perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis layanan .../analisis...analisis layanan sekolah...

103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 Skripsi Oleh : Nurul Sulistiyo Pribadi NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vuongtram

Post on 09-May-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DI KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN 2011

Skripsi

Oleh :

Nurul Sulistiyo Pribadi

NIM K5408042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DI KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN 2011

Oleh :

Nurul Sulistiyo Pribadi

NIM K5408042

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, 26 Juni 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd

NIP. 19560420 198303 1 003

Pembimbing II

Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd

NIP.19820908 200604 1 002

PERSETUJUAN

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 05 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si .......................

Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si., M.Si ........................

Anggota I : Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd ........................

Anggota II : Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd ........................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan

Pembantu Dekan 1,

Prof. Dr. rer.nat Sajidan, M.Si

NIP 19660415 199103 1 002

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Nurul Sulistiyo Pribadi. ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Juni 2012.

Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui pola sebaran Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 (2) Mengetahui Tingkat

Ketersediaan Sekolah Menengah Pertama (Ruang Kelas) di Kabupaten Kebumen

Tahun 2011 (3) Mengetahui kondisi layanan sarana dan prasarana Sekolah

Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi dengan metode survei.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama Negeri

dan Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kebumen. Teknik Pengambilan

sampel dengan menggunakan Disproportionate Stratified Random Sampling yaitu

berdasarkan strata dari (akreditasi) sekolah. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah analisis dokumentasi dan Observasi. Teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui layanan sekolah dengan analisis peta dan analisis

sarana prasarana.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1 (a) pola sebaran

acak dengan nilai T=0,766. (b). distribusi sekolah yang paling banyak terdapat di

Kecamatan Kebumen dengan jumlah SMPN/MTsN sebanyak 9 sekolah (14,06%)

dan terdapat kecamatan yang belum memiliki sekolah negeri yaitu Kecamatan

Bonorowo. 2 Tingkat ketersediaannya adalah (a) Jumlah ruang kelas yang

terdapat di Kabupaten Kebumen sebanyak 1.212 ruang, jumlah ruang kelas

terbanyak terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu 212 ruang. (b) Perhitungan

kebutuhan ruang kelas dengan APK di Kabupaten Kebumen sejumlah 2.612

ruang, masih kekurangan 1.400 ruang kelas. Perhitungan dengan APM di

Kabupaten Kebumen kebutuhan ruang kelas sejumlah 1.282 ruang, masih

kekurangan 70 ruang kelas. (3) Tingkat layanan sarana dan prasarana dari

beberapa sekolah sampel diperoleh hasil 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan

tinggi. Sekolah dengan layanan sarana dan prasarana rendah yaitu SMP N 1

Sadang, SMP N 2 Satu Atap Poncowarno, SMP N 3 Satu Atap Karangsambung,

SMP N 3 Satu Atap Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap Alian. Dan terdapat sekolah

dengan akreditasi A yang layanan sarana dan prasarana sedang yaitu SMPN 1

Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan,

SMP N 1 Karangsambung, SMP N 1 Poncowarno, dan MTs N Gombong.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Nurul Sulistiyo Pribadi. AN ANALYSIS ON JUNIOR HIGH SCHOOLS’

SERVICE IN KEBUMEN REGENCY IN 2011. Thesis. Surakarta: Teacher

Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, June 2012.

The objectives of research are (1) to find out the spread pattern of Junior

High Schools in Kebumen Regency in 2011, (2) to find out the Availability Level

of Junior High Schools (Classroom) in Kebumen Regency in 2011, and (3) to find

out the condition of Junior High Schools’ infrastructure service in Kebumen

Regency in 2011.

The research method used was a descriptive one with survey method. The

population of research was all Public Junior High Schools and Madrasah

Tsanawiyah Negeri (Public Islamic School) in Kebumen Regency. The sampling

technique used was Disproportionate Stratified Random Sampling based on the

strata of school accreditation. Technique of collecting data used was

documentation and observation analysis. Technique of analyzing data used was

map and infrastructure analyses to find out the school’s service.

Based on the result of research, it could be concluded that: 1 (a) the spread

pattern of Junior High Schools in Kebumen Regency was random with T value =

0.766. (b). The highest number of school distribution occurred in Kebumen

Subdistrict with 9 SMPN/MTsN (14.06%) and there was a subdistrict with no

public schools, Bonorowo Subdistrict. 2. The availability level included (a) the

number of classroom existing in Kebumen Regency was 1,212 rooms, the highest

number of classroom occurred in Kebumen Subdistrict of 212 rooms. (b) The

calculation of classroom demand with APK in Kebumen Regency was 2,612

rooms; there was still deficit of 1,400 classrooms. The calculation with APM in

Kebumen Regency showed the classroom demand of 1,282 rooms; there was still

deficit of 70 classrooms. (3) Infrastructure service level of some sample school

found 3 categories: low, moderate, and high. The schools with low infrastructure

were SMP N 1 Sadang, SMP N 2 Satu Atap Poncowarno, SMP N 3 Satu Atap

Karang Sambung, SMP N 3 Satu Atap Sempor, and SMP N 2 Satu atap Alian.

And there were some schools with A accreditation the infrastructure service of

which is moderate: SMPN 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP N 1

Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N 1 Poncowarno,

and MTs N Gombong.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau

menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau

harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila

dibelanjakan.

(Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat

suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya

ia dengan kemajuan selangkah pun.

(Bung Karno)

Apa yang kamu pikirkan tentang esok hari, itulah yang akan terjadi.

(Penulis)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih atas segala doa yang engkau panjatkan, dan

setiap pengorbanan yang engkau berikan padaku.

Kedua adikku Irfan dan Fais.

Sahabatku Dewi, Eren, Mayang, Lintang, Rina, dan Ambar,

Terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakaatuh,

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufiq, dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, maka dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan ijin melaksanakan penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

3. Bapak Dr. Gamal Rindarjono, MSi, Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan ijin melaksanakan penelitian.

4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah

berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah

berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ibu Rahning Utomowati, S.Si, M.Sc, selaku Pembimbing Akademis yang

telah memberikan motivasi, saran serta bekal ilmu yang bermanfaat bagi

penulis.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberi bekal

ilmu selama penulis menempuh studi.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Pimpinan dan Staf Kesbanglinmas Kabupaten Kebumen, Pimpinan dan Staf

Bappeda Kabupaten Kebumen, Pimpinan dan Staf Dinas Pendidikan dan

Olahraga Kabupaten Kebumen, yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian.

9. Kepala Sekolah, guru, dan karyawan Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah yang telah memberikan ijin dan membantu dalam penelitian.

10. Sahabat Geografi 2008, terimakasih atas kebersamaan selama ini, semoga

persahabatan kita tetap terjalin.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah dengan

ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada

kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis terima dengan

senang hati demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap tulisan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakaatuh.

Surakarta, 5 Juli 2012

Penulis,

Nurul Sulistiyo Pribadi

K5408042

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN…....................................................................

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

ABSTRAK........................................................................................................

ABSTRACT......................................................................................................

iii

iv

v

vi

HALAMAN MOTTO….................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN….................................................................. viii

KATA PENGANTAR...................................................................................... ix

DAFTAR ISI…................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL…........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xvi

DAFTAR PETA............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN…......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah....................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian...................................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis..................................................................................... 7

2. Manfaat Praktis….................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI…................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 8

1. Pengertian Pendidikan...........................................................................

a. Jenjang Pendidikan...........................................................................

b. Jalur Pendidikan................................................................................

8

8

9

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Distribusi Spasial................................................................................... 13

3. Layanan Pendidikan............................................................................... 16

4. Tingkat Ketersediaan Sarana Pendidikan.............................................. 17

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan.......................................................... 18

B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 26

1. Siti Sulaeha (2004)................................................................................. 26

2. Alindasari Nurhidayah(2009)................................................................ 26

3. Diah Erni Ekawati(2010)....................................................................... 27

C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN….......................................................... 36

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian…................................................

1. Tempat Penelitian..................................................................................

2. Waktu Penelitian ...................................................................................

36

36

36

B. Bentuk dan Strategi Penelitian.................................................................... 37

C. Sumber Data Penelitian.............................................................................. 37

1. Data Primer…………............................................................................ 37

2. Data Sekunder........................................................................................ 38

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 39

1. Analisis Dokumentasi............................................................................ 39

2. Observasi……....................................................................................... 39

E. Populasi dan Taknik Sampling...................................................................

1. Populasi Penelitian.................................................................................

2. Teknik Sampling....................................................................................

39

39

39

F. Validitas Data.............................................................................................

G. Teknik Analisis Data..................................................................................

40

41

1. Analisis Tetangga Terdekat................................................................... 41

2. Analisis Penyediaan Fasilitas Pendidikan..............................................

3. Analisis Sarana dan Prasarana Sekolah.................................................

H. Prosedur Penelitian....................................................................................

1. Tahap Penulisan Proposal Penelitian.....................................................

2. Tahap Penyusunan Intrumen Penelitian................................................

42

43

45

45

45

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Pengumpulan Data.................................................................................

4. Analisis Data..........................................................................................

5. Penulisan Laporan..................................................................................

45

45

46

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN HASIL….................................... 48

A. Deskripsi Wilayah…………...................................................................... 48

1. Letak…………………………............................................................. 48

a. Letak Astronomis........................................................................... 48

b. Letak Administratif….................................................................... 48

2. Luas…………….................................................................................... 50

3. Penggunaan Lahan.................................................................................

4. Keadaan Penduduk…............................................................................

51

52

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk.................................................. 52

b. Kepadatan Penduduk..................................................................... 54

c. Komposisi Penduduk...................................................................... 56

1) Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin...........................

2) Komposisi Penduduk Menurut Umur........................................

3) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan..................

56

59

60

4) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.............. 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian…...................................................................... 63

1. Pola Sebaran Sekolah Menengah Pertama……………....................... 63

a. Sebaran Sekolah……………....………......................................... 63

b. Pola Sebaran Sekolah..................................................................... 65

2. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Sekolah Menengah Pertama.................

a. Jumlah dan Persebaran Gedung Sekolah........................................

b. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas..............................................

c. Perhitungan Kebutuhan Ruang Kelas.............................................

69

69

70

71

3. Kondisi Layanan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama... 82

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................. 86

A. Kesimpulan…............................................................................................. 86

B. Implikasi…................................................................................................. 87

C. Saran…………........................................................................................... 87

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA…................................................................................... 88

LAMPIRAN

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian yang Relevan........................….………..................... 29

Tabel 2. Rancangan Waktu Penelitian............................................…….. 36

Tabel 3. Klasifikasi Layanan Sarana dan Prasarana Sekolah................... 44

Tabel 4. Luas Daerah Kabupaten Kebumen………………..................... 50

Tabel 5. Jumlah dan Penyebaran Penduduk Kabupaten Kebumen

Tahun 2010.................................................................................

53

Tabel 6. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk.................................. 54

Tabel 7. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2010........... 55

Tabel 8. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan

di Kabupaten Kebumen Tahun 2010...…………………........

58

Tabel 9. Komposisi Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur

di Kabupaten Kebumen Tahun 2010..........................................

59

Tabel 10. Komposisi Penduduk 5 Tahun ke atas Menurut Tingkat

Pendidikan Tertinggi di Kabupaten Kebumen Tahun

2010............….......

60

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Kabupaten Kebumen Tahun 2010.....................………..........

61

Tabel 14. Persebaran SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen Tahun

2011.............................................................................................

69

Tabel 15. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas SMPN/MTsN di

Kabupaten Kebumen Tahun 2011.......................……………

70

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir........................................................... 35

Gambar 2.

Gambar 3.

Continuum Nilai nearest neighbor statistic T................

Diagram Alur Penelitian..................................................

42

47

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR PETA

Peta 1. Administrasi Kabupaten Kebumen Tahun 2011………... 49

Peta 2. Persebaran SMPN/MTsN Kabupaten Kebumen Tahun

2011.....……....................................................................

64

Peta 3.

Pola Persebaran SMPN/MTsN Kabupaten Kebumen

Tahun 2011...................................................................

66

Peta 4.

Kecukupan Ruang Kelas APK Kabupaten Kebumen

Tahun 2011..................................................................

76

Peta 5.

Peta 6.

Kecukupan Ruang Kelas APM Kabupaten Kebumen

Tahun 2011.......................................................................

Tingkat Sarana Prasarana SMPN/MTsN Kabupaten

Kebumen Tahun 2011.................................................

81

85

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Persebaran SMPN/MTsN Kabupaten Kebumen Tahun 2011

2. Jarak Terdekat Antar Sekolah di Kabupaten Kebumen Tahun 2011

3. Analisis Kebutuhan Ruang Kelas Berdasarkan Angka Partisipasi Kasar

Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2010

4. Analisis Kebutuhan Ruang Kelas Berdasarkan Angka Partisipasi

Murni Kabupaten Kebumen Tahun 2011

5. Data Akreditasi SMP/MTs Negeri di Kabupaten Kebumen

Tahun 2011

6. Penilaian Sarana dan Prasarana SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen

Tahun 2011

7. Intrumen Penelitian

8. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Sarana dan Prasarana

9. Foto Penelitian

10. Surat Ijin Penelitian

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan simbol kemajuan suatu bangsa, semakin baik

kualitas pendidikan maka semakin maju pula bangsa tersebut. Pendidikan

merupakan kebutuhan mutlak dan sangat penting bagi kemajuan tiap umat

manusia, pendidikan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu secara hakiki,

pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya

pembangunan manusia. Menurut Dronkers (2010:1) disebutkan bahwa

Education is one of the pillars of modern societies. That makes education

and its quality such as alient topic, not only in the eyes of policy makers,

but even more in the eyes of parents. International indicators of the quality

of education, schools, teachers, etc., have become important tools for the

decisions of both parents and public policy makers. More knowledge

about the actual quality differences in education and their causes with

reference to international standards and comparison has become vital f or

policy makers and multinational firms to guide their decisions.

(http://ebook30.com/study/others/256250/quality-and-inequality-of-

ducation-cross-national-perspectives.html)

Pendidikan mempunyai peranan yang vital, karena pendidikan merupakan salah

satu pilar dari kehidupan masyarakat modern. Seseorang yang pendidikannya

masih di bawah, bisa dipastikan kehidupannya jauh kurang lebih baik bila

dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Dengan

pendidikan yang tinggi orang akan lebih mudah di dalam mendapatkan pekerjaan.

Upaya – upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya

diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri, karena

pendidikan merupakan hak tiap warga negara. Pemberian layanan pendidikan

kepada individu, masyarakat, dan warga negara adalah tanggungjawab bersama

antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Oleh karena itu manajemen dalam

pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara terpadu, dan

diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang luas bagi warga masyarakat

dengan mengutamakan mutu, efektivitas dan efisiensi.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan sudah diatur di dalam

Undang – Undang Dasar 1945 alinea keempat, selanjutnya dalam batang tubuh

UUD 1945, hal yang berhubungan dengan pendidikan ini diatur dalam bab XIII,

pasal 31, yang menerangkan bahwa (1) Tiap – tiap warga negara berhak

mendapatkan pengajaran, (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan

dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Di dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal V

menerangkan bahwa (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, (2) Warga negara yang memiliki

kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh

pendidikan khusus, (3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang

serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan

khusus, (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, (5) Setiap warga negara

berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Pasal

VI yang menerangkan (1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai

dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, (2) Setiap warga

negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan

pendidikan.

