diagenesa karbonat 1

21
1. Pengertian Diagenesa Diagenesa merupakan perubahan yang terjadi pada sedimen secara alami, sejak proses pengendapan awal hingga batas (onset) dimana metamorfisme akan terbentuk. Pada batuan karbonat, diagenesa merupakan proses transformasi menuju batugamping atau dolomit yang lebih stabil. Faktor yang menentukan karakter akhir produk diagenesa antara lain : 1. Komposisi sedimen mula-mula 2. Sifat alami fluida interstitial dan pergerakannya 3. Proses kimia dan fisika yang bekerja selama diagenesa Dengan demikian, batuan karbonat dengan komposisi utama kalsit akan mengalami proses diagenesa yang berbeda dibandingkan dengan batuan karbonat berkomposisi dominan aragonit. Sejarah pelarutan dan lithifikasi akan berbeda pada kondisi air laut dan tawar; begitu juga dengan tekstur semen dan butiran juga akan bervariasi bergantung pada tekanan dan temperatur lingkungan diagenesa. 2. Lingkungan Diagenesa Lingkungan diagenesa yang berbeda akanmemiliki proses kimia dan fisika yang relatif berbeda, sehingga produk diagenesa pun akan berbeda, sehingga daat dijadikan indikator untuk mengetahui lingkungan diagenesa yang bersangkutan. Berikut merupakan beberapa lingkungan diagenesa beserta produknya : 1. Marine (dicirikan oleh kehadiran semen aragonit, High Mg- Calcite) 2. Lagoon (dicirikan oleh adanya dolomititsasi akibat proses evaporasi) 3. Phreatic (dicirikan oleh kehadiran kalsit hasil pelarutan) 4. Vadose (dicirikan oleh kehadiran kalsit hasil pelarutan) 5. Burial (dicirikan oleh kehadiran kalsit hasil pelarutan tekanan/pressure solution) 3. Proses Diagenesa Proses-proses diagenesa yang dialami oleh batuan karbonat meliputi : 1. Sementasi, merupakan proses presipitasi yang terjadi pada saat lubang antar pori batuan karbonat terisi oleh fluida jenuh karbonat 2. Microbial Micritization, adalah proses dimana butiran skeletal teralterasi pada dasar laut oleh organisme seperti bacteria, dan fungi

Upload: muhamad-arif

Post on 25-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Terbentuknya batuan karbonat

TRANSCRIPT

1. Pengertian DiagenesaDiagenesa merupakan perubahan yang terjadi pada sedimen secara alami, sejak proses pengendapan awal hingga batas (onset) dimana metamorfisme akan terbentuk.  Pada batuan karbonat, diagenesa merupakan proses transformasi menuju batugamping atau dolomit yang lebih stabil. Faktor yang menentukan karakter akhir produk diagenesa antara lain :1. Komposisi sedimen mula-mula2. Sifat alami fluida interstitial dan pergerakannya3. Proses kimia dan fisika yang bekerja selama diagenesaDengan demikian, batuan karbonat dengan komposisi utama kalsit akan mengalami proses diagenesa yang berbeda dibandingkan dengan batuan karbonat berkomposisi dominan aragonit. Sejarah pelarutan dan lithifikasi akan berbeda pada kondisi air laut dan tawar; begitu juga dengan tekstur semen dan butiran juga akan bervariasi bergantung pada tekanan dan temperatur lingkungan diagenesa.

2. Lingkungan DiagenesaLingkungan diagenesa yang berbeda akanmemiliki proses kimia dan fisika yang relatif berbeda, sehingga produk diagenesa pun akan berbeda, sehingga daat dijadikan indikator untuk mengetahui lingkungan diagenesa yang bersangkutan. Berikut merupakan beberapa lingkungan diagenesa beserta produknya :1. Marine (dicirikan oleh kehadiran semen aragonit, High Mg-Calcite)2. Lagoon (dicirikan oleh adanya dolomititsasi akibat proses evaporasi)3. Phreatic (dicirikan oleh kehadiran kalsit hasil pelarutan)4. Vadose (dicirikan oleh kehadiran kalsit hasil pelarutan)5. Burial (dicirikan oleh kehadiran kalsit hasil pelarutan tekanan/pressure solution)

3. Proses DiagenesaProses-proses diagenesa yang dialami oleh batuan karbonat meliputi :1. Sementasi, merupakan proses presipitasi yang terjadi pada saat lubang antar pori batuan

karbonat terisi oleh fluida jenuh karbonat2. Microbial Micritization, adalah proses dimana butiran skeletal teralterasi pada dasar laut oleh

organisme seperti bacteria, dan fungi3. Neomorphism, merupakan proses penggantian rekristalisasi Ca-Calcite oleh Mg-Calcite4. Pelarutan, merupakan proses melarutnya komponen karbonat yang terjadi saat fluida pori

tidak jenuh (undersaturated) oleh mineral-mineral karbonat5. Kompaksi, adalah proses diagenesa yang terjadi akibat adanya peningkatan

tekanan overburden6. Dolomitisasi, merupakan proses penggantian mineral-mineral kalsit menjadi dolomitDari keenam proses tersebut, proses sementasi dan pelarutan memiliki peranan pentung dalam merubah kualitas reservoar batuan karbonat.

