diajukan kepada fakultas syariah dan hukum untuk memenuhi...

107
MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR AGRIBISNIS (Studi Kasus PT. BPRS Amanah Ummah Periode 2011-2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh : RIZKI FAUZI NIM : 1110046100169 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016

Upload: vulien

Post on 21-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH

PADA SEKTOR AGRIBISNIS

(Studi Kasus PT. BPRS Amanah Ummah Periode 2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh :

RIZKI FAUZI

NIM : 1110046100169

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016

Page 2: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif
Page 3: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif
Page 4: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif
Page 5: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

iv

ABSTRAK

Rizki Fauzi. NIM 1110046100169. MANAJEMEN RISIKOPEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR AGRIBISNIS (Studi KasusPT. BPRS Amanah Ummah Periode 2011-2015). Skripsi, Program StudiMuamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2015 M.

Manajemen risiko merupakan langkah untuk mengelola kemungkinanadanya hambatan yang akan terjadi pada suatu usaha. Langkah-langkah ini akansangat menentukan keberlangsungan suatu bisnis. Seringkali pihak bankmenemukan kasus kredit macet pada pembiayaan yang telah diberikan kepadanasabah. Terlebih bila usahanya bergerak dalam sektor agribisnis yang sangatbergantung dengan alam dan masih sangat sedikit produk asuransi yang dapatdigunakan untuk meng-cover jenis pembiayaan ini. Oleh karena itu diperlukanmetode manajemen risiko yang sesuai untuk meminimalisasi risiko yang akanterjadi.

Penyusun menggunakan metode penelitian lapangan (field research)dalam penelitian ini. Penelitian langsung dilakukan pada PT. BPRS AmanahUmmah. Dengan sifat penelitian deskriptif, dan untuk memecahkan masalahdengan pendekatan normative dengan analisa kualitatif. Data yang diperolehmelalui observasi ke tempat penelitian dengan langsung dan dengan wawancaradengan pihak BPRS yang mempunyai tanggung jawab terhadap prosesmanajemen risiko.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses manajemen risikopembiayaan murabahah meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan, danpengendalian risiko. Pihak BPRS lebih memfokuskan pada proses identifikasirisiko dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah guna meminimalisasirisiko yang akan timbul dikemudian hari. Dalam hal ini, pihak BPRS dinilaicukup baik dalam mengelola risiko pada pembiayaan murabahah pada sektoragribisnis.

Kata Kunci : Manajemen Risiko, Risiko Pembiayaan, Murabahah, SektorAgribisnis, BPRS Amanah Ummah

Page 6: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

v

KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm

Asslamualaikum. Wr. Wb

Tiada yang pantas terucap dari lisan ini melainkan kalimat

Alhamdulillah. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat, hidayah, inayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tak luput tercurahkan shalawat serta salam kepada sang pendobrak

pintu kebatilan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya

hingga akhir zaman.

Penulis sebagai insan yang tak akan pernah luput dari kesempurnaan,

menyadari penulisan skripsi yang berjudul “Manajemen Risiko Pembiayaan

Murabahah pada Sektor Agribisnis (Studi Kasus PT. BPRS Amanah

Ummah Periode 2011-2014)” ini masih banyak kekurangan, dikarenakan

keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki. Penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam

pandangan Allah SWT.

Penulis tidak memungkiri akan peran berbagai pihak yang telah

membantu, mendo’akan serta memberikan semangat dalam proses menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

Page 7: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

vi

1. Bapak Asep Saepuddin Jahar, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A. M Hasan Ali, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat,

Bapak Abdurrauf, Lc, MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.

3. Ibu Aini Masruroh, M.M dan Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku

Dosen Pembimbing skripsi, terima kasih atas bimbingan dan arahan yang

diberikan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu, perhatian serta nasihat kehidupan yang berguna

kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.

5. Ayahanda Ardi Firdaus dan ibunda Yunidar tercinta, adikku Asyifa Mutia,

serta kakakku Anisa Prima Hilmi, yang selalu mendo’akan penulis secara

tulus penuh kasih sayang dan memberikan semangat dan dukungan baik

moral maupun materil. Karya dan dedikasi penulis mempersembahkan untuk

keluarga tercinta. Semoga kalian semua selalu diberikan kesehatan,

kebahagiaan dan umur yang panjang selamat dunia dan akhirat, sehingga

ananda diberi kesempatan untuk menunjukkan bakti dan besarnya cinta anak

kepada kalian.

6. Bapak Pupu Syaefullah, A. Md. Selaku Kepala Bidang Marketing dan Ibu

Dian selaku Staff Bidang Umum di PT. BPRS Amanah Ummah yang

meluangkan waktunya dalam membantu dan memberikan data dan informasi

yang sangat membantu penulis menyelesaikan penelitian.

Page 8: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

vii

7. Teman-teman Perbankan Syariah D yang telah memberikan motivasi, saran,

dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

8. Rekan-rekan karib terdekat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,

namun memberikan kontribusi yang sangat besar sehingga penulis dapat

menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan,

penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah semoga kebaikan yang telah

diberikan dapat dinilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dikemudian hari dan

memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya,

semoga yang telah penulis lakukan mendapat ridho Allah SWT.

Ciputat, November 2015

Rizki Fauzi

Page 9: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ii

LEMBAR PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

E. Kerangka Konseptual 7

F. Sistematika Penulisan 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori dan Konsep Risiko 10

1. Pengertian Risiko 10

2. Peristiwa yang Menyebabkan Timbulnya Risiko 11

3. Jenis-Jenis Risiko Perbankan 11

Page 10: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

ix

B. Teori dan Konsep Manajemen 12

1. Pengertian Manajemen 12

2. Konsep Manajemen dalam Islam 13

C. Teori dan Konsep Manajemen Risiko 13

1. Pengertian Manajemen Risiko 13

2. Prinsip dan Proses Manajemen Risiko 15

3. Peraturan Bank Indonesia tentang Manajemen

Risiko 19

D. Teori Pembiayaan 23

1. Pengertian Pembiayaan 23

2. Fungsi Pembiayaan 27

E. Konsep Murabahah 28

1. Pengertian Murabahah 28

2. Landasan hukum Pembiayaan Murabahah 30

F. Teori dan konsep Agribisnis 32

G. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 38

B. Pendekatan Penelitian 38

C. Jenis, Kriteria, dan Sumber Data 39

D. Teknik Pengumpulan Data 40

E. Metode Analisis Data 41

F. Teknik Penulisan 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 42

1. Sejarah Berdiri 42

2. Produk-Produk PT. BPRS Amanah Ummah 44

3. Struktur Organisasi 46

B. Hasil Penelitian 47

Page 11: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

x

1. Mekanisme Pembiayaan Murabahah pada

PT. BPRS Amanah Ummah 47

2. Risiko yang Timbul dari Pembiayaan Murabahah

Sektor Agribisnis 49

3. Penyebab Terjadinya Risiko Pembiayaan

Murabahah pada Sektor Agribisnis 51

4. Metode Manajemen Risiko Pembiayaan

Murabahah pada BPRS Amanah Ummah 53

5. Dampak dari Penetapan manajemen Risiko

BPRS Amanah Ummah 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 77

B. Saran 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu 35

Tabel 4.4 Data Laporan Keuangan PT. BPRS Amanah Ummah Tahun

2011-2014 74

Page 13: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 7

Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko 19

Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT.BPRS Amanah Ummah 46

Gambar 4.2 Skema Transaksi dengan Akad Murabahah 47

Gambar 4.3 Skema Pengendalian Risiko pada PT. BPRS Amanah

Ummah 65

Page 14: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara PT. BPRS Amanah Ummah 85

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian di PT. BPRS Amanah Ummah 93

Page 15: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sering dikenal sebagai negara agraris karena besarnya

potensi dari hasil pertanian. Tentu akan sangat menguntungkan jika kita

memaksimalkan potensi dari lahan pertanian. Ini seharusnya dapat dijadikan

sebagai peluang oleh lembaga keuangan, dengan memberikan pembiayaan kepada

para petani hal itu akan sangat membantu mereka dalam hal penambahan modal

guna meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hasil pertanian. Tetapi, masih

sangat sedikit pihak bank yang mempunyai jenis pembiayaan yang dikhususkan

dalam pembiayaan pertanian di Indonesia.

Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkorelasi secara linier

negatif. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, tentunya dibutuhkan risiko yang

semakin besar untuk dihadapi.1 Manajemen risiko diperlukan sebagai indentifikasi

dan menentukan sikap untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan

bidang usaha yang ditekuni.

Jika dicermati dengan seksama, ada suatu kesamaan pada sistem pertanian

dan bank syariah. Sektor perbankan dengan sistem syariah merupakan sektor

terpenting dalam penggerak ekonomi. Begitu juga sektor pertanian dengan sistem

agribisnis. Dalam menghadapi badai krisis ekonomi, ternyata keduanya mampu

1 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan Dalam Konteks Kesepakatan Basel danPeraturan Bank Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h.5

Page 16: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

2

bertahan dan terbukti memiliki pertumbuhan positif.2 Dengan suatu kesamaan ini,

sekarang bagaimana cara menyatukan sektor agribisnis yang penuh dengan risiko

dan sektor perbankan syariah yang menetapkan sistem bagi hasil menjadi sebuah

kekuatan membangun perekonomian bangsa yang bebas bunga.3

Agribisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan

merupakan sektor yang penting di semua negara, karena sektor ini memiliki peran

stratregis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan amat signifikan dalam

penyerapan tenaga kerja. Hampir 50 % dari total tenaga kerja saat ini bekerja di

sektor pertanian. Selain itu juga agribisnis dapat diandalkan sebagai penghasil

sekaligus penghemat devisa. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Agustus

2012, pembiayaan perdagangan berkontribusi signifikan di pembiayaan perbank-

an syariah, yakni mencapai Rp11,05 triliun. Sedangkan penyaluran pembiayaan

pertanian hanya Rp2,36 triliun. Pembiayaan terbesar disalurkan sektor ke lain-lain

mencapai Rp53,9 triliun, dan jasa dunia usaha sebesar Rp31,7 triliun. Total

pembiayaan perbankan syariah hingga Agustus 2012 mencapai Rp124,95 triliun.

Pada periode tersebut, total aset industri perbankan syariah mencapai Rp161,53

triliun, meningkat 38% dibandingkan periode sama tahun lalu. Nilai dana pihak

ketiga (DPK) industri perbankan syariah sebesar Rp123,67 triliun, meningkat

34% dibandingkan Agustus 2011.

Salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh petani di Indonesia adalah

permodalan. Pihak lembaga keuangan makro masih sangat minim mengalokasikan

2 Pusat pembiayaan pertanian, Bunga Rampai Pembiayaan Pertanian Mendukung RefitalisasiPertanian, (Jakarta: Departemen Pertanian, 2007) h. 38

3 Pusat pembiayaan pertanian, Bunga Rampai Pembiayaan Pertanian Mendukung RefitalisasiPertanian, (Jakarta: Departemen Pertanian, 2007) h. 39

Page 17: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

3

dananya kepada sektor pertanian. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya risiko

dari sektor pertanian, oleh karena itu pihak bank cenderung untuk mengalokasikan

dana untuk kepentingan konsumtif. Tentu dengan mempelajari risiko yang akan

dihadapi dan berkaca pada pengalaman-pengalaman, pihak bank bisa

meminimalisasi risiko yang akan dihadapi. Pihak perbankan syariah yang

mendukung sektor usaha riil seharusnya mendukung para pelaku usaha yang

bergelut dibidang pertanian. Dukungan pihak perbankan tentu dengan cara

menitik beratkan perhatian pada permodalan untuk petani.

Bank syariah dalam mengabulkan pembiayaan nasabah tentunya tidak mau

mengambil risiko, pihak bank cenderung meminta agunan untuk mengatasi

apabila pembiayaan tersebut mengalami kendala. Hingga saat ini, pihak Bank

Syariah masih mengandalkan akad Murabahah dalam membiayai para petani yang

dikarenakan jenis risiko yang akan dihadapi lebih kecil daripada menggunakan

akad-akad yang lain. Belum lagi persyaratan administrasi yang berbelit harus

dihadapi petani tradisional. Maka para petani lebih banyak mendapatkan

pembiayaan dari rentenir atau lembaga keuangan yang tidak resmi karena

cenderung lebih mudah diakses untuk petani tradisional yang ada di pelosok desa

walaupun dengan bunga yang tidak wajar.

Pembiayaan sektor agribisnis dapat menggunakan berbagai macam akad.

Seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, istishna, ijarah, dan lain-lain.

Namun hingga saat ini akad murabahah sangat sering digunakan untuk membiayai

sektor agribisnis. Hal ini dikarenakan tingkat risiko yang dihadapi oleh pihak

Bank Syariah lebih kecil dari pada menggunakan akad yang lain. Selain itu pihak

Page 18: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

4

nasabah yang mengajukan pembiayaan juga belum terlalu paham tentang akad-

akad yang akan digunakan. Maka ketika nasabah ingin mengajukan pembiayaan

pada sektor agribisnis, pihak dari bank menyediakan untuk menggunakan akad

Murabahah.

Pakar ekonomi juga berpendapat bahwa high risk high return and low risk

low return. Dengan mengakses peluang bisnis yang mempunyai risiko yang tinggi

tentu akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Namun dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian dan dengan mengelolah risiko yang akan

dihadapi sehingga pihak bank tahu langkah-langka apa saja yang akan dihadapi

ketika terkendala suatu permasalahan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengajukan penelitian

dengan judul “Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Sektor

Agribisnis (Studi Kasus PT. BPRS Amanah Ummah Periode 2011-2014)”

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana BPR Syariah di Indonesia mengalokasikan pembiayaan dengan

akad murabahah ?

2. Apa saja peran-peran BPR Syariah dalam meningkatkan dan memajukan

bisnis pada sektor agribisnis di Indonesia?

3. Apa yang menyebabkan BPR Syariah di Indonesia hanya sedikit

mengalokasikan pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis?

4. Apa penyebab terjadinya risiko jika BPR Syariah mengalokasikan

pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis?

Page 19: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

5

5. Apa langkah-langkah yang akan diambil BPR Syariah dalam memitigasi

risiko yang akan dihadapi jika mengalokasikan pembiayaan murabahah pada

sektor agribisnis?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembahasan dipersempit untuk menghindari pembahasan yang

melenceng dari permasalahan yang telah ditentukan. Penulis membahas tentang

bagaimana BPR Syariah mengelolah risiko dalam mengalokasikan pembiayaan

murabahah pada sektor agribisnis kepada nasabah.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana mekanisme pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis di PT.