Tujuan dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3). Untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional perlu adanya pemerataan pendidikan di semua lapisan

kalangan masyarakat. Pemerataan pendidikan mempunyai arti memberikan

kesempatan kepada semua anak yang masih dalam tahap usia sekolah untuk

menikmati pendidikan. Dalam arti pemerataan yang lebih luas semua anak usia

sekolah sesuai dengan jenjang kelompok umurnya harus diberikan kesempatan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pendidikan dari tingkat Taman Kanak – Kanak sampai dengan jenjang yang

paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Pendidikan Dasar merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan Dasar

berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain

yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang – Undang No. 20

Tahun 2003 Pasal 17). Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang

pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar

(atau sederajat). Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun,

mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga

2003/2004, sekolah ini pernah disebut Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

(http://www.kemdiknas.go.id/peserta-didik/sekolah-menengah-pertama.aspx).

Fasilitas sarana dan prasarana sekolah merupakan faktor penunjang

keberhasilan proses belajar mengajar (pembelajaran). Proses pembelajaran akan

berhasil dengan baik ditentukan oleh keberadaan dan kelengkapan fasilitas

penunjang di sekolah. Sarana dan prasarana di setiap sekolah akan berbeda antara

sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Dalam lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 dicantumkan tentang standar sarana

dan prasarana minimal yang mengatur tentang sarana dan prasarana minimal yang

harus ada di sekolah. Setiap sekolah harus memiliki sarana dan prasarana minimal

yang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah

(SMA/MA)

Kabupaten Kebumen tergolong atau masuk ke dalam golongan daerah

yang masih tertinggal di dalam bidang pendidikan dibandingkan dengan daerah –

daerah lainnya, menduduki peringkat ke 33 dari 35 kabupaten di Jawa Tengah.

Menurut data Kebumen dalam angka tahun 2010, disebutkan bahwa Kabupaten

Kebumen sebanyak 29,17% tidak tamat SD, 43,77% hanya tamat SD, 15,40 %

tamat SMP, dan 11,66 % tamat SMA ke atas. Fasilitas pelayanan pendidikan di

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

daerah pedesaan yang masih terbatas, menyebabkan sulitnya anak – anak untuk

mengakses layanan pendidikan. Selain itu kualitas pendidikan masih rendah dan

belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik. Hal tersebut

disebabkan oleh ketersediaan pendidik yang belum memadai baik secara kuantitas

dan kualitas, kesejahteraan pendidik yang masih rendah, fasilitas belajar belum

mencukupi, dan biaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai.

(http://www.kebumenkab.go.id/data/renstra/renstra_dinaspdk.pdf ).

Salah satu upaya peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat

ialah dengan mengkaji persebaran lokasi pendidikan di Kabupaten Kebumen.

Penyebaran lokasi pendidikan berkaitan erat dengan perluasan kesempatan

pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, selain hambatan

ekonomi, jarak juga menjadi salah satu kendala bagi masyarakat yang hendak

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Penyediaan fasilitas

pendidikan yang memadai menjadi tanggungjawab pemerintah, dengan

membangun sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah

hingga perguruan tinggi. Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs). Pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Atas

(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Pendidikan tinggi merupakan jenjang

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi / pendidikan tinggi. Penyajian data sekolah yang terdapat dalam

Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen masih dalam bentuk tabel,

sehingga sebaran sekolah hanya bisa dilihat dalam bentuk tabel.

Cakupan pendidikan sangat luas, sehingga dalam penelitian akan dibatasi

pada pendidikan dasar yaitu SMPN dan MTsN yang ada di Kabupaten Kebumen.

Berdasarkan data dari Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen tahun 2011 terdapat 57

SMPN dan 7 MTsN yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Kebumen.

Jumlah sekolah terbanyak terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu 9 sekolah

dengan 7 SMPN dan 2 MTsN dengan jumlah penduduk 124.387 jiwa, dan di

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Kecamatan Bonorowo tidak terdapat sekolah SMPN/MTsN dengan jumlah

penduduk 20.126 jiwa, sehingga pelayanan pendidikan di Kecamatan Bonorowo

masih belum mencukupi dari kebutuhan sekolah minimal yang dibutuhkan.

Peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan di atas untuk dijadikan

topik penelitian, yang diarahkan untuk menganalisis layanan SMP/MTs di

Kabupaten Kebumen. Penggunaan media peta dipilih karena penyajian data

dengan menggunakan media peta lebih mudah dipahami dibandingkan penyajian

data dengan tulisan. Penelitian ini akan menganalisis sebaran fasilitas pendidikan

dan mengevaluasi layanan sekolah. Layanan sekolah terbagi menjadi dua yaitu

ketersediaan sekolah yang didasarkan dengan jumlah penduduk usia sekolah di

lingkungan tersebut dan layanan sarana prasarana sekolah itu sendiri. Analisis

terhadap sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

didasarkan pada pedoman standar pelayanan minimal sekolah yang tercantum

pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007,

sehingga akan diperoleh data tentang layanan sarana dan prasarana masing –

masing sekolah. Dari latar belakang di atas maka diangkatlah penelitian dengan

judul “Analisis Layanan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen

Tahun 2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi

permasalahan antara lain :

1. Penyajian data sekolah masih dalam bentuk tabel atau grafik sementara

distribusi spasial sekolah belum ditampilkan, oleh karena itu diperlukan

penyajian data dengan menggunakan peta agar distribusi spasial sekolah

dapat ditampilkan.

2. Persebaran SMP/MTs baik negeri maupun swasta yang tidak merata di

Kabupaten Kebumen.

3. Kualitas pendidikan di Kabupaten Kebumen yang masih rendah menduduki

peringkat 33 dari 35 provinsi yang ada.

4. APK SMP sebesar 97,45%, dan APM SMP sebesar 77,82%

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

5. Sarana dan prasarana yang belum memadai seperti ruang belajar,

laboratorium, perpustakaan, dll.

6. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam mendukung ketersediaan fasilitas

pendidikan masih belum maksimal, khususnya dana yang harusnya 20% dari

APBD.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang diteliti oleh peneliti adalah SMP/MTs Negeri yang ada

di Kabupaten Kebumen dengan fokus masalah :

1. Ruang lingkup yang akan diteliti adalah persebaran gedung SMPN/MTsN

dan bagaimana pola sebarannya yang digambarkan dan dianalis dalam bentuk

peta.

2. Ketersediaan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen

3. Layanan sarana dan prasarana pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

Kabupaten Kebumen.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pola sebaran Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen

tahun 2011?

2. Bagaimana tingkat ketersediaan Sekolah Menengah Pertama (Ruang Kelas)

di Kabupaten Kebumen tahun 2011?

3. Bagaimana kondisi layanan sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama

di Kabupaten Kebumen tahun 2011?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sangat penting karena dengan ini dapat diketahui tingkat

keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui pola sebaran Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen

tahun 2011

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Mengetahui tingkat ketersediaan Sekolah Menengah Pertama (Ruang Kelas)

di Kabupaten Kebumen tahun 2011

4. Mengetahui kondisi layanan sarana dan prasarana Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten Kebumen tahun 2011

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh

di bangku kuliah berupa teori – teori yang kemudian diaplikasikan dengan

kenyataan yang sesungguhnya di lapangan. Bermanfaat dalam membantu

memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan, khususnya masalah

penyediaan fasilitas sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama yang

memenuhi standar pelayanan minimum dan dapat dipakai sebagai acuan

pengembangan penelitian yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Lembaga / Sekolah

1) Memberikan informasi tentang kondisi sarana dan prasarana pendidikan di

suatu sekolah.

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan dalam

pengelolaan pendidikan.

b. MGMP

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai sumber belajar (learning

resources) geografi untuk kelas XII, pada kompetensi dasar kemampuan

menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kajian geografi dengan

materi pokok Sistem Informasi Geografi (SIG).

c. Penulis

Untuk menerapkan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah dengan

kenyataan di lapangan.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat (UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003). Menurut Ki Hajar

Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi

pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup

yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan

masyarakatnya. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pendidikan adalah

usaha secara sadar dan terencana untuk memajukan budi pekerti, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh peserta didik yang selaras

dengan alam dan masyarakat.

a. Jenjang Pendidikan

Menurut pasal 1 butir 8 Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Jenjang

pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan. Jenjang pendidikan di dalam jalur pendidikan sekolah terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Menurut pasal 17

butir 1 dan 2 Undang – Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan dasar merupakan

jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan

dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk

lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Sementara itu pendidikan

menengah menurut pasal 18 adalah merupakan lanjutan pendidikan dasar serta

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya

dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam

dunia kerja atau pendidikan tinggi, pendidikan menengah berbentuk Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 19 butir 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa

pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan menengah yang mencakup

program pendidikan Diploma (D1, D2, D3, D4), Sarjana, Magister, Spesialis, dan

Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi.

b. Jalur Pendidikan

Menurut Pasal 1 butir 7 Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta

didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang

sesuai dengan tujuan pendidikan. Philip H. Copmbs seorang ahli perencanaan

pendidikan dalam Vembriarto (1984:22) mengklasifikasikan bentuk-bentuk

pendidikan menjadi 3 golongan yaitu:

1) Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar ataupun tidak sadar sejak seseorang

lahir sampai mati, di dalam keluarga dalam pekerjaan atau pergaulan sehari-

hari.

2) Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan sekolah yang teratur

bertingkat dan mengikuti peraturan-peraturan yang jelas dan ketat.

3) Pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar

dilakukan tetepi tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan ketat.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pasal 13 butir 1 Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menjelaskan tentang jalur pendidikan terdiri atas pendidikan

formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Kemudian dijelaskan dalam pasal 1 butir 11,12, dan 13 sebagai berikut :

1) Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

a) Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk

lain yang sederajat.

b) Pendidikan Menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan

menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan

menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah

Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

c) Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.

2) Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal

diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan berfungsi

sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi

mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan

kepribadian profesional.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga

kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,

majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan

diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,

ketrampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil pendidikan nonformal dapat

dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses

penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

3) Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang berlangsung dalam

keluarga dan lingkungan masyarakat. Kegiatan pendidikan informal dilakukan

oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil

pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal

setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Pendidikan yang mencakup tiga kriteria pendidikan formal, non formal,

dan informal diatas keberadaannya sangat penting, menurut Undang–Undang

Pendidikan Tahun 2003 dalam Pasal 28 sampai dengan Pasal 32 dijelaskan

mengenai jenis pendidikan yang mencakup 3 kriteria pendidikan di atas, antara

lain:

a) Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Pendidikan anak usia dini

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pada jalur formal berbentuk Taman Kanak – Kanak (TK), Raudhotul Athfal

(RA), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini ini pada jalur pendidikan informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.

b) Pendidikan Kedinasan

Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemeritah non departemen.

Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan

informal.

c) Pendidikan Keagamaan.

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau

kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan

mengamalkan nilai – nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu

agama. Pendidikan keagamaan diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal, nonformal, dan informal. Pendidikan keagamaan berbentuk

pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, dan bentuk lain yang sejenis.

d) Pendidikan Jarak Jauh

Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan

pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti

pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh

diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan, yang

didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang

menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

e) Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,

masyarakat adat yang terpencil.

2. Distribusi Spasial

Analisis keruangan dalam studi Geografi terdapat 9 (sembilan) tema

analisis yaitu analisis pola keruangan (spatial pattern analysis), analisis struktur

keruangan (spatial structure analysis), analisis proses keruangan (spatial process

analysis), analisis interaksi keruangan (spatial interaction analysis), analisis

organisasi/sistem keruangan (spatial organization/spatial system analysis),

analisis asosiasi keruangan (spatial association analysis), analisis komparasi

keruangan (spatial comparison analysis), analisis kecenderungan keruangan

(spatial tendency trend analysis), dan analisis sinergisme keruangan (spatial

synergism analysis). Pada analisis keruangan yang harus diperhatikan adalah

penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang

akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan. Pada analisis

keruangan tema yang digunakan ialah analisis pola keruangan (spatial pattern

analysis). Data yang dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari: data titik

(point data) dan data bidang (areal data).

Data lokasi berupa titik ( point data ) diperoleh dengan plotting

menggunakan alat Global Positioning System (GPS). GPS dalam International

Journal of Future Generation Communication and Networking (2011:38) sebagai

berikut :

Global Positioning System (GPS) is a technology introduced to track by

the United States of Defense (DoD), for spaced-based positioning,

navigation, and timing system. It its currently working on 24

satellites, located at various locations and collaborate with several

ground monitoring stations.

(sersc.org/journals/IJFGCN/vol4_no2/4.pdf)

Melalui penggunaan GPS akan diketahui lokasi absolut dari masing – masing

sekolah, kemudian akan diperoleh persebaran yang berupa titik-titik. Untuk

mengetahui pola distribusi spasial suatu objek diperlukan perhitungan dengan

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

menggunakan metode analisis tetangga terdekat. Menurut Swain (1978) dalam

Martono (1996:1), “pola adalah suatu yang mempunyai karakter spasial atau

geometri dalam dua dimensi “.

Metode analisis tetangga terdekat (Nearest Neighbourhood Analysis)

merupakan perangkat analisis untuk mengidentifikasikan pola permukiman secara

kuantitatif, tetapi ada perkembangannya analisis tersebut dapat pula digunakan

untuk menilai pola penyebaran pemukiman lain, seperti balai kesehatan, gedung

pendidikan, genangan air, pusat pelayanan pemerintah, dan pusat perbelanjaan.

Langkah– langkah dalam menggunakan analisa tetangga terdekat sebagai berikut :

a. Tentukan batas wilayah yang akan diselidiki.

b. Ubahlah pola penyebaran pemukiman seperti yang terdapat dalam peta

topografi menjadi pola penyebaran titik.

c. Berikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah cara analisanya.

d. Ukurlah jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan

titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya dan catatlah ukuran

jarak tersebut.

e. Hitunglah besar parameter tetangga terdekat (Nearest Neigbour Statistic)

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai parameter tetangga terdekat

(Bintarto, 1982:75) adalah sebagai berikut :

Jh

JuT

Dimana :

T = Indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = Jarak yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat.

Jh = Jarak rata – rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai

pola random = p2

1

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

P = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik

(N) dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi (A),

sehingga menjadi A

N

Penerapan perhitungan dengan analisis tetangga terdekat mendasarkan

pada analisis jarak dengan bantuan peta. Pada rumus tersebut jarak yang dimaksud

adalah jarak pada peta, sehingga Ju dan Jh didapat dari pengukuran antara titik

sekolah menengah pertama yang satu dengan sekolah menengah pertama yang

lain dalam satu peta. Setelah diketahui nilai indeks tetangga terdekat kemudian

nilai indeks tresebut dimasukkan pada klasifikasi pola persebaran. Berikut pola

persebaran menurut Bintarto dan Surastopo (1982: 76) :

T = 0 T = 1,0 T = 2,15

M

e

n

M

Mengelompok Random Seragam

Nilai T berkisar antara 0 sampai 2,15. Jika T = 0, pola persebarannya

dikatakan mengelompok. Jika T = 1 pola persebarannya dikatakan acak. Bila T =

2,15 persebarannya dikatakan seragam. Kategori Indeks Persebaran (T) :

I = Nilai T dari 0 – 0,7 adalah pola bergerombol (cluster pattern),

II = Nilai T dari 0,7 – 1,4 adalah pola tersebar tidak merata (random pattern),

III = Nilai T dari 1,4 – 2,1491 adalah pola tersebar merata (dispersed pattern).