4. Reservoar Batuan KarbonatBatuan reservoar merupakan batuan yang bersifat porous dan permeabel, sehingga hidrokarbon dapat dapat terakumulasi dan mengalir di dalamnya. Dengan demikian, parameter utama yang menentukan kualitas reservoar adalah porositas (phi) dan permeabilitas (k). kualitas reservoar batuan karbonat dipengaruhi oleh :1. Tekstur pengendapan

2. Mineralogi mula-mula3. Proses diagenesaBerbeda dengan batuan silisiklastik, diagenesa merupakan proses yang sangat berperan penting dalam mengubah karakter fisik maupun kimia batuan karbonat. Pada umumnya reservoar karbonat pernah mengalami beberapa kali diagenesa pada lingkungan yang berbeda setelah ia diendapkan. Jaringan pori reservoar dibantuk melalui mekanisme selama diagenesa, dan tekstur pengendapan dapat berkembang menjadi ekonomis apabila melalui proses diagenesa yang bersesuaian.

5. Efek DiagenesaDari penjelasan sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa proses-proses yang terjadi selama diagenesa mampu merubah tekstur pengendapan dan mineralogi batuan karbonat. Sehingga proses tersebut akan berimplikasi terhadap geometri pori-pori reservoar karbonat, yang meliputi bentuk, ukuran, dan konektivitasnya. Seperti halnya proses sementasi akan mengurangi porositas dan permeabilitas dan pelarutan akan meningkatkan porositas dan permeabilitas reservoar karbonat.Referensi (Scoffin, TP., 1987, An introduction to Carbonate Sediments and Rock, Blacky & Son Ltd., London)

Diagenesa yang terjadi pada sedimen merupakan suatu fungsi waktu, sehingga dikenal adanya seri-seri atau tahapan proses diagenesa. Untuk mengindikasikan tahap diagenesa meliputi penguburan awal, penguburan lanjut, dan tahap akhir yang berupa erosi; dikenal adanya istilah eogenetic, mesogenetic, dan telogenetic (Choquette dan Pray, 1970 dalam Boggs, 1992) . Sedangkan proses diagenesanya sendiri adalah berupaeodiagenesis, mesodiagenesis, dan telodiagenesis (Shmidt and McDonald, 1979 dalam Boggs, 1992)

Eodiagenesis secara umum merupakan diagenesis tahap awal, yang meliputi segala proses yang terjadi di permukaan atau dekat dengan permukaan dimana sifat kimiawi dari air interstitial dikontrol terutama oleh lingkungan pengendapan. Pada rezim inilah pengaruh air pori asli bawaan dari sifat pengendapan mendominasi, serta meliputi pelapukan dan perkembangan soil. Tahap diagenesa ini terjadi hanya beberapa meter dibawah permukaan sedimen (untuk sedimen dengan permeabilitas yang rendah) dan hingga ribuan meter (untuk sedimen berukuran pasir yang memiliki porositas tinggi). Hal ini sangat bergantung pada pada susunan geometri dari aquifer, aquitar, patahan synsedimentasi, dan permeabilitas aquifer.

Mesodiagenesis terjadi selama penguburan sedimen, ketika pengaruh oleh lingkungan pengendapan hampir tidak ada lagi; hingga tahap paling awal dari metamorfisme derajat rendah. Tahap Mesodiagenesis ini sering disebut juga sebagai burial diagenesis karena terjadi selama fase penguburan. Faktor utama yang mempengaruhi diagenesa antara lain berupa sejarah suhu-waktu, mineral utama dan kemas, transfer massa, geokimia dari air pori, dan kehadiran fluida yang berhubungan dengan minyak bumi (seperti minyak, gas hidrokarbon, CO2 dan H2S). Batasan antara eodiagenesis dan Mesodiagenesis dapat ditentukan berdasarkan kedalaman dan temperatur disamping hubungan antara air pori dengan air permukaan.

Telodiagenesis terjadi pada batuan yang telah terangkat sehingga menjadi terekspos oleh aktivitas eksogenik, dan tidak berhubungan dengan lingkungan pengendapan awal. Tahap diagenesa ini dibedakan dari Mesodiagenesis Telodiagenesis berdasarkan pada hubungannya dengan pengaliran, salinitas yang rendah, teroksidasi intensif, serta kandungan air yang memiliki senyawa CO2. Mineral-mineral yang terbentuk pada temperatur dan tekanan tinggi pada tahap Telodiagenesis cenderung menjadi tidak stabil pada kondisi Telodiagenesis.  

Diagenesis

Material  sedimen yang baru terendapkan dicirikan oleh material lepas, tidak, kompak,

porositas tinggi, dan kandungan air yang tinggi pula. Pengendapan yang terus berlangsung,

terutama bersamaan dengan penurunan cekungan sedimentasi, menyebabkan sedimen yang lebih

muda akan memberikan tekanan pada sedimen yang ada dibawahnya. Proses ini akan diiringi

oleh perubahan sifat fisik dan kimia sedimen akibat tekanan dan perbahan temperature pada

lingkungan yang semakin dalam. Perubahan tersebut akan menyebabkan terjadinya proses

kompaksi dan litifikasi pada material sedimen sehingga terjadilah perubahan dari material

sedimen lepas menjadi batuan sedimen. Seua proses yang mengakibatkan perubahan sedimen

menjadi batuan sedimen disebut diagenesis. Proses diagenesis terjadi pada temperature dan

tekanan yang lebih tinggi dari temperature dan tekanan pada proses pelapukan, tetapi lebih

rendah dari proses metamorfisme. Meskipun demikian tidak diketahui batas yang pasti antara

proses digenesis dengan proses metamorfisme.