BPR Syariah Amanah Ummah?

b. Bagaimana metode manajemen risiko pembiayaan murabahah pada sektor

agribisnis yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah Amanah Ummah?

c. Bagaimana dampak penerapan manajemen risiko pembiayaan murabahah

pada sektor agribisnis yang diterapkan PT. BPR Syariah Amanah Ummah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penilitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini

adalah:

Page 20: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

6

a. Memahami konsep manajemen risiko yang diterapkan PT. BPR Syariah

Amanah Ummah dalam pembiayaan murabahah yang dialokasikan pada

sektor agribisnis.

b. Menganalisa metode manajemen risiko yang diterapkan untuk PT. BPR

Syariah Amanah Ummah dalam melakukan pembiayaan murabahah pada

sektor agribisnis.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi / ilmu penengetahuan

bagi kalangan akademisi institusi tentang manajemen perbankan syariah dalam

mengendalikan risiko yang akan dihadapi dalam melakuakan pembiayaan

murabahah pada sektor agribisnis serta dapat mengambil keputusan-keputusan

yang tepat agar risiko yang dihadapi dapat diminimalisasi dan mendapatkan hasil

yang menguntungkan antara pelaku bisnis agribisnis dan pihak perbankan syariah.

b. Manfaat Praktis

a) Bagi Penulis

Untuk menerapkan dan mempersembahkan sebuah karya tulis terhadap

ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dan memperluas wawasan pada

bidang kajian ekonomi islam.

b) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana baru dalam kajian

ekonomi syariah yang pada gilirannya akan mendorong lahirnya karya-karya

baru oleh para akademisi.

Page 21: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

7

c) Bagi Lembaga Keuangan Syariah

Bagi para praktisi lembaga keuangan syariah hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan rujukan serta memberi masukan dalam menganalisa

dan mengambil keputusan agar pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis

dapat berkembang dengan meminimalisasi risiko yang akan dihadapi.

E. Kerangka Konseptual

Berikut kerangka konseptual yang dijadikan acuan oleh penulis dalam

memecahkan masalah yang akan diteliti:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

PT. BPR Syariah Amanah Ummah

Penyimpanan Dana Penyaluran Dana Layanan

TabunganWadiah

TabunganMudharabah

Haji

TabunganPelajar

Deposito-Mudharabah

PembayaranRekening

Listrik

Pick upDana

Tabungan

TransferOnline antar

Bank

Mudharabah Ijarah IjarahMultiJasa

Murabahah Musyarakah Rahn Qard

Risiko Pembiayaan murabahah PT. BPR Syariah Amanah Ummahpada Sektor Agribisnis

Analisis Risiko dan Penyebab

Metode Pengendalian Risiko pada Sektor agribisnis PT. BPR Syariah AmanahUmmah

Penerapan dan Mekanise Manajemen Risiko PT. BPR Syariah Amanah Ummah pada SektorAgribisnis

Dampak Penerapan Manajemen Risiko pada Sektor Agribisnis PT. BPRSyariah Amanah Ummah

Manajemen Risiko PT. BPR Syariah Amanah Ummah

Page 22: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

8

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari 5

(lima) bab. Masing-masing bab memiliki isi yang saling berkaitan dalam proses

penelitian dan untuk analisa hasil penelitian di lapangan. Berikut adalah ulasan

mengenai isi dari tiap bab tersebut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kajian

terdahulu, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan isi

dari skripsi ini, yaitu meliputi teori tentang murabahah, risiko,

manajemen, manajemen risiko, dan teori tentang pembiayaan

murabahah perbankan pada sektor agribisnis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan, serta metode analisis data yang digunakan

penulis dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

Bab ini penulis menguraikan hasil dari penelitian dan hasil dari

analisa data yang telah diperoleh yaitu menganalisa data mengenai

prosedur dan metode pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis

pada PT. BPRS Amanah Ummah, risiko pembiayaan, penyebab

Page 23: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

9

terjadinya risiko pembiayaan, penerapan manajemen risiko

pembiayaan, analisa manajemen risiko pembiayaan, dan

menjelaskan pokok-pokok permasalahan yang telah ditetapkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini meliputi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang

dapat penulis sampaikan.

Page 24: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori dan Konsep Risiko

1. Pengertian Risiko

Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akibat yang

kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau

tindakan.1 Sedangkan dalam Kamus Manajemen, risiko adalah ketidakpastian

yang mengandung kemungkinan kerugian dalam bentuk harta atau kehilangan

keuntungan atau kemampuan ekonomis.2 Selain itu, risiko dapat dikatakan sebagai

suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Ferry N. Idroes memberikan

pengertian risiko yang lebih luas, yaitu sebagai ancaman atau kemungkinan suatu

tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan

tujuan yang ingin dicapai.3

Selanjutnya Bank Indonesia memberikan definisi risiko yang tertuang

dalam PBI sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat

menimbulkan kerugian Bank.4 Risiko tersebut ada yang dinamakan dengan risko

spekulatif dan ada yang disebut dengan risko murni. Risiko spekulatif, dimana

terdapat dua kemungkinan yaitu antara mendapatkan keutungan atau kerugian.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka,2005), h.959.

2 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: CV Muliasari, 2003), h.317.3 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan Pilar

Kesepakatan Basel II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.4.4 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 13 Februari 2015 dari http://www.bi.go.id.

Page 25: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

11

Sedangan risiko murni, hanya terdapat satu kemungkinan yaitu, mendapatkan

kerugian. Jadi, menurut teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa risiko

adalah suatu peluang buruk yang akan terjadi jika melakukan suatu kegiatan

dalam hal apapun.

2. Peristiwa yang Menyebabkan Timbulnya Risiko

Peristiwa yang menyebabkan terjadinya risiko (risk event) didefinisikan

sebagai munculnya kejadian yang dapat menciptakan potensi kerugian atau hasil

yang tidak diinginkan.5 Risiko yang akan timbul bisa datang dari berbagai faktor,

baik internal maupun eksternal dari suatu institusi. Risiko internal adalah risiko

yang datang dari dalam institusi itu sendiri. Misalnya, human error, kesalahan

sistem, dan lain-lain. Risiko yang bersumber dari internal masih bisa dihindari

dengan melakukan pengawasan dan meningkatkan ketelitian pada saat melakukan

kegiatan. Namun berbeda dengan risiko eksternal, risiko ini tidak bisa dicegah

karena bersumber dari luar institusi. Contohnya, kebijakan pemerintah, bencana

alam, krisis global, inflasi dan dampak “domino” yang ditimbulkan bank atau

institusi lain.

3. Jenis-Jenis Risiko Perbankan

Berdasarkan kegiatan usahanya, maka risiko tersebut mencakup:

a. Risiko kredit/ pembiayaan

Risiko pembiayaan adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak

lawan (counterparty) memenuhi kewajiban. Risiko pembiayaan dapat bersumber

dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pembiayaan (penyediaan dana),

5 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan Dalam Konteks Kesepakatan Basel danPeraturan Bank Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2006) h.7.

Page 26: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

12

treasury dan investasi, dan pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam banking

book maupun trading book.

b. Risiko pasar

Risiko pasar adalah risiko kerugian yang dapat dialami bank melalui

portofolio yang dimilkinya sebagai akibat pergerakan variabel pasar yang tidak

menguntungkan. Variabel pasar yang dimaksud adalah suku bunga dan nilai tukar.

B. Teori dan Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata to manage berarti control. Dalam

bahasa Indonesia, dapat diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola.6

Sedangkan manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penggunaan

sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.7 Menurut Stephen P.

Robbins, manajemen berarti proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan

kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan

melalui orang lain.8 Dalam bahasa yang sederhana efisiensi itu menunjukkan

kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak

ada pemborosan. Setiap perusahaan akan berusaha mencapai tingkat output dan

input seoptimal mungkin. Efektivitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

dalam mencapai sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat.9 Jadi

dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses mengelolah yang pada

dasarnya ditujukan pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang

6 Yayat M Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grasido, 2001), h.1.7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.708.8 Stephen P. Robbins, Management Sixth edition Edisi Bahasa Indonesia, Penerjemah T.

Hermaya, (Jakarta: Prenhallindo, 1999), h.8.9 Amirullah, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h.8.

Page 27: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

13

telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan

sehingga suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan efektivitas

operasionalnya.

2. Konsep Manajemen dalam Islam

Pengeritan manajemen dalam Elias ‟ Modern Dictionary English

Arabic”, kata management (dalam bahasa inggris) sepadan dengan kata tadbir,

Idarah, siyasah dan qiyadah dalam bahasa Arab. Dalam Al-Qur’an dari terma-

terma tersebut, hanya ditemui terma tadbir dalam berbagai derivasinya. Tadbir

adalah bentuk masdar dari kata kerja dabbara, yudabbiru, tadbiran yang berarti

penertiban, pengaturan, pengurusan, perencanaan dan persiapan. Secara istilah,

idarah (manajemen) adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,

pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap

pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok dalam suatu proyek.

Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat tercapai dengan cara

yang efektif dan efisien.10

C. Teori dan Konsep Manajemen Risiko

1. Pengertian Manajemen Risiko

Istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan

mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan

efektif dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang

berjalan terus atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer.

10 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Kencana,2007) h.176.

Page 28: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

14

Fungsi-fungsi tersebut biasanya disebut sebagai merencanakan, mengorganisasi,

memimpin, dan mengendalikan.

Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk meminimalisir

kemungkinan terjadinya kerugian. Manajemen risiko merupakan suatu usaha

untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan

perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih

tinggi.11 Menurut Safri Ayat, bahwa manajemen risiko adalah suatu cara, metode,

atau ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis resiko, bagaimana pula

mengaturnya dan mengelola risiko tersebut dengan tujuan agar terhindar dari

resiko.12 Sedangkan pengertian yang dikemukakan oleh Syafri Ayat, manajemen

Risiko merupakan suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari

berbagai jenis risiko, bagaimana pula mengaturnya dan mengelola risiko tersebut

dengan tujuan agar terhindar dari risiko.13 Zainul Arifin mengartikan proses

penanganan risiko termasuk risk assessment sebagaimana tindakan-tindakan untuk

membangun dan menerapkan pilihan-pilihan kontrol risiko.14 Dengan kata lain

manajemen risiko sebagai sebuah metode atau sebuah proses yang ditujukan

untuk mengelola dari risiko-risiko yang muncul dari kegiatan sebuah perusahaan

yang ditujukan untuk memastikan kesinambungan, profitabilitas dan pertumbuhan

usaha sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

11 Herman Darmawi. “Manajemen Risiko” (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h.1712 Safri Ayat, “Manajemen Risiko” (Jakarta: Gema Insani Akastri, 2003), h.113 Syafri Ayat, Manajemen Risiko, (Jakarta: Gema Akastri, 2003), h.1.14 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h.252.

Page 29: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

15

2. Prinsip dan Proses Manajemen Risiko

Manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu

menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:15

a) Manajemen risiko haruslah memiliki nilai tambah

b) Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi

c) Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan keputusan

d) Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian

e) Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur dan tepat waktu

f) Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia

g) Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya

h) Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya

i) Manajemen risiko harus transparan dan inklusif

j) Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan tanggap terhadap

perubahan

k) Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan peningkatan

organisasi secara berlanjut

Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas terkait

didalam organisasi. Tindakan yang berkesinambungan yang dilakukan sejalan

dengan definisi manajemen risiko yang telah ditentukan yaitu: identifikasi,

pengukuran risiko, menentukan sikap, menentukan solusi, serta melakukan

monitor dan pelaporan risiko.

15 Leo J. Susilo, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk Industri Non Perbankan,(Jakarta: PPM Manajemen, 2010), h.22.

Page 30: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

16

a) Identifikasi

Pada tahap ini, analisis berusaha mengidentifikasi apa saja risiko yang

dihadapi perusahaan. Perusahaan tidak selalu menghadapi seluruh risiko tersebut.

Namun demikian, ada risiko yang dominan, ada pula risiko yang minor.16

Pengidentifikasian risiko ini merupakan proses penganalisisan untuk

menemukan cara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian yang

potensial) yang menantang perusahaan.17

Pelaksanaan proses identifikasi Risiko dalam Peraturan Bank Indonesia

sekurang-kurangnya dilakukan dengan melakukan analisis terhadap:18

a. Karakteristik Risiko yang melekat pada Bank; dan

b. Risiko dari produk dan kegiatan usaha Bank

b) Kuantifikasi

Pada dasarnya, pengukuran risiko mengacu pada dua faktor: kuantitas

risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai, atau

eksposur19, yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan

kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi,

semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula risikonya. 20

16 Bramantyo Djohanoputro, Manajemen Risiko Terintegrasi, h.19.17 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.34.18 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 08 Desember 2014 dari http://www.bi.go.id.

19 Eksposur adalah risiko kerugian maksimum yang harus dihadapi apabila terjadi suatukejadian terburuk.

20 Bramantyo Djohanoputro, Manajemen Risiko Terintegrasi, h.20.

Page 31: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

17

Dalam rangka melaksanakan pengukuran risiko, Bank wajib sekurang-

kurangnya melakukan:

a. Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan

prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko;

b. Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat

perubahan kegiatan usaha bank, produk, transaksi dan faktor risiko yang

bersifat material.

c) Menentukan sikap

1. Identifikasi selera risiko organisasi (risk appetite), apakah manajemen

secara umum terdiri dari:

a. Penghindar risiko (risk averter)

b. Penerima risiko sewajarnya (risk neutral); atau

c. Pencari risiko (risk seeker).

2. Identifikasi visi strategi (strategic vision) dari organisasi, apakah

organisasi berada dalam visi:

a. Agresif yang terobsesi untuk mengejar peningkatan volume usaha

serta keuntungan sebesar-besarnya untuk mendukung pertumbuhan;

atau

b. Konservatif yang ingin menjaga kelangsungan usaha pada situasi

aman dengan volume usaha dan keuntungan yang stabil.

d) Menentukan solusi

1. Hindari (avoidance): keputusan yang diambil adalah tidak melakukan

aktivitas yang dimaksud.

Page 32: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

18

b. Alihkan (transfer): membagi risiko dengan pihak lain.

Konsekuensinya terdapat biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi

keuntungan yang diperoleh.

c. Mitigasi risiko (mitigate risk): menerima risiko pada tingkat tertentu

dengan melakukan tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan

control, jualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan

aktivitas dan risikonya.

d. Menahan risiko residual (retention of residual risk): menerima risiko

yang mungkin timbul dari aktivitas yang dilakukan.

e) Melakukan monitor

a. Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi manajemen

risiko telah diimplementasikan dan berjalan dengan baik.

2. Lakukan pengkinian dengan mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil

evaluasi terhadap implementasi kerangka manajemen risiko yang

terintegrasi kedalam strategi risiko21.

21 Ferry N Idroes. “Manajemen Resiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi dan Pelaksanaannya di Indonesia” (Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2008), hlm. 8.

Page 33: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

19

Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko.22

3. Peraturan Bank Indonesia tentang Manajemen Risiko

Bank Indonesia turut menetapkan peraturan terkait manajemen risiko

dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 yang berisi sebagai

berikut,23

I. Latar Belakang Pengaturan

Tujuan pengaturan untuk mengakomodasi karakteristik kegiatan usaha

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang tidak

sepenuhnya sama dengan perbankan konvensional dan dalam rangka

memenuhi amanah Pasal 38 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah. Penerapan Manajemen Risiko pada BUS dan UUS disesuaikan dengan

tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan

BUS dan UUS.

22 Ferry N Idroes, “Manajemen Resiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi dan Pelaksanaannya di Indonesia” (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 7.

23 Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011, diakses padatanggal 13 Februari 2015 dari http://www.ojk.go.id.