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3. Layanan Pendidikan

Layanan ialah pemenuhan kepuasan yang dilakukan oleh pemberi jasa

kepada yang memakai jasa. Layanan pendidikan berkaitan dengan kualitas atau

mutu, mutu adalah berkaitan dengan baik buruk suatu benda; kadar; atau derajat

misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya. Secara umum kualitas atau

mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang

menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau

tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan,

proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi

menurut Danim (2005 : 53) diantaranya :

a. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumberdaya manusia, seperti

kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa.

b. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga,

buku – buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain – lain.

c. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat

lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.

d. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi,

motivasi, ketekunan, dan cita – cita.

Menurut Engkoswara dalam Suyata (1996 : 4) “kriteria kualitas sekolah

dilihat dari tiga sisi, yaitu prestasi, suasana, dan ekonomi”. Menurut Sallis dalam

Suyata (1996 : 4) “mutu pendidikan/sekolah yaitu standar hasil dan pelayanan,

dan standar kustomer atau konsumen”.

Suryosubroto dalam Ismail (2008 : 2), dijelaskan mengenai pendidikan yang

bermutu.

Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan

terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses

pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana

sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya

lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan

dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh

sekolah pada setiap kurun waktu tertentu.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dalam penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi kebutuhan masyarakat dan

memperhatikan segala persyaratan mengenai standar pelayanan yang telah

ditetapkan guna tercapai layanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

4. Tingkat Ketersediaan Sarana Pendidikan

Pengukuran tingkat ketersediaan sarana pendidikan di dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan jumlah ruang kelas di Kabupaten Kebumen.

Penggunaan pendekatan ruang kelas digunakan untuk melihat kondisi tingkat

ketercukupan ruang kelas di suatu daerah dengan penduduk usia 13 – 15 Tahun

yang diasumsikan pada usia tersebut menempuh Pendidikan Dasar yaitu

SMP/MTs. Jumlah penduduk usia 13-15 tahun, baik itu penduduk yang

menempuh pendidikan dan penduduk yang tidak menempuh pendidikan dibagi

dengan 32 siswa menghasilkan kebutuhan ruang kelas dalam suatu wilayah.

Perhitungan kebutuhan ruang kelas sebagai berikut :

Kebutuhan Ruang Kelas = Jumlah Penduduk Usia 13-15 Tahun

32

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001 dimodifikasi

Angka Parstisipasi Kasar (APK) atau Gross Enrollment Rate (GER)

adalah angka yang menunjukkan jumlah siswa suatu sekolah dibandingkan

dengan 100 penduduk usia sekolah itu.

Rumus :

APK = Jumlah Siswa Suatu Sekolah

X 100% Jumlah Penduduk Usia Sekolah

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001

Angka Partisipasi Murni (APM) atau Net Enrollment Rate (NER) adalah

angka yang menunjukkan jumlah siswa usia sekolah di suatu sekolah dengan 100

penduduk usia sekolah itu.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Rumus :

APM = Jumlah Siswa Usia Sekolah Suatu Sekolah

X 100% Jumlah Penduduk Usia Sekolah

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Definisi sarana menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 24 Tahun 2007 adalah perlengkapan yang diperlukan untuk

menyelenggarakan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah yang meliputi

meubiler, meubiler perpustakaan, buku teks pelajaran, buku referensi, alat peraga,

alat-alat laboratorium dan alat-alat praktik. Sedangkan prasarana adalah

fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan

yang meliputi ketersediaan lahan, bangunan gedung, ruang kelas,

perpustakaan, laboratorium, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,

tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban,

gudang, ruang sirkulasi serta tempat bermain/berolahraga.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun

2007. Standar mencakup sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan

SMA/MA. Ketentuan yang diatur dalam standar ini meliputi satuan: satuan

pendidikan, luasan lahan, bangunan gedung, prasarana dan sarana yang

harus dimiliki fasilitas pendidikan beserta ketentuannya.

Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan upaya pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam Lampiran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, tentang standar

sarana dan prasarana tercantum standar sarana dan prasarana Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) yang meliputi :

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Satuan Pendidikan

1) Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum

24 rombongan belajar.

2) Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000

jiwa.

3) Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan

rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar

lebih dari 24 dilakukan pembangunan SMP/MTs baru.

4) Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang dapat

menampung semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut.

5) Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak

penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak

tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km melalui

lintasan yang tidak membahayakan.

b. Kelengkapan prasarana dan sarana

Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

1) ruang kelas,

2) ruang perpustakaan,

3) ruang laboratorium IPA,

4) ruang pimpinan,

5) ruang guru,

6) ruang tata usaha,

7) tempat beribadah,

8) ruang konseling,

9) ruang UKS,

10) ruang organisasi kesiswaan,

11) jamban,

12) gudang,

13) ruang sirkulasi,

14) tempat bermain/berolahraga.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di

setiap ruang diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut.

a) Ruang Kelas

(1) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek

yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus

yang mudah dihadirkan.

(2) Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.

(3) Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.

(4) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2 /peserta didik. Untuk rombongan

belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang

kelas 30 m2 . Lebar minimum ruang kelas 5 m.

(5) Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang

memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar

ruangan.

(6) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru

dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan

baik saat tidak digunakan.

b) Ruang perpustakaan

Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program

pendidikan, pengajaran dan penelitian (research) bagi setiap lembaga

pendidikan dan ilmu pengetahuan (Noerhayati, 1987: 01). Lampiran Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Standar Sarana dan

Prasarana Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) :

(1) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan

guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan

membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas

mengelola perpustakaan.

(2) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas.

(3) Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(4) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang

memadai untuk membaca buku.

(5) Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai

c) Ruang Laboratorium IPA

(1) Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan

khusus.

(2) Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan

belajar.

(3) Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk

rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas

minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan

persiapan 18 m2 . Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.

(4) Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi

pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek

percobaan.

(5) Tersedia air bersih.

Untuk menghitung jumlah petugas laboran yang dibutuhkan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

9

RBLaboran

Sumber : Kepmendiknas Nomor 053/U/2001 tanggal 19 April 2001

d) Ruang Pimpinan

(1) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan

pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua

murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya.

(2) Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m.

(3) Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci

dengan baik.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

e) Ruang Guru

(1) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta

menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.

(2) Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 48 m

2.

(3) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar

lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.

f) Ruang Tata Usaha

(1) Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk

mengerjakan administrasi sekolah.

(2) Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas dan luas minimum

16m2.

(3) Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar

lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.

g) Tempat Beribadah

(1) Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan

ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.

(2) Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan pendidikan,

dengan luas minimum 12 m2.

h) Ruang Konseling

(1) Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan

layanan konseling dari konselor berkaitan pengembangan pribadi, sosial,

belajar, dan karier.

(2) Luas minimum ruang konseling 9m2.

(3) Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin

privasi peserta didik.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

i) Ruang UKS

(1) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik

yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah.

(2) Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling

(3) Luas minimum ruang UKS 12 m2.

j) Ruang Organisasi Kesiswaan

(1) Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan

kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.

(2) Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2.

k) Jamban

(1) Jamban berfungsi sebagi tempat buang air besar dan/ atau kecil.

(2) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit

jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk

guru. Banyak minimum jamban di setiap sekolah 3 unit.

(3) Luas minimum 1 unit jamban 2m2.

(4) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.

(5) Tersedia air bersih di setiap unit jamban.

l) Gudang

(1) Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di

luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang

tidak/belum berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat menyimpan arsip

sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun.

(2) Luas minimum gudang 21 m2.

(3) Gudang dapat dikunci.

m) Ruang sirkulasi

(1) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar

ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran,

terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan

tersebut berlangsung di halaman sekolah.

(2) Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-

ruang di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas

total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi

minimum 2,5 m.

(3) Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan

baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

(4) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi

pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.

(5) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan

panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga.

(6) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat

tidak lebih dari 25 m.

(7) Lebar minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar

anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh

dengan tinggi 85-90 cm.

(8) Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes

dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.

(9) Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang

cukup.

n) Tempat bermain/berolahraga

(1) Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,

pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.

(2) Tempat bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m2/peserta

didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari

334, luas minimum tempat bermain/berolahraga 1000 m2. Di dalam luas

tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 30 m x

20 m.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(3) Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami

pohon penghijauan.

(4) Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu

proses pembelajaran di kelas.

(5) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.

(6) Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase

baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang

mengganggu kegiatan olahraga.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Siti Sulaeha (2004) Analisis Pertumbuhan Penduduk Dan Penyediaan

Fasilitas Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang Tahun 2003-2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui : (1) pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk usia

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang pada tahun 2003-2013, (2) Mengetahui penyediaan fasilitas

pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang pada tahun 2003-2013. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) Tingkat

pertumbuhan penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes sebesar

1,13%. Tingkat pertumbuhan penduduk paling tinggi terdapat di Desa

Sukasari yaitu sebesar 5,03% sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk

paling rendah terdapat di desa Menes yaitu -7,93%. (2) penduduk usia 13-15

tahun di Kecamatan Menes tersebar di 15 desa, jumlah penduduk paling

tinggi terdapat di Desa Purwaraja sebanyak 512 anak dan paling rendah di

desa Kadupayung hanya 117 anak. Pada tahun 2013 yang akan datang jumlah

penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes bertambah menjadi 4.026

anak. (3) Gedung SLTP dan MTs di Kecamatan Menes tersebar di 6 desa, dan

belum merata. (4) Guru SLTP dan MTs yang ada di Kecamatan Menes

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

berjumlah 305 orang dan tersebar di 13 sekolah. (5) Kelas yang ada di

Kecamatan Menes untuk SLTP dan MTs berjumlah 108 kelas dan tersebar di

13 sekolah.

2. Alindasari Nurhidayah (2009), Pemetaan Rumah Tinggal Dosen Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS)

Surakarta Tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Memetakan

rumah dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun

2007, (2) Mengetahui pola persebaran perumahan dosen FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2007, (3) Mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran perumahan dosen FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif geografis. Teknik sampling yang digunakan adalah populasi,

dan stratified random sampling (sampel acak terstratifikasi) dengan rumus

alokasi proporsional. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

peta, teknik analisis parameter tetangga terdekat dan analisis tabel silang.

Hasil penelitian ini adalah : (1) Persebaran rumah dosen FKIP UNS

Surakarta tahun 2007 sebagian besar tersebar di Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar sejumlah 112 rumah dosen (32%). Berturut-turut

besar jumlah dosen di Kabupaten Sukoharjo sejumlah 79 rumah dosen

(22%), di Kabupaten Klaten sejumlah 17 rumah dosen (5%), di Kabupaten

Boyolali sejumlah 13 rumah dosen (4%), di Kabupaten Sragen sejumlah

11 rumah dosen (3%), dan di Kabupaten Wonogiri sejumlah 6 rumah

dosen (2%). (2) Pola persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta

tahun 2007 adalah mengelompok dengan nilai T = 0,31917. Rumah

dosen FKIP UNS Surakarta mengelompok di Kota Surakarta dan

Kabupaten Karanganyar. (3) Faktor yang mempengaruhi pola persebaran

rumah dosen adalah : (a) Tingkat pendapatan, (b) Transportasi, (c) Perbedaan

keinginan, (d) Hak milik pribadi, dan (e) Kedekatan dengan

fasilitas/pelayanan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Diah Erni Ekawati (2010) Analisis Spasial Sarana Kesehatan Di Wilayah

Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini : (1)

untuk memetakan sarana kesehatan Eks Kawedanan Gombong Kabupaten

Kebumen 2010, (2) untuk mengetahui tingkat aksesibilitas sarana kesehatan

Eks Kawedanan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010, (3) untuk

mengetahui interaksi wilayah sarana kesehatan Eks Kawedanan Kabupaten

Kebumen tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode Analisis data

sekunder dan analisis peta. Hasil dari penelitian ini : (1) sarana kesehatan eks

Kawedanan Gombong berjumlah 114 unit, distribusi paling banyak di

Kecamatan Gombong 38 unit dan paling sedikit di Kecamatan Rowokele, (2)

tingkat aksesibilitas tertinggi di Kecamatan Gombong yaitu 36,87583 dan

terendah di Kecamatan Rowokele 4,646259 , (3) Interaksi wilayah dibedakan

menjadi 3, pertama prediksi gerakan penduduk dalam mendatangi puskesmas

yaitu hampirsama di masing – masing kecamatan, kedua prediksi gerakan

penduduk dalam mendatangi praktek dokter, paling banyak di Kecamatn

Gombong yaitu 115.190 pasien (49,83%), dan paling sedikit di Kecamatan

Rowokele 5.007 pasien (2,17%), ketiga prediksi gerakan penduduk dalam

mendatangi Rumah Sakit di Kecamatan Gombong sebanyak 194.308 jiwa

(70,75%) dan di Buayan 80.329 (29,25%).

4. Nurul Sulistiyo Pribadi (2011) Analisis Layanan Sarana dan Prasarana

Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011. Tujuan dari

penelitian ini adalah (1) Mengetahui pola sebaran Sekolah Menengah Pertama

di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 (2) Mengetahui Tingkat Ketersediaan

Sekolah Menengah Pertama (Ruang Kelas) di Kabupaten Kebumen Tahun

2011 (3) Mengetahui kondisi layanan sarana dan prasarana Sekolah

Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011. Penelitian ini

menggunakan metode deskripsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Madrasah Tsanawiyah Negeri di

Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian ini adalah : (1) pola sebaran acak

dengan nilai T=0,766 , distribusi sekolah yang paling banyak terdapat di

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Kecamatan Kebumen dengan jumlah SMPN/MTsN sebanyak 9 sekolah

(14,06%) dan terdapat kecamatan yang belum memiliki sekolah negeri yaitu

Kecamatan Bonorowo. (2) Tingkat ketersediaannya adalah jumlah ruang

kelas yang terdapat di Kabupaten Kebumen sebanyak 1.212 ruang,

perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan APK di Kabupaten Kebumen

sejumlah 2.612 ruang, masih kekurangan 1.400 ruang kelas. Perhitungan

dengan APM di Kabupaten Kebumen kebutuhan ruang kelas sejumlah 1.282

ruang, masih kekurangan 70 ruang kelas. (3) Tingkat layanan sarana dan

prasarana dari beberapa sekolah sampel diperoleh hasil 3 kategori yaitu

rendah, sedang, dan tinggi. Sekolah dengan layanan sarana dan prasarana

rendah yaitu SMP N 1 Sadang, SMP N 2 Satu Atap Poncowarno, SMP N 3

Satu Atap Karangsambung, SMP N 3 Satu Atap Sempor, dan SMP N 2 Satu

Atap Alian. Dan terdapat sekolah dengan akreditasi A yang layanan sarana

dan prasarana sedang yaitu SMPN 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam,

SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N

1 Poncowarno, dan MTs N Gombong.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 1. Penelitian Yang Relevan

No Peneliti Judul Tujuan Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Siti Sulaeha

(Skripsi, Pendidikan

Geografi UNS, 2004)

Analisis Pertumbuhan

Penduduk Dan

Penyediaan Fasilitas

Pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat

Pertama di Kecamatan

Menes Kabupaten

Pandeglang Tahun

2003-2013

pertumbuhan penduduk

dan persebaran penduduk

usia Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama di

Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang

pada tahun 2003-2013.

Mengetahui penyediaan

fasilitas pendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di Kecamatan

Menes Kabupaten

Pandeglang pada tahun

2003-2013

Deskripsi

Kualitatif Tingkat pertumbuhan penduduk usia

13-15 tahun di Kecamatan Menes

sebesar 1,13%. Tingkat pertumbuhan

penduduk paling tinggi terdapat di

Desa Sukasari yaitu sebesar 5,03%

sedangkan tingkat pertumbuhan

penduduk paling rendah terdapat di

desa Menes yaitu -7,93%.

penduduk usia 13-15 tahun di

Kecamatan Menes tersebar di 15 desa,

jumlah penduduk paling tinggi

terdapat di Desa Purwaraja sebanyak

512 anak dan paling rendah di desa

Kadupayung hanya 117 anak. Pada

tahun 2013 yang akan datang jumlah

penduduk usia 13-15 tahun di

Kecamatan Menes bertambah menjadi

4.026 anak.