Proses diagenesis dimulai ketika adanya aktifitas organic awal dari proses sementasi

ketika material sedimen masih didasar cekungan sedimentasi. Komposisi mineral asal,

kemungkinan mengalami perubahan karena terjadinya reaksi kimia yang mengakibatkan

terjadinya pernggantian mineral, terbentuknya mineral baru dan pelarutan mineral. Proses-proses

tersebut mengakibatkan perubahan tekstur batuan, struktur batuan, komposisi dan porositas

batuan sedimen. Porositas awal endapan sedimen dapat mengalami perubahan karena adanya

proses yang berlangsung selama proses diagenesis. Porositas awal akan mengalami penurunan

karena adanya proses kompaksi dan sementasi. Sedangkan peningkatan porositas awal

disebabkan karena adanya proses dari mineral-mineral yang tidak stabil.

Proses  diagenesis dapat disebabkan oleh proses fisika, kimia, dan biologi. Bermacam

proses diagenesis dan hasilnya. Alterasi sedimen akibat aktifitas organic merupakan proses awal

diagenesis. Kompaksi merupakan proses fisika yang terjadi segera setelah material sedimen

mengalami penimbunan dan berlanjut terus sampai ke tempat yang lebih dalam. Proses

sementasi merupakan proses kimia yang dapat terjadi pada awal proses diagenesis dan sapat

terus berlanjut pada waktu material sedimen mengalami penimbunan dan pengangkatan

a.      Aktifitas Organisme

Aktifitas organisme terjadi pada awal proses diagenesis segera setelah material sedimen

mengalami pengendapan. Aktifitas organism akan mempercepat atau memacu terjadi proses

diagenesis lainnya. Organisme yang menyebabkan proses ini dapat merupakan organisme yang

ssangat kecil (mikrobia) dimana aktifitas jasad renik sangat berhubungan dengan proses

dekomposisi material organic. Proses dekomposisi material organic akan mempengaruhi pH da

Eh air pori sehingga mempercepat terjadinya reaksi kimia dengan mineral penyusun sedimen.

Aktifitas mikrobia antara lain fermentasi, respirasi, pengurangan nitrat, besi, sulfat dan

pembentukan gas methan. Selain itu aktifitas organism lainnya terjadi ketika endapan sedimen

berlangsung seperti buworing, boring,. Kebanyakan bioturbasi terjadi pada sedikit di bawah

permukaan pengendapan, setelah pengendapan material sedimendengan kedalaan beberapa puluh

sentimeter. Proses ini akan membentuk kenampakan yang khas pada batuan sedimen yang

disebut struktur sedimen.

b.      Proses Diagenesis Fisika

Kompaksi merupakan proses penyusunan kembali butiran sedimen sehingga menghasilkan

hubungan antara butiran yang lebih rapat. Hasil dari proses kompaksi adalah ; Penurunan

porositas dan permeablitas sedimen, pengualaran fluidadan pori antara butiran, penipisan

perlapisan. Secara teori proses kompaksi pada sedimen silisiklastik dengan butir yang mebundar

akan menurunkan porositas dari sekitar 48% menjadi sekitar 26%. Tetapi karena butiran sedimen

pasir dan lumpur dialam tidak beraturan sehingga perubahan porositas akibat kompaksi sulit

diperkirakan. Proses kompaksi pada pasir sangat bergantung pada porositas dan orientasi awal,

ukuran butir, keseragaman butiran, dan komposisi partikel sedimen.

c.       Proses Diagenesis Kimia

Proses diagenesis kimia merupaka reaksi yang komplek antara batuan dan cairan yang terdapat

di dalam lubang antara butiran (pori-pori). Ada beberapa macam proses diagenesis kimia, yaitu

sementasi, autogenic, rekristalisasi, inverse, replacement, dan dissolution.

-          Sementasi merupakan proses pembentukan mineral baru dalam pori batuan oleh proses

presipitasi. Proses ini dapat juga terjadi karena adanya penambahan unsure kimia pada butiran

mineral penyusun sedimen sehingga menyebabkan mineral tersebut semakin bertumbuh. Semen

dapat mengisi semua lubang pori batuan, sehingga dapat menurunkan porositas batuan menjadi

nol. Semen juga mengakibatkan material sedimen, dan proses sementasi merupakan proses kimia

yang menyebabkan terjadinya proses pembatuan. Proses sementasi terutama pada tingkat awal

hingga pertengahan proses diagenesis. Atau dapat juga terjadi pada akhir atau bahkan setelah

terjadinya pengangkatan batuan sedimen. Proses sementasi yang terjadi di awal dapat

mengurangi proses pemadatan mekanik sedimen, kecuali semen yang terbentuk mengalami

pelarutan.

