“Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri atas 4 sampai 6 orang dengan struktur
kelompoknya bersifat heterogen”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana
siswa belajar dalam suatu kelompok dengan bekerjasama dan saling
membantu antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan
tugas maupun membahas materi dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok. Ada unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembelajaran biasa. Roger dan David Johson
(dalam Lie, 2008: 31-37) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang
maksimal, terdapat lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus
diterapkan antara lain:
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok dalam melaksanakan tugas yang di berikan
guru sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk
menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan
mereka. Penilaian yang dilakukan dengan cara yang baik. Setiap siswa
mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok di
bentuk dari sumbangan tiap anggota. Dengan demikian siswa yang
mempunyai kemampuan yang kurang begitu baik terpacu untuk
memberikan sumbangan nilai yang baik.
2) Tanggung jawab perseorangan
Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari saling
ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian di buat menurut
prosedur model cooperative learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Tatap muka
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi melalui proses ini siswa dapat membagikan pengalaman
yang telah dialaminya. Inti dari sinergi ini adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-
masing. Sinergi tidak didapatkan begitu saja terjadi dalam sekejab,
tetapi melalui proses yang cukup panjang. Para anggota kelompok
perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu
sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
4) Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk
saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat
mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Perlu disediakannya waktu khusus untuk melaksanakan evaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya
dapat bekerjasama dengan lebih efektif.
Sedangkan Roger dan David Johnson (dalam Suprijono, 2010: 58-
61) mengatakan ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif,
yaitu: (1) saling ketergantungan positif; adanya hubungan timbal balik
yang didasari kepentingan yang sama diantara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau
sebaliknya; (2) tanggung jawab perseorangan; unsur ini merupakan akibat
langsung dari unsur yang pertama. Oleh karena itu keberhasilan kelompok
sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya, sehingga siswa
termotivasi untuk membantu temannya karena tujuan dalam pembelajaran
kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih
kuat pribadinya; (3) interaksi promotif; interaksi yang langsung terjadi
antar siswa tanpa adanya perantara tidak adanya penonjolan kekuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal
diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya hubungan timbal balik yang
bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan
pengajaran; (4) komunikasi antar anggota; menciptakan hubungan antar
pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara
hubungan kerja yang efektif; (5) pemrosesan kelompok; tujuan dari adanya
pemrosesan kelompok ini adalah untuk meningkatkan efektivitas anggota
dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk
mencapai tujuan kelompok.
Sehingga dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa unsur dalam model pembelajaran kooperatif adalah
saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan terhadap
kelompok, interaksi tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi
proses kelompok.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan
oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah satu
metode pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E. Slavin.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal (Isjoni, 2009: 77).
Arends (2001: 323) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”.
Yusar 2005 (Isjoni, 2009: 78-79) menyatakan, dalam pembelajaran
kooperatif jenis jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
orang, heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang mesti dipelajari dan
menyampaikan bahan tersebut kepada anggota kelompoknya.
Jadi berdasarkan pendapat yang ada dari para ahli, dapat
disimpulkan bahwa jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya.
b. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran koperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Dalam model pembelajaran ini terdapat tahap-tahap dalam
penyelenggaraannya. Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang dirangkum dari buku Isjoni (2009: 77-81) yaitu:
1) Tahap pertama. Siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-
kelompok kecil. Pembentukkan kelompok-kelompok siswa tersebut
bersifat heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun
karakteristik lainnya.
2) Tahap kedua. Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari
materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dan
kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dan
kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya
materi tersebut didiskusikan, dipelajari serta dipahami, sehingga
perwakilan dari setiap kelompok dapat memahami dan menguasai
materi tersebut.
3) Tahap ketiga. Setelah masing-masing perwakilan tersebut kembali ke
kelompok masing-masing atau kelompok asalnya, selanjutnya masing-
masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami
materi yang ditugaskan guru.
4) Tahap keempat. Siswa diberi tes/kuis, hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi.
Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang
dikembangkan oleh Slavin, dirangkum dari buku Trianto (2010: 73):
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-6
orang).
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub topik.
3) Setiap anggota kelompok membaca sub topik yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub topik yang
sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikannya.
5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya
bertugas mengajar teman-temannya.
6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa di kenai
tagihan berupa kuis individu.
Kemudian peneliti menyimpulkan tahap-tahap model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil
secara heterogen sesuai dengan segmen/bagian materi.
Dalam metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok
asal) yang ditugaskan untuk mendalami- sub topik tertentu untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi
atau sub topik yang berbeda-beda.
3) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok ahli. Di
dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi
pembelajaran yang sama.
4) Setelah diskusi selesai para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya
pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat pertemuan di
kelompok ahli.
5) Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu secara acak untuk menyajikan hasil
diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan
persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
6) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
Ilustrasi pembelajaran kelompok dalam metode jigsaw dapat
diilustrasikan dalam gambar berikut:
Kelompok asal
1)
Kelompok ahli
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok jigsaw
Sumber: Trianto (2010: 74)
c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Ibrahim, dkk (2008: 18) seperti yang dikutip dalam
Ragam Penelitian Tindakan Kelas (http://dedenbinlaode.blogspot.com/
13/09/2011) mengemukakan bahwa sebagai salah satu model
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pembelajaran, metode kooperatif tipe jigsaw ini mempunyai kelebihan
dalam penerapannya di dalam kelas, sebagai berikut:
1) Dapat mengembangkan hubungan antara pribadi positif di antara
siswa yang memiliki kemampuan belajar yang berbeda.
2) Menerangkan bimbingan sesama teman.
3) Rasa harga diri siswa lebih tinggi.
4) Memperbaiki kehadiran.
5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar.
6) Sikap apatis berkurang.
7) Pemahaman materi lebih mendalam.
8) Meningkatkan motivasi belajar.
Sedangkan Menurut Doantara Yasa (2008) dalam Indah Kusharyati
(2009: 16) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mempunyai
kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1) Memacu siswa untuk berpikir kritis.
2) Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat
menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa
mengembangkan kemampuan sosialnya.
3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu
tetapi semua siswa dituntut menjadi aktif.
4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain.
5) Jigsaw mudah dilakukan.
Sehingga dari berbagai pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai
berikut:
1) Dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan baik keterampilan
berpikir maupun keterampilan sosial.
2) Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan
minat terhadap apa yang dipelajari.
3) Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang
dihadapi dalam mempelajari materi.
4) Dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Ibrahim, dkk (2008:18) seperti yang dikutip dalam Ragam
Penelitian Tindakan Kelas (http://dedenbinlaode.blogspot.com/
13/09/2011) mengemukakan bahwa walau jigsaw merupakan salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif yang fleksibel, namun metode ini
mempunyai kelemahan yaitu:
1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-
masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet.
2) Jika jumlah anggota kurang akan menimbulkan masalah, misal jika
ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang pasif dalam diskusi.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang
belum terkondisi dengan baik.
Sedangkan menurut Doantara Yasa (2008) dalam Indah Kusharyati
(2009: 16) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mempunyai
kelemahan-kelemahan diantaranya:
1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah.
2) Guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih ekstra karena
setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.
Sehingga dari berbagai pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sebagai berikut:
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang.
2) Membutuhkan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
4. Keaktifan Siswa
a. Pengertian Keaktifan Siswa
Dalam belajar sangat diperlukan adanya keaktifan. Tanpa
keaktifan, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26) keaktifan adalah kegiatan atau
aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti
mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. (http://id.shvoong.com/
social-sciences/ 196162-keaktifan-siswa/13/09/2011)
Sardiman (2004: 95) berpendapat bahwa “belajar adalah berbuat,
berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada
belajar kalau tidak ada aktivitas”. Hal tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam proses
belajar mengajar. Lebih lanjut Rousseau dalam Sardiman (2004: 96)
menyatakan bahwa ”segala pengetahuan itu harus diperoleh dari
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri, dengan
fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis”.
