diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan untuk...

181
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS 2B MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Wardatul Hidayati NIM 11140183000064 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL

SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS 2B

MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Wardatul Hidayati

NIM 11140183000064

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Page 3: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Page 4: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Page 5: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Page 6: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

i

ABSTRAK

Wardatul Hidayati (11140183000064). Peran Guru dalam Mengembangkan

Sikap Sosial Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas 2B MIN 2 Kota

Tangerang Selatan. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini untuk mengetahui peran guru di kelas 2B MIN 2 Kota

Tangerang Selatan dalam mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran

tematik. Penelitian ini dilaksanakan di MIN 2 Kota Tangerang Selatan pada kelas

2B tahun ajaran 2017/2018. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif deskriptif, dengan metode studi kasus, yang ditunjang dengan penelitian

lapangan dan referensi berkaitan dengan tema yang dibahas. Teknik pengumpulan

data menggunakan observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi

dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan

triangulasi sumber, teknik dan waktu, uji transferability, uji dependability, dan uji

konfirmability.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru menjalankan

perannya pada pembelajaran tematik sebagai demonstrator, pengelola kelas,

mediator, fasilitator, komunikator, motivator, inspirator, pendidik dan evaluator.

Sebagai demonstrator, menunjukkan cara berpakaian rapi, sopan dan islami,

berbicara dengan baik, menjawab salam, membimbing siswa untuk berdo‟a, serta

menunjukkan cara agar setiap materi yang diajarkan dapat dipahami siswa.

Sebagai pengelola kelas, guru tematik mengatur tempat duduk siswa, mengatur

jadwal siswa dalam memimpin do‟a, melibatkan siswa dalam kegiatan kebersihan

atau piket kelas. Sebagai mediator, guru tematik menyediakan dan melibatkan

siswa dalam menggunakan media pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru tematik

memfasilitasi kebutuhan siswa dan tidak bertindak sewenang-wenang. Sebagai

komunikator, guru tematik memberikan informasi yang memunculkan rasa

keingintahuan siswa. Sebagai motivator, guru tematik memberi pujian dan

mendorong siswa untuk berani tampil di depan kelas, memotivasi siswa untuk

membantu teman yang kesulitan sehingga mengembangkan sikap peduli siswa.

Sebagai inspirator, guru tematik memberikan kisah inspiratif. Sebagai pendidik,

guru tematik menasihati siswa. Sebagai evaluator, guru tematik melakukan

penilaian tes dan non tes sehingga. Adapun sikap sosial yang dikembangkan di

MIN 2 Kota Tangerang Selatan yaitu: jujur, disiplin, percaya diri, tanggung

jawab, santun, dan peduli.

Kata kunci: Peran Guru, Sikap Sosial, dan Pembelajaran Tematik.

Page 7: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

ii

ABSTRACT

Wardatul Hidayati (11140183000064). The Role of Teachers in Developing

Students' Social Attitudes on Thematic Learning in Class 2B MIN 2 Tangerang

Selatan City. Thesis Education Studies Program Teachers Madrasah

Ibtidaiyah, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta.

This research is to know the role of teacher in class 2B MIN 2 City of South

Tangerang in developing social attitude on thematic learning. This research was

conducted in MIN 2 Tangerang Selatan City in class 2B academic year

2017/2018. The approach in this research is descriptive qualitative approach,

with case study method, supported by field research and references related to the

theme discussed. Data collection techniques used observation, interviews, field

notes and documentation studies. To test the validity of data using credibility test

with source triangulation, technique and time, transferability test, dependability

test, and confirmability test.

Based on the result of the research, it can be concluded that the teacher

runs its role in thematic learning as demonstrator, class manager, mediator,

facilitator, communicator, motivator, inspirator, educator and evaluator. As a

demonstrator, showing me a well-dressed, polite and Islamic manner, speaks well,

answers greetings, guides students to pray, and shows how each material taught

can be understood by students. As a classroom manager, thematic teachers

organize student seats, organize student schedules in leading prayers, engage

students in hygiene activities or class pickets. As mediators, thematic teachers

provide and involve students in using instructional media. As facilitators, thematic

teachers facilitate students' needs and do not act arbitrarily. As communicators,

thematic teachers provide information that elicits a sense of student curiosity. As

a motivator, thematic teachers give praise and encourage students to dare to

appear in front of the class, motivating students to help difficulty friends so as to

develop students' caring attitude. As inspirators, thematic teachers provide

inspiring stories. As educators, thematic teachers counsel students. As evaluators,

the thematic teachers perform the test and non test assessments so. The social

attitude developed in MIN 2 Tangerang Selatan City are: honest, disciplined,

confident, responsible, polite, and caring.

Keywords: Teacher Roles, Social Attitudes, and Thematic Learning.

Page 8: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat, rahmat, dan karunianya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya,

hingga kepada umatnya sampai akhir zaman, aamiin.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai

pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan semangat, untuk itu

dengan senang hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.

2. Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Bapak Dr. Khalimi, MA.

3. Sekretaris Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sekaligus dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dan

membimbing penulis dengan penuh kesabaran, Bapak Asep Ediana

Latip, M.Pd.

4. Dosen penasehat akademik yang selalu memberikan arahan dan nasihat,

serta mempermudah peneliti secara administrasi akademik, sehingga

skripsi ini dapat diajukan dan diujikan, Bapak Drs. H. Abdul Shomad,

MA.

5. Dosen yang banyak memberikan waktu untuk mendengar curhatan

penulis, memberi arahan, motivasi, dan bimbingan serta membantu

penulis dalam menyusun skripsi, Ibu Dr. Fidrayani, M.Pd.

6. Seluruh dosen dan staf FITK yang telah memberikan banyak pengalaman

dan ilmu yang bermanfaat.

Page 9: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

iv

7. Kepala Sekolah MIN 2 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan

izin penelitian dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian, Ibu Dra. Hj. Jetty Maynur, M. Pd.

8. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MIN 2 Kota Tangerang

Selatan yang telah bersedia untuk menjadi informan wawancara, Ibu Siti

Fakhroh, MA.

9. Guru kelas 2B MIN 2Kota Tangerang Selatan yang telah banyak

membantu dan bersedia menjadi informan selama proses penelitian

berlangsung, Ibu Annisah, S.Pd.

10. Seluruh guru, karyawan, staf Tata Usaha (TU), dan siswa-siswi MIN 2

Kota Tangerang yang telah memberikan kontribusi, motivasi, dan

inspirasi bagi penulis.

11. Orang tua tercinta yang telah mendidik, memberikan ridho, dukungan

serta do‟a hingga kasih sayang yang tulus dan ikhlas kepada penulis,

Bapak Nurdin dan Ibu Asmanih.

12. Kakak, adik, dan sepupu-sepupu yang selalu dirindu, serta keluarga besar

Bapak Anwar (alm) dan Bapak H.Ahmad Nian yang selalu mendo‟akan,

memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

13. Sahabat-sahabatku „LIMA‟: Hafsah, Umi, Elena dan Kiki. Sahabat

debat yang sulit menyatu dalam pikiran namun kita selalu disatukan

dalam do‟a, yang tiada hentinya memberikan dorongan kepada penulis.

14. Sahabat kecilku hingga sampai saat ini „My Gurlz‟: Hani, Jihan dan Ismi

yang selalu mewarnai hari-hari penulis penuh dengan kebahagiaan.

15. Keluarga „GROFENCE‟: 32 in 1, yang telah berjuang bersama pada

masanya, memberikan banyak kenangan yang tak terlupakan.

16. Sahabatku Nurul Fadhilah, yang mengaku „sahabat‟ kalau ada maunya,

teman saman bareng, tempat curhat dikala bingung.

17. Teman-teman seperjuangan PGMI 2014 yang telah memberikan

motivasi, pengalaman, serta bantuan selama menjadi mahasiswa UIN

Jakarta.

Page 10: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

v

18. Keluarga besar Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR) yang telah memberikan

banyak pelajaran, pengalaman yang luar bisa, dan menyemangati penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan

balasan kebaikan, ridho dan kasih sayang yang berlipat ganda kepada semuanya.

Aamiin. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segala sesuatunya.

Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Page 11: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

vi

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................. vi

Daftar Tabel ......................................................................................................... ix

Daftar Gambar .................................................................................................... x

Daftar Lampiran ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 9

A. Sikap Sosial Siswa .................................................................................. 9

1. Definisi Sikap Sosial .......................................................................... 9

2. Karakteristik Perkembangan Sikap Sosial Siswa Sekolah Dasar....... 10

3. Sikap Sosial Siswa ............................................................................. 10

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Sosial Siswa .................... 14

B. Peran Guru .............................................................................................. 18

1. Definisi Peran ..................................................................................... 18

Page 12: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

vii

2. Definisi Guru ...................................................................................... 18

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran............................................. 19

C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa ...................... 26

D. Pembelajaran Tematik ............................................................................ 28

1. Definisi Pembelajaran Tematik .......................................................... 28

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................. 28

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik ......................................... 29

E. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 30

F. Kerangka Berpikir ................................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 34

2. Latar penelitian ................................................................................... 35

B. Metode Penelitian ................................................................................... 37

C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 38

1. Populasi .............................................................................................. 38

2. Sampel ................................................................................................ 38

D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data ....................................... 39

1. Data dan Sumber Data........................................................................ 39

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 40

a. Observasi ......................................................................................... 40

b.Wawancara ....................................................................................... 43

c. Catatan Lapangan ............................................................................ 45

d.Dokumentasi .................................................................................... 46

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................. 46

1. Uji Kredibilitas ................................................................................... 46

2. Pengujian Transferability ................................................................... 47

3. Pengujian Dependability .................................................................... 47

4. Pengujian Konfirmability ................................................................... 48

F. Analisis Data ........................................................................................... 48

Page 13: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 50

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 50

1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang

Selatan ................................................................................................ 50

2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada

pembelajaran tematik ......................................................................... 60

B. Pembahasan............................................................................................. 70

1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang

Selatan ................................................................................................ 70

2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada

pembelajaran tematik ......................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 78

A. Kesimpulan ............................................................................................. 78

B. Implikasi ................................................................................................. 79

C. Saran ....................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN ......................................................................................................... 86

Page 14: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Alokasi waktu penelitian ....................................................................... 34

Tabel 3.2. Peserta didik MIN 2 ............................................................................. 36

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Observasi Siswa ................................................................... 40

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Observasi Guru ..................................................................... 41

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................ 44

Tabel 3.6 Dokumen yang Diperlukan ................................................................... 46

Page 15: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 33

Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan Soal Penilaian Tengah Semester (PTS) ............ 51

Gambar 4.2 Raihan Mengembalikan Rautan Kepada Sabqi ................................. 52

Gambar 4.3 Siswa Sedang Mengembalikan Peralatan Belajar pada Loker .......... 53

Gambar 4.4 Siswa Sedang Merapikan Meja dan Kursi ....................................... 55

Gambar 4.5 Siswa Meminjamkan Alat Kepada Teman ........................................ 57

Gambar 4.6 Siswa Sedang Membantu Teman ...................................................... 58

Gambar 4.7 Siswa Tampil di Depan Kelas Menjelaskan Kepada Teman-

Temannya ...................................................................................... 59

Gambar 4.8 Siswa Mengacungkan Tangan Sebelum Mengemukakan Pendapat . 59

Gambar 4.9 Jadwal Pembelajaran Tertera di Depan Kelas ................................... 62

Gambar 4.10 Guru dan Siswa Sedang Membersihkan Kelas ............................... 63

Gambar 4.11 Terdapat Rak Buku yang Tersusun Dengan Rapi ........................... 63

Gambar 4.12 Media Pembelajaran Untuk Membuat Prakarya ............................. 64

Gambar 4.13 RPP Kelas Diarsipkan dalam 1 Bundel ........................................... 65

Gambar 4.14 Guru Menginformasikan Kepada Siswa Cara Pembuatan Prakarya

Dapat Menggunakan Barang Bekas. ............................................. 66

Gambar 4.15 Guru Melakukan Penilaian Lembar PTS Siswa .............................. 69

Page 16: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................... 87

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian........................................................................... 88

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................. 89

Lampiran 4 Lembar Uji Referensi ........................................................................ 90

Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa ................................................................... 96

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru..................................................................... 99

Lampiran 7 Catatan Lapangan ............................................................................103

Lampiran 8 Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan ..130

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Guru Kelas ...................................................131

Lampiran 10 Pedoman Wawancara Siswa ..........................................................132

Lampiran 11 Tanskrip Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 133

Lampiran 12 Tanskrip Wawancara Guru Kelas ..................................................140

Lampiran 13 Tanskrip WawancaraSiswa............................................................145

Lampiran 14 Jadwal Mata Pelajaran Kelas 2B ...................................................162

Lampiran 15 Foto-Foto Dokumentasi .................................................................163

Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................165

Page 17: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

1

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sebab, pendidikan

merupakan benteng utama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan dapat diselenggarakan pada jalur formal, non-formal,

dan informal. Pendidikan formal diselenggarakan di sekolah dan berjenjang,

mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.

Pendidikan non-formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan sebagai pelengkap pendidikan formal.

Sedangkan pendidikan informal merupakan kegiatan belajar mandiri yang

diselenggarakan di lingkungan dan keluarga.

Pada jalur pendidikan formal terdapat kurikulum yang digunakan

sebagai pedoman pendidikan. Indonesia telah mengalami perubahan

kurikulum, mulai dari kurilukum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994,

1997, 2004, 2006, hingga 2013.

Sejak Tahun 2013 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang

penerapan kurikulum baru kemudian dikenal dengan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 lahir dengan semangat untuk merekonstruksi pendidikan

Indonesia agar mampu menjadi wadah bagi anak-anak Indonesia untuk

mengembangkan segala potensi mereka.1

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

1 Wahyu Widodo, dkk., Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2016), Cet. 1, h. 2.

Page 18: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

2

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.2

Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu dilakukan penilaian agar

diketahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Herlianti mengemukakan bahwa penilaian pada pembelajaran tidak

hanya menilai hasil belajar siswa melainkan juga menilai proses.

Penilaian proses adalah upaya memberikan nilai terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, sedangkan penilaian

hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang

dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar

mengandung kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-

nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.3

Salah satu penilaian hasil belajar siswa yaitu penilaian sikap. Hal ini

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan yang

menyebutkan bahwa penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta

didik.4

Penilaian sikap yang dapat dikembangkan di sekolah salah satunya

adalah penilaian sikap sosial. Sebagaimana dalam pembelajaran kurikulum

2013 perencanaan penilaian sikap sosial dilakukan berdasarkan Kompetensi

Inti 2 (KI-2).

Sikap sosial perlu dikembangkan pada usia anak sekolah dasar (6-12

tahun). Pada usia tersebut merupakan tahap penting dalam pembentukan

karakter anak yang sedang mengalami perkembangan fisik dan motorik,

sosial, kognitif, bahasa, kepribadian, watak, emosional, serta moral.

2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf),

diunduh pada hari Jum‟at, 26 Januari 2018 pukul 06.45 WIB. 3 Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 122.

4 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, (http://bsnp-indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf), diunduh pada hari Jum‟at,

26 Januari 2018 pukul 07.43 WIB.

Page 19: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

3

Berbagai masalah terjadi akibat kurang berkembangnnya sikap sosial

yang baik di kehidupan terutama di sekolah. Seperti kasus beredarnya video

kekerasan sejumlah siswa yang terjadi di sekolah dasar swasta di kota

Bukittinggi Sumatera Barat tahun 2014. Tampak seorang siswi berpakaian

seragam SD dan berjilbab berdiri di pojok ruangan. Sementara beberapa

siswa termasuk siswi lainnya secara bergantian melakukan pemukulan dan

tendangan.5

Menurut KPAI, saat ini kasus bullying menduduki peringkat teratas

pengaduan masyarakat. Dari 2011 hingga agustus 2014, KPAI mencatat 369

pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total

pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus. Bullying yang disebut

KPAI sebagai bentuk kekerasan di sekolah, mengalahkan tawuran pelajar,

diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar.6

Kasus bullying tersebut menggambarkan sikap tanggung jawab siswa

yang tidak baik. Sebagai seorang siswa di sekolah seharusnya dapat

menjalankan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Tanggung jawab siswa

di sekolah yaitu melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan guru

dengan baik bukan membully temannya.

Dalam detiknews yang terbit pada 13 Desember 2017 diberitakan

bahwa terdapat viral video bully siswa sekolah dasar di Sumatera Selatan.

Menurut Kasubbag media dan komunikasi Pemkab OKI, Adiyanti, Kejadian

tersebut terjadi pada 27 November 2017, awalnya hanya main-main. Siswa

kelas V menyuruh siswa kelas I untuk berantem kemudian direkam melalui

handphone. Video diambil di lingkungan sekolah saat jam istirahat.7

Selain itu, ada kasus tawuran pada anak sekolah dasar di Magelang

yang diterbitkan dalam tribunnews pada 18 Februari 2018. Diberitakan bahwa

5 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), David Setyawan (penayang), 2014,

(http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/), diunduh pada hari

Senin, 19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB. 6 Ibid.

7 Raja Adil Siregar, “Viral Video Bully Siswa SD di Sumsel, Ini Penjelasan Disdik”,

detiknews, (https://news.detik.com/berita/d-3768657/viral-video-bully-siswa-sd-di-sumsel-ini-

penjelasan-disdik), diunduh pada hari Senin, 19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB.

Page 20: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

4

siswa dari dua sekolah saling berhadapan dan melakukan perkelahian

berbekal senjata tajam. Saat diamankan, polisi menemukan kayu, gear, dan

senjata lainnya.8

Kasus tersebut menggambarkan sikap ketidakdisiplinan siswa terhadap

aturan sekolah. Padahal secara umum sekolah menghimbau agar siswa

sekolah dasar tidak diperkenankan membawa handphone dan senjata tajam.

Hal tersebut menjadi teguran para guru agar dapat mengembangkan

sikap yang baik bagi peserta didiknya. Guru sebagai sosok yang menjadi

teladan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam

mengembangkan sikap sosial siswa. Sebab, guru adalah orang yang setiap

harinya melakukan interaksi langsung dengan siswa di sekolah dan

memahami bagaimana karakter, perkembangan sikap serta kognitif peserta

didiknya.

Keberadaan guru diyakini mampu memberikan wahana penyegaran

terhadap anak didik yang membutuhkan peningkatan dalam aplikasi

keilmuannya. Begitu vitalnya peran guru dalam dunia pendidikan, sehingga ia

menempati posisi yang amat strategis dalam lingkungan sekolah dan

masyarakat.9

Sesuai dengan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.10

8 Pravitri Retno W, “Bocah SD di Magelang Tawuran Bawa Senjata Tajam, Polisi Kaget

Saat Menggeledah Isi Tas Mereka”, tribunnews, (http://jambi.tribunnews.com/2018/02/18/bocah-

sd-di-magelang-tawuran-bawa-senjata-tajam-polisi-kaget-saat-menggeledah-isi-tas-

mereka?page=3), diunduh pada hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 16.26 WIB. 9 Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016), Cet. 3, h. 115-116. 10

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen,

(luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf), diunduh pada hari Jum‟at, 22 Januari 2018

pukul 21.26 WIB.

Page 21: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

5

Dari permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian untuk

membuktikan peran guru yang bagaimanakah yang dapat mengembangkan

sikap sosial siswa di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan.

Sehubungan dengan hal tersebut MIN 2 Kota Tangerang Selatan

merupakan salah satu madrasah unggulan se-Banten. MIN 2 Kota Tangerang

Selatan dikenal sebagai madrasah dengan segudang prestasi, baik prestasi

akademik maupun non akademik. Hal yang menarik dari MIN 2 Tangsel,

yaitu bahwa madrasah berani memberikan garansi atau jaminan terhadap

lulusannya. Ada sejumlah kualifikasi yang dijamin akan dimiliki siswa-siswa

lulusan MIN 2 Tangsel, yaitu: (1) Memiliki akidah yang kuat. (2) Istiqomah

dalam beribadah. (3) Tartil membaca al-Quran. (4) Hafal Juz amma, beberapa

Al-quran dan Hadits. (5) Berbakti Kepada orang tua dan hormat pada guru.

(6) Sayang dengan teman dan sesama. (7) Disiplin, (8) Peduli, (9)Percaya

diri, (10) Senang membaca, (11) Memiliki life skill.11

Berdasarkan hasil observasi pada bulan Agustus-November 2017

ditemukan bahwa guru-guru di MIN 2 Kota Tangerang Selatan dapat

mencontohkan dengan baik bagaimana seharusnya sikap sosial yang dimiliki

siswanya, dan siswanya pun dapat mengaplikasikan sikap sosial dengan baik.

Beberapa fakta yang ditemukan berdasarkan hasil observasi yaitu: pertama,

MIN 2 Kota Tangerang Selatan memiliki program hidden curriculum yang

dilaksanakan setiap hari Senin-Jum‟at pukul 07.00-07.30 WIB. Kedua, ketika

kegiatan hidden curriculum akan dimulai pukul 07.00 WIB pintu gerbang

sekolah ditutup dan terlihat seorang siswa yang diantar orang tuanya

terlambat datang. Pihak sekolah tidak memperkenankan siswa tersebut untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Ketiga, saat ujian tengah

semester berlangsung penulis mendapat kesempatan untuk mengawasi siswa

di salah satu kelas yaitu kelas 2B, penulis mengamati bahwa tidak ada siswa

yang bekerjasama dengan siswa yang lain. Keempat, MIN 2 Kota Tangerang

Selatan menerapkan kegiatan jum‟at bersih, dan amal setiap hari jumat serta

11

Kementrian Agama, (https://banten2.kemenag.go.id/berita/461483/min-2-kota-tangsel-

madrasah-dengan-segudang-prestasi), diunduh pada hari Jum‟at, 26 Januari 2018 pukul 13.45

WIB.

Page 22: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

6

menerapkan kegiatan sholat berjamaah setiap hari mulai dari kelas 1 hingga

kelas 6. Kelima, dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berupa bantuan dana

untuk para korban bencana seperti kejadian yang menimpa warga Rohingya

dan kejadian banjir di Sukabumi. Keenam, ketika pembelajaran di dalam

kelas berlangsung siswa-siswi MIN 2 Kota Tangerang Selatan khususnya di

kelas 2B belajar dengan tertib, mendengarkan apa yang disampaikan oleh

guru dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Dalam hal ini penelitian difokuskan pada cara yang dilakukan guru

dalam mengembangkan sikap sosial siswa. Berdasarkan permasalahan

tersebut maka menjadi latar belakang untuk dilakukan penelitian dengan

judul: Peran guru dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa pada

Pembelajaran Tematik di Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kasus bullying menggambarkan sikap tanggung jawab siswa yang tidak

baik. Tanggung jawab siswa di sekolah yaitu melaksanakan tugas dan

kewajiban yang diberikan guru dengan baik bukan membully temannya.

2. Ketidakdisiplinan siswa terhadap peraturan sekolah disebabkan karena

kurangnya pengawasan guru dan pihak sekolah yang mengakibatkan sikap

sosial siswa kurang baik.

3. Interaksi secara langsung antara guru dengan siswa dapat mempengaruhi

perkembangan sikap sosial siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, untuk memperoleh fokus penelitian

ini maka dibatasi pada masalah: kurangnya pengawasan guru dan pihak

sekolah yang mengakibatkan sikap sosial siswa yang kurang baik serta

interaksi secara langsung antara guru dengan siswa dapat mempengaruhi

perkembangan sikap sosial siswa.

Page 23: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

7

Dalam penelitian dibatasi penelitian pada:

1. Peran guru yang diterapkan dalam pembelajaran tematik di MIN 2 Kota

Tangerang Selatan.

2. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel di kelas 2B

3. Sikap sosial siswa yang diteliti yaitu jujur, disiplin, peduli, santun, percaya

diri dan bertanggung jawab.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan penelitian tersebut,

maka dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana

peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada pembelajaran

tematik di MIN 2 kota Tangerang Selatan?

Adapun untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data, rumusan

masalah di atas akan dirinci dalam beberapa pertanyaan dasar sebagai berikut:

1. Sikap sosial apa saja yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang

Selatan?

2. Bagaimana peran guru di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan dalam

mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peran guru dalam mengembangkan sikap sosial

siswa pada pembelajaran tematik di MIN 2 Kota Tangerang Selatan.

Adapun tujuan penelitian yang dirinci dalam beberapa pertanyaan dasar

adalah untuk :

1. Mengetahui sikap sosial yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang

Selatan.

2. Mengetahui peran guru di MIN 2 Kota Tangerang Selatan dalam

mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik.

Page 24: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

8

F. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, membuktikan dan menguji teori

peran guru khususnya pada bidang keguruan sehingga dapat memberikan

sumbangan yang berharga pada perkembangan ilmu keguruan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi akademisi, dapat menjadi tambahan referensi guna mempermudah

akademisi atau pihak lain yang akan melakukan penelitian, serta

mengembangkan wacana pendidikan dalam kehidupan nyata.

2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan informasi bahwa

menjadi seorang guru dan pendidik diperlukan banyak cara agar dapat

mengembangkan sikap sosial yang baik.

3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang bermanfaat untuk mengetahui

peran guru dalam mengembangkan sikap sosial ketika terjun ke

lapangan serta sebagai wadah untuk mengembangkan pengetahuan.

4. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan

tentang peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa yang

baik. Lainnya

Page 25: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sikap Sosial Siswa

1. Definisi Sikap Sosial

Menurut Hog dan Vaughan, “Attitude is one of the important and

fundamental concept in the social psychology”1 artinya bahwa Sikap

adalah salah satu konsep penting dan fundamental dalam psikologi sosial.

Wicker mengatakan: “... attitude is equated with the probability of

recurrece of behavior forms of a given type or direction”. Sikap adalah

probabilitas perulangan bentuk perilaku menuju arah tertentu, jadi sikap

merupakan arah bentuk perilaku tertentu. 2

Gagne merumuskan sikap dengan mengatakan: “we define attitude

as an internal state that influences (moderates) the choices of

personal action made by the individual. Attitudes are generally

considered to have affective (emotional) components, cognitive

aspects, and behavioral consequences.” Dalam pandangan Gagne

sikap dimengerti sebagai keadaan batiniah seseorang, yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam melakukan pilihan-pilihan

tindakan personalnya. Sikap sendiri secara umum terkait dengan

ranah kognitif dan ranah afektif serta membawa konsekuensi pada

tingkah laku seseorang.3

Sejalan dengan definisi tersebut, dalam buku Psycological

Problems sikap menurut Narramore dinyatakan sebagai berikut:

“Attitudes: A mental set to respond in a certain manner to an object or

experience”. Dalam definisi ini sikap juga dipandang sebagai penentu

respons terhadap obyek atau pengalaman tertentu.4

1 Azam Farah Bidjari, “Attitude and Social Representation”, Procedia Social and

Behavioral Sciences, h. 1593 , (https://www.sciencedirect.com/science/.../S18770428110213...)

diunduh pada hari Kamis, 25 Januari 2018 pukul 00.36 WIB. 2 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,

2012), Cet. 1, h. 102. 3 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 67. 4 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Loc. Cit.

Page 26: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

10

Sedangkan menurut Gerung dalam Mappiare, sikap secara umun

diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.5

Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah konsep atau bentuk perilaku

yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan tindakan

sebagai respons terhadap suatu hal atau objek.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar

Usia rata-rata anak Indonesia sekolah dasar adalah 6-12 tahun.

Anak usia sekolah dasar berada dalam dua masa perkembangan, yaitu

masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-

12 tahun). Anak-anak usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda

dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang

bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau

melakukan sesuatu secara langsung.6

Siswa kelas 2 merupakan siswa sekolah dasar tingkat rendah,

memiliki kecenderungan untuk menirukan dan memanipulasi dari objek

yang diamati terutama guru kelas yang menjadi salah satu orang yang

dianggap penting. Bahkan, siswa sekolah dasar tingkat rendah lebih

mendengarkan apa yang dikatakan gurunya dibandingkan orangtuanya.

Pada siswa kelas 2 merupakan masa dimana mereka sudah bisa

menyesuaikan diri dengan teman, guru dan lingkungan sekolah, sikapnya

sudah dibentuk sejak pra sekolah, Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD)/Taman Kanak-Kanak (TK), hingga duduk di bangku kelas 1.

3. Sikap Sosial Siswa

Maio dan Haddock mendefinisikan sikap sebagai “evaluasi

menyeluruh terhadap suatu objek berdasarkan informasi kognitif, afektif,

5 Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

h. 170. 6 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), Cet. 2, h. 35.

Page 27: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

11

dan behavioral.”7 Sedangkan menurut Soekanto bersosialisasi adalah

sikap atau perilaku seorang individu dengan individu atau kelompok

yang lain dalam kehidupan sehari-hari.8

Dapat disimpulkan bahwa sikap sosial adalah konsep atau bentuk

perilaku yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan

tindakan sebagai respons terhadap suatu hal atau objek sosial antara

individu terhadap individu atau kelompok dalam kehidupan sehari-hari.

Tiap sikap memiliki 3 kompenen yaitu komponen kognitif, komponen

afektif, dan komponen behavioral.

3 komponen sikap berdasarkan model tripartit sikap:

a. Komponen kognitif

Keyakinan-keyakinan seseorang tentang suatu objek

berdasarkan persepsi-persepsi terhadap fakta. misalnya seorang anak

meyakini bahwa cokelat memiliki nilai gizi yang tinggi.

b. Komponen Afektif

Perasaan-perasaan seseorang terhadap suatu objek bergantung

pada nilai-nilai. Misalnya seorang anak mengaitkan cokelat dengan

perasaan menyenangkan.

c. Komponen behavioral

Perilaku seseorang sebelumnya terhadap suatu objek berakar

dari pengamatan terhadap perilaku dirinya. Misalnya seorang anak

makan cokelat setiap hari selama satu tahun terakhir.9

Penilaian sikap sosial dapat dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran misalnya, saat berdiskusi dalam kelompok dapat dinilai

sikap santun, sikap tanggungjawab, saat presentasi dapat dinilai sikap

percaya diri. Penilaian sikap dapat juga dilakukan di luar kegiatan

pembelajaran, misalnya sikap disiplin dengan mengamati kehadiran

7 Jenny Mercer & Debbie Clayton, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h.

3. 8 Nuraida dan Rihlah Nur Aulia, Pendidikan Karakter untuk Guru, (Jakarta: Aulia

Publishing House, 2010), Cet. 3, h. 91. 9 Jenny Mercer & Debbie Clayton, Op. Cit., h.5.

Page 28: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

12

peserta didik, sikap jujur, santun dan peduli, dapat diamati pada saat

peserta didik bermain bersama teman.10

Jadi, sikap sosial seseorang dapat diperhatikan oleh kelompok

dengan objek sosial tertentu. Aspek yang termasuk dalam aspek sikap

sosial yaitu: jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, percaya diri, dan

peduli.

a. Jujur

Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

b. Disiplin

Disiplin merupkan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

c. Bertanggung Jawab

Bertanggung Jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya

dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

d. Santun

Santun merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata

bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

e. Percaya Diri

Percaya diri merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri

terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.11

f. Peduli

Peduli yaitu memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak

santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain,

mau mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang

10

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD),

2015, h.21. 11

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2012), Cet. 2, h. 33-34.