-          Autogenik pada pengertian yang luas merupakan semua proses, termasuk proses sementasi

dan replacement, yang mengakibatkan terbentuknya mineral baru didalam sedimen atau batuan

sedimen. Tetapi pada proses diagenetik, autogenic merupakan proses pembentukan mineral baru

selain sementasi dan replacement. Mineral baru initerbentuk akibat proses kristalisasi larutan

atau alterasi dari mineral atau fragmen batuan.

-          Penggantian (replacement) merupakan proses pelarutan mineral atau sebagian mineral pada

waktu terjadinya proses diagenesis, dan terjadinya proses kristalisasi mineral baru yang berbeda

komposisinya pada tempat mineral yang mengalami pelarutan. Tekstur dan struktur awal pada

umunya tidak mengalami perubahan (terawetkan). Contoh yang baik adalah proses pembentukan

fosil kayu (petrified wood). Proses penggantian mineral pada proses diagenesis merupakan

proses yang sangat umum terjadi pada batuan sedimen silisiklastik maupun sedimen karbonat.

Proses ini dikontrol oleh pH,Eh, temperature, tekanan, dan kehadiran ion lainnya dalam larutan

-           Inversi merupakan proses penggantian mineral oleh bentuknya yang lain biasanya terjadi

pada mineral yang polimorf (mineral dengan komosisi kimia sama tetapi bentuknya berbeda.

Contohnya adalah perubahan mineral aragonite (CaCO3 ortorombik) menjadi kalsit

(CaCO3 romhedaral). Contoh lain adalah perubahan dari opal A (SiO2 amorf) menjadi opal CT

yang mengandung kristobalit (SiO2ortorombik). Proses ini biasanya bersamaan dengan proses

rekristalisasi.

-          Rekristalisasi merupakan poses yang sering dikacaukan denga pengertian proses penggantian

(replacement) dan inverse. Tetapi pada pengerian yang lebih sempit, rekritalisasi merupaka

proses perubahan ukuran dan bentuk Kristal mineral  tanpa perubahan yang berarti pada

komposisi kimianya. Oleh sebab itu akibat rekristalisasi, tekstur dan struktur awal mineral

mengalami perubahan total. Proses rekristaliasi dapat terjadi pada semua batuan sedimen, tetapi

proses ini sangat umum pada bauan sedimen nonklastik terutama batuan karbonat

-          Proses pelarutan merupakan proses diagenesis yang penting yang menyebabkan

meningkatnya porositas dan penipisan lapisan batuan sedimen terutama pada batuan yang mudah

larut seperti batuan karbonat dan evaporit. Proses ini dikontrol oleh pH, Eh, temperature, tekanan

parsial CO2, komposisi kimia dan ion strength. Proses pelarutan juga dikontrol oleh porositas dan

permiabilitas awal, mineralogy dan ukuran butir sedimen.. Material yang paling mudah larut

dalam batupasir adalah semen kalsit, sehingga efek utama dari proses pelarutan adalah

penghilangan semen. Proses ini diesbut disementasi. Mineral metastabil pada batupasir seperti

feldspar, fragmen batuan dan mineral berat, dapat juga mengalami pelarutan.

Diagenesis biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Eogenesis, proses awal diagenesis yang terdapat di antara endapan dan timbunan, atau dekat

permukaan,

2. Mesogenesis, tahap tengah dari proses diagenesis yang terjadi setelah penimbunan,

3. Telogenesis, tahap akhir dari proses diagenesis.

Akibat Dari Proses Diagenesis

            Proses diagenesis menyebabkan terjadinya variasi tekstur, komposisi mineral, sifat fisika,

dan sifat kimia, batuan sedimen. Perubahan utama akibat proses diagenesis dapat dikelompokkan

menjadi sifat fisiknya, perubahan komposisi mineral, dan perubahan sifat kimia batuan sedimen.

a.       Perubahan sifat fisik terjadi selama proses digenesis seperti perubahan pada tekstur. Proses

diagenesis yang menyebabkan perubahan tekstur antara lain bioturbation, kompaksi, sementasi,

dan pelarutan.

b.      Perubahan komposisi mineral yang terjadi selama proses diagenesis dihasilkan dari proses

sementasi, auogenik, replacement, inversion, dan solution. Tergantung dari prosesnya, mineral

penyusun sedimen akan hilang atau terbentuknya mineral yang baru. Meskipun demikian

perubahan mineralogy akibat proses diagenesis tidak selalu dapat dikenalii dengan mudah.

Hanya semen pada batuan sedimen yang mudah dikenali karena mengisi pori antar butiran.

c.       Perubahan komposisi kimia dalam sedimen dapat mengalami penambahan atau hanya

perubahan yang terjadi pada komponen penyusun sedimen itu sendiri. Seperti misalnya kalsium

dan silica bertambah karena proses sementasi selama diagenesis ataukah penembahan ini

disebabkan karena terjadinya pelarutaan mineral karbonat atau silikat penyusun sedimen itu

sendiri. Oleh sebab itu sangat sulit menghitung jumlah perubahan komposisi sedimen karena dari

awal tidak diketahui dengan pasti komposisi awal sedimen tersebut.http://acis-geo04.blogspot.com/2011/04/diagenesis.html

RINGKASANKarbonat sangat rentan terhadap mineralogi dan tekstur, sementasi perubahan danpembubaran. Perubahan ini dapat terjadi setiap saat dari depostion awal untukpenguburan dalam. Sebagian besar perubahan diagenesa mempengaruhi porositasdan dengan demikian harus dipertimbangkan dalam eksplorasi karbonat.