Terdapat kegiatan belajar yang mempunyai tingkat keaktifan yang tinggi
dan adapula yang rendah. Jadi belajar dapat dicapai melalui proses belajar
yang bersifat aktif walaupun dengan kadar yang berbeda. (Hamalik, 2003:
137)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keaktifan siswa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku
belajar pada diri siswa.
b. Indikator Keaktifan Siswa
Proses pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting
dalam pembelajaran karena didalam proses pembelajaran inilah peserta
didik akan belajar. Peserta didik akan memperoleh informasi yang
disampaikan oleh guru, maupun akan di bimbing guru untuk
memperolehnya melalui tingkah laku mereka berupa keaktifan dalam
proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2009: 61) keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dapat dilihat dalam hal:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2) Terlibat dalam pemecahan masalah.
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
Sardiman (2004: 101) mengatakan bahwa “Keaktifan siswa dapat
digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: “visual activities, oral
activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor
activities, mental activities, emotional activities”. Indikator dari klasifikasi
keaktifan siswa tersebut, antara lain:
1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang
lain.
2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, interupsi.
3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,
bermain, berkebun, beternak.
7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan,
gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
Dalam penelitian ini keaktifan siswa yang dimaksud dibatasi pada
membaca, bertanya, dan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Mata Pelajaran Mengaplikasikan Administrasi Perkantoran di Tempat
Kerja
Mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat terja merupakan
salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa kelas XII SMK Wikarya
Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Fungsi mata pelajaran ini adalah
memberikan bekal pengetahuan kepada siswa bagaimana mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja. Dalam mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja terdapat beberapa
kompetensi dasar, salah satu kompetensi dasar tersebut yaitu melaksanakan
administrasi kepegawaian atau ketenagaan. Indikator yang ingin dicapai
dalam pembelajaran ini yaitu:
1. Menyusun struktur organisasi.
2. Menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam hubungan organisasi.
3. Mengelola pekerjaan kantor
4. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian meliputi;
penerimaan, seleksi, penempatan, pendidikan dan latihan, mutasi, promosi,
pemberhentian.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang disusun oleh penulis:
Aceng Haetami dan Supriadi (2007) dalam penelitiannya yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan”. Dari hasil penelitiannya dapat dipaparkan sebagai
berikut: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk setiap siklus dari Rerata = 65,1%
(Siklus I) menjadi Rerata = 89,0% (Siklus II); (2) Meningkatkan hasil belajar
kimia yang ditandai dengan: (a) Meningkatnya hasil belajar kimia untuk setiap
siklus: Siklus I (Rerata = 86,4) dan Siklus II (Rerata = 90,1);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(b) Meningkatnya jumlah siswa yang bernilai lebih dari 70,37: (76,47%) dari
Siklus I menjadi (94,12%) pada Siklus II.
Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri (2007) dalam penelitiannya
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Penalaran Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ilmu
Budaya Dasar”. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dan
penalaran mahasiswa semester I Jurusan Bimbingan Konseling dalam Mata
Kuliah Ilmu Budaya Dasar yang diukur adalah mencari dan memberi
informasi, keberanian mengemukakan pendapat, keberanian bertanya,
keberanian menanggapi pendapat atau pertanyaan teman atau dosen; dan (2)
Kemampuan penalaran yang diukur melalui kemampuan memahami dan
mengaplikasi isi materi perkuliahan yang diukur dari tes belajar; (3) Skor rata-
rata aktivitas mahasiswa meningkat dari skor 7,37 pada Siklus I menjadi 10,2
pada Siklus II. Masing-masing dari kategori cukup aktif menjadi sangat aktif.
Demikian pula skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 67,67 pada Siklus I
menjadi 73,33 pada Siklus II. Ketuntasan belajarnya meningkat dari 66,7%
pada Siklus I menjadi 96,7% pada Siklus II.
Indah Kusharyati (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5
SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”. Menjelaskan bahwa
setelah penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan
konsep pembelajaran akuntansi dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan metode jigsaw pada siswa kelas XI IS 5 SMA Negeri 8
Surakarta, hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1)
Siswa yang dapat menyebutkan nama contoh buku besar meningkat dari 21
siswa pada Siklus I menjadi 34 siswa atau 94,4% dari 36 siswa pada Siklus II;
(2) Siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri buku besar meningkat dari 16
siswa pada Siklus I menjadi 32 siswa atau 88,9% dari 36 siswa pada Siklus II;
(3) Siswa yang dapat memilih dan membedakan contoh dari yang bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
contoh buku besar meningkat dari 21 siswa menjadi 34 siswa atau 94,4% dari
36 siswa pada Siklus II; (4) Siswa yang dapat menjelaskan masalah atau soal
yang berkenaan dengan buku besar dan telah mencapai batas KKM meningkat
dari 12 siswa pada Siklus I menjadi 33 siswa atau 91,7% dari 36 siswa pada
Siklus II.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur penalaran yang sesuai dengan
tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka
pemikiran ini digambarkan dengan skema secara sistematik. Untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran diperlukan interaksi timbal balik yang positif antara
guru dengan siswa melalui model pembelajaran yang tepat. Penggunaan
model pembelajaran yang tepat adalah penggunaan model yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan selaras dengan materi yang disampaikan. Jika
tidak, maka akan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya
guna atau tidak optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam
pembelajaran.
Siswa SMK Wikarya Karanganyar memiliki latar belakang yang
berbeda-beda baik dari segi keluarga, ekonomi, tingkat kemampuan belajar,
dan tingkat kemampuan menyerap materi yang berbeda. Perbedaan tersebut
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses pembelajaran sehingga
menimbulkan berbagai permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Salah satu permasalahan yang timbul adalah keaktifan siswa dalam
pembelajaran di kelas yang rendah. Keaktifan siswa yang rendah disebabkan
metode pembelajaran yang digunakan guru kurang mengaktifkan siswa. Guru
dalam pembelajaran lebih bersikap aktif, sedangkan siswa bersikap pasif.
Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, siswa kurang terlibat di
dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak terjadi interaksi antara guru
dengan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menawarkan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan siswa melalui kegiatan diskusi untuk menciptakan
situasi pembelajaran yang lebih menarik dan hidup. Dalam Jigsaw anggota
dari berbagai kelompok asal yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari suatu bahan materi yang sama dan selanjutnya berkumpul dalam
kelompok ahli untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.
Selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali ke kelompok
asal untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam
kelompok ahli. Model pembelajaran tipe jigsaw ini dapat meningkatkan
kerjasama antar siswa dan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran. Sehingga Dengan menerapkan
model pembelajaran tipe jigsaw diharapkan keaktifan siswa dapat meningkat.
Berdasarkan alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian Tindakan Kelas
Kondisi awal Guru belum
menggunakan model
pembelajaran
kooperatif
Keaktifan siswa
rendah
Tindakan Guru menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
Siklus I
Siklus ke-n
Kondisi akhir Keaktifan siswa
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Hipotesis Tindakan
Menurut Mulyasa (2011: 63) menyatakan bahwa hipotesis tindakan
merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai
alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah
yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK. Berdasarkan uraian yang telah
disebutkan, maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dapat
meningkatkan keaktifan siswa kelas XII C SMK Wikarya Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar yang
beralamat di Jalan Ngalian, Karanganyar. Sekolah ini dipimpin oleh Suhanto,
B.A., S.H yang bertindak sebagai Kepala Sekolah. Alasan peneliti melakukan
penelitian di SMK Wikarya Karanganyar dengan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Terdapat permasalahan yang harus diteliti.
b. Tersedianya data yang diperlukan peneliti untuk mendapatkan informasi
yang lengkap dan akurat.
c. Keaktifan siswa khususnya pada Mata pelajaran Mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja pada kelas XII C belum optimal,
sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan harapan keaktifan siswa kelas XII C
meningkat.
d. SMK Wikarya Karanganyar telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian.
e. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru
mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja yaitu
Dra. Ani puspa kartikawati, yang membantu dalam penelitian ini, agar
penelitian dapat dilakukan secara terarah dan menjaga kevalidan data hasil
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan
Januari 2013. Meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan
penelitian. (Jadwal Pelaksanaan Terlampir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XII C Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012. Siswa tersebut berjumlah 36 siswa.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas (Suharsimi
Arikunto, 2006: 58-60). Berdasarkan tujuan penelitian maka jelas bahwa
penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, akan tetapi lebih bersifat
mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 16), siklus pelaksanaan PTK
dilakukan melalui empat tahap, yakni: 1. perencanaan tindakan, 2. pelaksanaan
tindakan, 3. pengamatan, dan 4. refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1. Perencanaan (planning)
Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dan
penerapan alternatif pemecahan masalah. Secara lebih spesifik adalah
merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar, menentukan pokok bahasan, mengembangkan skenario,
menyiapkan sumber belajar, mengembangkan format evaluasi,
mengembangkan format observasi lapangan.
2. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ke-2 dari Penelitian Tindakan Kelas adalah pelaksanaan tindakan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas sesuai dengan skenario yang telah dibuat atau rencana yang
telah dibuat.
3. Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3 dari Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan pengamatan atau
observasi dengan menggunakan format observasi dan menilai hasil tindakan
yang telah dilaksanakan.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap terakhir ini, dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
antara lain tentang perubahan yang terjadi pada siswa dan guru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang
benar- benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 220). Dalam hal
ini peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas saat guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
tengah memberikan materi pelajaran. Observasi dilakukan dengan cara
mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan observasi
berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran saat
observasi awal, siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga
memuat refleksi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran.
2. Wawancara
Menurut LeCompte dalam Rochiati Wiriatmadja (2007: 177)
wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Wawancara ini dilakukan oleh
peneliti kepada guru mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran
di tempat kerja dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang
dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan yang dihadapi dan untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di
tempat kerja. Wawancara ini dilaksanakan sebelum penerapan metode dan
ketika kegiatan pembelajaran selesai atas dasar pengamatan dari setiap siklus.
Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang
akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti
situasi jangan sampai proses wawancara kehilangan arah.
3. Tes
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 223) Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan pengajaran.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang
dicapai siswa setelah proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Dokumentasi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 221) dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumen dalam penelitian ini terdiri dari dokumen mengenai
keadaan sekolah secara umum, data siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran,
lembar observasi, pedoman untuk wawancara, dan hasil nilai evaluasi dari
setiap siklus. Disamping itu peneliti juga mengambil gambar atau foto dari
kegiatan berlangsungnya penelitian (proses kegiatan belajar mengajar di
kelas).
E. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian adalah urutan atau langkah-langkah rinci yang
ditempuh untuk melaksanakan penelitian mulai dari awal penelitian sampai akhir
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan dengan teratur
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur penelitian ini
terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah :
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru Mata pelajaran
Mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja SMK Wikarya
Karanganyar.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan dalam
pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja di
kelas XII C.
c. Penyusunan jadwal penelitian.
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: Siklus I dan Siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing-
masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menyusun instrumen-instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
yang terdiri dari: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi,
pedoman wawancara, serta soal tes untuk Siklus I dan Siklus II.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Merupakan Implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai tindakan
dikelas. Pada tahap ini peneliti menentukan alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat atau diyakini oleh peneliti akan mampu memecahkan masalah
yang sedang dihadapi. Tindakan yang diambil pada penelitian ini adalah
peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
4. Tahap Observasi/Pengamatan
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Kegiatan
observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang
perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih
terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk data.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
keaktifan siswa dalam pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di
tempat kerja kelas XII C SMK Wikarya Karanganyar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan
indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran sebagai berikut :
1) Guru membuka proses belajar mengajar.
2) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dimana setiap
kelompok terdiri dari 4-6 siswa yang bersifat heterogen.
4) Guru membagi materi pembelajaran kepada masing-masing
anggota kelompok asal.
5) Setiap anggota kelompok asal membagi materi sesuai dengan yang
diberikan oleh guru.
6) Anggota dari kelompok asal yang telah memperoleh materi yang
sama bertemu di dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan materi
tersebut.
7) Setelah anggota kelompok ahli berdiskusi kemudian anggota
kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing dan
mengajarkan pada teman sekelompoknya mengenai pengetahuan
yang mereka dapatkan saat pertemuan di kelompok ahli.
8) Guru menunjuk salah satu siswa secara acak atau menawarkan
kepada kelompok yang sudah siap untuk presentasi hasil diskusi
kelompok.
9) Guru memberi kesimpulan mengenai materi yang sudah dipelajari.
10) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
11) Guru menutup proses belajar mengajar.
2) Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan indikator
ketercapaian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes untuk Siklus I dan Siklus II,
lembar observasi, pedoman wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Mengacu pada Buku Mulyasa yang berjudul Kurikulum
Berbasis Kompetensi (2006: 101). Dalam Penelitian ini peneliti telah
menetapkan indikator ketercapaian, yaitu: dilihat dari segi proses
pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidaknya-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, ataupun mental, dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dapat
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian
besar (75%).
Tabel 2. Indikator Ketercapaian
Indikator Persentase target
capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa
membaca materi
pelajaran
75%
Diamati saat pembelajaran,
dengan menggunakan
lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa
yang membaca materi
pelajaran.
Keaktifan siswa
bertanya 75%
Diamati saat pembelajaran,
dengan menggunakan
lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa
yang bertanya kepada teman
maupun guru.
Keaktifan siswa
dalam diskusi 75%
Diamati saat pembelajaran,
dengan menggunakan
lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa
yang terlibat aktif saat
diskusi kelompok
berlangsung.
Ketuntasan hasil
belajar
(KKM 75)
75%
Dihitung dari jumlah siswa
yang mendapatkan nilai 75
ke atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan
observasi terhadap dampak tindakan.
a. Tahap observasi, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yakni
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi berupa kegiatan
pengamatan, pencatatan serta pendokumentasian segala kegiatan selama
pelaksanaan pembelajaran. Data yang dikumpulkan berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang telah dibuat serta dampaknya
terhadap proses pembelajaran. Fokus observasi adalah keaktifan siswa
dalam pembelajaran jigsaw. Sebagai data pendukung observasi adalah
hasil wawancara terhadap guru dan siswa, serta kajian dokumen yang ada.
d. Tahap refleksi, dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan.
Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk
memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana
tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Wikarya Karanganyar
SMK Wikarya adalah sekolah menengah kejuruan ekonomi swasta
yang tertua di Karanganyar. Pada tahun 1972, hanya ada satu Sekolah
Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Kabupaten Karanganyar yaitu SMK
Negeri 1 Karanganyar. Sementara itu, jumlah lulusan SMP yang ingin
melanjutkan pendidikan mereka ke SMEA cukup banyak. Berangkat dari
kondisi tersebut, beberapa orang guru SMEA Negeri 1 Karanganyar
memutuskan untuk membuka sekolah swasta bersama-sama, untuk
menampung sebagian siswa yang tidak lolos ke SMEA Negeri 1
Karanganyar. Sekolah yang baru itu diberi nama SMEA Wikarya.
Ketika berdiri Wikarya belum memiliki gedung sendiri, dan harus
meminjam gedung SMEA Negeri 1, sehingga para siswa masuk siang hari.
Sebagai awal sejarah sekolah ini hanya ada 3 ruang kelas. Kemudian sejak
tahun 1980 mulai diadakan pembangunan hingga saat ini memiliki 21 kelas
dan gedung berlantai dua.
Para guru yang mendirikan sekolah ini adalah Dra. Noel Susenowati
(menjabat sebagai kepala sekolah sementara pada waktu sekolah resmi
dibuka), Soekamto, BA (memegang jabatan sebagai wakil kepala sekolah
bidang kurikulum) dan Drs. Suprapto (sebagai bendahara sekolah).
Kepala sekolah SMK Wikarya setelah Ibu Noel Susenowati adalah
Bapak Sutosa, Bc.Hk, disusul oleh Bapak Ignatius Suyatno, sebelum akhirnya
jabatan tersebut dipegang oleh Bapak Suhanto hingga sekarang.
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi Sekolah
Terciptanya tenaga kerja tingkat menengah yang berjiwa pancasila dan
profesional yang mampu berkompetisi di era global.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Misi Sekolah
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berbasis produktif.
2) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah sesuai kebutuhan industri/
kantor/ pasar yang mampu bersaing dan mempunyai keunggulan di
bidang Bisnis Manajemen/ Kewirausahaan.
3) Memberikan bekal kepada siswa agar mampu mengembangkan diri dan
meningkatkan martabatnya.
c. Tujuan Sekolah
1) Terwujudnya SMK Wikarya Karanganyar sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan kompetensi teknologi kejuruan yang berbasis manajemen
wirausaha.
