diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar...
TRANSCRIPT
i
JUDUL
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN
KOMITMEN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA
(Studi pada Tenaga Kependidikan MTs di Kota Jambi)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister
Manajemen Pendidikan Islam
MARTHA WAHYUDI
MPI. 14. 1990
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
2018
ii
NOTA DINAS
iii
PERSEJUTUAN
iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
v
PERNYATAAN ORISINILITAS TESIS
vi
MOTTO
Arti: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia;
dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
(Q.S. Al-Ankabut:43)
vii
ABSTRAK
Martha Wahyudi. Hubungan Antara Budaya Organisasi dan Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja (Studi pada Tenaga Kependidikan MTs di Kota Jambi). Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2019
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel bebas: Budaya Organisasi dan Komitmen Kerja dengan varibel terikat: Kepuasan Kerja Tenaga Kependidikan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasional. Pengambilan sampel secara proporsional random sampling sebanyak 85 orang tenaga kependidikan dari populasi sebanyak 105 orang tenaga kependidikan MTs Negeri di Kota Jambi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan teknik analisis data menggunakan uji statistik korelasi dan regresi linier ganda serta uji korelasi parsial, Sementara uji hipotesis pada tingkat signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan, sebagaimana kesimpulan berikut: (1) terdapat hubungan positif dan signifikan (r = 0,800, p<0,05) antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja, koefisien determinasi 0,790 (r2= 79,00%), (2) terdapat hubungan positif dan signifikan (r = 0,700, p<0,05) antara komitmen kerja dengan kepuasan kerja, koefisien determinasi 0,800 (r2 = 80,00%), (3) terdapat hubungan positif dan signifikan (r = 0,937, p<0,05) antara budaya organisasi dan komitmen kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja, koefisien determinasi 0,878 (r2 = 87,80%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diinformasikan bahwa semakin baik bekerjanya budaya organisasi dan komitmen kerja baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama akan meningkatkan kepuasan kerja tenaga kependidikan.
Kata kunci: Budaya Organisasi, Komitmen Kerja, dan Kepuasan Kerja.
viii
ABSTRACK
Martha Wahyudi. Relationship Between Organizational Culture and Work Commitments with Job Satisfaction (Study of MTs Negeri Education Staff in Jambi City). Postgraduate of UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019
The objectives of this research is to examine the relationship between independent variables such as: Organizational Culture and Work Commitments with an dependent variable: Job Satisfaction of Educational Personnel. This research was conducted by using correlation methods. Sample this research selected proporsional random sampling across of 85 education staff from population of 105 Education staff of MTs Negeri in Jambi City.
This research was conducted using survey methods and data analysis techniques using correlation statistical tests and multiple linear regression and partial correlation tests, Meanwhile, the hypothesis test was conducted on 0.05 significance level.
The results showed that there was a positive and significant relationship, as follows: (1) there is a positive and significant relationship (r = 0.800, p <0.05) between organizational culture and job satisfaction, the coefficient of determination is 0.790 (r2 = 79.00% ), (2) there is a positive and significant relationship (r = 0.700, p <0.05) between work commitment and job satisfaction, the coefficient of determination is 0.800 (r2 = 80.00%), (3) there is a positive and significant relationship (r = 0.937, p <0.05) between organizational culture and work commitment together with job satisfaction, the coefficient of determination is 0.878 (r2 = 87.80%).
Based on the results of the study, it can be informed that the better the workings of the organizational culture and work commitments both individually and together will increase the work satisfaction of the education staff. Keywords: Organizational Culture, Work Commitment, and Job
Satisfaction.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillahirabil’alamin penulis haturkan kehadirat
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, karena atas
limpahan rahmat, hidayah dan karunia-NYA, sehingga penulisan tesis
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.
Dengan selesainya tesis yang berjudul “Hubungan Antara Budaya
Organisasi dan Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja (Studi pada
Tenaga Kependidikan MTs di Kota Jambi)", peneliti mengakui dan
menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan
partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung atau
tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.
Secara khusus, peneliti patut menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi;
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, MA, Selaku Direktur
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi;
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd, Selaku Wakil Direktur I Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi sekaligus
sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu, kesabaran,
perhatian dan keikhlasannya telah memberikan dorongan, koreksi dan
saran baik dari aspek metodologi penelitian maupun penyajian isi tesis
secara keseluruhan demi terwujudnya tesis ini;
4. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd, Selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan masukan, dan saran ilmiah serta dorongan bagi
x
penulis untuk terus maju dan mengatasi berbagai kendala yang muncul
dalam menyelesaikan tesis;
5. Seluruh Pimpinan MTs dan Tenaga Kependidikan di Kota Jambi yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memperoleh
sejumlah informasi penting dalam penyelesaian tesis;
6. Kedua Orang Tua, Istri dan anak-anakku beserta seluruh anggota
keluarga tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, semangat dan
bantuan secara moril dan materil untuk penyelesaian tesis;
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah
banyak memberikan masukan selama peneliti mengikuti pendidikan di
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi.
Akhirnya, atas seluruh bimbingan, arahan, bantuan, masukan,
kerjasama, motivasi dan dukungan semua pihak, peneliti mendoakan
semoga diberikan limpahan rakmat dari seluruh kebaikan, pahala yang
berlipat ganda, keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT dan juga
semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Amin ya robbal alamin.
Kota Jambi, Maret 2019
Peneliti,
Martha Wahyudi
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Fokus Penelitian........................................................................ 7
D. Rumusan Masalah .................................................................... 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS
PENELITIAN, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN ................... 10
A. Landasan Teori. ...................................................................... 10
1. Kepuasan Kerja (Variabel Y) .............................................. 10
2. Budaya Organisasi (Variabel X1) ........................................ 14
3. Komitmen Kerja (Variabel X2) ............................................. 20
B. Kerangka Berpikir.................................................................... 25
1. Hakikat Budaya Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja
(Y)………………………………………………………………..25
2. Hakikat Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y). 26
3. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Kerja (X2)
terhadap KepuasanKerja (Y). ............................................. 27
C. Hipotesis Penelitian ................................................................. 28
D. Penelitian yang Relevan ......................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 33
A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 34
1. Populasi .............................................................................. 34
2. Sampel ................................................................................ 34
C. Tekhnik Pengumpulan Data Penelitian ................................... 35
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................... 45
E. Hipotesis Statistik .................................................................... 48
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN ............................................................................... 49
A. Deskripsi Lokasi Penelitian (Situasi Sosial) ............................ 49
B. Hasil Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian ......................... 69
xii
1. Data Hasil Penelitian ......................................................... 69
2. Perhitungan Statistik Deskriptif .......................................... 70
C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ...................................... 79
a. Pengujian Normalitas Data ................................................ 79
b. Pengujian Homogenitas Data ............................................. 86
D. Uji Linearitas Regresi .............................................................. 94
E. Pengujian Hipotesis .............................................................. 106
F. Analisis hasil Penelitian ......................................................... 114
BAB V PENUTUP ................................................................................. 125
A. Kesimpulan ........................................................................... 125
B. Implikasi ................................................................................ 125
C. Rekomendasi ........................................................................ 128
D. Saran .................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 135
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 139
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Populasi Penelitian ............................................................. 34 Tabel 3.2. Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Tenaga
Kependidikan MTs di Kota Jambi ....................................... 35 Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Kerja .................................... 36 Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Budaya Organisasi................................ 39 Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Komitmen Kerja .................................... 42 Tabel 4.1. Keadaan Guru MTs Negeri 1 Tahun Pelajaran
2017/2018…………………………………….. ....................... 52 Tabel 4.2. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang
Pendidikan………………………………………………… ...... 53 Tabel 4.3. Kondisi Siswa dan Kelulusan .................................................. 53 Tabel 4.4. Kondisi Sarana Prasarana ...................................................... 53 Tabel 4.5. Keadaan Guru MTs Negeri 3 Kota Jambi Tahun
2017/2018 ........................................................................... 57 Tabel 4.6. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang
Pendidikan .......................................................................... 58 Tabel 4.7. Keadaan Siswa MTs Negeri 3 Kota Jambi .......................... 59 Tabel 4.8. Keadaan Guru MTs N 4 Kota Jambi 2017/2018 ................. 61 Tabel 4.9. Data Pegawai , PNS & Honor berdasarkan jenjang
Pendidikan .......................................................................... 62 Tabel 4.10. Data Guru dan Pegawai MTs Negeri 5 Kota Jambi Tahun
Pelajaran 2017/2018 ........................................................... 64 Tabel 4.11. Keadaan Sarana dan fasilitas Pendidikan di MTs Negeri
5 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2017 / 2018 ........................ 66 Tabel 4.12. Data Guru MTs Negeri 6 Kota Jambi Tahun 2017/2018 ..... 67 Tabel 4.13. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang
Pendidikan .......................................................................... 69 Tabel 4.14. Rangkuman Output SPSS Tiga Variabel ............................ 70 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Data Variabel budaya organisasi ........ 71 Tabel 4.16. Deskriptif Budaya Organisasi .............................................. 72 Tabel 4.17. Tabel Distribusi Frekuensi Data Varaibel komitmen kerja... 74 Tabel 4.18. Deskriptif Komitmen Kerja .................................................. 75 Tabel 4.19. Tabel Distribusi Frekuensi Data Variabel Kepuasan Kerja . 77 Tabel 4.20. Deskriptif Kepuasan Kerja .................................................. 78 Tabel 4.21. Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data
dengan Chi Kuadrat Variabel Kepuasan Kerja (Y) ............. 82 Tabel 4.22. Harga Chi Kuadrat Kepuasan Kerja .................................... 82 Tabel 4.23. Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data
dengan Chi Kuadrat Variabel Budaya Organisasi (X1) ........ 83 Tabel 4.24. Harga Chi Kuadrat Budaya Organisasi ............................... 84 Tabel 4.25. Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data
dengan Chi Kuadrat Variabel Komitmen Kerja (X2) ............ 85 Tabel 4.26. Harga Chi Kuadrat Komitmen Kerja .................................... 85
xiv
Tabel 4.27. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas .................... 86 Tabel 4.28. Hasil Uji Homogenitas varian data Budaya Organisasi
(X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)......................................... 88 Tabel 4.29. Hasil Analisis Uji Homogenitas Kepuasan Kerja (Y) atas
Budaya Organisasi (X1) dengan SPSS ............................... 88 Tabel 4.30. Hasil Uji Homogenitas varian data Komitmen Kerja (X2)
dengan Kepuasan Kerja (Y). ............................................... 90 Tabel 4.31. Hasil Analisis Uji Homogenitas Kepuasan Kerja (Y) atas
Komitmen Kerja (X2) dengan SPSS .................................... 91 Tabel 4.32. Hasil Uji Homogenitas varian data Budaya Organisasi
(X1) dengan Komitmen Kerja (X2). ...................................... 93 Tabel 4.33. Hasil Analisis Uji Homogenitas Budaya Organisasi (X1)
atas Komitmen Kerja (X2) dengan SPSS ............................ 93 Tabel 4.34. Rangkuman Uji Homogenitas ............................................. 94 Tabel 4.35. Variabel X1 terhadap Y ........................................................ 94 Tabel 4.36. Kelompok data variabel X1 dan Y ....................................... 95 Tabel 4.37. Tabel Anava kepuasan Kerja dengan Budaya Organisasi .. 97 Tabel 4.38. Uji Linearitas variabel kepuasan Kerja (Y) dengan
Budaya Organisasi (X1). ..................................................... 98 Tabel 4.39. Variabel X2 terhadap Y ........................................................ 98 Tabel 4.40. Kelompok data variabel X2 dan Y ....................................... 99 Tabel 4.41. Tabel Anava Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja .... 101 Tabel 4.42. Uji Linearitas variabel Komitmen Kerja (X2) dengan
Kepuasan Kerja (Y). ......................................................... 101 Tabel 4.43. Variabel X1 terhadap X2 .................................................... 102 Tabel 4.44. Kelompok data variabel X1 dan X2 .................................... 103 Tabel 4.45. Tabel Anava Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen
Kerja ................................................................................. 105 Tabel 4.46. Uji Linearitas variabel Budaya Organisasi (X1) dengan
Komitmen Kerja (X2). ........................................................ 105 Tabel 4.47. Tabel hasil koefisien korelasi Variabel X1 terhadap Y ....... 107 Tabel 4.48. Hasil Perhitungan pengaruh X1 terhadap Y ...................... 108 Tabel 4.49. Tabel Output SPSS Budaya Organisasi dengan
Kepuasan Kerja ................................................................ 108 Tabel 4.50. Tabel koefisien korelasi Variabel X2 terhadap Y ............... 109 Tabel 4.51. Hasil Perhitungan pengaruh X2 terhadap X3 ..................... 109 Tabel 4.52. Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja ......................... 110 Tabel 4.53. Hasil koefisien korelasi Komitmen Kerja dengan
Kepuasan Kerja ................................................................ 110 Tabel 4.54. Hasil Perhitungan hubungan X1 terhadap X2 .................... 111 Tabel 4.55. Budaya Organisasi dengan Komitmen Kerja .................... 111 Tabel 4.56. Hasil uji simultan antara variabel Budaya Organisasi (X1)
dan Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) ..... 113 Tabel 4.57. Rekapitulasi hasil pengujian hipotesis penelitian .............. 113
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Konstelasi penelitian ........................................................... 28
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi instrument uji coba dan instrument penelitian… 139
Lampiran 2. Hasil uji coba instrument ………………………………… 161
Lampiran 3. Data hasil penelitian.……………………………………… 173
Lampiran 4. Hasil perhitungan………….……………………………… 182
Lampiran 1. Angket Survey Pendahuluan………………………….…. 119
Lampiran 2. Laporan Hasil Survey Pendahuluan…………………….. 123
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian…………………..… 127
Lampiran 4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian………… 132
Lampiran 5. Instrumen Penelitian Komitmen Organisasi……………. 154
Lampiran 6. Instrumen Penelitian Kepemimpinan Trasnformasional 161
Lampiran 7. Instrumen Penelitian Efektivitas Peserta Diklat………… 168
Lampiran 8. Data Penelitian…………………………………………….. 175
Lampiran 9. Deskripsi Data Penelitian………………………………….. 184
Lampiran 10. Uji Normalitas Data……………………………………….. 192
Lampiran 11. Uji Homogenitas Penelitian…………………………….. 202
Lampiran 12. Regresi X1 dengan Y……………………………………. 213
Lampiran 13. Regresi X2 dengan Y……………………………………. 223
Lampiran 14. Regresi Ganda X1 dan X2 secara bersama-sama
dengan Y…………………………………………………… 233
Lampiran 15. Korelasi X1 dan X2 dengan Y…………………………… 239
Lampiran 16. Analisis Indikator Penelitian X1, X2, dan Y…………….. 243
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas
cakrawala pengetahuannya dalam rangka menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Namun pendidikan juga merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi
harapan.
Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang
dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada
setiap jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain
melalui berbagai pelatihan/penataran dan peningkatan kualifikasi guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah/madrasah. Namun dari
berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
merata, sebagian sekolah/madrasah terutama yang di kota-kota
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan,
namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Peningkatan mutu pendidikan sudah menjadi faktor mendesak yang
perlu segera ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan salah satunya
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, dalam hal ini tenaga
kependidikan. Namun demikian, hingga kini kualitas tenaga kependidikan
yang masih rendah berdampak pada rendahnya prestasi siswa/madrasah.
Tenaga kependidikan yang tidak kompeten dibidangnya, serta rendahnya
kesejahteraan membuat tenaga kependidikan tidak bekerja dengan
optimal. Rendahnya kesejahteraan dan tidak kompeten tenaga
kependidikan akan membawa pengaruh pada kepuasan organisasi.
Tenaga kependidikanyang memiliki komitmen tinggi pada
organisasinya akan memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan
2
pencapaian tujuan. Tanpa komitmen maka tujuan yang telah ditetapkan
organisasi akan menjadi sulit untuk dicapai sesuai harapan. Kepuasan
organisasi dapat tercermin dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
dalam pelaksanaan program organisasi sehari-hari. Salah satu bentuk
pelaksanaan Kepuasan organisasiadalah perlakuan terhadap waktu
dalam bentuk kehadirannya di tempat tugas dalam rangka memberikan
pelayanan yang prima. Keikutsertaan dalam kepanitiaan pada kegiatan di
lembaga dan sebagainya.
Realitas dalam suatu organisasi khususnya sekolah, Kepuasan
organisasi belum bernilai tinggi dimiliki setiap tenaga kependidikan. Ada
kecendrungan tenaga kependidikan tidak bersedia melaksanakan tugas
tambahan yang diberikan kepadanya. Kesadaran tenaga kependidikan
dalam berkontribusi secara sukarela untuk meningkatkan Kepuasan
organisasi belum bernilai signifikan. Kemajuan madrasah sangat
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku setiap tenaga kependidikan. Berkaitan
dengan kepuasan organisasi bahwa masing-masing tenaga kependidikan
bersedia bekerja dengan suka rela di luar tugas yang telah diterima, pada
kenyataannya masih ada kecendrungan tenaga kependidikan
mengerjakan tugasnya sebatas standar beban kerja saja, sehingga untuk
rela bekerja di luar tugasnya belum bernilai tinggi.
Diketahui berdasarkan hasil survey pendahuluan yang diperoleh
dari 20 orang tenaga kependidikandi beberapa MTs Negeri di Kota Jambi,
diperoleh informasi bahwa terdapat permasalahan. Ada kecenderungan
belum semua tenaga kependidikan secara optimal terlibat dalam kegiatan
disekolahnya. Hal ini, tercantum pada indikator data jawaban dari 20
tenaga kependidikan PNS pada MTs Negeri di Kota Jambi. Dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir mendapatkan insentif yang layak
dalam melaksanakan tugas tertentu dari madrasah yaitu berdasarkan
jumlah prosentase jawaban tenaga kependidikan.
3
2. 65 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir Sarana dan prasarana keselamatan
kerja tersedia cukup lengkap di madrasah yaitu berdasarkan jumlah
prosentase jawaban tenaga kependidikan.
3. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir berusaha menyelesaikan setiap
target pekerjaan secara maksimal yaitu berdasarkan jumlah prosentase
jawaban tenaga kependidikan.
4. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir mendapat pengakuan dan reward
dari pimpinan atas prestasi yang dicapai yaitu berdasarkan jumlah
prosentase jawaban tenaga kependidikan.
5. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butirmelaksanakan tugas dengan
senang hati yaitu berdasarkan jumlah prosentase jawaban tenaga
kependidikan.
6. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir merasa promosi jabatan dilakukan
secara transparan dan sesuai dengan aturan yaitu berdasarkan jumlah
prosentase jawaban tenaga kependidikan.
Berdasarkan dari survey pendahuluan tersebut di atas, kondisi
tenaga kependidikan pada MTs Negeri di Kota Jambi Jambi masih rendah
dalam pelaksanaan tugas dan perlu ditingkatkan ke tahap yang lebih baik.
Namun demikian peningkatan dimaksud khususnya dalam hal
peningkatan kepuasan kerja memerlukan cukup waktu, karena
berhubungan dengan banyak hal, diantaranya kedisiplinan kerja gaya
kepemimpinan yang diterapkan, kepemimpinan transformasional, budaya
kerja, motivasi berprestasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, motivasi
kerja, kompetensi, disiplin kerja, penguasan, kepribadian tenaga
kependidikan, dan keinovasian.
4
Hal-hal tersebut diatas, dapat diperbaiki dan ditingkatkan apabila
kehidupan berorganisasi memiliki ada rasa kebersamaan, saling mengerti
dan tanggung jawab untuk memajukan dan mencapai tujuan organisasi
dengan suatu komitmen. Lingkungan organisasi yang yang kondusif,
berbudaya dengan di dukung seluruh warga organisasi untuk
membangkitkan kesadaran diri akan yang berimbas pada sinergitas kerja
yang baik. Sosialisasi yang terus menerus sehingga menjadi kebiasaan,
cenderung membentuk budaya untuk selalu meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil kerja dan etos kerja yang pada akhirnya akan menimbulkan
citra organisasi dan berpengaruh pada tingkat kepercayaan publik atau
kepercayaan dari pelanggan/costumer.
Data dan fakta yang di dapat dari hasil survei pendahuluan tersebut
di atas, menunjukkan adanya keterkaitan masing-masing indikator dengan
kepuasan tenaga kependidikan terhadap organisasi, dalam hal ini
kepuasan terhadap organisasi madrasah tempat tenaga kependidikan
melaksanakan tugas. Selain indikator-indikator tersebut di atas, diduga
terdapat indikator-indikator lain yang berhubungan dengan kepuasan
terhadap organisasi.
Kepemimpinan transformasional diduga memiliki hubungan dengan
kepuasan terhadap organisasi. Kepala mdrasah diharapkan menjadi
pelopor perubahan, menginspirasi dan mendorong serta memberikan
peluang kepada para guru untuk melakukan inovasi dan kreasi dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta bertanggung untuk
melakukan perubahan menuju kearah yang lebih baik dalam pencapaian
tujuan organisasi. Kepala madrasah diharapkan mampu membangun
jaringan, relasi dan mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan kepada
tenaga kependidikan sehingga dapat memperkuat kepuasan tenaga
kependidikan terhadap organisasi.
Iklim kerja diduga memiliki hubungan dengan kepuasan organisasi.
Suasana kerja yang menyenangkan, nyaman, dan kondusif, jalinan
hubungan antara kepala madrasah dengan tenaga kependidikan maupun
5
antar rekan kerja dan seluruh warga madrasah berlangsung baik penuh
rasa kekeluargaan akan memicu semangat kerja yang tinggi. Sebaliknya,
apabila jalinan hubungan antar akepala madrasah dengan tenaga
kependidikan maupun antar rekan kerja dan seluruh warga madrasah
tidak baik, akan memicu permusuhan dan menghambat proses
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini, menjadi penyebabtenaga
kependidikan memiliki kepuasan yang rendah terhadap organisasi karena
kurang partisipasi dan kontribusinya untuk menciptakan iklim kerja yang
baik dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Komitmen kerja tenaga kependidikan juga diduga berhubungan
dengan kepuasan tenaga kependidikan terhadap organisasi. Kepala
madrasah diharapkan dapat memperhatikan harapan dan kebutuhan
tenaga kependidikan. Kepala madrasah bersikap adil dan bijaksana dalam
memenuhi harapan dan kebutuhan tenaga kependidikan, seperti gaji,
tunjangan, kesejahteraan, penghargaan, promosi dan pengembangan
karier akan memicu rasa puas para tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
Motivasi kerja tenaga kependidikan diduga memiliki hubungan
dengan kepuasan pada organisasi. Ada kecendrungan tenaga
kependidikan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kurang terlibat,
berpartisipasi dan berkontribusi pada organisasi. Hal ini, menunjukkan
kurangnya motivasi dari dalam diri dan menyadari secara bersungguh-
sungguh dan berkomitmen dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya serta tanggung jawab yang telah dibebankanuntuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Komunikasi interpersonal diduga memiliki hubungan dengan
kepuasan terhadap organisasi. Faktanya masih terdapat sikap ragu-ragu
dari pihak tenaga kependidikan untuk bertahan bekerja di madrasah serta
adanya sebagian tenaga kependidikan yang merasa berat hati untuk
memberikan pelayanan lebih khususnya apabila mereka merasa bahwa
6
itu di luar jam mengajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan tenaga
kependidikan terhadap organisasi perlu ditingkatkan dengan memperbaiki
komunikasi interpersonal antara kepala madrasah dengan tenaga
kependidikan, dan antara tenaga kependidikan dengan rekan tenaga
kependidikan lainnya.
Motivasi berprestasi diduga juga memiliki hubungan dengan
kepuasan terhadap organisasi. Tenaga kependidikan yang malas untuk
mengembangkan kompetensi diri dan keterampilan mengajar, tenaga
kependidikan yang tidak termotivasi bekerja lebih giat agar dirinya menjadi
semakin baik dalam menunjang tugas-tugas administrative di madrasah
dalam menunjang pencapaian prestasi tertinggi madrasah menunjukkan
bahwa tenaga kependidikan tersebut memiliki kepuasan terhadap
organisasi yang rendah. Tenaga kependidikan yang demikian perlu
dibantu untuk meningkatkan kepuasan terhadap organisasinya dengan
meningkatkan motivasi berprestasinya.
Budaya organisasi diduga juga memiliki hubungan dengan kepuasan
terhadap organisasi. Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi,
nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang
dimiliki dan ditetapkan secara bersama-sama untuk mengikat seluruh
warga sekolah dalam suatu komunitas. Budaya organisasi penting, karena
merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi
yang mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota
organisasi. Budaya organisasi yang baik akan dapat menggali seluruh
potensi tenaga kependidikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
inovasi dan kreativitas, untuk diterapkannya dalam tugas-tugas
administrasi.
Kepribadian tenaga kependidikan diduga memiliki hubungan
dengan kepuasan tenaga kependidikan kerja sekolah. Tenaga
kependidikan yang tidak menjalankan tugas pokok dan fungsi serta
kewajiban dengan baik apabila tidak menguntungkan dirinya, selalu tidak
merasa puas akan dirinya dan organisasi, dapat diduga bahwa tenaga
7
kependidikan tersebut memiliki kepuasan yang rendah terhadap
organisasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah dalam hal komitmen organisasi:
1. Apakah terdapat hubungan kepemimpinan transformasional dengan
kepuasan kerja?
2. Apakah terdapat hubungan kepribadian guru dengan kepuasan kerja?
3. Apakah terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan kepuasan
kerja?
4. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja?
5. Apakah terdapat hubungan komunikasi interpersonal di madrasah
dengan kepuasan kerja?
6. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja?
7. Apakah terdapat hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja?
8. Apakah terdapat hubungan komitmen kerja terhadap dengan kepuasan
kerja?
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
rumusan masalah, penelitian ini difokuskan untuk meneliti masalah
kepuasan kerja. Banyak faktor yang terkait dengan kepuasan kerja.
Salah satu faktor rendahnya kepuasan kerja dipengaruhi oleh kurangnya
kesadaran sebagian tenaga kependidikan tentang tugas pokok dan
fungsi yang semestinya dilakukan.
Peningkatan kualitas kepuasan kerja berkaitan langsung dengan
kualitas pendidikan. Ruang lingkup masalah kepuasan organisasi yang
luas dan kompleks, dipersempit dengan memfokuskan pada variabel-
variabel budaya organisasi, dan komitmen kerja sebagai variabel bebas
8
dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Sedangkan unit analisis
penelitian ini adalah tenaga kependidikan pada MTs Negeri di Kota Jambi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi (X1) dengan kepuasan
kerja (Y)?
2. Apakah terdapat hubungan komitmen kerja (X2) dengan kepuasan kerja
(Y)?
3. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi (X1) dengan komitmen
kerja (X2) secara bersama-sama dengan kepuasan kerja (Y) ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
kepuasan kerja dapat ditingkatkan. Adapun caranya dengan melakukan
penelitian dan mencari hubungan: 1) budaya organisasi dengan kepuasan
kerja, 2) komitmen kerja dengan kepuasan kerja, dan 3) budaya organisasi
dengan komitmen kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja,
serta 4) budaya organisasi dengan komitmen kerja.
Adapun kegunaa penelitian ini, sebagai berikut:
1. Kegunaan Secara Teoritik
a. Mengukur hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan
kerja.
b. Mengukur hubungan antara komitmen kerja dengan kepuasan
kerja.
c. Mengukur hubungan antara budaya organisasi dan komitmen kerja
secara bersama-sama dengan kepuasan kerja, dan
d. Mengukur hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen
kerja
9
2. Kegunaan Secara Praktik
a. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam menyusun
program-program peningkatan kepuasan kerja, budaya organisasi,
dan komitmen kerja bagi Kementerian Agama Kota Jambi.
b. Sebagai bahan masukan bagi pembuat kebijakan dalam bidang
pendididkan madrasah untuk melakukan peningkatan kepuasan kerja.
c. Sebagai bahan masukan untuk menyusun perencanaan
pengembangan madrasah berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja seperti: budaya organisasi dan komitmen kerja.
10
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN,
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori.
Untuk mendapatkan kemudahan dan lebih memperkuat serta
mempertajam pembahasan tentang hasil penelitian ini, maka digunakan
beberapa teori para ahli yang berhubungan dengan variabel penelitian,
antara lain:
1. Kepuasan Kerja (Variabel Y)
Kepuasan pada organisasi merupakan fenomena yang perlu
dicermati di dalam suatu organisasi oleh seorang pimpinan. Menurut Lijan
Poltak Sinambela kepuasan pada organisasi adalah perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri dan
didukung oleh hal-hal yang berasal dari luar dirinya1. Kepuasan pada
organisasi yang dicapai oleh seseorang merupakan sesuatu yang berasal
dari perasaan apakah itu menyenangkan atau tidak, berasal dari dalam
diri ataupun dari luar diri terhadap pekerjaan yang dikerjakannya. Seorang
yang puas dalam pekerjaannya akan memiliki motivasi, komitmen kerja
dan akan memiliki tingkat partisipasi yang tinggi untuk secara terus
menerus memperbaiki kinerjanya.
Lebih lanjut, Lijan Poltak Sinambela menyebutkan bahwa kepuasan
pada organisasi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) faktor
psikologi, meliputi: minat, bakat, sikap, ketentraman, dan ketrampilan, 2)
faktor social, meliputi: interaksi, 3) factor fisik, meliputi: jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja, istirahat kerja, perlengkapan, suhu, keadaan
ruangan, usia, sirkulasi udara, dan penerangan, 4) faktor financial,
meliputi: gaji, tunjangan, fasilitas, promosi, dan jaminan sosial, 5) mutu
pengawasan, meliputi: perhatian, 6) faktor hubungan antar pegawai,
1 Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun Tim Kerja
yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), p. 303
11
meliputi: sugesti, emosi, situasi, dan sosial2.
Menurut wagner dan Hollenbeck kepuasan pada organisasi adalah
suatu perasaan senang yang disebabkan oleh kesadarannya bahwa
sebuah pekerjaan sudah diselesaikan atau menilai terselesaikannya
sebuah pekerjaan yang penting dan berharga.Calquit, Lepine dan Wesson
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pada
organisasi meliputi faktor instrinsik dan ekstrinsik3. Sementara itu,
Schermerhorn, Hunt dan Osborn menjelaskan bahwa kepuasan pada
organisasi secara formal merupakan suatu tingkatan di mana seseorang
merasakan secara positif atau negative tentang pekerjaannya4.
Dalam persfektif Islam kepuasan kerja berikaitan dengan ikhlas,
sabar dan syukur. Ketiga point tersebut dalam kehidupan sehari-hari
sangat berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam bekerja yaitu
kepuasan kerja. Bekerja dengan ikhlas, sabar, dan syukur boleh jadi
memang tidak menjamin meningkatnya output. Namun demikian, sebagai
proses ketiga point tersebut berpengaruh memberikan nilai dalam bekerja.
Rasa syukur hendaknya ditumbuhkembangkan dalam diri, dengan
melihat kepada golongan dibawahnya. Hal ini sebagaimana hadits
Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah R.A, yaitu:
“Rasulullah SAW, bersabda, lihatlah orang yang dibawahmu,
jangan lihat orang yang diatasmu. Dengan begitu maka kamu tidak
menganggap kecil terhadap nikmat Allah yang kau terima” (HR. Bukhari-
Muslim).
Lebih lanjut, Al Qur’an mempertegas di dalam surah Ibrahim ayat 7,
yaitu:
لئ وإذ ذنربكم ز يدتأ
ل تم يدننشكر لشد عذاب إ ن تم ولئ نكفر ٧كم
2Ibid, Lijan Poltak Sinambela, pp. 309-310 3 Calquitt, J.A., Lepine and M.J. Wesson, Organizational Behavior: Improving
Performance, Commitment in the Work place, Second Edition (New York: McGraw-Hill/Irvin Companies,Inc., 2009), p. 108 4 Schermerhorn, J.R., J.G. Hunt and R.N. Osborn, Organizational Behavior, 11th edition
(New Jersey: John Wiley & Son, Inc., 2010), p. 162
12
7: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” (QS.Ibrahim:7)
Emron Edison, Yohny Anwar, dan Imas Komariyah, mengatakan
bahwa kepuasan padaorganisasi merupakan seperangkat perasaan
karyawan tentang hal-hal yang menyenangkan atau tidak terhadap suatu
pekerjaan yang mereka hadapi. Adapun dimensi kepuasan pada
organisasi, antara lain: 1) kepemimpinan, 2) kompetensi atas pekerjaan
yang dihadapi, 3) kebijakan manajemen, 4) kompensasi, 5) penghargaan,
dan 6) suasana lingkungan5. Kepuasan pada organisasi yang tinggi
merupakan ciri suatu organisasi yang dikelola dengan baik dan pada
dasarnya merupakan hasil kerja kepemimpinan yang efektif.