Diagenesis Karbonat dimulai pada deposisi dan terus selama pemakaman danpengangkatan (gambar kiri). Ketika karbonat dibawa ke dalam kontak dengan air dari berbagai komposisi kimia, mereka memiliki kerentanan besar untuk mineralogi dantekstur, sementasi perubahan dan pembubaran. Dengan demikian, diagenesis adalahterbesar dekat permukaan sedimen dangkal dan selama pemakaman, di manasebagian besar variasi dalam komposisi mineralogic dari karbonat dan air tanah terjadi(gambar di bawah). Sebagai karbonat dimakamkan lebih mendalam, mereka umumnyadalam keseimbangan 

dengan air bawah permukaan yang berdekatan; bagaimanapun,perubahan diagenesis signifikan dapat terjadi.

Pemahaman kami tentang diagenesis bawah permukaan dalam adalah tidak lengkap,tetapi kita tahu pendolomitan itu, mengisi pori-sementasi dan solusi tekanan terjadipada kedalaman dan mungkin sangat penting. Selama mengangkat, sementasi retak,tambahan dan pencucian dapat terjadi. (ilustrasi Lebih dari diagenesis karbonat dapatdicapai pada galllery dari Karbonat diagenesis yang dapat dicapai dengan mengklikpada teks yang disorot).

Bentuk dan geokimia kristal semen dan zona penting untuk interpretasi mereka dalam bentuk deposito kuno, karena mineral telah berubah dan mungkin dalam keseimbangandengan cairan bawah permukaan sekarang. Misalnya, dalam aragonit perairan laut danserat magnesium kalsit bentuk, bilah dan micrite yang dapat dikenal meskipunpenggantian kemudian oleh kalsit. Air segar dan air asin umumnya endapan bawah permukaan dalam semen kalsit sebagai berukuran lanau atau kristal berbentuk belah ketupat yang lebih besar atau micrite. Perairan laut dengan salinitas tinggi atau airtawar dengan magnesium tinggi untuk kalsit rasio dapat membentuk Dolomites.

Semen Karbonat mengandung elemen. Mereka yang menarik langsung kepada paraahli geologi karbonat strontium, mangan dan besi karena mereka memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menafsirkan asal semen. Strontium penggantikalsium dalam kisi aragonit, sedangkan bila air di kontak dengan semen adalahmengurangi, mangan dan besi untuk pengganti kalsium dalam kisi kalsit. Mangan danbesi sangat penting karena mereka terjadi pada batu gamping kuno dan Dolomites.Trace elemen komposisi karbonat dipelajari melalui pewarnaan lembaran batu ataubagian tipis, analisis kimia, cathodoluminescence, dan EDAX atau microprobe (lihatScholle, 1978, p. 225-233 untuk penjelasan sederhana dari teknik ini). Komposisiisotop stabil karbonat dapat digunakan, seperti elemen, untuk mengungkap sejarahdiagenesis karbonat. Misalnya, dua isotop yang paling umum oksigen, 180 dan 160,memiliki rasio komposisi yang berbeda tergantung pada lingkungan diagenesa.Pemantik 160 lebih sering terjadi pada semen endapan dari air segar dan / atauperairan bawah permukaan dengan suhu tinggi dan langka di semen yang berhubungandengan perairan laut. Demikian pula isotop umum dari karbon, 13C dan 12C,menunjukkan banyak hubungan yang sama.Lighter karbon dikaitkan dengan air bersih dan penguburan yang lebih dalam.Beberapa karbon cahaya mungkin berasal dari karbon organik yang terkait denganmigrasi hidrokarbon. Dalam kasus di mana oksigen dan isotop karbon telah secara sistematis dianalisa melalui semen, mereka meringankan dari dasar kristal untukmargin nya.

Lingkungan dan waktu diagenesis ditafsirkan oleh petrografi dan geokimia kristalsemen bersama dengan distribusi mereka dalam rock (gambar kiri). Sebagai contoh,kerak semen bentuk di kedua lingkungan muka air laut dan air tawar. Para kerak lautbiasanya pinggiran isopachous dari serat aragonit atau pisau magnesium kalsit.Sayangnya yang terakhir mungkin bingung dengan pinggiran pisau kalsit yang terbentukdi perairan tawar. Kerak tidak teratur dikaitkan dengan permeabilitas yang buruk atautingkat rendah presipitasi kalsium karbonat, dan kerak isopachous berhubungandengan nilai permeabilitas yang baik. Semen diendapkan dari air segar di zona vadosebiasanya memiliki distribusi yang merata, mencerminkan terjadinya baik udara dan airdalam ruang pori. Di mana pori-pori yang tidak lengkap diisi, semen yang terjadi hanyapada kontak antara butir dan kristal telah melengkung meniskus wajah. Akhir-tahap,kristal penguburan dalam semen juga unik. Mereka umumnya adalah kristal besarmengisi lebih dari satu pori interparticle. Mereka bisa bingung dengan overgrowthsepitaxial awal terbentuk pada pelat echinodermata dalam sebuah batu yang berisipuing-puing echinodermata.

