diare pada anak

22
DIARE A. Definisi Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defekasi lain memakai ferkuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari (Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC, 2013). Diare atau mencret adalah sebuah penyakit dimana penderita sangat sering buang air besar dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Di negara yang tergolomg miskin, diare merupakan penyebab utama kematian balita, yakni membunuh lebih dari 1,5 juta jiwa per tahun. Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : 1. Lama waktu diare : Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu 2. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik dll 3. Berat ringan diare : kecil atau besar 4. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi 5. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak 1

Upload: siti-nurhayati

Post on 22-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keperawatan anak

TRANSCRIPT

Page 1: Diare pada anak

DIARE

A. Definisi

Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya

lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defekasi lain memakai ferkuensi, yaitu buang

air besar encer lebih dari 3 kali perhari (Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC,

2013).

Diare atau mencret adalah sebuah penyakit dimana penderita sangat sering

buang air besar dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Di negara yang

tergolomg miskin, diare merupakan penyebab utama kematian balita, yakni

membunuh lebih dari 1,5 juta jiwa per tahun.

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :

1. Lama waktu diare :

Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu

Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu

2. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik dll

3. Berat ringan diare : kecil atau besar

4. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi

5. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional

Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak

Usia s/d 4 bulan 4-12 bulan 12 bulan s/d 2 th 2-5 tahun

BB < 6 kg 6 - <12 kg 10- <12 kg 12-19 kg

Jumlah cairan

Rehidrasi oral

200- 400 mL 400-700 mL 700-900 mL 900-1400

mL

B. Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

1

Page 2: Diare pada anak

1) Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama

diare anak. Infeksi enteral meliputi :

Bakteri : E.coli, Salmonella, Shigella, Vibrio

Virus : Adenovirus, Rotavirus

Parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa (Entamoeba

histolytica, Giardia lambia), Jamur (Candida albicans)

2) Infeksi parenteral : infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti

bronkopneumonia, ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan

anak berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor malabsorbsi : malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi lemak dan protein.

Pada bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa

3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan

diare terutama pada anak yang lebih besar.

C. Manifestasi Klinis

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair

dan mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi

kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet

karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin

banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus

selama diare.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare dan dapat disebabkan oleh

lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan

elaktrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala

dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-

ubun besar menjadi cekung, selaput lendir dan mulut serta kulit tampak kering.

Diare biasanya disertai dengan sakit perut dan seringkali buang air besar serta

muntah. Secara medis, seseorang dianggap menderita diare jika terjadi defekasi lebih

dari 200 gram per hari. Hal ini terjadi bila cairan tidak cukup diserao oleh colon.

Sebagai bagian dari proses pencernaan dalam perut atau karena masukan cairan,

makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu, sebelum mencapai

2

Page 3: Diare pada anak

colon, makanan yang dicerna terdiri dari cairan. Colon menyerap air dan

meninggalkan material lain sebagai kotoran stetngah padat. Bila colon rusak atau

inflame, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair. Diare

biasanya disebabkan oleh infeksi virus, namun seringkali juga akibat bakteri.

Manifestasi berdasarkan klasifikasi :

1. Diare akut

Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset

Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa

tidak enak, nyeri perut

Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut

demam

2. Diare kronik

Serangan lebih sering selam 2-3 periode yang lebih panjang

Penurunan BB dan nafsu makan

Demam indikasi terjadi infeksi

Dehidrasi tanda-tandanya hipotermi, takikardi, denyut lemah

D. Patofisiologi

Fungsi utama dri saluran cerna adalah menyimpan makanan untuk keperluan

hidup sel, pemberantasan sekresi empedu dari hepar dan pengeluaran sisa-sisa

makanan yang tidak dicerna. Fungsi tadi memerlukan berbagai proses fisiologi

pencernaan yang majemuk, aktivitas pencernaan itu dapat berupa:

(Sommers, 1994; Noerasid, 1999 cit Sinthamurniwaty 2006)

1. Proses masuknya makanan dari mulut kedalam usus.

2. Proses pengunyahan (mastication) : menghaluskan makanan secara mengunyah dan

mencampur dengan enzim-enzim di rongga mulut

3. Proses penelanan makanan (diglution) : gerakan makanan dari mulut ke gaster

4. Pencernaan (digestion): penghancuran makanan secara mekanik, percampuran dan

hidrolisa bahan makanan dengan enzim-enzim

5. Penyerapan makanan (absorpsion): perjalanan molekul makanan melalui selaput

lendir usus ke dalam sirkulasi darah dan limfe.