2) Menghasilkan tamatan yang professional, tangguh berjiwa mandiri
berbudi luhur yang mampu menguasai bahasa pergaulan internasional
(Bahasa Inggris).
3) Bersama instansi lain yang terkait menunjang pelaksanaan otonomi
daerah kabupaten Karanganyar.
4) Memberi layanan pelatihan kompetensi di bidang teknologi dan industri
kepada lembaga maupun masyarakat umum.
5) Memberikan layanan jasa dan produksi.
6) Mengembangkan diri menjadi PPKT (Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kompetensi Teknologi).
7) Mengembangkan diri menjadi lembaga tes center.
3. Kondisi Lingkungan
SMK Wikarya Karanganyar berada di Jalan Ngalian Rt.03/Rw.12
Jungke Karanganyar.
a. Batas sebelah Utara : SMK Bakti Karya.
b. Batas sebelah Selatan : Jalan Bibis.
c. Batas sebelah Timur : Jalan Ngalian.
d. Batas sebelah Barat : Lingkungan rumah warga desa Jungke.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Jika dilihat dari kondisi lingkungan sekitar SMK Wikarya
Karanganyar terletak di tepi jalan raya yang cukup strategis. Walaupun
terletak di tepi jalan raya letak ruang kelas yang terletak pada bangunan yang
besar dan tertutup menjadikan proses belajar mengajar tidak terganggu oleh
lalu lalang kendaraan, maka dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan
belajar siswa yang memiliki ketenangan dan kenyamanan. Dengan demikian
proses belajar cukup menjamin konduktifitas belajar siswa-siswanya tersebut.
B. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan. Survey awal dilakukan pada saat PPL selama 4 bulan,
dilanjutkan dengan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2011
di SMK Wikarya Karanganyar. Hasil dari observasi awal tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Mengaplikasikan Administrasi
Perkantoran di Tempat Kerja.
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran mengaplikasikan administrasi
perkantoran di tempat kerja. Hal ini disebabkan pada umumnya
pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau metode ceramah
yang tidak semua siswa dapat memahami pelajaran dengan mudah. Pada
metode konvensional siswa hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat
penjelasan dari guru keadaan ini dapat membuat siswa bosan dan
mengabaikan pembelajaran, siswa menjadi tidak fokus dan kurang
konsentrasi dalam menerima pelajaran. Sebagai contoh tidak fokusnya siswa
seperti melamun, mengantuk, bercakap dengan teman lain dan sebagainya.
Ketidakaktifan dan kurang konsentrasinya siswa dalam pembelajaran
tercermin ketika mendapat tugas atau mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan oleh guru. Mereka lebih sering bingung dan tidak tahu apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
harus dikerjakan sehingga berdampak terhadap nilai mereka yang tidak
bagus dan tidak memenuhi KKM yang telah ditentukan. Hal ini dapat diatasi
dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran
Mengaplikasikan Administrasi Perkantoran di Tempat Kerja.
Metode konvensional atau ceramah yang dilakukan secara berkelanjutan
akan menimbulkan kebosanan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan
guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja. Akibatnya
banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas maupun
evaluasi yang diberikan guru. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif
mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan
bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
c. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survey awal,
bahwa sebagian besar siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi
Perkantoran mereka lebih menyukai suasana pembelajaran yang santai dan
bebas. Mereka lebih senang bertanya kepada teman tentang materi atau soal
yang belum mereka pahami dari pada bertanya kepada guru. Namun, ada
pula beberapa siswa yang masih mengabaikan pelajaran dan tidak bertanya
kepada teman setelah pelajaran usai. Para siswa yang tidak memahami
materi pelajaran akan kesulitan ketika mereka menghadapi test evaluasi.
Saat test evaluasi siswa yang tidak memahami materi pelajaran akan
bertanya kepada temannya atau mencontek catatan, hal ini akan
mengganggu jalannya test karena pada saat test evaluasi siswa dilarang
untuk membantu dalam menjawab soal evaluasi. Keadaan ini harus diatasi
dengan suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan
siswa dapat langsung bertanya kepada temannya pada saat proses belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
mengajar, serta jika perlu bertanya kepada guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
2. Ditinjau dari Segi Guru
Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja.
Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung menunjukkan bahwa
keaktifan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja masih kurang. Siswa terlihat jenuh,
bosan dan tidak berminat terhadap mata pelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja serta kurang memperhatikan
pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba meningkatkan keaktifan
siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan
memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran.
Namun, cara ini ternyata belum mampu meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa terhadap pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di
tempat kerja.
C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja di siklus I
adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari
Kamis 5 Januari 2012 di ruang guru SMK Wikarya Karanganyar. Peneliti
bersama guru mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di
tempat kerja mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui
permasalahan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru dan
keaktifan siswa yang kurang dalam pembelajaran. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan, yakni pada hari Senin 9 Januari 2012, Sabtu 14 Januari 2012,
dan Senin 16 Januari 2012.
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti bersama guru
mendiskusikan skenario pembelajaran mengaplikasikan administrasi
perkantoran di tempat kerja dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw. Adapun tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan skenario pembelajaran
sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (2x45 menit)
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dan memberi penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
(4) Guru memberi penjelasan secara garis besar tentang materi
menyusun struktur organisasi dan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dalam hubungan organisasi.
(5) Setelah selesai memberikan pengarahan dan penjelasan
kemudian dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok asal sesuai dengan daftar kelompok yang
telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(6) Guru membagi materi pada kelompok asal yaitu menyusun
struktur organisasi dan menerapkan fungsi-fungsi manajemen
dalam hubungan organisasi untuk siklus I ke dalam enam bagian
sebagai berikut: (a) pengertian administrasi dan pengertian
administrasi kepegawaian, (b) pengertian organisasi dan unsur-
unsur organisasi, (c) prinsip-prinsip organisasi, (d) bentuk-
bentuk organisasi, (e) pengertian manajemen dan fungsi-fungsi
manajemen, (f) unsur manajemen. Dan siswa diminta
mempelajari masing-masing materi sesuai tanggungjawabnya.
(7) Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sesuai dengan
jumlah materi yang telah dibagi sebelumnya. Dalam hal ini ada
enam kelompok ahli, yang mendapatkan materi a berkumpul
dikelompok a dan seterusnya.
(8) Guru memberikan kesempatan untuk diskusi pada kelompok
ahli.
(9) Setelah selesai diskusi kelompok ahli, guru meminta siswa
untuk kembali ke posisi kelompok asal masing-masing.
(10) Guru memberikan kesempatan untuk diskusi dan saling
mengajar pada anggota kelompok asal yang lain mengenai
informasi apa yang menjadi tanggung jawabnya untuk dibagikan
kepada siswa lain.
(11) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang
menjadi tanggung jawabnya di rumah untuk memperlancar
pertemuan selanjutnya.
(12) Salam penutup.
b) Pertemuan Kedua (2x45 menit)
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa.
(2) Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan pertanyaan
mengenai materi pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dengan sedikit memberikan penjelasan mengenai kelanjutan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
(3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi di
depan kelas.
(4) Guru memberi kesimpulan mengenai materi yang sudah
dipelajari.
(5) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan kuis/ tes individual.
(6) Salam penutup.
c) Pertemuan ketiga (2x45 menit)
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif, dengan meminta
siswa untuk tenang, karena akan diadakan kuis/ tes individual.
(3) Guru membagikan soal tes evaluasi kepada siswa dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara mandiri, serta tidak saling
bekerja sama.
(4) Guru mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil evaluasi
dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan dengan tertib dan
tenang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal untuk dikumpulkan setelah
waktu habis.
(6) Guru membahas soal tes yang diberikan supaya siswa
mengetahui letak kesalahannya.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi menyusun struktur organisasi dan menerapkan fungsi-
fungsi manajemen dalam hubungan organisasi dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
non-tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen non-tes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar belangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan yaitu pada hari Senin 9 Januari 2012,
Sabtu 14 Januari 2012, dan Senin 16 Januari 2012. Kegiatan dilakukan
diruang kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran.
Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini
adalah (a) pengertian administrasi dan pengertian administrasi
kepegawaian, (b) pengertian organisasi dan unsur-unsur organisasi, (c)
prinsip-prinsip organisasi, (d) bentuk-bentuk organisasi, (e) pengertian
manajemen dan fungsi-fungsi manajemen, (f) unsur manajemen. Guru
kemudian membagi siswa menjadi kelompok-kelompok asal, siswa
diminta untuk belajar secara jigsaw dimana setiap enam anggota kelompok
asal dikirim ke kelompok ahli sesuai dengan materi yang menjadi
tanggung jawabnya. Selanjutnya pada pertemuan kedua, siswa
mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok mereka. Pertemuan yang
ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama (Senin, 9 Januari 2012)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa.
Pada pertemuan yang pertama di siklus I ini semua siswa hadir.
b) Siswa diberikan materi menyusun struktur organisasi dan
menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam hubungan organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Setelah itu guru menjelaskan metode pembelajaran jigsaw yang akan
digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana langkah-langkah
pelaksanaannya serta tujuan dari pembelajaran dengan metode
tersebut.
c) Pada pertemuan pertama ini guru memulai metode pembelajaran jigsaw
dengan terlebih dahulu membagi jumlah siswa kedalam 6 kelompok
asal. Setiap kelompok asal terdiri 6 siswa yang heterogen berdasarkan
prestasi akademis. Kemudian guru memberikan handout materi
menyusun struktur organisasi dan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dalam hubungan organisasi. Guru menentukan
pembagian materi menjadi enam bagian yaitu: (a) pengertian
administrasi dan pengertian administrasi kepegawaian, (b)
pengertian organisasi dan unsur-unsur organisasi, (c) prinsip-prinsip
organisasi, (d) bentuk-bentuk organisasi, (e) pengertian manajemen
dan fungsi-fungsi manajemen, (f) unsur manajemen. Dan siswa
diminta mempelajari masing-masing materi sesuai dengan
tanggungjawabnya.
d) Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sesuai dengan jumlah
materi yang telah dibagi sebelumnya. Dalam hal ini ada enam
kelompok ahli, yang mendapatkan materi a berkumpul dikelompok a
dan seterusnya.
e) Setelah berdiskusi dikelompok ahli, kemudian kelompok ahli
kembali ke kelompok asal selanjutnya menjelaskan hasil diskusi
kepada anggota kelompok asal secara bergantian.
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dan menyuruh siswa agar tetap berkelompok seperti saat
itu untuk pertemuan berikutnya dan menyuruh siswa untuk
mempelajari materi yang sudah didiskusikan serta mempersiapkan
diri untuk melakukan presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 14 Januari 2012)
a) Guru mengawali pertemuan kedua dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan memeriksa presensi siswa. Pada
pertemuan yang kedua ini semua siswa hadir.
b) Guru mengulas kembali materi diskusi yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian guru mencoba memberikan
pertanyaan mengenai pengertian administrasi kepegawaian hanya
Anggia, Anita, dan Novita ratna yang dapat menjawab.
c) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan dengan kelompok
asal masing-masing seperti pada pertemuan sebelumnya. Setiap
kelompok asal diwakili oleh satu anggotanya untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Urutan presentasi diperoleh dari
menunjuk salah satu siswa secara acak atau menawarkan kepada
kelompok yang sudah siap.
d) Siswa yang mau mempresentasikan materi (a) pengertian
administrasi dan pengertian administrasi kepegawaian adalah
Alifah, materi (b) pengertian organisasi dan unsur-unsur organisasi
adalah Tri puji, materi (c) prinsip-prinsip organisasi adalah Epi,
materi (d) bentuk-bentuk organisasi adalah Shinta, materi (e)
pengertian manajemen dan fungsi-fungsi manajemen adalah Taufik,
materi (f) unsur manajemen adalah Puri.
e) Pada saat presentasi berlangsung, banyak siswa yang bertanya
meskipun awalnya mereka masih malu-malu, tetapi selang waktu 2
menit Desi bertanya mengenai unsur organisasi, Eny juga bertanya
mengenai prinsip jangkauan pengawasan, kemudian Hastiti, Dwi
Ratnasari, Sugiyarti dan 19 siswa lainnya juga bertanya. Sehingga
melalui presentasi ini terjadi tanya jawab dan diskusi antar kelompok
yang membangkitkan keaktifan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
f) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan kesimpulan dan
memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya diadakan
evaluasi untuk materi menyusun struktur organisasi dan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen dalam hubungan organisasi yang terbagi
kedalam enam bagian yaitu: (a) pengertian administrasi dan
pengertian administrasi kepegawaian, (b) pengertian organisasi dan
unsur-unsur organisasi, (c) prinsip-prinsip organisasi, (d) bentuk-
bentuk organisasi, (e) pengertian manajemen dan fungsi-fungsi
manajemen, (f) unsur manajemen.
3) Pertemuan Ketiga (Senin, 16 Januari 2012)
a) Pada pertemuan ketiga, guru membuka dengan salam pembuka dan
mengabsen kehadiran siswa, ternyata semua siswa hadir.
b) Guru membagikan soal evaluasi.
c) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
d) Guru meminta lembar jawab soal.
e) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
f) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas XII C Program Keahlian
Administrasi Perkantoran. Peneliti berada di dalam kelas, sebab guru kelas
menginginkan agar peneliti dapat secara jelas mengamati proses
pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah menyusun
struktur organisasi dan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam
hubungan organisasi yang terbagi kedalam enam bagian yaitu : (a)
pengertian administrasi dan pengertian administrasi kepegawaian, (b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pengertian organisasi dan unsur-unsur organisasi, (c) prinsip-prinsip
organisasi, (d) bentuk-bentuk organisasi, (e) pengertian manajemen dan
fungsi-fungsi manajemen, (f) unsur manajemen. Pada pertemuan pertama,
yakni Senin 9 Januari 2012 guru menjelaskan model pembelajaran
koopratif tipe Jigsaw, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan
kelompok dan diskusi. Pada pertemuan kedua, Sabtu 14 Januari 2012, guru
memimpin dan mengarahkan diskusi yang dilanjutkan dengan presentasi
kelompok di depan kelas. Kemudian setelah selesai presentasi, guru
memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk mengajukan
pertanyaan. Pertemuan ketiga, Senin 16 Januari 2012 digunakan untuk
evaluasi dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui.
Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sudah dijelaskan
secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat
diketahui hasil pengamatan keaktifan siswa membaca materi pelajaran,
bertanya, berperan aktif dalam kegiatan diskusi, dan ketuntasan hasil
belajar mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Penelitian Siklus I
Indikator/Aspek yang diamati Jumlah siswa Persentase
Keaktifan siswa membaca
materi pelajaran
29 siswa
80,55%
Keaktifan siswa bertanya 24 siswa 66,66%
Keaktifan siswa dalam diskusi 26 siswa 72,22%
Ketuntasan hasil belajar 31 siswa 86,11%
Rata-rata 76,38%
Sumber : Data penelitian tindakan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Keaktifan siswa pada siklus I dalam pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja tersebut juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar
mengajar mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja materi
menyusun struktur organisasi dan menerapkan fungsi-fungsi manajemen
dalam hubungan organisasi, diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang membaca materi pelajaran saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung sebanyak 29 siswa dengan persentase 80,55%, sedangkan
7 siswa lainnya dengan persentase 19,44% masih ramai sendiri.