Gedung SLTP dan MTS di Kecamatan

Menes tersebar di 6 desa, dan belum

merata.

Guru SLTP dan MTS yang ada di

Kecamatan Menes berjumlah 305

orang dan tersebar di 13 sekolah.

Kelas yang ada di Kecamatan Menes

untuk SLTP dan MTS berjumlah 108

kelas dan tersebar di 13 sekolah.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2 Alindasari

Nurhidayah (2009),

metode deskriptif

geografis.

Pemetaan Rumah

Tinggal Dosen

Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas

Sebelas Maret (UNS)

Surakarta Tahun

2007.

Memetakan rumah

dosen FKIP Universitas

Sebelas Maret

Surakarta pada tahun

2007.

Mengetahui pola

persebaran perumahan

dosen FKIP Universitas

Sebelas Maret

Surakarta pada tahun

2007.

Mengetahui faktor-

faktor yang

mempengaruhi pola

persebaran perumahan

dosen FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta

metode

deskriptif

geografis.

Persebaran rumah dosen FKIP

UNS Surakarta tahun 2007 sebagian

besar tersebar di Kota Surakarta

dan Kabupaten Karanganyar

sejumlah 112 rumah dosen (32%).

Berturut-turut besar jumlah dosen di

Kabupaten Sukoharjo sejumlah 79

rumah dosen (22%), di Kabupaten

Klaten sejumlah 17 rumah dosen

(5%), di Kabupaten Boyolali

sejumlah 13 rumah dosen (4%), di

Kabupaten Sragen sejumlah 11

rumah dosen (3%), dan di

Kabupaten Wonogiri sejumlah 6

rumah dosen (2%).

Pola persebaran rumah dosen FKIP

UNS Surakarta tahun 2007 adalah

mengelompok dengan nilai T =

0,31917. Rumah dosen FKIP UNS

Surakarta mengelompok di Kota

Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar.

Faktor yang mempengaruhi pola

persebaran rumah dosen adalah : (a)

Tingkat pendapatan, (b) Transportasi,

(c) Perbedaan keinginan, (d) Hak

milik pribadi, dan (e) Kedekatan

dengan fasilitas/pelayanan.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Diah Erni Ekawati

(Skripsi, Pendidikan

Geografi UNS. 2010)

Analisis Spasial

Sarana Kesehatan Di

Wilayah Gombong

Kabupaten Kebumen

Tahun 2010.

untuk memetakan saran

kesehatan Eks

Kawedanan Gombong

Kabupaten Kebumen

2010,

untuk mengetahui tingkat

aksesibilitas sarana

kesehatan Eks

Kawedanan Gombong

Kabupaten Kebumen

Tahun 2010,

untuk mengetahui

interaksi wilayah sarana

kesehatan Eks

Kawedanan Kabupaten

Kebumen tahun 2010.

Analisis data

sekunder dan

analisis peta

sarana kesehatan eks Kawedanan

Gombong berjumlah 114 unit,

distribusi paling banyak di Kecamatan

Gombong 38 unit dan paling sedikit di

Kecamatan Rowokele,

tingkat aksesibilitas tertinggi di

Kecamatan Gombong yaitu 36,87583

dan terendah di Kecamatan Rowokele

4,646259 ,

Interaksi wilayah dibedakan menjadi

3, pertama prediksi gerakan penduduk

dalam mendatangi puskesmas yaitu

hampirsama di masing – masing

kecamatan, kedua prediksi gerakan

penduduk dalam mendatangi praktek

dokter, paling banyak di Kecamatn

Gombong yaitu 115.190 pasien

(49,83%), dan paling sedikit di

Kecamatan Rowokele 5.007 pasien

(2,17%), ketiga prediksi gerakan

penduduk dalam mendatangi Rumah

Sakit di Kecamatan Gombong

sebanyak 194.308 jiwa (70,75%) dan

di Buayan 80.329 (29,25%).

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4. Nurul Sulistiyo Pribadi

(peneliti)

Analisis Layanan

Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten

Kebumen Tahun 2011

Mengetahui pola sebaran

Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten

Kebumen tahun 2011.

Mengetahui tingkat

ketersediaan Sekolah

Menengah Pertama

(Ruang Kelas) di

Kabupaten Kebumen

Tahun 2011.

Mengetahui kondisi

layanan sarana dan

prasarana Sekolah

Menengah Pertama di

Kabupaten Kebumen

tahun 2011

Deskriptif

Kualitatif Pola sebaran SMPN/MTsN di

Kabupaten Kebumen adalah acak

(random), nilai T=0,.

Perhitungan kebutuhan ruang kelas

dengan APK 2.612 ruang, kekurangan

1.400 ruang kelas. Perhitungan dengan

APM kebutuhan ruang kelas 1.282

ruang, kekurangan kelas sebesar 70

ruang.

Sekolah dengan layanan sarana dan

prasarana rendah yaitu SMPN 1

Sadang, SMPN 2 Satu Atap

Poncowarno, SMPN 3 Satu Atap

Karangsambung, SMPN 3 Satu Atap

Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap

Alian. Sekolah dengan akreditasi A

dengan layanan sedang yaitu SMPN 1

Karanggayam, SMPN 1 Klirong,

SMPN 1 Kuwarasan, SMPN 1

Poncowarno, dan MTsN Gombong.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Kerangka Berfikir

Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan, masing – masing

kecamatan memiliki luas wilayah yang berbeda dan jumlah penduduk yang

berbeda pula, sehingga kepadatan penduduknya juga beragam. Berdasarkan

peringkat di provinsi, dalam bidang pendidikan menduduki peringkat ke 33 dari

35 Kabupaten di Jawa Tengah. Rendahnya mutu atau kualitas pendidikan

disebabkan karena belum meratanya fasilitas pendidikan, kualitas sarana dan

prasarana yang menunjang proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana dalam

pendidikan harus mengacu pada Pedoman Standar Pelayanan Minimal yang telah

ditetapkan oleh pemerintah, masing – masing sekolah mempunyai standar sarana

dan prasarana yang berbeda.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari badan statistik Kebumen

diketahui jumlah dan alamat dari masing – masing sekolah menengah pertama

yang tersebar di setiap kecamatan. Kemudian dilakukan plotting dengan

menggunakan Global Positioning System (GPS) dan akan diperoleh pola

persebaran absolutnya. Untuk mengetahui pola persebaran dilakukan dengan

menggunakan analisis tetangga terdekat. Analisis tetangga terdekat dilakukan

guna mengetahui apakah persebaran sekolah tersebut menggerombol, menyebar

atau seragam. Setelah mengetahui persebaran sekolah tersebut kemudian

melakukan analisis terhadap layanan sekolah yang meliputi dua dimensi, yaitu

ketersediaan atau ketercukupan sekolah (ruang kelas)

dan kondisi sarana dan prasarana. Menghitung tingkat ketersediaan fasilitas

pendidikan yaitu ketersediaan ruang kelas yang dikaitkan dengan jumlah

penduduk usia 13-15 tahun daerah tersebut, dengan asumsi bahwa semua

penduduk bersekolah di daerah tersebut, sehingga dapat diketahui tingkat

ketercukupan atau tingkat ketersediaan fasilitas pendidikan (ruang kelas) di setiap

daerah. Setiap sekolah memiliki pelayanan yang berbeda dalam pembelajarannya,

analisis terhadap penyediaan sarana dan prasarana perlu dilakukan guna

mengetahui apakah layanan di sekolah sudah mengacu pada pedoman penyusunan

standar pelayanan minimal penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama/

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Madrasah Tsanawiyah yang ditetapkan oleh pemerintah. Setelah mengetahui

pelayanan dari masing – masing sekolah akan diperoleh kondisi layanan sarana

dan prasarana yaitu masuk kriteria rendah, sedang, atau tinggi yang dihitung

dengan menggunakan skoring. Secara sederhana kerangka pemikiran ini dapat

dilihat pada gambar berikut :

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kebumen yang terdiri dari 26

kecamatan, memiliki kepadatan penduduk yang bervariasi dan luas setiap

kecamatan yang berbeda. Objek penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama

Negeri dan Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kebumen. Kabupaten

Kebumen dipilih sebagai lokasi penelitian karena terdapat satu sekolah negeri

pada tahun 2011 yang angka kelulusannya 0%, dan melakukan pengkajian

mengenai layanan sekolah di Kabupaten Kebumen.

2. Waktu Penelitian

Prosedur penelitian ini diawali dari tahap penulisan proposal penelitian,

penulisan instrument, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan

penelitian, dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 2. Rancangan Waktu Penelitian

No Kegiatan

Waktu

Okt '11 - Maret April Mei Juni

Feb '12

1 Penulisan Proposal

2 Penulisan Instrument

3 Pengumpulan Data

4 Analisis Data

5 Penulisan Laporan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan

sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta – fakta yang ada, walaupun

kadang – kadang diberikan interpretasi atau analisis, hasil penelitian diutamakan

untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Tika,

1997:6). Metode penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

persebaran dan pola persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen.

Subyek yang diteliti pada penelitian ini ialah Sekolah Menengah Pertama/

Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kebumen dengan menggunakan

metode survei. Survei merupakan pengukuran atau pengamatan di lapangan,

metode survei menghasilkan data yang akan digunakan sebagai bahan penelitian

dalam menganalisis layanan sekolah menengah pertama di Kabupaten Kebumen.

C. Sumber Data Penelitian

Berdasarkan sumbernya data dapat digolongkan menjadi data primer dan

data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika, 1997:67).

Data primer diperoleh berdasarkan observasi melalui pengukuran di lapangan

yaitu :

a. Data koordinat lokasi SMP/MTs Negeri di Kabupaten Kebumen sebanyak 64

sekolah dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).

b. Data sarana dan prasarana sekolah yang diperoleh pada saat melakukan

observasi antara lain ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang

pimpinan, dll.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data alamat, jumlah sekolah, dan jumlah ruang kelas SMPN/MTsN di

Kabupaten Kebumen yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kebumen.

b. Data akreditasi SMPN/MTsN bersumber dari Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kebumen.

c. Data Penduduk yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Kebumen.

d. Seluruh peta Rupabumi untuk menentukan batas administrasi, jarak, dan jalan

bersumber dari BAKOSURTANAL. Peta Rupabumi yang digunakan

berjumlah 15, meliputi : Peta Rupabumi Lembar 1308 - 342 Rowokele,

Lembar 1308 – 344 Tambak, 1308 - 324 Karangbolong, Lembar 1408 - 113

Kreweng, Lembar 1408 - 114 Ambal, Lembar 1408 - 123 Mirit, Lembar

1408 - 131 Sruweng, Lembar 1408 - 132 Kebumen,Lembar 1408 – 133

Gombong, Lembar 1408 - 134 Karangsambung, Lembar 1408 - 141

Prembun, Lembar 1408 – 143 Wadas Lintang, Lembar 1408 - 411

Purwanegara, Lembar 1408 - 412 Banjarnegara, dan Lembar 1408 - 421

Kaliwiro.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah upaya-upaya yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data. Beberapa teknik yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data sebagai berikut:

1. Analisis Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu pengumpulan data

yang dilakukan dengan melihat sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini sumber tertulis berdasarkan data yang

ada terdapat di Kantor Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Kebumen dan

Kantor Badan Statistik Kabupaten Kebumen.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Observasi

Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala

atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Hal ini bertujuan untuk melihat

kondisi atau keadaan sarana dan prasarana sekolah secara langsung (Tika,

1997:68). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengambilan titik

lokasi geografi sekolah menggunakan GPS, dan pengamatan secara langsung

terhadap sarana dan prasarana di sekolah.

E. Populasi dan Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).

Daerah kajian dalam penelitian ini adalah Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian

ini yang dijadikan populasi adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama Negeri dan

Madrasah Tsanawiyah Negeri untuk mengetahui pola persebarannya, jumlah

sekolah yang dijadikan populasi yaitu 64 sekolah dengan 57 SMPN dan 7 MTsN.

2. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan sampel yaitu dengan

sampel populasi dan Disproportionate Stratified Random Sampling. Sampel

populasi untuk menentukan pola sebaran sekolah, sedangkan Disproportionate

Stratified Random Sampling untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi

berstrata tetapi kurang proposional (Sugiyono, 2008:82) Pengambilan sampel

Disproportionate Stratified Random Sampling bertujuan untuk mendapatkan

informasi mengenai pelayanan minimal sekolah yang mengacu pada standar

pelayanan minimum penyelenggaraan sekolah. Data yang diambil adalah data

prasarana pendidikan berdasarkan standar baku meliputi : ruang kelas, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata

usaha, ruang beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan,

jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/olahraga. Sampel diambil

dengan memperhatikan strata yaitu akreditasi masing – masing sekolah, kemudian

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sampel diambil sampel dari beberapa sekolah yang mewakili akreditasi tersebut

untuk diteliti.

Terdapat 64 sekolah dengan rincian 57 SMPN dan 7 MTsN, pengambilan

sampel didasarkan pada strata (akreditasi) sekolah. Sekolah dengan akreditasi A

sebanyak 50 sekolah, B sebanyak 9 sekolah, dan C sebanyak 5 sekolah.

Pengambilan sampel dengan Disproportionate Stratified Random Sampling,

dengan rincian :

a. Sampel akreditasi A sebanyak 26 sekolah.

b. Sampel akreditasi B sebanyak 9 sekolah.

c. Sampel akreditasi C sebanyak 5 sekolah.

F. Validitas Data

Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data,

yaitu dengan mengumpulkan bukti – bukti yang berasal dari sumber – sumber dan

dipergunakan untuk membangun justifikasi tema – tema secara koheren. Tema –

tema yang dibangun berdasarkan sejumlah sumber data atau perspektif dari

partisipan akan menambah validitas data penelitian (Creswell, 2010 : 286). Dalam

penelitian ini data – data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder

dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis data tersebut.

G. Teknik Analisis Data

Moleong (2001: 103) menyatakan bahwa teknik analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

yang disarankan oleh data. Analisis data dilakukan dengan langkah – langkah

sebagai berikut :

1. Analisis Tetangga Terdekat

Analisis tetangga terdekat digunakan untuk mengetahui pola persebaran

SMP di Kabupaten Kebumen. Dalam analisis tetangga terdekat akan diperoleh

nilai parameter tetangga terdekat (T) yang kemudian nilai tersebut digunakan

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

untuk menentukan pola persebaran sekolah yang ada. Rumus yang digunakan

untuk mencari nilai parameter tetangga terdekat adalah sebagai berikut :

.................(Bintarto dan Surastopo, 1982:75)

Keterangan :

T = Indeks penyebaran tetangga terdekat.

Ju = Jarak yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang

terdekat.

Jh

j

=

=

Jarak rata – rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola

random

=

Jarak antar titik

p = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi ( Km² ) yaitu jumlah titik

(N) dibagi luas wilayah (A)

T = Ju

Jh

ju

jh

P

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pola persebaran menurut Bintarto dan Surastopo (1982: 76) :

T = 0 T= 1,0 T = 2,15

Mengelompok Random Seragam

Gambar 2. Continuum Nilai Nearest Neighbour Statistic T

2. Analisis Penyediaan Fasilitas Pendidikan (Ruang Kelas)

Analisis penyediaan layanan fasilitas pendidikan (ruang kelas) digunakan

untuk mengetahui kebutuhan ruang kelas khususnya SMPN/MTsN di Kabupaten

Kebumen yang didasarkan dengan penduduk usia 13-15 Tahun. Perhitungan

kebutuhan ruang kelas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) di tingkat kabupaten

dan tingkat kecamatan.