Garreth menjelaskan bahwa kepuasan pada organisasi adalah
kumpulan dari perasaan dan kepercayaan yang dimiliki seseorang
terhadap pekerjaan yang sedang dijalaninya6. Lebih lanjut dinyatakannya
bahwa ada empat factor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pada
organisasi seseorang yang berpengalaman, yaitu: 1) personality
merupakan cara yang gigih dari seseorang untuk memperlihatkan
perasaan, pemikiran dan bertingkah laku yag merupakan penentu
pertama dari seserang bagaimana berfikir dan merasakan tentang
pekerjaan atau kepuasan kerja, 2) values merupakan nilai-nilai yang
terkandung dalam pekerjaan, nilai-nilai yang disebabkan dari luar
pekerjaan dan nilai-nilai moral. Nilai-nilai tersebut berpengaruh terhadap
kepuasan pada organisasi karena mencerminkan ungkapan karyawan
tentang hasil yang akan ditimbulkan pekerjaan dan bagaimana
seharusnya berperilaku dalam suatu pekerjaan, 3) the work situation
5Emron Edison, Yohny Anwar, dan Imas Komariyah, Manajemen Sumber Daya Manusia:
Strategi dan Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2016), pp. 213-215 6 Jones, Garreth R. Organization Theory: Design and Change (New Jersey: Pearson
Education, Inc., 2007), p. 567
13
merupakan pekerjaan sendiri, kondiri pekerjaan, dan segala aspek lain di
dalam pekerjaan dan organisasi yang mempekerjakannya, dan 4) social
influences merupakan pengaruh yang secara individu atau kelompok
dalam menggunakan sikap dan perilaku yang dimiliki seseorang.
Dalam pandangan Wibowo, kepuasan pada organisasi merupakan
cerminan sikap dan bukan perilaku. Hal ini didasari bahwa pekerjaan itu
memerlukan interaksi dengan rekan kerja dan atasan, mengikuti peraturan
dan kebijakan organisasi, memenuhi standar kinerja, dan hidup dengan
kondisi kerja yang sering kurang ideal7. Sementara itu, kepuasan
organisasi menurut Newstrom merupakan kepuasan ungkapan perasaan
suka atau tidak suka seorang anggota organisasi terhadap suatu hal yang
terjadi di dalam organisasinya8.
Fred Luthans memberikan pengertian tentang kepuasan pada
organisasisebagai keadaan emosi positif individu, yang berasal dari
penilaian seberapa baik dan seberapa bernilai pekerjaan tersebut bagi
individu.Luthan mengemukan ada 5 indikator yang berkaitan dengan
kepuasan pada organisasi, yakni: 1)pekerjaan itu sendiri, di mana
pekerjaan itu memberikan tugas yang menarik, memberi kesempatan
untuk belajar dan menerima tanggung jawab, 2)gaji yang pantas,
3)kesempatan promosi dan maju dalam organisasi, 4)pengawasan, yakni
kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan
perilaku, 5)rekan kerja yang pandai secara teknis dan mendukung secara
sosial.9
Donni Juni Priansa menyatakan bahwa kepuasan pada organisasi
merupakan sekumpulan perasaan pegawai terhadap pekerjaannya,
apakah menyenangkan/suka atau tidak senang/tidak suka sebagai hasil
interaksi pegawai dengan lingkungan pekerjaannya atau sebagai persepsi
7 Wibowo, Manajemen kinerja (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016), p. 416 8 Newstrom, J.W. Organizational Behavior: human Behavior at Work (New York:
McGraw-Hill Inc., 2009), p. 204 9Fred Luthans, Organizational Behavior, 12th Edition (New York: McGraw-Hill, 2011),
pp.141-144.
14
sikap mental, juga sebagai hasil penilaian pegawai terhadap
pekerjaannya10. Spector dalam Donni Juni Priansa menyatakan tingkat
kepuasan pegawai pada organisasi dapat dilihat dari beberapa factor,
yaitu: 1) gaji, 2) promosi, 3) supervise, 4) tunjangan, 5) penghargaan, 6)
prosedur dan peraturan kerja, 7) rekan kerja, 8) pekerjaan itu sendiri, dan
9) komunikasi11.
Menurut Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi,kepuasan pada
organisasi merupakan penilaian dari pekerjaan tentang seberapa jauh
pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Factor-
faktor yang dapat menimbulkan kepuasan seseorang pada organisasi,
yaitu: kedudukan, pangkat dan jabatan, masalah umur, jaminan finansial
dan jaminan social, dan mutu pengawasan.12
Berdasarkan berbagai teori yang telah diuraikan di atas, dapatlah
disintesiskan bahwa kepuasan kerjaadalah persepsi sikap dan perasaan
suka atau tidak suka dari tenaga kependidikansebagai hasil darievaluasi
terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Adapun indicator: 1) sistem
penggajian, 2) rasa aman, 3) pencapaian prestasi, 4) apresiasi pimpinan,
5) kondisi pekerjaan, dan 6) kesempatan untuk promosi.
2. Budaya Organisasi (Variabel X1)
Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai,
anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki
secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu. Secara
spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kondisi team work
leaders dan characteristic of organization serta administration process
yang berlaku. Mengapa budaya organisasi penting, karena merupakan
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili
10 Donni Juni Priansa, Perencanaan dan Pengembangan SDM (Bandung: Alfabeta,
2016), p. 291 11Ibid, Donni Juni Priansa, pp. 292-293 12 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi(Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2012), pp. 246-247
15
norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya
yang produktif adalah budaya/yang dapat menjadikan organisasi menjadi
kuat dan tujuan perusahaan dapat terakomodasi.
Budaya organisasi dalam perspektif umum dan perspektif Islam
akakn berkolaborasi menjjadi tindakan saling melengkapi. Akal manusia
dapat membedakan benar dan salah dengan logika, baik dan buruk
dengan etika, dan indah dan jelek dengan estetika untuk merumuskan
budaya. Asumsi tersebut tidak serta merta dapat dibenarkan seutuhnya,
karena pada dasarnya benar atau salah bagi suatu kelompok belum tentu
menjadi benar atau salah bagi kelompok yang lain. Baik atau buruk bagi
suatu kelompok belum tentu menjadi baik atau bahkan buruk bagi
kelompok yang lain. Untuk itu, wahyu Illahi berperan memberikan
penerangan, dimana baik menurut Illahi dapat diterima kebaikannya bagi
seluruh umat manusia, dan buruk bagi Illahi dapat difahami bahwa yang
demikian itu adalah buruk bagi umat manusia.
Budaya organisasi menjadi perekat antar warga organisasi. Pada
dasarnya manusia cenderung berkelompok dengan mereka yang memiliki
kesamaan nilai, norma, adat, kepercayaan, dan asumsi-asumsi yang
lainnya. Kesamaan tersebut membawa individu-individu yang berbeda
untuk menjalin kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Jika hilang
kebersamaan, dampaknya adalah terpecahnya atau bahkan musnahnya
organisasi. Yang demikian itu bukanlah hal yang tidak mungkin, karena
Allah SWT mengingatkan dalam surah Yunus ayat 47-49: ول
ك رسول ة مفإ ذاجاءرأ سول بي نهمب هم ط ٱقض لل ق س لمونوهم ويقولون٤٧يظ
هذا دٱمت ق ينل وع صد شاءقل٤٨إ نكنتم ما إ ل عا نف ول ا ض س ف ل كل م أ ل
هٱ للمل ك
ة أ إ ذاجا جل
فلأ جلهم
مون تيس ءأ د تق وليس رونساعة ٤٩خ
47. tiap-tiap umat mempunyai rasul; Maka apabila telah datang Rasul
mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka
(sedikitpun) tidak dianiaya.48. mereka mengatakan: "Bilakah (datangnya)
ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?"48. mereka
16
mengatakan: "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu
orang-orang yang benar?" 49. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa
mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku,
melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal.
Apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula)
mendahulukan(nya).
Demikian pula, dalam surah al-Mukminuun ayat 43 disebutkan: ما ة م
أ ب قم ن تتس جلهاومايس
رون أ ٤٣خ
43. tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat
pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu).
Dari dua ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa bagi setiap
umat atau organisasi akan datang padanya suatu saat tentang ajalnya.
Yaitu manakala organisasi tersebut tidak mengikuti pemimpinnya yang
tulus ikhlas mengembangkan organisasi.
Menurut Stephen Robbins and Timothy A. Judge, budaya
organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi
lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya: a) inovasi dan
pengambilan risiko, b) perhatian pada hal-hal rinci, c) orientasi hasil, d)
orientasi orang, e) orientasi tim, e) keagresifan, dan f) stabilitas.13
Jerald Greenberg & Robert A. Baron berpendapat budaya
organisasi adalah kerangka kognitif yang termasuk didalamnya perilaku,
nilai, norma-norma perilaku, dan harapan yang disebarkan melalui
anggota organisasi; atau serangkaian asumsi dasar yang disebarkan oleh
anggota organisasinya. Adapun faktor-faktornya: a) kepekaan terhadap
kebutuhan pelanggan dan karyawan, b) tertarik bila karyawan
menggulirkan ide baru, c) bersedia menanggung risiko, d) nilai yang
13 Stephen Robbins and Timothy A. Judge, Op. Cit., p.556
17
dimiliki karyawan, e) keterbukaan komunikasi, dan f) keramahan dan
kesantunan di antara karyawan.14
Budaya organisasi menurut Schein dalam A.S. Munandar,
merupakan asumsi-asumsi dasar yang dipelajari baik sebagai hasil
memecahkan masalah yang timbul dalam perilaku penyesuaian dengan
lingkungannya, maupun sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul
dari dalam organisasi, antar unit-unit organisasi yang berkaitan dengan
integrasi. Asumsi tersebut menjadi factor yang mempengaruhi budaya
organisasi yaitu: a) Perilaku dan artifact, perilaku yang dapat diamati
kaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan; b)Nilai-nilai keterbukaan
diantaranya kesediaan mendengarkan dan memperhatikan kritik, dan c)
Keyakinan (beliefs), berbagai asumsi dasar memiliki nilai kepercayaan.
sehingga mudah dan cepat percaya.15
Hal serupa juga dikemukakan Stephen L. McShane & Mary Ann
Von Glinow bahwa budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan asumsi
yang tersebar dalam organisasi, dan faktor-faktor yang dijadikan pengaruh
seperti: a) artefak: (bentuk fisik, bahasa, ritual dan upacara, cerita dan
legenda), b) nilai, dan c) asumsi.16
Budaya organisasi menurut Jones dan Goerge, organizational
culture is the shared set of beliefs, expectations, values, norms, and work
routines that influence the ways in which individuals, groups, and teams
interact with one another and cooperate to achieve organizational goals.17
Jones dan George juga mengatakan, bahwa ketika para anggota
organisasi memiliki komitmen yang kuat terhadap keyakinan, harapan,
nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang digunakannya
dalam mencapai tujuan, menunjukkan budaya organisasi yang kuat.
14Jerald Greenberg & Robert A. Baron. Behavior in Organizations (New Jersey: Pearson
International, Inc., 2008), pp.544-549 15A.S. Munandar. Psikologi Industri dan Organisasi (Jakarta: 2001), pp.262-263 16Stephen L. McShane & Mary Ann Von GIinow, Organizational Behavior (New York:
McGraw-Hill Irwin, 2010), pp. 416-417 17Jones, Gareth R. & George, Jennifer M. Contemporary Management (fifth edition)
(USA: McGRAWhiII-International, 2008), p. 105
18
Sebaliknya bila para anggota organisasi tidak memiliki komitmen yang
kuat, menunjukkan budaya organisasinya lemah. Setiap organisasi
memiliki budaya, tetapi budaya organisasi yang satu dengan organisasi
yang lain belum tentu sama. Budaya organisasi dibentuk melalui interaksi
4 (empat) faktor utama, yaitu: karakteristik pribadi dan profesional orang
dalam organisasi (karakteristik anggota organisasi), etika berorganisasi,
hubungan kerja, dan struktur organisasi.18
Joseph E. Champoux memberikan definisi bahwa budaya
organisasi adalah aspek organisasi yang kompleks dan mendalam yang
mempengaruhi anggota organisasi, dengan faktor yang sama diantaranya:
norma, ritual, upacara, pahlawan dan sejarah organisasi.19 Sementara itu,
Joane Martin dalam Fred Luthan, berpendapat bahwa meskipun terdapat
sejumlah masalah dan ketidaksepakatan berkaitan dengan konsep
budaya organisasi, kebanyakan definisi memasukkan kesadaran
pentingnya norma dan nilai yang tersebar menjadi pedoman anggota
organisasi. Kenyataannya ada bukti penelitian berupa nilai budaya yang
diajarkan kepada pemula yang mencari tahu dan mau belajar budaya
organisasi. Joane Martin mengkategorikan factor yang mempengaruhinya
adalah: a) keteraturan, b) norma, c) nilai dominan, d) falsafah, e)
peraturan, dan f) iklim organisasi.20
Budaya organisasi menurut Robbins, organizational culture refers
to a system of shared meaning held by members that distinguishes the
organization from other organizations. Karakteristik Budaya menurut
Robbins dikemukakan ada tujuh karakteristik primer yang secara
bersama-sama menangkap hakikat budaya organisasi. Ketujuh karakter
tersebut yaitu: inovasi dan mengambil risiko, perhatian pada rincian,
18 Ibid, p. 415 19 Joseph E. Champoux. Organizational Behavior-Essential Tenets (Thomson south-
Western, 2003), p. 70 20 Fred Luthan. Organizational Behavior, Twelfth Editon (Singapore: McGraw-Hill, Inc,
2010), p. 55
19
orientasi hasil, orientasi manusia, orientasi tim, agresivitas, dan
stabilitas.21
Menurut J. Wood, J. Wallace, dan R.M. Zeffane, yang didukung
pendapat dari Stephen P. Robbins, budaya organisasi adalah sejauh
mana individu merasa positif atau negatif tentang pekerjaannya. Indikator
yang dikemukakannya adalah: a) pekerjaan, yaitu tanggung jawab, minat,
dan perkembangan; b) hubungan dengan rekan kerja, yaitu hubungan
yang harmonis dan saling menghormati; d) peluang promosi, yaitu
kesempatan untuk kemajuan lebih jauh; dan e) bayaran, yaitu bayaran
yang disarankan cukup dan adil dibandingkan dengan bayaran lain yang
diterima.22
Paul Spector mempunyai pendapat yang sama dengan Vroom
dalam Sudarwan Danim, yang mengemukakan bahwa budaya organisasi
sebagai orientasi sikap individu untuk berperan dalam pekerjaan yang
sedang ditekuninya. Sebagai indikatornya adalah: a) kondisi fisik
pekerjaan, b) lingkungan kerja, c) interaksi antar personel, d) perilaku
pemimpin, serta e) kebijakan administrasi dan organisasi.23
Selanjutnya Colquit et. al, menyatakan bahwa budaya organisasi itu
dapat mewakili bagaimana perasaan seorang individu tentang
pekerjaannya dan apa yang dipikirkan mengenai pekerjaannya tersebut.
Karyawan dengan budaya organisasi tinggi memiliki perasaan
pengalaman positif, ketika mereka berpikir tentang kesesuaiannya dalam
mengambil bagian dalam tugas-tugasnya tersebut. Karyawan dengan
budaya organisasi rendah memiliki perasaan pengalaman negatif ketika
21 Stephen P. Robbins, and Timothy, A.Judge. Organizational Behavior (twe fh edition) -
(New Jersey: Rarson, Prentice Hall, 2007), p 511-512 22 J. Wood, J. Wallace and R.M. Zeffane, Organisational Behavior: A Global Perspective,
2nd Edittion (Milton, Qld: John Wiley & Sons Austalia, Ltd., 2001), p.113 23Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok (Bandung:
Alfabeta, 2010), p.10
20
mereka merasa belum sesuai dalam melaksanakan tugas-tugasnya
tersebut.24
Gibson et al, mengemukakan, job satisfaction an individual’s
expression of personal well-being associated with doing the job assigned.
Kepuasan kerja merupakan ekspresi individu atas kesenangan pribadi
yang terkait dengan melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Selanjutnya,
dijelaskan pula bahwa budaya organisasi tergantung pada tingkat hasil
intrinsik dan ekstrinsik serta bagaimana seorang pegawai memandang
tentang pencapaian hasilnya. Hasil-hasil ini memiliki nilai yang berbeda
untuk orang yang berbeda. Bagi sebagian orang, kerja yang bertanggung
jawab dan menantang mungkin memiliki nilai netral atau bahkan negative,
tergantung pada pendidikan dan pengalaman sebelumnya. Sementara
bagi orang lain, hasil kerja tersebut dapat memiliki nilai positif tinggi.25
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli tersebut di atas,
maka dapat disintesiskan, budaya organisasi merupakan pola perilaku
dan asumsi-asumsi dasar serta nilai-nilai yang dipelajari, dipahami, dan
diyakini bersama, dalam organisasi sekolah guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Adapun indikator-indikatornya adalah sebagai berikut: a)
aturan dan kebijakan, b) tradisi, c) nilai-nilai, dan d) komitmen.
3. Komitmen Kerja (Variabel X2)
Komitmen kerja menuntut seseorang untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan tujuan organisasi secara maksimal melalui usaha keras
dan tekad yang kuat, sehingga membawa nilai tersendiri bagi setiap
anggota organisasi. Hal ini, mengandung maksud bahwa dalam kondisi
apapun yang terjadi di dalam organisasi, sikap anggota menjadi tolok ukur
pembuktian komitmen yang di buat untuk bertahan di dalam organisasi.
24Jason A. Colquit, Jeffery A. Lepine-Michael J Wesson, Organizational Behavior
Improving Performance and Commitment in the Workplace (New York: McGraw Hill/Irwin, 2009), p.108 25 James Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donelly, Jr., and Robert Konopaske,
Organizations Behavior Structure Processes (NewYork: McGraw-Hill Companies,Inc., 2006), p.373.
21
Komitmen kerja dala persfektif Islam mengandung makna bahwa
bekerja merupakan bentuk ketaatan pada Allah SWT, sebagaimana dalam
firmannya dalam Q.S. Al-Jumu’ah: 10, Allah memerintahkan kita setelah
kita selesai salat untuk bertebaran di muka bumi mencari anugerah Allah.
فإ ذا يت لوةٱقض وا ٱفلص نتش ٱف رض تغوا ٱول فض ب م ن ٱذ كروا ٱولل ٱل لعلكلل ا كث ير م
ل حون ١٠تف Kemudian dalam Q.S. Al-Insyirah (94): 7-8 Allah memerintahkan
kita setelah kita menyelesaikan suatu pekerjaan untuk mengerjakan lainnya dengan sungguh-sungguh dan kepada Allah kita berharap.
تف نصٱفإ ذافرغ رب ك٧ب ٨ر غبٱفوإل
Konsep-konsep mengenai Komitmen kerja yang berkembang
dewasa ini diantaranya Michael Armstrong yang mendefinisikan komitmen
kerja adalah kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan individu
terhadap organisasi. Komitmen Kerja memiliki tiga faktor utama, yaitu: (a)
Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi,(b)
Keyakinan kuat, dan penerimaan, nilai-nilai dan tujuan organisasi, dan (c)
Kesiapan untuk mengerahkan usaha yang cukup atas nama organisasi.26
Wood, et. All, mendefenisikan komitmen kerja sebagai derajat
dimana seseorang mengidentifikasi diri dan perasaannya untuk menjadi
bagian dari suatu organisasi. Menurut Wood komitmen kerja terhadap
organisasi dan keterlibatan kerja adalah dua faktor yang erat kaitannya
dengan kepuasan kerja. Komitmen Kerja mengacu pada sejauhmana
seseorang mengidentifikasikan diri dan perasaannya untuk menjadi
bagian dari organisasinya. Sedangkan Keterlibatan kerja mengacu pada
kesediaan seseorang untuk bekerja keras dan menerapkan upayanya
melampaui harapan pekerjaan normal.27
Komitmen kerja menurut McShane dan Von Glinow adalah sebuah
sikap. Sikap tersebut adalah berupa komitmen (afektif) yang merupakan
26 Michael Armstrong. A handbook of human Resource Management Practice, 10th edition
(London: Kogan Page Limited, 2006), p. 271 27 Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn, Organization Behavior, A
Global Perspective (Singapore: John Wiley & Sons Australia Ltd, 2001), p. 113.
22
keterikatan karyawan secara emosional dalam mengidentifikasi diri dan
keterlibatannya dalam organisasi. Untuk membangun komitmen terhadap
organisasi menurut McShane dan Von Glinow dilakukan dengan
mengedepankan cara: a) Keadilan/dukungan (Justice and support), b)
Nilai-nilai bersama (Shared values), c) Keperdayaan (Trust), d)
Pemahaman organisasi (Organizational comprehension) dan e)
Keterlibatan karyawan (Employee involvement).28
Kreitner dan Kinicki menyatakan bahwa komitmen kerja adalah
sejauhmana seseorang individu mengidentifikasi dirinya dengan
organisasi dan tujuannya, komitmen kerja terdiri dari tiga komponen yang
terpisah namun saling berhubungan: a) komitmen afektif, b) komitmen
normatif dan c) komitmen kontinyu.29
Defenisi menurut Jerald Greenberg dan Robert A. Baron, komitmen
kerja adalah sejauhmana seorang individu mengidentifikasikan dan
melibatkan dirinya terhadap organisasi dan atau keengganannya untuk
meninggalkan organisasinya. Ada tiga jenis komitmen kerja terhadap
organisasi menurut Jerald Greenberg dan Robert A. Baron yaitu: a)
Komitmen Berkesinambungan yaitu suatu komitmen yang menunjukan
kecenderungan seseorang untuk terus bekerja pada sebuah organisasi
karena ia memang harus melakukannya; b) Komitmen Afektif yaitu
komitmen yang menunjukan kecenderungan seseorang untuk terus
bekerja kerja karena ia setuju dengan tujuan dan nilai-nilai organisasinya
serta berdasarkan atas keinginannya sendiri untuk tetap bersama dengan
organisasi tersebut; dan c) Komitmen Normatif yaitu komitmen yang
menunjukan seseorang untuk tetap dalam organisasi dikarenakan oleh
kewajiban sosial yang harus dilakukannya.30
28 McShane dan Von Glinow, Organizational Behavior, Emerging Knowledge and Practice
for the Real World (New York: McGraw-Hill Irwin, 2010), p. 112. 29 Kreitner dan Kinicki, Organizational Behavior, Enghth Edition (New York: McGraw-Hill
dan Irwin, 2008), p. 166. 30 Jerald Greenberg, Robert A Baron, Behavior in Organizations, Ninth Edition (New
Jersey: Pearson Education, 2008), p. 234.
23
V.G. Kondalkar mendefenisikan bahwa komitmen kerja adalah
komitmen yang mengacu pada sejauhmana seorang karyawan
mengidentifikasikan diri terhadap tujuan organisasi, keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi serta rasa memiliki
dan keinginannya untuk mengambil bagian secara aktif dalam organisasi
sesuai dengan fungsinya. Defenisi ini diperkuat oleh R.T. Mowday, L.W.
Porter, dan R.M. Steers dalam V.G. Kondalkar yang mendefenisikan
bahwa komitmen kerja dibangun oleh: Keinginan yang kuat untuk tetap
menjadi anggota dari suatu organisasi tertentu. Kesediaan untuk
mengerahkan upaya secara maksimal untuk dan atas nama organisasi,
serta Kepercayaan penuh, penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan
organisasi31
Komitmen kerja pada organisasi (Afektif) menurut Steven L.
McShane, Mary Ann Von Glinow adalah ikatan emosional karyawan untuk
mengidentifikasikan diri dan melibatkan dirinya dalam organisasi tertentu.
McShane dan Von Glinow menyatakan cara membangun komitmen kerja
adalah dengan: a) Keadilan dan dukungan (Justice and Support), b) Nilai-
nilai bersama (Shared values), c) Kepercayaan (Trust), d) Pemahaman
organisasi (Organizational comprehension), e) Keterlibatan karyawan
(Employee involvement).32
Komitmen kerja menurut Robert T. Golembiewksi adalah
pengkondisian orang untuk mencapai suatu tujuan, dengan dua langkah
penting, yakni: meyakinkan bahwa tujuannya adalah penting dan
meyakinkan bahwa pelaku organisasi mampu untuk mencapainya walau
memang kadang tidak selalu sepenuhnya tercapai.
Dua langkah penting untuk memunculkan komitmen kerja menurut
Robert T. Golembiewski, yaitu: pertama, orang harus yakin bahwa
tujuannya adalah penting (signifikan) yang berarti relevan untuk beberapa
31V.G. Kondalkar, Organizational Behaviour (New Delhi: New Age International (P)
Limited, Publishers, 2007), p. 87, 92. 32Steven L. McShane, Mary Ann Von Glinow, Organizational Behavior 5th Edition. (New
York: Mc-Graw-Hill dan Irwin, 2010), p. 112.
24
nilai pribadi. Kedua, orang harus meyakinkan bahwa mereka mampu
mencapai atau membuat kemajuan yang berarti ke arah tujuan yang
memang dapat dicapai atau terjangkau sebagian karena memang tidak
selalu dapat dicapai secara serentak.33
Richard Mowday, Porter Lyman dan Richard Steers dalam Linda K.
Stroh et. all menentukan sejumlah faktor yang dapat meningkatkan tingkat
Komitmen kerja pada organisasi yaitu a) faktor pribadi, (b) faktor
organisasi, dan (c) faktor non organisasional.34
Menurut Meyer, dkk. Dalam Paul E. Spector faktor-faktor yang
terlibat dalam membedakan setiap komponen adalah: a) Komitmen
Afektif. Komitmen Afektif yaitu Komitmen kerja yang timbul dari kondisi
kerja dan harapan. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan harus mampu
memberikan imbalan sesuai dengan yang diharapkan; b) Komitmen
Berkesinambungan. Komitmen Berkesinambungan yaitu Komitmen kerja
yang muncul atas dasar perolehan hasil atau manfaat yang diperoleh dari
bekerja untuk organisasi dan oleh kurangnya pekerjaan alternatif yang
tersedia; dan c) Komitmen Normatif. Komitmen Normatif berasal dari nilai
pribadi karyawan dan dari kewajiban melayani majikan. Kewajiban
tersebut berasal dari bantuan organisasi yang telah dilakukan, seperti
membayar karyawan, dan lain-lain.35
Berdasarkan uraian teori-teori mengenai komitmen kerja maka
dapat disintesiskan bahwa komitmen kerja adalah keinginan anggota
organisasi untuk mengaktualisasikan dirinya pada tujuan organisasi dan
selalu terlibat dan terikat dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dimensi dan indikator-indikator komitmen kerja terbagi menjadi
beberapa dimensi, yaitu: (a) Afektif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1)
33Robert T. Golembiewski, Handbook of Organizational Behavior Second Edition, Revised
and Expanded, (United States Of America: Marceld Ekkeirn, C, 2001), p. 46. 34 Linda K. Stroh. Gregory Nortchraft & Margaret A. Neale, Organizational behavior: a
management challenge, Third Edition, (Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers, 2002), p. 293. 35 Paul E. Spector, Industrial and Organizational Pshychology Research and Practice, fifth
edition, (John Wiley & Sons, INC. USA, 2007), pp. 244-247.
25
Rasa memiliki terhadap organisasi, 2) Kesediaan terlibat bekerja untuk
lembaga serta 3) Penerimaan terhadap tujuan organisasi; (b)
Berkesinambungan, yang terdiri dari indikator-indikator: 1) Penghasilan
yang didapat dari organisasi, 2) Perhatian lembaga terhadap kebutuhan
anggotanya, 3) Kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan; dan (c)
Normatif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1) Memiliki keinginan untuk
bertahan sebagai anggota organisasi, 2) Membalas budi terhadap
organisasi.
B. Kerangka Berpikir
1. Hakikat Budaya Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y).
Budaya organisasi merupakan pola perilaku dan asumsi-asumsi
dasar serta nilai-nilai yang dipelajari, dipahami, dan diyakini bersama,
yang merupakan kerangka kerja sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaannya dalam mengarahkan dan membuat keputusan-keputusan
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Nilai-nilai, asumsi-sumsi tersebut mempengaruhi perilaku
anggotanya dan membangkitkan semangat untuk berperilaku dan bekerja
lebih baik. Tenaga kependidikan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri yang
menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada di dalam organisasi akan
selalu mematuhi peraturan dan menjadikannya pedoman dalam
beperilaku sehari-hari. Sebagai contoh, tenaga kependidikan
menggunakan seragam dinas harian ketika datang ke madrasah, saling
menyapa dan menjalin komunikasi sesama warga madrasah. Hal tersebut
menandakan bahwa mereka menerima apa yang telah ditetapkan dan
telah menjadikannya pedoman untuk berperilaku ditempat kerja. Tenaga
kependidikan bangga ketika memakai seragamnya yang menunjukkan
mereka adalah tenaga kependidikan pada madrasah. Seragam tersebut
juga menunjukkan bahwa mereka juga merupakan kesatuan di dalam
organisasi. Budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasankerjatenaga kependidikan. Budaya yang kuat dan baik tentu
26
akan memperkuat kepuasan kerja tenaga kependidikan. Tenaga
kependidikan telah mengidentifikasi dirinya dengan organisasi sehingga
nilai-nilai dalam organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai individu yang
mereka anut akan diterimanya. Bekerja pada Madrasah Tsanawiyah
Negeri menjadi sebuah kebanggaan bagi warga sekolah. Dari rasa
bangga tersebut secara afektif tenaga kependidikan sudah merasa
memiliki keterikatan dengan organisasinya dan telah mengidentifikasikan
dirinya menjadi bagian dari Madrasah Tsanawiyah Negeri. Selain hal
tersebut, rekan kerja yang baik dan dapat dipercaya juga akan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja tenaga kependidikan. Kenyamanan
dalam berinteraksi dan kepercayaan yang sudah terbentuk akan membuat
tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah tetap bertahan di dalam
organisasinya. Proses adaptasi dengan teman kerja baru jika pindah
tempat kerja menjadi pertimbangan mereka untuk memilih tetap berahan
di dalam organisasinya sekarang.
Berdasarkan pemikiran di atas diduga terdapat hubungan positif
budaya organisasi dengan kepuasan kerja tenaga kependidikan pada
organisasi.
2. Hakikat Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y).
Komitmen kerja merupakan sikap dan perasaan suka atau tidak
suka dari tenaga kependidikan yang merupakan hasil evaluasi terhadap
pekerjaannya.Madrasah Tsanawiyah Negeri merupakan lembaga
pemerintah yang pegawainya merupakan Aparatur Sipil Negara (ANS).
Menjadi pegawai pemerintah dalam hal ini tenaga kependidikan
merupakan sebuah profesi yang stabil di mana merekan mendapat gaji
yang relatif bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Ditambah lagi dengan
program tunjangan dan gaji tambahan sehingga banyak yang
berpendapat bahwa profesi ini adalah profesi yang aman dan nyaman.
Selain itu, hubungan yang baik dengan atasan dan rekan kerja di
lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri juga menjadi sebuah kebutuhan
27
warga madrasah selama berinteraksi di dalam organisasi. Dengan
terpenuhinya kebutuhan tenaga kependidikan maka tercapailah
kepuasaannya pada organisasi, khususnya pada para tenaga
kependidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri. Kepuasan kerja tenaga
kependidikan yang terpenuhi akan menjadi pertimbangan tenaga
kependidikan untuk tetap bekerja di lembaga ini. Untuk itu mereka akan
bekerja lebih baik supaya bisa tetap bekerja di tempatnya sekarang. Hal
ini berarti akan memperkuat kepuasan kerjanya terhadap organisasi
secara berkelanjutan karena pegawai merasa membutuhkan organisasi
semacam ini dan akan rugi apabila meninggalkan organisasinya.
