diagnosis infeksi jamur rev
TRANSCRIPT
BAB VIII
DIAGNOSIS INFEKSI JAMUR
I. PENDAHULUANBeberapa jenis jamur dapat menyebabkan penyakit pada manusia yang sehat,
tetapi berapa jenis spesies hanya menjadi patogen ketika tubuh host yang ditumpanginya
mengalami masalah, misalnya ketika sistem imun pasien mengalami gangguan
(immunocompromised); seperti dijumpai pada pasien-pasien yang mengalami infeksi
HIV, menerima kemoterapi intensif, dan memperoleh obat-obatan imunosupresif.
Sebagian besar jamur menyebabkan infeksi sistemik pada manusia melalui
inhalasi langsung ke dalam paru-paru atau dengan melakukan invasi melalui luka yang
terbuka. Sementara jenis jamur lainnya, seperti Candida albicans, merupakan organisme
komensal di saluran cerna dan kulit yang pada kondisi tertentu dapat berproliferasi dan
bermigrasi ke dalam sirkulasi sistemik; misalnya ketika jamur tersebut masuk ke dalam
tubuh manusia melalui peralatan medis seperti selang infus.
Data yang ada menunjukkan bahwa angka kematian akibat infeksi jamur ini
dapat mencapai 75 – 100 %, sehingga hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi dunia
medis saat ini. Secara klinis, infeksi jamur sendiri dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
infeksi jamur superficial (yang terjadi pada lapisan terluar dari kulit, kuku, rambut, dan
selaput mukosa – misalnya Tinea versicolor), infeksi jamur subkutan (yang terjadi pada
jaringan kulit dan subkutan – misalnya Kandidiasis mukokutan kronik), dan infeksi
jamur sistemik (yang terjadi pada jaringan di dalam tubuh pada satu atau lebih organ-
organ dalam).
Infeksi jamur sistemik sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu infeksi
jamur sistemik yang bersifat opportunistik (misalnya Kandidiasis invasif atau
Aspergillosis invasif) dan infeksi jamur sistemik yang bersifat endemik (misalnya
Blastomikosis). Infeksi jamur sistemik yang bersifat opportunistik umumnya terjadi
ketika sistem pertahanan tubuh yang normal mengalami gangguan. Infeksi ini biasanya
bersifat mengancam jiwa penderitanya yang dibuktikan dengan tingginya angka
kematian akibat infeksi ini.
Pada dasarnya, jamur dapat dibedakan ke dalam 2 golongan besar, yaitu yeast
dan mould. Yeast umumnya memiliki bentuk tunggal, kecil, dan selnya berbentuk oval;
sementara mould membentuk koloni yang terdiri dari filamen-filamen yang disebut hifa.
II. SIFAT JAMUR
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang
ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,
dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti
sel berkali-kali yang tidak diikut dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan
organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Dikutip dari http//gurumuda.com
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan
konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.
Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
a. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir
yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagianbesarjamur saprofit mengeluar-kan enzim
hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks
menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat
juga langsung menyerap bahan bahan organic dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air
dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit
atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan
ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi
habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora
aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang
cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan
konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel
dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan
membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah
dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur
membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
Dikutip dari fungi.spectabio-blog.spot.com
III. KLASIFIKASI MIKOSIS
Ada 3 pembagian utama jamur, yaitu:
1. Infeksi jamur superfisial (superfisial mycoses), menyerang kulit dan selaput mukosa
(pityriasis versicolor, dermatophytosis, superficial candidosis).
2. Infeksi jamur subkutan (subcutaneus mycoses), menyerang jaringan subkutan dan struktur
sekitarnya termasuk kulit dan tulang (mycetoma, chromomycosis, sporotricosis).
3. Infeksi jamur systemik (sistemic mycoses), menyerang jaringan organ di dalam tubuh (deep
viscera).