Page 29: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

13

lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja

sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia

dan makhluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan.12

Menurut Wafiqni dan Latip perkembangan sosial pada anak-anak

sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping

dengan keluarga, anak juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman

sebayanya atau dengan teman sekelasnya, sehingga ruang gerak

hubungan sosialnya telah bertambah luas.13

Pada anak usia MI/SD (6-12 tahun) sedang mengalami

perkembangan sosial dimana sikap sosial yang telah terbentuk

merupakan hasil dari pengalaman sosial awal. Apabila sikap sosial yang

terbentuk sudah baik atau buruk, maka memudahkan atau menyulitkan

perkembangan sosial anak selanjutnya. Sikap-sikap sosial tersebut dapat

dikembangkan siswa di sekolah melalui aktivitas pembelajaran dengan

teman-teman sekelas atau sebayanya.

Adapun Indikator sikap sosial yang dapat dikembangkan terdapat

dalam buku penduan penilaian guru yaitu:

a. Jujur

1) Mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek

2) Mengembalikan barang yang dipinjam

b. Disiplin

1) Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi

2) Mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya

c. Bertanggung Jawab

1) Menyelesaikan tugas yang diberikan

2) Mengakui kesalahan

3) Melaksanakan piket kebersihan

12

Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 51 13

Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD,

(Jakarta: UIN Press, 2015), Cet. 1, h. 142.

Page 30: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

14

d. Santun

1) Menghormati orang lain

2) Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar

e. Peduli

1) Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki

2) Menolong teman yang mengalami kesulitan

f. Percaya Diri

1) Berani tampil di depan kelas

2) Berani mengemukakan pendapat14

Indikator-indikator tersebut merupakan beberapa indikator

ketercapaian sikap sosial. Sikap ini tidak serta merta merupakan bawaan

dari dalam diri siswa, akan tetapi merupakan sesuatu yang dapat

dilatihkan, perlu bimbingan guru untuk mengembangkan sikap sosial

siswa.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Sosial

Siswa

Menurut Yusuf dan Sugandhi ada 2 faktor yang mempengaruhi

perkembangan peserta didik, yaitu:

a. Faktor Genetika (Hereditas)

Hereditas merupakan “totalitas karakteristik individu yang

diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik

maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai

pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen”.

Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam

kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah sebagai sumber

bahan mentah kepribadian seperti fisik, inteligensi dan tempramen;

membatasi perkembangan kepribadian; dan memengaruhi keunikan

kepribadian.

14

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Op.Cit., h. 23-24.

Page 31: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

15

b. Faktor Lingkungan

1) Lingkungan Keluarga

Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi

perkembangan anak adalah keluarga merupakan kelompok sosial

pertama yang menjadi pusat identifikasi anak; keluarga merupakan

lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan

kepada anak; orang tua dan anggota keluarga merupakan

“significant people” bagi perkembangan kepribadian anak;

keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar

insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun

sosiopsikologis, dan anak banyak menghabiskan waktunya di

lingkungan keluarga.

2) Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan/atau

pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu

mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut

aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial, maupun fisik-

motoriknya. Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan

faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam

cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku.

3) Kelompok Teman Sebaya

Melalui kelompok teman sebaya, anak dapat memenuhi

kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial, belajar menyatakan

pendapat dan perasaan, belajar merespons atau menerima pendapat

dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok,

dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.

4) Media Massa

Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik

perhatian warga masyarakat, khususnya anak-anak adalah televisi.

Televisi memiliki pengaruh yang positif dan negatif. Pengaruh

Page 32: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

16

yang negatif ditunjukkan dari hasil penelitian, bahwa anak-anak

yang menonton tayangan kekerasan dalam televisi perilakunya

cenderung agresif. Sementara itu apabila tayangan yang ditonton

anak adalah program yang baik, maka anak cenderung berperilaku

prososial.15

Dalam interaksi sosial, individu bereaksi membentuk pola sikap

tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara

berbagai faktor yang mempengaruhinya yaitu:

a. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Untuk dapat

menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting

yang dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut. Pada masa anak-anak dan

remaja, orang tua biasanya menjadi figur yang paling berarti bagi

anak.

c. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan telah

mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula lah

yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi

anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian

15

Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 21-44.

Page 33: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

17

individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan

dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

d. Media Massa

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media

massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh

informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif

dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu. Pemahaan akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu

yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan

dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Pengaruh Faktor Emosional

Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap

demikian merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu

frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang

lebih persisten dan bertahan lama.16

Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan sikap sosial peserta didik diantara yaitu

faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam yaitu hereditas

yang merupakan warisan orang tua dan faktor emosional, sedangkan

faktor dari luar yaitu faktor lingkungan baik lingkungan keluarga,

sekolah maupun kelompok teman sebaya, selain itu pengaruh orang yang

16

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 30-37.

Page 34: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

18

dianggap penting, media massa, kebudayaan, serta lembaga pendidikan

dan lembaga agama juga dapat mempengaruhinya.

B. Peran Guru

1. Definisi Peran

Arti peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat.17

Menurut Katz dan Khan Peran

adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang

berdasarkan karakter dan kedudukannya.18

Sementara itu, Alvin L.

Bertrand, seperti dikutip oleh Soleman B. Taneko menyebutkan bahwa:

"Yang dimaksud dengan peran adalah pola tingkah laku yang

diharapkan dari seseorang yang memangku status atau kedudukan

tertentu".19

Adapun dapat disimpulkan definisi dari kata peran yaitu tindakan

yang dilakukan seseorang dalam menduduki suatu karakteristik (posisi)

atau kedudukan tertentu dalam masyarakat.

2. Definisi Guru

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.20

Menurut Sudarma

guru adalah aktor utama dan terdepan dalam proses belajar mengajar.

Guru adalah orang yang berperan langsung dalam proses belajar

mengajar.21

17

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI), (https://www.kbbi.web.id/peran),

diunduh pada hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 15.49 WIB. 18

Indonesiastudent, (http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-para-

ahli-dan-jenisnya/), diunduh pada hari Rabu, 21 Februari 2018 pukul 15.36 WIB. 19

Ade Sanjaya, Pengertian Peranan Definisi Menurut Para Ahli,

(http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-peranan-definisi-menurut.html), diunduh pada

hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 15.40 WIB. 20

Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2017), h. 2. 21

Momon Sudarma, Profesi Guru: Dipuji, Dicaci, Dan Dikritis, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013), h. 130.

Page 35: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

19

Sedangkan menurut Purwanto istilah “guru” sekarang sudah

mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat. Semua orang yang

pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada

seseorang atau kelompok orang dapat disebut “guru”, misalnya guru silat,

guru mengetik, guru menjahit, dll.22

Dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang berperan dalam

proses pembelajaran untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta

didik. Guru yang dimaksud adalah guru di sekolah.

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat

penting. Bagaimanapun hebatnya perkembangan teknologi saat ini, peran

guru tetap diperlukan.23

Hamdayama mengemukakan peran guru dalam proses belajar

mengajar yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

demonstrator, manajer/pengelola kelas, mediator, fasilitator, dan

evaluator.24

a. Guru sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau

pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi

pelajaran yang akan diajarkannya, serta senantiasa

mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam

hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat menentukan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa.25

Ada dua konteks guru sebagai demonstrator menurut Dr. Wina

Sanjaya, M. Pd.:

22

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 138. 23

Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan Sukses & Bermartbat, (Surabaya: Jaring pena,

2011), h. 123. 24

Jumanta Hamdayana, Metodologi pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016) Cet 1, h. 9. 25

Ibid., h. 10.

Page 36: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

20

1) Guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji dalam setiap

aspek kehidupan. Apa yang menjadi tingkah laku guru akan

menjadi acuan bagi anak.

2) Guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap

materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap

anak.26

b. Guru sebagai Manajer/pengelola kelas

Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa

secara aktif untuk belajar. Keduanya berjalan seiring,

keberhasilan/kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas

siswa dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa dalam belajar

ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar. Jadi, mengajar

dengan sukses itu tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan

yang bersifat kognitif saja, tetapi didalamnya harus ada perubahan

berpikir, sikap dan kemauan supaya siswa mau terus belajar.27

Sebagai manager guru bertanggung jawab memelihara

lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk

belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual

dan sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya

memungkinkan siswa belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan

bekerja dan belajar secara efektif di kalangan siswa.28

Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah:

1) Memelihara lingkungan fisik kelas

2) Mengarahkan/membimbing proses intelektual dan sosial siswa

di dalam kelas

26

Sulhan, Op. Cit., h.126. 27

Jumanta Hamdayana, Op. Cit., h. 10. 28 Mally Mealiah, “Peran Guru dalam Menyiapkan Kompetensi Kerja Siswa Sesuai

Tuntutan Dunia Kerja di Industri Busana”, Seminar Internasional, h. 174,

(https://media.neliti.com/media/publications/224713-peran-guru-dalam-menyiapkan-kompetensi-

k-55692556.pdf), diunduh pada hari Selasa, 29 Mei 2018 pukul 07.37 WIB.

Page 37: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

21

3) Mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan

efektif.29

c. Guru sebagai Mediator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses

interaksi edukatif. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai

penengah dalam proses belajar anak didik. Dalam diskusi, guru dapat

berperan sebagai penengah, sebagai pengatur lalu lintas jalannya

diskusi. Guru tidak hanya memiliki pengetahuan tentang media

pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan

menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu

guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan

sistematis, baik melalui pre-servise maupun melalui inservice training.

Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan

tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta minat dan

kemampuan siswa.30 Guru sebagai mediator juga diartikan sebagai

penyedia media pembelajaran.31

d. Guru sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas

yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik.32

guru

hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya

berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar

mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun

surat kabar.33

29

Ashliy Dien Bakir, Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas, h. 1,

(https://id.scribd.com/doc/93466360/Peran-Guru-Dalam-Pengelolaan-Kelas), diunduh pada hari

Sabtu, 3 Maret 2018 pukul 09.26 WIB. 30 Mally Mealiah, Loc. Cit. 31

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Ed. Revisi, h. 37-38. 32

Ibid., h. 36. 33

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed. 2, Cet. 5, h. 64.

Page 38: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

22

Menurut Wina Sanjaya, indikator peran guru sebagai fasilitator

yaitu:

1) Guru menyediakan seluruh perangkat pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai (seperti silabus, kurikulum, RPP, bahan

evaluasi, dan penilaian)

2) Guru menyediakan fasilitas pembelajaran berupa metode, media

serta peralatan belajar

3) Guru bertindak sebagai mitra, bukan atasan

4) Guru melaksanakan tugas dan fungsinya yang telah ditentukan

dalam Undang-Undang

5) Guru tidak bertindak sewenang-wenang kepada peserta didik.34

e. Guru sebagai Evaluator

Dalam dunia pendidikan, kita ketahui bahwa setiap jenis

pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama

satu periode pendidikan selalu diadakan evaluasi artinya penilaian

yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pendidik.35

Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta

ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari

penilaian di antaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di

dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian guru dapat

mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa

yang pandai, sedang, kurang atau cukup baik di kelasnya jika

dibandingkan dengan teman-temannya.36

Sehubungan hal tersebut, Hidayat berpendapat peran guru sebagai

demonstrator, komunikator, oganisator, motivator, inspirator, evaluator dan

34

Ria Agustina, Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Proses Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri I Wonosobo Kabupaten Tenggmus, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017, h. 25-26. diunduh pada hari Sabtu, 3 Maret 2018

pukul 13.57 WIB. 35

Rusman, Op.Cit., h.64. 36

Mally Mealiah, Op. Cit., h. 175.

Page 39: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

23

pendidik. Perbedaannya terletak pada peran guru sebagai komunikator,

motivator, inspirator, dan pendidik.

a. Guru sebagai Komunikator

Seorang guru harus siap memberi informasi yang berupa aspek

kognitif, afektif maupun keterampilan. Dalam memberikan informasi,

guru berarti mengomunikasikan ide, gagasan, nasihat, materi

pelajaran, dan sebagainya. Guru juga sebagai narasumber, artinya

guru sebagai tempat bertanya bagi siswa.

b. Guru sebagai Motivator

Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi

tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan suatu perbuatan

untuk mencapai tujuan. Di dalam kelas dapat saja terjadi tidak semua

siswa termotivasi untuk belajar, sebagian cenderung berbuat gaduh,

bermain-main atau mengganggu temannya, mengerjakan tugas dan

bermalas-malasan dan sebagainya.dalam kondisi yang demikian itu,

guru diharapkan dapat membangkitkan gairah belajar siswa sehingga

situasi yang tidak kondusif tersebut tidak berlarut-larut yang akan

merugikan siswa itu sendiri. Cara guru untuk memotivasi siswa dapat

dilakukan hal sebagai berikut:

1) Memberikan pujian dan hadiah

2) Menciptakan persaingan sehat

3) Menjelaskan manfaat pelajaran

4) Menimbulkan rasa ingin tahu

5) Menggunakan ide-ide yang bertentangan dan

6) Memberikan kuis secara mendadak

c. Guru sebagai Inspirator

Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan ilham bagi

kemajuan belajar peserta didik. Guru harus dapat memberikan

petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti

bertolak dari sejumlah teori-teori belajar dan pembelajaran, berangkat

Page 40: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

24

dari pengalaman pun bisa menjadi petunjuk bagaimana cara belajar

yang baik.

d. Guru sebagai Pendidik

Sebagai pendidik ia harus memberi dan menjadi contoh atau teladan,

panutan dan tokoh identifikasi bagi para siswa dan lingkungannya.37

Breen dan Candline mengklasifikasikan peran guru ke dalam

kategori berikut:

a. Guru sebagai manajer dan organisator

Guru harus mengambil tanggung jawab untuk mengorganisir

berbagai jenis kegiatan dan permainan yang sesuai, efektif dan relevan

dengan pengajaran di kelas dan yang paling sesuai dengan kebutuhan

dan harapan siswa. Tujuan utamanya adalah untuk menanggapi

kepentingan dan kemampuan siswa sehingga mereka akan sangat

termotivasi untuk tampil di setiap tahap aktivitas kelas.

b. Guru sebagai fasilitator

1) Fasilitator masa depan

Menurut Voller, seorang fasilitator memberikan dukungan

psiko-sosial dan dukungan teknis. Dukungan psiko-sosial mengacu

pada kemampuan memotivasi peserta didik, serta kemampuan

membesarkan kesadaran peserta didik. Dukungan teknis mengacu

pada membantu pelajar untuk merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran mereka.

2) Guru sebagai fasilitator: seorang pemandu untuk memotivasi dalam

pembelajaran

Sebagai fasilitator, para guru perlu melakukan semua upaya

untuk membantu membuat pembelajaran lebih mudah dan

memotivasi peserta didik untuk bermain sebaik mungkin, termasuk:

membantu peserta didik untuk merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran bahasa mandiri mereka; membantu peserta didik

37

Sholeh Hidayat, Op. Cit., h. 9-12

Page 41: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

25

untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta memotivasi

peserta didik untuk belajar secara aktif dan mandiri.

3) Guru sebagai fasilitator: seorang pemandu untuk mencari sumber

Selama berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas,

guru diharapkan menjadi sumber bahasanya. Jelas bahwa guru

bertanggung jawab untuk memastikan masukan bahasa yang

diperlukan dan untuk menawarkan bantuan kapanpun dibutuhkan.

Selama proses ini, peran pertama guru adalah memotivasi peserta

didik untuk menghasilkan bahasa mereka sendiri dan memberikan

jawaban yang benar kepada siswa sehingga membantu siswa

mengembangkan strategi dan teknik belajar mereka sendiri.

Sebagai panduan untuk sumber daya, guru juga dapat mengenalkan

beberapa materi pembelajaran seperti: majalah dan surat kabar

Inggris, beberapa situs web yang berguna untuk pelajar. Untuk

memotivasi peserta didik, guru harus bisa memilih bahan yang bisa

digunakan untuk membangkitkan minat peserta didik dan

memenuhi tingkat belajar mereka sehingga hal ini memastikan

kepuasan dan kepercayaan diri peserta didik. Ketiga, ketika siswa

mengalami kesulitan dalam belajar, guru harus siap memberikan

informasi.

4) Guru sebagai fasilitator: seorang penilai untuk hasil penelitian

Pada umumnya diyakini bahwa ini adalah bagian utama dari

pekerjaan seorang guru untuk menilai karya siswa. Guru harus

fokus pada kesuksesan atau kemajuan siswa sehingga suasana

belajar yang berorientasi pada kesuksesan dapat diciptakan. Pada

saat bersamaan para siswa akan lebih percaya diri dalam belajar

mandiri.

c. Guru sebagai konselor

Richards dan Rodgers mengemukakan: "Guru sebagai konselor

diharapkan memberi contoh seorang komunikator yang efektif yang

berusaha memaksimalkan interaksi antara niat pembicara dan

Page 42: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

26

interpretasi pendengar, melalui penggunaan parafrase, konfirmasi,

dan umpan balik."38

Dari uraian tersebut, banyak peran guru yang harus dilaksanakan, agar

peran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka guru perlu dibekali ilmu

khusus tentang keguruan dan guru dituntut untuk memahami karakter, sikap

dan latar belakang anak didiknya.

C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Sikap Sosial Siswa

Istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan

terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.39

Menurut

Schneirla, perkembangan merupakan pengertian di mana terdapat struktur

yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu

bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam

bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.40

Dikatakan bahwa pengembangan sikap adalah masalah kesadaran.

Mengembangkan sikap seseorang berarti membangkitkan kesadaran orang

tersebut. Menurut Renes usaha memunculkan suatu kesadaran tidaklah

semudah mengajarkan atau melatih sesuatu, melainkan membutuhkan suatu

penampilan kehati.41

Konsep perkembangan sikap sosial mengacu pada perilaku anak dalam

hubungannya dengan lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berinteraksi

atau untuk menjadi manusia sosial. Interaksi adalah komunikasi dengan

manusia lain, suatu hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yang

mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat

seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati dan empati,

rasa setia kawan dan sebagainya. Melalui proses interaksi sosial tersebutlah

38

Shanghais Yan, “Teacher‟s Roles In Autonomous Learning”, Journal of Sociological

Researc, 2012, Vol. 3, No. 2, h. 560-561, (http://dx.doi.org/10.5296/jsr.v3i2.2860), diunduh pada

hari Senin, 12 Maret 2018 pukul 08.25 WIB. 39

Sunarto dan Hartono, Op.Cit., h. 18. 40

Ibid., h. 38. 41

Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Op.Cit., h. 139-140.

Page 43: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

27

seorang anak akan memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan perilaku-

perilaku penting yang diperlukan dalam partisipasinya di masyarakat kelak.42

Menurut Barlow sebagian besar upaya belajar manusia terjadi melalui

peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (Modeling). Dalam hal ini

siswa dapat mengembangkan sikap sosialnya melalui penyaksian cara orang

atau sekelompok orang mereaksi atau merespon sebuah stimulus tertentu.

Siswa dapat mempelajari respons-respons dengan cara mengamati perilaku

contoh dari orang lain, misalnya guru dan orang tua.43

1. Conditioning

Menurut prinsip kondisioning, prosedur belajar dalam

mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan

prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku lainnya, yakni dengan

reward (ganjaran/memberi hadiah) dan punishment (hukuman/memberi

hukuman).44

2. Imitation

Prosedur lain yang juga penting dan menjadi bagian yang integral

dengan prosedur-prosedur belajar menurut teori social learning, ialah

proses imitasi atau peniruan. Dalam hal ini orang tua dan guru seyogianya

memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang

dijadikan sebagai model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku

sosial dan moral bagi siswa.45

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengembangkan sikap sosial

dapat dilakukan pembiasaan dengan cara reward dan punishment serta

dapat dilakukan melalui peniruan dengan cara mencontohkan sikap guru.

Dalam hal ini guru dituntut untuk mencontohkan sikap yang baik agar

siswanya dapat menirukan sikap melalui pengamatan model gurunya

42

Nasehudin, “Pembentukan Sikap Sosial Melalui Komunikasi dalam Keluarga”, Jurnal

Edueksos, Vol. IV, No. 1, Juni 2015, Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh Nurjati Cirebon, h. 7,

(syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/edueksos/article/view/647), diunduh pada hari Senin, 29

Januari 2018 pukul 07.36 WIB. 43

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 79. 44

Ibid. 45

Ibid.

Page 44: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

28

sendiri. Umpamanya guru datang tepat waktu ke sekolah, tidak pernah

terlambat. Lalu perbuatan tersebut diserap oleh memori siswa kemudian

cepat atau lambat siswa meniru sikap yang dicontohkan oleh modelnya itu.

Selain itu sikap sosial siswa dapat dikembangkan dengan cara guru

memfasilitasi siswa untuk diskusi kelompok dalam pembelajaran.

D. Pembelajaran Tematik

1. Definisi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang didasarkan pada

sebuah tema sentral sebagai pengkait beberapa mata pelajaran yang

diajarkan atau dengan kata lain pembelajaran tematik mengkaitkan

beberapa mata pelajaran dalam satu payung tema.46

Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang

berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dikolaborasikan

dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah.47

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang mengaitkan

beberapa mata pelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi ke

dalam berbagai tema.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Karli dan Yuliaritiningsih pembelajaran tematik

mempunyai ciri:

a. Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat tema dikaji dari beberapa

sudut mata pelajaran sekaligus untuk memahami fenomena dari segala

sisi.

b. Bermakna, keterkaitan antara konsep membuat siswa mampu

menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-

masalah nyata di dalam kehidupannya.

46

Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 6. 47

Abd Kadir dan Hanun Asrohah, Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2015), h. 1.

Page 45: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

29

c. Aktif, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui aktifitas

inkuiri dan discoveri.48

Secara singkat pembelajaran tematik memiliki ciri khas yaitu

holistik, bermakna dan aktif.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik

Untuk dapat menerapkan pembelajaran tematik di jenjang sekolah

dasar, beberapa hal yang perlu diterapkan oleh guru adalah sebagai

berikut:

a. Memilih tema yang dapat disesuaikan

Tema yang akan dipilih terdapat dalam dokumen kurikulum

2013 bagi sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 ini. Guru

dapat melakukan pemilihan tema yang akan dibelajarkan terlebih

dahulu. Sejatinya penetapan tema haruslah disesuaikan dengan kondisi

daerah, sekolah, peserta didik, dan guru di wilayahnya.

b. Melakukan analisis SKL, KI, KD, membuat indikator

Membaca semua SKL, KI dan KD dari semua mata pelajaran,

karena meskipun semua indikator sudah tersedia, guru dapat

menambahkan indikator yang sesuai dengan tema yang sudah

dipilihnya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.

c. Melakukan pemetaan KD, indikator dengan tema

Setelah indikator selesai dibuat, kemudian guru melakukan

pemetaan terhadap kompetensi dasar dan indikator yang berkaitan

dengan tema yang sudah dipilih dan memasukkannya ke dalam format

agar lebih memudahkan dalam penyajian pembelajaran dan pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

d. Membuat jaringan KD

Setelah dilakukan pemetaan KD, Indikator dengan tema dalam

satu tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan

48

Yanti, Herlianti, Op.Cit., h. 7-8.

Page 46: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

30

Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam

format jaringan KD dan Indikator.

e. Menyusun silabus tematik terpadu

Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik

untuk memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk

setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran.49

Guru harus paham dalam menerapkan langkah-langkah yang

dilakukan dalam pembelajaran tematik agar kegiatan belajar mengajar di

sekolah dapat terlaksana dan berjalan dengan baik.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini disebut juga sebagai tinjauan pustaka.

Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan paparan tentang penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan. Dengan tinjauan pustaka ini penelitian

seseorang dapat diketahui keasliannya dengan cara mempertegas perbedaan

dan persamaan di antara masing-masing judul dan masalah yang akan dibahas

oleh penulis.

Sepanjang penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa tulisan yang

berkaitan dengan skripsi yang penulis tulis adalah milik Habel mahasiswa

Universitas Mulawarman dengan variabel X: peran guru kelas, dan variabel

Y: membangun perilaku sosial siswa.50

Penelitian yang dilakukan oleh Habel

berusaha mengetahui cara guru mendidik dan membangun suasana kondusif

serta mengetahui faktor-faktor penghambat guru dalam membangun perilaku

sosial siswa kelas V. Dalam penelitian ini, memiliki kesamaan pada metode

penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan mengetahui cara guru mendidik

dan membangun suasana kondusif serta mengetahui faktor-faktor penghambat

49

Firdaus Muqarrobin, “Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Guru dalam Pembelajaran

Tematik Integratif”, (https://www.eurekapendidikan.com/2015/04/Langkah-langkah-yang-Perlu-

Dilakukan-Guru-dalam-Pembelajaran-Tematik-Integratif.html), diunduh pada hari Rabu, 31

Januari 2018 pukul 03.49 WIB. 50

Habel, “Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar

005 Di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupten Malinau”, eJournal Sosiatri-

Sosiologi, 2015, (ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id/.../JURNAL%20HABEL%20(02-26-15-05-36-

44).pdf), diunduh pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.49 WIB.

Page 47: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

31

guru dalam membangun perilaku sosial siswa. Perbedaannya terletak pada

fokus penelitian Habel pada peran guru kelas dan perilaku sosial sedangkan

penelitian ini berfokus pada peran guru dan sikap sosial. Hasil penelitian

dapat diketahui bahwa Peran Guru Dalam Membangun Perilaku sosial siswa

Kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 di Desa Setarap telah dilaksanakan

dengan baik Serta memberikan manfaat bagi para siswa khususnya kelas V.

Adapun penghambat dalam Peran guru adalah Keterbatasan tenaga pengajar,

kurangnya kerja sama orang tua dan guru dan kurangnya Sarana dan

prasarana yang masih kurang.

Penelitian sejenis yang kedua adalah milik Fika Aprilia, mahasiswi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang dengan variabel X:

strategi guru, dan variabel Y: membentuk sikap sosial siswa.51

Persamaan

penelitian Fika Aprilia dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian

deskriptif kualitatif dan memiliki kesamaan pada variabel Y yaitu sikap sosial

siswa, pendeskripsian peran guru dalam membentuk sikap sosial siswa dan

faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan sikap sosial dengan

latar belakang sekolah yang memiliki sikap sosial siswa yang baik serta

merupakan sekolah unggulan. Perbedaannya terletak pada fokus penelitian

Fika mengenai strategi guru dalam membentuk sikap sosial siswa sedangkan

penelitian ini berfokus pada peran guru dalam mengembangkan sikap sosial

siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru dalam membentuk

sikap sosial siswa kelas I di MIN Malang I adalah dengan kerja kelompok,

keteladanan, pembiasaan, dan pemberian ganjaran. Faktor penghambat

pelaksanaan strategi guru dalam membentuk sikap sosial siswa adalah

lingkungan masyarakat dan teknologi, sedangkan faktor pendukungnya

adalah peran guru yang sangat dominan dalam membentuk sikap sosial.

Penelitian sejenis yang ketiga adalah Siska Difki Rufaida, mahasiswi

Universitas Negeri Yogyakarta dengan variabel X: pendekatan PAKEM pada

51

Fika Aprilia, “Strategi Guru dalam Membentuk Sikap Sosial Siswa Kelas I di MIN

Malang I”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015, (etheses.uin-

malang.ac.id/5374/1/11140009.pdf), diunduh pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.50 WIB.

Page 48: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

32

pembelajaran IPS, dan variabel Y: pengembangan sikap sosial siswa.52

Persamaan penelitian Siska Difki Rufaida dengan penelitian ini terletak pada

variabel Y, yaitu mengembangkan sikap sosial siswa. Perbedaannya terletak

pada metode penelitian. Siska menggunakan metode PTK , menggunakan

pendekatan PAKEM pada pembelajaran IPS untuk mengembangkan sikap

sosial siswa sedangkan penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dan hanya ingin mengetahui peran guru dalam

mengembangkan sikap sosial siswa pada pembelajaran tematik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sikap sosial siswa dapat mengembang setelah

diberi tindakan menggunakan pendekatan PAKEM.

F. Kerangka Berpikir

Pendidikan dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non-formal dan

informal. Pada jalur pendidikan formal terdapat kurikulum yang digunakan

sebagai pedoman pendidikan. Indonesia telah mengalami perubahan

kurikulum, mulai dari kurilukum 1947 hingga kurikulum 2013.

Sejak Tahun 2013 pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013.

Penerapan kurikulum 2013 di sekolah dasar yaitu dilaksanakannya

pembelajaran tematik. Penilaian pada pembelajaran tematik tidak hanya

dilihat dari hasil belajar yang mengandung kompetensi pengetahuan saja

tetapi penilaian mengandung kompetensi keterampilan dan sikap. Pada

penilaian sikap yaitu sikap spiritual dan sikap sosial.

Guru merupakan salah satu faktor dalam mengembangkan sikap sosial

siswa di sekolah karena dalam kegiatan pembelajaran di kelas gurulah yang

lebih memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan para peserta didiknya

dan guru yang mengetahui sejauh mana perkembangan sikap para peserta

52

Siska Difki Rufaida, “Pengembangan Sikap Sosial Siswa menggunakan Pendekatan

PAKEM pada Pembelajaran IPS Kelas V B SD Negeri Mangiran, Kecamatan Srandakan,

Kabupaten Bantul”, Skripsi, FITK Universitas Negeri Yogyakarta, 2013,

(eprints.uny.ac.id/.../SISKA%20DIFKI%20RUFAIDA%2C%20NIM%2009108244052), diunduh

pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.57 WIB.

Page 49: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

33

didiknya. Sikap sosial yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran tematik

yaitu: Jujur, Disiplin, Percaya Diri, Bertanggung Jawab, Santun, dan Peduli.

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pendidikan Formal

Kurikulum 2013

Peran Guru

Penilaian Sikap Siswa

Sikap Spiritual Sikap Sosial

Jujur Disiplin

Percaya Diri Bertanggung Jawab

Santun Peduli

Page 50: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Peran Guru dalam Mengembangkan Sikap

Sosial Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas 2B MIN 2 Kota

Tangerang Selatan” dilaksanakan di MIN 2 Kota Tangerang Selatan.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini terhitung mulai dari bulan Maret

2018 sampai dengan Mei 2018.

Agar penelitian ini sesuai dengan target yang ditetapkan, maka peneliti

membuat jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan

2018

Feb

2018

Mar

2018

Apr

2018

Mei

2018

1.

Penyusunan proposal

dan instrumen

penelitian

2. Diskusi proposal

3. Revisi proposal

4. Memasuki lapangan

5. Pengumpulan data

penelitian

6. Pengolahan data

penelitian

7. Analisis dan

pembahasan data

Page 51: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

35

8. Penyusunan bab IV dan

V

9. Kelengkapan lampiran-

lampiran

2. Latar penelitian

Madrasah btidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota Tanggerang Selatan

dahulu dikenal dengan MIN Cempaka Putih berdiri pada tahun 1974 dan

dinegerikan pada tahun 1993 beralamat di Jalan W.R. Supratman gang

Mahoni no. 58 RT 01 RW 04 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan

Ciputat Tangerang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten 15412.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 371 Tahun 2015 tanggal

18 November 2015, nama MIN Cempaka Putih berubah menjadi MIN 2

Kota Tangerang Selatan.