Berdasarkan uraian kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat
diduga bahwa terdapat hubungan positif antara komitmen kerja dengan
kepuasankerja.
3. Pengaruh Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Kerja (X2)
terhadap KepuasanKerja (Y).
Budaya di Madrasah Tsanawiyah Negeri tentu dapat menjaga mutu
warga sekolahnya dari sisi tingkah laku dan kemampuan melalui
peraturan yang ada, ada juga kebiasaan baik dalam hubungan antara
atasan dengan bawahan dan sesama pegawai seperti saling sapa ketika
bertemu, melakukan interaksi, baik mengenai urusan pribadi dan
pekerjaan yang menunjukkan kesadaran akan kesatuan seluruh
komponen di dalam organisasi yang tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
Bila hal-hal tersebut terwujud maka bekerja di Madrasah Tsanawiyah
Negeri menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi para tenaga
kependidikannya. Hal tersebut apabila disertai dengan adanya rasa puas
tenaga kependidikan, seperti kepuasan pada penghasilan yang mereka
dapatkan, adanya kesempatan promosi jabatan, teman kerja yang
menyenangkan, pekerjaan yang menyenangkan dan atasan yang
kooperatif akan membuat tenaga kependidikan ingin terus
mempertahankan kondisi tersebut di dalam organisasinya. Hal ini
28
berdampak pada kepuasantenaga kependidikan terhadap organisasinya.
Tenaga kependidikan akan berusaha untuk loyal terhadap organisasinya
dengan terus berusaha sebaik mungkin dalam pekerjaannya dan akan
berpikir untuk menghabiskan sisa karirnya di Madrasah Tsanawiyah
Negeri.
Berdasarkan pemikiran di atas diduga terdapat hubungan positif
Budaya Organisasi dan Komitmen Kerja secara bersama-sama dengan
Kepuasan kerja.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka berpikir tersebut, maka
dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif budaya organisasi dengan kepuasan pada
organisasi.
2. Terdapat hubungan positif komitmen kerja dengan kepuasan pada
organisasi.
3. Terdapat hubungan positif budaya organisasi dan komitmen kerja
secara bersama-sama dengan kepuasan pada organisasi.
Konstelasi masalah yang diteliti seperti pada gambar, berikut:
Gambar 2.C.1. Konstelasi penelitian
Keterangan: Y = Kepuasan pada Organisasi X1 = Budaya Organisasi
X2 = Komitmen Kerja € = Variabel lain yang berpengaruh
Y
X1
X2
€
29
D. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini
adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Steven Set Xaverius Tumbelaka, Taher
Alhabsji, Umar Nimran, tahun 2016, Magister Ilmu Administrasi Bisnis,
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang dengan
judul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja,
Komitmen Organisaional dan Intention to Leave (Studi pada Karyawan
PT.Bitung Mina Utama). Hasil penelitian menyatakan bahwa budaya
organisasi berhubungan positif terhadap kepuasan kerja sebesar
0,726 dan nilai probalitas sebesar 0,000. Karena tanda koefisien
regresi positif (0,726) sesuai dengan yang diharapkan, dan nilai
probabilitas sebesar (0,000) lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05
maka dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara budaya
organisasi dengan kepuasan kerja. Hasil ini menjelaskan bahwa
budaya organisasi mempunyai pengaruh yang berarti untuk
membangkitkan kepuasan kerja.36
2. Penelitian yang dilakukan oleh Koko Herawan, M. Djudi Mukzam,
dan Gunawan Eko Nurtjahjono, Tahun 2015, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, dengan judul
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Kantor Cabang
Kota Malang Kawi. Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil uji
regresi linier sederhana menerangkan bahwa Budaya Organisasi
pada penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan, hal tersebut ditunjukkan dengan konstanta
sebesar 5,236 hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kepuasan
36Steven Set Xaverius Tumbelaka, Taher Alhabsji, Umar Nimran, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisaional dan Intention to Leave (Studi pada Karyawan PT.Bitung Mina Utama), Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016, pp.94-108, Akses: 10 Oktober 2016.
htttp//:www.jurnal.unmer.ac.id/index.php/jbm/article/download/78/19,
30
kerja karyawan. Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh
R2 sebesar 0,420, yang artinya bahwa Budaya Organisasi
mempunyai pengaruh sebesar 42% terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan PT. BRI(Persero) Kantor Cabang Kota Malang Kawi.37
3. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Badjuri dannJaeni, tahun
2013, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank, dengan
judul Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan
Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Pada Kantor
Akuntan Publik di Jawa Tengah). Hasil penelitian menyatakan bahwa
komitmen berhubungan positif terhadap kepuasan kerja sebesar
0,418 dan nilai probalitas sebesar 0,000. hal ini terlihat dari nilai
standardized coefficient beta untuk variabel komitmen terhadap
kepuasan kerja adalah sebesar 0,418. Ini berarti komitmen
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja. Melalui
uji T dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh hasil T hitung untuk
variabel komitmen terhadap variabel kepuasan kerja lebih besar dari T
tabel (4,366 > 1,667). Dan juga nilai probabilitas yang lebih kecil dari
taraf signifikansi (0,000 < 0,05). Hasil uji tersebut semakin
menguatkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.38
4. Penelitian yang dilakukan oleh Brian Hartono dan Roy Setiawan,
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas
Kristen Petra, tahun 2013, dengan judul Pengaruh Komitmen
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Paparon’s Pizza City
37Koko Herawan, M. Djudi Mukzam, dan Gunawan Eko Nurtjahjono, Tahun 2015,
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Kantor Cabang Kota Malang Kawi, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 1 No. 1 Januari 2015 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. http//:www.http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/743/933 Akses: 10 Oktober 2016 38Achmad Badjuri dan Jaeni, tahun 2013, Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja
Auditor dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah), Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2013, Hal. 150 – 170 Vol. 20, No. 2 ISSN: 1412-3126 Akses: 10 Oktober 2016
31
of Tomorrow Surabaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa regresi
linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh komitmen
organisasi berhubungan positif terhadap kepuasan kerja karyawan
Papa Ron’s Pizza City of Tomorrow Surabaya sebesar 0,779 dan nilai
probalitas sebesar 0,000. hal ini terlihat dari nilai standardized
coefficient beta untuk variabel komitmen organisasi terhadap
kepuasan kerja adalah sebesar 0,779. Ini berarti komitmen organisasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja. Melalui
uji T dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh hasil T hitung untuk
variabel komitmen organisasi terhadap variabel kepuasan kerja lebih
besar dari T tabel (4,27 > 1,82). Dan juga nilai probabilitas yang lebih
kecil dari taraf signifikansi (0,000 < 0,05). Hasil uji tersebut semakin
menguatkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja39.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Dhani Sukaryanti, Tesis tahun 2016,
Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi
terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung, Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Hasil penelitian
menyatakan bahwa Secara simultan budaya organisasi, komitmen
organisasi dan motivasiberpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai BPS Provinsi Lampung. Koefisien
regresi variabel budaya organisasi, komitmen organisasi dan motivasi
bertanda positif (+) menandakan hubungan yang searah, hal ini
menunjukkan bahwa budaya organisasi, komitmen organisasi dan
motivasi akan meningkatkan kepuasan kerja pegawai BPS Provinsi
Lampung. Korelasi atau hubungan antara budaya organisasi,
komitmen organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja pegawai
39 Brian Hartono dan Roy Setiawan, Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, Jurnal AGORA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 https://media.neliti.com/media/publications/36244-ID-pengaruh-komitmen-organisasional-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-paparons-pizza.pdf
32
BPS Provinsi Lampung cukup kuat sebesar (r = 0,591) dan koefisien
determinasi atau angka Adjusted R Square sebesar 0,321.40
40 Dhani Sukaryanti, Tesis tahun 2016, Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen
Organisasi dan Motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, http://digilib.unila.ac.id/24174/3/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf. Akses: 10 Oktober 2016
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meneliti kepuasan pada
organisasi tenaga kependidikan MTs Negeri di Kota Jambi dan variabel-
variabel yang memiliki hubungan dengan kepuasan pada organisasi,
dalam hal ini adalah budaya organisasi dan komitmen kerja serta upaya
untuk meningkatkan kepuasan pada organisasi.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja.
2. Hubungan komitmen kerja dengan kepuasan kerja.
3. Hubungan budaya organisasi dan komitmen kerja secara bersama-
sama dengan kepuasan kerja, dan
4. Hubungan budaya organisasi dengan komitmen kerja
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
dengan pendekatan korelasional. Variabel penelitian terdiri dari tiga
variabel bebas yaitu budaya organisasi (X1), dan komitmen kerja (X2)
dengan variabel terikat yaitu kepuasan kerja tenaga kependidikan (Y).
Untuk mendapatkan data di lapangan digunakan alat ukur
(instrumen) berupa kuesioner yang disusun berdasarkan indikator-
indikator yang ada dalam variabel penelitian. Data primer yang dibutuhkan
adalah data mengenai budaya organisasi tenaga kependidikan, dan
komitmen kerja tenaga kependidikan serta kepuasan pada organisasi
tenaga kependidikan. Teknik pengukuran yang akan dilaksanakan yaitu
dengan teknik rating scale, di mana penyusunannya dalam bentuk butir-
butir pernyataan dari tiap-tiap indikator yang ada pada variabel penelitian
dan dari tiap pernyataan diikuti sebanyak 5 (lima) respon yang
menunjukkan tingkatan skala sikap responden.
Pada penelitian ini akan diawali dengan tahap pembuatan
instrumen, dilanjutkan dengan tahap pengujian instrumen tersebut dengan
34
perhitungan statistik. Tahap berikutnya yaitu mendapatkan validasi
instrumen dan reliabilitas instrumen, setelah itu melakukan penyebaran
instrumen yang ditujukan kepada sampel yang telah ditentukan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
seorang peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.41
Populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga kependidikan tetap
pada MTs Negeri Kota Jambi sebanyak 105 orang, sebagai berikut:
Tabel 3.01. Populasi Penelitian42
No NAMA MADRASAH Jumlah Tenaga Kependidikan
1. MTs Negeri 1 17 orang
2. MTs Negeri 2 20 orang
3. MTs Negeri 3 18 orang
4. MTs Negeri 4 17 orang
5. MTs Negeri 5 17 orang
6. MTs Negeri 6 16 orang
Jumlah 105 orang
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini yaitu representasi dari tenaga
kependidikan tetap dan tersebar di MTs Negeri yang ada di Kota Jambi
yang diambil dengan teknik sampel proporsi secara acak sederhana
41 Sugiyono, Metode Penelitian Komninasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2011), p.
119. 42Sumber data: Kementerian Agama Kota Jambi Tahun 2017
35
(proportional random sampling). Seluruh MTs di Kota Jambi yang tersebar
di enam kecamatan yang ada di Kota Jambi.
Tabel 3.02. Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Tenaga Kependidikan MTs di Kota Jambi
No NAMA MADRASAH Jumlah Tenaga Kependidikan
1. MTs Negeri 1 17 orang
2. MTs Negeri 2 20 orang
3. MTs Negeri 3 18 orang
4. MTs Negeri 4 17 orang
5. MTs Negeri 5 17 orang
6. MTs Negeri 6 16 orang
Jumlah Total 105 orang
Berdasarkan tabel 3.2 pada penelitian ini sampel yang digunakan
sebanyak 105 orang tenaga kependidikan dan tersebar di MTs Negeri
yang ada di Kota Jambi. Sementara itu, untuk uji coba instrumen diambil
20 orang dan sisanya 85 orang dijadikan sebagai sampel penelitian.
C. Tekhnik Pengumpulan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu: 1) Budaya
Organisasi sebagai variabel bebas pertama (X1); 2) Komitmen Kerja
sebagai variabel bebas kedua (X2); dan 3) Kepuasan Kerja sebagai
variabel terikat (Y) Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada tenaga
kependidikan sebagai responden.
Penjelasan setiap instrumen penelitian untuk mengukur masing-
masing variabel diuraikan dalam penjelasan, berikut:
36
1. Variabel Kepuasan Kerja (Y)
a. Definisi Konseptual
Kepuasan kerja adalah persepsi sikap dan perasaan suka atau
tidak suka dari tenaga kependidikan sebagai hasil dari evaluasi terhadap
pekerjaannya secara keseluruhan.
b. Definisi Operasional
Kepuasan kerja merupakan penilaian tenaga kependidikan yang
dicerminkan dari sikap dan perasaan suka atau tidak suka sebagai hasil
dari evaluasi terhadap pekerjaannya secara keseluruhan, yang di ukur
dengan menggunakan instrumen penelitian berdasarkan indikator-
indikator, yaitu: 1) sistem penggajian, 2) rasa aman, 3) pencapaian
prestasi, 4) apresiasi pimpinan, 5) kondisi pekerjaan, dan 6) kesempatan
untuk promosi.
c. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen variable kepuasan kerja tenaga kependidikan
dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Kerja
No Indikator Butir Pernyataan Jumlah
( + ) ( - )
1 Sistem Penggajian 1, 2, 3, 4, 5 6,7 7
2 Rasa Aman 8, 9,10,11,12 13,14 7
3 Pencapaian Prestasi 15,16,17,18,19 20,21 7
4 Aspirasi Pimpinan 22,23,24,25,26 27,28 7
5 Kondisi Pekerjaan 29,30,31,32 33,34 6
6 Kesempatan untuk Promosi 35,36,37,38 39,40 6
Jumlah 28 12 40
37
Untuk mengisi kuesioner angket obyektif dalam instrumen
penelitian variabel kepuasan pada organisasi tenaga kependidikan
disediakan alternatif jawaban selalu, sering, jarang, kadang-kadang, tidak
pernah yang bernilai 1 sampai dengan 5 untuk pernyataan positif, dan
berlaku sebaliknya untuk pernyataan negatif.
d. Kalibrasi Instrumen
Uji coba instrumen penelitian yang dilakukan 20 tenaga
kependidikan. Uji coba mempunyai tujuan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel
adalah instrumen apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objekyang sama maka menghasilkan data yang sama.
(1) Uji Validitas
Validitas yaitu teknik pengujian untuk mengukur sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Untuk menganalisis validitas kuesioner kepuasankerjatenaga
kependidikan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment,
berikut43:
.
Keterangan:
rxy = koefisien antara X2 dan Y
n = jumlah responden
∑XY = jumlah perkalian X2 dan Y
∑Xi = jumlah skor tiap butir
∑Y = jumlah skor total Y
∑Xi2 = jumlah kuadrat skor tiap butir
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total Y
Valid atau tidaknya koefisien korelasi Product Moment yang
dihitung dalam kaitan itu jika r hitung > r tabel untuk ( = 0,05 maka butir-
43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010
(Bandung: Rineka Cipta, 2010) p. 213
38
butir instrument dikatakan valid. Uji validitas instrument penelitian
dilakukan terhadap 20 orang tenaga kependidikan pada MTs Negeri di
Kota Jambi, adapun instrument yang dibuat sebanyak 40 butir.
(2) Uji Reabilitas
Reliabilitas yaitu teknik pengujian untuk mengetahui tingkat
keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Perhitungan reliabilitas, butir-
butir yang valid menggunakan rumus Alpha Cronbach, berikut44:
Keterangan:
rtt = koefisien reliabilitas butir
pernyataan
k = jumlah butir yang valid
∑ = jumlah variansi skor butir (X2)
= jumlah variansi skor total (X2)
Uji reliabilitas kepuasan kerja tenaga kependidikan digunakan untuk
mengukur konsistensi gabungan item yang berkaitan dengan kemantapan
atau konsistensi antara item-item suatu tes. Apabila rhitung positif dan lebih
besar dari nilai rtabel dan nilai alpha cronbach minimum maka pernyataan
dalam kuesioner reliabel. Pengujian reliabilitas di olah dengan
menggunakan Microsoft Excel 2013.
2. Variabel Budaya Organisasi (X1)
a. Definisi Konseptual
Budaya organisasi adalah merupakan pola perilaku dan asumsi-
asumsi dasar serta nilai-nilai yang dipelajari, dipahami, dan diyakini
bersama, dalam organisasi sekolah guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
44 Ibid, Suharsimi Arikunto, p. 239
39
b. Definisi Operasional
Budaya organisasi merupakan pola perilaku dan asumsi-asumsi
dasar serta nilai-nilai yang dipelajari, dipahami, dan diyakini bersama oleh
tenaga kependidikan dalam organisasi sekolah guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, yang diukur dengan menggunakan instrumen
penelitian berdasarkan indikator-indikator, yaitu: a) aturan dan kebijakan,
b) tradisi, c) nilai-nilai, d) komitmen.
c. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk Budaya Organisasi dapat dilihat pada
tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.04. Kisi-kisi Instrumen Budaya Organisasi
No Indikator Butir Pernyataan
Jumlah (+) (-)
1 Aturan dan kebijakan 1,2,3,4,5,6,7,8 9,10 10
2 Tradisi 11,12,13,14,
15,16,17,18 19,20 10
3 Nilai-nilai
21,22,
23,24,25,26,27
,28
29, 30 10
4 komitmen 31,32,33,34,35,
36,37,38 39,40 10
Jumlah butir 32 8 40
Instrumen yang digunakan untuk mengukur budaya organisasi
berbentuk kuesioner. Konsep instrumen yang akan diuji-cobakan untuk
variabel budaya organisasi terdiri dari 40 butir pernyataan. Instrumen yang
diujicobakan berupa pernyataan positif dan negatif. Alternatif jawaban
untuk pernyataan positif adalah: Sangat Setuju (SS), dengan nilai 5,
Setuju (S) dengan nilai 4, Ragu-Ragu (R) dengan nilai 3, Tidak Setuju
(TS) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.
Sedangkan untuk jawaban negatif, pilihan jawaban: Sangat Setuju (SS),
40
dengan nilai 1, Setuju (S) dengan nilai 2, Ragu-Ragu (R) dengan nilai 3,
Tidak Setuju (TS) dengan nilai 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan
nilai 5.
d. Kalibrasi Instrumen
Uji coba instrumen penelitian yang dilakukan 20 tenaga
kependidikan. Uji coba mempunyai tujuan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel
adalah instrumen apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objekyang sama maka menghasilkan data yang sama.
(1) Uji Validitas
Validitas yaitu teknik pengujian untuk mengukur sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Untuk menganalisis validitas kuesioner budaya organisasi
tenaga kependidikan menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment, berikut45:
.
Keterangan:
rxy = koefisien antara X2 dan Y
n = jumlah responden
∑XY = jumlah perkalian X2 dan Y
∑Xi = jumlah skor tiap butir
∑Y = jumlah skor total Y
∑Xi2 = jumlah kuadrat skor tiap butir
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total Y
Valid atau tidaknya koefisien korelasi Product Moment yang
dihitung dalam kaitan itu jika r hitung > r tabel untuk ( = 0,05 maka butir-
butir instrument dikatakan valid. Uji validitas instrument penelitian
dilakukan terhadap 20 orang tenaga kependidikan pada MTs Negeri di
Kota Jambi, adapun instrument yang dibuat sebanyak 40 butir.
45 Ibid, Suharsimi Arikunto, p. 213
41
(2) Uji Reabilitas
Reliabilitas yaitu teknik pengujian untuk mengetahui tingkat
keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Perhitungan reliabilitas, butir-
butir yang valid menggunakan rumus Alpha Cronbach,berikut46:
Keterangan:
rtt = koefisien reliabilitas butir
pernyataan
k = jumlah butir yang valid
∑ = jumlah variansi skor butir (X2)
= jumlah variansi skor total (X2)
Uji reliabilitas budaya kerja tenaga kependidikan digunakan untuk
mengukur konsistensi gabungan item yang berkaitan dengan kemantapan
atau konsistensi antara item-item suatu tes. Apabila rhitung positif dan lebih
besar dari nilai rtabel dan nilai alpha cronbach minimum maka pernyataan
dalam kuesioner reliabel. Pengujian reliabilitas di olah dengan
menggunakan Microsoft Excel 2013.
3. Variabel Komitmen Kerja (X2)
a. Definisi Konseptual
Komitmen kerjaadalah keinginan anggota organisasi untuk
mengaktualisasikan dirinya pada tujuan organisasi dan selalu terlibat dan
terikat dalam pencapaian tujuan organisasi.
b. Definisi Operasional
Komitmen kerja tenaga kependidikan adalah komitmen kerja
adalah keinginan anggota organisasi untuk mengaktualisasikan dirinya
pada tujuan organisasi dan selalu terlibat dan terikat dalam pencapaian
tujuan organisasi, yang di ukur dengan menggunakan instrumen
46 Ibid, Suharsimi Arikunto, p. 239
42
penelitian berdasarkan dimensi dan indikator-indikator komitmen kerja
terbagi menjadi beberapa dimensi, yaitu:
a. Dimensi Komitmen Afektif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1) Rasa
memiliki terhadap organisasi, 2) Kesediaan terlibat bekerja untuk
lembaga serta 3) Penerimaan terhadap tujuan organisasi.
b. Dimensi Komitmen Berkesinambungan, yang terdiri dari indikator-
indikator: 1) Penghasilan yang didapat dari organisasi, 2) Perhatian
lembaga terhadap kebutuhan anggotanya, 3) Kesesuaian antara
kemampuan dan pekerjaan.
c. Dimensi Komitmen Normatif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1)
Memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota organisasi, 2)
Membalas budi terhadap organisasi.
c. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen variable Komitmen Kerja dapat dilihat pada tabel
3.5 berikut:
Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Komitmen Kerja
N
o Dimensi Indikator/Sub Indikator
Butir Pernyataan Jumlah
(+) (-)
1 Komitmen
Afektif
1. Rasa memiliki terhadap
organisasi. 1, 2, 3, 4 5 5
2. Kesediaan terlibat bekerja
untuk organisasi 6, 7, 8, 9 10 5
3. Penerimaan terhadap
tujuan Organisasi
11,12,13,1
4 15 5
2
.
Komitmen
Berkesinambu
ngan
1. Penghasilan yang didapat
dari organisasi
16,17,18,1
9 20 5
2. Perhatian organisasi
terhadap kebutuhan
anggotanya
21,22,23,
24 25 5
3. Kesesuaian 26,27, 28, 30 5
43
N
o Dimensi Indikator/Sub Indikator
Butir Pernyataan Jumlah
(+) (-)
antarakemampuan dan
pekerjaan.
29
3
.
Komitmen
Normatif
1. Memiliki keinginan untuk
bertahan sebagai anggota
organisasi
31, 32, 33,
34 35 5
2. Membalas budi terhadap
organisasi
36, 37, 38,
39 40 5
Jumlah 32 8 40
Instrumen yang digunakan untuk mengukur komitmen kerja tenaga
kependidikan berbentuk kuesioner. Konsep instrumen yang akan diuji-
cobakan untuk variabel komitmen kerja tenaga kependidikan terdiri dari 40
butir pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa pernyataan positif
dan negatif. Alternatif jawaban untuk pernyataan positif adalah: Selalu
(SL), dengan nilai 5, Sering (SR) dengan nilai 4, Kadang-kadang (KD)
dengan nilai 3, Pernah (P) dengan nilai 2, dan Tidak Pernah (TP) dengan
nilai 1. Sedangkan untuk jawaban negatif, pilihan jawaban: Selalu (SL),
dengan nilai 1, Sering (SR) dengan nilai 2, Kadang-kadang (KD) dengan
nilai 3, Pernah (P) dengan nilai 4, dan Tidak Pernah (TP) dengan nilai 5.
d. Kalibrasi Instrumen
Uji coba instrumen penelitian yang dilakukan 20 tenaga
kependidikan. Uji coba mempunyai tujuan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel
adalah instrumen apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama maka menghasilkan data yang sama.
44
(1) Uji Validitas
Validitas yaitu teknik pengujian untuk mengukur sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Untuk menganalisis validitas kuesioner komitmen kerja tenaga
kependidikan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment,
berikut47:
.
Keterangan:
rxy = koefisien antara X2 dan Y
n = jumlah responden
∑XY = jumlah perkalian X2 dan Y
∑Xi = jumlah skor tiap butir
∑Y = jumlah skor total Y
∑Xi2 = jumlah kuadrat skor tiap butir
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total Y
Valid atau tidaknya koefisien korelasi Product Moment yang
dihitung dalam kaitan itu jika r hitung > r tabel untuk ( = 0,05 maka butir-
butir instrument dikatakan valid. Uji validitas instrument penelitian
dilakukan terhadap 20 orang tenaga kependidikan pada MTs Negeri di
Kota Jambi, adapun instrument yang dibuat sebanyak 40 butir.
(2) Uji Reabilitas
Reliabilitas yaitu teknik pengujian untuk mengetahui tingkat
keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Perhitungan reliabilitas, butir-
butir yang valid menggunakan rumus Alpha Cronbach,berikut48:
Keterangan:
rtt = koefisien reliabilitas butir
pernyataan
k = jumlah butir yang valid
∑ = jumlah variansi skor butir (X2)
= jumlah variansi skor total (X2)
47 Ibid, Suharsimi Arikunto, p. 213 48 Ibid, Suharsimi Arikunto, p. 239
45
Uji reliabilitas komitmen kerja tenaga kependidikan digunakan untuk
mengukur konsistensi gabungan item yang berkaitan dengan kemantapan
atau konsistensi antara item-item suatu tes. Apabila rhitung positif dan lebih
besar dari nilai rtabel dan nilai alpha cronbach minimum maka pernyataan
dalam kuesioner reliabel. Pengujian reliabilitas di olah dengan
menggunakan Microsoft Excel 2013.
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yang telah terpilih sebagai sampel. Hasil
kuesioner dikumpulkan dan dicatat dalam rangka menganalisa data untuk
menguji hipotesis penelitian dan untuk mengetahui kekuatan hubungan
budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi guru.
Statistika deskripsi dibuat untuk mengetahui deskripsi data
terhadap obyek yang diteliti. Data non inferensial yang disajikan di dalam
statistika deskripsi adalah sebagai berikut: nilai rata-rata perbandingan
jumlah skor dengan jumlah responden (mean), dengan menggunakan
rumus:
Keterangan:
∑ = lambang penjumlahan semua gugus data pengamatan
fi = frekuensi data ke-i
n = banyaknya sampel data
= nilai rata-rata sampel
Nilai tengah yang didasarkan urutan besarnya data skor (median),
dengan menggunakan rumus:
46
Keterangan:
b = batas bawah kelas median dari kelas selang yang mengandung unsur
atau memuat nilai median
p = panjang kelas median
n = ukuran sampel/banyak data
f = frekuensi kelas median
F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari kelas
median (∑fi)
Nilai yang sering muncul (mode), dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Mo = modal = kelas yang memuat modus
b = batas bawah kelas modal
p = panjang kelas modal
bmo = frekuensi dari kelas yang memuat modus (yang nilainya tertinggi)
b1= bmo – bmo-1 = frekuensi kelas modal – frekuensi kelas sebelumnya
b2 = bmo – bmo+1 = frekuensi kelas modal – frekuensi kelas sesudahnya
Simpangan data terhadap nilai rata-rata (deviasi standar) dan nilai
variasi pencar data kuantitatif (varians), dengan menggunakan rumus:
Rumus varian:
Rumus standar deviasi (simpangan baku):
47
Keterangan:
s2 = varian
s = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai x ke-i
= rata-rata
n = ukuran sampel
Selanjutnya, rentang skor (range) dan jumlah keseluruhan data
(sum). Deskripsi data lainnya adalah tabel distribusi frekuensi dan grafik
histogram.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dan untuk mengetahui kekuatan
hubungan budaya organisasi dan komitmen kerja dengan kepuasan
organisasi tenaga kependidikan dilakukan analisa data dengan teknik
analisis sebagai berikut:
a. Uji Persyaratan Analisis
1) Uji normalitas galat baku taksiran dengan menggunakan rumus
Liliefors. Uji ini untuk menentukan normal tidaknya distribusi data
penelitian. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors
dengan dibantu Tabel L. Galat baku taksiran dinyatakan normal
apabila harga L0< L1 diuji dengan taraf signifikansi 0,05.
2) Uji homogenitas varian dengan menggunakan uji Bartlett.Uji ini
dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians populasi yang
berdistribusi normal. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Barlett dengan dibantu Tabel Chi Kuadrat (2). Varians dinyatakan
homogen bila harga 2 hitung <2 tabel diuji dengan taraf signifikansi
0,05.
48
b. Uji Hipotesis
1) Uji Linieritas Regresi
i) Menggunakan regresi sederhana untuk melihat hubungan
variabel X1, variabel X2 denganvariabel Y.
ii) Menggunakan regresi ganda untuk melihat hubungan
fungsional antara variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-
sama dengan variabel Y.
2) Uji Korelasi.
i) Menggunakan korelasi sederhana untuk melihat kekuatan
hubungan variabel X1, dan variabel X2 dengan variabel Y.
ii) Menggunakan korelasi ganda untuk melihat kekuatan
pengaruh variabel X1, dan variabel X2 secara bersama-sama
dengan variabel Y.
E. Hipotesis Statistik
1. H0: ρy1 0 Tidak terdapat hubungan antara budaya organisasi
dengan kepuasan kerja.
H1: ρy1 0 Terdapat hubungan positif antara budaya
organisasi dengan kepuasan kerja.
2. H0: ρy2 0 Tidak terdapat hubungan antara komitmen kerja
dengan kepuasan kerja.
H1: ρy2 0 Terdapat hubungan positif antara komitmen kerja
dengan kepuasan kerja.
3. H0: y12 0 Tidak terdapat hubungan antara budaya organisasi
dan komitmen kerja secara bersama-sama dengan
kepuasan kerja.
H1: y12 0 Terdapat hubungan positif antara budaya
organisasi dan komitmen kerja secara bersama-
sama dengan kepuasan kerja.
49
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian (Situasi Sosial)
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
mengubah nama 638 madrasah negeri terdiri dari, Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan Madrasah Aliyah
Negeri (MAN). Berdasar ketentuan pasal 10 Peraturan Menteri Agama
(PMA) Nomor 90 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Madrasah, maka nama madrasah negeri maka ditulis nama satuan
pendidikan diikuti nama kabupaten/kota,”
Adapun perubahan Nama MTs Negeri di Kota Jambi, sebagai
berikut:
1. MTs Negeri Olak Kemang Kota Jambi Diganti Menjadi MTs N 1 Kota
Jambi;
2. MTs Negeri Model Kota Jambi Diganti Menjadi MTs N 2 Kota Jambi;
3. MTs Negeri Talang Bakung Diganti Menjadi MTs N 3 Kota Jambi;
4. MTs Negeri Jambi Timur Diganti Menjadi MTs N 4 Kota Jambi;
5. MTs Negeri Kenali Besar Diganti Menjadi MTs N 5 Kota Jambi;
6. MTs Negeri Sijenjang Diganti Menjadi MTs N 6 Kota Jambi.
1. MTs Negeri 1
a. Sejarah berdiri MTs N Olak Kemang
Berdirinya MTsN Olak Kemang Kota Jambi tidak lepas dari jasa
seorang ulama yang bernama KH. Abdul Qodir Ibrahim. Madrasah
Tsanawiyah Negeri ini berawal dari Yayasan As’ad, pada saat itu yayasan
tersebut bergerak dibidang pendidikan yang memiliki lembaga pendidikan
yakni Pondok Pesantren As’ad yang pada saat itu hanya menerima laki-
laki.
50
Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah berkeinginan
untuk menjadikan Pondok Pesantren As’ad sebagai lembaga pendidikan
negeri yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri, namun tidak mendapat
kesepakatan dengan pihak yayasan sehingga pada tahun 1968 diambil
jalan tengah mendirikan Madrasah Tsanawiyah Olak Kemang. Pada saat
itu santri yang belajar di Pondok Pesantren As’ad mengikuti pelajaran
pada dua tempat, pada pagi hari mengikuti pelajaran di MTs Negeri Olak
Kemang dan pada sore hari mengikuti pelajaran di Pondok Pesantren
As’ad Olak Kemang.