PEMERIKSAAN MIKOLOGI
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN
1. MIKOSIS SUPERFISIALIS
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita penyakit yang disebabkan atau
berhubungan dengan infeksi Jamur, seperti :
Tinea
Pitiriasis Versikolor (Panu)
Dermatitis Seboroik
dll
Pengambilan sampel
Alat alat yang dibutuhkan :
- Skalpel
- Pinset
- Alkohol 70%
- Kapas
- Kertas/wadah yang bersih
Cara pengambilan sampel :
Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk menghilangkan
lemak, debu dan kotoran lainnya.
Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas kebawah (cara
memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45 derajat ke atas).
Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah
Pembuatan sediaan
Alat alat yang dibutuhkan :
-Kaca objek
-Kaca penutup
-Lampu spiritus
-Pinset
-Reagen yaitu Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku, Larutan KOH 20% untuk rambut
Cara pembuatan sediaan :
Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% pada kaca objek.
Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan menggunakan pinset
yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan KOH tersebut. Kemudian tutup
dengan kaca penutup.
Biarkan ±15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa detik untuk
mempercepat proses lisis
Pemeriksaan
Alat yang digunakan : Mikroskop
Cara Pemeriksaan :
Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran objektif 10 X
kemudian dengan pembesaran 40 X untuk mencari adanya hypha dan atau spora, akan
tampak gambaran hifa dan spora tergantung jamur yang menyebabkan penyakitnya,
contohnya :
- terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun
spora berderet (artrospora) pada Tinea (Dermatofitosis)
- terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang dapat berkelompok ( gambaran Meat
ball and spagheti) pada Pitiriasis Versikolor (panu)
Pemeriksaan kultur.
Pemeriksaan dengan pembiakan perlu untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah
dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan
klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar
dextrose sabouraud. Pada agar sabouraud dapat ditambahkan antibiotik saja (kloramfenikol)
atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarkan
kontaminasi bacterial maupun jamur kontaminan.
Mikosis Superfisial merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang menyerang
kulit pada bagian epidermis yang mengandung keratin yaitu Stratum korneum basale misalnya :
kulit, rambut,kuku. Penyakit ini banyak ditemukan di Indonesia dan merupakan penyakit
rakyat. Berdasarkan topografinya ( bentuk klinis ) Mikosis Superfisial ada 2 yaitu :
1. Dermatofitosis
2. Nondermatofitosis
DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin
kulit ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai dari stratum
korneum sampai stratum basalis.
Penyebabnya adalahgenus: Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum.
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari
penderita ( manusia / Antropofilik ).
Gambar. Trichopyton rubrum
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
GENUS TRICHOPHYTON
Secara Mikroskopik ditemukan hifa bersepta / bersekat, hifa spiral, ditemukan makrokonidia
berbentuk gada berdinding tipis terdiri dari 6 – 12 sel juga ditemukan mikrokonidia
yang bentuknya seperti tetes air. Secara makroskopik ditemukan koloni yang kasar
berserbuk / radier pada bagian tengah menonjol. Contoh: Trichophyton mentagropytes.
Trichophyton rubrum
Gambar. Trichopyton rubrum secara makroskopik dan mikroskopik
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
GENUS MICROSPORUM
Genus Microsporum secara mikroskopik ditemukan hifa bersekat,Mikrokonidia. Makrokonidia
seperti gada dengan dinding sel tebal dan berduri / kasar, sel pada makrokonidia terdiri dari 8
–12 sel. Secara makroskopik koloni tampak granuler berserbuk. Con toh : M. Cannis, M .
gypseum. M. nannum. M. Cokkei
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
GENUS EPIDERMOPHYTON
Genus Epidermophyton secara mikroskopik tampak hifa bersekat, ditemukan makrokonidia
berbentuk seperti gada berdinding halus mengandung 2 - 4 sel, ditemukan klamidospora.
Makrokonidia ini tersusun pada satu konidiophore 2– 3 buah. Tidak ditemukan mikrokonidia.
Secara makroskopik koloni epidermophyton tampak granuler,berserabut,menonjol pada bagian
tengah. Contoh : Epidermophyton flocosum
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
NON DERMATOFITOSIS
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar , karena jamur
ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar.
Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain : Pitiriasis versicolor, Tinea nigra
palmaris, Piedra.