2) Siswa yang bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sebanyak 24 siswa dengan persentase 66,66%, sedangkan 12 siswa
lainnya dengan persentase 33,33% kurang aktif bertanya dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3) Siswa yang berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebanyak
26 siswa dengan persentase 72,22%, sedangkan 10 siswa lainnya
dengan persentase 27,77% kurang aktif dalam berdiskusi dan ramai
sendiri.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I bahwa siswa yang
mendapatkan nilai 75 keatas sebanyak 31 siswa dengan persentase
86,11%, sedangkan 5 siswa lainnya dengan persentase 13,88% belum
sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini
disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I adalah:
a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga para siswa masih
banyak yang mengalami kebingungan untuk menerapkannya.
b) Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat sehingga sulit diikuti
oleh siswa.
c) Saat evaluasi guru cenderung berada pada posisi tertentu saja sehingga
ada beberapa siswa yang kurang sportif dalam mengerjakan evaluasi.
d) Guru masih kurang dalam memberikan pertanyaan saat
pembelajaran berlangsung.
e) Posisi guru lebih banyak di depan kelas sehingga guru tidak dapat
memonitor siswa yang duduk di kursi belakang.
f) Guru kurang tegas saat berlangsungnya proses pembelajaran
sehingga beberapa siswa bercanda sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut :
a) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok dan
sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan
dalam kemampuan akademiknya.
b) Ketrampilan berkomunikasi di depan kelas seperti pada saat
presentasi masih kurang.
c) Kurangnya rasa tanggung jawab anggota kelompok terhadap
bagian materinya masing-masing, sehingga ada siswa yang tidak
mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok.
d) Saat evaluasi ada beberapa siswa yang kurang sportif. Hal ini
terlihat dari beberapa siswa yang masih bertanya kepada teman
tanpa sepengetahuan guru.
e) Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 90
nilai terendah adalah 65 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,55. Siswa
yang sudah mencapai standar nilai 75 ke atas sebanyak 31 siswa
(86,11% dari 36 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan
mencapai ketuntasan hasil belajar.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan dan akan digunakan sebagai acuan perbaikan di
siklus II adalah:
1) Guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa. Agar
siswa tidak merasa tertekan tetapi siswa dapat semangat dan ikut
terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2) Guru menambah waktu untuk tanya jawab, sehingga kesempatan
untuk mengungkapkan pertanyaan lebih luas.
3) Guru seharusnya tidak hanya di depan kelas, tetapi berkeliling ke
setiap kelompok sehingga bila ada kesulitan dari yang duduk di
belakang bisa langsung bertanya kepada guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4) Pada siklus selanjutnya guru harus menjelaskan lebih rinci lagi
mengenai konsep pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw.
5) Guru hendaknya lebih tegas lagi dalam melakukan pengawasan ketika
evaluasi berlangsung.
2. Siklus II
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja di siklus
II adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Kamis 19
Januari 2012 di ruang guru SMK Wikarya Karanganyar. Peneliti bersama
guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis
dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan
selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Sabtu 21 Januari 2012, Sabtu 28
Januari 2012, dan Senin 30 Januari 2012 dengan rancangan sebagai
berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja materi mengelola
pekerjaan kantor dan menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu
dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (2x45 menit)
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(3) Guru mengulang kembali penjelasan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan langkah-langkahnya, sehingga lebih
mudah dalam menerapkannya.
(4) Guru memberi penjelasan secara garis besar tentang materi
mengelola pekerjaan kantor dan menyelenggarakan kegiatan
administrasi kepegawaian.
(5) Setelah selesai memberikan pengarahan dan penjelasan
kemudian dilanjutkan dengan membagi kelompok asal seperti
pada siklus I.
(6) Guru membagi materi pada kelompok asal yaitu mengelola
pekerjaan kantor dan menyelenggarakan kegiatan administrasi
kepegawaian untuk siklus II ke dalam enam bagian yaitu : (a)
pengertian manajemen perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam
manajemen perkantoran; (b) pengertian pekerjaan kantor, jenis-
jenis pekerjaan kantor, ciri-ciri pekerjaan kantor; (c) pengertian
personel kantor, macam-macam personel kantor; (d)
penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian yang
meliputi: penerimaan, seleksi; (e) penempatan, pendidikan dan
latihan serta pengembangan pegawai; (f) promosi, mutasi,
pemberhentian pegawai. Dan siswa diminta mempelajari
masing-masing materi sesuai tanggungjawabnya.
(7) Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli seperti pada siklus
I sesuai dengan jumlah materi yang telah dibagi sebelumnya.
Dalam hal ini ada enam kelompok ahli, yang mendapatkan
materi a berkumpul dikelompok a dan seterusnya.
(8) Guru memberikan kesempatan untuk diskusi pada kelompok
ahli.
(9) Setelah selesai diskusi kelompok ahli, guru meminta siswa
untuk kembali ke posisi kelompok asal masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(10) Guru memberikan kesempatan untuk diskusi dan saling
mengajar pada anggota kelompok asal yang lain mengenai
informasi apa yang menjadi tanggung jawabnya untuk dibagikan
kepada siswa lain.
(11) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang
menjadi tanggung jawabnya di rumah untuk memperlancar
pertemuan selanjutnya.
(12) Salam penutup.
b. Pertemuan Kedua (2x45 menit)
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa.
(2) Guru menyampaikan penjelasan dan memberi pertanyaan
mengenai materi pertemuan sebelumnya kemudian dilanjutkan
dengan memberikan penjelasan mengenai kelanjutan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
(3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi di
depan kelas.
(4) Guru memberi kesimpulan mengenai materi yang sudah
dipelajari.
(5) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan kuis/ tes individual.
(6) Salam penutup.
c. Pertemuan ketiga (2x45 menit)
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
mengabsen kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif, dengan meminta
siswa untuk tenang, karena akan diadakan kuis/ tes individual.
(3) Guru membagikan soal tes evaluasi kepada siswa dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara mandiri, serta tidak saling
bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
(4) Guru mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil evaluasi
dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan dengan tertib dan
tenang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal untuk dikumpulkan setelah
waktu habis.
(6) Guru membahas soal tes yang diberikan supaya siswa
mengetahui letak kesalahannya.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi mengelola pekerjaan kantor dan menyelenggarakan kegiatan
administrasi kepegawaian dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
non-tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen non-tes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar belangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti
yang telah direncanakan yaitu pada hari Sabtu 21 Januari 2012, Sabtu 28
Januari 2012, dan Senin 30 Januari 2012. Kegiatan dilakukan diruang kelas
XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Pertemuan
dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran
dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah (a) pengertian
manajemen perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam manajemen perkantoran;
(b) pengertian pekerjaan kantor, jenis-jenis pekerjaan kantor, ciri-ciri
pekerjaan kantor; (c) pengertian personel kantor, macam-macam personel
kantor; (d) penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian yang
meliputi: penerimaan, seleksi; (e) penempatan, pendidikan dan latihan
serta pengembangan pegawai; (f) promosi, mutasi, pemberhentian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pegawai. Guru kemudian membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
asal, siswa diminta untuk belajar secara jigsaw dimana setiap enam
anggota kelompok asal dikirim ke kelompok ahli sesuai dengan materi
yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya pada pertemuan kedua,
siswa mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok mereka. Pertemuan
yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus kedua tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan pertama (Sabtu, 21 Januari 2012)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa.
Pada pertemuan yang pertama di siklus II ini semua siswa hadir.
b) Siswa diberikan materi mengelola pekerjaan kantor dan
menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian. Setelah itu
guru menjelaskan kembali metode pembelajaran jigsaw yang akan
digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana langkah-langkah
pelaksanaannya serta tujuan dari pembelajaran dengan metode
tersebut.
c) Pada pertemuan pertama ini guru memulai metode pembelajaran
jigsaw dengan terlebih dahulu membagi jumlah siswa kedalam 6
kelompok asal sesuai pada siklus I. Setiap kelompok asal terdiri 6
siswa yang heterogen berdasarkan prestasi akademis. Kemudian guru
memberikan handout materi mengelola pekerjaan kantor dan
menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian. Guru
menentukan pembagian materi menjadi enam bagian yaitu : (a)
pengertian manajemen perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam
manajemen perkantoran; (b) pengertian pekerjaan kantor, jenis-
jenis pekerjaan kantor, ciri-ciri pekerjaan kantor; (c) pengertian
personel kantor, macam-macam personel kantor; (d)
penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian yang meliputi:
penerimaan, seleksi; (e) penempatan, pendidikan dan latihan serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pengembangan pegawai; (f) promosi, mutasi, pemberhentian
pegawai. Dan siswa diminta mempelajari masing-masing materi
sesuai tanggungjawabnya.
d) Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sesuai dengan jumlah
materi yang telah dibagi sebelumnya. Dalam hal ini ada enam
kelompok ahli, yang mendapatkan materi a berkumpul dikelompok
a dan seterusnya.
e) Setelah berdiskusi dikelompok ahli, kemudian kelompok ahli
kembali ke kelompok asal selanjutnya menjelaskan hasil diskusi
kepada anggota kelompok asal secara bergantian.