Dari sejak berdiri tahun 1968 sampai sekarang ini, pimpinan MTs
Negeri Olak Olak Kemang telah 11 (sebelas) kali mengalami pergantian
dan dapat dilihat sebagai berikut: 1) Ibrahim A. Somad, 2) Somad. Hs, BA,
3) Drs. Lukman Hakim, 4) Drs. Satria, 5) Drs. Kamaluddin Basri, 6) Drs.
Akhyaruddin, 7) Dra. Husniyati, S.Pd, 8) Muhammad Thoyib, S.Ag, S.Pd,
9) Drs. Ibrahim. Z, 10) H. Muhammad Aman, S.Ag, 11) Ahmad Faisol,
S.Pd.I.
Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang termasuk wilayah
Kecamatan Danau Teluk tepatnya di Jalan KH. Hasan Anang Kelurahan
Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk sekitar 1 KM dari Pasar
Tradisional Olak Kemang.
Adapun batas-batas wilayahnya yaitu sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan jalan umum
- Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk
- Sebelah Barat berbatasan dengan perumahan warga
- Sebelah Timur berbatasan dengan MIS Nurun Najah
b. Visi, Misi dan Tujuan
1. VISI
MEWUJUDKAN SISWA BERAKHLAK MULIA, CERDAS, TERAMPIL,
BERBUDAYA, BERKARAKTER YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN.
51
2. MISI
1) Mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan
memotivasi peserta didik.
2) Mengembangkan pembelajaran yang berbasis Imtaq dan Iptek
3) Meningkatkan kinerja profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4) Meningkatkan hubungan kerjasama orang tua siswa dan masyarakat
dalam suasana yang harmonis
5) Menciptakan lingkungan yang asri, bersih, indah, aman dan
menyenangkan
6) Meningkatkan kreatifitas yang inovatif melalui kegiatan pembiasaan,
pengembangan diri intra dan ekstra kurikuler
3. TUJUAN
1) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik
2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik
3) Mengembangkan kepribadian peserta didik secara utuh
4) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih
lanjut.
c. Kurikulum MTs Negeri 1 Kota Jambi
Kegiatan Intra Kurikuler di MTs Negeri 1 Kota Jambi adalah
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Sedangkan kegiatan-kegiatan
Ekstra Kurikuler diadakan pada hari Selasa s.d Sabtu. Adapun kegiatan-
kegiatannya sebagai berikut: 1) Kegiatan pelayanan konseling, 2)
Kepramukaan, 3) Drum Band, 4) Lasqi, 5) Tari, 6) Tilawah, 7)
Muhadharah, 8) Olah Raga, 9) Batik, 10) Pelatihan Imam dan Tahlil, 11)
Cerdas Cermat, 12) Paskib, dan 13) Karya Ilmiah Remaja.
52
d. Keadaan Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Sarana dan
Prasarana dan Siswa (Terlampir)
e. Keadaan Tenaga Pendidik
Tabel 4.1. Keadaan Guru MTs Negeri 1 Tahun Pelajaran 2017/201849
No Nama Status Kepegawaian
PNS Non PNS 1 Dra.Khoiriyah Guru PNS
2 Drs.Laswardi Guru PNS
3 Dra.Lutpiah Guru PNS
4 Drs.Nursalim Guru PNS
5 Dra.Eli Arianis Guru PNS
6 Dra.Alawiyah Guru PNS
7 Drs.raden kasum Guru PNS
8 Yusmarita S.Pd Guru PNS
9 Ernawati,HS.BA Guru PNS
10 Yurnananeli,S.Ag Guru PNS
11 Nurhayati,S.Pd Guru PNS
12 Ahmad Faisol S.Pd Kepala PNS
13 Arleni S.Pd Guru PNS
14 H.Darussani S.Ag Guru PNS
15 Dra.fahriyah Guru PNS
16 Asharuddin S.Ag Guru PNS
17 Hidayani S.Pd I Guru PNS
18 Antoni Steven S.Pd Guru PNS
19 Su’adah S.Pd Guru PNS
20 Hoiriah S.Ag Guru PNS
21 Alawiyah Sag Guru PNS
22 Faridah S.Pd I Guru PNS
23 Fatimah Lubis,S.Pd Guru PNS
24 Firna Yulia S.Pd Guru PNS
25 Lenida Wardani Harahap,S.Pd Guru PNS
53
f. Tenaga Kependidikan
Tabel 4.02. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang Pendidikan
No Nama/ NIP Jabatan Status Pendidikan Ket
1 Muhammad Isa, S.Ag, M.Sy 197208242007011018
Kaur TU PNS S.1 Tarbiyah
2 Eslimat 197006101994032002
Staf TU PNS S.Pd
3 Nurul Huda S.Kom 198402072009122002
Bendahara Rutin
PNS S.Kom
4 M.Adib Arkan, S.kom Staf TU P.Honor S.Kom
5 M.Thoiyib Pramusaji P.Honor SMA
6 Misbah 197208242007011018
Pramusaji PNS SMA
7 Nurhikmah Staf TU P.Honor S.1 Ekonomi
Desty Amny Staf TU P.Honor S.1 Tarbiyah
8 Irsyadul Kirom Pramubakti P.Honor
S.1 Komputer
9 M.Rosid Pustakawan P.Honor SMA
10 Fauzan A,R SATPAM P.Honor SGO
11 Husnun Najah SATPAM P.Honor SMA
12 M.Sayuti SATPAM P.Honor STM
g. Keadaan Siswa
Tabel 4.03. Kondisi Siswa dan Kelulusan
Tahun Pelajaran
Kelas JML
JML Rombel Kelas I
VII VIII IX VII VIII IX Pendaftar Diterima
2015/2016 237 238 236 711 7 6 6
2016/2017 239 237 236 712 7 6 6
2017/2018 208 239 236 683 7 7 6
h. DATA SARANA PRASARANA
Tabel 4.04. Kondisi Sarana Prasarana
No URAIAN KONDISI SEKARANG KET
Vol/Jml Baik RR RB
TANAH BANGUNAN 1 Luas Tanah 5601 2 Gedung
2.1. Ruang Kelas 17 14 3
2.2. Ruang Kantor 1 1
54
No URAIAN KONDISI SEKARANG KET
Vol/Jml Baik RR RB
2.3. Ruang Guru 1 1
2.4. Ruang Aula - -
2.5. Ruang Ketrampilan/seni 1 1
2.6. Musholla/Praktek PAI 1 1
2.7. Ruang BP/BK 1 1
2.8. Ruang Laboratorium 1 1
2.9. Gudang 1 1
2.10. WC Guru/Pegawai 4 2 2
2.11. WC Siswa 9 5 2 2
2.12. Kantin Madrasah 1 1
2.13. Ruang UKS 1 1
2.14. Ruang Drum Band 1 1
2.15. Ruang OSIS 1 1
2.16. Ruang Pramuka 1 1
2.17 Ruang Olahraga 1 1 3 MEUBELAIR
3.1. Kursi siswa 458 458
3.2. Meja siswa 245 245
3.3. Kusi Jol (Guru) 26 26
3.4. Meja ½ biro (Guru) 26 26
3.5. Meja Pustaka 20 20
3.6. Kursi Pustaka 22 22
3.7. Lemari Buku Pustaka 3 3
3.8. Meja ½ biro (pegawai) 4 4
3.9. Kursi Jok (pegawai) 4 4
3.10. Meja 1 biro (Kepala) 1 1
3.11. Papan Pengumuman 2 2
3.12. Papan Tulis (white board) 12 12
3.13. Papan data 9 9
3.14. Lemari Kayu 6 6
3.15. Meja Komputer 17 17
3.16. Filing Kabinet 3 3
3.17. Brangkas
3.18. Kursi pop (labor IPA) 10 10
3.19. Meja Panjang (labor) 6 6
3.20. Almari labor IPA 2 2
3.21. Kursi Tamu (sice) 2 2
3.22. Peralatan Meubelair lainnya 4 PERALATAN
4.1. Komputer 19 19
4.2. Printer 2 2
4.3. Pesawat Telepon 2 2
55
No URAIAN KONDISI SEKARANG KET
Vol/Jml Baik RR RB
4.4. Sound system 3 2
4.5. Laptop 4 4
4.6. Mesin Ketik 6 2 2 2
4.7. Alat Pemotong kertas
4.8. Peralatan IPA 1
4.9. Peralatan lainnya 5 LABORATORIUM
5.1. Laboratorium IPA 1 1
5.2. Laboratorium Komputer 1 1
5.3. Laboraturium Bahasa 1 1
5.3. Musholla / Pratikum PAI 1 1
5.4. Pratikum Olahraga 1 1
5.5. Pratikum Kesenian 1 1
5.6. Pratikum lainnya 6 PRASARANA LINGKUNGAN
6.1. Pagar 2452
6.2. Komblok 360
6.3. Prasarana lingkungan lainnya 7 JASA
7.1. Listrik 5700
7.2. PDAM 1
7.3. Telepon/Internet 2 2 8 PERPUSTAKAAN
8.1. Jumlah Judul 125
8.2. Jumlah Eksemplar 3622
8.3. Jumlah Eks. Buku teks 2921
8.4. Jumlah Eks. Buku Referensi 250
8.5. Jumlah Eks. Buku FIKSI 451 9 SARANA PRASARANA LAINNYA
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Talang Bakung/ (MTsN 3) Kota Jambi.
MTs Negeri 3 Kota Jambi berawal dari MTs Swasta Al-Hidayah
Talang bakung yang berlokasi di jalan Sultan Syahril RT 17 Talang
Bakung Kota Jambi pada tahun 1988. Selanjutnya, pada tahun 1994 alih
status menjadi MTs Negeri Talang bakung Kota Jambi, berdasarkan SK
Menteri Agama RI No. 224 Tahun 1993 tanggal 25 Oktober 1993. MTs
Negeri 3 Kota Jambi berdiri MTs Negeri 3 Kota Jambi beralamat di RT 18
Kelurahan Eka Jaya Kecamatan Pal Merah Kota Jambi. Dalam kurun
56
waktu 22 tahun (1994-2016) senantiasa melakukan pembenahan,
sedangkan kepala sekolah yang telah dan sedang memimpin yaitu: 1)
Drs. Imam Suhadi, 2) Dra.Hj Aisyah, 3) Drs. Kamaluddin Basri, 4) Drs.
Imtazmona, 5) Ambok Pera Afrizal, MA, 6) A. Syukri (sekarang). 50
a. Struktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan, sukses dan lancarnya penyelenggaraan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh struktur madrasah yang
bersangkutan. Adapun struktur organisasi MTs Negeri 3 Kota Jambi dapat
di lihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4. 1. Struktur Organisasi MTs N 3 Kota Jambi tahun 2017/2018
b. Keadaan Guru dan Siswa
1) Keadaan guru
Adapun keadaan guru tetap dan guru tidak tetap MTs Negeri 3
Kota Jambi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
50 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Talang bakung Tahun 2018.
Kepala sekolah
Drs.A.Syukri
Komite Sekolah
Imam dawawi
Tata Usaha (TU)
Drs. Awaludin
Waka Kurikulum
Drs. Rajab
Waka Kesiswaan
Drs. Sukri
Waka Humas
Risatri. Gs,M.Si
Waka Sapras
Drs. Herianto
Majelis Guru Wali Kelas
Siswa-siswa
Keterangan :
________ : Garis Komando ------------- : Garis Koordinasi
57
Tabel 4.5. Keadaan Guru MTs Negeri 3 Kota Jambi Tahun 2017/201851
NO NAMA NIP MATA PELAJARAN
1 Drs. A. SYUKRI 19660507199903 1 003 AKIDAH AKHLAK
2 Drs. R A J A B 19641109199303 1 004 I P A
3 RISATRI GS, M.Si 19710824199903 1 002 I P A
4 Drs. HERIANTO 19640612199502 1 002 BHS. INGGRIS
5 Drs. J A S W I R 19620303198803 1 006 I P S
6 Drs. ABDULLAH 19650415199401 1 001 P K N
7 ZUHRIAH, A.Md 19591231198203 2 013 I P S
8 A. ZANZIBAR, BA 19641103199001 1 002 BHS. INGGRIS
9 Dra. RITA ZAHARA 19670604199403 2 002 SENI BUDAYA
10 DEIS SURYA E, S.Pd 19691124199412 2 004 MATEMATIKA
11 BUSTAMAM, S.Pd 19710901199512 1 002 I P A
12 Dra. A R L I N A 19640112199603 2 001 BHS. INDONESIA
13 Dra.Hj. SUHARTI 19671213199703 2 001 BHS. INDONESIA
14 CHUSNUS SA'ADAH, S.Pd 19701020199703 2 001 MATEMATIKA
15 S U L A M S I H, S.Ag 19690707199703 2 004 FIQIH
16 F E B R I A N I, S.Pd 19730226199803 2 002 MATEMATIKA
17 I S H A K, S.Ag 19690203199903 1 002 FIQIH
18 Hj. HINDUN NL, S.Ag 19740620199903 2 002 BHS. ARAB
19 Dra.Hj. MARMIWATI 19640402199903 2 002 I P S
20 ERNAWATI, BA 19610802199401 2 001 I P A
21 M. IBRAHIM, S.Ag 150 321 505 AL QUR'AN HADIS
22 MARDIANA, S.Ag 19720112200212 2 006 BHS. ARAB
23 Y O H A N A, S.Pd 19750424200501 2 005 P K N
24 MARIATON, S.Pd 19700825200501 2 009 BHS. INDONESIA
25 M A R T I N I, S.Pd 19690311200501 2 004 MATEMATIKA
26 ISKANDAR, M.Si 19690203200312 1 003 I P A
27 R A T N A, S.PdI 19710706199401 2 001 S K I
28 ARBAIYAH, S.Ag 19651202200112 2 001 S K I
29 NENI EFRIYANI, S.Pd 19820413200604 2 016 BP/BK
30 RISLINDAWATI, S.PdI 19830508200604 2 001 BHS. INGGRIS
31 M. NURMAN, S.PdI 19701214200701 1 020 AL QUR'AN HADIS
32 YULI SUSILAWATI S, S.Pd 19800720200501 2 006 BP / BK
33 FITRIANI, S.Pd 197903152005012006 I P S
34 Dra. SUCI ROHYATI 196309202014112001 SENI BUDAYA
35 Drs. PARSUDI 196504032014111002 I P S
51 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Talang bakung Tahun 2017.
58
NO NAMA NIP MATA PELAJARAN
36 ISMAIL HB, BA
37 RYAN ADI PRASETYO, S.KOM T I K
38 APRIZAL, S.Pd PENJAS ORKES
39 MHD. SADRI, S.Pd PENJAS ORKES
40 M. KHOIRUDDIN, S.KOM T I K
41 YUNITA, S.Pd PENJAS ORKES
42 TRI WIDYAWATI, S. Pd I P A
Berdasarkan tabel 4.1 di atas keadaan guru yang mengabdi 33
orang guru PNS Kemenag, 3 Guru DikNas dan 7 Tenaga Honor. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di MTs Negeri 3 Kota Jambi adalah 39
orang yang rata-rata sudah berkualifikasi sarjana, hanya 3 orang yang
belum memiliki kualifikasi pendidikan sarjana dan mengajar sesuai
dengan bidang kompetensinya masing-masing.
2) Keadaan Pegawai
Tabel 4.6. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang Pendidikan
No Nama/ NIP Jabatan Status Pendidikan KET
1 Drs.Awaludin 197004011997031004
Kaur TU Pegawai S.1
2 M.Nurman S.Pd I 197012142007011020
Staf TU Pegawai S.1
3 H.Lainul Ikhsan,S.Ag 19720421199822007
Bendahara Pegawai S.1
4 Umi Masruroh 197306161998022003
Staf TU Pegawai SMA
5 Nurfiah,A.Md 197204211998032001
Staf TU Pegawai D.III Unja
6 Mawarni 197504131996032001
Staf TU Pegawai SMA
7 Sunarno 196603052014111001
Staf TU Pegawai SMA
8 Arraudah, S.P Staf TU PTT S.1
9 Muksin S.Pd I Pustakawan PTT S.1
10 M.Arisyahputra.S.E Pramubakti PTT S.1
11 Dian Agustina S.Pd Pustakawan PTT S.1
12 Pami Ruseng,S.P SATPAM PTT S.1
13 Efendi,S.Pd.i SATPAM PTT S.1
59
3) Keadaan siswa
Keadaan siswa-siswa MTs Negeri 3 Kota Jambi yang ada saat ini
berjumlah 780 orang yang terdiri dari 391 laki-laki dan 389 orang
perempuan. Adapun keadaan siswa di MTs Negeri 3 Kota Jambi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7. Keadaan Siswa MTs Negeri 3 Kota Jambi52
No Kelas Jumlah
Laki –laki Perempuan L+P
1 VII 141 139 280
2 VIII 134 142 276
3 IX 116 108 224
Jumlah 391 389 780
c. Visi dan Misi
Visi: Terwujudnya MTs Negeri 3 Kota Jambi sebagai pusat pendidikan
yang unggul dalam bidang Imtaq dan Iptek
Misi:
1) Menanamkan keyakinan kepada Allah SWT
2) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Islam
3) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki kemampuan di bidang
Imtaq dan Iptek
4) Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai insani yang
berakhlakul karimah
5) Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan melalui pengamalan
langsung sesuai minat bakat peserta didik.
6) Menggerakkan pendidikan dan pengajaran yang bermutu, baik
secara keilmuan, moral, dan sosial.
7) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran, dan mewujudkan kesadaran peserta
didik untuk berpartisifasi aktif dalam melestarikan lingkungan.
52 Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Talang bakung Tahun 2016/2017.
60
3. MTs Negeri Jambi Timur/MTs Negeri 4 Kota Jambi
MTs Negeri 4 Kota Jambi berlokasi di jalan Bardikari Rt. 23
Kelurahan Payo Selincah Kecamatan Palmerah, berdiri di atas tanah
wakaf dari Bapak Muktar HY.53 MTs N 4 Kota Jambi merupakan madrasah
alih status dari MTs Swasta Dharma Wanita Unit Kandepag Kota Jambi
pada tahun 1993. Sementara itu, MTs Swasta Dharma Wanita
menumbuhkan kembali dan membuat madrasah baru yang berlokasi di
lorong Madrasah Kelurahan Payo Selincah.54
a. Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Jambi Timur:
Keterangan:
: Garis Komando : Garis Koordinasi
Gambar 4. 2. Struktur Organisasi MTs N 4 Kota Jambi 2017/201855
b. Keadaan Guru
Peranan guru sebagai tenaga pendidik sangatlah penting di dalam
memupuk minat dan menumbuhkan semangat siswa dalam memberikan
53Dokumentasi, tanggal 3 September 2018 54Imran Pehang, Wawancara,tanggal 3 September 2018 55Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Jimur Tahun 2017
Kepala Madrasah
Drs. Imran Pehang
Waka. Sarpras
Kepala Tata Usaha
Syamsu Bahri, S.Ag
Waka. Kurikulum
Wali Kelas Majelis Guru
Waka. Humas
Komite Sekolah
Team
Waka. Kesiswaan
Drs. Etty. Y Djumiati S, S.Pd M. Syafi’I, M.Pd.I Ermiyati, S.Pd
Siswa-Siswi
61
bekal ilmu pengetahuan melalui program pembelajaran. Keberhasilan
dalam setiap mata pelajaran tentunya didukung oleh semangat guru
dalam menyampaikan materi pelajaran.
Adapun keadaan guru tetap dan guru tidak tetap MTs Negeri 4 Kota
Jambi dapat di lihat tabel berikut ini:
Tabel 4.8. Keadaan Guru MTs N 4 Kota Jambi 2017/201856
No Nama Status Pegawai
PNS Non PNS
1 Drs. Imran Pehang, M.Pd.I PNS
2 Dra. Etty Yusmaniarti, M.Pd.I PNS
3 Drs. Suwanto PNS
4 Dra. Nina Yuliza PNS
5 Ermailis, S.Pd PNS
6 Djumiaty Syam, S.Pd PNS
7 H. Rukadi, S.Pd PNS
8 Nani Afriani, M. Pd.I PNS
9 Dra. Nurhayati, M. Pd PNS
10 Yurnalis, S.Ag PNS
11 Liska Evawani, S.Pd PNS
12 Ahmad Safi'i,S.Ag PNS
13 M. Syafi'i, S.Ag PNS
14 Yonrizal, S.Pd PNS
15 Desy P., S.Pd, M.Pd PNS
16 Dra. Tsuraya S, PNS
17 Dra. Harminawati PNS
18 Maily S., S.Pd PNS
19 Murniati , S.Pd PNS
20 Ermiyati, S.Pd PNS
21 Sri Rahayu, S.Ag PNS
22 Wiwik Lestari, S.Pd PNS
23 Dra. Martiny PNS
24 Sri Fithriyati, S.Ag PNS
25 Syofian Is, S.Ag.M.Pd.I PNS
26 Mariya, S.Si PNS
56Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Jimur Tahun 2017
62
No Nama Status Pegawai
PNS Non PNS
27 Nurhasanah, S. PdI PNS
28 Resti Fauziah, M.Pd.I PNS
29 Syaiful Bahri,S.Ag PNS
30 Tuty Asmawaty PNS
31 Pardalim, S.Ag Non PNS
32 Ratnawati, S. PdI Non PNS
33 Mardiana, S. Pdi Non PNS
34 Tiara W., S.Pd Non PNS
35 M. Padri, AS. S.PdI Non PNS
36 Juliardi Non PNS
37 Yeyen Retna P., SE Non PNS
Tabel 4.9. Data Pegawai , PNS & Honor berdasarkan jenjang Pendidikan
No Nama/ NIP Jabatan Status Pendidikan Ket
1 Syaiful Bahri,S.Ag
197006301997051001 Kaur TU Pegawai S.1 Tarbiyah
2 Ahmad Fuad,
S.PdI,M.PdI
19760516 200112 1 004
Bendahara
Rutin Pegawai S.1 Unja
3 Aswin SATPAM PTT SMA
4 Irwan Over SATPAM PTT SMA
5 Juliardi Staf TU PTT SMK
6 Kurniawan Pramubakti PTT SMA
7 Parwati Pramubakti PTT D.1
8 Yeyen Retna Puspita, S.P Pustakawan PTT S.1
9 Ratnawati Pramubakti PTT SGO
10 Mardiana,S.Pd Staf TU PTT S.1
11 Pardalim S.Ag Pramubakti PTT S.1
12 Yonrizal SATPAM PTT SMK
4. MTs Negeri Kenali Besar /MTs Negeri 5 KOTA JAMBI
a. Visi, Misi dan Tujuan
Visi: “Terwujudnya siswa yang, islami, cerdas, terampil, dan
berprestasi”.
Misi:
1. Menanamkan sendi-sendi ajaran agama Islam
63
2. Membudayakan akhlakul karimah
3. Mengefektifkan kegiatan pembelajaran
4. Mengoptimalkan kegiatan praktikum
5. Mengoptimalkan penggunaan sarana pendidikan
6. Mengefektifkan kegiatan ekstrakulikuler
7. Melakukan kerja sama dengan mitra sekolah
Tujuan:
1. Meningkatkan prestasi akademik siswa, prestasi kerja guru, dan
karyawan sekolah
2. Menumbuhkembangkan silaturahmi dan asas kekeluargaan
3. Mencetak siswa-siswa yang islami
4. Melengkapi sarana dan prasarana sekolah
5. Melaksanakan pembagian tugas secara proporsional dan profesional
6. Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2007
b. Keadaan Geografis
MTs Negeri 5 Kota Jambi merupakan alih status dari MTs swasta
“Nurussolah” dibawah pimpinan yayasan Nurussolah, di bawah pimpinan
Drs. Jancik Ja’far dilanjutkan oleh Dra. Hj. Aisyah. Alih status beupa
penegerian tertuang dalam SK Departemen Agama tertanggal 5 Juni
1997.
Pada bulan April 1999 Departemen Agama Propinsi Jambi
membangun gedung baru di Jl. Lingkar Barat II Kelurahan Bagan Pete
Kota Baru Jambi di atas tanah wakaf dari tokoh masyarakat bagan pete
yang bernama H. Amin. Adapun luas tanah yang ditempati MTsN Kenali
Besar seluruhnya 2944 m2. Pada tanggal 1 April 2018 MTsN Kenali Besar
berubah menjadi MTsN 5 Kota Jambi. Secara geografis MTsN 5 Kota
Jambi berbatasan sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan perumahan Griya Idaman
64
• Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan pinang merah
• Sebelah timur berbatasan dengan RT 11 bagan pete
• Sebelah barat berbatasan dengan perumahan permata biru.
Adapun Kepala Sekolah yang pernah menjabat di MTsN 5 Kota
Jambi adalah sebagai berikut: 1) Dra. Hj. Aisyah, 2) Drs. H. Imam Suhadi,
3) Drs. H. Satria, 4) Drs. Huzairin, 5) Drs. H. Sulaiman, 6) Zainal Arifin,
S.Ag.
c. Keadaan Guru, Pegawai dan Murid
1. Keadaan Guru
Dalam proses belajar mengajar tidak terlepas hubungan antara
guru dan murid yang didalamnya tidak dapat dipisahkan sebab tanpa
guru, pegawai dan siswa, maka proses belajar mengajar tidak dapat
berlangsung dengan baik.
Jumlah tenaga pengajar atau guru yang terdapat di MTsN 5 kota
Jambi berjumlah 31 orang, sebagaimana pada tabel I, sedangkan jumlah
pegawai di MTsN 5 Kota Jambi berjumlah 12 orang sebagaimana pada
tabel berikut:
Tabel 4.10. Data Guru dan Pegawai MTs Negeri 5 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama L/P NIP Jabatan
1. Zainal Arifin, S.Ag L 197007031998031006 Kepala
2. Kustaniah,S.Ag P 197201171992032001 Guru
3. Dra. Patwasantri Purba P 150278811000000000 Guru
4. Drs. Adnan Nasution L 196510021997031002 Guru
5. Rima Melati Zuchri,S.Pd P 197308201996032001 Guru
6. Nurizalaila,S.Ag P 197107231993032001 Guru
7. Milyarni,S. Pd P 150284031000000000 Guru
8. Asma Murni, S.Pd P 197001211998032004 Guru
9. Nafsiah,S.Ag P 197202151998032002 Guru
10. Ratna Sari Dewi, S.Pd, M.Pd P 196907251998032002 Guru
11. Ruwaida,S.Pd P 19680829199032002 Guru
65
No Nama L/P NIP Jabatan
12. Patkhiyawati,S.Pd P 199610101999032002 Guru
13. Helli Yuniarti,S.Pd P 197306151999032004 Guru
14. Dra, Naila Uzma P 197008121991032002 Guru
15. Ernaili,S.Pd P 197712142001122002 Guru
16. Maiyani ES,S.Pd P 197005042002122002 Guru
17. Dra . Rosdawati P 150332503000000000 Guru
18. Yuliharni,S.Pd P 153501490000000000 Guru
19. Suryenti,S.Pd P 197901022005012003 Guru
20. Aida Muharti,S.Pd P 197807302005012003 Guru
21. Nani Ahwani,S.Pd, M.Pd P 150375226000000000 Guru
22. Tuti Haryani,S.Pd P 150350412000000000 Guru
23. Faizarni,S.Pd P 150380453000000000 Guru
24. Andi Aspiron,S.Pd.I.M.Pd.I L 198008172006041028 Guru
25. Fahmi,S.Pd L 197305052003121003 Guru
26. Nur Asrianti,S.PdI P 198303032011012016 Guru
27. Wina Sundari,S.Pd P 198705302011012014 Guru
28. Ahmad sayuti,SE L - Guru Honor
29. Leni Susanti,S.Pd P - Guru Honor
30. Muljambri Alif, S.Pd L - Guru Honor
31. Handrian Pranata, S.Pd.I L - Guru Honor
2. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang Pendidikan
No Nama/ NIP Jabatan Status Pendidikan KET
1 Hj. Saodah,S.Ag 196709121990012001
Kaur TU PNS
S.1 Tarbiyah
2 Jasnawati 196206051987032001
Staf TU PNS
SMA
3 Nurhikmah 196405201987032001
Bendahara Rutin
PNS SKOM
4 Agustini, SE 197108272005012001
Staf TU PNS
S.1 unja
5 Ngadikun 197210101991031001
Staf TU PNS S.1 Unja
6 Liza Meilonovriani Kifli, S.Pd Staf TU PTT S.1 Komputer
7 Sa’diah Pramubakti PTT S.I Ekonomi
8 Rima Yanti, SE Pramubakti PTT S.1 Komputer
9 Sri Warni AR, SE Pustakawan PTT SMA
10 Munawwaro, S.Pd Pramubakti PTT SGO
11 Yasin SATPAM PTT SMEA
12 Ardi Firman SATPAM PTT STM
66
3. Keadaan Murid
Jumlah siswa yang ada pada tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah
551 siswa yang tersebar pada kelas VII, VIII dan IX
4. Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas disini adalah segala sesuatu hal yang
berkenaan dengan alat-alat Pendidikan atau yang menunjang dalam
kelancaran proses belajar mengajar pada MTsN 5 Kota Jambi.
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sarana dan fasilitas
Pendidikan yang ada pada MTsN 5 Kota Jambi tersebut dapat dilihat
melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.11. Keadaan Sarana dan fasilitas Pendidikan di MTs Negeri 5
Kota Jambi Tahun Pelajaran 2017 / 2018
No Jenis
ruangan Jumlah
Luas (m2)
Kondisi Ket
Baik Buruk 1 Kelas / Teori 9 567 m2
2 Labotatorium IPA 1 100 m2
3 Ruang Kepala 1 20 m2
4 Ruang guru 1 56 m2
Jumlah guru 33 orang Dibangun oleh komite Tahun 2000 dan tidak memungkinkan dengan ukuran yang ada bisa menampung 32 orang guru
5 Ruang TU/kantor 1 40 m2
6 Laboratorium Komputer
1 33 m2
Menggunakan ruang tata usaha yang dibagi dua sehingga tidak memungkinkan untuk pembelajaran TIK yang nyaman.
7 Perpustakaan 1 100 m2
8 Kantin Sekolah 1 15 m2
9 BK 1 6 m2
10 OSIS 1 15 m2
11 Musholla 1 90 m2
12 UKS 1 6 m2
67
No Jenis
ruangan Jumlah
Luas (m2)
Kondisi Ket
Baik Buruk 13 Lap. Bola Voli 1 525 m2 √
14 Lap. Bulu tangkis 1 120 m2 √
15 Lap. Basket 1 525 m2 √
16 Lap. Tenis meja 2 14 m2 √
5. MTs Negeri Sijenjang (MTs Negeri 6 Kota Jambi)
Visi: ”TERWUJUDNYA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SIJENJANG BERAKHLAK MULIA DAN UNGGUL DALAM PRESTASI”
Misi:
1. MEMBENTUK SISWA-SISWI YANG MAMPU BERSAING DAN UNGGUL DALAM PRESTASI.
2. MEMPERDAYAKAN ORGANISASI YANG BERAKHLAK MULIA.
3. MENINGKATKAN KWALITAS PROFESIONAL KERJA, BUDI
PEKERTI DAN BERAKHLAK MULIA.
4. MENINGKATKAN HUBUNGAN KERJA SAMA ORANG TUA,
MURID DAN MASYARAKAT.
Sejarah singkat:
MTs Negeri 6 Kota Jambi merupakan alih status dari MTs
Swasta Al-Ikhlas berdasarkan berdasarkan Keputusan Kanwil Depag
Propinsi Jambi tahun 1997/1998.
SUMBER DAYA MANUSIA:
Tabel 4.12. Data Guru MTs Negeri 6 Kota Jambi Tahun 2017/2018
No Nama/NIP Jabatan Status Pendidikan Ket.
1 Drs. Muhammad Dahri 19660407 199303 1 004
Kepala Sekolah
PNS S.1 Tarbiyah/PAI
2 Dede Sunarya, S.Ag 19660523 199803 1 002
Waka/Guru Madya
PNS S.1 Tadris/Biologi
3 Nursilawati,S.Ag 19690916 199603 2 001
Guru Madya PNS S.1 Tadris/Biologi
4 Syamsul Bahri,S.Pd 19690512 200501 1 007
Guru Pratama Tk.I
PNS S.1 FKIP/Matematika
68
No Nama/NIP Jabatan Status Pendidikan Ket.