The diagenesis karbonat dapat terjadi di banyak rangkaian: lingkungan laut selamapengendapan sedimen, dekat permukaan sedimen di mana air tawar menembussedimen, atau dalam air asin dari bawah permukaan yang lebih dalam (gambar di atas). Pengaturan diagenesa dapat cukup ditafsirkan dengan studi rinci. Dengan caraini evolusi porositas dari urutan karbonat dapat terurai untuk lebih akurat memprediksitren porositas reservoar.

Marine semen bentuk dalam spektrum yang luas dari lingkungan, membentang dari laut dalam ke pantai (gambar kiri). Semen laut Deep, umumnya mammilated atauisopachous lapisan kalsit magnesium dan aragonit, menghasilkan hardgrounds dimanaada pergerakan arus yang baik bawah. Sisi-sisi platform karbonat dan margin saluranbawah laut dan ngarai yang situs tersebut. Lain laut sementasi juga dapat terjadi didaerah sedimentasi diabaikan dan mungkin terkait dengan volkanik atau dengansalinitas meningkat pada cekungan tertutup.

Sementasi adalah umum di perairan dangkal dimana margin karang adalah salah satucontoh yang lebih baik-didokumentasikan (di atas gambar). Boundstones Reefumumnya ketat, sehingga pembubaran oleh air segar atau rekah adalah proses penting dalam menciptakan porositas reservoir berkualitas. Reef sementasi kalsit biasanyaterjadi magnesian sebagai berbilah atau pellet micritic atau semen aragonit berserat.Kain semen dikendalikan oleh akses ke air yang bersirkulasi. Void denganpermeabilitas yang lebih besar mungkin akan diisi oleh semen isopachous atau equantsedangkan void terbatas lebih menu

njukkan kristal berserat tidak teratur. Zonasementasi aktif dalam terumbu tampaknya hanya terbatas pada beberapa kaki luar, di mana sirkulasi air yang dipompa melalui terumbu karang berada pada terbesarnya.Bukti ini lokalisasi sementasi telah diakui di terumbu dari Belize, yang hanya disemenmargin menuju ke laut mereka.

atol Eniwetok (gambar kiri) memberikan contoh yang baik untuk mengubah pola sementasi melalui waktu. The semen awal di puing-puing karang magnesium kalsit dan semen aragonit laut. Para semen laut diikuti dengan semen kalsit air tawar yang pada gilirannya dapat memiliki sedimen laut bertengger di atasnya. Urutan semen merupakan respon ke perairan yang berbeda yang datang ke dalam kontak dengan sedimen selama penurunan permukaan laut dan reflooding.

sementasi Syndepositional sedimen karbonat juga terjadi pada platform dangkal atau rak segera balik istirahat di lereng. Sementasi terjadi selama pembentukan oolites, grapestones, dan pelet mengeras. Misalnya, oolites yang terjadi di zona energi tinggi yang dibentuk oleh pengendapan karbonat kalsium sekitar inti. Grapestones, ditemukan pada lee dari beting oolite dalam pengaturan air lebih tenang, dibentuk oleh pengendapan semen karbonat pada titik kontak antara butir pasir berukuran dan disagregasi parsial kerak disemen oleh badai. Bukti lebih lanjut dari sementasi adalah pengerasan pelet di seabottoms rak terbuka, sedangkan di bawah angin air dilindungi dari zona pelet mengeras di Great Bahama Bank, pelet lumpur kapur tetap uncemented.

Submarine disemen kerak yang umum untuk pengaturan platform terbentuk selama pengendapan. Di Teluk Arab, sementasi luas dalam kerak menyebabkan kerak untuk memperluas dan menimpa dirinya sendiri membentuk pegunungan kompresi atau tepees kapal selam (gambar di atas). tandai ini margin megapolygons ekspansi piring seperti yang terbentuk selama sementasi dan perluasan dari permukaan laut. kerak Submarine atau hardgrounds bisa dikenali dalam catatan batu oleh kehadiran berbagai generasi borings yang memotong melalui kedua sedimen dan semen.

Marjinal Marine Setting

Sementasi di daerah dekat pantai adalah sebagai variabel sebagai air tanah dari daerah-daerah tersebut (gambar kiri). Permukaan dan bawah permukaan yang membentuk kerak di shoreface dari pantai dan dalam sedimen dangkal segera lepas pantai laut di sebagian besar asal tetapi mungkin memiliki mencetak di air tawar.Lapisan mengeras di shoreface pantai diistilahkan beachrock. Kerak pada rataan supra-pasang surut secara umum menunjukkan bukti pengeringan dan ekspansi.Pegunungan, sebagian dibentuk oleh sementasi sedimen mengisi retak andexpansion pengeringan, garis piring poligonal dengan pusat tertekan (gambar di bawah). Struktur ini tepee peritidal mirip dalam tampilannya tepees laut. Mereka dapat dibedakan berdasarkan jenis semen dan sedimen yang terkait. Travertines, pisolites, boxwork

struktur dan tanah cakrawala yang umumnya terkait dengan tepees pertidal.