MIN 2 Kota Tangerang Selatan memiliki luas bangunan seluruhnya

seluas 1.042 m2

. Sekolah ini memliki fasilitas fisik antara lain 12 ruang

kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, perpustakaan,

musholla, ruang komputer, ruang musik, gudang, UKS, dapur, kantin,

lahan parkir, halaman sekolah, kamar mandi siswa dan guru, serta pos

satpam.

a. Nama Pendidik dan Tenaga Kependidikan MIN 2 Kota Tangerang

Selatan:

1) Dra.H.Jetty Maynur,M.Pd

2) Ahmad Saihu, S.Pd.I

3) Sri Sunarsih, S.Pd.I

4) Drs. Muhamad Hasim

5) R. Feti Fathiyati, S.Ag

6) Rumini S.Pd.I

7) Suherti, S.Pd

8) Dra. Anis Suryati

9) Jamilah S.Pd.I

Page 52: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

36

10) Annisah, S.Pd

11) Rika Kusuma, S.Pd.I

12) Budiyarsih, S.Pd

13) Siti Fakhroh, MA

14) Laelatus Sa‟adah, S.Pd

15) Siti Abidah, S.Pd.I

16) Dra. Titin Nasuha

17) Maulana, S.Pd.I

18) Rahmawati, S.Pd.I

19) Sanih Yulianti, S.Pd

20) Muhamad Prastiyo Kurniawan

21) Siti Khodijah

22) Nur Chaerifah, A.Ma

b. Peserta Didik

Tabel 3.2

Peserta Didik MIN 2

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah L P

1. I A 14 18 32

2. I B 15 17 32

5. II A 20 17 37

6. II B 18 20 38

9. III A 17 17 34

10. III B 15 19 34

13. IV A 9 21 30

14. IV B 18 21 39

17. V A 13 20 33

18. V B 18 23 41

21. VI A 12 19 31

22. VI B 16 22 38

Jumlah Keseluruhan 365 439 804

Page 53: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

37

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode

studi kasus. Pendekatan kualitatif yang dimaksud mengacu pada prosedur

penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif atau penggambaran.

Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen

kunci dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi.1

Menurut Sanjaya penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas

sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek

penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari

fenomena tersebut.2

Bogdan dan Biklen mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif

kehadiran peneliti sangat penting. Oleh karena penelitian kualitatif adalah

studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat tergantung pada kedudukan

peneliti.3

Metode penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan

penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi,

suatu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya

untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas.4

Berdasarkan pendapat tersebut, penggunaan metode deskriptif kualitatif

dengan studi kasus sangat tepat dalam penelitian yang dilaksanakan oleh

peneliti, karena sasaran dan kajiannya adalah untuk menggambarkan dan

menjelaskan cara yang dilakukan guru dalam mengembangkan sikap sosial

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),

Cet. 14, h.9. 2 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,

2013), Ed. 1, h. 47. 3 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), Cet. 15, h. 24. 4 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradima Baru, (Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 152.

Page 54: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

38

siswa pada pembelajaran tematik kelas 2B di MIN 2 kota Tangerang Selatan

dengan landasan teori sebagai acuan ketika peneliti akan menggali suatu hal

yang berkaitan dengan subjek. Diharapkan dengan landasan teori pada bab

sebelumnya menjadi dasar setiap langkah yang peneliti lakukan. Baik ketika

menyusun pedoman wawancara, ketika melakukan wawancara, maupun

ketika menggali data dari sumber lain yang terkait

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Margono populasi adalah seluruh data yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.

Populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.5

Sedangkan menurut Nawawi populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.6

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah wakil kepala

sekolah, guru, siswa MIN 2 Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Menurut Margono sampel adalah sebagai bagian dari populasi.7

Sampel yang akan peneliti gunakan adalah wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan, guru kelas 2B, siswa kelas 2B. Alasan peneliti memilih kelas

2B sebagai sampel karena kelas ini merupakan kelas 2 unggulan

berdasarkan peringkat siswa teratas, dari peringkat 1 sampai dengan

peringkat 38.

Sanjaya menyatakan bahwa teknik atau cara untuk mengambil

bagian dari populasi itu dinamakan teknik sampling.8 Adapun teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive

5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 8, h.

118. 6 Ibid.

7 Ibid., h. 121.

8 Sanjaya, Op.Cit., h. 228.

Page 55: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

39

sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan atau terlibat dalam masalah tersebut.9 Dalam penelitian ini

digunakan teknik purposive sampling karena pengambilan sumber data

dari wakil kepala sekolah yang mengetahui keadaan para guru dan

siswanya di sekolah, serta guru kelas yang mengetahui keadaan siswa-

siswinya di kelas, sebab guru kelas sering berinteraksi langsung dengan

siswa-siswinya tersebut.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Data dan Sumber Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk

menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan

penelitian. Data dalam penelitian menunjuk pada ukuran atau observasi

aktual tentang hasil dari suatu investigasi survei.10

Dalam penelitian ini

data yang akan dicari adalah peran guru dalam mengembangkan sikap

sosial siswa pada pembelajaran tematik.

Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer yaitu data dari penelitian yang didapat dari sumber asli

(tidak melalui perantara). Data primer di dapat melalui metode

wawancara dan pengamatan langsung (observasi). Data primer ini

diperoleh dari narasumber yaitu guru kelas 2B dan siswa kelas 2B

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung, tapi melalui perantara pihak lain atau melalui dokumen. Data

9 Sugiyono, Op.Cit., h. 218-219.

10 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, (Bandung: Refika Aditama, 2015),

Ed. Rev, Cet. 4, h. 420.

Page 56: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

40

sekunder penelitian ini diperoleh dari wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan dan berbagai sumber bahan bacaan atau buku.

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi

Menurut Sanjaya observasi adalah teknik pengumpulan data

dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal

yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi.11

Peneliti melakukan

observasi untuk melihat kejadian yang ada di lapangan dan

mendapatkan data dari informan. Observasi yang dilakukan peneliti

yaitu observasi partisipatif pasif, yaitu observasi yang dimana peneliti

datang ke tempat yang diobservasi namun tidak ikut terlibat dalam

kegiatan yang dilakukan oleh obervant.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Observasi Siswa

No. Kegiatan Dimensi Indikator

1.

Mengamati

sikap sosial

siswa pada

pembelajaran

tematik

Jujur

1. Mengerjakan soal

penilaian tanpa

mencontek

2. Mengembalikan barang

yang dipinjam

Disiplin

1. Memakai pakaian

seragam lengkap dan rapi

2. Mengambil dan

mengembalikan peralatan

belajar pada tempatnya

Bertanggung

Jawab

1. Menyelesaikan tugas yang

diberikan

2. Mengakui Kesalahan

3. Melaksanakan piket

11

Sanjaya, Op.Cit., h. 270.

Page 57: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

41

kebersihan

Santun

1. Menghormati orang lain

2. Berbicara atau bertutur

kata halus tidak kasar

Peduli

1. Meminjamkan alat kepada

teman yang tidak

membawa/memiliki

2. Menolong teman yang

mengalami kesulitan

Percaya Diri

1. Berani tampil di depan

kelas

2. Berani mengemukakan

pendapat

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Guru

No. Kegiatan Dimensi Indikator

2.

Mengamati peran

guru dalam

mengembangkan

sikap sosial siswa

pada

pembelajaran

tematik

Peran guru

sebagai

demonstrator

1. Guru menunjukkan cara

agar setiap materi

pelajaran bisa lebih

dipahami dan dihayati

oleh setiap siswa

2. Guru menunjukkan sikap

terpuji dalam kehidupan

Peran guru

sebagai

pengelola

kelas

1. Guru mampu memimpin

kegiatan pembelajaran

yang efisien dan efektif

2. Guru memelihara

lingkungan fisik kelas

Peran guru 1. Guru menyediakan media

Page 58: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

42

sebagai

mediator

pembelajaran

Peran guru

sebagai

fasilitator

1. Guru menyediakan

seluruh perangkat

pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai

(seperti silabus,

kurikulum, RPP, bahan

evaluasi, dan penilaian)

2. Guru tidak bertindak

sewenang-wenang kepada

peserta didik

Peran guru

sebagai

komunikator

1. Guru menyampaikan

materi pelajaran dengan

jelas

2. Guru memberikan

informasi penting

Peran guru

sebagai

motivator

1. Guru memotivasi siswa

dengan cara memberikan

pujian atau hadiah

Peran guru

sebagai

inspirator

1. Guru memberikan

inspirasi kepada peserta

didik

Peran guru

sebagai

pendidik

1. Guru menjadi contoh atau

teladan yang baik

2. Guru memberikan nasihat

yang baik

Peran guru

sebagai

evaluator

1. Guru melakukan penilaian

baik berupa tes maupun

non tes

Page 59: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

43

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak

langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian

wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara

langsung antara pewawanara dengan orang yang diwawancara tanpa

melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya

pewawancara menanyakan sesuatu kepada responden melalui perantara,

seperti angket.12

Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian kualitatif ini

adalah wawancara secara tatap muka, antara pewawancara dengan

informan. Dalam wawancara mendalam ini digunakan pula pedoman

wawancara, handphone untuk merekam suara, alat tulis dan kamera.

Dalam melakukan wawancara peneliti harus mengetahui etika dalam

penelitian kualitatif.

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi

baik tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu

hal kepada peneliti atau pewawancara secara mendalam.

Tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-

terstruktur, wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan terbuka, namun

ada batasan tema dan alur pembicaraan.

Wawancara dilakukan dengan wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan dan guru kelas 2B serta beberapa siswa kelas 2B yang

diambil secara random. Untuk wawancara sumber dan data yang

dikumpulkan dapat dijabarkan melalui tabel berikut.

12

Zainal Arifin, Op. Cit. h. 233.

Page 60: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

44

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Wawancara

No Indikator Sumber

Data

Pertanyaan

1.

Sikap sosial siswa

MIN 2 Kota

Tangerang Selatan

Wakil Kepala

Sekolah

Bidang

Kesiswaan,

Guru Kelas

1. Pengertian sikap

sosial

2. Sikap sosial siswa

MIN 2 Kota

Tangerang Selatan

3. Sikap sosial yang

dikembangkan di

MIN 2 Kota

Tangerang Selatan

4. Pentingnya sikap

sosial tersebut

dikembangkan

5. Upaya yang

dilakukan dalam

mengembangkan

sikap sosial siswa

6. Faktor pendudukung

dan penghambat

dalam

mengembangkan

sikap sosial siswa

Siswa

1. Sikap jujur

2. Sikap disiplin

3. Sikap bertanggung

jawab

4. Sikap santun

Page 61: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

45

5. Sikap peduli

6. Sikap percaya diri

2. Peran guru dalam

pembelajaran

Guru kelas

1. Peran guru sebagai

manajer dan

organisator

2. Peran guru sebagai

fasilitator

3. Peran guru sebagai

konselor

4. Peran guru sebagai

demonstrator

5. Peran guru sebagai

mediator

6. Peran guru sebagai

komunikator

7. Peran guru sebagai

motivator

8. Peran guru sebagai

inspirator

9. Peran guru sebagai

pendidik

10. Peran guru sebagai

evaluator

Wakil Kepala

Sekolah

Bidang

Kesiswaan

1. Pengimplementasian

peran guru dalam

mengembangkan

sikap sosial siswa

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diperlukan dalam penelitian kualitatif untuk

menggambarkan hasil penelitian. Isi catatan lapangan merupakan

Page 62: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

46

bagian deskriptif, terdiri dari gambaran diri atau gambaan kondisi

subjek, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catata tentang peristiwa

khusus, gambaran kegiatan, perilaku pengamat.13

d. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan

data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.14

Hasil penelitian dari

observasi, wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila

didukung oleh dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah profil sekolah (MIN 2 Kota Tangerang Selatan)

berupa sejarah berdirinya MIN 2 Kota Tangerang Selatan, RPP serta

foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

Berikut ini adalah tabel studi dokumen yang diperlukan dalam

penelitian ini :

Tabel 3.6

Dokumen yang diperlukan

No. Dokumen yang Diperlukan Sumber Data

1. Profil Sekolah Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan

2. RPP Guru tematik kelas 2B

3. Jadwal Pelajaran Guru tematik kelas 2B

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan

teknik-teknik berikut:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjang pengamatan,

13

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,

2011), h. 85 14

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, h. 69.

Page 63: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

47

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.15

Ada tiga macam triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi

teknik atau metode, dan triangulasi waktu.

a. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.16

b. Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi.17

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Dalam rangka

pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu

atau situasi yang berbeda.18

2. Pengujian Transferability

Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif

sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut,

maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang

rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.19

3. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kualitatif uji dependability dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Jika peneliti tidak

mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”,

maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan.20

15

Sugiyono, h. 270. 16

Ibid., h. 274 17

Ibid. 18

Ibid. 19

Ibid., h. 276 20

Ibid., h. 277

Page 64: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

48

4. Pengujian Konfirmability

Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang dilakukan.21

Peneliti akan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, kemudian membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

dokumen yang berkaitan. Sebagai proses dalam menguji keabsahan data,

peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk mengungkap

pendapat dan jawaban secara mendalam terkait peran guru dalam

mengembangkan sikap sosial siswa. Proses wawancara yang dilakukan secara

santai agar responden tidak merasa canggung dan sulit dalam memberi

jawaban.

F. Analisis Data

Analisis data berlangsung dari mulai merumuskan masalah,

menjelaskan masalah, kemudian sebelum dan selama terjun di lapangan,

sampai penulisan hasil penelitian.22

Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, display data, dan

kesimpulan atau verifikasi. Mereduksi data adalah merangkum dan memilih

data-data yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting serta

membuang hal-hal yang tidak perlu dari pengumpulan data. Display data

dalam kualitatif berupa penjelasan dalam kalimat atau bagan. Dengan

menggunakan display data akan memudahkan peneliti untuk merencanakan

aktivitas selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan analisis model Miles and Huberman (1984), yakni bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

21

Ibid. 22

Ibid, hal. 336

Page 65: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

49

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah

jenuh. Terdapat tiga langkah dalam teknis analisis data, yaitu :

1. Reduksi data, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.

2. Display data Display (penyajian data), dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

Dengan penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa yang

terjadi merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

3. Kesimpulan dan Verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan yang

kredibel.23

Secara singkatnya, dalam penelitian ini peneliti akan melewati tahap

analisis sebagai berikut: pertama, peneliti akan melakukan pengumpulan data

berupa wawancara secara mendalam kepada narasumber. Kedua, peneliti

akan mentranskip terlebih dahulu hasil wawancara yang diperoleh. Ketiga,

peneliti akan mereduksi data dengan cara memilah-milah atau

mengkategorikan dari hasil wawancara yang diperoleh yang menurut peneliti

penting dan sesuai dengan tema yang peneliti angkat. Keempat, peneliti akan

menjelaskan hasil data yang telah direduksi dalam bentuk narasi. Selanjutnya

tahap terakhir, kelima, menarik kesimpulan dari jawaban narasumber/data

yang diperoleh peneliti untuk dilihat dominan yang muncul pada data tersebut

terkait dengan tema yang diangkat oleh peneliti.

23

Sugiyono, Op.Cit., h. 245-252.

Page 66: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang

Selatan

Sikap sosial kelas 2B di MIN 2 Kota Tangerang Selatan sudah

dikembangkan oleh guru kepada siswa pada pembelajaran tematik. Seperti

yang dilakukan oleh Ibu Annisah, S.Pd yang disapa Bu Nisa selaku guru

tematik sekaligus guru kelas 2B, beliau menilai sikap sosial siswa ketika

kegiatan pembelajaran kemudian nilainya dihitung atau direkap biasanya

kalau tidak diraport PTS, PAS ganjil atau genap.1

Bu Nisa mengatakan terkait sikap sosial yang dikembangkan di kelas

2B seperti ini:

“Yang pertama adalah kejujuran, terus percaya diri, terus tanggung

jawab. Itu yang utama. Sebenarnya tidak itu saja dan tidak harus tiga

itu. Boleh dan bisa yang lain juga. Cuma kalo saya yang lebih

diutamakan yang tiga tersebut. Justru kalau mata pelajaran PKn

semua sikap sosial dilibatkan. Sekarang ini di kurikulum 2013 selain

PKn dan agama, tematik dan mapel lain tidak diwajibkan. Tetapi

guru harus menggunakannya.”2

Dari hasil observasi dan wawancara sikap sosial yang dikembangkan

pada pembelajaran tematik sebagai berikut:

a. Jujur

Peneliti mewawancarai Ibu Siti Fakhroh, MA selaku wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan terkait sikap sosial yang dikembangkan di MIN

2 Kota Tangerang Selatan, beliau mengatakan bahwa:

“E... kalo MIN itu kan tingkat sekolah dasar ya, jadi sikap sosial

yang dikembangkan itu merupakan karakter-karakter dasar yang

nanti mereka akan berlanjut untuk tingkat selanjutnya. Yang

selama ini diajarkan di MIN ya secara sederhana contoh

minimalnya itu sikap kejujuran ketika dia menghadapi berbagai

masalah-masalah di kelas maupun di luar kelasnya. E... kemudian

ketika menghadapi ulangan itu kejujuran yang bakal nantinya itu

1 Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

2 Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 67: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

51

akan menjadi sebuah karakter dia ketika dimanapun dia eee

jenjang manapun dia akan menjadi jujur dalam menghadapi

sesuatu, dalam menghadapi berbagai masalah.”3

Dari hasil observasi, peneliti menemukan tidak ada siswa yang

mencontek ketika mengerjakan soal penilaian (worksheet) dan ulangan

harian. Untuk memperkuat pernyataan ini peneliti juga mengobservasi

siswa secara langsung ketika melakukan Penilaian Tengah Semester

(PTS) pada 14-20 Maret 2018 ditemukan bahwa siswa mengerjakan

soal PTS dengan kemampuan sendiri, tidak melihat ke kanan atau kiri

temannya.4

Gambar 4.1 Siswa mengerjakan soal Penilaian Tengah Semester (PTS)

Peneliti juga mencari tahu lebih dalam dengan mewawancarai

beberapa siswa kelas 2B seperti berikut:

Peneliti : “Apakah kamu pernah melihat jawaban teman ketika

sedang mengerjakan soal penilaian harian seperti

worksheet?”

MRP : “Kayaknya pernah deh... Lupa.”

MRN : “Hmmm... Pernah satu kali. Eh gatau deh... Lupa. Aku

lupa.”

KRJ : “Engga.”

ZAR : “Pernah.”

AHR : “Gak pernah.”

Peneliti : “Kenapa?”

MRP : “Waktu itu waktu masih awal-awal di kelas ini.”

MRN : “Akuh... Keliat. Keliat. Misalnya aku lagi ngerjain, aku

lagi nengok-nengok, tiba-tiba keliat ada yang buka gitu.”

KRJ : “Em... ga kenapa-napa.”

ZAR : “Apa ya? Gatau jawabannya.”

3 Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.

4 Observasi Kelas 2B, Ciputat, 14-20 Maret 2018.

Page 68: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

52

AHR : “Soalnya.. kalo itu kan takutnya nyontek... kan nyontek

gabaik....”5

Dari hasil wawancara dengan siswa ternyata tidak sesuai dengan

hasil observasi peneliti. Masih ada siswa yang mencontek ketika

mengerjakan soal penilaian. Hal tersebut terjadi karena

ketidaksengajaan dan adaptasi permulaan siswa di kelas 2B.

Peneliti juga menemukan siswa yang meminjam barang, baik

milik temannya dan milik kelas atau sekolah, ketika pembelajaran di

dalam kelas dapat dikembalikan dengan baik.6 Apabila ditemukan

barang yang bukan milik pribadi siswa, siswa tidak mengambilnya dan

memberitahu guru kemudian memberikan barang tersebut kepada

guru.7

Gambar 4.2 Raihan mengembalikan rautan kepada Sabqi

b. Disiplin

Setiap hari siswa memakai seragam sekolah yang berbeda.

Terlihat masih ada siswa yang belum memakai atribut seragam yang

lengkap dan kurang rapi. Seperti pada hari Rabu dengan seragam

pramuka beberapa siswa tidak memakai atribut seperti kacu, sebenarnya

siswa tersebut membawanya namun tidak dipakai ketika pembelajaran

tematik.8

Berdasarkan hasil observasi sikap disiplin yang dikembangkan di

kelas 2B juga terlihat pada kegiatan siswa merapikan peralatan belajar

5 Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

6 Observasi Kelas 2B, Ciputat, 9 Maret 2018.

7 Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 Maret 2018.

8 Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 & 28 Maret, 4 April 2018.

Page 69: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

53

pada loker yang telah disediakan di ruang kelas. Setiap siswa memiliki

satu buah loker yang tertata rapi dan diberi nama oleh guru.

Peneliti mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa sebagai

berikut:

Peneliti : “Apakah kamu selalu mengambil dan mengembalikan

peralatan belajar pada tempatnya di sekolah?”

MRP : (Mengangguk).

KRJ : “Iya di meja belajar.”

MRN : “Dikembaliin laah.”

GAD : “Dikembaliin.”

ZAR : “Dikembaliin.”

AHR : “Iya.”9

Gambar 4.3 Siswa sedang mengembalikan peralatan belajar pada loker

Berdasarkan RPP yang telah dibuat, pada setiap kegiatan

pembukaan pembelajaran guru selalu mengingatkan siswa untuk

mengutamakan sikap disiplin.

c. Tanggung Jawab

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa seluruh siswa dapat

menyelesaikan tugas sekolah ataupun tugas rumah dengan baik.

Peneliti mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa sebagai

berikut:

Peneliti : “Apakah kamu selalu menyelesaikan tugas yang

diberikan guru”?

MRP : (Mengangguk).

KRJ : “Iya, selalu.”

GAD : “Yaa lah.... Aku kadang kelewatan. Kecepetan

ngerjainnya.”

MRN : “Kecepetan ngerjainnya karena banyak worksheet.”

9 Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 70: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

54

ZAR : “Iya. Kadang”

AHR : “Iya.”10

Selama peneliti berada di lapangan ditemukan hanya 1 kali dari

beberapa siswa belum menyelesaikan tugasnya tepat waktu dikarenakan

waktu pembelajaran telah selesai. Kemudian guru meminta siswa

untuk menyelesaikan setelah pulang sekolah atau jika ada waktu luang

pada hari itu.11

Peneliti juga menemukan sikap tanggung jawab yang

dikembangkan terlihat ketika sedang melangsungkan PTS terdapat

siswa yang melakukan kesalahan kemudian siswa tersebut mengatakan

kepada Bu Nisa kesalahan yang dilakukannya.12

Lebih lanjut peneliti

mewawancarai beberapa siswa ternyata siswa yang bernama ZAR

pernah melakukan kesalahan yaitu membaca buku komik ketika

pembelajaran tematik berlangsung, siswa yang lainnya yaitu AHR

mengaku bahwa dirinya pernah membaca buku lain ketika

pembelajaran tematik kemudian ia meminta maaf kepada guru.13

Sikap tanggung jawab juga dikembangkan melalui pelaksanaan

piket kebersihan. Peneliti melihat terdapat jadwal piket siswa di depan

kelas. Piket dapat dilaksanakan siswa dari awal masuk kelas hingga

selesai pembelajaran. Hal ini juga terlihat pada pembelajaran tematik

membuat prakarya, sisa-sisa barang yang tidak digunakan (sampah)

dibuang oleh siswa ke tempat sampah.14

Pada saat istirahat jika terlihat tempat sampah kecil yang berada

di dalam kelas sudah penuh, siswa membuangnya ke tempat sampah

yang lebih besar berada di luar kelas. setiap pulang sekolah siswa

merapikan kursi dan meja secara bersama-sama. Piket kebersihan kelas

juga dilaksanakan siswa bersama-sama setiap hari Jum‟at dengan

10

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 11

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 Maret 2018. 12

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 15 Maret 2018. 13

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 14

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 27 Maret 2018.

Page 71: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

55

membersihkan dan merapikan fasilitas di kelas sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai.

Namun ada siswa yang jarang melaksanakan piket, ada juga yang

tidak melaksanakan piket kebersihan karena merasa jijik dengan

sampah.15

Gambar 4.4 Siswa sedang merapikan meja dan kursi

d. Santun

Berdasarkan penemuan peneliti di lapangan siswa dapat

mendengarkan dan menyimak guru atau teman yang sedang berbicara

di depan kelas, kemudian menanggapi. Terdapat beberapa kali guru

menegur siswa yang kurang memperhatikan guru atau teman yang

sedang berbicara di depan kemudian siswa tersebut diam dan tidak

membantah guru.

Peneliti juga mewawancarai siswa terkait cara siswa menghormati

orang lain yaitu mendengarkan guru atau teman yang sedang berbicara

atau sedang menjelaskan di depan kelas dengan alasan agar mengerti,

agar pintar dan dapat mengerjakan soal-soal.16

Temuan lain penelitian di lapangan dari sikap santun yang

dikembangkan terlihat pada perkataan yang diucapkan siswa

menggunakan bahasa yang baik dan tidak kasar kepada guru ataupun

temannya. Hanya ada beberapa siswa yang berbicara dengan bahasa

yang sedikit kasar ketika berbicara dengan teman tertentu. Untuk

memperkuat pernyataan terebut, peneliti juga bertanya kepada siswa.

15

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 16

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 72: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

56

Peneliti : “Apakah kamu berbicara dengan baik kepada guru?”

MRP : (Mengangguk).

KRJ : “Iya.”

GAD : “Iya.”

ZAR : “Baik.”

AHR : “Iyah.”

Peneliti : “Kenapa?”

MRP : “Emm... Berbicara baik. Itu karena akhlak terpuji.”

KRJ : “Karena harus menghormati yang lebih tua.”

GAD : “Entar dimarahin.”

ZAR : “Soalnya.... Guru harus disopani. Karena guru adalah

sama saja dengan orang tua kita.”

AHR : “Emm... yaah... karena kita emang harus selalu sopan

kepada orang lain.”

Peneliti : “Apakah kamu berbicara dengan baik kepada teman?”

MRP : “Suka.”

KRJ : “Baik.”

GAD : “Iya kadang-kadang.”

MRN : “Sering. Ehh kadang-kadang. Kadang kadang.”

ZAR : “Kasar sedikit, soalnya agak itu juga agak susah

diatur.”

AHR : “Baik.”

Peneliti : “Kenapa?”

MRP : “Emm... Karena sesama teman.”

KRJ : “Karena harus menghormati sesama.”

GAD : “Karena tidak mau dosa.”

MRN : “Aku bilangnya baik, tapi temen-temennya, niih.”

AHR : “Emm... yaah... karena kita emang harus selalu sopan

kepada orang lain.”17

Dapat disimpulkan, mayoritas siswa dapat berbicara dengan baik

terhadap guru dan teman. Namun ada beberapa siswa yang berbicara

kurang baik kepada teman dengan alasan karena temannya yang susah

diatur. Pada dasarnya mereka tahu bagaimana cara bersikap sopan

terhadap orang lain.

e. Peduli

Selanjutnya Bu Fakhroh mengatakan sikap sosial lain yang

dikembangkan di MIN 2, sebagai berikut:

17

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 73: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

57

“Kemudian e... peduli sosial dimana kalau disini itu diajarkan

anak untuk peduli sosial itu contoh pengimplementasinnya itu

ketika hari Jum‟at itu ada inas, dimana inas itu mereka dapat, em

dimana anak itu dapat dengan inas itu di apah, digerakan rasa

kepeduliannya terhadap orang lain ketika temannya sakit atau

ketika ada sekolah-sekolah lain yang membutuhkan bantuan, atau

ada musibah di luar-luar sekolah MIN itu menggunakan uang inas

itu. Jadi anak-anak em... di apah namanya diajarkan dari sekarang

peduli sosial itu sehingga nanti ketika dia dewasa atau ketika

nanti dia berhadapan dengan lingkungan sosial di luar sekolah

peduli sosial itu reflek ada pada diri dia jadi ga mesti harus

disuruh-suruh lagi, ga mesti harus diajarin lagi oleh orang tuanya

karena sudah terbiasa di sekolah. Kemudian budaya, em...

termasuk yang peduli sosial tadi, budaya ngantri, peduli pada

orang lain ketika ngantri ketika saat wudhu, ketika salim tangan

diawal pagi hari itu kan, kemudian kepekaan terhadap orang

lain.”18

Dari hasil penemuan penelitian siswa dapat meminjamkan atau

memberikan alat kepada temannya tanpa paksaan. Siswa mau

meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki

apabila teman tersebut bilang dan barang tersebut bisa digunakan

bersama-sama, alasan lain agar temannya bisa belajar atau menulis.19

Gambar 4.5 Siswa meminjamkan alat kepada teman

Selain itu, terlihat di lapangan ketika ada siswa yang kesulitan

dalam belajar siswa yang lain membantunya.20

Siswa mau membantu

temannya yang kesulitan memahami pelajaran agar temannya lebih

paham, ada siswa yang mau membantu temannya jika temannya mau

18

Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018. 19

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 20

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 19 & 26 Maret 2018.

Page 74: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

58

dibantu, ada juga siswa yang memilih untuk berdiam dan membiarkan

temannya yang belum paham pelajaran bertanya pada guru.21

Gambar 4.6 Siswa sedang membantu teman

f. Percaya Diri

Sikap percaya diri juga merupakan sikap yang dikembangkan di

MIN 2 Kota Tangerang Selatan. Seperti penuturan Bu Fakhroh pada

wawancara berikut:

“Kemudian percaya diri, percaya diri itu kan em apa namanya

sebuah e disitu termasuk life skill dia yang nanti ketika

menghadapi suatu permasalahan dia tidak perlu panik, tidak perlu

e... dia merasa eee menghadapi jalan buntu akan tetapi dia selalu

percaya diri untuk membuat suatu keputusan sebagai suatu solusi

ketika dia menghadapi suatu masalah, nanti kedepannya. Ya

masalah-masalahnya dari yang sederhana mungkin kalau yang

sekarang dan nanti mungkin di jenjang-jenjang berikutnya akan

berlanjut. Pasti juga akan diajarkan masalah percaya diri, Cuma

tingkatannya akan berbeda dan masalahnya pun akan lebih

komplek. Cara pemecahan masalahnya pun akan berbeda. Akan

tetapi dasar-dasar percaya diri itu diajarkan disini.”22

Dari hasil temuan penelitian, percaya diri dikembangkan ketika

pembelajaan yaitu siswa yang berani tampil di depan kelas untuk

menjelaskan dan mengemukakan pendapat. Ada siswa yang memiliki

alasan agar mendapat nilai, agar lebih berani dan percaya diri, ada yang

beralasan supaya temannya tahu jawaban dia.23

Namun terdapat beberapa siswa yang belum berani tampil di

depan kelas, guru selalu memberinya dorongan agar siswa tersebut mau

21

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 22

Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018. 23

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 75: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

59

maju, guru menunggu sampai siswa tersebut benar-benar berani tampil

di depan kelas.24

Gambar 4.7 Siswa tampil di depan kelas menjelaskan kepada teman-temannya

Peneliti juga menemukan siswa berlomba-lomba mengacungkan

tangan terlebih dahulu untuk dapat menjawab dan mengemukakan

pendapatnya dari pertanyaan guru.25

Gambar 4.8 Siswa mengacungkan tangan sebelum mengemukakan pendapat

Bu Fakhroh mengatakan bahwa sikap toleransi dalam hal belajar

maupun pergaulan juga merupakan sikap sosial yang dikembangkan di

MIN 2 Kota Tangerang Selatan. Sikap toleransi yang dikembangkan yaitu

siswa tidak memilih-milih mana teman yang miskin atau yang kaya, mana

teman yang pintar atau yang tidak pintar. Mereka diajarkan untuk tidak

24

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 21 Maret 2018. 25

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 26 Maret 2018.