Pemantauan danpengkinian/kaji ulang

risiko dan kontrol

Identifikasi danpemetaan risiko

Kuantifikasi/ menilai/peringkat risiko

Menegaskan profilrisiko/ rencana

manajemen risiko

Solusi risiko,implementasi,

tindakan mitigasi

Page 34: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

20

II. Pokok-pokok Pengaturan:

1. Bank wajib menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, untuk BUS

dilakukan secara individual maupun konsolidasi dengan perusahaan anak,

sedangkan untuk UUS dilakukan terhadap seluruh kegiatan usaha UUS yang

merupakan satu kesatuan dengan penerapan Manajemen Risiko pada Bank

Umum Konvensional yang memiliki UUS (BUK induk).

2. Penerapan Manajemen Risiko paling kurang mencakup :

a. pengawasan aktif Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas

Syariah;

b. kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Manajemen Risiko;

c. kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian

Risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan

d. sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

3. Bank Usaha Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menerapkan Manajemen

Risiko yang mencakup 10 risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko

Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Strategi

Risiko, Risiko Kepatuhan, Risiko Imbal Hasil (rate of return risk), dan Risiko

Investasi (equity investment risk). Penerapan Risiko Imbal Hasil (rate of return

risk) dan Risiko Investasi (equity investment risk) belum diperhitungkan dalam

penilaian Risiko (risk profile) BUS dan UUS. BUS dan UUS wajib melakukan

penilaian terhadap Risiko Imbal Hasil dan Risiko Investasi meskipun penilaian

kedua jenis risiko dimaksud belum diperhitungkan dalam penilaian Risiko (risk

profile) BUS dan UUS.

Page 35: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

21

4. Peringkat risiko dikategorikan menjadi 5 peringkat, yaitu 1 (Low), 2 (Low to

Moderate), 3 (Moderate), 4 (Moderate to High), dan 5 (High).

5. Implementasi/pelaksanaan manajemen risiko harus dilakukan dengan cara yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

6. Penerapan Manajemen Risiko UUS adalah sebagai berikut :

a. Manajemen Risiko UUS merupakan satu kesatuan dengan Manajemen Risiko

BUK induk.

b. Fungsi pengawasan aktif terbatas sampai dengan Direktur UUS.

c. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit UUS merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Manajemen Risiko BUK induk.

d. Sistem Informasi Manajemen Risiko UUS dapat menggunakan teknologi

sistem informasi yang digunakan dalam sistem informasi Manajemen Risiko

BUK induk.

e. Pelaksanaan sistem pengendalian intern untuk UUS dapat digabung dengan

sistem pengendalian intern dari BUK induk.

f. Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko untuk UUS

dapat dibentuk secara tersendiri atau digabungkan dengan BUK induk

sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha UUS serta Risiko yang

melekat pada UUS.

Dalam hal Komite Manajemen Risiko untuk UUS dibentuk secara

tersendiri, maka keanggotaan Manajemen Risiko UUS paling kurang terdiri

dari :

1) Direktur UUS

Page 36: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

22

2) Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan BUK

3) Pejabat eksekutif terkait

Dalam hal komite Manajemen Risiko untuk UUS digabung dengan komite

Manajemen risiko BUK induk maka dalam pembahasan yang terkait dengan

Manajemen Risiko UUS, Direktur UUS wajib diikutsertakan sebagai salah satu

anggota komite Manajemen Risiko BUK induk.

7. Pemberian masa transisi untuk UUS sebagai berikut:

a. kewajiban penyampaian laporan profil Risiko untuk UUS berlaku sejak laporan

posisi bulan Juni 2012.

b. penyesuaian pengungkapan Manajemen Risiko untuk UUS berlaku

pertama kali pada laporan tahunan BUK induk posisi akhir Desember

2012.

8. BUS dan UUS menyampaikan laporan profil risiko secara triwulanan kepada

Bank Indonesia paling lambat 15 hari kerja setelah akhir bulan laporan dan

mengungkapkan Manajemen Risiko dalam laporan tahunan sesuai dengan

ketentuan transparansi kegiatan usaha bank.

9. Dengan diberlakukannya PBI ini, maka Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen

Risiko Bagi Bank Umum dinyatakan tidak berlaku bagi BUS dan UUS.

Page 37: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

23

D. Teori Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil.24 Pembiayaan (financing) merupakan istilah yang digunakan oleh bank

syariah sebagai pengganti istilah kredit yang digunakan pada bank konvensional.

Pembiayaan berasal dari kata biaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) biaya berarti uang yang dikeluarkan untuk menggunakan (mendirikan,

melakukan, dan sebagainya) sesuatu.25 Sedangkan pembiayaan berarti segala

sesuatu yang berhubungan dengan biaya26

Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, pasal 1

ayat (2) menyebutkan pengertian pembiayaan sebagai berikut:

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

24 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002) hal 92.

25 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisiIII,(Jakart: Balai Pustaka, 2005), h. 146.

26 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisiIII,(Jakart: Balai Pustaka, 2005), h. 147.

Page 38: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

24

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan

istishna’.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Kamus perbankan mendefinisikan pembiayaan sebagai pengeluaran atau

pengorbanan yang tidak terhindar untuk mendapatkan barang atau jasa dengan

tujuan memperoleh manfaat, pengeluaran untuk kegiatan, tujuan atau waktu

tertentu, seperti penjualan untuk mendapat atau memperolah penghasilan. Dalam

laporan laba rugi perusahaan, komponen biaya merupakan pengurang dari

pendapatan, pengertian biaya berbeda dengan beban. Semua biaya adalah beban,

tetapi tidak semua beban adalah biaya.27

Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan merupakan salah satu fungsi intermediary bank syariah dalam

menyalurkan dana yang telah dikumpulkannya melalui suatu kesepakatan dan

dalam jangka waktu tertentu dikembalikan dengan imbalan atau bagi hasil.

Adapun dari sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu:28

27 Bank Indonesia, Kamus Perbankan, 1999, Cet. Ke-1, h. 30.28 M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), h. 160.

Page 39: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

25

a) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan

usaha produksi, perdagangan, maupun industri.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua,

yaitu pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi.29

I. Pembiayaan modal kerja

Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan: (a) peningkatan produksi baik secara kuantitatif, yaitu

jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan

kualitas atau mutu hasil produksi dan (b) untuk keperluan

perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.30

Pembiayaan modal kerja dapat diartikan juga sebagai pembiayaan

untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar

perusahaan seperti pembelian bahan baku/mentah, bahan

penolong/pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi barang

modal, piutang dan lain-lain.31

29 Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008), h. 231.

30 M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema InsaniPress,2001), h. 160.

31 Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & shariaSystem, h. 443.

Page 40: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

26

II. Pembiaaan investasi

Pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau

jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang

diperlukan untuk:32

(i) Pendirian proyek baru, yaitu pendirian atau pembangunan

proyek/pabrik dalam usaha baru.

(ii) Rehabilitasi, yaitu penggantian mesin/peralatan lama yang sudah

rusak dengan mesin/peralatan baru yang lebih baik.

(iii) Modernisasi yaitu penggantian menyeluruh mesin/peralatan lama

dengan mesin/peralatan baru yang tingkat teknologinya lebih

baik/tinggi.

(iv) Ekspansi yaitu penambahan mesin/peralatan yang telah ada dengan

mesin/peralatan baru dengan teknologi sama atau lebih baik/tinggi.

(v) Relokasi proyek yang sudah ada, yaitu pemindahan lokasi

proyek/pabrik secara keseluruhan (termasuk sarana penunjang

kegiatan pabrik, seperti laboratorium dan gudang) dari suatu tempat ke

tempat lain yang lokasinya lebih tepat/baik.

b) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

32 Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008), h. 237-238.

Page 41: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

27

2. Fungsi Pembiayaan

Sama halnya dengan perkreditan, pembiayaan mempunyai peranan yang

sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di

dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan adalah sebagai berikut:33

a) Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang.

Uang yang terhimpun dari penabung dalam presentase tertentu

ditingkatkan kegunaannya oleh lembaga keuangan. Para pengusaha

menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas/memperbesar

usahanya, baik untuk peningkatan produksi, perdagangan, ataupun

usaha peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

b) Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan

barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang

lebih bermanfaat.

c) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Pembiayaan yang disalurkan yang disalurkan melalui rekening-

rekening koran, pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang

giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes, dan

sebagainya melalui pembiayaan.

33 Veithzal Riva’i, Islamic Financial Management, h.7.

Page 42: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

28

d) Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat

Dengan pembiayaan, maka akan menimbulkan semangat dan

gairah usaha masyarakat. Karena melalui pembiayaan, masyarakat

akan mendapatkan modal/tambahan modal bagi kelangsungan bisnis

usahanya.

e) Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi

Pembiayaan dapat diarahkan untuk menambah perputaran suatu

barang serta memperlancar distribusi barang-barang dan pendapatan

agar merata ke seluruh lapisan masyarakat.

f) Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional

Semakin meningkatnya usaha. Apabila usaha tersebut dapat

terus meningkat, maka pajak yang dikeluarkan pun akan meningkat

pula. Secara tidak langsung, maka pembiayaan dapat meningkatkan

pendapatan nasional.

E. Konsep Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah penjual harus memberitahukan

Page 43: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

29

harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai

tambahannya.34

Fatwa DSN tentang murabahah No.04/DSN-MUI/IV/2000 mengenai

ketentuan umum murabahah dalam bank syariah adalah:

Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

a) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.

b) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang

telah disepakati klasifikasinya.

c) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank

sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

d) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

e) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)

dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya dalam kaitan

ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada

nasabah berikut biaya yang diperlukan.

f) Nasabah membayar harga barang yang disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

g) Untuk mencegah terjadinya penyalah gunaan atau kerusakan akad

tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan

nasabah.

34 Mohammad Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang, CV. Wicaksana, 2002),h.61

Page 44: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

30

h) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang

dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah

barang secara prinsip menjadi milik bank.

Dalam kitab fiqh jual beli murabahah dilakukan oleh dua pihak yaitu

penjual dan pembeli, sedangkan dalam praktek perbankan melibatkan tiga pihak

yaitu supplier sebagai penjual pertama, bank sebagai pembeli pertama dan penjual

kedua, dan nasabah sebagai pembeli kedua. Jadi sebenarnya yang diterapkan

syariah adalah al-murabbih yurabbih (pembeli yang menjual barang). Pada jual

beli pertama yaitu antara supplier dan bank, pembayaran dilakukan secara tunai,

sedangkan pada jual beli kedua yaitu antara bank dengan nasabah, pembayaran

dilakukan secara cicilan.35

Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk

memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang

tunai terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan

murabahah dari bank untuk pengadaan barang tersebut.

2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah.

Jual beli dalam pengertian bahasa berarti menukar sesuatu dengan sesuatu

yang lain. Jual beli dalam fikih Islam mempunyai banyak bentuk, namun yang

biasa diterpakan dan telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam

pembiayaan (modal kerja dan investasi) diperbankan syariah salah satunya yaitu

35 Adiwarman A. Karim, Pembiayaan Murabahah, Makalah Perbankan Syariah, h. 80

Page 45: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

31

murabahah.36 Landasan jual beli ini dihalalkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an

surat Al-Baqarah ayat 275 dan surat An-Nisa ayat 29, yaitu:

مس ذلك بأنـهم قالوا الذين يأكلون الربا ال يـقومون إال كما يـقوم الذي يـتخبطه الشيطان من ال

هى فـله ما سلف إنما البـيع مثل الربا وأحل الله البـيع وحرم الربا فمن جاءه موعظة من ربه فانتـ

فيها خالدون وأمره إلى الله ومن عاد فأولـئك أصحاب النار هم

Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)

penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka

berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum

datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali

(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka

kekal di dalamnya. ( Al-Baqarah : 275)

نكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن تـراض منكم وال يا أيـها الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم بـيـ

تـقتـلوا أنـفسكم إن الله كان بكم رحيما

36 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta BI-Tazkia,1999),h.145

Page 46: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

32

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-

harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan

perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri

kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian. (An-Nisa : 29)

F. Teori dan Konsep Agribisnis

Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh mulai dari proses

produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan

kegiatan pertanian. Agribisnis dapat diartikan juga sebagai suatu kesatuan

kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai

produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan

pertanian dalam arti luas.

Agribisnis dapat diartikan sebagai suatu kesatuan usaha yang meliputi

salah satu atau keseluruhan mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran

yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Agribisnis mencakup

kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang

ditunjang oleh kegiatan pertanian.37 Black’s Law Dictionary menjelaskan

“Agribusiness is pursuid of agriculture as an occupation or profit-making

enterprise, including labor, land-use planning, and financing the cost of land,

equipment, and other necessary expenses.” (agribisnis mengejar pertanian sebagai

usaha pekerjaan atau laba perusahaan, termasuk perencanaan tenaga kerja,

penggunaan lahan dan pendanaan biaya tanah, peralatan dan biaya lain yang

37 Arsyad dkk dalam Soekartawi, Agribisnis; Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 2

Page 47: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

33

diperlukan).38 Agribisnis diartikan sebagai kegiatan pertanian yang ditujukan

untuk mendapatkan keuntungan usaha, tenaga kerja, rencana penggunaan tanah,

biaya penggunaan tanah, sarana dan kebutuhan lain yang penting. Dengan

demikian, agribisnis merupakan konsep yang utuh, mulai dari proses produksi,

pengolahan hasil, pemasaran, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan

pertanian.39

Menurut Bungaran Saragih, agribisnis sebagai suatu sistem meliputi

empat subsistem, yaitu:40

a. Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) yang merupakan

kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian,

seperti industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida),

industry agro-otomotif (mesin dan peralatan), dan industri

benih/bibit.

b. Subsistem usaha tani (on-farm agribusiness) yang merupakan

kegiatan ekonomi dengan menggunakan sarana produksi yang

dihasilkan oleh agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian

primer. Termasuk dalam usaha tani ini adalah usaha tanaman

pangan, usaha tanaman holtikultura, usaha tanaman obat-obatan,

usaha perkebunan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan.

38 Bryan A. Carner, “Black’s Law Dictionary”, dalam Nina Nurani, Daya SaingAgribisnis,(Bandung: Penerbit Nuansa, 2007), h. 13.

39 Nina Nurani, Daya Saing Agribisnis, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2007), h. 13.40 Bungaran Saragih, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.

(Bogor:LPJI Graha Griya Sarana, 2001), h. 16.

Page 48: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

34

c. Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yang berupa

kegiatan ekonomi dengan mengolah produk antara maupun produk

akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun pasar

internasional.

d. Subsistem penunjang (supporting system) yang mencakup seluruh

kegiatan dengan menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga

pemasaran, lembaga keuangan, lembaga penelitian dan lembaga

pemerintah.

Strategi pembangunan pertanian dengan menerapkan konsep agribisnis,

sesungguhnya terdiri dari tiga tahap perkembangan yang semestinya terjadi secara

berurutan, yaitu:41

a. Agribisnis berbasis sumber daya yang digerakan oleh kelimpahan

sumber daya sebagai faktor produksi (factor-driven), dan berbentuk

ekstensifikasi agribisnis dengan dominasi komoditas primer.

b. Agribisnis berbasis investasi (investment-driven) melalui percepatan

industri pengolahan dan industri hulu serta peningkatan sumber daya

manusia.

c. Agribisnis berbasis inovasi (innovation-driven), dengan kemajuan

teknologi. Pada tahap ini, komoditas yang diproduksi adalah hasil dari

penerapan ilmu pengetahuan yang tinggi dan tenaga kerja terdidik,

memiliki nilai tambah yang besar, dan tujuan pasar yang lebih luas.