Rumus perhitungan kebutuhan ruang kelas :

a. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kebutuhan Ruang Kelas Kabupaten = Jumlah APK Kabupaten

32

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001 dimodifikasi

Kebutuhan Ruang Kelas Kecamatan = Jumlah APK Kecamatan

32

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001 dimodifikasi

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Angka Partisipasi Murni (APM)

Kebutuhan Ruang Kelas Kabupaten = Jumlah APM Kabupaten

32

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001 dimodifikasi

Kebutuhan Ruang Kelas Kecamatan = Jumlah APM Kecamatan

32

Sumber : Kepmen No.053/V/2001 19 April 2001 dimodifikasi

3. Analisis Sarana dan Prasarana Sekolah

Analisis pelayanan pendidikan digunakan untuk mengetahui pelayanan

pendidikan di masing – masing sekolah berdasarkan pada akreditasi yang

diperoleh oleh masing – masing sekolah tersebut. Akreditasi sekolah dibagi

menjadi 4 tingkatan yaitu Akreditasi A, B, C, dan TT. Komponen penilaian

akreditasi mencakup 8 penilaian yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tendik, Standar Sarana dan Prasarana,

Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Kriteria pemeringkatan hasil akreditasi :

a. 85<NA≤100 Peringkat Akreditasi A (Amat Baik)

b. 70<NA≤85 Peringkat Akreditasi B (Baik)

c. 56<NA≤70 Peringkat Akreditasi C (Cukup Baik)

d. <56 Tidak Terakreditasi

Dalam penelitian ini menggunakan parameter sarana dan prasarana yang

terdapat di sekolah. Penilaian sarana dan prasarana melalui tahap pemilihan

indikator penelitian, dari indikator penelitian tersebut kemudian menentukan

scoring dan yang terakhir adalah membuat klasifikasi layanan pendidikan pada

sekolah.

Penentuan layanan sekolah dilakukan dengan teknik skoring, dengan cara

mengurangkan skor tertinggi dengan skor terendah dapat dilihat pada Lampiran 6

Skor tertinggi pada SMP N 3 Kebumen yaitu sebesar 321, dan skor terendah pada

SMPN 3 Satap Sempor yaitu 74. Cara perhitungan dapat dilihat di bawah ini :

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

……………..(Sutrisno Hadi, 1984:12)

R = Skor tertinggi –Skor Terendah

Skor Tertinggi = 321

Skor Terendah = 74

I = 321 – 74

3

= 263

3

= 82,33 dibulatkan 82

Jadi lebar interval skor layanan sekolah adalah 82, selanjutnya layanan

sekolah dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu layanan tinggi, layanan cukup, dan

layanan rendah. Klasifikasi layanan sekolah di Kabupaten Kebumen dapat dilihat

pada Tabel 3 :

Tabel 3. Klasifikasi Layanan Sarana Prasarana Sekolah

No Kelas Rentang Nilai Kriteria

1 I = Layanan tinggi 238 – 321 Sekolah dengan layanan

yang tinggi, dari sarana

dan prasarana yang

terdapat sudah memenuhi

di atas kriteria SPM.

2 II = Layanan cukup 156 – 237 Sekolah dengan layanan

yang cukup, sarana dan

prasarana sudah sama

dengan SMP.

3 III = Layanan rendah 74 – 155 Sekolah dengan layanan

rendah, sarana dan

prasarana masih kurang

standar SPM.

I

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Penulisan Poposal Penelitian

Penyusunan proposal merupakan tahap awal dari penelitian. Penyusunan

proposal merupakan semua rencana penelitian yang akan dilakukan meliputi

pendahuluan, landasan teori serta metode penelitian. Tahap ini meliputi berbagai

kegiatan dari penulisan latar belakang masalah, perumusan masalah, menetapkan

tujuan dan manfaat penelitian, menyusun kajian teori dan kerangka pikir serta

menentukan metodologi penelitian.

2. Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah membuat parameter

sarana prasarana pendidikan berdasarkan standar pelayanan minimal.

3. Pengumpulan Data

Tahap berikutnya adalah kegiatan lapangan untuk mengumpulkan data

primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

langsung ke lapangan dengan menggunakan Global Positioning Sistem (GPS),

kemudian dilakukan pengukuran untuk mengetahui titik – titik koordinat pada

masing – masing sekolah. Melakukan Observasi ke sekolah untuk mengumpulkan

data sarana dan prasarana sekolah.

4. Analisis Data

Melakukan analisis data yang sudah diperoleh baik itu data primer maupun

sekunder sesuai dengan pendekatan yang dilakukan di dalam penelitian. Setelah

data tersusun secara sistematis kemudian dilakukan analisis terhadap pola

persebaran sekolah, tingkat ketersediaan layanan sekolah terhadap jumlah

penduduk usia 13-15 tahun dan siswa yang bersekolah di daerah tersebut, dan

kualitas saranan dan prasarana sekolah. Untuk tahap selanjutnya indikator sarana

dan prasarana diskor untuk mempermudah pendiskripsian kriteria layanan

sekolah.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

5. Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan tahap terakhir dari proses penelitian.

Laporan tersebut ditulis berdasarkan Standar Operasional Penulisan (SOP) yang

sudah ditetapkan oleh Program Studi. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk

tulisan, tabel, gambar dan peta. Laporan penelitian berupa hard copy dan soft copy

sebagai bahan untuk menempuh ujian.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN HASIL

A. Deskripsi Wilayah

1. Letak

a. Letak Astronomis

Kabupaten Kebumen merupakan kabupaten yang terletak di bagian selatan

Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada

7°26'17,49'' LS - 7°49'52.45'' LS dan 109°50'07,16'’ BT - 109°22'50,43'' BT.

b. Letak Administratif

Secara administrasi Kabupaten Kebumen berbatasan dengan :

1) Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo

2) Sebelah Selatan : Samudera Hindia

3) Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Banyumas

4) Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara

Untuk lebih jelasnya mengenai administrasi Kabupaten Kebumen dapat

dilihat pada peta 1.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Luas

Berdasarkan data Kebumen dalam angka tahun 2010, Kabupaten Kebumen

memiliki luas lahan 128.111.50 ha atau 1.281,115 km² terdiri dari 26 kecamatan.

Pembagian kecamatan berdasarkan luas lahan kering dan lahan basah di

Kabupaten Kebumen Tahun 2010 dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Luas Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Kecamatan Luas ( ha )

Jumlah % Lahan Basah Lahan Kering

1 Ayah 1.298 6.339 7.637 5,96

2 Buayan 1.110 5.732 6.842 5,34

3 Puring 2.477 3.720 6.197 4,84

4 Petanahan 1.955 2.529 4.484 3,50

5 Klirong 1.313 3.012 4.325 3,38

6 Buluspesantren 2.089 2.788 4.877 3,81

7 Ambal 2.837 3.404 6.241 4,87

8 Mirit 2.030 3.205 5.235 4,09

9 Bonorowo 1.315 776 2.091 1,63

10 Prembun 955 1.341 2.296 1,79

11 Padureso 285 2.610 2.895 2,26

12 Kutowinangun 1.257 2.116 3.373 2,63

13 Alian 1.627 4.148 5.775 4,51

14 Poncowarno 1.022 1.715 2.737 2,14

15 Kebumen 2.310 1.894 4.204 3,28

16 Pejagoan 707 2.751 3.458 2,70

17 Sruweng 1.367 3.001 4.368 3,41

18 Adimulyo 3.000 1.343 4.343 3,39

19 Kuwarasan 2.027 1.357 3.384 2,64

20 Rowokele 961 4.418 5.379 4,20

21 Sempor 1.274 8.741 10.015 7,82

22 Gombong 1.054 894 1.948 1,52

23 Karanganyar 818 2.322 3.140 2,45

24 Karanggayam 1.616 9.313 10.929 8,53

25 Sadang 1.099 4.324 5.423 4,23

26 Karangsambung 1.965 4.550 6.515 5,09

Jumlah 39.768 88.343 128.111 100.00

Sumber : Kebumen dalam Angka Tahun 2010

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kecamatan Karanggayam merupakan kecamatan yang paling besar dengan

luas 10.929 ha atau 109,29 Km² (8,53%) dari luas Kabupaten Kebumen,

sedangkan kecamatan yang memiliki luas paling kecil ialah Kecamatan Gombong

dengan luas 1.948 ha atau 19,48 Km² (1,52%) dari luas Kabupaten Kebumen.

3. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data sekunder dari Kebumen dalam Angka Tahun 2010,

kondisi beberapa wilayah di Kabupaten Kebumen merupakan daerah pantai dan

pegunungan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah. Dari luas

wilayah Kabupaten Kebumen, pada tahun 2010 tercatat 39.768,00 hektar atau

sekitar 31,04% sebagai lahan sawah dan 88.343,50 hektar atau 68,96% sebagai

lahan kering. Menurut sistem irigasinya, sebagian besar lahan sawah beririgasi

teknis (50,34%), dan hampir seluruhnya dapat ditanami dua kali dalam setahun,

beririgasi setengah teknis (9,23%), beririgasi sederhana (5,77%), beririgasi desa

(2,65%) dan sebagian berupa sawah tadah hujan dan pasang surut (32,02%).

Penggunaan lahan kering (bukan sawah) dibagi menjadi dua, yaitu untuk

lahan pertanian sebesar 42.799,50 ha (48,45%) dan bukan untuk pertanian sebesar

45.544,00 ha (51,55%). Lahan kering untuk pertanian terbagi untuk tegal/kebun

seluas 27.629 ha, ladang/huma seluas 745 ha, perkebunan seluas 1.159 ha, hutan

rakyat seluas 3.011 ha, tambak seluas 24 ha, kolam seluas 53 ha, padang

penggembalaan seluas 33 ha, sementara tidak diusahakan seluas 231 ha, dan

lainnya seluas 9.914 ha. Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan

untuk bangunan seluas 26.021 hektar , hutan negara seluas 16.861 hektar, rawa-

rawa seluas 12 hektar serta lainnya seluas 2.650 hektar.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk dapat digunakan untuk memberikan gambaran umum

tentang daerah penelitian di Kabupaten Kebumen, terutama dalam memberikan

memperkirakan kebutuhan penduduk terhadap tingkat kecukupan fasilitas

pendidikan. Berikut ini dikemukakan data mengenai jumlah dan persebaran

penduduk, kepadatan penduduk serta komposisi penduduk.

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Menurut data Kebumen Dalam Angka tahun 2010 jumlah penduduk di

Kabupaten Kebumen sebesar 1.258.947 jiwa, yang terdiri dari 635.584 penduduk

laki – laki dan 623.363 penduduk perempuan. Jumlah penduduk pada tiap

kecamatan di Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 5. diketahui jumlah penduduk yang paling banyak

adalah Kecamatan Kebumen yaitu 124.387 jiwa (9,88%) dengan 62.406 jiwa

penduduk laki – laki dan 61.981 jiwa penduduk perempuan, sedangkan jumlah

penduduk terkecil adalah di Kecamatan Padureso yaitu 14.441 jiwa (1,15%)

dengan 7.285 jiwa penduduk laki – laki dan 7.156 jiwa penduduk perempuan.

Jumlah penduduk laki – laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan

di Kabupaten Kebumen, dengan jumlah penduduk laki – laki berjumlah 635.584

jiwa dan perempuan 623.363 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Kebumen

tidak berbanding lurus dengan luas wilayah, dimana semakin luas suatu wilayah

jumlah penduduk harus banyak, namun pada kenyataannya wilayah dengan luas

wilayah yang besar jumlah penduduknya sedikit, dan wilayah dengan luas yang

kecil jumlah penduduknya banyak, contohnya Kecamatan Kebumen. Kecamatan

Kebumen memiliki luas 42,04 Km² memiliki jumlah penduduk terpadat yaitu

124.387 jiwa (9,88%) dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 5. Jumlah dan Penyebaran Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Kecamatan Penduduk

Jumlah % L P

1 Ayah 28.834 27.962 56.796 4,51

2 Buayan 29.061 28.782 57.843 4,59

3 Puring 27.127 26.213 53.340 4,24

4 Petanahan 27.237 25.956 53.193 4,23

5 Klirong 28.526 27.375 55.901 4,44

6 Buluspesantren 26.724 26.363 53.087 4,22

7 Ambal 28.778 27.903 56.681 4,50

8 Mirit 23.384 23.426 46.810 3,72

9 Bonorowo 10.198 9.928 20.126 1,60

10 Prembun 13.922 13.977 27.899 2,22

11 Padureso 7.285 7.156 14.441 1,15

12 Kutowinangun 24.164 23.753 47.917 3,81

13 Alian 30.928 30.186 61.114 4,85

14 Poncowarno 8.209 8.456 16.665 1,32

15 Kebumen 62.406 61.981 124.387 9,88

16 Pejagoan 26.154 24.960 51.114 4,06

17 Sruweng 31.020 30.158 61.178 4,86

18 Adimulyo 17.858 18.349 36.207 2,88

19 Kuwarasan 22.214 21.812 44.026 3,50

20 Rowokele 22.670 22.348 45.018 3,58

21 Sempor 33.820 33.008 66.828 5,31

22 Gombong 24.458 24.478 48.936 3,89

23 Karanganyar 18.507 18576 37.083 2,95

24 Karanggayam 27.746 26.988 54.734 4,35

25 Sadang 10.299 9.680 19.979 1,59

26 Karangsambung 24.055 23.589 47.644 3,78

Jumlah 635.584 623.363 1.258.947 100,00

Sumber : Kebumen dalam Angka Tahun 2010

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

I

b. Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk aritmatik suatu daerah merupakan

perbandingan antara luas daerah secara keseluruhan dengan jumlah penduduk di

daerah yang bersangkutan, kepadatan penduduk aritmatik tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk

Luas Wilayah

Klasifikasi tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kebumen dilakukan

dengan pengukuran Normatif, dengan cara mengurangkan skor tertinggi dengan

skor terendah. Cara perhitungan dapat dilihat di bawah ini :

.............................(Sutrisno Hadi, 1984:12)

R = Skor tertinggi –Skor Terendah

Skor Tertinggi = 2959

Skor Terendah = 499

I = 2.959 - 368

5

= 2.591

5

= 518

Tabel 6. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk

No Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) Keterangan

1 ≤ 518 Sangat rendah

2 519 – 1.036 Rendah

3 1.037 – 1.554 Sedang

4 1.555 – 2.072 Tinggi

5 ≥ 2.073 Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analisis Data Tahun 2012

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 7. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Kecamatan Luas

Desa

/kel

Rumah Jumlah Penduduk Keterangan

Wilayah Tangga

Rumah

Tangga desa/kel Jiwa/Km²

1 Ayah 76,37 18 14.476 4 3.155 744 Rendah

2 Buayan 68,42 20 13.930 4 2.892 845 Rendah

3 Puring 61,97 23 13.854 4 2.319 861 Rendah

4 Petanahan 44,84 21 14.281 4 2.533 1.186 Sedang

5 Klirong 43,25 24 13.877 4 2.329 1.293 Sedang

6 Buluspesantren 48,77 21 13.101 4 2.528 1.089 Sedang

7 Ambal 62,41 32 14.055 4 1.771 908 Rendah

8 Mirit 52,35 22 11.636 4 2.128 894 Rendah

9 Bonorowo 20,91 11 5.076 4 1.830 963 Rendah

10 Prembun 22,96 13 7.032 4 2.146 1.215 Sedang

11 Padureso 28,95 9 3.760 4 1.605 499 Sangat Rendah

12 Kutowinangun 33,73 19 11.245 4 2.522 1.421 Sedang

13 Alian 57,75 16 13.910 4 3.820 1.058 Sedang

14 Poncowarno 27,37 11 4.023 4 1.515 609 Rendah

15 Kebumen 42,04 29 28.198 4 4.289 2.959 Sangat Tinggi

16 Pejagoan 34,58 13 11.612 4 3.932 1.478 Sedang

17 Sruweng 43,68 21 13.847 4 2.913 1.401 Sedang

18 Adimulyo 43,43 23 9.997 4 1.574 834 Rendah

19 Kuwarasan 33,84 22 11.131 4 2.001 1.301 Sedang

20 Rowokele 53,79 11 11.220 4 4.093 837 Rendah

21 Sempor 100,15 16 15.028 4 4.177 667 Rendah

22 Gombong 19,48 14 12.584 4 3.495 2.512 Sangat Tinggi

23 Karanganyar 31,4 11 9.184 4 3.371 1.181 Sedang

24 Karanggayam 109,29 19 12.494 4 2.881 501 Sangat Rendah

25 Sadang 54,23 7 4.739 4 2.854 368 Sangat

REndah 26 Karangsambung 65,15 14 10.179 5 3.403 731 Rendah

Jumlah 1281,11 460 304.469 107 72.076 28.354

Sumber : Kebumen dalam Angka Tahun 2010

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan Tabel 6. kepadatan penduduk di Kabupaten Kebumen dapat

dihitung sebagai berikut :

Kepadatan Penduduk = 1.258.947 jiwa

1.281,115 Km²

= 982 jiwa/Km²

Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk kepadatan penduduk

Kabupaten Kebumen termasuk dalam kelas rendah, dengan kepadatan penduduk

sebesar 982 jiwa/Km². Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi

ialah Kecamatan Kebumen dengan jumlah penduduk 124.387 jiwa dan luas

wilayah 42,04 Km², memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 2.959 jiwa/Km².