Page 76: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

60

melihat ras-ras atau golongan tertentu.26

Selanjutnya Bu Fakroh juga

mengatakan bahwa:

“Sebenarnya masih banyak lagi biasanya di setiap kelas itu punya e...

walaupun secara di sekolah itu ada sikap sosial standar yang

diajarkan akan tetapi disetiap kelas itu ada tambahan-tambahannya.

Biasanya tambahan-tambahan sikap sosial yang dikembangkan di

kelas itu adalagi, tapi secara umum itu yang diajarkan.”27

2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada

pembelajaran tematik

Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkrip

wawancara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau

narasumber terkait peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa

dalam pembelajaran tematik.

Dalam kaitannya dengan cara mengembangkan sikap sosial, Bu Nisa

selaku guru tematik kelas 2B memaparkan sebagai berikut:

“Terus terang awalnya memang dari pertama yah. Dari pertama saya

megang kelas 2, saya sudah memberikan kesepakatan. Jadi kita

sudah namanya dibuat komitmen gitu. Aturan gitu bahwa kita akan

seperti ini, seperti ini belajarnya. Terus ketika guru mengajar kalian

seperti ini sikapnya. Udah gitu.”28

Selanjutnya Bu Nisa mengungkapkan terkait cara mengembangkan

sikap jujur siswa kelas 2B, sebagai berikut:

“Baik, kejujuran dari awal saya sudah terapkan kesepakatan bahwa

Bu Nisa maunya kamu jujur dulu, kenapa? Semua terutama barang-

barang milik gurunya mau di meja depan atau belakang itu anak

tidak boleh menyentuh tidak boleh mengambil tanpa seizin gurunya.

Kemudian kedua, kebalik ke benda-benda temannya. Peralatan

temannya kalau tidak diberikan pinjaman, kalo kamu mau pinjam

pun harus bilang dulu. Pokoknya tidak boleh mengambil apapun

tanpa seizin dari guru atau teman.”29

Berikut akan diulas mengenai peran guru dalam mengembangkan

sikap sosial siswa pada pembelajaran tematik:

26

Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018. 27

Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018. 28

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 29

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 77: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

61

a. Sebagai Demonstrator

Dari hasil temuan di lapangan, sikap terpuji yang nampak pada

guru yaitu guru memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu,

guru berpakaian rapi, sopan dan islami, guru berbicara dengan bahasa

yang baik, tidak kasar. Guru membiasakan menjawab salam ketika

siswa mengucapkan salam. Guru membimbing siswa untuk selalu

berdo‟a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.30

Peneliti juga menemukan bahwa guru menunjukkan cara agar

setiap materi pelajaran dapat dipahami dan dihayati oleh setiap siswa

dengan mengaitkan keadaan yang ada dilingkungan sekitar atau hal-hal

yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang belum

dipahami siswa, dijelaskan kembali dengan baik oleh guru. Guru

memilih materi yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik karena

dalam pembelajaran materi pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi

peserta didik. 31

b. Sebagai Pengelola Kelas

Bu Nisa mengatakan terkait peran guru sebagai pengelola kelas

seperti ini:

“Awalnya sebelum.. kan tahu sendiri ya kalau saya memulai

pelajaran saya, mau pelajaran saya di awal tematik, maupun

pelajaran orang lain, saya akan mengkondisikan kelas dulu. Saya

bertanya pagi hari dia melakukan apa, setelah bangun tidur apa

yang dilakukan di rumah sampai dia pergi ke sekolah itu sih.”

“Ya, karena ini kan lokasinya sempit terus terang dari 38 anak

kalo posisi seperti ini jadi kalo tata meja kursinya aku enggak

geser-geser, anaknya jadi ku.. rolling. Cara duduknya pindah-

pindah setiap seminggu sekali setiap hari senin. Terus kalau yang

memimpin do‟a tuh dari absen. Mereka sudah tahu. Kan ada 3

tanggung jawabnya, memimpin doa memulai belajar dan pulang,

kemudian ada makan dan sesudah makan, sama memimpin

menyanyikan lagu kebangsaan. Jadi satu hari ada tiga anak yang

30

Observasi Kelas 2B, Ciputat, Maret-April 2018. 31

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 8 Maret 2018.

Page 78: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

62

bertugas. Itu selama satu minggu. Minggu depannya berurutan

dari nomer absen.”32

Dari hasil temuan penelitian kegiatan pembelajaran dipimpin oleh

guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan waktu

pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan serta seluruh

siswa dapat dikondisikan dengan baik. Guru mengatur tempat duduk

secara berkelompok, terdapat 5 kelompok belajar dan penempatan

duduk siswa secara heterogen dan digilir setiap seminggu sekali.

Pengaturan tata letak duduk siswa kurang maksimal dikarenakan

keterbatasan tempat, guru tidak bisa memindahkan meja dan kursi

melainkan memindahkan tempat duduk siswa.

Gambar 4.9 Jadwal Pembelajaran tertera di depan kelas Pengelolaan kelas juga dilakukan oleh guru tematik dengan

memelihara lingkungan fisik kelas. Seperti yang dikatakan oleh Bu

Nisa sebagai berikut:

“Setiap hari, terus terang ya kita harus bekerja bakti, pokoknya

gaboleh ada sampah sedikit pun. Terus harus bertanggung jawab

setiap kelompoknya. Kemudian kan ada piketnya berjalan. Kalau

tidak berjalan saya suka lemparkan pertanyaan ke anak-anak hari ini

yang piket siapa ya? Kemudian eeem.. kalo yang namanya piket

harus seperti apa, itu tanggung jawabnya mereka. Terkadang karena

sudah terbiasa saya ga bilang juga mereka sudah.. ayoo piket yang

piket!”33

Peneliti juga mencoba mencari tahu lebih jauh tentang pemeliharaan

lingkungan fisik kelas dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, sebagai

berikut:

Peneliti : “Di kelas terdapat jadwal piket. Apakah kamu selalu

melaksanakan piket kebersihan?”

32

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 33

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 79: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

63

AHR : “Selalu.”

KRJ : “Melaksanakan.”

MRP : “Melaksanakan.”

MRN : “Engga.”

GAD : “Kadang, soalnya sehari ini ga ada yang mao, besok ga

ada yang mao, lupa-lupa semua katanya.”

ZAR : “Eeem... Sering.”34

Hasil wawancara dengan siswa kelas 2B dapat diambil

kesimpulan bahwa dalam memelihara lingkungan fisik kelas, guru

melibatkan para siswa. Kegiatan memelihara lingkungan fisik kelas

dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi kelas, serta waktu yang

guru luangkan untuk siswa bekerja bakti membersihkan kelas.

Gambar 4.10 Guru dan siswa sedang membersihkan kelas

Berdasarkan hasil dokumentasi dalam memelihara lingkungan fisik

kelas terlihat dari penataan fasilitas kelas yang sangat rapi.

Gambar 4.11 Terdapat rak buku yang tersusun dengan rapi

c. Sebagai Mediator

Berdasarkan hasil temuan penelitian di dalam kelas ketika

pembelajaran berlangsung guru menggunakan media pembelajaran

34

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 80: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

64

hanya pada keadaan tertentu. Media pembelajaran digunakan ketika

siswa belum memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru

secara verbal. Guru melibatkan siswa untuk menggunakan media yang

disediakan agar siswa tertarik dalam belajar. Selain itu, media

pembelajaran disediakan oleh guru pada waktu membuat prakarya.35

Gambar 4.12 Media pembelajaran untuk membuat prakarya

d. Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, Guru menyediakan seluruh perangkat pembelajaran

sebelum pembelajaran dimulai (seperti silabus, kurikulum, RPP, bahan

evaluasi, dan penilaian). Seperti yang dikatakan Bu Nisa berikut ini:

“Eeee.. di awal, contoh saya nih, kemarinn semester genap,

sebelum semester genap ya di hari libur itu sebelumnya kita harus

membuat silabus kan kita ada tim sesama guru kelas 2. Kita

bagi.”36

Dari hasil temuan penelitian guru menyediakan seluruh perangkat

pembelajaran seperti silabus, RPP dan penilaian diawal semester dan

diarsipkan dalam 1 bundel berdasarkan tema dengan bekerjasama

sesama guru kelas. Guru tematik kelas 2 di MIN 2 terdapat 2 orang

maka pembuatan silabus dan RPP dibagi 2. Sehingga dalam

melaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas guru sudah

terlihat sangat siap. Karena sudah terjadwal apa yang akan dilaksanakan

dan apa yang akan diajarkan ke siswa. Perangkat pembelajaran

diarsipakan agar rapi dan disimpan dengan baik, selain untuk

merencanakan kegiatan pembelajaran, perangkat pembelajaran tersebut

35

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 26 Maret 2018. 36

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 81: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

65

digunakan untuk keperluan akreditasi dan data kelengkapan lembaga

pendidikan.

Gambar 4.13 RPP kelas diarsipkan dalam 1 bundel

Hal lain yang ditemukan dalam penelitian dilapangan yaitu guru

tidak bertindak sewenang-wenang. Ketika guru membutuhkan bantuan,

guru meminta tolong kepada siswa dan ketika terjadi suatu masalah

pada siswa guru tidak langsung menghakimi melainkan guru mencari

bukti dan kebenarannya dari kesalahan yang dilakukan siswa dengan

mengkonfirmasi kepada siswa yang bersangkutan.37

Sesuai dengan apa

yang dikatakan oleh Bu Nisa:

“Engga... engga... saya pasti akan mencari tahu dulu kenapa

kamu seperti ini. Cari sebabnya dulu, alasannya. Setelah itu nanti

saya juga panggil ke orang tuanya gitu. Saya bandingkan dia di

rumah seperti apa sih bemainnya..., bergaulnya....”38

Peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa:

Peneliti : “Apakah kamu pernah berbuat kesalahan di kelas?”

AHR : “Pernah sih....”

KRJ : “Engga.”

MRP : “Engga... Eemm... Waktu itu temennya nakal di.. diituin

dia malah nangis.

MRN : “Ya pernah lah.”

GAD : “Pernah.”

ZAR : “Pernah.”

37

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 9 Maret 2018. 38

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 82: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

66

Peneliti : “Bu Nisa pernah ga menegur kamu kalo kamu

melakukan kesalahan?”

AHR : “Pernah.”

Peneliti : “Kamu dihukum ga?”

MRN : “Belum pernah.”

Peneliti : Terus apa yang Bu Nisa lakukan?

Rizki : “Aduh!”

Ayyubie : “Aduh!”

Rizki : “ Dimarahin lah. Dihukum.dipanggil orang tuanya.”

Ayyubie : “Dimarahin... Terus disembelih hehe.”

Zulfa : “Menasehati.”39

e. Sebagai Komunikator

Hasil temuan peneliti dilapangan bahwa guru menyampaikan

materi pembelajaran dengan jelas dan menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti oleh siswa. Guru selalu memberikan informasi

penting yang berkaitan dengan kegiatan di sekolah. Guru memberitahu

siswa ketika akan melaksankaan PTS, guru menginformasikan siswa

setiap ada kegiatan di kelas atau sekolah seperti pada kegiatan Books,

Cakes and Toys (BTC). Guru juga terlihat menginformasikan manfaat

kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di sekolah. Guru juga

terlihat memberi informasi penting dalam pembelajaran seperti dalam

pembuatan prakarya guru menginformasikan kepada siswa cara

membuat prakarya tahap demi tahap dan guru menginformasikan

kepada siswa tentang barang bekas dapat digunakan untuk membuat

sebuah prakarya.

Gambar 4.14 Guru menginformasikan kepada siswa cara pembuatan prakarya dapat

menggunakan barang bekas.

Kemudian peneliti wawancarai terkait peran guru sebagai

komunikator jika ada siswa yang menyampaikan keluh kesahnya dalam

39

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 20 April 2018.

Page 83: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

67

hal belajar, guru selalu mendengarkan dan menanggapinya. Seperti ini

penuturan Bu Nisa:

“Iyaa pasti..malah saya suka pancing. Saya coba cari tahu gitu

kenapa kammu hari ini lemas, gak semangat.”40

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan guru mendegarkan

keluh kesah peserta didik yang menyampaikan ketidaknyamanannya

ketika belajar karena diganggu oleh temannya.41

f. Sebagai Motivator

Sebagai motivator dalam kegiatan belajar, Bu Nisa mengatakan

bahwa:

“Awalnya saya cari tahu dulu, kamu semalam melakukan apa?

Belajar atau tidak terus tadi pagi kamu ke sekolah keinginan

siapa, kamu atau orang tuanya, khawatirnya kan maunya anak ke

sekolah takut karena orang tua, gitu.. itu yang saya cari tahu.

Yasudah sekarang kamu mau apa mau ke sekolah tujuan kamu

mau apa, saya tanya dulu, dia bilang mau belajar, supaya apa?

Pintar, jadi pintar ga kalo kamu belajarnya seperti ini? Dia cari

tahu.”42

Dari hasil temuan penelitian, cara guru memotivasi siswa agar

aktif dalam pembelajaran yaitu memberi pujian atau hadiah kepada

siswa yang berani tampil di depan kelas. Dan memacu dengan memberi

semangat siswa yang belum berani tampil di depan kelas hingga

akhirnya berani untuk tampil di depan kelas.

g. Sebagai Inspirator

Peneliti mewawancara Bu Nisa terkait peran guru sebagai

inspirator yang memunculkan ide kreatif pada anak. Bu Nisa

mengemukkan bahwa:

“Eeeem... kadang-kadang gini yah... eee... kalo lagi saya

menjelaskan itu ada beberapa anak yang tanpa kita sadari dia

sudah tahu gitu jawabannya. Terkadang diluar dugaan kita. Dia

bertanya gitu. Bu in, ee... apa nih contoh tentang kewajiban orang

tua yah, kan kamu anak itu kewajibannya belajar, sekolah yang

40

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 41

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 9 Maret 2018. 42

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 84: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

68

biayain orang tua, gitu, ya mungkin ayahnya kerja ibunya kerja

itu kan mencari nafkah. Terkadang keceplosan anak bu kita boleh

ga cari uang?”

“Yaa kalo saya begini, orang berhasil itu tidak mudah. Kalian

masih kelas 2, masih muda, kalian pokoknya belajar, kalo orang

tua memang mencari nafkah buat bayar sekolah kalian. Taapi

jangan kalian anggap orang tua kalian tidak sayang. Itulah

pengorbanan orang tua. Seperti itulah saya memunculkan dia

bagaimana merasakan orang tua bekerja keras. Gitu.”43

Dari hasil temuan di lapangan cara guru menginspirasi siswa

yaitu: Pertama guru memberitahu kepada siswa manfaat belajar untuk

masa depan. Kedua, guru memberikan kisah-kisah yang inspiratif dan

mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kisah inspiratif dapat

merangsang siswa untuk semangat dalam belajar, siswa akan terpacu

untuk meniru apa yang dicontohkan oleh guru. Ketiga, guru

memberikan dorongan berupa pengalaman hidup. Pengalaman hidup

guru bisa berupa pengalaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari,

pengalaman menempuh pendidikan yang penuh dengan perjuangan,

pengalaman hidup bersama orang-orang sekitar yang memberikan

inpirasi bagi siswa.

h. Sebagai Pendidik

Dari hasil temuan penelitian guru menjadi teladan terlihat dari

pakaian yang dikenakan oleh guru selalu rapi, perkataan dan ucapan

guru selalu baik, menghargai para siswanya.

Siswa yang melakukan kesalahan atau hal yang kurang baik

selalu dinasihati oleh guru. Hal ini juga senada dengan temuan

penelitian di lapangan bahwa guru tidak pernah memberikan hukuman

bagi siswa yang tidak menghargai orang lain dan bagi siswa yang

sikapnya belum baik, melainkan nasihat-nasihat yang memotivasi

peserta didik untuk lebih baik lagi. Peserta didik seringkali diberi tahu

oleh guru bahwa ia tidak boleh melakukan hal-hal negatif, harus lebih

mawas diri, serta harus lebih mengendalikan emosi. Sering kali selain

43

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 85: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

69

menasihati siswa, guru mengingatkan siswa untuk berwudhu dan

mengingatkan siswa untuk mengucapkan istighfar ketika melakukan

kesalahan dan hal yang tidak baik.44

i. Sebagai Evaluator

Guru selalu melakukan penilaian berupa tes yaitu melakukan

ulangan harian dan penilaian semester. Penilaian non tes berupa

penilaian sikap dan catatan sholat siswa.

Selanjutnya peneliti mewawancara Bu Nisa terkait peran guru

sebagai evaluator. Bu Nisa mengemukkan bahwa:

“Setiap hari worksheet pasti ada. Mau 1 atau 2 worksheet. Tp

penilaian harian 1 tema, kalau KDnya sudah tuntas semua.”45

Gambar 4.15 Guru melakukan penilaian lembar PTS siswa

Dari apa yang telah penulis observasi dan wawancara, maka dapat

disimpulkan bahwa guru tematik kelas 2B telah menjalankan perannya

dengan baik.

Dalam menilai dan mengembangkan sikap sosial tidak hanya dapat

dilakukan oleh guru didalam pembelajaran tetapi dapat juga dilakukan diluar

pembelajaran. Tidak hanya guru, seluruh civitas akademik yang menjadi

bagian dari sekolah sangat berpengaruh untuk mengembangkan sikap sosial

siswa di sekolah tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Bu Fakhroh bahwa seluruh guru, baik wali

kelas maupun guru mapel atau seluruh civitas akademik MIN 2 termasuk

satpam, ikut menggerakan semua kegiatan pengimplementasian dari sikap

44

Observasi Kelas 2B, Ciputat, 26 & 28 Maret 2018. 45

Annisah, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018.

Page 86: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

70

sosial. Contohnya kegiatan hidden curriculum. Kegiatan tersebut

mengembangkan sikap santun siswa untuk menghargai orang yang berbicara

di depan. Kemudian ketika berwudhu membudayakan antri.

Ketika belajar guru juga mengajarkan siswa untuk berpikir kritis,

menghargai, tidak menertawakan anak karena hal tersebut dapat menjatuhkan

percaya diri anak. Kemudian guru mengajarkan belajar kelompok sehingga

siswa yang pendiam dan tidak percaya diri dapat mengembangkan

kepercayaan dirinya karena merasa terbantu teman. Biasanya dalam membuat

kelompok, siswa dipilih secara heterogen dari yang pintar sampai yang tidak

bisa. Sehingga yang pintar dapat mengajari teman-temannya. Jadi, percaya

diri itu timbul ketika mereka diberi kesempatan untuk berbicara, akhirnya

lama-lama mereka semangat.

Kemudian mengajarkan tanggung jawab dengan adanya kegiatan piket,

apabila siswa tidak melaksanakan maka dikenakan sanksi. Jadi, sikap sosial

yang terimplementasi dari setiap kegiatan di MIN 2 yaitu pada kegiatan

hidden curriculum dan KBM.46

B. Pembahasan

1. Sikap sosial yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang

Selatan

Adapun sikap sosial yang dikembangkan dan peran guru dalam

mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik sebagai hasil

deskripsi data di MIN 2 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:

a. Jujur

Sikap jujur yang dikembangkan di kelas 2B MIN 2 Kota

Tangerang Selatan, khususnya oleh guru tematik diantaranya adalah

dalam ulangan dan ujian peserta didik dituntut untuk tidak mencontek,

tidak mengambil atau meminjam barang yang bukan miliknya. Dan dari

hasil deskripsi data tersebut penulis menyimpulkan bahwa peserta didik

46

Siti Fakhroh, Wawancara, Ciputat, 9 Mei 2018.

Page 87: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

71

telah bersikap jujur dengan baik, meskipun masih ada siswa yang

menyontek ketika mengerjakan worksheet.

b. Disiplin

Sikap disiplin yang dikembangkan di kelas 2B yaitu siswa wajib

memakai seragam yang telah ditentukan, merapikan peralatan belajar

pada tempatnya yaitu pada loker yang telah disediakan di ruang kelas.

Setiap siswa memiliki satu buah loker yang tertata rapi dan diberi nama

oleh guru. Guru kelas 2B rutin mengingatkan siswa untuk selalu

mengutamakan sikap disiplin setiap pembukaan kegiatan pembelajaran.

c. Tanggung Jawab

Berdasarkan deskripsi data, sikap tanggung jawab yang

dikembangkan di MIN 2, Guru kelas 2B pada khususnya yaitu selalu

memotivasi siswa untuk bertanggung jawab, seperti melaksanakan piket

kebersihan sesuai jadwalnya, menyelesaikan tugas sekolah ataupun

tugas rumah dengan baik, mengakui kesalahan yang dilakukan. Penulis

menyimpulkan bahwa siswa sudah bertanggung jwab dengan baik

meskipun masih terdapat siswa yang belum melaksanakan piket

kebersihan.

d. Santun

Sikap santun yang dikembangkan yaitu siswa dapat

mendengarkan dan menyimak guru atau teman yang sedang berbicara

di depan kelas, kemudian menanggapi. Guru kelas 2B selalu menegur

dan menasihati siswa yang kurang santun seperti tidak memperhatikan

guru atau teman yang sedang berbicara di depan kelas. Guru tematik

juga mencontohkan sikap santun seperti menjawab salam, berbicara

dengan bahasa yang baik.

e. Peduli

Dari hasil deskripsi data, sikap peduli yang dikembangkan kelas

2B di MIN 2 yaitu membimbing siswa untuk peduli terhadap teman

sepeti meminjamkan atau memberikan alat kepada temannya yang tidak

membawa/memiliki, menolong teman yang kesulitan dalam belajar.

Page 88: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

72

tersebut bisa digunakan bersama-sama, alasan lain agar temannya bisa

belajar atau menulis.47

f. Percaya Diri

Sikap percaya yang dikembangkan guru tematik kelas 2B di MIN

2 yaitu ketika pembelajaan siswa diberi motivasi agar berani tampil di

depan kelas dan berani mengemukakan pendapat.

Dapat disimpulkan, sikap sosial yang dikembangkan guru kelas 2B di

MIN 2 Kota Tangerang Selatan sudah baik. Sikap yang dikembangkan sesuai

dengan buku panduan penilaian pada sekolah dasar.

2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial siswa pada

pembelajaran tematik

a. Sebagai Demonstrator

Sebagai demonstrator, segala sesuatu yang dilakukan oleh guru

akan menjadi panutan bagi siswa. Dari deskripsi data, guru kelas 2B di

MIN 2 sudah melakukan perannya sebagai demonstrator yakni, selalu

berpakain sopan, memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat

waktu, membimbing siswa untuk membaca do‟a sebelum dan sesudah

melakukan pekerjaan, menjawab salam, sehingga mengembangkan

sikap disiplin dan sikap santun dalam diri siswa. Guru juga mengaitkan

materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehingga mengembangkan

sikap siswa untuk menghargai orang yang sedang berbicara di depan

kelas.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dr. Wina Sanjaya,

M. Pd bahwa sebagai demonstrator, guru harus menunjukkan sikap-

sikap yang terpuji dalam setiap aspek kehidupan. Guru harus dapat

menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih

dipahami dan dihayati oleh setiap anak.48

47

Siswa Kelas 2B, Wawancara, Ciputat, 20 April 2018. 48

Sulhan, Op. Cit., h.126.

Page 89: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

73

b. Sebagai Pengelola Kelas

Guru adalah sosok yang mengarahkan siswa untuk terus mau

belajar hingga terjadi perubahan dalam diri siswa. Sebagai pengelola

kelas, guru kelas 2B di MIN 2 sudah menjalankan perannya yakni,

mengatur tempat duduk siswa setiap seminggu sekali menjadi 5

kelompok belajar, menentukan siswa yang memimpin berdo‟a

berdasakan absen sehingga mengembangkan sikap percaya diri siswa

dalam berbuat kebaikan. Guru kelas 2B memimpin kegiatan

pembelajaran sesuai dengan jadwal, materi dan tujuan pembelajaran

yang dicapai sehingga mengembangkan sikap disiplin siswa untuk

mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam mengelola kelas guru tematik

juga melibatkan siswa untuk melaksanakan kebersihan kelas dan

merapikan alat belajar yang sudah tidak digunakan sehingga

mengembangkan sikap tanggung jawab siswa dalam belajar.

Senada dengan hasil penelitian Ashliy Dien Bakir, sebagai

pengelola kelas guru memelihara lingkungan fisik, dan guru mampu

memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif.49

c. Sebagai Mediator

Guru kelas 2B di MIN 2 sudah menjalankan perannya sebagai

mediator, yaitu menyediakan media pembelajaran berupa LCD dan

proyektor, guru kelas 2B melibatkan siswa untuk menggunakan media

pembelajaran sehingga mengembangkan rasa percaya diri siswa untuk

mencoba hal yang belum pernah dilakukan dan rasa tanggung jawab

siswa untuk merapikan dan menjaga media tersebut dengan baik.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah

bahwa guru sebagai mediator juga diartikan sebagai penyedia media

pembelajaran.50

49

Ashliy Dien Bakir, Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas, h. 1,

(https://id.scribd.com/doc/93466360/Peran-Guru-Dalam-Pengelolaan-Kelas), diunduh pada hari

Sabtu, 3 Maret 2018 pukul 09.26 WIB. 50

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Ed. Revisi, h. 37-38.

Page 90: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

74

d. Sebagai Fasilitator

Guru sebagai fasilitator memiliki kewajiban untuk memfasilitasi

kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang dilakukan guru kelas 2B

di MIN 2, sudah menjalankan perannya sebagai fasilitator yakni,

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semester genap,

menyiapkan worksheet sebagai bahan evaluasi dan latihan siswa

terhadap pemahaman pada pembelajaran tersebut. Sehingga guru kelas

2B di MIN 2 mempunyai target untuk mencapai sikap sosial siswa yang

akan dikembangkan seperti sikap disiplin dalam mengerjakan

worksheet. Guru kelas 2B tidak bertindak sewenang-wenang dalam

menghakimi siswa sehingga mengembangkan sikap kejujuran siswa

ketika melakukan kesalahan. Siswa menjadi lebih terbuka untuk

mengakui kesalahan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya,

peran guru sebagai fasilitator yaitu: Guru menyediakan seluruh

perangkat pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai (seperti silabus,

kurikulum, RPP, bahan evaluasi, dan penilaian) dan guru tidak

bertindak sewenang-wenang kepada peserta didik.51

e. Sebagai Komunikator

Sebagai komunikator, guru kelas 2B di MIN 2 sudah menjalankan

perannya, yaitu menyampaikan materi pelajaran dengan jelas,

menyampaikan manfaat kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di

sekolah dan memberi siswa informasi penting dalam setiap

pembelajaran agar memunculkan rasa keingintahuan siswa, guru juga

mendengarkan keluh kesah atas ketidaknyamanan siswa dalam belajar

sehingga mengembangkan sikap percaya diri siswa untuk

mengemukakan pendapat.

51

Ria Agustina, Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Proses Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri I Wonosobo Kabupaten Tenggmus, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017, h. 25-26. diunduh pada hari Sabtu, 3 Maret 2018

pukul 13.57 WIB.

Page 91: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

75

Sebagaimana pendapat Sholeh Hidayat bahwa seorang guru harus

siap memberi informasi yang berupa aspek kognitif, afektif maupun

keterampilan dan guru merupakan sumber siswa untuk bertanya.52

f. Sebagai Motivator

Guru kelas 2B di MIN 2 sudah menjalankan perannya sebagai

motivator yakni, memberikan pujian atau apresiasi kepada siswa yang

berani tampil di depan kelas, mendorong siswa yang belum berani

tampil di depan kelas dengan memberinya kesempatan hingga rasa

ketakutan siswa hilang. Peran tersebut mengembangkan sikap percaya

diri. Guru juga memotivasi siswa untuk membantu teman yang

kesulitan dalam belajar sehingga mengembangkan sikap peduli.

Sesuai dengan hasil penelitian Shanghais Yan bahwa guru perlu

memotivasi dengan membantu peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan dan keterampilan serta memotivasi peserta didik untuk

belajar secara aktif dan mandiri.53

g. Sebagai Inspirator

Guru adalah sosok yang menginspirasi bagi para siswa. Seperti

yang telah dilakukan oleh guru kelas 2B di MIN 2 dalam menjalankan

perannya sebagai inspirator, yaitu memberikan kisah-kisah yang

inspiratif dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kisah

inspiratif dapat merangsang siswa untuk semangat dalam belajar.

Menceritakan pengalaman hidup guru dalam menjalani kehidupan

sehari-hari, pengalaman menempuh pendidikan yang penuh dengan

perjuangan, pengalaman hidup bersama orang-orang sekitar yang

memberikan inpirasi bagi siswa. Sehingga sikap yang dapat

berkembang dalam diri siswa yaitu percaya diri untuk terus menggapai

cita-cita.

52

Sholeh Hidayat, Pengembangan Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2017), h. 19-21. 53

Shanghais Yan, “Teacher‟s Roles In Autonomous Learning”, Journal of Sociological

Researc, 2012, Vol. 3, No. 2, h. 560-561, (http://dx.doi.org/10.5296/jsr.v3i2.2860), diunduh pada

hari Senin, 12 Maret 2018 pukul 08.25 WIB.

Page 92: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

76

Sesuai dengan pendapat Saifuddin azwar, apa yang telah dan

sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi

penghayatan kita terhadap stimulus sosial.54

h. Sebagai Pendidik

Guru adalah sosok yang memiliki kewajiban untuk mendidik

siswa dengan ilmu yang telah dimilikinya agar siswa memiliki pribadi

yang baik. Berdasarkan deskripsi data, guru kelas 2B sudah

menjalankan perannya sebagai pendidik yaitu, memakai pakaian selalu

rapi, perkataan dan ucapan guru selalu baik, menghargai para siswanya.

Sehingga mengembangkan sikap santun siswa. Guru tidak bertindak

sewenang-wenang kepada siswa, peserta didik seringkali diberi tahu

oleh guru bahwa ia tidak boleh melakukan hal-hal negatif, harus lebih

mawas diri, serta harus lebih mengendalikan emosi. Sering kali selain

menasihati siswa, guru mengingatkan siswa untuk berwudhu dan

mengingatkan siswa untuk mengucapkan istighfar ketika melakukan

kesalahan dan hal yang tidak baik sehingga mengembangkan sikap

tanggung jawab siswa terhadap masalah yang dilakukan.

Senada dengan hasil penelitian Habel, peran guru sebagai

pendidik yaitu memberi nasihat.55

i. Sebagai Evaluator

Guru sebagai evaluator mampu melakukan penilaian terhadap

siswa baik penilaian tes, maupun non tes. Guru kelas 2B di MIN 2

sudah menjalankan perannya sebagai evaluator yaitu, guru memberikan

penilaian harian berupa worksheet dan mengawasi siswa ketika

melaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS). Guru juga melakukan

penilaian terhadap sikap sosial siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Hal ini dapat mengembangkan sikap jujur siswa dalam bertindak.