5 Dra.Marliani 19671108 199603 1 002
Guru Madya PNS S.1 FKIP/Kimia
6 Syofyarlis,S.Pd 150284663
Guru Madya PNS S.1 FKIP/B.Inggris
7 Enny Gustini,S.Pd 19710416 199803 2 003
Guru Madya PNS S.1 FKIP/IPS
8 Drs.MHD Razali 19650612 199903 1 004
Guru Madya PNS S.1 Tarbiyah/PAI
9 Yulvita,S.Ag 150286258
Guru Madya PNS S.1 Tarbiyah/PAI
10 Muhidin,S.Ag 1972621 199903 1 001
Guru Madya PNS S.1 Tarbiyah/B.Arab
11 Irda Kiram,S.Pd 19760208 200201 2 005
Guru Pratama Tk.I
- S.1 FKIP/Konseling
12 Joharto Padang,S.Pd 19701010 200501 1 014
Guru Pratama Tk.I
PNS S.1 FKIP/B.Indonesia
13 Sudaryono,S.Ag 19690611 200312 1 005
Guru Muda PNS S.1 Tarbiyah/PAI
14 Wiwin Binadibu,S.Pd 150380721
Guru Pratama
PNS S.1 FIK
15 Ilyas,S.Ag 150384356
Guru Pratama Tk.I
PNS S.1 Tarbiyah/PAI
16 Darmiyati,S.Pd 150385414
Guru Pratama Tk.I
PNS S.1 FKIP/IPS
17 Asih Sumarni,S.Pd Guru Pratama Tk.I
PNS S.1 FKIP/IPS
18 Pebriani,S.Pd 150390975
Guru Pratama
PNS S.1 FKIP/B.Inggris
19 Erwansyah,S.Pd 19780302 200501 1 005
Guru Pratama Tk.I
PNS S.1 FKIP/Matematika
20 Qosim,S.S 19760803 200701 1 018
Guru Pratama
PNS S.1 Sastra Inggris
21 Siti Chodijah.SY,S.PdI 19780818 20710 2 004
Guru Pratama
PNS S.1 Tarbiyah/PAI
22 Eka Fitriani,S.Sn 150424438
Guru Pratama
PNS S.1 Seni Tari
23 M.Husni Hidayat,S.PdI 150400633
Guru Pratama
PNS S.1 Tarbiyah/B.Arab
24 M.Solikhin,S.Ag
GTT - S.1 Tarbiyah/PAI
25 Nur Ilmi,S.IP GTT - S.1 UNAND/Ilmu Politik
26 Masiah,S.Ag GTT - S.1 Tarbiyah/B.Arab
27 Sri Winih, S.Pd GTT - S.1 B. Indonesia
28 Wulandari,S.Pd GTT S.1 B. Indonesia
69
Tabel 4.13. Data Pegawai, PNS & Honor berdasarkan jenjang Pendidikan
No Nama/ NIP Jabatan Status Pendidikan KET
1 Alwi, S.Pd.I
19620221 198602 1 001 Kaur TU Pegawai S.1 Tarbiyah
2 Lukman
19651216 198703 1 002 Staf TU Pegawai SMA
3 Fitria
19780613 200501 2 016
Bendahara
Rutin Pegawai SMA
4 M. Ikhwan
19760919 200710 1 001 Staf TU Pegawai S.1 Sejarah
5 Zulfakhri, S.Pd
19780818 20710 2 004 Staf TU Pegawai S.1 PDU Unja
6 Marhama S.Kom
198304182005011009 Staf TU Pegawai S.1 Komputer
7 Muntama,S.E
198005132006001002 Kepustakaan Pegawai S.I Ekonomi
8 Rizam S.Kom
198406192005011009 Kepustakaan Pegawai S.1 Komputer
9 Muhammad Cleaning
Service PTT SMA
10 Marjoni Security PTT SGO
11 Agus Riyanto Security PTT SMEA
B. Hasil Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian
1. Data Hasil Penelitian
Data penelitian berupa data hasil angket dari variabel bebas yaitu
variabel budaya organisasi dan variabel komitmen kerja dengan variabel
terikat yaitu kepuasan kerja. Dalam penelitian ini digunakan sampel
sebanyak 40 tenaga adminsitrasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota
Jambi yaitu MTsN Olak Kemang, MTsN Jambi Timur, MTsN Talang Bakung,
MTsN Jambi Timur, MTsN Kenali Besar, dan MTsN Sijenjang. Pada
bagian ini akan disajikan deskripsi data dari tiap-tiap variabel meliputi: a)
perhitungan stastistik deskriptif yaitu berupa: skor tertinggi, skor terendah,
mean (M), dan standar deviasi (SD), b) perhitungan persyaratan analisis:
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas, dan c) pengujian
70
hipotesis. Pengolahan data dilakukan secara manual dan bantuan SPSS
Versi 22.00.
Berikut rangkuman data hasil penelitian berdasarkan pada
responden mengisi angket:
Tabel 4.14. Rangkuman Output SPSS Tiga Variabel
Statistics
X1_Budaya
Organisasi
X2_komitmen
kerja
Y_Kepuasan
Kerja
N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0
Mean 101.60 104.73 104.75
Median 102.40 105.83 105.07
Mode 102.5 106.81 103.63
Std. Deviation 13.25 11.21 13.308
Variance 184.246 134.256 177.115
Range 59 57 65
Minimum 70 75 71
Maximum 129 132 136
Sum 4064 4189 4190
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
2. Perhitungan Statistik Deskriptif
1). Budaya Organisasi (X1)
Data variabel budaya organisasi diperoleh dari angket yang
terdiri atas 40 butir pernyataan. Skor yang diberikan maksimal 5 dan
minimal 1, sehingga diperoleh skor tertinggi ideal 160 dan skor
terendah ideal adalah 32. Berdasarkan data penelitian, variabel budaya
organisasi memiliki skor tertinggi sebesar 129, skor terendah sebesar 70,
mean sebesar 111,11 dan standar deviasi sebesar 8,42.
Berikut disajikan perhitungan distribusi frekuensi, penyajian data
dalam table distribusi frekuensi dan grafik histogram.
1. Distribusi Frekuensi
Rentang (R) = 129 - 70 = 59
Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log 40 = 6,28 dibulatkan menjadi 6
Panjang Kelas Interval (p) = 59/6 = 9,83 dibulatkan menjadi 10
71
2. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan perhitungan dasar distribusi frekuensi dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi, sebagai berikut:
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Data Variabel budaya organisasi
No Kls Xi fi Xi2 fiXi fiXi2 F kum Fr
1 70 - 79 72 2 5184 144 10368 2 5.00
2 80 - 89 83.3 3 6938.89 249.9 20816.67 5 7.50
3 90 - 99 92.64 11 8582.17 1019.04 94403.87 16 27.50
4 100 - 109 104.7 14 10962.09 1465.8 153469.3 30 35.00
5 110 - 119 115.4 7 13317.16 807.8 93220.12 37 17.50
6 120 - 129 125.7 3 15800.49 377.1 47401.47 40 7.50
40 4064 419679.4 100.00
Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa ada 16 responden (40%)
berada di bawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 14 responden
(35%) berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 10
responden (25%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-
rata.
Berdasarkan table distribusi frekuensi dapat dihitung ukuran
tendensi sentral yaitu: mean, media, modus dan SD, berikut
perhitungannnya:
3. Ukuran Tendensi Sentral
a. Skor rata-rata = 6.10140
40641===
N
XX
b. Modus =
++=
21
1
bb
bpbM o =
++
73
3105,99 = 102.5
c. Median =
−
+=f
Fn
pbM e2
1
=
−+
14
1620105,99 = 102.4
d. Simpangan Baku (SD)
72
= ( )
( )1
22
1
−
−=
nn
ffnSD
tii =
1560
2740054 = 13.25
Berdasarkan perhitungan ukuran tendensi sentral variabel budaya
organisasi (X1) diperoleh skor sebagai berikut, jumlah responden 40 orang
mereka memiliki rentang skor teoritis 32 - 160. Rentang skor empirik
diperoleh skor terendah 70 dan skor tertinggi 129 dengan rentang skor 59.
Nilai rata-rata 101.6 median sebesar 102.5 modus sebesar 102.4 dan
standar deviasi sebesar 13.25.57
Distribusi skor responden yang diberi angket variabel budaya
organisasi (X1) memiliki distribusi relatif normal karena posisi skor rata-
rata 101.6 dan median 102.5 cendrung pada posisi mendekati titik
persekutuan serta skor rata-rata variabel budaya organisasi (X1) yang
diperoleh sedikit berada di bawah kelas median.
Perhitungan budaya organisasi (X1) secara manual hasilnya sama
dengan perhitungan berbantuan program SPSS 22.0 sebagai berikut:
Tabel 4.16. Deskriptif Budaya Organisasi
N Valid 40
Missing 0
Mean 101.60
Median 102.40
Mode 102.5
Std. Deviation 13.25
Variance 184.246
Range 59
Minimum 70
Maximum 129
Sum 4064
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
4. Grafik Histogram
Gambaran data tersebut, dapat dilihat dengan tampilan histogram berikut:
57 Perhitungan Statistik Dasar tertera pada Lampiran 4,
73
Frekuensi
20
15 10 5 69,5 79,5 89,5 99,5 109,5 119,5 129,5
Skor Variabel budaya organisasi
Gambar 4. 3. Histogram Variabel budaya organisasi
Berdasarkan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa skor
budaya organisasi paling tinggi berada pada interval 100 - 109 yaitu
sebanyak 14 responden (35%) pada masing-masing interval, pada interval
90 - 99 sebanyak 11 responden (27.5%), interval 110 - 119 sebanyak 7
responden (17.5%), interval 80-89 sebanyak 3 responden (7.5%), interval
120-129 sebanyak 3 responden (7.5%), interval 70-79 sebayak 2
responden (5%).
2. Komitmen Kerja (X2)
Data variabel komitmen kerja diperoleh dari angket yang terdiri
atas 32 butir pernyataan. Skor yang diberikan maksimal 5 dan minimal 1,
sehingga diperoleh skor tertinggi ideal 165 dan skor terendah ideal
adalah 33. Berdasarkan data penelitian, variabel komitmen kerja memiliki
skor tertinggi sebesar 132, skor terendah sebesar 75, mean sebesar
114,56 dan standar deviasi sebesar 5,78.
74
Berikut disajikan perhitungan distribusi frekuensi, penyajian data
dalam table distribusi frekuensi dan grafik histogram.
1. Distribusi Frekuensi
Rentang (R) = 132 - 75 = 57
Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log 40 = 6,28 dibulatkan menjadi 6
Panjang Kelas Interval (p) = 57/6 = 9.5 dibulatkan menjadi 10
2. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan perhitungan dasar distribusi frekuensi dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi dan grafik histogram
Tabel 4.17. Tabel Distribusi Frekuensi Data Varaibel komitmen kerja
No Kls Xi fi Xi2 fiXi fiXi2 Fkum Fr
1 75 - 84 79.5 2 6320.25 159 12640.5 2 5.00
2 85 - 94 89.5 4 8010.25 358 32041 6 10.00
3 95 - 104 99.5 12 9900.25 1194 118803 18 30.00
4 105 - 114 108.4 15 11750.56 1626 176258.4 33 37.50
5 115 - 124 118.8 5 14113.44 594 70567.2 38 12.50
6 125 - 134 129 2 16641 258 33282 40 5.00
40 4189 443592.1 100.00
Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa ada 18 responden (45%)
berada di bawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 15 responden
(37.5%) berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 7
responden (13%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-
rata.
3. Ukuran Tendensi Sentral
a. Skor rata-rata = 725.10440
41891===
N
XX
b. Modus =
++=
21
1
bb
bpbM o =
++
103
3105,104 = 106.81
75
c. Median =
−
+=f
Fn
pbM e2
1
=
−+
15
1820105,104 = 105.83
d. Simpangan Baku (SD)
( )( )1
22
1
−
−=
nn
ffnSD
tii =
195963
17547721 = 11.21
Berdasarkan perhitungan ukuran tendensi sentral variabel komitmen
kerja (X2) diperoleh skor sebagai berikut, jumlah responden 40 orang
mereka memiliki rentang skor teoritis 33 - 165. Rentang skor empirik
diperoleh skor terendah 75 dan skor tertinggi 132 dengan rentang skor 57.
Nilai rata-rata 104.725 median sebesar 105.83 modus sebesar 106.81 dan
standar deviasi sebesar 11.2158
Distribusi skor responden yang diberi angket variabel komitmen
kerja (X2) memiliki distribusi relatif normal karena posisi skor rata-rata
104.725 dan median 105.83 cendrung pada posisi mendekati titik
persekutuan serta skor rata-rata variabel komitmen kerja (X2) yang
diperoleh sedikit berada di bawah kelas median.
Perhitungan komitmen kerja (X2) secara manual hasilnya sama
dengan perhitungan berbantuan program SPSS 22.0 sebagai berikut:
Tabel 4.18. Deskriptif Komitmen Kerja
N Valid 40
Missing 0
Mean 104.73
Median 105.83
Mode 106.81
Std. Deviation 11.21
Variance 134.256
Range 57
Minimum 75
Maximum 132
Sum 4189
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
58 Perhitungan Statistik Dasar tertera pada Lampiran 5
76
5. Grafik Histogram
Gambaran data tersebut, dapat dilihat dengan tampilan histogram berikut:
Frekuensi
16 12 8 4 74,5 84,5 94,5 104,5 114,5 124,5 134,5 Skor Variabel komitmen kerja
Gambar 4. 4. Histogram Variabel komitmen kerja
Berdasarkan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa skor
komitmen sekolah paling tinggi berada pada interval 105-114 yaitu
sebanyak 15 responden (37.5%) pada masing-masing interval, pada
interval 95-104 sebanyak 12 responden (30%), interval 115-124 sebanyak
5 responden (12%), interval 85-94 sebanyak 4 responden (10%), interval
125-134 dan interval 75-84 sebanyak 2 responden (5%).
3. Kepuasan Kerja (Y)
Data variabel kepuasan kerja diperoleh dari angket yang terdiri
atas 31 butir pernyataan. Skor yang diberikan maksimal 5 dan minimal 1,
sehingga diperoleh skor tertinggi ideal 155 dan skor terendah ideal
adalah 34. Berdasarkan data penelitian, variabel kepuasan kerja memiliki
skor tertinggi sebesar 170, skor terendah sebesar 34, mean sebesar
121,65 dan standar deviasi sebesar 7,76.
77
Berikut disajikan perhitungan distribusi frekuensi, penyajian data
dalam table distribusi frekuensi dan grafik histogram.
1. Distribusi Frekuensi
Rentang (R) = 136 - 71 = 65
Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log 40 = 6,28 dibulatkan menjadi 6
Panjang Kelas Interval (p) = 65/6 = 10.83 dibulatkan menjadi 11
2. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan perhitungan dasar distribusi frekuensi dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi dan grafik histogram
Tabel 4.19. Tabel Distribusi Frekuensi Data Variabel Kepuasan Kerja
No Kls Xi fi Xi2 fiXi fiXi2 F kum Fr
1 71 - 81 75.5 2 5700.25 151 11400.5 2 5.00
2 82 - 92 88.2 5 7779.24 441 38896.2 7 12.50
3 93 - 103 98.91 11 9783.188 1088.01 107615.1 18 27.50
4 104 -114 109.57 14 12005.58 1533.98 168078.2 32 35.00
5 115 - 125 118.5 6 14042.25 711 84253.5 38 15.00
6 126 - 136 132.5 2 17556.25 265 35112.5 40 5.00
40 4190.0 445356 100.00
Berdasarkan tabel 4.19 terlihat bahwa ada 18 responden (40.5%)
berada di bawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, 14 responden
(35%) berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 8
responden (20%) berada di atas kelas interval yang memuat skor rata-
rata.
3. Ukuran Tendensi Sentral
a. Skor rata-rata = 75.10440
41901===
N
XX
b. Modus =
++=
21
1
bb
bpbM o =
++
83
3115,103 = 107.63
78
c. Median =
−
+=f
Fn
pbM e2
1=
−+
14
1820115,103
= 105.07
d. Simpangan Baku (SD) ( )
( )1
22
1
−
−=
nn
ffn tii =
1560
2582221 = 12.87
Berdasarkan perhitungan ukuran tendensi sentral variabel kepuaan
Kerja (Y) diperoleh skor sebagai berikut, jumlah responden 40 orang
mereka memiliki rentang skor teoritis 34 - 170. Rentang skor empirik
diperoleh skor terendah 71 dan skor tertinggi 136 dengan rentang skor 65.
Nilai rata-rata 104.75 median sebesar 105.07, modus sebesar 107.63 dan
standar deviasi sebesar 12.87.59
Distribusi skor responden yang diberi angket variabel kepuasan
kerja (Y) memiliki distribusi relatif normal karena posisi skor rata-rata
104.75 dan median 105.07 cendrung pada posisi mendekati titik
persekutuan serta skor rata-rata variabel kepuasan kerja (Y) yang
diperoleh sedikit berada di bawah kelas median.
Perhitungan kepuasan Kerja (Y) secara manual hasilnya sama
dengan perhitungan berbantuan program SPSS 22.0 sebagai berikut:
Tabel 4.20. Deskriptif Kepuasan Kerja
N Valid 40
Missing 0
Mean 104.75
Median 105.07
Mode 107.63
Std. Deviation 12.87
Variance 177.115
Range 65
Minimum 71
Maximum 136
Sum 4190
4. Grafik Histogram
Gambaran data tersebut, dapat dilihat dengan tampilan histogram berikut:
59 Perhitungan Statistik Dasar tertera pada Lampiran 5
79
Frekuensi
16 12 8 4 70,5 81,8 92,5 103,5 114,5 125,5 136,5 Skor Variabel Kepuasan Kerja
Gambar 4. 5. Histogram Variabel Kepuasan Kerja
Berdasarkan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa skor
kepuasan kerja paling tinggi berada pada interval 93-103 yaitu sebanyak
11 responden (27.5%) pada masing-masing interval, pada interval 115-
125 sebanyak 6 responden (15%), interval 82-92 sebanyak 12 responden
(12.5%), interval 71-81 dan 126-136 sebanyak 2 responden (5%).
C. Pengujian Persyaratan Analisis Data
a. Pengujian Normalitas Data
Uji non parametrik digunakan apabila asumsi-asumsi pada uji
parametrik tidak terpenuhi. Asumsi yang paling lazim pada uji parametrik
adalah sample acak yang berasal dari populasi yang berditribusi normal,
data bersifat homogen, dan bersifat linear. Ada tiga asumsi uji statistika
parametri yaitu: normalitas, homogenitas, dan linearitas data.
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya
suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan
pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Uji parametrik mensyaratkan
data harus berdistribusi normal. Apabila data tidak normal maka akan
80
disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik. Pengujian normalitas
ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa
variabel yang diteliti normal. Dengan kata lain, apabila ada teori yang
menyakan bahwa suatu variabel yang sedang diteliti normal, maka tidak
diperlukan lagi pengujain normalitas data.
Pengujain normalitas ada dua pengujian, yaitu pengujian normalitas
dengan uji Liliefors dan dengan uji kecocokan Chi Square. Dalam
penulisan laporan hasil penelitian disertasi ini, penulis menggunakan uji
kecocokan Chi Square.
Uji normalitas dengan Chi Square adalah uji kecocokan (goodness
of fit). Dalam uji kecocokan akan dibandingkan antara frekuensi hasil
observasi dengan frekuensi harapan/teoritis. Apakah frekuensi hasil
observasi menyimpang atau tidak dari frekuensi yang diharapkan. Jika
nilai 2 kecil, berarti hasil observasi sangat dekat dengan frekuensi
harapan, dan hal ini menunjukkan adanya kesesuaian yang baik. Jika
nilai 2 besar, berarti frekuensi hasil observasi berbeda cukup besar dari
frekuensi harapan, sehingga kesesuaiannya buruk. Kesesuian yanag baik
akan membawa pada penerimaan Ho, dan kesesuaian yang buruk akan
membawa pada penolakan Ha.
Formula yang dipakai adalah:
( ) ( ) = =
−=
−=
k
i
k
i e
eo
i
ii
f
ff
e
eo
1 1
22
2
Keterangan: oi = f = Frekuensi Observasi ei = fe = Frekuensi Harapan Uji kecocokan bisa digunakan untuk mengetahui normal tidaknya
suatu distribusi data, dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi yang dibutuhkan
2. Menentukan rata-rata dan standar deviasi
3. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
81
4. Mencari nilai z skor untuk batas kelas interval dengan rumus:
SD
xkelasbatasz
−=
5. Mencari luas O – Z dari tabel kurva normal dari O – Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas
6. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-
angka O – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka
baris kedua dikurangi baris ketiga, dan seterusnya. Kecuali untuk angka
yang berbeda arah (tanda min dan plus, bukan tanda aljabar atau
hanya merupakan arah) angka-angka O – Z dijumlahkan
7. Mencari frekuensi harapan (E) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden.
8. Menentukan nilai Khi-Kuadrat ( 2 )
9. Membandingan nilai uji 2 hitung dengan 2 tabel, dengan kriteria
perhitungan: Jika nilai 2 hitung < nilai 2 tabel maka data tersebut
berdisstribusi normal. Dengan dk = (1 – α)(dk = k – 3) dimana dk =
derajat kebebasan (degree of freedom), dan k = banyak kelas pada
distribusi frekuensi.
Pengujian normalitas tiap variabel dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara manual menggunakan statistik desktiftif dan bantuan
program SPSS versi 22.0, dengan hasil pengujian untuk tiap-tiap variabel
adalah sebagai berikut:
1). Pengujian Normalitas Data Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Berdasarkan sebaran angket variabel Kepuasan Kerja (Y) dan
sesuai langkah-langkah perhitungan uji normalitas, diperoleh data
penelitian adalah sebagai berikut:
a) Jumlah kelas interval = 6
b) Panjang kelas interval:
11833.106
71136=
−=KelasPanjang
82
c) Tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.21. Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Interval Fo Fh Fo - Fh (Fo - Fh)2
1 71 - 81 2 1 1 1 1.00
2 82 - 92 5 5 0 1 0.17
3 93 - 103 11 14 -3 4 0.29
4 104 - 114 14 14 0 1 0.07
5 115 - 125 6 5 1 0 0.00
6 126 - 136 2 1 1 1 1.00 Jumlah 40 40
2.54
7,815
d. Menghitung dan memasukkan harga fh ke dalam tabel kerja dengan
sampel = 40
1 Baris pertama dari atas 2,7% x 40 = 1
2 Baris kedua dari atas 13,53% x 40 = 5
3 Baris ketiga dari atas 34,13% x 40 = 14
4 Baris keempat dari atas 34,13% x 40 = 14
5 Baris lima dari atas 13,53% x 40 = 5
6 Baris enam dari atas 2,7% x 40 = 1
e. Menghitung harga
Tabel 4.22. Harga Chi Kuadrat Kepuasan Kerja
1 Baris pertama dari atas 1 : 1 = 1.00
2 Baris kedua dari atas 1 : 5 = 0.17
3 Baris ketiga dari atas 4 : 14 = 0.29
4 Baris keempat dari atas 1 : 14 = 0.07
5 Baris kelima dari atas 0 : 5 = 0.00
6 Baris keenam dari atas 1 : 1 = 1.00
2.54
Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung = 2.54. Selanjutnya
harga ini dibandingkaan dengan chi kuadrat dengan dk (derajat
( )
h
eo
f
ff2
−
( )
h
eo
f
ff2
−
2
tabel
2
hitung
83
kebebasan 6 – 1 = 5. Berdasarkan tabel Chi Kuadrat yang ada pada tabel
dapat diketahui bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%,
maka harga chi kuadrat tabel = 7,815.
Karena Harga ( )2
hitung = 2.54 < tabel ( )2
tabel = 7,815, maka distribusi
data nilai statistik 40 sampel tersebut dapat dinyatakan normal.
2). Pengujian Normalitas Data Variabel Budaya Organisasi (X1)
Berdasarkan sebaran angket variabel Supervisi kepala Madrasah
(X1) dan sesuai langkah-langkah perhitungan uji normalitas, diperoleh data
penelitian adalah sebagai berikut:
a) Jumlah kelas interval = 6
b) Panjang kelas interval:
108,96
70129=
−=KelasPanjang
c) Tabel distribusi frekunsi
Tabel 4.23. Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat Variabel Budaya Organisasi (X1)
Interval Fo Fh Fo - Fh (Fo - Fh)2
1 70 - 79 2 1 1 1 1.00
2 80 - 89 3 5 -2 9 1.50
3 90 - 99 11 14 -3 0 0.00
4 100 - 109 14 14 0 1 0.07
5 110 - 119 7 5 2 0 0.00
6 120 - 129 3 1 2 4 4.00 Jumlah 40 40
6.57
7.815
d. Menghitung dan memasukkan harga fh ke dalam tabel kerja dengan
sampel = 40
( )
h
eo
f
ff2
−
2
hitung
2
tabel
84
1. Baris pertama dari atas 2,7% x 40 = 1
2. Baris kedua dari atas 13,53% x 40 = 5
3. Baris ketiga dari atas 34,13% x 40 = 14
4. Baris keempat dari atas 34,13% x 40 = 14
5. Baris lima dari atas 13,53% x 40 = 5
6. Baris enam dari atas 2,7% x 40 = 1
f. Menghitung harga
Tabel 4.24. Harga Chi Kuadrat Budaya Organisasi
1 Baris pertama dari atas 1 : 1 = 1.00
2 Baris kedua dari atas 9 : 5 = 1.50
3 Baris ketiga dari atas 0 : 14 = 0.00
4 Baris keempat dari atas 1 : 14 = 0.07
5 Baris kelima dari atas 0 : 5 = 0.00
6 Baris keenam dari atas 4 : 1 = 4.00
6.57
Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung = 6,57. Selanjutnya
harga ini dibandingkaan dengan chi kuadrat dengan dk (deraajat
kebebasan 6 – 1 = 5. Berdasarkan tabel Chi Kuadrat yang ada pada tabel
dapat diketahui bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%,
maka harga chi kuadrat tabel = 7,815.
Karena Harga ( )2
hitung = 6,57 < tabel ( )2
tabel = 7,815, maka distribusi
data nilai statistik 40 sampel tersebut dapat dinyatakan normal.
3). Pengujian Normalitas Data Variabel Komitmen Kerja (X2).
Berdasarkan sebaran angket variabel Komitmen Kerja (X2)
dan sesuai langkah-langkah perhitungan uji normalitas, diperoleh data
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Jumlah kelas interval = 6
b. Panjang kelas interval: 105,96
75132=
−=KelasPanjang
( )
h
eo
f
ff2
−
85
c. Tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.25. Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat Variabel Komitmen Kerja (X2)
Interval Fo Fh Fo - Fh (Fo - Fh)2
1 75 - 84 2 1 1 1 1.00
2 85 - 94 4 5 -1 4 1.50
3 95 - 104 12 14 -2 1 0.07
4 105 - 114 15 14 1 0 0.00
5 115 - 124 5 5 0 1 0.18
6 125 - 134 2 1 1 1 1.00 Jumlah 40 40
3.76
7.815
d. Menghitung dan memasukkan harga fh ke dalam tabel kerja dengan
sampel = 40
1 Baris pertama dari atas 2,7% x 40 = 1
2 Baris kedua dari atas 13,53% x 40 = 5
3 Baris ketiga dari atas 34,13% x 40 = 14
4 Baris keempat dari atas 34,13% x 40 = 14
5 Baris lima dari atas 13,53% x 40 = 5
6 Baris enam dari atas 2,7% x 40 = 1
e. Menghitung harga
Tabel 4.26. Harga Chi Kuadrat Komitmen Kerja
1 Baris pertama dari atas 1 : 1 = 1.00
2 Baris kedua dari atas 4 : 5 = 1.50
3 Baris ketiga dari atas 1 : 14 = 0.07
4 Baris keempat dari atas 0 : 14 = 0.00
5 Baris kelima dari atas 1 : 5 = 0.18
6 Baris keenam dari atas 1 : 1 = 1.00
3.76
Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung = 3,76. Selanjutnya
harga ini dibandingkaan dengan chi kuadrat dengan dk (derajat
kebebasan 6 – 1 = 5. Berdasarkan tabel Chi Kuadrat yang ada pada tabel
( )
h
eo
f
ff2
−
( )
h
eo
f
ff2
−
2
hitung
2
tabel
86
dapat diketahui bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%,
maka harga chi kuadrat tabel = 7,815.
Karena Harga ( )2
hitung = 3,76 < tabel ( )2
tabel = 7,815, maka distribusi
data nilai statistik 40 sampel tersebut dapat dinyatakan normal.
Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.27. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas60
No Variabel N 2
tabel 2
hitung Keputusan
2
hitung<
2
tabel
1 Budaya Organisasi 40 7,815 2,54 Normal
2 Komitmen Kerja 40 7,815 3,76 Normal
3 Kepuasan Kerja 40 7,815 6,57 Normal
b. Pengujian Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa: data dari
setiap skor berasal dari populasi yang mempunyai varians sama.
Pengujian homogenitas varians menggunakan Uji Bartlet.
Proses pengujian yang ditempuh, adalah pertama-tama
mengelompokkan data variabel endogenus berdasarkan kesamaan data
variabel eksogenus, selanjutnya dihitung nilai dk, 1/dk, varians s12,
(dk)logSi2, (dk)Si2. Hasil perhitungan uji homogenitas varians adalah
sebagai berikut:
1. Uji Homogenitas Varian Data Budaya Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis yang di uji adalah sebagai berikut:
H0 : data variabel bebas atas variabel terikat bersifat homogen,
jika 2
hitung < 2
tabel
H1 :data variabel bebas atas variabel terikat tidak homogen, jika
2
hitung > 2
tabel
60 Perhitungan Lengkap pada Lampiran5: Pengujian Normalitas,
87
Sedangkan uji homogenitas menggunakan SPSS adalah dengan
membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dengan tingkat α yang
digunakan (yaitu 0,05). Hipotesis yang diuji dengan SPSS adalah sebagai
berikut:
H0 : data variabel bebas atas variabel terikat bersifat homogen, jika rhitung < α
H1 : data variabel bebas atas variabel terikat tidak homogen, jika rhitung > α
Pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett, Rumus uji
statistik yang digunakan adalah:
22 .)10(ln LogSdbB −=
Si2 = varians tiap kelompok data
dbi = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = nilai Bartlett = (LogSi2) (∑dbi)
Sgabungan =
Untuk memudahkan perhitungan uji Homogenitas dengan Uji
Bartlett, dapat dilihat pada lampiran 4.B Uji Bartlett variabel Kepuasan
Kerja (Y) atas Budaya Organisasi (X1).
Varians gabungan:
Sgabungan = = 253.6014
553.843=
( )( ) ( ) 92.24)78,1(14253.60log14log 2 ==== xxSdbNilaiB i
( ) 22 log.10ln iSdbB −=
( ) 468.9808.2092.243026,2 =−=
Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas varians variabel
Kepuasan Kerja (Y) atas Budaya Organisasi (X1) diperoleh2
hitung = 9.468
sementara pada tabel dengan dk = 14 pada =0,05 diperoleh 2
tabel =
88
22.362 Karena 2
hitung < 2
tabel , maka H0 diterima yang berarti varians
Kepuasan Kerja (Y) atas Budaya Organisasi (X1) adalah homogen
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan program exel dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.28. Hasil Uji Homogenitas varian data Budaya Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y).
NO X1 k ni X3 db Si2 log Si2 db.Si2 db.log Si2
∑X 4064 26 40 4190 14 641.923 16.040 843.553 20.808
S2 60.254
log (S2)
1.780 Karena χ2
hitung < χ2tabel , maka homogen
B 24.920
χ2hitung 9.468
χ2tabel 22.362
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui χ2hitung = 9.468, χ2
tabel =
22.362 karena χ2hitung < χ2
tabel, maka variabel Kepuasan Kerja (Y) atas
Budaya Organisasi (X1) dinyatakan homogen.
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan dengan exel dan
manual memperoleh nilai yang sama dengan bantuan program SPSS
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.29. Hasil Analisis Uji Homogenitas Kepuasan Kerja (Y) atas Budaya Organisasi (X1) dengan SPSS
Y_Kepuasan kerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.520 10 12. 0.52
a. Test of homogeneity of variances cannot be performed for Y_Kepuasan
kerja because the sum of caseweights is less than the number of groups.