1. PITIRIASIS VERSICOLOR
Disebut juga Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea versicolor atau Panu
disebabkan oleh jamur Malazzezia furfur. Penyakit ini bersifat kronik , ditandai dengan adanya
bercak putih sampai coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher, tungkai
dan kulit kepala. Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat pada kulit. Penderita mengalami
kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih maka jamur akan tampak bercak-bercak coklat
atau merah ( hiperpigmentasi ) sedangkan pada penderita berkulit sawo matang / hitam maka
jamur akan tampak bercak-bercak lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian warna kulit
tampak bermacam-macam ( versicolor).Penderita mengeluh merasa gatal jika berkeringat atau
tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita merasa malu karena adanya bercak-bercak
pada kulit. Penyebaran jamur ini melalui kontak atau alat- alat pribadi yang terkontaminasi kulit
penderita dan predisposisi kebersihan pribadi.
DIAGNOSA
Dengan pemeriksaan bahan pemeriksaan kerokan kulit yang mengalami kelainan.
a. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 %
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan
dengan alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan
dilakukan pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi
KOH 10 % ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik
ditemukan hifa pendek – pendek dan spora bergerombol.
b. Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna
emas atau orange.
c. Kultur
Jamur Malazzezia furfur belum dapat dibiakkan pada media buatan.
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
TINEA NIGRA PALMARIS
Tinea Nigra Palmaris merupakan infeksi jamur yang mengenai tangan atau kaki yang
mengalami bercak-bercak putih atau hitam. Penyebabnya adalah Cladosporium
werneckii. Infeksi jamur ini biasanya menyerang telapak tangan atau kaki yang menimbulkan
bercak-bercak warna tengguli hitam , tidak ada keluhan yang jelas hanya dari segi estetika
kurang sedap dipandang karena tampak kotor pada tangan dan kaki, kadang-kadang terasa
gatal.
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil kerokan langsung dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan KOH 10 %. Jamur akan tampak hifa dan tunas
yang berwarna hitam atau hijau tua dengan spora yang bergerombol.
KULTUR
Jika dikultur akan tampak koloni granuler yang berwarna hitam.
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
3. PIEDRA
Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras melekat pada rambut. Ada dua
jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan Piedra putih.
PIEDRA HITAM
Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh Piedraia hortai. Infeksi
terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi mengalami kelainan
berupa benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit
dilepaskan jika dipaksakan rambut akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada
saat menyisir rambut mengalami kesulitan.
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan
langsung dengan menggunakan KOH 10 %. Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat
berwarna tengguli dan ditemukan askus yang mengandung askospora.
KULTUR
Jika ditaman pada media SGA tampak koloni yang berwarna Hitam
Dikutip dari http//4.blogspot.com
PIEDRA PUTIH
Merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon cutaneum. Infeksi
terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terifeksi mengalami kelainan
berupa benjolan yang tidak berwarna .
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan
menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih
kekuningan, ditemukan arthrospora pada ujung hifa.
KULTUR
Bahan pemeriksaan jika ditanam pada media akan tumbuh koloni yang berwarna kuning,
granuler.
Dikutip dari http//2.bp.blogspot.com
2. MIKOSIS SUBKUTAN
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit, bersifat
menahun dan menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan kelainan pada alat yang
terkena, disertai pembentukan abses dan fistel. Infeksi yang sering terjadi yaitu : Misetoma,
kromomikosis, sporotrikosis, rinospiridiosis, fikomikosis.
MISETOMA
Infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit bersifat menahun dan terjadi
pembengkakan serta menimbulkan abses pada daerah yang terinfeksi. Penyebabnya adalah
Actinomyces, Nocardia, Streptomyces, Madurella sp.
KROMOMIKOSIS
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Phialophora verrucosa, dan Cladosporium
carionii .Jamur ini terdapat di tanah, kayu dan tumbuhan yang busuk. Infeksi terjadi karena
spora masuk melalui luka/ lesi pada kulit. Penyebaran melalui pembuluh limfedan secara
hematogen keseluruh organ dan menjadi sistemik.
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit atau biopsi jaringan bawah kulit.
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % tampak spora tengguli berdinding tebal, satu –
satu atau berkelompok hifa bersekat atau tidak bersekat.