54

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995), Ed. 2, Cet. 1, h. 30. 55

Habel, “Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar 005

Di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupten Malinau”, eJournal Sosiatri-

Sosiologi, 2015, (ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id/.../JURNAL%20HABEL%20(02-26-15-05-36-

44).pdf), diunduh pada hari Rabu, 24 Januari 2018 pukul 23.49 WIB.

Page 93: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

77

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Rusman, dalam

dunia pendidikan selalu diadakan evaluasi artinya penilaian yang telah

dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pendidik.56

Senada dengan itu, dalam penelitian Habel mengenai peran guru

mengatakan bahwa guru kelas V SDN desa Setarap juga melakukan hal yang

serupa dengan guru kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan. Yakni memberi

nasihat, membangun motivasi, memberi rasa nyaman dan semangat belajar

serta membangun kreasi siswa.

Sesuai dengan pendapat Barlow bahwa sebagian besar upaya belajar

manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku

(Modeling). Dalam hal ini siswa dapat mengembangkan sikap sosialnya

melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang mereaksi atau

merespon sebuah stimulus tertentu. Siswa dapat mempelajari respons-respons

dengan cara mengamati perilaku contoh dari orang lain, misalnya guru dan

orang tua.49

56

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed. 2, Cet. 5, h. 64. 49

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 79.

Page 94: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

78

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sikap sosial yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang Selatan pada

pembelajaran tematik yaitu: jujur, disiplin, percaya diri, tanggung jawab,

santun, dan peduli.

2. Peran guru dalam mengembangkan sikap sosial pada pembelajaran tematik

yaitu:

a. Guru sebagai demonstrator, guru kelas 2B di MIN 2 memulai dan

mengakhiri pembelajaran tepat waktu, menunjukkan cara berpakaian

rapi, sopan dan islami, berbicara dengan baik, menjawab salam,

membimbing siswa untuk berdo‟a, serta menunjukkan cara agar setiap

materi yang diajarkan dapat dipahami siswa. Peran tersebut

mengembangkan sikap sosial siswa terutama disiplin dan santun.

b. Guru sebagai pengelola kelas, guru kelas 2B di MIN 2 mengatur

tempat duduk siswa, mengatur jadwal siswa dalam memimpin do‟a.

Peran tersebut mengembangkan sikap percaya diri. Sebagai pengelola

kelas guru juga melibatkan siswa dalam kegiatan kebersihan atau piket

kelas sehingga mengembangkan sikap tanggung jawab.

c. Guru sebagai mediator, guru kelas 2B di MIN 2 menyediakan dan

melibatkan siswa dalam menggunakan media pembelajaran. Peran

tersebut mengembangkan sikap tanggung jawab siswa.

d. Guru sebagai fasilitator, guru kelas 2B di MIN 2 memfasilitasi

kebutuhan siswa dan tidak bertindak sewenang-wenang. Peran tersebut

mengembangkan sikap jujur.

e. Guru sebagai komunikator, guru kelas 2B di MIN 2 memberikan

informasi yang memunculkan rasa keingintahuan siswa sehingga

mengembangkan sikap percaya diri terutama dalam mengemukakan

pendapat.

Page 95: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

79

f. Guru sebagai motivator, guru kelas 2B di MIN 2 memberi pujian dan

mendorong siswa untuk berani tampil di depan kelas sehingga

mengembangkan sikap percaya diri. Guru juga memotivasi siswa untuk

membantu teman yang kesulitan sehingga mengembangkan sikap

peduli siswa.

g. Guru sebagai inspirator, guru kelas 2B di MIN 2 memberikan kisah

inspiratif sehingga mengembangkan sikap percaya diri siswa.

h. Guru sebagai pendidik, guru kelas 2B di MIN 2 menasihati siswa

sehingga mengembangkan sikap tanggung jawab siswa.

i. Guru sebagai evaluator, guru kelas 2B di MIN 2 melakukan penilaian

tes dan non tes sehingga mengembangkan sikap jujur siswa.

B. Implikasi

Pada umumnya, hasil sebuah penelitian atau karya ilmiah mempunyai

implikasi atau akibat yang ditimbulkan dari adanya penelitian tersebut.

Implikasi dari adanya penelitian ini adalah pertama, guru memiliki peran

untuk mengembangkan sikap sosial siswa. Dalam hal ini guru menyadari

akan pentingnya peranan tersebut. Kedua, dalam upaya mengembangkan

sikap sosial perlu dilaksanakan secara berkelanjutan.

C. Saran

Dari kesimpulan yang telah peneliti paparkan, dapat diajukan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, hendaknya dapat lebih menjalin hubungan kerjasama dengan

orang tua atau keluarga siswa dan berbagai pihak melalui program

kegiatan sekolah terbaru terkait pengembangan sikap sosial siswa.

2. Bagi guru, memberikan inovasi-inovasi dengan berbagai kegiatan dan

aktivitas yang bisa mengembangkan sikap sosial siswa sesuai dengan sikap

yang dikembangkan oleh Kemendikbud untuk lebih ditingkatkan.

3. Bagi orang tua, hendaknya membentuk lingkungan yang baik agar

pengajaran sikap sosial di sekolah dapat dilaksanakan di rumah dengan

baik. Upaya yang telah dilakukan guru di sekolah dapat diterapkan di

Page 96: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

80

rumah sehingga anak terbiasa melakukan sikap baik dan dapat

mengembangkannya di lingkungan masyarakat.

4. Bagi peneliti lain, perlu adanya penelitian lanjutan terkait sikap sosial

siswa di luar pembelajaran tematik pada sekolah dasar lainnya sehingga

dapat meningkatkan sikap sosial siswa.

Page 97: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

81

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT

sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.

2012.

Agustina, Ria. Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Proses Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Wonosobo Kabupaten

Tenggmus. skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan

Lampung. 2017. Diunduh pada hari Sabtu. 3 Maret 2018 pukul 13.57 WIB.

Annisah. Wawancara. Ciputat. 20 April 2018.

Aprilia, Fika. “Strategi Guru dalam Membentuk Sikap Sosial Siswa Kelas I di

MIN Malang I”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

2015. etheses.uin-malang.ac.id/5374/1/11140009.pdf. Diunduh pada hari

Rabu. 24 Januari 2018 pukul 23.50 WIB.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradima Baru. Bandung. PT.

Remaja Rosdakarya. Cet. 1. 2011.

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Ed. 2. Cet. 1. 1995.

Bakir, Ashliy Dien. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas.

https://id.scribd.com/doc/93466360/Peran-Guru-Dalam-Pengelolaan-Kelas.

Diunduh pada hari Sabtu. 3 Maret 2018 pukul 09.26 WIB.

Bidjari, Azam Farah. “Attitude and Social Representation”. Procedia Social and

Behavioral Sciences.

https://www.sciencedirect.com/science/.../S18770428110213... Diunduh

pada hari Kamis. 25 Januari 2018 pukul 00.36 WIB.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. . Cet. 2. 2010

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta. Ed. Revisi. 2010.

Fakhroh, Siti. Wawancara. Ciputat. 9 Mei 2018.

Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, Aa. Guru Profesional. Bandung: PT Refika

Aditama. Cet. 1. 2012.

Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung:

Penerbit Alfabeta. Cet. 2. 2012.

Page 98: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

82

Habel. “Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah

Dasar 005 Di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupten

Malinau”. eJournal Sosiatri-Sosiologi. 2015. ejournal.sos.fisip-

unmul.ac.id/.../JURNAL%20HABEL%2002-26-15-05-36-44.pdf. Diunduh

pada hari Rabu. 24 Januari 2018 pukul 23.49 WIB.

Hamdayana, Jumanta. Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Cet 1.

2016.

Herlianti, Yanti. Pembelajaran Tematik. Jakarta: UIN Press. 2015.

Hidayat, Sholeh. Pengembangan Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2017.

Ilahi, Muhammad Takdir. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. 2016.

Indonesiastudent. http://www.indonesiastudents.com/pengertian-peran-menurut-

para-ahli-dan-jenisnya/. Diunduh pada hari Rabu. 21 Februari 2018 pukul

15.36 WIB.

Kadir, Abd dan Asrohah, Hanun. Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2015.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online KBBI. https://www.kbbi.web.id/peran.

Diunduh pada hari Selasa. 20 Februari 2018 pukul 15.49 WIB.

Kementrian Agama. https://banten2.kemenag.go.id/berita/461483/min-2-kota-

tangsel-madrasah-dengan-segudang-prestasi. Diunduh pada hari Jum‟at. 26

Januari 2018 pukul 13.45 WIB.

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Panduan Penilaian untuk Sekolah

Dasar SD. 2015.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI. David Setyawan penayang. 2014.

http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/.

Diunduh pada hari Senin. 19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB.

Margono S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Cet.

8.

Mealiah, Mally. “Peran Guru dalam Menyiapkan Kompetensi Kerja Siswa Sesuai

Tuntutan Dunia Kerja di Industri Busana”. Seminar Internasional.

https://media.neliti.com/media/publications/224713-peran-guru-dalam-

Page 99: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

83

menyiapkan-kompetensi-k-55692556.pdf. Diunduh pada hari Selasa, 29 Mei

2018 pukul 07.37 WIB.

Mercer, Jenny & Clayton, Debbie. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.

2012.

Muqarrobin, Firdaus. “Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Guru dalam

Pembelajaran Tematik Integratif”.

https://www.eurekapendidikan.com/2015/04/Langkah-langkah-yang-Perlu-

Dilakukan-Guru-dalam-Pembelajaran-Tematik-Integratif.html. Diunduh

pada hari Rabu. 31 Januari 2018 pukul 03.49 WIB.

Nasehudin. “Pembentukan Sikap Sosial Melalui Komunikasi dalam Keluarga”.

Jurnal Edueksos. Vol. IV. No. 1. Juni 2015. Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh

Nurjati Cirebon.

syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/edueksos/article/view/647. Diunduh

pada hari Senin. 29 Januari 2018 pukul 07.36 WIB.

Nuraida dan Aulia, Rihlah Nur. Pendidikan Karakter untuk Guru. Jakarta: Aulia

Publishing House. Cet. 3.2010.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. http://bsnp-

indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf.

Diunduh pada hari Jum‟at. 26 Januari 2018 pukul 07.43 WIB.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2014.

Rufaida Siska Difki. “Pengembangan Sikap Sosial Siswa menggunakan

Pendekatan PAKEM pada Pembelajaran IPS Kelas V B SD Negeri

Mangiran. Kecamatan Srandakan. Kabupaten Bantul”. Skripsi. FITK

Universitas Negeri Yogyakarta. 2013.

eprints.uny.ac.id/.../SISKA%20DIFKI%20RUFAIDA%2C%20NIM%2009

108244052. Diunduh pada hari Rabu. 24 Januari 2018 pukul 23.57 WIB.

Rusman. Model-Model Pemembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Ed. 2. Cet.

5.2014.

Samani dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Cet. 1. 2011.

Page 100: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

84

Sanjaya, Ade. Pengertian Peranan Definisi Menurut Para Ahli.

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-peranan-definisi-

menurut.html. Diunduh pada hari Selasa. 20 Februari 2018 pukul 15.40

WIB.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan: Jenis. Metode dan Prosedur. Jakarta:

Kencana. . Ed. 1. 2013.

Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar

Maju. 2011.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama.

2015. Ed. Rev. Cet. 4.

Siregar, Raja Adil. “Viral Video Bully Siswa SD di Sumsel. Ini Penjelasan

Disdik”. detiknews. https://news.detik.com/berita/d-3768657/viral-video-

bully-siswa-sd-di-sumsel-ini-penjelasan-disdik. Diunduh pada hari Senin.

19 Februari 2018 pukul 07.45 WIB.

Siswa Kelas 2B. Wawancara. Ciputat. 20 April 2018.

Sudarma, Momon. Profesi Guru: Dipuji. Dicaci. Dan Dikritis. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2011. Cet. 14.

Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Cet. 15. 2013.

Sulhan, Najib. Karakter Guru Masa Depan Sukses & Bermartbat. Surabaya:

Jaring pena. 2011.

Sunarto dan Hartono, Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka

Cipta. 2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Cet. 15. 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan

Dosen. luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf. Diunduh pada

hari Jum‟at. 22 Januari 2018 pukul 21.26 WIB.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

Page 101: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

85

content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf. Diunduh pada hari

Jum‟at. 26 Januari 2018 pukul 06.45 WIB.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiadi. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: PT. Bumi Aksara. Cet. 2. 2009.

Wafiqni, Nafia dan Latip, Asep Ediana. Psikologi Perkembangan Anak Usia

MI/SD. Jakarta: UIN Press. Cet. 1. 2015.

Widodo, Wahyu. dkk. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016.

W, Pravitri Retno. “Bocah SD di Magelang Tawuran Bawa Senjata Tajam. Polisi

Kaget Saat Menggeledah Isi Tas Mereka”. tribunnews.

http://jambi.tribunnews.com/2018/02/18/bocah-sd-di-magelang-tawuran-

bawa-senjata-tajam-polisi-kaget-saat-menggeledah-isi-tas-mereka?page=3.

Diunduh pada hari Selasa. 20 Februari 2018 pukul 16.26 WIB.

Yan, Shanghais “Teacher‟s Roles In Autonomous Learning”. Journal of

Sociological Researc. 2012. Vol. 3. No. 2.

http://dx.doi.org/10.5296/jsr.v3i2.2860. Diunduh pada hari Senin, 12 Maret

2018 pukul 08.25 WIB.

Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani M.. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. Cet. 1. 2011.

Page 102: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

LAMPIRAN

Page 103: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

87

Lampiran 1

Page 104: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

88

Lampiran 2

Page 105: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

89

Lampiran 3

Page 106: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

90

Lampiran 4

Page 107: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

91

Page 108: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

92

94

Page 109: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

93

Page 110: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

94

Page 111: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

95

Page 112: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

96

Lampiran 5

PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL SISWA

Nama Mahasiswa : Wardatul Hidayati

Tempat Observasi : MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Tanggal : 8 Maret 2018-10 April 2018

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati sikap

sosial siswa pada pembelajaran tematik di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang

Selatan dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:

A. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data mengenai sikap

sosial siswa pada pembelajaran tematik di kelas 2B MIN

2 Kota Tangerang Selatan

B. Aspek yang diamati:

No. Aspek yang diamati Terlihat Belum

Terlihat Keterangan

1. Siswa mengerjakan soal

penilaian tanpa mencontek

Seluruh siswa mengerjakan soal

penilaian dengan tertib, tanpa

mencontek dan menyalin

jawaban teman.

2.

Siswa mengembalikan

barang yang dipinjam atau

ditemukan

Seluruh siswa dapat

mengembalikan barang yang

dipinjam atau ditemukan. Jika

ada barang yang bukan milik

siswa, siswa segera melaporkan

atau memberitahu guru.

3. Siswa memakai pakaian

seragam lengkap dan rapi

Terlihat beberapa siswa masih

ada yang belum memakai

seragam lengkap dan kurang

rapi.

4. Siswa mengambil dan

mengembalikan peralatan

Siswa mengambil dan

mengembalikan peralatan belajar

Page 113: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

97

belajar pada tempatnya pada loker yang telah disediakan

di ruang kelas. Tidak ada alat

pelajaran yang berserakan.

5. Siswa menyelesaikan

tugas yang diberikan

Seluruh siswa dapat

menyelesaikan tugas sekolah

ataupun tugas rumah dengan

baik sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan.

6. Siswa mengakui

kesalahan

Siswa yang melakukan

kesalahan seperti berbicara atau

bercanda dengan temannya

ketika ada guru atau teman yang

sedang berbicara di depan kelas,

kemudian guru menegurnya dan

siswa mengakui kesalahannya.

7. Siswa melaksanakan piket

kebersihan

Piket dapat dilaksanakan siswa

dari awal masuk kelas hingga

selesai pembelajaran sesuai

dengan jadwal piket.

8. Siswa menghormati orang

lain

Seluruh siswa mendengarkan

dan menyimak guru atau teman

yang sedang berbicara di depan

kelas, kemudian menanggapi.

9.

Siswa berbicara atau

bertutur kata halus tidak

kasar

Perkataan yang diucapkan siswa

menggunakan bahasa yang baik,

sopan dan halus kepada guru

ataupun temannya. Ada

beberapa siswa yang berbicara

atau bertutur kata halus hanya

kepada guru dan teman tertentu.

Page 114: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

98

10.

Siswa meminjamkan alat

kepada teman yang tidak

membawa/memiliki

Seluruh siswa dapat

meminjamkan atau memberikan

alat kepada temannya tanpa

paksaan.

11. Siswa menolong teman

yang mengalami kesulitan

Terlihat ketika ada siswa yang

kesulitan dalam memahami

pelajaran siswa yang lain

membantunya.

12. Siswa berani tampil di

depan kelas

Siswa yang berani tampil di

depan kelas selalu mendapatkan

apresiasi dari guru dan teman

sehingga meningkatkan rasa

percaya diri untuk selalu tampil

di depan kelas. Ada beberapa

siswa yang belum berani untuk

tampil di depan kelas walaupun

diminta oleh guru.

13. Siswa berani

mengemukakan pendapat

Siswa mengemukakan pendapat

tanpa ditunjuk oleh guru dengan

mengacungkan tangan terlebih

dahulu.

Page 115: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

99

Lampiran 6

PEDOMAN OBSERVASI PERAN GURU

Nama Mahasiswa : Wardatul Hidayati

Tempat Observasi : MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Tanggal : 8 Maret 2018-10 April 2018

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati peran

guru pada pembelajaran Tematik di kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:

A. Tujuan : Untuk memperoleh informasi dan data mengenai peran

guru pada pembelajaran tematik di kelas 2B MIN 2 Kota

Tangerang Selatan

B. Aspek yang diamati:

No. Aspek yang diamati Terlihat Belum

Terlihat Keterangan

1.

Guru menunjukkan cara

agar setiap materi pelajaran

bisa lebih dipahami dan

dihayati oleh setiap siswa

Kegiatan pembelajaran dipimpin

oleh guru sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Guru mengaitkan materi yang

diajarkan dengan keadaan

lingkungan atau hal yang

berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

2. Guru menunjukkan sikap

terpuji dalam kehidupan

memulai dan mengakhiri

pembelajaran tepat waktu, guru

berpakaian rapi, sopan dan

islami, guru berbicara dengan

bahasa yang baik, tidak kasar.

Guru membiasakan menjawab

salam ketika siswa

mengucapkan salam. Guru

Page 116: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

100

membimbing siswa untuk selalu

berdo‟a sebelum dan sesudah

melakukan pekerjaan.

3.

Guru mampu memimpin

kegiatan pembelajaran yang

efisien dan efektif

Waktu pembelajaran sesuai

dengan jadwal yang telah

ditentukan serta seluruh siswa

dapat dikondisikan dengan baik.

Guru mengkondidiskan siswa

dengan tertib dengan

memberikan ice breaking

kepada siswa.

4. Guru memelihara

lingkungan fisik kelas

Terlihat pada ruangan kelas yang

tertata dengan baik dan rapi.

Dalam memelihara lingkungan

fisik kelas, guru melibatkan

siswa untuk membersihkan kelas

sesuai dengan jadwal piket dan

kegiatan Jum‟at bersih sebelum

pembelajaran dimulai.

5. Guru menyediakan media

pembelajaran

Guru menyediakan media untuk

siswa jika dibutuhkan pada

materi tertentu.

6.

Guru menyediakan seluruh

perangkat pembelajaran

sebelum pembelajaran

dimulai (seperti silabus,

kurikulum, RPP, bahan

evaluasi, dan penilaian)

Guru menyediakan seluruh

perangkat pembelajaran seperti

silabus, RPP dan penilaian

diawal semester dan diarsipkan

dalam 1 bundel.

7. Guru tidak bertindak

sewenang-wenang kepada

Terlihat ketika guru

membutuhkan bantuan, guru

Page 117: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

101

peserta didik meminta tolong kepada siswa

dan ketika terjadi suatu masalah

pada siswa guru tidak langsung

menghakimi melainkan

mengkonfirmasi kejadian

tersebut kepada siswa yang

bersangkutan.

8. Guru menyampaikan materi

pelajaran dengan jelas

Guru menyampaikan materi

pembelajaran dengan bahasa

yang mudah dimengerti oleh

siswa.

9. Guru memberikan

informasi penting

Guru selalu memberikan

informasi penting yang berkaitan

dengan kegiatan di sekolah.

10.

Guru memotivasi siswa

dengan cara memberikan

pujian atau hadiah

Guru memberi pujian atau

hadiah kepada siswa yang berani

tampil di depan kelas. Dan

memacu dengan memberi

semangat siswa yang belum

berani tampil di depan kelas

hingga akhirnya berani untuk

tampil di depan kelas.

11. Guru memberikan inspirasi

kepada peserta didik

Guru memberitahu kepada siswa

manfaat belajar untuk masa

depan. Memberikan cerita yang

menarik dan mengaitkan dengan

kehidupan sehari-hari.

12. Guru menjadi contoh atau

teladan yang baik

Pakaian yang dikenakan oleh

guru selalu rapi, perkataan dan

ucapan guru selalu baik,

Page 118: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

102

menghargai para siswanya.

13. Guru memberikan nasihat

yang baik

Guru selalu memberikan nasihat

kepada Siswa yang melakukan

kesalahan atau hal yang kurang

baik. Oleh guru, siswa diminta

untuk mengucapkan istighfar.

14.

Guru melakukan penilaian

baik berupa tes maupun

non tes

Guru melakukan penilaian tes

yaitu ulangan harian dan

penilaian semester. Penilaian

non tes berupa penilaian sikap

dan catatan sholat siswa.

Page 119: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

103

Lampiran 7

Catatan Lapangan 1

Pembelajaran Tematik

Tema : 6 (Merawat Hewan dan Tumbuhan)

Subtema : 4 (Merawat Tumbuhan)

Pembelajaran : 4

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Maret 2018

Waktu : 07.40-14.05 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Hari Kamis terdapat 27 siswa yang hadir dan 11 siswa tidak hadir karena

sedang sakit. Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Pagi hari pukul 07.40

siswa kelas 2B sedang berdo‟a sebelum memulai kegiatan belajar, terlihat salah

satu siswa sedang berjalan-jalan ketika sedang berdo‟a. Kemudian guru yang

menjadi wali kelas 2B bernama Bu Nisa menegur siswa tersebut dan menasihati

kepada siswa lain bahwa ketika sedang berdo‟a harus fokus, tidak mengerjakan

hal lain. Semua siswa diam, mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

Pukul 07.58 WIB Bu Nisa meninggalkan kelas karena ada kegiatan foto bersama

seluruh guru beserta staf dan karyawan MIN 2, kemudian Bu Nisa berpesan agar

siswa tetap tertib berada di kelas. Kemudian salah seorang siswa bernama Zulfa

mengajak teman-temannya untuk membersihkan kelas. Katanya “Daripada tidak

ngapa-ngapain lebih baik bersihkan kelas!”

Pukul 11.28 WIB pembelajaran tematik segera dimulai. Guru meminta

tolong kepada salah satu siswa untuk menurunkan kursi yang berada di atas meja

karena siswa tersebut tidak masuk, sedang sakit. Kemudian siswa tersebut

menurunkan kursi tersebut namun agak kesulitan kemudian teman yang lainnya

membantu menurunkan kursi tanpa diperintahkan.

Guru memberikan informasi kepada siswa bahwa minggu berikutnya mulai

hari Senin, 12 Maret 2018 akan dilaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS),

seluruh siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Tiba-tiba ada

seorang siswa kelas lain masuk ke kelas 2B dengan mengucapkan salam dan

Page 120: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

104

memberikan berkas kepada guru, guru menjawab salam dan mengucapkan

terimakasih. Kemudian guru melanjutkan pembicaraannya dengan siswa kelas 2B,

dalam pembicaraan itu guru mengingatkan siswa untuk belajar di rumah dengan

meminta pendampingan dari orang tua.

Guru mengingatkan siswa tentang peraturan belajar di sekolah, menanyakan

manfaatnya, seluruh siswa mendengarkan dan sebagian siswa menanggapi

pertanyaan guru dengan mengacungkan tangan terlebih dahulu. Guru memberi

tahu manfaat belajar, memberi tahu sikap jujur dan percaya diri tidak hanya ketika

ulangan tetapi juga dalam hal belajar. Guru bertanya kepada siswa tentang siapa

yang masih melihat ke kanan dan kiri temannya ketika belajar, kemudian

beberapa siswa mengaku dengan mengacungkan tangan. Guru menjelaskan bahwa

hal tersebut merupakan sikap tidak jujur dan tidak percaya diri, lalu guru

mengingatkan siswa untuk mengucapkan istighfar ketika melakukan hal yang

kurang baik.

Guru mereview pembelajaran sebelumnya, salah seorang anak bernama

Rizki menanggapi bahwa pembelajaran sebelumnya membuat dongeng fabel.

Guru mengingatkan siswa untuk menyiapkan alat belajar, siswa menyiapkan alat

belajar. Setelah melakukan tanya jawab dengan siswa, guru membagikan soal

ulnagan harian kepada seluruh siswa kelas 2B. Sebelum mengerjakan, guru

mengingatkan siswa untuk membaca basmalah, terlihat semua siswa mengerjakan

sendiri-sendiri soal ulangan harian tersebut, nampak tenang dan fokus. Guru

berkeliling memperhatikan siswa yang sedang mengerjakan ulangan. Sambil

menunggu siswa selesai mengerjakan soal, guru mengisi jurnal harian.

Salah seorang siswa bernama Naida bertanya kepada guru karena tidak

memahami soal yang dimaksud, kemudian guru menjelaskan dengan bahasa yang

baik dan mudah dipahami siswa. Seluruh siswa dapat mengumpulkan soal

penilaian dengan tepat waktu, sebab guru mengingatkan waktu yang tersisa untuk

mengerjakan. Setelah selesai mengumpulkan soal ulangan harian siswa dapat

duduk di kursi masing-masing. Sambil menunggu guru selesai mengoreksi dan

menilai ulangan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk membuat cerita fabel apa

saja yang pernah dibaca sebelumnya. Siswa yang bernama Fawwaz melihat

Page 121: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

105

catatan Kayyisah karena kemarin tidak masuk sekolah, lalu Kayyisah

memberitahu guru. Kemudian Bu Nisa menegur Fawwaz dan menasihati Fawwaz

agar tidak melihat catatan teman walaupun tidak hadir sekolah. Setelah guru

selesai memeriksa dan menilai pekerjaan siswa, serta siswa telah selesai membuat

cerita fabel, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas

dan menceritakan hasil cerita yang telah dibuat. Beberapa siswa maju dan

bercerita dengan kemauan sendiri (tanpa ditunjuk) diantaranya yaitu: Tata, Zulfa,

Raihan, Naida, Nindi, Ara, Rizki, Faiz, Sulthan F, Sabiq, Rafa, Ahdan, dan Naira.

Kemudian guru meminta siswa yang lain untuk memberi tepuk tangan kepada

temannya yang telah berani maju, lalu guru menilai hasil kerja siswa.

Pembelajaran diakhiri dengan berdo‟a dipimpin oleh seorang siswa. Siswa

mengucapkan salam kepada guru dan guru menjawab salam. Merapikan meja dan

kursi, selanjutnya menyanyikan lagu wajib nasional dipimpin oleh seorang siswa

yang lainnya. Sebelum kembali ke rumah seluruh siswa bersalaman dengan guru

di depan pintu kelas dengan berbaris rapi dan antri dengan tertib.

Page 122: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

106

Catatan Lapangan 2

Pembelajaran Tematik

Tema : 6 (Merawat Hewan dan Tumbuhan)

Subtema : 4 (Merawat Tumbuhan)

Pembelajaran : 5

Hari/Tanggal : Jum‟at, 9 Maret 2018

Waktu : 08.40-09.40 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Peneliti tiba di kelas 2B pukul 08.35. sebelumnya kelas 2B telah

melaksanakan kegiatan pembelajaran TIK. Siswa terlihat memakai seragam

lengkap Peneliti melihat guru meminta tolong kepada siswa untuk membagikan

hasil ulangan pada hari kamis yang telah dinilai, salah satu siswa membantu.

Kemudian guru mengucapkan terimakasih kepada siswa yang telah membantu.

Guru mereview pembelajaran sebelumnya lalu melakukan tanya jawab dengan

siswa. Siswa menjawab dan menanggapi. Dilanjutkan dengan pemberian

informasi tentang Penilaian Tengah Semester (PTS) yang disampaikan oleh guru,

membagikan kumpulan soal PTS tahun lalu dan guru memberi tahu batasan

materi untuk PTS. Guru mengingatkan siswa untuk meminta dampingan orang tua

ketika belajar di rumah, siswa mendengarkan dengan tertib namun terlihat ada 2

orang siswa yang sedang sibuk sendiri, guru menegur dan bertanya. Siswa

tersebut menjawab bahwa dirinya sedang mengobrol dan bermain dengan

temannya kemudian guru memberinya nasihat agar tidak mengulangi hal tersebut.

Keadaan kelas semakin ramai kemudian guru memberi ice breaking dengan

meminta siswa untuk menyanyikan yel-yel kelas. Setelah itu siswa tenang, duduk

dengan rapi. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum

mengikuti ulangan harian untuk ulangan susulan dengan kesiapan siswa.

Guru memberikan worksheet kepada siswa kemudian mengingatkan siswa

untuk membaca basmalah sebelum mengerjakan soal. Siswa membaca basamalah

bersama-sama. Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan soal latihan secara

sendiri, tidak boleh melihat jawaban teman. Siswa mendengarkan. Terlihat

Page 123: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

107

seorang siswa meminjam rautan kepada temannya yang lain. Temannya tersebut

meminjamkan. Selesai mengerjakan, guru meminta tolong siswa untuk

mengambil lembar jawaban siswa yang telah selesai mengerjakan. Guru

memeriksa jawaban siswa. Terlihat ada seorang siswa bernama Rizki menangis

dan mengadu kepada guru ketika sedang belajar ia dipukul oleh temannya,

kemudian guru memanggil siswa tersebut ke depan meja guru dan

mengkonfirmasi kejadian yang dialaminya . Rizki mengaku bahwa telah dipukul

oleh temannya namun belum tahu kejelasannya siapa yg memukulnya. Kemudian

guru memintanya untuk tidak boleh menuduh teman sembarangan. Ditanya

dahulu ke temannya apakah benar teman tersebut yang telah memukulnya.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan merapikan buku tematik.

Dilanjutkan dengan pembelajaran yang lain.

Page 124: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

108

Catatan Lapangan 3

Penilaian Tengah Semester (PTS)

Hari/Tanggal : Rabu, 14 Maret 2018

Waktu : 09.30-11.00 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Pukul 09.25 peneliti tiba di kelas 2B, seluruh siswa hadir semua. Siswa

terlihat memakai seragam lengkap hanya ada beberapa siswa yang belum

menggunakan seragam pramuka lengkap, siswa tidak memakai kacu pramuka.

Terlihat guru dan siswa sedang istirahat. Hari ini sedang dilaksanakan kegiatan

Penilaian Tengah Semester (PTS) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pukul 09.30 bel berbunyi tanda masuk kelas. Pengawas di kelas 2B merupakan

guru BTQ yang bernama Nita, ternyata dalam pelaksanaan PTS, seluruh

pengawas di setiap kelas bergantian. Sebelum memulai mengerjakan soal guru

meminta siswa untuk menampilkan yel-yel kelas untuk mengalihkan perhatian

siswa. Setelah itu, guru mengingatkan siswa untuk menyiapkan alat tulis.