3

Page 4: Diare pada anak

6. Peristaltic: gerakan dinding usus secara ritmik berupa gelombang kontraksi

sehingga makanan bergerak dari lambung ke distal

7. Buang air besar (defecation): pembuangan sisa makanan yang berupa tinja.

Dalam keadaan normal dimana saluran pencernaan berfungsi efektif akan

menghasilkan ampas tinja sebanyak 50-100 gr sehari dan mengandung air sebanyak

60-80%. Dalam saluran gastrointestinal cairan mengikuti secara pasif gerakan

bidireksional transmukosal atau longitudinal intraluminal bersama elektrolit dan zat-

zat padat lainnya yang memiliki sifat aktif osmotic. Cairan yang berada dalam saluran

gastrointestinal terdiri dari cairan yang masuk secara per oral, saliva, sekresi lambung,

empedu, sekresi pancreas serta sekresi usus halus. Cairan tersebut diserap usus halus,

dan selanjutnya usus besar menyerap kembali cairan intestinal, sehingga tersisa kurang

lebih 50-100 gr sebagai tinja. Mobilitas usus halus mempunyai fungsi untuk:

1. Menggerakan secara teratur bolus makanan dari lambung ke sekum

2. Mencampur khim dengan enzim pancreas dan empedu

3. Mencegah bakteri untuk berkembang biak

Faktor-faktor fisiologi yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu dengan

lainnya. Misalnya bertambahnya cairan pada intraluminal akan menyebabkan

terangsangnya usus secara mekanis, sehingga meningkatkan gerakan peristaltic usus

dan akan mempercepat waktu lintas khim dalam usus. Keadaan ini akan

memperpendek waktu sentuhan khim dengan selaput lendir usus, sehingga penyerapan

air, elektrolit dan zat lain akan mengalami gangguan.

Berdasarkan gangguan fungsi fisiologi saluran cerna dan macam penyebab dari diare,

maka patofisiologi diare dapat dibagi dalam 3 macam kelainan pokok yang berupa:

1. Kelainan gerakan transukosal air dan elektrolit (karena toksin)

Gangguan reabsorbsi pada sebagian kecil usus halus sudah dapat menyebabkan

diare, misalnya pada kejadian infeksi. Faktor lain yang juga cukup penting dalam

diare adalah empedu. Ada 4 macam gram empedu yang keluar dari kandung

empedu. Dehidraksilasi asam dioksikholik akan menyebabkan sekresi cairan di

dalam kolon. Ini terjadi karena adanya sentuhan asam dioksikholik secara langsung

pada permukaan mukosa usus. Diduga bakteri mikroflora usus turut memegang

4

Page 5: Diare pada anak

peranan dalam pembentukan asam dioksi kholik tersebut. Hormon-hormon saluran

cerna diduga juga dapat mempengaruhi absorbs air pada mukosa. Usus manusia,

antara lain adalah: gastrin, sekretin, kholesistokinin dan glukogen. Suatu perubahan

pH cairan usus juga dapat menyebabkan terjadinya diare, seperti terjadi pada

Sindroma Zollinger Ellison atau pada Jejunitis,

2. Kelainan cepat laju bolus makanan di dalam lumen usus (invasive diarrhea)

Suatu proses absorbs dapat berlangsung sempurna dan normal bila bolus makanan

tercampur baik dengan enzim-enzim saluran cerna dan berada dalam keadaan yang

cukup tercerna. Juga waktu sentuhan yang adekuat antara khim dan permukaan

mukosa usus halus diperlukan untuk absorbs yang normal. Permukaan mukosa usus

halus kemampuannya berfungsi sangat komensasif, ini terbukti pada penderita yang

masih dapat hidup setelah reseksi usus, walaupun waktu lintas menjadi sangat

singkat. Motilitas usus merupakan faktor yang berperan penting dalam ketahanan

local mukosa usus. Hipomotilitas dan stasis dapat menyebabkan mikro organism

berkembang biak secara berlebihan (tumbuh lampau atau overgrowth) yang

kemudian dapat merusak mukosa usus, menimbulkan gangguan digesti dan

absorbs, yang kemudian menimbulkan gangguan digesti dan absorbs, yang

kemudian menimbulkan diare. Hipermotilitas dapat terjadi karena rangsangan

hormon prostaglandin, gastrin, pankreosimin; dalam hal ini dapat memberikan efek

langsung sebagai diare. Selain itu hipermotilitas juga dapat terjadi karena pengaruh

enterotoksin staphylococcus maupun cholera atau karena ulkus mikro yang invasive

oleh Shigella atau Salmonella. Selain uraian diatas haruslah diingat bahwa

hubungan antara aktivitas tot polos usus, gerakan isi lumen usus dan absorbs

mukosa usus merupakan suatu mekanisme yang sangat kompleks.