41 Syahyuti, 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian, (Jakarta:PT Bina Rena Pariwara, 2006), h. 19-20.

Page 49: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

35

G. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Tabel 2.2 Review Studi TerdahuluNo. Judul, Penulis, Tahun Hasil Penelitian Perbedaan

1 Skripsi “Peran

Lembaga Keuangan

Mikro Syariah Dalam

Melakukan Pembiayaan

di Sektor Agribisnis

Studi Kasus BMT

Miftahussalam Ciamis

dan Koppontren Al-

Ittifaq Bandung” oleh

Muhammad Gufron

Hidayat, mahasiswa

Universitas Islam

Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,

tahun 2011.

Menjelaskan peran

pengembangan

pembiayaan di bidang

agribisnis yang dilakukan

BMT Miftahussalam

Handapherang dan

Koppontren Al-Ittifaq

Ciwidey dari sisi jumlah

dan diversifikasinya serta

menjelaskan peran yang

dilakukan oleh BMT

Miftahussalam

Handapherang dan

Koppontren Al-Ittifaq

Ciwidey dalam

perkembangan jumlah dan

pemberdayaan nasabah di

bidang agribisnis.

Peneitian yang akan

dilakukan penulis

lebih memfokuskan

tentang metode

manajemen risiko

pada pembiayaan

murabahah yang

dialokasikan dalam

sektor agribisnis yang

dilakukan oleh PT.

BPR Syariah Amanah

Ummah dan

menjelaskan efek dari

metode manajemen

risiko yang dilakukan

oleh PT. BPR Syariah

Amanah Ummah.

2 Skripsi “Manajemen

Risiko Operasional

Membahas proses

identifikasi dan

Dalam penelitian ini

membahas

Page 50: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

36

bank Syariah (Studi

pada UUS Bank

bukopin)” oleh Harun

Masykur, mahasiswa

Universitas Islam

Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,

tahun 2008.

pengukuran, pengendalian

dan pelaporan proses

pengukuran dana dengan

metode the Basic Indicator

Approach (BIA) dan

hambatan-hambatan dalam

manajemen risiko

operasional perbankan

yang diterapkan UUS

Bank Bukopin Syariah.

manajemen risiko

yang terdapat pada

pembiayaan

murabahah yang

dilakukan PT. BPR

Syariah Amanah

Ummah dan

menganalisa dampak

yang terjadi jika

manajemen risiko

yang tepat diterapkan

terhadap tingkat kredit

macet pada

pembiayaan yang

diterapkan pada sektor

agribisnis.

3 Jurnal “Manajemen

Risiko Perbankan

Syariah” Oleh

Rahmani Timorita

Yuliani yang bersumber

dari

http://journal.uii.ac.id

Kapasitas manajemen

risiko yang efisien adalah

bagaimana bank Syari’ah

mampu menempatkan

posisi secara strategis

dalam pasar global dengan

mereduksi semua risiko.

Penelitian ini hanya

memfokuskan pada

manajemen risiko

pada pembiayaan

murabahah pada

sektor agribisnis yang

dialokasikan PT. BPR

Page 51: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

37

yaitu kumpulan jurnal

dari Universitas Islam

Indonesia tahun 2009.

Tidak adanya sistem

manajemen risiko yang

sehat dan kuat dapat

menghilangkan bank

Syari’ah dari

kemampuannya dalam

mengatasi risiko, dan dapat

mengurangi kontribusi

potensialnya.

Syariah Amanah

Ummah serta

mengetahui metode

yang tepat untuk

meminimalisasi risiko

yang akan dihadapi.

Page 52: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data yang dianalisis

tidak untuk menerima/menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu

berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati.1 Selain itu, deskriptif bertujuan

untuk membuat deskripsi, yaitu gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta yang berkenaan dengan hubungan antar

fenomena yang diteliti.2 Dari data-data yang telah dikumpulkan, diolah dan

dianalisis dan dapat menyajikan data yang didasarkan kepada pendekatan

fenomena yang terjadi dalam praktek pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan

murabahah pada sektor agribisnis di BPRS Amanah Ummah.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian

adalah dengan melakukan studi pada PT. BPR Syariah Amanah Ummah sebagai

lembaga perbankan yang melakukan pembiayaan murabahah pada sektor

agribisnis dan yang mengelola risiko dari pembiayaan tersebut. Peneliti

menganalisis metode manajemen risiko yang digunakan BPRS Amanah Ummah

dengan menggunakan standar manajemen risiko yang diatur oleh peraturan Bank

Indonesia nomor 13/23/PBI/2011 yaitu, penerapan manajemen risiko paling

1 M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h.17.2 Moh, Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 54.

Page 53: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

39

kurang mencakup identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko.

C. Jenis, Kriteria, dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi

mekanisme pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis dan

pelaksanaan manajemen risiko pada PT. BPR Syariah Amanah Ummah.

Kalaupun ada data berupa angka-angka maka sifatnya hanya sebagai

penunjang, pendukung dan pelengkap dari data kualitatif yang diperoleh.3

2. Kriteria Data

a) Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama,

baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara.4

Dalam penelitian ini, data primer yaitu berupa informasi dari hasil

wawancara pihak yang melakukan manajemen risiko dan studi

dokumentasi dari pihak PT. BPR Syariah Amanah Ummah.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan, seperti buku-buku serta sumber yang berkaitan dengan

manajemen risiko dan pembiayaan murabahah disektor agribisnis baik

berupa jurnal, buku, majalah, dan lain-lain.

3 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.51.4 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 42.

Page 54: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

40

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Survei, untuk mendapatkan data tentang manajemen risiko pembiayaan

murabahah pada sektor agribisnis di BPRS Amanah Ummah, maka tahap

awal yaitu survei langsung ke BPRS Amanah Ummah yang terletak di

daerah Leuwiliang-Bogor dan untuk memastikan bahwa terdapat produk

murabahah yang dialokasikan pada sektor agribisnis dan terdapat

manajemen risko pada produk pembiayaan murabahah pada sektor

agribisnis telah dilaksanakan.

2. Wawancara (interview) penulis menggunakan wawancara untuk

memperoleh informasi yang berkenaan dengan hal yang diberikan dengan

praktek pelaksanaan manajemen risiko pembiayaan murabahah pada

sektor agribisnis di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang-Bogor. Pada

BPRS Amanah Ummah memang tidak ada divisi manajemen risiko,

namun pihak yang berwenang menentukan bagaimana sistem manajemen

risiko yang terdapat dalam BPRS Amanah Ummah ini adalah bagian

Account Officer. Namun penulis dapat melakukan wawancara Kepala

Bagian Marketing yang membawahi bagian Account Officer yang bertugas

mengatur manajemen risiko pada BPRS Amanah Ummah ini.

3. Studi Dokumentasi, yang dimaksudkan dengan studi dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data yang ditunjukan kepada subyek penelitian.5

5 Sukandar Rumidi, Metodologi Penelitian (petunjuk Praktis untuk PenelitiPemula),(Yogyakarta: UGM Press, 2004), h.100.

Page 55: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

41

Studi ini dilakukan dengan cara melihat dokumen dan arsip yang dijadikan

objek penelitian yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. Seperti data

dari laporan keuangan PT. BPRS Amanah Ummah tahun 2011-2014 untuk

mengetahui bagaimana hasil dari implementasi dari sistem manajemen

risiko yang sudah diterapkan pada BPRS Amanah Ummah

4. Studi Pustaka, dalam metode ini penulis melakukan penelitian dan

mempelajari buku-buku kepustakaan, literatur, artikel, bahan-bahan kuliah

yang berkaitan erat dengan pembahasan skripsi ini.

E. Metode Analisis Data

Dalam mengolah dan menganalisa data, penulis menggunakan metode

analisis yang bersifat bersifat induktif, yaitu analisis yang lebih dapat menemukan

pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan fenomena yang dapat

menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan.6 Data

diolah dari data-data yang telah dikumpulkan dari BPRS Amanah Ummah,

kemudian dikelompokkan dan dirumuskan hasil penelitian yang bersifat umum

bagi BPRS Amanah Ummah.

F. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini ditulis dengan mengikuti “Pedoman Penulisan Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005),h.6.

Page 56: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdiri

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau disingkat dengan

BPR Syariah Amanah Ummah adalah salah satu BPR yang beroperasi berdasar

prinsip syariah, yang pertama kali didirikan di Kabupaten Bogor, yang salah satu

tujuan utamnya adalah menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat terutama

UMKM atas dasar syariah Islam sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7

Tahun 1992, dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 dan diganti

dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah dan

Peraturan Bank Indonesia.1

Adalah Bapak K.H, Sholeh Iskandar (Alm.), seorang ulama dan

cendekiawan yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama

Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat, yang memiliki pemikiran strategis dan

menjangkau jauh kedepan merasa prihatin mencermati ketertinggalan ekonomi

dikalangan masyarakat muslim lapis bawah. Ajaran Islam yang bersifat syamil

dan kamil belum diamalkan dalam merespon masalah umat termasuk didalamnya

tentang perekonomian “iqtisyadiayah”. Terasa dan nampak terjadi kesenjangan

antara pengalaman ibadah mahdhah disatu sisi dengan muamalah disisi lain, para

alim ulama hampir tidak pernah melakukan kajian dan pencerahan tentang

1 BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2014, (Bogor: BPRS Amanah Ummah, 2014),h.4.

Page 57: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

43

iqtisyadiyah kepada umat sementara para praktisi ekonomi, pengusaha, pedagang,

bankir dalam menjalankan bisnisnya terhegemoni oleh sistem kapitalis dan ribawi

yang tidak memihak kepada mustadh’afiin.

Oleh karena menurut beliau ada kebutuhan dan keharusan agar umat Islam

memulai memikirkan untuk memiliki lembaga keuangan sebagai media

memberdayakan ekonomi umat secara syariah, ditengah-tengah sudah mengakar

kuatnya praktek sistem ekonomi yang kapitalistik dan layanan transaksi sistem

perbankan konvensional yang ribawi. Untuk mewujudkan pemikiran tersebut

kepada ulama dan cendekia muslim yang ternyata mendapat respon dan dukungan

positif. Untuk lebih memantapakan dan memperluas gagasan tersebut, selanjutnya

pada awal Januari 1991 beliau secara resmi mengundang sejumlah ulama,

cendekia, dan pengusaha muslim untuk mendiskusikan pendirian lembaga

keuangan yang beroperasi atas dasar syariah Islam.

Dari hasil pertemuan tersebut disepakati bahwa sudah saatnya dibentuk

lembaga keuangan yang beroperasi secara syariah Islam yang diarahkan ntuk

dapat membantu masyarakat muslim, khususnya para pengusaha muslim yang

berekonomi lemah. Mengingat pada suatu itu belum ada peraturan resmi yang

mengatur pendirian lembaga keuangan Islam, maka sebagai tahap awal

dibentuklah semacam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan kegiatan

utama dengan kegiatan utama gerakan Simpan Pinjam “Koperasi Ikhwanul

Muslimin”. Seiring dengan pendirian koperasi Ikhwanul Muslimin tersebut, pada

peretengahan Januari 1991 diperoleh informasi bahwa di Bandung, Jawa Barat

terdapat jenis Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi berdasarkan syariah.

Page 58: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

44

Sebagai responden terhadap informasi dari Bandung tersebut, beliau

menetapkan pilihan bahwa di Bogor harus melakukan hal yang sama yaitu

mendirikan dan memiliki lembaga perbankan berupa Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) maka awal Februari 1991 dibentuklah tim untuk menyusun proposal

pendirian BPR, yang pada awal Juli 1991 Proposal Pendirian diajukan kepada

Departemen Keuangan Republik ndonesia.

Semangat (ghairah) ke-Islaman yang sangat kuat, pemikiran strategis yang

menjangkau jauh kedepan dari Bapak K.H. Sholeh Iskandar (Alm.) yang melatar

belakangi dan mendorong kuat proses pendirian BPR Syariah Amanah Ummah.

2. Produk-Produk BPRS Amanah Ummah2

Produk dan jasa PT. BPR Syariah Amanah Ummah terdiri dari:

a. Penyimpanan Dana

A Tabungan Wadiah Ummah

B. Tabungan Mudharabah, Tabungan Haji dan Umroh ( TAHAROH )

C. Deposito-mudharabah

D. Tabungan Pelajar

b. Penyaluran Dana

A. Mudharabah

B. Ijarah

C. Ijarah Multi Jasa

D. Mudharabah

2 BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2014, (Bogor: BPRS Amanah Ummah, 2014),h.33.

Page 59: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

45

E. Musyarakah

F. Rahn

G. Qardhul Hasan dan Qardh

c. Layanan

A. Pembayaran Rek Listrik, Telp dll

B. Pick up Dana Tabungan

C. Transfer Online Antar Bank

Page 60: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

46

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT. BPRS Amanah Ummah.3

3 BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2014, (Bogor: BPRS Amanah Ummah,2014), h.26.

Ka. KantorKas

Sekretariat

StaffADMP Staff Gadai Emas Remedial

Inventaris & Personalia

Administrasi & Keuangan

Non Banking

Office Boy

Satpam

Supir

Teller CustomerService

Deposito

SIM

Pembukuan

Ka. BagADMP

AccountOfficer

LegalOfficer

Remedial FundingOfficer

GadaiEmas

Ka. KantorKas

KabidOperasional

KabidUmum &

Personalia

KacabBogor

KacabCicurug

KabidMarketing

R U P S

Dewan KomisarisDewan PengawasSyariah

Direksi

AsistenDireksi

AsistenDireksi

Page 61: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

47

B. Hasil Penelitian

1. Mekanisme Pembiayaan Murabahah pada BPRS Amanah Ummah

Pembiayaan murabahah pada BPRS Amanah Ummah merupakan kontrak

penjualan dengan basis penangguhan pembayaran (deffered paymen) dengan

harga yang ditentukan dengan pasar fixed mark-up profit. Dengan mark-up ini

bukan dihubungkan dengan penundaan pembayaran, karena jika pihak yang

didanai mengalami default pada jatuh tempo maka jumlah yang harus dibayar

tetap sama. Mark-up sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik dana

berkaitan dengan jasa dalam memperoleh barang dan risiko yang dihadapi dalam

upaya perolehan tersebut. Pembiayaan murabahah digunakan untuk membantu

permodalan dan melengkapi kebutuhan nasabah baik bersifat produktif dan

konsumtif. Berikut skema dari pembiayaan murabahah pada BPRS Amanah

Ummah.

Gambar 4.2 Skema Transaksi dengan Akad Murabahah

1) Negosiasi dan Persyaratan

2) Akad Jual Beli

6) Bayar

SUPLIERPENJUAL

NASABAHBANK

4) Kirim

3) belibarang

5) terima Barangdan Dokumen

Page 62: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

48

Menjalankan transaksi dengan akad murabahah dapat dilakukan dengan

pertama, nasabah dan BPRS Amanah Ummah bernegosiasi untuk membeli barang

yang dibutuhkan oleh nasabah. Dalam negosiasi ini pihak bank dan nasabah

menentukan harga beli yang akan dikeluarkan pihak bank kepada penyedia barang

dan harga jual yang akan dibayarkan oleh nasabah kepada pihak bank. Pihak bank

memberikan persyaratan administrasi yang harus dilengkapi untuk mendapatkan

pembiayaan. Berikut persyaratan administrasi pengajuan pembiayaan murabahah

di BPRS Amanah Ummah.