Siswa terlihat siap untuk mengerjakan soal PTS. Kemudian guru

membagikan lembar soal PTS, siswa duduk dengan tenang. Guru

menginstruksikan siswa untuk mengisi nama dan nomor absen terlebih dahulu.

Pertengahan waktu dalam mengerjakan soal, ada siswa yang kurang memahami

pertanyaan yang dimaksud, kemudian guru menjelaskan dengan bahasa yang

mudah dimengerti oleh siswa. Guru berkeliling kelas memeriksa lembar jawaban

siswa kemudian meminta semua siswa untuk memeriksa kembali jawaban mereka

apakah sudah tepat atau belum. Siswa yang telah selesai mengerjakan PTS

diperbolehkan membaca buku bacaan yang ada di perpustakaan mini yang

terdapat di sudut kelas samping meja guru, siswa mengambil buku di rak buku,

kemudian membacanya dengan tenang. Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk membaca buku kemudian mempersilahkan siswa untuk menceritakan atau

menjelaskan isi dari bacaan terseut. Terlihat ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan temannya yang sedang berbicara di depan kelas, ada juga yang

bercanda dan berlari-larian di dalam kelas. Guru menuliskan nama siswa-siswa

Page 125: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

109

tersebut di papan tulis. Namun seorang siswa bernama Sulthan F menghapus

namanya dan berkata kepada guru “Saya tidak salah bu, masa ada nama saya”.

Kemudian guru menuliskan namanya lagi. Kenyataannya siswa tersebut sedang

berlari-lari ketika temannya sedang bercerita di depan kelas.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru meminta siswa

untuk mengumpulkan lembar jawaban siswa satu per satu dengan dipanggil guru

berdasarkan urutan absen. Kegiatan diakhiri dengan membaca do‟a, mengucapkan

salam, kemudian merapikan meja dan kursi, menyanyikan lagu wajib nasional.

Siswa bersalaman dengan guru di depan pintu dengan berbaris rapi.

Page 126: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

110

Catatan Lapangan 4

Penilaian Tengah Semester (PTS)

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018

Waktu : 09.30-11.00 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Pukul 09.30 seluruh siswa hadir di kelas dan guru juga sudah berada di

kelas. Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Hari ini PTS mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Kegiatan dimulai guru dengan mempersilahkan siswa untuk

merapikan kursi karena terlihat beberapa kursi belum rapi. Guru bertanya kepada

siswa “Buku apa yang sudah kalian baca kemarin?” beberapa siswa menjawab

dengan mengangkat tangan terlebih dahulu. ada siswa yang menjawab membaca

buku fabel. Guru bertanya kepada seorang siswa, “Azaria, buku apa yang kamu

baca kemarin?” kemudian Azaria menjawab “Buku tentang percaya diri.” Guru

mengulang pertanyaan kepada Ara, “Ara, buku apa yang telah dibaca Azaria?”

Ara tidak bisa menjawab karena tidak mendengarkan apa yang diucapka oleh

Azaria. Ara sibuk dengan dirinya sendiri. Kemudian guru menasihati dan

mengingatkan siswa untuk memperhatikan guru atau teman yang sedang

berbicara. Guru mengatakan “Apa yang telah kamu baca, kamu lakukan. Kamu

membaca buku percaya diri, maka kamu harus seperti itu. Apa conoh sikap

percaya diri?” Najwa menjawab “berani maju ke depan membaca puisi.” Azaria

menjawab ”Berpidato.” Rizki bertanya “Berpidato itu apa?” kemudian guru

menjelaskan. Terlihat ada beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan

guru contoh sikap percaya diri lalu guru menyampaikan “Kalian yang belum tahu

sikap percaya diri, silahkan nanti bukunya dibaca lagi lain waktu!” Terlihat ada 2

orang siswa bernama Faiz dan Kayyisah yang belum siap mengikuti PTS karena

sedang bermain kertas, kemudian guru menegurnya dan bertanya apa yang sedang

dilakukannya. Lalu kayisah member kertas tersebut kepada guru. Setelah guru

melihat isi bacaan pada kertas dan bertanya kepada siswa ternyata tulisan yang

ada pada kertas merupakan nama-nama karakter pemain game mobile legend.

Guru meminta Faiz untuk menyanyikannya, namun Faiz malu akhirnya dibantu

Page 127: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

111

oleh dua orang temannya bernama Sabqi dan Azka. Di lain sisi terlihat ada siswa

yang sedang membersihkan tempat duduknya karena kotor dan ada siswa lain

bernama Ara sedang meminjam rautan kepada Tata.

Setelah kondisi siswa tenang, guru membagikan soal PTS. Siswa

membiasakan diri untuk membaca basmalah sebelum mengerjakan. Guru

menghimbau kepada siswa untuk membaca soal dengan teliti. Guru memeriksa

lembar jawaban siswa. Guru menegur siswa yang berisik ketika mengerjakan soal

untuk tetap diam dan tenang. Kemudian guru memanggil Sulthan F untuk

mengkonfirmasi kejadian pada hari Rabu. Lalu sulthan F maju ke depan kelas dan

mengakui kesalahannya. Guru menasihatinya dan mengingatkan kepada siswa

lain untuk selalu bersikap dan berakhlak baik. Mengajarkan siswa untuk tidak

memotong pembicaraan orang lain yang sedang berbicara. Guru mengajarkan

siswa untuk tidak mencontohkan sikap yang tidak baik kepada siswa lain.

Kemudian guru mengingatkan siswa untuk memeriksa kembali dan memberitahu

waktu mengerjakan soal PTS akan habis.

Setelah selesai, semua lembar jawaban dikumpulkan. Seluruh siswa berdo‟a

dipimpin oleh perwakilan siswa. Guru mendampingi. Siswa mengucapkan salam,

kemudian merapikan meja dan kursi, menyanyikan lagu wajib nasional. Siswa

bersalaman dengan guru di depan pintu dengan berbaris rapi.

Page 128: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

112

Catatan Lapangan 5

Penilaian Tengah Semester (PTS)

Hari/Tanggal : Jum‟at, 16 Maret 2018

Waktu : 07.30-09.00 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Kegiatan PTS mata pelajaran

Matematika dimulai dengan berdo‟a. Guru mengingatkan siswa untuk tertib

dalam berdo‟a. Sebelum mengerjakan soal PTS guru mengingatkan siswa untuk

tidak bertanya kepada guru atau teman ketika mengerjakan ulangan. Terlihat Rizki

mengatakan kepada guru “ Bu Nisa, aku lupa membawa pensil.” Kemudian bu

nisa menjawab “Kenapa bisa lupa? Memangnya siapa yang merapikan peralatan

tulis kamu?” Rizki menjawab “Mama.” Bu Nisa mengatakan “Itulah kalau masih

disiapkan oleh mama, belum tanggung jawab.” guru mengingatkan dan

memberitahu bahwa ketika di rumah harus bertanggung jawab untuk merapikan

peralatan sekolah sendiri. Kemudian guru memberikan lembar soal PTS dan

mengingatkan siswa untuk membaca basmalah sebelum mengerjakan. Siswa

mengerjakan dengan tertib dan guru berkeliling kelas memeriksa jawaban siswa,

guru mengingatkan siswa untuk memeriksa kembali jawabannya masing-masing.

Siswa mengumpulkan lembar jawaban satu per satu dipanggil oleh guru

menurut nomor absen. Kegiatan diakhiri dengan membaca do‟a, mengucapkan

salam, kemudian merapikan meja dan kursi, menyanyikan lagu wajib nasional.

Siswa bersalaman dengan guru di depan pintu dengan berbaris rapi.

Page 129: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

113

Catatan Lapangan 6

Penilaian Tengah Semester (PTS)

Hari/Tanggal : Senin, 19 Maret 2018

Waktu : 07.30-09.00 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Hari ini hanya ada satu siswa yang tidak hadir karena izin. Siswa terlihat

memakai seragam lengkap. Kegiatan PTS mata pelajaran SBdP diawali dengan

berdo‟a bersama. Guru menegur seorang siswa yang menengok kanan/kiri, dan

menanyakan apa yang sedang dilakukannya. Siswa menjawab bahwa ia ingin

meminjam rautan kepada temannya. Guru melarangya karena ketika ulangan

dapat mengganggu teman, kemudian guru mengingatkan siswa untuk

mempersiapkan alat tulis sebelum mengerjakan lembar PTS.

Guru memberikan lembar soal kepada siswa unuk dikerjakan. Menunggu

siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru berkeliling kelas mengawasi dan

memeriksa jawaban siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru

mempersilahkan untuk membaca buku bacaan yang tersedia di perpustakaan mini.

Guru sambil mereview pembelajaran pada minggu sebelumnya tentang

menyanyikan lagu pelangi-pelangi dengan not. Guru meminta Rara untuk

membantu teman-temannya yang belum bisa menyanyikan lagu tersebut

kemudian semua siswa mendengarkan Rara dan mengikutinya bernyanyi

bersama. Terlihat ada 2 siswa yang sedang asik mengobrol yaitu Faiz dan Sabqi

kemudian guru menegur, mengklarifikasi apa yang sedang dibicarakan siswa

tersebut. Siswa tersebut mengaku bahwa sedang membicarakan game di

handphone. Guru mengingakan siswa untuk berkata jujur, kalau tidak jujur

nilainya akan berkurang. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal PTS, guru

meminta siswa untuk memeriksa jawabannya kembali. Setelah itu siswa

mengumpulkan lembar jawaban PTS.

Kegiatan hari ini diakhiri dengan berdo‟a dan dipimpin oleh seorang siswa.

Ketika selesai berdo‟a guru mengingatkan siswa untuk selalu fokus dalam

berdo‟a. Tidak ada kegiatan lain yang dilakukan seperti berjalan-jalan, berdiri dan

Page 130: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

114

mengobrol. Siswa mendengarkan nasihat guru dengan tenang. Kemudian siswa

mengucapkan salam dan guru menjawab salam. Merapikan meja dan kursi,

menyanyikan lagu wajib nasional “Padamu Negeri”. Siswa bersalaman dengan

guru di depan pintu dengan berbaris rapi.

Page 131: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

115

Catatan Lapangan 7

Penilaian Tengah Semester (PTS)

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Waktu : 07.30-09.00 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Hari ini siswa hadir semua. Siswa terlihat memakai seragam lengkap.

Kegiatan PTS mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diawali dengan

berdo‟a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan

soal (worksheet) bagi siswa yang tertinggal atau tidak hadir pada waktu

pembelajaran saat itu. Guru mengoreksi worksheet dan memberikan kepada siswa

yang bersangkutan.

Guru mulai memberikan soal PTS menurut barisan tempat duduk dan siswa

mengoper kepada teman yang berada di belakangnya. Siswa mulai mengerjakan

soal PTS dengan tenang. Guru mengingatkan siswa untuk megerjakan soal PTS

dengan teliti dan hati-hati. Guru berkeliling ke temapt duduk siswa untuk

menandatangan. Terlihat ada lembar jadwal siswa untuk ditandatangani oleh guru

yang robek. Kemudian guru bertanya dan siswa tersebut menjawab dengan apa

adanya. Kemudian guru mengambil solasi dan memperbaiki lembar jadwal

tersebut. guru menegur siswa ketika terdengar suara mulai gaduh. Terlihat guru

memeriksa lembar jawaban PTS seorang siswa kemudian memberi penjelasan

kepada siswa tersebut karena siswa tersebut belum memahami/ tidak mengerti

maksud pertanyaan soal PTS. Setelah semua siswa selesai mengerjakan guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk memeriksa kembali jawaban mereka.

Kemudian guru mengambil lembar jawaban siswa.

Guru memberi infomasi dengan membagikan selembar kertas edaran bahwa

akan diadakan kegiatan Books, Cakes, and Toys (BCT). Guru memberitahu siswa

bahwa hari ini merupakan hari terakhir PTS dan esok akan belajar seperti biasa.

Lalu menyanyikan lagu wajib nasional. Siswa bersalaman dengan guru di depan

pintu dengan berbaris rapi.

Page 132: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

116

Catatan Lapangan 8

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)

Pembelajaran : 1 dan 2

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018

Waktu : 07.35-08.40 dan 10.10-11.20 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Hari ini ada 24 siswa yang hadir dan 2 siswa tidak hadir karena sakit. Siswa

terlihat memakai seragam lengkap tetapi ada beberapa siswa belum memakai

atribut seragam seperti kacu pramuka. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan

do‟a bersama yang dipimpin oleh seorang siswa. Guru menjelaskan materi

kebersamaan, guru menjelaskan tentang imbuhan, siswa memperhatikan dengan

baik dan tenang. Guru menampilkan bacaan tentang kebersamaan menggunakan

Proyektor, kemudian meminta siswa untuk membaca bersama-sama. Guru

mengingatkan siswa untuk menggunakan intonasi dan tanda baca yang tepat.

Guru meminta seorang siswa yang bernama Amira untuk membaca teks tersebut

dan yang lain mendengarkan. Guru meminta siswa lain untuk mengoreksi cara

membaca Amira. Setelah itu guru mengkonfirmasi cara membaca yang benar.

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan isi teks bacaan

tersebut, seorang siswa bernama Tata menjawab. Ada siswa yang berteriak “Bu

Nisa Aesar enggak bawa buku bu.” Ada juga yang bilang “Ibu, Rara salah bawa

buku.” Kemudian guru menegurnya dan berkata ”Kemarin kan Bu Nisa sudah

bilang, hari ini belajar seperti biasa. Aesar mengapa kamu tidak membawa buku?”

Aesar mengaku bahwa tidak merapikan buku sendiri, yang merapikan adalah

mabknya (pembantu rumah tangga). Guru mengingatkan dan berkata: “Dari awal

Bu Nisa katakan untuk merapikan buku pelajaran sendiri. Sampaikan hal sekecil

apapun kepada orang tuamu yang terjadi di sekolah.” Guru menasihati siswa

untuk selalu hadir di sekolah agar tidak tertinggal pelajaran.

Page 133: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

117

Guru melanjutkan kegiatan belajar dengan bertanya siapa yang melakukan

kegiatan di rumah seperti kegiatan pada bacaan tersebut. guru menjelaskan

kegiatan siswa yang biasa dilakukan di rumah. Guru dan siswa melakukan tanya

jawab kegiatan siswa di rumah dan melakukan tanya jawab kegiatan berdasarkan

teks bacaan tersebut. Guru menunjukkan gambar dan bertanya bagaimana ekspresi

pada orang tersebut. kemudian semua siswa menjawab secara bergantian salah

satunya siswa menjawab bahwa gambar seorang anak sedang menyimak ayahnya

bercerita. Kemudian guru mengkonfirmasi bahwa jawaban tersebut benar. Guru

memberi tahu bahwa seorang anak pada gambar tersebut mengetahui bahwa cara

menghormati orang lain yaitu dengan mendengarkan orang yang sedang bicara

kepadanya. Terlihat seorag siswa sedang mengobrol ketika guru sedang

menjelaskan kemudian guru menegurnya. Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk menggantikan posisi guru dan meminta siswa untuk menceritakan

tentang kebersamaan dari sebuah gambar. Beberapa siswa maju ke depan dan

menceritakan terkait gambar tersebut. diantaranya yaitu: Aesar, Amira S, Tata,

Zulfa, Raihan dan Ashraqat. Guru meminta siswa lain untuk memberi tepuk

tangan kepada siswa yang telah berani maju ke depan kelas untuk bercerita.

Kemudian guru juga menasihati siswa untuk tidak takut maju ke depan kelas

kemudian guru berkata: “Kalau kamu takut maju ke depan berarti kamu tak punya

iman”. Siswa yang telah maju ditanya oleh guru bagaimana rasanya berdiri di

depan kelas. Ada siswa yang menjawab “biasa aja bu, engga takut, enak”. Terlihat

ada siswa yang izin kepada guru untuk pergi ke toilet dengan berbicara

menggunakan Bahasa Arab. Guru bertanya kepada siswa lain, “Dari siswa-siswa

yang maju adakah perbedaan diantara mereka?” ada siswa yag menjawab bahwa

Raihan mengucapkan salam sebelum cerita. Kemudian guru mengingatan kepada

siswa untuk mengawali setiap kegiatan dengan membaca basmalah dan tak lupa

mengucapkan salam ketika akan berbicara di depan banyak orang. Guru berharap

bahwa Raihan dapat menjadi contoh untuk teman-temannya. Guru juga

menanyakan kepada siswa yang belum maju, alasan siswa tersebut ragu-ragu,

takut salah, dan malu. Guru menjelaskan kalau siswa salah guru tidak akan

Page 134: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

118

menyalahkan dan memarahinya. Kemudian terlihat beberapa siswa maju untuk

menceritakan kembali, yaitu: Thoriq, Sulthan F.

Ada seorang siswa bernama Adi yang memang belum berani untuk tampil di

depan kelas hal ini diketahui setelah saya bertanya kepada guru. Kemudian guru

memberinya kesempatan namun siswa tersebut belum maju dan akan maju ke

depan kelas pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru memberikan makanan

sebagai reward kepada siswa yang telah maju dan bercerita di depan kelas. Guru

meminta siswa untuk membuat 5 buah pertanyaan sebab dalam membuat kalimat

pertanyaan masih terdapat kesalahan. Siswa belum dapat membedakan pertanyaan

dengan pernyataan. Siswa membuat kalimat pertanyaan. Tiba-tiba ada seorang

guru kelas 1 bernama Pak Mul memberi salam dan izin kepada Bu Nisa

memindahkan meja dan kursi karena di kelas 2B ternyata jumlah meja dan

kursinya lebih sedangkan di kelas 1 kurang. Kemudian Bu Nisa memindahkan

Sulthan F dari meja dan kursi tersebut, lalu Pak Mul membawa meja dan

kursinya. Ternyata Pak Mul menemukan selembar uang Rp.2000 di dalam kolong

meja dan menanyakan kepada kelas 2B. Ada seorang siswa yang berteriak

“Sulthan itu uang” dan Bu Nisa juga bertanya “Sulthan ini uang kamu bukan?”

sulthan pun mengaku bahwa uang tersebut bukan miliknya. Kemudian

pembelajaran dikelas dilanjutkan dengan pembelajaran lain.

Setelah selesai, pembelajaran tematik dilanjutkan dengan membuat kalimat

pertanyaan. Kemudian guru membagikan worksheet. Guru memerintahkan siswa

untuk membaca basmalah sebelum mengerjakan worksheet. Sambil siswa

mengerjakan, guru memanggil siswa satu per satu untuk menilai hasil

pekerjaannya. Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan worksheet sendiri

dan tidak berdiskusi dengan temannya. Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan lembar worksheet. Terlihat semua siswa telah mengumpulkan

namun Ashraqat, Amira, Rizki, Nindi, Haidar, Aesar, Alfaro, Adhi, Ami blm

selesai mengerjakan dan mengumpulka tidak tepat waktu. Kemudian guru

meminta siswa tersebut untuk cepat menyelesaikan dan mengumpulkannya

setelah pembelajaran selesai. Kegiatan pembelajaran temmatik diakhiri dengan

merapi peralatan belajar dan dilanjutkan dengan pembelajaran lain.

Page 135: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

119

Catatan Lapangan 9

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)

Pembelajaran : 3 & 4

Hari/Tanggal : Senin, 26 Maret 2018

Waktu : 07.35-08.40, 10.10-11.20, dan 13.00-14.05 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Ada 24 siswa yang hadir dan 4 siswa tidak hadir karena sakit. Siswa terlihat

memakai seragam lengkap. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdo‟a

dipimpin seorang siswa. Guru mengapersepsi siswa kemudian menjelaskan cara

menghitung perkalian. Terlihat Aesar mengantuk ketika sedang belajar guru

memintanya untuk berwudhu. Guru menasihati siswa untuk selalu berbuat baik.

Guru mengingatkan siswa untuk mengucapkan istighfar dan berwudhu ketika

sedang marah ataupun sikapnya sedang tidak baik. Guru memotivasi siswa untuk

selalu berbuat baik. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membaca hafalan

juz 30. Seluruh siswa membaca bersama-sama dengan tertib. Kemudian

pembelajaran dilanjutkan dengan BTQ.

Setelah selesai belajar BTQ, guru menyiapkan siswa untuk tetap tenang.

Guru mengingatkan siswa yang telah berjanji akan maju ke depan kelas untuk

bercerita tentang kebersamaan, sebelum siswa tersebut maju, guru melakukan

tanya jawab siapa yang menikmati kebersamaan di rumah. Terlihat beberapa

siswa menjawab secara bergantian dengan mengacungkan tangan terlebih dahulu.

Kemudian Adan, Aulia, Adhi dan Noni maju ke depan kelas dan bercerita. Setelah

itu guru menanyakan kepada mereka apa yang dirasakan ketika maju di depan

kelas, kalau tidak ada rasa takut untuk selanjutnya guru meminta siswa maju ke

depan tanpa diperintah oleh guru. Kemudian guru meminta siswa lain untuk

memberi apresiasi kepada temannya dengan bertepuk tangan. Guru menanyakan

kepada siswa apa yang dilakukan di rumah, kemudian sebagian siswa

mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan guru. Guru mendengarkan keluh

Page 136: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

120

kesah siswa . dilanjutkan dengan belajar BTQ dan istirahat hingga pukul 10.00

WIB.

Pembelajaran dilanjutkan pada pukul 10.10 WIB. Guru bertanya kepada

siswa apa yang telah dimakan ketika istirahat. Kemudian Ara menjawab bahwa ia

makan puding yang dibagi oleh temannya bernama Sulthan A, kemudian ia

membaginya lagi kepada Zulfa. Guru meminta siswa tersebut maju ke depan dan

menggambarkan puding di papan tulis. Terlihat Rizki diminta untuk maju ke

depan dan menggambar. Guru bertanya mengpa Rizki di suruh menggambar juga.

Seorang siswa lain bernama Sulthan A menjawab “Karena Rizki mengejek

gambar Ara.” Kemudian guru mengingatkan ketika teman tampil di depan kelas,

tidak ada yang menyinggung atau meledek dan mentertawakan, harus saling

menghargai orang lain. Selanjutnya guru menjelaskan tentang pecahan dari cerita

puding yang dibagi dua. Guru melakkan tanya jawab dengan siswa. Sebagian

siswa maju ke depan menjelaskan gambar suatu pecahan 1/3. Kemudian guru

memberi kesempatan kepada siswa lain untuk mengomentari gambar temannya.

Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. Terlihat seorang siswa bernama Noni

nampak kebingungan ketika guru menjelaskan, kemudian guru memberikan

media berupa kue dan sendok untuk dipotong menjadi beberapa bagian.

Kemudian Noni membagikan kue tersebut kepada 4 orang temannya. Setelah itu

guru memberikan worksheet. Guru mengingatkan siswa untuk memeriksa kembali

jawaban dan tulisannya, siswa yang belum menjawab dengan tepat diminta guru

untuk memperbaiki. Worksheet dikumpulkan. Dilanjutkan dengan pembelajaran

lain.

Pukul 13.00 WIB siswa selesai shalat dzuhur berjamaah di kelas,

pembelajaran tematik dilanjutkan. Guru membawa media dan menunjukkan

kepada siswa. Kemudian guru mencontohkan siswa untuk membuat sebuah

prakarya. Guru mempersilahkan perwakilan siswa untuk menuliskan bahan

membuat prakarya. Kemudian guru membagikan alat dan bahan kepada siswa dan

siswa mulai membuat prakarya yang dicontohkan oleh guru tahap demi tahap.

Terlihat siswa yang belum bisa membuat prakarya tersebut dibantu oleh temannya

yang sudah bisa membuatnya. Kegiatan diakhiri dengan berdo‟a yang dipimpin

Page 137: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

121

seorang siswa, mengucapkan salam kepada guru. Guru menginformasikan kepada

siswa bahwa hari esok akan dilaksanakan BCT untuk kelas 2B. Merapikan kursi

dan meja, menyanyikan lagu wajib nasional. Kemudian bersalaman dengan guru

di depan pintu dengan berbaris rapi.

Page 138: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

122

Catatan Lapangan 10

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersmaan)

Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)

Pembelajaran : 5

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Maret 2018

Waktu : 11.30-12.30 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Pembelajaran tematik dimulai setelah melewati beberapa pembelajaran lain.

Siswa terlihat memakai seragam lengkap namun beberapa siswa terlihat kurang

rapi dalam memakai seragam, ada yang bajunya keluar, ada yang pecinya miring.

Terlihat ada seorang anak yang mengobrol dengan temannya, guru menegur dan

meminta siswa tersebut maju ke depan untuk menceritakan apa yang dibicarakan

temannya. Ada seorang anak yang izin ke toilet kemudian guru mengingatkan

siswa bahwa ada adab masuk ke kamar mandi yaitu berdo‟a, masuk dengan kaki

kiri. Para siswa mendengarkan. Kemudian membuat prakarya. Guru

mengingatkan, bagi siswa yang telah selesai membuat prakarya untuk membuang

bahan prakarya yang sudah tidak digunakan ke tempat sampah, sehingga tidak ada

sampah yang berserakan di kelas. Parakarya yang telah dibuat baik yang selesai

atau tidak selesai dikumpulkan. Guru tidak ingin siswa menyelesaikannya di

rumah. Kegiatan diakhiri dengan merapikan alat belajar.

Page 139: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

123

Catatan Lapangan 11

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 1 (Kebersamaan di Rumah)

Pembelajaran : 5

Hari/Tanggal : Rabu, 28 Maret 2018

Waktu : 07.35-08 40 dan 10.10-11.20 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Siswa terlihat memakai seragam lengkap dan rapi. Kegiatan pembelajaran

dimulai dengan berdo‟a bersama yang dipimpin oleh seorang siswa. Guru

melakukan presensi. Siswa yang tidak hadir sebanyak 5 orang dan siswa yang

hadir sebanyak 33 orang, guru meminta Adi untuk mecatatnya di papan absensi.

Guru membimbing siswa untuk membaca alfatihah untuk mendo‟akan teman,

saudara, dan untuk diri sendiri. Terlihat seorang siswa mengantuk, kemudian

guru meminta siswa tersebut untuk berwudhu. Kemudian guru menasihati siswa

untuk mengatur waktu yang baik dengan mengaitkan aktivitas dalam kehidupan

sehari-hari.

Guru mengingatkan siswa ketika belajar untuk tidak memainkan alat yang

tidak dipakai saat belajar. Guru menasihati siswa dan menginspirasi siswa dengan

cerita permisalan orang yang berjalan maju atau mundur. Guru bertanya “Adakah

siswa yg tidak ingin naik kelas?”. Semua siswa menjawab tidak. Kemudian Guru

menanyakan cita-cita siswa. Siswa ditanya satu per satu. Orang yang memiliki

cita-cita berarti orang yang ingin maju. Guru melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang beraneka warna dan maknanya. Kemudian guru meminta seluruh

siswa menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding dengan not sambil bertepuk

tangan.

Pukul 10.10 melanjutkan pembelajaran tematik, guru memberi tahu manfaat

benda-benda yang ada di sekitar. Guru dan para siswa melakukan tanya jawab

kegunaan tas, manfaat makanan. Guru membagikan worksheet. Siswa

mengerjakan. Guru memeriksa worksheet siswa satu per satu. Kemudian

Page 140: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

124

memberikan worksheet lain. Guru berkeliling kelas memeriksa pekerjaan siswa

dan mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan tugas. Kemudian

worksheet dikumpulkan. Setelah memeriksa, guru bertanya kepada siswa siapa

yang belum memahami materi pecahan. Guru menasihati siswa apabila tidak

masuk sekolah, belajar di rumah dengan meminta bantuan kepada kedua orang

tua. Pembelajaran tematik terakhir, dilanjutkan dengan pembelajaran melukis,

namun guru melukis tidak hadir, guru meminta perwakilan siswa untuk

menggambar di papan tulis dan siswa lain menirukan gambar tersebut.

Page 141: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

125

Catatan Lapangan 12

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 2 (Kebersamaan di Sekolah)

Pembelajaran : 1

Hari/Tanggal : Senin, 2 April 2018

Waktu : 07.35-08.40, 10.10-11.20, dan 13.00-14.05 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Hari ini Siswa terlihat memakai seragam lengkap. Sebanyak 5 siswa tidak

hadir. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdo‟a. Kemudian guru

menjelaskan materi pecahan menggunakan proyektor. Guru menjelaskan materi

tentang bunyi kuat dan lemah. Terlihat ada seorang siswa yang mengantuk

kemudian guru memintanya untuk berlari-lari kecil di depan kelas. Guru memberi

kesempatan kepada siswa yang ingin menjelaskan materi yang telah disampaikan

oleh guru, kemudian 3 orang siswa maju ke depan, guru meminta siswa lain untuk

memberi tepuk tangan. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan menyanyikan lagu

cicak-cicak di dinding dengan not angka. Siswa yang asik bermain sendiri diminta

untuk maju ke depan kelas menyanyikan lagu tersebut. 2 orang siswa terlihat

sedang bercanda kemudian guru menegurnya. Melanjutkan pembelajaran guru

melakukan tanya jawab dengan para siswa dengan sebuah cerita yang tertera pada

buku tematik. Para siswa menjawab dan menanggapi pertanyaan guru. Kemudian

guru meminta siswa untuk membaca cerita tersebut. terlihat seluruh siswa antusias

membacanya. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang cerita tersebut.

guru menanyakan informsi apa yang didapatkan oleh siswa dari hasil membaca.

Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menceritakan dongeng

di depan kelas. Beberapa siswa maju ke depan kelas. Terlihat seorang siswa

perempuan sedang pusing kemudian siswa yang lain memberi tahu guru, guru

memintanya untuk memberi obat.

Pembelajaran dianjutkan setelah istirahat. Pembelajaran dilanjutkan dengan

pemberian nasihat guru kepada para siswa karena ada seorang siswa yang kurang

Page 142: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

126

baik dalam bersikap saat sedang makan yaitu tidak menghabiskan makanannya

dan menyuruh temannya untuk menaruh tempat makan. Setelah selesai menasihati

guru meminta siswa untuk membagikan worksheet yang telah dikoreksi dan diberi

nilai. Guru memberi intruksi dan bimbingan untuk menyusun worksheet agar rapi

dan berurutan sesuai dengan urutan penilaian di buku nilai yang dimiliki guru.

Guru membagikan worksheet untuk dikerjkan siswa, siswa mengerjakan

worksheet dengan tenang dan tertib. Sambil mengerjakan worksheet, guru

memanggil siswa satu per satu untuk merekap nilai worksheet yang telah

diberikan. Bel istirahat.

Selesai istirahat kedua, kegiatan pembelajaran dilaanjutkan dengan

mengerjakan worksheet. Siswa yang telah selesai, mengumpulkan worksheet

kemudian mengerjakan worksheet yang baru. Kemudian mengumpulkan setelah

selesai. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdo‟a dipimpin oleh perwakilan

siswa. Guru mendampingi. Siswa mengucapkan salam dan guru menjawab salam,

kemudian merapikan meja dan kursi, menyanyikan lagu wajib nasional. Siswa

bersalaman dengan guru di depan pintu dengan berbaris rapi.

Page 143: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

127

Catatan Lapangan 13

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 2 (Kebersamaan di Sekolah)

Pembelajaran : 2

Hari/Tanggal : Selasa, 3 April 2018

Waktu : 11.20-12.30 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Pembelajaran tematik dimulai setelah pembelajaran lain. Ada 7 siswa yang

tidak hadir karena sakit. Guru memberikan worksheet kepada siswa. Siswa yang

telah selesai mengerjakan dipersilahkan untuk mengumpulkan worksheet.