KULTUR
Pada media Sabaroud agar tumbuh koloni mold pada inkubasi suhu ruang berwarna
tenggeli atau hitam.
Dikutip dari : http//3.bp.blogspot.com
SPOROTRIKOSIS
Merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh Sporotrichum schenckii. Merupakan jamur
tanah yang dimorfik yaitu tumbuh pada suhu ruang membentuk koloni mold dan pada suhu
37˚ C membentuk koloni ragi ( Yeast ). Infeksi terjadi karena masuknya spora melalui
inhalasi dan luka. Ada tiga macam gambaran klinik :
- Sporotrikosis limfatika
- Sporotrikosis pulmonum
- Sporotrikosis desiminata
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari kulit, biopsi jaringan atau sputum.Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10 % tampak blastospota dan sukar ditemukan.
Dikutip dari : http//3.bp.blogspot.com
3.MIKOSIS SISTEMIK
Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai organ – organ dalam. Ada dua
macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.
1. INFEKSI SISTEMIK PRIMER : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu :
Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomikosis
2. INFEKSI OPORTUNIS : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur
yaitu : Kandidiasis, Aspergilosis
NOCARDIOSIS
Terdapat dua bentuk nokardiosis yaitu : Nokardiosis sistemik, Nokardiosis misetoma
Nokardiosis sistemik : Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides, infeksi terjadi
melalui inhalasi. Kelainan primer terjadi pada paru – paru menyebar melalui darah dapat
menginfeksi ginjal dan otak.
DIAGNOSA
Bahan berasal dari sputum, biopsi dan bahan klinik lainnya. Pada pemeriksaan langsung dengan
pulasan Gram atau tahan asam N. asteroides atau N. Brasiliensis tampak sebagai hifa halus
bercabang dan tahan asam pada pulasan gram bersifat Gram positip.
KULTUR
Tumbuh lambat pada media jamur atau nutrient agar berwarna putih atau kuning. Koloni
Glabrous, irreguler atau granuler
Dikutip dari http//1.bp.blogspot.com
KRIPTOKOKOSIS
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans . Jamur ini hidup
ditanah yang mengandung kotoran burung merpati, menyebabkan penyakit Meningitis. Infeksi
terjadi jika spora masuk melalui inhalasi ke paru –paru, jamur berkembang biak dalam alveoli
dan dapat menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor predisposisi mendukung. Sering
kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan
timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan tinta cina untuk melihat adanya
kapsul pada spora yang berbentuk oval.
KULTUR
Biakan pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid
(berlendir).
Dikutip dari http//1.bp.blogspot.com
HISTOPLASMOSIS
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur His toplasma capsulatum yang bersifat
dimorfik dan menyebabkan penyakit histoplasmosis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui
inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran
kelenjar limfe regional. Dengan foto Rontgen tampak gambaran menyerupai tuberculosis paru.
Jika infeksi dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi menyebar ke
seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum , darah, LCS, urin dan bahan biopsi. Pemeriksaan
langsung dari bahan yang berasal dari jaringan maka akan tampak spora yang berbentu bulat /
oval (yeast).
KULTUR
Bahan pemeriksaab ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni :
- Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C
- Koloni Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.
Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak spora yang berbentuk
oval. Dan pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka tampak hifa- hifa
dan makrokonidia.
Dikutip dari http//1.bp.blogspot.com
KANDIDIASIS
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang paling patogen adalah
Candida albicans dan paling sering ditemukan . Genus ini hidup sebagai saprofit dan
merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina dialam
ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini
berbentuk dimorfik yaitu berbentuk hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk
patogen dan berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida berada
pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit atau mukosa yang
luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada
kulit serta terjadinya penurunan daya tahan tubuh. Faktor virulensi berperan dalam terjadinya
adhesi candida pada endotel dan epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan
kemampuan mengatasi imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim
proteinase aspartat untuk menembus sel jaringan inang.Terdapat beberapa bentuk gambaran
klinik yaitu:
1. Kandidiasis kutis, terdiri dari : Kandidiasis intertriginosa, Paronikia, Diaper diseases
(kandidiasis popok) dan Granuloma kandida
2. Kandidiasis mukokotan terdiri dari :
o Pada mulut : thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche
o Vaginitis
o Bronkhus dan paru –paru
o Saluran pencernaan
o Kandidiasis mukokutan kronik
3.Kandidiasis Sistemik terdiri dari:
Tractusurinarius, Endokarditis, Meningitis, Septikemia, Kandidemia latrogenik dan Kandidiasis
desiminata
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata, mukosa
mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10 %. Secara mikroskopik
tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram positip. Ditemukan
blastospora, klamidospora, pseudohifa.