89
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui rhitung= 0,520, karena
rhitung > α (0,880 > 0,05), maka variabel Kepuasan Kerja (Y) atas Budaya
Organisasi (X1) dinyatakan homogen.
2. Uji Homogenitas Varian Data Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis yang di uji adalah sebagai berikut: H0 : data variabel bebas atas variabel terikat bersifat homogen,
jika 2
hitung < 2
tabel
H1 :data variabel bebas atas variabel terikat tidak homogen, jika
2
hitung > 2
tabel
Sedangkan uji homogenitas menggunakan SPSS adalah dengan
membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dengan tingkat α yang
digunakan (yaitu 0,05). Hipotesis yang diuji dengan SPSS adalah sebagai
berikut:
H0 : data variabel bebas atas variabel terikat bersifat homogen, jika rhitung < α
H1 : data variabel bebas atas variabel terikat tidak homogen, jika rhitung > α
Pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett, Rumus uji
statistik yang digunakan adalah:
22 .)10(ln LogSdbB −=
Si2 = varians tiap kelompok data
dbi = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = nilai Bartlett = (LogSi2) (∑dbi)
Sgabungan =
Untuk memudahkan perhitungan uji Homogenitas dengan Uji
Bartlett, dapat dilihat pada lampiran 4.B Uji Bartlett variabel Kepuasan
Kerja (Y) atas Komitmen Kerja (X2).
90
Varians gabungan:
Sgabungan = = 655.6712
860.811=
( )( ) ( ) 96.21)83,1(12655.67log12log 2 ==== xxSdbNilaiB i
( ) 22 log.10ln iSdbB −=
( ) 77.13980.1596.213026,2 =−=
Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas varians variabel
Kepuasan Kerja (Y) atas Komitmen Kerja (X2) diperoleh2
hitung = 13.77
sementara pada tabel dengan dk = 12 pada =0,05 diperoleh 2
tabel =
23.685 Karena 2
hitung < 2
tabel , maka H0 diterima yang berarti varians
Kepuasan Kerja (Y) atas Komitmen Kerja (X2) adalah homogen
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan program exel dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.30. Hasil Uji Homogenitas varian data Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y).
NO X1 k ni X3 db Si2 log Si2 db.Si2 db.log Si2
∑X 4189 28 40 4190 12 739.36 14.423 811.860 15.980
S2 67.655
log (S2)
1.830 Karena χ2
hitung < χ2tabel , maka homogen
B 21.964
χ2hitung 13.77
χ2tabel 23.685
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui χ2hitung = 13.77, χ2
tabel =
13.77 karena χ2hitung < χ2
tabel, maka variabel Kepuasan Kerja (Y) atas
Komitmen Kerja (X2) dinyatakan homogen.
91
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan dengan exel dan
manual memperoleh nilai yang sama dengan bantuan program SPSS
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.31. Hasil Analisis Uji Homogenitas Kepuasan Kerja (Y) atas Komitmen Kerja (X2) dengan SPSS
Y_Kepuasan kerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.342 9 11. 0.302
a. Test of homogeneity of variances cannot be performed for Y_Kepuasan
kerja because the sum of caseweights is less than the number of groups.
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui rhitung= 0,202, karena
rhitung > α (0,302 > 0,05), maka variabel Kepuasan Kerja (Y) atas
Komitmen Kerja (X2) dinyatakan homogen.
3. Uji Homogenitas Varian Data Budaya Organisasi (X1) dengan
Komitmen Kerja (X2)
Hipotesis yang di uji adalah sebagai berikut: H0 : data variabel bebas atas variabel terikat bersifat homogen,
jika 2
hitung < 2
tabel
H1 :data variabel bebas atas variabel terikat tidak homogen, jika
2
hitung > 2
tabel
Sedangkan uji homogenitas menggunakan SPSS adalah dengan
membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dengan tingkat α yang
digunakan (yaitu 0,05). Hipotesis yang diuji dengan SPSS adalah sebagai
berikut:
H0 : data variabel bebas atas variabel terikat bersifat homogen, jika rhitung < α
H1 : data variabel bebas atas variabel terikat tidak homogen, jika rhitung > α
92
Pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlett, Rumus uji
statistik yang digunakan adalah:
22 .)10(ln LogSdbB −=
Si2 = varians tiap kelompok data
dbi = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = nilai Bartlett = (LogSi2) (∑dbi)
Sgabungan =
Untuk memudahkan perhitungan uji Homogenitas dengan Uji
Bartlett, dapat dilihat pada lampiran 4.B Uji Bartlett variabel Komitmen
Kerja (X2) atas Budaya Organisasi (X1).
Varians gabungan:
Sgabungan = = 3333,1863
999,1154=
( )( ) ( ) 5816,79)2632,1(633333,18log63log 2 ==== xxSdbNilaiB i
( ) 22 log.10ln iSdbB −=
( ) 0907,3960485,625816,793026,2 =−=
Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas varians variabel
Budaya Organisasi (X1) atas Komitmen Kerja (X2) diperoleh2
hitung =
39,0907 sementara pada tabel dengan dk = 63 pada =0,05 diperoleh
2
tabel = 47,40 Karena 2
hitung < 2
tabel , maka H0 diterima yang berarti varians
Budaya Organisasi (X1) atas Komitmen Kerja (X2) adalah homogen
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan program exel dapat
dilihat pada tabel berikut.
93
Tabel 4.32. Hasil Uji Homogenitas varian data Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2).
NO X1 k ni X2 db Si2 log Si2 db.Si2 db.log Si2
∑X 4064 26 40 4189 14 433.29 12.528 658.620 16.788
S2 47.044
log (S2)
1.673 Karena χ2
hitung < χ2tabel , maka homogen
B 23.42
χ2hitung 15.27
χ2tabel 23.685
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui χ2hitung = 15.27, χ2
tabel =
23.685 karena χ2hitung < χ2
tabel, maka variabel Budaya Organisasi (X1) atas
Komitmen Kerja (X2) dinyatakan homogen.
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan dengan exel dan
manual memperoleh nilai yang sama dengan bantuan program SPSS
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.33. Hasil Analisis Uji Homogenitas Budaya Organisasi (X1) atas Komitmen Kerja (X2) dengan SPSS
X2_Komitmen Kerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.069. 10 12. 0.322.
a. Test of homogeneity of variances cannot be performed for X2_Komitmen
Kerja because the sum of caseweights is less than the number of groups.
Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui rhitung= 0,322, karena
rhitung > α, maka variabel Komitmen Kerja (X2) atas Budaya Organisasi (X1)
dinyatakan homogen.
Berdasarkan pengujian homogenitas data masing-masing variabel,
dapat dirangkum hasil pengujian sesuai dengan tabel sebagai berikut:
94
Tabel 4.34. Rangkuman Uji Homogenitas
No Variabel dk 2 hitung 2 tabel Keterangan
1 Y terhadap X1 14 9.468 47,40 Homogen
2 Y terhadap X2 12 13.77 47,40 Homogen
3 X1 terhadap X2 14 15.27 47,40 Homogen
D. Uji Linearitas Regresi
Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Uji linearitas dilakukan
dengan mencari persamaan regresi, selanjutnya diuji berkaitan dengan
koefisien regresi dan linearitas garis regresi dengan menggunakan tabel
analisis varians regresi linear sederhana. Keputusan diambil dengan
membandingkan nilai Fhitung (regresi) den Ftabel nilai dk (pembilang:
penyebut) untuk nilai taraf signifikasi 5%. Dengan kriteria jika Fregresi <
Ftabel, maka hubungan antar variabel dinyatakan linear.
Untuk uji linearitas variabel Dependen dengan variavel Independen
dengan menggunakan bantuan program SPSS, jika nilai Fhitung (tuna
cocok) lebih kecil dari Ftabel dengan ɑ= 0,05, sehingga regresi variabel
independen atas variabel dependen adalah linier.
1. Uji Linearitas variabel kepuasan Kerja (Y) dengan Budaya Organisasi (X1).
Uji linearitas antara variabel kepuasan Kerja (Y) dengan Budaya
Organisasi (X1) dengan perhitungan statistik secara manual diperoleh
hasil perhitungan sebagai mana berikut:
1) Perhitungan Linearitas dan Pengaruh (X1) terhadap (Y)
a. Tabel Persiapan Perhitungan a dan b untuk Persamaan Regresi
Y = a + bX1
Tabel 4.35. Variabel X1 terhadap Y
NO Budaya Organisasi Kepuasan Kerja
X12 Y2 X1Y
X1 Y
∑ 4064 4190 420088 445810 431365
95
b. Perhitungan harga a dan b dengan rumus:
( )( ) ( )( )( )
( )( ) ( )( )( ) ( )
71.24406442008840
43136540644200884190222
2
=−
−=
−
−=
XiXn
XiYiXiXYia
i
i
( )( )( )
( ) ( )( )( ) ( )
79.0406442008840
4190406443136540222
=−
−=
−
−=
ii
iiii
XXn
YXYXnb
Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear
sederhana dapat d Isusun sebagai berikut:
Y = a + bX1 = 24.71 + 0,79.X1
c. Pengujian Signifikan melalui ANAVA
Sebelum melakukan analisis varians (ANAVA), terlebih dahulu
akan dilakukan proses perhitungan sebagai berikut:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X1 dan Y
Tabel 4.36. Kelompok data variabel X1 dan Y
Budaya
k ni
Kepuasan
Y2 ∑Y ∑Y2 (∑Y)2/N
JKE Organisasi (X1)2 kerja X1.Y
X1 Y
4064 420088 26 40 4190 445810 4190 445810 444867.5 431365 942.5
Keterangan: n = 40 (∑X1) = 4064 (∑Y1) = 4190 (∑X1)2 = 420088 (∑Y)2 = 445810 (∑X1Y) = 431365 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (Jkreg(a)) dengan rumus:
( ) ( )5.438902
40
419022
)(Re ==
=n
YJK ag
4458102 == YJKT
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (Jkreg(a)), dengan rumus:
96
19.447240
4190.406443136579,0
.)/(Re =
−=
−=
x
n
YXXYbJK abg
4. Menghitung jumlah kuadrat residu
31.24355.43890219.4472445810)(Re)/(Re
2 =−−=−−= agabgres JKJKYJK
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
5.438902)()( == aregareg JKRJK
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
19.4472)/()/( == abregabreg JKRJK
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
087.60240
31.2435
2=
−=
−=
n
JKRJK res
res
8. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
5.942)( 2
2 =
−=
n
YYJK
kE
Untuk menghitung JKE urutkan data X mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
81.14925.94231.2435 =−=−= EresTC JKJKJK
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan
rumus:
2.62226
81.1492
2=
−=
−=
k
JKRJK TC
TC
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
32.672640
5.942=
−=
−=
kn
JKRJK E
E
97
12. Mencari nilai uji F dengan rumus:
92,032.67
2.62===
E
TC
RJK
RJKF
13. Menentukan kriteria pengukuran, jika nilai uji Fhitung < nilai Ftabel, maka
distribusi berpola Linear
14. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5%
menggunakan rumus : Ftabel = F(1-a)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan
db E = n – k,
Diperoleh nilai Ftabel (0,05,24:38) = 1,80
15. Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel kemudian membuat
kesimpulan. Berdasarkan hasil perhitungan tampak bahwa nilai Fhitung
> Ftabel (0,92 < 1,80)
Tabel 4.37. Tabel Anava kepuasan Kerja dengan Budaya Organisasi
Sumber Variabel
db JK RJK Fhitung Ftabel Ftabel
Ket. α = 0.05 α = 0.01
Koefisien (a) 1 438902.5 438902.5
Regresi (b/a)
1 4472.2 4472.2 69.783 4.11 7.39 Sangat
signfikan
Sisa 38 2435.3 64.087
Tuna Cocok 26 1492.8 62.2 0.92 1.8 2.32 Linear
Galat 12 942.5 67.3
Berdasarkan tabel di atas, Ftabel(ɑ=0,05)(24:38) = 1,80 dan Fhitung = 0,92,
maka Fhitung < Ftabel dapat disimpulkan hubungan antar variabel kepuasan
Kerja (Y) dengan Budaya Organisasi (X1) adalah linear.
Uji linearitas antara variabel kepuasan Kerja (Y) dengan Budaya
Organisasi (X1) menggunakan SPSS ver.22.0 diperoleh output seperti
yang disajikan pada tabel 4.35 berikut:
98
Tabel 4.38. Uji Linearitas variabel kepuasan Kerja (Y) dengan Budaya Organisasi (X1).
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Kepuasan * Budaya
Between Groups
(Combined) 1826.610 36 50.739 .794 .771
Linearity 2.513 1 2.513 .039 .843
Deviation from Linearity
1824.096 35 52.117 .815 .741
Within Groups 4028.140 63 63.939
Total 5854.750 99
Perhitungan dengan program SPSS dan kriteria pengujian jika sign
> 0,05 maka terdapat hubungan linear antar variabel, tapi jika sign < 0,05
maka tidak terdapat hubungan linear, berdasarkan hasil pengujian dan
output SPSS diperoleh nilai sign = 0,741 > 0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan linear yang signifikan antara antar variabel kepuasan
Kerja (Y) dengan Budaya Organisasi (X1).
2. Uji Linearitas variabel Kepuasan Kerja (Y) dengan komitmen Kerja
(X2).
Uji linearitas variabel Kepuasan Kerja (Y) dengan variabel
Komitmen Kerja (X2) dengan menggunakan statistik secara manual
diperoleh hasil perhitungan sebagaimana tertera perhitungan berikut ini:
a. Tabel Persiapan Perhitungan a dan b untuk Persamaan Regresi
Y = a + bX2
Tabel 4.39. Variabel X2 terhadap Y
NO Komitmen Kerja Kepuasan Kerja
X22 Y2 X2Y
X2 Y
∑ 4189 4190 443929 445810 443025
b. Perhitungan harga a dan b dengan rumus:
( )( ) ( )( )( )
( )( ) ( )( )( ) ( )
20.20418944392940
4430254189443929419022
2
2
2
22
2
2 =−
−=
−
−=
XXn
YXXXYia
( )( )( )
( ) ( )( )( ) ( )
81,0418944392940
419041894430254022
2
2
2
22 =−
−=
−
−=
XXn
YXYXnb
99
Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear
sederhana dapat di susun sebagai berikut:
Y = a + bX2 = 20.20 + 0,81.X2
c. Pengujian Signifikan melalui ANAVA
Sebelum melakukan analisis varians (ANAVA), terlebih dahulu
akan dilakukan proses perhitungan sebagai berikut:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X2 dan Y
Tabel 4.40. Kelompok data variabel X2 dan Y
Komitmen
k ni
Kepuasan
Y2 ∑Y ∑Y2 (∑Y)2/N
JKE Kerja (X2)2 Kerja X1.Y
X2 Y
4189 443929 28 40 4190 445810 4190 445810 445075.7 443025 734.333
Keterangan: n = 40 (∑X2) = 4189 (∑Y) = 4190 (∑X2)2 = 443929 (∑Y)2 = 445810 (∑X1Y) = 443025 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (Jkreg(a)) dengan rumus:
( ) ( )5.438902
40
419022
)(Re ==
=n
YJK ag
14857272 == YJKT
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (Jkreg(a)), dengan rumus:
073.342440
4190.418944302581,0
.)/(Re =
−=
−=
x
n
YXXYbJK abg
4. Menghitung jumlah kuadrat residu
427.34835.438902073.3424445810)(Re)/(Re
2 =−−=−−= agabgres JKJKYJK
100
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
5.438902)()( == aregareg JKRJK
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
073.3424)/()/( == abregabreg JKRJK
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
67.91240
3483
2=
−=
−=
n
JKRJK res
ree
8. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
333.734)( 2
2 =
−=
n
YYJK
kE
Untuk menghitung JKE urutkan data X mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
094.2749333.734427.3483 =−=−= EresTC JKJKJK
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan
rumus:
19.61228
094.2749
2=
−=
−=
k
JKRJK TC
TC
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
7344.1052840
333.734=
−=
−=
kn
JKRJK E
E
12. Mencari nilai uji F dengan rumus:
58,07344.105
19.61===
E
TC
RJK
RJKF
13. Menentukan kriteria pengukuran, jika nilai uji Fhitung < nilai Ftabel, maka
distribusi berpola Linear
101
14. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5%
menggunakan rumus : Ftabel = F(1-a)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan
db E = n – k,
Diperoleh nilai Ftabel (0,05,26:38) = 1,78
15. Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel kemudian membuat
kesimpulan. Berdasarkan hasil perhitungan tampak bahwa nilai Fhitung
> Ftabel (0,58 < 1,78)
Tabel 4.41. Tabel Anava Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja
Sumber Variabel
db JK RJK Fhitung Ftabel Ftabel
Ket. α = 0,05 α = 0,01
Koefisien (a) 1 438902.5 438902.5
Regresi (b/a)
1 3424.1 3424.1 37.353 4.11 7.39 Sangat
signfikan
Sisa 38 3483.4 91.669
Tuna Cocok
28 2749.1 105.7 0.58 1.8 2.32 Linear
Galat 10 734.3 61.2
Berdasarkan tabel di atas, Ftabel(ɑ=0,05)(26:38)= 1,78 dan Fhitung = 0,58
maka Fhitung < Ftabel dapat disimpulkan hubungan antar variabel Komitmen
Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah linear.
Uji linearitas menggunakan SPSS antara variabel Komitmen Kerja
(X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) diperoleh output seperti yang disajikan
pada tabel 4.42 berikut ini:
Tabel 4.42. Uji Linearitas variabel Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y).
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Disiplin * Kompetnsi
Between Groups
(Combined) 1260.470 26 48.480 .770 .769
Linearity 109.597 1 109.597 1.741 .191
Deviation from Linearity 1150.873 25 46.035 .731 .808
Within Groups 4594.280 73 62.935
Total 5854.750 99
102
Perhitungan dengan program SPSS dan kriteria pengujian jika sign
> 0,05 maka terdapat hubungan linear antar variabel, tapi jika sign < 0,05
maka tidak terdapat hubunga linear, berdasarkan hasil pengujian dan
output SPSS diperoleh nilai sign = 0,808 > 0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan linear yang signifikan antara antar variabel Komitmen
Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y).
3 Uji Linearitas variabel Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2).
Uji linearitas variabel Budaya Organisasi (X1) dengan variabel Komitmen
Kerja (X2) dengan menggunakan statistik secara manual diperoleh hasil
perhitungan sebagaimana tertera perhitungan berikut ini:
a. Tabel Persiapan Perhitungan a dan b untuk Persamaan Regresi
Y = a + bX1
Tabel 4.43. Variabel X1 terhadap X2
NO Budaya Organisasi Komitmen Kerja
X12 X2
2 X1X2 X1 X2
∑ 4064 4189 420088 443929 430590
b. Perhitungan harga a dan b dengan rumus:
( )( ) ( )( )
( )
( )( ) ( )( )
( ) ( )20,34
406442008840
4309904064420088418922
1
2
1
211
2
12 =−
−=
−
−=
XXn
XXXXXa
( )( )
( )
( ) ( )( )
( ) ( )69,0
406442008840
418940644305994022
1
2
1
2121 =−
−=
−
−=
XXn
XXXXnb
Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear
sederhana dapat d Isusun sebagai berikut:
Y = a + bX1 = 34,20 + 0,67.X1
103
c. Pengujian Signifikan melalui ANAVA
Sebelum melakukan analisis varians (ANAVA), terlebih dahulu
akan dilakukan proses perhitungan sebagai berikut:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X1 dan X2
Tabel 4.44. Kelompok data variabel X1 dan X2
Budaya
k ni
Komitmen
X22 ∑X2 ∑X2
2 (∑X2)2/N
JKE Organisasi (X1)2
Kerja X1.X2
X1
X2
4064 420088 26 40 4189 443929 4189 443929 443362.7 430590 566.3333
Keterangan: n = 40 (∑X1) = 4064 (∑X2) = 4189 (∑X1)2 = 420088 (∑X2)2 = 443929 (∑X1X2) = 430590 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (Jkreg(a)) dengan rumus:
( ) ( )025.438693
40
418922
)(Re ==
=n
YJK ag
13160602 == YJKT
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (Jkreg(a)), dengan rumus:
444.344140
4189.406443059069.0
.)/(Re =
−=
−=
x
n
YXXYbJK abg
4. Menghitung jumlah kuadrat residu
531.1794025.438693444.3441443929)(Re)/(Re
2 =−−=−−= agabgres JKJKYJK
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
025.438693)()( == aregareg JKRJK
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
104
016.798)/()/( == abregabreg JKRJK
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
22.47240
531.1794
2=
−=
−=
n
JKRJK res
ree
8. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
333.566)( 2
2 =
−=
n
YYJK
kE
Untuk menghitung JKE urutkan data X mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
198.1228333.566531.1794 =−=−= EresTC JKJKJK
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan
rumus:
17.51226
198.1228
2=
−=
−=
k
JKRJK TC
TC
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
45.402640
333.566=
−=
−=
kn
JKRJK E
E
12. Mencari nilai uji F dengan rumus:
27.145.40
17.51===
E
TC
RJK
RJKF
13. Menentukan kriteria pengukuran, jika nilai uji Fhitung < nilai Ftabel, maka
distribusi berpola Linear
14. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5%
menggunakan rumus : Ftabel = F(1-a)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2
dan db E = n – k,
Diperoleh nilai Ftabel (0,05,24:12) = 2.50
15. Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel kemudian membuat
kesimpulan. Berdasarkan hasil perhitungan tampak bahwa nilai Fhitung
> Ftabel (1.27 < 2.50)
105
Tabel 4.45. Tabel Anava Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja
Sumber Variabel
db JK RJK Fhitung Ftabel Ftabel
Ket. α = 0,05 α = 0,05
Koefisien (a) 1 438693.0 438693.0
Regresi (b/a) 1 3441.4 3441.4 72.874 4.1 7.35 Sangat
signfikan
Sisa 38 1794.5 47.224
Tuna Cocok 26 1228.2 51.2 1.27 2.5 3.78 Linear
Galat 12 566.3 40.5
Berdasarkan tabel, Ftabel(ɑ=0,05)(24:12)= 1.27 dan Fhitung = 2.50, maka
Fhitung < Ftabel dapat disimpulkan hubungan antar variabel Budaya
Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2) adalah linear.
Uji linearitas menggunakan SPSS antara variabel Budaya
Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2) diperoleh output seperti yang
disajikan pada tabel 4.46 berikut ini:
Tabel 4.46. Uji Linearitas variabel Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2).
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Komunikasi * Kompetnsi
Between Groups
(Combined) 1840.045 36 51.112 1.769 .024
Linearity 44.692 1 44.692 1.547 .218
Deviation from Linearity 1795.353 35 51.296 1.775 .244
Within Groups 1820.595 63 28.898
Total 3660.640 99
Perhitungan dengan program SPSS dan kriteria pengujian jika sign
> 0,05 maka terdapat hubungan linear antar variabel, tapi jika sign < 0,05
maka tidak terdapat hubungan linear, berdasarkan hasil pengujian dan
output SPSS diperoleh nilai sign = 0,244 > 0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan linear yang signifikan antara antar variabel Budaya
Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2).
106
E. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah melalui proses
pengujian persyaratan analisis. Hasil pengujian persyaratan analisis
menunjukkan bahwa skor setiap variabel telah memenuhi persyaratan
dilakukannya pengujian statistik selanjutnya, yaitu pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui tahap perhitungan regresi,
korelasi,61 dan analisis jalur. Perhitungan regresi bertujuan untuk
memprediksi variabel Y apabila variabel X dinaikkan dan diturunkan.
Perhitungan korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan/kontribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap Y. Analisis
jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi yang digunakan
untuk menguji hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat
(terdapat variabel endogen dan eksogen).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software
SPSS 22.0 dan Excel. Hipotesis yang akan diuji meliputi: pengaruh
Budaya Organisasi (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y), Komitmen Kerja
(X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y), hubungan Budaya Organisasi (X1)
dengan Komitmen Kerja (X2), dan pengaruh Budaya Organisasi (X1),
Komitmen Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja
(Y).
Gambar 4. 6. Konstelasi variable Penelitian
Persamaan structural untuk diagram hubungan di atas adalah:
X3 = Px3x1 + Px3x2 + ɛ
61 Sugiyono, Op.Cit, hal. 308
X1
X2
Y
107
Hipotesis Pertama: Terdapat Hubungan Budaya Organisasi (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis pertama menyatakan Budaya Organisasi (X1) memiliki
hubungan dengan Kepuasan Kerja (Y). Hipotesis statistik:
H0:ρx1y = 0
H1:px1y ≠ 0
Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel, dan H1
diterima jika nilai thitung < ttabel. Berdasarkan hasil analisis data secara
manual diperoleh nilai thitung = 8,22 nilai ttabel = 2,031, maka thitung > ttabel
(8,22 >2,031) maka Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan
signifikan antara Budaya Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)
koefisien korelasi X1 terhadap Y ( = 0,80. Nilai koefisien korelasi ini
jika dikonsultasikan pada Tabel intervensi korelasi Product Moment
Pearson terletak pada interval ≥ 0,70 – < 0,90 keputusan memiliki
hubungan yang kuat/tinggi. Tingkat keeratan hubungan variable budaya
organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah kuat/tinggi.
Tabel 4.47. Tabel hasil koefisien korelasi Variabel X1 terhadap Y
NO Budaya Organisasi Kepuasan Kerja
X12 Y2 X1Y
X1 Y
∑ 11111 12165 1242549 1485727 1351795
1). Perhitungan menentukan besaran kekuatan hubungan antara variabel
Budaya Organisasi (X1) dengan variable Kepuasan Kerja (Y) dilakukan
dengan menghitung nilai koefisien korelasi atau symbol r.
2). Perhitungan nilai koefisien korelasi, dengan uji t.:
108
3). Rangkuman hasil perhitungan:
Tabel 4.48. Hasil Perhitungan pengaruh X1 terhadap Y
rxy r2xy dk thitung
ttabel Kesimpulan
0,05 0,01
0,80 0,64 38 8,22 2,031 2,275 Hipotesis diterima
Berdasarkan kriteria tersebut ternyata nilai thitung (8,22) > ttabel (2,031),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa hipotesis penelitian
yang menyatakan Budaya Organisasi (X1) memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan Kepuasan Kerja (Y) dapat diterima karena teruji
kebenarannya. Perhitungan secara manual mendapatkan angka yang
sama dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS ver.22 dapat
dilihat pada tabel 4.49 berikut:
Tabel 4.49. Tabel Output SPSS Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 65.639 5.733 8.22 .000
Budaya .120 .066 .210 1.820 .073
a. Dependent Variable: Disiplin
Hipotesis kedua: Terdapat hubungan Komitmen Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis kedua menyatakan Komitmen Kerja (X2) memiliki
hubungan positif yang signifikan dengan Kepuasan Kerja (Y). Hipotesis
statistik:
H0:ρx2y = 0
H1:px2y ≠ 0
109
Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel, dan H1
diterima jika nilai thitung < ttabel. Berdasarkan hasil analisis data secara
manual diperoleh nilai thitung = 6,04 nilai ttabel = 2,031, maka thitung > ttabel
(6,04 >2,031) maka Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan
signifikan antara Komitmen Kerja Kepala Madrasah (X1) dengan
Kepuasan Kerja (Y) koefisien korelasi X2 terhadap Y ( = 0,70. Nilai
koefisien korelasi ini jika dikonsultasikan pada Tabel intervensi korelasi
Product Moment Pearson terletak pada interval ≥ 0,70 – < 0,90 keputusan
memiliki hubungan yang kuat/tinggi. Tingkat keeratan hubungan variable
Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah kuat/tinggi.
Tabel 4.50. Tabel koefisien korelasi Variabel X2 terhadap Y
N Komitmen Kerja Kepuasan Kerja
X22 X3
2 X2X3 X2 Y
40 4189 4190 443929 445810 443025
1). Perhitungan menentukan besaran kekuatan hubungan antara variabel
Komitmen Kerja (X2) dengan variable Kepuasan Kerja (Y) dilakukan
dengan menghitung nilai koefisien korelasi atau symbol r.
2). Perhitungan nilai koefisien korelasi, dengan uji t.:
3). Rangkuman hasil perhitungan:
Tabel 4.51. Hasil Perhitungan pengaruh X2 terhadap X3
rxy r2xy dk thitung
ttabel Kesimpulan
0,05 0,01
0,70
0,49 38 6,04
2,031 2,275 Hipotesis diterima
Berdasarkan kriteria tersebut ternyata nilai thitung (6,04)> ttabel (2,031),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa hipotesis penelitian
110
yang menyatakan komitmen kerja (X2) memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan Kepuasan Kerja (Y) dapat diterima karena teruji
kebenarannya. Perhitungan secara manual mendapatkan angka yang
sama dengan perhitungan menggunakan bantuan SPSS ver.22 dapat
dilihat pada tabel 4.52 berikut:
Tabel 4.52. Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 58.031 10.599 6.04 .000
Komitmen .240 .141 .196 1.696 .094
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Hipotesis Ketiga: Terdapat hubungan Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2)
Hipotesis ketiga menyatakan terdapat hubungan Budaya
Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2). Hipotesis statistik:
H0:r21≥0
H1:r21<0
Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel, dan H1
diterima jika nilai thitung < ttabel. Berdasarkan hasil analisis data secara
manual diperoleh nilai thitung = 8,61 nilai ttabel = 2,031, maka thitung > ttabel
(8,61 >2,031) maka Ha diterima, artinya ada hubungan positif dan signifikan
antara Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2) koefisien korelasi
X2 terhadap X2 ( = 0,831. Nilai koefisien korelasi ini jika dikonsultasikan
pada Tabel intervensi korelasi Product Moment Pearson terletak pada interval ≥
0,70 – < 0,90 keputusan memiliki hubungan yang kuat/tinggi. Tingkat keeratan
hubungan variable Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah
kuat/tinggi.
Tabel 4.53. Hasil koefisien korelasi Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja
N Komitmen Kerja Kepuasan Kerja
X12 X2
2 X1X2 X1 X2
40 4064 4189 420088 443929 430590
111
1). Perhitungan menentukan besaran kekuatan hubungan antara variabel
Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2) dilakukan dengan
menghitung nilai koefisien korelasi atau symbol r.
2). Perhitungan nilai koefisien korelasi, dengan uji t.:
3). Rangkuman hasil perhitungan:
Tabel 4.54. Hasil Perhitungan hubungan X1 terhadap X2
r212 dk thitung
ttabel Kesimpulan
0,05 0,01
0,831
0,661 38 861 2,031 2,275 Hipotesis diterima
Berdasarkan kriteria tersebut ternyata nilai thitung (8,61) > ttabel (2,031),
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa hipotesis penelitian
yang menyatakan Budaya Organisasi (X1) memiliki hubungan dengan
komitmen kerja (X2) dapat diterima karena teruji kebenarannya.
Perhitungan secara manual mendapatkan angka yang sama dengan
perhitungan menggunakan bantuan SPSS ver.22 dapat dilihat pada tabel
4.55 berikut:
Tabel 4.55. Budaya Organisasi dengan Komitmen Kerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 69.416 4.751 8,61 .000
Budaya .061 .055 .131 1.119 .267
a. Dependent Variable: Budaya
112
Hipotesis Keempat: Terdapat pengaruh Budaya Organisasi (X1), Komitmen Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis keempat menyatakan Budaya Organisasi (X1) dan
Komitmen Kerja (X2) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap
Kepuasan Kerja (Y).
Hipotesis statistik:
H0:p3.21 = 0
H1:p3.21 ≠ 0
Uji statistic yang digunakan untuk menguji hubungan secara
bersama-sama variable Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Kerja lah
(X2) dengan Kepuasan Kerja (Y), adalah:
F = ( )
( )2
2
1
1 -k -n
k
k
YX
YX
Rk
R
− Ftabel (0,05,3,37) = 2,825
Ftabel (0,01,3,37) = 4,36
F =
Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai Fhitung> Ftabel, dan H0
diterima jika nilai Fhitung< Ftabel. Berdasarkan hasil analisis data secara
manual diperoleh koefisien R23.12 = 0,878, dengan taraf nyata α = 0, 05
dan dk = 37 diperoleh nilai Ftabel= 3,825. Hasil perhitungan mendapatkan
nilai Fhitung = 133,4346. Berdasarkan kriteria tersebut ternyata nilai Fhitung
(133,4346) > Ftabel (3,825), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa
hipotesis penelitian yang menyatakan Budaya Organisasi (X1) dan
Komitmen Kerja (X2) memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
Kepuasan Kerja (Y) dapat diterima karena teruji kebenarannya.