Kemudian guru memberikan worksheet yang baru untuk siswa yang tetap duduk

tenang dan telah selesai mengerjakan worksheet pertama diberikan. Siswa yang

tidak paham atau tidak mengerti dalam mengerjakan soal, bertanya kepada guru.

Setelah selesai mengerjakan worksheet, siswa mengumpulkannya. Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggambar setelah selesai

mengumpulkan worksheet. Kegiatan pemmbelajaran diakhiri dengan merapikan

alat belajar dan bersiap-siap untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah di

kelas.

Page 144: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

128

Catatan Lapangan 14

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 4 (Kebersamaan di Tempat Wisata)

Pembelajaran : 1

Hari/Tanggal : Rabu, 4 April 2018

Waktu : 07.35-08.40 dan 10.10-11.20 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Pembelajaran dimulai dengan berdo‟a besama dengan dipimpin seorang

siswa. Hari Rabu masih terlihat bahwa beberapa siswa belum memakai atribut

pramuka. Guru menunjukkan gambar pizza menggunakan proyektor. Kemudian

guru bertanya kepada siswa siapa yang pernah memakan pizza? Apa manfaatnya?

Para siswa menjawab “Potongannya merupakan pecahan”. “Dagingnya

mengandung protein”. Kemudian guru menkonfirmasi jawaban siswa. Guru

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal latihan yang ada dibuku paket siswa. Guru mengingatkan siswa

untuk membaca basmalah sebelum mengerjakan soal latiham. Siswa mengerjakan

dengan tenang dan tertib. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal latihan

mengumpulkan dan diberikan worksheet yang oleh seorang siswa yang diminta

tolong oleh guru. Siswa mengerjakan kembali dengan tenang dan tertib. Guru

mengingatkan siswa untuk mngerjakan sendiri dan tidak memberitahu temannya.

Kemudian worksheet dikumpulkan.

Pembelajaran dilanjutkan pada pukul 10.10 dengan membuat prakarya

bunga. Guru memberikan penjelasan dan mencontohkan cara membuatnya.

menggunakan barang yang bekas yaitu dari plastik bekas. Guru meminta siswa

untuk menyiapkan perlengkapan membuat prakarya. Guru memberikan media dan

alat dengan memanggil siswa satu per satu ke meja guru sesuai urutan absen.

Siswa terlihat antusias membuat prakarya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan

merapikan alat pembelajaran yang tidak diperlukan.

Lampiran 20

Page 145: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

129

Catatan Lapangan 15

Pembelajaran Tematik

Tema : 7 (Kebersamaan)

Subtema : 4 (Kebersamaan di Tempat Wisata)

Pembelajaran : 2

Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2018

Waktu : 11.20-12.30 WIB

Tempat : Kelas II B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Terlihat guru memindahkan tempat duduk siswa yang bercanda atau

mengobrol padahal guru telah merubah posisi tempat duduk siswa pada hari senin.

Dalam mengelola kelas guru mengatur tempat duduk siswa secara bergantian

setiap seminggu sekali. Guru membagikan worksheet, siswa mulai mengerjakan

dengan tertib dan sendiri-sendiri. Sambil mengerjakan worksheet, guru bekeliling

mengawasi siswa. Siswa yang telah selesai mengerjakan worksheet dipersilahkan

memeriksa kembali jawabannya. Kemudian worksheet dikumpulkan. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan merapikan alat pelajaran dan bersiap untuk wudhu

dan melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.

Page 146: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

130

Lampiran 8

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH

BIDANG KESISWAAN MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

1. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan sikap sosial?

2. Secara umum, bagaimana sikap sosial siswa MIN 2 Kota Tangerang Selatan?

3. Sikap sosial apa saja yang dikembangkan di MIN 2 Kota Tangerang Selatan?

4. Mengapa sikap tersebut perlu dikembangkan?

5. Upaya apa yang dilakukan dalam mengembangkan sikap sosial siswa

tersebut?

6. Bagaimana pengimplementasian peran guru dalam mengembangkan sikap

sosial siswa?

7. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mengembangkan

sikap sosial tersebut?

Page 147: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

131

Lampiran 9

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU KELAS

MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

1. Bagaimana sikap sosial siswa kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan?

2. Sikap sosial apa saja yang dikembangkan di kelas 2B?

3. Bagaimana cara ibu mengembangkan sikap sosial tersebut?

4. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat ibu dalam

mengembangkan sikap sosial siswa?

5. Apa yang ibu lakukan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sebelum

diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar?

6. Apakah menyediakan seluruh perangkat pembelajaran sebelum pembelajaran

dimulai (seperti silabus, kurikulum, RPP, bahan evaluasi, dan penilaian)?

7. Kapan RPP dan Silabus dibuat?

8. Bagaimana cara ibu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan

efektif?

9. Apakah ibu pernah menghukum siswa tanpa alasan?

10. Jika ada siswa yang menyampaikan keluh kesahnya dalam hal belajar, apakah

ibu selalu mendengarkan dan bagaimana ibu menanggapinya?

11. Bagaimana ibu memberi motivasi siswa dalam kegiatan belajar agar siswa

terus semangat dan mau berusaha untuk lebih baik dalam belajar sehingga

sikap sosial tersebut berkembang?

12. Apakah siswa pernah memunculkan ide-ide kreatif mereka?

13. Bagaimana cara ibu menginspirasi mereka?

14. Bagaimana cara ibu memelihara lingkungan fisik kelas?

15. Apakah ibu pernah meminta tolong kepada siswa?

16. Bagaimana ibu mengatur dan menata tempat duduk siswa?

17. selain melakukan penilaian sikap yang merupakan penilaian non tes, apakah

ibu melakukan penilaian berupa tes?

Page 148: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

132

Lampiran 10

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

1. Apakah kamu pernah melihat jawaban teman ketika sedang mengerjakan soal

penilaian?

2. Apakah kamu pernah berbuat kesalahan? Kesalahan apa yang pernah kamu

buat? Kemudian apa yang kamu lakukan?

3. Apakah Bu Nisa menegur dan menghukum kamu jika kamu melakukan

kesalahan?

4. Apakah kamu selalu mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada

tempatnya di sekolah?

5. Apakah kamu selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru?

6. Jika kamu tidak menyelesaikan tugas, apa yang dilkukan Bu Nisa?

7. Apakah kamu melaksanakan piket kebersihan? Kapan kamu melaksanakan

piket?

8. Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru atau teman yang sedang

berbicara di depan kelas?

9. Apakah kamu berbicara yang baik kepada guru?

10. Apakah kamu berbicara yang baik kepada teman?

11. Apa yang kamu lakukan jika ada teman yang tidak membawa/tidak memiliki

alat belajar?

12. Jika ada teman yang kesulitan memahami pelajaran apakah kamu

membantunya?

13. Jika diberi kesempatan oleh Bu Nisa untuk tampil di depan kelas, apakah

kamu selalu mau tampil?

Page 149: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

133

Lampiran 11

TRANSKRIP WAWANCARA

WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KESISWAAN

MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

Nama Informan : Siti Fakhroh, MA

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Mei 2018

Waktu : Pukul 13.30 WIB

Tempat : Ruang perpusakaan MIN 2 Kota Tangerang Selatan

______________________________________________________________________

Peneliti : “Assalamu‟alaikum Bu Fakhroh.”

Bu Fakhroh : “Yaa Wa‟alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh.”

Peneliti : “Saya Wardatul Hidayati mahasisiwi PGMI UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sedang mengadakan penelitian di MIN 2 Kota

Tangerang Selatan, saya ingin bertanya bu sudah berapa lama ibu

mengajar di sekolah ini?”

Bu Fakhroh : “Saya dari tahun 1998. Cuma sempat berhenti 2 tahun karena cuti

kemudian mulai lagi tahun 2005 sampai sekarang.”

Peneliti : “Kemudian sudah berapa lama ibu menjadi wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan?”

Bu Fakhroh : “Eee Dari tahuun 99 sampai sekarang.”

Peneliti : “Menurut ibu apa yang dimaksud dengan sikap sosial?”

Bu Fakhroh : “Sikap sosial itu, sikap yang kadang suatu kesadaran yang akan

tumbuh dalam diri siswa itu melalui respon-respon yang diberikan

dari suatu masalah tertentu. Nah respon itu nanti berupa rangsangan

yang akan nanti menciptakan suatu kesadaran bagi siswa eeem

mejadi sebuah karakter dia ketika berhubungan dengan lingkungan

sosialnya. Jadi nanti dari latihan-latihan, jejak rutinitas itu nanti

membentuk suatu karakter dia menjadi sebuah sikap sosial dia

ketika eee berbaur dengan lingkungan sosialnya.”

Peneliti : “Menurut ibu secara umum bagaimana sikap sosial siswa yang

ada di MIN 2 Kota Tangerang Selatan ini?”

Page 150: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

134

Bu Fakhroh : “E... kalo MIN itu kan tingkat sekolah dasar ya jadi sikap sosial

yang dikembengkan itu merupakan karakter-karakter dasar yang

nanti mereka akan berlanjut untuk tingkat selanjutnya. Yang

selama ini diajarkan di MIN ya secara sederhana contoh

minimalnya itu sikap kejujuran ketika dia menghadapi berbagai

masalah-masalah di kelas maupun di luar kelasnya. E... kemudian

ketika menghadapi ulangan itu kejujuran yang bakal nantinya itu

akan menjadi sebuah karakter dia ketika dimanapun dia eee jenjang

manapun dia akan menjadi jujur dalam menghadapi sesuatu, dalam

menghadapi berbagai masalah.”

“Kemudian percaya diri, percaya diri itu kan em apa namanya

sebuah e disitu termasuk life skill dia yang nanti ketika menghadapi

suatu permasalahan dia tidak perlu panik, tidak perlu e... dia merasa

eee menghadapi jalan buntu akan tetapi dia selalu percaya diri

untuk membuat suatu keputusan sebagai suatu solusi ketika dia

menghadapi suatu masalah, nanti kedepannya. Ya masalah-

masalahnya dari yang sederhana mungkin kalau yang sekarang dan

nanti mungkin di jenjang-jenjang berikutnya akan berlanjut. Pasti

juga akan diajarkan masalah percaya diri, Cuma tingkatannya akan

berbeda dan masalahnya pun akan lebih komplek. Cara pemecahan

masalahnya pun akan berbeda. Akan tetapi dasar-dasar percaya diri

itu diajarkan disini.”

“Kemudian e... peduli sosial dimana kalau disini itu diajarkan anak

untuk peduli sosial itu contoh pengimplementasinnya itu ketika hari

Jum‟at itu ada inas, dimana inas itu mereka dapat, em dimana anak

itu dapat dengan inas itu di apah, digerakan rasa kepeduliannya

terhadap orang lain ketika temannya sakit atau ketika ada sekolah-

sekolah lain yang membutuhkan bantuan, atau ada musibah di luar-

luar sekolah MIN itu menggunakan uang inas itu. Jadi anak-anak

em... di apah namanya diajarkan dari sekarang peduli sosial itu

sehingga nanti ketika dia dewasa atau ketika nanti dia berhadapan

dengan lingkungan sosial di luar sekolah peduli sosial itu reflek ada

pada diri dia jadi ga mesti harus disuruh-suruh lagi, ga mesti harus

diajarin lagi oleh orang tuanya karena sudah terbiasa di sekolah.”

“Em... kemudian yang selanjutnya itu adalah keberanian, kemudian

budaya, em... termasuk yang peduli sosial tadi, budaya ngantri,

peduli pada orang lain ketika ngantri ketika saat wudhu, ketika

salim tangan diawal pagi hari itu kan, kemudian kepekaan terhadap

Page 151: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

135

orang lain, kemudiaaaan apa lagi ya, percaya diri, keberanian,

kejujuran, e... toleransi terhadap teman terus em... toleransi dalam

hal belajar maupun pergaulan. Mereka tidak memilih-miih mana

teman yang miskin atau yang kaya, mana teman yang pintar atau

yang tidak pintar itu emreka diajarkan untuk tidak melihat ras-ras

atau golongan-golongan tertentu.”

Em... ya seperti itu contoh sederhanya sikap-sikap dasar yang

dikembangkan di e... sikap-sikap peduli sosial mendasar yang

diajarkan di MIN 2 Kota Tangerang Selatan, sebenarnya masih

banyak lagi biasanya di setiap kelas itu punya e... walaupun secara

di sekolah itu ada sikap sosial standar yang diajarkan akan tetapi di

setiap kelas itu ada tambahan-tambahannya. Biasanya tambahan-

tambahan sikap sosial yang dikembangkan di kelas itu adalagi, tapi

secara umum itu yang diajarkan.”

Peneliti : “Berarti sikap sosial yang dikembangkan di sekolah ini apa saja

bu?”

Bu Fakhroh : “Keteladanan, peduli sosial, kepekaan terhadap orang lain,

toleransi, terus em... keberanian, percaya diri, kejujuran, terus sama

menghargai orang lain.”

Peneliti : “Mengapa sikap tersebut perlu dikembangkan?”

Bu Fakhroh : “Sikap tersebut perlu dikembangkan karena dia merupakan bagian

dari life skill yang akan mereka kembangkan nanti ketika di

tingkatan selanjutnya. Kan kalo sikap-sikap sosial itu merupakan

dasar bagi siswa SD atau bagi siswa MIN itu ketika menghadapi

permasalahan di depan, setelah lulus dari MIN dia tidak akan

berdiam diri tapi dia akan selalu pro aktif dan kreatif untuk

mengambil sebuah keputusan disaat dia menghadapi permasalahan

yang em... butuh keputusan yang mendesak. Artinya dia tidak

bergantung pada orang lain karena dia sudah berakar dalam dirinya

karakter-karakter, sikap sosial yang telah diajarkan di MIN. Sangat

perlu karena memang di SD itu adalah penanaman karakter jadi

penanaman karakter di MIN itu sebenarnya tidak saja sikap sosial,

tapi kan sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan sekarang itu

ada sikap spiritual, sikap sosial selain akademiknya. Jadi, em...

memang di SD itu ga perlu akademik terlalu dalam sebenarnya,

jadi perlunya adalah penanaman karakter karena itu dasar bagi dia

untuk ke tingkat selanjutnya. Kalau untuk akademik itu mereka

Page 152: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

136

bisa dapatkan dengan membaca, walaupun sekarang apalagi banyak

sumber selain dari guru, dari internet, dari... banyak sekali media

yang mereka bisa dapatkan secara akademik tapi secara karakter itu

gabisa mereka dapatkan sendiri karena sikap sosial itu harus ada

respon dan ada e... balikannya, kalo ada rangsangan (stimulus) ada

responnya, gitu. Dan itu harus ada orang disekitarnya gitu, harus

ada lingkungan yang merangsang dia untuk tumbuh sikap

sosialnya, kalo akademik dia sendiri bisa. Makanya sekarang

banyak home schooling segala macem gitu. Jadi, itu yang

terpenting, sikap sosial itu kenapa dikembangkan karena itu adalah

sikap yang paling penting di sekolah dasar.”

Peneliti : “Kemudian, upaya apa yang dilakukan dalam mengembangkan

sikap sosial tersebut?”

Bu Fakhroh : “Eeh... biasanya dalam KBM sehari-hari, dalam pembelajaran

apapun, baik dalam hidden curriculum, di KBM maupun ketika

pembelajaran di luar kelas, itu ditanamkan sikap sosial itu

ditanamkan. Ketika di KBM diusahakan anak-anak untuk tidak

menyontek apa di... dilatih untuk tidak menyontek. Kemudian

terhadap teman mereka toleransi, peduli sosial ketika ada teman-

teman yang e... kelihatan susah atau mereka mendekati secara

individual, menegurnya, menyapa, jadi itu terimplementasi dalam

KBM, dalam hidden curriculum dan dalam interaksi sosial di luar

kelas ketika mereka beristirahat. Jadi, itu terangkum dalam seluruh

kegiatan dari pagi sampai sore. Upaya-upaya itu dilakukan terus

menerus dan e... karena memang begitu ada penyelewengan

misalkan dari siswa langsung ditegur minimal oleh wali kelas

walaupun ga ada guru. Karena wali kelas itu menemani mereka

dari pagi sampai siang, makan, segala macam itu menemani, tidak

keluar kelas, maka wali kelas tahu bagaimana ketika sikap anak itu

kelihatan menyimpang langsung ditegur. Jadi, upayanya ya itu

terus menerus dari pagi sampai ketika mereka pulang atau selesai

sekolah.”

Peneliti : “Kemudian bagaimana pengimplementasian peran guru dalam

mengembangkan sikap sosial tersebut bu?”

Bu Fakhroh : “Kalau implementasinya itu seluruh guru, baik wali kelas maupun

guru mapel, atau seluruh civitas akademik MIN 2 termasuk satpam,

itu ikut e... menggerakkan implementasi dari sikap sosial ini. Dari

semua kegiatan. Contohnya ketika kegiatan hidden curriculum,

Page 153: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

137

bagaimana mereka, sikap menghargai orang-orang yang menjadi

narasumber ketika mendengarkan. Itu semua guru ikut membina,

membina mereka untuk belajar menghargai orang yang berbicara di

depan, kemudian ketika berwudhu semua harus ngantri, begitu ada

yang kleuar dari ngantri guru menegurnya langsung. Jadi semua

guru termasuk wali kelas, itu ikut mengimplementasikan sikap

sosial ini dalam antri, dalam hidden curriculum, kemudian dalam

kegiatan belajar, ketika belajar juga e... dimana guru-guru disitu

mengajarkan siswanya untuk berpikir kritis, mau ke depan agar

mereka berani dan mengajarkan pada anak-anak yang lain untuk

menghargai, tidak menertawakan anak-anak yang tidak bisa karena

itu akan menjatuhkan harga diri anak, menjatuhkan percaya diri

anak, itu oleh guru-guru e... yang mengajarkan itu diajarkan untuk

tidak melakukan hal itu. Kemudian e... mengajarkan belajar

kelompok sehingga yang tadinya mungkin dia pendiam, ga percaya

diri kalo sendiri jadi e... kepercayaan dirinya timbul ketika kerja

kelompok itu karena merasa agak terbantu oleh biasanya kelompok

itu yang dipilih itu heterogen jadi dari yang pintar sampai yang

tidak bisa gitu, sehingga yang pintar itu mengajari teman-temannya

yang tidak bisa. Jadi, percaya diri itu timbul ketika mereka diberi

kesempatan untuk berbicara, akhirnya lama-lama mereka semangat.

Kemudian juga e... mengajarkan tanggung jawab dengan adanya

piket-piket itu dimana yang tidak piket itu ada sanksi agar mereka

itu bisa bertanggung jawab. Artinya dia tahu, bahwa kalau dia tidak

mengerjakan itu ada sanksi yang harus dia terima, gitu. Jadi, sikap-

sikap sosial itu terimplementasi dari setiap kegiatan di MIN 2 Kota

Tangerang Selatan. Baik di KBM nya maupun di hidden

curriculumnya. Semuanya maksud dan tujuannya adalah

membentuk karakter. Karakter-karakter yang sesuai dengan yang

dicanangkan kurikulum 2013.”

Peneliti : Selanjutnya, faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat

dalam mengembangkan sikap sosial tersebut bu?

Bu Fakhroh : “Yang menjadi pendukungnya, Alhamdulillah di MIN 2 ini semua

guru bersinergi positif, em mereka kita semua sekolah punya

kegiatan. Semua guru ikut bergerak dan ikut melaksanakan

kegiatan itu dengan penuh tanggung jawab. Jadi, baik guru maupun

karyawan bekerjasama untuk terwujudnya sikap-sikap sosial yang

telah dicanangkan oleh MIN 2 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan

penghambatnya itu memang karena yang kita hadapi anak SD jadi

Page 154: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

138

gak cepet, gak secepet ketika mengajarkan anak SMA atau SMP.

Jadi, e... mengajarkannya itu diawal-awal agak susah melatih,

contoh kayak melatih anak kejujuran, melatih anak untuk percaya

diri, melatih anak untuk peduli terhadap teman-teman yang lain. Itu

diawal-awalnya agak susah karena memang karakter-karakter anak

MIN ini kan berbagai karakter dari lingkungan yang berbeda-beda

dari yang lingkungan ekonomi bawah sampai yang ekonomi atas

dan itu untuk menyatukan visi diantara anak-anak itu agak susah

apalagi yang dihadapi anak SD, gitu. Memang diawal-awalnya

menghadapi kesulitan akan tetapi karena rutin dilakukan itu

akhirnya terwujud. Walaupun memang mungkin tidak semaksimal

apa yang kita inginkan, akan tetapi sudah ada karakter kelihatan

ketika mereka lulus disitu ada karakter yang kelihatan sebagai

dasar mereka nanti di SMP, SMA mereka akan mendapatkan lebih

banyak lagi sikap-sikap sosial tapi dengan bekal dasar di MIN ini

InsyaAllah mereka kedepannya gampang, lebih gampang dilatih

sikap sosial dan sikap-sikap yang lain. Penghambatnya dari

lingkungan yang berbeda-beda latar belakang itu agak susah jadi

gak langsung e... terwujud kadang tidak sesuai target kita misalkan

target kita satu semester sikap sosial ini harus ada. Em itu ga selalu

terwujud karena ya itu penghambatnya lingkungan sosial mereka

berbeda-beda. Lingkungan cara pendidikan di keluarga mereka

berbeda-beda. Maka ketika mereka kita satukan dalam civitas

sekolah itu mereka harus mengikuti kegiatan sekolah, ketentuan

sekolah. Itu awalnya mereka ada yang lamaaa jadi waktunya agak

lama untuk mencapai target itu kadang-kadang tidak mencapai

target yang kita inginkan akan tetapi dalam satu tahun itu akhirnya

bisa cuma tidak cepat karena ya itu yang dihadapi anak usia dini

dan dari lingkungan keluarga yang berbeda-beda. Itu

penghambatnya. Kalo terwujudnya sikap sosial itu ya yang saya

rasakan penghambatnya itu saja sih karena waktu e... sebenarnya

penghambatnya itu gak terlalu berat banget juga, karena mereka

kan masih kecil, masih bisa kita bentuk. Jadi walaupun dari

keluarga yang berbeda itu memang penghambat, tapi tidak sesusah

ketika mereka nanti tidak mendapatkan karakter sosial di SD

langsung dilatih di SMP atau SMA itu agak susah, saya yakin agak

susah itu. Sangat menghambat banget karena sudah berbenturan

dengan kepentingan-kepentingan mereka ketika sudah berbenturan

dengan teknologi, berbenturan dengan e.. kehidupan sosialnya di

Page 155: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

139

luar sekolah. Tapi kalo SD penghambatnya enggak terlalu banyak,

gak terlalu berat, seperti yang nanti akan dihadapi.

Peneliti : “Terimakih banya Bu Fahroh. Asslamu‟alaikum Warahmatullahi

Wabarakaatuh.”

Bu Fakhroh : Wa‟alaikumussalam warohmatullahi wabarakaatuh.

Ciputat Timur, 15 Mei 2018

Mengetahui,

Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan Pewawancara

Siti Fakhroh, MA Wardatul Hidayati

NIP. 197412152014122001 NIM. 11140183000064

Page 156: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

140

Lampiran 12

TRANSKRIP WAWANCARA

GURU KELAS MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

Nama Informan : Annisah S.Pd

Hari/Tanggal : Jum‟at, 20 April 2018

Waktu : Pukul 09.30 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

______________________________________________________________________

Peneliti : “Assalamu‟alaikum Bu Nisa”

Bu Nisa : “Wa‟alaikumussalam”

Peneliti : “Saya ingin bertanya bu. Ibu mengajar disini sudah berapa lama

bu?”

Bu Nisa : “Dari 2013”

Peneliti : “Terus kalau di kelas 2 ibu sudah berapa lama mengajar?”

Bu Nisa : “2 tahun”

Peneliti : “Di kelas ini apakah ibu menilai sikap sosial siswa?”

Bu Nisa : “Ya”

Peneliti : “Kapan penilaian sikap sosial dilakukan?”

Bu Nisa : “Ketika kegiatan pembelajaran”

Peneliti : “Nanti rekapan nilainya dihitung pas kapan bu?”

Bu Nisa : “Eee... pas biasanya kita kalo tidak diraport PTS, PAS ganjil atau

genap.

Peneliti : “Berarti setiap hari ibu melakukan penilaian sikap ya bu?”

Bu Nisa : “Eemm... Iya.”

Peneliti : “Kemudian menurut ibu bagaimana sikap sosial anak-anak

disini?”

Bu Nisa : “Eemm... terus terang awalnya memang dari pertama yah. Dari

pertama saya megang kelas 2, saya sudah memberikan

kesepakatan. Jadi kita sudah namanya dibuat komitmen gitu.

Aturan gitu bahwa kita akan seperti ini, seperti ini belajarnya.

Terus ketika guru mengajar kalian seperti ini sikapnya. Udah gitu.”

Page 157: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

141

Peneliti : “Kemudian Sikap sosial apa saja yang dikembangkan di kelas

ini?”

Bu Nisa : “Yang pertama adalah kejujuran, terus percaya diri terus tanggung

jawab itu yang utama.”

Peneliti : “Mengapa hanya sikap itu saja bu?”

Bu Nisa : “Sebenarnya tidak itu saja dan tidak harus tiga itu. Boleh dan bisa

yang lain juga. Cuma kalo saya yang lebih diutamakan yang tiga

tersebut. Justru kalau mata pelajaran PKn semua sikap sosial

dilibatkan. Sekarang ini di kurikulum 2013 selain PKn dan agama,

tematik dan mapel lain tidak diwajibkan. Tetapi guru harus

menggunakannya.”

Peneliti : “Bagaimana cara ibu mengembangkan sikap sosial tersebut?”

Bu Nisa : “Baik, kejujuran dari awal saya sudah terapkan kesepakatan

bahwa bu nisa maunya kamu jujur dulu, kenapa? Semua terutama

barang-barang milik gurunya mau di meja depan atau belakang itu

anak tidak boleh menyentuh, tidak boleh mengambil tanpa seizin

gurunya kemudian kedua kebalik ke benda-benda temannya.

Peralatan temannya kalau tidak diberikan pinjaman, kalo kamu

mau pinjam pun harus bilang dulu. Pokoknya tidak boleh

mengambil apapun tanpa seizin dari guru atau teman.”

Peneliti : “Ada ga si bu yang menjadi faktor penghambat dan pendukung

ibu dalam mengembangkan sikap sosial siswa?”

Bu Nisa : “Penghambatnya ini kan dari kelas 1 ke kelas 2, pasti mereka

harus sering diberitahu setiap hari, setiap waktu, itu aja

penghambatnya. Tapi kalau kita mulai itu awal-awal sih mungkin

ya karena kita memang harus capek gak capek ya pokoknya

memang harus capek setiap hari tapi ternyata terbiasa mereka

sudah tahu kok sebulan dua bulan kemudian.”

Peneliti : “Kalau pendukungnya apa bu?”

Bu Nisa : “Pendukungnya... apa ya... konsultasi ke orang tua aja. Apa yang

saya terapkan ke anak saya ungkapkan ke orang tua gitu.

Kerjasama.”

Peneliti : “Kemudian dalam pembelajaran apa yang ibu lakukan sebelum

ibu mengajarkan ke anak-anak?”

Bu Nisa : “Awalnya sebelum... kan tahu sendiri ya kalau saya memulai

pelajaran saya, mau pelajaran saya di awal tematik, maupun

pelajaran orang lain saya akan mengkondisikan kelas dulu. Saya

Page 158: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

142

bertanya pagi hari dia melakukan apa, setelah bangun tidur apa

yang dilakukan di rumah sampai dia pergi ke sekolah itu sih.”

Peneliti : “Kalau membuat silabus dan RPP itu biasanya ibu bikinnya

kapan?”

Bu Nisa : “Eeee... di awal. Contoh saya nih kemarin semester genap,

sebelum semester genap ya di hari libur itu sebelumnya kita harus

membuat silabus kan kita ada tim sesama guru kelas 2. Kita bagi.”

Peneliti : “Misalnya bu dalam pembelajaran ada anak nih yang nakal,

eeem... tapi ibu gatau nakalnya kenapa. Ibu pernah gak

menghukumnya tanpa alasan?”

Bu Nisa : “Engga. engga... saya pasti akan mencari tahu dulu kenapa kamu

seperti ini. Cari sebabnya dulu, alasannya. Setelah itu nanti saya

juga panggil ke orang tuanya gitu. Saya bandingkan dia di rumah

seperti apa sih.. bermainnya, bergaulnya.”

Peneliti : “Jika ada siswa yang menyampaikan keluh kesahnya dalam hal

belajar, apakah ibu selalu mendengarkan dan bagaimana ibu

menanggapinya?”

Bu Nisa : “Iyaa pasti.... Malah saya suka pancing. Saya coba cari tahu gitu

kenapa kammu hari ini lemas, gak semangat.”

Peneliti : “Bagaimana ibu memberi motivasi siswa dalam kegiatan belajar

agar siswa terus semangat dan mau berusaha untuk lebih baik

dalam belajar sehingga sikap sosial tersebut berkembang?”

Bu Nisa : “Awalnya saya cari tahu dulu, kamu semalam melakukan apa?

belajar atau tidak terus tadi pagi kamu ke sekolah keinginan siapa,

kamu atau orang tuanya, khawatirnya kan maunya anak ke sekolah

takut karena orang tua, gitu.. itu yang saya cari tahu. Yasudah

sekarang kamu mau apa mau ke sekolah tujuan kamu mau apa,

saya tanya dulu, dia bilang mau belajar, supaya apa? Pintar, jadi

pintar ga kalo kamu belajarnya seperti ini? Dia cari tahu.”

Peneliti : “Ada ga sih bu anak-anak yang suka memunculkan ide

kreatifnya?”

Bu Nisa : “Banyak....

Peneliti : “Contohnya apa tuh bu?

Bu Nisa : “Eeee... kadang-kadang gini yah.. ee kalo lagi saya menjelaskan

itu ada beberapa anak yang tanpa kita sadari dia sudah tahu gitu

jawabannya. Terkadang diluar dugaan kita. Dia bertanya gitu. Bu

in, ee... apa nih contoh tentang kewajiban orang tua yah, kan kamu

Page 159: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

143

anak itu kewajibannya belajar, sekolah yang biayain orang tua gitu

ya mungkin yang orangtua ayahnya kerja ibunya kerja itu kan

mencari nafkah. Terkadang keceplosan anak bu kita boleh ga cari

uang?”

Peneliti : “Ehh itu ide seperti itu bagaimana bisa muncul? Mungkin ibu

ngasih inspirasi apa gitu ke mereka?”

Bu Nisa : “Yaa kalo saya begini, orang berhasil itu tidak semudah. Kalian

masih kelas 2 masih muda, kalian pokoknya belajar, kalo orang tua

memang mencari nafkah buat bayar sekolah kalian. Taapi jangan

kalian anggap orang tua kalian tidak sayang. Itulah pengorbanan

orang tua. Seperti itulah saya memunculkan dia bagaimana

merasakan orang tua bekerja keras gitu.”

Peneliti : “Bagaimana cara ibu memelihara lingkungan fisik kelas ini bu?”