Hal ini disebabkan karena terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen,

sehingga berada pada pusat kegiatan perekonomian dan pemerintahan, hal ini

menyebabkan jumlah fasilitas pendidikan lebih banyak, yaitu terdapat 9 sekolah,

dengan 7 SMPN dan 2 MTsN . Kecamatan Sadang memiliki kepadatan penduduk

yang terendah dengan angka kepadatan sebesar 368 jiwa/Km², dengan jumlah

penduduk 19.979 jiwa dan luas wilayah 54,23 Km².

c. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah gambaran susunan penduduk yang dibuat

berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama.

Komposisi-komposisi penduduk dapat menentukan kualitas penduduk dari segi

kehidupannya dan dari segi sosial seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan.

Komposisi penduduk dalam penelitian ini adalah komposisi penduduk menurut

jenis kelamin, umur, pendidikan, dan mata pencaharian.

1) Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk

menghitung besarnya sex ratio atau perbandingan antara jumlah penduduk laki –

laki dengan jumlah penduduk perempuan. Besarnya sex ratiodapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Sex Ratio (SR) = a

X 100 b

Keterangan :

SR = rasio jenis kelamin

a = jumlah penduduk laki – laki

b = jumlah penduduk perempuan

Berdasarkan Tabel 8, diketahui jumlah penduduk laki – laki di Kabupaten

Kebumen sebanyak 635.584 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak

623.363 jiwa.

Sex Ratio (SR) = 635.584

X 100 623.363

= 102

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka sex ratio di Kabupaten Kebumen

Tahun 2010 sebesar 102. Artinya disetiap 100 penduduk perempuan, terdapat

102 penduduk laki – laki. Sehingga diketahui bahwa jumlah penduduk laki – laki

di Kabupaten Kebumen lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.

Berdasarkan Tabel 8, diketahui angka sex ratio paling besar terdapat di

Kecamatan Sadang dengan angka sex ratio sebesar 106, artinya disetiap 100

penduduk perempuan terdapat 106 penduduk laki – laki. Angka sex ratio paling

kecil terdapat di Kecamatan Poncowarno dan Kecamatan Adimulyo dengan

angka sex ratio sebesar 97, artinya disetiap 100 penduduk perempuan terdapat 97

penduduk laki – laki. Kecamatan dengan angka sex ratio yang sama terdapat di

Kecamatan Mirit, Prembun, Gombong, dan Karanganyar, dengan angka sex ratio

sebesar 100, artinya disetiap 100 penduduk perempuan terdapat 100 penduduk

laki – laki.

Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 8, berikut ini .

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 8. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan di

Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Kecamatan Jenis Kelamin Sex

Ratio L % P %

1 Ayah 28.834 4,5 27.962 4,5 103

2 Buayan 29.061 4,6 28.782 4,6 101

3 Puring 27.127 4,3 26.213 4,2 103

4 Petanahan 27.237 4,3 25.956 4,2 105

5 Klirong 28.526 4,5 27.375 4,4 104

6 Buluspesantren 26.724 4,2 26.363 4,2 101

7 Ambal 28.778 4,5 27.903 4,5 103

8 Mirit 23.384 3,7 23.426 3,8 100

9 Bonorowo 10.198 1,6 9.928 1,6 103

10 Prembun 13.922 2,2 13.977 2,2 100

11 Padureso 7.285 1,2 7.156 1,1 102

12 Kutowinangun 24.164 3,8 23.753 3,8 102

13 Alian 30.928 4,9 30.186 4,8 102

14 Poncowarno 8.209 1,3 8.456 1,4 97

15 Kebumen 62.406 9,8 61.981 9,9 101

16 Pejagoan 26.154 4,1 24.960 4,0 105

17 Sruweng 31.020 4,9 30.158 4,8 103

18 Adimulyo 17.858 2,8 18.349 2,9 97

19 Kuwarasan 22.214 3,5 21.812 3,5 102

20 Rowokele 22.670 3,6 22.348 3,6 101

21 Sempor 33.820 5,3 33.008 5,3 102

22 Gombong 24.458 3,9 24.478 3,9 100

23 Karanganyar 18.507 2,9 18.576 3,0 100

24 Karanggayam 27.746 4,4 26.988 4,3 103

25 Sadang 10.299 1,6 9.680 1,6 106

26 Karangsambung 24.055 3,8 23.589 3,8 102

Jumlah 635.584 100 623.363 100 102

Sumber : Kebumen dalam .Angka Tahun 2010

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2) Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Kelompok umur sesuai dengan usia sekolah. Untuk mengetahui secara

rinci komposisi penduduk usia sekolah menurut kelompok umur di Kabupaten

Kebumen dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Komposisi Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur di

Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Kecamatan Kelompok Usia Sekolah

Jumlah 5 - 6

Th

7 - 12

Th

13 - 15

Th

16 - 18

Th

19 - 24

Th

1 Ayah 2.032 6.510 3.595 3.264 6.042 21.443

2 Buayan 2.249 7.409 3.972 3.161 5.351 22.142

3 Puring 2.110 6.831 3.410 2.770 4.229 19.350

4 Petanahan 1.810 5.846 3.210 2.955 4.865 18.686

5 Klirong 2.147 6.842 3.521 3.302 5.241 21.053

6 Buluspesantren 1.902 6.127 3.452 3.132 4.643 19.256

7 Ambal 2.181 7.059 3.700 3.310 4.862 21.112

8 Mirit 1.634 5.948 3.617 3.120 3.873 18.192

9 Bonorowo 760 2.673 1.552 1.475 1.534 7.994

10 Prembun 995 3.238 1.918 1.984 2.613 10.748

11 Padureso 580 1.953 1.019 868 1.226 5.646

12 Kutowinangun 1.751 5.615 3.065 3.134 4.896 18.461

13 Alian 2.665 8.723 4.687 4.147 6.006 26.228

14 Poncowarno 683 2.254 1.213 1.068 1.348 6.566

15 Kebumen 4.744 15.129 8.269 9.309 14.343 51.794

16 Pejagoan 2.122 6.722 3.466 3.402 5.558 21.270

17 Sruweng 2.258 7.188 3.865 3.893 7.027 24.231

18 Adimulyo 1.207 3.809 1.991 2.092 2.828 11.927

19 Kuwarasan 1.673 5.481 2.962 2.695 3.700 16.511

20 Rowokele 1.781 5.874 3.069 2.570 4.194 17.488

21 Sempor 2.496 8.207 4.609 4.377 7.044 26.733

22 Gombong 1.693 5.193 2.679 2.969 5.059 17.593

23 Karanganyar 1.243 4.075 2.184 2.038 4.065 13.605

24 Karanggayam 2.166 7.384 3.845 2.979 4.825 21.199

25 Sadang 861 2.769 1.408 1.064 1.757 7.859

26 Karangsambung 1.852 6.095 3.303 3.068 5.053 19.371

Jumlah 47.595 154.954 83.581 78.146 122.182 486.458

Sumber : Kebumen dalam Angka Tahun 2010

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa pada kelompok umur 7 – 12 tahun

yaitu jenjang Sekolah Dasar (SD) yang paling banyak yaitu 154.954 jiwa,

kemudian pada kelompok umur 19 – 24 Tahun yaitu Perguruan Tinggi/ Sekolah

Tinggi/Diploma dengan jumlah 122.182 jiwa, dan yang paling sedikit ialah

kelompok umur 5 – 6 tahun pada jenjang Taman Kanak – Kanak dengan jumlah

47.595 jiwa.

3) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan pendidikannya, baik mereka yang belum sekolah maupun

yang sudah lulus perguruan tinggi. Tingkat pendidikan mencerminkan tingkat

kehidupan sosial seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat

maka baik itu secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi cara pola

pikir didalam kehidupan masyarakat. Komposisi penduduk menurut tingkat

pendidikan di Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Komposisi Penduduk 5 Tahun ke atas Menurut Pendidikan

Tertinggi di Kabupaten Kebumen Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah

Orang %

1 Tidak/Belum Tamat SD 334.234 29,17

2 SD 501.549 43,77

3 SLTP 176.434 15,40

4 SLTA 110.171 9,61

5 Akademi/Diploma 10.463 0,91

6 Sarjana 13.043 1,14

Jumlah 1.145.894 100,00

Sumber : Kebumen dalam Angka Tahun 2010

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk Kabupaten kebumen secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten

Kebumen Tahun 2010

No Kecamatan

Sektor Ekonomi

Jumlah Perta- Indus- Kons- Perdagangan, Angkutan

& Jasa-

Lainnya

nian tri truksi Hotel&

Restoran Komunikasi Jasa

1 Ayah 17.292 1.749 435 3.157 398 4.940 4.929 32.900

2 Buayan 16.177 1.637 407 2.954 373 4.622 4.608 30.778

3 Puring 12.967 1.312 326 2.368 299 3.705 3.695 24.672

4 Petanahan 15.777 1.596 397 2.881 363 4.507 4.496 30.017

5 Klirong 13.469 1.363 339 2.459 310 3.848 3.838 25.626

6 Buluspesantren 14.401 1.457 362 2.630 332 4.115 4.103 27.400

7 Ambal 18.022 1.823 454 3.291 415 5.149 5.135 34.289

8 Mirit 15.277 1.546 384 2.790 352 4.365 4.353 29.067

9 Bonorowo 5.044 510 127 921 116 1.441 1.438 9.597

10 Prembun 6.935 702 174 1.266 160 1.981 1.976 13.194

11 Padureso 3.799 384 96 694 87 1.086 1.083 7.229

12 Kutowinangun 13.147 1.330 331 2.401 303 3.756 3.746 25.014

13 Alian 15.778 1.596 397 2.881 363 4.508 4.496 30.019

14 Poncowarno 3.383 342 85 618 78 966 964 6.436

15 Kebumen 35.214 3.563 886 6.430 811 10.061 10.033 66.998

16 Pejagoan 14.620 1.479 368 2.670 337 4.177 4.165 27.816

17 Sruweng 16.593 1.679 418 3.030 382 4.741 4.726 31.569

18 Adimulyo 9.109 921 229 1.663 210 2.602 2.596 17.330

19 Kuwarasan 10.687 1.081 269 1.951 246 3.053 3.046 20.333

20 Rowokele 9.817 993 247 1.792 226 2.805 2.797 18.677

21 Sempor 18.357 1.857 462 3.352 423 5.245 5.230 34.926

22 Gombong 10.890 1.102 274 1.988 251 3.111 3.104 20.720

23 Karanganyar 9.327 944 235 1.703 215 2.665 2.656 17.745

24 Karanggayam 19.725 1.995 496 3.602 454 5.635 5.621 37.528

25 Sadang 4.992 505 126 911 115 1.426 1.422 9.497

26 Karangsambung 13.136 1.329 331 2.399 303 3.753 3.742 24.993

Jumlah 343.935 34.795 8.655 62.802 7.922 98.263 97.998 654.370

Prosentase 52,56 5,32 1,32 9,60 1,21 15,02 14,98 100

Sumber : Kebumen dalam Angka Tahun 2010

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan mata pencaharian atau pekerjaan. Komposisi ini digunakan

untuk melihat dan menggambarkan struktur daerah secara umum dan lebih lanjut

dapat pula menggambarkan potensi dan sumberdaya penduduk yang ada pada

suatu daerah.

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa separuh dari jumlah

penduduk Kabupaten Kebumen bermata pencaharian di sektor pertanian sebanyak

343.935 jiwa atau 52,56%, hal ini terjadi karena sebagian besar daerah Kebumen

merupakan lahan pertanian. Mata pencaharian yang paling sedikit adalah di

bidang transportasi dan komunikasi yaitu 7.922 jiwa atau 1,21%.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran, tingkat

ketersediaan sekolah serta layanan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten

Kebumen.

1. Pola Sebaran Sekolah Menengah Pertama

a. Sebaran Sekolah

Sebaran sekolah yang ada di Kabupaten Kebumen dapat diketahui setelah

dilakukan observasi lapangan dan dilakukan ploting dengan menggunakan GPS.

Sebaran sekolah yang ada dapat dipetakan dengan menggunakan simbol titik.

Lokasi absolute sekolah yang ada di Kabupaten kebumen dapat dilihat pada Tabel

12 , lampiran 1.

Untuk membantu penyajian data persebaran sekolah di Kabupaten

Kebumen yaitu dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang

mengolah data atribut berupa titik lokasi sekolah kemudian dimasukkan ke dalam

peta dasar yang dikompilasi dari 15 Peta Rupabumi Indonesia yang digunakan

didalam pembuatan peta. Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan

SIG menghasilkan peta persebaran Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten

Kebumen. Penentuan jumlah titik berdasarkan jumlah populasi SMP/MTs negeri

yang ada di Kabupaten Kebumen. Jumlah SMPN dan MTsN yang ada di

Kabupaten Kebumen berjumlah 64 buah. Persebaran sekolah yang paling banyak

terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu 9 sekolah atau 14,06% dari jumlah seluruh

SMPN/MTsN, dan terdapat kecamatan yang tidak memiliki sekolah yaitu

Kecamatan Bonorowo. Peta persebaran sekolah yang ada di Kabupaten Kebumen

dapat dilihat pada Peta 2.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Pola Sebaran Sekolah

Pola persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen dapat diketahui dengan

menggunakan analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Dasar

perhitungan indek parameter tetangga terdekat dalam penelitian ini adalah peta

jarak terdekat sekolah di Kabupaten Kebumen. Perhitungan tetangga terdekat

dilakukan dalam satu Kabupaten dengan asumsi bahwa Kabupaten Kebumen

memiliki topografi yang hampir seragam, meskipun ada beberapa daerah yang

memiliki topograi berbukit namun ketinggian daerah tersebut tidak terlalu tinggi,

karena di Kabupaten Kebumen tidak terdapat gunungapi.