3. Kelainan tekanan osmotic dalam lumen usus (virus)

Dalam beberapa keadaan tertentu setiap pembebanan usus yang melebihi kapasitas

dari pencernaan dan absorbsinya akan menimbulkan diare. Adanya malabsorbsi

dari hidrat arang, lemak dan zat putih telur akan menimbulkan kenaikan daya

tekanan osmotic intra luminal, sehingga akan dapat menimbulkan gangguan

absorbs air. Malabsosbsi hidrat arang pada umumnya sebagai malabsorbsi laktosa

yang terjadi karena defesiensi enzim lactase. Dalam hal ini laktosa yang terdapat

dalam susu tidak sempurna mengalami hidrolisis dan kurang di absorbs oleh usus

halus. Kemudian bakteri-bakteri dalam usus besar memecah laktosa menjadi

5

Page 6: Diare pada anak

monosakharida dan fermentasi seterusnya menjadi gugusan asam organic dengan

rantai otom karbon yang lebih pendek yang terdiri atas 2-4 atom karbon. Molekul-

molekul inilah yang secara aktif dapat menahan air dalam lumen kolon hingga

terjadi diare. Defisiensi lactase sekunder atau dalam pengertian yang lebih luas

sebagai defisiensi disakharidase (meliputi sukrase, maltase, isomaltase dan

trehalase) dapat terjadi pada setiap kelainan pada mukosa usus halus. Hal tersebut

dapat terjadi karena enzim-enzim tadi terdapat pada brush border epitel mukosa

usus. Asam-asam lemak berantai panjang tidak dapat menyebabkan tingginya

tekanan osmotic dalam lumen usus karena asama ini tidak larut dalam air.

E. Pathway

TERLAMPIR

F. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan tinja

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan

menentukan pH dan cadangan alkali

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalisium dan fosfor dalam

serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit

secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

G. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan

1) Jenis cairan

Cairan rehidrasi oral

Formula lengkap mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa.

Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan diare akut pada anak di

atas 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa

dehidrasi. Formula lengkap sering disebut oralit.

6

Page 7: Diare pada anak

Formula sederhana (tidak lengkap) hanya mengandung NaCl dan

sukrosa atau karbohidrat lain, misalnya larutan gula garam untuk

pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan diare akut

baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.

Cairan parenteral

DG aa (1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%)

RL g (1 bagian Ringer Laktat + 1 bagian glukosa 5%)

RL (Ringer Laktat)

3@ (1 bagian NaCl 0,9% + 1 bagian glukosa 5% + 1 bagian Na-

laktat 1/6 mol/l)

DG 1:2 (1 bagian larutan Darrow + 2 bagain glukosa 5%)

RLg 1:3 (1 bagian Ringer Laktat + 3 bagian glukosa 5-10%)

Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO3 11/2% atau

4 bagian glukosa 5-10% 1 bagian NaCl 0,9%)

2) Jalan pemberian cairan

Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak

mau minum serta kesadaran baik

Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidarsi, tetapi

anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.

Intravena untuk dehidrasi berat

2. Dietetik ( pemberian makanan)

1) Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan

kurang dari 7 kg, jenis makanan :

Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam

lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron)

Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila

anak tidak mau minum susu

Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan

asam lemak berantai sedang/tidak jenuh

2) Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg, jenis

makanan : makanan padat atau makanan cair/susu sesuai dengan kebiasaan

makan di rumah.

3. Obat-obatan

7

Page 8: Diare pada anak

Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja

dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandungelektrolit dan glukosa

atau karbohidrat lain (gula, tajin,tepung beras).

1) Obat anti sekresi: asetosal ( dosis :25 mg/tahun dengan dosis minimum 30

mg), klorpromazin ( dosis: 0,5-1 mg/kgbb/hari)

2) Obat anti spasmolitik : pada umumnya obat anti spasmolitik seperti

papaverine, loperamid tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut

3) Obat pengeras tinja : seperti kaolin, pektin, charcoal, tabanol tidak ada

manfaatnya untuk mengatasi diare

4) Antibiotika : pada umumnya diare tidak diperlukan untuk mengatasi diare

akut kecuali penyebabnya jelas seperti :

Infeksi ringan, diberikan penisilin prokain 50000 U/kgbb/hari

Infeksi sedang, diberikan penisilin prokain atau ampisilin 50

mg/kgbb/hari

Infeksi berat, diberikan penisilin prokain dengan kloramfenikol 75

mg/kgbb/hari atau ampisilin 75-100 mg/kgbb/hari ditambah gentamisin 6

mg/kgbb/hari atau derivat sefalosforin 30-50 mg/kgbb/hari

H. Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :

1. Diare tanpa dehidrasi

Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih :

1) Keadaan Umum       : baik

2) Mata                         : Normal

3) Rasa haus                 : Normal, minum biasa

4) Turgor kulit              : kembali cepat

Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :

1) Umur < 1 tahun         : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret

2) Umur 1 – 4 tahun     : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret

3) Umur diatas 5 Tahun          : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

2. Diare dehidrasi Ringan/Sedang

8

Page 9: Diare pada anak

Diare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau

lebih:

1) Keadaan Umum       : Gelisah, rewel

2)  Mata                        : Cekung

3) Rasa haus                 : Haus, ingin minum banyak

4) Turgor kulit             : Kembali lambat

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya

diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

3. Diare dehidrasi berat

Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:

1) Keadaan Umum       : Lesu, lunglai, atau tidak sadar

2) Mata                         : Cekung

3) Rasa haus                 : Tidak bisa minum atau malas minum

4) Turgor kulit              : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk

di infus.