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dan menyuruh siswa agar tetap berkelompok seperti
saat itu untuk pertemuan berikutnya dan menyuruh siswa untuk
mempelajari materi yang sudah didiskusikan serta mempersiapkan
diri untuk melakukan presentasi.
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 28 Januari 2012)
a) Guru mengawali pertemuan kedua dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan memeriksa presensi siswa. Pada
pertemuan yang kedua ini semua siswa hadir.
b) Guru mengulas kembali materi diskusi yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan pertanyaan
mengenai macam-macam pekerjaan kantor. Ada beberapa siswa
bersama-sama menjawab dengan baik mengenai pertanyaan apa
macam-macam pekerjaan kantor. Sedangkan pertanyaan mengenai
perencaaan pegawai kantor hanya Desi, Epi, dan Etik yang dapat
menjawab.
c) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan dengan kelompok
asal masing-masing seperti pada pertemuan sebelumnya. Setiap
kelompok asal diwakili oleh satu anggotanya untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Urutan presentasi diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dari menunjuk salah satu siswa secara acak atau menawarkan
kepada kelompok yang sudah siap.
d) Siswa yang mau mempresentasikan materi (a) pengertian
manajemen perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam manajemen
perkantoran adalah Anggia; (b) pengertian pekerjaan kantor, jenis-
jenis pekerjaan kantor, ciri-ciri pekerjaan kantor adalah Desi; (c)
pengertian personel kantor, macam-macam personel kantor adalah
Dwi Sarwosih; (d) penyelenggaraan kegiatan administrasi
kepegawaian yang meliputi: penerimaan, seleksi adalah Nanik; (e)
penempatan, pendidikan dan latihan serta pengembangan pegawai
adalah Dita; (f) promosi, mutasi, pemberhentian pegawai adalah
Mega.
e) Pada saat presentasi berlangsung hampir semua siswa bertanya,
kecuali 6 siswa yaitu Anita, Dita, Dwi Sarwosih, Handini, Tri
Hartanti, Yanti Noviyanti. Siswa yang bertanya kebanyakan
mengenai materi perencanaan pegawai kantor.
f) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dan memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya diadakan evaluasi untuk materi mengelola pekerjaan
kantor dan menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian yang
terbagi kedalam enam bagian yaitu : (a) pengertian manajemen
perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam manajemen perkantoran; (b)
pengertian pekerjaan kantor, jenis-jenis pekerjaan kantor, ciri-ciri
pekerjaan kantor; (c) pengertian personel kantor, macam-macam
personel kantor; (d) penyelenggaraan kegiatan administrasi
kepegawaian yang meliputi: penerimaan, seleksi; (e) penempatan,
pendidikan dan latihan serta pengembangan pegawai; (f) promosi,
mutasi, pemberhentian pegawai.
3) Pertemuan Ketiga (Senin, 30 Januari 2012)
a) Pada pertemuan ketiga, guru membuka dengan salam pembuka dan
mengabsen kehadiran siswa, ternyata semua siswa hadir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b) Guru membagikan soal evaluasi.
c) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
d) Guru meminta lembar jawab soal.
e) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
f) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas XII C Program Keahlian
Administrasi Perkantoran. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas yaitu
di bagian belakang.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah mengelola
pekerjaan kantor dan menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian
yang terbagi kedalam enam bagian yaitu : (a) pengertian manajemen
perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam manajemen perkantoran; (b)
pengertian pekerjaan kantor, jenis-jenis pekerjaan kantor, ciri-ciri
pekerjaan kantor; (c) pengertian personel kantor, macam-macam personel
kantor; (d) penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian yang
meliputi: penerimaan, seleksi; (e) penempatan, pendidikan dan latihan
serta pengembangan pegawai; (f) promosi, mutasi, pemberhentian
pegawai. Pada pertemuan pertama, yakni Sabtu 21 Januari 2012 guru
menjelaskan kembali model pembelajaran koopratif tipe Jigsaw, kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan kelompok dan diskusi. Pada pertemuan
kedua, Sabtu 28 Januari 2012, guru memimpin dan mengarahkan diskusi
yang dilanjutkan dengan presentasi kelompok di depan kelas. Kemudian
setelah selesai presentasi, guru memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk mengajukan pertanyaan. Pertemuan ketiga, Senin 30 Januari 2012
digunakan untuk evaluasi dari siklus II agar hasil belajar dari siklus II
dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
proses pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat
kerja dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sudah
dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat
diketahui hasil pengamatan keaktifan siswa membaca materi pelajaran,
bertanya, berperan aktif dalam kegiatan diskusi, dan ketuntasan hasil
belajar mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Penelitian Siklus II
Indikator/Aspek yang diamati Jumlah siswa Persentase
Keaktifan siswa membaca
materi pelajaran
36 siswa
100%
Keaktifan siswa bertanya 30 siswa 83,33%
Keaktifan siswa dalam diskusi 32 siswa 88,88%
Ketuntasan hasil belajar 36 siswa 100%
Rata-rata 93,05%
Sumber : Data penelitian tindakan kelas
Keaktifan siswa pada siklus II dalam pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja tersebut juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar
mengajar mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja materi
menyusun struktur organisasi dan menerapkan fungsi-fungsi manajemen
dalam hubungan organisasi, diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang membaca materi pelajaran saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung yaitu sebanyak 36 siswa dengan persentase 100%, semua
siswa sudah aktif membaca materi pelajaran. Pada siklus II ini terjadi
peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 29 siswa
dengan persentase 80,55%.
2) Siswa yang bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sebanyak 30 siswa dengan persentase 83,33%, sedangkan 6 siswa
lainnya dengan persentase 16,66% masih belum bertanya dalam
proses pembelajaran. Pada siklus II ini terjadi peningkatan
dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 24 siswa dengan
persentase 66,66%.
3) Siswa yang berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebanyak
32 siswa dengan persentase 88,88%, sedangkan 4 siswa lainnya
dengan persentase 11,11% belum berdiskusi secara menyeluruh
karena ada yang bersendau gurau. Pada siklus II ini terjadi
peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 26 siswa
dengan persentase 72,22%.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II bahwa siswa yang
mendapatkan nilai 75 keatas sebanyak 36 siswa dengan persentase
100%, semua siswa sudah mencapai KKM. Pada siklus II ini terjadi
peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 31 siswa
dengan persentase 86,11%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II adalah:
Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran di kelompoknya.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Masih terdapat siswa yang masih acuh terhadap kegiatan diskusi
dalam kelompoknya, karena ada yang suka mengganggu
temannya.
b) Masih terdapat siswa yang belum berani melakukan presentasi di
depan kelas.
c) Masih terdapat siswa yang malu-malu untuk bertanya ketika
menghadapi kesulitan.
d) Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 96,
nilai terendah adalah 77 dan nilai rata-rata kelas yaitu 88,88.
Siswa yang sudah mencapai standar nilai 75 ke atas sebanyak 36,
artinya dari siswa tersebut sudah memenuhi KKM (kriteria
ketuntasan minimal). Jumlah tersebut jelas sudah dapat
menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan sebelumnya,
yaitu dengan nilai rata-rata kelas yaitu 80,55. Dan yang dapat
mencapai ketuntasan sejumlah 31 siswa (86,11% dari 36 siswa).
Jadi pembelajaran tersebut sudah memenuhi titik ketuntasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah:
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2) Guru harus lebih banyak memberikan motivasi agar siswa dapat lebih
percaya diri.
3) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan kepada
anak yang mengalami kesulitan, sehingga setiap siswa memahami
tentang materi yang diajarkan.