Perhitungan secara manual mendapatkan angka yang sama dengan
perhitungan menggunakan bantuan SPSS ver.22 dapat dilihat pada tabel
4.56 berikut:
113
Tabel 4.56. Hasil uji simultan antara variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 355.532 2 177.766 133.4346 .068b
Residual 4523.130 35 63.706
Total 4878.662 37
a. Dependent Variable: Kepuasan
b. Predictors: (Constant), Budaya, Komitmen
Nilai masing-masing Koefisien dan Bentuk pada Struktur Model
Gambar 4. 7. Koefisien dan Bentuk pada Struktur Model
Tabel 4.57. Rekapitulasi hasil pengujian hipotesis penelitian
No Hipotesis penelitian Uji statistik rhitung t/F Keputusan Kesimpulan
1. Terdapat hubungan positif siginifikan antara Budaya Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)
H0:ρx1y = 0
H1:px1y ≠ 0
0,80 thitung = 8,22
H0 ditolak
H1 diterima Terdapat hubungan
2. Terdapat hubungan positif siginifikan antara Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
H0:p32 = 0
H1:p32 ≠ 0
0,70 thitung =
6,04 H0 ditolak
H1 diterima
Terdapat hubungan
3. Terdapat hubungan positif siginifikan antara Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2)
H0:p21 = 0
H1:p21≠ 0
0,813 rhitung = 2,031
H0 ditolak
H1 diterima Terdapat hubungan
X1
X2
Y
114
No Hipotesis penelitian Uji statistik rhitung t/F Keputusan Kesimpulan
4 Terdapat hubungan yang positif siginifikan secara bersama-sama antara Budaya Organisasi (X1) dengan Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
H0:p3.21 = 0
H1:p3.21 ≠ 0
0,937 Fhitung =
133,4346
H0 ditolak
H1 diterima Terdapat hubungan
F. Analisis hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan bahwa terdapat
hubungan Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen Kerja (X2) dengan
Kepuasan Kerja (Y). Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja
Pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara Budaya Organisasi dengan
Kepuasan Kerja yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi variable
Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja ( = 0,80 pada Tabel
interpretasi korelasi terletak pada interval ≥ 0,70 – < 0,90 keputusan
memiliki hubungan yang kuat/tinggi. Tingkat keeratan hubungan variable
Kompetensi Kepribadian (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah
kuat/tinggi. Untuk melihat signifikansi dengan kriteria pengujian hipotesis
H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel, dan H1 diterima jika nilai thitung < ttabel.
Berdasarkan hasil analisis data secara manual diperoleh nilai thitung = 8,32
nilai ttabel = 2,031, maka thitung > ttabel (8,32 > 2,031) maka Ha diterima, artinya
ada hubungan positif dan signifikan antara Budaya Organisasi (X1) dengan
Kepuasan Kerja (Y) dapat diterima karena teruji kebenarannya.
Pola hubungan antara kedua variable ini dinyatakan oleh
persamaan Y = 24,71 + 0,79 X1. Persamaan ini memberikan informasi
bahwa setiap perubahan satu unit Budaya Organisasi dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan Kepuasan Kerja sebesar 0,79 pada
konstanta 24,71. Hasil analisis ini korelasi sederhana antara budaya
organisasi dengan Kepuasan Kerja sangat tinggi artinya makin baik
115
Budaya Organisasi. Maka makin baik pula Kepuasan Kerja. Demikian pula
sebaliknya makin rendah budaya organisasi maka makin rendah pula
kepuasan kerja.
Dari penjelasan statistik di atas terlihat bahwa antara Budaya
Organisasi (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y) terdapat hubungan yang
positif dan signifikan dengan tingkat keeratan hubungan yang tinggi,
demikian pula secara parsial jika variabel Komitmen Kerja (X2) tetap. Data
ini mendukung bahwa budaya organisasi yang kuat akan menghasilkan
kepuasan kerja yang semakin tinggi, demikian pula hal sebaliknya.
Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
adalah positif, hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar
0,80, jadi semakin kuat budaya organisasi dalam suatu madrasah maka
kepuasan kerja karyawan akan semakin meningkat. Karyawan merasa
madrasah selalu menekankan untuk selalu cermat dan memperhatikan
secara detail saat melakukan pekerjaan, karena madrasah bergerak di
bidang pendidikan maka sebagian besar proses layanan dalam madrasah
berhubungan langsung dengan orang yang membutuhkan kesabaran
dalam layanan, kurang cermat atau kurang ramah dapat merugikan
karyawan tersebut atau karyawan yang lain, kekurangan dalam layanan
kepada masyarakat juga dapat mengakibatkan respon masyarakat
berkurang, hal ini membuat karyawan merasa pekerjaan yang dia lakukan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam berjalannya proses
layanan dalam madrasah yang akhirnya menumbuhkan rasa kepuasan
terhadap pekerjaan yang dimiliki.
Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian dari Khan, et
al (2011), Sabri, et al (2011), dan Emami, et al (2012), yang menunjukan
bukti ada hubungan yang positif signifikan antara budaya organisasi
dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian ini juga memperkuat
pendapat Robbins (2006) yang mengemukakan beberapa faktor
penting yang lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja yang pertama
adalah pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk menggunakan
116
keterampilan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja,
faktor berikutnya adalah bagaimana kondisi kerja karyawan, baik dari segi
kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan,
hal-hal tersebut berkaitan erat dengan aturan dan standar-standar yang
telah ditentukan oleh perusahaan, sedangkan aturan dan standar tersebut
terbentuk dari budaya organisasi di dalam perusahaan itu sendiri.
Budaya organisasi dapat pula dipahami dengan suatu norma, nilai,
kebiasaan, semangat dan keyakinan bersama yang ditunjukkan oleh
orang-orang yang hidup dalam sebuah organisasi. Toleransi merupakan
salah satu indokator dari budaya organisasi, toleransi secara lebih luas
bisa pula disepadankan dengan sifat pema’af, sifat pema’af merupakan
salah salu sifat sangat dianjurkan oleh Allah SWT, firman Allah di dalam
Al-Qur’an Surat Al Hujrah Ayat 13
كم شعوبا ن ذكر وأنثى وجعلن كم م أيها ٱلناس إنا خلقن ي
عليم كم إن ٱلل أت قى ند ٱلل ا إن أكر مكم ع ئل لتعارفو وقبا
خبير
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
2. Komitmen kerja berhubungan dengan Kepuasan Kerja.
Pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara Komitmen Kerja dengan
Kepuasan Kerja yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi variable
Komitmen Kerja dengan Kepuasan Kerja ( = 0,70 pada Tabel
interpretasi korelasi terletak pada interval ≥ 0,70 – < 0,90 keputusan
memiliki hubungan yang kuat/tinggi. Tingkat keeratan hubungan variable
117
Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah kuat/tinggi. Untuk
melihat signifikansi dengan kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai
thitung > ttabel, dan H1 diterima jika nilai thitung < ttabel. Berdasarkan hasil
analisis data secara manual diperoleh nilai thitung = 6,04 nilai ttabel = 2,031,
maka thitung > ttabel (6,04 > 2,031) maka Ha diterima, artinya ada hubungan
positif dan signifikan antara Komitmen Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
dapat diterima karena teruji kebenarannya.
Pola hubungan antara kedua variable ini dinyatakan oleh
persamaan Y = 20,20 + 0,81 X1. Persamaan ini memberikan informasi
bahwa setiap perubahan satu unit Komitmen Kerja dapat mengakibatkan
terjadinya perubahan Kepuasan Kerja sebesar 0,81 pada konstanta 20,20.
Hasil analisis ini korelasi sederhana antara Komitmen Kerja dengan
Kepuasan Kerja sangat tinggi artinya makin baik Komitmen Kerja. Maka
makin baik pula Kepuasan Kerja. Demikian pula sebaliknya makin rendah
Komitmen Kerja maka makin rendah pula kepuasan kerja.
Dari penjelasan statistik di atas terlihat bahwa antara Komitmen
Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) terdapat hubungan yang positif dan
signifikan dengan tingkat keeratan hubungan cukup kuat, demikian pula
secara parsial jika variabel Budaya Organisasi (X1) tetap maka Komitmen
Kerja (X2) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan Kepuasan
Kerja (Y).
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu aset usaha
berharga. Jika pengelolaan aset SDM tidak dilakukan dengan baik, maka
timbul kecenderungan untuk berpindah tempat kerja. Karyawan yang
memutuskan keluar dari pekerjaan dikenal dengan istilah turnover. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi keinginan (intensi) turnover. Faktor-
faktor tersebut meliputi tingkat komitmen, kepuasan kerja, kepercayaan,
respek, dukungan manajemen, perkembangan dan kewajaran karier, serta
kondisi dan peningkatkan kerja. Dalam penelitian ini peneliti menyoroti
dua faktor yang dapat mempengaruhi intensi turnover yaitu komitmen
organisasi dan kepuasan kerja.
118
Luthans (2006, h. 149) menyatakan bahwa komitmen organisasi
merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi
dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan
perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang
berkelanjutan. Menurut Darmawan (2013, h. 171) komitmen berarti
keinginan karyawan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi bagi pencapaian
tujuan organisasi.
Karyawan yang berkomitmen terhadap organisasi memiliki
kemungkinan untuk tetap bertahan di organisasi lebih tinggi ketimbang
individu-individu yang tidak memiliki komitmen. Karyawan yang memiliki
komitmen tinggi cenderung menunjukkan keterlibatan yang tinggi dalam
bentuk sikap dan perilaku. Komitmen organisasi membawa seorang
karyawan pada pemberian kontribusi terbaik bagi kemajuan perusahaan,
tanpa memperhitungkan apa yang dapat perusahaan berikan
kepadanya. Karyawan akan cenderung tetap bekerja pada perusahaan
yang memiliki nilai dan tujuan yang serupa dengan dirinya.
Hussain dan Asif (2012) juga menuliskan bahwa komitmen
organisasi adalah kunci dari faktor yang membuat seorang karyawan
tetap bertahan dan bekerja pada perusahaan dalam waktu yang lama.
Penelitian dari Baron dan Greenberg (1990) dalam Umam (2012, h. 259),
juga menyatakan bahwa komitmen memiliki arti penerimaan yang kuat
dalam individu terhadap tujuan dan nilai-nilai perusahaan, sehingga
individu tersebut akan berusaha dan berkarya serta memiliki hasrat yang
kuat untuk tetap bertahan di perusahaan tersebut.
Menurut Darmawan (2013, h. 168), tingginya komitmen organisasi
menyebabkan karyawan tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan
organisasi tersebut. Karyawan akan berjuang untuk melakukan segala
sesuatu demi kemajuan perusahaannya serta karirnya sendiri.
Seseorang yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan
cenderung menunjukkan keterlibatan yang tinggi pula sebagai karyawan
119
dalam sebuah organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi
memiliki kemungkinan akan tetap bertahan dalam organisasi
dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki komitmen organisasi.
Hal ini termasuk pemberian dukungan yang tidak terucap, yang
merupakan indikator dalam dimensi dukungan Kepala
Madrasah.Komunikasi yang baik ini, terutama dalam Komitmen Kerja
sangat dianjurkan oleh agama, oleh karena itu Allah SWT berulang kali
memerintahkan untuk berkata-kata yang baik ketika berkomunikasi, di
antaranya pada firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 263:62
وف ومغفرة خير من صدقة يتبعهها أذى والله قول معره
غني حليم
Artinya : “Perkataan yang baik dan pemberian maaflebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).” Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Q.S. Al-Baqarah: 263)
3. Budaya Organisasi (X1) berhubungan dengan Komitmen Kerja (X2)
Pengujian hipotesis ketiga menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara Budaya Organisasi dengan
komunikasin interpersonal yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi
variable Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja ( = 0,813 pada
Tabel interpretasi korelasi terletak pada interval ≥ 0,70 – < 0,90 keputusan
memiliki hubungan yang kuat/tinggi. Tingkat keeratan hubungan variable
budaya organisasi (X1) dengan komitmen kerja (X2) adalah kuat/tinggi.
Untuk melihat signifikansi dengan kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak
jika nilai thitung > ttabel, dan H1 diterima jika nilai thitung < ttabel. Berdasarkan
hasil analisis data secara manual diperoleh nilai thitung = 8,61 nilai ttabel =
2,031, maka thitung > ttabel (8,61 > 2,031) maka Ha diterima, artinya ada
hubungan positif dan signifikan antara Budaya Organisasi (X1) dengan
komitmen kerja (X2) dapat diterima karena teruji kebenarannya.
62Al-Qur’an dan Terjemahan, Op. Cit., hal. 78
120
Pola hubungan antara kedua variable ini dinyatakan oleh
persamaan Y = 34,20 - 0,67 X1. Persamaan ini memberikan informasi
bahwa setiap perubahan satu unit Budaya Organisasi dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan komitmen ekrja (X2) sebesar 0,67
pada konstanta 34,20. Hasil analisis ini korelasi sederhana antara Budaya
Organisasi dengan komitmen kerja sangat tinggi artinya makin baik
Budaya Organisasi. Maka makin baik pula komitmen kerja (X2). Demikian
pula sebaliknya makin rendah budaya organisasi maka makin rendah pula
Komitmen Kerja (X2).
Dari penjelasan statistik di atas terlihat bahwa antara Budaya
Organisasi (X1) dengan komitmen kerja (X2) terdapat hubungan yang
positif dan signifikan dengan tingkat keeratan hubungan yang rendah,
demikian pula secara parsial jika variabel Komitmen Kerja (X2) tetap. Hal
ini menunjukkan bahwa dengan tercapainya Budaya Organisasi yang baik
dapat mewujudkan komitmen kerja (X2) yang baik pula.
Salah satu fungsi budaya organisasi yaitu memudahkan komitmen
kerja, sehingga apabila budaya organisasi suatu lembaga dapat tertanam
kuat dalam setiap diri pegawainya maka hal tersebut akan
menumbuhkan komitmen pada diri setiap pegawai terhadap lembaga
tempat mereka bekerja. Komitmen pegawai merupakan suatu sikap
kesetiaan pegawai yang timbul dari dalam diri sendiri terhadap organisasi
sebagai tempat pegawai itu bekerja. Selain itu, komitmen pegawai
terhadap organisasi juga menunjukkan bahwa pegawai bersedia
melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh organisasi dengan senang
hati, dan mereka memiliki rasa bangga terhadap organisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anggra ini (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja. Selain
itu, terdapat pengaruh langsung yang positif dan signifikan budaya
organisasi terhadap komitmen karyawan. Begitu juga hasil penelitian ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Astrini (2011)
121
menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel komitmen organisasi. Begitu juga variabel
motivasi dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel komitmen organisasi. Selain itu, hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gaustamam (2011)
menunjukkan bahwa budaya organisasi secara langsung berpengaruh
signifikan terhadap komitmen karyawan. Demikian pula dengan
penelitian Diansyah (2013) bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh
langsung terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh
terhadap komitmen, lingkungan kerja fisik dan motivasi kerja berpengaruh
tidak langsung terhadap komitmen melalui kepuasan kerja.
Salah satu dimensi Budaya Organisasi adalah bersikap sesuai
dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam
masyarakat dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Salah
satu tuntunan dalam agama Islam terkait kompetensi kepribadian adalah
firman Allah dalam surat Ash-Shaff ayat 2-3:63
ين ا منوا لم تقولون ما لا تفعلون } {٢يآ يهاالذ
ندالله ان تقولوامالا تفعلون } } ٣كبرمقتاع
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Dalam berkomunikasi, terutama Komitmen Kerja, hendaklah semua
orang, termasuk Kepala Madrasah menyelaraskan antara perkataan dan
perbuatan, karena ketidak selaraskan antara perkataan dan perbuatan
akan menimbulkan penilaian negatif dari orang lain, terlebih jika hal itu
dilakukan oleh seorang pemimpin. Bahkan dalam agama, hal tersebut
merupakan hal yang sangat dibenci oleh Allah.
63Al-Qur’an dan Terjemahan, Op. Cit., hal. 551.
122
4. Budaya Organisasi dan Komitmen Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Pengujian hipotesis keempat menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara Budaya Organisasi dan komitmen
kerja dengan kepuasan kerja yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi
variable Budaya Organisasi dan komitmen ekrja dengan kepuasan kerja
( = 0,937 pada Tabel interpretasi korelasi terletak pada interval ≥
0,90 – < 1,00 keputusan memiliki hubungan yang sangat kuat/tinggi.
Tingkat keeratan hubungan variable budaya organisasi (X1) dan komitmen
ekrja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) adalah sangat kuat kuat/tinggi.
Untuk melihat signifikansi dengan kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak
jika nilai Fhitung > Ftabel, dan H1 diterima jika nilai Fhitung < Ftabel. Berdasarkan
hasil analisis data secara manual diperoleh nilai Fhitung = 133,4346 nilai
Ftabel = 2,020, maka thitung > ttabel (133,4346 > 2,020) maka Ha diterima,
artinya ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi (X1)
dan komitmen kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y) dapat diterima
karena teruji kebenarannya.
Pola hubungan antara kedua variable ini dinyatakan oleh persamaan
Y = 34,20 - 0,67 X1. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap
perubahan satu unit Budaya Organisasi dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan komitmen kerja (X2) sebesar 0,67 pada konstanta 34,20. Hasil
analisis ini korelasi sederhana antara Budaya Organisasi dengan
komitmen kerja sangat tinggi artinya makin baik Budaya Organisasi. Maka
makin baik pula komitmen kerja (X2). Demikian pula sebaliknya makin
rendah budaya organisasi maka makin rendah pula Komitmen Kerja (X2).
Besarnya kontribusi variable Budaya Organisasi, dan Komitmen
Kerja secara bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja diketahui dengan
cara mengkuadratkan perolehan nilai koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 87,8%. Secara statistic ini memberikan pengertian bahwa 87,8%
123
variasi perubahan Kepuasan Kerja ditentukan oleh Budaya Organisasi,
dan Komitmen Kerja secara bersama-sama dengan pola hubungan
fungsional seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas ini
berarti jika seluruh guru MTs Negeri Kota Jambi diukur tentang Budaya
Organisasi, dan Komitmen Kerja secara bersama-sama dengan Kepuasan
Kerja maka 87,8% variasi kedua variable tersebut akan berdistribusi
normal dan mengikuti pola korelasi Budaya Organisasi, dan Komitmen
Kerja secara bersama-sama dengan Kepuasan Kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
Budaya Organisasi, dan Komitmen Kerja secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
pengujian dengan uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar = 133,4346 dengan
nilai F table pada signifikansi 5% adalah = 2,020.
Hasil pengujian regeresi ganda menunjukkan bahwa koefisien
determinasi (R2) sebesar = 0,878 atau 87,8%. Nilai koefisien determinasi
tersebut menunjukkan besarnya sumbangan efektif dari kedua variable
bebas terhadap variable terikat. Sumbangan efektif tersebut berarti
Budaya Organisasi, dan Komitmen Kerja mempengaruhi 87,8% Kepuasan
Kerja sedangkan sisanya sebesar 13,2% dipengaruhi oleh variable lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Dari hasil analisis uji t diketahui bahwa variabel budaya organisasi
dalam penelitian ini mempunyai hubunganh yang paling dominan
dibandingkan variabel lainnya terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini
mengindikasikan bahwa kepuasan kerja karyawan lebih dominan
dipengaruhi oleh budaya organisasi yang ada di MTs Negeri Kota Jambi,
namun juga tidak lupa dipengaruhi oleh komitmen kerja, dan kepuasan
kerja. Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para
anggota organisasi, karena sistem nilai dan budaya organisasi dapat
dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi
pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika
124
budaya organisasi baik, maka tidak mengherankan jika anggota
organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula.
Dengan demikian budaya organisasi berhubungan dengan
kepuasan kerja. Indikator budaya organisasi yang paling mendominasi
adalah karyawan selalu memperhatikan semua hal secara detail agar
layanan yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus dan maksimal.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika seorang karyawan mampu
memperhatikabn secara detail produk yang mereka hasilkan, maka
ketika itu pula keberadaan budaya dirasakan oleh karyawan dan
diharapkan perilaku mereka sesuai dengan budaya tersebut
sehingga nantinya akan dapat meningkatkan kinerjanya.
Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil penelitian
Taurisa dan Ratnawati (2012) dan Djuremi dkk (2016) menemukan
hasil empiris bahwa budaya organisasi dan komitmen kerja memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Melalui budaya
organisasi mampu menentukan identitas dari suatu kelompok, dalam
kelompok ini diartikan sebagai suatu organisasi. Budaya organisasi
sebagai suatu kesepakatan bersama para anggota dalam organisasi,
sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk
kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan
pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang
melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun
kelompok, pegawai tidak akan terlepas dengan budaya organisasi.
Semakin baik budaya yang berlaku di dalam suatu madrasah, maka akan
memiliki hubungan pada kepuasan kerja, sehingga ada kepuasan
tersendiri yang dirasakan pegawai dalam bekerja di madrasah.
125
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk kepada deskripsi data dan hasil analisis data tentang
variabel budaya organisasi (X1), komitmen kerja (X2) dan kepuasan kerja
(Y) maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara budaya
organisasi (X1) dengan kepuasan kerja (Y) dengan koefisien korelasi
sebesar 0,800. Kontribusi variabel budaya organisasi ditunjukkan
dengan koefisien determinasi sebesar 0,790 atau sebesar 79,00%.
Hubungan yang positif dapat dijadikan faktor peningkatan kepuasan
kerja melalui budaya organisasi.
2. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara komitmen kerja
(X2) dengan kepuasan kerja (Y) dengan koefisien korelasi sebesar
0,700. Kontribusi variabel komitmen kerja ditunjukan dengan koefisien
determinasi sebesar 0,800 atau sebesar 80,00%. Hubungan yang
positif dapat dijadikan faktor peningkatan kepuasan kerja melalui
komitmen kerja.
3. Secara bersama-sama terdapat hubungan positif dan sangat signifikan
antara budaya organisasi (X1), komitmen kerja (X2) dengan kepuasan
kerja (Y) dengan koefisien korelasi sebesar 0,937. Kontribusi variabel
budaya organisasi (X1) dan komitmen kerja (X2) ditunjukan dengan
koefisien determinasi sebesar 0,878 atau sebesar 87,80%. Hubungan
yang positif dan sangat signifikan dapat dijadikan faktor peningkatan
kepuasan kerja melalui budaya organisasi l dan komitmen kerja.
B. Implikasi
Merujuk kepada tujuan dan kesimpulan penelitian ini, kepuasan
kerja (Y) dapat terus ditingkatkan dengan cara meningkatkan hal-hal yang
berhubungan dengan variabel budaya organisasi (X1) dan komitmen kerja
126
(X2), baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Tingginya nilai variabel
kepuasan kerja pada suatu organisasi sangat dibutuhkan dalam rangka
untuk pencapaian tujuan orgaisasi. kepuasan kerja merupakan keinginan
anggota organisasi untuk mengidentifikasi dirinya agar senantiasa terlibat
dan terikat dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian
dibutuhkan upaya alternatif untuk meningkatkan kepuasan kerja melalui
budaya organisasi dan komitmen kerja.
Berikut beberapa implikasi yang dapat dijabarkan dalam rangka
mengimplementasikan dari hasil penelitian ini, adalah:
1. Upaya peningkatan kepuasan kerja melalui budaya organisasi
Dari hasil penelitian ditemukan adanya hubungan positif antara
budaya organisasi dengan kepuasan kerja tenaga kependidikan,
mengisyaratkan bahwa dengan meningkatkan budaya organisasi maka
kepuasan kerja tenaga kependidikan akan meningkat pula. Beberapa
upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan indikator-indikator dari
budaya organisasi dengan memprioritaskan peningkatan pada indikator
yang memiliki nilai skor belum optimal sehingga dapat juga
meningkatkan perolehan nilai budaya organisasi yang tinggi.
Indikator budaya organisasi yang dapat dikembangkan lagi
dalam meningkatkan nilai kepuasan kerja tenaga kependidikan antara
lain: a) meningkatkan kepatuhan akan aturan dan kebijakan, b)
meningkatkan dan menjaga tradisi, c) meningkatkan nilai-nilai yang
telah disepakati, d) meningkatkan komitmen untuk bekerja secara
optimal.
Semakin meningkatnya indikator-indikator tersebut maka maka
budaya organisasi guru akan meningkat dan diharapkan kepuasan
kerja tenaga kependidikan akan semakin meningkat pula.
2. Upaya peningkatan kepuasan kerja melalui komitmen kerja
Dari hasil penelitian ditemukan adanya hubungan positif antara
komitmen kerja dengan kepuasan kerja tenaga kependidikan,
127
mengisyaratkan bahwa dengan meningkatkan komitmen kerja maka
kepuasan kerja tenaga kependidikan akan meningkat pula. Beberapa
upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan indikator-indikator dari
komitmen kerja dengan memprioritaskan peningkatan pada indikator
yang memiliki nilai skor belum optimal sehingga dapat juga
meningkatkan perolehan nilai komitmen kerja yang tinggi.
Indikator komitmen kerja yang dapat dikembangkan lagi dalam
meningkatkan nilai kepuasan kerja tenaga kependidikan antara lain: a)
dimensi Komitmen Afektif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1) Rasa
memiliki terhadap organisasi, 2) Kesediaan terlibat bekerja untuk
lembaga serta 3) Penerimaan terhadap tujuan organisasi. b) dimensi
Komitmen Berkesinambungan, yang terdiri dari indikator-indikator: 1)
Penghasilan yang didapat dari organisasi, 2) Perhatian lembaga
terhadap kebutuhan anggotanya, 3) Kesesuaian antara kemampuan
dan pekerjaan, dan c) dimensi Komitmen Normatif, yang terdiri dari
indikator-indikator: 1) Memiliki keinginan untuk bertahan sebagai
anggota organisasi, 2) Membalas budi terhadap organisasi.
Semakin meningkatnya indikator-indikator tersebut maka maka
budaya organisasi guru akan meningkat dan diharapkan kepuasan
kerja tenaga kependidikan akan semakin meningkat pula.
3. Upaya peningkatan budaya organisasi dan komitmen kerja untuk
meningkatkan kepuasan kerja
Karena adanya hubungan positif antara budaya organisasi dan
komitmen kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja tenaga
kependidikan, hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya
budaya organisasi, komitmen kerja secara bersama-sama, maka
kepuasan kerja tenaga kependidikan akan meningkat pula.
Upaya peningkatan indikator-indikator budaya organisasi
untuk meningkatkan kepuasan kerja tenaga kependidikan, antara lain
dengan berusaha keras untuk memberdayakan: Indikator budaya
128
organisasi yang dapat dikembangkan lagi dalam meningkatkan nilai
kepuasan kerja tenaga kependidikan antara lain: a) meningkatkan
kepatuhan akan aturan dan kebijakan, b) meningkatkan dan menjaga
tradisi, c) meningkatkan nilai-nilai yang telah disepakati, d)
meningkatkan komitmen untuk bekerja secara optimal.
Upaya peningkatan indikator-indikator komitmen kerja untuk
meningkatkan kepuasan kerja tenaga kependidikan, antara lain
dengan berusaha keras untuk selalu meningkatkan: a) dimensi
Komitmen Afektif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1) Rasa memiliki
terhadap organisasi, 2) Kesediaan terlibat bekerja untuk lembaga serta
3) Penerimaan terhadap tujuan organisasi. b) dimensi Komitmen
Berkesinambungan, yang terdiri dari indikator-indikator: 1) Penghasilan
yang didapat dari organisasi, 2) Perhatian lembaga terhadap kebutuhan
anggotanya, 3) Kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan, dan c)
dimensi Komitmen Normatif, yang terdiri dari indikator-indikator: 1)
Memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota organisasi, 2)
Membalas budi terhadap organisasi.
Dengan semakin meningkatnya capaian indikator-indikator
tersebut maka budaya organisasi dan komitmen kerja tenaga
kependidikan secara bersama-sama akan meningkat dan akibatnya
kepuasan kerja tenaga kependidikan semakin meningkat pula.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kepuasan kerja tenaga
kependidikan dapat terus ditingkatkan dengan cara meningkatkan hal-hal
yang berhubungan dengan budaya organisasi dan komitmen kerja, baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Berikut rekomendasi untuk
meningkatkan kepuasan kerja tenaga kependidikan, yaitu:
1. Peningkatan Budaya Organisasi.
Budaya organisasi tenaga kependidikan dalam melakukan
perkerjaannya perlu ditingkatkan sesuai dengan tujuan
129
sekolah/madrasah sehingga nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan,
sikap dan norma-norma yang disepakati dapat terimplementasi di
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di sekolah/madrasah.
Beberapa hal yang perlu lebih ditingkatkan oleh tenaga kependidikan,
sebagai berikut:
a. Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diupayakan terjalin
hubungan yang harmonis antar sesame tenaga kependidikan;
b. Bekerja sama dalam setiap tugas yang diberikan, walaupun tugas
tersebut tergolong mudah;
c. Ikut berkontribusi terhadap penyelesaian pekerjaan dan kemajuan
sekolah.
d. Kepala sekolah hendaknya, memberikan fasilitas ruang kerja yang
nyaman, sehingga tenaga kependidikan mampu bekerja dengan
optimal.
2. Peningkatan Komitmen Kerja.
Komitmen kerja tenaga kependidikan dalam melakukan
perkerjaannya perlu ditingkatkan sesuai dengan tujuan
sekolah/madrasah secara maksimal melalui usaha keras dan tekad
yang kuat, sehingga membawa nilai tersendiri bagi setiap tenaga
kependidikan. Hal ini, mengandung maksud bahwa dalam kondisi
apapun yang terjadi di dalam sekolah/madrasah, sikap tenaga
kependidikan menjadi tolok ukur pembuktian komitmen yang di buat
untuk bertahan di dalam sekolah/madrasah. Beberapa hal yang perlu
lebih ditingkatkan oleh tenaga kependidikan, sebagai berikut:
a. Kemajuan prestasi kerja;
b. ketepatan waktu sesuai dengan yang disepakati dalam setiap tugas
pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
130
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor-
faktor lain selain dari budaya organisasi dan komitmen kerja
dihubungkan dengan kepuasan kerja.
D. Saran
Merujuk paparan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasi tentang
tentang variabel budaya organisasi (X1), komitmen kerja (X2) dengan
kepuasan kerja (Y) bahwa untuk meningkatkan kepuasan kerja tenaga
kependidikan pada MTs Negeri tersebut perlu beberapa hal yang harus
dilakukan agar bisa menjadi lebih baik, dengan beberapa tindakan untuk
memperbaiki pelaksanaan variabel bebas yang bisa menjadikan variabel
terikat lebih baik, melalui peningkatan dan perbaikan dari variabel budaya
organisasi dan komitmen kerja. Dengan demikian, berdasarkan hasil
penelitian ini ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan dan
disarankan sebagai masukan bagi pihak pimpinan sekolah/madrasah
untuk bekerjasama dan bersinergi lebih harmonis dalam rangka
mewujudkan dan mengembangkan kepuasan kerja.