1) Pegawai / Karyawan

a. 3 lembar fotokopi KTP suami istri yang masih berlaku

b. 1 lembar fotokopi Kartu Keluarga

c. 1 lembar pas foto 4 x 6 suami / istri berwarna

d. Fotokopi mutasi rekening bank (bila ada)

e. Rekening listrik, telepon, PDAM, dan gas

f. Fotokopi buku nikah

g. Slip gaji 3 bulan terakhir

h. Fotokopi surat jaminan

2) Wirausaha

a. 3 lembar fotokopi KTP

b. 1 lembar fotokopi Kartu Keluarga

c. 1 lembar pas foto 4 x 6 suami / istri berwarna

d. Fotokopi mutasi rekening bank (bila ada)

e. Rekening listrik, telepon, PDAM, dan gas

Page 63: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

49

f. Fotokopi buku nikah

g. Pembukuan usaha minimal 6-12 bulan terakhir

h. Fotokopi surat jaminan

3) Perusahaan / Lembaga

a. 3 lembar fotokopi KTP pimpinan dan wakil perusahaan

b. 1 lembar pas foto berwarna 4 x 6 pimpinan dan wakil pimpinan

perusahaan

c. Akta pendiri perusahaan

d. SIUP, NPWP, TDP

e. Laporan keuangan perusahaan Neraca dan Laba-Rugi 12-24 bulan

terakhir dan tahunan

f. Fotokopi surat jaminan

Kedua pihak bank dan nasabah melakukan akad murabahah. Ketiga, pihak

bank membeli barang kepada pihak penyedia barang atau penjual. Keempat,

penjual barang mengirimkan barang yang dipesan kepada pihak nasabah. Kelima,

pihak nasabah menerima barang beserta dokumen yang dibutuhkan dari penjual

barang. Keenam, pihak nasabah membayar angsuran kepada pihak bank sesuai

dengan harga yang sudah disetujui antara pihak bank dan nasabah pada awal

transaksi.

2. Risiko yang Timbul dari Pembiayaan Murabahah Sektor Agribisnis

a. Risiko internal

1) Adanya kesalahan yang disebabkan pihak Account Officer dalam

mengidentifikasi calon nasabah yang mengajukan pembiayaan.

Page 64: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

50

Terdapat nasabah yang disetujui pihak Account Officer untuk

menerima pembiayaan ternyata masih belum memenuhi standar

menerima pembiayaan yang sudah ditetapkan bank.

2) Kelalaian pada saat pengawasan. Kegiatan monitoring dari pihak bank

kegiatan produksi dan usaha dari nasabah dapat memperbesar

terjadinya risiko gagal bayar dari nasabah.

b. Risiko eksternal

1) Default atau kelalaian, yaitu nasabah yang tidak dapat membayar

angsuran dari pembiayaan sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah

disepakati. Jenis risiko ini terdapat dalam produk pembiayaan

manapun. Risiko yang sering disebut kredit macet ini sangat rentan

terjadi dari suatu pembiayaan.

2) Gagal panen, hasil produksi yang kurang maksimal dari para petani

yang dapat terjadi dikarenakan banyaknya faktor. Misalnya faktor dari

tingkat curah hujan, kemarau panjang, hama dan lain-lain dapat

mengakibatkan kerugian kepada petani dan berdampak besar pada

proses membayar angsuran kepada bank.

3) Kenaikan harga faktor produksi, harga pupuk, pakan ternak dan bibit

yang cenderung fluktiatif dapat menghambat tingkat produktifitas

petani untuk memperoleh penghasilan guna menutupi beban angsuran

atas pinjaman modal kepada pihak bank.

Page 65: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

51

4) Penolakan nasabah, barang yang dikirim kemudian ditolak oleh

nasabah karena barang yang mereka terima rusak atau tidak sesuai

dengan spesifikasi barang yang mereka pesan.

5) Bencana alam, kondisi alam yang tidak bisa diperkirakan dengan pasti

memicu andil yang sangat besar dalam tingkat risiko yang akan timbul

dan akan dihadapi para pelaku bisnis di sektor agribisnis. Timbulnya

gagal panen yang dikarenakan faktor alam ini sangat sering terjadi.

3. Penyebab Terjadinya Risiko Pembiayaan Murabahah pada Sektor

Agribisnis

a. Faktor Internal

1) Petugas Pembiayaan

Faktor kesalahan yang bersumber dari staff atau karyawan yang bertugas

dalam mengeluarkan pembiayaan dapat terjadi. Terkadang petugas dalam bidang

pembiayaan ini dalam menjalankan tugasnya kurang dibekali dengan kemampuan

dan pengetahuan yang mendalam sebagai petugas pembiayaan. Kesalahan yang

terjadi bila petugas pembiayaan tidak mendapatkan data yang akurat guna

melengkapi persyaratan pengajuan pembiayaan dari nasabah kepada bank. Selain

itu data yang diperoleh dari analisis nasabah yang tidak memenuhi syarat

pemberian pembiayaan, tetapi dikatakan memenuhi syarat. Salah satu

penyebabnya adalah disebabkan hubungan kedekatan dengan nasabah dan moral

hazard petugas sehingga dalam analisisnya dilakukan secara tidak objektif.4

4 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2000, h.102.

Page 66: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

52

2) Manajemen

Kelemahan yang bersumber dari pihak manajemen adalah kelemahan dalam

menentukan kebijakan yang dibentuk oleh pejabat pembiayaan dan komite

disiplin pejabat pembiayaan dalam menerapkan sistem dan prosedur pembiayaan

rendah. Kelemahan ini berakibat pula pada sistem penyaluran dan pengawasan.

Pembiayaan yang bermasalah tentu sangat rentan terjadi bila sistem pengawasan

yang kurang maksimal dari pejabat pembiayaan. Dalam BPRS ini yang bertugas

mengawasi pembiayaan adalah kepala bidang marketing.

b. Faktor Eksternal

1) Default atau Kelalain

Risiko gagal bayar (Default Risk) pada sisi pembeli, disebut dengan

kegagalan untuk membayar secara penuh dan tepat waktu. Hal ini sangatlah

menjadi risiko klasik dari suatu pembiayaan atau yang sering dikenal dengan

kredit macet

2) Gagal Panen

Risiko yang terjadi akibat gagal panen yang dialami nasabah bisa terjadi

akibat banyak faktor. Mulai dari tingkat curah hujan yang kapasitasnya berlebih

mau pun kurang dapat mengakibatkan kondisi tanaman yang dipelihara petani

menjadi tidak sehat. Selain itu faktor yang mengancam terjadinya gagal panen

adalah faktor dari hama. Dengan adanya gagal panen yang terjadi pada

pembiayaan pada sektor agribisnis ini tentu saja menghambat nasabah dalam

melunasi kewajibannya pada bank.

Page 67: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

53

3) Kenaikan harga faktor porduksi

Bahan yang menunjang kegiatan usaha dari para pelaku bisnis pada sektor

agribisnis seperti bibit, pakan ternak, pupuk, dan pestisida cenderung memiliki

harga yang fluktuatif. Kenaikan harga faktor produksi ini disebabkan karena

mekanisme pasar adanya permintaan barang yang melebihi persediaan barang

menjadikan harga barang tersebut melonjak. Selain itu tingkat distribusi yang

kurang merata sehingga terjadi perbedaan harga antar daerah.

4) Penolakan nasabah

Ketika nasabah mengajukan pembiayaan untuk pengadaan peralatan

pertanian seperti mesin traktor maka pihak bank membeli barang kepada penyedia

barang atau penjual yang terkadang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta

oleh nasabah. Ini terjadi karena pihak penyedia barang tidak mendapat data yang

akurat dari nasabah langsung tentang spesifikasi barang yang dimaksudkan oleh

nasabah.

5) Bencana alam

Ketika terjadi bencana alam, tentu saja berakibat kerugian pada semua

pihak. Kondisi alam yang tidak bisa diprediksi ini disebabkan karena kondisi alam

yang sudah mulai tidak baik dan kebanyakan alam dirusak oleh oknum-oknum

yang kurang bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan pribadi.

4. Metode Manajemen Risko Pembiayaan Murabahah pada BPRS Amanah

Ummah

Dewan direksi harus mengurai keseluruhan strategi manajemen risiko

kredit dengan menunjukkan kemauan bank untuk menyalurkan pembiayaan

Page 68: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

54

diberbagai sektor usaha, lokasi geografis, jangka waktu, dan tingkat profitabilitas

tertentu. Sejalan dengan hal tersebut, juga harus memahami tujuan dari kualitas

kredit, pendapatan, pertumbuhan, dan hubungan timbal balik antara risiko tingkat

return dari aktifitas yang dijalankan. Dan yang terpenting, strategi manajemen

risiko kredit tersebut harus dikomunikasikan pada seluruh bagian perusahaan.5

Untuk itu, sebagai salah satu pilar sektor keuangan dalam melaksanakan fungsi

intermediasi dan pelayanan jasa keuangan, lembaga keuangan jelas sangat

memerlukan adanya manajemen risiko yang berfungsi sebagai filter terhadap

kegiatan usaha.6

Pentingnya sistem manajemen risiko yang diterapkan pada pembiayaan

yang dijalankan tentu disadari oleh pihak BPRS Amanah Ummah. Dengan

melakukan analisis, mengawasi, mengevaluasi, dan remedial untuk menyelesaikan

suatu pembiayaan bermasalah.

Menurut bapak Pupu Syaefullah, sebagai Kepala Bidang Marketing, pihak

BPRS Amanah Ummah terlah membentuk divisi khusus bagian pembiayaan yang

memiliki tugas untuk memproses pengajuan pembiayaan, melakukan analisis

kelayakan, serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai

dengan hasil analisis yang telah dilakukan. Selain itu, Kepala Bidang Marketing,

Account Officer, dan Legal Officer adalah pihak yang bertugas untuk menangani

manajemen risiko pada BPRS Amanah Ummah ini. Walaupun dalam BPRS

5 Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, manajemen risiko lembaga keuangan syariah, (Jakarta:PT. Bumi Aksara), 2008, h.20.

6 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007, h.225.

Page 69: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

55

Amanah Ummah tidak ada divisi manajemen risiko, tapi mereka telah

menerapkan manajemen risiko dalam setiap pembiayaan.

Mengelola manajemen risiko pada pembiayaan murabahah di sektor

agribisnis ini sangat kompleks. Dengan mengidentifikasi jenis usaha yang

ditekuni nasabah yang mengajukan pembiayaan, selaku pihak manajemen risiko

harus tahu bagaimana seluk-beluk jenis usaha tersebut. Para pelaku usaha

dibidang agribisnis tentu akan sangat menggantungkan bisnisnya pada kondisi

geografis atau alam sekitar.

Menurut peraturan Bank Indonesia tentang manajemen risiko nomor

13/23/PBI/2011, Penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup proses

identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.7 Untuk

menghindari risiko sejak dini pihak BPRS Amanah Ummah lebih menekankan

pada identifikasi risiko kegiatan pembiayaan sebagai tindakan mencegah atau

meredam jenis risiko agar meminimalisasi pembiayaan bermasalah.

a. Risiko Internal

Risiko yang bersumber dari pihak internal bank, mulai dari

kemungkinan terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh petugas

pembiayaan dan kelemahan dalam sistem pengawasan yang dilakukan

kepala bidang marketing dalam menjalankan pembiayaan murabahah pada

sektor agribisnis. Menurut Bapak Pupu Saefullah, untuk mencegah

terjadinya risiko yang bersumber dari pihak internal bank dengan cara

sebagai berikut:

7 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang PenerapanManajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 1 September 2015 dari http://www.bi.go.id.

Page 70: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

56

1) Menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kualitas,

pengetahuan dan akhlak dari sumber daya manusia yang ada di BPRS

Amanah Ummah. Pihak BPRS juga mengikutsertakan para karyawan

dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak diluar BPRS sebagai

studi banding karyawan.

2) Pihak kepala bidang marketing bertugas melakukan pengawasan pada

proses pembiayaan yang telah dijalankan. Dengan melakukan

pengawasan yang maksimal, maka risiko yang akan timbul dari pihak

internal bank dapat diminimalisasi.

3) Jika terbukti ada kesalahan yang dari pihak petugas pembiayaan dalam

menjalankan tugasnya, maka pihak direksi berkewajiban memberikan

teguran atau hukuman bagi petugas yang tidak menjalankan tigasnya

dengan baik dan benar.

b. Risiko Eksternal

Risiko yang timbul dari nasabah, suplier dalam pengadaan barang,

maupun faktor lain yang menyebabkan nasabah kesulitan untuk memenuhi

kewajibannya dalam membayarkan angsuran kepada pihak bank. Risiko

yang terbesar dalam ruang lingkup eksternal ini adalah risiko gagal bayar

(default risk). Sering terjadi nasabah yang membatalkan kontrak dan gagal

menunda waktu pengiriman sehingga bank harus menanggung risiko

tambahan.

Page 71: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

57

1) Identifikasi Risiko

Proses dalam memulai suatu manajemen risiko berawal dari proses

identifikasi risiko. Dengan mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada

suatu usaha secara akurat dan tepat, pihak bank dapat mengetahui seberapa

banyak risiko yang akan timbul dan dapat menentukan langkah-langkah yang

tepat dalam mengambil keputusan pada langkah selanjutnya.

Risiko yang paling besar akan dihadapi oleh pihak BPRS Amanah Ummah

adalah risiko gagal bayar yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: gagal

panen, kenaikan harga faktor produksi, penolakan barang yang dikirim kepada

nasabah, dan bencana alam. Kemudian risiko berkurangnya laba yang akan

diterima pihak bank jika adanya nasabah yang membayar angsuran pembiayaan

lebih cepat daripada apa yang telah disepakati sebelumnya dengan pihak bank.

Pada proses klasifikasi risiko yang akan dihadapi pada pembiayaan

murabahah sektor agribisnis dilakukan juga menggabungkan dan menganalisa

informasi yang risiko dari seluruh informasi yang tersedia. Dengan menganalisa

informasi dari nasabah yang mengajukan pembiayaan diharapkan semua risiko

yang bersumber dari nasabah dapat diatasi dan dapat diidentifikasi sedini mungkin

sebelum pembiayaan dicairkan kepada nasabah.

Analisa pembiayaan diperlukan agar pihak bank dapat memperoleh

keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dapat

dikembalikan. Pada BPRS Amanah Ummah, analisa pembiayaan dilakukan pada

2 aspek, yaitu :

Page 72: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

58

a) Analisa Kualitatif (willingness to pay)

Analisa kemampuan bayar yang bersifat kualitatif yaitu kegiatan

menganalisa data-data non keuangan berupa kondisi nasabah, usaha/proyek

yang dibiayai dan aspek makro maupun mikro lainnya yang berkaitan dengan

nasabah. Aspek yang dianalisis mencakup karakter (akhlak) dan komitmen

nasabah.

Karakter dari nasabah yang diberikan pembiayaan sangat

mempengaruhi tingkat kelancaran proses pembayaran angsuran kepada pihak

bank dan dapat menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan suatu pembiayaan.