Bu Nisa : “Setiap hari, terus terang ya kita harus bekerja bakti, pokoknya

gaboleh ada sampah sedikit pun. Terus harus bertanggung jawab

setiap kelompoknya. Kemudian kan ada piketnya berjalan. Kalau

tidak berjalan saya suka lemparkan pertanyaan ke anak-anak hari

ini yang piket siapa ya? Kemudian eem... kalo yang namanya piket

harus seperti apa, itu tanggung jawabnya mereka. Terkadang

karena sudah terbiasa saya ga bilang juga mereka sudah.. ayoo

piket yang piket!”

Peneliti : “Bagaimana ibu mengatur dan menata tempat duduk siswa?”

Bu Nisa : “Ya, karena ini kan lokasinya sempit terus terang dari 38 anak

kalo posisi seperti ini jadi kalo tata meja kursinya aku enggak

geser-geser, anaknya jadi ku... rolling. Cara duduknya pindah-

pindah setiap seminggu sekali setiap hari senin.”

Peneliti : “Terus kalau yang memimpin do‟a tuh bu?”

Bu Nisa : “Absen. Mereka sudah tahu. Kan ada 3 tanggung jawabnya,

memimpin doa memulai belajar dan pulang, kemudian ada makan

dan sesudah makan sama memimpin menyanyikan lagu

kebangsaan, jadi satu hari ada tiga anak yang bertugas. Itu selama

satu minggu. Minggu depannya berurutan dari nomer absen.“

Peneliti : “Selain melakukan penilaian sikap yang merupakan penilaian non

tes, apakah ibu melakukan penilaian berupa tes? Kapan

dilaksanakan?”

Bu Nisa : “Setiap hari worksheet pasti ada. Mau satu atau dua worksheet. Tp

penilaian harian satu tema kalau KDnya sudah tuntas semua.”

Page 160: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

144

Saya : “Terimakasih Bu Nisa”

Ciputat Timur, 15 Mei 2018

Mengetahui,

Guru Kelas 2B Pewawancara

Annisah, S.Pd Wardatul Hidayati

NIP. 197508112002122002 NIM. 11140183000064

Page 161: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

145

Lampiran 13

TRANSKRIP WAWANCARA

SISWA MIN 2 KOTA TANGERANG SELATAN

Nama Informan : Muhammad Raihan Putra

Kelas : 2B

Hari/Tanggal : Jum‟at 20 April 2018

Waktu : Pukul 09.50 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

______________________________________________________________________

Peneliti : “Apakah kamu pernah melihat jawaban teman ketika sedang

mengerjakan soal penilaian?”

Raihan : “Kayaknya pernah deh... Lupa.”

Peneliti : “Kenapa?”

Raihan : “Waktu itu waktu masih awal-awal di kelas ini.”

Peneliti : “Terus ketahuan engga ama Bu Nisa?”

Raihan : “Eeem... Engga tau deh.

Peneliti ; “Jadi engga diomelin ya sama Bu Nisa? Kamu pernah berbuat

kesalahan lain ga?”

Raihan : “Engga... Eemm... Waktu itu temennya nakal di.. diituin dia

malah nangis.”

Peneliti : “Ohhh gitu. Terus pas dia nangis kamu ngapain?”

Raihan : “Eee... Nenangin.”

Peneliti : “Gimana nenanginnya tuh?”

Raihan : “Lupa.”

Peneliti : “Ketika kamu lagi melakuan kesalahan apa Bu Nisa menegur

kamu?”

Raihan : “He‟eh.”

Peneliti : “Kamu dihukum ga?”

Raihan : “Belum pernah.”

Page 162: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

146

Peneliti : “Terus kalo kamu mengambil dan mengembalikan peralatan

belajar pada tempatnya engga?”

Raihan : (Mengangguk).

Peneliti : “Dimana tuh tempatnya?”

Raihan : “Tempat pensil atau loker.”

Peneliti : “Kemudian kamu selalu menyelesaikan tugas yang diberikan Bu

Nisa ga?”

Raihan : (Mengangguk).

Peneliti : “Terus kalo kamu ga menyelesaikan tugas nih, pernah ga?”

Raihan : “Engga.”

Peneliti : “Misalnya teman kamu ada yang belum selesai tugasnya, terus Bu

Nisa ngapain? Apa yang Bu Nisa lakukan?”

Raihan : “Eemm... dibantuin kalo ga selesai.”

Peneliti : “Di kelas terdapat jadwal piket. Apakah kamu melaksanakan piket

kebersihan?

Raihan : “Melaksanakan.”

Peneliti : “Kapan kamu melaksanakan piket?”

Raihan : “Hari Rabu.”

Peneliti : “Biasanya dalam melaksanakan piket, teman-temannya ikut

melaksanakn juga ga?”

Raihan : “Ee... yang ada di jadwal.

Peneliti : “Melaksanakan piketnya itu ngapain aja?”

Raihan : “Bersihin... Nyapu, buang sampah, eem... Bersihin ruangan.”

Peneliti : “Terus ketika ada guru atau teman lagi menjelaskan di depan

kelas kamu dengerin ga?”

Raihan : “Dengerin.”

Peneliti : “Apakah kamu berbicara yang baik kepada guru?

Raihan : (Mengangguk)

Peneliti : “Kenapa?”

Page 163: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

147

Raihan : “Emm... Berbicara baik. Itu karena akhlak terpuji.”

Peneliti : “Terus kamu suka berbicara yang baik juga ga ke teman kamu?”

Raihan : “Suka.”

Peneliti : “Kenapa?”

Raihan : “Emm... Karena sesama teman.”

Peneliti : “Kalo misalnya nih ada teman kamu yang ga bawa alat belajar,

apakah kamu mau meminjamkan atau memberinya?”

Raihan : “Bareng-bareng.”

Peneliti : “Mau ngasih pinjem ke teman kamu?”

Raihan : “Iya.”

Peneliti : “Kenapa? Apa diperintah sama guru atau kemauan kamu

sendiri?”

Raihan : “Kemauan.”

Peneliti : “Jika ada teman yang kesulitan memahami pelajaran apa ang

kamu lakukan?”

Raihan : “Emm... Memberi kunci jawaban.”

Peneliti : “Misalnya Bu Nisa lagi ngejelasin, terus teman kamuga paham

nih, kamu mau ga ngebantunya?”

Raihan : “Mau.”

Peneliti : “Terus kalo diberi kesempatan oleh Bu Nisa untuk tampil di

depan kelas, apakah kamu selalu mau tampil?”

Raihan : “Mau.”

Peneliti : “Mengapa kamu mau?”

Raihan : “Biar dapet nilai.”

Peneliti : “Bagaimana rasanya bisa tampil di depan kelas?ee... Seneng ga?”

Raihan : “Seneng.”

Peneliti : “Terus takut ga?”

Raihan : “Dikit takutnya.”

Page 164: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

148

Nama Informan : Muhammad Rizki Nataprawira dan Guizza Al Ayyubie

Djuyan

Kelas : 2B

Hari/Tanggal : Jum‟at, 20 April 2018

Waktu : Pukul 10.05 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

______________________________________________________________________

Peneliti : “Kamu pernah ga kalo lagi ngerjain soal penilaian ngeliat jawaban

teman?”

Ayyubie : “Pernah ngapain?”

Peneliti : “Pernah liat jawaban teman ga kalo lagi ngerjain soal?”

Rizki : “Hmmm... Pernah satu kali. Eh gatau deh... Lupa. Aku lupa.”

Peneliti : “Alasannya kenapa kamu pernah liat jawaban teman?”

Ayyubie : “Bingung.”

Rizki : “Akuh... Keliat. Keliat”

Peneliti : “Hah? Keliat itu apa?”

Rizki : “Misalnya aku lagi ngerjain, aku lagi nengok-nengok tiba-tiba

keliat ada yang buka gitu.”

Peneliti : “Oh keliat. Ga sengaja jadinnya?”

Rizki : “Iya.”

Peneliti : “Terus kamu pernah ga berbuat kesalahan di kelas?”

Rizki : “Ya pernah lah.”

Ayyubie : “Pernah.”

Peneliti : “Berbuat kesalahnnya apa tuh contohnya?”

Rizki : “Contohnya....”

Ayyubie : “Mengejek.”

Peneliti : “Mengejek teman?”

Ayyubie : (Menggangguk).

Peneliti : “Kalo kamu? Emang kenapa kamu ngejek teman?”

Page 165: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

149

Rizki : ”Aku ga ngejek.”

Ayyubie : “ Katanya dia gini. Pernah giniin saya”

Peneliti : “Kalo kamu apa kesalahan yang pernah dibuat?”

Rizki : “Aku ngeledek Ayyubie... Belekan. Kalo Ayyubie ngejek aku gila

Peneliti : “Emang kenapa kamu ngejek teman?”

Ayyubie : “Gatau.”

Rizki : “Kalo aku ya ngejek aja. Kalo Ayyubie beneran bilang aku gila

sebenernya aku emang kaya gitu beneran.”

Ayyubie : “Aku bilang ke orang-orang maksudnya aku ga ngatain kamu.”

Rizki : “Tapi katanya kamu ngatain.”

Peneliti : “Oh yaudah.. Mungkin ga sengaja kali yaa. Terus kalo misalya...

Eem... kamu melakukan kesalahan, apa yang Bu Nisa lakukan?

Rizki : “Aduh!”

Ayyubie : “Aduh!”

Rizki : “ Dimarahin lah. Dihukum.dipanggil orang tuanya.”

Ayyubie : “Dimarahin... Terus disembelih hehe.”

Peneliti : “Kamu pernah ga, ga salah apa –apa terus ditegur sama Bu Nisa?”

Rizki : “Engga lah.”

Ayyubie : “Engga.”

Peneliti : “Terus kalo misalnya mau belajar kamu selalu mengmbil dan

mengembalikan alat belajar ke tempatnya ga?”

Ayyubie : “A..pa ya. Lupa. Lupa.”

Peneliti : “Ditaro dengan rapi ga ditempatnya?”

Ayyubie : “Ditaro aja ditempatnya.”

Rizki : “Ditaro aja di tempat pensil kan bisa digoyang-goyang abis itu

berantakan lagi.”

Ayyubie : “Iya sama.”

Peneliti : “Oh gitu, misalnya ada buku di loker buku itu dibutuhkan, kamu

kan ambil bukunya tuh terus kamu kembaliin lagi ga?”

Page 166: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

150

Rizki : “Dikembaliin laah.”

Ayyubie : “Dikembaliin .”

Peneliti : “Terus kalo di kasih tugas sama Bu Nisa apa kamu selalu

menyelesaikannya?”

Ayyubie : “Yaa lah.... Aku kadang kelewatan.”

Peneliti : “Kelewatannya kenapa?”

Ayyubie : “Kecepetan ngerjainnya.”

Rizki : “Kecepetan ngerjainnya karena banyak worksheet.”

Peneliti : “Pernah ga kamu tidak menyelesaikan tugas dari Bu Nisa?”

Ayyubie : “Tidak pernah.”

Rizki : “Tidak pernah.”

Peneliti : “Tapi kalo misalnya teman kamu ada ga yang pernah?”

Rizki : “Gatau.”

Ayyubie : “Gatau.”

Peneliti : “Oh gatau, nah terus di kelas ini ada jadwal piket ga?”

Ayyubie dan Rizki: “Ada.”

Peneliti : “Apakah kamu selalu melaksanakan kebersihan?”

Ayyubie : “Kadang, soalnya sehari ini ga ada yang mao, besok ga ada yang

mao, lupa-lupa semua katanya.”

Peneliti : “Terus kamu piketnya hari apa?”

Ayyubie : “Jum‟at.”

Rizki : “Aku hari Kamis.”

Peneliti : “Terus kamu ngelaksanain ga hari Kamis?”

Rizki : “Engga.”

Peneliti : “Engga, kenapa?”

Rizki : “Jijik. Tempat sampahnya itu, selalu jijik jadinya aku gamau

megang.”

Peneliti : “Terus kalo kamu ga ngelaksanain siapa yang ngelaksanain

dong?”

Page 167: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

151

Rizki : “Kan masih banyak.”

Peneliti : “Kan masih banyak, apanya yang banyak?”

Rizki : “Orangnya yang banyak.”

Ayyubie : Teman-temannya.”

Rizki : “Jadwal piket. masih banyak yang piket.”

Peneliti : “Oh temen-temennya masih banyak yang belum melaksanakan

ya.. nah terus, ee... Kamu selalu mendengarkan penjelasan guru

atau teman yang lagi menjelaskan di depan kelas ga?”

Ayyubie : “Emmm... Kadang.”

Rizki : “Iya.”

Peneliti : “Selalu?”

Rizki : “Engga selalu, sering.”

Peneliti : “Kenapa?”

Ayyubie : “Diajak temen di bangku samping main.”

Peneliti : “Kamu selalu berbicara baik ga sama guru?”

Ayyubie : “Iya.”

Peneliti : “Kenapa?”

Ayyubie : “Hah?”

Peneliti : “Kenapa selalu berbicara baik sama guru?”

Ayyubie : “Entar dimarahin.”

Rizki : “Aku bukan begitu, biar terbiasa sopan.”

Peneliti : “Kalo sama teman, kamu selalu berbicara baik?”

Ayyubie : “Eeeemmmm... Gatau. Oh bukan. Biasa

Rizki : “Sering. Ehh kadang-kadang. Kadang kadang.”

Ayyubie : “Iya kadang-kadang.”

Peneliti : “Kenapa?”

Rizki : “Aku bilangnya baik, tapi temen-temennya, niih.”

Peneliti : “Kenapa kamu selalu berbicara baik sama teman?”

Page 168: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

152

Ayyubie : “Karena tidak mau dosa.”

Rizki : “Akuh... selalu berbuat baik, tapi temennyah yang bilang kasar.”

Peneliti : “Oh gitu... Terus kalo misalnya ada teman kamu nih yang ga

bawa alat tulis, ga bawa buku apakah kamu mau minjemin alat

tersebut?”

Ayyubie : “Iya, tapi kadang dia yang minjem. Yang pengen minjem.”

Rizki : “Palingan kalo aku minjemin yaudah gausah. Kalo dia mau

pinjem, baru...Ya.”

Peneliti : “Itu kemauan kamu sendiri apa di suruh Bu Nisa kamu mau

minjemin ke teman?”

Ayyubie : “Katanya Bu Nisa pernah nerangin kalo temannya ga bawa pensil

atau alat tulisnya harus pinjemin.”

Peneliti : “Oh gitu.... Kalo misalnya ada temen kamu nih, Bu Nisa lagi

jelasin, temennya ga paham apa yang kamu lakukan?

Rizki : “Emm.... Ulang. Ulangi pembicaraan bu guru.”

Ayyubie : “Iya.”

Peneliti : “Apa kamu mau bantu teman kamu yang ga paham apa yang di

jelasin Bu Nisa?”

Rizki : “Iyalah.”

Ayyubie : “Biasanya aku diem.”

Peneliti : “Kenapa diem?”

Ayyubie : “Soalnya dia yang ga paham malah nanya ke bu guru.”

Peneliti : Terus Bu Nisa ngasih kamu kesempatan nih maju ke depan kamu

mau ga?

Ayyubie : “Pernah.”

Peneliti : “Kemamuan sendiri tuh? Kenapa?”

Ayyubie : “Iya. Emm....”

Rizki : “Biar tambah berani.”

Ayyubie : “Iya biar tambah berani.”

Saya : “Gimana rasanya maju ke depan?”

Page 169: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

153

Ayyubie : “Biasa aja.”

Rizki : “Biasa aja tapi aku kaya sedikit takut diliatin orang kaya gitu,

maksudnya kalo ada salah diteriakin gitu.”

Peneliti : “Makasih rizki dan Ayyubie, lanjut lagi belajarnya yaa.”

Nama Informan : Kayyisah Radhwa Jakaria

Kelas : 2B

Hari/Tanggal : Jum‟at 20 April 2018

Waktu : Pukul 10.20 WIB

Tempat : MIN 2 Kota Tangerang Selatan

______________________________________________________________________

Peneliti : “Kamu pernah ga ngeliat jawaban teman kalo lagi ngerjain soal

penilaian?”

Kayyisah : “Engga.”

Peneliti : “Kenapa ga pernah?”

Kayyisah : “Em... ga kenapa-napa.”

Peneliti : “Terus kamu pernah berbuat kesalahan ga?”

Kayyisah : “Sering.”

Peneliti : “Kenapa?”

Kayyisah : “Em... karena melakukan hak yang tidak benar.”

Peneliti : “Contohnya apa? Kamu ngelakuin apa?”

Kayyisah :”Emm... ngelakuin....”

Peneliti : “Di kelas gitu misalnya ngusilin teman.”

Kayyisah : “Apa ya? emm....”

Peneliti : “Misalnya bikin nagis teman pernah ga? Jadi pernah melakukan

kesalahan ga di kelas?”

Kayyisah : “Kalo di rumah pernah.”

Peneliti : „Kalo di sekolah?”

Page 170: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

154

Kayyisah : “Engga.”

Peneliti : “Terus kamu kalo ngambil alat belajar dikembalikan lagi ga ke

tempatnya?”

Kayyisah : “Iya di meja belajar.”

Peneliti : “Terus selalu menyelesaikan tugas yang dikasih sama Bu Nisa

ga?”

Kayyisah : “Iya, selalu.”

Peneliti : “Pernah ga, ga nyelesaian tugas yang diberikan Bu Nisa?”

Kayyisah : “Tidak.”

Peneliti : “Di kelas ini ada jadwal piket ga?”

Kayyisah : “Ada.”

Peneliti : “Apa kamu melaksanakan jadwal piket tersebut?”

Kayyisah : “Melaksanakan.”

Peneliti : “Setiap hari apa?”

Kayyisah : “Setiap harii... Selasa.”

Peneliti : “Terus kalo misalnya guru ataut eman lagi jelasin di depan kamu

mendengakran ga?”

Kayyisah : “Mengdengarkan.”

Peneliti : “Kenapa?”

Kayyisah : “Agar pintar.”

Peneliti : “Kamu berbicara baik kepada guru ga?”

Kayyisah : “Iya.”

Peneliti : “Kenapa?”

Kayyisah : “Karena harus menghormati yang lebih tua.”

Peneliti : “Kalo kepada teman kamu berbicaranya baik tidak?

Kayyisah : “Baik.”

Peneliti : “Kenapa?”

Kayyisah : “Karena harus menghormati sesama.”

Page 171: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

155

Peneliti : “Kalo misalnya ada teman kamu yang ga bawa peralatan belajar,

apa yang kamu lakukan?”

Kayyisah : “Pinjemin.”

Peneliti : “Atas kemauan sendiri atau disuruh?”

Kayyisah : “Atas kemauan sendiri.”

Peneliti : “Kalo ada temen yang ga paham nih dijelasin sama bu guru apa

yang kamu lakukan? Apa kamu mau membantunya, biar teman km

lebih paham?

Kayyisah : “Membantu.”

Peneliti : “Terus kalo di kasih kesempatan sama Bu Nisa buat tampil di

depan kelas kamu mau ga maju?”

Kayyisah : “Pernah.”

Peneliti : “Mau?”

Kayyisah : “Iya.”

Peneliti : “Kenapa?”

Kayyisah : “Agar berani, percaya diri.”

Peneliti : “Makasih ya kayyisah.”

Nama Informan : Zulfa Amalia Rahma

Kelas : 2B

Hari/Tanggal : Jum‟at, 20 April 2018

Waktu : Pukul 10.35 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

______________________________________________________________________

Peneliti : “Kamu pernah ga lagi mengerjakan soal penilaian atau worksheet

terus ngeliat jawaban teman?”

Zulfa : “Pernah.”

Peneliti : “Alasannya kenapa?”

Zulfa : “Apa ya? Gatau jawabannya.”

Page 172: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

156

Peneliti : “Terus kamu pernah ga berbuat kesalahan?”

Zulfa : “Pernah.”

Peneliti : “Apa tuh kesalahannya?”

Zulfa : “Baca komik.”

Peneliti : “Emang baca komiknya pas lagi ngapain?”

Zulfa : “Belajar.”

Peneliti : “Ohh pas lagi belajar kamu baca komik itu kesalahannya. Terus

setelah itu apa yang kamu lakukan? Bu Nisa tahu ga?”

Zulfa : “Bu Nisa tahu.”

Peneliti : “Terus apa yang Bu Nisa lakukan?”

Zulfa : “Menasehati.”

Peneliti : “Kemudian ee... Apa kamu selalu mengambil dan mengembalikan

alat pelajaran ke tempatnya?”

Zulfa : “Iya.”

Peneliti : “Tempatnya dimana?”

Zulfa : “Di tempat pensil.”

Peneliti : “Misalnya ada buku di loker terus bukunya mao dipake, kamu

ambil dari loker terus dikembaliin lagi ga?”

Zulfa : “Dikembaliin.”

Peneliti : “Terus apa kamu selalu menyelesaikan tugas yang diberikan Bu

Nisa?”

Zulfa : “Iya. Kadang”

Peneliti : “Kalo kamu ga nyelesain tugas yang diberikan Bu Nisa, apa yang

Bu Nisa lakukan ke kamu?”

Zulfa : “Disuruh cepet-cepet.”

Peneliti : “Pernah ga dihukum?”

Zulfa : “Ga pernah.”

Peneliti : “Pernah ga kamu ga berbuat salah terus dihukum juga sama Bu

Nisa?”

Page 173: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

157

Zulfa : “Engga.”

Peneliti : “Terus di kelas ini ada jadwal piketnya ga?”

Zulfa : “Ada.”

Peneliti : “Kamu suka melaksanakan piket tersebut ga?”

Zulfa : “Eeem... Sering.”

Peneliti : “Kamu piketnya hari apa?”

Zulfa : “Selasa.”

Peneliti : “Terus eem... Kalo misalnya guru atau teman kamu lagi

ngejelasin di depan kelas, kamu perhatiin ga?”

Zulfa : “Eem... Sering.”

Peneliti : “Kenapa mau memperhatikan?”

Zulfa : “Biar ngerti juga.”

Peneliti : “Kamu kalo berbicara sama guru baik ga perkataannya?”

Zulfa : “Baik.”

Peneliti : “Kenapa?”

Zulfa : “Soalnya.... Guru harus disopani. Karena guru adalah sama saja

dengan orang tua kita.”

Peneliti : “Kalo sama teman bicaranya baik ga?”

Zulfa : “Kasar sedikit, soalnya agak itu juga agak susah diatur.”

Peneliti : “Terus misalnya ada temen kamu nih yang ga bawa alat tulis atau

buku kamu mau ga minjemin?”

Zulfa : “Mau.”

Peneliti : “Kenapa?”

Zulfa : “Soalnya eem... Takutnya mereka ga bisa menulis.”

Peneliti : “Kalo ada temen kamu yang belum paham nih apa yang dijelasin

Bu Nisa atau bu guru, nah apa yang kamu lakukan? Apa kamu mau

mengajarinya?

Zulfa : “Mau sih tapi... Eem... dianya kalo mau. Soalnya biasanya ada

yang mao ngerjain sendiri.

Page 174: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

158

Peneliti : “Oh gitu. Terus kalo kamu di kasih kesempatan sama Bu Nisa

untuk maju ke depan misalnya menjelaskan ke teman-teman atau

disuruh ngerjain apa, kamu mau ga?”

Zulfa : “Mau.”

Peneliti : “Kenapa mau?”

Zulfa : “Soalnya kalo kita lagi di panggung lebih banyak. Ini soalnya di

temen-temen doang keliatnya.”

Peneliti : “Ohiya waku pertama kali Bu Wardah masuk ke kelas ini, kan Bu

Nisa keluar ya lagi foto bersama. Ada yang teriak begini:

“Daripada ga ngapa-ngapain lebih baik kita bersihin kelas!” Siapa

ya yang teriak kaya gitu?”

Zulfa : “Hmm... Aku.”

Peneliti : “Zulfa? Kenapa Zulfa teriak kaya gitu?”

Zulfa : “Soalnya temen-temen kelompok sana juga pada minta bersih-

bersih terus yang suruh neriakin aku.”

Peneliti : “Oh gitu. Kamu kalo kaya gitu disuruh Bu Nisa apa emang

kemauan kamu sendiri? Maksudnya buat inisiatif aja temen-

temennya, Bu Nisa pernah berpesan kaya gitu ga?

Zulfa : “Pernah.”

Peneliti : “Oh jadi kalo ga ada guru kalian belajar atau bersih-bersih gitu

kata Bu Nisa? Atau gimana? Atau melakukan hal yang bermanfaat,

Bu Nisa pernah bilang kaya gitu ga? Apa itu karena kemauan kamu

aja sendiri?”

Zulfa : “Kemauan sendiri supaya... Soalnya saat itu banyak yang sakit

jadi itu disuruh bersih-bersih sama Bu Nisa jadi kita besih-bersih

aja.”

Peneliti : “Oh gitu. Makasih ya zulfa. Laanjut lagi belajaranya.”

Nama Informan : Auliya Hafizhah Risyda

Kelas : 2B

Hari/Tanggal : Jum‟at, 20 April 2018

Waktu : Pukul 11.00 WIB

Tempat : Kelas 2B MIN 2 Kota Tangerang Selatan

Page 175: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

159

______________________________________________________________________

Peneliti : “Auliya Bu Wardah mau tanya nih, Auliya pernah ga ngeliat

jawaban temenkalo lagi ngerjasin soal penilaian?”

Auliya : “Gak pernah.”

Peneliti : “Kenapa?”

Auliya : “Soalnya.. kalo itu kan takutnya nyontek... kan nyontek gabaik....”

Peneliti : “Oh gitu, terus kamu pernah melakukan kesalahan ga di kelas?”

Auliya : “Pernah sih....”

Peneliti : “Apa yang kamu lakukan?”

Auliya : “Em... kaya... pernah... kaya apa ya heheh.”

Peneliti : “Pernah ngapain?”

Auliya : “Gapernah siih....”

Peneliti : “Oh gaernah, jadi gapernah nih?”

Auliya : “Gapernah.”

Peneliti : “Bu nisa pernah ga menegur kamu kalo kamu melakukan

kesalahan?”

Auliya : “Pernah.”

Peneliti : “Saat itu kamu lagi ngapain?”

Auliya : “Kaya baca buku saat pelajaran.”

Peneliti : “Oh gitu, terus apa yang kamu lakuin?”

Auliya : “Emm... kaya minta maaf.”

Peneliti : “Minta maaf ke siapa?”

Auliya : “Bu Nisa.”

Peneliti : “Oh Bu Nisa, terus kamu kaloo ngambil buku pelajaran atau alat-

alat pelajaran selalu dikembalikan ga?”

Auliya : “Iya.”

Peneliti : “Oh selalu ya. Terus kalo di kasih tugas sama Bu Nisa, kamu

selalu menyelesaikannya ga?”

Auliya : “Iya.”

Page 176: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

160

Peneliti : “Tepat waktu ga?”

Auliya : “Tepat.”

Peneliti : “Pernah ga engga menyelsaikan tugas dari Bu Nisa?”

Auliya : “Engga pernah.”

Peneliti : “Teman-temannya ada ga yang pernah ga menyelesaikan tugas

dari Bu Nisa?”

Auliya : “Ada.”

Peneliti : “Terus apa yang dilakukan sama Bu Nisa?”

Auliya : “Kaya menasihati.”

Peneliti : “Oh menasihati, di kelas ini ada jadwal piketnya ga?”

Auliya : “Ada.”

Peneliti : “Kamu pikitenya hari apa?”

Auliya : “Aku hari Rabu.”

Peneliti : „Kamu selalu melaksanakan piket ga di hari Rabu?”

Auliya ; “Selalu.”

Peneliti : “Teman-teman yang lain gimana?”

Auliya : “Selalu juga.”

Peneliti : “Terus kalo guru atau teman lagi ngejelasin di depan kelas kamu

memperhatikan ga?

Auliya : “Memperhatikan.”

Peneliti : “Kenapa?”

Auliya : “Soalya biar kita bisa itu... biar bisaaa... nyelesain soal-soal.”

Peneliti : “Terus kamu selalu berbicara baik ga sama guru?”

Auliya : “Iyah.”

Peneliti : “Kenapa?”

Auliya : “Emm... yaah... karena kita emang harus selalu sopan kepada

orang lain.”

Peneliti : “Oh gitu. Ke teman kamu berbicaranya baik ga?”

Page 177: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

161

Auliya : “Baik.”

Peneliti : “Kenapa?”

Auliya : “Kita kan harus selalu saling menghormati.”

Peneliti : “Oh gitu, kalo temen kamu ada yang gabawa alat tulis atau alat

belajar kamu mau ga minjemin ke temen?”

Auliya : “Mau.”

Peneliti : “Kenapa?”

Auliya : “Ya biar temen bisa... itu, bisa mengunakan.”

Peneliti : “Itu kemauan kamu sendiri apa disuruh Bu Nisa?”

Auliya : “Kemauan akuh.”

Peneliti : “Oh kemauan kamu, terus kalo ada temen kamu yang sulit

memahami pelajaran kamu mau ga membantunya?”

Auliya : “Mau.”

Peneliti : “Biar temen kamu lebih paham?”

Auliya : “Iya.”

Peneliti : “Di suruh Bu Nisa atau kamu sendiri yang mau?”

Auliya : “Aku sendiri.”

Peneliti : “Terus kalo dikasih ksempatan sama Bu Nisa buat tampil di

depan kelas, misalnya ngerjain soal atau kamu bercerita tentang

pengalaman kamu atau untuk menjelaskan ke temen-temen kamu,

kamu mau ga?”

Auliya : “Emm... mau sih tapi masih agak ma...lu....”

Peneliti : “Maunya karena apa?”

Auliya : “Em... biar temen-temen bisa tau apa jawaban aku. “

Peneliti : “Oh gitu.. Makasih yaa Aulia.Hati-hati di jalan pulang.”

Page 178: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

162

Lampiran

15

Lampiran 14

Page 179: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

163

Foto-Foto Dokumentasi

1. Proses Wawancara

Proses Wawancara dengan Wakil Kepala

Sekolah (Ibu Siti Fakhroh, MA)

Proses Wawancara dengan Guru Kelas

2B (Ibu Annisah, S.Pd)

Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B

(Raihan)

Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B

(Rizki dan Ayyubie)

Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B

(Kayyisah)

Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B

(Zulfa)

Page 180: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

164

2. Proses Kegiatan Pembelajaran Tematik

Proses Wawancara dengan Siswa Kelas 2B

(Aulia)

Page 181: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39987/1/WARDA… · D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

BIODATA PENULIS

Penulis yang bernama lengkap Wardatul Hidayati, lahir

di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1996 dari pasangan

Bapak Nurdin dan Ibu Asmanih. Penulis merupakan

anak ke-2 dari 2 bersaudara dengan keturunan Jakarta

(Betawi). Penulis tinggal di Jalan Sadar IV RT 004 RW

02 No. 110 Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan. Penulis

menempuh pendidikan di TK EL-SYIFA, Madrasah

Ibtidaiyah EL-SYIFA (2002-2008), Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta

(2008-2011), Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta (2011-2014) kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan

Guru MI/SD. Selama kuliah, penulis aktif organisasi di Pojok Seni Tarbiyah

(POSTAR) sebagai Koordinator Event Organizer (periode 2015-2016) serta

sebagai anggota dalam elemen Tari Tradisional (Ratoeh Jaroe).

Info lebih lanjut: [email protected]