Dalam flat supratidal daerah kering, perubahan mineralogi penting biasanya terjadi.

sedimen aragonit menjadi dolomitized dan evaporites yang emplaced dalam karbonat (gambar kiri). Darat, gipsum diikuti oleh anhidrit dan garam karang dapat diendapkan.gypsum ini dapat membentuk kristal laths individu displacive atau lapisan bubur, sedangkan anhidrit terjadi pada lapisan berkerut atau sebagai nodul. Dimana bentuk sulfat dalam berdiri badan air, mereka membentuk lapisan horizontal yang paralel interface sedimen-air. Terjadinya evaporites pada akhir updip dari rak karbonat atau platform ini penting karena sering evaporites membentuk segel updip untuk waduk dikembangkan di rak dolomitized karbonat.

Asosiasi dolomit dan kuno deposito rata pasang surut adalah umum. Mekanisme yang tepat untuk pengayaan magnesium dan pendolomitan selanjutnya tidak diketahui, tetapi beberapa teori telah diajukan (gambar kiri). Pencampuran air tawar dengan perairan laut yang dicuci ke flat pasang dan menguap adalah mekanisme kemungkinan besar di lingkungan flat pasang surut. Namun terbentuk, dolomit memiliki potensi untuk menciptakan kualitas reservoir porositas dan permeabilitas di batugamping awalnya ketat (gambar di bawah). porositas intercrystalline di Dolomites bertanggung jawab untuk waduk Paleozoic banyak, contoh yang baik menjadi Mississippian Little Pisau karbonat lapangan.

Pengaturan Air Tawar

Sebagai karbonat laut datang ke dalam kontak dengan air tawar, diagenesis signifikan terjadi. Pembentukan porositas sekunder oleh pembubaran adalah proses yang paling penting dalam pengembangan waduk. Selama pengendapan air tawar dapat berinteraksi dengan sedimen laut di zona supratidal dan kadang-kadang di zona pasang surut. Jika bantuan atau ukuran daerah resapan air tawar cukup besar, sebuah lensa air tawar dapat memperpanjang baik di luar daratan ke sedimen laut. diagenesis Maksimum berhubungan dengan air segar terjadi pada antarmuka batu-udara dan di zona pencampuran antara air tawar dan air laut atau air tawar dan air asin (gambar di bawah).

Semen termasuk kalsit dan mungkin dolomit. Kalsit diendapkan dalam zona aerasi di atas meja air, yaitu., Zona vadose, adalah gumpal dan kalsit berserat-jarum. Di mana pori-pori yang tidak lengkap diisi, semen terbatas pada titik kontak antara butir atau ke sisi bawah butir. Hal ini asimetri dalam semen tidak terjadi di bawah air interface-air. Di bawah tabel air, semen kalsit umumnya bentuk pinggiran berbilah untuk kristal equant yang sepenuhnya mengelilingi butir.

The diagenesis yang terkait dengan air tawar meliputi inversi dari aragonit untuk kalsit, hilangnya magnesium dari magnesium kalsit dan pendolomitan (gambar kiri). Aragonit dan magnesium kalsit, baik mineral umum untuk lingkungan laut, yang tidak stabil di perairan magnesium-kekurangan terlepas dari apakah air yang segar, payau atau asin.Mineral ini berubah menjadi kalsit oleh pencucian dan reprecipitation. Dalam beberapa kasus, kain mineral asli benar-benar diawetkan dan orang lain mereka benar-benar hancur. The aragonit untuk kalsit transformasi dapat menyebabkan penyumbatan parsial dari porositas ada dengan pengendapan semen kalsit. Dalam karbonat yang erat disemen sumber semen selain transformasi aragonit untuk kalsit diperlukan.Kemungkinan besar, karbonat tambahan berasal dari pelapukan dan pembubaran karbonat yang berdekatan.

Setting Bawah Permukaan

Semen terbentuk di bawah permukaan air asin umumnya equant kaya besi kalsit spar dengan kristal yang memiliki wajah datar. Jika magnesium untuk rasio kalsium tinggi, khususnya di zona pencampuran air asin dengan komposisi yang berbeda, pendolomitan lokal mungkin penting. Meskipun alam penguburan dalam diagenesa yang tidak juga dipahami sebagai kondisi dekat-permukaan, jelas bahwa tekanan solusi pemadatan, sementasi, dan pendolomitan mungkin terjadi. fluida bawah permukaan yang bertanggung jawab diagenesis bisa berasal dari berbagai sumber (gambar di atas), tetapi mungkin adalah sumber down-dip basinal serpih dan karbonat halus yang mengeluarkan cairan seperti yang dipadatkan selama penguburan.

Pemadatan di karbonat dapat menyebabkan restrukturisasi signifikan dalam batu.Dalam batuan biji-bijian yang kaya, mungkin butir diratakan, rusak atau dilarutkan pada kontak antara butir (gambar kanan). Pra-pemakaman semen mungkin juga terpengaruh, mengakibatkan perubahan pola porositas dan permeabilitas di batu. Stylolites dan fitur tekanan lainnya solusi umumnya terbentuk selama penguburan atau stres tektonik mudstones dan wackestones. Pembentukan fitur tersebut sangat penting karena pola permeabilitas vertikal diciptakan dan cairan pori yang mengungsi.