Karakter nasabah juga menjadi perhatian khusus dari petugas pembiayaan dan

petugas manajemen risiko. Karena dengan mengidentifikasi karakter dari

nasabah merupakan langkah awal dalam menjalankan proses manajemen

risiko dan pihak manajemen risiko dapat meminimalisasi risiko yang akan

timbul dari suatu pembiayaan.

Metode yang digunakan BPRS Amanah Ummah dalam menganalisa

karakter dari nasabah dengan melakukan wawancara dengan nasabah yang

ingin mengajukan pembiayaan dan dengan mencari informasi yang berkaitan

dengan kegiatan dari nasabah.

I. Wawancara

Wawancara digunakan untuk menggali informasi dari nasabah. Proses

wawancara ini merupakan proses awal pengajuan pembiayaan dengan

menilai lebih lanjut dari keseharian nasabah, hubungn keluarga,

pendidikan, dan lain-lain. Dengan bertatap muka langsung dengan nasabah

Page 73: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

59

yang akan mengajukan pembiayaan, pihak petugas pembiayaan dan

manajemen risiko dapat mengidentifikasi dengan jelas tentang perilaku

dan kebiasaan dari nasabah.

II. Pemeriksaan (Checking)

i. Personal Checking

Personal checking ini dilakukan oleh Account Officer selaku petugas

manajemen risiko untuk mencari informasi dari karakter nasabah melalui

tokoh masyarakat atau orang-orang tertentu pada lingkungan nasabah.

Meliputi karakter, hubungan keluarga, utang-piutang, dan lain-lain.

ii. Trade Checking

Informasi tentang calon nasabah melalui pelanggan atau perusahaan yang

berkaitan dengan nasabah. Tignkat kualitas bisnis, utang-piutang, reputasi

bisnis dan manajemen dari usaha yang ditekuni dari calon nasabah ini.

iii. Bank Checking

Informasi tentang calon nasabah melalui Bank Indonesia (Sistem

Informasi Debitur). Meliputi kualitas hubungan nasabah dengan bank,

fasilitas yang diperoleh dan kolektibilitas. Jika informasi yang diperoleh

tentang nasabah ini mendapat catatan buruk dari Bank Indonesia, maka

pihak BPRS Amanah Ummah tidak dapat menerima pengajuan

pembiayaan nasabah.

b) Analisa kuantitatif (Ability to Pay)

Analisa kemampuan bayar yang bersifat kuantitatif merupakan proses analisa

yang bersumber dari data-data keuangan dari calon nasabah yang memiliki

Page 74: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

60

kaitan dengan kemampuan bayar dari nasabah terhadap pembiayaan yang

akan diberikan.8

I. Analisa Aspek keuangan Nasabah

Penilaian terhadap aspek keuangan nasabah dapat dilakukan dengan cara

menganalisis lebih mendalam dari formulir pembiayaan yang telah diisi nasabah.

Dengan mengalisa formulir dari nasabah dapat diketahui berapa rata-rata

pengasilan yang diterma nasabah setiap bulannya.

II. Jaminan nasabah

Fungsi pemberian jaminan tersebut adalah guna memberikan hak dan

kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang

jaminan tersebut bilamana nasabah bercidera janji tidak membayar kembali

kewajibannya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.9 Apabila suatu

kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah

sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit

hanyalah utuk berjaga-jaga.10

Pada pembiayaan murabahah yang dialokasikan pada sektor agribisnis,

jaminan yang harus diberikan oleh nasabah berupa sertifikat berharga, akta jual-

beli, BPKB kendaraan bermotor, atau jaminan milik orang lain dengan

menyertakan surat kuasa dari pemilik barang tersebut. Hal ini berperan pada

proses pengeksekusian jaminan. Jika pada proses angsuran terdapat cidera janji,

maka pihak bank dapat menarik jaminan yang telah diberikan kepada bank.

8 BPRS Amanah Ummah, Pedoman Pembiayaan, (Bogor: BPRS Amanah ummah, 2012),h.3.

9 Soedijono Reksoprajitno, Pengantar Manajemen Bank Umum, (Jakarta: Gunadarma, 1999),h.99

10 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 91.

Page 75: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

61

Namun menurut Bapak Pupu Syefullah, jaminan yang diberikan oleh nasabah

hanya bersifat pelengkap. Jadi nilai jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada

bank tidak harus sesuai dengan nilai pembiayaan yang diberikan kepada nasabah

melainkan nilai pinjaman adalah sesuai dengan tingkat kepercayaan bank kepada

nasabah dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dengan kata lain, nilai jaminan

tidak harus dapat meng-cover nilai pinjaman.11

2) Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko dilakukan untuk menganalisa sejauh mana risiko yang

telah diidentifikasi dapat mempengaruhi keberlangsungan pembiayaan yang

diberikan. Proses pengukuran risiko yang ada pada BPRS Amanah Ummah

dengan cara mencari tahu sumber risiko berasal atau mengidentifikasi penyebab-

penyebab risiko yang bisa saja timbul dan dapat menghambat nasabah dalam

menyelesaikan kewajiban membayar angsuran kepada pihak bank. Maka pihak

bank mengelompokkan pembiayaan nasabah berdasarkan kolektibilitas dan

kelancaran proses pembayaran angsuran pembiayaan nasabah.

Pengelompokkan pembiayaan berdasarkan keadaan dan kelancarannya

sangat perlu dilakukan demi kelancaran tugas-tugas pengamanan fasilitas-fasilitas

yang telah diberikan kepada para nasabah, sehingga sikap dan cara-cara

menghadapi nasabah pun akan dapat disesuaikan sedemikian rupa dengan

kelancaran proses pembayaran angsuran pembiayaannya.12 Maka dari itu Bank

Indonesia mengharuskan bank umum melakukan pengelompokan kredit atau

pembiayaan berdasarkan collectibility yang telah digunakan sesuai dengan

11 Wawancara Pribadi dengan Bapak Pupu Syaefullah. Bogor, 11 Juni 201512 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi

Aksara,2000), h.265.

Page 76: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

62

maksud pengamanan. Penggolongan kolektibilitas nasabah pada BPRS Amanah

Ummah delakukan sesuai dengan yang direkomendasikan Bank Indonesia untuk

membagi kedalam 4 kategori, yakni :

a) Pembiayaan Lancar

Pembiayaan lancar adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya secara

lancar dipenuhi oleh nasabah dan tidak terjadi tunggakkan lebih dari 3 (tiga)

bulan.

b) Pembiayaan Kurang Lancar

Pembiayaan kurang lancar adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya

lebih dari 3 (tiga) bulan tidak dibayar, tetapi tidak melampaui dari 6 (enam)

bulan dan pembiayaan tersebut tidak melewati jatuh tempo.

c) Pembiayaan Diragukan

Pembiayaan diragukan adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya

lebih dari 6 (enam) bulan tidak dibayar, tetapi tidak melampaui dari 27

(dua puluh tujuh) bulan dan pembiayaan tersebut tidak melewati jatuh tempo

lebih dari 3 (tiga) bulan.

d) Pembiayaan Macet

Pembiayaan macet adalah pembiayaan yang kewajiban-kewajibannya tidak

dibayar melewati dari 27 (dua puluh tujuh) bulan dan jatuh tempo

pembiayaan lebih dari 24 (dua puluh empat) bulan. Apabila memenuhi

syarat kategori pembiayaan macet tersebut harus dikeluarkan dari

fortofolio pembiayaan yang harus dihapusbukukan.

Page 77: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

63

Pihak BPRS Amanah Ummah melakukan pengategorian kolektibilitas ini

juga bermaksud untuk sebagai dasar dan acuan dalam mengambil keputusan untuk

menyelamatkan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.

3) Pemantauan Risiko

BPRS Amanah Ummah dalam melakukan pemantauan risiko atas

pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah dilakukan dengan berdasarkan

data-data akurat yang telah diperoleh yang kemudian pihak bank melakukan

pemetaan berdasarkan tingkatan yaitu, rendah, sedang, dan tinggi. Proses

pemetaan dilakukan untuk mempermudah pihak bank dalam memantau kegiatan

pembiayaan berikutnya apabila terindikasi nasabah yang menujukkan gejala

timbulnya risiko.

Pengawasan atau pemantauan risiko bertujuan sebagai dasar pihak bank

dalam mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan tingkat risiko yang terjadi.

Berdasarkan pengukuran risiko yang telah dilakukan sebelumnya, proses

pemantauan risiko ini dilakukan menurut tingkat kolektibilitas, yaitu:

a) Pembiayaan Lancar

I. Monitoring usaha

II. Pengolahan account dan pembinaan debitur

III. Membuat surat pemberitahuan

b) Pembiayaan Kurang Lancar

I. Membuat surat teguran/peringatan

II. Kunjungan lapangan/collecting

III. Penyelamatan pembiayaan

Page 78: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

64

c) Pembiayaan Diragukan dan Macet

I. Penyerahan account ke bagian remedial (AO)

II. Pemanggilan debitur

III. Surat peringatan

IV. Penyelamatan dengan membentuk Satuan Tugas Khusus

V. Upaya penyelamatan pembiayaan

Pada proses pemantauan risiko di BPRS Amanah Ummah ini, pihak

pengawasan dilakukan dengan menjalin hubungan dekat dengan nasabah. Pihak

bank melakukan pengawasan berupa mengunjungi tempat nasabah dan lebih

sering melakukan konsultasi maupun evaluasi terkait usaha yang ditekuni

nasabah. Pihak bank memposisikan nasabah bukan sebagai debitur, melainkan

sebagai rekan mitra usaha. Dengan cara ini tentu dapat diketahui dengan cepat

tentang perkembangan dan hambatan-hambatan yang dirasakan nasabah dalam

menjalankan usahanya. Dan pihak bank dapat lebih cepat mengambil langkah

tindakan bila terindikasi risiko yang mempersulit nasabah dalam melakukan

kewajiban membayar angsuran kepada pihak bank.

4) Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis

merupakan langkah pihak bank untuk menyelematkan pembiayaan yang

mengalami masalah. Berikut adalah proses pengendalian risiko yang dilakukan

BPRS Amanah Ummah. Berikut merupakan proses pengendalian risiko

bersumber dari nasabah.

Page 79: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

65

Gambar 4.3 Skema Pengandalian Risiko pada PT. BPRS Amanah Ummah

Gambar diatas adalah skema yang terjadi pada BPRS Amanah Ummah. Jika

terdapat pembiayaan bermasalah yang disebabkan kelalaian dari nasabah maka

pihak bank akan mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

Apabila terjadi kegagalan pembayaran angsuran nasabah kepada bank,

maka pihak BPRS melakukan evaluasi ulang pembiayaan meliputi

evaluasi yuridis, pemasaran, keuangan, manajemen, dan jaminan.

Setelah dilakukan identifikasi dan evaluasi dibidang pembiayaan

bermasalah tersebut menurut rating, yaitu ringan atau sedang yang dapat

ditangani secara langsung dengan cara melakukan tindakan-tindakan

administratif seperti melakukan pemanggilan dan tindakan lain yang

Merah :- Pailit- Non

Jaminan

Kuning :- Mampu- Terdapat

jaminan

Revitalisasi- Resceduling- Restructuring- Reconditioning- Bantuan

Management

Eksekusi- Likuidasi Usaha- Parate Eksekusi- Collection Agent- Ligitasi

Evaluasi Ulang Pembiayaan(Yuridis, Pemasaran, Keuangan, Teknis, Management, dan Jaminan)

KlarifikasiRingan / Sedang

PotensialIncome /Jaminan

Penanganan Langsung(Panggilan, Teguran, Kunjungan)

BeratWrite Off

Klarifikasi

Page 80: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

66

menjelaskan sebelumnya pada proses pemantauan risiko. Apabila risiko

tersebut termasuk kedalam kategori berat, maka pihak BPRS melakukan

tindakan revitalisasi/penyelamatan pembiayaan dan yang terakhir adalah

eksekusi jaminan.

a) Langkah-Langkah Revitalisasi Pembiayaan

Berikut ini adalah langkah-langkah BPRS Amanah Ummah untuk

menyelamatkan pembiayaan.

1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)

Syarat-syarat:

a. Potensi usaha masih ada

b. Kemampuan debitur masih ada

c. Problem cash flow sementara

d. Plafon tetap

Rescheduling (penjadwalan ulang) pembiayaan dapat dilakukan jika

beberapa persyaratan diatas terpenuhi. Pertama, kondisi usaha yang

dimiliki nasabah masih dapat dijalankan dan tidak terdapat masalah pada

pengurus yang bertugas pada perusahaan milik nasabah. Kedua, nasabah

yang diberikan pembiayaan oleh bank masih dapat mempunyai

kemampuan dalam mengelola usaha yang dimilikinya. Ketiga,

permasalahan atau kendala pada aliran kas masih bersifat sementara dan

Page 81: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

67

masih dapat diselesaikan. Keempat, jumlah maksimal pembiayaan yang

diberikan bank kepada nasabah tidak memiliki perubahan.

Perubahahan:

a. Jangka waktu

b. Jadwal angsuran

c. Grace period

d. Jumlah angsuran

Setelah persyaratan untuk dilakukannya resceduling dipenuhi, maka

terdapat beberapa perubahan. Yaitu yang pertama, jangka waktu

pembiayaan dapat disesuaikan sesuai dengan kemampuan nasabah. Kedua,

jadwal nasabah ketika membayar angsuran dapat berubah. Ketiga, masa

tenggang (grace period) pembayaran angsuran. Keempat, jumlah angsuran

yang harus dibayarkan kepada bank dapat disesuaikan dengan kemampuan

nasabah.

2. Restucturing (Penataan Ulang)

Syarat-syarat:

a. Potensi usaha masih ada

b. Kemampuan debitur masih ada

c. Problem cash flow sementara

d. Plafon berubah

Page 82: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

68

Restructuring (penataan ulang) pembiayaan dapat dilakukan dengan

beberapa persyaratan. Yaitu yang pertama, kondisi usaha yang dimiliki

nasabah masih dapat dijalankan dan tidak terdapat masalah pada pengurus

yang bertugas pada perusahaan milik nasabah. Kedua, nasabah yang

diberikan pembiayaan oleh bank masih dapat mempunyai kemampuan

dalam mengelola usaha yang dimilikinya. Ketiga, permasalahan atau

kendala pada aliran kas masih bersifat sementara dan masih dapat

diselesaikan. Keempat, jumlah maksimal pembiayaan yang diberikan bank

kepada nasabah berubah.

Perubahan:

a. Jangka waktu

b. Jadwal angsuran

c. Grace Period

d. Jumlah angsuran

e. Jumlah plafon

f. Persyaratan

g. Jaminan

Setelah persyaratan untuk dilakukannya restructuring dipenuhi, maka

terdapat beberapa perubahan. Yaitu yang pertama, jangka waktu

pembiayaan dapat disesuaikan sesuai dengan kemampuan nasabah. Kedua,

Page 83: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

69

jadwal nasabah ketika membayar angsuran dapat berubah. Ketiga, masa

tenggang (grace period) pembayaran angsuran. Keempat, jumlah angsuran

yang harus dibayarkan kepada bank dapat disesuaikan dengan kemampuan

nasabah. Kelima, jumlah maksimal pembiayaan yang diberikan bank

kepada nasabah berubah untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Keenam,

persyaratan administrasi dari BPRS terdapat perubahan dari persyaratan

awal yang harus dipenuhi pihak nasabah. Ketujuh, jaminan yang diberikan

nasabah kepada pihak BPRS berubah sesuai dengan persyaratan yang telah

ditetapkan.