4) Guru harus lebih memahami mengenai model pembelajaran jigsaw
lebih baik, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja melalui penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dari siklus I ke siklus berikutnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 5. Hasil Penelitian Siklus I dan II
Indikator/Aspek yang
diamati
Indikator
Keberhasilan
Siklus I Siklus II Peningkatan
Siswa Persentase Siswa Persentase
Keaktifan siswa membaca
materi pelajaran 75% 29 80,55% 36 100% 19,45%
Keaktifan siswa bertanya 75% 24 66,66% 30 83,33% 16,67%
Keaktifan siswa dalam
diskusi 75% 26 72,22% 32 88,88% 16,66%
Ketuntasan hasil belajar 75% 31 86,11% 36 100% 13,89%
Sumber : Data penelitian tindakan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran mengaplikasikan administrasi
perkantoran di tempat kerja tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan grafik hasil penelitian tersebut diatas dapat diketahui bahwa
setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdampak
positif terhadap proses dan hasil kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja. Hal tersebut nampak
pada siswa yang menunjukkan keaktifan membaca materi pelajaran mengalami
peningkatan sebesar 19,45% yaitu 80,55% pada siklus I menjadi 100% pada siklus
II. Keaktifan siswa bertanya mengalami peningkatan sebesar 16,67% yaitu
66,66% pada silkus I menjadi 83,33% pada siklus II. Keaktifan siswa dalam
berdiskusi mengalami peningkatan 16,66% yaitu 72,22% pada siklus I menjadi
88,88% pada siklus II. Demikian halnya dengan ketuntasan hasil belajar siswa
juga mengalami peningkatan sebesar 13,89% yaitu 86,11% pada siklus I menjadi
100% pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I
sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di kelas XII C SMK Wikarya Karanganyar dengan
cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa. Dari
hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja masih belum maksimal.
Oleh karena itu, peneliti berdiskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Guru dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Materi pembelajaran
pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah menyusun struktur organisasi dan
menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam hubungan organisasi. Guru kelas
membagi materi menjadi enam bagian yaitu : (a) pengertian administrasi dan
pengertian administrasi kepegawaian, (b) pengertian organisasi dan unsur-unsur
organisasi, (c) prinsip-prinsip organisasi, (d) bentuk-bentuk organisasi, (e)
pengertian manajemen dan fungsi-fungsi manajemen, (f) unsur manajemen. Guru
kemudian meminta siswa pada kelompok asal untuk mengirimkan enam anggotanya
untuk membahas setiap bagian materi ke kelompok ahli. Pada kelompok ahli,
diadakan pembahasan pada materi yang sesuai bagiannya, kemudian kelompok ahli
kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk mengajarkan pada anggota
kelompok asalnya yang lain mengenai informasi yang diperoleh dari kelompok ahli.
Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di
depan kelas. Dan yang terakhir diadakan tes evaluasi untuk mengukur capaian hasil
belajar siswa pada siklus I. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar
mengajar mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja pada siklus I
masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa belum bisa bekerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
secara optimal dalam kegiatan diskusi kelompok. Siswa juga kurang konsentrasi
dalam kegiatan pembelajaran, masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan
temannya dan ketika evaluasi masih ada siswa yang kurang sportif. Hal itu karena
siswa belum begitu paham mengenai konsep dari model pembelajaran kooperatif
dengan tipe jigsaw. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun
rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja pada
siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah mengelola pekerjaan kantor dan
menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian yang terbagi ke dalam enam
bagian yaitu : (a) pengertian manajemen perkantoran, kegiatan-kegiatan dalam
manajemen perkantoran; (b) pengertian pekerjaan kantor, jenis-jenis pekerjaan
kantor, ciri-ciri pekerjaan kantor; (c) pengertian personel kantor, macam-macam
personel kantor; (d) penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian yang
meliputi: penerimaan, seleksi; (e) penempatan, pendidikan dan latihan serta
pengembangan pegawai; (f) promosi, mutasi, pemberhentian pegawai. Pada saat
peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw
yang telah diterapkan, siswa menjadi lebih aktif, siswa juga lebih memahami
materi karena siswa dapat langsung bertanya kepada teman kelompok atau
langsung bertanya pada guru. Selain itu siswa juga diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka, sehingga dapat meningkatkan keaktifan
siswa.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif dan tidak bersemangat saat
pembelajaran, sekarang menjadi antusias dalam proses pembelajaran. Meskipun
begitu, masih diperlukan juga pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya
proses belajar mengajar mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat
kerja. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja sudah dapat teratasi dengan cara
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang secara langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
meningkatkan keaktifan siswa, meningkatkan pemahaman siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja yang dapat menarik
perhatian siswa dan menyenangkan sehingga keaktifan siswa dan hasil
pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dapat
meningkat. Keberhasilan pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran
di tempat kerja dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
ini dapat dilihat dari peningkatan indikator yang sudah ada. Dari keberhasilan
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat pada saat awal akan mengikuti
pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dan
selama mengikuti pembelajaran.
2. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk bertanya dan maju ke depan kelas
mempresentasikan hasil diskusi mereka.
3. Siswa menjadi bertanggung jawab untuk bekerja sama dalam kelompoknya
4. Siswa sudah mampu memahami materi mengaplikasikan administrasi
perkantoran di tempat kerja.
5. Hasil belajar yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus
I sampai siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XII C Program
Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar ini dilakukan
dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan
tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis
dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut,
terdapat peningkatan keaktifan siswa dan hasil pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas XII C Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa membaca materi pelajaran dalam mengikuti pembelajaran
mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dari 29 siswa
(80,55%) pada siklus I menjadi 36 siswa (100%) pada siklus II, terjadi
peningkatan sebesar 19,45%.
2. Keaktifan siswa bertanya dalam proses pembelajaran dari 24 siswa (66,66%)
pada siklus I menjadi 30 siswa (83,33%) pada siklus II, terjadi peningkatan
sebesar 16,67%.
3. Keaktifan siswa dalam berdiskusi dari 26 siswa (72,22%) pada siklus I
menjadi 32 siswa (88,88%) pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 16,66%.
4. Ketuntasan hasil evaluasi belajar siswa dari 31 siswa (86,11%) pada siklus I
menjadi 36 siswa (100%) pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 13,89%.
Untuk nilai rata-rata kelas menunjukkan peningkatan pada siklus I nilai rata-
ratanya 80,5 dan pada siklus II menunjukkan peningkatan yakni 88,88.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang dikemukakan di atas,
maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja dapat meningkatkan keaktifan siswa
kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 dilihat dari segi siswa membaca
materi pelajaran, bertanya, diskusi dengan teman kelompok, dan menghasilkan
hasil belajar yang baik.
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa secara optimal dalam
pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja,
apabila guru memiliki kemampuan baik maka guru dapat menyampaikan
materi dengan baik. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang
tepat. Selain itu materi pelajaran akan diterima dengan baik apabila siswa juga
memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses
pembelajaran di kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran
SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini
memberikan gambaran bahwa melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa dari siklus I sampai
siklus II. Namun kekurangan tetap ada dan dapat diatasi pada pelaksanaan
tindakan siklus II. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan
refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan baik proses maupun hasil dari pembelajaran mengaplikasikan
administrasi perkantoran di tempat kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas,
maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Hendaknya senantiasa mendorong, membimbing, dan memotivasi guru untuk
selalu berusaha mengembangkan model pembelajaran yang merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran dengan
cara mengirimkan guru untuk mengikuti pelatihan, seminar, workshop, dan
lain-lain agar guru memiliki lebih banyak pengetahuan mengenai metode,
model dan strategi pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
membutuhkan instruksi yang jelas agar dapat dimengerti oleh siswa dengan
baik, oleh sebab itu guru hendaknya memberikan instruksi dan arahan yang
jelas kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif.
b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membutuhkan
pengelolaan waktu yang baik, sehingga guru sebaiknya mempersiapkan cara
pengajaran, alat, dan media pembelajaran dengan matang agar ketika proses
pembelajaran berlangsung dapat berjalan seefektif mungkin.
c. Agar dapat merangsang keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran, guru
hendaknya lebih interaktif, demokratis, dan menciptakan suasana lebih
akrab dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk
mengungkapkan pertanyaan atau pendapatnya.
d. Guru diharapkan dapat melaksanakan perannya sebagai fasilitator
pembelajaran dengan baik terutama pada saat presentasi guru harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, menciptakan pembelajaran yang interaktif yang
berfokus pada siswa (student centered), sehingga terus melatih siswa untuk
aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3. Bagi Siswa
a. Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh parasiswa untuk bekerja sama
dalam satu kelompok untukmemecahkan masalah dan saling mengajari satu
sama lain.
b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi
dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.