POROSITAS

Karena spektrum-luas diagenesis yang mempengaruhi batuan karbonat, porositas akhir di karbonat mungkin atau mungkin tidak terkait dengan lingkungan pengendapan.Tidak seperti satuan batuan lainnya, porositas utama asli di karbonat mungkin benar-benar hancur selama diagenesis dan porositas sekunder yang signifikan baru dapat dibuat. Jenis porositas yang dihadapi cukup beragam (gambar di bawah). Interparticle, intraparticle, pertumbuhan-kerangka kerja, tempat tinggal dan porositas fenestral adalah porositas pengendapan. Porositas terbentuk selama diagenesis mungkin moldic, saluran, antar-kristal, fraktur atau rongga porositas. (Ilustrasi Lebih dari porositas dapat dicapai pada galllery dari Karbonat porositas yang dapat dicapai

dengan mengklik pada teks yang disorot).

porositas Pengendapan merupakan fungsi dari tekstur batuan, sortasi biji-bijian dan bentuk. Sortasi dan bentuk pada gilirannya berkaitan dengan agitasi bawah di lokasi pengendapan. Dimana arus dan gelombang sangat aktif, lumpur kapur karbonat menanam dari pasir. Sebaliknya, lumpur kapur cenderung untuk mengumpulkan di lingkungan gelisah kurang atau dimana terperangkap oleh organisme, dan setelah porositas sedimen dewaters sedikit atau tidak ada dipertahankan. Banyak dari reservoir yang lebih besar di dunia karbonat memiliki porositas yang sebagian besar berasal dari pengendapan. Contohnya termasuk batugamping Jurassic Smackover di Arkansas dan Louisiana selatan utara, Sligo rendah Kapur batugamping Black Danau di Louisiana, yang LeDuc Devon batugamping di Redwater di Alberta dan Mississippian Madison batugamping di North Dakota dan Saskatchewan.

Hubungan antara porositas dan diagenesis kompleks dan variabel. Proses diagenesa utama yang mempengaruhi porositas adalah pembubaran, sementasi dan pendolomitan. Setiap proses membutuhkan host rock permeabel dan mekanisme untuk flush perairan kimia aktif melalui batu. Gerakan air dikendalikan oleh kepala regional hidrostatik, struktur dan kain rock. Pembubaran menciptakan dan meningkatkan porositas. Umumnya, bagaimanapun, pembubaran butiran karbonat disertai oleh sementasi kalsit dalam pori-pori primer yang berdekatan. Produk akhir dalam kasus seperti disemen erat pasir karbonat dengan porositas moldic berkembang dengan baik dan terkait permeabilitas rendah. Sementasi merupakan proses diagenesis yang sangat penting karena mengurangi porositas. Tingkat sementasi bervariasi dari lapisan semen tipis di sekitar biji-bijian yang sebagian mengisi pori-pori dan mengubah pola permeabilitas untuk kalsit perdebatan yang benar-benar mengisi pori-pori.

Pendolomitan dapat mengurangi, mendistribusikan, melestarikan atau membuat porositas. Dalam beberapa reservoir karbonat, seperti dalam batugamping Jurassic Arab lapangan Ghawar di Arab Saudi, penggantian kristal dolomit memperpanjang ke pori-pori yang berdekatan sehingga mengurangi porositas primer. Dalam waduk banyak dolomitized seperti Jurassic Smackover Pembentukan Alabama dan terumbu LeDuc karbonat di Alberta, porositas dan permeabilitas yang didistribusikan selama pendolomitan dan pencucian terkait. Awal pendolomitan dapat mempertahankan porositas dengan menciptakan sebuah kerangka kerja yang kaku yang menghambat pemadatan. Dalam kasus lain masih pendolomitan dalam lumpur kapur dapat meningkatkan porositas, karena Dolomites lebih padat dan akibatnya mengambil volume kurang dari kalsit asli. Porositas yang dibentuk selama pendolomitan umum di Canyon Misi dan Sungai Merah Formasi dari Cekungan Williston.

Porositas Pelestarian

Keberadaan waduk karbonat dengan porositas primer diawetkan sering menunjukkan sementasi lengkap di lingkungan dekat-permukaan.

Mungkin penguburan itu cepat dan karbonat hanya mengalami diagenesis singkat di lingkungan dekat-permukaan (gambar kiri). Kemungkinan lain adalah bahwa evaporites, serpih, tempat tidur merah atau micrites padat membentuk impermeableseal pelindung atas karbonat berpori dan mencegah penggelontoran air tawar. Dekat-permukaan yang sama air yang bertanggung jawab untuk sementasi dari sekuen karbonat juga dapat menghasilkan porositas sekunder selama pembubaran.Jika keseimbangan yang tepat adalah bertemu di permukaan dekat antara curah hujan dan pembubaran, merupakan batuan reservoir yang menarik dengan porositas baik dan permeabilitas yang terkait dapat membentuk.

Deep pemakaman proses seperti sementasi dan biji-bijian untuk kesalingrasukan butir oleh pemadatan fisik atau solusi tekanan mungkin sangat penting dalam pengurangan porositas. Dengan demikian, porositas karbonat diawetkan melalui penguburan dangkal mungkin atau mungkin tidak dapat dipertahankan di bawah permukaan yang lebih