3. Reconditioning (Persyaratan Ulang)

Syarat-syarat:

a. Potensi usaha masih ada

b. Sarana usaha memadai

c. Problem cash flow dan management

d. Platfon tetap/berubah

Reconditioning (persyaratan ulang) pembiayaan dapat dilakukan dengan

beberapa persyaratan. Yaitu yang pertama, kondisi usaha yang dimiliki

nasabah masih dapat dijalankan. Kedua, usaha yang dimiliki nasabah

masih memiliki fasilitas penunang produksi. Ketiga, terdapat

permasalahan pada aliran kas dan pengurus yang bertugas mengelola

Page 84: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

70

perusahaan. Keempat, jumlah maksimal pembiayaan yang diberikan bank

berubah maupun tetap.

Perubahan:

a. Jangka waktu

b. Jadwal angsuran

c. Harga jual

d. Agunan

e. Pengurusan

f. Nama dan status perusahaan

g. Perubahan debitur

Setelah persyaratan untuk dilakukannya reconditioning dipenuhi, maka

terdapat beberapa perubahan. Yaitu yang pertama, jangka waktu

pembiayaan untuk membayar angsuran. Kedua, jadwal pembayaran

angsuran yang harus dipenuhi nasabah kepada pihak BPRS. Ketiga, harga

jual barang dari pembiayaan yang diajukan nasabah kepada bank.

Keempat, jaminan yang diberikan untuk meng-cover pembiayaan yang

diberikan bank. Kelima, pengurus yang bertugas untuk mengelola usaha

nasabah. Keenam, nama dan status perusahaan yang akan dibiayai oleh

bank. Ketujuh, nasabah yang mengajukan pembiayaan.

Page 85: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

71

4. Bantuan Management

Bantuan manajemen yang dimaksudkan adalah bertujuan untuk

memberikan saran dan masukan kepada nasabah untuk memberikan saran

atas seluk-beluk usaha yang nasabah geluti. Bantuan manajemen ini

digunakan untuk menangani pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

b) Eksekusi Pembiayaan atau Jaminan

Revitalisasi yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah dalam

menyelamatkan pembiayaan yang bermasalah dengn cara menjual, menguasai

jaminan/usaha karena nasabah sudah tidak prospektif dan tidak dapat

melunasi pembiayaan. Tindakan eksekusi yang ditempuh oleh BPRS Amanah

Ummah adalah sebagai berikut:

1. Tanpa Pengadilan

a. Likuidasi Usaha

Likuidasi usaha dari nasabah dengan menjual persediaan barang dagangan,

sarana produksi, tempat usaha, jaminan, dan lain-lain yang akan digunakan

untuk menutupi sisa dari angsuran yang harus dibayarkan nasabah kepada

pihak bank. Dalam hal pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis ini,

menjalankan liquidasi dari jaminan yang diberikan nasabah kepada bank

dan berasal dari barang yang diberikan pembiayaan pada bank. Misalnya

ketika nasabah mengajukan pembiayaan murabahah untuk membeli traktor

atau alat pertanian yang memiliki nilai jual, maka pihak bank dapat

menarik barang tersebut untuk dijadikan jaminan pembiayaan yang

Page 86: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

72

diberikan kepada nasabah. Tetapi jika pembiayaan yang diberikan berupa

pakan ternak, bibit, pupuk, dan lain-lain yang telah dipakai nilai gunanya

oleh nasabah, maka pihak bank mengambil alih jaminan yang diberikan

nasabah berupa surat berharga atau surat kendaraan.

b. Parate Eksekusi

Parate eksekusi adalah upaya pengembalian/pelunasan pembiayaan dengan

menjual jaminan nasabah secara sukarela.

c. Collection Agent

Collection Agent adalah proses penagihan pembiayaan bermasalah melalui

pihak ketiga (orang/lembaga lain).

2. Pengadilan Ligitasi

Proses mengambil alih jaminan secara paksa dengan saluran hukum yang

berlaku dengan melibatkan lemaga pengadilan resmi negara yang bergerak

dibidang hukum melalui gugatan ke Basyarnas atau pengadilan agama.

c) Asuransi dan Garansi Barang

Pada kontrak pembiayaan dengan akad murabahah, pihak nasabah harus

membayar premi asuransi jiwa. Asuransi ini berguna untuk meng-cover

nasabah jika nasabah mengalami kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan

yang dapat menghambat pembayaran angsuran kepada bank, maka pihak ahli

waris dari nasabah mendapatkan klaim dari perusahaan asuransi untuk

menmbayar sisa angsuran kepada BPRS Amanah Ummah.

d) Penghapusan Pembiayaan Bermasalah

Page 87: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

73

Penghapusan pembiayaan melalui pertimbangan yang berdasarkan

permohonan atau permintaan dari nasabah dan berdasarkan hasil penelitian,

pengusutan, penagihan, tindakan hukum, atau penjualan barang jaminan.

Penghapusan pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah dilakukan

dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat pihak bank dan pihak bank

dapat menyimpulkan bahwa:

a. Nasabah tersebut betul-betul dalam keadaan tidak berkemampuan lagi,

demikian juga pihak-pihak yang ikut sebagai penjamin. Nasabah tersebut

masuk pada kategori mustahik zakat, meninggal dunia, terkena musibah

atau force majeur (kebakaran, banjir, dan lain-lain)

b. Nilai barang jaminan sudah tidak ada atau tidak cukup lagi nilainya jika

dibandingkan dengan jumlah tagihan yang wajib dilunas oleh nasabah.

c. Pengikatan jaminan tidak kuat atau tidak sempurna dan bahkan adanya

kelemahan-kelemahan yang dapat berakibat gugatan balik (rekonvensi

terhadap bank jika diteruskan gugatan hukumnya.

d. Usaha penagihan ditingkat apapun untuk selanjutnya hanya akan

menimbulkan biaya-biaya yang percuma dan akan memperbesar

pengeluaran atau kerugian bank karena sudah pasti tidak akan terpenuhi

lagi oleh hasil tagihan.

Terdapat mekanisme yang dijalankan dalam melakukan proses

penghapusan pembiayaan ini. Pengajuan akan diproses setelah adanya pengajuan

dari pihak Account Officer kepada Kepala Bidang Marketing dan selanjutnya

Page 88: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

74

diajukan kepada Direksi secara tertulis, kemudian dibuat berita acara yang

ditandatangani oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Pengawas Syariah dan

Dewan Komisaris.

5. Dampak dari Penetapan Manajemen Risiko BPRS Amanah Ummah

Tabel 4.4 Data Laporan Keuangan PT. BPRS Amanah Ummah Tahun 2011-2014

Sumber : Laporan keuangan PT. BPRS Amanah Ummah 2011-2014

Pada metode manajemen risiko yang telah diterapkan oleh BPRS Amanah

Ummah dalam pembiayaan murabahah sektor agribisnis dapat memperoleh hasil

yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pembiayaan Non Performing

atau pembiayaan macet berdasarkan portofolio pembiayaan yaitu, dari tahun 2011

hingga 2014 tentang tingkat pembiayaan pada sektor agribisnis dan tingkat NPF

atau pembiayaan bermasalah sebesar 0,65% pada tahun 2011, sedangkan pada

tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 1,09%,

kemudian mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,15%, kemudian

pada tahun 2014 tingkat NPF Berada pada titik 0,87%.. Namun tingkat

pembiayaan macet yang dialami BPRS Amanah Ummah ini tidak stabil

dikarenakan berbagai macam faktor.

Tahun Nominal(dalamribuanrupiah)

Persentase(%)

Total Pembiayaan(dalam ribuan

rupiah)

Nilai NPF darisemua sektor

pembiayaan (%)

2011 1.067.397 1,62 65.866.168 0,65

2012 1.563.136 1,97 79.294.901 1,09

2013 1.778.781 1,83 96.871.360 0,15

2014 1.206.570 1,02 118.034.040 0,87

Page 89: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

75

Tingkat pembiayaan yang dialokasikan pada sektor pertanian atau

agribisnis masih terbilang kecil. Alokasi pembiayaan sektor pertanian masih

berkisar antara 1 sampai 2 persen pertahun dari total pembiayaan yang

dikeluarkan BPRS Amanah Ummah. Penyebab jumlah alokasi pada pembiayaan

yang ada disektor agribisnis ini merupakan dampak dari beberapa faktor. Mulai

dari tingkat sosialisasi yang dilakukan bank kepada masyarakat hingga tingkat

manajemen risiko yang diterapkan oleh bank.

Pada saat ini masih sangat sedikit produk asuransi yang bisa dipakai oleh

pihak bank untuk meng-cover pembiayaan pada sektor agribisnis ini. Pihak bank

masih bergantung pada kebijakan pemerintah yang bekerja sama dengan

departemen pertanian untuk memberikan pembiayaan kepada para petani agar

pembiayaan ini dapat dirasakan oleh petani secara merata dan bertujuan untuk

menjaga ketahanan pangan untuk negara kita.

Metode manajemen risiko yang diterapkan oleh bank bisa saja menjadi

faktor penghambat yang nasabah dalam mengajukan pembiayaan pada sektor

tertentu. Dengan sistem manajemen risiko yang cenderung memberatkan nasabah

dalam melengkapi persyaratan yang diwajibkan pihak bank demi memperoleh

jaminan baik berupa materil maupun non-materil untuk meminimalisasi risiko

yang dapat timbul. Dengan menemukan sistem atau metode manajemen risiko

yang tepat untuk diterapkan agar pihak bank mendapatkan jaminan materil dan

non materil dari nasabah dan pihak nasabah tidak merasa diberatkan dalam

mengajukan pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis. Hal ini dikarenakan

masih banyak pelaku bisnis dibidang agribisnis yang masih tradisional. Para

Page 90: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

76

petani ini masih belum banyak dibantu dengan teknologi yang berkembang untuk

memperoleh informasi yang digunakan membantu usaha mereka. Mereka pun

juga masih sedikit yang mengandalkan permodalan mereka dari lembaga

keuangan yang resmi seperti BPRS Amanah Ummah ini.

Page 91: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

77

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Produk yang disediakan oleh BPRS Amanah Ummah dalam pembiayaan

pada sektor agribisnis ini menggunakan akad murabahah. Dalam proses

menggunakan akad murabahah terdapat pihak-pihak yang terlibat dalam

transaksi ini. Terdapat pihak bank, supplier, dan nasabah yang terlibat. Pihak

bank membelikan barang dari pihak supplier dan diberikan kepada nasabah

sesuai dengan perjanjian atau kesepakan yang telah disepakati oleh pihak

nasabah dan bank.

2. Strategi yang dapat digunakan PT. BPRS Amanah Ummah untuk memitigasi

risiko yang dihadapi jika mengalokasikan pembiayaan pada sektor agribisnis

diantaranya adalah:

a. Menjalin hubungan baik dengan nasabah,

b. Petugas manajemen risiko melakukan pengawasan, seperti mengunjungi

tempat usaha nasabah,

c. Melakukan konsultasi maupun evaluasi terkait usaha yang ditekuni

nasabah. Dengan cara ini tentu dapat diketahui dengan cepat tentang

perkembangan dan hambatan-hambatan yang dirasakan nasabah dalam

menjalankan usaha. Pihak bank tentu dapat lebih cepat mengambil

Page 92: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

78

langkah dan tindakan bila terindikasi risiko yang mempersulit nasabah

dalam melakukan kewajiban membayar angsuran kepada pihak bank.

d. Petugas manajemen risiko pada bank ini juga harus paham dan

menguasai masalah agribisnis. Hal ini bertujuan untuk memberikan

arahan dan masukan kepada nasabah tentang usaha yang digelutinya agar

tidak terjadi risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha. Apabila

terdapat kendala, maka petugas manajemen risiko dan nasabah dapat

menemukan jalan keluar untuk menyelamatkan usahanya. Petugas

manajemen risiko tidak bisa memberikan pembiayaan jika jenis usaha

pertanian yang digeluti nasabah tidak sesuai dengan kondisi alam yang

dihadapi, karena faktor alam sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan

usaha pada sektor ini.

3. Metode manajemen risiko yang diterapkan BPRS Amanah Ummah

menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui

peraturan Bank Indonesia Tentang Manajemen Risiko Nomor

13/23/PBI/2011. Penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup

proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Pihak

BPRS Amanah Ummah lebih memfokuskan pada tahap identifikasi risiko

yang bertujuan untuk mencegah risiko sejak dini. Pihak yang bertanggung

jawab dalam mengelola risiko pada BPRS Amanah Ummah adalah bagian

Kepala Bidang Marketing dan bagian Legal Officer.

4. Berdasarkan data yang diperoleh dari tahun 2011 hingga 2014 tentang tingkat

pembiayaan pada sektor agribisnis dan tingkat NPF atau pembiayaan

Page 93: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

79

bermasalah sebesar 0,65% pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2012

mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 1,09%, kemudian

mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,15%, kemudian pada

tahun 2014 tingkat NPF Berada pada titik 0,87%. Dapat disimpulkan bahwa

BPRS Amanah Ummah telah cukup baik dalam mengelola risiko. Namun,

untuk meminimalisasi risiko yang akan timbul jika memberikan pembiayaan

pada sektor agribisnis, tetap perlu dilakukan evaluasi yang mendalam.

B. Saran

1. Risiko yang dihadapi pihak BPRS Amanah Ummah dalam melakukan

pembiayaan murabahah pada sektor agribisnis ini sebagian besar timbul dari

pembayaran angsuran dari nasabah yang macet atau sering disebut kredit

macet. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari jenis bisnis yang

ditekuni nasabah sangat bergantung dengan kondisi alam hingga tingkat

pengetahuan dan keahlian para petani dalam mengelola usahanya. Dengan

mengidentifikasi dengan intenstif karakter dan kondisi cuaca yang ada pada

sekitar usaha petani maka pihak bank akan dapat mencegah risiko dengan

efektif dan efisien.

2. Pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola risiko pada BPRS Amanah

Ummah adalah Kepala Bagian Marketing dan Bagian Account Officer.

Menurut hemat penulis, maka sebaiknya BPRS Amanah Ummah ini

membentuk divisi khusus untuk menangani dan menjalankan manajemen

risiko. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan proses manajemen

risiko.

Page 94: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

80

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1990

Amirullah, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.

Antonio, M. Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani

Press, 2001

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta BI-

Tazkia,1999

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet,

2006

Arsyad dkk, Agribisnis; Teori dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003

Ayat, Syafri, Manajemen Risiko, Jakarta: Gema Akastri, 2003

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 13

Februari 2015 dari http: //www.bi.go.id.

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 08

Desember 2014 dari http: //www.bi.go.id.