Pada peta 2 merupakan peta persebaran sekolah Kabupaten Kebumen,

peta ini digunakan sebagai dasar dalam analisis tetangga terdekat, skala yang

digunakan adalah 1:200.000, yang berarti satu satuan di peta berbanding 200.000

cm di lapangan. pada peta dapat dilihat bahwa sekolah yang ada di Kabupaten

Kebumen mempunyai jarak yang berdekatan. Sekolah yang ada di Kabupaten

Kebumen disimbolkan dengan menggunakan simbol titik dengan bentuk, ukuran,

dan warna yang sama/seraga. Untuk lebih jelasnya pola persebaran sekolah dapat

dilihat pada peta 3.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Pada peta pola persebaran sekolah Kabupaten Kebumen skala 1.200.000

terdapat 64 sekolah atau titik (N=64) dengan luas daerah 128.111.50 ha atau

1.281,115 km² dengan jarak antar titik sekolah satu dengan sekolah yang lain

dapat dilihat pada Tabel 13, lampiran 2

Berdasarkan analisis peta 3 terdapat 64 titik sekolah yang tersebar di

Kabupaten Kebumen, kemudian dilakukan analisis tetangga terdekat, terdapat 2

titik sekolah yang tidak memiliki tetangga terdekat dikarenakan terhalang oleh

faktor sungai besar, yaitu titik 18 SMPN Satu Atap Sempor dan titik 48 SMPN 1

Sadang. Sehingga nilai tetangga terdekat kedua titik tersebut 0 (Nol).

Perhitungan jarak rata – rata yang diukur antara satu titik dengan titik yang

lain yang paling dekat adalah sebagai berikut :

Jadi jarak rata – rata yang diukur antara satu titik sekolah dengan titik

sekolah yang lain yang terdekat di Kabupaten Kebumen adalah 1,73 Km.

Setelah menghitung Ju maka langkah selanjutnya adalah menghitung Jh,

untuk menghitung Jh harus diketahui nila P terlebih dahulu. Nilai P merupakan

perbandingan antara jumlah titik sekolah dengan luas wilayah Kabupaten

Kebumen sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Ju = J

N

=

110,942

64

= 1,733

P = N

L

=

64

1.281,11

= 0,049

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Jadi, nilai perbandingan antara jumlah titik sekolah (N) dengan luas

wilayah Kabupaten Kebumen (P) adalah 0,049. Setelah diketahui nilai P

kemudian baru dapat menghitung nilai Jh dengan perhitungan sebagai berikut :

Jh = 1

2√p

=

1

2√0,049

=

1

2x0,221

= 2,262

Jadi, nilai Jh di Kabupaten Kebumen adalah 2,262.

Setelah nilai Ju dan Jh diketahui maka dapat dihitung nilai Indeks

persebaran tetangga terdekat (T) dengan perhitungan sebagai berikut :

T = Ju

Jh

=

1,733

2,262

= 0,766

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tetangga

terdekat, nilai T sekolah yang berada di Kabupaten Kebumen adalah 0,766. Nilai

tersebut dicocokkan dengan persebaran menurut Bintarto dan Surastopo, dapat

diketahui pola persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen mendekati angka 1,

sedangkan T=1 menunjukkan pola persebaran acak (random), sehingga pola

persebaran sekolah mendekati acak (random).

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Sekolah Menengah Pertama

Penyediaan fasilitas sekolah erat kaitannya dengan kebutuhan ruang kelas

pada suatu daerah yang didasarkan dengan jumlah penduduk usia sekolah pada

jenjang tertentu.

a. Jumlah dan Persebaran Gedung Sekolah

Penyediaan jumlah gedung dan persebaran gedung SMPN/MTsN yang ada

di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 14, berikut.

Tabel 14. Persebaran SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Gedung Sekolah

SMPN MTsN

1 Ayah 3 -

2 Buayan 2 -

3 Puring 2 1

4 Petanahan 1 -

5 Klirong 1 1

6 Buluspesantren 2 -

7 Ambal 2 -

8 Mirit 2 -

9 Bonorowo - -

10 Prembun 2 1

11 Padureso 1 -

12 Kutowinangun 3 1

13 Alian 2 -

14 Poncowarno 2 -

15 Kebumen 7 2

16 Pejagoan 2 -

17 Sruweng 2 -

18 Adimulyo 2 -

19 Kuwarasan 1 -

20 Rowokele 1 -

21 Sempor 3 -

22 Gombong 4 1

23 Karanganyar 3 -

24 Karanggayam 2 -

25 Sadang 1 -

26 Karangsambung 4 -

Jumlah 57 7

Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen

Berdasarkan Tabel 14, terdapat 64 sekolah negeri yang tersebar di 26

kecamatan, dengan 57 Sekolah Menengah Pertama Negeri dan 7 Madrasah

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tsanawiyah Negeri. Persebaran sekolah yang paling banyak terdapat di

Kecamatan Kebumen yaitu 9 sekolah dan di Kecamatan Bonorowo belum

terdapat sekolah.

b. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas

Sarana dan prasarana mengenai jumlah dan persebaran ruang kelas

SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 15,

berikut ini :

Tabel 15. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas SMPN/MTsN di Kabpaten

Kebumen Tahun 2011

No Kecamatan Jumlah Ruang

Kelas

Jumlah Rombongan

Belajar

1 Ayah 41 41

2 Buayan 36 36

3 Puring 58 58

4 Petanahan 21 21

5 Klirong 48 48

6 Buluspesantren 39 39

7 Ambal 36 36

8 Mirit 42 42

9 Bonorowo 0 0

10 Prembun 66 66

11 Padureso 9 9

12 Kutowinangun 88 88

13 Alian 29 29

14 Poncowarno 29 29

15 Kebumen 212 212

16 Pejagoan 40 40

17 Sruweng 38 38

18 Adimulyo 42 42

19 Kuwarasan 20 20

20 Rowokele 20 20

21 Sempor 42 42

22 Gombong 94 94

23 Karanganyar 69 69

24 Karanggayam 40 40

25 Sadang 10 10

26 Karangsambung 43 43

Jumlah 1212 1212

Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen Tahun 2011

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa ruang kelas/ruang belajar

yang terdapat di Kabupaten Kebumen adalah 1212 buah, dengan jumlah yang

paling banyak terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu 212 ruang kelas, dan di

Kecamatan Bonorowo tidak terdapat kelas, karena tidak terdapat bangunan

SMPN/MTsN.

c. Perhitungan Kebutuhan Ruang Kelas

1) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kebutuhan Ruang Kelas Kabupaten = Jumlah APK Kabupaten

32

= 83.581

32

= 2.612

Kebutuhan ruang kelas dengan Angka Partisipasi Kasar terdapat 83.531

penduduk usia 13 – 15 tahun, kebutuhan ruang kelas di Kabupaten Kebumen

sebesar 2.612 ruang. Untuk setiap kecamatan kebutuhan ruang kelas dihitung dari

jumlah penduduk usia 13 – 15 tahun dengan standar jumlah siswa pada kelas (32

siswa). Tabel perhitungan kebutuhan ruang kelas pada tingkat kecamatan, dapat

dilihat pada Tabel 16, Lampiran 3.

Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa Kabupaten Kebumen

berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan menggunakan Angka

Partisipasi Kasar masih terdapat kekurangan 1.400 ruang, yang tersebar di 23

kecamatan. Terdapat 3 kecamatan yang memiliki lebih ruang kelas yaitu

Kecamatan Prembun, Kecamatan Gombong, dan Kecamatan Karanganyar.

Kekurangan kelas yang paling banyak terdapat di Kecamatan Alian yaitu 117

ruang, dan kekurangan ruang kelas yang paling kecil terdapat di Kecamatan di

Kecamatan Kutowinangun.

Penambahan ruang kelas perlu dilakukan guna memenuhi pelayanan

fasilitas pendidikan di daerah tersebut. Penambahan ruang kelas pada suatu

kecamatan perlu memperhatikan kondisi sekolah, karena sekolah dengan jumlah

rombongan belajar yang sudah maksimal tidak perlu lagi dilakukan penambahan

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

ruang kelas, dalam satu sekolah maksimal terdapat 24 rombongan belajar (kelas),

sehingga yang perlu dilakukan ialah membangun sekolah baru.

a) Kecamatan Ayah

Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 71 ruang, sekolah yang

perlu dilakukan penambahan ruang kelas yaitu SMPN 2 Ayah sebanyak 1

ruang kelas, dan SMPN 3 Satap Ayah sebanyak 18 ruang kelas, dan perlu

dilakukan pembangunan sekolah yang baru sebanyak 2 sekolah.

b) Kecamatan Buayan

Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 88 ruang, SMPN 1

Buayan dan SMPN 2 Buayan perlu dilakukan penambahan ruang kelas

masing – masing 6 ruang kelas.Pembangunan sekolah yang baru sebanyak

3 sekolah.

c) Kecamatan Puring

Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 49 ruang, SMPN 1

Puring perlu penambahan 3 ruang kelas, SMPN 2 Puring penambahan 8

ruang kelas, dan MTsN Kaleng Puring sebanyak 3 ruang kelas.

Pembangunan sekolah baru sebanyak 1 sekolah.

d) Kecamatan Petanahan

Kekurangan ruang kelas sejumlah 79 ruang, perlu penambahan 3 ruang

kelas di SMPN 1 Petanahan, dan pembangunan sekolah sebanyak 3

sekolah.

e) Kecamatan Klirong

Kekurangan ruang kelas sejumlah 62 ruang, penambahan ruang kelas tidak

perlu dilakukan karena jumlah rombongan belajar di SMPN 1 Klirong dan

MTsN Klirong sudah maksimal yaitu 24 Rombel. Pembangunan sekolah

sebanyak 2 sekolah.

f) Kecamatan Buluspesantren

Kekurangan ruang kelas sejumlah 69 ruang, penambahan ruang kelas

sejumlah 9 kelas di SMPN 2 Buluspesantren, dan pembangunan sekolah

sejumlah 2 sekolah.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

g) Kecamatan Ambal

Masih kekurangan ruang kelas sejumlah 80 ruang, penambahan ruang

kelas sebanyak 4 di SMPN 1 Ambal, dan 8 ruang kelas di SMPN 2 Ambal.

Pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

h) Kecamatan Mirit

Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 71, penambahan ruang

kelas yaitu 6 ruang kelas di SMPN 2 Mirit, dan pembangunan sekolah

sebanyak 3 sekolah.

i) Kecamatan Bonorowo

Kekurangan ruang kelas sebanyak 49 ruang, perlu pembangunan sekolah

sebanyak 2 sekolah.

j) Kecamatan Prembun

Di Kecamatan Prembun terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 6 ruang

kelas.

k) Kecamatan Padureso

Kekurangan ruang kelas sebanyak 23 ruang, dan perlu penambahan

sebanyak 15 ruang di SMPN 1 Padureso.

l) Kecamatan Kutowinangun

Kekurangan ruang kelas sebanyak 8 ruang, penambahan ruang kelas

sebanyak 8 ruang untuk SMPN 1 Kutowinangun, dan kelebihan ruang di

Kecamatan Prembun sebanyak 6 ruang dialihkan atau dipindahkan ke

sekolah di Kecamatan Kutowinangun yaitu untuk SMPN 3 Kutowinangun.

m) Kecamatan Alian

Kekurangan ruang kelas sebanyak 117 ruang, perlu penambahan ruang

kelas sebanyak 19 ruang di SMPN 2 Satap Alian, dan pembangunan

sekolah sebanyak 4 sekolah.

n) Kecamatan Poncowarno

Kekurangan ruang kelas sebanyak 9 ruang.

o) Kecamatan Kebumen

Kekurangan ruang kelas sebanyak 46 ruang, perlu penambahan ruang

kelas di SMPN 1 Kebumen sebanyak 3 ruang, SMPN 5 Kebumen

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

sebanyak 6 ruang, SMPN 6 Kebumen sebanyak 2 ruang, dan

pembangunan sekolah sebanyak 1 sekolah.

p) Kecamatan Pejagoan

Kekurangan 68 ruang kelas, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1

Pejagoan sebanyak 2 ruang, di SMPN 2 Pejagoan sebanyak 6 ruang, dan

pembangunan sekolah sebanyak 2 sekolah.

q) Kecamatan Sruweng

Kekurangan ruang kelas sebanyak 83 ruang, perlu penambahan ruang

kelas di SMPN 2 Sruweng sebanyak 10 ruang, dan pembangunan sekolah

sebanyak 3 sekolah.

r) Kecamatan Adimulyo

Kekurangan 20 ruang kelas, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1

Adimulyo sebanyak 6 ruang.

s) Kecamatan Kuwarasan

Kekurangan ruang kelas sebanyak 73 ruang, perlu penambahan ruang

kelas di SMPN 1 Kuwarasan sebanyak 4 ruang, dan pembangunan sekolah

sebanyak 2.

t) Kecamatan Rowokele

Kekurangan ruang kelas sebanyak 76 ruang, perlu penambahan ruang

kelas sebanyak 4 ruang di SMPN 1 Rowokele, dan pembangunan 2

sekolah lagi.

u) Kecamatan Sempor

Kekurangan ruang kelas sebanyak 102 ruang, perlu penambahan ruang

kelas sebanyak 12 ruang di SMPN 2 Sempor, 18 ruang kelas di SMPN 3

Satap Sempor, dan pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

v) Kecamatan Gombong

Terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 10 ruang.

w) Kecamatan Karanganyar

Kelebihan ruang kelas sebanyak 1 ruang.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

x) Kecamatan Karanggayam

Kekurangan ruang kelas sejumlah 80 ruang, perlu penambahan ruang kelas

di SMPN 2 Karanggayam sejumlah 8 ruang, dan pembangunan sekolah

sebanyak 3 sekolah.

y) Kecamatan Sadang

Kekurang ruang kelas sebanyak 34 ruang, perlu penambahan ruang kelas

sebanyak 14 ruang di SMPN 1 Sadang, dan pembangunan sekolah.

z) Kecamatan Karangsambung

Kekurangan ruang kelas sebanyak 60 ruang, perlu penambahan ruang

kelas di SMPN 1 Karangsambung sebanyak 5 ruang, SMPN 2

Karangsambung sebanyak 12 ruang, SMPN 3 Satap Karangsambung

sebanyak 18 ruang, SMPN 4 Satap Karangsambung sebanyak 18 ruang.

Untuk lebih lengkapnya mengenai persebaran kebutuhan ruang kelas

berdasarkan Angka Partisispasi Kasar (APK) dapat dilihat pada Peta 4.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2) Angka Partisipasi Murni (APM)

Kebutuhan Ruang Kelas Kabupaten = Jumlah APM Kabupaten

32

= 41.038

32

= 1.282

Kebutuhan ruang kelas dengan Angka Partisipasi Murni terdapat 41.038

siswa yang bersekolah di SMP/MTs Negeri, kebutuhan ruang kelas di Kabupaten

Kebumen sebesar 1.282 ruang. Untuk setiap kecamatan kebutuhan ruang kelas

dihitung dari jumlah keseluruhan siswa yang bersekolah di SMP Negeri dan MTs

Negeri di kecamatan tersebut, kemudian dibandingkan dengan jumlah standar

jumlah siswa pada kelas (32 siswa). Tabel perhitungan kebutuhan ruang kelas

berdasarkan Angka Partisipasi Murni pada tingkat kecamatan, dapat dilihat pada

Tabel 17, lampiran 4.

Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa Kabupaten Kebumen

berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan menggunakan Angka

Partisipasi Murni masih terdapat kekurangan 70 ruang, yang tersebar di 23

kecamatan. Terdapat 2 kecamatan yang memiliki lebih ruang kelas yaitu

Kecamatan Poncowarno dan Kecamatan Karangsambung. Kekurangan kelas yang

paling banyak terdapat di Kecamatan Gombong yaitu 9 ruang, dan kekurangan

ruang kelas yang paling kecil terdapat di Kecamatan Bonorowo, karena

berdasarkan perhitungan Angka Partisipasi Murni di Kecamatan Bonorowo tidak

terdapat SMPN/MTsN, sehingga tidak ada siswa yang bersekolah di kecamatan

tersebut.

Perhitungan dengan Angka Partisipasi Murni diperoleh angka kebutuhan

ruang kelas yang lebih sedikit daripada perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan

Angka Partisipasi Kasar, karena pada perhitungan dengan Angka Partisipasi

Murni jumlah kebutuhan ruang kelas didasarkan pada siswa yang bersekolah di

kecamatan tersebut, sedangkan perhitungan dengan Angka Partisipasi Kasar yaitu

perhitungan dengan usia penduduk 13 – 15 tahun yang bersekolah pada jenjang

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

SMP/MTs. Berikut merupakan hasil analisis kekurangan ruang kelas di setiap

kecamatan :

a) Kecamatan Ayah

Kekurangan 3 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Ayah atau di SMPN

3 Satap Ayah.

b) Kecamatan Buayan

Kekurangan 4 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Buayan atau di

SMPN 2 Buayan.

c) Kecamatan Puring

Kekurangan 8 ruang kelas dapat dibangun di ketiga sekolah tersebut.

d) Kecamatan Petanahan

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun atau ditambahkan di SMPN 1

Petanahan.

e) Kecamatan Klirong

Kekurangan 8 ruang kelas dialihkan ke kecamatan lain, dikarenakan 2

sekolah di kecamatan tersebut sudah maksimal jumlah ruang kelasnya.

f) Kecamatan Ambal

Kekurangan 5 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Ambal.

g) Kecamatan Mirit

Kekurangan 3 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Mirit.

h) Kecamatan Bonorowo

Dikarenakan perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan dasar Angka

Partisipasi Murni (APM) sehingga di Kecamatan Bonorowo tidak terdapat

siswa yang bersekolah di SMPN/MTsN di kecamatan tersebut.

i) Kecamatan Prembun

Hanya terdapat kekurangan 1 ruang kelas, dan dapat dibangun di SMPN 2

Prembun, sedangkan di SMPN 1 Prembun terdapat kelebihan 2 ruang

kelas sehingga perlu dialihkan ke SMP yang lain.

j) Kecamatan Padureso

Di Kecamatan Padureso kebutuhan ruang kelas sudah mencukupi,

sehingga tidak memerlukan penambahan ruang kelas.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

k) Kecamatan Kutowinangun

Kekurangan 3 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Kutowinangun atau

SMPN 3 Kutowinangun, dan di MTsN Triwarno Kutowinangun terdapat

kelebihan ruang kelas sebanyak 7 ruang kelas, sehingga perlu dialihkan ke

sekolah yang lain.

l) Kecamatan Alian

Kekurangan 2 ruang kelas dibangun di SMPN 2 Satap Ayah.

m) Kecamatan Poncowarno

Di Kecamatan Poncowarno terdapat kelebihan 4 ruang kelas.

n) Kecamatan Kebumen

Kekurangan 3 ruang kelas, dapat didirikan di SMPN 5 Kebumen.

o) Kecamatan Pejagoan

Kekurangan 4 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Pejagoan.

p) Kecamatan Sruweng

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Sruweng.

q) Kecamatan Adimulyo

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Adimulyo.

r) Kecamatan Kuwarasan

Kekurangan 1 ruang kelas, dapat dibangun di SMPN 1 Kuwarasan.

s) Kecamatan Rowokele

Kekurangan 4 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Rowokele.

t) Kecamatan Sempor

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMP 3 Satap Sempor atau di

SMPN 2 Sempor.

u) Kecamatan Gombong

Kekurangan 9 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Gombong, SMPN 2

Gombong, dan SMPN 3 Gombong.

v) Kecamatan Karanganyar

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Karanganyar, dan

kelebihan ruang kelas di SMPN 1 Karanganyar dapat dialihkan ke SMPN

3 Karanganyar.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

w) Kecamatan Karanggayam

Kekurangan 5 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Karanggayam.

x) Kecamatan Sadang

Kekurangan 2 ruang kelas dapat diabngun di SMPN 1 Sadang, karena di

sekolah ini baru terdapat 10 ruang kelas.

y) Kecamatan Karangsambung

Kelebihan 1 ruang kelas, namun tidak perlu dialihkan karena jumlah ruang

kelas di setiap sekolah sudah memenuhi kebutuhan ruang kelas minimal.

Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran kebutuhan ruang kelas

berdasarkan Angka Partisipasi Murni pada setiap kecamatan dapat dilihat pada

Peta 5. Perbedaan hasil perhitungan kebutuhan ruang kelas menggunakan

perhitungan APK dan APM yaitu tingkat kecukupan ruang kelas di setiap

kecamatan yang berbeda. Pada perhitungan dengan APK di Kecamatan Gombong,

Karanganyar, dan Prembun kebutuhan ruang kelas sudah terpenuhi, sedangkan

dengan perhitungan APM ketiga kecamatan tersebut belum mencukupi,

peritungan dengan APM kecamatan yang sudah mencukupi yaitu Kecamatan

Karangsambung dan Kecamatan Poncowarno. Hal ini dikarenakan dalam

perhitungan kebutuhan ruang kelas mengabaikan hak anak untuk sekolah di luar

daerah tempat tinggalnya, perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan

menggunakan asumsi bahwa anak bersekolah di daerah tempat tinggalnya.

Sehingga diperoleh kebutuhan ruang kelas yang berbeda – beda di setiap

kecamatan.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

3. Kondisi Layanan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama

Layanan sarana dan prasarana sekolah dapat diketahui dengan melakukan

observasi atau survei sarana dan prasarana di sekolah. Observasi/ survei dilakukan

pada sampel sekolah, sampel diambil dari data SMPN/MTsN berdasarkan strata

akreditasi masing – masing sekolah. Klasifikasi SMPN/MTsN berdasarkan

akreditasi dapat dilihat pada Tabel 18, lampiran 5.

Sampel sekolah akreditasi A sebanyak 26 sekolah, B sebanyak 9 sekolah,

dan C sebanyak 5 sekolah, total sampel yang diambil 40 sekolah di Kabupaten

Kebumen. Penilaian tentang sarana prasarana terdapat pada Tabel 19, lampiran 6.

Data sarana dan prasarana masing sampel sekolah kemudian dihitung

sesuai dengan teknik penskoran. Nilai tertinggi sarana dan prasarana sekolah

terdapat di SMP Negeri 3 Kebumen dengan nilai 321, dan nilai terendah yaitu

terdapat di sekolah SMP Negeri 3 Satap Sempor dengan nilai 74. Klasifikasi yang

dilakukan guna menentukan kategori kelas layanan sarana dan prasarana sebagai

berikut :

I = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

3

=

321 - 74

3

= 82,33 dibulatkan 82

Kelas layanan

74 – 155 = 1 kategori rendah

156 – 237 = 2 kategori sedang

238 – 321 = 3 kategori tinggi

Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa masih terdapat sekolah

dengan peringkat akreditasi A yang standar sarana dan prasarananya masih masuk

kategori sedang, diantaranya SMP N 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP

N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N 1

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Poncowarno, dan MTs N Gombong. Sedangkan untuk sampel sekolah yang

memiliki akreditasi B memiliki keragaman kategori, termasuk kategori tinggi

antara lain SMP N 3 Gombong, SMP N 5 Kebumen, SMP N 3 Karanganyar, SMP

N 2 Buluspesantren, dan SMP N 1 Mirit. Untuk kategori sedang yaitu SMP N 2

Ambal, SMP N 1 Padureso dan SMP N 4 Satap Karangsambung, dan kategori

rendah yaitu SMP N 1 Sadang. Sekolah dengan peringkat akreditasi C memiliki

standar sarana dan prasarana yang masih rendah, dikarenakan sekolah ini

digabung dengan Sekolah Dasar (SD) yaitu SMP N 2 Atap Poncowarno, SMP N 3

Atap Karangsambung, SMP N 3 Atap Sempor, dan SMP N 2 Atap Alian,

sedangkan SMP N 3 Satap Ayah memiliki penilaian standar sarana prasarana

sedang.

SMP yang digabung dengan Sekolah Dasar (Satu Atap) rata – rata

memiliki rombongan belajar masih kurang dari 10, masih kekurangan kelas/

ruangan untuk belajar. Sarana dan prasarana masih belum lengkap, belum

memiliki ruang laboratorium, ruang perpustakaan, mushola, Ruang UKS, Ruang

OSIS, Ruang BK. Terdapat penggabungan ruang, yaitu satu ruang difungsikan

untuk beberapa kegiatan, yaitu dengan dibagi – bagi menjadi ruang pimpinan,

ruang guru, ruang tenaga usaha, dan ruang perpustakaan jika ada. Untuk sekolah

Satu Atap belum memiliki ruang laboratorium sendiri, bahkan peralatan

pendidikan untuk kegiatan praktikum juga masih minim, namun ada satu sekolah

atap yaitu SMP N 1 Atap Ayah yang sudah memiliki bangunan untuk ruang

laboratorium, meskipun alat – alat penunjang kegiatan praktikum masih belum

lengkap.

Berdasarkan hasil perhitungan layanan sarana dan prasaranan dari fasilitas

pendidikan dapat diketahui persebaran layanan sarana prasarana pendidikan pada

jenjang SMP/MTs di Kabupaten Kebumen, sebagai berikut :

a) Kategori Rendah

Kategori rendah yaitu sarana dan prasarana sekolah yang belum memenuhi

standar pelayanan minimal penyelenggaraan sekolah. Sekolah yang masuk

kategori rendah antara lain SMP N 1 Sadang, SMP N 2 Satu Atap

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Poncowarno, SMP N 3 Satu Atap Karangsambung, SMP N 3 Satu Atap

Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap Alian.

b) Kategori Sedang

Kategori sedang yaitu dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana yang

sudah memenuhi standar pelayanan minimal sekolah. Sekolah yang masuk

kategori sedang antara lain SMP N 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam,

SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N

1 Poncowarno, MTs N Gombong, SMP N 1 Padureso, SMP N 4 Satu Atap

Karangsambung, SMP N 2 Ambal, dan SMP N 3 Satu Atap Ayah.

c) Kategori Tinggi

Kategori tinggi yaitu faktor sarana dan prasarana di sekolah sudah tinggi

pelayanannya, sarana prasarana sekolah sudah lengkap. Sekolah yang masuk

kategori tinggi diantaranya SMP N 1 Sempor, SMP N 3 Kebumen, SMP N 1

Prembun, SMP N 1 Ambal, SMP N 1 pejagoan, SMP N 1 Adimulyo, SMP N

1 Karanganyar, SMP N 1 Gombong, SMP N 1 Buluspesantren, SMP N 1

Alian, SMP N 3 Kutowinangun, SMP N 1 Rowokele, SMP N 1 Buayan, SMP

N 1 Sruweng, SMP N 1 Puring, SMP N 1 Ayah, MTs N Kaleng Puring, MTs

N Triwarno Kutowinangun, MTs N Prembun, SMP N 3 Gombong, SMP N 3

Karanganyar, SMP N 5 Kebumen, SMP N 2 Buluspesantren, dan SMP N 1

Mirit.

Persebaran layanan sarana dan prasarana dapat dilihat pada peta 6,

Sekolah disimbolkan dengan simbol titik dengan menggunakan warna bervariasi.

Warna merah menunjukkan tingkat pelayanan rendah, warna kuning

menunjukkan tingkat pelayanan sedang, dan warna hijau menunjukkan tingkat

pelayanan tinggi.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dapat

dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Pola sebaran SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut :

a. Terdapat 64 SMPN dan MTsN yang tersebar di Kabupaten Kebumen.

Distribusi sekolah paling banyak terdapat di Kecamatan Kebumen

dengan jumlah 9 sekolah atau 14,06% dari seluruh SMPN/MTsN yang

ada di Kabupaten Kebumen, dengan 7 SMPN dan 2 MTsN, terdapat

kecamatan yang belum memiliki SMPN/MTsN yaitu Kecamatan

Bonorowo.

b. Pola persebaran SMP/MTs di Kabupaten Kebumen adalah acak

(random) dengan nilai T = 0,766 mendekati T = 1.

2. Tingkat ketersediaan fasilitas sekolah (ruang kelas).

a. Terdapat 1.212 ruang kelas yang terdapat di SMPN/MTsN di

Kabupaten Kebumen. Jumlah ruang kelas paling banyak terdapat di

Kecamatan Kebumen yaitu 212 kelas.

b. Perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan Angka Partisipasi Kasar

(APK) di Kabupaten Kebumen adalah 2.612 ruang, masih kekurangan

1.400 ruang kelas. Dan perhitungan dengan Angka Partisipasi Murni

(APM) kebutuhan ruang kelas sebesar 1.282 ruang, masih kekurangan

70 ruang kelas.

3. Kondisi layanan sarana dan prasarana dari beberapa sekolah sampel diperoleh

hasil 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Sekolah dengan layanan

sarana dan prasarana rendah yaitu SMP N 1 Sadang, SMP N 2 Satu Atap

Poncowarno, SMP N 3 Satu Atap Karangsambung, SMP N 3 Satu Atap

Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap Alian. Dan terdapat sekolah dengan

akreditasi A yang layanan sarana dan prasarana sedang yaitu SMPN 1

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS LAYANAN .../Analisis...ANALISIS LAYANAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 NIM K5408042 FAKULTAS KEGURUAN DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan,

SMP N 1 Karangsambung, SMP N 1 Poncowarno, dan MTs N Gombong.

B. Implikasi

1. Dengan mengetahui persebaran dan pola SMPN/MTsN di Kabupaten

Kebumen dapat dijadikan acuan dalam pemilihan lokasi dalam mendirikan

fasilitas pendidikan.

2. Penyajian informasi SMPN/MTsN dalam bentuk peta akan mempermudah

dalam mengetahui persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen, mengetahui

persebaran layanan pendidikan di Kabupaten Kebumen.

3. Dengan mengetahui ketersediaan fasilitas sekolah (ruang kelas) di Kabupaten

Kebumen dapat dijadikan pertimbangan pemerintah dalam pemerataan

pendidikan dan peningkatan pendidikan di Kabupaten Kebumen.

4. Dengan mengetahui layanan sarana dan prasarana sekolah di Kabupaten

Kebumen dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah yaitu untuk

meningkatkan sarana dan prasaran pendidikan di sekolah tersebut.

C. Saran

1. Perlu dilakukan pendirian sekolah negeri di Kecamatan Bonorowo, karena di

daerah ini tidak terdapat sekolah negeri. Pertimbangan dengan jumlah

penduduk usia 13-15 tahun yang terdapat di kecamatan tersebut.

2. Perlu penambahan ruang kelas baik didasarkan dari perhitungan Angka

Partisipasi Kasar (APM) dan Angka Partisipasi Murni (APM) terutama

daerah – daerah yang kekurangan ruang kelas, khususnya Kecamatan

Bonorowo.

3. Beberapa sekolah Satu Atap perlu mendapat perhatian karena masih

kekurangan ruang dan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar yang lain

guna menunjang kegiatan belajar mengajar.