Adapun saran yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan
dibedayakan indikator setiap varibabel, sebagai berikut:
1. Peningkatan Budaya Organisasi.
a. Indikator aturan dan kebijakan, untuk meningkatkan aturan dan
kebijakan dalam bekerja hendaknya pimpinan sekolah/madrasah
bersama tenaga kependidikan dapat mensosialisasikan secara terus
menerus tentang tata tertib, aturan dan kebijakan sekolah tentang
tata kelola, pembelajaran kepada seluruh warga sekolah. Diharapkan
dengan tersosialisasikan dengan baik seluruh warga sekolah
memahami tata tertib, aturan dan kebijakan sekolah, sehingga dapat
tersipta suasana yang nyaman, kondusif dan optimal dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
b. Indikator tradisi sekolah/madrasah perlu selalu ditingkatkan dan
dikembangkan untuk itu, pimpinan sekolah/madrasah bersama
131
tenaga kependidikan diharapkan dapat mengimplementasikan dan
menerapkan tradisi yang berlaku di sekolah/madrasah melalui
pengembangan kerjasama dan pembinaan kebersamaan tanpa
mempermasalahan perbedaan suku, ras, agama dan gender warga
sekolah dalam semua kegiatan sekolah;
c. Indikator nilai-nilai sekolah/madrasah perlu selalu ditingkatkan dan
dikembangkan untuk itu, hendaknya pimpinan sekolah/madrasah
bersama tenaga kependidikan diharapkan dapat menerapkan nilai-
nilai sekolah/madrasah melalui pembiasaan dalam setiap aspek
kegiatan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk meningkatkan layanan yang prima kepada
seluruh warga sekolah;
d. Indikator menjadi komitmen, untuk meningkatkan komitmen dalam
pekerjaan, hendaknya pimpinan sekolah/madrasah mendorong
tenaga kependidikan untuk membuat progam, kebijakan dan strategi
yang mendukung kreativitas dan inovasi para tenaga kependidikan,
penciptaan suasana kerja yang menyenangkan, pemanfaatan
sumberdaya yang ada secara optimal, dan memfasilitasi tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta
selalu melakukan perbaikan terus menerus.
2. Peningkatan Komitmen Kerja.
a. Peningkatan komitmen kerja melalui pemberdayaan indikator-
indikatornya
1) Indikator-indikator dimensi komitmen afektif adalah:
a) Indikator rasa memiliki terhadap organisasi. Tenaga
kependidikan hendaknya mengupayakan pembentukan
paguyuban di bawah naungan organisasi dalam rangka
mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan serta
menjalin komunikasi untuk saling membantu dalam berbagai
penyelesaian masalah.
132
b) Indikator kesediaan terlibat bekerja untuk lembaga. Tenaga
kependidikan hendaknya proaktif dalam mensukseskan
berbagai program kerja organisasi dengan cara melakukan
pembagian kerja yang jelas sesuai dengan bidang yang
diampunya.
c) Indikator penerimaan terhadap tujuan organisasi. Tenaga
kependidikan hendaknya mengupayakan untuk memahami
mengenai program organisasi melalui penelaahan dokumen
resmi organisasi atau melalui kegiatan sosialisasi.
2) Indikator-indikator dimensi komitmen berkesinambungan adalah:
a) Indikator penghasilan yang didapat dari organisasi. Tenaga
kependidikan hendaknya memiliki kontrak kerja yang memuat
mengenai hak dan kewajiban dosen sebagai anggota
organisasi.
b) Indikator perhatian lembaga terhadap kebutuhan tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan hendaknya mengajukan
berbagai keperluannya sesuai dengan kebutuhan, melalui
prosedur atau ketentuan yang berlaku di organisasi. Ajuan
kebutuhan hendaknya disesuaikan prioritas kebutuhan dan
dengan kemampuan organisasi.
c) Indikator kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan.
Tenaga kependidikan hendaknya melengkapi kelengkapan data
keanggotaan organisasi dengan dokumen resmi yang masih
berlaku sesuai dengan disyaratkan organisasi. Dosenpun harus
bersedia melakukan pembinaan dan uji kompetensi yang
dilakukan organisasi secara berkala dalam rangka menguji
keprofesionalan dalam menduduki suatu profesi.
3) Indikator-indikator dimensi komitmen normatif adalah:
a) Indikator memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota
organisasi. Tenaga kependidikan hendaknya memiliki dokumen
keanggotaan yang sah dan tetap memperbaharui
133
keanggotannya, sehingga hak dan kewajibannya terhadap
organisasi dapat dipertahankan dengan sebaik-baiknya.
b) Indikator membalas budi terhadap organisasi. Tenaga
kependidikan sebagai warga organisasi hendaknya membuat
suatu komitmen kerja dengan organisasi sesuai dengan bidang
keahliannya dan dituangkan dalam suatu dokumen perjanjian
kerja yang memuat tentang kesanggupan mengemban tugas
dan menjalankan kode etik yang berlaku serta kewenangan
dengan seadil-adilnya.
3. Peningkatan Kepuasan Kerja.
a. Indikator sistem penggajian, hendaknya pimpinan sekolah/madrasah
meningkatkan kesejahteraan tenaga kependidikan dengan sistem
penggajian yang jelas dan adil sehingga kebutuhan hidup guru
secara layak dapat dipenuhi;
b. Indikator rasa aman, hendaknya pimpinan sekolah/madrasah
menciptakan kondisi kerja yang baik di antara para tenaga
kependidikan, sehingga terjalin hubungan dan kerja sama yang
harmonis, serta saling mendukung;
c. Indikator pencapaian prestasi, hendaknya pimpinan
sekolah/madrasah memberikan kesempatan kepada teanga
kependidikan untuk meningkatkan kompetensi sehingga tenaga
kependidikan dapat lebih berprestasi dalam bidang yang ditekuninya;
d. Indikator apresiasi pimpinan, hendaknya pimpinan sekolah/madrasah
memberikan reward terhadap pencapaian kinerja yang baik bagi
tenaga kependidikan;
e. Indikator kondisi pekerjaan, hendaknya pimpinan sekolah/madrasah
menciptakan kondisi kerja yang baik di antara para guru, sehingga
terjalin hubungan dan kerja sama yang harmonis, serta saling
mendukung;
134
f. Indikator kesempatan untuk promosi, hendaknya pimpinan
sekolah/madrasah memberikan kepastian promosi dengan adanya
peraturan yang jelas dan adil bagi tenaga kependidikan.
135
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Badjuri dan Jaeni, tahun 2013, Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah), Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2013, Hal. 150 – 170 Vol. 20, No. 2 ISSN: 1412-3126Akses: 10 Oktober 2016
A. Hussein Fattah, Perilaku Pemimpin & Kinerja Pegawai, Budaya Organisasi, Efikasi Diri, dan Kepuasan Kerja. Yogyakarta: Elmatera: 2014
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Abd. Kadim Masaong dan Arfan A. Tilomi, Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektul, Emosional dan Spritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung: Alfabeta, 2011.
Agus Irianto,Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Perkembangannya. Jakarta: Kenacana Pranada Media Group, 2012.
Agus Sujanto, Halem Lubis dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Best John W. dan Khan James V., Research in Education, Tenth Edition, (New York : Pearson Education Inc, 2006.
Briner Rob B. and Walshe Neil D.,Psychologyof Leadership, Change, and Organizational Development. West Sussex: John Wiley & Sans,Ltd, 2013.
Bush Tony, Leadership And Management Development In Education. London: SAGE Publications Ltd, 2008.
Brian Hartono dan Roy Setiawan, Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, Jurnal AGORA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 https://media.neliti.com/media/publications/36244-ID-pengaruh-komitmen-organisasional-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-paparons-pizza.pdf
Cepi Triatna, Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.
Champoux Joseph E., Organizational Behavior: integrating individual, Groups, and Organizations. New York : Routledge, 2011.
Cloninger Susan C., Theories of Personality: Understanding Persons, Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2004.
136
Dhani Sukaryanti, Tesis tahun 2016, Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, http://digilib.unila.ac.id/24174/3/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdfAkses: 10 Oktober 2016
Donni Juni Priansa, Perencanaan dan Pengembangan SDM, (Bandung: Alfabeta, 2016)
Emron Edison, Yohny Anwar, dan Imas Komariyah, Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi dan Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi, (Bandung: Alfabeta, 2016)
Fred Luthans, Organizational Behavior, 12th Edition (New York: McGraw-Hill, 2011)
Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. 2008. Education Administration. New York
Koko Herawan, M. Djudi Mukzam, dan Gunawan Eko Nurtjahjono, Tahun 2015, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Kantor Cabang Kota Malang Kawi, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. http//:www.http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/743/933 Akses: 10 Oktober 2016
Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun Tim Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)
McShane dan Von Glinow, Organizational Behavior, Emerging Knowledge and Practice for the Real World (New York: McGraw-Hill Irwin, 2010)
Michael Armstrong. A handbook of human Resource Management Practice, 10th edition (London: Kogan Page Limited, 2006)
Newstrom, J.W. Organizational Behavior: human Behavior at Work. (New York: McGraw-Hill Irwin, 2009)
Paul E. Spector, Industrial and Organizational Pshychology Research and Practice, fifth edition, (John Wiley & Sons, INC. USA, 2007)
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2007)
137
Robert T. Golembiewski, Handbook of Organizational Behavior Second Edition, Revised and Expanded, (United States Of America: Marceld Ekkeirn, C, 2001)
Rizvi, Meher dan Elliot ,Bob, Behavioral research in accounting 4: 80-95, “ Teachers Perceptions of Their Profesionalism in Government Primary Schhols in Karachi, Pakistan”, Australian Teacher Education Association, Vol.13, No.1,pp.35-52
Robbins, Stephen P.(2006). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia
Schermerhorn, J.R., J.G. Hunt and R.N. Osborn, Organizational Behavior, 11th edition. (New Jersey: John Wiley & Son, Inc., 2010)
Sevilla. Consuelo G., Research Methods. (Quezon City: Rex Printing Company, 2007)
Siagian, Sondang P. (2002), Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta: Rineka Jaya.
Stephen L. McShane & Mary Ann Von GIinow, Organizational Behavior (New York: McGraw-Hill Irwin, 2010)
Stephen P. Robbins, and Timothy, A.Judge. Organizational Behavior (twe fh edition)-(New Jersey: Rarson, Prentice Hall, 2007)
Steven L. McShane, Mary Ann Von Glinow, Organizational Behavior 5th Edition. (New York, Mc-Graw-Hill dan Irwin, 2010)
Steven Set Xaverius Tumbelaka, Taher Alhabsji, Umar Nimran, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisaional dan Intention to Leave (Studi pada Karyawan PT.Bitung Mina Utama), htttp//:www.jurnal.unmer.ac.id/index.php/jbm/article/download/78/19, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016, pp.94-108, Akses: 10 Oktober 2016
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Sugiyono, Metode Penelitian Komninasi (Mixed Methods). (Bandung: Alfabeta, 2011)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010, (Bandung: Rineka Cipta, 2010)
V.G. Kondalkar, Organizational Behaviour, (New Delhi: New Age International (P) Limited, Publishers, 2007)
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012)
Wibowo, Manajemen kinerja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016)
138
Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn, Organization
Behavior, A Global Perspective (Singapore: John Wiley &
Sons Australia Ltd, 2001)
139
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
MARTHA WAHYUDI, terlahir di Bajubang pada
tanggal 17 Maret 1984, anak terakhir dari tiga
bersaudara dari pasangan Alm. Bapak Slamet
Cokro dengan Ibu Dariyah. Perjalanan pendidikan:
lulus SD Negeri 81 Bahar Utara tahun 1996, lulus
dari SMP Negeri 14 Muaro Jambi tahun 1999, lulus
dari MAN Model Jambi tahun 2002. Meneruskan pendidikan Diploma 3
jurusan pendidikan olah raga di Universitas Jambi dan lulus 2005.
Menyelesaikan Sarjana Pendidikan Jurusan olah raga pada Universitas
Jambi 2011, melanjutkan Studi S2 pada Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jurusan Manajemen
Pendidikan Islam yang Insya Allah dapat diselesaikan tahun 2019.
Pada tahun 2007 penulis menikah dengan Siti Muniroh dan
bertempat tinggal di jalan Tugu AMD RW. 02 RT. 06 No 17 Desa Kasang
Kota Karang Kecamatan Kumpeh Hulu Kabupaten Muaroi Jambi. Dari
pernikahan tersebut lahir tiga orang putra, yaitu M. Rayhan Alzanwir (SD),
M. Rayza Ramadhan (SD) dan Almira Saquina Humaira.
Pengalaman kerja di angkat menjadi guru MTs Negeri Model Kota
Jambi.
140
Lampiran 1.
Kepada Yth: Bapak/Ibu Guru Madrasah Tsanawiyah Di Tempat
Assalamu’alaikum, W, W,
Dalam rangka penelitian, dengan ini peneliti mohon kepada
bapak/ibu guru berkenan menjadi responden dan menjawab semua
pertanyaan penelitian awal melalui kuesioner yang peneliti lampirkan.
Peneliti mohon kepada bapak/ibu guru menjawab semua
pernyataan atau pernyataan yang telah disediakan, sesuai dengan kondisi
objektif tempat bapak/ibu bertugas. Jawaban yang diberikan tidak akan
mempengaruhi status/kedudukan bapak/ibu. Penelitian awal ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran tentang ‘Kepuasan Organisasi pada
Madrasah Tsanawiyah’.
Demikian harapan peneliti, atas kesediaan bapak/ibu diucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum, W, W.
Jambi, November 2016 Hormat Peneliti, Martha Wahyudi
141
ANGKET RESPONDEN
KEPUASAN KERJA
I. Identitas Responden
a. Nomor Responden :
b. Unit Kerja : MadrasahTsanawiyah..................................
II. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda silang ( X ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan yang
bapak/ibu anggap paling tepat dari pilihan yang tesedia;
2. Berilah jawaban seobjektif mungkin sesuai dengan kondisi nyata pada
Madrasah Tsanawiyah tempat bapak/ibu bertugas;
3. Apapun jawaban yang bapak/ibu berikan, tidak akan berdampak negatif
pada siapapun;
4. Alternatif jawaban yang tersedia,yaitu:
Ya dan Tidak
Terima Kasih atas kerjasamanya
142
INTRUMEN PENELITIAN KEPUASAN KERJA (Di isi oleh Tenaga Kependidikan)
No. Instrumen Penelitian
Variabel Kepuasan Kerja
Penilaian
Ya Tidak
1. Saya mendapatkan insentif yang layak dalam melaksanakan tugas tertentu dari madrasah
2. Sarana dan prasarana keselamatan kerja tersedia cukup lengkap di madrasah
3 Saya berusaha menyelesaikan setiap target pekerjaan secara maksimal
4 Saya mendapat pengakuan dan reward dari pimpinan atas prestasi yang dicapai
5 Saya melaksanakan tugas dengan senang hati
6 Saya merasa promosi jabatan dilakukan secara transparan dan sesuai dengan aturan
143
Lampiran 2. Lampiran Hasil Penelitian Pendahuluan
Tabel: Hasil Survei PendahuluanVariabel Kepuasan Kerja
INTRUMEN PENELITIAN KEPUASAN KERJA (Di isi oleh Tenaga Kependidikan)
No. Instrumen Penelitian
Variabel Kepuasan Kerja
Penilaian
Ya Tidak
Persentase
Ya Tidak
1. Saya mendapatkan insentif yang layak dalam melaksanakan tugas tertentu dari madrasah
10 10 50% 50%
2. Sarana dan prasarana keselamatan kerja tersedia cukup lengkap di madrasah
7 13 35% 65%
3 Saya berusaha menyelesaikan setiap target pekerjaan secara maksimal
8 12 40% 60%
4 Saya mendapat pengakuan dan reward dari pimpinan atas prestasi yang dicapai
6 14 30% 70%
5 Saya melaksanakan tugas dengan senang hati
9 11 45% 55%
6 Saya merasa promosi jabatan dilakukan secara transparan dan sesuai dengan aturan
7 13 35% 65%
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survey pendahuluan terhadap 20 orang tenaga
kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Kota Jambi pada Kepuasan Kerja
diperoleh gambaran sebagaian masih rendah
Dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir mendapatkan insentif yang layak
144
dalam melaksanakan tugas tertentu dari madrasah yaitu berdasarkan
jumlah prosentase jawaban tenaga kependidikan.
2. 65 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir Sarana dan prasarana keselamatan
kerja tersedia cukup lengkap di madrasah yaitu berdasarkan jumlah
prosentase jawaban tenaga kependidikan.
3. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir berusaha menyelesaikan setiap
target pekerjaan secara maksimal yaitu berdasarkan jumlah prosentase
jawaban tenaga kependidikan.
4. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir mendapat pengakuan dan reward
dari pimpinan atas prestasi yang dicapai yaitu berdasarkan jumlah
prosentase jawaban tenaga kependidikan.
5. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butirmelaksanakan tugas dengan
senang hati yaitu berdasarkan jumlah prosentase jawaban tenaga
kependidikan.
6. 50 % dari jumlah tenaga kependidikan yang disurvey menunjukkan
indikasi bermasalah dalam hal butir merasa promosi jabatan dilakukan
secara transparan dan sesuai dengan aturan yaitu berdasarkan jumlah
prosentase jawaban tenaga kependidikan.
145
Kepada Yth:
Bapak/ Ibu Tenaga Kependidikan pada MTs
Di
Kota Jambi
Assalamua’alaikum, Wr, Wb,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Dengan hormat, ditengah-tengah kesibukan Bapak/Ibu, perkenankan
saya memohon kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dan menjawab
seluruh pertanyaan penelitian melalui angket yang peneliti lampirkan di
sini.
Peneliti mohon Bapak/Ibu menjawab seluruh pertanyaan atau
pernyataan yang telah disediakan, sesuai dengan kondisi sekolah tempat
Bapak/Ibu bertugas secara objektif. Angket ini, semata-mata merupakan
instrument yang berkaitan dengan penelitian guna penyusunan tesis (S2)
yang akan saya selesaikan. Untuk itu, seluruh jawaban yang Bapak/Ibu
berikan tidak akan mempengaruhi terhadap status Bapak/Ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang
komitmen kerja pada MTs di Kota Jambi. Adapun Judul penelitian ini
adalah “Hubungan antara Budaya Organisasi dan Komitmen Kerja dengan
KepuasanKerja”
Keberhasilan penelitian ini sangat dipengaruhi oleh jawaban yang
Bapak/Ibu berikan. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan, kerjasama
dalam mengisi angket ini. Demikianlah harapan saya. Atas kesediaan dan
perkenan Bapak/Ibu guru, peneliti ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Jambi, Agustus 2017 Hormat Peneliti, Martha Wahyudi
146
Lampiran 3.
INSTRUMEN VARIABEL BUDAYA ORGANISASI (Diisi oleh Tenaga Kependidikan)
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) pada salah satu dari lima alternatif pilihan yang
tersedia.
Ketentuan untuk pernyataan positif:
Skor 5: untuk kategori jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 4: untuk kategori jawaban Setuju (S)
Skor 3: untuk kategori jawaban Ragu-Ragu (R)
Skor 2: untuk kategori jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 1: untuk kategori jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Ketentuan untuk pernyataan negatif:
Skor 1: untuk kategori jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 2: untuk kategori jawaban Setuju (S)
Skor 3: untuk kategori jawaban Ragu-Ragu (R)
Skor 4: untuk kategori jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 5: untuk kategori jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
No Pernyataan
Pilihan
SS S R TS STS
A. Aturan dan kebijakan
1. Madrasah menetapkan keputusan bahwa Madrasah merupakan tempat belajar yang aman dan ramah bagi seluruh warga Madrasah
147
No Pernyataan
Pilihan
SS S R TS STS
2. Madrasah menetapkan kebijakan memilih wakil kepala Madrasah sesuai keahlian dan kemampuannya
3. Madrasah menetapkan tata tertib untuk menjamin kedisiplinan warga sekolah
4. Madrasah memberikan peringatan atas pelanggaran disiplin sesuai aturan secara konsisten
5. Madrasah melakukan sistem pengawasan kehadiran warga madrasah
6. Madrasah menetapkan kawasan bebas rokok, narkoba dan miras
7. Madrasah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui kegiatan keagamaan
8. Madrasahmenetapkan pembagian tugas tambahan tenaga kependidikan yang dibuat sesuai keinginan
9. Madrasah memberikan sanksi yang berbeda-beda tergantung siapa yang melakukannya
10. Madrasah mengabaikan guru dan staf yang tidak melakukan tugas dan kewajibannya
B. Tradisi
11. Madrasah membiasakan warga Madrasah berbicara sopan dan santun
12. Madrasah meningkatkan sikap bertanggung jawab kepada setiap warga Madrasah
148
No Pernyataan
Pilihan
SS S R TS STS
13. Madrasah membuat motto tentang budaya salam
14. Madrasah membiasakan warga sekolah hadir tepat waktu
15. Madrasah memberikan apresiasi kepada siswa berbusana sopan dan rapih
16. Madrasah terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun dalam pengambilan keputusan
17. Madrasah menjaga kerukunan dan keharmonisan warga madrasah
18. Madrasah meningkatkan sikap bertanggung jawab kepada setiap warga madrasah
19. Madrasah menempatkan tong sampah pada sembarang tempat
20. Sekolah membebaskan warga sekolah melakukan kebiasaan masing-masing
C. Nilai-nilai
21 Madrasah menciptakan nilai persamaan hak antar warga Madrasah
22 Madrasah mengembangkan iklim kompetisi yang sehat
23 Madrasah membangun situasi kerja disiplin warga madrasah
24 Madrasah mencanangkan aturan bahwa tenaga kependidikan melaksanakan tugas sesuai dengan kewajibannya
149
No Pernyataan
Pilihan
SS S R TS STS
25. Madrasah memberikan perlakuan yang adil kepada seluruh warga Madrasah
26. Madrasah memberikan penghargaan kepada warga madrasah yang berprestasi
27. Madrasah meningkatkan budaya mutu dalam setiap kegiatan
28. Madrasah memiliki strategi bahwa tenaga kependidikan bekerja secara team (team work)
29. Madrasah cenderung mengabaikan kritik dan saran yang membangun dalam setiap pengambilan keputusan
30. Madrasah membebaskan warga sekolah melalukan segala cara untuk mencapai target kerjanya
D. Komitmen
31 Madrasah mengembangkan model-model pembelajaran inovatif
32 Madrasah meningkatkan budaya mutu dalam setiap kegiatan
33 Madrasah melaksanakan program kerja berdasarkan visi, misi, tujuan, dan strategi
34 Madrasah melaksanakan pelatihan kependidikan untuk meningkatkan mutu sekolah
35 Madrasah memiliki system yang mendorong tenaga kependidikan untuk memperhatikan secara detail tugas yang di emban
150
No Pernyataan
Pilihan
SS S R TS STS
36 Madrasah mencanangkan aturan tentang mekanisme tenaga kependidikan yang membuat laporan hasil kegiatan kepada kepala madrasah
37 Madrasah menetapkan kebijakan tentang petunjuk dan langkah-langkah dalam melaksanakan tugas
38 Madrasah memiliki system yang mendorong tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas kerja
39 Madrasah memiliki program yang berpeluang mengabaikan prinsip keadilan dalam menegakkan aturan
40 Madrasah merasa cukup dengan cara konvensional dalam menghadapi persaingan global
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini
151
Lampiran 4.
INSTRUMEN PENELITIAN KOMITMEN KERJA
(Diisi oleh Tenaga Kependidikan)
Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) pada salah satu dari lima alternatif pilihan yang
tersedia.
Ketentuan untuk pernyataan positif:
Skor 5: untuk kategori jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 4: untuk kategori jawaban Setuju (S)
Skor 3: untuk kategori jawaban Ragu-Ragu (R)
Skor 2: untuk kategori jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 1: untuk kategori jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Ketentuan untuk pernyataan negatif:
Skor 1: untuk kategori jawaban Sangat Setuju (SS)
Skor 2: untuk kategori jawaban Setuju (S)
Skor 3: untuk kategori jawaban Ragu-Ragu (R)
Skor 4: untuk kategori jawaban Tidak Setuju (TS)
Skor 5: untuk kategori jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
No Pertanyaan
Alternatif
SS S R TS STS
A. KOMITMEN AFEKTIF
1. Saya tetap bekerja bersama-sama dengan rekan-rekan kerja yang ada
2. Saya menggalang kerjasama dengan rekan-rekan kerja di dalam organisasi
152
No Pertanyaan
Alternatif
SS S R TS STS
3. Saya bertekad untuk tetap kompak dengan kerja dalam organisasi
4. Akan terlalu merugikan bagi saya untuk meninggalkan madrasah ini
5. Saya cenderung menolak ajakan rekan-rekan kerja untuk membentuk tim kerja
6. Saya berhasrat untuk mengembangkan metode kerja yang digunakan saat ini
7. Saya berupaya memperbaiki kondisi pekerjaan untuk memudahkan pencapaian tujuan organisasi
8. Saya ingin mendorong rekan-rekan agar fokus pada tujuan organisasi
9. Saya merasa masalah yang terjadi di madrasah menjadi permasalahan saya juga
10. Saya berupaya menyakinkan rekan-rekan kerja untuk menerima perubahan tentang tujuan organisasi
11. Saya berharap untuk mendapatkan kenaikan penghasilan tahun depan
12. Saya bekerja ini tidak banyak waktu saya terbuang di jalan
13. Saya bersedia meneruskan studi dengan beasiswa dari lembaga di mana saya bekerja
14. Saya bekerja di organisasi lain yang
153
No Pertanyaan
Alternatif
SS S R TS STS
memberikan peluang karir yang lebih baik
15. Saya bersikap menunggu kesempatan untuk pindah ke organisasi yang lebih besar
B. KOMITMEN BERKESINAMBUNGAN
16 Saya mendapatkan sertifikat penghargaan kerja
17 Saya bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ditentukan organisasi
18 Saya berupaya menerima masukan yang berasal dari warga madrasah
19 Saya sulit meninggalkan madrasah ini karena takut tidak mendapatkan kesempatan kerja ditempat lain
20 Saya merasa keberatan bila bekerja diawasi pimpinan
21 Saya menginginkan penggajian berbasis kinerja
22 Saya berharap mendapatkan pembinaan keprofesian dari lembaga secara berkala
23 Saya mengabdikan diri pada lembaga sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
24 Saya percaya terhadap nilai yang ada di madrasah
154
No Pertanyaan
Alternatif
SS S R TS STS
25 Saya bersedia mengabdikan diri semata-mata pada bidang yang banyak memberikan keuntungan finansial
26 Saya menginginkan tujuan organisasi menjadi perioritas pencapaian yang diharapkan
27 Saya bertekad mengutamakan kepentingan lembaga diatas kepentingan lainnya
28 Saya berusaha memegang teguh komitmen yang ada di madrasah
29 Saya selalu memiliki keinginan yang besar untuk selalu tetap bekerja di madrasah ini
30 Saya berupaya menunaikan tugas lembaga dengan harapan mendapat perhatian dari atasan
C. KOMITMEN NORMATIF
31. Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengikuti program-program lembaga
32. Saya turut serta dalam pelaksanaan agenda kegiatan lembaga
33. Saya menyadari tugas tenaga kependidikan di madrasah ini
34. Saya menyadari tanggung jawab tenaga kependidikan di madrasah ini
35. Saya berupaya mengerjakan
155
No Pertanyaan
Alternatif
SS S R TS STS
beberapa pekerjaan sekaligus sesuai dengan ingin dicapai oleh organisasi/ lembaga
36. Saya berupaya mendukung keputusan yang telah disepakati bersama
37. Saya bertekat menjalin hubungan baik dengan lembaga walaupun sudah pensiun
38. Saya berusaha keras untuk bekerja demi kemajuan madrasah
39. Saya berupaya mengerjakan tugas dengan optimal sesuai kemampuan
40. Saya mengabaikan untuk menindaklanjuti masukan dan kritikan dari berbagai sumber
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini
156
Lampiran 5.
INSTRUMEN PENELITIAN KEPUASAN KERJA (Diisi oleh Tenaga Kependidikan)
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada salah satu dari lima alternatif pilihan yang tersedia.
Ketentuan untuk pernyataan positif: Skor 5: untuk kategori jawaban Sangat Setuju (SS) Skor 4: untuk kategori jawaban Setuju (S) Skor 3: untuk kategori jawaban Ragu-Ragu (R) Skor 2: untuk kategori jawaban Tidak Setuju (TS) Skor 1: untuk kategori jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
Ketentuan untuk pernyataan negatif: Skor 1: untuk kategori jawaban Sangat Setuju (SS) Skor 2: untuk kategori jawaban Setuju (S) Skor 3: untuk kategori jawaban Ragu-Ragu (R) Skor 4: untuk kategori jawaban Tidak Setuju (TS) Skor 5: untuk kategori jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
No Pertanyaan Alternatif
SS S R TS STS
A. PENGGAJIAN
1. Saya merasa cukup dengan gaji yang diterima karena sesuai dengan tingkat pendidikan yang saya raih
2. Saya senang dengan gaji yang diterima karena sudah mencukupi kebutuhan keluarga
3. Saya mendapat kesempatan untuk memperoleh kenaikan gaji
4. Saya mendapatkan insentif yang layak dalam melaksanakan tugas tertentu dari sekolah
5. Saya menerima gaji yang cukup dan sesuai, berdasarkan tanggung jawab
157
No Pertanyaan Alternatif
SS S R TS STS
pekerjaan yang diberikan pada saya
6 Saya merasa kenaikan gaji belum didasarkan pada prestasi kerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
7 Saya merasa kesejahteraan tenaga kependidikan di sekolah ini diabaikan
B RASA AMAN
8 Setiap tenaga kependidikan diikutsertakan dalam asuransi pensiun dan jaminan hari tua
9 Sekolah membantu mengadakan tabungan beasiswa untuk dana pendidikan putra putri para tenaga kependidikan
10 Sarana dan prasarana keselamatan kerja tersedia cukup lengkap di sekolah
11 Ada penangan khusus bagi tenaga kependidikan yang sedang mengalami kesulitan atau musibah
12 Saya senang dengan Kepala madrasah yang dapat memotivasi tenaga kependidikan bawahannya dengan baik
13 Kepala madrasahhanya memberikan bimbingan yang baik pada tenaga kependidikan yang disukainya
14 Gedung yang rusak belum ada perbaikan sehingga mengancam keselamatan guru, tenaga kependidikan dan siswa
C PENCAPAIAN PRESTASI
15 Saya berusaha menyelesaikan setiap
158
No Pertanyaan Alternatif
SS S R TS STS
target pekerjaan secara maksimal
16 Saya memiliki target keberhasilan dalam pekerjaan
17 Saya merasa senang jika dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
18 Saya bekerja keras untuk meningkatkan kualitas diri
19 Prestasi yang sudah saya capai belum sesuai dengan keinginan saya
20 Saya berusaha melemparkan kesalahan yang saya buat kepada orang lain
21 Saya merasa jenuh dan bosan dengan rutinitas pekerjaan
D APRESIASI PIMPINAN
22 Tenaga kependidikan berprestasi diberikan penghargaan dari sekolah dan dinas terkait
23 Saya mendapatkan pengakuan dari kepala madrasahg jika menyelesaikan tugas dengan baik
24 Saya merasa senang dengan reward dan insentif atas prestasi yang dicapai
25 Tenaga kependidikan berprestasi mendapat beastudi untuk melanjutkan jenjang pendidikannya
26 Saya senang karena mendapatkan pengalaman baru dari pekerjaan saya saat ini
159
No Pertanyaan Alternatif
SS S R TS STS
27 Kelengkapan sarana peralatan kerja untuk membantu melaksanakan tugas belum memadai
28 Tenaga kependidikan berprestasi kurang dapat perhatian dari madrasah
E KONDISI PEKERJAAN
29 Saya merasa pekerjaan sebagai tenaga kependidikan menyenangkan dan tidak bisa diukur dengan uang
30 Saya merasa dengan menjadi tenaga kependidikan kesempatan untuk maju terbuka lebar
31 Saya semangat bekerja karena sarana dan prasarana di madrasah lengkap
32 Pekerjaan yang saya terima sudah sesuai dengan keinginan saya
33 Belum banyak pengalaman yang saya peroleh dalam pekerjaan saya
34 Saya merasa tertekan karena sebagian besar waktu luang habis untuk menyelesaikan pekerjaan
F KESEMPATAN PROMOSI
35 Tenaga kependidikan diberikan kesempatan yang sama oleh kepala sekolah untuk promosi dan pengembangan karier
36 Saya merasa promosi jabatan berjalan transparan sesuai aturan yang berlaku
37 Saya merasa keputusan promosi yang
160
No Pertanyaan Alternatif
SS S R TS STS
diambil kepala sekolah cukup adil
38 Saya merasa prosedur dan birokrasi promosi jabatan berjalan baik
39 Saya merasa promosi yang dilakukan didasarkan atas kedekatan pimpinan
40 Saya merasa tenaga kependidikan senior mendapatkan kesempatan promosi yang lebih banyak
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini
161