KULTUR
Pada media Sabaroud agar koloni tampak krem konsistensi smooth. Bau seperti ragi.
Dikutip dari http//1.bp.blogspot.com
ASPERGILOSIS
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini terdapat dialam bebas,
sehingga sporanya sering diisolasi dari udara. Aspergilus termasuk jamur kontaminan. Species
yang sering dianggap penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A. flavus. Cara
infeksi tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis
kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan kuku,
biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat,
bercabang dengan atau tanpa spora, ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata.
KULTUR
Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni mold yang
granuler, berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus
fumigatus koloni berwarna hijau, Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus
koloni berwarna putih atau kuning.
Dikutip dari http//1.bp.blogspot.com
DIAGNOSIS SEROLOGI
Serologi dapat membantu bila diaplikasikan terhadap penyakit jamur tertentu; tidak ada skrining antigen untuk
"jamur" secara umum. Karena jamur adalah antigen yang buruk, efektivitas dari serologi bervariasi pada infeksi
jamur yangberbeda.. Tes serologi yang paling lazim untuk jamur berdasarkan pada agglutinasi latex,
imunodifusi ganda, fiksasi komplemen dan immunoassay enzim. Bila agglutinasi latex mungkin baik untuk
mendeteksi antibody IgM, imunodifusi ganda dan fiksasi komplemenbiasanya mendeteksi antibody IgG.
Sebagian tes EIA sedang dikembangkanuntuk mendeteksi baik antibody IgG dan IgM. Ada beberapa tes yang
dapatmendeteksi antigen jamur tertentu, tetapi mereka belum digunakan secara umum.
BIOPSI DAN HISTOPATOLOGI
Diagnosis definitive membutuhkan kultur dan identifikasi. Jamur patogenik biasanya tumbuh pada agar
dextrose Sabouraud Agar ini memiliki pH yang agak asam (sekitar 5-6); cyclohexamide,
penicillin,streptomycin atau antibiotic penghambat lainnya sering ditambahkan untuk mencegah kontaminasi
bakteri dan pertumbuhan yang berlebihan. Dua kultur diinokulasi dan diinkubasi secara terpisah pada suhu
25oC dan 37oC untuk mengungkapkan dimorfisme. Kultur diperiksa secara makroskopik dan mikroskopik.
Mereka tidak dikatakan negative untuk pertumbuhan sampaisesudah 4 minggu dari inkubasi.
Biopsi dan histopatologi. Biopsi mungkin sangat berguna untuk identifikasi dansebagai sebuah sumber dari
jamur yang menginvasi jaringan. Biasanya pewarnaan Gomori methenamine silver (GMS) digunakan untuk
menunjukkan organisme yang berwarna hitam dengan latar belakang hijau. Pewarnaan hematoksilin eosin
tidak selalu mewarnai organisme, tetapi ia akan mewarnai sel-sel yang meradang.
Daftar Pustaka
1. Forbes, BA, Sahm, DF, Weissfeld, AS. 2007. Bailey and Scott’s Diagnostic
Microbiology. 12thed. China : Mosby Inc an affiliate of Elsevier Inc.
2. Winn, WC, Allen, SD, Janda, WM, Koneman, EW, Procop, GW, Schreckenberger, PC
& Woods, GL. 2006. Koneman’s Color Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology.
6th edition. Baltimor: Lippincott Williams and Wilkins
3. http//1.bp.blogspot.com
4. http//2.bp.blogspot.com
5. http//3.bp.blogspot.com
6.
1