Page 95: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

81

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, diakses pada tanggal 1

September 2015 dari http: //www.bi.go.id

BN., Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: CV Muliasari, 2003

BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2011, Bogor: BPRS Amanah Ummah,

2011

BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2012, Bogor: BPRS Amanah Ummah,

2012

BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2013, Bogor: BPRS Amanah Ummah,

2013

BPRS Amanah Ummah, Laporan tahunan 2014, Bogor: BPRS Amanah Ummah,

2014

BPRS Amanah Ummah, Buku Pedoman Pembiayaan, Bogor: BPRS Amanah

Ummah, 2014

Carner, Bryan A., “Black’s Law Dictionary”, dalam Nina Nurani, Daya Saing

Agribisnis, Bandung: Penerbit Nuansa, 2007

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002

Darmawi, Herman. Manajemen Risiko, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka,2005

Page 96: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

82

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 2008.

Djohanoputro, Bramantyo, Manajemen Risiko Terintegrasi, Jakarta: Penerbit

PPM, 2012

Herujito, Yayat M, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grasido, 2001

http://www.ojk.go.id/peraturan-bank-indonesia-nomor-13-23-pbi-2011

Idroes, Ferry N, Manajemen Resiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar

Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi dan Pelaksanaannya di Indonesia,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Idroes, Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Dalam Konteks Kesepakatan

Basel dan Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006

Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007

Karim, Adiwarman, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002.

Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

Khan, Tariqullah dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan

Syariah, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Page 97: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

83

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Kencana,2007

Nazir, Moh, , Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002

Nurani, Nina, Daya Saing Agribisnis, Bandung: Penerbit Nuansa, 2007

Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Pusat pembiayaan pertanian, Bunga Rampai Pembiayaan Pertanian Mendukung

Refitalisasi Pertanian, Jakarta: Departemen Pertanian, 2007

Pusat pembiayaan pertanian, Bunga Rampai Pembiayaan Pertanian Mendukung

Refitalisasi Pertanian, Jakarta: Departemen Pertanian, 2007

Reksoprajitno, Soedijono, Pengantar Manajemen Bank Umum, Jakarta:

Gunadarma, 1999

Rifai, Mohammad, Konsep Perbankan Syariah, Semarang, CV. Wicaksana, 2002.

Rivai, Veithzal, dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional &

Sharia System, Jakarta: Raja Grafindo, 2007

Riva‟i, Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: Rajawali Pers, 2008

Robbins, Stephen P., Management Sixth Edition Edisi Bahasa Indonesia,

Penerjemah T. Hermaya, Jakarta: Prenhallindo, 1999.

Page 98: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

84

Rumidi, Sukandar, Metodologi Penelitian (petunjuk Praktis untuk Peneliti

Pemula),(Yogyakarta: UGM Press, 2004

Saragih, Bungaran, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian.

Bogor:LPJI Graha Griya Sarana, 2001

Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, Jakarta: Bumi

Aksara, 2000

Subana, M., Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005

Susilo, Leo J., Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk Industri Non

Perbankan, Jakarta: PPM Manajemen, 2010

Syafariyani, Risa, Skripsi: Manajemen Risiko Pembiayaan Al-Istishna pada BPRS

Amanah Ummah, Leuwiliang-Bogor, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011

Syahyuti, 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian,

Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 2006

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2004

Page 99: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

85

LAMPIRAN 1

TRANSKRIP WAWANCARA

PT. BPRS AMANAH UMMAH

Narasumber : Pupu Syaefullah, A. Md

Jabatan : Kepala Bidang Marketing

1. Apa saja produk pembiayaan BPRS Amanah Ummah yang ada pada

sektor agribisnis?

Sektor agribisnis menggunakan produk murabahah, seperti pembelian

pakan ternak, pembelian benih tanaman, dan berupa peralatan-peralatan

saja. Menggunakan akad jual beli dengan murabahah. Akad akad yang lain

memang banyak tersedia seperti salam dan lainnya. Tapi kami merasa

belum siap karena risiko yang akan diadapi cukup lumayan besar. Dan

juga para petani belum ada yang mengajukan, sebagian besar petani baru

mengajukan untuk pembelian pakan ternak dan pupuk.

2. Apa saja akad yang digunakan BPRS Amanah Ummah pada pembiayaan

sektor agribisnis?

Sampai saat ini hanya murabahah.

3. Bagaimana mekanisme pembiayaan BPRS Amanah Ummah yang ada

pada sektor agribisnis?

Mekanisme pembiayaan di PT. BPR Syariah Amanah Ummah itu dengan

melengkapi persyaratan seperti KTP, Kartu Keluarga, Kartu Nikah, Surat

Izin Usaha, dan jaminan seperti akta jual beli, sertifikat, BPKB kendaraan,

Page 100: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

86

dan lain-lain. Tetapi nilai pembiayaan yang dikeluarkan BPRS ini

tergantung kebutuhan dan tidak harus senilai dengan jaminan yang

diberikan oleh nasabah. Dan pihak bank ini menjadikan jaminan hanya

sebagai pelengkap saja. Pihak BPRS dalam memberikan pembiayaan

mengacu pada konsep pemberian kredit yang kita kenal dengan 5 C, yaitu

Character (Karakter), Capacity (Kemampuan), Capital (Modal),

Condition (Kondisi), Collateral (Jaminan).

4. Menurut anda, bagaimana peluang dan tantangan yang ada pada

pembiayaan BPRS Amanah Ummah yang ada pada sektor agribisnis?

Mengenai peluang kalau menurut saya, besar jika kita bisa membuka dan

memberikan kesempatan pada ini, karena pada umumnya disekitar kita

banyak masyarakat yang ada di sektor pertanian, seperti sawah,

perkebunan. Tetapi rata-rata mereka tergolong petani tradisional. Jadi

peluang disini tergantung dengan orangnya juga. Jadi kita menganalisa

karakternya dulu. Oke lah, pasti sektor pertanian disini sangat jelas. Ya

disini banyak sawah dan perkebunan, tetapi kita kembalikan pada faktor

karakter itu sendiri. Jadi kita kembalikan pada konsep 5C tadi, kalau ada

salah satu faktor yang penting tidak terpenuhi, kita susah untuk

memberikan pembiayaan. Selain dengan jaminan tadi.

5. Dimana lokasi pembiayaan BPRS Amanah Ummah yang ada pada sektor

agribisnis lebih banyak diberikan?

Saat ini hanya di wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

Page 101: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

87

6. Apa saja risiko yang terjadi pada pembiayaan yang dialokasikan pada

sektor agribisnis?

Risiko yang ada sangat banyak, rata-rata gagal panen, kenaikan harga

pupuk, kenaikan harga pakan, kenaikan harga bibit, hama, nasabah yang

tidak komitmen, dan yang paling penting adalah risiko yang disebabkan

oleh faktor alam. Seperti tingkat curah hujan dan bencana alam lainnya.

7. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya risiko pada pembiayaan sektor

agribisnis?

Karena tidak di mitigasi risiko, contoh, gagal panen, karena tekologi

pertaniannya tidak baik, pestisida yang digunakan kurang bagus, tidak bisa

menyesuaikan dengan siklus cuaca, seperti musim hujan dan musim

kemarau. Karena hal tersebut mengakibatkan terjadinya kredit macet.

8. Bagaimana langkah-langkah BPRS Amanah Ummah dalam menekan

risiko yang berasal dari internal yang ada pada pembiayaan yang ada pada

sektor agribisnis?

Petugasnya harus dilengkapi pengetahuan dari bisnis yang ia jalankan

bersama nasabah, diadakan seminar atau pelatihan. Harus memberikan

pembinaan, dengan mengingatkan silahturahmi, jangan ketika pencairan

pembiayaan kita tidak ada tindak lanjutnya.

9. Apakah metode manajemen risiko BPRS Amanah Ummah sudah

diterapkan dengan efektif?

Sudah efektif, karena sebenarnya dana yang dialokasikan ke sektor ini

lumayan kecil, alokasinya hanya sekitar 10% dari total pembeiayaan yang

Page 102: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

88

diberikan pada sektor lain. Dan dilihat dari NPF kita pada tahun ini hanya

berkisar dibawah 1%.

10. Bagaimana penetapan margin dari pembiayaan BPRS Amanah Ummah

yang ada pada sektor agribisnis?

Kalau margin sama dengan pembiayaan murabahah pada sektor lain, tapi

karena memang kita jarang dengan menggunakan akad-akad lain untuk

sektor agribisnis.

11. Apakah ada persyaratan atau jaminan khusus dari nasabah untuk

mengajukan pembiayaan BPRS Amanah Ummah yang ada pada sektor

agribisnis?

Jaminan khusus yang diperlukan jaminan yang bersifat likuid, seperti

sertifikat kendaraan, sertifikat rumah, tidak seperti sawah, karena risiko

yang dihadapi lumayan besar.

12. Bagaimana metode manajemen risiko yang tepat agar pihak PT. BPR

Syariah Amanah Ummah dan pihak penerima pembiayaan pada sektor

agribisnis sama-sama tidak merasa dirugikan?

Sama-sama saling tahu hak dan kewajiban. Contoh, kewajiban BPRS

membina nasabah, silahturahmi dan mengingatkan nasabah untuk bayar

dengan tepat waktu, dan seorang nasabah dan pihak bank harus tahu

dengan ilmu yang bersangkutan dengan bisnisnya, karena seorang

marketing harus bisa memerankan siapa saja, seperti sebagai penjual

sembako, seperti usaha tempe, dan usaha di sektor agribisnis ini, kita harus

tahu bagaimana tahapan-tahapan untuk orang yang berbisnis pada sektor

Page 103: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

89

agribisnis ini. Karena memang sangat berisiko dalam menjalankan usaha

dalam sektor agribisnis ini.

Seperti KUT (Kredit Usaha Tani). Denger-denger KUT yang dari BRI itu,

ini mau digulirkan lagi, karena kabarnya negara kita akan fokus kebidang

pertanian dan maritim.

Ya harus sering diperiksalah, antara nasabah dan bank. Kita jadikan

nasabah itu sebagai mitra, jangan dijadikan seperti kreditur, mitra usaha

yang saling menguntungkan. Kalau tidak begitu pendekatannya susah, ya

cuma bayar, bayar, bayar.

Tapi itu bukannya lebih memakan banyak waktu dan tenaga?

Ya kita melakukan itu tidak setiap hari, ya skala prioritas saja. Tapi ya

harus sih, gimana seandainya kalau macet produksinya kan susah juga

terkadang kita juga harus sering memonitor usaha dari nasabah itu sendiri,

itu termasuk pembinaan juga. Ya seperti keuntungannya macet dan kita

tidak tahu ya sudah dua bulan nunggak ya kita harus memantau kan. Kalau

dengan pendekatan ini kan dengan mengobrol, ini ya o ada kendala di ini-

ini. Ya minimal kita ngasih solusi ya kan, ngasih masukan ya yang bagus

seperti ini dalam memecahkan masalah petani itu sendiri. Jadi kita jangan

takut dan diam, ya kalau ada kesulitan ya sharing, kan di cek terus.

Selain lele, pertanian tadi ya, seperti padi, dan untuk pembelian bibit ikan

juga ada ikan mujaer yang di Suka Bakti, mereka membelinya dengan

akad murabahah.

Page 104: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

90

13. Siapa saja yang berwewenang untuk menelola risiko yang akan dihadapi

oleh BPRS Amanah Ummah?

Account Officer dan Kepala Bidang Marketing, Kepala Bidang juga kayak

saya juga harus bisa kasih masukan risiko apa yang bisa timbul di

agribisnis, dari semua bidang juga harus bisa memberikan masukan yang

baik, jadi yang semua yang terkait dalam pembiayaan harus tahu.

14. Adakah peran dari Dewan Syariah Nasional dan Dewan Pengawas Syariah

dalam meminimalisasi risiko dalam pembiayaan?

Paling ini saja, paling DSN itu harus patuh kepada syariah, maksudnya

apakah transaksi itu sesuai dengan syariah atau tidak. Jangan sampai

menyalah gunakan akad dan kebutuhan, contoh yang katanya danannya

untuk beli pakan tapi dipakai untuk usaha yang lain. Setiap minggu pihak

DSN pun mengontrol masalah pembiayaan, DSN pun mengontrol jenis

usahanya, pakah betul, bonya ada ga?.

15. Bagaimana hasil dari manajemen risiko yang telah diterapkan BPRS

Amanah Ummah dalam pembiayaan pada sektor agribisnis?

Cukup bagus ya, karena kita melihat dari NPF yang sangat kecil.

16. Apakah ada yang perlu dievaluasi dalam sistem dan langkah-langkah

manajemen risiko yang sudah diterapkan BPRS Amanah Ummah?

Ya setiap ini harus ada pengetahuannya, karena kita kan pengetahuan

terbatas, ya dengan cara salah satunya dengan training masalah agribisnis

manajemen risiko.

Page 105: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

91

Training-nya itu ada klasikal bisnis, ada klasikal karyawan. Ada seperti

klassindo mengadakan training kita diundang dan ikut serta. Kalau dari

pihak kementrian pertanian belum ada.

17. Apa langkah kedepan dari BPRS Amanah Ummah dalam membantu

permodalan petani di wilayah ini?

Kalau saya berharap kedepannya sih bisa, setiap sektor karena bank

syariah itu kan multi-kebutuhan. Harus meng-cover segala kebutuhan

umat. Harus, karena sektor pertanian ini sangat menjanjikan, karena

memang menyangkut kebutuhan sehari-hari, dimakan kan ya pasti laku,

karena ya memang manajemen dipertanian sendiri masih sangat

tradisional. Belum meng-update teknologi yang baru-baru kan, traktor saja

jarang kan.

Juga sangat perlu mengadakan sosialisasi kepada para petani untuk

mengajukan pembiayaan dengan akad lain. Karena itu bagian marketing.

Karena bagian marketing itu bisa perorangan, bisa berkelompok, tapi

biasanya harus bekerja sama dengan kelompok tani yang memang sudah

teruji dan sudah punya link nya ke pemerintah. Misalnya seperti di desa

kan ada sekitar 5 kelompok tani. Ya kita bekerja sama dengan kelompok

itu untuk menjembatani dan memberikan pencerahan, bahwa iya, ada

pembiayaan di BPRS ini tentang penyediaan masalah pupuk dan alat-alat

pertanian. Ya hal-hal yang berhubungan dengan pertanian saja. Dan pihak

bank juga merasa sangat terkendala dengan hadirnya para petani

tradisional yang mengajukan bantuan modal kepada rentenir atau lembaga

Page 106: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

92

keuangan yang tidak resmi. Karena ya memang berat, kita perlu kerja

sama dengan pengajian-pengajian untuk memberikan pencerahan kepada

mereka. Dalam pengajian itu kita juga mengisi dengan pengetahuan

muamalah, memberikan pengetahuan bahwa rentenir itu tidak boleh,

haram. Ya seperti misalnya orang itu kesulitan ya kita bisa membantu

dengan akad Qordul hasan. Kalau masih kecil ya. Untuk menangani

rentenir itu memang sangat sulit. Perlu banyak sosialisasi dan bekerja

sama dengan banyak pihak kan. Kita juga kan kalau ceramah langsung ga

mungkin juga kan.

18. Apa harapan dari BPRS Amanah Ummah dalam meningkatkan kemajuan

perekonomian dalam bidang agribisnis?

Memang di kita di bidang pertanian sangat menjanjikan. Cuma kita ya

masih sangat banyak kelemahan. Karena kendala dari petaninya itu

sendiri. Terus risiko-risiko yang timbul kan.

Page 107: Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30281/1/RIZKI... · Para Dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif

93

LAMPIRAN 2