I. ASKEP

1. Pengkajian

1) Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.

Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini

membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih

besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.

Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric

menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga

berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2) Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x, muntah, diare, kembung, demam.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

9

Page 10: Diare pada anak

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.

Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari

(diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare

kronis).

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid

jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit),

alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 

5) Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,

porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.

kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan

makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci

tangan, 

6) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7) Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,

lingkungan tempat tinggal.

8) Pemeriksaan Fisik

pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan

mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,

keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak

umur 1 tahun lebih

Mata : cekung, kering, sangat cekung

Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic

meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum

normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit

atau kelihatan bisa minum

Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis

metabolic (kontraksi otot pernafasan)

10

Page 11: Diare pada anak

Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun

pada diare sedang .

Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu

meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary

refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24

jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

2. Diagnosa Keperawatan

1) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan aktif

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake

makanan

3) Cemas orang tua b.d perkembangan  penyakit anaknya (diare, muntah, panas,

kembung)

3. Intervensi

No Diagnosa keperawatan NOC NIC

1 Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

o Fluid balanceo Hydrationo Nutritional Status :

Food and Fluid IntakeKriteria Hasil :o Mempertahankan urine

output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

o Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

o Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Fluid management Pertahankan catatan intake dan output

yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban

membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan

hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan

intravena IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan

.

  Nutritional Status :o Nutritional Status : food

and Fluid Intakeo Nutritional Status :

nutrient Intake

Nutrition Management  Kaji adanya alergi makanan  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

11

Page 12: Diare pada anak

o Weight controlKriteria Hasil :o Adanya peningkatan

berat badan sesuai dengan tujuan

o Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

o Tidk ada tanda tanda malnutrisi

o Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

  Berikan substansi gula  Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring  BB pasien dalam batas normal  Monitor adanya penurunan berat badan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang

biasa dilakukan  Monitor interaksi anak atau orangtua

selama makan  Monitor lingkungan selama makan  Monitor kulit kering dan perubahan

pigmentasi  Monitor turgor kulit  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan

mudah patah  Monitor mual dan muntah  Monitor kadar albumin, total protein,

Hb, dan kadar Ht  Monitor makanan kesukaan  Monitor pertumbuhan dan

perkembangan  Monitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva  Monitor kalori dan intake nuntrisi

3 Cemas orang tua b.d perkembangan  penyakit anaknya (diare, muntah, panas, kembung)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X per-temuan kecemasan  orang tua  berkurang, dengan criteria:

Menggunakan teknik re-laksasi untuk mengurangi cemas

Berinteraksi sosial Mampu

mengidentifikasi pola koping yang efektif

Kaji respon cemas orang tua Jelaskan orang tua tentang

proses penyakit anaknya Bantu orang tua untuk

mengenali penyebab diare. Terangkan orang tua tentang

prosedur pemeriksaan dan pengobatan

Beritahu dan jelaskan setiap perkembangan penyakit anaknya

Jelaskan semua prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-

12

Page 13: Diare pada anak

dan tidak efektif Memanfaatkan

dukungan social

jalani prosedur Membina hubungan saling

percaya Dengarkan   dengan penuh

perhatian

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. Syaifuddin Ali, dr. (2008). 15 Langkah Jitu Menjaga Kesehatan Anak Sejak Bayi.

Yogyakarta: Pelangi Multi Aksara

Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC 2013

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2005) .

BUKU KULIAH 1 ILMU KESEHATAN ANAK. Jakarta : Infomedika Jakarta

PATHWAY

13

Page 14: Diare pada anak

infeksi makanan fisikologis

berkembang di usus toksik tdk dapat diserap ansietas

hipersekresi air & elektrolit

isi usus hiperperistaltik

penyerapan makanan di usus

DIARE

Frekuensi BAB distensi abdomen

Hilang cairan & gg. Integritas perianal mual muntah

elektrolit berlebihan

nafsu makan

gg. keseimbangn cairan & asidosis metabolik

elektrolit

sesak

dehidrasi

resiko syok (hipovelemi)

14

Ketidakseimbangan nutrisi

gg. pertukaran gas

Kekurangan volume cairan